• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RANI FATIMAH NIM : 1111015000058

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

-LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

DIDIK DI MAN 19 JAKARTA SELATAI\

(STUDI KASUS KE HUTAI\ KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT)

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah <ian Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarj ana Pendidikan

DISUSUN OLEH :

RANI FATIMAH NIM: 1111015000058

Di Bawah Bimbingan

Pembirnbing I

rn!^;h-U

Jakiatin Nisa. M.Pd

NIP. 1 983 1 2 05201102012 NrP. 1 9s4 12 24198t0300 4

PRODI GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGBRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 20ts

(3)

Nomor Induk Mahasiswa 111101500005g, diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telal.r

dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 30 September 2015 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang pendidikan Ilmu Fengetahuan Sosial.

Jakarta, Oktober 2015

Panitia Uj ian lr4unaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Dr. Iwan Purrvanto, I\4.Pd

NiP. l 973042400801 1012

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)

Drs. Syaripulloh, M.Si

NIP. I 9670909200700 1 1 003

Dosen Penguji I

Drs. Syaripulloh, M.Si

NIP. 19670909200700 1 r 003 Dosen Penguji 2

Sodikin, M.Si

NIP.

Tanggal

t'/,r-?.rLr

'y'.-:-lotF

Tanda

/\

--/

-\-...---'

J

<.--4--T/

zo

ts

/to

Mengetahui

Ilmu Tarbiy eguruan

--6-{tx-,-i-,J9.a^

(4)

Nama

NIM

Jurusan Fakultas

SURAT PERNYATAAI\ IGRYA

ILMIAII

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

: Rani Fatimah

:1111015000058

: Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi)

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

1.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi

ini

yang be{udul "Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Geografi

di

NIAN 19 Jakarta Selatan (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat)" merupakan hasil karya asli yang

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata

satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalarn penulisan

ini

telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Univcrsitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

a

t.

(5)

i

(Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat). Skripsi. Jakarta: Prodi Geografi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode karyawisata terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di MAN 19 Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one shot group pretest-posttest. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 MAN 19 Jakarta.

Instrumen yang digunakan adalah hasil belajar berupa soal pretest dan posttest. Soal pretest dan posttest tersebut berjumlah 50 butir berbentuk pilihan ganda. Setelah diuji terdapat 20 soal yang valid dan realibilitas. Teknik analisis data menggunakan metode statistic uji-t (uji beda) untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada taraf signifikansi 5%.

Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode karyawisata terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Hal ini ditunjukan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t hitung >

t tabel yaitu 9,7139 > 2,02 dengan taraf signifikansi 5%. Selain itu dilihat dari hasil

perhitungan nilai rata-rata posttest lebih tinggi (83,23) dibandingkan dengan perhitungan nilai rata-rata pretest (69,7). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Geografi.

(6)

ii ABSTRACT

Rani Fatimah. ID 1111015000058. The Influent of Study Tours Method Effect on

Outdoor Study of Students on Geographic in South Jakarta MAN 19 (Case Study to Forest City Srengseng West Jakarta). Thesis. Jakarta: Prodi Geography, Department of Social Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2015

The purpose of this study was to determine the influence of a outdoor study method of students of class XI IPS 1 in MAN 19 Jakarta. The method used is quasi-experimental design with one-shot group pretest-posttest. In this study, the research subjects were students of class XI IPS 1 MAN 19 Jakarta.

The instrument used is a matter of outdoor study in the form of pretest and posttest. Problem pretest and posttest amounted to 50 multiple choice items. Having tested there are 20 valid questions and reliability. Data were analyzed using t-test statistical method (different test) to test the hypothesis of the research carried out consultations on the distribution table "t" at the 5% significance level.

The findings of this study is the effect of the use of outdoor study to the students in the subject of geography. This is shown on hypothesis testing using t-test obtained by value t count > t table is 9.7139 > 2.02 with a significance level of 5%. Additionally seen from the calculation of the average value higher posttest (83.23) compared with the average value calculation pretest (69.7). From this study it can be concluded that the method of outdoor study on the learning of students of Geography subjects.

(7)

iii

penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan” ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada konsentrasi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Thib Raya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS 3. Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, selaku dosen pembimbing akademik

(8)

iv

5. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan yang telah memberikan dukungan dalam administrasi.

6. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS beserta para staf.

7. Kepala MAN 19 Jakarta H. Ismail Nur, Lc, M.Ag, dewan guru khususnya Ibu Dwiana Puji Rahayu, S.Pd, staf TU dan siswa-siswi MAN 19 Jakarta khususnya kelas XI IPS1 tahun ajaran 2014/2015.

8. Ayah, Ummi, Mama tercinta serta kakak adik yang telah melimpahkan segenap kasih sayang yang tak terhingga serta tak henti-hentinya memberikan doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang.

9. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2011 khususnya prodi Geografi.

10.Kepada teman-teman Manis Manja, Andhita Anggraini, Laura Era Wardani, Desna Kurniati, Ade Ulan Dari dan Herdianti Dwi Oktora. Terima kasih atas hari-hari yang berwarna dan semangat yang diberikan.

11.Kepada teman-teman PPKT di MAN 19 Jakarta. Dini Rachmawati, Rahmatun Nazilah, Ahmad Ferdy, Deden Hidayat dan Ahmad Miftahul Khoir yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

12.Teman seperjuangan skripsi Ria Liniarti dan Khoirul Fahrudin. Terima kasih atas semangat dan motivasi serta bantuan kemudahannya.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.

Jakarta, September 2015

(9)

v

Abstract ……….... ii

Kata Pengantar ………...iii

Daftar Isi ………..v

Daftar Gambar ………i

Daftar Tabel ……… Daftar Lampiran ……… i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah ………... 6

C. Pembatasan Masalah ……….. 6

D. Perumusan Masalah ……… 7

E. Tujuan Penelitian ……… 7

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis ……… 7

2. Manfaat Praktis ………. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskriptik Teoritik 1. Hakikat Metode Karyawisata a. Pengertian Metode Karyawisata ……… 9

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata ……. 14

(10)

vi

a. Pengertian Hasil Belajar ……… 16

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ……… 16

3. Pembelajaran Geografi a. Pengertian Geografi ……….. 19

b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi ………. 20

c. Manfaat Geografi ………. 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ………. 24

C. Kerangka Berpikir………. 25

D. Hipotesis ………... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ………... 29

B. Metode dan Desain Penelitian ……… 30

C. Populasi dan Sampel ……….. 31

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes ……… 32

2. Observasi ……….. 33

3. Wawancara ……… 33

E. Instrumen Penelitian ………... 33

F. Kontrol terhadap Validitas Internal 1. Uji Validitas ………. 34

2. Uji Realibilitas ………. 35

3. Uji Daya Pembeda ……… 36

4. Uji Taraf Kesukaran ………. 37

G. Teknik Analisis Data ……….. 38

1. Uji Pra Syarat Analisis Data a. Uji Normalitas ………..……….. 39

b. Uji Homogenitas ………...………….. 40

(11)

vii

A. Latar Belakang MAN 19 Jakarta

1. Sejarah MAN 19 Jakarta ……….. 43

2. Visi, Misi dan Motto MAN 19 Jakarta ……… 44

3. Identitas dan Geografis ………..……….. 44

4. Guru dan Tenaga Pendidik ……….. 45

5. Siswa ……… 45

6. Sarana dan Prasarana ……… 47

B. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest 1. Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Hasil Siswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta ………… 47

C. Analisis Data dan Pembahasan ……….. 51

1. Uji Pra Syarat Analisis Data a. Uji Normalitas Data ……… 51

b. Uji Homogenitas Data ……… 52

2. Uji Hipotesis Data ……… 53

D. Pembahasan Hasil Observasi 1. Aspek Pra Pembelajaran ……….…….…. 54

2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran ……… 55

3. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Penjelasan Materi Pelajaran ……….……….. 56

b. Pendekatan dan Strategi Belajar ………. 59

c. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar.. 60

d. Penilaian Proses ……….. 60

e. Penggunaan Bahasa ……… 61

4. Aspek Penutup ………. 61

(12)

viii

F. Hasil Pembahasan Penelitian ………. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 66

B. Saran ……….. 66

DAFTAR PUSTAKA ……… 68

(13)
[image:13.612.120.525.173.617.2]

ix

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………..……….. 27

Gambar 3.1 Peta Lokasi MAN 19 Jakarta ……… 29

Gambar 3.2 Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng ……….. 30

(14)

x

[image:14.612.116.526.145.616.2]

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta………... 44

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Pretest…..………. 47

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Posttest………….………. 48

Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-Gain Pretest-Posttest……… 48

Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Normalitas .………...………. 50

(15)

xi

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 70

Lampiran 2 Materi Ajar ……… 83

Lampiran 3 Kisi-kisi Uji Soal Validitas ………... 94

Lampiran 4 Soal Uji Validitas ……….. 95

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ………104

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Pretes-Posttes………...…….106

Lampiran 7 Soal Pretest-Posttest………..107

Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Pretest-Posttest………109

Lampiran 9 Lembar Observasi Belajar Siswa ………..116

Lampiran 10 Lembar Observasi Mengajar ……….128

Lampiran 11 Soal dan Hasil Wawancara ………...140

Lampiran 12 Uji Normalitas N-Gain………..144

Lampiran 13 Uji Normalitas Liliefors Pretest-Posttest………..145

Lampiran 14 Uji Homogenitas ……….………..147

Lampiran 15 Uji Hipotesis ……….………148

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan di segala bidang. Salah satu cara pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui pendidikan. Karena pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukansecara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar.

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia agar lebih berkualitas. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mencetak generasi yang hebat, cerdas, mandiri, dapat menghadapi tantangan global serta berwawasan luas, sehingga membentuk manusia yang seutuhnya dan bermanfaat.

Berkaitan dengan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah sistem pengajaran antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut melingkupi kurikulum, siswa, sarana dan prasarana, serta pendidik dalam hal ini adalah seorang guru.

Seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang menerangkan tentang pendidikan dan derajat orang berilmu, ayatnyasebagai berikut :

تاج د ملعلا اوتوأ ني لاو مكنم اونمآ ني لا هللا عف ي

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS Al-Mujadalah:11)

(17)

agarsiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlihatkan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1

Menurut Oemar Hamalik,pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkandari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung berbarengan.2

Menurut Redjo Mudyahardjo. “Definisi pendidikan yang luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan secara individu.”3

Sedangkan, pendidikan dalam definisi alternatif adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan secara tepat.4

Pendidikan adalahmenciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi manusia untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Ki Hajar Dewantara mengatakan. “Pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka sebagai manusia sekaligus

1

H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.93

2

Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Akasara, 2009, hal.1

3

Redjo Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002, h.3

4

(18)

3

sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”5

Pendidikan merupakan aspek yang dapat menunjang kemajuan masa depan bangsa, dimana jika pendidikan dalam masyarakat berkembang dengan baik maka masyarakat tersebut akan semakin berkualitas. Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan merupakan komponen penting guna mempersiapkan generasi anak bangsa untuk mampu berkompetensi secara global di dalam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan dunia yang semakin maju mengakibatkan peningkatan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera. Hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras untuk mencapai cita-cita. Oleh karena itu pendidikan yang akan membawa manusia menuju keberhasilan yang diinginkan.

Pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi setiap siswa secara maksimal melalui berbagai macam pelajaran, salah satu diantaranya adalah melalui mata pelajaran Geografi. Pelajaran Geografi merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada beberapa jenjeng pendidikan di Indonesia seperti dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dimasukan ke dalam mata pelajaran IPS terpadu sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dipisah menjadi pelajaran Geografi sendiri.

Geografi merupakan induk segala ilmu karena menjadi gabungan dari ilmu sosial dan ilmu alam. Geografi suatu cabang ilmu yang mempelajari fenomena alam yang terjadi di bumi mulai dari litosfer, pedosfer, biosfer hingga atmosfer. Geografi juga mempelajari hubungan alam dengan manusia sebagai komponen utama dalam unsur biotik.Sehingga mata pelajaran Geografi merupakan mata pelajaran yang memiliki cakupan materi yang luas. Dan berupaya membangkitkan minat siswa agar mau meningkatkan kecerdasan, pemahaman, dan pengetahuan tentang pola perilaku dan aktivitas manusia terutama dalam lingkungan hidup yang dapat menentukan keberlangsungan masa depan.

5

(19)

Dalam proses pembelajaran, metode mengajar masih dinilai membosankan pada mata pelajaran Geografi dikarenakan materi yang belum nyata dan tidak konkrit. Berdasarkan hasil tanya jawab informal yang dilakukan peneliti dengan beberapa siswa SMA kelas XI pada tanggal 23 Februari 2015 tentang pemahaman beberapa materi yang berkenaan dengan materi Geografi seperti bentuk batuan, letusan gunung, jenis awan, bentuk gunung, dan jenis hutan yang masih mengandalkan sistem hapalan tanpa memahami mengenai perbedaan dari materi tersebut. Seperti bentuk awan, siswa hanya menghapal nama-nama awan tapi jika dikaitkan dengan fenomena alam langsung, mereka tidak dapat membedakan. Garis besar dari tanya jawab tersebut hasilnya bahwa siswa menghapal materi, konsep dan gejala alam pelajaran Geografi tanpa memahami dan memasuki logika dari pelajaran tersebut akibat materi yang dianggap belum nyata dan dituntut penglihatan dalam bentuk konkret. Siswa juga masih minim pengetahuan tentang gejala-gejala alam dan isu-isu mengenai fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi. Materi mengenai prinsip dan konsep Geografi pada juga harus siswa dipahami siswa lebih mendalam dam diberikan contoh yang berkaitan dengan kenyataan yang ada akhir-akhir ini. Pemberian contoh yang seperti itu dapat membuat siswamemperluas pengetahuan dan lebih peduli dengan isu-isu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Pemberian pemahaman yang lebih banyak mengacu pada buku dan lembar kerja siswa yang disediakan sekolah membuat siswa lebih mengandalkan kekuatan hapalan dibanding pemahaman.

Penggunaan metode ceramah dan lebih berorientasi kepada buku bacaan, mengandalkan kekuatan hapalan dan pengetahuan yang belum nyata yang pada akhirnya membuat siswa merasa tidak minat atas pelajaran Geografi. Penggunaan atau pemanfaatan metode, media dan strategi yang kurang baik juga dapat membuat siswa mudah bosan dalam belajar. Masalah-masalah di dalam kelas tersebutlah yang menjadi faktor belum seluruh siswa mencapai KKM yang ditetapkan.

(20)

5

guru. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa di harapkan mampu menguasi konsep materi yang di ajarkan oleh guru. Namun kegiatan belajar yang hanya cenderung formal dan biasanya membuat siswa hanya memperhatikan pada awal mula guru menyampaikan materi, setelah beberapa menit siswa sudah mulai bosan bahkan tidak memperhatiakan apa yang sedang guru sampaikan di kelas sehingga siswa tidak dapat menguasi penuh materi yang di ajarkan oleh guru. Maka dari itu di samping guru mengajar di kelas, guru juga harus memperhatikan bagaimana cara agar dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang akan di ajarkan. Guru jangan hanya sekedar mengajar hanya sebagai menjalankan tugas dan tanggung jawab seorang guru, namun guru harus mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang di ajarkan.

Dalam belajar mengajar sifatnya klasikal (bersama-sama dalam suatu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata memberikan informasi seraya tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri. Oleh karena itu, proses belajar harus dapat dikembangkan dengan cara belajar yang tepat agar siswa mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan kualitas proses pendidikan adalah melalui metode karyawisata.

(21)

Yang dimaksud dengan karyawisata yaitu metode yang mengutamakan pembelajaran yang di lakukan di luar kelas atau daerah pariwisata. Sehingga kegiatan belajar di luar kelas membuat siswa tidak merasa bosan ketika belajar, karena kegiatan belajar di luar kelas mengajak siswa untuk melihat secara langsung mengenai materi yang di ajarkan dan juga memiliki suasana yang berbeda siswa akan merasa lebih bebas dalam mengekspresikan pengetahuan yang di lihat ketika berada di luar kelas, bukan seperti kegiatan belajar di dalam kelas yang mana siswa hanya duduk di bangku sambil mendengarkan guru menyampaikan materi dengan berceramah dan bercerita.

Karyawisata ini merupakan pembelajaran yang di lakukan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan di luar kelas. Karyawisata juga merupakan metode yang menekankan pada pemahaman dan pengembangan pada sejumlah pengetahuan tertentu pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan pengetahuan yang baru yang bermanfaat, baik berupa fakta maupun nilai apresiasi. Sehingga anak dapat mudah menguasi materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Hasil BelajarSiswa pada Pembelajaran Geografi di MAN 19 Jakarta Selatan. (Studi Kasus ke Hutan Kota Srengseng Jakarta Barat).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul pada penelitian, yaitu sebagai berikut:

(22)

7

4. Pengetahuan siswatentang fenomena alam yang masih minim. 5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut maka peneliti memfokuskan pada pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penerapan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode karyawisata.

2. Penelitian hanya mengukur hasil belajar berupa tes tulis setelah dilakukan

treatment.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Apakah terdapat pengaruh Metode Karyawisata keHutan Kota Srengseng Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI MAN 19 Jakarta, Semester II Tahun Ajaran 2014/2015?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode karyawisata.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan dan menumbuhkan atau meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran Geografi sehingga dengan menggunakan metode karyawisata dapat mengubah pandangan siswa bahwa pelajaran Geografi adalah pelajaran yang menyenangkan.

(23)

Manfaat praktis penelitian ini antara lain : a) Bagi Siswa :

Memberi pengalaman, pengetahuan lebih dan pembelajaran langsung pada siswa dalam pelajaran Geografi, sehingga merangsang mereka untuk aktif, kreatif dan inovatif serta meningkatkan minat, motivasi terhadap pelajaran Geografi dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas belajar.

b) Bagi Guru :

Memantapkan pemahaman dan pengetahuan guru Geografi sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di SMA/MA. Guru-guru mendapat pengalaman langsung merancang dan melaksanakan program pembelajaran Geografi dengan karyawisata. c) Bagi Sekolah :

Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa yang meningkat.

d) Bagi Peneliti :

(24)

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskriptik Teoritik

1. Hakikat Metode Karyawisata a. Pengertian Metode Karyawisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode ialah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.1

Menurut Pupuh Faturrahman, “Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.”2

Metode sangat memegang peranan penting dalam pengajaran. Apapun pendekatan atau model yang digunakan dalam mengajar, maka harus difasilitasi oleh metode mengajar.

Menurut Trianto, metode merupakan cara mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.3

Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”4

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti mengatakan, Pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi) yang dengan sistematik dan terarah

1

KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.740

2

Pupuh Faturrahman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Rieka Aditama, 2007) h.55

3

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 132

4

(25)

pada terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud menunjukan pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses tersebut adalah kegiatan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi edukatif.5

Dari pengertian diatas, maka “metode pembelajaran adalah cara strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values.”6

Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah para siswa mencapai kompetensi yang telah disepakati. Hal ini berlaku untuk guru sebagai pemilih metode belajar maupun siswa sebagai pemilih strategi belajar. Langkah metode pembelajaran yang dipilih memainkan peranan utama, yang berakhir pada semakin meningkatnya prestasi belajar siswa. Metode bukan suatu tujuan melainkan suatu cara dalam setiap kegiatan belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Maka sebab itu, pemilihan metode dianggap penting dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai kompetensi yang diharapkan.

Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan yang matang, perbedaan individu siswa, serta faktor eksternal saat kegiatan tersebut berlangsung. Siswa diharapkan memberi timbal balik dalam proses belajar, mengembangkan stimulasi dan inisiatif siswa, serta menumbuhkan pikiran untuk memecahkan masalah. Satu hal yang tidak dapat disangkal lagi adalah kebutuhan atas metode itu mutlak dalam pendidikan dan kegiatan belajar mengajar karena merupakan sarana untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik.

Untuk memahami peranan metode dalam proses belajar yang baik bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman. Kerucut pengalaman Edgar

5

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikann Pengantar Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press), h.117

6

(26)

11

Dale pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu, media atau metode yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.

Gambar 2.1

Dalam memberikan pelajaran dan perubahan-perubahan yang diinginkan guru juga harus memperhatikan lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat siswa dan kemampuan individu setiap siswa. Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan metode karyawisata yang turut mengaktifkan indra penglihatan, pendengaran dan analisis siswa dalam kegiatan belajar.

Menurut Faturrohman dan M. Sobri, metode karyawisata adalah metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi utnuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung kenyataan. Karena itu, dikatakan karyawisata, adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek bersejarah untuk mempelajari atau meneliti sesuatu, seperti meninjau peninggalan-peninggalan sejarah di Mesir atau Indonesia sendiri. Metode ini dilakukan dalam waktu singkat da nada pula dalam waktu panjang.7 Menurut Winarto Surakhmad, dalam rangka belajar, siswa terbatas hanya belajar di kelas atau dirumah saja, tetapi sewaktu-waktu perlu pergi ke tempat lain untuk mempelajari sesuatu hal tertentu. Dengan

7

(27)

karyawisata sebagai metode mengajar yang dimaksud siswa dibawah bimbingan guru pergi meninggalkan sekolah menuju se suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal tertentu. Misalnya guru bersama siswa pergi ke museum, ke taman hewan, ke pabrik kertas dan sebagai dalam rangka pembelajaran. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia yang pergi ke suatu tempat hanya mencari kesenangan atau sebagai hiburan.8

Menurut Muhammad Anas, “metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek yang akan dipelajari dengan objek itu terdapat di luar kelas. Kata karyawisata berasal dari karya yang artinya kerja dan wisata yang berarti pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja.”9

Menurut Suyanto dan Asep Jihad, metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa ke objek tertentu untuk mempelajari sesuatu. Ini berbeda dengan darmawisata yang tujuannya adalah rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa dalam memahami kehiudpan riil berserta segala masalahnya.

Karyawisata tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal. Misalnya, melakukan karyawisata ke pasar yang ada di sekitar sekolah, siswa bisa melakukan pengamatan kegiatan jual beli dalam pelajara ekonomi. Para siswa bisa mewawancarai penjual dan pembeli, mereka bisa memperoleh pengalaman yang berkaitan dengan pelajaran ekonomi secara langsung di pasar.

Untuk pelajaran sejarah, siswa bisa diajak ke museum untuk melihat benda-benda bersejarah yang dipelajari dalam pelajaran sejarah. Masih banyak pelajaran lain yang bisa diajarkan dengan menggunakan metode karyawisata, seperti pelajaran Agama, IPS dan Geografi. .10 Menurut Miriam Kronish yang dikutip dalam buku Kathleen Caroll, “the field trip can serve as a culminating experience at the end of a course of study, as a catalyst to provoke interest in a new topic, or in the middle of the term for children to test out their ideas and concepts with expert advice from the people they meet at the site.”11

8

Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jenmars, 1980) h.93

9

Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Muhammad Anas, 2014) h.43

10

Suyanto dan Asep Jihat, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013) h.132

11

(28)

13

Hubungan dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata adalah para siswa akan mempelajari suatu objek di luar kelas. Dengan demikian, apa yang disebut dengan karyawisata sebenarnya ialah mempelajari sesuatu.12

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata adalah metode yang mengajak siswa untuk pergi ke suatu tempat yang dianggap penting guna mempelajari dan meneliti sesuatu yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah. Metode yang tepat dan bervariatif dalam mengajarkan Geografi salah satunya dengan mengajak anak mengunjungi pegunungan, perkebunan, danau, sungai atau museum, yang akan menjelaskan kepada siswa betapa besarnya ciptaan Tuhan dan harus kita syukuri karena memberikan pengetahuan dan manfaat kepada semua makhluk oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan.

Metode karyawisata akan membuat para siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran, khususnya Geografi. Dari beberapa pengertian diatas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Metode menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. Dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan itu.

Dalam memberikan pelajaran Geografi dan perubahan-perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor eksternal, lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat siswa dan kemampuannya. Maka salah satu cara untuk

12

(29)

mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar salah satunya dengan metode karyawisata.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwa Zain, metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu :

Kelebihan metode karyawisata :

1) Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

2) Membuat apa yang dipelajari disekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat.

3) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa. 4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karyawisata :

1) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah

2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang. 3) Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar

tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.

4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas dari pada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan. 5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan

mengerahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan. 13

c. Penerapan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran

Menurut Engkoswara, karyawisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang baik, diantaranya adalah persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

1. Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-sama dengan anak-anak sekalipun guru mata pelajaran. Hal-hal yang perlu dipersiapkan diantaranya :

a. Tujuan dana sasaran yang akan dituju

b. Aspek permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan yang berkenaan dengan materi

13

(30)

15

pelajaran IPS dan aspek-aspeknya atau masalah yang akan dicapai.

c. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata.

d. Terbentuknya kelompok-kelopok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya membagi tugas sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya, ada yang harus mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya, mencatat dan lain-lain.

e. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungim ketua rombongan atau pemimpin kelompok.

f. Waktu karyawisata supaya ditetapkan. 2. Pelaksanaan Karyawisata

Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat tang kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum. 3. Tindak Lanjut

(31)

lanjut diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karyawisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat? Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinan untuk memperbaikinya.14

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Nana Sudjana mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”15

Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pemahaman siswa mengenai pelajaran yang telah diberikan, atau dapat berupa analisis terhadap suatu hal, dan dapat pula dalam bentuk pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu hal tertentu.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ngalim Purwanto. Menurutnya, “hasil belajar adalah hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu.”16

Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa hasil tes, ulangan harian, atau evaluasi akhir. Sedangkan, Dimyati dna Mudjiono mengatakan, “hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.”17

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada dasarnya hasil belajar siswa yang baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan intelektual saja, akan tetapi masih ada hal lain yang juga menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

14

Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara,1988), cet. 2, hal.56-57

15

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009) cet. 14, h.22

16

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2004) cet. Ke-12, h.33

17

(32)

17

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), antara lain : a) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menanadai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar, dan indera penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan oleh guru.

Jadi kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang segar akan berbeda dengan seseorang yang belajar dalam keadaan sakit.

b) Aspek Psikologis 2. Intelegensi Siswa

Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan, “bahwa intelegensi pada umunya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.”18 Menurut Howard Gardner yang disitir oleh Johnson dan dikutip oleh Idri Shaffat, “intelegensi bukanlah sesuatu yang hanya dapat diukur dengan tes, bukan pula sesuatu yang semata-mata bersifat genetid secara lahiriah.”19

3. Sikap Siswa (attitude)

Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut, sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang

18

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h.133

19

(33)

disajikan, apalagi jika diiringi kebencian menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.20

4. Bakat Siswa (aptitude)

Chaplin dan Reber seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa secara umum, “bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.”21 Selain kecerdasan, bakat juga besar pengaruhnya terhadap proses hasil belajar siswa. Seseorang yang memiliki bakat terhadap suatu objek akan mudah baginya untuk menguasai objek tersebut.

5. Minat Siswa (interest)

Menurut Muhibbin Syah, “secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.”22 Jika seseorang memperlajari suatu objek dengan minat yang besar, maka dia akan menyenangi objek tersebut dan terlibat aktif dalam proses belajar serta mempengaruhi hasil belajarnya. Sebaliknya jika seseorang mempelajari suatu objek dengan tidak berminat maka dia tidak akan menyenangi objek tersebut serta tidak aktif dalam proses belajar akibatnya hasil yang diperoleh kurang baik. 6. Motivasi Siswa

Menurut Reber dalam buku Muhibbin Syah, “pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.”23 Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi ia senang bekerja keras dan memiliki tujuan yang ingin ia capai, sehingga mempengaruhi hasil belajar yang baik.

7. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Terdiri dari dua macam, yakni :

20

Op.cit., h.134-135

21

Ibid., h.135

22

Ibid., h.136

23

(34)

19

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya), dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut.

b) Lingkungan non-sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, letak rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa juga dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.24

c) Faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagimana yang telah dipaparkan di atas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa.25 Pendekatan belajar ini merupakan cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efesiensi proses belajar materi tertentu. Semakin komprehensif atau mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.

3. Pembelajaran Geografi a. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphien yang berarti graphien yang berarti lukisan atau tulisan.26 Jadi geografi secara bahasa berarti tulisan atau lukisan tentang bumi.

24

Ibid,, h.138-139

25

Ibid., h.140

26

(35)

Menurut Dadang Supardan, “pengertian bumi daalam geografi, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga meliputi segala gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun gejala dan proses kehidupannya. Oleh karena itu, dalam hal gejala dan proses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi tersebut.”27

Menurut Frank Debenham dalam buku Iwan Hermawan mengatakan, “Geografi merupakan kumpulan sejumlah pemahaman akan tata ruang yang berkaitan hubungannya dengan kehidupan manusia dalam keseimbangan kontak dan reaksi manusia serta reaksinya pada sistem ekologi yang selalu merupakan rantai perubahan”28

Menurut Iwan Hermawannya sendiri, “geografi adalah ilmu yang mendeskripsikan lingkungan tempat hidup manusia dan reaksi timbal balik antara manusia dan lingkungannya atau berkenaan dengan ruang dan hubungan antar ruang.”29

Richard Harthston mengemukakan, “geography is that discipline that seeks to described and interpret the variable character from place to place of the earth as the world of man.”30 Pada batas ini Hartshon menekankan kepada variabel dari suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat kehidupan manusia.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi beserta lingkungan hidup antara makhluk hidup yang selalu menjadi rantai perubahan, terjadi dari suatu tempat ke tempat lain sebagai dunia tempat kehidupan makhluk hidup yang bersifat dinamis.

b. Ruang Lingkup dan Peranan Geografi

Menurut Nursid Sumaatmadja ruang lingkup geografi pelajaran geografi meliputi :

27

Ibid.,

28

Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing,2009) h.52

29

Ibid., h.58

30

(36)

21

1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia

2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupan

3. Interaksi keruangan umat manusia dengan lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi

4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan dan udara di atasnya31

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan keempat ruang lingkup inilah yang membentuk ciri khas terhadap karakterisitik pengajaran geografi. Pengajaran geografi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai kedewasaan mental di dalam berpikir, merasakan, bekerja, bersikap serta memberikan pengalaman berlajar secara langsung untuk memahami materi. Sehingga banyak manfaat yang diperoleh, misalnya siswa mampu hidup dengan kondisi lingkungan dan masalah yang dihadapi dalam kehidupan ini.

Pengajaran geografi yang juga dapat mengembangkan kemampuan inteletualitas tiap orang atau siswa yang mempelajarinya. Geografi dapat meningkatkan rasa ingin tahu, daya untuk melakukan observasi terhadap alam, melatih ingatan terhadap kehidupan dan lingkungan.

Menurut Widoyo Alfandi, ruang lingkup kajian studi geografi adalah menjawab pertanyaan :

1. Apa (what) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses jejak kenampakan atau kejadian di permukaan bumi.

2. Dimana (where) dalam arti situs, letak, atau penyebaran di permukaan bumi.

3. Berapa panjangg (how long) sebuah sungai, jalan, berupa lebar, berapa luas suatu areal atau wilayah, berapa jauh jarak antara lokasi, berapa dalam suatu perauran (danau, sungai, laut), berapa tinggi suatu elevasi, berapa miring suatu lereng, berapa lama suatu proses berlangsung, berapa banyak suatu jumlah.

4. Mengapa (why) dalam arti kronologi atau keruangan dan penjelasan atau deskripsi.

31

(37)

5. Bagaimana (how) dalam arti penjelasan suatu struktur pola, fungsi dan proses gejala atau kejadian atau solusi terhadap suatu masalah yang berwujud rumusan saran kebijakan.

6. Kapan (when) dalam arti waktu lampau (informasi), sekarang dan yang akan datang (peramalan/perencanaan)

7. Siapa (who) dalam arti sebagai objek penelitian atau pelaku (subjek) suatu kejadian dan sekaligus sebagai subjek yang bertanggung jawab dalam bentuk kelompok manusia, khususnya geografi politik kecuali behavior geography.32

Peranan geografi yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO maupun Lounsbury dalam buku Dadang Supardan sebagai berikut :

1. Geografi sebagai suatu sintesis

Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi pertanyaan-pertanyaan tentang what, when, why dan how.

2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan Dalam hal ini geografi berperan sebagai pisau analisi konsep fenomena-fenomena baik alamiah ataupun insaniah. Selain itu, geografi berperan sebagai suatu kajian yang menelaah tentang relasi, interaksi, bahkan interpedensi satu aspek tertentu dengan yang lainnya.

3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan

Pada aspek pemanfaatna atau pendayagunaan ruang geografi yang harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa ini, menuntut peningkatan sarana yang menunjang, baik menyangkut kualitas maupun kuantitas.

4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian

Hal ini dimaksudkan agar dua hal dapat tercapai, yaitu sebagai berikut :

32

(38)

23

a) Meningkaykan pelaksanaan penelitian ilniah demi disiplin geografi itu sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin pesat.

b) Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam meningkatkan kesejahteraan manusia.33

Menurut Widoyo Alfandi yang dimaksud dengan prinsip geografi adalah pokok-pokok pikiran yang mendasari pola kajian studi geografi. Adapun pokok-pokok pikiran tersebut meliputi :

a. Deskripsi dan klasifikasi b. Lokasi dan penyebaran c. Interelasi dan sitem jaringan d. Korologi atau keruangan e. Ukuran dan skala

f. Struktur pola dan fungsi proses34

c. Manfaat Geografi

Sebagai sebuah disiplin ilmu, tentunya geografi memiliki manfaat dan fungsi tersendiri baik dalam bidang akademis maupun kehidupan geografi adalah disiplin akademis yang luas dan dinamis, memiliki akar-akar dalam ilmu alam, sosial bahkan humaniora. Dalam cakupan yang begitu luas dan bersinggungan dengan bahan pengajaran maka geogarfi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan, tata ruang, dan tempat dengan berbagai strategi dan teknik.

Nilai terapan dari geografi sangat dihargai selama perang dunia II karena kemampuan para ahli geografi untuk menyediakan informasi mengenai negara-negara lain, keahlian kartografi serta fotogrametrik mereka banyak dipakai dalam dunia intelejen.

Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat local, regional, nasional, maupun global, telah menjadi perhatian para ahli geografi. Banyak karya mereka menerapkan kedua sisi, yakni

33

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial:Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, h.229-230

34

(39)

proses yang terjadi dalam lingkungan fisik dan dampak aktivitas manusia terhadap proses tersebut serta hasilnya.35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :

1. Nur Alfiah Laila Sari, Program Studi Sosiologi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8 Tangerang Selatan” menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar sosiologi pada siswa. Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t table yaitu 2,07> 1,684,

maka dari itu Ha diterima.36

2. Nurajmi Laila, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Metode Karyawisata terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Cinere” menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode karyawista berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar penulisan karangan deskriptif pada siswa. Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t tableyaitu 6,72> 2,00

maka dari itu Ha diterima.37

3. Lia Lusiana, Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat” menunjukan bahwa pembelajaran dengan metode outdoor study

35

Op.Cit., h.263

36

Nur Alfi Laila Sari, Pengaruh Metode Karyawisata dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.69

37

(40)

25

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa. Pengaruh tersebut ditunjukan dengan hasil post-test t hitung> t table yaitu

1,95> 1,67 maka dari itu Ha diterima.38

4. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ditha Anggunia Prinandita Sari dengan judul Kemampuan Menulis Deskripsi dengan Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Activity) pada peserta didik kelas X 8 SMAN 1 Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah menyimpulkan bahwa penggunaan menulis deskripsi dapat mengaktifkan kemampuan menulis deskripsi dan minat menulis deskripsi pada siswa.39

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Artinya bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat menentukan keberhasilan pencapaian yang menjadi tujuan pendidikan. Oleh sebab itu pemahaman yang benar mengenai arti pembelajaran, penguasaan materi ajar dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah mutlak.

Pendidik harus mampu menguasai, kaya dan dapat menentukan metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa maka proses belajar mengajar di kelas akan berlangsung dengan baik. Hal tersebut juga akan berdampak baik pada hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian peranan seorang pendidik dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh kreativitas pendidik dalam mengemas suatu mata pelajaran.

Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang menarik untuk dikaji karena dalam setiap materi sangat berhubungan dengan proses kehidupan sehari-hari dan fenomena-fenomena alam. Pada mata pelajaran geografi di SMA/MA terdapat

38

Lia Lusiana, Pengaruh Metode Mengajar di Luar Kelas (Outdoor Study) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X di SMA PGRI 56 Ciputat, FITK, UIN Jakarta, BAB V h.59

39

(41)

materi-materi pembentukan bumi dan tata surya, sumber daya alam, pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup, kartografi, hidrosfer, atmosfer, pedosfer dan antroposfer.

Objek kajian geografi adalah alam, lingkungan, bumi dan pola manusia dengan alam. Oleh karena itu apabila pembelajaran hanya dilakukan dalam kelas saja, pembelajaran tidak akan memberikan pengalaman atau kurang bermakna. Untuk menarik siswa dalam pelajaran geografi maka seorang guru hasrus pintar memilih metode yang dapat memotivasi siswa. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran geografi sesuai dengan fungsinya, maka harus menggunakan metode-metode pembelajaran yang menunjang belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

(42)
[image:42.595.117.551.122.675.2]

27

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Adanya Masalah

1. Materi pembelajaran geografi yang dinilai masih menerawang

2. Penggunaan metode ceramah yang membosankan dan pasif

3. Menekankan kekuatan hafalan dibanding pemahaman

4. Pengetahuan siswa tentang fenomena alam masih minim

5. Hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah KKM

Pembatasan masalah

Perumusan masalah

Penelitian

1. Pra Treatment 2. Treatment

3. Pengolahan Data

a. Analisis Butir Soal dalam bentuk pre test post test yang diujikan kepada responden yaitu siswa kelas XII.

b. Uji validitas, dan

reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya

pembeda.

Hasil belajar Geografi meningkat

a. Pre Test

b. Penerapan metode

pembelajaran Karyawisata c. Post Test

(43)

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslaah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusahn masalah penelitian, belum jawaban yang empikrik dengan data.40

Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir yang telah disampaikan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode karyawisata.

40

(44)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

[image:44.595.116.513.229.587.2]

Waktu penelitian pada tanggal 29 April 2015 sampai dengan 20 Mei 2015. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di MAN 19 Jakarta yang beralamat di jalan H.Jaelani III Rt.005/01 Kelurahan Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan. Berikut adalah peta letak MAN 19 Jakarta yang diambil dari situs Google Maps:

Gambar 3.1

Peta Lokasi MAN 19 Jakarta

(45)
[image:45.595.113.510.135.522.2]

Gambar 3.2

Peta Lokasi Hutan Kota Srengseng

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental Design. Seperti yang dikutip dalam Suharsimi Arikunto, “Metode penelitian Pre Experimental Design

sering dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah kuasi eksperimen.”1

Desain penelitian yang akan digunakan yaitu One-Group Pretest and Posttest Design, di dalam desain ini pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengumpulan data sebelum diadakan eksperimen disebut pretest dan pengumpulan data setelah diadakan eksperimen disebut posttest, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan setelah diberikan perlakuan.2

Pada awalnya peneliti memberikan pretest kepada sampel yang dijadikan objek penelitian. Kemudian menguji coba metode karyawisata dalam pembelajaran Geografi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 123

2

(46)

31

pemberian treatment sebanyak dua kali selesai dilakukan maka peneliti memberikan posttest. Dari pretest dan posttest maka akan dilakukan beberapa analisis data. Jika dalam analisi data tersebut menunjukan perbedaan maka

treatment yang dilakukan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. “Between O1 and O2 many other change-producing events may have occurred in

addition to the experiment’s X.”3

Pemilihan One-Group Pretest and Posttest Design ini berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukan seluruh kelas populasi mempunyai komposisi sisiwa yang hampir sama dan tidak ada pembeda atau pelabelan kelas berdasarkan apapun baik lebih unggul atau tidak dan lebih akademis atau tidak. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Donald T. Campbell dan Julian C. Stanley bahwa “The first of these One-Group Pretest and Posttest Design uncontrolled rival hypotheses is history”4

Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test

Kelas Eksperimen O1 X O2

Keterangan :

O1 : Nilai pretest (sebelum diberi treatment)

O2 : Nilai posttest (sesudah diberi treatment)

X : Treatment

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisir yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS1 dan XI IPS 2

3

Donald T.Campbell and Julian C.Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Design for Research, (Chicago:Handbook of Research on Teaching), h.7

4

Ibid.

5

(47)

MAN 19 Jakarta semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Karena berjumlah 34 siswa pada masing-masing kelas, maka populasinya adalag 68 siswa.

2. Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”6

Sampel penelitian yang digunakan diambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 1 berjumlah 34. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.7

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto, “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan.”8

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data berupa hasil tes yang diperoleh dari kelas eksperimen. Tata cara pengambilan hasil tes sebagai berikut :

a) Memberikan tes kemampuan awal (pretest) di kelas yang sudah dipilih sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dikarenakan penelitian ini hanya diadakan dalam satu kelas.

b) Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan objek penelitian yaitu kelas eksperimen sebanyak dua kali.

c) Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) dikelas yang telah diberi perlakuan.

6

Ibid., h.118

7

Ibid., h.120

8

(48)

33

d) Menilai hasil tes yang diperoleh dari kelas yang telah diberi perlakuan, selanjutnya data yang diperoleh di analisis dan dipersiapkan untuk bahan penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan Observasi Berperan Serta, penelitin terlibat dalam kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan berperan serta dalam memperoleh data.

3. Wawancara

Wawamcara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden dengan tujuan mendapatkan pendapat dari respon. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.

E. Instrumen Penelitian 1. Test

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Tes yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) yang memiliki 4 pilihan jawaban (a, b, c dan d). Skor yang digunakan untuk setiap soal bernilai satu (1) untuk jawaban benar, dan nol (0) untuk jawaban salah. Instrumen penelitian ini akan diujikan pada uji validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

2. Non-Tes

a. Lembar Observasi

(49)

ini menggunakan metode karyawisata. Dengan terlibatnya pengamat lain, maka data yang diperoleh dapat dijadikan salah satu bahan rujukan terhadap metode karyawisata.

b. Wawancara

Instrument penelitian Non-Tes berupa wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan pendapat sisiwa yang menjadi sumber data terhadap metode yang telah diberlakukan dalam hal ini metode karyawisata. Wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui harapan sisiwa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui harapan sisiwa dalam proses pembelajaran berikutnya. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.

F. Kontrol terhadap Validitas Internal

Sebelum tes tersebut sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang telah ditetapkan. Uji coba ini dimaksud untuk mengetahui

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………..……………………………………….. 27 Gambar 3.1 Peta Lokasi MAN 19 Jakarta ……………………………………… 29
Tabel 4.1 Jumlah Siswa di MAN 19 Jakarta………………………………..... 44 Tabel 4.2  Tabel Distribusi Frekuensi Pretest …..……………………………
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Peta Lokasi MAN 19 Jakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait