• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITATERHADAP KUNJUNGAN KE POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS

TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2014

JULI ANA NIM. 091000030

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

ABSTRAK

Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Menurut Depkes RI (2006) posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya kesehatan masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,oleh,untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembaangunan kesehatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu balita dengan perilaku mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kecamatan Deli Serdang Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan desain Cross Sectional, untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Medan. populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu balita yang berkunjung keposyandu di Percut Sei Tuan Kecamatan Deli Serdang Medan tahun 2013 berjumlah 540 orang. Data dianalisa dengan menggunakan sampel menurut Lemeshow. Pengambilan sampel dengan cara acak sederhana (simple random sampling) yaitu sistem tabel angka acak dengan jumlah sampel 81 ibu balita.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan ibu balita baik 23 orang (28.4%) dan cukup 58 orang (71.6%). Sikap ibu balita Perilaku kunjungan ke Posyandu baik 16 orang (19.8%), cukup 63 orang (77.8%) dan kurang 29 orang (2.5%). Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita terhadap kunjungan ke Posyandu dapat dilihat bahwa nilai Exact Sig.(2-sides) adalah 0,307 maka lebih besar dari titik kritis 0,05 (0,307> 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan dan sikap ibu balita terhadap kunjungan keposyandu.

(4)

ABSTRAK

Posyandu is an extension of the health centers that provide care and health monitoring are implemented in an integrated manner. Growth monitoring sessions conducted by and for the community. Posyandu as a forum for public participation , which organizes service system meeting basic needs and improving the quality of human and empirically has been able to equalize the health care field. These activities include immunization , public nutrition education and maternal and child health services . According to the MOH (2006 ) posyandu is one form of power based health activities, public health ( UKBM ) are managed and organized from,by,for,and with the community in the implementation of health development.

The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitude of mothers with toddlers visiting behavior Posyandus in Puskesmas Percut seituan Medan Deli Serdang district.

This research is an analytic survey research using cross sectional design , to determine the relationship of knowledge to visit Mother Toddler Posyandu in Puskesmas Percut Sei Tuan Medan Deli Serdang . population in the study were all mothers visiting toddler Sei Tuan Percut keposyandu in Deli Serdang District of Medan in 2013 amounted to 540 people. Data were analyzed by using a sample according Lemeshow.Sampling random manner(simple random sampling )is a random number table system with a sample of 81 mothers toddler .

The results showed a good knowledge of the toddler 's mother 23 people (28.4 % ) and enough 58 people ( 71.6 % ). Attitude Behavior toddler 's mother to visit both IHC 16 people ( 19.8 % ),pretty 63 people( 77.8 % )and less than 29 people( 2.5 % ). Knowledge relationships with maternal attitude towards visits to IHC toddler can be seen that the value of the Exact Sig.( 2 -sides )is greater than 0.307, the critical point of 0.05 ( 0.307 > 0.05 ). It can be concluded that there is no relationship of education level and attitude of mothers and children against keposyandu visit.

(5)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Juliana

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Balai / 20 Juli 1990

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak ke : 3 (tiga) dari 5 Bersaudara Nama Orang Tua : Nasib Manurung (ayah)

Siti Rahma Pjt (Ibu)

Alamat Rumah : Tanjung Balai Kota Madia Jalan Teluk, Sumatera Utara. Medan.

Riwayat Pendidikan

Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri 136537 Tanjung Balai Tahun 2003 – 2006 : SMP Negeri 8 SMP Tanjung Balai

Tahun 2006 – 2009 : YMPI Yayasan Madrasah Pendidikan Islam Tanjung Balai Tahun 2009 – 2014 : FKM USU Medan

Riwayat Organisasi

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU BALITATERHADAP KUNJUNGAN KE POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG REJO KEC. PERCUT SEI TUANKABUPATEN DELI SERDANGTAHUN 2014”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku dosen pembimbing I dan ibu Namora Lumongga L. MSc.Phd selaku selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Tukiman, MKM selaku ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tukiman.MKM selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini

(7)

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai departemen PKIP, ibu dr. Linda T. Maas, M.PH, bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, ibu Lita Sri Andayani, M.Kes, Ibu Namora Lumongga Lubis, MSc.Ph.D dan bapak Warsito yang telah banyak membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

7. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika FKM USU yang telah membimbing dan membantu selama perkuliahan.

8. Terlebih Istimewa penulis mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta Nasib Manurung dan Ibunda Tercinta Siti Rahma Pjt yang senantiasa mengasuh, mendidik, membimbing, dan mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis serta tidak pernah merasa jenuh dalam memberikan motivasi, dorongan baik secara materil maupun secara moril, sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

9. Kakak Abang dan adik tersayang Anita, Samsul Bahri dan Elvina, Irma Yanti serta keluarga baru penulis , Herwanto (abang ipar) dan keponakan tersayang Siti Delima, Siti Aisyah, Aldo Revaldo,M. Sempurna Aditia yang telah banyak memberikan movitasi dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

(8)

kepada penulis hingga menyelesaikan study di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

11.Sahabat-sahabat ku Frecila ,Yuni Zaidah Gultom, yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan serta kritikan yang menambah semangat penulis dan teman-teman yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis mengucapkan terima kasih.

12.Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 28 Januari 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... iii

KATA PENGANTAR ... vi

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Perilaku ... 14

2.1.1 Definisi pengetahuan ... 14

2.1.1,1 Tinngkat pengetahuan ... 14

2.2.1 faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 16

2.1.2 Sikap ... 18

2.2.3 Tindakan atau Praktek (practice) (perilaku) ... 19

2.3Ibu ... 21

2.3 Balita ... 21

2.4.Posyandu ... 21

2.41. Pengertian posyandu ... 21

2.4.3. Tujuan posyandu ... 22

2.4.3. Sasaran posyandu ... 28

2.4.4. Fungsi posyandu ... 22

2.4.5 Manfaat posyandu ... 23

2.4.6 Penyelenggaraan Posyandu ... 24

2.4.7 Kegiatan utama posyandu ... 25

2.4Teori Perilaku ... 28

2.6 Kerangka Konsep ... 31

(10)

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

3.2.1 Lokasi ... 33

3.2.2 Waktu Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.3.1 Populasi ... 34

3.3.2 Sampel ... 34

3.4 Sistem Pengambilan Sampel ... 35

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.5.1 Data Primer ... 37

3.5.2 Data Sekunder ... 37

3.6 Defenisi Operasional ... 37

3.7. Aspek pengukuran dan instrumen ... 38

3.7.1 Aspek pengukuran ... 38

3.8. Instrumen ... 42

3.9.Teknik analisis dan Pengolahan Data ... 43

3.9.1 Analisis data ... 43

3.9.2 Pengolahan data... 43

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 44

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

4.2 Karakteristik Responden ... 45

4.3. Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Kunjungan ke Posyandu ... 45

4.4. Sikap Ibu Balita Terhadap Kunjungan Keposyandu ... 50

4.5. Kunjungan Posyandu ... 53

4.6. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kunjungan Posyandu ... 56

BAB 5 PEMBAHASAN ... 58

5.1 Pendidikan Ibu Balita ... 58

5.2 Pengetahuan Ibu Balita ... 60

5.3 Sikap Ibu Balita Terhadap Perilaku ke Posyandu ... 61

5.4 Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu ... 64

5.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Kunjungan Posyandu... 65

5.6 Hubungan Sikap Ibu Balita dengan kunjungan ke posyandu ... .67

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

6.1 Kesimpulan ... 69

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pengambilan Sampel ... 36

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku ... 45

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Kunjungan ke Posyandu ... 47

Tabel 4.6 Distribusi Kategori Pengetahuan Ibu balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 ... 48

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi antara Umur dengan Pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan posyandu kepuskesmas Di Desa Percut. ... 49

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Di Desa Percut ... 49

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu balita terhadap kunjungan ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 ... 50

Tabel 4.10. Distribusi Kategori Sikap Ibu Balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Di Desa Percut ... 52

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi antara Umur dengan Sikap Ibu Balita terhadap kunjungan kepuskesmas Di Desa Percut. ... 52

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap Ibu Balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Di Desa Percut. ... 53

(12)

Tabel 4.14. Distribusi Kategori kunjungan keposyandu diwilayah

kerja puskesmas Di Desa Percut ... 55 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi antara Tingkat Pendidikan dengan

kunjungan ke posyandu diwilayah kerja puskesmas Di

Desa Percut ... 55 Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi antar Pengetahuan Ibu Balita dengan

kunjungan ke Puskesmas Di Desa Percut. ... 56 Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi antar Sikap Ibu Balita dengan

(13)

Daftar Lampiran

Nomor

1. Kuesioner 2. Master Data 3. Output SPSS

(14)

ABSTRAK

Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Menurut Depkes RI (2006) posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya kesehatan masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,oleh,untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembaangunan kesehatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu balita dengan perilaku mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kecamatan Deli Serdang Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan desain Cross Sectional, untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Medan. populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu balita yang berkunjung keposyandu di Percut Sei Tuan Kecamatan Deli Serdang Medan tahun 2013 berjumlah 540 orang. Data dianalisa dengan menggunakan sampel menurut Lemeshow. Pengambilan sampel dengan cara acak sederhana (simple random sampling) yaitu sistem tabel angka acak dengan jumlah sampel 81 ibu balita.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan ibu balita baik 23 orang (28.4%) dan cukup 58 orang (71.6%). Sikap ibu balita Perilaku kunjungan ke Posyandu baik 16 orang (19.8%), cukup 63 orang (77.8%) dan kurang 29 orang (2.5%). Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu balita terhadap kunjungan ke Posyandu dapat dilihat bahwa nilai Exact Sig.(2-sides) adalah 0,307 maka lebih besar dari titik kritis 0,05 (0,307> 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan dan sikap ibu balita terhadap kunjungan keposyandu.

(15)

ABSTRAK

Posyandu is an extension of the health centers that provide care and health monitoring are implemented in an integrated manner. Growth monitoring sessions conducted by and for the community. Posyandu as a forum for public participation , which organizes service system meeting basic needs and improving the quality of human and empirically has been able to equalize the health care field. These activities include immunization , public nutrition education and maternal and child health services . According to the MOH (2006 ) posyandu is one form of power based health activities, public health ( UKBM ) are managed and organized from,by,for,and with the community in the implementation of health development.

The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitude of mothers with toddlers visiting behavior Posyandus in Puskesmas Percut seituan Medan Deli Serdang district.

This research is an analytic survey research using cross sectional design , to determine the relationship of knowledge to visit Mother Toddler Posyandu in Puskesmas Percut Sei Tuan Medan Deli Serdang . population in the study were all mothers visiting toddler Sei Tuan Percut keposyandu in Deli Serdang District of Medan in 2013 amounted to 540 people. Data were analyzed by using a sample according Lemeshow.Sampling random manner(simple random sampling )is a random number table system with a sample of 81 mothers toddler .

The results showed a good knowledge of the toddler 's mother 23 people (28.4 % ) and enough 58 people ( 71.6 % ). Attitude Behavior toddler 's mother to visit both IHC 16 people ( 19.8 % ),pretty 63 people( 77.8 % )and less than 29 people( 2.5 % ). Knowledge relationships with maternal attitude towards visits to IHC toddler can be seen that the value of the Exact Sig.( 2 -sides )is greater than 0.307, the critical point of 0.05 ( 0.307 > 0.05 ). It can be concluded that there is no relationship of education level and attitude of mothers and children against keposyandu visit.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Millennium Development Goals (MDGs) yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan, targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York. Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara penandatangan. Tujuan Pembangunan Millenium atau

Millenium Development Goals (MDGs) berisikan tujuan kuantitatif yang mesti dicapai dalam jangka waktu tertentu, terutama persoalan penanggulangan kemiskinan pada tahun 2015. Masing-masing tujuan MDGs terdiri dari target-target yang memiliki batas pencapaian minimum (wordpress.com, 2012)

Satu diantara kedelapan target/sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yang sedang diupayakan untuk dicapai Indonesia adalah MDGs ke-4 yaitu menurunkan kematian anak-anak dibawah usia lima tahun.

(17)

komunitas internasional melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB di New York pada bulan September tahun 2000 yang menghasilkan suatu deklarasi global yang disebut Deklarasi Milenium. Deklarasi tersebut disetujui oleh 189 negara dan ditandatangani oleh147 kepala pemerintahan, kepala negara dan tokoh-tokoh dunia ini menghasilkan 8 sasaran pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDGs). Kedelapan sasaran pembangunan milenium ini telah menjadi salah satu acuan penting yang ingin dicapai dalam pembangunan di Indonesia sejak tahun 2000 sampai 2015 (Depkes, 2010).

Salah satu upaya pemerintah di bidang kesehatan yang sedang digalakkan untukmenjembatani antara upaya-upaya pelayanan kesehatan professional dan non professional yang dikembangkan oleh masyarakat dan keluarga yakni melalui pos pelayanan terpadu yang dikenal dengan sebutan posyandu (Kesmas, 2011).

(18)

Juni 2000, yang merupakan pedoman Bupati/Walikota di Indonesia tentang revitalisasi posyandu. Di mana diharapkan akan mengembalikan kerja posyandu dan keaktifan-keaktifankader di dalamnya (Depkes RI, 2010)

Hal ini berarti Indonesia harus berusaha mencapai target-target yang telah ditentukan pada kesepakatan tersebut pada 2015 mendatang. Untuk mencapai tujuan MDGs tahun 2015 diperlukan koordinasi, kerjasama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah (nasional dan lokal), kaum akademika, media, sektor swasta, komunitas donor, dan masyarakat sipil (wordpress.com, 2011).

Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya, seperti derajat kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat (Depkes RI, 2007).

Guna lebih meningkatkan derajat kesehatan, Mendagri menginstruksikan Program Revitalisasi Posyandu melalui Surat Edaran No. 411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999. Revitalisasi posyandu adalah upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak, yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi kerja dan kinerja posyandu (Ferizal, 2007) .

(19)

kesehatan yang optimal yang sebagai mana tercantum pada pasal 3 undang – undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Dalam pelaksanaanya pembangunan kesehatannya lebih diarahkan pada upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) (Ridwan , 2007)

Pelaksanaanya pembangunan kesehatan tersebut melalui program – program kesehatan.. salah satu upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini di gunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) yang pelaksananya secara oprasional di bentuklah pos pelayanan terpadu ( Posyandu) ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan propisional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.

(Zulkifli. 2003).

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai dengan usia dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif (Radiansyah. 2007, dalam Octaviani,Juniarti dan Mardiyah, 2008).

(20)

Angka kematian yang tinggi pada bayi, anak balita, ibu melahirkan dan menurunnya daya kerja fisik, terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan jika ditelusuri adalah akibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan gizi (Supariasa,2001, dalam Octaviana, Juniarti dam Mardiyah,2008).

Salah satu dampak dari kurang aktifnya sarana pelayanan kesehatan seperti posyandu dapat mengakibatkan terjadinya kasus balita gizi buruk. Di Indonesia, menurut laporan UNICEF 2006 kasus gizi buruk menjadi 2,3 juta jiwa, atau meningkat dari 1,8 juta pada tahun 2004/2005. Peningkatan balita gizi buruk di Indonesia tersebut sangat mengkhawatirkan, karena dapat menyebabkan "lost generation" 2006 diperoleh tanggal 12 April 2008).

Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Peran posyandu sangat penting karena posyandu sebagai wahana pelayanan berbagai program. (Adisasmito, 2007, dalam Octaviana, Juniarti dan Mardiayah, 2008).

(21)

tersebar di 33 provinsi di Indonesia sekitar 330.000. Posyandu digerakkan oleh para kader secara sukarela yang peduli dengan perkembangan kesehatan anak Indonesia (Depkes, 2013).

Masalah yang ditemukan adalah : 1) rendahnya cakupan hasil penimbangan balita di Posyandu, 2) belum tersosialisasinya program-program upaya perbaikan gizi ke masyarakat, serta 3) masih rendahnya pengetahuan gizi yang dimiliki oleh masyarakat di desa. Pada umumnya, hal-hal tersebut diatas menjadi beban kader, yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan dan diatasi (Syaflini Anggidin, 2011).

Posyandu di Indonesia pada tahun 1985 baru berjumlah sekitar 25.000 Pos, setahun setelah pencanangan oleh Bapak Presiden meningkat menjadi 185.660 Pos dan tahun 1996 menjadi 244.470 Pos. Hingga tahun 2013, jumlah posyandu yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia sekitar 330.000. Posyandu digerakkan oleh para kader secara sukarela yang peduli dengan perkembangan kesehatan anak Indonesia (Depkes, 2013)

Masalah yang ditemukan adalah : 1) rendahnya cakupan hasil penimbangan balita di Posyandu, 2) belum tersosialisasinya program-program upaya perbaikan gizi ke masyarakat, serta 3) masih rendahnya pengetahuan gizi yang dimiliki oleh masyarakat di desa. Pada umumnya, hal-hal tersebut diatas menjadi beban kader, yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan dan diatasi (Syaflini Anggidin, 2011).

Data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) dikutip dari Prasetyo (2010)

menunjukkan bahwa terjadi penurunan sebesar 12% terhadap kunjungan posyandu

(22)

hingga 2006. Selain cakupan, kualitas layanan dari posyandu itu sendiri juga

menurun yang dengan indikasi adanya 14% penurunan cakupan pemantauan

pertumbuhan dari tahun 2000 hingga 2006, serta rendahnya kepemilikan kartu

menuju sehat (KMS). Sedangkan pada penelitian tahun 2010 di Posyandu Desa

Mendala Kecamatan Sirampong Jawa Tengah di dapatkan adanya penurunan jumlah

pengunjung. (Depkes RI,2006)

Berdasarkan cakupan gizi di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2004 menurut Bina Gizi Masyarakat Provinsi Lampung (BGM-PL) (2004) bahwa telah dilakukan penimbangan terhadap 14.672 balita pada saat berumur di bawah lima tahun sedangkan 7229 balita (D/S) (49,27%) jumlah balita yang ada di Kabupaten Tanggamus tidak dilakukan penimbangan dari target yang diharapkan sebesar 80% yang berarti masih tingginya kecendrungan gizi kurang terhadap anak balita di Kabupaten Tanggamus.(Propil Kes.Kab Tanggamus 2004)

(23)

masyarakat, revitalisasi posyandu & lain-lain. Tahun 2006 cakupan D/S pada bayi 74,9% dan N/D 63,5% dari masing-masing target sebesar 88,6%.(Dinkes,2005)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara masalah gizi buruk

di Sumatera Utara tahun 2007 prevalensi gizi buruk adalah sebesar 4,4% dan

prevalensi gizi kurang 18,8%. Kasus gizi buruk sebenarnya dapat dicegah dan

diminimalkan asalkan si ibu membawa anak ke posyandu setiap bulan sekali untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan balita sebagai awal deteksidini

(Hasronifathurrahman, 2008).

Data Provinsi Aceh jumlah posyandu sebanyak 6.000 buah, jumlahkader Posyandu sebanyak 4431 orang, sedangkan data Dinas KesehatanKota Sabang posyandu berjumlah 34 buah , Jumlah balita di kota sabang 3570 balita, yang aktif di posyandu 2223 anak balita. Posyandu di wilayah kerjapuskesmas sukakarya kota Sabang berjumlah 11 buah dari 6 desa, desa yang dimaksud adalah desa P.seunara dengan jumlah kader 9 orang, desa K.raya jumlah kader 9 orang, desa A.laot jumlah kader 6 orang, desa K.timu jumlahkader 8 orang, desa K.barat 10 orang, desa K.ateh jumlah kader 20 orang, dengan jumlah kader seluruhnya 70 orang namun yang aktif hanya 62 orang Melihat fenomena yang semakin menurunnya minat masyarakat mengunjungi Jumlah balita di puskesmas sukakarya 1159 orang. Yang datang dan ditimbang 734 anak balita, yang tidak mengikuti posyandu ada 425 anak balita (DinkesKota Sabang, 2013).

posyandu, hal ini berbeda dengan yang terjadi pada posyandu binaan

(24)

mengalami peningkatan kunjungan posyandu sebanyak 30%. Puskesmas Padang

Bulan Medan memiliki 6 posyandu binaan yaitu, Posyandu Titi Rante, Merdeka,

Babura, Padang Bulan, Darat, dan Posyandu Petisah Hulu yang semuanya aktif

puskesmas Padang Bulan Medan.

WHO ( World Helath Organization ) pada tahun 2008 menyatakan sampai saat ini Indonesia masih merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi DPT 3. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu negara prioritas yang di identifikasi oleh WHO dan UNICEF (United Nations Emergency Childrens Fund) untuk melaksanakan akselerasi dalam mencapai target 100% UCI Desa atau Kelurahan. Universal Child Imunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun) dan berdasarkan RPJMN (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional) Pemerintah berkomitmen untuk mencapai 100% desa mencapai UCI pada tahun 2014.

(25)

Usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang dilakukan selama ini dititik beratkan pada penggunaan pesan-pesan gizi sederhana melalui kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sendiri. Kegiatan tersebut dipusatkan di posyandu, yang merupakan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang paling memasyarakat dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu : KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare dengan sasaran bayi, anak balita, pasangan usia subur dan ibu hamil. Penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan, tablet vitamin A dosis tinggi, pemberian oralit, dan terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap angka kematian bayi (Supariasa, 2001, dalam Octaviana, Juniarti dan Mardiyah,2008).

Salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yakni pos pelayanan terpadu (Posyandu) (Hasdi, 2008).

(26)

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti,di tiga posyandu. Dilihat bahwa kunjungan ibu balita ke posyandu rendah. Dilihat dari jumlah ibu balita di desa percut sei tuan sebanyak 68 ibu balita hanya 30 ibu balita yang mengunjungi posyandu.

Hal ini mendasari perlunya mengetahui pengetahuan dan sikap masyarakat khususnya ibu balita di desa percut Sei Tuan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tentang pentingnya posyandu . Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan pengetahuan dan sikap masyarakat .

Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006 dalam KepMenKes RI No. 852 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air besar 12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan 6 %. Dan perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung

Eschericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia.

(27)

Hal ini mendasari perlunya mengetahui pengetahuan masyarakat khususnya ibu balita diwilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tentang kesehatan balita . Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap kunjungan ke posyandu Tanjung Rejo Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa rendahnya kunjungan posyandu yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan seperti diare dan gizi buruk yang diderita oleh anak balita. Melihat latar belakang ini peneliti ini melihat apakah pengetahuan dan perilaku ibu balita mempunyai hubungan positif terhadap kunjungan posyandu di wilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2013?.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu balita dengan perilaku mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas percut seituan kecamatan Deli Serdang Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

(28)

b. Untuk mengetahui sikap ibu balita dengan perilaku mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas .

c. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu balita terhadap perilaku mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas .

d. mengetahui hubungan sikap ibu balita dengan perilaku mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

1.3.3 Manfaat Penelitian

a. Bagi Puskesmas Tanjung Rejo sebagai bahan pertimbangan untuk lebih menggalakkan lagi upaya promosi kesehatan pengetahuan bagi Ibu Balita khususnya di wilayah kerja puskesmas

b. Untuk kepentingan masyarakat khususnya Puskesmas Tanjung Rejo

c. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal kesehatan khususnya tentang kunjungan Ibu Balita terhadap kunjungan Posyandu d. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan

(29)

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahluk hidup . dari segi biologis prilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme ( mahluk hidup yang bersangkutan)oleh sebab itu semua mahlik hidup baik tumbuh – tumbuhan sampai dengan manusia berperilaku , oleh karena mereka mempunyai aktifitas masing – masing (Notoadmojo, 2007).

Menurut skiner dan notoadmojo prilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ) oleh karena itu prilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon. Teori skiner ini lebih dikenal dengan teori S-O-R ( stimulus organisme,responden) skiner membedakannya dengan dua respon (Notoadmojo, 2007)

2.1.1 Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu . pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan , pendengaran penciuman, rasa dan raba yang sekian besar dipengaruhi oleh mata dan telinga.(Notoatmojo, 2010)

2.1.1.1 Tingkat pengetahuan

(30)

a) Tahu (know).

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termaksud didalam adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang bersifat spsifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh karena itu ,”tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b) Memahami (comprehension).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahiu dan dapat mengintreprestasikan matri tersebut dengan benar orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.

c) Aplikasi ( application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasidi sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum – hokum , rumusan metode perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d) Analisis (analiysis).

(31)

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru . dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formasi – formasi yang ada.

f) Evaluasi (evalution)

Evaluasi ini biasanya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau objek penilain – penilain itu berdasarkan suatu karekteria yang telah ada.

2.1.1.2. factor – factor yang mempengaruhi pengetahuan

faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut azwar (2007), yaitu

1. Factor intrinstik / internal a. Pendidikan.

(32)

dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan pertimbangan dan kebijakan.

b. Minat.

Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai suatu minat merupakan kekuatan diri dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.

c. Intelegensi.

Pengetahuan yang dipenuhi intelegensi adlah pengetahuan intelegensi dimana seseorang dapat brtindak secara tepat , cepat dan mudah dalam pengambilan keputusan seseorang yang memiliki intelegensi yang rendah akan bertingkah laku lambat dalam mengambil keputusan. 2. Factor Eksternal

a) Media masa.

Dengan majunya teknologi akan tersedianya pula dengan bermacam – macam media masa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan masyarakat.

b) Pengalaman.

Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang meninggalkan kesan yang paling dalam akan menambah pengetahuan seseoran

c). Sosial .

(33)

masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui beberap tradisi dan social budaya yang bertentangan dari segi kesehatan dan diman hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu penelitian

d). Lingkungan.

Lingkunagn dimana kita hidup dan berdasarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang,

E). Penyuluhan.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melaui metode penyuluhan dan pengetahuan bertambah seseorang akan berubah perilakunya.

f). Informasi.

Informasi merupakan pemberitahuan secara kongnitif baru bagi penambahan pengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk menggugah kesadaran seseorang terhadap suatu motivasi yang berpengaruh terhadap pengetahuan.

2.1.2 Sikap

(34)

komponen pokok yang bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude), yaitu :

1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak

Sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungannya dengan objek tertentu

2. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.

3. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu tetapi dapat juga kumpulan dari hal-hal tersebut

4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaan

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmodjo, 2007) :

1. Menerima (Receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespons (Responding), diartikan sebagai memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

(35)

4. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

2.1.3 Tindakan atau Praktek (practice) (perilaku)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2007). Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan memiliki 4 tingkatan yaitu : 1. Persepsi (Perception)

Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Respon terpimpin adalah dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai.

3. Mekanisme (Mechanism)

Mekanisme adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

(36)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut.

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dan langsung. Secara langsung dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran secara langsung dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmotmodjo, 2007).

2.2. IBU

Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga. Sosok ibu bertanggung jawab menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga,memikirkan keadaan ekonomi dan makanan anak- anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian sang anak (Tarbiyah, 2009).

2.3. Balita.

(37)

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya ( supartini, 2004).

2.4. Posyandu

2.4.1 Pengertian Posyandu

Menurut iqbal (2005) posyandu adalah kependekan dari pos pelayana terpadu . merupakan program tambahan yang dilahirkan pada tahun 1984 yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Menurut Depkes RI (2006) posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya kesehatan masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari , oleh , untuk , dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembaangunan kesehatan.

2.4.2 Tujuan posyandu.

Menurut Depkes RI (2006) tujuan posyandu meliputi: a) Tujuan umum

Menunjang perencanaan penuruna angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. b) Tujuan khusus

a. Meningkatkan peranan serta masyarakat dalam penyelenggaraan posyandu , terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

b. Meningkatkan peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

(38)

2.4.3 Sasaran posyandu

Depkes RI (2006) menyebutkan sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat , utamanya:

1. Bayi 2. Anak balita

3. Ibu hamil. Ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui 4. Pasangan usia subur (pus)

2.4.4 Fungsi posyandu

Depkes (2006) posyandu berfungsi sebagai berikut:

1. Sebagai wadah pemberdayaan ,asyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada , masyarakat dan antara sesama masyarakat dalam angka mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi(AKB)

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2.4.5 Manfaat posyandu

Menurut Depkes (2006) manfaat posyandu yaitu:

1. Bagi masyarakat

(39)

b. Memperoleh bantuan secara propisional dalam memecahkan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak

c. Efesiensi dalam mendapatkan pelayana terpadu kesehatan dan sector lain terkait

2. Bagi kader

a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB

b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalh kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB

3. Bagi puskesmas

a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan , pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan.

b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Meningkatkan efesiensi waktu tenaga dan dana melauli pemberiaan pelayanan secara terpadu.

4. Bagi sector lain

(40)

b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan masing masing sector

2.4.6 Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Depkes RI (2006) penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 ( satu) bulan kegiatan baik pada hari buka posyandu. Posyandu sekurang kurang nya satu hari dalam sebulan.hari dan waktu nya dipilih sesuai dengan hasil kesepakatan.

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan , pos imunisasi ,pos KB desa , pos kesehatan maupun pembentukan yang baru satu posyandu sebainya melayani 100 (seratus) balita atau disesuaikan kemampuan petugas dan keadan setempat geografis, jarak antara rumah jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebaginya.

Menurut Depkes RI (2006) posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain:

Meja 1 : pendaftaran

Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita

Meja 3 : pengisian KMS

(41)

dan vitamin A dosis tinggi. Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi , diikuti dengan pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi pesertaa KB lestari diikuti dengan pemberian kondom , pil ulangan atau tablet busa.

2.4.7 Kegiatan utama posyandu

menurut Depkes (2006) kegiatan utama posyandu meliputi:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

Salah satu tujuan tujuan program kesehatan Ibu dan Anak adalah meningkatkan kemandirian keluarga dan memelihara kesehatan ibu dan anak dalam keluarga ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan peka , trhadap berbagai masalah kesehatan , seperti : kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi ( malnutrisi) yang sering kali berakhir dengan kecacatan ( disability) atau kematian ( mortalitas) (sudayasa , 2010)

Pemanpaatan buku KIA adalah buku catatan terpadu yang digunakan dalam keluarga untuk tujuan meningkatkan peraktek keluarga dan masyarakat dalam memelihara atau merawat kesehatan ibu dan anak , serta meningkatkan kualitas pelayanan KIA

Manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA tersebut adlah: a. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap , sejak ibu mulai

(42)

b. Instrument pencatatan dan pemantauan informasi komunikasi dan penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang lengkap ditingkat keluarga trmaksud rujukannya.

c. Deteksi dini adnya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak d. Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita.

e. Meningkatkan komunikasi antar ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu ataupun keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA serta maslah gizi di rumah

f. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.

g. Memperbaiki system kesehatan dalam menerapkan manejemen pelayanan KIA yang lebih efektif ( Sudayasa, 2010)

2. KB

Pelayanan KB posyandu yang dapat diselenggarakan kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil di lapangan . jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan suntikan KB dan konseling KB . Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD (Depkes RI, 2006)

3. Imunisasi

(43)

Imunisasi dasar adalah imunisasi wajib yang sesuai program pengembangan imunisasi ( PPT) yang terdiri dari BCG untuk mencegah penyakit tubekolosis ,DPT untuk mencegah penyakit campak , imunisasi polio untuk mencegah penyakit polio dan hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B ( penyakit hati) ( Ranuh, 2005)

Tujuan imunisasi adalah untuk penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Ranuh, 2005).

4. Gizi

Pelayanan gizi diposyandu dilakukan oleh kader sasaran adalah bayi , balita, ibu hamil WUS. Jenis pelayana yang diberikan meliputi penimbangan berat badan , deteksi dini , gangguan pertumbuhan , penyuluhan dan pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusu untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium ( Depkes RI, 2006)

5. Pencegahan dan penanggulangan diare

(44)

2.5 Teori Perilaku

1. Teori Lawrence Green

Grenn mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mengpresdeposisikan terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan. yang terwujud dalam pegetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Misalnya, perilaku ibu untuk memeriksakan kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa manfaat dari periksa hamil, tahu siapa dan dimana periksa hamil tersebut dilakukan.

(45)

belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Sering terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat keluarga berencana (KB) dan juga telah tersedia di lingkungannya fasilitas pelayanan KB, tetapi mereka belum ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni bahwa Toma (tokoh masyarakat) yang dihormatinya tidak atau belum mengikuti KB. Dari contoh diatas telah terlihat jelas bahwa Toma (tokoh masyarakat) merupakan faktor penguat (Reinforcing factors) bagi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

B = Behavior

(46)

EF = Enabling Factors

RF = Reinforcing Factors

F = Fungsi

Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Misalnya, seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau t lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors).

2.6 Kerangka Konsep penelitian

Variabel indenpenden variabel dependen

1. Pengetahuan ibu balita

2. Sikap ibu balita

Pemanfaatan

(47)

Berdasarkan gambar diatas, kerangka konsep penelitian Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik/tindakan (practice) (Notoatmodjo, 2007). Serta dari setiap pengetahuan dan sikap ibu rumah tanggatersebut akan dilihat bagaimana hubungan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga.

2.7 Hipotesa Penelitian

Hipotesa sebagai jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.

Ha : Ada hubungan antara antara pengetahuan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ibu balita terhadap perilaku terhadap kunjungan posyandu.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik dengan menggunakan desain Cross Sectional, untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung ( Budiarto, 2003) . Penelitian ini dilakukan di posyandu wilayah kerja puskesmas Percut SeTuan Kabupaten Deli Serdang Medan.

3.2.2 Waktu penelitian

(49)

3.3 Populasi dan sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau sabjek yang mempunyai kuantitas karesteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya ( Hidayat, 2007) . populasi yang akan diteliti adalah seluruh Ibu Balita yang berkunjung di posyandu Percut Sei Tuan Kecamatan Deli Serdang Medan tahun 2013 berjumlah 540 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambildari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ( Notoadmodjo, 2005). Sampel yang diteliti dalam penelitian ini ibu balita yang berkunjung di posyandu Percut SeTuan Kecamatan Deli Serdang Medan.

Tanjung rejo memiliki 9 desa dalam 1 desa mempunyai 3 posyandu kemudian rata – rata ibu yang berkunjung di posyandu tersebut berkisar 20 ibu balita, jadi jumlah populasi yaitu 9 x 3 x 20 = 540 ibu balita.

Cara menentukan sampel menurut Lemeshow dengan perhitungan sebagai berikut:

n = Z

2. P(1P)N d2(N1) + Z2. P(1P)

n = 1.96

(50)

= 250,66 3,5604

n

=

3.84 .135

5.39+0.96

=

518.4

6.35

n = 81,6378

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh sampel sebanyak 81 orang ibu balita.

KETERANGAN:

N : Besar populasi

n : besar sampel

d : tingkat kepercayaan (0.1)

Z : tingkat kepercayaan ( 95% = 1.96)

P : proporsi ( ditentukan 0.5)

3. 4 Sistem Pengambilan Sampel (Simple Random Sampling)

Pengambilan (Simple Random Sampling) sampel acak sederhana adalah suatu cara pengambilan sampel dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Cara ini sangat mudah apabila telah terdapat daptar lengkap unsur-unsur populasi.

(51)

Tabel pengambilan sampel

3. 5 Metode Pengumpulan Data

(52)

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian peneliti perorangan atau organisasi ( Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data perimer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang posyandu yang di isi ibu balita di percut Sei Tuan kecamatan Deli Serdang medan.

3.5.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian ( Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data puskesmas Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan.

3.6. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membtasi ruang lingkup atau pengertian variable – variable yang diamati atau di teliti (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan Posyandu yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan Balita dimana :

- Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek melalui panca indra.

- Sikap adalah reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau objek tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan.

(53)

3.7. Aspek pengukuran dan instrumen 3.7.1 Aspek pengukuran

Aspek pengukuran yang telah disediakan dan telah disesuaikan dengan skor yang ada. Cara pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut ( Arikonto, 2006)

a. Member skor pada tiap butir pertanyaan

b. Menjumlahkan skor dari pertanyaan – pertanyaan.

c. Memberikan nilai tiga katagori yaitu baik, sedang, dan kurang baik sesuai dengan pengelompokan skor.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘pengindraan’ manusia atau hasil ‘tahu’ seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dan total skor sebanyak 50

Adapaun kriteria pertanyaan tingkat pengetahuan mempunyai tiga pilihan dengan pemberian sor sebagai berikut :

(54)

4. Jawaban d, dengan skor 2 5. Jawaban e, dengan skor 1

B. Skor jawaban pertanyaan nomor 4 s/d 6 yaitu : 1. Jawaban a, dengan skor 4

2. Jawaban b, dengan skor 5 3. Jawaban c, dengan skor 3 4. Jawaban d, dengan skor 2 5. Jawaban e, dengan skor 1

C. Skor jawaban pertanyaan nomor 7 s/d 10 yaitu : 1. Jawaban a, dengan skor 2

2. Jawaban b, dengan skor 1 3. Jawaban c, dengan skor 5 4. Jawaban d, dengan skor 4 5. Jawaban e, dengan skor 3

Berdasarkan kriteria pemberian skor, pengetahuan anak diketegorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 38 atau memilih jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 75 % dari total skor seluruh pertanyaan.

(55)

3. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) <(kurang dari) 20 atau memilih jawaban yang memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 40 dari total skor seluruh pertanyaan

II. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Jadi manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, namun hanya dapat ditafsirkan

Variabel sikap menggunakan skala Likert dimana skala likert menyediakan 7 atau 5 jawaban. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.Dengan mengukur melalui 10 pernyataan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju sangat tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban sikap untuk pernyataan nomor 1-10 sebagai berikut:

 Sangat setuju : 4

 Setuju : 3

 Tidak setuju : 2

 Sangat tidak setuju : 1

Dari 10 pernyataan, untuk pernyataan nomor 1-10 skor tertinggi yang diperoleh adalah 40. Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu pada persentase berikut (Arikunto, 2007) :

(56)

2. Sikap cukup, apabila skor jawaban 40-75% nilai keseluruhan (16-30) 3. Sikap kurang, apabila skor jawaban <40% nilai keseluruhan (<16) 3.8. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah berupa kuesioner yang berisi tentang pertanyaan hubungan pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1. Uji validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat kevaliditan atau kesahan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur (Arikunto,2006). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan menggunakan SPSS.

A. Validitas kuesioner pengetahuan

Untuk menilai validitas dan reabilitas Rhitung > Rtabel Validitas

Ket : Rtabel = 0,4683

Rhitung = corected item – total corelation Berdasarkan tabel 1 item1-item10, Rhitung > Rtabel. Jadi kuesioner dinyatakan valid.

B. Validitas kuesioner sikap

Untuk menilai validitas dan reabilitas Rhitung > Rtabel Validitas

Ket : Rtabel = 0,4683

(57)

Jadi kuesioner dinyatakan valid.

2. Uji Reabilitas

Uji Reabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

A. Reabilitas pengetahuan dan sikap Ket : Rtabel = 0,4683

Rhitung = coroncbach S alpha baxed on standardized item

Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 dinyatakan bahwa kuesioner diatas reabilitas karena Rhitung > Rtabel.

3.9.Teknik analisis dan Pengolahan Data 3.9.1 Analisis data

Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat antara pengetahuan Ibu Balita dan sikap pada wilayah kerja Puskesmas Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang . Dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan dalam p value hitung yang diharapkan.

3.9.2 Pengolahan data

(58)

a. Editing

(59)

b. Coding

Kegiatan ini member kode angak pada kuesioner terhadap tahap –tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

(60)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.

Percut Sei Tuan merupakan salah satu kecamatan dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Percut Sei Tuan dengan ibukotanya Bandar Klippa memiliki area seluas 190,79 Km². Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan disebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, disebelah timur berbatasan dengan Batang Kuis, Disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli, disebelah Selatan berbatasan dengan Kota Medan.

Desa Percut memiliki area seluas 10,63 Km² atau sekitar 6,22% dari luas kecamatan Percut Sei Tuan. Desa Percut merupkan desa di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan selat Malaka disebelah utara wilayahnya, sedangkan disebelah timur berbatasan dengan Desa Tanjung Rejo, di sebelah barat berbatasan denagan Desa Cinta Damai dan Pematang Lalang, dan Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinta Rakyat.

(61)

Desa percut terdiri dari 18 dusun dengan jumlah Kepala keluarga 3130 dan Jumlah penduduk sebesar 130366 orang yang terdiri dari 6484 orang laki-laki dan 6582 perempuan. Di desa Percut terdapat 1 Puskesmas Pembantu, 1 Klinik bersalin dan 1 poskesdes.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup umur, pendidikan, suku, jumlah anak dan pekerjaan.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (f) Persentase (%)

Berdasarkan tabel 4.1 Kelompok umur ibu balita di desa Percut terbanyak adalah umur 20 – 25 tahun yaitu 33 orang(39.3%) dan umur 26 – 30 tahun yaitu 27 orang (32.1%)

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

(62)

Berdasarkan tabel 4.2 Distribusi karakteristik ibu balita berdasarkan suku bangsa responden di desa Percut terbanyak adalah melayu yaitu 38 responden (45.2%) dan suku Jawa yaitu 32 responden (38.1%).

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah (f) Persentase (%)

SD 26 31.0

SMP 32 38.1

SMA 20 27.4

D3 3 3.6

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 Distribusi karakteristik ibu balita berdasarkan pendidikan responden di desa Percut terbanyak adalah SMP yaitu 32 responden (38.1%) dan SMA yaitu 20 responden (27.4%).

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (f) Persentase (%)

Buruh 1 2.4

IRT 75 90.5

Karyawan swasta 1 1.2

Wiraswasta 4 6.0

Total 81 100.0

(63)

4.3. Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Kunjungan ke Posyandu

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Kunjungan ke Posyandu

Pelayanan yang di dapatkan di

posyandu 31 38.3 40 49.4 9 11.1 1 1.2

Imunisasi yang di berikan di

posyandu 9 11.1 42 51.9 30 37.0

8

Kegunaan dari imunisasi pada

balita 42 51.9 30 37.0 9 11.1

9

Imunisasi Hepatitis B dilakukan

sebanyak berapa kali. 35 43.2 38 46.9 8 9.9

10

Imunisasi hepatitis B dilakukan berapa kali dan pada usia berapa saja itu diberikan

32 39.5 40 49.4 9 11.1

(64)

pengetahuan ibu balita yang baik itu adalah sasaran posyandu. Pada jawaban A sebanyak 73 orang (91.0%) kepenjangan dari posyandu. pada jawaban A sebanyak 29 orang (35.5%) tujuan khusus posyandu B 32 orang ( 39.5%) Pelayanan didapatkan diposyandu B 40 orang (49.4%) dilakukan diposyandu B 39 orang (48.1%) Berapa kali balita dibawa keposyandu B 40 orang (49.1%) Imunisasi diberikan diposyandu pada jawaban C sebanyak 42 orang (51.9%) kegunaan dari imunisasi pada balita pada jawaban C sebanyak 42 orang (51.9%) Hepatitis B adalah penyakit yang mampu membahayakan untuk balita dan bayi. Hepatitis B dilakukan sebanyak berapa kali B 38 orang (46.9 Imunisasi hepatitis B dilakukan berapa kali dan pada usia berapa saja itu diberikan pada jawaban B 38 orang (46.9%).

Tabel 4.6. Distribusi Kategori Pengetahuan Ibu balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

Pengetahuan Jumlah (f) Persentase (%)

Baik 23 28.4

Cukup 58 71.6

Total 81 100.0

(65)

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi antara Umur dengan Pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan posyandu kepuskesmas Di Desa Percut.

Umur

Berdasarkan tabel 4.14 Distribusi Frekuensi antara Umur dengan Pengetahuan Ibu balita terhadap kunjungan posyandu Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2014 bahwa mayoritas yang memilki pengetahuan cukup berada pada umur 20-25 tahun yaitu 28 responden (93.3%).

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Di Desa Percut.

Pendidikan Pengetahuan Total

Baik % Cukup % n %

SD 8 30.8 18 69.2 26 100

SMP 11 34.4 21 65.6 32 100

SMA 4 20.0 16 80.0 20 100

D3 3 10 3 3.6

(66)

4.4. Sikap Ibu Balita Terhadap Kunjungan Keposyandu

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu balita terhadap kunjungan ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

N

o. Sikap

SS S TS STS

f % f % f % f %

1. Memantau tumbuh kembang anak

perlu dilakukan kunjungan keposyandu 14 17.3 28 34.6 18 22.2 21 25.9 2. Pelayanan kesehatan ibu tidak hanya

perlu datang ke posyandu, tetapi bisa juga ke puskesmas, puskesdes dan tempat pelayanan lainnya.

13 16.0 31 38.3 7 8.

6 30 37.0

3. Balita perlu dibawa ke posyandu setiap bulan sekali untuk menimbang berat badannya,

13 16.0 29 35.8 32 39.5 7 8.6

4. Kegiatan posyandu selain berguna bagi bayi dan balita juga sangat bermanfaat bagi ibu hamil, ibu nifas dan menyusui

15 18.5 27 33.3 34 42.0 5 6.2

5. Pelaksanaan posyandu ditentukan sekurang–kurangnya satu kali setiap bulannya

16 19.8 27 33.3 31 38.3 7 8.6

6. Posyandu diadakan untuk untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan bayi, ibu dan anak

15 18.5 27 33.3 34 42.

0 5 6.2

7. Balita umur 1–5 tahun sebaiknya lebih sering datang keposyandu pada usia bayi 0–12 bulan.

16 19.8 27 33.3 29 35.

(67)

8. Semakin tua umur balita (diatas 1 tahun) sebaiknya ibu balita aktif membawa balitanya keposyandu untuk menimbangkan anaknya

15 18.5 21 25.9 16 19.8 29 35.8

9. Dari kegiatan posyandu diharapkan ibu bisa mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan

13 16.0 26 32.1 38 46.9 4 4.9

1 0.

Menurut pendapat ibu , sasaran kegiatan posyandu hanya mencakup pada balita saja

13 16.0 23 28.4 39 48.1 6 7.4

(68)

Tabel 4.10. Distribusi Kategori Sikap Ibu Balita terhadap kunjungan keposyandu diwilayah kerja puskesmas Di Desa Percut

Sikap Jumlah (f) Persentase (%)

Baik 16 19.8

Cukup 63 77.8

Kurang 29 2.5

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel 4.9 diuraikan distribusi kategori sikap ibu balita terhadap kunjungan keposyandu di desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan tahun 2014 bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang cukup 63 responden (77.8%) dan baik yaitu 16 responden (19.8%). Dan responden memiliki sikap kurang 2 responden (2.5%).

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi antara Umur dengan Sikap Ibu Balita terhadap kunjungan kepuskesmas Di Desa Percut.

Umur

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Kunjungan ke Posyandu
Tabel 4.7.  Distribusi Frekuensi antara Umur dengan Pengetahuan Ibu Balita terhadap kunjungan posyandu kepuskesmas Di Desa Percut
+7

Referensi

Dokumen terkait

anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010. f) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terhadap status gizi pada anak.. balita di Desa Kolam Kecamatan

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan ibu balita dengan kunjungan ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau (ρ Value =0,000), terdapat

Dilakukanlah penelitian tentang Perilaku Berbiak Burung Kuntul Kerbau ( Bubulcus ibis L.) di Kawasan Mangrove Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan,

diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut. Sei Tuan

Penelitian saya di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang pertama kali yang saya jumpai adalah pemilik usaha yaitu Ibu Sofi pada hari Sabtu 04 Mei

dengan benar orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat.. menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan

4.3.2 Diagram Jalur Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavior Control dan Intensi terhadap Kunjungan Balita ke Posyandu di Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara

Berdasarkan tabel 4.9 tentang tabulasi silang hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan Posyandu dengan frekuensi kunjungan ibu balita di Posyandu XI