• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku - Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku - Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahluk

hidup . dari segi biologis prilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (

mahluk hidup yang bersangkutan)oleh sebab itu semua mahlik hidup baik tumbuh –

tumbuhan sampai dengan manusia berperilaku , oleh karena mereka mempunyai

aktifitas masing – masing (Notoadmojo, 2007).

Menurut skiner dan notoadmojo prilaku merupakan respon seseorang terhadap

stimulus ( rangsangan dari luar ) oleh karena itu prilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.

Teori skiner ini lebih dikenal dengan teori S-O-R ( stimulus organisme,responden)

skiner membedakannya dengan dua respon (Notoadmojo, 2007)

2.1.1 Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar

menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu . pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan ,

pendengaran penciuman, rasa dan raba yang sekian besar dipengaruhi oleh mata dan

telinga.(Notoatmojo, 2010)

2.1.1.1 Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2010) pengetahuan yang tercukup dalam domain

(2)

a) Tahu (know).

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya

termaksud didalam adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

bersifat spsifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima oleh karena itu ,”tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

b) Memahami (comprehension).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahiu dan dapat mengintreprestasikan matri tersebut

dengan benar orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang telah dipelajari.

c) Aplikasi ( application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasidi sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum – hokum , rumusan metode

perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d) Analisis (analiysis).

Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen – komponen , tetapi masih didalam suatu struktur

(3)

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

. dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formasi –

formasi yang ada.

f) Evaluasi (evalution)

Evaluasi ini biasanya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilain terhadap suatu materi atau objek penilain – penilain itu berdasarkan

suatu karekteria yang telah ada.

2.1.1.2. factor – factor yang mempengaruhi pengetahuan

faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut azwar (2007),

yaitu

1. Factor intrinstik / internal a. Pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadr dan terancana untuk mewujudkan

suasana belajar dan peruses pembelajaran agar tidak mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ,keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian kecerdasan ahlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, pendidikan

(4)

dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan

pertimbangan dan kebijakan.

b. Minat.

Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai suatu minat merupakan

kekuatan diri dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.

c. Intelegensi.

Pengetahuan yang dipenuhi intelegensi adlah pengetahuan intelegensi

dimana seseorang dapat brtindak secara tepat , cepat dan mudah dalam

pengambilan keputusan seseorang yang memiliki intelegensi yang

rendah akan bertingkah laku lambat dalam mengambil keputusan.

2. Factor Eksternal

a) Media masa.

Dengan majunya teknologi akan tersedianya pula dengan bermacam –

macam media masa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan

masyarakat.

b) Pengalaman.

Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang meninggalkan kesan

yang paling dalam akan menambah pengetahuan seseoran

c). Sosial .

Social budaya adalah hal hal yang kompleks yang mencakup pengetahuan

, kepercayaan , moral ,hokum ,adat istiadat, kemampuan – kemampuan

(5)

masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui

beberap tradisi dan social budaya yang bertentangan dari segi kesehatan

dan diman hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu

penelitian

d). Lingkungan.

Lingkunagn dimana kita hidup dan berdasarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pengetahuan seseorang,

E). Penyuluhan.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melaui metode

penyuluhan dan pengetahuan bertambah seseorang akan berubah

perilakunya.

f). Informasi.

Informasi merupakan pemberitahuan secara kongnitif baru bagi

penambahan pengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk menggugah

kesadaran seseorang terhadap suatu motivasi yang berpengaruh terhadap

pengetahuan.

2.1.2 Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Jadi manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, namun

(6)

komponen pokok yang bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude),

yaitu :

1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak

Sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam

hubungannya dengan objek tertentu

2. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap

suatu kelompok.

3. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu tetapi dapat juga kumpulan dari hal-hal

tersebut

4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaan

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yakni

(Notoatmodjo, 2007) :

1. Menerima (Receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespons (Responding), diartikan sebagai memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (Valuing), diartikan sebagai mengajak orang lain untuk mengerjakan

(7)

4. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya dengan segala risiko.

2.1.3 Tindakan atau Praktek (practice) (perilaku)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.

Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain

(Notoatmodjo, 2007). Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu

perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus

bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan memiliki 4 tingkatan yaitu :

1. Persepsi (Perception)

Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil.

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Respon terpimpin adalah dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan

sesuai.

3. Mekanisme (Mechanism)

Mekanisme adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

(8)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik,

artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan

tersebut.

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dan langsung. Secara

langsung dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan

beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran secara langsung dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmotmodjo, 2007).

2.2. IBU

Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian

anggota keluarga. Sosok ibu bertanggung jawab menjaga dan memperhatikan

kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga,memikirkan keadaan ekonomi

dan makanan anak- anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih

sayang bagi kebahagian sang anak (Tarbiyah, 2009).

2.3. Balita.

Balita adalah istilah yang berasal dari kata lima tahun . istilah ini cukup popular

dalam program kesehatan . balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi

sasaran program KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak) dilingkup dinas kesehatan.balita

merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapain

keoptimalan fungsinnya. Preode tumbuh kembang anak adalah masa balita karena

pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan

(9)

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya

( supartini, 2004).

2.4. Posyandu

2.4.1 Pengertian Posyandu

Menurut iqbal (2005) posyandu adalah kependekan dari pos pelayana terpadu

. merupakan program tambahan yang dilahirkan pada tahun 1984 yang menjadi

tanggung jawab puskesmas. Menurut Depkes RI (2006) posyandu merupakan

salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya kesehatan masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari , oleh , untuk , dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembaangunan kesehatan.

2.4.2 Tujuan posyandu.

Menurut Depkes RI (2006) tujuan posyandu meliputi:

a) Tujuan umum

Menunjang perencanaan penuruna angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

b) Tujuan khusus

a. Meningkatkan peranan serta masyarakat dalam penyelenggaraan

posyandu , terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

b. Meningkatkan peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar ,

(10)

2.4.3 Sasaran posyandu

Depkes RI (2006) menyebutkan sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat ,

utamanya:

1. Bayi

2. Anak balita

3. Ibu hamil. Ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui

4. Pasangan usia subur (pus)

2.4.4 Fungsi posyandu

Depkes (2006) posyandu berfungsi sebagai berikut:

1. Sebagai wadah pemberdayaan ,asyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada , masyarakat dan antara sesama

masyarakat dalam angka mempercepat penurunan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi(AKB)

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2.4.5 Manfaat posyandu

Menurut Depkes (2006) manfaat posyandu yaitu:

1. Bagi masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

(11)

b. Memperoleh bantuan secara propisional dalam memecahkan masalah

kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak

c. Efesiensi dalam mendapatkan pelayana terpadu kesehatan dan sector

lain terkait

2. Bagi kader

a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait

dengan penurunan AKI dan AKB

b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat

menyelesaikan masalh kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan

AKB

3. Bagi puskesmas

a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan , pusat pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan.

b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam memecahkan

masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Meningkatkan efesiensi waktu tenaga dan dana melauli

pemberiaan pelayanan secara terpadu.

4. Bagi sector lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sector terkait ,utamanya yang terdekat dengan upaya

(12)

b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengan masing masing sector

2.4.6 Penyelenggaraan Posyandu

Menurut Depkes RI (2006) penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya

dilaksanakan dalam 1 ( satu) bulan kegiatan baik pada hari buka posyandu.

Posyandu sekurang kurang nya satu hari dalam sebulan.hari dan waktu nya dipilih

sesuai dengan hasil kesepakatan.

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan , pos imunisasi ,pos

KB desa , pos kesehatan maupun pembentukan yang baru satu posyandu sebainya

melayani 100 (seratus) balita atau disesuaikan kemampuan petugas dan keadan

setempat geografis, jarak antara rumah jumlah kepala keluarga dalam kelompok

dan sebaginya.

Menurut Depkes RI (2006) posyandu sebaiknya berada pada tempat

yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola

lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain:

Meja 1 : pendaftaran

Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita

Meja 3 : pengisian KMS

Meja 4 : penyuluhan perorangan mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat

(13)

dan vitamin A dosis tinggi. Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi , diikuti dengan

pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi pesertaa KB lestari diikuti dengan

pemberian kondom , pil ulangan atau tablet busa.

2.4.7 Kegiatan utama posyandu

menurut Depkes (2006) kegiatan utama posyandu meliputi:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

Salah satu tujuan tujuan program kesehatan Ibu dan Anak adalah

meningkatkan kemandirian keluarga dan memelihara kesehatan ibu dan anak

dalam keluarga ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan

peka , trhadap berbagai masalah kesehatan , seperti : kejadian kesakitan

(morbiditas) dan gangguan gizi ( malnutrisi) yang sering kali berakhir dengan

kecacatan ( disability) atau kematian ( mortalitas) (sudayasa , 2010)

Pemanpaatan buku KIA adalah buku catatan terpadu yang

digunakan dalam keluarga untuk tujuan meningkatkan peraktek keluarga dan

masyarakat dalam memelihara atau merawat kesehatan ibu dan anak , serta

meningkatkan kualitas pelayanan KIA

Manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA tersebut adlah:

a. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap , sejak ibu mulai

(14)

b. Instrument pencatatan dan pemantauan informasi komunikasi dan

penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang

lengkap ditingkat keluarga trmaksud rujukannya.

c. Deteksi dini adnya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak

d. Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita.

e. Meningkatkan komunikasi antar ibu dan petugas dalam rangka mendidik

ibu ataupun keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA serta

maslah gizi di rumah

f. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.

g. Memperbaiki system kesehatan dalam menerapkan manejemen pelayanan

KIA yang lebih efektif ( Sudayasa, 2010)

2. KB

Pelayanan KB posyandu yang dapat diselenggarakan kader adalah

pemberian kondom dan pemberian pil di lapangan . jika ada tenaga kesehatan

puskesmas dilakukan suntikan KB dan konseling KB . Apabila tersedia

ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD (Depkes

RI, 2006)

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilakukan apabila ada

petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberika sesuai dengan program,

(15)

Imunisasi dasar adalah imunisasi wajib yang sesuai program

pengembangan imunisasi ( PPT) yang terdiri dari BCG untuk mencegah

penyakit tubekolosis ,DPT untuk mencegah penyakit campak , imunisasi

polio untuk mencegah penyakit polio dan hepatitis B untuk mencegah

penyakit hepatitis B ( penyakit hati) ( Ranuh, 2005)

Tujuan imunisasi adalah untuk penyakit tertentu pada seseorang dan

menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Ranuh,

2005).

4. Gizi

Pelayanan gizi diposyandu dilakukan oleh kader sasaran adalah bayi ,

balita, ibu hamil WUS. Jenis pelayana yang diberikan meliputi penimbangan

berat badan , deteksi dini , gangguan pertumbuhan , penyuluhan dan

pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusu untuk

ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul

Yodium ( Depkes RI, 2006)

5. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan

penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS). Penanggulangan diare

di posyandu dilakukan antara lain penyuluhan , pemberian larutan gula garam

yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang

(16)

2.5 Teori Perilaku

1. Teori Lawrence Green

Grenn mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor

perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), faktor-faktor yang dapat

mempermudah atau mengpresdeposisikan terjadinya perilaku pada diri seseorang

atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat

tersebut terhadap apa yang dilakukan. yang terwujud dalam pegetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Misalnya, perilaku ibu untuk

memeriksakan kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa

manfaat dari periksa hamil, tahu siapa dan dimana periksa hamil tersebut

dilakukan.

b. Faktor-faktor pendukung atau faktor pemungkin (enabling) perilaku adalah

fasilitas, sarana, atau prasarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan,

alat-alat kontrasepsi yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku

seseorang atau masyarakat. Misalnya, untuk terjadinya perilaku ibu periksa

hamil, maka diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti

puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu,dan sebagainya. agar seseorang atau

masyarakat buang air besar di jamban, maka harus tersedia jamban, atau

(17)

belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas

untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan

masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses

(terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Pengetahuan, sikap dan fasilitas

yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau

masyarakat. Sering terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat keluarga

berencana (KB) dan juga telah tersedia di lingkungannya fasilitas pelayanan KB,

tetapi mereka belum ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni bahwa Toma

(tokoh masyarakat) yang dihormatinya tidak atau belum mengikuti KB. Dari

contoh diatas telah terlihat jelas bahwa Toma (tokoh masyarakat) merupakan

faktor penguat (Reinforcing factors) bagi terjadinya perilaku seseorang atau

masyarakat.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

B = Behavior

(18)

EF = Enabling Factors

RF = Reinforcing Factors

F = Fungsi

Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyarakat tentang kesehatan

ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang

atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang

bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas

kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya

perilaku.

Misalnya, seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu

dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat

imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya

jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling

factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau t

lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors).

2.6 Kerangka Konsep penelitian

Variabel indenpenden variabel dependen

1. Pengetahuan ibu balita

2. Sikap ibu balita

Pemanfaatan

(19)

Berdasarkan gambar diatas, kerangka konsep penelitian Teori Bloom ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), dan praktik/tindakan (practice) (Notoatmodjo, 2007).

Serta dari setiap pengetahuan dan sikap ibu rumah tanggatersebut akan dilihat

bagaimana hubungan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah

tangga.

2.7 Hipotesa Penelitian

Hipotesa sebagai jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil

sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesa

dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.

Ha : Ada hubungan antara antara pengetahuan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ibu balita terhadap perilaku terhadap kunjungan posyandu.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN ESSY BROWNIES BANYUMANIK SEMARANG ” dan diajukan

5 Saya memakai pakaian yang serasi dengan postur tubuh dan sopan dalam kuliah karena memang saya menyadari harus berpakaian seperti itu. 6 Saya dapat

Dari hasil penelitian, seluruh responden memiliki umur lebih dari 50 tahun dimana Diabetes Melitus tipe 2 sering menyerang orang yang berumur >40 tahun, sebagian besar memiliki

MU LAI BERLAKUNYA PUTUSAN TALAK BAGI MEKEKA YANG BERAGAMA

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang di miliki oleh seseorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat berkembang.. Tiga dimensi bakat

Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya,

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Penerapan metode pembelajaran Kuraba Molekul dapat meningkatkan aktifitas belajar

Sedangkan hasil pengujian regresi linier berganda yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, DanaAlokasi Khusus, Pendapatan Asli Daerah dan Produk Domestik Regional Bruto