• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE CERAMAH BERVARIASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS DI SMK AL-HIDAYAH LESTARI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

SRI SUTARSIH NIM. 108015000083

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

v SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Metode Ceramah Bervariasi ... 5

1. Pengertian Ceramah Bervariasi ... 5

2. Karakteristik Ceramah Bervariasi ... 7

3. Kelebihan dan Kelemahan Ceramah Bervariasi ... 10

4. Langkah-langkah metode Ceramah Bervariasi dalam Pembelajaran ... 11

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 14

1. Pengertian Belajar ... 14

2. Prinsip-prinsip Belajar ... 16

3. Pengertian Hasil Belajar ... 17

(10)

vi

3. Tujuan Pendidikan IPS ... 22

D. Kerangka Berpikir ... 24

E. Hipotesis Penelitian ... 25

F. Penelitian yang Relevan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian... 27

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 30

H. Teknik Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 39

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 41

C. Pengujian Hipotesis ... 43

D. Data N-Gain ... 45

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

F. Kelemahan dan Kterbatasan Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LEMBAR UJI REVERENSI

(11)

vii

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajarn (RPP)

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian Hasil Belajar IPS

Lampiran 4 : Kunci Jawaban Instrumen Penelitian

Lampiran 5 : Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar IPS

Lampiran 6 : Evaluasi Pembelajaran

Lampiran 7 : Skor Uji Coba Instrumen Menggunakan ANATEST

Lampiran 8 : Validitas Soal

Lampiran 9 : Reliabilitas Tes

Lampiran 10 : Tingkat Kesukaran

Lampiran 11 : Daya Pembeda

Lampiran 12 : Data Hasil Tes

Lampiran 13 : Tabel Nilai N-gain Pre-test dan Post-test

Lampiran 14 : Tabel Perhitungan Nilai Pre-Test

Lampiran 15 : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test

Lampiran 16 : Tabel Perhitungan Nilai Post-test

Lampiran 17 : Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Post-test

(12)

viii

Lampiran 20 : Tabel Perhitungan Uji Homogenitas

(13)

ix

Tabel 2.2 : Ceramah, Diskusi dan Tugas ... 9

Tabel 3.1 : Hasil Uji Validitas Instrumen ... 32

Tabel 3.2 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 34

Tabel 3.3 : Hasil Uji Coba Kesukaran Instrumen ... 35

Tabel 3.4 : Hasil Daya Pembeda ... 36

Tabel 4.1 : Deskripsi Nilai Pre-test ... 39

Tabel 4.3 : Deskripsi Nilai Post-test ... 40

Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas ... 42

Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas ... 43

(14)

x

Gambar 4.2 : Grafik Nilai Pre-test ... 40

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Moh. Uzer Usman menjelaskan bahwa “proses belajar-mengajar adalah suatu

proses kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”1 Oleh sebab itu, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah

suatu kegiatan menyampaikan informasi kepada peserta didik oleh pendidik dalam

suasana edukatif untuk memperoleh sesuatu dari tujuan belajar tersebut.

Pada hakekatnya antara belajar dan mengajar merupakan proses interaksi

antara guru dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dalam jangka

waktu tertentu. Guru sebagai pengajar harus mempunyai kemampuan dalam

mengelola proses belajar mengajar di kelas dan hendaknya harus mengetahui

tujuan yang akan dicapai.

Obyek dalam proses belajar mengajar adalah siswa yang ada di dalam jumlah

tertentu. Dalam pengajaran di kelas guru hendaknya dapat memahami apa yang

sedang dialami siswa baik secara psikologis maupun sosiologis. Dengan

mengetahui perkembangan siswa maka akan memudahkan guru dalam

melaksanakan sistem pengajaran di kelas.

1

Iif Khoiru Ahmadi, Pembelajaran Akselerasi Analisis Teori dan Praktik Serta

Pengaruhnya Terhadap Mekanisme Pembelajaran dalam Kelas Akselerasi, Jakarta: Prestasi

(16)

Dengan memahami kondisi dan keadaan siswa tersebut maka dalam mencapai

hasil belajar yang optimal guru harus mencari alternatif dalam pemilihan metode

mengajar yang efektif dan efisien. Namun bukanlah tingkat efisiensi dan

efektifitas semata yang lebih diutamakan, tetapi yang lebih diutamakan adalah

pola interaksi belajar-mengajar antara guru dengan siswa berjalan secara dinamis.

Metode ceramah bervariasi adalah metode mengajar yang dalam

pelaksanaannya menuntut banyak keterlibatan/kreatifitas siswa. Siswa dituntut

aktif baik bertanya kepada guru maupun berdiskusi dengan teman-temannya.

Dalam interaksi belajar mengajar setiap siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapat serta memecahkan masalah secara bersama-sama dalam

bentuk diskusi. Dalam diskusi terlihat kemampuan intelektual siswa baik secara

individu maupun dalam kerjasama. Dengan demikian pada diri siswa timbul rasa

kemampuan pada diri sendiri, karena merasa mendapat penghargaan baik dari

teman-temannya maupun dari guru. Pada akhirnya siswa lebih giat dalam

mengajar

Dalam metode ceramah bervariasi guru dapat berperan sebagi pembimbing,

dan mengarahkan siswa. Kelebihan ceramah bervariasi guru dapat melihat mana

siswa yang pandai, sedang dan kurang. Dengan demikian guru merasa mendapat

umpan balik (Feed back), sehingga dapat memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

Disamping kelebihan yang ada, metode ceramah bervariasi mempunyai

kelemahan, yaitu : sulit mengatur alokasi waktu dan minat siswa yang berbeda

terhadap materi.

(17)

(pereverensi guru) dan dalam hal ini mengacu kepada tuntutan berbagai jenis pekerjaan pembelajaran.2

Oleh sebab itu guru harus memiliki metode ceramah yang bervariasi agar tidak

membosankan. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak

menyenangkan. Demikian juga dalam proses belajar mengajar bila guru dalam

proses belajar mengajarnya tidak menggunakan variasi maka akan membosankan

sehingga perhatian siswa kurang, mengantuk akibatnya tujuan belajar tidak

tercapai.3

Dengan demikian, keterampilan mengajar yang bervariasi sangat bermanfaat

bagi siswa karena dapat menjaga tingkat perhatian, menigkatkan minat serta mencegah timbulnya rasa bosan dalam diri siswa yang akan menyebabkan hasil belajarnya kurang bagus. Dengan alasan tersebut di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Ceramah Bervariasi terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas maka timbul berberapa

permasalahan:

1. Hasil belajar IPS siswa yang rendah

2. Upaya peningkatan hasil belajar belum optimal karena lemahnya proses

pembelajaran IPS yang dikembangkan guru

3. Rendahnya partisipasi siswa dalam pelajaran IPS

4. Metode ceramah yang membosankan siswa

5. Kesulitan-kesulitan dalam menggunakan metode ceramah

6. Metode ceramah dapat diefesienkan dan diefektifkan

7. Metode ceramah dapat divariasikan dengan metode lain

2

Richard Dunne dan Ted Wragg, Pembelajaran Efektif, Jakarta : PT Gramedia, 1996, h. 56.

3

(18)

C. Pembatasan Masalah

Bedasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas

maka fokus penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan metode

ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS pokok bahasan keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat

multicultural kelas XI di SMK Al-Hidayah Lestari.

D. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana

pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan

metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari kelas XI pada pokok bahasan

macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis:

Secara umum diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini bermanfaat

dan berguna serta dapat memberikan kontribusi dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan perbaikan pendidikan khususnya pendidikan ilmu

pengetahuan sosial

2. Manfaat praktis:

1. Bagi siswa dapat meningkatkan kualitas belajar siswa

2. Bagi guru dapat memperbaiki metode pembelajaran yang mampu

menumbuhkan keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran IPS.

3. Bagi sekolah hasil penelitian ini bisa menjadi informasi yang berharga

untuk sekolah dalam evaluasi perbaikan mutu pendidikan yang

(19)

5

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN

HIPOTESIS

A. Metode Ceramah Bervariasi 1. Pengertian Ceramah Bervariasi

Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau

metode dosen, karena metode ini lebih banyak dipergunakan dikalangan dosen,

dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan

pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang mengikuti

perkuliahan.1

Wina Sanjaya mendefinisikan “metode ceramah dapat diartikan sebagai cara

menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada

sekelompok siswa.”2 Menurut Yatim riyanto, “metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah

dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam

proses belajar mengajar.”3 Zuhairini dan kawan-kawan menjelaskan “metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara menyampaikan

1

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, h. 65

2

WinaSanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2006, h. 147

(20)

pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan dan

penuturan secara lisan.”4

Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo dalam buku Strategi

Belajar Mengajar mengungkapkan bahwa: “metode ceramah ialah suatu metode

didalam pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan

pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak-anak didik dilaksanakan dengan lisan

oleh guru didalam kelas.”5

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode

ceramah adalah penyajian bahan pelajaran yang penyampaiannya menggunakan

lisan. Jadi guru dapat dengan mudah menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa

dengan menggunakan kata-kata dan bahasanya sendiri.

Disebut ceramah bervariasi karena dalam strategi ini terdapat beberapa

komponen yaitu:

1. Variasi Metode Ceramah

Murni hanya efektif 15 menit setelah itu diganti dengan metode tanya jawab atau metode diskusi kelompok. Dengan demikian interaksi belajar mengajar menjadi bervariasi.

2. Variasi Media Alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam proses belajar mengajar.

Untuk itu media pengajaran divariasikan sehingga fungsi melihat (visual), fungsi mendengar (audio) dan fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal -hal tertentu. Alternatif variasi media dapat disusun sebagai berikut:

a. Media audio-media visual-media audio b. Media audio-psychomotor

c. Media visual-media audio-media visual6 3. Variasi Penampilan

a. Variasi gerak. Dalam menyampaikan ceramah guru tidak terpaku pada tempat tertentu, gerakannya disesuaikan dengan bahan ceramah dan situasi kelas

b. Variasi isyarat/mimik. Isi ceramah tidak hanya disampaikan melalui kata -kata tetapi juga melalui mimik guru

c. Variasi suara. Variasi tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya diucapkan setiap kata dan keras lemahnya memberikan nilai tersendiri dalam berkomunikasi melalui ceramah.

4

Zuhairini. Dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, h. 8

5

Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 1997, Cet. Ke-1, h. 53

6

(21)

d. Selingan diam. Dalam menyampaikan ceramah perlu diberi kesempatan kepada siswa untuk meresapkan makna ceramah

e. Kontak pandang f. Pemusatan perhatian 4. Variasi Bahan Sajian

a. Contoh-contoh verbal b. Anekdot7

Ceramah bervariasi ini merupakan penggabungan antara metode ceramah dan

tanya jawab yang dapat mencinptakan interaksi belajar-mengajar yang dinamis.

Metode ceramah merupakan suatu metode mengajar yang sampai saat ini masih

didominasi paling banyak digunakan guru dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat

dimaklumi karena ceramah paling mudah dilakukan guru dan umumnya guru

belum merasa puas apabila belum melakukan penyampaian materi pelajaran

dengan ceramah. Demikian pula siswa karena telah terbiasa belajar dengan

mendengar guru melalui ceramah maka tidak merasa puas terasa belum belajar

kalau belum ada ceramah dari guru.

2. Karakteristik Ceramah Bervariasi

Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian dan penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran

lain, seperti tanya jawab, diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainnya.

Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi dan sebagainya.8

Karakteristik penggunaan ceramah bervariasi adalah:

1) Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung

2) Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbeli-belit)

7

W. Gulo, ibid, h. 30 8

(22)

3) Untuk merangsang siswa belajar aktif

4) Untuk memberikan feed back (balikan)

5) Untuk memberikan motivasi belajar9

Jadi penggunaan ceramah bervariasi guru dapat membimbing siswa untuk

lebih aktif dalam memperhatikan pelajaran. Siswa akan lebih mudah menangkap

materi pelajaran karena materi yang dijelaskan tidak berbelit-belit, sehingga

dapat merangsang siwa untuk ikut aktif dalam pembelajaran.

Metode ceramah bervariasi yang dimaksudkan disini adalah gabungan dari

beberapa metode mengajar yaitu metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar menjelaskan langkah-langkah metode ceramah, sebagai berikut:

Tabel. 2.1

Ceramah, diskusi, dan tugas10

No. Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1. Persiapan 1. Menciptakan kondisi belajar

2. Pelaksanaan 2. Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah) 3. Asosiasi/komparasi, artinya memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab (metode tanya jawab)

4. Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil ceramah (metode tugas)

3. Evaluasi/tindak lanjut

5. Mengadakan penilaian terhadap

pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.

9

Lela Widya, Macam-macam Metode Pembelajaran, Lelawidya.student.fkip.uns.ac.id/ materi-sbm/, diakses pada tanggal: 04/04/13

10

(23)

Tabel. 2.2

Ceramah, diskusi, dan tugas11

No. Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1. Persiapan 1. Mempersiapkan kondisi belajar siswa

2. Memberiakn informasi/penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi (metode ceramah)

3. Mempersiapkan sarana /prasarana untuk melakukan diskusi (tempat, peserta dan waktu).

2. Pelaksanaan 4. Siswa melakukan diskusi

5. Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi

6. Memeberikan kesempatan kepada semua anggota untuk aktif

7. Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting

3. Evaluasi/tindak lanjut

8. Memberikan tugas kepada siswa untuk: 9. Membuat kesimpulan diskusi

10.Mencatat hasil diskusi 11.Menilai hasil diskusi 12.Dan sebagainya

Tujuan metode ceramah digunakan adalah:

1. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran

2. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar 3. Memperjelas materi pelajaran

Manfaat metode ceramah adalah: 1. Jumlah siswa cukup besar

2. Sebagai pengantar atau menyimpulakan materi yang telah dipelajari

3. Waktu yang tersedia terbatas, sedangkan materi yang disampaikan cukup banyak.12

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat metode ceramah bervariasi

adalah agar dapat meningkatkan hasrat, minat, dan motivasi untuk belajar,

sehingga hasil belajar yang ditargetkanpun dapat tercapai dengan maksimal.

11

Ibid, h. 113

12

(24)

3. Kelebihan dan Kelemahan Ceramah Bervariasi

Kelebihan dan kekurangan metode ceramah menurut Hisyam Zaini dan

Bermawy Muthe dalam buku Strategi Pembelajaran Aktif, sebagai berikut:

Kelebihan metode ceramah:

1. Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan 2. Efisiensi dari sisi waktu dan biaya

3. Dapat menyampaikan materi yang banyak 4. Mendorong guru atau dosen menguasai materi 5. Lebih mudah mengontrol kelas

6. Peserta didik tidak perlu persiapan

7. Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan

Kekurangan metode ceramah: 1. Membosankan

2. Peserta didik tidak aktif 3. Informasi hanya satu arah 4. Feed back relative rendah 5. Menggurui dan melelahkan

6. Kurang melekat pada ingatan peserta didik 7. Kurang terkendali, baik waktu maupun materi 8. Monoton

9. Tidak mengembangkan kreatifitas peserta didik

10.Menjadikan peserta didik hanya sebagai objek didik.13

Sedangkan kelebihan dan kekurangan metode ceramah menurut Syaiful

Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar Mengajar, adalah:

a. Kelebihan metode ceramah:

1) Guru mudah menguasai kelas.

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas. 3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar. 4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya. 5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. b. kelemahan metode ceramah:

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerimanya.

3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.

5) Menyebabkan siswa menjadi pasif.14

13

(25)

4. Langkah-langkah Metode Ceramah Bervariasi 1. Pendahuluan/appersepsi

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Dalam strategi ceramah , langkah persiapan merupakan langkah yang

sangat penting.15

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Ceramah sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus

dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:

1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

3) Bukalah file dalam otak siswa.16

2. Penjelasan/menyajikan materi baru

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam

penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah

ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1) penggunaan bahasa, (2)

intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa, dan (4) menggunakan

joke-joke yang menyegarkan.17

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan :

a). Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang

menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah

ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah pembukaan ini 18

14

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. 3, h. 110

15

Syah Muhibbin. 1995, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995, h. 107

(26)

Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,

guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa.

Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai ? oleh karena tujuan

akan mengarahkan segala aktifitas siswa, dengan demikian penjelasan tentang

tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran

melalui ceramah itu.

Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang

lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam

langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu

dan dapat menerima materi pembelajaran. Ibarat dalam sebuah pesta, kita akan merasa

senang dan betah tinggal dipesta manakala seluruh tamu undangan beserta tuan

rumahnya kita kenali dan bahkan akrab dan bersahabat. Sebaliknya, kita ingin cepat

keluar atau pulang, bahkan kita tidak ingin menghadiri atau dating kepesta itu manakala

tuan rumah dan seluruh tamu undangan tidak kita kenali. Nah, demikian juga dengan

langkah apersepsi. Langkah ini pada dasarnya langkah untuk menciptakan kondisi agar

materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel diotak.

b. Langkah Penyajian.

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara

bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru

harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang

sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat

dilakukan:

 Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat berarti sebuah penghargaan dari guru kepada siswa. Siswa yang selalu mendapatkan pendangan dari guru aka merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis di papan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan tulis atau dengna membuat catatan yang panjang di papan tulis.

(27)

 Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar mudah diatangkap oleh siswa.

 Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan, seandainya siswa memberikan serposn yang kurang tepat, segeralah tunjukkan bahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan siswa.  Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas

yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-kali memberikan humor-humor segar dan menyenangkan.19

c. Penggunaan Contoh/melakukan asosiasi perbandingan Memaksimalkan pemahaman dan ingatan

 Headlines, beri poin-poin utama pada kata-kata kunci yang berfungsi sebagai sub hiding verbal atau alat bantu ingatan.

 Contoh dan analogi, kemukakan ilustrasi kehidupan nyata mengenai gagasan dalam ceramah dan jika mungkin buatlah perbandingan antara materi anda dan pengetahuan dengan pengalaman yang telah peserta didik alami.

 Alat bantu visual, seperti: ohp, transparansi, dan demonstrasi yang membantu siswa melihat dan mendengarkan apa yang kita katakana.20

d. Menyimpulkan/Refleksi

Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah di pahami dan

dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang

memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat

dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya

 Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.

 Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau member semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah di sampaikan.

 Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.21

(28)

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, dengan belajar

manusia akan mengembangkan potensi yang dimiliki dalam dirinya. Semua

manusia di dalam kehidupan ini akan mengalami proses belajar. Secara sadar

maupun tidak sadar manusia telah melakukan proses belajar, dari proses belajar

tersebut maka akan menghasilkan perubahan tingkah laku dalam dirinya yang

dipenuhi manusia secara formal maupun non formal.

Manusia belajar sepanjang hayat, dalam hadist mengatakan bahwa tuntutlah

ilmu dari buaian sampai liang lahat. Maka bisa kita simpulkan bahwa manusia

akan terus belajar selama hidupnya dari awal manusia lahir kedunia sampai dia

meninggal dunia.

Belajar sering diartikan sebagai proses atau hasil.22 Proses dimana manusia akan melakukan kegiatan belajar dengan berinteraksi dengan lingkungannya,

yang kemudian dari proses interaksi tersebut akan menghasilkan pemahaman

dan pengalaman, dari pemahaman dan pengalaman tersebut maka akan ada hasil

yang didapat oleh manusia yaitu perubahan perilaku.

Menurut Burton dalam buku Teori Belajar menjelaskan bahwa:

“Learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”, Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai.23

Definisi belajar menurut Burton di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

akan menghasilkan perubahan dalam dalam diri manusia, perubahan itu terjadi

karena proses interaksi yang dilakukan dengan lingkungan, dari perubahan

tersebut maka manusia akan lebih peduli dalam melestarikan lingkungannya.

Lefrancois mendefinisikan “Learning can be defined as changes in behavior which takes place as a result of experience may be called learning”.

22

Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, cet. 1, h. 7

23

(29)

Belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung sebagai hasil

pengalaman.24

Dari definisi belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar akan

menghasilkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku terjadi

karena manusia memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran

yang akan terus berubah dan berkembang, berkat pengalaman yang dilakukan

individu dalam proses interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Ngalim Purwanto, dalam buku psikologi pendidikannya, terdapat

beberapa pendapat tentang pengertian belajar, yaitu:25

a. “Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories Of Learning mengemukakan ”Belajar, berhubungan dengan perubahan tingkah laku, seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan seseorang sesaat”.

b. Gagne dalam buku The Conditional Of Learning menyatakan bahwa “belajar terjadi apabila terjadi sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi dalam proses belajar. Thomas mengemukakan bahwa ada tiga ingatan pengalaman belajar seperti yang dikutipoleh Hamalik dalam buku pendidikannya sebagai berikut:

1)Pengalaman melalui benda sebenarnya, pengalaman diperoleh dengan jalan mengalami secara langsung dalam kondisi yang sesunguhnya. 2)Pengalaman melalui benda-benda pengganti, pengalaman diperoleh

dengan jalan mengamati benda-benda penganti dalam hal ini adalah alat peraga.

3)Pengalaman melalui bahasa, pengalaman diperoleh melalui membaca bahan-bahan cetakan seperti majalah, buku, surat kabar dan sebagainya.”26

Cronbach di dalam bukunya “Education Psikologi” menyatakan : “Learning is shown by change in behavior as result ofd experience”.27 Jadi menurutnya belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalaminya

itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.

Slameto mendefinisikan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru dengan

24

Ibid, h. 9 25

Ngalim purwanto, psikologi pendidikan. Bandung: remaja Rosda Karya, 1991, h. 85

26

Ibid, h. 31

27

(30)

lingkungannya.”28 Seorang individu akan terus mengalami perubahan perilaku untuk mendapatkan suatu pengalaman baru dari proses interaksi dengan

lingkungannya. Jadi lingkungan sangat berperan penting dalam proses

pembelajaran.

Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan

sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk

pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang

positif.29 Dapat disimpulkan bahwa belajar menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotor), dan nilai sikap (afektif). Dengan demikian maka individu yang

belajar akan memperoleh perubahan tingkah laku meliputi aspek kecakapan,

keterampilan, dan sikap.

2. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar agar dapat menerapkan cara

mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar yang diperlukan

menurut Gestalt, yaitu:

1. Belajar bedasarkan keseluruhan

2. Belajar adalah suatu proses perkembangan 3. Siswa sebagai organisme keseluruhan 4. Terjadi transfer

5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman 6. Belajar harus dengan insight

7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Bina Aksara, 1988)

29

Ibid, h. 2

30

Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam

(31)

Dalam kegiatan pembelajaran seharusnya guru menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip belajar agar kegiatan belajar dan pembelajalan akan berjalan

sesuai dengan yang telah ditetapkan. Gestalt menerangkan bahwa prinsip-prinsip

belajar haruslah menyeluruh dalam berbagai aspek karena belajar adalah proses

perkembangan yang harus diarahkan dan dilaksanakan secara terus menerus.

Menurut Robet H. Davies prinsip belajar ada sembilan, yaitu:

a. Prinsip kemanfaatan b. Prinsip prasyarat c. Prinsip percontohan

d. Prinsip komunikasi terbuka e. Prinsip hal baru

f. Prinsip diklat aktif yang sesuai g. Prinsip pembagian praktik h. Prinsip penghapusan

i. Prinsip kondisi yang menyenangkan dan konsekuensinya31

Dari beberapa prinsip diatas, Davies mejelaskan bahwa prisip-prinsip

sangat mempengaruhi proses pembelajaran, oleh sebab itu prinsip-prisip diatas

adalah prinsisp-prinsip yang harus dipegang dalam proses belajar mengajar, sebab

apabila prinsip-prinsip tersebut di pegang, maka tujuan belajar akan cenderung

lebih cepat berhasil.

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Selanjutnya menurut

Gronlund hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang

telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu. Demikian pula menurut

Davidoff, hasil belajar merupakan wujud perubahan perilaku yang terjadi atas

suatu obyek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.32 Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran. Hasil proses pembelajaran

adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik setelah

31

Ibid, hal. 65-68

32

Veithzal Rivai, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta

(32)

mengikuti proses pembelajaran dan menerima materi yang diajarkan dalam proses

pembelajaran tersebut.

Perubahan perilaku dalam belajar mencakup tiga ranah seperti yang

dinyatakan oleh Bloom, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengalami proses

belajar akan terjadi peningkatan perilaku dalam hal kognitif, afektif dan

psikomotor dalam diri seseorang tersebut.

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu hasil

belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar.

Jadi hasil belajar pada hakikatnya merupakan cerminan hasil dari kegiatan belajar

yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.33

Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe hasil belajar yang termasuk

aspek kognitif, ranah afektif, dan ranah pisikomotorik. Masing-masing ranah

dapat diperinci lagi menjadi berberapa jangkauan kemampuan yaitu sebagai

berikut:

1. Ranah kognitif adalah ranah yang mrencakup kegiatan mental (otak)yang meliputi:

a. Knowledge (ingatan, pengetahuan) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat atau mengenal istilah,ide ide, rumus dan sebagainya

b. Comprehenston (pemahaman, menjelaskan, meringkas, memberi contoh) adalah pemahaman antara hubungan antar factor, antar konsep, antar data dalam penarikan kensimpulan

c. Application (menerapkan) adalah pengetahuan untuk memecahkan masalah dan menerapkannya dalam kehidupn sehari hari

d. Analyisis (menguraikan dan menentukan hubungan) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubugan diantara bagian-bagian factor lainnya.

e. Synthesis (synthesis)adalah menghubugkan informasi menjadi satu kumpulan atau konsep, merangkai berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru.

f. Evaluation (menilai)adalah kemampuan seseorang untuk membuat penyimbangkan terhadap suatu setuasi, nilai, atau ide.34

33

Nurdin Abd. Rahman, Efektifitas Penggunaan Metode Inteligensi Ganda Dalam Proses

Pembelajaran Fisika di SMU, Jurnal Penelitian & Evaluasi Pendidikan, Nomor 1, Tahun VI, 2004

34

(33)

2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap ilmiah dan nilai yang meliputi :

a. Reciving (sikap menerima) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

b. Responding (memberi respon) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseoranguntuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

c. Valuating (penilai atau menentukan sikap) yaitu suatu sikap tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mampu menilai konsep atau fenomena, yaitu baik dan buruk.

d. Organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga menbentuk nilai baru yang lebih universal dan membawa perbaikan umum.

e. Characteristic (pembentukan pola hidup) adalah karakterisasi dengan suatu nilai yang dimiliki oleh seseorang untuk mempegaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.35

3. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan denganketermpilan (skill) yang meliputi:

a. Persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

b. Kesiapan mencakup kemapuan menempatkan dirinya dalam keadaan memulai suatu rangkaian gerakan.

c. Gerakan kompleks mencangkup kemampuan untuk melaksanakan kete, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancer, tepat, dan efisien. d. Kretifitas mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak yang

baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 36

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga

ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banayk dinilai oleh guru di sekolah karena

berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.

Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar, diantaranya:

1. Faktor Internal (dalam), yakini:

a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra

b. Pisikologi, yaitu terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi

2. Faktor Eksternal (luar), yakini:

a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial

35

Ibid, hal. 19

36

(34)

b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan manajemen37

Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar

siswa dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa

meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri. Dan faktor eksternal siswa

meliputi lingkungan di luar diri siswa.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam

diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Faktor-faktor Internal

- Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

- Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

- Kelelahan

2. Faktor-faktor Eksternal

- Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)

- Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) - Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

bentuk kehidupan masyarakat)38

-C. Hakikat Pendidikan IPS 1. Pengertian Pendidikan IPS

IPS adalah ilmu yang mempelajari kehidupan sosial yang terbagi kedalam

beberapa cabang ilmu sosial, yaitu sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, hukum,

dan budaya. Ilmu IPS sangat dibutuhkan manusia dalam menjalankan dan

melangsungkan kehidupannya, karena manusia saling membutuhkan satu dengan

37

Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006, hal.

38

(35)

yang lainnya. Alam, manusia dan kehidupan adalah siklus yang tidak dapat

terpisahkan, oleh sebab itu ilmu IPS sangat diperlukan demi terwujudnya

kelangsungan hidup manusia yang selaras dan harmonis.

Konsep IPS, yaitu (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan

dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6)

pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10)

keadilan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya

(culture), dan (14) nasionalisme.39

Dari beberapa konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa manusia saling

membutuhkan satu dengan yang lainnya, dengan adanya interaksi dan saling

ketergantungan menunjukan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Beberapa

konsep diatas merupakan bahan ajar yang harus diterapkan dan dilaksanakan

dalam kehidupan manusia. Pendidikan IPS saat ini sudah menjadi bagian dari

kurikulum pendidikan.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dar aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum,dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.40

Muhammad Numan Somantri mengemukakan: “Pendidikan IPS adalah

suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology negara dan disiplin ilmu

lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan

secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan

dasar dan menengah.”41

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, Dan Implementasinya Dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 171

41

(36)

mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,

geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.

2. Karakteristik Pendidikan IPS

Menurut Iif Khoiru Akhmadi dan Sofan Amri dalam buku mengembangkan

pembelajaran IPS Terpadu mengemukakan bahwa “Salah satu tantangan

mendasar mengajarkan IPS dewasa ini adalah cepat berubahnya lingkungan

sosial budaya sebagai kajian materi IPS itu sendiri. Perubahan-perubahan yang

terjadi dalam lingkungan sosial budaya bersifat multidimensi dan berskala

internasional, baik yang berhubungan masuknya arus globalisasi maupun

masuknya era abad ke-21”.42

Dengan demikian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang

dalam segi perkembangannya telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat

signifikan karena ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu yang bersifat

dinamis dan mengikuti perkembangan zaman kecuali ilmu yang berkaitan

dengan alam seperti pada mata pelajaran geografi yang masuk ke dalam ilmu

yang tidak dapat bersifat dinamis namun statis kecuali ada perubahan

lingkungan karena terjadi bencana atau hal lainnya.

3. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang tejadi di masyarakat,

memiliki sikap mental posistif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

tejadi, dan terampil dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi sehari-hari,

baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.43

Tujuan IPS menurut Isriani hardini dan Dewi Puspita Sari didalam buku

strategi pembelajaran terpadu yaitu:

(a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

42

IIf Khoiru Akhmadi dan Sofan Amri. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu . Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya,2011, h.6

43

(37)

(b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

(c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

(d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 44 Berdasarkan tujuan belajar diatas menerangkan bahwa ilmu pengetahuan

sosial (IPS) merupakan ilmu yang sangat penting dan harus diketahui oleh peserta

didik karena berkaitan dengan lingkungan sekitar mereka, baik yang secara

tampak dimata maupun yang tidak terlihat seperti interaksi, hubungan sosial,

lembaga sosial dan lain sebagainya.

Sementara Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial menurut Trianto didalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.45

Dengan demikian ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu terapan yang sangat penting dan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya dapat

dipraktekkan secara langsung didalam masyarakat. Ilmu pengetahuan sosial

merupakan ilmu pengetahuan sosial wajib dan harus dipelajari siswa-siswi

dengan baik berkaitan dengan lingkungan sosial peserta didik, didalam

lingkungan masyarakatnya dan menjadi trampil didalam mengambil keputusan

yang diambil dalam memecahkan masalah diri sendiri maupun masalah keluarga

serta dalam lingkup besar yaitu masyarakat sekitarnya.

44 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. Strategi Pembelajaran Terpadu(teori, konsep dan

implementasi). Yogyakarta: Familia,2012, h.173

(38)

D. Kerangka Berfikir

Belajar adalah sebuah proses untuk mengetahui apa yang belum diketahui dan

guru adalah salah satu media yang digunakan siswa untuk mendapatkan ilmu

ketika pelajaran langsung di sekolah. Guru sebagai pengajar harus mempunyai

kemampuan dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas dan hendaknya

harus mengetahui tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar memiliki peranan

yang sangat besar dalam proses belajar dan mengajar karena dapat meningkatkan

keaktifan siswa di dalam kelas. Oleh sebab itu guru harus memilih metode

mengajar yang kreatif.

Metode mengajar yang digunakan oleh guru diharapkan dapat meningkatkan

kreatif dan inovatif siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

Salah satu metode yang sangat efektif dalam kegiatan belajar mengajar yang telah

digunakan para pengajar terdahulu adalah metode ceramah, namun diera

moderenisasi sekarang metode ceramah bervariasai bisa menjadi alternatif yang

lebih inovatif yang dapat digunakan oleh guru. Metode ceramah bervariasi

merupakan suatu metode mengajar yang berkaitan dengan kegiatan yang

memberikan peluang kepada siswa untuk berperan aktif secara maksimal dalam

kegiatan belajar-mengajar. Metode ceramah bervariasi merupakan perpaduan

antara metode ceramah dan metode tanya jawab, dengan demikian tingkat

pengetahuan yang dimiliki siswa akan diketahui guru setelah menerangkan materi

pelajaran kemudian diadakan tanya jawab antara-guru siswa.

Metode ceramah bervariasi menuntut banyak keterlibatan siswa. Siswa

dituntut aktif baik bertanya kepada guru maupun berdiskusi dengan

teman-temannya. Dalam metode ceramah bervariasi guru dapat berperan sebagai

pembimbing dan mengarahkan siswa. Kelebihan ceramah bervariasi guru dapat

melihat mana siswa yang pandai, sedang dan kurang. Dengan demikian guru dapat

merasa dapat umpan balik, sehingga dapat memperbaiki

kelemahan-kelemahannya. Disamping kelebihan yang ada, metode ceramah bervariasi

mempunyai kelemahan, yaitu sulit mengatur alokasi waktu dan minat siswa

(39)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapatlah dinyatakan

bahwa metode mengajar ceramah bervariasi diharapkan akan merubah sistem

belajar mengajar yang ada, antara guru dengan siswa sehingga dapat

meningkatkan kreatifitas dan efektifitas yang tinggi.

E. Hipotesis Penelitian

Ha : Metode ceramah bervariasi berpengaruh terhadap peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Ho : Metode ceramah bervariasi tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

F. Penelitian yang Relevan

Ika Rustikawati, dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Metode Ceramah Bervariasi Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Bidang Studi Ekonomi Kelas X SMA Negeri 11 Surabaya Tahun Ajaran 2004 – 2005” menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang diberi metode ceramah bervariasi dengan yang tidak. Hasil belajar melalui metode ceramah

bervariasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak.

Listiayanto, “Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Ceramah Bervariasi dengan Metode Diskusi dalam Bidang Studi Sejarah Di Kelas II SMA 72 Jakarta Utara” Penelitian ini menyimpulkan bahawa secara keseluruhan menyatakan tidak adanya perbedaan rata2 skor hasil belajar anttara

metode ceramah bervariasi dengan metode diskusi.

Imam Khanapi, Studi Perbandingan Antara Hasil Belajar Melalui

“Metode Ceramah Bervariasi dengan Metode Ceramah pada Mata Pelajaran Tata Negara Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial (A3) : Eksperimen Di SMA Diponegoro 1 Jakarta”, meyimpulkan bahawa hasil belajar tata Negara melalui metode ceramah bervariasi lebih tinggi dibandingkan dengan melalui metode

(40)

Rahayu, “Efesiensi dan Efektifitas Metode Ceramah dalam Kegiatan Belajar Mengajar (Studi Kasus Guru PAI di MIN 15 Bintaro Jakarta

(41)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus Jl. Kana

K/I Cilandak, Jakarta selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah

pada semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 yakni pada bulan Oktober sampai

dengan bulan November.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre

eksperimental (0ne group pre-post test design). Pemilihan metode ini didasarkan

atas pertimbangan penelitian yang bertujuan mencari pengaruh antara

variabel-variabel yang menjadi objek penelitian. Variabel beebasnya (X) adalah pemberian

metode ceramah bervariasi, sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar

IPS siswa. Kemudian menganalisis dan menyimpulkannya dengan menggunakan

rumus statistik parametrik t-test. Dan selanjutnya berdasarkan perhitungan

statistik dapat menganalisis data yang ada dengan masalah yang dimaksud

sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis statistik yang akhirnya

penelitian ini dapat disimpulkan. Adapun rancangan/desain penelitiannya adalah

(42)

O1 X O2

Keterangan : O1 : Pre test (tes awal)

X : Treatmen

O2 : Post test (tes akhir)

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi target penelitian ini

adalah seluruh siswa SMK Al-Hidayah Lestari. Populasi terjangkau penelitian ini

adalah siswa kelas XI SMK Al-Hidayah Lestari. Sampel adalah kelompok kecil

individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian. Sampel penelitian ini adalah

siswa kelas XI AP (Administrasi Perkantoran) 1 yang berjumlah 32 siswa. Teknik

sampel yang penulis lakukan adalah secara cluster random sampling, yakni

merupakan sekelompok siswa dalam satu kelas yang dipilih secara acak.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah nilai yang diambil dari

pre-tes yang diambil sebelum berlangsungnya proses belajar mengajar dan nilai

post-tes atau post-tes hasil belajar setelah berlangsung proses belajar mengajar dengan

pemberian evaluasi dalam bentuk pilihan ganda. Data diperoleh dengan

menggunakan tes objektif pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dengan

jumlah soal 20 butir pada materi macam-macam kelompok sosial dalam

masyarakat multikultural.

2. Variabel penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas (x) : Pemberian metode ceramah bervariasi

(43)

E. Persedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas XI SMK Al-Hidayah Lestari yaitu kelas XI Administrasi perkantoran 1 pada materi semester 1 Bab 2 pokok bahasan

macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Adapun metode belajar

yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan observasi.

1. Tahap perencanan

a. Pembuatan acuan program pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakan) yang telah disesuaikan dengan

materi yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran, terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta pembuatan media pembelajaran

yang terdiri dari media gambar, transparansi, artikel dan buku paket.

b. Pembuatan bentuk tes pilihan ganda dan essai setiap akhir pembelajaran.

c. Pembuatan tes hasil belajar IPS pada materi macam-macam kelompok

sosial dalam masyarakat multikultural.

2. Tahap pelaksanan

Pelaksanan proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah,

diskusi, dan observasi. Adapun strategi mengajar yang dilakukan guru dibagi atas

4 tahap, yaitu:

a. Mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

b. Memberikan informasi baru dengan menghubungkan teori yang dipelajari

siswa.

c. Memberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi

pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya dalam proses belajar

mengajar.

d. Memberikan tes hasil belajar IPS pada materi macam-macam kelompok sosial

dalam masyarakat multikultural.

Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siswa diberikan tes IPS tentang

macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Tes ini disebut

pre-tes, tujuan tes ini untuk mengetahui bahwa siswa berangkat dari kemampuan

awal yang sama. Setelah diberikan pre-tes, maka penelitian dilanjutkan kembali

(44)

macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural, dibagi menjadi 4 sub

pokok bahasan yaitu 1. Solidaritas mekanik dan solidaritas organik dijelaskan

menurut pendapat Durkheim, 2. Gemainschaft dan gesselschaft dijelaskan

menurut pendapat F. Tonnies, 3. Kelompok primer dan kelompok sekunder

dijelaskan menurut pendapat C.H. Cooley dan E. Farris, 4. In-group dan

out-group dijelaskan menurut pendapat W.G. Summer.

Setelah pemberian materi pada sub pokok bahasan pertama yaitu tentang

Solidaritas mekanik dan solidaritas organik yang dijelaskan menurut pendapat

Durkheim, kemudian dilakukanlah latihan soal ke 1. Sub pokok bahasan kedua

Gemainschaft dan gesselschaft dijelaskan menurut pendapat F. Tonnies, setelah

selesai memberikan materi dilakukanlah latihan soal ke 2. Sub pokok bahasan

ketiga Kelompok primer dan kelompok sekunder dijelaskan menurut pendapat

C.H. Cooley dan E. Farris dilakukanlah latihan soal ke 3, dan pada sub pokok

bahasan keempat In-group dan out-group dijelaskan menurut pendapat W.G.

Summer dilakukanlah latihan soal ke 4, dengan bentuk soal pilihan ganda pada

kelas XI AP 1.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pilihan

ganda dengan lima option sebanyak 20 soal, tes hasil belajar ini diberikan pada

akhir penelitian pada materi macam-macam kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural yang disusun berdasarkan ruang lingkup materi pelajaran kelas XI.

Dimana semua tes yang diberikan mengukur ranah kognitif yang meriputi aspek

ingatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3).

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian ini dapat digunakan dalam

penelitian maka semua instrument penelitian diuji cobakan terlebih dahulu. Uji

coba dilakukan untuk pemantapan validitas dan reliabillitas instrumen sebelum

digunakan untuk mengumpulkan data. Pada tes ini dihitung juga taraf kesukaran

(45)

1. Validitas Instrumen

Suatu instumen baru dapat digunakan dalam penelitian bilamana dinyatakan

valid. Validitas adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak

diukur.1 Untuk mengetahui bahwa tes tersebut telah sesuai dengan materi atau isi pembelajaran yang telah diberikan. Pengujian validitas instrument ini

menggunakan uji vadilitas butir soal. Pengukuran validitas instrument ini

menggunakan rumus Point Biseral korelasi, yaitu:2

r

pbi= Mp- Mt √

SDt

Keterangan :

rpbi : Angka indeks Korelasi Point Biseral

Mp : Mean skor yang di capai oleh siswa yng menjawab besar

Mt : Mean skor total

SDt : Deviasi standar total

P : Proporsi siswa yang menjawab besar

q : Proporsi siswa yang menjawab salah

Langkah langkah koreksi point biserel adalah sebagai beriut :

1. Menentukan proposi menjawab benar (p) dengan persamaan :

P =

2. Menentukan nilai q ynag merupakan selisih bilangan 1 dengan p, yaitu:

Q = 1-p

3. Menentukan sekor total dengan persamaan:

Mp = Jumlah skor total

Jumlah siswa

4. Menenetuakan sekor soal perserta tes yang menjawab benar dengan

persamaan:

1

Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Relialibilitas dan Interpretasi Hasil Tes

Implementasi Kurikulum 2004, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 60.

2

(46)

Mp = Jumlah skor total peserta yang menjawab benar

Jumlah skor tertinggi

5. Menetukan setadar deviasi dengan persamaan

SD = √

6. Menentukan validitas dengan persamaan

r

pbi= Mp- Mt √

SDt

7. Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal. rpbi di bandingkan dengan

rtabel pada taraf signifikan 5 % dengan terlebih dahulu mencari db dengan

persamaan:

db = N- nr

db = Derajat bebas

N = Jumlah responden

nr = Banyaknya variabel yang dikorelaksikan

8. Menentukan kriteria pengujian:

Jika rpbi > rtabel maka soal tersebut valid

Jika rpbi < rtabel maka soal tersebut tidak valid

Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software Anates 4.0. hasil uji validitas instrument bisa dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 20

Nomor soal valid 2, 3, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 23, 24, 25, 26, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 40

(47)

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. Analisis reliabilitas

dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil

yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah

subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetapantau lelatif sama.

Instrument disebut reliabel mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup

baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengunjungi

reliabilitas instrument di gunakan rumus kuder dan Richardson 20 (K-R 20).3

r11 =

Keterangan :

r11 = Reliabilits secara seluruhan

n = Banyaknya item soal

p = Proposi siswa yang menjawab besar

q = Proposi siswa yang menjawab salah ∑pq = Jumlah perkalian p dan q

SD2 = Standar devinisi kuadrat

Langkah-langkah reliabilitas sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah soal ynag benar (∑X)

2. Menentukan jumlah soal yang benar dikuadratkan (∑X)2

3. Menentukan jumlah perkalian p dan q (∑pq)

4. Menentukan standar devinisi dengan persamaan :

SD = √

5. Menentukan reliabilitas (K-R 20) degan persamaan:

r11 =

6. Mengklasifikasikan koefisien reliabilitas menurut Guiford, yaitu:

3

(48)

r11 = 0,91 - 1,00 = Korelasi Sagat Tinggi

r11 = 0,71 - 0,90 = Korelasi Tinggi

r11 = 0,41 - 0,70 = Korelasi Cukup /Sedang

r11 = 0,21 - 0,40 = Korelasi Rendah

r11 = 0,20 = Tidak Ada Kolekasi

perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software Anates 4.0. Hasil uji reliabilitas instrument tes ini bisa dilihat pada tabel

3.2

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik

r

hitung 0,75

Kesimpulan Tingkat reliabilitas tinggi

3. Indeks Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi

yang besarnya berkisar 0,00 – 1, 00 (Aiken (1994: 66). Rumusnya adalah seperti

berikut ini:4 p = B

JS

Di mana : p = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa perserta tes

Menurut Suharsimi Arikunto, indek kesukaran sering diklasikasikan sebagai

berikut:5

4

Dr. Wahidmurni, dkk, Evaluasi Pembelajaran Kopetensi dan Praktik, Malang : Nuha Litera, 2010, h. 131.

5

(49)

Soal dengan p = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P = 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P = 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Perhitungan pengujian pada taraf kesukaran dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software Anates 0.4. Hasil perhitungan tingkat kesukaran

bisa dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Kesukaran Instrumen

Kategori soal Jumlah soal Prosentase (%)

Sangat sukar 1 4%

Sukar - -

Sedang 9 38%

Mudah 8 33%

Sangat mudah 6 25%

Jumlah 24 100%

4. Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang

pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan

rendah). Maka penelitian ini dipandang perlu untuk mengadakan uji daya

pembeda. Rumus pengujian daya pembeda yaitu:6 D = BA _ BB = PA– PB

JA JB

Dimana : D = Indeks diskriminasi

J = Jumlah peserta tes

JA = Bayak perserta kelompok atas

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar

6

Gambar

Tabel 2.1      : Ceramah, Tanya jawab dan Tugas  ..........................................
Gambar 4.2     : Grafik Nilai Pre-test  .............................................................
Tabel. 2.1
Tabel. 2.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

Tujuan dari penulisan ilmiah ini untuk mengetahui perbandingan nilai EVA yang dihasilkan perusahaan dari tahun ke tahun selama jangka waktu lima tahun dan menilai hasil kinerja

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang representasi dan perkalian bilangan biner, dengan maksud untuk membantu memahami operasi yang terdapat pada bilangan biner khususnya

petugas perbenihan yang mengelola SIM perbenihan dan sarana produksi, sehingga informasi/data tidak dapat tersedia setiap saat serta e) Belum optimalnya software

[r]

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh jus buah mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap penurunan nafsu makan dan berat badan mencit. Hewan coba yang digunakan adalah mencit

Hal ini terlihat dari adanya kepuasaan dengan sesama buruh gendong yang memberikan perhatian dan bersikap baik terhadap kedua subyek serta afek yang positif yang

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN KLAIM DANA/BIAYA PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DILUAR KUOTA PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN