• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Strategi Guide Note Taking Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sistem Koloid : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI MAN 9 Pondok Bambu Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Strategi Guide Note Taking Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sistem Koloid : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI MAN 9 Pondok Bambu Jakarta Timur"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN SISTEM KOLOID

(Penelitian T111dakan Kelas pada Kelas XI MAN 9 Pondok Bambu Jakarta Timur)

• • iiiii

1

1\

111

Oi!crlu._ ..

dai·i . MMMセ@ -.. セLNセセL@

J gl. : ... !-..!i?..,,-;.,Q"'t セ@

. . . GBゥBエBBGBGBBBGBGGGBGセGGNG@ ... _ i

Oleh Nn. !mink :

.O.Lg ..

LNLNLqセ[ゥZZセZZZZZZZ@

Z_Njセ@

I NA RAHM ANIT A l'1asifiL1"i · .. · ... .

103016227129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBilVfBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Penggunaan Strategi

Guided Note Taking

Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sistem Koloid, yang disusun oleh: Ina Ralnnanita, NIM: 103016227129, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilnm Pengetahuan Alam, telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhal;: untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, Oktober 2008

Yang Mengesahkan,

Pembimbing (I)

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 150231502

Pembirnbing (II)

(3)

Koloid" diajukan kepada Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Kegwuan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dinyatakan lulus dalarn Ujian MW1aqasah pada tanggal 7 Januari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena1 itu, penulis berhak rnernperoleh gelar Sarjana S 1 (S.Pd) dalarn bidang Pendidikan Kirnia.

Jakarta, Februari 2009

Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jwusan/Prodi)

Ir. Malunud M. Siregar, M.Si NIP.150222933

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Baig Hana Susanti, M.Si

NIP. 150299475

Penguji I

Dr. Zurinal Z, MA NIP. 150170330

Penguji II

Munasprianto Ran1li, MA NIP. 150377453

Mengetahui, Dekan,

Prof. Dr. Ded

Tanggal Tanda Tangan

ᄋセセ@

....

セ@

....

(4)

and Teacher's Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. October 2008. The research is executed at MAN 9 Jakarta Timur Pondok Bambu on May 2008 at XI-IPA.

The research intent to know how big the using of guided note taking to increase students learning activity and their study through the concept of colloid system which reach the successful indicator 75% with completeness score in amount of70. The research used Classroom Action Research that consists of two cycles and each cycles consist of four activities; planning, action, observation and reflection. First cycles consist of three times meeting to discuss the definition of colloid systems concept, dispersed systems and colloid セケー・ウN@ Second cycles consist of three times meeting to discuss colloid character and colloid making.

The research instruments are the results of the ウエオ、・セョエウG@ learning tests at every final cycle, the using of students' questionnaire of guided note taking in learning process and observation sheets.

The research shows that the using guided note taking strategy has succeed to increase the student result average at first cycle from 68.23 into 74.26 at second cycle. Likewise, the questionnaire of students' responses increase the percentage of all statements from the first cycle into the second one.

Based on the research findings can be described that the application of

Guided Note Taking strategy would give positive impact to student in teaching

learning process because this strategy enables students to understand the learning material. It is proved by the connection of average score and the student activity with achievement indicator. Because of that, Guided Note Taking strategy can be recommended for using in teaching learning to increase learning quality.

Key Word: Classroom Action Research (CAR), colloid system, students learning

(5)

menjadi subjek penelitian.

7. Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah melayani dan

meminjamkan seperangkat buku-buku yang terdapat relevansinya dengan

masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta Ibunda (Holiyati) dan Ayahanda (Ors. Imron

Fasehudin) yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan baik

secara moril maupun materil yang selalu tercurahkan ォセー。、。@ penulis. Kakak dan adikku yang telah memberikan perhatian yang tak terhingga. Serta

persembahan khusus untuk mamah (aim) tercinta semoga mendapat tempat

yang terbaik disisi Allah SWT.

9. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan 03: Muhib, Abdi,

Amran, Luki yang telah membantu penelitian ini, teman-teman setiaku (Ani,

Yanti, !ta, !in) yang selalu setia memberikan dukungannya, serta semua pihak

yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu namun 1idak mengurangi rasa

hormat dan persahabatan yang terjalin.

I 0. Keluarga Besar Federasi Olahraga Mahasiswa (FORS A), khususnya divisi

Karate UIN Jakarta (K' Abi, K' Agus, K'Lisna, K'Lila, K'Mumun, !nay dan

Ade) yang selalu semangat dalam memberikan dukungan dalam penulisan

skripsi ini. Teman-temanku dikosan Al-Barkah (Linah, Uti, Tia, dan Maya)

terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama ini.

11. Bunda-bunda pengurus YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia)

yang telah memberikan dukungan dan semangat, rekan-rekan di Hospital

School (Sekolahku), juga kepada adik-adikku penderita kanker semoga kalian

tetap semangat dalam belajar.

12. Seluruh pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun

(6)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Ares dan Fokus Peneitian ... .4

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... .4

D. Perumusan Masalab ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK ...•....•...•....•..•.•..•.•...•...•..•.•.• 6

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 6

B. Acuan teori rancangan-rancangan alternatif atau desain-desain alternatif intervensi tindakan yang dipilih ... 7

1. Hakikat aktivitas belajar ... 7

2. Hakikat hasil belajar ... 11

3. Strategi Guided Note Taking ... 17

4. Konsep Sistem Koloid ... 21

5. Hakikat penelitian tindakan kelas (PTK) ... 27

C. Babasan hasil-hasil penelitian yang relevan ...

(28)

D. Pengajuan konseptual perencanaan tindakan ...

:29

(7)

C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Pene:litian ... 33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 33

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 34

F. T ahapan Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 36

G. Data dan Sumber Data ... 36

H. Instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan ... 3 7 I. Teknik Pengumpulan Data ... 38

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi .... 40

K. Analisa Data dan Interpretasi Has ii Analisis ... 44

L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Desk:ripsi Data Hasil Penganiatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan ... 49

1. Kegiatan pendahuluan ... 49

a. Diskusi dengan gnru ... 49

b. Observasi proses pembelajaran ... 50

1. Tindakan yang dilakukan ... 50

a. Siklus ! ... 50

1) Tahap perencanaan ... 50

2) T aliap pelaksanaan tindakan ... 51

3) Tahap observasi ... 53

4) Tahap refleksi ... 54

b. Siklus II ... 55

1) Tahap perencanaan ... 55

(8)

2. Hasil Belajar Siswa ... 68

D. Interpretasi Hasil Analisis ... 70

E. Pembahasan Temuan Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

(9)

3. Grafik tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi guided note taking

pada siklus ! ... 71 4. Grafik tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi guided note taking

[image:9.595.36.422.122.518.2]
(10)

Tabel 3. Perencanaan Tindakan Lanjutan ... .47

Tabel 4. Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus !.. ... 60

Tabel 5. Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 62

Tabel 6. Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Sildus II ... 64

Tabel 7. Aktivitas Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Sildus II ... 66

Tabel 8. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siswa ... 68

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I. ... 69

[image:10.595.45.426.120.515.2]
(11)
(12)

Secara garis besar ilnm pengetahuan dibagi menjadi dua bagian, yaitu sosial dan sains. Sains yang disebut juga dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) memiliki tiga cabang ilmu yaitu biologi, kimia, dan fisika. Mata pelajaran kimia diberikan pada jenjang pendidikan sekolah menengah dan tidalc diberikan pada jenjang pendidikan sekolah dasar karena membutuhkan pemahaman yang lebih tinggi

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiseman (1981), Nakhleh (1992), Carter (1989), Kirkwood dan Symington (1996) menunjukkan bahwa sebagian siswa dapat dengan mudah mempelajari mata pelajaran lain, namun mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia.1 Banyaknya konsep kimia bersifat abstrak yang hams diserap siswa dalam waktu yang relatif terbatas menjadikan ilmu kimia sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

Penyampaian materi kimia di sekolah pada umumnya menggunakan metode konvensional seperti metode ceramah sehingga pembelajaran di dominasi oleh gum. Akibatnya keterlibatan siswa menjadi rendah karena materi pelajaran disampaikan secara verbal, kurangnya interaksi yang terjalin antara siswa dengan gurn dalam proses pembelajaran membuat siswa merasa jenuh karena kurangnya waktu yang tersedia bagi siswa untuk terlibat. Hal ini tidalc menutup kemungkinan alcan adanya kesulitan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh dari siswa menjadi rendah. Pembelajaran yang efektif dalam suatu proses belajar

(13)

mengajar diwujudkan oleh penguasaan materi se1ia keterampilan mengajar seorang gum. 2

Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan gnrn akan mampu membawa siswa dalam sitnasi yang lcbih kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif da1am kegiatan belajar

• 3 menga3ar.

Oleh karena itu, diharapkan para gurn kimia dapat memberikan motivasi dan memperkena1kan materi kimia dengan lebih menarik dan bersa1Iabat. Sehingga anggapan yang kelirn selanm ini ba1Iwa kimia mernpakan momok bagi siswa SMA akan hilang dari pandangan mereka. Untuk itu dalam menyajikan materi kimia agar lebih menarik, maka gurn harns memiliki kemampuan da1am mengembangkan metode dan strategi mengajarnya sedemikian rnpa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar yru1g dicapaipun akan meningkat .

Dengan menggunakan strategi yang menarik dalam menyampaikan materi meskipun menggunakan metode ceran1a1I siswa tidak akan merasa kesulitan dalam memahan1i suatu konsep kimia. Suasana belajar yang diciptakan gurn harus melibatkru1 siswa secara a1ctif, misalnya mengamati, mencatat, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, dan sebagainya. Belajar a1ctiftida1c dapat te1jadi tanpa adanya partisipasi peserta didik.4

Mencatat mernpakan sa1ah satu kegiatru1 yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Alasan pertama mencatat ada1ah untuk meningkatkru1 daya ingat. Pada umumnya siswa mengingat pelajaran dengan sangat baik ketika menulisnya kemba1i. Tanpa mencatat dan mengulanginya kembali, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi pelajaran yang tela1I

2

Rochmah Yudhawati Dhewi, Efektivitas Metode Eksperimen dalam Meningkatkan

Pemahaman Siswa Ke/as 3 SMP Pada Konsep Rangkaian Hambatan Listrik, Jurua] Metamorfosa,

vol.1 no.2. Oktober 2006,h.82-83 3

Yulie Feizal, Upaya Peningkatan Hasil Be/ajar dan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Pengetahuan sッウゥ。ャセ@

http://www.pmptk.net/index.php?option=com _ content&task=view&id=326&Hemid= 167, 26 Oh.'!ober 2007, h. 4

(14)

didengar atau dibaca. Dengan demikian dapat dikatakan babwa mencatat merupakan salab satu keterampilan yang wajib dimiliki siswa agar sukses dalam belajar baik pada tingkat Sekolab Dasar, SMP, SMA maupun perguruan tinggi.

Salab seorang profesor di bidang pendidikan, Belinda Lazarus yang dikutip oleh Randy Frank menyatakan bahwa :

"banyak siswa yang sedikit lemal1 dalam belajar, kehilangan kurang lebih 50 persen dari materi yang telab dijelaskan oleh guru". Hal ini dikarenakan siswa tersebut kurang mampu memadukan keterampilan motorik dengan perhatiannya di kelas dalan1 membuat catatan sekaligus memahaminya secara bersamaan. Sehingga hasilnya siswa terlihat lemah dan tidal( termotivasi dalam mengerjakan latihan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat memotivasi serta mengaktifkan siswa. Salah satu dari strategi pembelajaran tersebut adalal1 membuat catatan terbimbing セ、@ note_ talfing). 5

Strategi pembelajaran guided note taking ini merupakan salah satu dari macam-macam strategi pembelajaran yang aktif.6 Guided note taking adalab suatu strategi pembelajaran dimana gurn mempersiapkan ringkasan materi pelajaran yang berisi petunjuk-petunjuk serta bagian-bagian kosong dan harus diisi oleh siswa . Strategi ini diterapkan guru untuk mempermudal1 siswa dalam memabami suatu materi. Strategi ini dapat mendorong siswa untuk mencatat ketika guru mengajar. Dalam ha! ini siswa diharapkan memiliki keterampilan dalam mendengar dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru untuk dapat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembar guided note tersebut.

Dalam peneraparmya, strategi guided note taking memiliki beberapa manfaat, antara lain : siswa dapat menghasilkan ca1atan pelajaran yang lengkap dan akurat, meningkatkan keaktifan siswa karena untuk melengkapi guided note siswa harus secara aktif merespon pelajarart melalui mendengar, melihat, berpikir dan menulis. Guided note juga dapat mendorong siswa untuk

5

Randy Frank, Guided Note 'Increase Hest Scores For Learning-Disabled Students,

(15)

lebih aktif dalam mengajukan pe1ianyaan kepada guru. Ketika menggunakan guided note siswa akan lebih banyak bertanya serta mengemukakan pendapatnya dibandingkan ketika siswa membuat catatarmya sendiri. Dengan menggunakan guided note taking ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi serta lebih fokus dalam memahami suatu konsep materi pelajaran.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan strategi guided note taking guna meningkatkan aktivitas clan hasil belajar siswa pada materi sistem koloid yang akan dilakukan penelitian tindakan kelas di MAN 9 Pondok Bambu kelas XI tahun ajaran 2007-2008.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apa yang menyebabkan siswa sulit mempelajari sistem koloid?

2. Strategi apa yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep sistem koloid?

3. Apalrnh dengan menggunakan strategi guided note taking dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep sistem koloid?.

4. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa te1'hadap materi sistem koloid dengan penggunaan strategi guided note taking dalam pembelajaran?

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah maka penulis memberikan pembatasan fokus penelitian sebagai berikut:

(16)

D. Perumusan Masalah Penelitian

Dari pembatasan masalah di atas, maka rnmusan rnasalah dalam penelitian ini adalah "Apakah penggunaan strategi guided note taking dapat meningkatkan aktivitas dan hasil be I ajar siswa pada rnateri sistem koloid".

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar penggunaan strategi guided note taking dalam peningkatan tentang aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep sistern koloid.

Manfaat penelitian yang ingin dicapai pada penelitian tindakan kelas ini adalah untnk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khnsusnya pada materi sistem koloid.

(17)

A. Acuau Teori Area dau Fokus yang Diteliti

Dalam mengembangkan strategi pembelajaran, gurn belum mempunyai keterampilan khusus dalam menyampaikannya sehingga fokus pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered) dan kurangnya partisipasi dari siswa dalam berinteraksi. Faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya hasil belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah di atas diperlukan penelitian tindakan kelas, yang dalam penelitian ini menggunaka:n strategi pembelajaran guided note taking yaitu strategi dimana gurn menyiapkan suatu bagan atau skema yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan ketika gnru

menyampaikan materi pembelajaran. Dengan menggunakan strategi ini diharapkan siswa menjadi lebih senang dan an1:usias dalam belajar, sehingga mereka lebih mudah memaharni suatu konsep-konsep yang dipelajarinya dan hasil belajarnyapun meningkat.

Peneliti menggunakan strategi guided note taking pada materi sistem koloid. Sistem koloid memiliki pengertian yaitu suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen nan1un memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar.1

(18)

yang dapat dikerjakan untuk strategi m1, salah satunya dan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik.2

B. Acuan Teori Rancangan-Rancangan Alternatif atau Desain-Desain

Alternatif lntervensi Tindakan yang Dipilih

1. Hakikat Aktivitas Belajar

Di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat, " learning by doing". 3 Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.4

Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bcntuk sikap, pikiran, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran gmm menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.5 Menurut Frobel dalam buku Sardiman, A.M mengatakan bahwa anak itu harus bekerja sendiri. Untuk memberikan motivasi, maim dipopulerkan semboyan "berpikir dan berbuat". Dimana dalam dinamika kehidupan manusia berpikir dan berbuat adalah suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitupun dalam belajar tentu tidak akan mungkin untuk meninggalkan dua kegiatan terse but, berpikir dan berbuat. 6

Dalam ha! kegiatan belajar ini, Rousseau memberikan penj(llasan ym1g terdapat dalam buku Sardiman, A.M bal1wa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengmnatan sendiri, pengalmnan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secm·a rohani mauplU1 teknis. Ini menmljukkan bahwa setiap orang yang

2 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Nuansa Aksara Grafika,

2004), h. 32

3

Sardiman A.M, lnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar,(Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2007), h. I 03

4

Ibid, h. 96 5

Yulie Feizal, Upaya Peningkatan Hasi/ Be/ajar dan Aktivitas Siswa Dalam Pembe/qiaran

Pengetahuan Sosia/,

(19)

belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin

エ・セェ。、ゥN W@

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa para ahli tersebut maka dapat diberi kesimpulan bahwa dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain bahwa di dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa adanya aktivitas rnaka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

Kemampuan belajar manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Setiap manusia mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda dan mengalami banyak perkembangan diberbagai bidang kehidupan. Suatu proses belajar dapat menghasilkan suatu perubahan dalam sikap atau perilaku. Corak dan bentuk program pendidikan di sekolah berpusat pada aktivitas belajar siswa. Belajar inilah yang perlu direncanakan, dituntut dan dievaluasi hasilnya, maka pendidikan di sekolah perlu memahami apa itu belajar, faktor-faktor yang berperan didalam belajar, jenis-jenis aktivitas, manfaat aktivitas, kesulitan belajar, menguasai cara-cara mengatur proses belajar dan sarana-sarana yang menunjang proses belajar itu, karena belajar di sekolah bukan sembarang belajar, melainkan belajar yang bertujuan.8

Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran.

Meskipun orang telah mempunyai tujuan tertentu dalam belajar, serta tela11 memilih sikap yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Beberapa contoh aktivitas belajar dalam situasi, yaitu:9

a. Mendengarkan

Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain, dalam pergaulan tersebut terjadi komunikasi verbal berupa percakapan, percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang yang terlihat, tetapi secara tidak langsw1g mendengarkan informasi. Situasi ini 7

(20)

yang digaris bawahi guna memudahkan dan membantu dalam menemukan kembali materi di kemudian hari.

f. Mengingat

Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesnatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untulc mencapai tujuan belajar Iebih lanjut merupakan aktivitas belajar, apalagi jika aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar Iainnya.

g. Berpikir

Berpikir adalah tennasulc aktivitas belajaT. Dengan berpikir maim orang akan menemukan penemuan yang baru, setidaknya menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu.

a. Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari:

1) Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajruran 2) Aktivitas pembelajaran didominasi oleh kcgia1an siswa

3) Mayoritas siswa mampu menge1jakan tugas ym1g diberikan guru

b. Manfaat aktivitas dalam pembelajaran

Penggunaan asas aktivitas dalam proses pembelajm·an memiliki manfaat tertentu antara lain: 10

1) Siswa mencari sendiri dan lm1gsung mengalmni sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa 3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa

sehingga dapat memperlancar kerja kelompok.

4) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sm1gat bermanfaat dalan1 rangka pelayanan perbedaan individual.

(21)

6) Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat dan hubungan antara guru dan orangtua siswa, yang bermanfaat bagi pendidikan siswa.

7) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemal1aman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

8) Pembelajaran dan kegiatan belajar mengaJar menjadi hidup sebagaimana kehidupan di dalam masyarakat yang penuh dinamika.

2. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Proses belajar tidak pernah berhenti dalam kehidupan manusia, ballkan sudah dimnlai sejak manusia lahir. Belajar tidak hanya dalam bentuk yang formal, berinteraksi dengan lingkungan pun tennasuk belajar karena dengan berinteraksi akan menghasilkan pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga masuk Jiang lahat.

(22)

Menurnt Morgan dalam buku Ngalim Purwanto menyatal(an bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah !aim yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 12 Perubahan lingkungan memberikan pengalaman yang al(an mernbal1 tingkah !aim seseorang. James 0. Wittaker dalam buku wasty mengungkapkan belajar adalah proses dimana tingkal1 !aim ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.13

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi disepanjang hidup manusia yang menyebabkan terjadinya pernbahan tingkah !aim, baik perubahan yang bersifat kognitif, psikomotor, nilai, dan afektif. Setiap perubahan yang terjadi akan tetap terlihat dalam walctu yang lama karena merupalcan hasil dari suatu latihan atau pengalaman.

Belajar sebagai perubahan kelalcuan berkat pengalaman dan latihan. Dalam ha! ini belajar membawa sesuatu pernbahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jm11lah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. 14

Hilgard dalam buku S. Nasution mengatakan: "Learning is the process by which an activity originates or is changed through training

procedures (whether in the laboratory or in the natural environment)

as distinguished from changes by factors not attributable to training".

Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apalcah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedalcan dari perubahan-perubahan oleh

12

(23)

faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar.15

Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology yang terdapat dalam buku Sumadi Suryabrata ュ・ョケ。エ。Qセ。ョ@ bahwa "learning is shown by a change in behavior as a result of experience". Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami clan dengan mengalami itu s1swa menggunakan pancainderanya. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Harold Spears yang menyatakan bahwa: "learning is to observe, to read, to imitated, to try something themselves, to listen, to follow direction". Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Cronbach di atas ialah pendapat Mc Geoh yang menyatakan bahwa: "learning is a change in performance as a result of practice "16

Definisi-definisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh para ahli-ahli yang berbeda-beda pendiriannya, berlainan titik-tolaknya. Dari definisi-definisi tersebut maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

I. Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavioral change, aktual maupun potensial).

2. Bahwa perubahan itu pada pokolmya adalah didapatkannya kecakapan baru.

3. Bahwa perubal1an itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).17 Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan abilitas itu menurut Bloom, meliputi tiga ranallimatra: ranah kognitif, afektif clan psikomotorik. Masing-masing ranah dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan (level of competence), yaitu sebagai berikut:

15

Ibid, h.35

(24)

a). Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental ( otak) yang meliputi:18

1). Knowledge (pengetahuan, ingatan) adalah kemampuan

seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

2). Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

memberi contoh) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

3). Analysis (menguraikan, menentukan hubungan) adalah

kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atan keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya.

4). Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru) adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi satu pola yang berstruktur atau berbentuk pola barn.

5). Evaluation (menilai) merupakan kemampuan seseorang untuk

membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

6). Aplycation (menerapkan) adalah kesanggupan seseorang untuk

menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atauptm metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalan1 situasi yang baru.

b ). Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang meliputi: 19

18

(25)

disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan.21 Hasil belajar merupakan perubahan yang te1jadi setelah siswa melalui proses belajar

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.22 Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.23 Belajar dikatakan berhasil bila te1jadi perubahan tingkah laku yang lebih baik, penambahan pengetahuan, danjuga lebih terampil dari sebelumnya.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa biasanya seorang guru mengadakan suatu tes yang disebut evaluasi. Menurut Purwanto, tes hasil belajar adalah tes yang digunakan lffituk menilai nilai-nilai pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, untuk dosen kepada mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu.24 Hasil belajar adalah apa yang dapat ditampilkan oleh setiap individu dan berupa penampilan yang sebenarnya diukur dengan pembeiian tes pad a saat i tu.

Tes hasil belajar yakni tes yang biasa digunakan lffituk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi bel<gar. Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang dapat ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil belajar, yang herbentuk tugas dan serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan/soal-soal) yang harus dijawab atau perinta11-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga (berdasarkan atas data-data yang diperoleh dari kegiatan

21

Yulie Feizal, Upaya Peningkatan Hasil Be/ajar dan Aktivitas Siswa Da/am Pembelajaran Pengetahuan Sosial,

http://www.pmptk.net/index.php?option=com _ content&task=view&id=326&1temid= 167, 26 Oktober 2007, h. 4

22

Nana Sudjana, Penilaian Hasi/ Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001 ), h. 3

(26)

pengukuran itu) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau basil belajar testee, nilai yang mana dapat dibandingkan dengan niai standar tertentu, atau dapat pula dibandingkan dengan nilai-nilai yang berhasil dicapai oleh testee lainnya.25

c. Hasil Belajar Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari secara khusus materi, sifat, perubahan dan energi yang menyertai perubahannya untuk menjawab keingintahuan tentang susunan, sifat, dan perubahan serta energi yang mengikuti perubahannya.

Dalam pengajaran kimia, tidak terlepas dari perhitungan secara matematis, dimana siswa dituntut untuk terampil dalam menggunakan rumusan atau operasi matematis. Namun sering dijtnnpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan siswa tidak dapat mengetahui dasar-dasar matematik dengan baik, siswa tidak hafal rumusan matematik yang banyak digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika.

Hasil belajar pada dasamya merupakan tujuan belajar yang berhasil dicapai oleh siswa. Tingkat ketercapaim1 tujuan belajar ini biasanya diukur dengan skor yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan sebuah tes basil belajar. Hasil belajar kimia adalah basil akhir dimmm siswa tel ah mengalami proses belajair kimia

3. Strategi Guided Note Taking

(27)

oleh guru harus melibatkan siswa secara aktif, misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Karena belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi peserta didik. Terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dan mengasah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap akan te1jadi melalui suatu proses pencarian dari diri siswa.

Para siswa hendaknya lebih dikondisikan berada dalam suatu bentuk pencarian daripada sebuah reaktif. Y akni, mereka mencari jawaban terhadap pertanyaan baik yang dibuat oleh gum maupun yang ditentukan oleh mereka sendiri. Semua ini dapat terjadi ketika siswa diatur sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan kegiatan yang dilaksanakan sangat mendorong mereka untuk berpikir, beke1ja, dan merasa.26

Guru diharapkan mengembangkan atau mencari strategi pembelajaran yang bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran yang dipandang lebih tepat. Sebab pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru), ketemediaan fasilitas dan kondisi siswa.

Strategi guided note taking (membuat catatan terbimbing) adalah strategi dimana guru menyiapkan suatu bagan atau skema atau yang lain yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan-catatan ketika guru menyampaikan materi pelajaran. Ada banyak pola atau bentuk yang dapat dike1jakan untuk strategi ini, salah satunya clan yang paling sederhana adalah mengisi titik-titik.27 Dengan strategi ini

26

Muqowim, Manusia Pembelajar

(28)

guru memberikan satu borang yang dipersiapkan untuk mendorong siswa mencatat selagi gmu mengajar. 28

Menurut Ralph Waldo Emerson dalam aitikelnya yang betjudul Guided notes a system of learning with lecture menyatakan bahwa:29

"Guided Notes are teacher-prepared hand-outs that outline or map lectures, but leave "blank" space for key concepts, facts, definitions, etc.As the lecture progresses, the learner then fills in the spaces with content. Guided notes help you follow a lecture, identify its important points, and develop a foundation of content to study and to apply".

Guided notes ( catatan terbimbing) adalah lembarai1-lembaran yang disiapkan oleh guru yang berbentuk outline, tetapi terdapat tempat yang kosong untuk diisi dengan kata kunci, fakta-fakta, definisi-definisi, dll.

Untuk mengembfillgkfill pembelajaran, para siswa kemudian mengisi tempat yang kosong tersebut dengan isi yang sesuai. Guided notes dapat membfilltu dalain meningka1kan pembelajarfill, mengidentifikasi poin-poin yfillg penting dan dapat mengembangkan satu fondasi untuk isi mateti pelajarfill dan untuk menerapkfilll1ya .

Williain L. Heward dalain jurnal yai1g berjudul Want to Improve The Effectiveness of Your Lectures? Try Guided Notes menyatakai1 bal1wa guided notes adalah:

(29)

meningkatkan efisiensi dan ketelitian dari s1swa, dan peningkatan ingatan siswa. 30

Dalam menggunakan strategi guided notes ini terdapat beberapa simbol yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam mengisi lembar guided notes yang diberikan.

Simbol-simbol tersebut diantaranya adalah:31

Simbol Keterangan

Siswa dapat menuliskan suatu definisi, konsep,

C**O

titik kunci, a tau prosedur dari masing-masing tanda, tanda bin tang, bintang, a tau dinomori lingkaran

Siswa dapat mengisi dengan sebuah kata atau kalimat untuk melengkapi definisi, konsep, titik kunci, atau prosedur

Siswa harus mereview dan

1..-r..-r..-1.-usai kegiatan pembelajaran

mempelajari materi

Gagasru1-gagasan besar ad al ah pemyataru1-pernyataan atau konsep-konsep yru1g mengandung

.-::':;:? セ`@

''"'·' gagasan besar '"''' implikasi-implikasi yang luas untuk memahami atau mengaplikasi mated

[image:29.595.31.435.165.673.2]

Snmber: http://www.ndline.com/guide note-taking.htm

Gambar 1. Simbol Guided Note Taking yang Digunakan

Lru1gkah-langkah dari strategi guided note taking adalah sebagai berikut:

a. Guru mempersiapkan sebuah hru1d-out yang menyimpulkru1 tentang poin penting dari mated pelajaran yang akan disampaikan b. Beri siswa panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari

mateii pelajaran yang akan anda sampaikan dengan metode ceramah

(30)

3) Emulsi yang memiliki zat pendispersi berupa cair. Emulsi yang memiliki zat terdispersi berupa zat cair disebut emulsi ( contoh: susu, may ones). Sedangkan emulsi yang memiliki zat terdispersi zat padat disebut emulsi padat (contoh: keju, mentega).41

4) Buih yang memiliki zat pendispersi berupa cair. Buih yang memiliki zat terdipsersi berupa gas disebut busa ( contoh: buih air laut), sedangkan buih yang memiliki zat terdispersi berupa gas dan medium pendispersinya berupa zat padat disebut busa padat ( contoh: batu apung). 42

5) Gel yang memiliki zat pendisperni cair dm1 zat terdipsersinya berupa padat (contoh: jeli, agar-agar).43

c. Sifat-Sifat Koloid

1) Efek Tyndall44

Apabila sinar diarahkan pada sistem koloicl dan larutan sejati, contolmya koloid kanji clan larutan Na2Cr207, maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh sistem koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati. Hal ini dituryukkan oleh adanya berkas sinar.

Sifat menghamburkan cahaya ini terkait dengm1 ukuran pmtikel. Koloid kanji memiliki pmtikel-partikel koloid yang relatif besar untuk dapat menghamburkm1 sinar tersebut. Sebaliknya, larutan sejati Na2Cr201 memiliki pmtikel-pmtikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sangat sediki.t dan sulit dimnati. Sifat penghamburmi cahaya oleh sistem koloid ditemukmi oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu, sifat ini disebut efek Tyndall. Efek Tyndall ini dapat digunakmi untuk membedakm1 sistem koloid dari larutatl sejati. 2) Gerak Brown 45

41

(31)

gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat, dan sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

3) Adsorpsi Koloid

Jika partikel-partikel sol padat diletakkan dalam zat cair atau gas maka partikel-partikelnya akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini disebut adsorpsi yang terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Adsorpsi dengan absorpsi itu berbeda. Bedanya adalah absorpsi terkait dengan penyerapan partikel san1pai ke bawah permukaan zat. Partikel koloid sol mempunyai kemampuan untuk mengadsopsi partikel-partikel pendispersi pada permukaannya, baik itu partikel netral atau bermuatan (kation dan anion). Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar karena partikel-partikelnya memberikan suatu permukaan yang sangat luas. Sifat adsorpsi ini telah digunakan dalam berbagai proses sepetii penjemihan air. 46

4) Koagulasi

Partikel-partikel koloid bersifat stabil karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Apabila muatan listrik tersebut hilang, maka partikel-partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses pengumpulan ini

(floculation) dan gumpalannya disebut

disebut flokulasi flok (flocculant). Gumpalan ini akan mengendap akibat pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan partikel-partikel koloid dan pengendapam1ya ini disebut koagulasi. 47

Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid mt dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :

(32)

-a) Menggunakan prinsip elektroforesis

Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel-partikel 1111 mencapai elektrode, maka partikel-partikel tersebut akan kehilangan muatannya sehingga menggumpal dai1 mengendap di elektrode. Untuk lebih memahfilllinya, lakukan kegiatan berikut.

b) Penamba11an koloid lain dengan muatan berlawanan

Apabila suatu sistem koloid be1muatai1 positif dicarnpur dengan sistem koloid lain yang bermuatan negatif, maka kedua sistem koloid tersebut akan saling mengadsorpsi dan menjadi netral. Akibatnya, terbentuk koagulasi. Untuk jelasnya, lakukan kegiatan berikut.

c) Penfilllbahai1 elektrolit

Jika suatu elektrolit ditan1bahkan ke dalfilll sistem koloid, maka paiiikel-paiiikel koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dai·i elektrolit. Sementara itu, partikel-paiiikel koloid yang bermuatai1 positif akan menarik ion negatif (anion) dai·i elektrolit. Hal ini menyebabkan partikel -partikel koloid tersebut dikelilingi oleh pasien kedua yang memiliki muatan berlawanan dengan muatan lapisan pe1ifillla. Apabila jarak antara lapisan pe1ifillla dan kedua cukup dekat, maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi koagulasi.

d) Pendidihai1

(33)

pembelajaran tersebut dilakukan. PTK dilakukan berupa proses pengkajian berdam (cyclical) yang terdiri dari 4 tahap:50

Merencanakan --+ Melakukan tindakan --+ Mengamati --+

[image:33.595.82.441.112.580.2]

Merefleksi

Gambar 2. Kajian berdanr 4 tahap

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat fase.

a. Perencanaan tindakan

Pada fase ini guru merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, baik berupa strategi pembelajaran sarnpai tugas-tugas yang akan diberikan pada siswa.

b. Pelaksanaan tindakan

Penelitian dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perbedaan tindakan yang terjadi pada setiap siklus tergantung dari hasil refleksi pada siklus sebelmnnya. Misalnya pada siklus I terlalu banyak tugas yang membuat siswa bosan maka pada siklus II tugas yang diberikan dikurangi.

c. Observasi

Observasi dilakukan sepanjang proses pembelajaran dalam penelitian ini dengan mencatat semua kejadian atau kegiatan yang tetjadi yang dilakukan oleh gmu dan siswa.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan data-data yang didapat selama observasi, kemudian dianalisis kekmangaimya serta kelebihannya.

C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Jurnal Randy fratlli: yang berjudul 'Guided Notes' Increase Test Scores For Learning Disabled Students yang menyimpulkan bahwa dengan

50

Tim pelatih Proyek PGSM, Pene/itian Tindakan Ke/as (Classroom Action Research),

(34)

-menggunakan strategi guided note taking dalam pembelajaran dapat meningkatkan basil belajar siswa. Karena dengan guided notes siswa dilatih memadukan keterampilan motoriknya sehingga dapat memotivasi dan mengaktitkan siswa.51

Skripsi Yunita yang berjudul Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Sistem Periodik Unsur (SPU) dan Struktur Atom dengan Strategi Guided Note Taking yang menyimpulkan bahwa:

"I) Strategi guided note taking dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran SPU dan Struktur Atom, 2) Strategi guided note taking dapat meningkatkan respon siswa selama proses pembelajaran, karena siswa dituntut untuk aktif mendengar, mengamati, memahami, dan menulis materi pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas. 3) Guided notes yang berisi soal-soal latihan dapat memotivasi siswa tmtuk terlibat aktif dalarn pemecahan masalah dan mengemukakan pendapat.'"2

Jumal Yulie Feizal yang berjudul Upaya Peningkatan Basil Belajar dan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial yang dikutip dari Kusnandar yang berjudul Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe ST AD Kelas V SDN 01 Kali Baru Jakarta Utara yang menyimpulkan bahwa:

"!) Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar. 2) penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. 3) pembelajaran kooperatif tipe STAD relevan dengan pembelajaran kontekstual. 4) melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa membangun sendiri ー・ョァエセエ。ィオ。ョL@ menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang hams dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok. 5) dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD,pembelajaran pengetahuan sosial lebih menyenangkan."53

D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendalmya mutu pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalan1 membekali siswa untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Rendalmya mutu pendidikan cliduga terkait dengan

51

Op cit, p.2 52

Yunita. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Sistem Periodik Unsur (SPU) dan

(35)

tepat atau tidaknya strategi dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran dan kurangnya penggtmaan strategi yang bervariasi.

Peningkatan hasil belajm· siswa menm1tut partisipasi aktif dalmn seluruh warga sekolah terutmna guru dan kepala sekolah. Akan tetapi mustahil a](an terlaksana dengan baik jika tidak diduktmg oleh siswa sebagai subjek yang belajar.

Dengan menggtmakan strategi pembelajaran yang tepat diduga akan meningkatkan hasil belajm· siswa tersebut. Sedangkan penggunam1 strategi yang tidak tepat akan mengak:ibatkan tidak tercapainya tujum1 pembelajaran yang ingin diperoleh. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan strategi guided note taking dalmn pembelajaran akan meningkatkm1 hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid.

Ketika menggunakan guided note siswa ak:an Iebih banyak bertanya serta mengemukak:an pendapatnya dibandingkan ketika siswa membuat catatmmya sendiri. Dengm1 menggunakan guided note taking inLdihm·apkm1 siswa dapat lebih memahmni materi yang disampaikan oleh guru. Dengm1 demikian siswa a](an lebih termotivasi se1ia lebih fokus dalam memahmni suatu konsep materi pelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

(36)

Penelitian dilakukan di kelas XI MAN 9 Pondok Bambu Jakarta Timur pada semester genap tahun pelajaran 200712008. Penelitian dilakukan secara kolaborasi dengm1 seorang guru kimia.

B. Metode dan Disain lntervensi Tindakan Atau Rancangan Siklus Pcnelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakm1 pembelajaran melalui strategi guided note

taking, siswa terlibat langsung dm1 mernainkan perm1mmya

masing-masing. Strategi ini memicu siswa dalarn mengikuti pembelajaran dengan antusias dan melatih konsentrasi siswa dalmn mengikuti proses pembelajaran sehingga mereka lebih mudah dalan1 memalmmi konsep dan mudah dalarn menyerap ilmu yang diberikmi. Dengm1 demikian hasil belajarnyapun meningkat.

Pada penelitian ini digunakan disain penelitian tindakan kelas model Kemmis & McTaggart. Model PTK Kemmis

&

McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaim1-untaian dengan perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu pe:rencanaan, tindakan, pengarnatan ( observasi), dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian sik:lus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.1
(37)

1

2

PERENCANAAN

AWAL

TEMUANAWAL

DIAGNOSA

(TINDAKAN)

PERENCANAAN

TINDAKAN

mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep sistem koloicl

Saat ini: nilai rata-rata siswa yang rendab, terdapat konsep tertentn yang dianggap sulit bagi siswa siswa karena konsep tersebut hams dihafal siswa, pengajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan lain-lain.

Penggunaan strategi guided note taking dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

• Peneliti membuat acuan program pembelajaran menggunakan strategi guided note taidng untuk pokok bahasan sistem koloid.

• Peneliti mempersi,apkan guided notes tentang sistem koloid

• Gum memberikan penjelasan mengenai silabus materi yang akan diberikan pacla s1swa.

• Gum memberitabukan tujuan-tujuan pembelajaran pada siswa.

• Guru membagikan guided notes ke setiap siswa.

• Guru menjelaskan cara pengisian guided notes

• Guru menjelaskan materi mengenm sistem koloid

• Siswa melengkapi guided notes sesuai prosedur

(38)

dilengkapi (peer review)

Siswa mengembangkan guided notes

dengan membuat contoh soal di mmah.

3 PEN GAMA TAN Mengmnpulkan data.

Data yang dikumpulkan bempa catatan setiap de ti I aktivitas (antara lain: mencatat, memperhatikan ketika gum sedang menjelaskan materi) stswa ketika proses belajar mengajar berlangstmg, memberikan tes basil belajar, peneliti memberikan kuesioner kepada siswa

4 REFLEKSI

Mengolah dan menganalisis data yang

diperoleh pada siklus I

Menarik kesimpulan pada siklus I

Merefleksi kekurangan pada siklus I dan memjuk kepada IPI-I ( indikator pencapaian hasil)sebesar 75% dengan nilai ketlmtasan belajar sebesar 70.

ᄋMᄋMMNMセNMMBMMMMMBMᄋMMMMMᄋMMMMMMMMᄋᄋMMM ----"""'" ---""--•-- •"-' " '---

"'""'"'·"·-SIKLUS II DAN SETERUSNYA

JPENULISAN LAPORAN PENELITIAN

C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Penditian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah seorang gum

kimia dan siswa-siswi kelas XI MAN 9 Pondok Bambu Jakarta Timur.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

(39)

guru adalah gum kimia yang bersangkutan dalam ha! ini gum kimia kelas XI IP A.

E. Tabapan Intervensi Tindakan

Prosedur tindakan yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut:

I . Penelitian pendahuluan

a. Diskusi antara peneliti dengan guru bidang studi tentang tinggi rendahnya basil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai siswa yang diperoleh pada semester sebelumnya terhadap pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid.

b. Observasi proses kegiatan pembelajaran 2. Siklus I

a. Perencanaan tindakan

I) Peneliti membuat acuan program pembelajaran menggunakan strategi guided note taking pada pokok bahasan sistem koloid.

2) Gum membuat silabus, pedoman observasi, angket siswa, dan soal tes kemampuan akhir siswa.

b. Pelaksanaan tindakan

I) Guru memberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran pada s1swa

2) Peneliti mempersiapkan guided note taking tentang efek thyndall

3) Guru membagikan guided notes ke setiap siswa 4) Guru menjelaskan cara pengisian guided note taking 5) Guru menjelaskan materi mengenai sistem koloid 6) Siswa melengkapi guide notes

7) Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru

(40)

9) Siswa mengembangkan guided notes dengan membuat contoh soal di rumah

c. Tahap observasi dan evaluasi

1) Peneliti mencatat secara detail aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi yang telah tersedia.

2) Memberikan tes hasil belajar kepada siswa pada akhir siklus

I.

3) Menyebarkan angket tanggapan siswa tentang penggunaan strategi guided note taking pada akhir siklus I.

d. Tahap analisis dan refleksi

1) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus I 2) Menyimpulkan dan merefleksi kekurangan pada siklus I 3. Siklus II

a. Perencanaan tindakan

1) Peneliti membuat acuan program berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Pelaksanaan tindakan

1) Guru menggunakan strategi guided note taking dalam kegiatan pembelajaran

2) Peneliti memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat guided notes (catatan terbimbing) untuk pertemuan berikutnya.

4) Pada akhir pelajaran siswa menyimpulkan pelajaran dengan bimbingan guru.

c. Tahap observasi dan evaluasi

1) Peneliti mencatat secara detail aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi yang telah tersedia.

(41)

3) Menyebarkan angket tanggapan siswa tentang penggunaan strategi guided note taking pada akhir siklus II.

d. Tahap analisis clan refleksi

1) Mengolah clan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II

2) Menyimpulkan dan merefleksi kekurangan pada siklus II dengan melihat perkembangan peningkatan aktivitas siswa, dan tes hasil belajar siswa. Jika masih 1:erdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah aclanya partisipasi siswa clalarn berinteraksi selarna proses pembelajaran berlangsung clan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalarn pembelajaran sistem koloid dengan strategi guided note taking (membuat catatan terbimbing). Kriteria peningkatan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi siswa

Partisipasi siswa yang cliharapkan dalan1 ーQセョ・ャゥエゥ。ョ@ ini adalah keaktifan siswa dalarn berinteraksi, bertanya kepada guru sehingga siswa dapat mengeluarkan penclapatnya.

2. Hasil belajar siswa.

Dengan menggunakan guided note taking ini diharapkan s1swa dapat lebih memaharni materi yang clisampaikan oleh guru. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi serta lebih fokns dalarn memaharni suatu konsep materi pelajm·an, sehingga hasil belajarnyapun akan meningkat.

G. Data dan Sumber Data

(42)

I

2

3

4

[image:42.595.55.441.63.649.2]

proses belajar mengaJar berlangsungnya dan hasil belajar sJSwa meningkat setelah mengikuti proses belajar mengaJar dengan menggunakan strategi guided note taking.

Tabel 2. Data dan Somber Data

No Data Sumberdata Instrumen yang

digunakan

Aktivitas yang

dilakukan selama Kuesioner dan lembar

Siswa kelas XI

kegiatan observasi

pembelajaran Nilai kimia pad a

konsep Siswa kelas XI

kesetimbangan dan guru kimia Tes kemampuan kimia

Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

menggunakan

Guru kimia Lembar wawancara strategi guided note

taking pada saat

kegiatan pembelajaran Kendala-kendala yang dihadapi

Siswa kelas XI kuesioner

siswa dalam

memahami konsep

H. Instrumen-Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan

(43)

Wawancara dilakukan pada guru pada awal setelah proses pembelajaran. Pedoman wawancara yang dilakukan pada awal pembelajaran sebagai observasi awal untuk mengetahui temuan yang terjadi pada kelas yang akan diteliti.

2. Catalan lapangan atau lembar observasi lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian-kejadian selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi rencana, tindakan, observasi, dan relleksi. Berdasarkan basil relleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan-perbaikan terbadap rencana awal. Lembar observasi lapangan ini digunakan untuk mengetabui aktivitas-aktivitas yang siswa lakukan selama proses pembelajaran.

3. Kuesioner pada awal dan akbir siklus

Diberikan Kuesioner siswa pada awal siklus untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalarn memahami suatu konsep, sedangkan kuesioner pada akhir siklus untuk mengetahui adanya perubaban dalam basil belajar siswa.

4. Tes kemampuan akhir

Tes kemampuan akhir diberikan untuk mengetabui adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi guided note taking.Soal tes yang diberikan dapat diambil dari informasi dalam guided note yang lengkap yang telah diberikan pada siswa. Tes keman1puan akllir ini berbentuk pilihan ganda.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh berdasarkan basil kuesioner, wawancara, observasi pembelajaran, catatan lapangan, dan tes akhir siklus.

(44)

Namun interview (wawancara) semacam ini dapat membantu menciptakan dan menjelaskan dimensi-dimensi yang ada di dalam topik yang sedang dipersoalkan.

b. Angket dan kuesioner

Kuesioner adalab suatu alat pengumpul data atau informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertany.aan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.

3. Teknik pengukuran4

Alat pengukuran yang digm1akan dalam penelitian ini adalab tes. Tes ialab seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapm1 skor angka. Jenis tes yang digunakan adalal1 tes objektif.

Tes objektif adalab sutu tes yang disusun dimana setiap pertanyam1 tes disediakan altematif jawaban yang dapat dipilih. Tes ini dapat menghasilkan skor yang konstan, tidak tergantmlg kepada siapapun yang memberi skor, karena pemberi skor tidak dipengarnhi oleh sikap subjektif.

J. Teknik Pemeriksaan Kcterpercayaan (Trustworthiness) Studi

Teknik pemeriksaan keterpercayaan (trustworthiness) studi dilihat berdasarkan hasil tes dan data yang diperoleh dari lapangan pada saat proses pembelajaran dari setiap siklus.

Sebelum melakukan tes, tes tersebut harus memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakm1 oleh yanti,"instrnmen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel".5

1. Validitas

(45)

mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan countent validity yang berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Sedangkan pengujian validitas instrumem1ya menggunakan rumus korelasi biseral:6

Mip-MtH

rpbi=

-SDt q

Keterangan:

Rpbi = efisien korelasi point biseral yru1g diru1ggap sebagai koefisien validitas item.

Mp skor rata-rata hitung yang dijawab benar Mt = skor rata-rata total

SDt = standar Deviasi

P = proporsi siswa yang menjawab benru· terhadap butir item

Q

= proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item Untuk mengetalmi valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan fpbi dibandingkan r label yaitu 0.349. Jika hasil perhitungan fpbi lebih besar atau sama dengan r label , maka soal tersebut valid. Jika hasil perhitungru1 rpbi lebih kecil dari r tabel , maka soal tersebut tidalc valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalall ketetapru1 atau ketelitian suatu alat ukkm. Reliabilitas menggambarkan keajegan snatu a.lat ukur, artinya beberapa kali pun datrulya diambil hasilnya akan sama. Pcngujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20) yaitu:

Keterangan:

(46)

sebagian besar responden yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banayak yang menjawab betul, sementara responden yang kemampummya rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjwab item dengan betul.9

Daya pembeda dapat diketahui melalui besm· kecilnya indek diskriminasi item. Angka indek diskriminasi item adalah sebuah angka atau bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory power) yang dimiliki oleh sebutir item. Daya pembeda pada dasamya dihitung atas dasar pembagian responden ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas (the higher

group) yakni kelompok responden yang tergolong pandai, dan

kelompok bawah (the lower group) yakni kelompok responden yang tergolong bodoh.10

Indek diskriminasi item besamya berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. dalan1 derajat kesukaran tidak ditemukan angka minus (negatif), sedangkan pada daya pembeda dapat bertanda minus. Patokan indek daya pembeda adalah jelek (kurang dari 0,20), sedang (0,20-0,40), baik (0,40-0,70), baik sekali (0,70-1,00), dan jelek sekali (be1ianda negatif).11

Untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi item dapat dipergunakan rum us berikut: 12

D =PA - Pn = BA/JA - Bn/Jn

Keterangan:

D = angka indek diskriminasi item

PA = proporsi kelompok atas yang dapat menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab

benar

BA = banyaknya responden kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar

9

Ibid, h. 385-386

(47)

B8 = banyaknya responden kelompok bawab yang dapat menjawab dengan benar

JA = jumlab responden dalam kelompok atas J8 = jumlah responden dalam kelompok bawab

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleb agar dapat dipabami bukan banya orang yang meneliti, tetapi juga oleb orang lain yang ingin mengetabui basil penelitian.

Data di peroleb dari sumber data diantaranya dari data yang bersifat kualitatif yaitu hasil observasi dan instrumen yang berupa kalimat dan aktivitas-aktivitas, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah, sedangkan data yang bersifat kuantitatif yaitu basil tes dan survey, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Mengecek (Checking)

Untuk menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan adalah melalrnkan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket barus diteliti satu persatu mengenai kelenglkapan,kejelasan, dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, kesalahan dalam mendapatkan informasi, sehingga dapat diperoleh data yang akurat.

2. Tabulasi

Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap bagian angket.

a. Data survey

Data survey merupakan data yang didapat dari survey, diinput dalam excel sheet yang kemudian diolah. Hasil pengola11an data tersebut berupa persentase siswa menjawab tiap soal. Persentase

(48)

pendapat siswa dalam belajar kimia dengan menggunakan strategi guided note taking

angka persentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik (Persentase) sebagai berikut: 13

I

P=f/nx 100%

I

Keterangan : P = Persentase jawaban

f = frekuensi

n = jumlah responden

JOO= bilangan tetap (runms persentase) b. Tes hasil belajar

Dalam menganalisis digunakan perhitungan tabel distribusi frekuensi.

I) Menentukan rentang14 R=H-L

+II

Keterangan: R=rentang I-I = nilai tertinggi L = nilai terendah

I = bilangan konstan

2) Menentukan banyaknya kelas 15

I

K = I

+

3,3 log n

I

3) Menentukan panjang kelas interval 16

I

p]セ@

I

P = panjang kelas interval

R = rentang

K = banyaknya kelas

13

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakruia PT. Raja Grafindo persada, 2000), h.43

(49)

4) Menentukan mean17 X=LX

N

5) Menentukan frekuensi absolut dihitw1g berdasarkan jumlah nilai yang terletak pada kelas interval terscbut.18

Frekuensi relatif = frekuensi absolut x I 00%

Lf

L. Tindak lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan

1

[image:49.595.60.446.83.705.2]

Dengan memperhatikan hasil tindakan dalam siklus I, maka penelitian ditindaklanjuti untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertania dengan berbagai tahapan berikut ini:

Tabel 3. Perencanaan Tindakan

PERENCANAAN Memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan

AWAL liasil belajar kimia siswa

TEMUANAWAL

Pembelajaran berisi konsep dan prms1p

yang hams dihafal oleh siswa, pengajaran masih berpusat pada guru, siswa pasif, dan lain-lain.

Nilai-nilai SISWa pada konsep sistem koloid

Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

DIAGNOSA Penggunaan strategi guided note taking dapat

(TINDAKAN) meningkatkan hasil belaj ar siswa.

PERENCANAAN

Peneliti membuat acuan program

pembelajaran menggunakan strategi

guided note taking untuk konsep sistem

(50)

2 TINDAKAN

3 PENGAMATAN

• Peneliti mempersiapkan guided notes tentang sistem koloid

• Guru memberikan penjelasan mengenai silabus materi yang akan diberikan pada s1swa.

• Guru memberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran pada siswa.

• Guru membagikan guided notes ke setiap s1swa.

• Guru menjelaskan materi mengenai sistem koloid

• Siswa melengkapi guide notes sesuai prosedur

• Guru meminta s1swa untuk saling membandingkan guided notes yang telah dilengkapi (peer review)

• Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersanm-sama mereview guided notes • Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR) Mengumpulkan data.

(51)

I. Kegiatan Pendahuluan

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 9 Pondok Bambu Jakarta Timur yang beralamat di JI. H. Dogol No.54 Pondok Bambu Duren Sawit Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2008 semester genap tahun pelajaran 2007/2008 dengan subjek penelitian kelas XI IP A.

Sebelum diadakan penelitian, penulis melaknkan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan yang dilaknkan yaitu:

a. Diskusi Dengan Guru (Wawancara)

Diskusi dengan guru dilaknkan pada bu.Ian November 2007. Tu.ju.an dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi awal proses belajar mengajar dan kendala-kendala yang dihadapi yang ada di kelas XI IPA, khususnya pada pelajaran kimia. Selan itu, wawancara ini juga merupakan penggalian infonnasi mengenai tinggi rendalmya hasil belajar siswa pada konsep sistem koloid kelas XI pada tahun lalu dilihat berdasarkan hasil belajar kimia yang diperoleh siswa. Data hasil wawancara terdapat pada lampiran 2. dari basil wawancara diperoleh data yaitu metode pengajaran yang digunakan oleh guru sudah bervariasi, yaitu menggunakan metode ceran1ah, pral(tikum, dan tanya jawab. Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalan1 mempelajari materi kimia khususnya sistem koloid.

(52)

guru untuk bertanya tentang pelajaran yang sedang dan telah dijelaskan.

b. Observasi Proses Pembelajaran

Observasi proses pembelajaran dilakukan pada minggu ke-2 di bulan November 2007 dan diperoleh gan1baran mengenai sit1iasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolab dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada.

Alokasi waktu untuk mata pelajaran kimia di sekolab untuk kelas XI IP A yaitu 4 jam pelajaran (2x pertemuan) perminggunya. Sarana dan prasarana yang ada untuk menunjartg kelancaran dalam proses pembelajarnn su

Gambar

Grafik tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi guided note taking
Tabel I. Perencanaan Tindakan .......................................................................
Gambar 1. Simbol Guided Note Taking yang Digunakan
Gambar 2. Kajian berdanr 4 tahap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dibutuhkan bangunan Pusat Perbelanjaan Souvenir di Makassar yang berfungsi untuk memudahkan wisatawan dan sebagai wadah yang tidak hanya menyajikan

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Segala aktivitas untuk pengembangan diri yang dilakukan mahasiswa selama kuliah diberikan penilaian secara akumulatif, untuk mendapatkan nilai akhir dari mata kuliah

Berdasarkan penjelasan tersebut terkait dengan peningkatan kapasitas bakteri dalam mendegradasi polutan benzena, maka dilakukan uji kemampuan degradasi benzena pada

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar diploma (Amd. RMIK) dari progam studi Dlll RMIK.

Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah

Hasil pengujian menunjukan bahwa secara parsial Variabelindependenpelayanan pajak tidak berpengaruh signifi kan terhadap variable dependen kepatuhan wajib pajak

Beragam definisi atau pengertian “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix” disampaikan pakar marketing namun secara umum dapat disampaikan adalah kumpulan dari