RAWAT INAP DI RSU. HAJI MEDAN TAHUN 2017 I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur : tahun.
Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan.(*coret yang tidak perlu)
Masa Kerja : tahun.
Status kawin : Pend. Terakhir :
Shift : Pagi / Siang / Malam (*coret yang tidak perlu)
II. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER KELELAHAN KERJA (KAUPK2 )
2. Apakah anda merasa lelah berbicara ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 3. Apakah anda merasa gugup menghadapi sesuatu ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah
4. Apakah anda merasa tidak pernah berkonsentrasi dalam menghadapi sesuatu pekerjaan ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 5. Apakah anda merasa tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 6. Apakah anda cenderung lupa terhadap sesuatu ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 7. Apakah anda merasa kurang percaya terhadap diri sendiri ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah
8. Apakah anda merasa tidak tekun dalam melaksanakan pekerjaan anda ? a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah
9. Apakah anda merasa enggan menatap mata orang lain ? a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 10. Apakah anda merasa enggan bekerja cekatan ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 11. Apakah anda merasa tidak tenang dalam bekerja ?
13. Apakah anda merasa bertindak lamban ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 14. Apakah anda merasa tidak kuat lagi berjalan ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 15. Apakah anda merasa sebelum bekerja sudah lelah ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 16. Apakah anda merasa daya pikir menurun ?
a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah 17. Apakah anda merasa cemas terhadap sesuatu hal ?
2 : Ya,jarang 2 = Lelah
3 : Ya,sering 3 = Sangat Lelah
P1 : Pertanyaan 1 ( sukar berfikir ) P2 : Pertanyaan 2 ( lelah berbicara )
P3 : Pertanyaan 3 ( gugup menghadapi sesuatu ) P4 : Pertanyaan 4 ( tidak pernah berkonsentrasi ) P5 : Pertanyaan 5 ( tidak mempunyai perhatian ) P6 : Pertanyaan 6 ( cenderung lupa )
P7 : Pertanyaan 7 ( kurang percaya diri ) P8 : Pertanyaan 8 ( tidak tekun bekerja )
P9 : Pertanyaan 9 ( enggan menatap mata orang lain ) P10 : Pertanyaan 10 ( enggan bekerja cekatan )
Frequency
Statistics Usia Perawat
( tahun ) Jenis Kelamin
Masa Kerja (
Mean 1.59 1.05 1.59 1.88 1.22
Std. Deviation .499 .218 .499 .331 .419
a. Usia Responden
Usia Perawat ( tahun )
Frequency Percent Valid Percent
Valid Perempuan 39 95.1 95.1 95.1
Laki – Laki 2 4.9 4.9 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 10 17 41.5 41.5 41.5
>= 10 24 58.5 58.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
d. Status Perkawinan Responden
Status Perkawinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Belum Menikah 5 12.2 12.2 12.2
Menikah 36 87.8 87.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
e. Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Diploma III Keperawatan 32 78.0 78.0 78.0
S1 Keperawatan 9 22.0 22.0 100.0
sukar berpikir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 24 58.5 58.5 58.5
Ya,jarang 15 36.6 36.6 95.1
Ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 25 61.0 61.0 61.0
Ya,jarang 14 34.1 34.1 95.1
Ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 25 61.0 61.0 61.0
Ya,jarang 13 31.7 31.7 92.7
tidak pernah berkonsentrasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 11 26.8 26.8 26.8
Ya,jarang 28 68.3 68.3 95.1
Ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 25 61.0 61.0 61.0
Ya,jarang 16 39.0 39.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 11 26.8 26.8 26.8
ya,jarang 27 65.9 65.9 92.7
Ya,sering 3 7.3 7.3 100.0
kurang percaya diri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 23 56.1 56.1 56.1
Ya,jarang 14 34.1 34.1 90.2
Ya,sering 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 29 70.7 70.7 70.7
Ya,jarang 9 22.0 22.0 92.7
Ya,sering 3 7.3 7.3 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 9
enggan menatap mata orang lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 28 68.3 68.3 68.3
Ya,jarang 12 29.3 29.3 97.6
enggan bekerja cekatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 30 73.2 73.2 73.2
Ya,jarang 11 26.8 26.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 22 53.7 53.7 53.7
Ya,jarang 18 43.9 43.9 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 8 19.5 19.5 19.5
Ya,jarang 26 63.4 63.4 82.9
Ya,sering 7 17.1 17.1 100.0
bertindak lamban
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 23 56.1 56.1 56.1
Ya,jarang 17 41.5 41.5 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 24 58.5 58.5 58.5
Ya,jarang 16 39.0 39.0 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 20 48.8 48.8 48.8
ya,jarang 19 46.3 46.3 95.1
daya pikir menurun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 17 41.5 41.5 41.5
ya,jarang 22 53.7 53.7 95.1
ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 17
cemas terhadap sesuatu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 13 31.7 31.7 31.7
ya,jarang 27 65.9 65.9 97.6
ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Statistics Kelelahan Kerja Shift Pagi
N Valid 41
Missing 0
Mean 1.98
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Lelah 4 9.8 9.8 9.8
Lelah 34 82.9 82.9 92.7
Sangat Lelah 3 7.3 7.3 100.0
sukar berpikir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 27 65.9 65.9 65.9
Ya,jarang 13 31.7 31.7 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 28 68.3 68.3 68.3
Ya,jarang 11 26.8 26.8 95.1
Ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 19 46.3 46.3 46.3
Ya,jarang 21 51.2 51.2 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
tidak pernah berkonsentrasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 10 24.4 24.4 24.4
Ya,jarang 28 68.3 68.3 92.7
Ya,sering 3 7.3 7.3 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 22 53.7 53.7 53.7
Ya,jarang 19 46.3 46.3 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 14 34.1 34.1 34.1
Ya,jarang 23 56.1 56.1 90.2
Ya,sering 4 9.8 9.8 100.0
kurang percaya diri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 22 53.7 53.7 53.7
Ya,jarang 16 39.0 39.0 92.7
Ya,sering 3 7.3 7.3 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 25 61.0 61.0 61.0
Ya,jarang 16 39.0 39.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 9
enggan menatap mata orang lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 27 65.9 65.9 65.9
Ya,jarang 13 31.7 31.7 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
enggan bekerja cekatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 25 61.0 61.0 61.0
Ya,jarang 16 39.0 39.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 11
tidak tenang bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 20 48.8 48.8 48.8
Ya,jarang 21 51.2 51.2 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 12
lelah seluruh tubuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 10 24.4 24.4 24.4
Ya,jarang 28 68.3 68.3 92.7
Ya,sering 3 7.3 7.3 100.0
bertindak lamban
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 21 51.2 51.2 51.2
Ya,jarang 20 48.8 48.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 14
tidak kuat lagi berjalan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 23 56.1 56.1 56.1
Ya,jarang 18 43.9 43.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 15
lelah sebelum bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 25 61.0 61.0 61.0
Ya,jarang 16 39.0 39.0 100.0
daya pikir menurun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 13 31.7 31.7 31.7
Ya,jarang 26 63.4 63.4 95.1
Ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 17
cemas terhadap sesuatu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak pernah 16 39.0 39.0 39.0
Ya,jarang 24 58.5 58.5 97.6
Ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Statistics
Kelelahan Kerja Shift Siang
N Valid 41
Missing 0
Mean 1.88
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Lelah 5 12.2 12.2 12.2
Lelah 36 87.8 87.8 100.0
sukar berpikir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 12 29.3 29.3 29.3
ya,jarang 20 48.8 48.8 78.0
ya,sering 9 22.0 22.0 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid tidak pernah 20 48.8 48.8 48.8
ya,jarang 16 39.0 39.0 87.8
ya,sering 5 12.2 12.2 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid tidak pernah 14 34.1 34.1 34.1
ya,jarang 25 61.0 61.0 95.1
tidak pernah berkonsentrasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 4 9.8 9.8 9.8
ya,jarang 29 70.7 70.7 80.5
ya,sering 8 19.5 19.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid tidak pernah 13 31.7 31.7 31.7
ya,jarang 24 58.5 58.5 90.2
ya,sering 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid tidak pernah 9 22.0 22.0 22.0
ya,jarang 26 63.4 63.4 85.4
ya,sering 6 14.6 14.6 100.0
kurang percaya diri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 15 36.6 36.6 36.6
ya,jarang 23 56.1 56.1 92.7
ya,sering 3 7.3 7.3 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 8
tidak tekun bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 20 48.8 48.8 48.8
ya,jarang 21 51.2 51.2 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 9
enggan menatap mata orang lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 16 39.0 39.0 39.0
ya,jarang 25 61.0 61.0 100.0
enggan bekerja cekatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 19 46.3 46.3 46.3
ya,jarang 22 53.7 53.7 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 11
tidak tenang bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 12 29.3 29.3 29.3
ya,jarang 29 70.7 70.7 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 12
lelah seluruh tubuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 7 17.1 17.1 17.1
ya,jarang 27 65.9 65.9 82.9
ya,sering 7 17.1 17.1 100.0
bertindak lamban
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 18 43.9 43.9 43.9
ya,jarang 22 53.7 53.7 97.6
ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid tidak pernah 18 43.9 43.9 43.9
ya,jarang 18 43.9 43.9 87.8
ya,sering 5 12.2 12.2 100.0
Total 41 100.0 100.0
Valid tidak pernah 11 26.8 26.8 26.8
ya,jarang 25 61.0 61.0 87.8
daya pikir menurun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 10 24.4 24.4 24.4
ya,jarang 29 70.7 70.7 95.1
ya,sering 2 4.9 4.9 100.0
Total 41 100.0 100.0
Pertanyaan 17
cemas terhadap sesuatu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak pernah 9 22.0 22.0 22.0
ya,jarang 31 75.6 75.6 97.6
ya,sering 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
Statistics
Kelelahan Kerja Shift Malam
N Valid 41
Missing 0
Mean 2.20
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lelah 33 80.5 80.5 80.5
Sangat Lelah 8 19.5 19.5 100.0
Total 41 100.0 100.0
Crosstab
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
shiftkerja * kelelahankerja 123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
shiftkerja * kelelahankerja Crosstabulation kelelahankerja
Total Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah
shiftkerja shift pagi Count 4 34 3 41
Expected Count 3.0 34.3 3.7 41.0
% within shiftkerja 9.8% 82.9% 7.3% 100.0% % within
kelelahankerja
44.4% 33.0% 27.3% 33.3%
% of Total 3.3% 27.6% 2.4% 33.3%
shift siang Count 5 36 0 41
% of Total 4.1% 29.3% .0% 33.3%
shift malam Count 0 33 8 41
Expected Count 3.0 34.3 3.7 41.0
% within shiftkerja .0% 80.5% 19.5% 100.0% % within
kelelahankerja
.0% 32.0% 72.7% 33.3%
% of Total .0% 26.8% 6.5% 33.3%
Total Count 9 103 11 123
Expected Count 9.0 103.0 11.0 123.0 % within shiftkerja 7.3% 83.7% 8.9% 100.0% % within Pearson Chi-Square 13.712a 4 .008 .006
Likelihood Ratio 18.824 4 .001 .002
Fisher's Exact Test 14.245 .002
Linear-by-Linear Association
6.035b 1 .014 .019 .009 .005
N of Valid Cases 123
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, D. dan Ratna. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Pertama, Yogyakarta, Nuha Medika.
Astuti. 2013 . Hubungan Shift Kerja dan Lama Jam Kerja dengan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Ambarawa. Jurnal. Stikes Karya Husada, Semarang.
Budiarto, E. 2011. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. EGC, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Cetakan V. Jakarta.
Djojodibroto. 1997. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Hipokrates, Jakarta.
Fatona, Lusi. 2015. Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore, dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Jurnal. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Firdaus, H. 2005. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kejadian Stres Kerja Pada Tenaga Kerja di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN 4 Kebun Pabatu Tebing Tinggi Tahun 2005.Skripsi, FKM-USU, Medan.
Hidayat, Ahmad Taufik. 2011. Analisis Pengaruh Shift Kerja Terhadap Beban Kerja pada Pekerja di PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung, Bandung.
Ilyas, Y. 2004. Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit :Teori Metoda dan Formula. Jakarta, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.
Kuswadji S. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift, Cermin Dunia Kedokteran, No. 116/1997, 52-48.
Mahyusti M. 1993. Circardian Rhythm dan Pengaruhnya Pada Pola Tidur Awak Pesawat. Majalah Kesehatan Masyarakat. IAKMI, Tahun XXI No.5, Juni 1993. 289-283.
Munandar, 2001. Stres dan Keselamatan Kerja. Jakarta, Universitas Indonesia.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta, Rineka Cipta.
Nurmianto, E, 2004. Ergonomi-Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi II. Guna Widya, Surabaya.
P.K., Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Edisi 2. Sagung Seto ; Jakarta
Persatuan Perawat Nasional Indonesia ( PPNI ) tahun 2016.
Profil Rumah Sakit Umum Haji Medan tahun 2013.
Putra, Tri Hengky. 2011. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Produksi Seksi Reduksi PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun 2011.Skripsi. FKM USU, Medan.
Ramayuli, S, 2004. Hubungan Faktor Individu dan Shift Kerja Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Bagian Pengepakan di PT. INDOFOOD Sukses Makmur Tbk. Cabang Medan Tahun 2004. Skripsi, FKM-USU. Medan
Resayana. 2008. Kelelahan Kerja Pada Pekerja di Hotel Patra Dumai Tahun 2008.Skripsi. FKM USU, Medan.
Sarwendah, Endah. 2013. Hubungan Beban Kerja Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Pekerja Sosial Sebagai Caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia DKI Jakarta 2013. Skripsi, FK-UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia Press, Yogyakarta.
Sudana. 2009. Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator SPBU Antara Shift Pagi dan Shift Malam di SPBU 14203163 Tanjung Morawa Tahun 2009. Skripsi. FKM USU, Medan.
Sugiono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan IX, Alphabetha, Bandung.
Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri : Dasar – Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja, Edisi II.Solo, Harapan Press.
Tarwaka,dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Edisi 1.Surakarta, UNIBA PRESS.
Undang - Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik dengan desain
cross sectional untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan kelelahan pada perawat rawat inap di RSU Haji Medan. Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010).
3.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di RSU Haji Medan pada bulan Desember 2016
sampai Maret 2017.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian dikarenakan hal ini sangat penting untuk menentukan keakuratan hasil
penelitian (Saryono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat
rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan dengan total populasi sebanyak 178 orang
perawat rawat inap.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili sumber data karena
adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan lain – lain (Saryono, 2011). Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang telah ditentukan oleh peneliti dengan pertimbangan
berdasarkan ciri atau sifat – sifat dan persyaratan sampel yang akan diperlukan
(Notoatmodjo, 2012), dengan jumlah sampel 41 orang perawat dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Perawat yang bekerja di ruang rawat inap An-Nisa, ruang rawat inap
Ar-Rijal, dan ruang rawat inap Hijir Ismail karena ketiga ruangan
tersebut yang diizinkan oleh pihak rumah sakit untuk dijadikan objek
penelitian.
b. Perawat lulusan minimal Diploma III Keperawatan.
c. Masa kerja minimal 1 tahun.
d. Perawat yang mengalami shiftpagi, siang, dan malam.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari responden ke
sasaran (Budiarto, 2010). Data primer pada penelitian adalah sebagai berikut :
1. Shiftkerja
Data shift kerja diperoleh langsung dari kepala masing – masing ruangan rumah sakit Haji Medan berupa jadwal shiftkerja perawat.
2. Kelelahan
Data kelelahan diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yaitu
menggunakan kuesioner dari Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Budiarto, 2010). Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh data perawat dari kepala keperawatan serta data
profil rumah sakit yang diperoleh dari bagian personalia RSU Haji Medan.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependen variable) yaitu kelelahan kerja yang dialami oleh perawat rawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan.
2. Variabel bebas (independen variable) yaitu shiftkerja perawat rawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan.
3.5.2 Definisi Operasional
1. Shiftkerja adalah jadwal kerja bergilir dimana shift kerja terbagi atas 3, yaitu shiftpagi dari pukul 08.00 – 14.00, shiftsiang dari pukul 14.00 – 21.00 wib, dan shiftmalam dari pukul 21.00 – 08.00 wib.
2. Kelelahan adalah suatu keadaan dimana perawat mengalami perubahan
perasaan berupa menurunnya kekuatan fisik dan mental pada saat melaksanakan
3.6 Metode Pengukuran
Metode Pengukuran variabel adalah sebagai berikut :
3.6.1. Variabel ShiftKerja
Metode pengukuran :
a. Pembagian shiftkerja terdiri dari shiftpagi (08.00 – 14.00), shiftsiang (14.00-21.00) dan shiftmalam (21.00-08.00).
b. Kode yang diberikan pada setiap shift yaitu shift pagi diberi kode 1, shiftsiang diberi kode 2, dan shiftmalam diberi kode 3.
c. Pengukuran dilakukan di setiap akhir shift kerja perawat dengan menggunakan kuesioner KAUPK2. Pengukuran shiftpagi diukur pukul 13.50 WIB, shift siang diukur pukul 20.40 WIB, dan shift malam diukur pukul 07.50 WIB.
3.6.2. Variabel Kelelahan Kerja
Metode Pengukuran :
a. Perawat di wawancara dengan menggunakan kuesioner kelelahan
kerja dari KAUPK2 yang berisikan 17 pertanyaan. Kuesioner Alat
Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) yang terdiri dari 3 aspek,
yaitu aspek pelemahan aktivitas, aspek pelemahan motivasi, dan aspek
gejala fisik. KAUPK2 merupakan instrumen yang disusun oleh
Setyawati yang telah diuji kesasihan dan keandalannya.
b. Tiap – tiap pertanyaan diberi kategorik jawaban “Ya,sering” jika
perawat sering bahkan hampir setiap hari merasakan isi dari
hanya sekali atau dua kali dalam seminggu merasakan isi dari
pertanyaan kuesioner, dan jawaban “Tidak pernah” jika perawat tidak
pernah merasakan / tidak sesuai dengan pertanyaan isi kuesioner.
c. Setiap jawaban diberi nilai sebagai berikut :
1) “Ya, sering” diberi nilai 3
2) “Ya, jarang” diberi nilai 2
3) “Tidak pernah”, diberi nilai 1
d. Setelah wawancara selesai, maka hasil kuesioner akan dihitung dan
dianalisis sesuai dengan jawaban perawat.
e. Hasil perhitungan kemudian dikategorikan sebagai berikut :
1). Kurang lelah, dengan total skor < 20
2). Lelah, dengan total skor 20 – 35
3). Sangat Lelah, dengan total skor > 35 ( Sugiono, 2002).
3.7. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan
program komputer SPSS. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010)
meliputi:
a. Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isi kuesioner seperti memeriksa kelengkapan isi jawaban, kejelasan isi jawaban,
relevansi jawaban dengan pertanyaan, serta konsistensi antar jawaban.
c. Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah didapat kedalam program komputer.
d. Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali semua data yang telah masuk untuk melihat kemungkinan - kemungkinan adanya kesalahan
- kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
Data yang telah terkumpul diolah dan hasilnya disajikan secara statistik,
yaitu :
1. Univariat, bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2010).
2. Bivariate, dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariate pada penelitian ini
dilakukan dengan melakukan distibusi silang antara variable, serta
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Haji Medan
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) baru di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan
Gubernur Sumatera Utara No. 25 tahun 2012 tentang pembentukan organisasi,
tugas fungsi, uraian tugas, dan tata kerja Rumah Sakit Haji Medan akan terus
dilakukan sehingga akan berdampak positif kepada pelayanan kesehatan yang
diberikan, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah.
Rumah Sakit Haji Medan sebagai rumah sakit kelas B diproyeksikan
sebagai rumah sakit rujukan kesehatan utama di wilayah Sumatera Utara dan
sekitarnya. Lokasi Rumah Sakit Haji Medan berada di Kabupaten Deli Serdang
dan berada di perlintasan perbatasan kota Medan. Rumah Sakit Haji Medan lebih
unggul baik dilihat dari sisi kelas pelayanan, volume pelayanan maupun dari sisi
sarana dan prasarana. Namun demikian, Rumah Sakit Haji Medan juga harus
meningkatkan mutu pelayanan, kualitas, kompetensi SDM, pengelolaan keuangan
dan manajemen serta sarana dan prasarana termasuk menciptakan kenyamanan
lingkungan dengan mewujudkan Rumah Sakit yang ramah lingkungan (Go Green) untuk menghadapi Rumah Sakit khususnya di wilayah Kabupaten Deli Serdang.
4.1.2 Visi dan Misi
Visi dari Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah “Rumah Sakit Unggulan
dan Pusat Rujukan dengan Pelayanan Bernuansa Islami, Ramah Lingkungan
Berdaya Saing sesuai Standar Pelayanan Nasional dan Internasional.”
Misi Rumah Sakit Umum Haji Medan :
1. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya manusia
Rumah Sakit Umum Haji Medan yang memiliki integritas dan
religius.
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Rumah Sakit Haji Medan
sesuai standar Nasional dan Internasional dengan prinsip kenyamanan
dan keselamatan.
3. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah Sakit Haji
Medan melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Pelayanan Umum.
4. Meningkatkan kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan.
5. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas, transparan, bersih, ramah,
aman dan nyaman serta lingkungan yang sehat bernuansa Go Green.
4.1.3 Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Umum Haji Medan memiliki 594 karyawan yang terdiri dari
131 tenaga medis, 218 paramedis keperawatan, dan 49 paramedis non
keperawatan serta 196 karyawan non medis.
Jumlah dan kondisi ketenagaan di Rumah Sakit Umum Haji Medan 2013 :
- Dokter Spesialis : 111 orang
- Dokter Gigi : 4 orang
- Bidan : 18 orang
- Perawat :178 orang
- Perawat Gigi : 3 orang
- Tenaga Teknis Kefarmasian : 18 orang
- Apoteker : 6 orang
- Nutrisionis : 2 orang
- Fisioterapi : 3 orang
- Radiographer : 3 orang
- Teknis Elektromedis : 2 orang
- Analis Kesehatan : 16 orang
- Rekam Medis dan Informasi Kesehatan : 1 orang
- Pengelola Program Kesehatan : 6 orang
- Tenaga Kesehatan Lainnya : 4 orang
4.1.4 Fasilitas Rumah Sakit Umum Haji Medan
4.1.4.1 Fasilitas Rawat Jalan
Adapun fasilitas yang disediakan oleh Rumah Sakit Umum Haji Medan
untuk pasien rawat jalan antara lain :
- Poliklinik Bedah
- Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Anak
- Poliklinik Kulit dan Kelamin
- Klinik VCT (Voluntary Conselling and Testing) - Instalasi Gawat Darurat
4.1.4.2 Fasilitas Rawat Inap
Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Umum Haji Medan untuk
pasien yang rawat inap adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah Tempat Tidur Untuk Pasien
No. Ruangan Jumlah Tempat Tidur
1 Al-Ikhlas 31
4.1.4.3 Sarana Pelayanan Penunjang
Adapun pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah :
- Laboratorium
- Radiologi
- Farmasi
- Rehabilitasi Medis
- Gizi
- Binatu
- Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
- Sanitasi
- Ambulan
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Perawat berdasarkan Umur
Distribusi perawat berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Perawat rawat inap berdasarkan umur di RSU Haji Medan tahun 2017
Umur N %
< 36 tahun 17 41,5
> 36 tahun 24 58,5
Jumlah 41 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah perawat paling banyak
berumur > 36 tahun yaitu sebanyak 24 orang (58,5%) dan pada umur < 36 tahun
4.2.2 Karakteristik Perawat berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi perawat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Perawat Rawat Inap berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Haji Medan tahun 2017
Jenis Kelamin N %
Perempuan 39 95,1
Laki – Laki 2 4,9
Jumlah 41 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa perawat yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 39 orang (95,1%) dan jenis kelamin laki – laki sebanyak 2
orang (4,9% ).
4.2.3 Karakteristik Perawat berdasarkan Masa Kerja
Distribusi perawat berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Perawat Rawat Inap berdasarkan Masa Kerja di RSU Haji Medan tahun 2017
Masa Kerja N %
< 10 tahun 17 41,5
> 10 tahun 24 58,5
Jumlah 41 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa perawat dengan masa kerja < 10
tahun sebanyak 17 orang (41,5%) dan perawat dengan masa kerja > 10 tahun
4.2.4 Karakteristik Perawat berdasarkan Status Perkawinan
Distribusi perawat berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Perawat Rawat Inap berdasarkan Status Perkawinan di RSU Haji Medan tahun 2017
Status Perkawinan N %
Belum Menikah 5 12,2
Menikah 36 87,8
Jumlah 41 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa perawat yang belum menikah
sebanyak 5 orang (12,2%) dan perawat yang sudah menikah sebanyak 36 orang
(87,8%).
4.2.5 Karakteristik Perawat berdasarkan Pendidikan Terakhir
Distribusi perawat berdasarkan Pendidikan Terakhir dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Perawat Rawat Inap berdasarkan Pendidikan Terakhir di RSU Haji Medan tahun 2017
Pendidikan Terakhir N %
DIII Keperawatan 32 78,0
S1 Keperawatan 9 22,0
Jumlah 41 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa perawat paling banyak dengan
tingat pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 32 orang (78,0%) dan tingkat
4.3 Shift Kerja Perawat Rawat Inap di RSU Haji Medan tahun 2017
Shift di RSU Haji Medan memiliki 3 shift kerja, yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam yang dilakukan secara bergilir dengan model shift 3-2-2, tetapi sewaktu – waktu dapat terjadi perubahan apabila terdapat perawat tidak
dapat hadir di satu shift, sehingga perawat yang lain harus menggantikan jadwal shift perawat tersebut. Shift pagi dimulai pukul 08.00 – 14.00 WIB, shift siang dimulai pukul 14.00 – 21.00 WIB, dan shift malam dimulai pukul 21.00 – 08.00 WIB. Dalam penelitian ini, setiap perawat mengalami shiftpagi, siang, dan malam yaitu sebanyak 41 orang perawat karena setiap perawat mempunyai kesempatan
yang sama untuk mengetahui bagaimana perasaannya ketika menjalani shiftpagi, siang, dan malam dengan menggunakan kuesioner KAUPK2.
4.4. Tingkat Kelelahan Perawat berdasarkan ShiftKerja di RSU Haji Medan tahun 2017
4.4.1 Tingkat Kelelahan Perawat Shift Pagi di RSU Haji Medan tahun 2017
Hasil pengukuran kelelahan perawat shiftpagi berdasarkan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) di RSU Haji Medan dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.7 Deskripsi Kelelahan Perawat Shift Pagi di RSU Haji Medan tahun 2017
1 Merasa sukar berfikir 24 58,5 15 36,6 2 4,9
2 Merasa lelah berbicara 25 61,0 14 34,1 2 4,9
3
Merasa gugup menghadapi
sesuatu 25 61,0 13 31,7 3 7,3
4 Merasa tidak pernah konsentrasi 11 26,8 28 68,3 2 4,9
5
Merasa tidak mempunyai
perhatian 25 61,0 16 39,0 0 0
7 Merasa kurang percaya diri 23 56,1 14 34,1 4 9,8
8 Merasa tidak tekun bekerja 29 70,7 9 22,0 3 7,3
9
Merasa enggan menatap mata
orang lain 28 68,3 12 29,3 1 2,4
10 Merasa enggan bekerja cekatan 30 73,2 11 26,8 0 0
11 Merasa tidak tenang bekerja 22 53,7 18 43,9 1 2,4
12 Merasa lelah seluruh tubuh 8 19,5 26 63,4 7 17,1
13 Merasa bertindak lamban 23 56,1 17 41,5 1 2,4
14 Merasa tidak kuat berjalan 24 58,5 16 39,0 1 2,4
15 Merasa lelah sebelum bekerja 20 48,8 19 46,3 2 4,9
16 Merasa daya pikir menurun 17 41,5 22 53,7 2 4,9
17 Merasa cemas terhadap sesuatu 13 31,7 27 65,9 1 2,4
Dari tabel hasil kuesioner yang diberikan kepada perawat shift pagi, diketahui bahwa perawat yang sering merasakan lelah pada seluruh tubuh
sebanyak 7 orang (17,1%), dan cenderung lupa sebanyak 4 orang (9,8%).
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, distribusi tingkat
kelelahan perawat pada shift pagi di RSU Haji Medan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Kelelahan Perawat Shift Pagi di RSU Haji Medan tahun 2017
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan perawat pada shift pagi (08.00 – 14.00 WIB) paling banyak pada tingkat lelah yaitu 34 orang
(82,9%), tingkat kurang lelah sebanyak 4 orang (9,8%) dan tingkat sangat lelah
4.4.2 Tingkat Kelelahan Perawat ShiftSiang di RSU Haji Medan tahun 2017
Hasil pengukuran kelelahan perawat shift siang berdasarkan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) di RSU Haji Medan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Deskripsi Kelelahan Perawat ShiftSiang di RSU Haji Medan tahun 2017
1 Merasa sukar berfikir 27 65,9 13 31,7 1 2,4
2 Merasa lelah berbicara 28 68,3 11 26,8 2 4,9
3 Merasa gugup menghadapi sesuatu 19 46,3 21 51,2 1 2,4
4 Merasa tidak pernah konsentrasi 10 24,4 28 68,3 3 7,3
5
Merasa tidak mempunyai
perhatian 22 53,7 19 46,3 0 0
6 Cenderung lupa 14 34,1 23 56,1 4 9,8
7 Merasa kurang percaya diri 22 53,7 16 39,0 3 7,3
8 Merasa tidak tekun bekerja 25 61,0 16 39,0 0 0
9
Merasa enggan menatap mata
orang lain 27 65,9 13 31,7 1 2,4
10 Merasa enggan bekerja cekatan 25 61,0 16 39,0 0 0
11 Merasa tidak tenang bekerja 20 48,8 21 51,2 0 0
12 Merasa lelah seluruh tubuh 10 24,4 28 68,3 3 7,3
13 Merasa bertindak lamban 21 51,2 20 48,8 0 0
14 Merasa tidak kuat berjalan 23 56,1 18 43,9 0 0
15 Merasa lelah sebelum bekerja 25 61,0 16 39,0 0 0
16 Merasa daya pikir menurun 13 31,7 26 63,4 2 4,9
17 Merasa cemas terhadap sesuatu 16 39,0 24 58,5 1 2,4
Dari tabel hasil kuesioner yang diberikan pada perawat shift siang, diketahui bahwa perawat yang sering merasa cenderung lupa sebanyak 4 orang
(9,8%), dan lelah seluruh tubuh sebanyak 3 orang (7,3%).
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, distribusi tingkat
Tabel 4.10 Distribusi Tingkat Kelelahan Perawat Shift Siang di RSU
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan pada perawat shift siang (14.00 – 21.00 WIB) paling banyak berada pada tingkat lelah yaitu
sebanyak 36 orang (87,8%), dan pada tingkat kurang lelah sebanyak 5 orang
(12,2%).
4.4.3 Tingkat Kelelahan Perawat ShiftMalam di RSU Haji Medan tahun 2017
Hasil pengukuran kelelahan perawat shift malam berdasarkan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) di RSU Haji Medan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.11 Deskripsi Kelelahan Perawat Shift Malam di RSU Haji Medan tahun 2017
1 Merasa sukar berfikir 12 29,3 20 48,8 9 22,0
2 Merasa lelah berbicara 20 48,8 16 39,0 5 12,2
3
Merasa gugup menghadapi
sesuatu 14 34,1 25 61,0 2 4,9
4 Merasa tidak pernah konsentrasi 4 9,8 29 70,7 8 19,5
5
Merasa tidak mempunyai
perhatian 13 31,7 24 58,5 4 9,8
6 Cenderung lupa 9 22,0 26 63,4 6 14,6
7 Merasa kurang percaya diri 15 36,6 23 56,1 3 7,3
8 Merasa tidak tekun bekerja 20 48,8 21 51,2 0 0
9
Merasa enggan menatap mata
orang lain 16 39,0 25 61,0 0 0
10 Merasa enggan bekerja cekatan 19 46,3 22 53,7 0 0
12 Merasa lelah seluruh tubuh 7 17,1 27 65,9 7 17,1
13 Merasa bertindak lamban 18 43,9 22 53,7 1 2,4
14 Merasa tidak kuat berjalan 18 43,9 18 43,9 5 12,2
15 Merasa lelah sebelum bekerja 11 26,8 25 61,0 5 12,2
16 Merasa daya pikir menurun 10 24,4 29 70,7 2 4,9
17 Merasa cemas terhadap sesuatu 9 22,0 31 75,6 1 2,4
Dari tabel hasil kuesioner yang diberikan pada perawat shiftmalam, dapat diketahui bahwa perawat yang sering merasa sukar berpikir sebanyak 9 orang
(22,0%), perawat yang sering merasa tidak pernah konsentrasi sebanyak 8 orang
(19,5%), perawat yang sering merasa lelah seluruh tubuh berjumlah 7 orang
(17,1%), dan perawat yang sering merasa lelah sebelum bekerja sebanyak 5 orang
(12,2%).
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, distribusi tingkat
kelelahan pada perawat shiftmalam dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Distribusi Tingkat Kelelahan Perawat ShiftMalam di RSU Haji Medan tahun 2017
Tingkat Kelelahan N %
Lelah 33 80,5
Sangat Lelah 8 19,5
Total 41 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kelelahan pada perawat shift malam (21.00 – 08.00 WIB) paling banyak berada pada tingkat lelah sebanyak 33
4.5 Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan pada Perawat Rawat Inap di RSU Haji Medan tahun 2017
Shift kerja adalah pengaturan jadwal kerja secara kontinyu terhadap perawat demi menjalankan tugas dan kewajibannya. Shiftkerja dibagi atas 3 shift, yaitu shift pagi, siang, dan malam. Shift kerja sangat berkaitan dengan irama sirkadian, yaitu kemampuan tubuh dalam bekerja, dimana pada pagi dan siang
hari tubuh sangat siap untuk bekerja dan menurun pada malam hari, sebab saat
malam hari tubuh memerlukan istirahat untuk proses pemulihan dan
menghasilkan energi yang baru. Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan apabila
irama sirkadian tubuh terganggu yaitu terjadinya kelelahan.
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kelelahan perawat di setiap shift, selanjutnya dilakukan uji Exact Fisheruntuk melihat apakah ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan pada perawat rawat inap di RSU Haji Medan tahun 2017.
Tabel 4.13 Hubungan ShiftKerja dengan Kelelahan pada Perawat Rawat Inap di RSU Haji Medan tahun 2017
Shift
Kelelahan
Sig (p)
Kurang Lelah Lelah Sangat Lelah Total
N % N % N % N %
Pagi 4 9,8 34 82,9 3 7,3 41 100
0,002
Siang 5 12,2 36 87,8 0 0 41 100
Malam 0 0 33 80,5 8 19,5 41 100
Berdasarkan tabel hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa tingkat
orang (29,3%), dan pada shift malam sebanyak 33 orang (26,8%). Untuk tingkat kelelahan sangat lelah pada shift pagi sebanyak 3 orang (2,4%), pada shift siang tidak ada (0%), dan pada shiftmalam 8 orang (6,5%).
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Shift Kerja Perawat Rawat Inap di RSU Haji Medan tahun 2017
Shift di RSU Haji Medan memiliki 3 shift kerja, yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam yang dilakukan secara bergilir. Shift pagi dimulai pukul 08.00 – 14.00 WIB, shiftsiang dimulai pukul 14.00 – 21.00 WIB, dan shiftmalam dimulai pukul 21.00 – 08.00 WIB. Sistem shift di RSU Haji Medan menerapkan model shift3-2-2, yaitu setiap perawat mendapatkan jadwal 3 hari di shift pagi, 2 hari di shift siang, dan 2 hari di shift malam, kemudian libur 2 hari ketika telah selesai bekerja shift malam, namun sewaktu – waktu dapat terjadi perubahan apabila terdapat perawat tidak dapat hadir di satu shift, sehingga perawat yang lain harus menggantikan jadwal shiftperawat tersebut.
Pengukuran kelelahan dilakukan dengan mewawancara setiap perawat
yang mengalami shift pagi, siang, dan malam untuk mengetahui bagaimana perasaannya ketika menjalani shift pagi, siang, dan malam sehingga setiap perawat memiliki kesempatan yang sama untuk diukur kelelahan shift pagi, siang, dan malam. Pengukuran dilakukan di setiap akhir shift perawat. Shift pagi dilakukan pada hari ke 3 siang hari, shiftsiang diukur pada hari ke 2 malam hari, dan shift malam dilakukan pada hari ke 2 pada pagi hari. Apabila perawat pada saat pengukuran tidak dapat hadir, maka harus menunggu di putaran shift selanjutnya sehingga jumlah jam kerja yang diukur pada saat shiftpagi, siang, dan malam setiap perawat sama.
5.2 Tingkat Kelelahan Perawat berdasarkan Shift Kerja di RSU Haji Medan tahun 2017
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap perawat rawat inap di RSU
Haji Medan menunjukkan bahwa tingkat kelelahan perawat berdasarkan shift berbeda - beda. Tingkat kelelahan yang paling tinggi terdapat pada perawat shift malam.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suma’mur
(2013) bahwa shift malam paling potensial menyebabkan kelelahan dibandingkan shiftkerja lainnya. Pola aktivitas tubuh akan terganggu bila bekerja di malam hari dan maksimum akan terjadi selama bekerja pada shiftmalam.
Berdasarkan hasil kuesioner, perawat shift malam sering merasakan gejala kelelahan sukar berfikir dan sulitnya untuk berkonsentrasi yang disebabkan oleh
kondisi tubuh yang sudah lelah, merasa mengantuk, jam kerja yang lebih panjang,
dan pusing karena kurangnya jam tidur. Hasil ini sesuai dengan teori Suma’mur
(2013) yang menyatakan bahwa perawat yang bekerja pada malam hari sebanyak
80% akan mengalami kelelahan dan 60% - 80% mengalami gangguan tidur karena
waktu tidur kurang dari 8 jam dan tidur pada siang hari tidak seefektif tidur pada
malam hari.
Selain itu, perawat shift malam juga sering mengalami gejala kelelahan merasa lelah sebelum bekerja yang dikarenakan perawat sudah banyak melakukan
aktivitas pada saat siang hari di luar pekerjaan mereka, seperti mengurus anak dan
kebutuhan rumah tangga. Hal ini dikarenakan sebagian besar perawat sudah
berkeluarga. Menurut Sudirman dalam Fatona (2015), seseorang yang sudah
anak, mengatur rumah tangga, dan memulai dalam pekerjaan. Sehingga seseorang
yang sudah menikah akan mengalami kelelahan kerja akibat kerja dan
sesampainya di rumah harus mengurus kebutuhan keluarga yang mana waktu
tersebut harus digunakan untuk istirahat.
Perawat shift malam juga sering mengalami gejala kelelahan lelah pada seluruh tubuh yang disebabkan perawat harus bekerja pada malam hari dimana
waktu tersebut seharusnya digunakan untuk istirahat yang tentunya hal ini sangat
berlawanan dengan irama sirkadian tubuh. Menurut Folkard dan Monk dalam
Firdaus ( 2005 ), mengatakan bahwa irama sirkadian setiap individu berbeda
dalam menyelesaikan kerja terutama terhadap kerja shiftdi malam hari. Selain itu, gangguan irama sirkadian ini mengakibatkan perawat sering merasakan lelah pada
seluruh badan pada saat menjalani shiftmalam.
Untuk perawat shiftpagi dan siang, banyak juga perawat yang mengalami gejala kelelahan lelah pada seluruh tubuh dan merasa cenderung lupa yang
disebabkan perawat shift pagi dan siang lebih banyak melakukan aktivitas fisik, seperti mengantarkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan laboratorium,
fisiologi, dan radiologi, mengantarkan pasien yang operasi, mengganti sprei
pasien, mendampingi dokter ketika berkunjung memeriksa keadaan pasien, dan
memeriksa keadaan pasien secara berkala. Apabila tugas belum diselesaikan oleh
perawat shift pagi, maka akan dilanjutkan oleh perawat shift siang. Kondisi tubuh
yang sudah lelah menyebabkan mereka merasa menjadi mudah lupa dan kurang
fokus terhadap tugas yang mereka kerjakan. Menurut Suma’mur (2013), tidak
sesuai untuk bekerja pada pagi dan siang hari sehingga tubuh tidak terlalu cepat
lelah. Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan beraneka
hal yang bersifat umum, misalnya menerapkan jam kerja dan waktu istirahat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.3 Hubungan ShiftKerja dengan Kelelahan pada Perawat Rawat Inap di RSU Haji Medan
Dari hasil uji statistik Exact Fisher antara shift kerja dengan kelelahan dapat diketahui bahwa nilai p = 0,002 dimana p < 0,05, artinya ada hubungan shift kerja dengan kelelahan pada perawat rawat inap di RSU Haji Medan tahun 2017.
Dari analisis ini dapat diketahui bahwa di antara shift pagi, siang, dan malam yang memiliki tingkat kelelahan yang paling tinggi ditemukan pada shift malam karena jam kerjanya yang panjang mencapai 10 jam dalam satu shiftserta waktu tidur yang kurang mengakibatkan perawat sering mengantuk dan ingin
berbaring. Diketahui bahwa waktu tidur di siang hari tidak seefektif saat malam
hari. Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh perawat diluar pekerjaannya serta
tanggung jawabnya sebagai perawat juga dituntut untuk memberikan tindakan dan
asuhan keperawatan yang baik untuk pasien serta selalu siaga dan tidak boleh
lengah dalam mengawasi pasien. Perawat yang bekerja pada malam hari sangat
mudah lelah karena waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur dan istirahat,
justru digunakan untuk bekerja dan hal ini sangat bertentangan dengan irama
sirkadian tubuh.
Keadaan irama sirkadian yang terganggu pada malam hari juga menjadi
sesuai dimana tubuh beraktivitas pada malam hari dan istirahat pada siang hari.
Pola aktivitas tubuh akan terganggu bila bekerja di malam hari dan maksimum
akan terjadi selama bekerja pada shift malam. Pada malam hari semua fungsi tubuh akan menurun dan timbul rasa kantuk, sehingga kelelahan pada shiftmalam relatif sangat besar. Hal ini didukung oleh kondisi alam seperti adanya siang dan
malam. Kondisi tubuh yang sudah terpola ini tentunya sulit untuk diubah.
Menurut Setyawati dalam Fatona (2015), menyatakan bahwa irama sirkadian
berfungsi dalam mengatur tidur, kesiapan untuk bekerja, proses otonom dan
vegetatif seperti metabolism, temperature tubuh, detak jantung dan tekanan darah.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perawat rawat inap
di RSU Haji Medan tahun 2017, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hubungan antara shiftkerja dengan kelelahan pada perawat rawat inap di RSU Haji Medan memiliki hubungan yang signifikan (p = 0,002).
2. Tingkat kelelahan yang paling tinggi terdapat pada perawat shift malam yang ditandai dengan keluhan merasa sukar berfikir, lelah
sebelum bekerja, dan sulit berkonsentrasi
3. Tingkat kelelahan terendah terdapat padashiftsiang sebab beban kerja perawat hanya melanjutkan tugas yang belum di selesaikan oleh
perawat shift pagi.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut :
1. Disarankan kepada perawat shift malam agar mampu beradaptasi ketika bekerja di malam hari dengan memanfaatkan waktu senggang
untuk istirahat sebaik – baiknya dan usahakan untuk tidur yang cukup.
2. Untuk perawat shift pagi dan siang dapat melakukan relaksasi ringan dengan berjalan santai untuk sekedar melihat keadaan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ShiftKerja
2.1.1 Definisi ShiftKerja
Shift kerja mempunyai berbagai definisi tetapi biasanya shift kerja disamakan dengan pekerjaan yang dibentuk diluar jam kerja biasa (08.00-17.00). Ciri khas tersebut adalah kontinuitas, pergantian dan jadwal kerja khusus. Secara umum yang dimaksud dengan shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau tambahan kerja siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan. Namun demikian adapula definisi yang lebih operasional dengan menyebutkan jenis shift kerja tersebut. Shift kerja disebutkan sebagai pekerjaan yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur.
Menurut Suma’mur (2013), shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Proporsi pekerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin yang mengharuskan penggunaannya secara terus menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sebagai akibatnya pekerja juga harus bekerja siang dan malam. Hal ini menimbulkan banyak masalah terutama bagi tenaga kerja yang tidak atau kurang dapat menyesuaikan diri dengan jam kerja yang lazim.
Menurut Nurmianto (2004), shift kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dilakukan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari. Biasanya perusahaan yang berjalan secara kontinyu yang menerapkan aturan shift kerja ini. Selain itu, masyarakat yang membutuhkan kebutuhkan sosial akan pelayanan dengan waktu yang lebih banyak seperti polisi dan rumah sakit juga benar – benar dibutuhkan dalam 24 jam/hari, 7 hari/minggu.
2.1.2 Sistem ShiftKerja
Sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun biasanya menggunakan tiga shiftsetiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift. Menurut William yang dikutip oleh Ramayuli (2004), dikenal dua macam system
shiftkerja yang terdiri dari :
1. ShiftPermanen
Tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap harinya. Tenaga kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap adalah orang – orang yang bersedia bekerja pada malam hari dan tidur pada siang hari.
2. Sistem Rotasi
Tenaga kerja bekerja tidak terus – menerus di tempatkan pada shift yang tetap. Shift rotasi adalah shift rotasi yang paling mengganggu terhadap irama
circardian dibandingkan dengan shift permanen bila berlangsung dalam jangka
Pergantian shift yang normal 8 jam/shift kerja. Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari Minggu dan hari libur memerlukan 4 regu kerja. Regu ini dikenal dengan regu kerja terus – menerus dan diperlukan sedikitnya 3 regu yang disebut dengan regu kerja semi terus – menerus (ILO dalam Ramayuli, 2004).
Knauth (1988) dalam jurnalnya yang berjudul The Design of Shift System mengemukakan bahwa terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan dalam
shiftkerja, antara lain (Nurmianto,2004):
1. Jenis shift(pagi,siang,malam) 2. Panjang waktu tiap shift
3. Waktu dimulai dan diakhirinya satu shift 4. Distribusi waktu istirahat
5. Arah transisi shift.
Ada lima kriteria dalam mendesain suatu shiftkerja, antara lain : 1. Setidaknya ada jarak 11 jam antara permulaan dua shiftyang berurutan. 2. Seorang pekerja tidak boleh bekerja lebih dari tujuh hari berturut – turut
(seharusnya 5 hari kerja, 2 hari libur).
3. Sediakan libur akhir pecan (setidaknya 2 hari). 4. Rotasi shiftmengikuti matahari.
2.1.3 Efek ShiftKerja 1. Efek Fisiologis
a. Kualitas tidur : tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
b. Menurunnya kapasitas kerja fisik akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
c. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan. 2. Efek Psikososial
Efek menunjukkan masalah lebih besar dari efek fisiologis, antara lain adanya gangguan kehidupan keluarga, hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Shiftkerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
Menurut Nurmianto (2004), sebagian besar dari pekerja yang bekerja pada
shiftmalam memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja
dibandingkan mereka yang bekerja pada shift normal. Josling (1998) dalam artikelnya yang berjudul Shift Work and Ill-Health mempertegas anggapan tersebut dengan menyebutkan hasil penelitian yang dilakukan oleh The
Circardian Leraning Centre di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa para
pekerja shift, terutama yang bekerja di malam hari, dapat terkena beberapa permasalahan kesehatan. Permasalahan kesehatan tersebut ditambah dengan tekanan stress yang besar dapat secara otomatis meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan pada para pekerja shiftmalam.
2.2 Irama Circardian
Irama Circardian adalah jam alami dalam tubuh manusia. Dalam 24 jam
tubuh akan mengalami fluktuasi berupa temperature, kemampuan untuk bangun, aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan darah dan kadar hormone, dikenal sebagai irama circardian( Folkard dan Monk dalam Firdaus, 2005).
Circardian rhythm berasal dari bahasa latin. Circayang berarti kira – kira
Menurut Folkard dan Monk serta Mc. Cormick dan Ilgen yang dikutip oleh Firdaus (2005) menyatakan bahwa circardian rhythm setiap individu berbeda dalam penyesuaian kerja malam, namun antara shift pagi dan siang terlihat sedikit perbedaan. Pola aktivitas tubuh akan terganggu apabila bekerja malam dan maksimum terjadi selama shift malam. Masing – masing orang mempunyai jam biologis sendiri – sendiri, kehidupan mereka diatur menjadi sama dan seragam dalam daur hidup 24 jam sehari.
Menurut Nurmianto (2004), pengaturan dilakukan oleh penangguh waktu yang ada di luar tubuh seperti :
1. Perubahan dari siang ke malam dan semacamnya. 2. Kontak sosial.
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan waktu jam
Fungsi tubuh yang ditandai dengan circardian rhythm adalah pola tidur, kesiapan bekerja, beberapa fungsi otonom, vegetative seperti metabolisme, temperature tubuh, detak jantung, dan tekanan darah. Setiap hari fungsi tubuh ini akan berubah – ubah antara maksimum dan minimum, pada siang hari meningkat dan pada malam hari menurun.
Menurut Mahyusti (1993), dalam keadaan normal, fungsi tubuh dapat dibedakan atas 2 fase, yaitu :
2. Fase Tropotropik, terjadi malam hari dan sebagian besar fungsi tubuh menurun serta waktu ini dipakai untuk pemulihan dan pembaruan energy. 2.3 Kelelahan
2.3.1 Definisi Kelelahan
Semua jenis pekerjaan akan menimbulkan kelelahan. Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan subjektif. Kelelahan merupakan salah satu keluhan yang paling sering dan umum yang dirasakan pekerja seperti rasa letih, baik karena kurang tidur malamnya, terlalu banyak bekerja atau suatu masalah emosional lainnya.
Menurut Suma’mur (2013), kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda – beda, tetapi semuanya berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.
Banyak definisi kelelahan yang telah dikemukakan, namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang umum terjadi pada setiap individu, yang telah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya ( Satalaksana dalam Putra, 2011).
2.3.2 Jenis – Jenis Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kelelahan berdasarkan proses, waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan.
a. Kelelahan berdasarkan Proses 1. Kelelahan Otot
Menurut Tarwaka,dkk (2004), kelelahan otot meupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot. Menurut Suma’mur (2013), kelelahan otot adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat kontraksi yang berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama akan mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, kurangnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar.
Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik dan gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga pada makin rendahnya gerakan.
2. Kelelahan Umum
Menurut Grandjean (1993) yang dikutip oleh Tarwaka, dkk (2004), biasanya kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya adalah pekerjaan yang monoton, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi.
b. Kelelahan berdasarkan Waktu Terjadinya Kelelahan 1. Kelelahan akut
Terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan.
2. Kelelahan Kronis
Kelelahan kronis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara terus-menerus dan terakumulasi. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis ini dapat dicirikan seperti :
Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang
toleran atau a-sosial terhadap orang lain. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan. Depresi yang berat, dan lain-lain.
c. Kelelahan berdasarkan Penyebab Terjadinya Kelelahan
1. Faktor fisiologis, yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam laktat) dalam darah, penurunan waktu reaksi.
2. Faktor psikologis, yaitu konflik yang mengakibatkan stress yang berkepanjangan, ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa lelah dan ada hubungannya dengan faktor psikososial.
2.3.3 Faktor yang Menimbulkan Kelelahan
kelelahan tenaga kerja; kebisingan dan getaran merupakan gangguan yang tidak diinginkan, sejauh mungkin dikurangi atau dihilangkan. Hal ini sebaiknya dipahami sehingga tercipta kondisi fisik yang menyenangkan dalam bekerja.
Tanda-tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi-fungsi kesadaran otak dan perubahan-perubahan pada organ-organ diluar kesadaran serta prose pemulihan. Orang-orang lelah menunjukkan :
1. Penurunan perhatian.
2. Perlambatan dan hambatan persepsi. 3. Lambat dan sukar berfikir.
4. Penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja. 5. Kurangnya efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental.
Ada lima (5) kelompok penyebab kelelahan yaitu : 1. Keadaan monoton.
2. Beban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental.
3. Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan. 4. Keadaan kejiwaan seperti tanggung jawab, kekhawatiran atau konflik. 5. Penyakit, perasaan sakit, keadaan gizi.
Schultz dalam Resayana (2008), dalam penelitiannya menyatakan bahwa shift kerja siang dan malam paling berpengaruh terhadap tenaga kerja. Tenaga kerja kurang produktif pada shift malam dibanding shift siang dan cenderung membuat banyak kesalahan kerja, mudah kecelakaan kerja dan absentism.
2.3.4. Proses Terjadinya Kelelahan
Kelelahan terjadi karena berkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, di mana produk-produk sisa ini bersifat membatasi kelangsungan aktivasi otot. Ataupun mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.
2.3.5 Akibat Terjadinya Kelelahan
Perasaan lelah tidak hanya dirasakan pada saat setelah bekerja, tetapi juga saat sedang bekerja, bahkan kadang-kadang sebelum bekerja. Kelelahan yang terjadi secara terus-menerus berakibat pada kelelahan kronis.
Kelelahan dapat kita ketahui dari gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang sering timbul seperti :
1. Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh tubuh, kaki terasa berat, menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri dan merasa ingin berbaring.
2. Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap dan tidak tekun dalam pekerjaan.
3. Merasa sakit kepala, kekakuan bahu, merasa nyeri di punggung, pernafasan merasa tertekan, suara serak, merasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan dan kurang sehat badan (Suma’mur, 2013).
Gejala-gejala yang termasuk kelompok 1 menunjukkan pelemahan kegiatan, kelompok 2 menunjukkan pelemahan motivasi dan kelompok 3 menunjukkan kelelahan fisik akibat psikologis.
kelelahan berikut merupakan gejala yang jelas dilihat dan dirasakan, yaitu menurunnya perhatian, lamban dalam bergerak, gangguan persepsi, pikiran melemah, motivasi menurun, kinerja menurun, ketelitian menurun dan kesalahan meningkat (Grandjean dalam Putra, 2011).
2.4. Perawat
2.4.1. Definisi Perawat
Perawat ( bahasa inggris nurse, berasal dari bahasa latin yaitu nutrix yang berarti merawat atau memelihara ) adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
Menurut UU RI No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan, pada pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa “perawat adalah seseoag yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan”.
2.4.2. Peran dan Tugas Perawat
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Menurut UU RI No. 38 tahun 2014 pasal 29, perawat bertugas sebagai : 1. Pemberi asuhan keperawatan.
2. Penyuluh dan konselor bagi Klien. 3. Pengelola pelayanan keperawatan. 4. Peneliti keperawatan.
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, dan/atau 6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2.4.3. Hak dan Kewajiban Perawat
Berdasarkan isi pasal 36 dan pasal 37 dalam UU RI No. 38 tahun 2014 menjelaskan mengenai hak dan kewajiban yang menjadi tanggung jawab perawat. Hak perawat dijelaskan dalam pasal 36 yang isinya :
a. Setiap perawat berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang – undangan.