• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemetaan C-Organik dan Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemetaan C-Organik dan Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

LAMPIRAN 5. UJI T MENGGUNAKAN MS. EXCEL

Pengelolaan Bahan Organik vs C-organik

t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

Tidak dibakar Bakar

Mean 3.122727273 1.576842105

Variance 0.570161818 0.188767251

Observations 11 19

Hypothesized Mean Difference 0

Df 14

t Stat 6.22007214

P(T<=t) one-tail 1.11847E-05 t Critical one-tail 1.761310136 P(T<=t) two-tail 2.23694E-05 t Critical two-tail 2.144786688 Keterangan : Sangat Nyata

Pengelolaan Bahan Organik vs Produksi

t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

Bakar Tidak dibakar

Mean 4.144736842 3.295454545

Variance 0.877192982 0.397727273

Observations 19 11

Hypothesized Mean Difference 0

Df 27

t Stat 2.959961074

(6)

LAMPIRAN 6. UJI T MENGGUNAKAN SPSS

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

C_Organik

Equal variances assumed 4.726 .038 -7.158 28 .000 -1.54589 .21598 -1.98830 -1.10347

Equal variances not assumed -6.220 13.917 .000 -1.54589 .24853 -2.07923 -1.01254

Produksi

Equal variances assumed 2.900 .100 2.668 28 .013 .84928 .31833 .19722 1.50135

(7)

Lampiran 7. Kriteria Sifat Tanah

(Balit Tanah, 2005).

Sifat Tanah Satuan S.Rendah Rendah Sedang Tinggi S.Tinggi

C % <1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01 >5,00

N % <0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75

C/N <5 5,0-10,0 11,0-15,0 16

P₂O₅ Total % <0,03 0,03-0,06 0,06-0,079 0,08-0,10 >0,10 P₂O₅ Eks

HCl % <0,021 0,021-0,039 0,040-0,060 0,061-0,10 >0,10

P-avl Bray II ppm <8,0 8,0-15 16-25 26-35 >35

P-avl through ppm <20 20-39 40-60 61-80 >80

P-avl olsen ppm <10 10,0-25,0 26-45 46-60 >60

K₂O Eks HCl % 0,03 0,03-0,06 0,07-0,11 0,12-0,20 >0,20 CaO Eks HCl % <0,05 0,05-0,09 0,10-0,20 0,21-0,30 >0,30

MgO Eks

HCl % <0,05 0,05-0,09 0,10-0,20 0,21-0,30 >0,30

MnO Eks

HCl % <0,05 0,05-0,09 0,10-0,20 0,21-0,30 >0,30

K-Tukar me/100 <0,10 0,10-0,20 0,30-0,50 0,60-1,00 >1,00

Na-Tukar me/100 <0,10 0,10-0,30 0,49-0,70 0,80-1,00 >1,00

Ca-Tukar me/100 <2,00 2,0-5,0 6,0-10,0 11,0-20,0 >20,0

Mg-Tukar me/100 0,40-1,00 0,40-1,00 1,10-2,00 2,10-8,00 >8,00

KTK me/100 <5 5,0-16,0 17,0-24,0 25,0-40,0 >40

Kejenuhan

Basa % <20 20-35 36-50 51-70 >70

Kejenuhan

Al % <10 10,0-20,10 21-30 31-60 >60

EC (Nedeco) mmhos 2,5 2,6-10 >10

S.masam Masam

Agak

Masam Netral

Agak

Alkalis Alkalis

pH H₂O <4,5 4,5-5,5 5,6-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 >8,5

(8)

LAMPIRAN 8. HASIL KUISIONER

HASIL KUISIONER No. Titik

Sampel Pengelolaan(BO)

Penggunaan Pupuk

Luas Lahan

(ha) Produksi (ton/ha)

1 Bakar Anorganik 0,12 5

2 Bakar Anorganik 0,08 3,75

3 Bakar Anorganik 0,24 5

4 Bakar Anorganik 0,32 5

5 Bakar Anorganik 0,12 3,75

6 Bakar Anorganik 0,16 5

7 Bakar Anorganik 0,2 5

8 Bakar Anorganik 0,24 3,75

9 Bakar Anorganik 0,08 2,5

10 Bakar Anorganik 0,12 3,75

11 Bakar Anorganik 0,24 3,75

12 Bakar Anorganik 0,08 5

13 Tidak dibakar Anorganik 0,16 3,75

14 Tidak dibakar Anorganik 0,2 2,5

15 Tidak dibakar Anorganik 0,08 2,5

16 Bakar Anorganik 0,08 5

17 Tidak dibakar Anorganik 0,12 3,75

18 Bakar Anorganik 0,12 2,5

19 Bakar Anorganik 0,16 5

20 Tidak dibakar Anorganik 0,08 3,75

21 Bakar Anorganik 0,12 5

22 Bakar Anorganik 0,08 3,75

23 Bakar Anorganik 0,12 3,75

24 Bakar Anorganik 0,08 2,5

25 Tidak dibakar Anorganik 0,08 3,75

26 Tidak dibakar Anorganik 0,12 3,75

27 Tidak dibakar Anorganik 0,12 3,75

28 Tidak dibakar Anorganik 0,08 2,5

29 Tidak dibakar Anorganik 0,08 2,5

(9)

LAMPIRAN 9.HASIL PENELITIAN DAN KUISIONER

Hasil Survei dan Analisis

Sampel Pengelolaan BO Koordinat C-Organik

(%)

Tekstur *Produksi

(ton/ha)

Bujur Lintang Liat (%) Debu (%) Pasir (%)

1 Bakar 98.45316209 3.79594501 1,09 60 34 6 Liat 5,0

2 Bakar 98.44495688 3.79394190 2,14 58 32 10 Liat 3,75

3 Bakar 98.44413327 3.79052628 1,52 48 42 10 Liat berdebu 5,0

4 Bakar 98.43781893 3.79017231 1,98 62 34 4 Liat 5,0

5 Bakar 98.44041070 3.79344586 0,93 70 28 2 Liat 3,75

6 Bakar 98.43596259 3.79720565 2,06 62 30 8 Liat 5,0

7 Bakar 98.44190176 3.79903659 1,36 72 26 2 Liat 5,0

8 Bakar 98.45172132 3.79991049 1,20 62 28 10 Liat 3,75

9 Bakar 98.45329838 3.80045506 1,71 60 36 4 Liat 2,5

10 Bakar 98.44318075 3.80094884 1,20 70 20 10 Liat 3,75

11 Bakar 98.43714972 3.80086821 1,63 62 32 6 Liat 3,75

12 Bakar 98.43391213 3.80873697 1,79 70 26 4 Liat 5,0

13 Tidak dibakar 98.43898343 3.81234898 2,14 66 26 8 Liat 3,75

14 Tidak dibakar 98.44852354 3.81509531 3,70 52 40 8 Liat berdebu 2,5

15 Tidak dibakar 98.44538486 3.81701200 2,84 66 30 4 Liat 2,5

16 Bakar 98.46250162 3.81779579 1,44 60 38 2 Liat 5,0

17 Tidak dibakar 98.46275375 3.82048479 1,52 60 24 16 Liat 3,75

18 Bakar 98.44165700 3.83289604 2,41 68 24 8 Liat 2,5

19 Bakar 98.44889050 3.83467158 1,28 40 54 6 Lempung liat berdebu 5,0

20 Tidak dibakar 98.45295841 3.83762486 2,84 70 26 4 Liat 3,75

21 Bakar 98.45388888 3.84233030 1,36 66 32 2 Liat 5,0

22 Bakar 98.45421125 3.84766244 0,93 38 54 8 Lempung liat berdebu 3,75

23 Bakar 98.45835627 3.85542786 2,14 58 36 6 Liat 3,75

24 Bakar 98.46057261 3.86060863 1,79 66 32 2 Liat 2,5

25 Tidak dibakar 98.44966331 3.87137309 3,78 58 30 2 Liat 3,75

26 Tidak dibakar 98.44860359 3.87503539 3,54 46 32 22 Liat 3,75

(10)
(11)

Gambar 2. Analisis C-organik dan Tekstur Tanah

(12)
(13)
(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius.Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Langkat Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistika Kabupaten Langkat.

Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Bogor.

Damanik, M. M., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin dan H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Foth, H.D. 1998. Dasar-dasar Ilmu tanah.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.782 p.

Hakim, N., M. Y., Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. A. Diha, G. B. Hong, H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Ultisol. Universitas Lampung, Lampung.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta. 286p.

Hardjowigeno, S. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Karama, A.S., A.R. Marzuki, dan I. Manwan. 1990. Penggunaan pupuk organik pada tanaman pangan. hlm. 395-425 dalam Prosiding Seminar Nasional Penggunaan Pupuk V. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Kohnke, H. and A. R. Bertrand. 1959. Soil Conservation. McGraw Hill Book

Company, Inc. New York, Toronto, London.

Lubis, K.S. 2015. Pengantar Fisika Tanah. USU Press. Medan.

Mandal KG, Misra AK, Hati KM, Bandyopadhyay, Mohanty PM. 2004. Rice residue-management options and effects on soil properties and crop productivity. Food, Agriculture & Environment. 2 (1): 224-231.

Mukhlis.2007. Analisis Tanah dan Tanaman.USU Press. Medan.

Mukhlis.2011. Tanah Andisol genesis, klasifikasi, karakteristik, penyebaran dan analisis.USU Press. Medan.

(16)

Raden, I., Thamrin, S., Syarif S. F., Fadli dan Darmi.2010.Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi dan Padi Ladang di Desa Bila Talang Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara. Pertanian UNIKARTA, Kartanegara.

Rahayu, A., S. R. Utami., dan M. L. Rayes. 2014. Karakteristik dan Klasifikasi Tanah Pada Lahan Kering dan Lahan yang Disawahkan diKecamatan Perak Kabupaten Jombang. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sugito, Y., Y. Nuraini dan Y. Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. 2th ed. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Suhartatik, E. dan R. Sismiyati.2000. Pemanfaatan Pupuk Organik dan Agent Hayati Pada Padi Sawah.Dalam Suwarno et al. (Eds). Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Tanaman Pangan. Paket dan Komponen Teknologi Produksi Padi.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM. 2006. Pendahuluan. Di dalam: Simanungkalit RDM, Suriadikarta DA, Saraswati R, Setyorini D, Hartatik W, editor. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. hlm. 1-10. Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Konsep dan

Kenyataan.Kanisius.Yogyakarta.

Suwarno, Unang G. Kartasasmita, dan Djuber Pasaribu. 2009. Pengayaan Kandungan Bahan Organik Tanah Mendukung Keberlanjutan Sistem Produksi Padi Sawah.

(17)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat dengan luas daerah 105,26 km2 atau 10.526 ha dengan ketinggian tempat + 30 m dari permukaan laut. Penelitian juga dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Juli 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian dengan skala 1 : 80.000, sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System) untuk mengetahui titik koordinat dan ketinggian tempat, bor tanah,

meteran, gunting, plastik bening, label, spidol permanen, karet gelang, kamera, alat tulis, kuisioner dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk analisis tanah di laboratorium.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Survey Grid Bebas tingkat survey semi detail. Analisis C-organik tanah dengan menggunakan metode Walkley and Black dan penetapan tekstur tanah dengan menggunakan metode Hydrometer Bouyocous. Tahapan penelitian terdiri dari :

Tahapan Persiapan

(18)

dibutuhkan, penyususnan usulan penelitian, persiapan alat dan bahan serta pengambilan titik koordinat dilapangan yang akan digunakan dalam penelitian. Tahapan Kegiatan di Lapangan

Penelitian ini dimulai dengan survei pendahuluan yaitu dengan mengadakan orientasi lapangan penelitian seperti pengambilan titik koordinat.Setelah survei pendahuluan dilanjutkan dengan pelaksanaan survei utama dengan tujuan utamanya adalah pengambilan contoh tanah.

Pelaksanaan pengambilan contoh tanah dengan menggunakan metode acak tersebar pada jarak tertentu sesuai dengan luasan yang telah ditentukan dengan pedoman pada peta dasar.Kemudian dilakukan pengambilan titik sampel tanah dengan jumlah 30 sampel menggunakan bor tanah pada kedalaman 0-20 cm. Dari tiap pengambilan contoh tanah tersebut maka dicatat hasil pembacaan koordinat pada GPS.Setelah diperoleh sampel tanah dari pengeboran maka diambil + 2 Kg contoh tanah pada setiap titik koordinat, kemudian dianalisis C-organik dan tekstur tanah.

Pengumpulan data produksi dilakukan dengan melakukan kuisioner kepada petani .

Analisis Laboratorium

(19)

Kemudian untuk penetapan tekstur tanah dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan untuk mengetahui tekstur tanah yang terdapat pada daerah tersebut dan dilakukan dengan menggunakan metode Hydrometer Bouyocous.

Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis spasial menggunakan GIS (Geografic Information System). Output analisis spasial adalah kadar C-organik dalam tanah dan tekstur tanah. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian sifat-sifat tanah.

(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat dengan luas daerah 105,26 km2 atau 10.526 ha dengan ketinggian tempat + 30 m dari permukaan laut dan luas lahan sawah 19,5341 km2atau 1.953,41 ha sehingga diperoleh titik sampel yang mewakili lokasi penelitian sebanyak30 titik. Sawah didaerah penelitian merupakan sawah tadah hujan, dimana para petani menanam tanaman padi berdasarkan kondisi iklim.Pengelolaan sisa panen tanaman padi seperti jerami padi pada umumnya dibakar diatas permukaan lahan sawah untuk mempermudah pembersihan lahan, petani beranggapan dengan membakar jerami dapat menjadi pupuk yang berguna untuk tanaman. Namun ada juga petani yang tidak membakar jerami padi, karena disekitar areal persawahan terdapat tanaman perkebunan seperti sawit dan karet yang dapat memicu kebakaran areal kebun.Pada umumnya petani menggunakan pupuk anorganik hal ini dikarena petani ingin memperoleh produksi yang tinggi.

Hasil survei dan analisis didapat data kandungan C-organik, tekstur tanah, pengelolaan bahan organik dan produksi tanaman padi sawahseperti tertera pada tabel berikut :

Pemetaan dan Sebaran Luas C-Organik Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

(21)

Tabel 4.1 Hasil Analisis C-organik Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Sampel Titik Koordinat C-Organik (%)

Kriteria Penilaian Sifat Tanah

Bujur Lintang

1 98.45316209 3.79594501 1,09 Rendah

2 98.44495688 3.79394190 2,14 Sedang

3 98.44413327 3.79052628 1,52 Rendah

4 98.43781893 3.79017231 1,98 Rendah

5 98.44041070 3.79344586 0,93 Sangat rendah 6 98.43596259 3.79720565 2,06 Sedang

7 98.44190176 3.79903659 1,36 Rendah

8 98.45172132 3.79991049 1,20 Rendah

9 98.45329838 3.80045506 1,71 Rendah

10 98.44318075 3.80094884 1,20 Rendah 11 98.43714972 3.80086821 1,63 Rendah 12 98.43391213 3.80873697 1,79 Rendah 13 98.43898343 3.81234898 2,14 Sedang 14 98.44852354 3.81509531 3,70 Tinggi 15 98.44538486 3.81701200 2,84 Sedang 16 98.46250162 3.81779579 1,44 Rendah 17 98.46275375 3.82048479 1,52 Rendah 18 98.44165700 3.83289604 2,41 Sedang 19 98.44889050 3.83467158 1,28 Rendah 20 98.45295841 3.83762486 2,84 Sedang 21 98.45388888 3.84233030 1,36 Rendah 22 98.45421125 3.84766244 0,93 Sangat rendah 23 98.45835627 3.85542786 2,14 Sedang 24 98.46057261 3.86060863 1,79 Rendah 25 98.44966331 3.87137309 3,78 Tinggi 26 98.44860359 3.87503539 3,54 Tinggi 27 98.45366157 3.87875335 3,70 Tinggi 28 98.45865618 3.87998625 3,86 Tinggi 29 98.45777900 3.87412200 2,92 Sedang 30 98.45986100 3.87763600 3,51 Tinggi

Rata-rata 2,14 Sedang

(22)

Tabel 4.2 Sebaran Luas Wilayah Status Hara C-organik Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Luas Area C-organik

Luas (Ha) Luas (%)

Sangat Rendah 10 0,5

Rendah 684,27 35,03

Sedang 743,21 38,06

Tinggi 515,93 26,41

Total 1.953,41 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas bahwa luasan sebaran C-organik dengan

kriteria status hara sedang memiliki luasan terbesar dibandingkan dengan kriteria status hara sangat rendah , rendah dan tinggi. Luas wilayah dengan status hara sedang adalah 743,21 ha atau 38,06 % dari luas area penelitian, status

(23)
(24)

Pemetaan dan Sebaran Luas Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Berdasarkan hasil analisis dilaboratorium didapat persentasi fraksi debu, liat, pasir dan jenis tekstur yang tertera pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Analisis Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Sampel Titik Koordinat %

Tekstur Tanah

Bujur Lintang Liat Debu Pasir

1 98.45316209 3.79594501 60 34 6 Liat

2 98.44495688 3.79394190 58 32 10 Liat

3 98.44413327 3.79052628 48 42 10 Liat berdebu

4 98.43781893 3.79017231 62 34 4 Liat

5 98.44041070 3.79344586 70 28 2 Liat

6 98.43596259 3.79720565 62 30 8 Liat

7 98.44190176 3.79903659 72 26 2 Liat

8 98.45172132 3.79991049 62 28 10 Liat

9 98.45329838 3.80045506 60 36 4 Liat

10 98.44318075 3.80094884 70 20 10 Liat

11 98.43714972 3.80086821 62 32 6 Liat

12 98.43391213 3.80873697 70 26 4 Liat

13 98.43898343 3.81234898 66 26 8 Liat

14 98.44852354 3.81509531 52 40 8 Liat berdebu

15 98.44538486 3.81701200 66 30 4 Liat

16 98.46250162 3.81779579 60 38 2 Liat

17 98.46275375 3.82048479 60 24 16 Liat

18 98.44165700 3.83289604 68 24 8 Liat

19 98.44889050 3.83467158 40 54 6 Lempung liat berdebu

20 98.45295841 3.83762486 70 26 4 Liat

21 98.45388888 3.84233030 66 32 2 Liat

22 98.45421125 3.84766244 38 54 8 Lempung liat berdebu

23 98.45835627 3.85542786 58 36 6 Liat

24 98.46057261 3.86060863 66 32 2 Liat

25 98.44966331 3.87137309 58 30 2 Liat

26 98.44860359 3.87503539 46 32 22 Liat

27 98.45366157 3.87875335 62 28 10 Liat

28 98.45865618 3.87998625 56 28 16 Liat

29 98.45777900 3.87412200 62 30 8 Liat

(25)

Berdasarkan hasil analisis tekstur tanah dapat di lihat pada Tabel 4.3 maka kandungan yang memiliki liat tertinggi dengan 72 % pada sampel 7 terendah sebesar 38% pada sampel 22, persentase debu tertinggi dengan 54% pada sampel 19 terendah sebesar 20% pada sampel 10, persentase pasir tertinggi 22% pada sampel 26 terendah sebesar 2% pada sampel 5, 7, 16, 21, 24 dan 25. Rata-rata dari Tekstur tanah adalah Liat 60,6 %.

Tabel 4.4 Sebaran Luas Wilayah Tekstur TanahPada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Luas Area Tekstur Tanah

Luas (ha) Luas (%)

Liat 1,853 94,86

Liat Berdebu 62,41 3,19

Lempung Liat Berdebu 38 1,95

Total 1.953,41 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas bahwa luasan sebaran tekstur tanah dengan kriteria tekstur liat memiliki luasan terbesar dibandingkan dengan

kriteria liat berdebu dan lempung liat berdebu. Luas wilayah dengan tekstur liat adalah 1.853ha atau 94,86 % dari luas area penelitian, tekstur liat

(26)
(27)

Pengelolaan Bahan Organik dan Produksi Padi

Berdasarkan hasil survei dilokasi penelitian diperoleh data pengolaan bahan organik dan produksi padi, tertera pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Pengelolaan Bahan Organik dan Produksi Padi Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Sampel Pengelolaan Bahan Organik *Produksi

kg/ rantai ton/Ha

1 Bakar 200 5

2 Bakar 150 3.75

3 Bakar 200 5

4 Bakar 200 5

5 Bakar 150 3.75

6 Bakar 200 5

7 Bakar 200 5

8 Bakar 150 3.75

9 Bakar 100 2.5

10 Bakar 150 3.75

11 Bakar 150 3.75

12 Bakar 200 5

13 Tidak dibakar 150 3.75

14 Tidak dibakar 100 2.5

15 Tidak dibakar 100 2.5

16 Bakar 200 5

17 Tidak dibakar 150 3.75

18 Bakar 100 2.5

19 Bakar 200 5

20 Tidak dibakar 150 3.75

21 Bakar 200 5

22 Bakar 150 3.75

23 Bakar 150 3.75

24 Bakar 100 2.5

25 Tidak dibakar 150 3.75

26 Tidak dibakar 150 3.75

27 Tidak dibakar 150 3.75

28 Tidak dibakar 100 2.5

29 Tidak dibakar 100 2.5

30 Tidak dibakar 150 3.75

Keterangan : *Hasil Kuisioner

(28)

Berdasarkan hasil kuisioner dilapangan dapat di lihat pada Tabel 4.5 maka terdapat produksi padi sawah dengan perlakuan dibakar dan tidak dibakar, dimana produksi tertinggi adalah 200 kg/ rantai atau 5 ton/ha dan terendah adalah 100 kg/ rantai atau 2,5 ton/ha. Rata-rata produksi adalah 3,83 ton/ha.

Tabel 4.6 Uji T antara Pengelolaan Bahan Organik (Bakar vs Tidak Bakar) Terhadap C-organik dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Pengelolaan Bahan

Organik T test t Tabel

C-organik 6.22007213951033* 2.144786688 Produksi 2.95996107431146* 2.051830516 Keterangan : Angka yang diikuti * menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 %.

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.6 maka Uji T tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan bahan organik berpengaruh nyata terhadap kadar C-organik didalam tanah. Dan pengelolaan bahan organik berpengaruh nyata terhadap produksi.

Pembahasan

(29)

Berdasarkan hasil penelitian sebaran C-organik pada lahan sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat dapat dilihat pada peta sebaran C-organik, dimana kandungan C-organik didominasi sedang.Hal ini dikarenakan

kurangnya kesadaran dan pengetahuan petani untuk mengembalikan sisa panen berupa jerami padi kelahan sawah. Dengan memanfaatkan sisa jerami padi akan meningkatkan kadar C-organik, hal ini sesuai dengan Rahayu et.al., (2014) yang menyatakan bahwa tingginya C-organik pada tanah yang disawahkan disebabkan adanya penambahan bahan organik yang berasal dari sisa-sisa akar tanaman padi.

Berdasarkan hasil penelitian sebaran luas wilayah tekstur tanah engan kriteria liat memiliki luas lebih besar dibandingkan dengan kriteria liat berdebu dan lempung liat berdebu.Hal ini dikarenakan fraksi liat memiliki hubungan dengan bahan organik. Hal ini sesuai dengan literatur Foth (1998) yang menyatakan bahwa tanah-tanah dengan kadar liat tinggi umumnya kadar bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan dengan tanah-tanah yang kandungan liatnya rendah.

(30)

fraksi liat mempunyai luas permukaan jenis paling besar yaitu mencapai 800 m2/g (Luas permukaan jenis yang besar sangat aktif dalam adsorpsi air).

Berdasarkan hasil uji T antara pengolahan bahan organik dengan kadar C-organik didalam tanah sawah berpengaruh sangat nyata dengan nilai 6.22007213951033. Hal ini dikarenakan pengolahan bahan organik berupa sisa-sisa jerami padi dengan cara dibakar akan mengurangi kadar C-organik didalam tanah dan sebaliknya jika sisa-sisa jerami padi tidak dibakar akan meningkatkan kadar C-organik. Hal ini sesuai dengan literatur Sutanto (2005) yang menyatakan bahwa hasil proses fotosintesis merupakan sumber utama bahan organik tanah, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta sisa tanaman termasuk rerumputan, gulma dan limbah pasca panen .

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tekstur tanah (% liat) didalam tanah sawah tidak berpengaruh dengan pengelolaan bahan organik .Hal ini dikarenakan tidak adanya pengaruh pengelolaan bahan organik dengan perubahan tekstur. Hal ini sesuai dengan Khonke and Betrand (1959) yang menyatakan bahwa sisa-sisa tanaman dapat memperkecil terjadinya proses disperse, memantapkan agregat tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kapasitas memegang air dan menekan aliran permukaan serta erosi yang terjadi.

(31)
(32)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Sebaran C-organik dilahan sawah Kecamatan Hinai Kabupaten langkat dengan

luas daerah 105,26 km2 atau 10.526 ha dan lahan sawah 19,5341 km2atau 1.953,41 ha didominasi dengan kategori C-organik sedang 2.14 % dan sebaran Tekstur Tanah didominasi dengan tekstur liat 60.6 %.

2. Bahwa pengelolaan bahan organik dengan perlakuan pembakaran jerami padi dilahan sawah berpengaruh nyata mengurangi kadar C-organik didalam tanah dan dengan pembakaran jerami padi dilahan sawah juga berpengaruh nyata mengurangi produksi padi dilahan sawah.

Saran

(33)

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah

Tanah sawah mempunyai persentase pasir dalam jumlah besar kurang baik untuk tanaman padi.Pada tanah sawah dituntut adanya lumpur, yang mengandung butir-butir tanah halus yang seluruhnya diselubungi air. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atas antara 18-22 cm terutama tanah muda dengan pH antara 4-7 sedangkan lapisan olah tanah sawah dengan kedalaman 18 cm (AAK, 1993).

Penggenangan pada sistem usaha tani tanah sawah secara nyata akan mempengaruhi perilaku unsur hara esensial dan pertumbuhan serta hasil padi. Perubahan kimia yang disebabkan oleh penggenangan tersebut sangat mempengaruhi dinamika dan ketersedian hara padi. Transformasi kimia yang terjadi berkaitan erat dengan kegiatan mikroba tanah yang menggunakan oksigen sebagai sumber energinya dalam proses respirasi (Hardjowigeno, 2003).

Pemberian bahan organik dalam jumlah besar pada tanah tergenang dapat menyebabkan keracunan tanaman oleh asam-asam organik yang terbentuk penambahan ammonium sulfat dapat mengurangi efek keracunan tersebut.Hal itu disebabkan oleh pembentukan asam organik dihambat oleh kegiatan bakteri. Ammonium fosfat dan glukosa akan merangsang perubahan asam organik menjadi gas metana bila ditambahkan ke tanah. Kondisi seperti ini menunjukkan banyaknya bakteri metana dalam tanah tergenang (Damanik et al., 2010).

Ciri khas tanah sawah, yang membedakannya dengan tanah tergenang lainnya, yaitu adanya lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat difusi O2

(34)

oleh lapisan tapak bajak yang kedap air. Selama pertumbuhan tanaman padi akan terjadi sekresi O2 oleh akar tanaman padi yang menimbulkan kenampakan yang

khas pada tanah di sekitar tanaman padi sawah (Mukhlis et al., 2012). C-organik

Bahan organik berperan dalam aktivitas biologi yaitu dengan pemberian bahan organik dapat meningkatkan aktivitas biologi tanah melalui pelepasan unsur-unsur hara tanah dalam proses dekomposisi sisa-sisa tanaman oleh mikroorganisme dalam tanah. Dalam hubungannya dengan kesuburan tanah dan produksi tanaman, fungsi mikroorganisme yang penting adalah mineralisasi dan imobilisasi unsur-unsur hara seperti karbon, N, P, S, fiksasi N2 atau CO2 dari atmosfer dan kelarutan P (Sugito et al.,1995).

Menurut Karama et al. (1990) dalam Suhartatik dan Sismiyati (2000) mengemukakan bahwa bahan organik memiliki fungsi-fungsi penting dalam tanah yaitu; fungsi fisika yang dapat memperbaiki sifat fisika tanah seperti memperbaiki agregasi dan permeabilitas tanah; fungsi kimia dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, meningkatkan daya sangga tanah dan meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara serta meningkatkan efisiensi penyerapan P; dan fungsi biologi sebagai sumber energi utama bagi aktivitas jasad renik tanah.Mengingat begitu penting peranan bahan organik, maka penggunaannya pada lahan-lahan yang kesuburannya mulai menurun menjadi amat penting untuk menjaga kelestarian sumberdaya lahan tersebut (Suhartatik dan Sismiyati, 2000).

(35)

Van bemmelen yaitu 1.724 dan didasarkan pada asumsi bahwa bahan organik

mengandung 58% karbon (Mukhlis, 2007).

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah :

- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah - Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya

- Manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation menjadi tinggi)

- Sumber energi bagi mikroorganisme - Menambah kemampuan tanah (Hardjowigeno, 2003).

Pengelolaan jerami padi merupakan hal penting dalam sistem budi daya padi untuk meningkatkan hasil panen. Ada beberapa cara pengelolaan jerami padi yang dilakukan oleh petani, antara lain dibakar, disebar di permukaan tanah sebagai mulsa, dan mengangkut jerami keluar dari lahan. Pembakaran jerami akan menghilangkan hara dalam jumlah besar (80% N, 25% P, 4-60% S dari kandungan hara total jerami). Pembakaran jerami juga menimbulkan dampak negatif lain, seperti polusi udara dan membunuh organisme maupun mikrob tanah yang menguntungkan (Mandal et al., 2004).

(36)

kandunganbahan organik tanah menurut Balai Besar Penelitian Sumber Daya LahanPertanian (BBSDLP) adalah rendah apabila kurang dari 2%, sedang apabilakandungan bahan organik tanah 2-3%, dan tinggi apabila lebih dari 3%. LaporanLas dan Tim (2008) menyebutkan bahwa 73% lahan pertanian Indonesiamemiliki kandungan bahan organik yang rendah, 23% sedang, dan hanya4%yang berstatus tinggi (Suwarno et al., 2009).

Hasil proses fotosintesis merupakan sumber utama bahan organik tanah, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta sisa tanaman termasuk rerumputan, gulma dan limbah pasca panen (Sutanto, 2005).

Penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa, selain dapat melindungi permukaan tanah juga dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Mulsa dapat memperkecil terjadinya proses dispersi, memantapkan agregat tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kapasitas memegang air dan menekan aliran permukaan secara erosi yang terjadi (Khonke and Bertrand, 1959).

Perhitungan kadar C-organik adalah :

C-organik (%) = ppm kurva x ml ekstrak 1.000 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fk = ppm kurva x 100 1.000-1 x 100 500 – 1 x fk

= ppm kurva x 10 500-1 x fk Keterangan dari perhitungan kadar C-organik ialah :

- ppm kurva adalah kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.

- 100 adalah konversi ke %.

(37)

Tekstur Tanah

Suasana tergenang (anaerob) pada tanah sawah dapat menghambat pelapukan dan mineralisasi bahan organik. Selain suasana aerob dan anaerob, kadar liat tanah juga sangat berpengaruh terhadap kandungan bahan organik tanah. Tanah-tanah dengan kadar liat tinggi umumnya kadar bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan dengan tanah-tanah yang kandungan liatnya rendah (Foth, 1998).

[image:37.595.114.515.456.595.2]

Lubis (2015) mengatakan bahwa pengetahuan tentang tekstur tanah sangat penting, sebagai panduan nilai kemampuan lahan dan pengelolaan tanah. Umumnya tanah-tanah pertanian yang paling baik mengandung persen liat 10-20%, bahan organik 5-10% dan perbandingan yang sama antara pasir dan debu. Pengelompokkan kedua belas tekstur tanah secara sederhana dapat dilihat pada table 2.1 berikut.

Tabel 2.1. Pengelompokkan Tekstur Tanah

Kelompok Tekstur Kelas Tekstur

Tanah bertekstur kasar Pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung berpasir halus

Tanah bertekstur sedang Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung liat, lempung liat berdebu

Tanah bertekstur halus Liat berpasir, liat berdebu dan liat Sumber : Konhke (1968)

(38)

antara C-organik dengan pasir (-0,1241) yang tergolong tidak nyata (Tangketasik et al., 2012).

Foth (1998) juga mengatakan bahwa terdapat kecenderungan suatu korelasi antara kandungan liat tanah dengan kandungan bahan organik.Semakin besar kandungan liat maka semakin tinggi kandungan bahan organik, karena molekul-molekul organik yang diadsorpsi oleh liat dilindungi secara parsial dari perombakan oleh mikroorganisme.

fraksi liat paling berpengaruh terhadap kadar bahan organik tanah karena fraksi liat mempunyai luas permukaan jenis paling besar yaitu mencapai 800 m2/g (Luas permukaan jenis yang besar sangat aktif dalam adsorpsi air). Oleh karena itu, tanah yang didominasi oleh fraksi liat mempunyai daya pegang air yang besar dan pori aerase yang rendah. Keadaan yang pertukaran udara tidak lancar atau semi anaerob akan berpengaruh terhadap dekomposisi bahan organik, yaitu bahan organik akan mengalami proses humifikasi sehingga dihasilkan senyawa-organik yang tahan terhadap pelapukan (Stevenson, 1994).

Ada perbedaan nyata antara tekstur tanah yang ditetapkan dilapangan dengan yang ditetapkan dilaboratorium dengan metode mekanis; karena mineral non kristalin selalu menghambat disperse partikel. Oleh sebab itu dilakukan modifikasi kelas ukuran butir menjadi kelas frakmental yang menunjukkan kombinasi ukuran partikel dan mineral (Mukhlis, 2011).

Survei dan Pemetaan

(39)

kemampuan (kesesuaian) lahan dari masing-masing satuan peta tanah berdasar

atas sifat-sifat tanah yang dimiliki dan keadaan lingkungannya.Satuan peta tanah merupakan satuan wilayah yang mempunyai jenis tanah dan faktor lingkungan yang sama. Walaupun demikian, satuan peta tanah yang benar-benar homogen sulit ditemukan, berhubungan kompleksnya penyebaran tanah di alam.Karena itu,

dibedakan tiga jenis satuan peta tanah yaitu (1) konsosiasi (2) asosiasi (3) kompleks (Hardjowigeno, 2007).

Kegiatan evaluasi lahan dan survei lahan, sangat dianjurkan dalam rangka untuk merencanakan dan mengkoordinir upaya perbaikan dan pengolaan lahan pada masing-masing tipe penggunaan atau usaha tani. Kegiatan evaluasi lahan ini mensuplai petani dengan informasi secara tepat dan akurat tentang apa yang seyogyanya dikerjakan dan perbaikan apa saja yang diperlukan untuk pengelolaan lahannya. Termasuk ke dalam evaluasi tersebut adalah penelitian dan penilaian tentang tekstur tanah lapisan atas, tekstur tanah lapisan bawah, kedalam solum dan subsoil, warna tanah lapisan atas, struktur tanah, keadaan batu-batuan, mudahnya diolah, permeabilitas subsoil, drainase permukaan, drainase internal profil tanah, kemiringan, derajat erosi dan bahaya erosi bila tanah diolah. Disamping itu, semua tanah-tanah pertanian perlu diuji kesuburan, reaksi tanah dan kondisi alkalinitas / salinitasnya sehingga dapat diprediksi kesesuaian lahan bagi komoditas pertanian dengan kriteria kelas kesesuaian lahan dari yang paling sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3) sampai tidak sesuai (N) (Raden et al., 2010).

(40)

1. Pendugaan potensi produksi jenis-jenis tanaman utama pada setiap tipe

tanah di bawah tingkat pengelolaan tertentu.

2. Kebutuhan masukan (input) bagi setiap jenis tanaman, yakni sebesar input

yang perlu bagi setiap level produksi yang diinginkan atau setiap tipe tanah tertentu.

3. Kemungkinan perubahan perilaku setiap tipe tanah akibat irigasi. 4. Kemungkinan pembuatan drainase buatan.

5. Pendugaan respon terhadap penggunaan pupuk dan kapur yang banyak

dikonsumsi oleh sifat-sifat tanah yang permanen berdasarkan tingkat kesuburan yang ditunjukkan oleh uji tanah

(Hakim et al., 1986).

Berdasarkan kedua pendekatan tersebut, dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid (menggunakan prinsip pendekatan sintetik), sistem fisiografi dengan bantuan interpretasi foto udara (menggunakan prinsip pendekatan analitik) dan grid bebas yang merupakan penerapan gabungan dari kedua pendekatan tersebut (Rayes, 2007).

(41)

Kondisi Umum Wilayah

(42)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Salah satu penyebab penurunan produksi padi di Indonesia adalah sebagian besar lahan sawah sudah mengalami degradasi, yang antara lain dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah. Hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menunjukkan tingkat kesuburan lahan sawah di Indonesia semakin menurun, sekitar 65% dari 5 juta hektar luas lahan sawah irigasi memiliki kandungan bahan organik kurang dari 2% sedangkan dalam kondisi normal lahan sawah subur biasanya mengandung bahan organik minimal 3% (Suriadikarta dan Simanungkalit 2006).

Perkembangan produksi padisawah di Kecamatan Hinai Kabupaten

Langkat mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai dengan 2014. pada tahun 2013 produksi padi 26,11 ton dengan luas lahan panen 4,38 ha , sedangkan

pada tahun 2014produksi padi 21,11 ton dengan luas lahan panen 7,29 ha (Badan Pusat Statistik, 2014).

(43)

terhadap kualitas tanah. Terkait dengan bahan organik terhadap proses dekomposisi dan perombakan bahan organik yang dikembalikan kedalam sawah, hubungan karakteristik kesuburan tanah dengan jumlah potensi hara sisa panen yang dikembalikan ke tanah sawah perlu diketahui (Oktalaseva et al., 2013).

Berdasarkan penelitian Tangketasik et.al (2012) bahwa korelasi C-organik tanah dengan fraksi liat, baik pada tanah sawah menunjukkan korelasi positif Ini berarti bahwa semakin tinggi kadar liat semakin tinggi kadar C-organik tanah. Hal ini disebabkan karena liat berfungsi dalam memegang air yang berpengaruh terhadap pertukaran udara yang semakin tidak baik.

Di Desa Paya Rengas Kecamatan Hinai kabupaten Langkat merupakan salah satu desa penghasil padi terbesar di Sumatera Utara.Namun saat ini produktifitas padi perlahan mulai menurun, akar permasalahan penurunan produktifitas adalah alih fungsi lahan dan penurunana produktifitas lahan akibat pengelolaanan lahan yang melanggar kaedah pelestarian lahan dimana tindakan dengan melakukan pembakaran jerami padi setelah pemanenan.

(44)

Survei merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu.Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi maanfaat bagi penggunaannya.Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta.Laporan survei berisi uraian tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/ rekomendasi (Sutanto, 2005).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penyebaran C-organik dan tekstur tanah serta membandingkan pengelolaan bahan organik terhadap kadar C-organik dan produksi padi di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat .

Kegunaan Penelitian

(45)

ABSTRAK

(46)

ABSTRACT

Soil texture and soil organic matter is the nature of which is used as a benchmark of soil fertility. The nature of the soil texture of the soil on which the management of the land, while the C-organic is a component of the organic material which is heavily influenced by land management. Low levels of soil organic C will reduce crop production. This experiment was aimed to look the spread of C-organic and soil texture in paddy field on Hinai Sub District, Langkat District. This experiment was conducted in Hinai Sub District, Langkat District with 105,26 km2 or 10,526 ha and in Ecology and Soil Biology Laboratory. Sampling was done with free grid survey method in semi detail level. The Parameters measured was C-organic (Walkley and Black) and Soil texture (Hydrometer Bouyocous). The collected data was tested with t-test in 5% level.The result from this experiment was there were four criterias of C-organic which were very low, low, medium, and high respectively. Very low criteria was 0,5 ha, low was 35,03 ha, medium was 38,06 ha, and high was 26,41 ha in large. Soil texture obtained form this experiment was clay with 94,86, silty clay with 3,19 ha, and silty clay loam with 1,95 ha in large.The burning of rice straw in the paddy field significantly reduces the levels of C- organic in the soil and the burning of rice straw in paddy fields also significantly reduce the production of rice in the paddy field.

(47)

PEMETAANC-ORGANIK DAN TEKSTUR TANAH PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Oleh :

KHAIRANI ULFA 120301002

AGROEKOTEKNOLOGI – ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(48)

PEMETAANC-ORGANIK DAN TEKSTUR TANAH PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Oleh :

KHAIRANI ULFA 120301002

AGROEKOTEKNOLOGI – ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mendapatkan Gelar Sarjana Di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(49)

Judul Proposal : PemetaanC-Organik dan Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah Di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat

Nama : Khairani Ulfa

NIM : 120301002

Program Studi : Agroekoteknologi – Ilmu Tanah

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Diketahui Oleh

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc Ketua Program Studi Agroekoteknologi

) (Ir. Hardy Guchi, MP.)

Ketua

(50)

ABSTRAK

(51)

ABSTRACT

Soil texture and soil organic matter is the nature of which is used as a benchmark of soil fertility. The nature of the soil texture of the soil on which the management of the land, while the C-organic is a component of the organic material which is heavily influenced by land management. Low levels of soil organic C will reduce crop production. This experiment was aimed to look the spread of C-organic and soil texture in paddy field on Hinai Sub District, Langkat District. This experiment was conducted in Hinai Sub District, Langkat District with 105,26 km2 or 10,526 ha and in Ecology and Soil Biology Laboratory. Sampling was done with free grid survey method in semi detail level. The Parameters measured was C-organic (Walkley and Black) and Soil texture (Hydrometer Bouyocous). The collected data was tested with t-test in 5% level.The result from this experiment was there were four criterias of C-organic which were very low, low, medium, and high respectively. Very low criteria was 0,5 ha, low was 35,03 ha, medium was 38,06 ha, and high was 26,41 ha in large. Soil texture obtained form this experiment was clay with 94,86, silty clay with 3,19 ha, and silty clay loam with 1,95 ha in large.The burning of rice straw in the paddy field significantly reduces the levels of C- organic in the soil and the burning of rice straw in paddy fields also significantly reduce the production of rice in the paddy field.

(52)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul Skripsi ini adalah “PemetaanC-organik dan Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat” yang merupakan syarat mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis nmengucapkan terima kasih kepada Ketua Komisi Pembimbing Bapak Ir. Hardy Guchi, MP., dan Anggota Komisi Pembimbing Ibu Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M. Sc., atas kesediaannya dalam membimbing penulis dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya skripsi yang lebih baik lagi

Medan, November 2016

(53)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah ... 4

C-organik ... 5

Tekstur Tanah ... 8

Survei dan Pemetaan ... 9

Kondisi Umum Wilayah Penelitian ... 12

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Metode Penelitian ... 13

Tahapan Persiapan ... 13

Tahapan Kegiatan di Lapangan ... 14

Analisis Laboratorium ... 14

Pengolahan Data ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ... 16

Pembahasan... 24

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 28

(54)

DAFTAR TABEL

No. Hal

2.1 Pengelompokkan tekstur tanah………. 8 4.1 Hasil Analisis C-organik Pada Lahan Sawah Kecamatan Hinai

Kabupaten Langkat………... 17

4.2 Sebaran Luas Wilayah Status Hara C-organik Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat………... 18 4.3 Hasil Analisis Tekstur Tanah Pada Lahan Sawah Kecamatan Hinai

Kabupaten Langkat………... 20

4.4 Sebaran LuasWilayahTekstur Tanah Pada Lahan Sawah di

Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat………. 21 4.5 Pengelolaan Bahan Organik dan Produksi Padi Pada Lahan Sawah

Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat……….. 23 4.6 Uji T antara Pengelolaan Bahan Organik ( Bakar vs Tidak Bakar )

terhadap C-Organik dan Produksi Pada Lahan Sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat………

(55)

LAMPIRAN

No. Hal

1. Peta Kecamatan Hinai………... 31

2. Peta Jenis Tanah……… 32

3. Peta Penggunaan Lahan……… 33

4. Peta Titik Sampel……….. 34

5. Uji T Menggunakan Excel………..……….. 35

6. Uji T Menggunakan SPSS……… 36

7. Kriteria Sifat Tanah………... 37

8. Hasil Kuisioner………. 38

(56)
[image:56.595.109.513.111.298.2]

GAMBAR

No. Hal

1. Peta Penyebaran C-organik di Lahan Sawah Kecamatan Hinai……... 19 2. Peta Penyebaran Tekstur Tanah di Lahan Sawah Kecamatan Hinai… 22 3. Pengambilan Contoh Tanah ………..………... 40 4. Analisis C-organik dan Tekstur Tanah……...……… 41 5. jerami padiyang dibakar dilahan sawah di Kecamatan Hinai

Kabupaten Langkat………..……

Gambar

Gambar 1. Pengambilan Contoh Tanah
Gambar Analisis C-organik
Gambar Analisis Tekstur Tanah
Gambar 3. Foto jerami padi yang dibakar dilahan sawah di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis dan Perancangan Sistem

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis yang berjudul Analisis Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Keputusan Investasi di STIE Multi Data Palembang dapat

Cancer Related  Fatigue (CRF) adalah gejala yang sering ditemui pada pasien kanker yang merupakan tanda dari kanker itu sendiri atau efek samping dari terapi

Jadi berdasarkan keseluruhan pada indikator pelatihan dapat disimpulkan bahwasanya pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat tani ada beberapa yakni

BOPO (beban operasional-pendapatan operasional) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA (return on asset) pada KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan hasil belajar renang gaya dada melalui permainan triangle bagi siswa kelas VIII E di SMP Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media audio dan metode drill memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan dalam praktik

salah satu karya seni yang cukup digemari oleh masyarakat di sanggar ini adalah tari Marhaban, tarian ini di kreasikan dari Tari Rampak Bedug, Rudat dan pencak