BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh mahluk
hidup . dari segi biologis prilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (
mahluk hidup yang bersangkutan)oleh sebab itu semua mahlik hidup baik tumbuh –
tumbuhan sampai dengan manusia berperilaku , oleh karena mereka mempunyai
aktifitas masing – masing (Notoadmojo, 2007).
Menurut skiner dan notoadmojo prilaku merupakan respon seseorang terhadap
stimulus ( rangsangan dari luar ) oleh karena itu prilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.
Teori skiner ini lebih dikenal dengan teori S-O-R ( stimulus organisme,responden)
skiner membedakannya dengan dua respon (Notoadmojo, 2007)
2.1.1 Definisi pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu . pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan ,
pendengaran penciuman, rasa dan raba yang sekian besar dipengaruhi oleh mata dan
telinga.(Notoatmojo, 2010)
2.1.1.1 Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2010) pengetahuan yang tercukup dalam domain
a) Tahu (know).
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
termaksud didalam adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
bersifat spsifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima oleh karena itu ,”tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
b) Memahami (comprehension).
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahiu dan dapat mengintreprestasikan matri tersebut
dengan benar orang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang telah dipelajari.
c) Aplikasi ( application).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasidi sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum – hokum , rumusan metode
perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d) Analisis (analiysis).
Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen – komponen , tetapi masih didalam suatu struktur
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
. dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formasi –
formasi yang ada.
f) Evaluasi (evalution)
Evaluasi ini biasanya dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilain terhadap suatu materi atau objek penilain – penilain itu berdasarkan
suatu karekteria yang telah ada.
2.1.1.2. factor – factor yang mempengaruhi pengetahuan
faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut azwar (2007),
yaitu
1. Factor intrinstik / internal a. Pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadr dan terancana untuk mewujudkan
suasana belajar dan peruses pembelajaran agar tidak mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ,keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan ahlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, pendidikan
dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan
pertimbangan dan kebijakan.
b. Minat.
Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai suatu minat merupakan
kekuatan diri dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.
c. Intelegensi.
Pengetahuan yang dipenuhi intelegensi adlah pengetahuan intelegensi
dimana seseorang dapat brtindak secara tepat , cepat dan mudah dalam
pengambilan keputusan seseorang yang memiliki intelegensi yang
rendah akan bertingkah laku lambat dalam mengambil keputusan.
2. Factor Eksternal
a) Media masa.
Dengan majunya teknologi akan tersedianya pula dengan bermacam –
macam media masa yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan
masyarakat.
b) Pengalaman.
Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang meninggalkan kesan
yang paling dalam akan menambah pengetahuan seseoran
c). Sosial .
Social budaya adalah hal hal yang kompleks yang mencakup pengetahuan
, kepercayaan , moral ,hokum ,adat istiadat, kemampuan – kemampuan
masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui
beberap tradisi dan social budaya yang bertentangan dari segi kesehatan
dan diman hal ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu
penelitian
d). Lingkungan.
Lingkunagn dimana kita hidup dan berdasarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pengetahuan seseorang,
E). Penyuluhan.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melaui metode
penyuluhan dan pengetahuan bertambah seseorang akan berubah
perilakunya.
f). Informasi.
Informasi merupakan pemberitahuan secara kongnitif baru bagi
penambahan pengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk menggugah
kesadaran seseorang terhadap suatu motivasi yang berpengaruh terhadap
pengetahuan.
2.1.2 Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Jadi manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, namun
komponen pokok yang bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude),
yaitu :
1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak
Sikap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam
hubungannya dengan objek tertentu
2. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap
suatu kelompok.
3. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu tetapi dapat juga kumpulan dari hal-hal
tersebut
4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaan
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yakni
(Notoatmodjo, 2007) :
1. Menerima (Receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespons (Responding), diartikan sebagai memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Menghargai (Valuing), diartikan sebagai mengajak orang lain untuk mengerjakan
4. Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala risiko.
2.1.3 Tindakan atau Praktek (practice) (perilaku)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain
(Notoatmodjo, 2007). Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu
perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus
bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan memiliki 4 tingkatan yaitu :
1. Persepsi (Perception)
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil.
2. Respon Terpimpin (Guided Response)
Respon terpimpin adalah dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan
sesuai.
3. Mekanisme (Mechanism)
Mekanisme adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan
tersebut.
Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung dan langsung. Secara
langsung dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran secara langsung dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmotmodjo, 2007).
2.2. IBU
Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian
anggota keluarga. Sosok ibu bertanggung jawab menjaga dan memperhatikan
kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga,memikirkan keadaan ekonomi
dan makanan anak- anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih
sayang bagi kebahagian sang anak (Tarbiyah, 2009).
2.3. Balita.
Balita adalah istilah yang berasal dari kata lima tahun . istilah ini cukup popular
dalam program kesehatan . balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi
sasaran program KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak) dilingkup dinas kesehatan.balita
merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapain
keoptimalan fungsinnya. Preode tumbuh kembang anak adalah masa balita karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya
( supartini, 2004).
2.4. Posyandu
2.4.1 Pengertian Posyandu
Menurut iqbal (2005) posyandu adalah kependekan dari pos pelayana terpadu
. merupakan program tambahan yang dilahirkan pada tahun 1984 yang menjadi
tanggung jawab puskesmas. Menurut Depkes RI (2006) posyandu merupakan
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya kesehatan masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari , oleh , untuk , dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembaangunan kesehatan.
2.4.2 Tujuan posyandu.
Menurut Depkes RI (2006) tujuan posyandu meliputi:
a) Tujuan umum
Menunjang perencanaan penuruna angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
b) Tujuan khusus
a. Meningkatkan peranan serta masyarakat dalam penyelenggaraan
posyandu , terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
b. Meningkatkan peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
c. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar ,
2.4.3 Sasaran posyandu
Depkes RI (2006) menyebutkan sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat ,
utamanya:
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil. Ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
4. Pasangan usia subur (pus)
2.4.4 Fungsi posyandu
Depkes (2006) posyandu berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai wadah pemberdayaan ,asyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada , masyarakat dan antara sesama
masyarakat dalam angka mempercepat penurunan angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian bayi(AKB)
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
2.4.5 Manfaat posyandu
Menurut Depkes (2006) manfaat posyandu yaitu:
1. Bagi masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
b. Memperoleh bantuan secara propisional dalam memecahkan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak
c. Efesiensi dalam mendapatkan pelayana terpadu kesehatan dan sector
lain terkait
2. Bagi kader
a. Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI dan AKB
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalh kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan
AKB
3. Bagi puskesmas
a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan , pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam memecahkan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Meningkatkan efesiensi waktu tenaga dan dana melauli
pemberiaan pelayanan secara terpadu.
4. Bagi sector lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sector terkait ,utamanya yang terdekat dengan upaya
b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan masing masing sector
2.4.6 Penyelenggaraan Posyandu
Menurut Depkes RI (2006) penyelenggaraan posyandu pada hakekatnya
dilaksanakan dalam 1 ( satu) bulan kegiatan baik pada hari buka posyandu.
Posyandu sekurang kurang nya satu hari dalam sebulan.hari dan waktu nya dipilih
sesuai dengan hasil kesepakatan.
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan , pos imunisasi ,pos
KB desa , pos kesehatan maupun pembentukan yang baru satu posyandu sebainya
melayani 100 (seratus) balita atau disesuaikan kemampuan petugas dan keadan
setempat geografis, jarak antara rumah jumlah kepala keluarga dalam kelompok
dan sebaginya.
Menurut Depkes RI (2006) posyandu sebaiknya berada pada tempat
yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola
lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain:
Meja 1 : pendaftaran
Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita
Meja 3 : pengisian KMS
Meja 4 : penyuluhan perorangan mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat
dan vitamin A dosis tinggi. Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi , diikuti dengan
pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi pesertaa KB lestari diikuti dengan
pemberian kondom , pil ulangan atau tablet busa.
2.4.7 Kegiatan utama posyandu
menurut Depkes (2006) kegiatan utama posyandu meliputi:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Salah satu tujuan tujuan program kesehatan Ibu dan Anak adalah
meningkatkan kemandirian keluarga dan memelihara kesehatan ibu dan anak
dalam keluarga ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan
peka , trhadap berbagai masalah kesehatan , seperti : kejadian kesakitan
(morbiditas) dan gangguan gizi ( malnutrisi) yang sering kali berakhir dengan
kecacatan ( disability) atau kematian ( mortalitas) (sudayasa , 2010)
Pemanpaatan buku KIA adalah buku catatan terpadu yang
digunakan dalam keluarga untuk tujuan meningkatkan peraktek keluarga dan
masyarakat dalam memelihara atau merawat kesehatan ibu dan anak , serta
meningkatkan kualitas pelayanan KIA
Manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA tersebut adlah:
a. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap , sejak ibu mulai
b. Instrument pencatatan dan pemantauan informasi komunikasi dan
penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang
lengkap ditingkat keluarga trmaksud rujukannya.
c. Deteksi dini adnya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
d. Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita.
e. Meningkatkan komunikasi antar ibu dan petugas dalam rangka mendidik
ibu ataupun keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA serta
maslah gizi di rumah
f. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
g. Memperbaiki system kesehatan dalam menerapkan manejemen pelayanan
KIA yang lebih efektif ( Sudayasa, 2010)
2. KB
Pelayanan KB posyandu yang dapat diselenggarakan kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil di lapangan . jika ada tenaga kesehatan
puskesmas dilakukan suntikan KB dan konseling KB . Apabila tersedia
ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD (Depkes
RI, 2006)
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilakukan apabila ada
petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberika sesuai dengan program,
Imunisasi dasar adalah imunisasi wajib yang sesuai program
pengembangan imunisasi ( PPT) yang terdiri dari BCG untuk mencegah
penyakit tubekolosis ,DPT untuk mencegah penyakit campak , imunisasi
polio untuk mencegah penyakit polio dan hepatitis B untuk mencegah
penyakit hepatitis B ( penyakit hati) ( Ranuh, 2005)
Tujuan imunisasi adalah untuk penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar (Ranuh,
2005).
4. Gizi
Pelayanan gizi diposyandu dilakukan oleh kader sasaran adalah bayi ,
balita, ibu hamil WUS. Jenis pelayana yang diberikan meliputi penimbangan
berat badan , deteksi dini , gangguan pertumbuhan , penyuluhan dan
pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe. Khusu untuk
ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul
Yodium ( Depkes RI, 2006)
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS). Penanggulangan diare
di posyandu dilakukan antara lain penyuluhan , pemberian larutan gula garam
yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang
2.5 Teori Perilaku
1. Teori Lawrence Green
Grenn mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor
perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor:
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), faktor-faktor yang dapat
mempermudah atau mengpresdeposisikan terjadinya perilaku pada diri seseorang
atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat
tersebut terhadap apa yang dilakukan. yang terwujud dalam pegetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Misalnya, perilaku ibu untuk
memeriksakan kehamilannya akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa
manfaat dari periksa hamil, tahu siapa dan dimana periksa hamil tersebut
dilakukan.
b. Faktor-faktor pendukung atau faktor pemungkin (enabling) perilaku adalah
fasilitas, sarana, atau prasarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat. Misalnya, untuk terjadinya perilaku ibu periksa
hamil, maka diperlukan bidan atau dokter, fasilitas periksa hamil seperti
puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu,dan sebagainya. agar seseorang atau
masyarakat buang air besar di jamban, maka harus tersedia jamban, atau
belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas
untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan
masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses
(terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Pengetahuan, sikap dan fasilitas
yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat. Sering terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat keluarga
berencana (KB) dan juga telah tersedia di lingkungannya fasilitas pelayanan KB,
tetapi mereka belum ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni bahwa Toma
(tokoh masyarakat) yang dihormatinya tidak atau belum mengikuti KB. Dari
contoh diatas telah terlihat jelas bahwa Toma (tokoh masyarakat) merupakan
faktor penguat (Reinforcing factors) bagi terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat.
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
B = Behavior
EF = Enabling Factors
RF = Reinforcing Factors
F = Fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku sesorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya
perilaku.
Misalnya, seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di psoyandu
dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat
imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya
jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling
factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau t
lainnya disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya (reinforcing factors).
2.6 Kerangka Konsep penelitian
Variabel indenpenden variabel dependen
1. Pengetahuan ibu balita
2. Sikap ibu balita
Pemanfaatan
Berdasarkan gambar diatas, kerangka konsep penelitian Teori Bloom ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan praktik/tindakan (practice) (Notoatmodjo, 2007).
Serta dari setiap pengetahuan dan sikap ibu rumah tanggatersebut akan dilihat
bagaimana hubungan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah
tangga.
2.7 Hipotesa Penelitian
Hipotesa sebagai jawaban sementara penelitian, patokan dugaan atau dalil
sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesa
dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.
Ha : Ada hubungan antara antara pengetahuan ibu balita terhadap kunjungan posyandu.
Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ibu balita terhadap perilaku terhadap kunjungan posyandu.