PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
ASRAMA HAJI DI INDONESIA
Kata Pengantar
Puji dan syu kur kita panjatkan keh adirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya , m aka upaya peningkatan kesehatan jemaah haji dapat dilaksanakan secara terus menerus sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Kebijakan dan pelaksanaan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional danh menjadi tanggung jawab Pemerintah (Bab IV, pasal 8 ayat 1), dimana Pembinaan d an Pelayanan Kesehatan lbadah Haji , dilakukan oleh menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggungj awabnya dibidang kesehatan.
Perjalanan ibadah haji meupakan kegiatan pada kondisi matra yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji, termasuk pengaruh kondisi asrama haji
keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Pengaruh asrama haji, terdiri dari pengaruh fisik bangunan, cuaca dan pengaturan kegiatan, ketersediaan makanan yang aman dan sehat serta pengaruh dari hadimya banyak jemaah haj i dari berbagai tempat seca ra bersamaan.
Buku ini b erisi pedoman teknis Penyelengaraan Kesehatan Lin gkungan Asrama Hajj di Indonesia yang mencakup program kegiatan, standar kesehatan lingkungan serta ac uan penilaian kesehatan lingkungan. Kami sangat berharap, pedoman teknis ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas asrama haji embarkasi di Indonesia.
Sambutan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya upaya peningkatan pelayanan terhadap jemaah haji secara terus menerus dapat dilaksanakan sehingga amanah undang-undang Nomor 13 T ahun 2008 untuk melaksanakan pembinaan pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji dapat terwujud.
Pedoman Inl diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan Penyelenggaran Kesehatan Lingkungan Asrama Haji di Indonesia sehingga pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur dan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya .
Kepada semua anggota tim dan berbagai pihak yang telah berkonstribusi daJam penyusunan pedornan ini, disarnpaikan terirna kasih atas dedikasinya. Semoga pedornan ini dapat berrnanfaat dalarn melaksanakan tugas Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Asrarna Haji di Indonesia.
DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
Slamet Riyanto
NIP. 195207231978011001
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai amanah UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaran Haji Indonesia yang merupakan tugas nasional dan dilaksanakan oleh pemerintah secara inter departemental. Departemen Kesehatan merupakan salah satu departemen terkait dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah haji Indonesia. Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, di perjalanan pergi/pulang, selama di Arab Saudi dan 14 (empat belas) hari setelah kembali ke tanah air.
Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
Pengamanan dan pelayanan penyelenggaraan kesehatan kepada jemaah haji yang menunaikan ibadah haji perlu terus ditingkatkan. Hal ini mengingat jemaah haji Indonesia semakin kritis terhadap hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan yang baik, termasuk pelayanan kesehatan haji . Di samping itu, tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah, salah satunya meningkatnya jurnlah jemaah haj i.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia menyebutkan bahwa Pemeriksaan dan Penilaian Pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan, jasaboga (asrama dan pesawat) dan membuat rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang perbaikan asrama haji, sarana sanitasi yang aman dan nyaman, perbaikan jasaboga dilaksanakan 3 (tiga) bulan sebelum operasional haji. Setelah itu dilaksanakan pemeriksaan kedua, dimaksudkan untuk memantau perbaikan kesehatan lingkungan dan kesiapan asrama serta pemeriksaan kesehatan penjamah makanan, dilakukan 1 (satu) minggu sebelum operasional haji. Pada saat operasional haji (1 hari sebelum kepulangan) dengan kegiatan untuk memantau kegiatan sanitasi asrama, katering haji dan katering pesawat, dan pembinaan kepada pengelola dan penjamah makanan.
B. Pengertian
2. Standar Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau scsuatu yang dib akukan , tennasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman , perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
3. Asrama haji, tennasuk asrama haji transito dan asrama haji antara, adalah temp at penampungan sementara jemaah haji sebelum keberangkatan dan sebelum kembali ke daerah asal sepulangnya dari Arab Saudi
4. Kesehatan Lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan lingkungan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
5. Petugas adalah petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan, penilaian, pemantauan dan pernbinaan kesehatan lingkungan asrama haji dari unsur Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, KKP, BIBTKL PPM dan Pusat.
6. Penilaian asrama haji adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perneri ksaan dan analisa penyeienggaraan higicne dan sanitasi asrama haji sesuai stanoar
7. Pengelola asrama haji adalah Badan Pengelola Asrama Haji (BP AH)
8. Jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atau dasar pesanan
9. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian
10. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah fasilitas yang digunakan untuk penanganan makanan jajanan balk menetap maupun berpindah-pindah
11. Vektor adalah seranggalbinatang pengganggu yang dapat rnenularkan penyakit baik secara mekanik (Ialat, kecoak) atau biologik (nyamuk Anopheles, Aedes, dll).
12. Seranggalbinatang pengganggu adalah serangga / binatang yang dapat menimbulkan gangguan kenyamanan / kesehatan manusia (nyarnuk, lalat, kecoak, tikus, d ll).
13. Pengendalian vektor adalah Kegiatan atau upaya mencegah / menekan / menurunkan atau mengurangi kepadatan populasi vektor baik secara non kimia (fisik, lingkungan, biologi) atau kimia (dengan menggunakan pestisidalinsektisida) yang membuat vektor sulit dalam perkembangan hidupnya sehingga mati .
14. Tempat perkembangbiakan vektor adalah hngkungan atau habitat dimana merupakan tempat hidup dan berkembang biaknya vektor.
16. Surveilans Faktor Resiko Lingkungan adalah pemgamatan yang berbasis pada faktor risiko penyakit akibat lingkungan.
17. Limbah adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan
18. Limbah Medis adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang berasal dari kegiatan medis.
19. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan at au proses alam yang berbentuk padat.
20. Air Iimbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran, pemiagaan, apartemen dan asrama
II. TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
TerwlJj1.'dnya asrama haji ya!1g bersih, arr!an. ョケ。セ。ョ@ dan sehat.
2. Tujuan Khusus :
a. Terwujudnya infra struktur asrama haji yang memenuhi persyaratan kesehatan .
b. Terselenggaranya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. c. Tersedianya petugas penyelenggara kesehatan lingkungan asrama haji yang
profesional
d. Tenvujudnya perilaku jemaah haji, petugas serta pengelola untuk hid up bersih dan sehat.
B. Manfaat
1. Petugas:
a. Meningkatkan pegetahuan dan keterampilan petugas dalam penyelenggaran kesehatan lingkungan asrama haji
b. Meningkatkan tanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan
2. Pengelola asrama haji :
a. Meningkatkan hubungan kerjasama an tara pengelola dengan petugas lainnya. b. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan asrama haji
3. Pengelola Jasa Boga :
4. Penjamah Makanan :
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengolahan makanan yang sehat , aman dan berkualitas
5. Pemerintah daerah :
a. Meningkatkan akses efektif untuk perlindungan kesehatan pada jemaah haji. b. Meningkatkan Pendapatan Aanggaran Daerah (PAD)
III. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji dilakukan seca ra terpadu antar lintas program dan sektor serta mitra.
2. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji diarahkan untuk peningkatan kualitas kesehatan lingkungan agar memenuhi persyaratan kesehatan.
3. Penyelenggaraan asrama haj i sepenuhnya dibiayai dan dil aksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah.
B. Strategi
I . Meningkatkan kualitas dan kecukupan sarana dan prasarana ..
2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam rangka penyelenggaraan kesehatan lingkungan .
3. Meningkatkan surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit dalam rangka Sistim Kewaspadaan dini.
4. Meningkatkan keIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah serta mitra dalam kegiatan kesehatan hngkungan.
IV. PENYELENGGARAN KES EHATAN LINGKUNGAN
A. Pengorganisasian
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji melibatkan lintas program dan sektor serta mitra yang saling mendukung sesuai dengan peran dan fungsinya , yang terdiri dari :
1. Pusat ( Depkes, Depag, UPT IKKPIBIBTKL PPM)
2. Provinsi (Pemda, Dinkes, Kanwil Depag, Penyedia Air Minum, PU ) 3. Kabupaten I Kota (Pemda : Dinkes, Penyedia Air Minum, PU)
B. Langkah-Iangkah Penyelenggaraan
1. Advokasi dan Sosialisasi
a. Untuk memperoleh dukungan dari pengambil keputusan dalam penyelenggaraan kesehat an lingkungan.
b. Dilaksanakan sebagai langkah awal bagi semua pihak yang terkait dalam pengembangan kesehatan lingkungan yang dilakukan secara terns menerus untuk memperoleh pahamanan yang sarna.
c. KeIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah, dalam kegiatan kesehatan lingkungan asrama haj i.
6. Peningkatkan sarana / prasarana asrama haji .
Pengembangan infrastruktur, perbaikan operasional, rehabilitasi sarana dan prasarana.
7. Upaya kesehatan lingkungan
a. Melakukan pemeriksaan, penilaian, pemantauan dan pembinaan. b. Melakukan pemberdayaan masyarakat di lingkungan asrama haji untuk
berperilaku hidup bersih, dan sehat.
c. Melakukan kajian tekn ologi tepat guna kesehatan lingkungan. 8. Pen gelolaan Sumber Daya Manusia
Melakukan pelatihan secara beIjenjang bagi petugas penyelenggara. 9. Surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit.
b. Melakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis dan desiminasi informasi secara terus menerus dalam rangka kewaspadaan din i untuk mencegah terjadinya KLB penyakit.
c. Melakukan investigasi KLB penyakit
C. Mekanisme Pelaporan
V. Penutup
Lamp iran
I. KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJI
A. Bangunan
1. Lokasi asrama haji harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, di antaranya bebas dari pencemaran fisik, biologi, dan kimia.
2. Lingkungan dan bangunan asrama harus bersih sehingga tidak berpotensi sebagai temp at bersarang dan berkembang biaknya kuman, jamur patogen , serangga penular penyakit, tennasuk jentik nyamuk, dan binatang pengerat
3. Pembagian ruang asrama harus ditata dan dipergunakan sesuai fungsinya 4. Konstruksi
a . Bangunan asrama harus kuat, utuh, dan tidak menimbulkan kecelakaan
b. Dinding
Terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersih.k2!1, dip-ding )'2ng kontak dengan air harus kedap air.
c. Lantai
Terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, m udah dibersihkan, lantai yan g kontak dengan air memiliki kemiringan 3% ke arah saluran pembuangan air limbah (SPAL).
d . Ventilasi
Luas ventilasi 15% dari luas lantai, ketinggian m inimal 2,10 meter dari lantai . Bila pergantian udara k urang lancar dilengkapi dengan penghawaan mekanis.
e. Atap
Kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan vektor, tidak teIjadi genangan
f. Langit-langit
Kuat, berwama terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,7 meter dari lantai.
g. Pintu dan jendela
3) Ventilasi diberi kawat kasa
4) Terdapat exhaustfan untuk membuang udara kotor
5) Dinding terbuat dari porselen atau keramik minimal 2 m dan lantai
6) Ukuran bidang kerja didapur memiliki tinggi 90 em dan jangkauan depan 75 em.
7) Tinggi tempat peralatan ::: 150 em
8) Asap dapur disanng dengan sanngan lemak (grease/ilter) yang dilengkapi dengan hood (penangkap lemak)
9) Pintu luar minimal lebar 100 em, dibuat membuka keluar (olltway), ukuran pintu antar mang minimal 80 em dan membuka ke dua arah (two ways)
10) Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlane ar lintasan barang
11) Semua pintu penghubung dapur dibuat tembus udara dilengkapi kasa penahan serangga dan tikus ( insect and rodent proof)
12) Jarak daun pintu ke lantai < 5 mm
13) Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (We) harus melalui ruang antara (outdoor breakable)
14) Ruang dapur terdin dan
a) Tempat peneueian peralatan dan bahan pangan b) Tempat penyimpanan bahan pangan
c) Tempat pengolahan
d) Tempat penyimpanan makanan matang
e) Tersedia meja peraeikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan dingin, rak-rak peralatan, bak-bak peneueian yang berfungsi dan terpelihara dengan baik
f) Tersedia wastafel dengan sabun dan air yang mengalir dengan jumlah yang disesuaihn
b. Ruang makan
1) Setiap kursi tersedia ruangan minimal 0,85m2
2) Pintu yang berhubungan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar.
4) Tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban/Wc, peturasanlUrinoir, kamar mandi
5) Bebas dan serangga tikus dan serangga lainya.
6) Tersedia wastafel dengan jumlah yang disesuaikan, tersedia sabun dcngan air yang mengalir.
C. Kamar tidur
1) Dinding pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus dilengkapi tirai
2) Perbandingan jumlah temp at tidur (TT) single (untuk satu orang) degan iuas lantai kamar tidur sebagai berikut:
lumlah Tempat Tidur Luas. lantai Min (M L)
1 4,5
2
-
j8
-1L
4 16
5 20
Selanjutnya setiap penambahan 1 TT luas lantai harus ditambah 5 M2 d. Ruang Istirahat karyawan:
1) ruang istirahat karyawan perempuan harus terpisah dengan runag karyawan laki-Iaki
2) Tersedia lemari/loker yang aman unutk penyimpanan pakaian karyawan sesuai kebutuhan karyawan
e. Tempat pelayanan kesehatan I Poliklnik
Kegiatan di tempat pelayanan kesehatan di asrama haji mcrupakan salah satu aktivitas dalam penyelenggaraan haji, terkait dengan masalah kesehatan jemaah selama berada di asrama haji.
Hal yang harus diperhatikan terkait dengan sanitasi Poliklinik adalah :
1) Tersedianya ruang periksa dan ruang obat yang dilengkapi dengan meja kursi dan lemari.
2) Tersedianya ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi tunggu
4) ketersediaan tempat penampungan limbah medis tajam (safety box), bekas infus, kapaslkassa/tissu dan lain-lain.
5) Ketersediaan tempat sampah organik, anorganik dan spesifik 6) Tempat cuei tangan yang dilengkapi sabun dan air yang mengalir. 7) Kebersihan mangan ter:jaga
8) lumlah tempat tidur pasien disesuaikan dengan kapasitas asrama 9) Tempat tidur pasien laki-laki dan perempuan terpisah
10) Lingkungan sekitar poliklnik, diberi pagar, tidak beeek dan tidak ada genangan air serta tidak berdebu.
II ) Bila perlu bangunan poliklinik dipermanenkan.
f. Tempat pertemuan I aula I) Konstruksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan 2) Ruangan
Mengikuti Persyaratan Umum Ruangan 3) Fasilitas
Hams tersedia kamar mandi/WC yang disesuaikan dengan kapasitas aula (mengikuti persyaratan jumlah kamar mandi/ WC) dan tempat sampah 4) Peneahayaan
Dimangan aula hams tersedia sarana peneahayaan dengan intensitas peneahayaan sesuai dengan fungsi dan luas mangan aula
g. Mesjid
I) Konstmksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan 2) Fasititas
a) Harus tersedia temp at wudhu, kamar mandi /WC dan temp at sampah • Tempat wudhu menggunakan sumber air yang bersih (air PDAM,
air mata air, air sumurgali ,lsumur bor). Bila digunakan tandon air minimal 1000 liter.
• Tempat wudhu menggunakan kran, dan tinggi kran dari permukaan lantai minimal 70 em, air bekas wudhu tidak terpeeik tidak kembali ke tubuh orang berwudhu.
• Kemiringan lantai tempat wudhu minimal 3 %, agar air bekas wudhu tidak tergenang, sehingga tida ada najis yang tertiggal dilantai
• kamar mandi/kakus hams terpisah dari tempat wudhu , sehingga orang masih dapat menggunakan alas kaki. Tersedia air bcrsih dalam baklember dan sabun untuk meneuei tangan .
sehingga air dapat mengalir dengan lancar ke sa luran pembuangan.
• Kakus menggunakan kakus model leher angsa b) Lingkungan
Lingkungan sekitar mesjid bersih, diberi pagar, tidak becek dan tidak ada genangan air serta tidak berdebu
h. Toilet dan Kamar Mandi Syarat fisik
I) Toilet
lamban daTi leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman dan untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tandaltu lisan bahwa harus mencuci tan gan dengan sabun sesudah menggunakan j amban .
Rasia jamban-orang 1: 10 2) Kamar Mandi
Kamar mandi diiengkapi dengan air kran mengalir dan saluran air limbab yang memenuhi syarat. Kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) kamar mandi untuk 1-10 tempat tidur, dengan penambahan 1 (satu) kamar mandi untuk setiap 10 temp at tidur. Dianjurkan tanpa bak mandi, tetapi menggunakan shower (pancuran). Sehingga dapat mencegah p ertumbuhan larva nyam uk penular penyakit.
1umlah tempat ti dur lml Kamar mandi /We minimal
l. 1-6 1
2. 7 -14 2
3. 15 - 24 3
4. 25 36 4
5. 37 48 5
SelanJutnya setlap penambahan sampaJ dengan 110 tempat tJdur harus ditambah 1 Kamar Mandil We.
Sedangkan
we
pengunjung l umum, sampai dengan 40 pengunjung perempuan minimal 3we
dan untuk lakiIaki harus disediakan minimallwe
dan 2 Urinoir ( dan setiap penambahan pengunjung 40 perempuan dan 60 lakiIaki harus ditambah 1we
untuk perempuan , Iwe
untuk laki-laki, dan 1 urinoir),Jumlah karyawan Jumlah kamar mandi/WC
sid 20 1
2140 2
4170 3
a) Karyawan perempuan
,
Setiap penambahan 40 karyawan harus dilambah 1 kamar mandi/WC
b) Karyawan lakiIaki
Jumlah karyawan Jumlah kamar mandi/WC
s.d 25 1
2650 2
51100 3
II. PENYEHATAN AIR
A. Kuantitas
Untuk kebutuhan air bersih diperlukan minimal 50 liter/orang/hari antara lain untuk air minum , memasak makanan , keperluan sanitasi, higiene peroranganlmandi dan wudhu .
B. Kualitas (fisik, kimiawi dan bakteriologis)
l. Standar kualitas air minum sesuai dengan tabel dibawah ini :
No
I
Jenis Parameter
Parameter yang berhubungan langsung den....[an kesehatan
:3 . p。Nイセイョ ・ エ ・ イ@ Mikrobiol ogi
I) E .Coli
Satuan yang
Kadar maksimum
Diperbolehkan
I
b .Kimia anorganik
2) Total Bakteri Koliform
J umlah per I 00 ml sampel Jumlah per 100
ml sampel
0
°
I) Arsen Mg/liter 0,01
2) Fluorida Mg/liter 1,5
3) Kromium (Valensi 6) Mg/liter 0,05
4) Kadmium Mg/liter 0,003
5) Nittit, (Sebagai N02 ) Mg/liter 3
6) Nitrat, (Sebagai NO )) Mg/liter 50
7) Sianida Mg/liter 0,07
2
8) Selenium
Parameter yang Berhubungan
Mg/liter 0,01
1) Bau
den.&,an Gangguan Lain a.Parameter Fisik
Tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) Kekeruhan NTU 5
5) Suhu
b.Parameter Kimiawi 4) Rasa
*C
Tidak berasa suhu udara ± 3
1) Aluminium mg/liter 0,2
2) Besi mg/liter 0,3
4) Khlorida mg/liter 250
5) Mangan mg/liter 0.4
6) Ph 6.58.5
7) Seng mg/liter 3
8) Sulfat mg/liter 250
9) Tembaga mg/liter 2
10) Sisa KhIor 0) 0,2 (min) 0,5
mg/liter (mnks)
11) Amonia mg/liter 15
2. Kegiatan Pengawasan kualitas air minum
a. Pengambilan sampel air dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas kesehatan lingkungan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan yang telah bersetifikat sebagai pengambil sampel.
b. Pengambilan sampel air dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili secara keseluruhan yaitu dilakukan di 3 (tiga) titik, di reservoir, di kran air dan di air siap minum.
c . Pemeriksaan sampel air dilakukan oleh laboratorium yan g telah terakreditasi sebagai penguji kualitas air, seperti Balai BesarlBalai Teknik
Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Penyakit Menular (B /BTKLPPM)
atau Laboratorium Kesehatan yang telah ditunjuk .
d . Pemeriksaan kualitas air dilakukan 3 bulan sebelum operasional haji dan I minggu menjelang operasional haji .
e. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air dapat dilakukan sewakt uwaktu bila diperlukan karena adanya dugaan terjadinya pencemaran ai r yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan atau kejadian luar biasa pada jemaah.
f. Pemeriksaan kualitas air secara Fisika, Kimia dan mikrobiologi dilakukan 3 bulan sebelum eprasional haji dan I ( satu ) minggu sebelum oprasional haji.
g. Pad a saat operasional haji dilakukan pemeriksaan kualitas air secara mikromiologi misalnya dengan metode H2S minimal seminggu sekali pada air siap minum.
h. HasiJ pemeriksaan kualitas air wajib dilaporkan, apabila dmi hasil pemeriksaan ditemukan parameter yang tidak memenuhi syarat syarat kesehatan, maka petugas KKP segera menyampaikan rekomendasi tindak lanj ut perbaikan kualitas ai r kepada pengelola asrama haj i.
Air terpenuhi secara kuantitas dan kualitas di setiap waktu yang diperiukan (minum , keperluan sanitasi, mandi , dll)
III. HYGIENE SANITASI JASA BOGA
PERSYARATAN HYGIENE SANIT ASI, LOKASI, BANGUNAN. PENGOLAHAN DA N PENYIMP ANA N
A. PERSY ARA T AN UMUM
I. Lokasi :
Jarak jasaboga harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,
we
umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya.Pengertianjauh adalah sangat relatiftergantung kepada arah pencemaran yang mungkin terjadi seperti aliran angin dan air.
Secara pasti ditentukan jarak minimal adalah 500 meter, sebagai batas terbang lalat rumah.
2. Bangunan dan fasilitas : a. Halaman:
1). Mempunyai papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi .
2). Halaman bersih, tidak banyak lalat dan tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat hygien e sanitasi, tidak terdapat tumpukan barangbarang yang dapat menjadi sarang tikus.
3). Pembuangan air kotor (li mbah dapur dan kamar mandi) tidak meni mbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya. 4) . Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangangenangan air.
b. Konstruksi:
Bangunan untuk kegiatanjasaboga harus memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku.
Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan bebas dari barangbarang sisa at au bekas yang ditempatkan sembarangan.
c. Lantai:
Permukaan lantai rapat air, hal us, kelandaian cukup, tidak licin, dan mudah di bersihkan .
d. Dinding :
2). Bila pemlllkaan dinding kena percikan air, maka setinggi 2 (dua) meter dari lantai dilapisi bah an kedap air yang perrnukaannya halus, tidak menahan debu dan berwama terang.
e. LangitIangit :
I). Bidang langitIangit harus menutup atap bangunan.
2) . Perrnukaan langitIangit temp at makanan dibuat, disimpan, diwadah i dan tempat pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari bahan yang perrnukaannya rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan berwama terang.
3). Tinggi langitlangit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai .
f. Pintu dan jendela :
1). Pintupintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus membuka ke arah luar.
2). Jendela, pintu dan lub ang ventilasi di mana makanan diolah dil engkapi kassa yang dapat dibuka dan dipasang.
3). Sernua pintu dari ruang lempm pengolahan makanan dibuat menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai , pintu rangkap dan lainlain.
g. Pencahayaan :
1). Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaanpekerjaan secara efektif. 2). Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat menc uc i tangan
intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100 lux) pada titik 90 em dari lantai.
3). Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan.
4) . Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle meter)
• Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat obyek yang
•
mendapat penyinaran. Perbaikan dilakukan dengan cara menempatkan beberapa lampu dalam satu ruangan.• Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1 x yaitu pad a angka 100, atau pada posisi lOx pada angka 10.
Catatan : 1 skala lux = 10., berarti 1 foot candle = 10 lux.
• Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan sebagai berikut :
menghasilkan '/J foot candle pada jarak 1 meter atau 1 watt
menghasilkan '/3 x 1'2 = 116 foot candle pad a jarak 2 meter atau 1 watt
menghasilkan '/J
x
'/J=
119 foot candle padajarak 3 meter.Maka lampu 40 watt menghasilkan 40/6 = 6,8 foot candle pada jarak 2 meter atau 40/9 = 4,5 foot candle padajarak 3 meter.
h. Ventilasil penghawaan :
1). Bangunan at au ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.
2). Sejauh mungkin ventilasi harus cukup (± 20% dari luas lantai) untuk : a). Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas
b)' Mencegah terj adinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langitlangit.
c). Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan
I. Ruangan pengolahan makanan :
1). Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja pada pekeIjaannY:l oengml ュオイャセィ@ nan pfisipn セ・。イ@ mf'ngl-}indari k,=,mungkin an kontaminasi makanan dan memudahkan pembersihan.
2). Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter persegi untuk setiap orang bekerja.
Contoh :Luas ruangan 4 x 5 m2 = 20 m2.
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
Jadi 20/6
=
3,3 m 2/0rang berarti memenuhi syarat.2
Luas ruangan 3 x 4 m2
=
12 m .Jumlah pekerja di dapur 6 orang
J adi 12/6
=
2 m2/orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat, karena kalau dihitung dengan peralatan kerja di dapur belum mencukupi.3). Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban, peturasan dan kamar mandi.
4). Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemaril temp at penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terl indung dari gangguan tikus dan hew an lainnya.
J. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
1). Pencucian peralatan haru s menggunakan bahan pembersihldeterjen.
3). Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat yang terli ndung dari kemungkinan pencemaran oleh tikus dan hewan lainnya.
k. Tempat cuci tangan :
1). Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.
2). Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan sebagai berikut :
1 10 orang
=
1 buah dengan tambahan 1 (satu) buah untuk setiap penambahan 10 orang atau kurang.3). Tempat cuci tangan diletakkan sedekat mungkin dengan temp at bekeIj a.
1. Air bersih :
1). Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan jasaboga
2). kuSQゥエセウ@ ai!" セ・AGBセセィ@ ィセAlャセ@ memer!uhi セjtャイS A@ sesuai deng3r! ォ・ーセ ャ エA N Asョ ョ@ ュ・ョエ・セ@ kesehatan.
m. Jamban dan peturasan :
1). Jasaboga: harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat hygiene sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
2) . Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1 10 orang 1 buah
11 25 orang 2 buah
26 50 orang 3 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 25 orang. 3). Jumlah peturasan harus mencukupi sebagai berikut :
J umlah karyawan : 1 30 orang 1 buah
3 1 60 orang 2 buah
dengan penambahan 1 (satu) buah setiap penambahan 30 orang.
n. Kamar mandi :
1). J asaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran men galir dan sa luran pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1 -10 orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.
o. Tempat sampah :
dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.
Penanggung jawab jasaboga harus memeli hara semua bangunan dan fasilitas/alatalat dengan baik untuk menghindari kemungkinan terj adinya pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik, meni n gkatnya suhu, akumulasi sampah , berbiaknya serangga, tikus dan genangangenangan aIr.
B. PERSY ARATAN KHUSUS
1. ] asaboga Asrama Haj i :
a. Persyaratan:
1). Memenuhi persyaratan urn um
2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a). Halaman:
Pembuangan air kotor hams dilengkapi dengan grease trap (penangkap lemak) sebe!um dial!rl::an ke ウ・ーAゥセ@ !:,mk atau temp3t ー・セセエZZャセァ」イN@
lainnya.
b) . Lantai:
Perternuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut mati agar rnudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat berkumpulnya kotoran . c). Pengaturan ruang :
• Ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai rnang tidur • Ruang pengo\ahan makanan hams dipisahkan dengan dinding
pernisah yang memisahkan temp at pengolahan makanan dengan ruang lain.
• Ruang pengolahan makanan harns terpisah dari bangunan untuk tempat tinggal
• Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajarlkhusus yang terpisah dari ruang pengolahan makanan .
•
d). Ventilasil penghawaan :(1). Bila bangunan ti dak mempunyai ventilasi alam yang cukup harus menyediakan ventilasi yang dapat memasukkan udara segar. (2). Pembuangan udara kotor atau asap hams tidak rnenirnbulkan
gangguan terhadap Iingkungan
(3) . Pembuangan asap dari dapur harns dilengkapi dengan alat pernbuangan asap (cerobong asap) yang rnernbantu pengeluaran asap dapur sehingga tidak mengotori ruangan.
e). Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan :
(1). Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat , pem1ukaan halus dan mudah dibersihkan
(2) . Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan kaporit 50 ppm atau air panas 80°C selama 2 menit
larutan
f). Tempat cuei tangan :
Tersedia tempat cuci tangan yang pennukaannya halus dan dibersihkan
m udah
Setiap ruangan pengolahan makanan dilengkapi I (satu) buah tempat cuci tangan yang diletakkan dekat pintu.
g). Penyimpanan makanan :
Untuk penyjmpanan makanan yang cepat busuk harus tersedia sedikitnya 1 (satu) buah lem ari es (kulkas) yang khusus dipergunakan untuk keperluan tersebut.
c). Ruang pengolahan makanan :
(l). Tempat mema5ak makanan hams terpisah secara j elas of'.ngan tempat penyjapan makanan matang.
(2). Tersedia ru angan tempat pengolahan makanan yang terpisah dari ruangan tempat penyjmpanan bahan makanan mentah
(3) . Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu -10°C sampai SoC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai dengan jenis makanan yang digun akan.
d). Alat angkut dan wadah makanan :
(1). Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus dengan konstruksi tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut makanan jadi.
(2). Alatltempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat dari bahan kedap air, pennukaan halus dan mudah dibersihkan.
(3) . Pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai untuk mewadahi makanan harus mencantumkan nama perusahaan dan nomor lzin Usaha serta Laik Hygiene Sanitasi.
(4). Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus mencantumkan nama perusahaan dan nom or izin usaha serta Laik hygiene sanitasi di temp at penyajian yang mudah diketahui umum
e) . Fasilitas ganti pakaian :
(1). Bangunan harus dilengkapi dengan temp at penyimpanan dan ganti pakaian yang cukup
2. Jasaboga Pesawat Udara
a. Kriteria :
Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan urnurn internasional dan pesawat udara dengan pengolahan yang rnenggunakan dapur khusus dan rnernperkerjakan tenaga kerja.
b. Persyaratan:
1). Mernenuhi persyaratan urn urn dan jasaboga Asrarna Haji 2). Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
b). Ventilasi/penghawaan:
(I). Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat pembuang asap, cerobong asap, saringan lemak yang dapat dibuka dan dipasang UI1tuk dibersihkan secara berkala
(2). Ventilasi rnangan dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan yang dapat menjaga kenyarnanan rnangan
c). Fasilitas pencucian alat dan bahan :
(1). Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut dalam makanan seperti stainless steel.
(2). Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci tangan harns mernpunyai kekuatan tekanan sedikitnya 15 psi (1,2 kglcrn2)
d). Ruang pengolahan rnakanan :
(1). Tersedia lernari penyirnpanan dingin untuk rnakanan secara terpisah sesuai dengan jenis rnakananlbahan rnakanan yang digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah dengan suhu yang dapat rnencapai kebutuhan yang disyaratkan. (2). Tersedia gudang tempat penyirnpanan makanan untuk bahan
makanan kering makanan terolah dan bahan yang tidak mudah membusuk
(3). Rakrak penyimpanan makanan harns mudah dipindahpindah dengan menggunakan rodaroda penggerak sehingga ruangan mudah dibersihkan.
C. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN
1. Bahan makanan
a. Bahan yang akan diolah terntama daging, susu, tel or, ikanludang dan sayuran harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warn a dan rasa, sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi.
2. Makanan terolah
a. Makanan yang dikemas : 1). Mempunyai label dan merk
2). Terdaftar dan mempunyai nomor daftar
3). Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung 4). Belum kadaluwarsa
5) . Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan
b. Makanan yang tidak dikemas :
1). Baru dan segar
2). Tidak basi , busuk, rusak at au beIjamur 3). Tidak mengandung bahan yang dilarang
3. Makanan j adi
a. Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dan rasa, bau, berlendir, berubah wama, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlalcu
c. Angka kuman E. Coli pada makanan harus O/gr contoh makanan d. Angka kuman E. Coli イセョ\ャ@ millllm an h(lT1 !S n/gr r.ontoh rninum an
e. lumlah kandungan logam berat residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
D. PERSYARATAN HYGIENE SANIT ASI PENGOLAHAN MAKANAN
1. Tenagalkaryawan pengolah makanan
a. Memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan.
b. Berbadan sehat yang di buktikan dengan surat keterangan dokter
c. Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, kolera, tbc dan lain lain atau pembawa kuman (carrier)
d. Setiap karyawan harus memiliki bulcu pemeriksaan kesehatan yang berlaku
2. Peralatan yang kontak dengan makanan
a. Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan
b. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asamlbasa atau garamgaram yang lazim dijumpai dalam makanan
c. Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat beracun yang membahayakan yaitu :
1). Timah hitam (Pb) 2) . Arsenikum (As) 3). Tembaga (Cu) 4). Seng (Zn)
5). Cadmium (Cd), dan 6) . Antimon (Stibium)
e. Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyakbanyakn ya 100/em"' pennukaan dan tidak ada kuman E. coli
3. eara pengolahan :
a. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
b. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan : 1) . Sarung tangan plastik sek ali pakai
2). Penjepit rnakanan 3). Sendok garpu
c. Untuk rnelindungi pencemaran terhadap makanan digunakan : 1). eelemeklapron
2) . Tutup rarnbut 3). Sepatu dapur
d. Perilaku tenagalkaryawan selama bekerja. 1). Tidak merokok
2). Tidak makan atau men gunyah
3). Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos) 4). Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya 5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil 6) . Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar
7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasaboga.
E. PERSYARATAN HYGIENE SANITASI PENYIMPANAN MAKANAN
1. Penyimpanan bahan rnentah :
a. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut : Digunakan untuk
Jenis bahan makanan 3 hari atau 1 minggu atau 1 minggu kurang kurang atau lebih a). Daging, ikan, udang
dan olahannya _5° sid ooe -10° sid 5°C > lOoe b). Telor, SllSU dan
olahannya 5° sid 7°C _5 ° sid oOe > 5°C c) . Sayur, buah dan
110°C 10°C lOoe
mmuman J
d). Tepung dan biji 25°C 25°C 2Soe
2. Penyimpanan makanan terolah :
Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu
2:
10°C3. Penyimpanan makanan jadi :
a. Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan .
b . Makanan cepat busuk disimpan dalam suhu panas 65,SoC atau lebih atau disimpan dalam suhu dingin 4°C atau kurang.
c. Makanan cepat busuk untuk penggunaan dalam waktu lama (lebih dari 6 jam)
disimpan dalam suhu SoC sampai 1°C.
4. Cara penyimpanan makanan :
a. Tidak menempel pada lantai, dinding
sebagai berikut :
J arak makanan dengan lantai 15
Jarak makanan dengan dinding 5
Jarak makanan dengan langitlangit
atau langitIangit dengan
cm cm
60 cm
ketentuan
b. Tidak tercampur
makanan mentah.
antara makanan yang siap untuk dimakan dengan bahan
F. PENGELOLAAN MAKANAN DI LUAR ASRAMA HAJI
Pengawasan dan pembinaan pengelola makanan di luar asrama haji dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku .
IV. PENGELOLAAN LIMBAR
•
A. Limbah Domestik
I. Jamban / Peturasan
a.
b .
c. d.
e.
f.
g. h.
1.
Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumbersumber air minum, dan pennukaan tanah yang ada di sekitar jamban.
Menghindarkan berkembangbiaknyaltersebarnya cacing tambang pad a perm ukaan tanah.
Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain; Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidakmenyedapkan.
Mengusahakan kontruksi yang kuat.
Jarak antara jamban dan sumber air minimall 0 meter. Jamban yang dipergunakan sebaiknya jamban leher angsa
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja
dan air buangan masuk dan ュ・ョァ。ャ。ュ セ@ dekomposisi.
Dilengkapi dengan air yang mengalir
a. Sa luran pembuangan air limbah tertutup dengan kisi ya ng terbuat logam sehingga mudah dibersihkan.
b. Air limbah yang berasal dari setiap ruangan disalurkan ke instalasi pengolahan limbah ( IP AL ) sebelum di buang kesaluran pembuangan umum.
c. Tidak mencemari sumber air bersih
d. Tidak menyebar/meresap ke seluruh arah pennukaan tanah
e. Kualitas air limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana diatur dalam Kepetusan menteri Iingkungan Hidup ) 12 Tahun 2003
Tentang B k a u Mutu AIr l'1mb h d a omestl'k
No Parameter S atu an Kadar maksim um
l. pH mg/I 69
2. BOD mg/I 100
3. TSS mg/I 100
4. Minyak dan lemak
Mg/I 10
f Saluran !1embuangan air limhah memiliki kemiringar! se ua i dengan ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air.
g. Dilakukan pengujian kualitas air Iimbah selama oprasional penyelenggaraan asrama haji
B. Limbah medis
1. Benda tajam harus dikumpulkan 'bersamaan, baik yang terkontaminasi ataupun tidak , dimasukan dalam kontainer.
2. Kontainer yang digunakan harus anti robek, biasanya terbuat dari logam atau plastik berdensitas tinggi dan pas dengan tutupnya. Kontainer itu harus kokoh dan impenniable agar dapat menahan benda tajam dan cairan residu yang keluar dari spuit tetap dalam kontainer.
3. Untuk menurunkan risiko kerusakan, kontiner harus taban banting (sulit dibukaldipecahkan) dan jarum serta spuit harus dibuat tidak berguna lagi . lika kontainer plastik atau logam tidak tersedia atau terlalu mabal, sebaiknya menggunakan kontainer yang dibuat dari kardus padat (WHO, 1997), kemasan tersebut untuk memudahkan pengangkutan dan harus dilapisi dengan plastik.
4. Kassalpembalut, kapas, bekas pecahan vial, flacon, botol infus dimasukan dalam temp at tersendiri.
C. Sampah
I. Tempat sampah untuk m enampung sampah sementara dibuat dari bahan yang kuat, kedap air, memiliki permukaan yang halus di bagian dalam dan tidak mudah berkarat.
2. Sebaiknya dipisahkan tempat sampah untuk sampah basah (garbage) dengan sampah kering (waste), sampah bahan berbahaya harus dipisahkan mi s : battery bekas
3. Didalam ruangan perlu disediakan tempat sampah dalam bentuk konteiner yang kedap air dan tertutup
4. Diluar ruangan terdapat konteiner yang dapat menampung seluruh sarnpah Dari tempat sampah diruangan
5. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisasisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat mernbusuk.
6. Sampah harus sudah dibu ang dalam waktu 1 x 24 jam dari TPS.
7. Kantong sampah yang telah penuh di tempatkan di temp at yang mudah d ijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.
V.
Pengendalian
Vektor
A. Jenis vektor yang mungkin ditemukan di asrama haji antara lain: nyamuk. lalat,
kecoak, tikus.
B. Jenis Penyakit bersumber seranggalbinatang pengganggu antara lain:
l. Malaria, Demam berdarah dengue, Japanese encephalitis dan Ch ikungunya
ditularkan nyamuk
2. Diare, disentri dan typhus ditularkan lalat dan kecoak.
3. Pes dan leptospirosis, ditularkan oleh tikus.
C. Persyaratan pengendalian vektor :
1. Diupayakan tidak ada hama atau vektor
2. Tindakan pengendaIian diJakukan bila :
a. Ada keluhan Igangguan kenyamananlkesehatan dari jemaah di asram a.
b. Pertimbangan atau kesehatan adanya hama atau vektor di asrama haji.
3. Indikator kepadatan vektor :
a. Lldt;x nyamuk Aedes atgypli . COlltailltl Index
<.s
%b. Index kepadatan lalat : Maksimal 8 ekor !fly grill (100 x 100 cm) dalam pengukuran 30 menit.
c. Index kepadatan kecoak : Maksimal 2 ekor Iplate (20 x 20 cm) dalam pengukuran 24 jam.
d . Tikus: Srtiap ruangan di asrama haji harus bebas tikus. 4. Cara pelaksanaan pengendalian vektor di asrama haji :
Pengendalian vektor di asrama haji dapat dilakukan secara non kimia (fisikimekanis/lingkungan) dan kimia
a. Non kimia . l)Nyamuk
a) Pembersihan genangan air yang berpotensi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk minimall minggu sekali
b) Pembersihan semak
c) Pengamatan terhadap keberadaafi nyamuk di asrama embarkasi
d) Penggunaan repelent bagi jemaah haji
e) Penggunaan penerangan yang cukup
f) Tidak menyediakan temp at menggantung baju kotor dibelakang pintu kamar
2) Lalat
a) Menghilangkan tempat perkembang biakan lalat di lokasi yang potensial di asrama haji mis: mencegah adanya bau yang dapat merangsang lalat.
b) Mencegah kebersihan lingkungan agar tidak ada pen umpukan sampah dan sisasisa makanan dari dapur.
c) Pemasangan perangkap dan umpan
d) Pengawasan terhadap kebersihan ruangan dan tempat pengeJolaan makanan
e) Membuat lingkungan yang berudara sejuk, lantai dan dinding kering dan bersih dan bebas dari barang yang bergantungan
f) Suhu makanan yang akan disajikan > 46°C
g) Menggunakan perangkap cahaya (light trap with electrocutor ) berwarna biru(sinar ultraviolet)
h) Tersedianya perangkap lem (sticky tapes yaitu umpan kertas lengket), lampu elektronik perangkap yang dapat mematikan lalat (insect killer)
i) Menggunakan fly trap (perangkap lalat)
j) Pemasangan kawat kasa pada pintu, jendela dan lobang angm (ventilasi)
k) Pembuatan pintu dua lapis
I) Mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas sampai bawah pintu sehingga lalat ! serangga terjatuh bila masuk kedalam ruangan.
m) Penggunaan insektisida yang diizinkan untuk pengendalian lalat n) Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah > 2 ekor / bl ock grill
perlu dilakukan pengendalian dengan insektisida
3) Kecoak
a) Kebersihan dapur dan tempat sampah
•
b) Bahanbahan makanan harus terbungkus rapi dalam konteiner, tidak ada remahremah rn akanan dilantai
c) Adanya papan peringatan untuk tidak makan dikamar dan ruang istirahat Saluran air, selokan, air minum dan peralatan makan harus tertutup
d) Pengendalian dengan umpan dan perangkap
4) Iikus
a) Semua pintu dan ventilasi tidak memiliki celah seukuran tikus dewasa
b) Sisa makanan dan sampah dikelola dengan baik
c) Saluran pembuangan air limbah yang berhubungan dengan kamar mandi ditutup dengan saringan.
d) tikus ( perekat tikus, penjepit tikus dan racun tikus )
e) Pemeliharaan bangunan secara berkala
b. Kimia
1) Melakukan penyemprotan, pengasapan, perangkap umpan, membubuhkan larvasida.
2) Menggunakan bahan kimia pestisida /insektisida yang diizinkan untuk nyamuk, lalat, kecoak, tikus dan serangga atau pengganggu lainnya).
S Teknik pengukuran/ pengamatan カセォエャIイ@ di <!srama haji a. Lokasi pengamatan :
1) Nyamuk
Pengamatan jentik nyamuk dilakukan di tempat penampungan aIr (IPA)/ tempat perkembangbiakan lainnya ( genangan air, dll) di asrama haji .
Jentik Aedes di IPA (bak mandi, pot bunga, despenser, dlsb)
2) Lalat : Lokasi yang potensial ditemukan lalat ( dapur, tempat pengumpaulan sampah semen tara).
3) Kecoak
Pengamatan dilakukan di : gudang, tempat sampah, toilet, dapur, atau temp at lainnya yang potensial ditemukan adanya kecoak di asrama haji . 4) Iikus.
• Di lakukan ditempat yang potensial tikus di dalam dan sekitar asrama haji.
b. Frekwensi pemantauan :
Pengamatan vektor: nyamuk, lalat, kecoak dan tikus dilakukan
1 minggu sebelum operasional haji dan setiap minggu pada saat operasional haji.
c. Cara pengamatan vektor 1) Kepadatan lalat :
a) Alat: flygrill dan counter b) Cara kerja :
• Siapkan alat (flygrill dan counter) • Tentukan lokasi pengamatan
• flygrill diletakkan pada tempat sampah atau lokasi yan g diduga potensial lalat.
• Menghitung jumlah lalat yang hinggap pada flygrill kh usllsnya pada bagian flygrilll yang bersudut tajarn selama 30 detik, sedikitnya 10 kali Perhitungannya 10 kali 30 detik), 5perhitllngan yang tertinggi dibuat ratarata.
2) Kepadatan kecoak.
a) Alat: Plate ukuran 20 x 20 cm dengan ketebalan 1 cm dan pennukaan rata.
b) Cara kerja :
• Pengukuran kepadatan lalat berdasarkan bionomik/perilaku lalat.
• Menyiapkan alat
• Tentukan lokasi pengamatan (dapur, kamar mandi, gudang, Jisb yang diliuga lernpal porensial kecoak.
• Pengamatan secara visual dengan melihat adanya kotoran atau kapsul telur (ooteka) kecoak.
• Letakkan plate yang seluruh pennukaan diberi attractant. • Biarkan selarna 24 jam
• Hitung banyaknya kecoak yang menempel di pennukaan p late.
3) Kepadatan nyamuk Aedes a) Alat : Entornologi kit
Jentik nyamuk Aedes: senter, gayung, pipet, counter dlsb
. b) Cara keIja :
• Menyiapkan alat
• Tentukan lokasi pengarnatan
• Hitung banyaknya temp at penampungan air bersih yang ada di dalam dan diliar as ram a haji .
• Arnati dan catat jumlah countainer yang terdapat jentik Aedes .
4) Kepadatan tikus.
a) Alat : Senter, alatalat tulis, tas lapangan, fonnulir pengarnatan tikus.
b) Cara kerja
• Menyiapkan alat
• Pengamatan secara visual dengan melihat tandatanda keberadaan tikus (Iubang tanah, bangkai tikus, kotoran tikus, bekas keratan.
• Amati dan catat dalam fonnu lir pengamatan
KUESIONER
PEDOMANPENNYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN ASRAMA HAJJ
DI
INDONESIA
DlREKTORAT JENDERAL PP DAN PL
DEPKES RI
Variabel Penilaian
No
Kegiatan Sanitasi
Niiai Tiap
Asrama Haji
Item
1.
Kesling Asrama Haji
1,25
2.
" Penyehatan Sanitasi Air
6,66
3.
Pengawasan Jasa Boga
I
4.
Pengelolaan Limbah
5,00
5.
IPergendalian Vektor
14,28
Jumlah
Total
Item
80
100
100
15
I
20
100
7
100
Total
=Jumlah Nilai
+
Jumlah Nilai Penyehatan Sanitasi Air
+
Jumlah Nilai Pengelolaan Limbah + Jumlah Nilai
Pengendalian Vektor
4
I
HasH: 85 - 100 Baik Sekali
.
75 - 84
Baik
65 - 74
Cukup
2 3 4 5 Nama Embarkasi Alamat Tangal Pemeriksaan Nama Pemeriksa l. 2. 3. I. NO 1 1 4. 5. 6.
Penyaratan Kesehatan Lingkungan Asrama Hajj
VARIABEL 2 Lantai Dinding Ventilasi Atap LangitIangit K onstruksi KOMPONEN YANG DINILAI 4 a. Kuatlutuh b. Bersih c. Pertemuan lantai dan dinding berbentuk konus/!er!gkung d. Kedap Air e. Rata
f. Tidak Licin
g. Mudah dibersihkan
a. Rata b. Bersih
c. Berwama Terang d. Mudah dibersihkan
a. Ventilasi alam, lubang ventilasi minimum 15 % luas lantai b. Ventilasi mekanis (fan, AC,
exhauster)
a. Bebas serangga dan tikus b. Tidak Bocor
c. Mudah dibersihkan
a. Tinggi langitIangit minimal 2.7 ill
dari lantai b. Kuat
c. Berwama Terang d. Mudah di bersihkan
a. Tidak ada genangan air
YA TIDAK
5 6
g. Kelembaban 40 70%
h. Tingkat kebisingan :::: 75 dB (A)
I. Tersedi safety box (untuk limbah
tajam)
J. Tersedia temp at sampah untuk limbah medis padat (kasa) tisu, perban, vial, flacon dsb)
14 Kamar Mandi a. Kamar mandi harus mencukupi kebutuhan paling sedikit I (satu) buah untuk 110 orang, dengan penambahan 1 (satu) buah untuk setiap 20 orang.
b. Menggunakan shower (pancuran).
c. Letak kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur
d. Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water seal)
e. Ventilasi berhubungan langsung dgn udara luar
f. Kamar mandi lakilaki dan perempuan terpisah
g. Tersedia wastafel dengan sabun
a. Dinding, pintu, jendela tern bus pandang dilengkapi tirai
15 Kamar Tidur
b. Perbandingan TT single : Luas lantai
Jumlah TT : Luas lantai
Jumlah TT L. lantai Min (M2)
1 4,5
2 8
3 12
4 16
5 20
c. Tingkat kebisingan :::: 40 dB (A)
II I
16 Dapur a. Luas lantai 2 m 2 untuk setiap pekerja didapur, Kemiringan lantai I - 2% terbuat dari Bahan lantai kuat, rata, kedap aIr, tidak liein dan mudah dibersihkan
b. Nat pada dinding dan lantai harus terisi penuh, dengan perbedaan nat antara dinding dan lantai tidak lebih dari 1 nun
c. Aliran udara dalam dapur 15 kali per jam atau 28 liter per menit
d . Ventilasi minimal 20% dari luas lantai
e. Ventilasi diberi kawat kasa
f. Terdapat exhaust fan untuk iTIembuang udar" Q[Zッセッイ@
g. Dinding terbuat dari porselen atau keramik mini mal 2 m dari lantai
h. Dinding tidak mudah menyerap air
(water tight), tidak berj am ur/eendawan
I. Ukuran bidang kerja didapur
memiliki tinggi 90 em dan jangkauan depan 75 em.
J. Tinggi tempat peralatan セ@ 150 em
k. Asap dapur disaring dengan saringan lemak (grease filter) yang dilengkapi dengan hood (penangkap lemak)
1. Pintu luar minimal Iebar 100 em, dibuat membuka keluar (outway), I
ukuran pintu antar ruang minimal 80 em dan membuka kedua arah
(two ways)
m.Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlanear lintasan barang
•
o . Jarak daun pintu kealntai < 5 mm
p . Pintu yang berhubungan dengan
kamar mandi (We) harus melalui
ruang antara (outdoor hreakable)
q . Tersedia tempat sampah yang yang tertutup dan kedap air (terpisah antara sampah organik dan anorganik).
r. Tersedia wastafel dengan sabun
17 Ruang Makan a . Setiap kursi tersedia ruangan minimal
O,85m2
b . Pintu yang berhubungan dengan
halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka kearah luar.
c . Harus terhindar dari pencemaran
I d. Tidak bGleh berhubungaI! 1augS\.Ilig
dengan jamban / Wc , peturasan / Urinoir, kamar mandi
e . Bebas dari serangga tikus dan
serangga lainya.
f. Tersedia wastafel dengan jumlah
yang disesuaikan, tersedia sabun
II. Penyehatan Sanitasi Air
•
NO Variabel KornDonen
YA TIDAK
I セ@ vllnadinilai
1 2 3 4 5
1 PDAM
2 Sumur galilPompa
1 Sumber air minum
3 Depot Air Minurn ( air isi ulang )
3 Air kemasan
I
1 AIr mengahr lancar dan cukup dlsetlap keperluan (dapur, kamar mandi, westafel,
2 Ketersedian air It emnllt wlIrlhll rlln,
2
k ・ー・イャエAセイ@ ANAセABNNAAZZ@ イイゥAQセZイZ@ セ・ャセAオ@ エ」イウ・、ゥセ@
1
Tidak berwama «15 TCll)
2
T idak berasa dan bau
3 Persyaratan fisik
3
Tidak keruh « 5 NTU)
4
0
Temperatur (suhu udara i 3 C)
I Air minum dim 100 ml tidak ada E. Coli atau
Faces Coli
2 Air yang masuk dalam distribusi dim 100 ml
4 Persyaratan bakteriologis tidak ada E.Coli atau Faces Coli
3 Air dalam jaringan distribusi dim lOO ml tidak ada E.Coli atau Faces Coli
1 Tidak ada parameter yang berhubungan lansung
5 Persyaratan Kimia kesehatan melebihi persyaratan
3. Pengawasan Jasa Boga
Pemeriksaan penyelenggaraan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan menggunakan fonnat dibawah ini :
NA MA PERUSAHAAN ALAMAT KOTA KECAMATAN DES N KELURAHAN
• Dari hasil pemeriksaan hari ini, objek yang bertanda (X) menunjukkan peJanggaran dari
persyaratan dan harus diperbaiki sampai waktu pemeriksaan berikutnya atau dalam waktu yang singkat yang dicatat oleh petugas di bawah ini. Kelalaian dalam mentaati nasehat yang diberikan ini dapat menyebabkan dicabutnya Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga.
( .... ... .. ) OBJEK KRITIS YANG SEGERA MEMERLUKAN PERBA1KAN
I I
:..:: Ul @ 0
x
f-0 c:I 0 c:I U RA I A N MAKANAN( I ) 5 Sumber dari keutuhan makanan .
2 I Wadahlkemasan asli . berlabel PERLINDUNGAN
MAKANAN
(3 ) 5 Suhu, penyimpanan , peracikan pcrsiapan dan penyajian scna pengangkutan makanan .
(4 ) 4 Pengaturan suhu ruangan produksi. 5 I Tersedia termometer yang
berfungsi dengan baik .
6 2 Suhu pelunakan makanan beku (thawing)
(7) 4 Perlindungan makanan matang 8 2 Perlakuan terhadap makanan
selama tahap penyimpanan, persiapan, pentajian &
pengangkutan.
9 2 Konlak langsung anggota lubuh dengan makanan dan es.
10 I Pcnyimpanan peralatan lInluk pembagi makanan.
I I
:..:: Ul ..,
c:I 0
X 0 c:I 0 c:I
U RAIAN
I
KARYAWAN (II ) 5 Kesehalan karvawan . (12) 5 Kebersihan 、。ョセ・イゥャ。ォオ N@
( (3 ) I Pakaian bersih. kuku dan rambut dipolon g pendck dan bersih . PERALATAI'i MAKANAN DAN MASAK , 14 I 3 Peralatan yang pemlukaannya tidak dengan makanan . 15 I Perala tan yang pemlUkaannya
tidak kontak 、・セ。ョ@ makanan.
16 2 Fasilitas pencucian ptring dan alat makan masak . I 17 I Tersedia alat pengukur desinfektan
pencucian.
18 I Pcralatan yang di gunaknn sckali _pakai .
•
t-セ@ 0 W t cc::<: 0 ill X URAIAN
I.J-! cc 0
0
x
URAIAN ccill 0 0 0:1
Halaman luar. sekilar hangunm
I (22)
34 I
dan kebersihan. pencucian.
4 Desinfektanltindakan sanilasi
PENGAWASAN SERANGGA
l ' TIKUS DAN HEWAN
LAINNYA
Penirisan dan pengeringan
I
Mセ@
24 Peralatan makanlmasak yang konlak dengan makanan. 2
4 Terhindar dari serangga. likus dan hewan Jainnya.
(35)
25 I Peralalan makanlmasak yang lidak
kOnlak dengan makanan . LANTAI. DINDING DAN
LAi./GiTLANGiT
26 J Penyimpanan dan pcrlakuan alaI
Konslruksi. pemeliharaan tisik dan 2
36
makan dan masak.
kebersihan lantai.
AIR BERSIH Konslruksi. pcmeliharaan tisik dan
kebcrsihan dinding dan langil.
1 37
(27) 5 Sumber air dengan air panas . lanl:il.
PENCAHAYAAN AIR KOTOR
Pencahayaan cukup haik.
1 38
(28 ) 4 Pembuangan air kOlor/limbah .
PENGHAWAAN PERPIPAAN
Pcnghawaan cukup baik
I
39
J Pemasangan dan konslruksi perpipaan.
29
KAMAR PAKAIAN
Pcnyediaan ddan pemcliharaan
40 1
Tidak ャ・セ。、ゥ@ hubungan pipa air 5 (30) kamar ganti pakaian. bersih dan air kolOr. LAINLAIN KEGIATAN FASILITAS CUCI TANGAN &
TOILET 41 5 Penanganan bahan berbahaya.
4 Konslruksi, jumJah tempal cuci (31 )
Pemeliharaan bangunm
I
42
langan dan pemeliharaannya,
43 I Bangunan lerpisah scmpuma dari Konslruksi, Jelak kamalloilel dan
2
32 lcmpal tidur dan tcmpat cuci pemeliharaannya. pakaian
PEMBUANGAN SAMPAH Secara umum terl ihat kesan bersih.
rapih dan tcmtu r. 33
1 44
JumJah konslruksi dan frekwensi 2
100
pembuangan sampah .
A. PETUNJUK PENGAWASAN HYGIENE SANITASI JASABOGA FORM JB. 3
I. CARA PENGISIAN Setiap penyimpangan yang ditemukan diberikan tanda % pada ,kolom yang tersedia.
Untuk obyek yang memenuhi persyaratan kolom X dikosongkan
II. CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah penyimpangan yang terjadi
It yaitu dengan cara menjumlahkan nilai bobot yang bertanda X nilai pemeriksaan : 100 = jumlah penyimpangan (dalam %)
..
III. SARAN PERBAIKAN
Setiap penyimpangan dari persyaratan harus dapat diperbajki.
1. Semua penyimpangan pada obyek yang berbobot 4 dan 5 harus segera diperbaiki tanpa melihat nilai pemeriksaan (score). Obyek ini segera dapat diperbaiki selama-lamanya dalam waktu 10 (sepuluh) hari.
2. Jika nilai pemeriksaan (score) mencapai 85% lebih (penyimpangan antara 15 atau kurang), maka semua penyimpangan yang berbobot 1