• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Persepsi Konsumen Terhadap Loss Leader Pricing dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Alfamart: Studi Kasus Cabang Lagoa-Jakarta Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Persepsi Konsumen Terhadap Loss Leader Pricing dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Alfamart: Studi Kasus Cabang Lagoa-Jakarta Utara"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus cabang Lagoa-Jakarta Utara)

Skripsi

Diajukan untuk l'vlemenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Siti N m:seha

103046128321

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI' AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLA!Vl )

FAKUL TAS SY ARI' AH DAN HUKUM

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

(2)

HUBUNGAN ANT ARA PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP

LOSS LEADER PRICING

DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN PADA ALFAMART

( Studi Kasus cabang Lagoa-Jakarta Utara)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh

SITI NURSEHA 103046128321

, Di

.,w,,

bゥセイイ@

[I

ii' \

,,,D"'rs,_,_. "'H,_,_.

LL⦅zBB。ゥLLュBBQャGMMGMャャGBBゥセLLLオセL⦅GMy⦅L⦅[NjLLLウBBオセmセN@

""-d F

セQセQZj@

jセゥN@

S Ao M Si

NIP. 150 204 484 NIP. 150 326 914

KONSENTRASI PERBANKAN SY ARI' AH

PROGRAM STUDI MUA!VIALAT ( EKONOM.I ISLAM)

FAKULTAS SY ARI' AH DAN Hill<.:TJM.

UIN SYAR.IF HIDAYATULLAJI

JAKARTA

(3)

dalam sidang Munaqasah Fakultas Syari ·ah dan Hukum Univcrsitas Islam Negcri (UfN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 21 November 2007. Skripsi ini tel ah ditcrima sebagai salah satu syarat mcmpcrolch gclar Sarjana Ekonomi _Islam (SE!) pacla Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

PANITIA U.!JAN

L Kctua

2. Sekretaris

3. Pcmbimbing l

·I Pcmbimbing II

5. Pcngu1i I Ii. Pcnguji II

Jakarta 21 November 2007 Mengcsahkan,

NIP.150210422

: Ah. Azharuddin Lathif M.A<> NIP. 150318308

: Ors. H. Zainul Arifin Yusuf. M.gd NIP. 150 204 484

: Fahmi Muhammad 1\hmacli. S.Ag. M.Si NIP. 150 326 914

M.artono. SE. MM

: lr.H.Mulmmmad Nadralumunan Hasen rvt;_MEc.Ph.D

(4)

LEMBARPERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata l di Universitas Islam Negeri (UIN)

SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

mernpakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 Januari 2008

(5)

Terhadap Loss Leader Pricing Dengan Keputusan Pembelian Konsumen Pada

Alfamart" yang merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan

studi pada Strata I Jurusan Perbankan Syari'ah, Fakultas Syari'ah dan Hukum di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada:

J _ Bapak Prof Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syari'ah

dan Hukum.

2. lbu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Mu'amalat.

3. Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag, sela1a1 Sekretaris Program Studi Mu'amalat.

4. Bapak Ors. H. Zainul Arifin Yusuf, M.pd, selaku pembimbing I, yang telah banyak

meluangkan wak-iu kepada penulis dalam membimbing skripsi.

5. Bapak Fahrni Muhammad Ahmadi, M.Si, selaku pembimbing II, yang telah banyak

meluangkan wak-iu kepada penulis dalam membimbing skripsi.

6. Bapak/Ibu dosen, selaku pengajar, yang telah memberikan kami ilmu selama

kuliah.

7. Pihak Alfamart yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Konsumen Alfamart yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

(6)

dan cucuran air mata yang senantiasa ikhlas kau keluarkan untukku.

l 0. My Brother, Sutisna, yang telah memberikan dorongan agar aku dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan cepat.

11. My Sister, Rohani, yang telah membantuku dalam pembuatan skripsi ini

12. Kakak iparku, Steven Hamber, yang telah memimjamkan aku Lap Top sehingga

aku dapat dengan mudah menyelesaikan skripsiku tanpa harus ke Rental.

13. Kakak iparku, Ayu Zahra, yang telah membantuku dalam mengolah data.

14. My best friends, Devi, Ida, Yuni, Nanda dan teman-teman Jurusan Perbankan

Syari'ah angkatan 2003 khusunya PS-C, yang telah menemani hari-hariku selama

kuliah di UIN tercinta.

15. Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bantuan kemudahan kepada penulis

dalam menyelesikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya masih jauh dari sempuma baik isi

maupun penyajiannya. Namun demikian segala kritik dan saran bagi penyempurnaan

skripsi ini sangat penulis harapkan.

Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak

yang memerlukannya.

Jakarta, 4 Januari 2008

(7)

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI Ill

DAFTAR TABEL Vi

DAFTAR GAMBAR Vil

DAFTAR LAMPIRAN Vlll

BABIPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

c.

Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D. Tinjauan Pustaka 7

E. Kerangka Toeri 8

F. Metode Penelitian 9

G. Sistematika Penelitian 17

BAB U KAJIAN TEORI

A. Persepsi Konsumen 18

L Pengertian Persepsi 18

2. Karakteristik yang Mempengaruhi Persepsi 18

3. Penge11ian Persepsi Konsumen 20

4. Persepsi Mengenai Harga 22

B. Keputusan Membeli 23

L Pengertian Keputusan Membeli 23

2. Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Membeli 24

3. Faktor Utama yang Mempengaruhi Pembelian 27

(8)

C. Pemasaran

I. Pengertian Pemasaran

2. Pengertian Pemasaran Syari'ah 3. Landasan Bukum Pemasaran

D. Pengertian Bauran Pemasaran dalam Perspektif Syari'ah E. Barga

I. Pengertian Barga

2. Penyusunan Strategi Barga 3. Politik Penetapan Harga 4. Penetapan Harga Promosi

5. Loss leader pricing dalam Perspektif Islam

F. Usaha Eceran (Retailer)

BAB HI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A Sejarah Singkat Alfamart

B. Visi, Misi, Motto dan Kebudayaan Alfamart

c.

Target Konsumen

D. Network/Cabang Alfamart E. Prestasi Alfamart

BAB IV PENE.MUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden

B. Penemuan dan Pembahasan

28 28 29 30 31 35 35 38 47 50 53 55 57 58 60 61 63 65 70

I . Persepsi Konsumen terhadap Loss Leader Pricing yang dilakukan Alfamart

2. Uji validitas dan Reliabilitas

75 77 3. Hubungan antara Persepsi Konsumen Terhadap Loss LeaderPricing

(9)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

87

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL

I. I Operasional Variabel Penelitian

4. I Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.2 Responden Berdasarkan usia

4.3 Responden Berdasarkan Status perkawinan

4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

HAL AMAN

4.5 Responden Berdasarkan Penghasilan Rata-rata Perbulan

4.6 Responden Berdasarkan Pengeluarannya Perbuian

4. 7 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

4.8 Descritive statistic

4.9 Correlation

14

65

66

66

67

68

69

69

72

77

4.10 Model Summary 78

4.11 Pedoman untuk memberikan menginterpretasikan koefisien korelasi 79

[image:10.595.35.437.152.510.2]
(11)
(12)

Lampi ran

I. Kuesioner Penelitian

2. Tabulasi Data

3. Hasil Pengolahan Data

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

88

93

(13)

A. Latar Belakang

Persaingan yang keras, dinamis dan ketidakpastian yang terjadi dihampir

semua pasar dewasa ini, menuntut perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri

dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Disamping itu kemunculan pesaing

baru menambah kompleksnya tingkat persaingan dalam dunia usaha. Karenanya,

perusahaan perlu merancang strategi yang tepat sehingga dapat memenangkan

persaingan. Strategi yang dipakai tidak lepas dari bauran pemasaran yang terdiri

atas produk, harga, distribusi dan promosi atau dikenal dengan istilah 4P (price,

product, place, promotion ). Keempat bauran pemasaran tersebut merupakan

konsep dasar yang umumnya digunakan sebagai pedoman bagi para pengusaha

dalam melakukan aktivitas usahanya.

Perusahaan dalam melaksanakan aktivitas usaha tersebut berpedoman dan

bertujuan mempertahankan kelangsungan hidup pemsahaan, perkembangan

perusahaan dan mendapatkan keuntungan. Tujuan perusahaan akan dapat dicapai,

apabila perusahaan melaksanakan seluruh fungsi-fungsi clalam perusahaan secara

optimal. Pemasaran sebagai salah satu fongsi perusahaan merupakan salah satu

usaha untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada usaha

kebutuhan dan keinginan membeli, guna mendapatkan penjualan yang

(14)

Pemasaran merupakan usaha penyampaian barang atau jasa hasil produksi

perusahaan kepada pelanggan dengan tujuan utama memberikan kepuasan

optimal kepada konsumen. Pihak manajemen perusahaan hams mengetahui dan

memahami perilaku pelanggan, sebagai pedoman untuk menetapkan strategi

kegiatan pemasaran. Perilaku pelanggan adalah bergantung pada jenis keputusan

pembelian 1. Inti dari pelaku pelanggan, pengambilan keputusan membeli barang

atau jasa basil produksi perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern.

Keputusan membeli yang mempakan model perilaku konsumen. Assael

mengatakan bahwa keputusan membeli merupakan proses untuk mempersepsikan

dan mengevaluasi merk, mempertimbangakan berbagai alternatif merk untuk

membeli kebutuhan konsumen dan memutuskan sebuah merk. Pengambilan

keputusan sebagai inti perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor baik

internal maupun eksternai2. Faktor internal adalah faktor yang berada di dalam

diri konsumen sendiri, sedangkan faktor ekstemal berupa pengaruh lingkungan

konsumen dan program pemasaran yang dilakukan perusahaan.

Philip Kotler mengatakan bahwa secara tradisional, harga berperan

sebagai penentu utama dari pilihan pembeli3. Bahwa konsumen akan

membandingkan harga sebuah produk dengan harga produk sejenis dari pesaing

untuk menentukan produk mana yang nanti akan dipilih. Atas dasar itulah

1

. Philip Kotler "Manajemen Pemasaran ·· edisi milenium 1, Jakru1a: Prenhallido 2002, h.202

::. Hcn1u Assael, "LOnsun1en BehaviorandAJa1·keting.4ction" Niassachusetts, Boston: l(ent

Publishing Compru1y, 1987, h.28

3

(15)

perusahaan harus dapat merancang strategi harga yang sesuai dengan keinginan

konsumen. Beberapa perusahaan menggunakan strategi harga sebagai salah satu

aspek daya saing di pasar. Begitu pula yang dilakukan oleh Alfamart yang

menetapkan strategi harga loss leader pricing, yaitu strategi harga yang

digunakan dengan menurunkan harga merk tertentu, sementara harga produk

lainnya tetap atau dinaikkan. Strategi ini ditujukan untuk memancing konsumen

berkunjung ke toko tersebut dengan stimulus (rangsangan) potongan harga

tersebut.

Potongan harga tersebut juga bertujuan untuk: 1 ). Memotivasi konsumen

untuk berkunjung dan mernbeli produk tersebut. 2). Konsurnen akan rnembeli

produk lainnya setelah berkunjung ke toko. 3). Mernpercepat penjualan produk

terutarna untuk produk yang lama.

Strategi yang dilahikan Alfamart untuk memotivasi konsumen untuk

berkunjung dan membeli produk tersebut bergantung pada sikap kosumen.

Menurut Assael, dalam memutuskan pembelian akan mempersepsikan dan

mengevaluasi merk terlebih dahulu, mempe11imbangkan merk untuk mernbeli dan

memutuskan sebuah merk. Pengambilan keputusan sebagai inti perilaku

konsumen dipengaruhi oleh faktor internal dan ekternal. Faktor internal adalah

faktor yang berada dalam diri konsumen sendiri, sedangkan eksternal berupa

pengarnh lingkungan konsumen dan program pemasaran yang dilakukan

(16)

4

Faktor internal yang berada dalam diri konsumen sendiri yaitu berupa

sikap yang mereka ambil saat membeli barang dimana. mereka mempersepsikan

barang tersebut.

Persepsi sebagai proses pemberian arti terhadap objek pengamatan

merupakan salah satu faktor psikologis penting yang sering dipertimbangkan dan

diperhitungkan guna memahami perilaku konsumen. Menurut Kotler, persepsi

merupakan bagian dari faktor psikologis yang merupakan salah satu faktor utama

yang mernpengaruhi perilaku pembelian. Menurutnya, seseorang yang termotivasi

be11indak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi itu

sendiri diartikan sebagai proses yang digunakan oleh seorang individu untuk

memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Juga menentukan individu

memilih pesan tertentu dan mengabaikan pesan lain, memberi makna tertentu

pada pesan tersebut dan tidak memberi makna lain.

Persepsi juga merupakan salah satu faktor psikologis selain motivasi,

pembelajaran, keyakinan dan sikap yang dapat mempengaruhi prilaku konsumen

dalam membeli suatu produk atau dapat kita sebut dengan keputusan membeli.

Selain itu, ternyata yang sangat mempengaruhi dalam suatu proses keputusan

membeli yang dilakukan oleh konsumen selain persepsi adalah faktor yang

berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri. Seperti faktor kebudayaan, misalnya

(17)

Selain itu ada faktor personal/karakteristik pribadi seperti usia, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian seseorang dan latar belakang

pendidikan yang dimilikinya serta proses kognitif yang ikut berperan di

dalamnya. Proses kognitif tersebut dibagi menjadi lima tahapan, antara lain:

pengenalan masalah, pencanan informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian dan pasca pembelian. Setiap individu mungkin akan melewati kelima

tahapan tersebut secara berbeda dalam arti tahapan tersebut akan dilalui secara

tidak berumtan atau bahkan terdapat tahapan yang tidak dilaluinya. Hal ini dapat

terjadi karena konsumen sebagai individu memegang keputusan akhir mengenai

produk barang atau jasa yang dipilihnya.

Atas dasar pe1iimbangan uraian masalab yang dijelaskan di atas serta

berdasarkan situasi pasar dengan memperbatikan beberapa faktor psikologis

utama untuk mempengamhi seseorang dalam piliban pembelian, diantaranya

persepsi dan keputusan membeli, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaj i

serta meneliti lebih mendalam tentang " .H11b1mgan Antara Persepsi Konsumen

terhadap Loss Leader Pricing dengan Kepntnsan Pembelian Konsumen Pada

Alfamart ( Stndi Kasus Alfamart cabang Lagoa-Jaka1·ta Utara)"

B. Pembatasan dau Perumusan Masalah

Untuk menghindari kesalabpahaman terhadap persepsi masalah yang

hendak ditulis, penulis rnernberikan batasan dan perumusan masalah terhadap

(18)

6

Loss Leader Pricing dan keputusan pembelian konsumen Alfamart. Sedangkan

perumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap loss leader pricing yang dilakukan

Alfamart?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli pada

Alfamart?

3. Adakah hubungan antara persepsi konsumen terhadap loss leader pricing

dengan keputusan pembelian konsumen?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

l. Untuk mengetahui loss leader pricing yang dilakukan oleh Alfamart.

2. Untuk mengetahui persepsi konsumen tentang loss leader pricing yang

dilakukan Alfamart.

3. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi konsumen terhadap loss leader

pricing dengan keputusan pembelian konsumen

Sedangkan manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan

teori yang telah diperoleh selama perkuliahan khususnya dibidang pemasaran.

(19)

Hasil studi ini diharapkan menambah khazanah literatur untuk perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu pemasaran.

3. Bagi Perusahaan

Dari penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi p•erusahaan untuk lebih

mengoptirnalkan strategi persaingannya.

4. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menarnbah dalarn memperkaya bahan ilmiah dalam

ilmu pengetahuan.

D. Ti11jaua11 Pustaka

I. E1wi Prasetyo, "Pengaruh Loss leader Pricing Dan Periklanan Terhadap

Keputusan Pembel ian Konsumen Pada Minimarket lndomaret", Jurusan

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Hasil dari skripsi ini adalah terdapat pengaruh yang

signifikan antara loss leader pricing dan periklanan terhadap keputusan

pembelian konsumen pada minimarket Indomaret.

2. Qiqi Zulkarnaen, "Hubungan antara Persepsi Terhadap Iklan sabun mandi

Lifebuoy Versi Kerja Bakti dengan Keputusan Membeli Pada Konsumen",

Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil dari skripsi ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi

terhadap iklan sabun mandi lefebuoy versi kerja bakti dengan keputusan

(20)

8

E. Kerangka Teori

Disadari ataupun tidak, dalam mengambil keputusan pembelian itu

konsumen akan melalui suatu proses keputusan membeli. Oleh Kotler dibagi

menjadi lima tahapan, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

altematif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Proses ilmiah

inilah yang umum dilakukan oleh konsumen dalam upaya memutuskan membeli

suatu produk dari altematif produk yang ada. Walaupun secara teoritis konsumen

akan melalui tahapan dalam proses keputusan membeli tersebut, namun pada

kenyataannya tiap individu akan melalui kelima tahapan tersebut secara berbeda

atau bahkan akan terdapat tahapan yang tidak dilaluinya walaupun produk

tersebut sama. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi di

dalamnya, antara lain persepsi konsumen.

Persepsi menjadi psikologis penting di dalam keputusan membeli karena

berdasarkan persepsi konsumen akan menilai suatu produk tertentu. Dalam

mempersepsikan suatu produk akan berdampak positif, perusahaan menggunakan

berbagai earn. Salah satunya diantaranya melalui pemotongan harga.

Berdasarkan sekelumit penjelasan di atas serta teori yang digunakan, maka

penulis beranggapan dan merumuskan bahwa apabila persepsi terhadap loss

leader pricing dapat mempengaruhi serta mendorong konsumen untuk membeli, maka konsumen tersebut cenderung akan mengambil keputusan untuk membeli

demikian sebaliknya, apabila persepsi terhadap loss leader pricing tidak dapat

(21)

mengambil keputusan untuk tidak membeli akan terbuka. Kerangka berpikir

peneliti digambarkan dalam skema berikut:

l[jV!engenali kebutuhan

r

Pencarian informasi

1---1---i.j

Evaluasi alternatif

L _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ,

perseps1 Loss leader pricing

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Gambar I.I Kerangka Teori

[Keputusan pembelian

4erilaku pasca pembelian

Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kuantitatif karena untuk

mengetahui hubungan antara persepsi konsumen terhadap loss leader pricing

dengan keputusan pembelian konsumen Alfamart digunakan metode

kuantitatif dengan analisa statistika.

2. Sumber Data

a. Primer: kuisioner (angket) yang langsung disebarkan kepada konsumen

Alfamart.

b. Sekunder: buku, majalah. Koran, internet dan laporan-laporan terdahulu.

3. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data yang di1,,>unakan adalah menggunakan

[image:21.595.34.462.152.508.2]
(22)

10

4. Populasi dan Sampel

Populasi yang dipilih adalah konsumen Alfamart yang didapat dari

rata-rata pengunjung tiap hari sebanyak 213 orang. Pengambilan sampel

dengan teknik non probability sampling yaitu menggunakan teknik sampling aksidental dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang untuk

kebetulan diketemui cocok sebagai sumber data. Yang dijadikan sampel

sebagai konsumen antara lain usia remaja 15 s.d 25 tahun, usia dewasa 26 s.d

40 tahun dan usia tua >40 tahun. Sampel akan ditentukan jumlahnya

berdasarkan rumus sebagai berikut:

N

11

= ... .

N(d)2+1

213

11 = ... .

213 (0,1)2 +I

n = 68,05 digenapkan menjadi 70 orang responden.

Di mana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi (didapat dmi rata-rata pengunjung perhari)

(23)

5. Teknik Analisa Data

1. Uji Validitas

Untuk menentukan besarnya validitas item-item yang telah diuji

cobakan digunakan formula koefisien korelasi Spearman dengan rumus:

l-6I,di2

rs

=

---n( n 2-1)

Di mana:

rs= Ranking Spearman

di= Beda (selisih) setiap pasang rank

n Jumlah pasang rank

2. Uji Reliabilitas

kr

a =

---1 +( k-l )r

Di mana:

a= koefisien reliabilitas

r = rata-rata korelasi semua factor pembentuk sub variabel

kcc jumlah factor pembentuk variabel

3. Korelasi Sederhana

Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya

(24)

12

dalam penelitian deskriptif koefisien korelasi menentang sejauh mana dua

atau lebih variabel berkorelasi.

Untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui ada

tidaknya korelasi antara dua variabel penelitian menggunakan teknik

statistik korelasi Spearman dengan mmus:

1- 6IAi2 rs=

---n( n 2-1)

Keterangan:

rs = Ranking Spearman

di= Beda (selisih) setiap pasang rank

n = Jumlah pasang rank

Perhitungan statistik dilakukan menggunakan sistem komputerisasi

program SPSS versi 15,00 yang akan diinterpretasikan dengan mengacu

pada tabel koefisien korelasi Spearman. Jika perhitungannya lebih besar

dari r tabel, maka korelasinya dianggap signifikan dengan kata lain Ha

diterima dan Ho ditolak. Tetapi jika hasil perhitungannya lebil kecil dari r

tabel maka korelasinya dianggap tidak signifikan atau Ha ditolak dan Ho

diterima.

4. Uji hipotesis dengan t-test.

Untuk 112:10 dapat digunakan uji hipotesis dengan t-test yang

[image:24.595.82.450.153.471.2]
(25)

signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap

variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetabui nilai t-hitung adalah

sebagai berikut:

rs

'1

n-2 T-hitung

../1 -

rs2

Setelah didapatkan nilai t-hitung melalui rumus di atas, maka

untuk menginterpretasi hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:

- Jika t-hitung >t-tabel--t> Ho ditolak (ada hubungan signifikan)

Jika t-hitung<t-tabel-!> Ho diterima (tidak ada hubungan yang

signifikan).

Untuk mengetabui t-tabel digunakan ketentuan n-2 pada level of

significance (a) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau (0,95). Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel

adalah lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak signifikan.

5. Perhitungan nilai koefisien determinasi.

Untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel bebas dapat

menjelaskan variabel terikat, digunakan koefisien determinasi (R2).

Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel terikat

(26)

14

Secara logika, makin baik estimasi model dalam menggambarkan

data, maka ma.kin dekat nilai R ke nilai 1 (satu). Nilai R2 <la.pat diperoleh

dengan rumus:

R2=(r)2x100%

Dimana:

R2

= Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

7. Operasional V aria.be! Penelitian

Ta.be! 1.1

Operasional V aria.be! Penelitian

VaTiabel/Sub-variabel Konsep variabel lndikator

Variabel:

Persepsi konsumen ter- Persepsi konsumen

ter-hadap loss leader pricing hadap strategi

pe-nurunan harga produk tertentu dengan hara.pan konsumen <la.tang

mem-beli produk la.inn ya

dengan harga tetap Sub-V aria.be!:

a. Tingkat ambang batas Kemampuan konsumen 1. Potongan

untuk mendeteksi per- harga

bedaan <la.lam suara, terhadap

ca.ha.ya, bau, a.tau stimuli barang yang

lainnya. dibutuhkan

2. Potongan harga sebesar20%

b. Persepsi bawah sadar Kemampuan konsumen lklan ten tang

memberikan tanggapan potongan harga terhadap stimulus yang

Skala Ukur

Ordinal

(27)

berada di bawah ke-

I

sadaran atau berada di '

bawah am bang batas kesadaran

c. Tingkat adaptasi Keadaan di man a Tingkat Ordinal

konsumen tidak lagi potongan harga memperhatikan keadaan yang tidak yang berulang-ulang pernah berubah

d. Generalisasi stimulus proses perseps1 yang 1. Potongan Ordinal terjadi pad a konsumen harga pad a

ketika melihat dua produk/merk stimulus a tau lebih baru.

mempunya1 kesamaan 2. Potongan

dan saling mem- harga yang

pengaruhi satu dengan lebih tinggi yang lainnya

e. Peran ekspektasi Harapan konsumen Hubungan harga Ordinal dan kualitas.

f Semiotis lnterpretasi konsumen Semiotis (kata- Ordinal

terhadap kata-kata, kata dalam

syarat, gambar, logo dan iklan) oroduk

Variabel:

Keputusan pembelian

Sub-Variabel:

a. Mengenali kebutuhan Tahapan di mana Keadaan yang Ordinal konsumen menyadari diinginkan

adanya kebutuhan

b. Pencarian informasi Upaya konsumen untuk Iklan Ordinal

memperoleh informasi tentang pemenuhan ke-butuhan.

c. Evaluasi alternatif Tahapan di mana I. Kemudahan Ordinal

konsumen mem- pencanan

(28)

d. Keputusan membeli

alternatifyang ada

konsumen Keputusan

dalam memutuskan

membeli atau

untuk tidak membeli. 2. 3. 1. 2.

Harga lebih murah

Ada bonus

(potongan harga)

Jarak dekat Pelayanan baik

e. Perilaku pasca pem- Keputusan setelah mem- Puas dengan

belian beli suatu produk harga

セMMM

16

Ordinal

Ordinal

Selanjutnya kuesioner yang digunakan didesain berdasarkan skala

model Likert yang berisikan pertanyaan yang menyatakan objek yang

hendak diungkap. penskoran atas kuesioner skala model Likert yang

digunakan merujuk pada lima jawaban altematif, sebagai berikut:

- 5 = Sangat setuju

- 4 = Setuju

- 3 = Ragu

- 2 = Tidak setuju

- 1 = Sangat tidak setuju

8. Teknik Penulisan

Untuk teknik penulisan, penulisan mengacu pada buku " Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

(29)

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub

bab, agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertuli s

dalam skripsi ini, maka akan dijelaskan beberapa ha! dalam pembahasan sebgai

berikut:

Bab I: Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, objek

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: Tinjauan pustaka yang membahas tentang pengertian perseps1, proses

yang mempengaruhi persepsi, pengertian persepsi konsumen, Persepsi

mengenai harga, keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses keputusan

membeli, faktor utama yang mempengaruhi pembelian, peran individu

dalam keputusan pembelian, pengertian pemasaran, pengertian pemasaran

syariah, pengertian bauran pemasaran dalam. perspektif syari'ah,

pengertian harga, penyusunan strategi harga, penetapan harga promosi,

dan loss leader pricing dalam perspektifislam. Bab Ill: Gambaran umum perusahaan

Bab IV: Analisa hasil dari penelitian yaitu tentang gambaran umum responden,

persepsi konsumen terhadap loss leader pricing, uji validitas dan

reliabilitas dan hubungan persepsi konsumen tarhadap loss leadder

(30)

A. Persepsi Konsumen

1. Pengertian Persepsi

BABU

KAJIAN TEORI

Setiap individu akan melihat suatu realitas menurut persepsmya

masing-masing, sehingga apabila beberapa orang melihat suatu benda yang

sama, maka masnig-masing orang akan memiliki persepsinya sendiri-sendiri

pula tentang benda tersebut. Menurut William J. Stanton persepsi adalah

makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli

(rangangan-rangsangan) yang kita terima melalui indera. Sedangkan

menurut Webster persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu

diseleksi, diorganisasi dan diinterpretasikan.

Dari dua definisi di atas, seperti disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan persepsi adalah proses di mana individu memahami sesuatu cara

memilih dan mengorganisasikan melalui penginderaan yang berhubungan

dengan lingkungan-lingkungan disekitarnya sehingga dapat memberi makna

pada masukan tersebut.

2. Karnkteristik Yang Mempengamhi Persepsi.

Beberapa karakteristik konsumen yang mempengaruhi perseps1

(31)

l , Membedakan stimulus

Membedakan stimulus yaitu tahapan di mana konsumen merasakan

perbedaan merek berdasarkan rasa, perabaan, harga, dan kemasan

produk.

2. Tingkat ambang batas (Threshould Level).

Tingkat ambang batas yaitu kemampuan konsumen untuk mendeteksi

perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimuli lainnya. Ada dua jenis

threshould level, yaitu absolute threshould yang merupakan jumlah rangsangan minimum yang dapat dideteksi oleh chanel inderawi dan

yang kedua differential threshould merupakan kemampuan sistem

inderawi untuk mendeteksi atau membedakan antara dua stimuli. Pada

tahapan ini menurut Weber konsumen menyadmi perubahan harga yaitu

penurunan harga sebesar 20% yang dinamakan dengan istilah JND

(differential threshould just noticeable).

3. Persepsi bawah sadar

Persepsi bawah sadar adalah kemampuan konsumen memberikan

tanggapan terhadap stimulus yang berada di bawah ambang batas

kesadarannya ..

4. Tingkat adaptasi

Tingkat adaptasi yaitu keadaan di mana konsumen tidak lagi

memperhatikan sesuatu yang berulang-ulang. Misalnya ketika

(32)

20

pertama kali konsumen akan merasa tertarik. Tetapi ketika iklan itu

ditayangkan terus menerus dan tidak ada perubahan potongan harga,

konsumen sudah merasa terbiasa dan tidak memperhatikan iklan

tersebut.

5. Generalisasi stimulus

Generalisasi stimulus yaitu proses persepsi yang terjadi pada konsumen

ketika melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan

(mempunyai hubungan yang dekat) yang saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya.

6. Ekspektasi

Ekspektasi (harapan) adalah keyakinan, kepercayaan individual

sebelumnya, mengenai apa yang sehaiusnya terjadi pada situasi tertentu.

Pemahaman ekspektasi konsumen dapat mempunyai dampak yang

penting pada strategi harga.

7. Semiotis

Semiotis yaitu pemahaman konsumen dalam menginterpretasikan

pengertian symbol (kata-kata, isyarat, gambar, logo, dan produk).

3. Pengertian Persepsi Konsumen

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda, oleh

karena itu persepsi memiliki sifat subjektif Persepsi yang dibentuk oleh

(33)

satu ha! yang perlu diperhatikan daii persepsi bahwa perseps1 secara

substansial bisa sangat berbeda dengan realitas. Persepsi itu sendiri diartikan

sebagai proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih,

mengorganisasikan dan menginterpretasikan ma:mkan-masukan infonnasi

guna menciptakan gambaran dunia yang memilliki arti.

Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga

pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu yang bersangkutan. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda

atas obyek yang sama karena tergantung proses persepsi:

1. Perhatian selektif, orang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat

banyak setiap hari, karena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi

semua rangsangan akan disaring.

2. Distorsi selektif, rangsangan yang telah mendapatkan perhatian tidak

selalu muncul dipikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh

penciptanya. Distorsi selektif adalah kecendenmgan untuk mengubah

informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi

itu dengan cara yang akan mendukung pro-konsepsi mereka.

3. lngatan/retensi selektif, orang akan melupakan banyak hal yang mereka

pelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong

pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita

cenderung akan mengingat hal-hal yang baik yang disebutkan tentang

(34)

22

tentang produk yang bersaing. Ingatan selektif menjelaskan mengapa

para pemasar menggunakan drama dan pengulangan dalam

mengirimkan pesan ke pasar sasaran mereka.

4. Persepsi Mengenai Harga.

Dari perspektif konsumen, harga adalah sesuatu yang dikorbankan

untuk mendapatkan suatu produk. Zeithmal menunjukkan

komponen-komponen harga: harga objektif, harga moneter, harga moneter dan

pengorbanan. Harga moneter seringkali bukan harga yang dinilai oleh

konsumen. Konsumen tidak selalu mengetahui atau mengingat harga aktual

suatu produk, mereka mengingat harga dengan cara berlainan. Tingkat

perhatian, kesadaran dan pengetahuan harga yang dimiliki konsumen

cenderung rendah sehingga mereka tidak selalu ingat harga.

Harga moneter bukan merupakan satu-satunya pengorbanan yang

dilakukan konsumen untuk mendapatkan produk. Biaya-biaya lain seperti

waktu, pencarian dan psikis, semuanya termasuk baik secara langsung atau

tidak langsung ke dalam persepsi pengorbanan konsumen. Misalnya, ketika

konsumen tidak bisa menemukan produk di rak supermarket suatu toko,

maka mereka harus mencari ke toko lain dengan menempuh jarak yang jauh

(35)

suatu reaksi terhadap suatu masalah (problem). Masalah ini diartikan sebagai suatu penyimpangan antara keadaan saat ini clengan keaclaan yang

cliinginkan oleh indiviclu sehingga menuntun individu tersebut ke arah

tinclakan alternatif clalam rnengambil keputusan rnernbeli.

Pacla keputusan rnembeli juga harus dapat clibeclakan clengan rnaksucl

rnembeli yang dilakukan oleh konsurnen. Di dalarn rnaksucl rnembeli akan

clipengaruhi oleh sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tak

terduga yang rnungkin clapat rnengubah rnaksucl rnernbeli tersebut baik itu

jacli membeli maupun ticlak jacli membeli, sedangkan di clalarn keputusan

membeli yang dilakukan oleh konsumen suclah lebih jelas, dalam arti

konsumen sudah rnemutuskan untuk jadi mernbeli ini menangguhkan atau

batal membeli. Di dalam keputusan membeli ini konsumen telah mengambil

risiko yang clitang!,>uhkan dari produk yang dibeli tersebut.

Menurut Engel, Black Well and Miniard, pengambilan keputusan

untuk membeli sebagai suatu sikap yang rnerupakan hasil atau kelanjutan

dari proses yang dilakukan individu ketika berhadapan pada situasi clan

alternatiftertentu untuk berperilaku dalarn rnemenuhi kebutuhannya.

Sedangkan perilaku keputusan membeli untuk kebanyakan produk

(36)

24

cukup terpuaskan melalui pembelian ulang suatu produk yang sama. Namun

apabila terjadi perubahan (harga, produk dan pelayanannya) maka pembeli

mungkin akan mengulang kembali proses keputusan membeli dengan

mempertimbangkan berbagai alternatif mereka atau produk.1

Dari berbagai pendapat dan pengertian tentang keputusan membeli di

atas, maka dapat ditarik kesimpulan dari keputusan membeli tersebut, yaitu

sebagai suatu proses yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif pembelian dan basil pembelian yang dilakukan

individu dalam upaya memenuhi kebutuhan atau keinginannya atas suatu

produk dengan melakukan pemilihan dari alternatif yang tersedia dan proses

ini berlaku untuk pembelian baru maupun pembelian ulangan atau lanjutan.

2. Tahap-tahap dalam Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler terdapat lima tahapan dari konsumen dalam proses

pengambilan keputusan untuk membeli yang meliputi:2

I. Pengenalan Masalah (Problem Recognition).

Yaitu proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah

atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan

internal atau eksternal. Dalam kasus pertama salah satu kebutuhan

umum, dimana pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu

1 William J. Stanton.

"Fundamental <if Marketing", Toronto Canada, Mc Graw-Hill Book

(37)

kebutuhan tertentu. Dengan men1:,>umpulkan informasi dari sejumlah

konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling

sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Pemasar

kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang mem1cu

minat konsumen.

2. Pencarian Informasi (Information Search).

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak, maka konsumen akan mencari informasi

yang berkaitan dengan keberadaan produk yang diinginkannya. Hal

tersebut dilakukan melalui iklan, brosur-brosur atau informasi dari

teman atau bahkan mendatangi langsung ke toko tersebut.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternative).

Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian dan seleksi terhadap

alternatif-alternatif informasi produk yang telah diperolehnya

berdasarkan kesadaran dan rasio.

4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision).

Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah

membentuk preferensi atas merek dari kumpulan pilihan. Konsumen

juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling disuka.

Pada pembelian barang/produk kebutuhan sehari-hari, melibatkan

sedikit keputusan dan pertimbangan.

2

(38)

26

5. Perilaku Pasca Pembelian (Post Purchase Behavi01).

Merupakan tahap setelah konsumen membeli produk. Pada tahap ini

konsumen merasakan atau mengalami tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang sudah dibeli akan

mempengaruhi perilaku selanjutnya mengenai kemungkinan lebih tinggi

untuk membeli kembali jika konsumen puas atau sebaliknya jika tidak

puas akan mengembalikan produk dan melakukan keluhan atau

pengaduan.

Senada dengan Kotler di atas, Stanton juga menjelaskan proses yang

dilakukan oleh para konsumen ketika membuat keputusan membeli

(decision-111aki11g process i11 buying) yang terdiri atas lima tahapan antara lain: pengenalan kebutuhan yang belum terpuaskan, identifikasi pelbagai

alternatif untuk memperoleh kepuasan, evaluasi pelbagai alternatif,

keputusan beli (purchase decision) dan perilaku puma beli (Post purchase

behavim).3

Dari dua pendapat tokoh di atas, dapat diasumsikan bahwa suatu

pengambilan keputusan membeli memerlukan lima tahapan, meskipun

mungkin tidak dilakukan secara beruntun dan rnungkin keterlibatan setiap

konsumen pun berbeda-beda terhadap suatu produk yang sama tetapi pada

akhirnya akan diperoleh jadi atau tidaknya keputusan untuk mernbeli suatu

3 William

J. S1'mton, "Fundamental ()(Marke/inf!" <Toronto. Canada. Mc Graw-Hill Book

(39)

produk, baik dalam pembelian baru maupun pembelian kelanjutan.

3. Faktor Utama yang M.empengarnhi Perilakn Pembelian.

Perilaku pembelian pada konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor

budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Dari keempat faktor tersebut, faktor

budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam.

I. Faktor budaya; faktor ini terdiri dari: Budaya, yang merupakan

penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Sub-budaya,

pada bagian ini terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan

daerah geografis. Kelas sosial, pada dasarnya semua masyarakat

memiliki strata sosial.

2. Faktor social; faktor ini juga terdiri dari: kelompok acuan, terdiri dari

semua kelompok yang memilki pengaruh langsung (tatap muka) atau

tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Keluarga,

merupakan organisasi pemberian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat dan anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer

yang paling berpengaruh.

3. Faktor pribadi; keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

(40)

28

karakteristik empat faktor psikologi utama: motivasi, perseps1,

pembelajaran serta keyakinan dan pendirian.

4. Peran lndividn dalam Keputusau Pembelian.

Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam

keputusan pembelian yang sesuai dengan pendapat yang diutamakan oleh

Kotler.

1. Pencetus; seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk

membeli suatu produk atau jasa.

2. Pemberi pengaiuh; seseorang yang pandangan

mempengaruhi keputusan.

atau sasarannya

3. Pengambilan keputusan; seseorang yang mengambil keputusan untuk

setiap komponen apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli

dan di mana akan membeli.

4. Pembeli; orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

5. Pemakai; seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk

atau jasa yang bersangkutan.

C. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Menurut William J. Stanton; pemasaran adalah sistem keseluruhan

dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

(41)

kebutuhan para pembeli yang ada maupun pembeli potensiaL ·1

Sedangkan menurut Philip Kotler pemasaran adalah suatu proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan/inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain'.

2. Pengertian Pemasaran Syari'ah

Dengan landasan pengertian pemasaran yang telah dipaparkan, M.

Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syari'ah sebagai sebuah disiplin

bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan

pernbahan values dari satu inisiator kepada stakeholdersnya, yang dalam

keselurnhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip rnuamalah

dalarn lslam 6

Syakir juga mengatakan bahwa kata kunci dalam pemasaran syari'ah

adalah bahwa dalam selun1h proses, baik proses penciptaan, proses

penawaran maupun proses pernbahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal

yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muarnalah dalam Islam.

Sepanjang hal tersebut dapat dijamin dan penyimpangan prinsip-prinsip

muamalah tidak terjadi, maka bentuk transaksi apapun dalam bisnis

4

Ibid. IU79

s Philip J(ot1er 11

1\Ja11aje11len Pe111a.vara11 '', edisi 1nileniu1n l (Jakarta, Prenhallido, 2002), h. 9

6

Dr. Muhammad Firdaus, "Dasar & Strategi Pemasaran Syari'ah", (Jakarta, Renaisan, 2005)

(42)

30

dibolehkan dalam syari'at Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar

senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dalam bisnis termasuk dalam

proses penciptaan, penawaran dan proses perubahan nilai dalam pemasaran. 7

Allah berfirman:

" ... Sungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat (berbisnis) itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang beriman dan menge1jakan amal saleh, dan amat sedikit mereka itu ... "

(QS Shaad [38]:24)

3. Landasan Hukum Pemasaran•

Dengan adanya hadits Nabi yang telah dijelaskan sebelumnya

dalil-dalil tentang pemasaran syari'ah.

a. Landasan hukum dari Al-Qur'an:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu. "(An-Nisa:29) .

(43)

b. Landasa11 hukum dari Hadits Nabi:

Artinya: Nabi lvfuhammad SAW pernah ditanya: Apakah profesi yang paling baik? Rasufullah menjawab: "usaha tangan manusia sendiri dan setiapjual beli yang diberkati ". (HR. Al-Barzaar dan Al-Hakim).

D. Pengertian Bauran Pemasaran dalam Perspektif Syari'ah

J'vfarketing mix (bauran pemasaran) adalah deskripsi dari suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.

Ada beberapa tahapan Formula marketing mix ini. Hermawan mengawalinya

dengan 4A (assortment, qffordable, available, announcement), kemudian 4B

(best, bargaining, b11ffer-stocking, bombarding), selanjautnya 4P (product, price, place, promotion), 4V (variety, value, venue, voice), 4C (custumer solution, cost, convenience, communication). Namun, pada bahasan ini akan difokuskan pada

telaah 4P sebagai marketing mix klasik dan paling mendasar dalam pemasaran. 9

1. Produksi (product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. Dalam perspektif syari'ah

produksi merupakan suatu yang penting. Al-Qur'an menggunakan konsep

produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan dalam Al-Qur'an

diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu

8

(44)

32

barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia dan tidak

memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesua1

dengan kebutuhan manusia. Disamping itu, Islam mengajarkan untuk

memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang

jual beli suatu produk yang belum jelas (gharw) bagi pembeli. Selain

keberadaan produk, Islam juga memerintahkan untuk memperhatikan

kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya,

sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian. Produk dalam

perspek1:if syari'ah hams memenuhi standarisasi mutu dan keberadaan barang.

Fiqh muamalah tegas mengharamkan prak1:ek jual beli yang menipu dengan

ketidakjelasan mutu dan keberadaan barang.

2. Harga (price)

Harga mernpakan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dengan barang beserta pelayanannya.

Penentuan harga ini merupakan salah satu keputusan yang penting bagi

manajemen. Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh

mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan

penawaran. Permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela

(an taradhiin). Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi.

Dalam fiqh muamalah, pricing mengambil posisi tengah, tidak

9

(45)

seringkali dekat-dekat dengan pomografi. Promosi dengan seperti ini tegas

dilarang oleh Islam.

Pada prinsipnya, dalam Islam mempromosikan suatu barang

diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut hams mengedepankan

faktor kejujuran dan menjauhi penipuan. Di samping itu, metode yang

dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syari'ah Islam.

4. Tempat atau distribusi (place)

Semua perusahaan perlu melaksanaan fungsi distribusi, dalam ha! ini

sangat penting bagi pembangunan perekonomian masayarakat karena

bertugas menyampaikan barang dan jasa yang diperlukan oleh konsumen.

Jadi saluran ditribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau pemakai

industri.

Dalam ha! ini Na bi dengan tegas mdarang pemotongan j alur

distribusi dengan maksud untuk menaikkan harga. Nabi bersabda,

"Janganlah menjual orang kola untuk orang desa dan janganlah "c'2£:hadang pedagang yang darang dari desa"(Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Ini bisa dimaknai bahwa jangan membeli dari penjual yang belum

mengetahui harga pasar yaitu pedagang yang datang dari desa yang belum

(46)

35

penipuan mengenai harga yang sebenamya.

E. Harga

1. Pengertian Harga

Hakekat harga merupakan satu-satunya elemen dari bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan/produsen. Harga

bersifat fleksibel karena dapat diubah dengan cepat.

Menurut Hawkins, dkk, harga didefinisikan sebagai sejumlah uang

yang harus dibayarkan untuk mendapatkan hak menggunakan suatu produk.

Secara tradisional harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli

walaupun faktor non harga telah menjadi sernakin penting dalam perilaku

pembeli, harga masih tetap merupakan salah satu unsur terpenting dalam

menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Penetapan dan

persaingan harga juga rnerupakan masalah utarna yang dihadapi banyak

perusahaan oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan banyak

faktor dalam menetapkan kebijakan harga'0

Menurut Husein Umar, keputusan penetapan harga dipengaruhi oleh

faktor internal (perusahaan) dan faktor eksternal (lingkungan). 11 Dalam

faktor internal, keputusan harga disesuaikan dengan sasaran pemasaran dan

strategi bauran pemasaran sebagai satu kesatuan dan didasarkan juga pada

10

(47)

pertimbangan organisasi, sedangkan untuk faktor eksternal antara lain

sebelum menetapkan harga hams dipahami terlebih dahulu antara harga

dengan permintaan, baik untuk jenis pasar berbeda maupun persepsi

konsumennya. Harga dan tawaran pesaing perlu diketahui untuk menentukan

harga dan reaksi pesaing setelah keputusan harga diberlakukan. Faktor

ekstemal lainnya adalah kondisi ekonomi seperti tingkat inflasi, biaya,

resesi, booming dan keputusan pemerintah yang keefektifan strategi

pendapatan harga.

Berkaitan dengan keperluan harga pembeli terdapat 8 ( delapan)

faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan tersebut:"

1. Pengamh nilai unik (konsumen kurang peka terhadap harga apabila

produk tersebut lebih langka). Pengamh kesadaran atas produk

pengganti (konsumen semakin kurang peka terhadap harga jika mereka

tidak menyadari adanya produk pengganti).

2. Pengaruh perbandingan yang sulit (konsumen semakin kurang peka

terhadap harga jika mereka merasa sulit rnembandingkan kl!alitas

barang pengganti).

3. Pengaruh pengeluaran total (konsurnen sernakin kurang peka terhadap

harga jika pengeluaran tersebut rendah dibandingkan total pendapatan).

11 "''.Sein Umar.

'Wset Pemasaran". (Jakarta. Bussiness Research Center.2000lh.32-33

(48)

37

4. Pengaruh manfaat akhir (konsumen semakin kurang peka terhadap

harga apabila pengeluaran semakin kecil jika dibandingkan dengan total

biaya produk akhir).

5. Pengamh biaya yang dibagi (konsumen semakin kurang peka terhadap

harga jika sebagian biaya tergantung pihak lain).

6. Pengamh investasi tertanam (konsumen semakin kurang peka terhadap

harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah

dibeli sebelumnya).

7. Pengaruh kualitas harga (konsumen semakin kurang peka terhadap

harga jika produk tersebut dianggap memiliki kualitas, gengsi, atau

ekslusive lebih).

8. Pengamh persediaan (konsurnen semakin kurang peka terhadap harga

jika mereka tidak menyimpan produk tersebut).

Konsumen paling peka terhadap harga untuk produk yang mahal atau

sering dibeli, tetapi konsumen hampir tidak mernperhatikan kenaikan harga

untuk jenis produk yang rnurah dan jarang dibeli.

Menurut Hardi lrawan bahwa untuk konsumen yang peka terhadap

harga, biasanya harga murah rnempakan sumber kepuasan yang penting

(49)

Komponen harga ini relatif tidak penting bagi konsumen yang tidak sensitif

terhadap harga.

Sedangkan menurut Sutisna me1tjelaskan secara umum bahwa harga

yang lebih tinggi mempunyai kemungkinan untuk dibeli oleh konsumen.

Dalam beberapa kondisi, konsumen mempunyai kesadaran atas hubungan

harga dan kualitas produk pada saat harga digunakan sebagai indikasi

produk berkualitas di mana konsumen mempunyai keyakinan dan

kepercayaan bahwa dalam situasi tertentu harga menunjukkan kualitas

produk.

2. Penyusunan Strategi Harga

Sepe11i halnya strategi manaJemen pemasaran secara keseluruhan

agar dapat menyusun strategi harga yang efektif, perusahaan wajib

mempertimbangkan berbagai macam faktor intern dan ekstern. Termasuk

dalam faktor intern dan ekstern perusahaan dalam menyusun strategi harga

adalah tujuan strategi harga (pricing objective), biaya pengadaan produk

(product cost), ciri khusus produk (product's characteristic), persepsi pasar terhadap nilai produk, elastisitas harga dan pengaruh pemerintah.

1. Tujuan Strategi Harga

Agar dapat menyusun strategi harga yang efektif perusahaan

(50)

39

harga. Tujuan usaha yang berlainan membutuhkan strategi harga yang

berbeda pula. Semakin jelas tujuan usaha yang in gin dicapai perusahaan.

Semakin mudah menentukan harga produk. Disamping itu perlu

diupayakan agar tujuan strategi harga tidak menyimpang clari tujuan

strategi manajemen pemasaran yang telah digariskan perusahaan_ Hal itu

clisebabkan karena strategi harga merupakan elemen dari strategi

manaiemen pemasaran.

Berikut ini disajikan strategi harga yang ingin dicapai perusahaan.

a l'vlencapai presentase keuntungan tertentu.

Banyak perusahaan menentukan harga procluk mereka dengan

tujuan mencapai satu presentase keuntungan tertentu, misalnya 5%

return on investment atau 8% return on equity. Yang dimaksud

clengan return on investment adalah perbanclingan antara jumlah

keuntungan yang diperoleh perusahaan dari produk atau

procluk-procluk tertentu, tiap masa tertentu clengan jumlah dana yang

diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan procluk tersebut.

b Maksimal Jumlah Keuntungan.

Mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya merupakan tujuan

strategi harga lain yang banyak dianut perusahaan sebagai dasar

(51)

mendapatkan keuntungan maksimal adalah dengan menetapkan

harga produk setinggi mungkin.

c Meningkatkan Jumlah basil penjualan.

Pernsahaan yang mencantumkan tujuan ini menyadari bahwa

semakin besar jumlah produk yang dapat mereka produksi dan jual,

semakin besar kemungkinan mereka dapat menetapkan harga yang

lebih rendah tanpa hams mengorbankan keuntungan.

d. Menjaga stabilitas harga.

Tujuan perusahaan menjaga stabilitas harga pasar selaras dengan

tujuan mereka mencapai keuntungan sebesar persentase keuntungan

te1tentu. Agar persentase keuntungan tersebut tercapai diperlukan

stabilitas harga pasar.

e Mengikuti atau rnencegah persaingan.

Perusahaan yang berkedudukan di pasar tidak kuat sekali

menetapkan harga produk rnereka dengan berpedoman "follow the

leader", mengikuti harga pasar yang ditentukan the market leader.

2. Biaya Pengadaan Produk.

Biaya merupakan pertimbangan lain bagi pernsahaan

menentukan harga produk. Apakah perusahaan bersedia mernproduksi

(52)

41

perhitungan mereka apakah harga jual produk tersebut dapat menutup

biaya produksi dan pemasarannya, serta masalah dapat menyisakan

keuntungan secukupnya. Berikut ini diuraikan tiga macam cara

menentukan harga jual produk dengan mernpergunakan biaya

pengadaan produk sebagai bahan pertimbangan.

11. Mark Up Pricing.

Cara menetapkan harga produk ini banyak dilakukan pedagang

eceran. Dengan cara ini pedagang menetapkan harga produk yang

mereka perdagangkan dengan jalan menambahkan l % margin

( selisih) harga tertentu diatas harga pembelian produk dari produsen

atau pedagang terdahulu. Jumlah harga margin yang mereka peroleh

dari produk-produk yang diperdagangkan secara keseluruhan,

diharapkan dapat menutup beban biaya tetap tiap masa tertentu dan

masih menyisakan keuntungan yang layak. Jumlah persentase

margin harga tiap jenis produk ditentukan oleh kondisi

masing-masing produk. Barang atau jasa yang kuat perrnintaannya (tidak

elastis terhadap perubahan harga) dapat dibebani margin harga yang

tinggi, sedangkan produk yang lemah permintaannya dibebani

margin harga secukupnya saja.

b. Cost Plus Pricing

(53)

banyak dilakukan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

manufaktor. Dengan earn ini produsen merencanakan jumlah barang

yang akan rnereka jual setiap masa tertentu rnisalnya satu bulan,

serta menghitung jumlah biaya variabel tiap satuan barang yang

akan dijual. Selanjutnya mereka hitung jumlah alokasi biaya tetap

untuk produk tersebut tiap masa tertentu dan jumlah keuntungan

yang mereka inginkan.

c. Rate of Return pricing

Dalam rate of return pricing perusahaan menetapkan harga produk

yang diharapkan dapat membantu perusahaan mencapai satu

persentase keuntungan tertentu, misalnya X% return on investmellf

atau Y% profit on sale, oleh karena dalam uraian tentang tujuan

strategi harga untuk mencapai persentase keuntungan tertentu.

3. Ciri Klrnsus Produk.

Walaupun banyak jenis cm khusm: produk yang dapat

dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan harga produk ada dua

yang paling penting, antara lain:

a. Daya tahan produk dalam jangka lama.

Harga produk yang mudah rusak dan tunm mutunya apabila ter!alu

(54)

43

ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kecepatan

penjualan. Apabila harga ditentukan lebih tinggi dari sewajarnya

tidak banyak konsumen bersedia membelinya. Dengan demikian

butuh waktu lama untuk menghabiskan seluruh persediaan produk

yang akan dijual, dengan risiko mutu produk tersebut akan turun atau

rusak. Daya tahan produk musiman juga tidak !mat, walaupun mutu

produk tersebut hanya dibeli konsumen dalarn jangka waktu tertentu

saja, misalnya selama bulan Ramadhan, hari Natal, tahun baru atau

musim dingin di negara-negara dengan ernpat musim. Bilamana

musim-musim tersebut telah berlalu konsumen tidak mencmi produk

itu lagi. Harga produk musiman juga perlu ditetapkan sedemikian

rupa sehingga tidak menghambat kelancaran penjualannya.

b. Posisi produk dalam siklus kehidupannya.

Tahap siklus kehidupan produk mempunym pengaruh dalarn

penyusunan strategi harga. Selama tahap pengenalan, produk masih

barn dirnasyarakat belurn banyak konsumen mengenal produk

tersebut dan perusahaan saingan belum muncul. Selama tahap siklus

kehidupan produk ini banyak perusahaan menerapkan salah satu dari

dua pilihan teknik menentukan harga produk, yaitu skim milk pricing

merupakan harga penetrasi.

(55)

rata-rata konsumen bersedia membayar. Tujuan skim milk pricing adalah menarik konsumen dari segmen pasar tertentu yang lebih

mementingkan status sosial, kualitas desain, mutu atau keunikan

produk. Apabila strategi ini berhasil perusahaan akan memperoleh

keuntungan tinggi. Strategi harga skim milk pricing dirasakan lebih

aman bilamana perusahaan mampu mencegah atau mengeliminir

munculnya perusahaan saingan. Dalam teknik harga penetrasi, teknik

harga produk ditentukan rendah namun tetap dapat menyumbangkan

keuntungan perusahaan. Tujuan yang akan dicapai, agar produk

dapat cepat memasuki segmen pasar yang dituju.

Pada tahap pertumbuhan siklus kehidupan produk telah mulai

muncul perusahaan saingan yang memasarkan produk serupa. Untuk

menghadapi persaingan itu perusahaan dapat menurunkan harga

dengan harapan jumlah permintaan pasar produk mereka tetap tinggi,

sekaligus menghambat jumlah perusahaan saingan memasuki pasar.

4. Persepsi Pasar Terhadap Nilai Produk.

Persepsi pasar terhadap nilai produk merupakan salah satu faktor

ekstern perusahaan yang wajib dipertimbangkan dalam menyusun

strategi harga. Dibandingkan dengan teknik menentukan harga

berdasarkan biaya, menentukan harga berdasarkan persepsi pasar

(56)

45

disebut terakhir membutuhkan keahlian pimpinan perusahaan menilai

produk di dalam pikiran pembeli.

Salah satu cara "rnenghitung" persepsi nilai produk di dalarn

pikiran pembeli itu rnenurut E. Raymond Corey dalam artikelnya

pricing: 171e strategy and process, adalah dengan rnembedakan nilai

produk yang dirasakan pembeli saat ini dengan nilai potensial yang

diberikan pembeli setelah memperoleh himbauan dari produsen. Apabila

nilai potensial lebih tinggi dari nilai produk saat ini ada kemungkinan

pembeli bersedia membeli produk dengan harga lebih tinggi. Perusahaan

menghimbau pembeli agar menerima nilai potensial produk dengan

jalan memasang iklan atau menerjunkan sales executies and sales

promotm:;·.

5. Elastisitas Harga.

Faktor ekstem perusahaan ini perlu dijadikan bahan

pertimbangan menyusun strategi harga produk adalah elastisitas harga.

Elastisitas harga adalah perubahan jumlah permintaan produk oleh pasar

atau segmen pasar tertentu yang disebabkan karena perubahan

perubahan harga. Elastisitas harga menggambarkan kepekaan

permintaan pasar terhadap harga, pe1111intaan produk dapat dikatakan

(57)

6. Penmingan Pasar.

Apabila perusahaan tidak menghadapi persamgan, prosedur

menentukan harga jual produk tidak begitu sulit. Produsen hanya

mempertimbangkan biaya pengadaan produk, elastisitas harga dan

tujuan strategi harga yang ingin dituju. Dalam persaingan pasar

seringkali ada perusahaan yang menduduki posisi market leader tidak

sedikit pula yang menempati posisi the follower. Oleh karena itu

produsen menentukan harga produk menjadi t.idak sederhana lagi. Di

samping biaya pengadaan produk, elastisitas harga dan tujuan strategi

harga, perusahaan hams mempertimbangkan perusahaan saingan,

terutama the market leader kalau ada.

Dalam berbagai macam bidang usaha (misalnya makanan dalam

kemasan, otomotif, jasa perhotelan, komoditas perkebunan dan

pertambangan seringkali terdapat perusahaan tertentu yang bertindak

sebagai price leader. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunya1

pangsa pasar terbesar, manajemen perusahaan yang profesional,

beroperasi secara efisien dan memper1,,>unakan teknologi maju.

7. Pengamh Pemerintah (adanya intervensi harga) dalam Islam

Dalam sektor usaha tertentu pemerintah dibanyak negara

mempunyai pengaruh dalam penentuan harga produk. Dalam keadaan

(58)

47

Peraturan pemerintah pusat dan daereh ikut menjadi bahan

pertimbangan penting. Dalam rangka melindungi hak pembeli dan

penjual. Islam membolehkan intervensi harga yang dilakukan oleh

pemerintah jika kenaikkan harga disebabkan adanya distorsi pasar

terhadap Genuine supply.

Intervensi pasar 1111 boleh dilakukan dengan alasan sebagai

berikut:

a. Price intrvention menyangkut kepentingan masyarakat yaitu

melindungi penjual dalam hal pro.fit margin sekaligus melindungi

pembeli dalam ha! purchasing power.

b. Apabila tidak dilalmkan price intervention maka penjual dapat

menaikkan harga dengan cara ikhtikar atau ghaban faahisy. Dalam

ha! ini penjual menzalimi si pembeli.

c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan

penjual mewakili kelompok masyarakat yang lebih kecil. Sehingga

Gambar

TABEL I. I Operasional Variabel Penelitian HAL AMAN 14
Gambar I.I Kerangka Teori 4erilaku pasca pembelian
tabel maka korelasinya dianggap tidak signifikan atau Ha ditolak dan Ho
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

3) Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja Bagi Hasil

Tujuan penelitian adalah membuktikan dan menjelaskan pengaruh earning per share, debt to equity ratio, suku bunga dan inflasi terhadap price to book value (perusahaan perbankan

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Korelasi antara hepcidin dan sTfR pada penelitian ini dari subjek 28 penderita β -thalassemia trait dapat dilihat pada grafik 4.1 menunjukkankoefisien korelasi positif kuat

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian serta analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa : 1). Bahan pengisi yang digunakan pada resin epoksi harus terlebih dahulu dilakukan

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi zat gizi bagi manula, konsumsi zat gizi rata-rata, status gizi manula melalui BB dan TB,

Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terjadi ketika pengirim bertingkah laku atau memberikan informasi,

Traps used in trapping of Diaphorina citri adults in the citrus orchard such as (A) yellow sticky trap, (B) rebell brown-yellow trap, (C) bamboo pole trap, (D) yellow pan trap..