PENGARUH PENERAPAN METODE CERAMAH BERVARIASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
SRI SUTARSIH NIM. 108015000083
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
v SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Metode Ceramah Bervariasi ... 5
1. Pengertian Ceramah Bervariasi ... 5
2. Karakteristik Ceramah Bervariasi ... 7
3. Kelebihan dan Kelemahan Ceramah Bervariasi ... 10
4. Langkah-langkah metode Ceramah Bervariasi dalam Pembelajaran ... 11
B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 14
1. Pengertian Belajar ... 14
2. Prinsip-prinsip Belajar ... 16
3. Pengertian Hasil Belajar ... 17
vi
3. Tujuan Pendidikan IPS ... 22
D. Kerangka Berpikir ... 24
E. Hipotesis Penelitian ... 25
F. Penelitian yang Relevan ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
B. Metode Penelitian... 27
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
E. Prosedur Penelitian ... 29
F. Instrumen Penelitian ... 30
G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 30
H. Teknik Analisa Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 39
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 41
C. Pengujian Hipotesis ... 43
D. Data N-Gain ... 45
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45
F. Kelemahan dan Kterbatasan Penelitian ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49 LEMBAR UJI REVERENSI
vii
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP)
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian Hasil Belajar IPS
Lampiran 4 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
Lampiran 5 : Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar IPS
Lampiran 6 : Evaluasi Pembelajaran
Lampiran 7 : Skor Uji Coba Instrumen Menggunakan ANATEST
Lampiran 8 : Validitas Soal
Lampiran 9 : Reliabilitas Tes
Lampiran 10 : Tingkat Kesukaran
Lampiran 11 : Daya Pembeda
Lampiran 12 : Data Hasil Tes
Lampiran 13 : Tabel Nilai N-gain Pre-test dan Post-test
Lampiran 14 : Tabel Perhitungan Nilai Pre-Test
Lampiran 15 : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test
Lampiran 16 : Tabel Perhitungan Nilai Post-test
Lampiran 17 : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Post-test
viii
Lampiran 20 : Tabel Perhitungan Uji Homogenitas
ix
Tabel 2.2 : Ceramah, Diskusi dan Tugas ... 9
Tabel 3.1 : Hasil Uji Validitas Instrumen ... 32
Tabel 3.2 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 34
Tabel 3.3 : Hasil Uji Coba Kesukaran Instrumen ... 35
Tabel 3.4 : Hasil Daya Pembeda ... 36
Tabel 4.1 : Deskripsi Nilai Pre-test ... 39
Tabel 4.3 : Deskripsi Nilai Post-test ... 40
Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas ... 42
Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas ... 43
x
Gambar 4.2 : Grafik Nilai Pre-test ... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Moh. Uzer Usman menjelaskan bahwa “proses belajar-mengajar adalah suatu
proses kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”1 Oleh sebab itu, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah
suatu kegiatan menyampaikan informasi kepada peserta didik oleh pendidik dalam
suasana edukatif untuk memperoleh sesuatu dari tujuan belajar tersebut.
Pada hakekatnya antara belajar dan mengajar merupakan proses interaksi
antara guru dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dalam jangka
waktu tertentu. Guru sebagai pengajar harus mempunyai kemampuan dalam
mengelola proses belajar mengajar di kelas dan hendaknya harus mengetahui
tujuan yang akan dicapai.
Obyek dalam proses belajar mengajar adalah siswa yang ada di dalam jumlah
tertentu. Dalam pengajaran di kelas guru hendaknya dapat memahami apa yang
sedang dialami siswa baik secara psikologis maupun sosiologis. Dengan
mengetahui perkembangan siswa maka akan memudahkan guru dalam
melaksanakan sistem pengajaran di kelas.
1
Iif Khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi Analisis Teori dan Praktik Serta
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme Pembelajaran dalam Kelas Akselerasi, Jakarta: Prestasi
Dengan memahami kondisi dan keadaan siswa tersebut maka dalam mencapai
hasil belajar yang optimal guru harus mencari alternatif dalam pemilihan metode
mengajar yang efektif dan efisien. Namun bukanlah tingkat efisiensi dan
efektifitas semata yang lebih diutamakan, tetapi yang lebih diutamakan adalah
pola interaksi belajar-mengajar antara guru dengan siswa berjalan secara dinamis.
Metode ceramah bervariasi adalah metode mengajar yang dalam
pelaksanaannya menuntut banyak keterlibatan/kreatifitas siswa. Siswa dituntut
aktif baik bertanya kepada guru maupun berdiskusi dengan teman-temannya.
Dalam interaksi belajar mengajar setiap siswa diberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat serta memecahkan masalah secara bersama-sama dalam
bentuk diskusi. Dalam diskusi terlihat kemampuan intelektual siswa baik secara
individu maupun dalam kerjasama. Dengan demikian pada diri siswa timbul rasa
kemampuan pada diri sendiri, karena merasa mendapat penghargaan baik dari
teman-temannya maupun dari guru. Pada akhirnya siswa lebih giat dalam
mengajar
Dalam metode ceramah bervariasi guru dapat berperan sebagi pembimbing,
dan mengarahkan siswa. Kelebihan ceramah bervariasi guru dapat melihat mana
siswa yang pandai, sedang dan kurang. Dengan demikian guru merasa mendapat
umpan balik (Feed back), sehingga dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Disamping kelebihan yang ada, metode ceramah bervariasi mempunyai
kelemahan, yaitu : sulit mengatur alokasi waktu dan minat siswa yang berbeda
terhadap materi.
(pereverensi guru) dan dalam hal ini mengacu kepada tuntutan berbagai jenis pekerjaan pembelajaran.2
Oleh sebab itu guru harus memiliki metode ceramah yang bervariasi agar tidak
membosankan. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar bila guru dalam
proses belajar mengajarnya tidak menggunakan variasi maka akan membosankan
sehingga perhatian siswa kurang, mengantuk akibatnya tujuan belajar tidak
tercapai.3
Dengan demikian, keterampilan mengajar yang bervariasi sangat bermanfaat
bagi siswa karena dapat menjaga tingkat perhatian, menigkatkan minat serta mencegah timbulnya rasa bosan dalam diri siswa yang akan menyebabkan hasil belajarnya kurang bagus. Dengan alasan tersebut di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Ceramah Bervariasi terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas maka timbul berberapa
permasalahan:
1. Hasil belajar IPS siswa yang rendah
2. Upaya peningkatan hasil belajar belum optimal karena lemahnya proses
pembelajaran IPS yang dikembangkan guru
3. Rendahnya partisipasi siswa dalam pelajaran IPS
4. Metode ceramah yang membosankan siswa
5. Kesulitan-kesulitan dalam menggunakan metode ceramah
6. Metode ceramah dapat diefesienkan dan diefektifkan
7. Metode ceramah dapat divariasikan dengan metode lain
2
Richard Dunne dan Ted Wragg, Pembelajaran Efektif, Jakarta : PT Gramedia, 1996, h. 56.
3
C. Pembatasan Masalah
Bedasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas
maka fokus penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan metode
ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS pokok bahasan keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat
multicultural kelas XI di SMK Al-Hidayah Lestari.
D. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan
metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari kelas XI pada pokok bahasan
macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis:
Secara umum diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini bermanfaat
dan berguna serta dapat memberikan kontribusi dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan perbaikan pendidikan khususnya pendidikan ilmu
pengetahuan sosial
2. Manfaat praktis:
1. Bagi siswa dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
2. Bagi guru dapat memperbaiki metode pembelajaran yang mampu
menumbuhkan keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran IPS.
3. Bagi sekolah hasil penelitian ini bisa menjadi informasi yang berharga
untuk sekolah dalam evaluasi perbaikan mutu pendidikan yang
5
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS
A. Metode Ceramah Bervariasi 1. Pengertian Ceramah Bervariasi
Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau
metode dosen, karena metode ini lebih banyak dipergunakan dikalangan dosen,
dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan
pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan.1
Wina Sanjaya mendefinisikan “metode ceramah dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa.”2 Menurut Yatim riyanto, “metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar.”3 Zuhairini dan kawan-kawan menjelaskan “metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara menyampaikan
1
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, h. 65
2
WinaSanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2006, h. 147
pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan dan
penuturan secara lisan.”4
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo dalam buku Strategi
Belajar Mengajar mengungkapkan bahwa: “metode ceramah ialah suatu metode
didalam pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan
pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak-anak didik dilaksanakan dengan lisan
oleh guru didalam kelas.”5
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah adalah penyajian bahan pelajaran yang penyampaiannya menggunakan
lisan. Jadi guru dapat dengan mudah menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
dengan menggunakan kata-kata dan bahasanya sendiri.
Disebut ceramah bervariasi karena dalam strategi ini terdapat beberapa
komponen yaitu:
1. Variasi Metode Ceramah
Murni hanya efektif 15 menit setelah itu diganti dengan metode tanya jawab atau metode diskusi kelompok. Dengan demikian interaksi belajar mengajar menjadi bervariasi.
2. Variasi Media Alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam proses belajar mengajar.
Untuk itu media pengajaran divariasikan sehingga fungsi melihat (visual), fungsi mendengar (audio) dan fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal -hal tertentu. Alternatif variasi media dapat disusun sebagai berikut:
a. Media audio-media visual-media audio b. Media audio-psychomotor
c. Media visual-media audio-media visual6 3. Variasi Penampilan
a. Variasi gerak. Dalam menyampaikan ceramah guru tidak terpaku pada tempat tertentu, gerakannya disesuaikan dengan bahan ceramah dan situasi kelas
b. Variasi isyarat/mimik. Isi ceramah tidak hanya disampaikan melalui kata -kata tetapi juga melalui mimik guru
c. Variasi suara. Variasi tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya diucapkan setiap kata dan keras lemahnya memberikan nilai tersendiri dalam berkomunikasi melalui ceramah.
4
Zuhairini. Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, h. 8
5
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 1997, Cet. Ke-1, h. 53
6
d. Selingan diam. Dalam menyampaikan ceramah perlu diberi kesempatan kepada siswa untuk meresapkan makna ceramah
e. Kontak pandang f. Pemusatan perhatian 4. Variasi Bahan Sajian
a. Contoh-contoh verbal b. Anekdot7
Ceramah bervariasi ini merupakan penggabungan antara metode ceramah dan
tanya jawab yang dapat mencinptakan interaksi belajar-mengajar yang dinamis.
Metode ceramah merupakan suatu metode mengajar yang sampai saat ini masih
didominasi paling banyak digunakan guru dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat
dimaklumi karena ceramah paling mudah dilakukan guru dan umumnya guru
belum merasa puas apabila belum melakukan penyampaian materi pelajaran
dengan ceramah. Demikian pula siswa karena telah terbiasa belajar dengan
mendengar guru melalui ceramah maka tidak merasa puas terasa belum belajar
kalau belum ada ceramah dari guru.
2. Karakteristik Ceramah Bervariasi
Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian dan penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran
lain, seperti tanya jawab, diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainnya.
Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi dan sebagainya.8
Karakteristik penggunaan ceramah bervariasi adalah:
1) Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2) Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbeli-belit)
7
W. Gulo, ibid, h. 30 8
3) Untuk merangsang siswa belajar aktif
4) Untuk memberikan feed back (balikan)
5) Untuk memberikan motivasi belajar9
Jadi penggunaan ceramah bervariasi guru dapat membimbing siswa untuk
lebih aktif dalam memperhatikan pelajaran. Siswa akan lebih mudah menangkap
materi pelajaran karena materi yang dijelaskan tidak berbelit-belit, sehingga
dapat merangsang siwa untuk ikut aktif dalam pembelajaran.
Metode ceramah bervariasi yang dimaksudkan disini adalah gabungan dari
beberapa metode mengajar yaitu metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar menjelaskan langkah-langkah metode ceramah, sebagai berikut:
Tabel. 2.1
Ceramah, diskusi, dan tugas10
No. Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1. Persiapan 1. Menciptakan kondisi belajar
2. Pelaksanaan 2. Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah) 3. Asosiasi/komparasi, artinya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab (metode tanya jawab)
4. Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil ceramah (metode tugas)
3. Evaluasi/tindak lanjut
5. Mengadakan penilaian terhadap
pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.
9
Lela Widya, Macam-macam Metode Pembelajaran, Lelawidya.student.fkip.uns.ac.id/ materi-sbm/, diakses pada tanggal: 04/04/13
10
Tabel. 2.2
Ceramah, diskusi, dan tugas11
No. Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1. Persiapan 1. Mempersiapkan kondisi belajar siswa
2. Memberiakn informasi/penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi (metode ceramah)
3. Mempersiapkan sarana /prasarana untuk melakukan diskusi (tempat, peserta dan waktu).
2. Pelaksanaan 4. Siswa melakukan diskusi
5. Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
6. Memeberikan kesempatan kepada semua anggota untuk aktif
7. Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
3. Evaluasi/tindak lanjut
8. Memberikan tugas kepada siswa untuk: 9. Membuat kesimpulan diskusi
10.Mencatat hasil diskusi 11.Menilai hasil diskusi 12.Dan sebagainya
Tujuan metode ceramah digunakan adalah:
1. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar 3. Memperjelas materi pelajaran
Manfaat metode ceramah adalah: 1. Jumlah siswa cukup besar
2. Sebagai pengantar atau menyimpulakan materi yang telah dipelajari
3. Waktu yang tersedia terbatas, sedangkan materi yang disampaikan cukup banyak.12
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat metode ceramah bervariasi
adalah agar dapat meningkatkan hasrat, minat, dan motivasi untuk belajar,
sehingga hasil belajar yang ditargetkanpun dapat tercapai dengan maksimal.
11
Ibid, h. 113
12
3. Kelebihan dan Kelemahan Ceramah Bervariasi
Kelebihan dan kekurangan metode ceramah menurut Hisyam Zaini dan
Bermawy Muthe dalam buku Strategi Pembelajaran Aktif, sebagai berikut:
Kelebihan metode ceramah:
1. Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan 2. Efisiensi dari sisi waktu dan biaya
3. Dapat menyampaikan materi yang banyak 4. Mendorong guru atau dosen menguasai materi 5. Lebih mudah mengontrol kelas
6. Peserta didik tidak perlu persiapan
7. Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan
Kekurangan metode ceramah: 1. Membosankan
2. Peserta didik tidak aktif 3. Informasi hanya satu arah 4. Feed back relative rendah 5. Menggurui dan melelahkan
6. Kurang melekat pada ingatan peserta didik 7. Kurang terkendali, baik waktu maupun materi 8. Monoton
9. Tidak mengembangkan kreatifitas peserta didik
10.Menjadikan peserta didik hanya sebagai objek didik.13
Sedangkan kelebihan dan kekurangan metode ceramah menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar, adalah:
a. Kelebihan metode ceramah:
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas. 3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. 4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. 5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. b. kelemahan metode ceramah:
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya.
3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.
5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.14
13
4. Langkah-langkah Metode Ceramah Bervariasi 1. Pendahuluan/appersepsi
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam strategi ceramah , langkah persiapan merupakan langkah yang
sangat penting.15
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Ceramah sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus
dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
3) Bukalah file dalam otak siswa.16
2. Penjelasan/menyajikan materi baru
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam
penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2)
intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan
joke-joke yang menyegarkan.17
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan :
a). Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang
menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah
ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah pembukaan ini 18
14
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. 3, h. 110
15
Syah Muhibbin. 1995, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995, h. 107
Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,
guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai ? oleh karena tujuan
akan mengarahkan segala aktifitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang
tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran
melalui ceramah itu.
Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang
lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam
langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu
dan dapat menerima materi pembelajaran. Ibarat dalam sebuah pesta, kita akan merasa
senang dan betah tinggal dipesta manakala seluruh tamu undangan beserta tuan
rumahnya kita kenali dan bahkan akrab dan bersahabat. Sebaliknya, kita ingin cepat
keluar atau pulang, bahkan kita tidak ingin menghadiri atau dating kepesta itu manakala
tuan rumah dan seluruh tamu undangan tidak kita kenali. Nah, demikian juga dengan
langkah apersepsi. Langkah ini pada dasarnya langkah untuk menciptakan kondisi agar
materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel diotak.
b. Langkah Penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan:
Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat berarti sebuah penghargaan dari guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapatkan pendangan dari guru aka merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis di papan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan tulis atau dengna membuat catatan yang panjang di papan tulis.
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar mudah diatangkap oleh siswa.
Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan, seandainya siswa memberikan serposn yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa. Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas
yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-kali memberikan humor-humor segar dan menyenangkan.19
c. Penggunaan Contoh/melakukan asosiasi perbandingan Memaksimalkan pemahaman dan ingatan
Headlines, beri poin-poin utama pada kata-kata kunci yang berfungsi sebagai sub hiding verbal atau alat bantu ingatan.
Contoh dan analogi, kemukakan ilustrasi kehidupan nyata mengenai gagasan dalam ceramah dan jika mungkin buatlah perbandingan antara materi anda dan pengetahuan dengan pengalaman yang telah peserta didik alami.
Alat bantu visual, seperti: ohp, transparansi, dan demonstrasi yang membantu siswa melihat dan mendengarkan apa yang kita katakana.20
d. Menyimpulkan/Refleksi
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah di pahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau member semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah di sampaikan.
Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.21
B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, dengan belajar
manusia akan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya. Semua
manusia di dalam kehidupan ini akan mengalami proses belajar. Secara sadar
maupun tidak sadar manusia telah melakukan proses belajar, dari proses belajar
tersebut maka akan menghasilkan perubahan tingkah laku dalam dirinya yang
dipenuhi manusia secara formal maupun non formal.
Manusia belajar sepanjang hayat, dalam hadist mengatakan bahwa tuntutlah
ilmu dari buaian sampai liang lahat. Maka bisa kita simpulkan bahwa manusia
akan terus belajar selama hidupnya dari awal manusia lahir kedunia sampai dia
meninggal dunia.
Belajar sering diartikan sebagai proses atau hasil.22 Proses dimana manusia akan melakukan kegiatan belajar dengan berinteraksi dengan lingkungannya,
yang kemudian dari proses interaksi tersebut akan menghasilkan pemahaman
dan pengalaman, dari pemahaman dan pengalaman tersebut maka akan ada hasil
yang didapat oleh manusia yaitu perubahan perilaku.
Menurut Burton dalam buku Teori Belajar menjelaskan bahwa:
“Learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”, Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai.23
Definisi belajar menurut Burton di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
akan menghasilkan perubahan dalam dalam diri manusia, perubahan itu terjadi
karena proses interaksi yang dilakukan dengan lingkungan, dari perubahan
tersebut maka manusia akan lebih peduli dalam melestarikan lingkungannya.
Lefrancois mendefinisikan “Learning can be defined as changes in behavior which takes place as a result of experience may be called learning”.
22
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, cet. 1, h. 7
23
Belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung sebagai hasil
pengalaman.24
Dari definisi belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar akan
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku terjadi
karena manusia memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yang akan terus berubah dan berkembang, berkat pengalaman yang dilakukan
individu dalam proses interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Ngalim Purwanto, dalam buku psikologi pendidikannya, terdapat
beberapa pendapat tentang pengertian belajar, yaitu:25
a. “Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories Of Learning mengemukakan ”Belajar, berhubungan dengan perubahan tingkah laku, seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan seseorang sesaat”.
b. Gagne dalam buku The Conditional Of Learning menyatakan bahwa “belajar terjadi apabila terjadi sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi dalam proses belajar. Thomas mengemukakan bahwa ada tiga ingatan pengalaman belajar seperti yang dikutipoleh Hamalik dalam buku pendidikannya sebagai berikut:
1)Pengalaman melalui benda sebenarnya, pengalaman diperoleh dengan jalan mengalami secara langsung dalam kondisi yang sesunguhnya. 2)Pengalaman melalui benda-benda pengganti, pengalaman diperoleh
dengan jalan mengamati benda-benda penganti dalam hal ini adalah alat peraga.
3)Pengalaman melalui bahasa, pengalaman diperoleh melalui membaca bahan-bahan cetakan seperti majalah, buku, surat kabar dan sebagainya.”26
Cronbach di dalam bukunya “Education Psikologi” menyatakan : “Learning is shown by change in behavior as result ofd experience”.27 Jadi menurutnya belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalaminya
itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.
Slameto mendefinisikan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru dengan
24
Ibid, h. 9 25
Ngalim purwanto, psikologi pendidikan. Bandung: remaja Rosda Karya, 1991, h. 85
26
Ibid, h. 31
27
lingkungannya.”28 Seorang individu akan terus mengalami perubahan perilaku untuk mendapatkan suatu pengalaman baru dari proses interaksi dengan
lingkungannya. Jadi lingkungan sangat berperan penting dalam proses
pembelajaran.
Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan
sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang
positif.29 Dapat disimpulkan bahwa belajar menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), dan nilai sikap (afektif). Dengan demikian maka individu yang
belajar akan memperoleh perubahan tingkah laku meliputi aspek kecakapan,
keterampilan, dan sikap.
2. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar agar dapat menerapkan cara
mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar yang diperlukan
menurut Gestalt, yaitu:
1. Belajar bedasarkan keseluruhan
2. Belajar adalah suatu proses perkembangan 3. Siswa sebagai organisme keseluruhan 4. Terjadi transfer
5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman 6. Belajar harus dengan insight
7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Bina Aksara, 1988)
29
Ibid, h. 2
30
Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam
Dalam kegiatan pembelajaran seharusnya guru menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip belajar agar kegiatan belajar dan pembelajalan akan berjalan
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Gestalt menerangkan bahwa prinsip-prinsip
belajar haruslah menyeluruh dalam berbagai aspek karena belajar adalah proses
perkembangan yang harus diarahkan dan dilaksanakan secara terus menerus.
Menurut Robet H. Davies prinsip belajar ada sembilan, yaitu:
a. Prinsip kemanfaatan b. Prinsip prasyarat c. Prinsip percontohan
d. Prinsip komunikasi terbuka e. Prinsip hal baru
f. Prinsip diklat aktif yang sesuai g. Prinsip pembagian praktik h. Prinsip penghapusan
i. Prinsip kondisi yang menyenangkan dan konsekuensinya31
Dari beberapa prinsip diatas, Davies mejelaskan bahwa prisip-prinsip
sangat mempengaruhi proses pembelajaran, oleh sebab itu prinsip-prisip diatas
adalah prinsisp-prinsip yang harus dipegang dalam proses belajar mengajar, sebab
apabila prinsip-prinsip tersebut di pegang, maka tujuan belajar akan cenderung
lebih cepat berhasil.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Selanjutnya menurut
Gronlund hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu. Demikian pula menurut
Davidoff, hasil belajar merupakan wujud perubahan perilaku yang terjadi atas
suatu obyek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.32 Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran. Hasil proses pembelajaran
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik setelah
31
Ibid, hal. 65-68
32
Veithzal Rivai, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta
mengikuti proses pembelajaran dan menerima materi yang diajarkan dalam proses
pembelajaran tersebut.
Perubahan perilaku dalam belajar mencakup tiga ranah seperti yang
dinyatakan oleh Bloom, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami proses
belajar akan terjadi peningkatan perilaku dalam hal kognitif, afektif dan
psikomotor dalam diri seseorang tersebut.
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil
belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar.
Jadi hasil belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar
yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.33
Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk
aspek kognitif, ranah afektif, dan ranah pisikomotorik. Masing-masing ranah
dapat diperinci lagi menjadi berberapa jangkauan kemampuan yaitu sebagai
berikut:
1. Ranah kognitif adalah ranah yang mrencakup kegiatan mental (otak)yang meliputi:
a. Knowledge (ingatan, pengetahuan) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat atau mengenal istilah,ide ide, rumus dan sebagainya
b. Comprehenston (pemahaman, menjelaskan, meringkas, memberi contoh) adalah pemahaman antara hubungan antar factor, antar konsep, antar data dalam penarikan kensimpulan
c. Application (menerapkan) adalah pengetahuan untuk memecahkan masalah dan menerapkannya dalam kehidupn sehari hari
d. Analyisis (menguraikan dan menentukan hubungan) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubugan diantara bagian-bagian factor lainnya.
e. Synthesis (synthesis)adalah menghubugkan informasi menjadi satu kumpulan atau konsep, merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru.
f. Evaluation (menilai)adalah kemampuan seseorang untuk membuat penyimbangkan terhadap suatu setuasi, nilai, atau ide.34
33
Nurdin Abd. Rahman, Efektifitas Penggunaan Metode Inteligensi Ganda Dalam Proses
Pembelajaran Fisika di SMU, Jurnal Penelitian & Evaluasi Pendidikan, Nomor 1, Tahun VI, 2004
34
2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap ilmiah dan nilai yang meliputi :
a. Reciving (sikap menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b. Responding (memberi respon) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseoranguntuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
c. Valuating (penilai atau menentukan sikap) yaitu suatu sikap tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mampu menilai konsep atau fenomena, yaitu baik dan buruk.
d. Organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga menbentuk nilai baru yang lebih universal dan membawa perbaikan umum.
e. Characteristic (pembentukan pola hidup) adalah karakterisasi dengan suatu nilai yang dimiliki oleh seseorang untuk mempegaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.35
3. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan denganketermpilan (skill) yang meliputi:
a. Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.
b. Kesiapan mencakup kemapuan menempatkan dirinya dalam keadaan memulai suatu rangkaian gerakan.
c. Gerakan kompleks mencangkup kemampuan untuk melaksanakan kete, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancer, tepat, dan efisien. d. Kretifitas mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak yang
baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 36
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga
ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banayk dinilai oleh guru di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar, diantaranya:
1. Faktor Internal (dalam), yakini:
a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra
b. Pisikologi, yaitu terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi
2. Faktor Eksternal (luar), yakini:
a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial
35
Ibid, hal. 19
36
b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen37
Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar
siswa dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa
meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri. Dan faktor eksternal siswa
meliputi lingkungan di luar diri siswa.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam
diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:
1. Faktor-faktor Internal
- Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
- Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
- Kelelahan
2. Faktor-faktor Eksternal
- Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
- Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) - Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat)38
-C. Hakikat Pendidikan IPS 1. Pengertian Pendidikan IPS
IPS adalah ilmu yang mempelajari kehidupan sosial yang terbagi kedalam
beberapa cabang ilmu sosial, yaitu sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, hukum,
dan budaya. Ilmu IPS sangat dibutuhkan manusia dalam menjalankan dan
melangsungkan kehidupannya, karena manusia saling membutuhkan satu dengan
37
Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006, hal.
38
yang lainnya. Alam, manusia dan kehidupan adalah siklus yang tidak dapat
terpisahkan, oleh sebab itu ilmu IPS sangat diperlukan demi terwujudnya
kelangsungan hidup manusia yang selaras dan harmonis.
Konsep IPS, yaitu (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan
dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6)
pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10)
keadilan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya
(culture), dan (14) nasionalisme.39
Dari beberapa konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya, dengan adanya interaksi dan saling
ketergantungan menunjukan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Beberapa
konsep diatas merupakan bahan ajar yang harus diterapkan dan dilaksanakan
dalam kehidupan manusia. Pendidikan IPS saat ini sudah menjadi bagian dari
kurikulum pendidikan.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dar aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum,dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.40
Muhammad Numan Somantri mengemukakan: “Pendidikan IPS adalah
suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology negara dan disiplin ilmu
lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah.”41
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, Dan Implementasinya Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 171
41
mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.
2. Karakteristik Pendidikan IPS
Menurut Iif Khoiru Akhmadi dan Sofan Amri dalam buku mengembangkan
pembelajaran IPS Terpadu mengemukakan bahwa “Salah satu tantangan
mendasar mengajarkan IPS dewasa ini adalah cepat berubahnya lingkungan
sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Perubahan-perubahan yang
terjadi dalam lingkungan sosial budaya bersifat multidimensi dan berskala
internasional, baik yang berhubungan masuknya arus globalisasi maupun
masuknya era abad ke-21”.42
Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang
dalam segi perkembangannya telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat
signifikan karena ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu yang bersifat
dinamis dan mengikuti perkembangan zaman kecuali ilmu yang berkaitan
dengan alam seperti pada mata pelajaran geografi yang masuk ke dalam ilmu
yang tidak dapat bersifat dinamis namun statis kecuali ada perubahan
lingkungan karena terjadi bencana atau hal lainnya.
3. Tujuan Pendidikan IPS
Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang tejadi di masyarakat,
memiliki sikap mental posistif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
tejadi, dan terampil dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi sehari-hari,
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.43
Tujuan IPS menurut Isriani hardini dan Dewi Puspita Sari didalam buku
strategi pembelajaran terpadu yaitu:
(a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
42
IIf Khoiru Akhmadi dan Sofan Amri. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu . Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya,2011, h.6
43
(b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
(c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
(d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 44 Berdasarkan tujuan belajar diatas menerangkan bahwa ilmu pengetahuan
sosial (IPS) merupakan ilmu yang sangat penting dan harus diketahui oleh peserta
didik karena berkaitan dengan lingkungan sekitar mereka, baik yang secara
tampak dimata maupun yang tidak terlihat seperti interaksi, hubungan sosial,
lembaga sosial dan lain sebagainya.
Sementara Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial menurut Trianto didalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.45
Dengan demikian ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu terapan yang sangat penting dan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya dapat
dipraktekkan secara langsung didalam masyarakat. Ilmu pengetahuan sosial
merupakan ilmu pengetahuan sosial wajib dan harus dipelajari siswa-siswi
dengan baik berkaitan dengan lingkungan sosial peserta didik, didalam
lingkungan masyarakatnya dan menjadi trampil didalam mengambil keputusan
yang diambil dalam memecahkan masalah diri sendiri maupun masalah keluarga
serta dalam lingkup besar yaitu masyarakat sekitarnya.
44 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. Strategi Pembelajaran Terpadu(teori, konsep dan
implementasi). Yogyakarta: Familia,2012, h.173
D. Kerangka Berfikir
Belajar adalah sebuah proses untuk mengetahui apa yang belum diketahui dan
guru adalah salah satu media yang digunakan siswa untuk mendapatkan ilmu
ketika pelajaran langsung di sekolah. Guru sebagai pengajar harus mempunyai
kemampuan dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas dan hendaknya
harus mengetahui tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar memiliki peranan
yang sangat besar dalam proses belajar dan mengajar karena dapat meningkatkan
keaktifan siswa di dalam kelas. Oleh sebab itu guru harus memilih metode
mengajar yang kreatif.
Metode mengajar yang digunakan oleh guru diharapkan dapat meningkatkan
kreatif dan inovatif siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
Salah satu metode yang sangat efektif dalam kegiatan belajar mengajar yang telah
digunakan para pengajar terdahulu adalah metode ceramah, namun diera
moderenisasi sekarang metode ceramah bervariasai bisa menjadi alternatif yang
lebih inovatif yang dapat digunakan oleh guru. Metode ceramah bervariasi
merupakan suatu metode mengajar yang berkaitan dengan kegiatan yang
memberikan peluang kepada siswa untuk berperan aktif secara maksimal dalam
kegiatan belajar-mengajar. Metode ceramah bervariasi merupakan perpaduan
antara metode ceramah dan metode tanya jawab, dengan demikian tingkat
pengetahuan yang dimiliki siswa akan diketahui guru setelah menerangkan materi
pelajaran kemudian diadakan tanya jawab antara-guru siswa.
Metode ceramah bervariasi menuntut banyak keterlibatan siswa. Siswa
dituntut aktif baik bertanya kepada guru maupun berdiskusi dengan
teman-temannya. Dalam metode ceramah bervariasi guru dapat berperan sebagai
pembimbing dan mengarahkan siswa. Kelebihan ceramah bervariasi guru dapat
melihat mana siswa yang pandai, sedang dan kurang. Dengan demikian guru dapat
merasa dapat umpan balik, sehingga dapat memperbaiki
kelemahan-kelemahannya. Disamping kelebihan yang ada, metode ceramah bervariasi
mempunyai kelemahan, yaitu sulit mengatur alokasi waktu dan minat siswa
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapatlah dinyatakan
bahwa metode mengajar ceramah bervariasi diharapkan akan merubah sistem
belajar mengajar yang ada, antara guru dengan siswa sehingga dapat
meningkatkan kreatifitas dan efektifitas yang tinggi.
E. Hipotesis Penelitian
Ha : Metode ceramah bervariasi berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Ho : Metode ceramah bervariasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
F. Penelitian yang Relevan
Ika Rustikawati, dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Bidang Studi Ekonomi Kelas X SMA Negeri 11 Surabaya Tahun Ajaran 2004 – 2005” menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang diberi metode ceramah bervariasi dengan yang tidak. Hasil belajar melalui metode ceramah
bervariasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak.
Listiayanto, “Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Ceramah Bervariasi dengan Metode Diskusi dalam Bidang Studi Sejarah Di Kelas II SMA 72 Jakarta Utara” Penelitian ini menyimpulkan bahawa secara keseluruhan menyatakan tidak adanya perbedaan rata2 skor hasil belajar anttara
metode ceramah bervariasi dengan metode diskusi.
Imam Khanapi, Studi Perbandingan Antara Hasil Belajar Melalui
“Metode Ceramah Bervariasi dengan Metode Ceramah pada Mata Pelajaran Tata Negara Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial (A3) : Eksperimen Di SMA Diponegoro 1 Jakarta”, meyimpulkan bahawa hasil belajar tata Negara melalui metode ceramah bervariasi lebih tinggi dibandingkan dengan melalui metode
Rahayu, “Efesiensi dan Efektifitas Metode Ceramah dalam Kegiatan Belajar Mengajar (Studi Kasus Guru PAI di MIN 15 Bintaro Jakarta
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus Jl. Kana
K/I Cilandak, Jakarta selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah
pada semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 yakni pada bulan Oktober sampai
dengan bulan November.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre
eksperimental (0ne group pre-post test design). Pemilihan metode ini didasarkan
atas pertimbangan penelitian yang bertujuan mencari pengaruh antara
variabel-variabel yang menjadi objek penelitian. Variabel beebasnya (X) adalah pemberian
metode ceramah bervariasi, sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar
IPS siswa. Kemudian menganalisis dan menyimpulkannya dengan menggunakan
rumus statistik parametrik t-test. Dan selanjutnya berdasarkan perhitungan
statistik dapat menganalisis data yang ada dengan masalah yang dimaksud
sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis statistik yang akhirnya
penelitian ini dapat disimpulkan. Adapun rancangan/desain penelitiannya adalah
O1 X O2
Keterangan : O1 : Pre test (tes awal)
X : Treatmen
O2 : Post test (tes akhir)
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi target penelitian ini
adalah seluruh siswa SMK Al-Hidayah Lestari. Populasi terjangkau penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMK Al-Hidayah Lestari. Sampel adalah kelompok kecil
individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian. Sampel penelitian ini adalah
siswa kelas XI AP (Administrasi Perkantoran) 1 yang berjumlah 32 siswa. Teknik
sampel yang penulis lakukan adalah secara cluster random sampling, yakni
merupakan sekelompok siswa dalam satu kelas yang dipilih secara acak.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah nilai yang diambil dari
pre-tes yang diambil sebelum berlangsungnya proses belajar mengajar dan nilai
post-tes atau post-tes hasil belajar setelah berlangsung proses belajar mengajar dengan
pemberian evaluasi dalam bentuk pilihan ganda. Data diperoleh dengan
menggunakan tes objektif pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dengan
jumlah soal 20 butir pada materi macam-macam kelompok sosial dalam
masyarakat multikultural.
2. Variabel penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel bebas (x) : Pemberian metode ceramah bervariasi
E. Persedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas XI SMK Al-Hidayah Lestari yaitu kelas XI Administrasi perkantoran 1 pada materi semester 1 Bab 2 pokok bahasan
macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Adapun metode belajar
yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan observasi.
1. Tahap perencanan
a. Pembuatan acuan program pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan) yang telah disesuaikan dengan
materi yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran, terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta pembuatan media pembelajaran
yang terdiri dari media gambar, transparansi, artikel dan buku paket.
b. Pembuatan bentuk tes pilihan ganda dan essai setiap akhir pembelajaran.
c. Pembuatan tes hasil belajar IPS pada materi macam-macam kelompok
sosial dalam masyarakat multikultural.
2. Tahap pelaksanan
Pelaksanan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah,
diskusi, dan observasi. Adapun strategi mengajar yang dilakukan guru dibagi atas
4 tahap, yaitu:
a. Mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
b. Memberikan informasi baru dengan menghubungkan teori yang dipelajari
siswa.
c. Memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi
pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya dalam proses belajar
mengajar.
d. Memberikan tes hasil belajar IPS pada materi macam-macam kelompok sosial
dalam masyarakat multikultural.
Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siswa diberikan tes IPS tentang
macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Tes ini disebut
pre-tes, tujuan tes ini untuk mengetahui bahwa siswa berangkat dari kemampuan
awal yang sama. Setelah diberikan pre-tes, maka penelitian dilanjutkan kembali
macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural, dibagi menjadi 4 sub
pokok bahasan yaitu 1. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik dijelaskan
menurut pendapat Durkheim, 2. Gemainschaft dan gesselschaft dijelaskan
menurut pendapat F. Tonnies, 3. Kelompok primer dan kelompok sekunder
dijelaskan menurut pendapat C.H. Cooley dan E. Farris, 4. In-group dan
out-group dijelaskan menurut pendapat W.G. Summer.
Setelah pemberian materi pada sub pokok bahasan pertama yaitu tentang
Solidaritas mekanik dan solidaritas organik yang dijelaskan menurut pendapat
Durkheim, kemudian dilakukanlah latihan soal ke 1. Sub pokok bahasan kedua
Gemainschaft dan gesselschaft dijelaskan menurut pendapat F. Tonnies, setelah
selesai memberikan materi dilakukanlah latihan soal ke 2. Sub pokok bahasan
ketiga Kelompok primer dan kelompok sekunder dijelaskan menurut pendapat
C.H. Cooley dan E. Farris dilakukanlah latihan soal ke 3, dan pada sub pokok
bahasan keempat In-group dan out-group dijelaskan menurut pendapat W.G.
Summer dilakukanlah latihan soal ke 4, dengan bentuk soal pilihan ganda pada
kelas XI AP 1.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pilihan
ganda dengan lima option sebanyak 20 soal, tes hasil belajar ini diberikan pada
akhir penelitian pada materi macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural yang disusun berdasarkan ruang lingkup materi pelajaran kelas XI.
Dimana semua tes yang diberikan mengukur ranah kognitif yang meriputi aspek
ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3).
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian ini dapat digunakan dalam
penelitian maka semua instrument penelitian diuji cobakan terlebih dahulu. Uji
coba dilakukan untuk pemantapan validitas dan reliabillitas instrumen sebelum
digunakan untuk mengumpulkan data. Pada tes ini dihitung juga taraf kesukaran
1. Validitas Instrumen
Suatu instumen baru dapat digunakan dalam penelitian bilamana dinyatakan
valid. Validitas adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur.1 Untuk mengetahui bahwa tes tersebut telah sesuai dengan materi atau isi pembelajaran yang telah diberikan. Pengujian validitas instrument ini
menggunakan uji vadilitas butir soal. Pengukuran validitas instrument ini
menggunakan rumus Point Biseral korelasi, yaitu:2
r
pbi= Mp- Mt √SDt
Keterangan :
rpbi : Angka indeks Korelasi Point Biseral
Mp : Mean skor yang di capai oleh siswa yng menjawab besar
Mt : Mean skor total
SDt : Deviasi standar total
P : Proporsi siswa yang menjawab besar
q : Proporsi siswa yang menjawab salah
Langkah langkah koreksi point biserel adalah sebagai beriut :
1. Menentukan proposi menjawab benar (p) dengan persamaan :
P =
2. Menentukan nilai q ynag merupakan selisih bilangan 1 dengan p, yaitu:
Q = 1-p
3. Menentukan sekor total dengan persamaan:
Mp = Jumlah skor total
Jumlah siswa
4. Menenetuakan sekor soal perserta tes yang menjawab benar dengan
persamaan:
1
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Relialibilitas dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 60.
2
Mp = Jumlah skor total peserta yang menjawab benar
Jumlah skor tertinggi
5. Menetukan setadar deviasi dengan persamaan
SD = √
6. Menentukan validitas dengan persamaan
r
pbi= Mp- Mt √SDt
7. Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal. rpbi di bandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikan 5 % dengan terlebih dahulu mencari db dengan
persamaan:
db = N- nr
db = Derajat bebas
N = Jumlah responden
nr = Banyaknya variabel yang dikorelaksikan
8. Menentukan kriteria pengujian:
Jika rpbi > rtabel maka soal tersebut valid
Jika rpbi < rtabel maka soal tersebut tidak valid
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates 4.0. hasil uji validitas instrument bisa dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 20
Nomor soal valid 2, 3, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 23, 24, 25, 26, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 40
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. Analisis reliabilitas
dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil
yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah
subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetapantau lelatif sama.
Instrument disebut reliabel mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup
baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengunjungi
reliabilitas instrument di gunakan rumus kuder dan Richardson 20 (K-R 20).3
r11 =
Keterangan :
r11 = Reliabilits secara seluruhan
n = Banyaknya item soal
p = Proposi siswa yang menjawab besar
q = Proposi siswa yang menjawab salah ∑pq = Jumlah perkalian p dan q
SD2 = Standar devinisi kuadrat
Langkah-langkah reliabilitas sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah soal ynag benar (∑X)
2. Menentukan jumlah soal yang benar dikuadratkan (∑X)2
3. Menentukan jumlah perkalian p dan q (∑pq)
4. Menentukan standar devinisi dengan persamaan :
SD = √
5. Menentukan reliabilitas (K-R 20) degan persamaan:
r11 =
6. Mengklasifikasikan koefisien reliabilitas menurut Guiford, yaitu:
3
r11 = 0,91 - 1,00 = Korelasi Sagat Tinggi
r11 = 0,71 - 0,90 = Korelasi Tinggi
r11 = 0,41 - 0,70 = Korelasi Cukup /Sedang
r11 = 0,21 - 0,40 = Korelasi Rendah
r11 = 0,20 = Tidak Ada Kolekasi
perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates 4.0. Hasil uji reliabilitas instrument tes ini bisa dilihat pada tabel
3.2
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik
r
hitung 0,75
Kesimpulan Tingkat reliabilitas tinggi
3. Indeks Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi
yang besarnya berkisar 0,00 – 1, 00 (Aiken (1994: 66). Rumusnya adalah seperti
berikut ini:4 p = B
JS
Di mana : p = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa perserta tes
Menurut Suharsimi Arikunto, indek kesukaran sering diklasikasikan sebagai
berikut:5
4
Dr. Wahidmurni, dkk, Evaluasi Pembelajaran Kopetensi dan Praktik, Malang : Nuha Litera, 2010, h. 131.
5
Soal dengan p = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P = 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P = 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Perhitungan pengujian pada taraf kesukaran dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software Anates 0.4. Hasil perhitungan tingkat kesukaran
bisa dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Kesukaran Instrumen
Kategori soal Jumlah soal Prosentase (%)
Sangat sukar 1 4%
Sukar - -
Sedang 9 38%
Mudah 8 33%
Sangat mudah 6 25%
Jumlah 24 100%
4. Daya pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan
rendah). Maka penelitian ini dipandang perlu untuk mengadakan uji daya
pembeda. Rumus pengujian daya pembeda yaitu:6 D = BA _ BB = PA– PB
JA JB
Dimana : D = Indeks diskriminasi
J = Jumlah peserta tes
JA = Bayak perserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
6