• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PEREMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PEREMPUAN"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF

PADA REMAJA PEREMPUAN

SKRIPSI

Oleh :

Ihsanti Alifa Amalia 201110230311224

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF

PADA REMAJA PEREMPUAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

Ihsanti Alifa Amalia NIM: 201110230311224

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Pengaruh Citra Merek Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Remaja Perempuan

2. Nama Peneliti : Ihsanti Alifa Amalia 3. NIM : 201110230311224 4. Fakultas/Jurusan : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 19 Oktober- 1 November 2015

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 22 April 2016 Dewan Penguji

Ketua Penguji : Zakarija Achmad, S.Psi, M.si ( ) Sekretaris : Adhyatman Prabowo, M. Psi ( ) Anggota : 1. Dr. Nida Hasanati, M. si ( ) 2. Diana Safitri, M. Psi ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Zakarija Achmad, S.Psi, M.si Adhyatman Prabowo, M. Psi

Malang, Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ihsanti Alifa Amalia

NIM : 201110230311224

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilimiah yang berjudul:

Pengaruh Citra Merek Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Remaja Perempuan

1. Adalah bukan karya orang lain baik itu sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan skripsi/karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang

berlaku.

Malang, 22 April 2016 Mengetahui,

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Citra Merek

Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Remaja Perempuan” yang merupakan syarat untuk

memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak lupa senantiasa shalwat serta salam penulis panjatkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang telah mengisi sebagian besar masa hidupnya untuk kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia. Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih dalam bentuk apapun, baik itu berupa motivasi, bimbingan, dan petunjuk kepada penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si dan Bapak Adhyatman Prabowo, M.Psi selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan banyak waktu untuk mencurahkan wawasannya, dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis.

3. Bapak Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi selaku dosen wali yang senantiasa memberikan nasihat, dukungan, dan motivasi kepada penulis mulai dari awal perkuliahan hingga saat terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh dosen, staf TU, dan staf laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mencurahkan wawasannya dan memberikan pelayanan yang baik selama penulis menempuh pendidikan.

5. Bapak Ir. H. Mutawalli, MM dan Ibu Fatin Hidayati, serta Adik-adikku Nuzuliana Dindasari dan M. Azim Billah tersayang yang telah mengiringi dan menemai setiap langkah penulis dengan kasih sayang, doa, dan restunya.

6. Bapak Ir. Hari Prasodjo dan Ibu Ir. Tri Wahyu Ningtyas, Mbak Winda, Mas Adit, Mbak Tari, dan si kecil Aira keluarga kedua yang setia mendengar keluh kesah, memberi nasihat, kasih sayang dan mendukung penulis selama berada di Malang. 7. L. M. Azmi Prasetya, yang telah memberi kasih sayang, semangat dan motivasi.

Susan Fari Sandi, yang selalu memberikan dukungan, teman bertukar pikiran selama awal tinggal di rusunawa sampai saat ini.

8. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi UMM angkatan 2011. Khususnya Kelas D 9. Teman-teman PKI Laras, Tyas, Lita teman bertukar pendapat selama penulisan skripsi. 10. Teman-teman KKN 96 Slawe, Trenggalek 2014, yang telah memberikan dukungan

dan motivasi penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis.

(6)

Penulis menyadari bahwa tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus, dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 22 April 2016 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Surat Pernyataan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

ABSTRAK ... 1

PENDAHULUAN ... 2

Perilaku Konsumtif ... 5

Citra Merek ... 6

Pengaruh Citra Merek Terhadap Perilaku Konsumtif ... 7

Kerangka Berfikir ... 9

Hipotesa ... 9

METODE PENELITIAN ... 10

Rancangan Penelitian ... 10

Subyek Penelitian ... 10

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 10

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ... 11

HASIL PENELITIAN ... 12

DISKUSI ... 13

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 15

REFERENSI ... 16

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji validitas instrumen penelitian ... 11

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian ... 12

Tabel 3. Hasil analisa uji regresi ... 12

Tabel 4. Korelasi ... 12

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Skala Tryout Citra Merek dan Perilaku Konsumtif ... 20

Lampiran II

Analisa Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 26

Lampiran III

Blue Print Skala Perilaku Konsumtif dengan Intensi Berutang ... 29

Lampiran IV

Analisa Regresi dari SPSS ... 33

Lampiran V

(10)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF

PADA REMAJA PEREMPUAN

Ihsanti Alifa Amalia

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

alifamalia@gmail.com

Masa remaja adalah masa transisi, periode perubahan dalam aspek psikologis dan aspek fisik. Remaja tahu dukungan sosial dipengaruhi penampilan menarik berdasarkan apa yang dikenakan dan dimiliki, sehingga tidak mengherankan bahwa pembelian kosmetik, pembelian pakaian dan aksesoris pada awal masa remaja dianggap penting. Gadis remaja menghabiskan lebih banyak uang daripada laki-laki untuk tujuan penampilan seperti pakaian, make up, aksesoris, dan sepatu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh citra merek terhadap perilaku konsumtif di kalangan remaja perempuan. Pengukuran dilakukan pada 329 Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Malang. Alat pengukur data menggunakan skala citra merek dan perilaku konsumtif model skala likert, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan antara Citra Merek terhadap Perilaku Konsumtif (r = 0,527; p = 0,000<0,05). Tingkat kontribusi citra merek terhadap perilaku konsumtif hanya berkisar 27,7%.

Kata kunci: citra merek, perilaku konsumtif, remaja

Adolescence is a period of transition, a period of change in the psychological aspect and the physical aspect. Teens know social support influenced attractive appearance based on what is charged and held, so it is no wonder that the purchase of cosmetics, purchase clothes and accessories in early adolescence are considered important. Teenage girls spend more money than men for the purpose of appearance such as clothing, makeup, accessories, and shoes. The purpose of this study was to determine whether there is an influence of brand image on consumer behavior among adolescent girls. Measurements were taken at 329 student at the University of Malang. Gauge data using a scale of brand image and consumer behavior Likert scale model, a method of data analysis used in this study using analysis regression. Results of this study are very significant positive effect between Brand Image on Consumer Behavior (r = 0.527; p = 0.000 <0.05). The level of contribution of brand image to consumer behavior is only about 27.7%.

(11)

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini remaja mulai mencari jati dirinya. Remaja merupakan generasi yang paling mudah terpengaruh pada efek globalisasi (Putri, 2009). Sebagian besar remaja Indonesia yang mudah terpengaruh oleh apa yang rekan-rekan mereka lakukan atau yang mereka beli, juga hal-hal apa yang tren pada remaja Barat. Kondisi ini membuat remaja Indonesia cenderung konsumtif. Survey yang dilakukan Tabunan (2001), menyebutkan bahwa 93% konsumen pada sebuah

mall, yang melakukan transaksi perbelanjaan adalah seorang remaja, dan menganggap kegiatan perbelanjaan tersebut adalah sebuah hiburan atau rekreasi semata. Penelitian yang dilakukan Kasali (dalam Bhineka, 2015), 30,8% remaja memprioritaskan mall sebagai tempat untuk nongkrong, kumpul-kumpul dan hang out dengan teman-teman untuk mengisi waktu luang, prioritas utama penggunaan uang yaitu sebanyak 49,4% uang mereka gunakan untuk pembelian makanan atau jajan, 19,5% uang untuk pembelian alat sekolah, 9,8% untuk jalanjalan dan hura-hura, 9,4% untuk pembelian pakaian, 8,8% uang untuk ditabung, 2,3% untuk pembelian kaset, 0,6% untuk pembelian asesoris dan 0,4% tidak menjawab. Dari simpulan prosentase penelitian yang dilakukan oleh Kasali, remaja tersebut lebih berorientasi pada gaya hidup konsumtif dan hedonis. Penelitian tersebut membuktikan bahwa tingkat konsumtif remaja termasuk pada golongan tinggi, sehingga fenomena dalam psikoekonomi peran utamanya adalah orang yang tinggal di perkotaan, sangat besar kaitannya perilaku konsumtif dengan remaja, perilaku konsumtif akan terus menjadi bagian dari diri remaja tersebut (Pratiknyo, 2008).

Menurut Loudon & Bitta dalam Agustia (2012) remaja adalah sekelompok orang yang mudah dan gampang terpengaruh oleh pola konsumsi barang yang berlebihan diantaranya pada busana, teknologi dan makanan. Selain itu pada usia remaja merupakan usia orientasi konsumtif, artinya usia remaja merupakan wujud ekspresi dari perilaku eksperimental untuk mencoba hal-hal yang baru. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Erick Erickson dalam Alwisol (2008), dimana usaha mencari suatu hal yang baru tersebut sebagai bentuk usaha mencari jati diri mereka. Menurut Putri dan Hadi dalam Pratiknyo (2008) kisaran usia remaja antara usia 11 – 20 tahun untuk perempuan, dan 12 – 21 tahun untuk laki-laki. Kisaran usia tersebut adalah usia seorang yang menuntut ilmu pada sekolah menengah atas (SMA) sampai dengan perguruan tinggi (PT) dan keduanya tergolong pada kelompok remaja awal dan akhir, Monk dalam Pratiknyo (2008).

(12)

Di satu sisi, remaja memiliki konsep dan prinsip tentang cantik, namun di sisi lain mereka terkadang tidak kuasa menolak tawaran konsep cantik itu sehingga keputusan memakai produk dengan berbagai merek ternama karena ingin terlihat lebih menarik. Hal ini terlihat dari banyaknya remaja putri yang membeli produk fashion dan aksesoris di toko-toko seperti baju, tas, sandal, sepatu, dan sebagainya. Mereka tak jarang membeli produk fashion dan barang-barang yang sama dengan teman-temannya atau bahkan membanding-bandingkan barang kepemilikannya dengan barang temannya untuk melihat barang siapa yang lebih

trendy. Banyaknya toko-toko yang menyediakan berbagai produk fashion bagi remaja putri turut mendorong remaja untuk berperilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif sudah tidak asing lagi kita dengar. Perilaku konsumtif ini seolah-olah menjadi trend saat ini khususnya pada masyarakat Indonesia. Menurut (Wahyningtyas dalam Enrico, et al, 2014) perilaku konsumtif merupakan perilaku yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia yang hidup di negara maju saja tetapi juga di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Menurut Sumartono (2002) perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi. Konsumen biasanya membeli barang karena barang tersebut bermerek, itu semua disebabkan konsumen ingin menaikkan status dilingkungan sekitarnya. Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Agustina, 2002). Pendapat lain dikemukakan oleh Suprana (Agustina, 2002), yang mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah sebagai kecenderungan seseorang yang berperilaku secara berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana.

Penyebab perilaku konsumtif adalah semakin membaiknya keadaan sosial ekonomi sebagai masyarakat, membanjirnya barang-barang produksi, efektifnya sarana periklanan termasuk didalamnya media massa berkembangnya gaya hidup, mode, masih tebalnya sikap gengsi, status sosial. Adapun faktor penyebab terbentuknya perilaku konsumtif yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) antara lain faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, situasi, keluarga, kepribadian, konsep diri, motivasi, pengalaman belajar, dan gaya hidup.

Perilaku konsumtif tidak jauh dari kegiatan membeli. Menurut Assauri (1978) ada 4 aspek yang mempengaruhi kegiatan membeli : kebanggaan karena penampilan, menarik perhatian orang lain, konsumen ingin tampil berbeda dengan orang lain, dan ikut-ikutan. Dalam membeli konsumen harus mengenali atau mengetahui apa yang mereka butuhkan, seperti informasi tentang produk, merek dan hal-hal lain yang terkait dengan produk. Konsumen akan bisa menentukan yang mana dan dimana tempat mereka harus

(13)

Perilaku konsumtif pada remaja putri adalah tindakan yang terlihat secara nyata dalam mendapatkan, mengkomsumsi, dan menghabiskan barang hasil industri dan jasa tanpa batas dan lepas kendali yang ditandai dengan kehidupan mewah dan berlebihan.

Citra merek adalah bagaimana merek dapat dirasakan oleh konsumennya (Aaker, 1996), merek juga memiliki pencitraan, Plummer (dalam Dewi dan Suliyanto, 2012) menambahkan bahwa salah satu komponen dari citra merek adalah sifat atau karakteristik dari merek itu sendiri. Komunikasi dari citra merek terhadap segmen pasar diakui sebagai aktivitas pemasaran yang sangat penting. Secara khusus dapat menjadi hal yang biasa dalam penelitian perilaku konsumen di masa 1980-an Dodni dan Zinkhan(dalam Dewi dan Suliyanto, 2012). Citra merek dan iklan memainkan peran penting dalam bisnis apapun untuk membuat bisnis tersebut berhasil (Malik, et al, 2013). Dalam membeli suatu barang remaja cenderung memperhatikan merek. Barang dengan merek-merek ternama yang banyak digunakan oleh artis-artis sering kali menjadi patokan remaja dalam membeli barang. Ada kebanggaan pada diri remaja yang menggunakan barang dengan merek yang sama dengan yang digunakan artis. Menurut Taylor (dalam Jr.Stephen L. S, et al. 2007) para pelanggan setia lebih cenderung untuk mengadvokasi merek dan merekomendasikan hal ini kepada kerabat , teman dan konsumen potensial lainnya.

(14)

Perilaku Konsumtif

Menurut Soegito (1996), perilaku konsumtif masyarakat Indonesia tergolong berlebihan jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Keadaan ini dilihat dari rendahnya tingkat tabungan masyarakat Indonesia dibandingkan negara lain seperti Malaysia, Philipina, dan Singapura. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia lebih senang mengunakan uang untuk memenuhi kebutuhan yang tidak penting dengan berperilaku konsumtif atau hidup dalam dunia konsumerisme yang menjadi syarat mutlak untuk kelangsungan status dan gaya hidup. Hidup dalam dunia konsumerisme tidak pandang umur, jenis kelamin ataupun status sosial.

Menurut Ancok (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif seseorang ialah perilaku yang tidak lagi membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, tetapi membeli barang hanya semata-mata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak memerlukan produk tersebut.

Perilaku konsumtif merupakan tindakan seorang membeli suatu barang tanpa adanya pertimbangan yang masuk akal dimana seorang tersebut dalam membeli suatu barang tidak didasarkan pada faktor kebutuhan. (Sumartono, 2002).

Selain itu masih menurut Sumartono (2002) perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu tindakan memakai produk yang tidak tuntas artinya, belum habis sebuah produk yang dipakai seseorang telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lainnya atau dapat disebutkan, membeli barang karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang memakai barang tersebut.

(15)

dipakai tokoh idolanya. Konsumen juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan publik figur produk tersebut. (7) Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Konsumen sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. (8) Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Konsumen akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek berbeda. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Konsumen akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelum ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.

Menurut Engel Miniard (1994), perilaku konsumtif dikaitkan dengan gaya hidup seseorang, tidak hanya dilihat dari sisi materialnya saja. Jadi misalkan seseorang menghabiskan banyak waktu dan uang untuk hal-hal yang tidak berguna, maka orang tersebut dapat dimasukkan dalam prilaku konsumtif.

Citra Merek

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh informasi yang mereka miliki secara permanen atau sementara (Ferrinadewi & Darmawan, 2004). Secara permanen, ingatan dan pengalaman yang baik membantu terbentuknya citra positif terhadap merek. Manfaat pengumpulan informasi adalah konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek tersebut (Kotler, 2000). Citra merek diartikan sebagai pemahaman total konsumen terhadap merek. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek di dalam benak konsumen.

Merek sebenarnya hanyalah suatu simbol tetapi simbol yang memiliki potensi yang besar. Simbol ini diekspresikan dengan berbagai macam cara, dan merepresentasikan nilai-nilai yang ingin dibangun dan dieksploitasi oleh perusahaan. Apapun bentuk dan nilai yang diwakilinya, merek tetap merupakan inti simbolis dari suatu perusahaan, kelompok produk, satu jenis produk, sekelompok orang, serangkaian jasa pelayanan, ataupun kombinasi dari kesemuanya. Merek yang baik merepresentasikan kepercayaan – yang merupakan esensi terpenting untuk membangun bisnis yang berhasil – tidak hanya dari perspektif para penyalur tapi juga dari konsumen. (Nilson dalam Ratri, L.E, 2007)

Secara sederhana, pengertian citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Menurut Keller (Ferrinadewi, 2008) citra merek sebagai persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya terhadap merek tersebut. asosiasi-asosiasi merek yang tertahan di ingatan konsumen.

(16)

Citra merek terdiri atas asosiasi konsumen pada kelebihan produk dan karakteristik personal yang dilihat oleh konsumen pada merek tersebut. Menurut Davis (2000), citra merek memilki empat komponen, yaitu : (1) Attributes (Atribut) Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur-fitur yang ada dalam sebuah produk atau jasa. (2) Benefits (Keuntungan) Nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut-atribut produk atau jasa tersebut yaitu : a). Functional benefits : berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisik dan keamanan atau pemecahan masalah. b). Experiental benefits : berhubungan dengan perasaan yang muncul dengan menggunakan suatu produk atau jasa. Benefit ini memuaskan kebutuhan bereksperimen seperti kepuasan sensori, pencarian variasi, dan stimulasi kognitif. c). Symbolic benefits : berhubungan dengan kebutuhan akan persetujuan sosial atau ekspresi personal dan self-esteem seseorang. Konsumen akan menghargai nilai-nilai prestise, eksklusivitas dan gaya fashion dari sebuah merek karena hal-hal ini berhubungan dengan konsep diri mereka. (3) Brand Attitude (Sikap merek) Didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau keuntungan tertentu, dan penilaian evaluative terhadap kepercayaan tersebut bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau keuntungan tersebut. (4) Brand Personality (Persona/Kepribadian Merek) Merupakan serangkaian karakteristik manusia yang oleh konsumen diasosiasikan dengan merek tersebut, seperti, kepribadian, penampilan, nilainilai, kesukaan, gender, ukuran, bentuk, etnis, inteligensi, kelas sosioekonomi, dan pendidikan. Hal ini membuat merek seakan-akan hidup dan mempermudah konsumen mendeskripsikannya, serta faktor penentu apakah konsumen ingin diasosiasikan dengan merek tersebut atau tidak. Persona merek membantu pemasar lebih mengerti kelebihan dan kekurangan merek tersebut dan cara memposisikan merek secara tepat.

Pengaruh Citra Merek Terhadap Perilaku Konsumtif

(17)
(18)

Kerangka Berfikir

Hipotesis

Ada pengaruh yang negatif antara citra merek dengan perilaku konsumtif. Semakin rendah(-) citra merek maka semakin tinggi(+) perilaku konsumtif pada remaja perempuan. Begitu juga sebaliknya semakin tinggi(+) citra merek maka semakin rendah(-) perilaku konsumtif remaja perempuan.

Remaja Perempuan

Citra Merek (+)

Citra Merek (-)

Perilaku Konsumtif (+)

Perilaku Konsumtif (-)

Mampu mengevaluasi merek dengan baik

(19)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitin kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan penelitian kausal komparatif. Dimana peneliti ingin melihat pengaruh antara dua variabel dengan menggunakan metode penghitungan statistik SPSS sehingga akan diketahui ada atau tidak pengaruh antara satu variabel ke variabel lainnya. Pedoman Penulisan Skripsi (2014)

Subyek Penelitian

Subyek merupakan remaja perempuan rentan usia antara 18-20 tahun. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan insidental sampling. Dikatakan insidental karena subjek diambil secara kebetulan dan dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Disini peneliti akan menggunakan skala perilaku konsumtif untuk melihat tingkat konsumtif dan skala citra merek untuk melihat pengaruh citra merek digunakan subyek.

Diketahui jumlah populasi pada Universitas Muhammadiyah Malang sebanyak 6103 mahasiswi. Jika dirumuskan berdasarkan tabel Issac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% maka jumlah subjek yang didapatka yaitu sebanyak 329 mahasiswi (Sugiyono, 2012).

Variabel dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, variabel terikat yaitu perilaku konsumtif dan variabel bebas yaitu citra merek. Perilaku konsumtif adalah suatu tindakan dalam membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperlukan sehingga sifatnya menjadi berlebihan, seseorang menjadi lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan. Sedangkan citra merek adalah pemahaman individu terhadap merek suatu barang.

Untuk mengukur perilaku konsumtif digunakan skala Perilaku Konsumtif model likert, adaptasi dari skala perilaku konsumtif yang digunakan dalam jurnal Bhineka (2015) dengan

judul “Perilaku konsumtif Dengan Intensi Berhutang Pada Mahasiswa”. Skala tersebut terdiri

dari aspek yang diungkap oleh Sumartono (2002) berupa : a) membeli produk karena iming-iming hadiah, b) membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, c) membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat dan kegunaannya), d) membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, e) memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk, f) munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, dan g) mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Skala ini terdiri dari 31 item (15 favorabel dan 16 unfavorabel). Semakin tinggi skor item favorabel maka semakin tinggi prilaku konsumtif subjek. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi skor unfavorabel makan semakin rendah tingkat prilaku konsutif subjek.

(20)

Attitude (Sikap Merek), 4) Brand Personality (Pesona/Kepribadian Merek). Skala ini terdiri dari 18 item (11 favorabel dan 7 unfavorabel). Semakin tinggi skor item favorabel maka semakin tinggi pemahaman subjek akan citra merek. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi skor unfavorabel makan semakin rendah pemahaman subjek akan citra merek.

Tabel 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 1 diketahui bahwa indeks validitas skala perilaku konsumtif berkisar antara 0,206 - 0,706. Dari hasil uji validitas dapat disimpulkan dari 44 item skala perilaku konsumtif, sebanyak 31 item dinyatakan valid. Sedangkan untuk indeks validitas skala citra merek berkisar antara 0,249 - 0,909. Dari hasil uji validitas dapat disimpulkan dari 31 item skala citra merek, sebanyak 18 item dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 1 diketahui bahwa indeks reliabilitas skala perilaku konsumtif berkisar antara 0,892, sedangkan indeks reliabilitas skala citra merek berkisar antara 0,910. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan jika ditinjau dari syarat cronbach alpha yaitu 0,60 (Priyatno, 2011)

Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini diawali dengan menyusun istrumen penelitian berupa skala psikologi yaitu skala Likert dimana skala ini dapat dipakai untuk mengukur atribut psikologi (Sugiyono, 2012). Skala untuk variabel perilaku konsumtif mengadopsi skala yang menggunakan karakteristik perilaku konsumtif milik Sumartono (2002), yang digunakan

dalam jurnal Bhineka dengan judul “Perilaku Konsumtif dengan Intensi Berhutang Pada

Mahasiswa”. Sedangkan skala citra merek disusun atas empat komponen citra merek menurut

Davis (2000). Selanjutnya peneliti melakukan uji tryout pada skala citra merek dan perilaku konsumtif untuk mencari nilai validitas reliabilitasnya.

Tahap selanjutnya peneliti melakukan penyebaran skala citra merek dan skala perilaku konsumtif yang telah di uji validitas dan reliabilitas kepada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang dengan rentang usia 18-21 tahun baik di kampus 2 dan di kampus 3. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh antara citra merek terhadap perilaku konsumtif yaitu menggunakan analisis regresi SPSS for Windows 2.1. Metode tersebut dipilih karena dapat menguji pengaruh citra merek terhadap perilaku konsumtif.

Instrumen Indeks Validitas Indeks Reliabilitas ( ) Skala Perilaku Konsumtif 0,206 - 0,706 0,892

(21)

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang sebanyak 329 Mahasiswi. Hasil penelitian pada subjek terkait dengan perilaku konsumtif dan citra merek digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian

Kategori Jumlah Prosentase

Usia

18 Tahun 75 22,8% 19 Tahun 94 28,6% 20 Tahun 160 48,6%

Total 329 100%

Dari Tabel 2 dapat dijelaskah bahwa kategori umur dalam penelitian ini yaitu berkisar antara 18-20 tahun, dengan jumlah paling banyak yaitu umur 20 tahun dengan prosentase 48,6% dengan jumlah 160 subjek, sedangkan paling sedikit yaitu berusia 18 tahun dengan jumlah 75 subjek dan prosentasenya 22,8%.

Tabel 3. Hasil Analisa Uji Regresi

B Sig

Constant 16,608 0,000 Citra merek 1,073 0,000

Pada tabel diatas, pada kolom B pada Constant(a) adalah 16,608, sedangkan nilai citra merek(b) adalah 1,073, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :

Y = 16,608 + 1,073X

Koefisien regresi X sebesar 1,073 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai citra merek, maka nilai konsumtif bertambah sebesar 1,073.

Tabel 4. Tabel Korelasi

R Square Sig. Fchange 0,277 0,000

(22)

Tabel 5. Correlations Product Moment

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat ada pengaruh positif citra merek terhadap perilaku konsumtif remaja seperti yang terlihat dalam kolom pearson correlation 0,527 dan sangat signifikan.

DISKUSI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa ada pengaruh positif citra merek terhadap perilaku konsumtif pada remaja perempuan, yang berarti hipotesis ditolak. Diketahui bahwa nilai korelasi person dari penelitian ini sebesar 0,527 yang mengimplikasikan bahwa arah pengaruh yang diberikan citra merek terhadap perilaku konsumtif positif(+) dan sangat signifikan. Hal tersebut menandakan semakin tinggi citra merek maka akan semakin tinggi pula perilaku konsumtif yang akan dilakukan, begitu sebaliknya semakin rendah citra merek maka semakin rendah pula perilaku konsumtifnya. Dan diperoleh nilai p sebesar 0.000 < 0.05 artinya ada pengaruh yang signifikan.

Dasar pemikiran peneliti yaitu remaja perempuan yang memiliki citra merek yang tinggi memiliki perilaku konsumtif yang rendah, karena remaja perempuan tidak akan mencoba-coba berbagai merek ketika remaja perempuan tersebut menemukan merek yang cocok dengannya. Peneliti menggunakan dasar teori dari faktor-faktor perilaku konsumtif milik Sumartono (2002). Salah satu faktor yang menjadi dasar kuat penelitian ini adalah mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Konsumen akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelum ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya. Dalam hal ini kurangnya pemahaman remaja perempuan tentang citra merek suatu produk menyebabkan remaja perempuan tersebut mencoba lebih dari dua merek (produk sejenis). Namun ternyata dasar pemikiran ini tidak sejalan dengan hasil penelitian.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Auda (2009) yang berjudul

“Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli” didapatkan hasil terdapat pengaruh yang

(23)

pikiran mereka dan merek yang akan menjadi bagian dari perilaku pembelian mereka. Dan akan meningkatkan perilaku konsumtif pada remaja perempuan. Sehingga konsumen akan menunjukkan loyalitas merek ketika ia tidak hanya melakukan pembelian berulang tapi ia juga benar-benar menyukai dan memilih merek tersebut. (Mowen, 1994, h. 531-533).

Berdasarkan analisa regresi didapatkan koefisien regresi X sebesar 1,073 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai citra merek, maka nilai konsumtif bertambah sebesar 1,073. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock, J.W (2003) yang mengatakan bahwa semakin positif sikap konsumen terhadap suatu merek, maka seakin tinggi pula intensi membeli konsumen.

Perilaku konsumtif pada produk fashion yang dilakukan remaja perempuan didasari karena ingin menunjukkan pada orang lain. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Veblen (dalam Auda, 2009) bahwa sebagian besar konsumsi dimotivasi oleh keinginan untuk mengesankan orang lain dan produk yang sering dikonsumsi adalah jenis pakaian, perhiasan, rumah, dan yang sejenisnya.

Sesuai dengan pendapat Levy (dalam Mowen dan Minor, 2002) yang mengatakan bahwa orang sering membeli produk bukan hanya untuk manfaat fungsional tetapi lebih untuk nilai simbolik. Hal ini sesuai dengan Grubb dan Grathwohl (dalam Mowen dan Minor, 2002) yang mengatakan bahwa langkah pertama yang akan dilakukan konsumen dalam mengkonsumsi sesuatu adalah membeli produk yang mengkomunikasikan konsep dirinya kepada observer, kemudian konsumen berharap bahwa observer akan memiliki persepsi yang diinginkan dari sifat alami produk secara simbolik, dan akhirnya konsumen berharap bahwa observer akan memandang dirinya seperti memiliki sifat simbolik yang hampir sama dengan produk terebut. Tingkat kontribusi citra merek terhadap perilaku konsumtif hanya berkisar 27,7%, menyebabkan bahwa pengaruh citra merek terhadap perilaku konsumtif ada pada tingkat rendah, hal ini dapat dipahami karena ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumtif Mahasiswa. Triyaningsih (2011) menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah : (1) Faktor Hadirnya Iklan, produsen menggunakan keefektifan untuk menarik konsumen, iklan sangat efektif dalam mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan pada akhirnya membeli produk dari produsen tersebut, iklan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian barang yang bersifat keinginan semata, bukan kebutuhan dan harga yang tidak rasional, (2) Faktor Konformitas, konformitas lebih cenderung terjadi pada remaja terlebih remaja putri, konformitas terjadi karena adanya tuntutan untuk tampil menarik dan sama dengan kelompoknya, dengan tujuan agar diakui oleh kelompoknya, (3) Faktor Gaya Hidup, pembelian barang-barang bermerek dan mewah akan meningkatkan status sosial seseorang, (4) Kartu Kredit, dengan adanya layanan yang mudah dan simpel membuat pengguna layanan kartu kredit dapat berbelanja kapanpun.

(24)

SIMPULAN dan IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pada penelitian ini ditolak. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara Citra Merek dengan Perilaku Konsumtif pada remaja perempuan, hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi (r) yaitu 0,527, dan dengan nilai signifikasinya (p) 0.000 < 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi citra merek maka perilaku konsumtif pada remaja perempuan semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah citra merek maka semakin rendah pula perilaku konsumtif pada remaja.

Implikasi dari penelitian ini, hasil penelitian diharapkan menjadi acuan bagi produsen bahwa perilaku konsumtif individu (dalam penelitian ini remaja) dapat muncul ketika individu tersebut memiliki loyalitas yang tinggi pada sebuah merek. Loyalitas terhadap merek dapat dibangun melalui citra merek. Apabila sebuah produk memiliki citra merek yang baik, loyalitas dan asosiasi yang baik, maka gambaran otomatis merek akan semakin kuat dalam pikiran mereka dan merek akan menjadi bagian dari perilaku pembelian mereka. Sehingga individu tidak hanya melakukan pembelian berulang tapi ia juga benar-benar menyukai dan memilih merek tersebut.

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti terkait variabel perilaku konsumtif ataupun variabel citra merek, dapat melakukan penelitian dengan beberapa alternatif, pertama yaitu peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan loyalitas konsumen sebagai variabel dalam penelitian selanjutya. Kedua, peneliti selanjutnya dapat mencari variabel lain terkait pengaruh lain dalam perilaku konsumtif, serta menambahkan faktor-faktor demografis berupa usia, jenis kelamin, dan pekerjaan atau pendidikan. Peneliti juga diharapkan untuk lebih menyempurnakan skala yang digunakan agar dapat mengungkap lebih jelas dan tepat pada penelitian selanjutnya.

Referensi

Aaker, D. A. 1996. Measuring Brand Equity across products and markets.California Management Review. Berkeley: Spring. Vol.38. Iss.3

Agustia. R. S. (2012). Gambaran perilaku konsumtif siswa-i Sekolah Menengah Atas

“International Islamic Boarding School Republic Of Indonesia (SMA IIBS RI).

Binus University. Jakarta.

Agustina.2002.PerilakuKonsumtif Dalam Membeli Barang Pada Ibu Rumah Tangga Di Kota Samarinda:eJournal Psikologi, Volume 1, Nomor 2, 2013: 148-156

(25)

Assauri, Sofyan. (1978). Manajemen Produksi. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Auda, R. Z. (2009). Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli. Usu Repository. Medan.

Bhineka, Roket King.2015.Perilaku Konsumtif Dengan Intensi Berutang Pada Mahasiswa.Psychonomic Kumpulan Penelitian Psikologi Ekonomi Edisi 1, Vol.1 halaman 84-95.Malang.Pusat Studi Perilaku Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang

Davis, S. M. 2000. Brand Asset Management: driving profitable growth through your brand. California : Jossey-Bass, Inc., Publishers.

Dewi, Cyntia & Suliyanto. (2012). Analisis Pengaruh Brand Image, Keterlibatan Produk dan Media Periklanan Es Krim Magnum Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen. Performance, Vol.16.

http://manajemen.unsoed.ac.id/repositorydocoument-to-download

Engel, J.F., Blackwell, R.D & Mniard, P.W. (1994). Perilaku konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara

Enrico, Aldo., et al. (2014). The Factors that Influenced Consumptive Behavior: A Survey of University Students in Jakarta : International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 4, Issue1.

Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek & Psikologi Konsumen. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Ferrinadewi, E. & Didit Darmawan. 2004. Perilaku Konsumen: Analisis Model Keputusan. Atmajaya Press. Yogyakarta Graha

Freddy, Rangkuti. (2002). The power of brands, Teknik mengelola Brand Equity dan strategi pengembangan merek. Jakarta. Gramedia Pustaka

Jr.Stephen L. S, et al.(2007). The effect of brand image on overall satisfaction and loyalty intention in the context of color cosmetic. Asian Academy of Management Journal, Vol. 12, No. 1, 83–10.

Kotler, Philip. 2000. Marketing Management 10th ed. Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey: United States of America.

Malik, et al.(2013). Impact of Brand Image and Advertisement on Consumer Buying Behavior World Applied. Sciences Journal 23 (1): 117-122

(26)

Netemeyer, R.G., et al. (2004) Developing and Validating Measures of Facets of Customer-Based Brand Equity. Journal of Business Research, 57, 209-224.

Parma, Sintiche Ariesnya. (2007). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Remaja Putri dalam Pembelian Kosmetik Melalui Katalog Di SMA Negeri 1 Semarang.Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Pedoman Penulisan Skripsi. (2014). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Putri, Karina Purnomo. (2009). Hubungan antara konsep diri dengan gaya hidup hedonis pada remaja. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang

Pratiknyo. J. (2008). Perilaku Konsumtif Terhadap Kosmetik Wajah Pada Mahasiswi Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Konformitas. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Semarang

Priyatno, D. (2011). Buku Saku Analisistik Data SPSS. Jakarta: PT. Buku Seru.

Ratri, L.E. (2007). Hubungan Antara Citra Merek (Brand Image) Operator Selular dengan Loyalitas Merek (Brand Loyalty) pada Mahasiswa Pengguna Telepon Selular Di Fakultas Ekonomi Regular Universitas Diponegoro. Semarang

Rosandi, A.F. 2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya. Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja (Penerjemah: SSeock (2003).

Analysis of Clothing Websites for Young Customer Retention based on A Model of Consumer Relationship Management via the Internet.

http://scholar.lib.vt.edu/theses/available/etd-10272003150525/unrestricted/YKETD.pdf

Soegito, 1996. Konsumerisme Penyebab Inflasi. Kepala BPS :

www.apakabar@clark.net

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatiff dan R&D.Bandung.Alfabeta Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan : Meneropong imbas pesan Iklan Televisi.

Bandung. Alfabeta.

Tabunan, R. (2001). Harga Diri Remaja. http://www.e- psikologi.com/remaja/24091htm. Diunduh pada 11 November 2014.

Triyaningsih, SL. (2011). Dampak Online Marketing Melalui Facebook Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Kewirausahaan UniversitasSlamer Riyadi Surakarta. Surakarta. 2. (11).

(27)

Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Phronesis, Volume 3, No 6. Hal 72-82.

Zhang, Yi. 2015. The Impact of Brand Image on Consumer Behavior: A Literature Review, Open Journal of Business and Management, 2015, 3, 58-62.

(28)
(29)

LAMPIRAN 1

Skala

Tryout

(30)

BLUE PRINT SKALA CITRA MEREK

No Indikator Item Total Presentase

Favorabel Unfavorabel iklan-iklan mengenai harga dan promosi mengenai merek tersebut cukup informatif bagi saya

2 Saya percaya bahwa produk yang saya gunakan akan membuat penampilan saya lebih menarik

3 Program membership memberi keuntungan bagi saya 4 Saya lebih memilih menggunakan barang dengan

merek-merek branded (terkenal)

5 Saya membeli barang tanpa mempedulikan informasi tentang produk

6 Saya membeli barang sesuai dengan kebutuhan saya tanpa mempedulikan mereknya

7 Saya mengikuti pilihan teman saya, walaupun itu tidak sesui dengan saya

8 Menurut saya, penggunaan selebriti dalam iklan sangat mempengaruhi saya dalam pembelian produk tersebut. 9 Saya selalu memperhatikan komponen atau

bahan-bahan dari setiap produk yang saya gunakan

10 Saat membeli barang, desain logo suatu produk menjadi hal yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan membeli

11 Saya merasa bahwa saya termasuk trend center ketika saya menggunakan barang dengan merek terkenal 12 Ketika hendak membeli barang, yang terlintas

dipikiran saya barang dengan merek yang sudah sering saya gunakan

13 Parfum dengan merek nama artis sesuai dengan karakter saya

(31)

15 Merek bukan hal utama dalam keputusan membeli barang

16 Saya kurang percaya diri dengan penampilan saya 17 Membership membuat saya mengalami kerugian 18 Meskipun banyak iklan yang menawarkan

produk-produk ternama, tapi saya tidak tertarik membelinya 19 Kemasan dari beberapa produk mempengaruhi saya

untuk membeli

20 Saya sangat memperhatikan merek suatu produk saat akan membelinya

21 Saya membeli barang yang sering dibeli oleh teman-teman saya

22 Saya tertarik menggunakan produk yang digunakan artis idola saya

23 Saya tidak peduli dengan komponen atau bahan-bahan yang ada dalam produk yang akan saya beli

24 Saya merasa percaya diri menggunakan barang bermerek tertentu yang banyak digunakan teman-teman saya

25 Saya tidak mendapat keuntungan mengikuti program membersip

29 Saya tidak terpengaruh dengan penggunaan selebriti dalam iklan untuk membeli suatu produk

30 Banyaknya iklan produk ternama membuat saya tertarik membelinya

(32)

BLUE PRINT SKALA PERILAKU KONSUMTIF

No Indikator Item Jumlah Presentase

Favorabel Unfavorabel

1 Saya suka membeli barang-barang yang ada hadiah

2 Saya membeli barang hanya karena menyukai kemasannya yang unik

3 Jika teman-teman saya membeli barang bermerek, saya pun ikut membelinya meskipun harganya mahal

4 Saya lebih tertarik membeli barang pada saat diskon 5 Agar menjadi pusat perhatian saya harus membeli

barang-barang terbaru

(33)

7 Menurut saya, seseorang yang menggunakan produk mahal akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi

8 Saya membeli dua produk sekaligus ketika bingung memilih produk

9 Saya kurang tertarik membeli barang karena iming-iming hadiah

10 Saya takut tertipu jika membeli barang yang dikemas menarik

11 Saya tidak merasa malu jika apa yang saya kenakan tidak mengikuti tren

12 Saya tidak mudah tertarik untuk membeli barang meskipun sedang ada diskon

13 Untuk meningkatkan status, saya tidak perlu membeli barang-barang model terbaru

14 Saya tidak suka meniru gaya artis-artis dalam berpakaian 15 Memakai barang-barang bermerek belum tentu akan

menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi

20 Saya tidak segan membeli produk yang dipakai oleh idola saya

21 Saya rela membeli barang mahal asalkan saya lebih percaya diri

22 Saya suka membeli barang yang sama tetapi dengan harga yang berbeda

23 Saya membeli barang karena kebutuhan bukan karena terdapat hadiahnya

24 Dalam membeli barang saya lebih memilih mementingkan isi daripada kemasan

25 Menurut saya, memakai produk yang bermerk tidaklah penting

26 Saya membeli barang yang saya butuhkan dengan memilih kualitasanya dibandingkan harganya

27 Saya tidak kecewa bila tidak dapat membeli barang seperti teman-teman

28 Saya membeli barang tidak melihat siapa yang menjadi bintang iklannya

(34)

30 Saya merasa cukup membeli satu produk dari beberapa pilihan

31 Saya tertarik membeli barang-barang yang terdapat kupon hadiahnya

32 Saya akan membeli barang yang kemasannya menarik meskipun tidak saya butuhkan

33 Saya sering membeli baju-baju yang bermerk untuk menjaga penampilan saya

34 Menurut saya, murah tidaknya harga suatu barang itu sangatlah penting

35 Saya membeli barang bermerk agar kelihatan lebih trendi 36 Saya percaya bahwa apa yang dipakai oleh artis akan

bagus dipakai oleh siapapun

37 Saya lebih percaya diri memakai produk yang sedang ngetrend

38 Saya suka berganti-ganti merk suatu produk

39 Saya curiga barang yang berhadiah adalah barang stok lama

40 Walaupun kemasannya menarik, belum tentu akan menarik minat saya untuk membeli

41 Menurut saya, murah tidaknya harga suatu barang itu tidaklah penting

42 Saya tidak harus membeli barang bermerk agar terlihat trendi

43 Saya tidak malu apabila memakai pakaian yang ketinggalan jaman

(35)

LAMPIRAN 2

(36)

Hasil Analisis Tryout Skala Citra Merek

Skala Citra Merek adalah skala dengan model Likert yang terdiri dari 31 item dengan menggunakan format 4 poin pilihan dengan rentangan dari Sangat Setuju, Setuju, Tidak

Setuju, Sangat Tidak Setuju. Hasil uji tryout skala Citra Merek diperoleh indeks validitas 0,249 - 0,909, sedangkan nilai uji reliabilitasnya 0,910 yaitu menunjukkan skala tersebut reliabel dan diperoleh 18 item valid.

Hasil Analisis Tryout Skala Citra Merek

Reliability Statistics

Hasil Analisis Tryout Skala Perilaku Konsumtif

(37)
(38)

LAMPIRAN 3

Blue Print

Skala Penelitian Citra Merek dan

(39)

BLUE PRINT SKALA CITRA MEREK

No Indikator Item Jumlah Presentase

Favorabel Unfavorabel

1 Sebelum membeli produk dengan merek tertentu, iklan-iklan mengenai harga dan promosi mengenai merek tersebut cukup informatif bagi saya

2 Saya percaya bahwa produk yang saya gunakan akan membuat penampilan saya lebih menarik

3 Program membership memberi keuntungan bagi saya

4 Saya lebih memilih menggunakan barang dengan merek-merek

branded (terkenal)

5 Saya membeli barang tanpa mempedulikan informasi tentang produk 6 Saya membeli barang sesuai dengan kebutuhan saya tanpa

mempedulikan mereknya

7 Meskipun banyak iklan yang menawarkan produk-produk ternama, tapi saya tidak tertarik membelinya

8 Kemasan dari beberapa produk mempengaruhi saya untuk membeli 9 Saya merasa bahwa saya termasuk trend center ketika saya

menggunakan barang dengan merek terkenal

10 Ketika hendak membeli barang, yang terlintas dipikiran saya barang dengan merek yang sudah sering saya gunakan

11 Parfum dengan merek nama artis sesuai dengan karakter saya

12 Saya tidak peduli dengan komponen atau bahan-bahan yang ada dalam produk yang akan saya beli

13 Merek bukan hal utama dalam keputusan membeli barang

14 Yang terpenting dalam memilih produk adalah kegunaan dari pada iklan

15 Saya sangat memperhatikan merek suatu produk saat akan membelinya 16 Saya membeli barang yang sering dibeli oleh teman-teman saya

17 Banyaknya iklan produk ternama membuat saya tertarik membelinya 18 Ketika membeli suatu produk saya tidak terpengaruh dengan apa yang

(40)

BLUE PRINT SKALA PERILAKU KONSUMTIF

No Indikator Item Jumlah Presentase

Favorabel Unfavorabel

1 Saya tertarik membeli barang-barang yang terdapat kupon hadiahnya

2 Saya akan membeli barang yang kemasannya menarik meskipun tidak saya butuhkan

3 Jika teman-teman saya membeli barang bermerek, saya pun ikut membelinya meskipun harganya mahal

4 Agar menjadi pusat perhatian saya harus membeli barang-barang terbaru

5 Saya tidak segan membeli produk yang dipakai oleh idola saya 6 Menurut saya, seseorang yang menggunakan produk mahal akan

memiliki rasa percaya diri yang tinggi

7 Saya membeli dua produk sekaligus ketika bingung memilih produk

(41)

daripada kemasan

10 Saya tidak merasa malu jika apa yang saya kenakan tidak mengikuti tren

11 Saya tidak mudah tertarik untuk membeli barang meskipun sedang ada diskon

12 Untuk meningkatkan status, saya tidak perlu membeli barang-barang model terbaru

13 Saya tidak suka meniru gaya artis-artis dalam berpakaian

14 Memakai barang-barang bermerek belum tentu akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi

15 Saya merasa cukup membeli satu produk dari beberapa pilihan 16 Saya suka ketika banyak orang perhatiannta tertuju pada

penampilan saya

17 Saya lebih suka membeli barang dengan model terbaru agar tidak ketinggalan jaman

18 Saya percaya bahwa apa yang dipakai oleh artis akan bagus dipakai oleh siapapun

19 Saya rela membeli barang mahal asalkan saya lebih percaya diri 20 Saya suka membeli barang yang sama tetapi dengan harga yang

berbeda

21 Saya membeli barang karena kebutuhan bukan karena terdapat hadiahnya

22 Walaupun kemasannya menarik, belum tentu akan menarik minat saya untuk membeli

23 Menurut saya, memakai produk yang bermerk tidaklah penting 24 Saya tidak kecewa bila tidak dapat membeli barang seperti

teman-teman

25 Saya membeli barang tidak melihat siapa yang menjadi bintang iklannya

26 Memakai pakaian model terbaru belum tentu meningkatkan rasa percaya diri saya

27 Saya sering membeli baju-baju yang bermerk untuk menjaga penampilan saya

28 Saya membeli barang bermerk agar kelihatan lebih trendi 29 Saya lebih percaya diri memakai produk yang sedang ngetrend 30 Saya tidak harus membeli barang bermerk agar terlihat trendi

(42)

LAMPIRAN 4

(43)
(44)

LAMPIRAN 5

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

Patricia 3 4 3 2 3 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 47

anastasya 3 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 41

alentya 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 1 1 2 2 3 1 41

yanti 4 4 1 1 4 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 33

nindy 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 45

ika 4 2 3 2 4 1 3 3 2 3 2 4 2 1 2 2 2 3 45

yuliatri 3 3 3 2 4 2 3 1 4 2 1 4 2 1 3 1 2 1 42

linda 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 40

amel 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 45

yulia 3 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 4 1 1 1 4 34

siti ayu 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 43

diyah 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 39

wulan 3 4 3 3 4 2 2 3 2 4 1 3 3 4 3 3 3 1 51

gina 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2 2 39

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Gambar

Tabel 2. Karakteristik subjek penelitian .............................................................................
Tabel 3. Hasil Analisa Uji Regresi
Tabel 5. Correlations Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

Sumbangan efektif (SE) variabel interaksi teman sebaya terhadap perilaku konsumtif sebesar 29,7 % dan 70,3 % di pengaruhi oleh faktor lain ditunjukkan oleh

Dengan adanya penelitian ini maka dapat membantu para produsen untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup brand minded dengan kecenderungan perilaku konsumtif pada

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA

ABSTRAKSI ... Latar Belakang Masalah ... Perilaku konsumtif ... Pengertian Perilaku Konsumtif pada remaja Putri... Tahap-tahap Perilaku Konsumtif ... Aspek-aspek Perilaku Konsumtif

Sehingga apabila dihubungkan dengan perilaku konsumtif, remaja putra yang mempunyai kematangan emosi akan berperilaku konsumtif yang relatif lebih rendah karena segala bentuk

Pada bagian ini penulis membahas mengenai keterkaitan antara karakteristik khas yang dimiliki oleh remaja dengan perilaku konsumtif, serta bagaimana perilaku konsumtif

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Enrico, Aron, dan Oktavia (2014) menemukan beberapa faktor yang menyebabkan perilaku konsumtif antara lain:1) Memenuhi

Hasil dari penelitian ini adalah variable dari promosi penjualan yaitu rebates dan events memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap perilaku konsumtif, sedangkan