• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN :Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN :Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Novi Eka Kustari, 2014

PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN :Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung

PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

PERMAINAN BOLA TANGAN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh

NOVI EKA KUSTARI

NIM 1004881

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Novi Eka Kustari, 2014

PENERAPAN AKTIVITAS HANDBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN :Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VI di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung

Penerapan Aktivitas Handball Like

Games Untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Permainan Bola Tangan

Oleh

Novi Eka Kustari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Novi Eka Kustari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Novi Eka Kustari, 2014

(4)

Novi Eka Kustari, 2014

Novi Eka Kustari (2014). Penerapan Aktivitas Handball Like Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Permainan Bola Tangan. Pembimbing I Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Pembimbing II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

ABSTRAK

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah siswa sering merasa cepat jenuh, hal tersebut karena guru sering menggunakan pendekatan teknik. Sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi berkurang. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar permainan bola tangan melalui penerapan aktivitas handball like games. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung dengan subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas VI. Metode yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan instrumen lembar observasi, catatan lapangan, kamera foto, kartu ceria, dan angket. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas handball like games memberikan pengaruh terhadap motivasi siswa dalam belajar permainan bola tangan. Karena adanya peningkatan motivasi belajar permainan bola tangan pada siswa kelas VI-A SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan aktivitas handball like games dapat meningkatkan motivasi belajar permainan bola tangan pada siswa kelas VI-A SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung.

(5)

Novi Eka Kustari, 2014

Novi Eka Kustari (2014). Implementation Handball Like Games Activities For Increasing Motivation Handball Game Learning. Advisior I Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd. Advisior II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

ABSTRACT

In learning the physical education in school students often was feeling fast saturates, it is because teachers often use the approach of technique. So that motivation students in learning to be reduced. So the purpose of this research is to increase the motivation students in learning the handball game through the application of the activity of handball like games. This research carried out in Elementary School Sukarasa 3 and 4 Kota Bandung with the subject of study taken is a student VI. Methods used that is Classroom Action Research, with an instrument an observation sheets, field notes, camera, cheerful cards, and questionnaires. Based on the research showed that the activity of handball like games give an influence upon motivation students in learning the handball game. Because an increase in motivation learn the handball game on the student class VI-A Elementary School Sukarasa 3 and 4 Kota Bandung then can be inferred that the implementation of the activity of handball like games can increase motivation.

(6)

Novi Eka Kustari, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Batasan Masalah ... 8

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 10

A. Kajian Pustaka... 10

1. Motivasi Dalam Belajar ... 10

(7)

Novi Eka Kustari, 2014

b. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

c. Pengertian Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran . 12 2. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 13

a. Pengertian Belajar ... 13

b. Pengertian Pembelajaran ... 14

c. Pengertian Pendidikan Jasmani... 15

3. Permainan Bola Tangan ... 16

a. Pembelajaran Permainan Bola Tangan ... 17

b. Keterampilan Dasar Permainan Bola Tangan ... 19

4. Aktivitas Handball Like Games ... 29

a. Hakikat Handball Like Games ... 30

b. Alat Dan Peraturan Bermain ... 31

c. Bentuk-bentuk Permainan ... 32

5. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar ... 33

B. Kerangka Berfikir ... 35

C. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Jenis dan Rencana Penelitian ... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

(8)

Novi Eka Kustari, 2014

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Prosedur Penelitian ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 64

B. Hasil penelitian ... 67

C. Perbandingan Motivasi Belajar Permainan Bola Tangan Siswa Tiap Tindakan ... 101

D. Diskusi Penemuan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(9)

Novi Eka Kustari, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat berarti dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan akan menentukan nasib kehidupan bangsa yang berkaitan langsung dalam pembangunan kulitas sumber daya manusia, Pernyataan ini diperkuat oleh tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Dalam UU No.20 Tahun 2003 (dalam Afnil Guza 2008, hlm. 244), tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa :

Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa.

(10)

2

individu maupun makhluk sosial. Proses pembelajaran itu sendiri menekankan pada terjadinya interaksi antara peserta didik, guru, metode, kurikulum, sarana, dan aspek lingkungan yang terkait untuk mencapai kompetensi pembelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang ingin dipenuhi akan tergantung pada proses belajar, karena proses belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok yang berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Hal ini disebabkan karena kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah lebih bersifat formal, dan direncanakan oleh guru dan pendidik lainnya. Dalam kegiatan belajar, akan terjadi bertambahnya perubahan tingkah laku yang bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010, hlm. 2) bahwa

“Belajar ialah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

(11)

3

ke dalam faktor intern. Motivasi sangat berpengaruh untuk mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik serta mempunyai motivasi untuk berfikir, memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar, termasuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan motivasi sangat berperan penting sebab dapat mendorong individu untuk bergerak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Keberadaan pendidikan jasmani telah diakui oleh pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 37 (dalam Afnil Guza 2008, hlm. 261) bahwa :

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : a. pendidikan agama; b. pendidikan kewarganegaraan; c. bahasa; d. matematika; e. ilmu pengetahuan alam; f. ilmu pengetahuan sosial; g. seni dan budaya; h. pendidikan jasmani dan olahraga; i. keterampilan/kejujuran; dan j. muatan lokal.

(12)

4

aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu ruang lingkup yang terdapat dalam kurikulum yaitu aktivitas permainan.

Pendidikan jasmani selalu mengandung unsur bermain, aktivitas fisik, dan olahraga. Sebagaimana dikemukakan oleh Agus Mahendra (2009, hlm. 19)

bahwa “Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak

kompetitif.”

Aktivitas permainan dan olahraga merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Permainan bola kecil dan permainan bola besar termasuk ke dalam aktivitas permainan dan olahraga. Permainan bola kecil di antaranya : tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, baseball, softball, kasti, dan lain sebagainya. Sedangkan permainan bola besar di antaranya : sepak bola, futsal, voli, basket, bola tangan dan lain sebagainya. Permainan bola tangan termasuk ke dalam permainan bola besar yang banyak mengandung unsur aktivitas bermain. Menurut Rowland, 1979 (dalam Didin Budiman dan Yudiana, 2008, hlm. 2-3) mengungkapkan bahwa :

Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang dimainkan dengan cara melempar dan menangkap bola, serta menembakkan bola ke gawang. Dapat dimainkan oleh putra maupun putri, oleh semua orang dari segala usia. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan gabungan permainan sepak bola dan bola basket (Haris, 1991). Peralatan utama yang dibutuhkan untuk permainan ini adalah satu buah bola dan dua buah gawang. Sehingga pada dasarnya permainan bola tangan adalah permainan yang sangat sederhana dan dapat dimainkan dan disenangi oleh semua tingkatan keterampilan semua orang.

(13)

5

games karena permainan ini menyerupai permainan bola tangan. Menurut Yoyo

Bahagia (2010, hlm. 26) mengemukakan bahwa :

Handball like games adalah salah satu permainan yang masuk dalam kelompok permainan invasi. Dinamakan handball like games karena permainan tersebut berisi dengan berbagai aktivitas bermain yang menyerupai permainan bola tangan. Dalam aktivitasnya sarat dengan modifikasi-modifikasi, baik dalam aktivitasnya, aturan main, jumlah pemain, lapangan permainan, obyek permainan, cara memainkan dan sebagainya. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk lebih memudahkan pada peserta didik tentang bagaimana bisa terlibat dalam permainan yang menyerupai handball ini. Pendekatan penyajian materi permainannya disampaikan secara didaktis dan metodis, sehingga peserta didik dapat mengikuti aktivitas tersebut tanpa kesulitan yang terlalu tinggi kesulitan yang terlalu tinggi.

Di samping itu handball like games menggunakan fasilitas serta alat dan aturan yang dimodifikasi, diharapkan dengan modifikasi tidak mengurangi makna dari keterlibatan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran dengan segala aspek yang terkandung di dalamnya meliputi domain psikomotor, kognitif dan afektifnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran jasmani di sekolah guru lebih sering menggunakan pendekatan teknik dalam melaksanakan pembelajarannya, hal ini dibenarkan berdasarkan hasil observasi penelitian Dhea Amelia Pratiwi (2013, hlm. 4) bahwa :

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran penjas khususnya permainan bola basket yaitu pembelajaran kurang merangsang minat belajar atau tidak meningkatnya kemampuan siswa bermain ini disebabkan oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan sehingga waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar/drill oleh guru, sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses permainan yang sebenarnya.

(14)

6

belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan agar motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani tidak berkurang maka dilakukan penerapan aktivitas handball like games. Selain itu dengan menggunakan pendekatan bermain motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran juga akan bertambah. Karena dalam belajar motivasi itu sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan belajar. Seperti yang dikemukakan Sardiman A. M. (2011, hlm. 84) bahwa “Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para

siswa.” Dalam teori motivasi terdapat dua bentuk motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Yusuf Hidayat (2008, hlm. 57-58) bahwa :

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri siswa atau altlet yang menyebabkannya berpartisipasi dalam suatu aktivitas. Ketika siswa atau atlet merasakan kesenangan dan kepuasan atas keterlibatannya dalam aktivitas olahraga maka siswa atau atlet tersebut termotivasi secara intrinsik. Adapun motivasi ekstrinsik diartikan sebagai dorongan yang bersumber dari luar yang menyebabkan siswa atau atlet berpartisipasi dalam suatu kegiatan olahraga. Jika keterlibatannya dalam aktivitas olahraga didasari oleh harapan ingin menjadi juara dan memperoleh medali, hadiah, atau penghargaan dari pihak lain, maka siswa atau atlet tersebut termotivasi secara ekstrinsik.

(15)

7

penghargaan dari guru dan teman-temannya. Hal tersebut yang akan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah khususnya pembelajaran permainan bola tangan, maka dilatar belakangi hal tersebut penulis mengambil judul “Penerapan Aktivitas Handball Like Games untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Permainan Bola

Tangan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :

1. Kurangnya pendekatan bermain pada saat pembelajaran sehingga motivasi siswa dalam pembelajaran berkurang.

2. Siswa mengalami kejenuhan pada saat pemberian materi yang mengakibatkan siswa tidak memperhatikan penjelasan materi dari pengajar.

3. Siswa kurang mengenal permainan bola tangan

4. Tingkat ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bola tangan sangat rendah.

5. Tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran permainan bola tanga masih rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah

“Apakah penerapan aktivitas handball like games dapat meningkatkan

motivasi belajar permainan bola tangan?”

D. Tujuan Penelitian

(16)

8

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah pengetahuan di bidang pembelajaran permainan khususnya handball like games dan dapat menambah pengetahuan tentang permainan bola tangan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dalam aktivitas handball like games dapat menambah motivasi belajar permainan bola tangan pada siswa.

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman guru dalam memberikan materi pendidikan jasmani sehingga mudah dicerna siswa.

c. Bagi peneliti, dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti sehingga akan bermanfaat di masa mendatang.

d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan pengalaman tentang proses belajar pendidikan jasmani dengan menggunakan penerapan permainan handball like games sehingga dapat diaplikasikan saat pembelajaran di sekolah.

F. Batasan Penelitian

Untuk membatasi penelitian ini agar lebih spesifik, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :

1. Penelitian difokuskan pada peningkatan motivasi belajar permainan bola tangan siswa.

(17)

9

3. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan bermain. 4. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

5. Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas VI SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terdapat kesalah pahaman dan menghindari penafsiran yang salah

dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai istilah-istilah

yang penting. Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya :

1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007, hlm. 1258), Penerapan diartikan pemasangan; pengenaan; perihal mempraktekan. Penerapan yang dimaksud adalah penerapan pembelajaran yang penulis gunakan dalam penelitian, yaitu penerapan aktivitas Handball Like Games.

2. Menurut Slameto (2010, hlm. 2) Belajar ialah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

3. Menurut Yusuf Hidayat (2008, hlm. 55) Adapun motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak atau pendorong tersebut. Motivasi sebagai proses psikologis adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan.

4. Menurut Sukintaka (1992, hlm. 1) Bermain merupakan kata kerja sedangkan permainan merupakan kata benda. Anak bermain berarti anak mengerjakan sesuatu permainan, sedang permainan merupakan sesuatu yang dikenai bermaian.

5. Menurut Yoyo Bahagia (2010, hlm. 26) Handball like games adalah salah satu permainan yang masuk dalam permainan invasi. Dinamakan handball like games karena permainan tersebut berisi dengan berbagai aktivitas

(18)

10

6. Menurut Ridwan Haris (1991, hlm. 3) Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu dan dapat dimainkan oleh anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan penggabungan antara permainan sepak bola dan bola basket. Peralatan utama yang digunakan dalam permainan bola tangan adalah sebuah bola dan dua buah gawang.

(19)

Novi Eka Kustari, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Suatu penelitian harus disusun secara sistematis berdasarkan tahapan-tahapan penelitian. Menurut Yusuf Hidayat (2011, hlm. 34) bahwa “kerangka rancangan yang biasa digunakan dalam metode penelitian adalah sebagai berikut : (a) Jenis dan rencana penelitian, (b) waktu dan tempat penelitian, (c)Subyek penelitian, (d) Variabel penelitian, (e) prosedur penelitian, (f) instrument penelitian, (g) teknik analisis data.”

A. Jenis dan Rencana Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis rancangan dari Model Kurt

Lewin, Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai

model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian,

karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau

penelitian tindakan. PTK pada dasarnya merupakan salah satu penelitian yang

umumnya dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi, memperbaiki mutu pembelajaran serta menerapkan atau mencoba

hal-hal baru yang bisa meningkatkan mutu pembelajaran.

Rancangan penelitian disebut juga rencana atau struktur dalam penelitian

yang akan dilakukan, disusun sedemikian rupa agar peneliti memperoleh

jawaban dari penelitiannya. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Model

(20)

39

PTK Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewin (Sumber : Yusuf Hidayat, 2011, hlm. 35)

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian yang peneliti laksanakan dalam penelitian ini tertera dalam penjelasan sebagai berikut :

1. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang disesuaikan dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya mengenai aktivitas dan jadwal pelaksanaan penelitian disajikan dalam tabel seperti di bawah ini:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Hari Tanggal Waktu Siklus Tindakan

Selasa 5 Agustus

2014 10.00 – 11.10 Pra Siklus

(21)

40

Tabel 3.1 Lanjutan

Rabu 6 Agustus

2014 10.00 – 11.10 1 Permainan End Zone

Rabu 13 Agustus

2014 10.00 – 11.10 1 Permainan Ten Ball

Rabu 20 Agustus

2014 10.00 – 11.10 2 Permainan Indian & Coboy

Rabu 27 Agustus

2014 10.00 – 11.10 2 Permainan Berburu Kijang

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri Sukarasa 3 dan 4 Jalan Pak Gatot V KPAD Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan guru penjas ibu Yuyun Yuningsih, guru kelas VI A Enjang Kustian, dan teman sejawat peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

C. Subyek Penelitian

(22)

41

Tabel 3.2 Daftar Siswa Nama Siswa

Putra Putri

Adnan Muflinih S. Amla Khairunnisa

Ahmad Fauzan S. Aunia Hafitza

Ale Syahbana D. M. D. Dliya Yishya S.

Dhabit Khattab F. Fathaya Rahman

M. Akbar Fauzansyah Fiola Nadda Carissa Maulana Rafi Al Fariz Jerisha Stefia Raditya Danisworo Keyra Regina A. Chilyasa Widura K. Naura Sabna

Andika Agniawan Puteri Irawan

M. Abdurasyid Sang Padi Nan Qudus

Alvyn Navio Akbar Halimah Ferbianti Tenno Fauzan S

Variabel adalah gejala yang dijadikan objek pengamatan dalam penelitian. Dalam PTK ada 3 variabel yang akan dikaji yaitu variabel input, variabel proses dan variabel output.

1. Variabel input dari penelitian ini adalah siswa kelas VI A SDN Sukarasa 3 dan 4

(23)

42

3. Variabel output dari penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar permainan bola tangan

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan merujuk pada tahap penelitian yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dalam Yusuf Hidayat (2011, hlm. 37) maka satu siklus tindakan memuat langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi seperti bagan dibawah ini:

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan... Tindakan 1

Refleksi Pelaksanaan

Tindakan 2... Perencanaan Pengamatan Ulang

Refleksi

Gambar 3.2 Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK

(Sumber : Yusuf Hidayat, 2011, hlm. 37)

1. Tahap Merencanakan Tindakan

Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

SIKLUS

(24)

43

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 1) Identitas mata pelajaran

2) Standar kompetensi 3) Kompetensi dasar 4) Tujuan pembelajaran

5) Karakter siswa yang diharapkan 6) Materi ajar

7) Metode pembelajaran

8) Kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam 3 bagian, yaitu: (a) Kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi dan motivasi. (b) Kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (c) Kegiatan penutup.

9) Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.

10) Sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana dan alat-alat pembelajaran

Handball like games merupakan permainan yang menyerupai permainan bola

tangan hanya saja permainannnya lebih sederhana. Dalam pelaksanaannya handball like game dapat menggunakan alat-alat yang dimodifikasi. Dalam

aktivitasnya sarat dengan modifikasi-modifikasi, baik dalam aktivitasnya, aturan main, jumlah pemain, lapangan permainan, obyek permainan, cara memainkan dan sebagainya. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan Handball like games ini merupakan alat yang dibutuhkan sebagai penunjang berlangsungnya permainan ini. Misalnya:

(25)

44

2) Permainan ten ball yang dibutuhkan bola, lapang, dan cones.

3) Permainan indian dan coboy yang dibutuhkan bola, lapang, dan cones. 4) Permainan beburu kijang yang dibutuhkan bola, lapang, dan cones. c. Membuat time schedule penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

Hari Tanggal Waktu Siklus Tindakan

Rabu 6 Agustus

2014 10.00 – 11.10 1 Permainan End Zone

Rabu 13 Agustus

2014 10.00 – 11.10 1 Permainan Ten Ball

Rabu 20 Agustus

2014 10.00 – 11.10 2 Permainan Indian & Coboy

Rabu 27 Agustus

2014 10.00 – 11.10 2 Permainan Berburu Kijang

Tabel 3.3 Jadwal Tindakan

d. Membuat format-format observasi pelaksanaan

Format observasi yang dibuat dalam penelitian ini adalah format lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran.

e. Menyiapkan observer (kesediaan observer, apa yang harus dilakukan observer, membuat kesepakatan dan kesepahaman tentang hal-hal yang diteliti)

(26)

45

kesepahaman tentang format-format observasi. Keempet hal yang harus dipahami dan disepakati bersama ini selain dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji (membaca), juga dilakukan dengan cara diskusi antara peneliti dan observer. Tingkat keluasan dan kedalaman minimal yang harus dimiliki atau dikuasai oleh observer dan peneliti dari keempat hal tersebut diatas adalah sebagaimana yang sudah tertulis pada bagian kajian pustaka bab 2 pada penelitian ini. Kesepakatan yang harus disepakati dalam penelitian ini adalah mengenai substansi yang merupakan indikator-indikator tentang variabel yang diteliti berdasarkan definisi operasional yang sudah terumuskan pada bab 2.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah menerapkan tindakan yang mengacu dalam skenario yang direncanakan dalam perencanaan di atas.

3. Tahap Melakukan Observasi

Pada tahap ini peneliti beserta observer bekerjasama dalam merekam data hasil dari pelaksanaan kegiatan. Perekaman data atau pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar format analisis kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh observer serta kartu ceria dan angket yang digunakan oleh guru untuk menghimpun data dari tes sikap siswa terhadap pembelajaran.

4. Tahap Analisis Data dan Refleksi

(27)

46

Ada 4 kegiatan yang harus dilakukan peneliti, yaitu: (a) menentukan prosedur analisis (b) membuat refleksi berkenaan dengan proses tindakan (c) merumuskan dampak tindakan (d) menentukan kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.

F. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen sangat penting dilakukan dalam penelitian, karena dengan instrumen penelitian, peneliti dapat mengumpulkan data yang esensial digunakan untuk memecahkan masalah. Instrumen adalah alat ukur yang digunakan peneliti dalam penelitiannya untuk membantu mengumpulkan data. Seperti yang diungkapkan oleh Yusuf Hidayat (2011, hlm. 39) bahwa “Instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan

pengukuran, dan mengumpulkan data.” Instrumen yang digunakan oleh penulis

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Pengamatan atau Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas VI SDN Sukarasa 3 Kota Bandung. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Kunandar (2012, hlm. 143), menyatakan bahwa ”Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.”

Observasi juga dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tahapan kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Berikut merupakan tabel observasi yang digunakan

(28)

47

Nama Sekolah :

Tahun Pelajaran :

Kelas/Semester :

Pokok Bahasan :

Siklus Ke :

No Nama Siswa

Minat Perhatian Patisipasi Persentasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1

2

3 4 5

6 7

8

Tabel 3.4 Lembar Observasi

(Sumber : Kunandar, 2012, hlm. 234)

Keterangan :

Skor 4 = Sangat Baik Skor 3 = Baik

(29)

48

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, diarasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Kunandar (2012, hlm. 197) bahwa, ”Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.”

Membuat catatan lapangan juga merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi terhadap masalah-masalah selama penelitian. Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan observer selama pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati oleh observer selama pembelajaran baik itu mengenai kinerja guru, pemberian materi, feedback yang diberikan anak terhadap pembelajaran yang diberikan, dan

lain-lain dicatat oleh observer dalam catatan data lapangan.

(30)

49

Bagan 3.1 Format Catatan Data Lapangan

3. Kamera foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan Kunandar (2012, hlm. 195) bahwa :

Agar penelit mempunyai alat pencatat untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, untuk menerapkan suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk membantumendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan, apabila memungkinkan

Dari penjelasan tersebut maka peneliti menggunakan kamera foto untuk memudahkan peneliti dalam penelitian ini.

4. Kartu ceria

Kartu ini digunakan untuk tes sikap, kartu ini juga digunakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui perasaan peserta didik tentang materi pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Disetiap akhir pembelajaran guru membagikan kartu-kartu ini untuk kemudian dipilih siswa sesuai pembelajaran yang diberikan gurunya pada hari itu.

(31)

50

Gambar 3.3 Kartu Ceria (Sumber: Suherman, 2009, hlm. 177)

Catatan:

CERIA = 3

NETRAL = 2

MURAM = 1

5. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dihimpun bersifat imformatif dengan atau tanpa penjelasan atau hanya berupa pendapat, buah fikiran, penilaian, ungkapan perasaan, dan lain-lain. Kunandar (2012, hlm. 173) mengungkapkan bahwa :

Kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Berkaitan dengan hal itu kuesioner atau angket dapat disebut juga sebagai wawancara tertulis.

Dalam realitasnya wawancara dan angket merupakan instrumen penelitian yang paling efektif untuk memperoleh data atau informasi dari responden tentang suatu masalah.

Dimensi Indikator

Motivasi internal

Tinggi rendahnya keinginan siswa untuk mengikuti/mempelajari suatu

(32)

51

Motivasi eksternal Faktor lingkungan sekitar.

Tabel 3.5 Dimensi dan Indikator Motivasi

Seperti yang telah dipaparkan bahwa motivasi terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi inrtinsik merupakan motivasi yang muncul dari dalam, sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman. Menurut Hamzah Uno (2012, hlm. 10) mengemukakan bahwa :

Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, (2) adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, (3) adanya harapan dan cita-cita, (4) penghargaan dan penghormatan atas diri, (5) adanya lingkungan yang baik, dan (6) adanya kegiatan yang menarik.

Dari teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi terdiri dari dorongan internal dan eksternal, sedangkan klasifikasi indikator motivasi belajar menurut Hamzah Uno (2012, hlm. 23) menyebutkan bahwa :

Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar; (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Sehingga jika dikembangkan dari teori-teori yang telah dipaparkan di atas maka dalam penyusunan kisi-kisi angket motivasi belajar permainan bola tangan yaitu sebagai berikut :

(33)

52

Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Permainan Bola Tangan

No Variabel Sub

5 Adanya kegiatan yang

(34)

53

Tabel 3.6 Lanjutan

Skala pengukuran yang digunakan peneliti dalam angket motivasi belajar permainan bola tangan adalah Skala Likert yang mempunyai gradasi dari positif sampai negatif. Seperti yang dikemukakan oleh Bambang Abduljabar (2010, hlm. 98) bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.” Oleh sebab itu peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur angket motivasi belajar permainan bola tangan dengan teknik skoring sebagai berikut :

Untuk pertanyaan positif :

1. = Ya (positif) diberi skor 2 2. = Tidak (negatif) diberi skor 1 Untuk pertamyaan negatif :

1. = Tidak (negatif) diberi skor 2 2. = Ya (positif) diberi skor 1

1. Motivasi tinggi : 2 x 30 = 60 2. Motivasi rendah : 1 x 30 = 30

Angket Motivasi Siswa

Nama :

No. Absen : Kelas : Hari/Tanggal :

6 Adanya lingkungan

belajar yang kondusif

23, 25, 27, 29

24, 26, 28, 30

(35)

54

Aturan menjawab angket :

1. Pada angket ini terdapat 30 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benarbenar cocok dengan pilihanmu.

2. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain maupun teman lain.

3. Catat tanggapan kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda check (√) sesuai keterangan pilihan jawaban.

Keterangan pilihan jawaban:

= YA = TIDAK

Tabel 3.7 Angket Motivasi Belajar Permainan Bola Tangan

NO PERTANYAAN

JAWABAN

YA TIDAK

1 Saya baru mengetahui permainan bola tangan dan saya menyukainya

Tabel 3.7 Lanjutan

2 Saya baru mengetahui permainan bola tangan dan saya tidak menyukainya

3 Saya berusaha melakukan tugas gerak yang diberikan guru walau pun susah

(36)

55

5 Saya merasa bisa bermain bola tangan

6 Saya merasa tidak bisa bermain bola tangan

7 Saya berusaha lebih baik dari teman yang lain saat bermain bola tangan

8 Saya tidak berusaha lebih baik dari teman yang lain saat bermain bola tangan

9 Saya merasa rugi jika tidak bermain permainan bola tangan

10 Saya tidak merasa rugi jika tidak bermain permainan bola tangan

11 Saya belajar bola tangan agar dapat menjadi atlet bola tangan di kemudian hari

12 Saya belajar bola tangan agar tidak di marahi oleh guru

13 Saya memahami peraturan permainan bola tangan agar dapat bermain bola tangan dengan baik

14 Saya tidak tahu peraturan permainan bola tangan

15 Saat bermain bola tangan saya ingin selalu menjadi pemenang

Tabel 3.7 Lanjutan

16 Saya tidak ingin jadi pemenang saat bermain permainan bola tangan

17 Saya lebih semangat jika guru melihat saya bermain permainan bola tangan

(37)

56

TERIMA KASIH

19 Saya ingin menang saat bermain bola tangan agar mendapat nilai yang bagus

20 Saya ingin menang saat bermain bola tangan agar terlihat hebat

21 Permainan bola tangan sangat menarik dan menyenangkan

22 Permainan bola tangan tidak menarik dan membosankan

23 Saya lebih suka berolah raga di sekolah dari pada di rumah

24 Saya lebih suka berolah raga di rumah dari pada di sekolah

25 Lingkungan sekolah saya sangat nyaman untuk berolahraga

26 Lingkungan rumah saya sangat nyaman untuk berolahraga

27 Saya lebih suka belajar PJOK di lapangan terbuka dari pada di ruangan

28 Saya lebih suka belajar PJOK di ruangan dari pada di lapangan terbuka

29 Di sekolah terdapat alat-alat untuk bermain bola tangan (lapangan, bola, gawang)

Tabel 3.7 Lanjutan

(38)

57

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar data-data dalam penelitian ini akan diolah dengan tehnik sebagai berikut :

1. Observasi

Obsevasi yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti sebagai guru dan juga observer yaitu mitra peneliti ketika proses pembelajaran permainan bola tangan berlangsung dan bertujuan untuk mendapatkan data-data tentang suatu masalah yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi dapat artikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselediki secara sistematik.

a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap tindakan penelitian yang sudah dilaksanakan. b. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi

dan catatan guru setelah tindakan-tindakan pembelajaran dilaksanakan c. Menganalisa hasil observasi awal pembelajaran aktivitas permainan

bola tangan sebelum penerapan aktivitas handball like game dengan observasi akhir pembelajaran aktivitas permainan berlangsung melalui aktivitas handball like game yang ditunjukkan dengan perubahan motivasi siswa terhadap pembelajaran permainan bola tangan.

2. Catatan Lapangan

(39)

58

Kartu ceria adalah kartu seperti kartu survey yang disediakan peneliti, paling tidak peneliti menyediakan tiga kartu ceria untuk setiap siswa. Masing-masing terdiri dari kartu yang bergambar muka ceria, muka netral, dan muka muram. Sesudah pembelajaran berakhir siswa diberikan kartu ini, pilihan kartu harus menggambarkan perasaan siswa akan kemampuannya, kesenangannya, atau akan pembelajaran yang diberikan peneliti.

4. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dihimpun bersifat imformatif dengan atau tanpa penjelasan atau hanya berupa pendapat, buah fikiran, penilaian, ungkapan perasaan, dan lain-lain. Angket atau kuesioner ini diberikan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan.

a. Uji Coba Angket 1) Uji validitas

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur sesuai dengan fungsinya. Menurut Sugiono (2013, hlm. 363) bahwa “Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.”

Sebelum angket disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya, artinya apa yang diteliti atau diukur tersebut mengenai apa yang dituju, atau semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menunjukan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :

(40)

59

b. Memberikan skor terhadap pertanyaan sesuai dengan jawaban responden.

c. Menghitung korelasi setiap item pertanyaan dengan menggunakan rumus product moment dalam Bambang Abdul Jabar (2010, hlm. 136) dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

= Korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) = Jumlah skor variabel X

= Jumlah skor variabel Y XY = Jumlah skor X kali Y n = Jumlah responden

selanjutnya dibandingkan dengan

Jika

>

berarti valid, sebaliknya Jika

<

berarti tidak valid

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reabilitas dari setiap butir pertanyaan dan pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah hasil yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data penelitian ini.

(41)

60

koefisien korelasi yang diperoleh menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut :

=

Arti dari rumus tersebut : t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Distribusikan table t untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk= n-2), maka : Jika berarti valid, sebaliknya jika berarti tidak valid. Apabila instrumen atau tes itu valid, maka kriteria penafsiran indeks korelasinya adalah sebagai berikut :

Antara 0.800 s/d 1.000 = sangat tinggi

Antara 0.600 s/d 0.799 = tinggi

Antara 0.400 s/d 0.599 = cukup tinggi

Antara 0.200 s/d 0.399 = rendah

Antara 0.000 s/d 0.199 = sangat rendah (tidak valid)

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Butir Angket t-tabel (dk = 120 dan α = 0.05)

No. Butir Instrumen T-hitung T-tabel Keterangan

1 1.75 1.98 Tidak Valid

Tabel 3.8 Lanjutan

2 0.24 1.98 Tidak Valid

(42)
(43)

62

32 1.34 1.98 Tidak Valid

33 5.03 1.98 Valid

34 3.81 1.98 Valid

35 3.52 1.98 Valid

36 2.40 1.98 Valid

37 2.38 1.98 Valid

38 2.41 1.98 Valid

39 2.86 1.98 Valid

40 2.70 1.98 Valid

2) Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian sesuai dengan apa adanya, artinya bila sesuatu data dikatakan baik maka akan sesuai dengan data yang apa adanya. Reabilitas berkenaan dengan ketetapan hasil pengukuran mampu memberikan hasil yang sama bila dilakukan secara berulang. Menurut Andi Suntoda (2013, hlm. 12) bahwa “Suatu tes dikatakan reliabel (memiliki reriabilitas) apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.” menghitung reabilitas angket atau kuesioner dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha cronbach digunakan untuk mencari reabilitas instrumen tes. Rumus Alpha cronbach dalam Andi Suntoda (2013, hlm. 15) yaitu sebagai berikut :

Dimana :

= Nilai reabilitas

k = Jumalah item

= Jumalah varian skor tiap item

(44)

63

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi yang dikemukakan oleh Bambang Abdul Jabar (2010, hlm. 230) yang dijelaskan dalam tabel Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Kriteria Reabilitas Instrumen

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,779 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

3) Menghitung nilai rata-rata ( ) dari setiap data.

Rumus rata-rata menurut Bambang Abdul Jabar (2010, hlm. 191) yaitu :

=

Dimana :

= Nilai rata-rata yang dicari

= Jumlah skor yang didapat

n

= Jumlah sampel

4) Menghitung simpangan baku

Rumus simpangan baku menurut Bambang Abdul Jabar (2010, hlm. 213) yaitu :

(45)

64

Dimana :

= Simpangan baku ∑ = Jumlah

X = Skor

(46)

Novi Eka Kustari, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas tentang Penerapan Aktivitas Handball Like Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Permainan Bola Tangan telah dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan, menghasilkan kesimpulan yaitu, dari latar belakang masalah yang telah diidentifikasi peneliti bahwa permainan bola tangan merupakan permainan yang tergolong baru apalagi di tingkat sekolah dasar maka jika penerapan aktivitas handball like games diberikan pada siswa sekolah dasar akan menambah motivasi siswa dalam belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Selain itu siswa akan merasakan kesenangan dan kepuasan atas keterlibatannya dalam aktivitas olahraga, serta jika diberikan penekatan bermain siswa akan termotivasi untuk menjadi juara dan memperoleh penghargaan dari guru dan teman-temannya. Hal tersebut yang akan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah khususnya pembelajaran permainan bola tangan.

(47)

110

games dapat meningkatkan motivasi belajar permainan bola tangan pada siswa

kelas VI-A SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota Bandung.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan aktivitas handball like games untuk meningkatkan motivasi belajar permainan bola tangan dalam pembelajaran Penjas, penulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Saat menerapkan aktivitas handball like games, usahakan untuk terlebih dahulu menjelaskan aturan main yang berlaku pada pembelajaran ini kepada siswa maupun observer. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

2. Kepada para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran penjas melalui Aktivitas Handball Like Games memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan motivasi siswa sekolah dasar dalam belajar permainan bola tangan, sehingga penulis menyarankan untuk menerapkan Aktivitas Handball Like Games dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan di sekolah.

3. Kepada peneliti lain yang berminat meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan permainan dan motivasi belajar dapat melakukan penelitian kembali demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

4. Permainan bola tangan dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan pembejaran pendidikan jasmani di sekolah. Selain itu, hal tersebut dapat mengembangkan permainan bola tangan di tingkat sekolah dasar.

(48)

111

(49)

Novi Eka Kustari, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Aplikasi Modul Statistika Dalam Penjas. Bandung : Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta : Tidak diterbitkan

Bahagia, Yoyo. (2010). Permainan Invasi. Bandung: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Budiman, D, dkk. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Bola Tangan Pada Kelas Besar. Jurnal Riset Bola Tangan. 8-9.

Guza, Afnil. (2008). Standar Nasional Pendidikan (SNP). Jakarta : Asa mandiri. Haris, Ridwan. (1991). Permainan Bola Tangan. Bandung: Citra Adiyasa Bakti. Hidayat, Y. (2011). Buku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI.

Hidayat, Y. (2009). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, Agus. (2000). Bola Tangan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Nugraha, E. (2010). Aktivitas Permainan Net. Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Poerwadarminta, W, J, S. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

(50)

113

Purwanto, Ngalim. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD PENJASKES. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi proyek pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suntoda, A. (2013). Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.1 Lanjutan
Tabel 3.2 Daftar Siswa
Gambar 3.2  Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun proses penelitian yang Bapak/Ibu/Sdr/i akan ikuti dalam penelitian..

Ma'arif NU Miftahul Ulum Ranuyoso KAB.. SAID

Demikian seluruh rangkaian informasi yang terangkai dalam Fokus Hari Ini/ di kesempatan Selasa, 19 januari 2010// Atas nama Tim Kamar Berita yang bertugas saya ….../ mengucapkan

dengan jelas sikap Swiss saat itu adalah netral, selain itu negara ini menjadi lebih. padat dibandingkan waktu sebelum perang karena Swiss dijadikan tujuan

Ada tiga macam tipe kegunaan yaitu (a) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu ‘barang konsumsi’ misalnya sebagai sumber hiburan bagi orang tua; (b) kegunaan yang

Sahabat MQ/ Daerah Kabupaten Bantul/ merupakan daerah yang rawan terhadap bencana alam/ sehingga perlu untuk diadakannya program persiapan dalam menghadapi bencana alam

Hasil Granger Causality Test menunjukkan bahwa antara Total Fertility Ratedan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita tidak memiliki hubungn timbale balik, hanya ditemukan

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa. data kualitatif yaitu mengkonfigurasikan data yang diperoleh