HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN
SIFAT-SIFAT BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV
MI AL-ISTIQOMAH TANGERANG TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh IAH SAMSIAH NIM 809018300353
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iv ABSTRAK
IAH SAMSIAH (809018300353), “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang)
”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah, Jakarta.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan penerapan metode drill. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Istiqomah Kota Tangerang pada Tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dalan tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes tulis yang digunakan untuk mengukur hasil dan ketuntasan belajar, sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara, yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan peneliti dalam proses pembelajaran
Hasil penelitian ini menunjukkan suatu peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Data tentang hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat meningkat pada siklus I sebesar 63,67, pada siklus II menjadi 73,33 dan pada siklus III sebesar 83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.
v ABSTRACT
IAH SAMSIAH (809018300353), "The Implementation of Drill Methods for
Increasing Students‟ Achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang". Thesis Department of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University Syarif Hidaytullah, Jakarta.
The aim of this research is to determine the mathematic students achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang. The method used in the Classroom Action Research ( CAR ). An instrument used for the study and in testing for the test. An instrument in form and use to measure the results of the study and qualifications meanwhile, the instruments for shares of observation test and interview, used to watch the activity of students and scientists in the process of learning.
This research result indicates an increased the students learning cycle in the first half. Based on the results of study of a student of integer increases the first of a cycle of 63.67; 73.33 on a cycle two and average of being 83 of cycle three. Based on the result, it is concluded that the implementations of drill methods will increase the student achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur panjatkan Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan salam senantiasa tertuju kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
keluarga, dan para sahabatnya.
Skripsi ini berjudul: ” Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”, ditulis untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana S1 .
Penyusunan skripsi ini bukan hal yang mudah bagi penulis, banyak sekali
halangan yang dihadapi. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan dan
kewajiban bagi penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i. MA. Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2. Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Maifalinda Fatra M. Pd. dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu dan meluangkan waktu serta tenaga untuk memberikan
bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendukung, dan memberi ilmu kepada
penulis, sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang berharga.
5. Bapak. H. Abdillah, S.Pd., Kepala MI Al-Istiqomah Kota Tangerang yang
vii
sekolah. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha di MI Al-Istiqomah Kota
Tangerang yang selalu memberikan dukungan dalam proses penelitian.
6. Ibu Umul Ma’muroh, S.Ag., M.Pd., atas kerjasamanya selaku kolaborator dan
observer yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
7. Suamiku tercinta, Ahmad Yani dan anak-anakku tersayang Yuni Nuravivah,
Rekha Nurunnisa, Syamsul Hilal, dan Hilda Aprilia Zahra, atas semua
dukungan dan pengertiannya telah menjadi cambuk untuk menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kakakku tercinta, Elih Sobarih, S.Pd., dan adikku tersayang Abdul Hadad,
S.Pd., serta keponakan-keponakanku, Galih Ardian, Randi M, Mutiara Sari,
dan Ilham Asyifa yang telah menyemangati penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Rekan-rekan seangkatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membangun kebersamaan selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan.
Penulis berdo’a semoga Allah SWT, memberikan balasan yang sepadan
untuk jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Mudah-mudahan
skripsi ini memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan memberikan
kontribusi bagi kualitas pendidikan ke depan.
Tangerang, 2014
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH...
B. Identifikasi Masalah………. ... 3
C. Pembatasan Masalah ………... 4
D. Perumusan Masalah …………... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... F. Manfaat Penelitian………... 4 5 BAB II : KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori 1. Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika a. Pengertian Metode Drill ... 6 6 b. Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill... 7
c. Kelebihan Metode Drill... 8
d. Kekurangan Metode Drill...
2. Hasil Belajar Matematika...
a. Pengertian Hasil Belajar...
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
8
8
ix
Belajar...
3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan
Dasar...
a. Pengertian Pembelajaran Matematika...
b. Konsep Sifat-Sifat Bilangan Bulat...
13
14
14
16
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20
C. Hipotesis Tindakan ... 20
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ...
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus ...
C. Subjek Penelitian ...
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...
E. Tahapan Intervensi Tindakan ...
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...
G. Data dan Sumber Data ...
H. Instrumen Pengumpulan Data ...
I. Teknik Pengumpulan Data ...
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...
K. Analisi Data dan Intervensi Data ...
L. Pengembangan Keterpercayaan Tindakan ...
21
BAB IV : DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ... 34
B. Pembahasan. ... 54
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 59
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)... 25
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 1... 28
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 2... 29
Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 3... 30
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus I.. 38
Tabel 4.2 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II... 47
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral
(siklus)... 23
Gambar 2 : Nilai Siklus 1 ... 38
Gambar 3 : Nilai Siklus 2...
47
Gambar 4 : Nilai Siklus 3...
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Siklus 1
Lampiran 2 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS 1)
Lampiran 3 : RPP Siklus II
Lampiran 4 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS II)
Lampiran 5 : RPP Siklus III
Lampiran 6 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS III)
Lampiran 7 : NILAI SIKLUS I
Lampiran 8 : NILAI SIKLUS II
Lampiran 9 : NILAI SIKLUS III
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan saat ini tengah mengalami perkembangan ke arah
desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan memberikan wewenang
penuh kepada sekolah dan guru untuk mengelola proses pembelajaran, terutama
dalam hal implementasi metode atau strategi pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Sebagian besar guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah
masih menerapkan metode pembelajaran klasik, sehingga berpengaruh pada hasil
yang kurang maksimal.
Pembelajaran klasikal ini masih mengedepankan metode ceramah, tanpa
memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya (student centered).
Pembelajaran klasikal yang berlangsung cenderung berjalan satu arah pada guru
ke siswa (teacher centered), menyebabkan pembelajaran terkesan hanya
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa saja. Padahal pembelajaran
matematika yang berpusat dari guru ini berjalan kurang efektif dalam
mengembangkan ranah kognitif (penguasaan konsep), ranah afektif (sikap
belajar), dan psikomotor siswa. Hasilnya secara langsung mempengaruhi
rendahnya hasil belajar siswa belajar siswa sehingga juga berpengaruh pada
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan upaya guru untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Guru menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan dalam pembelajaran di
kelas. Guru merupakan pihak yang paling dominan dalam mengarahkan proses
pembelajaran di dalam kelas. Ada beberapa peran guru selain bertugas sebagai
fasilitator, memindahkan pengetahuan, dan menanamkan nilai-nilai positif, dia
harus menjadi teladan yang baik, berkepribadian yang patut jadi tauladan dan
disenangi dalam pergaulan. Karena prestasi belajar anak didik juga akan
berpengaruh dengan sejalannya perubahan sikap karena membenci kepribadian
guru, jadi disini kepribadian guru juga sangat berpengaruh pada prestasi siswa.
Menyikapi hal ini salah satu alternatif usaha guru dalam meningkatkan
hasil belajar siswa belajar siswa adalah mengubah proses pembelajaran yang lebih
mengaktifkan siswa, salah satunya dilakukan dengan pembelajaran melalui latihan
berulang-ulang atau drill.1 Guru atau peneliti memilih menggunakan pendekatan
drill agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini
disebabkan antara lain, materi pendidikan yang disampaikan itu makin beragam
dan luas. Mengingat perkembangan ilmu dan tekhnologi yang makin pesat, maka
diperlukan upaya mengadopsi segala kemajuan pengetahuan demi perkembangan
proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini diyakini bahwa melalui pendekatan
drill dapat menjadikan belajar siswa penuh makna, belajar bukan hanya diterapkan
dalam konsep akan tetapi siswa mengalami penelitan, belajar mencari sebuah
penemuan dengan praktek yang akhirnya mendapat jawaban.
Permasalahan prestasi belajar yang menurun banyak ditemukan karena
kurangnya hasil belajar siswa belajar siswa serta lemahnya yang menjadikan
pembelajarannya efektif. Hal itu ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika.
Seperti yang terjadi di MI Al-Istiqomah, yang terletak di Kota Tangerang.
Berdasarkan latar belakang keadaan madrasah, cara pembelajaran guru, latar
belakang siswa, status ekonomi siswa, maka peneliti ingin mengetahui apakah
melalui metode drill ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa belajar siswa pada
mata pelajaran matematika.
Peneliti melihat pembelajaran matematika yang dilakukan di MI
Al-Istiqomah khususnya kelas IV masih belum mencapai pada tujuan, yakni
meningkatnya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih
1
3
tinggi dari apa yang dipelajari. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah
sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan
metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru
dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai pihak yang berupaya memahami
konsep matematika melalui latihan berulang-ulang. Proses interaksi ini akan
berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh
karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Pendidikan matematika diarahkan agar siswa dapat menemukan sendiri, ia
harus melakukan proses mental seperti mengamati, klasifikasi, mengukur,
meramalkan, dan menyimpulkan, sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Dari 30 siswa ternyata yang
tuntas atau melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 hanya 20 siswa
(66,7%).
Peneliti mengambil judul “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang)”.
B.
Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan
beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa belajar siswa rendah karena pembelajaran masih
menggunakan metode klasikal.
2. Siswa belum mampu memahami, dan mengetahui secara luas tentang
3. Pembelajaran yang dilakukan guru tidak menggunakan metode yang
bervariasi, sehingga anak cenderung bosan dan tidak menyenangkan.
4. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan diharapkan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan
masalah.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini difokuskan pada kemampuan
kognitif siswa yang masih rendah. Hasil belajar adalah penilaian akhir dari
proses dan pengetahuan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan
tidak akan hilang karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
mengubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
2. Siswa belum mampu memahami, dan mengetahui secara luas tentang pokok
bahasan sifat-sifat bilangan bulat. Penelitian ini dibatasi oleh upaya peneliti
meningkatkan pemahaman siswa tentang pokok bahasan sifat-sifat bilangan
bulat, sistem operasionalisasi distibutif dan komutatif.
D. Perumusan masalah
Permasalahan yang muncul dari latar belakang tersebut adalah:
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika pada pokok
bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan pelaksanaan metode drill pada
siswa MI Al-Istiqomah, Tangerang?
2. Bagaimana pelaksanaan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran matematika yang berakibat pada peningkatan
hasil belajar siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini
5
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa belajar siswa pada
pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan menggunakan metode
drill.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
materi sifat-sifat bilangan bulat, setelah menggunakan metode drill.
F. Manfaat Masalah 1. Untuk Guru
Secara umum, studi ini memberikan sumbangan kepada pembelajaran
matematika, utamanya pada layanan peningkatan kemampuan pemahaman
konsep siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat, serta
meningkatkan kualitas pembelajaran guru dalam memberikan materi
matematika.
2. Untuk Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa serta prestasi dalam pembelajaran
matematika, terutama materi pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat,
serta memiliki peran yang cukup besar bagi siswa dalam hal hasil belajar
siswa, penampilan dan kecakapannya dalam bidang matematika. Pengharapan
guru (teacher expectations) adalah bagaimana guru menciptakan prestasi
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika a. Pengertian Metode Drill
Metode didefinisikan sebagai: “an increasingly problematic concept, but traditionally seen as a theoretically consistent set of teaching
principles that would lead to the most effective learning outcomes if
followed correctly.”1 Dari definisi Hall tersebut, dapat dipahami bahwa
metode merupakan konsep problematik tetapi secara tradisional dilihat
sebagai perangkat dari prinsip-prinsip pengajaran yang ajeg yang
mengarah pada hasil pembelajaran yang paling efektif jika diikuti dengan
benar.
Secara harfiah drill berarti latihan yang diulang-ulang dalam waktu
singkat. Maka metode drill yang disebut juga metode latihan adalah suatu
metode, cara, teknik atau strategi mengajar dimana siswa diberi latihan dan
praktek berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan
ketangkasan praktis yang bersifat permanen atau mantap tentang
pengetahuan yang dipelajari.
Menurut Harmer; metode drill didefinisikan sebagai berikut:
“technique where the teacher asks students to repeat words and phrases, either in chorus or individually , and then gets them to practise substituted
(but similar) phrases, still under the teacher‟s direction”.2 Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa metode drill adalah teknik dimana guru
memerintahkan siswa untuk mengulangi kata-kata dan frase, baik itu
1
Graham Hall, Exploring English Language Teaching (London: Routledge, 2011), h. 248
2
Jeremy Harmer, How to Teach English, (Essex: Pearson Education Limited, 2007), h. 272
7
secara bersama-sama atau individu, dan menyuruh mereka mempraktikkan
frase turunan (yang sama), masih di bawah petunjuk guru.
Menurut Hamdani, metode drill merupakan metode yang
mengajarkan siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar siswa
memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi daripada hal-hal
yang dipelajari.3
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode drill
adalah suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap
apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu
diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama
dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih
keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga
menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih
disempurnakan.
b. Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill
Menurut Hamdani, hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam
menggunakan metode drill adalah sebagai berikut :
a. Tahap 1 : Latihan Terkontrol
Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru:
memberikan sejumlah latihan soal dan meminta supaya siswa
mengerjakannya.
memberi arahan dan petunjuk-petunjuk cara pengerjaan untuk
menyelesaikan soal guru.
memberi bantuan kepada siswa yang memerlukan bantuan dalam
menyelesaikan soal.
memberikan jawaban yang benar atas soal tersebut.
b. Tahap 2 : Latihan mandiri
Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru:
3
memberikan beberapa soal.
meminta siswa supaya mengerjakan soal tersebut dengan memberikan
batas waktu yang cukup.
meminta supaya hasil pekerjaan masing-masing siswa dikumpulkan
kepada guru
menilai hasil pekerjaan siswa.4
c. Kelebihan metode Drill
Menurut Hamdani, kelebihan metode drill adalah:
1) Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi
daripada hal-hal yang telah dipelajari.
2) Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan.5
d. Kekurangan metode Drill
Menurut Hamdani, kelemahan metode drill adalah:
1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak
berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa;
2) Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel akan
mengakibatkan penguasaan keterampilan melalui inisiatif individu
tidak akan tercapai.
Contoh kelemahan metode drill adalah pemberian sampel berupa
gerak tangan atau anggota tubuh yang berulang-ulang. Gerakan ini kadang
tidak disadari oleh guru. Jika memberikan soal, guru menunjukkan tangan
ke seorang siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya kreativitas siswa
dalam proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan yang menjadi tujuan adanya proses pendidikan dan
4
Ibid, h, 273 5
9
pembelajaran, sehingga tanpa hasil belajar sesungguhnya tak pernah ada
proses pendidikan yang matang. Sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya kependidikan, seperti psikologi pendidikan dan
psikologi belajar.
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Hasil
merupakan dampak atau efek dari satu proses tindakan atau perbuatan.
Sedangkan belajar merupakan proses sadar dalam upaya meningkatkan
kualitas diri dengan interaksi antara dirinya dengan lingkungan sekitar.
Menurut Brown, belajar dimaknai pada kategori sebagai berikut:
1) Learning as an increase in knowledge. The student will often see
learning as something done to them by teachers rather than as
something they do for themselves.
2) Learning is memorising. „Learning is about getting it into your head.
You‟ve just to keep writing it out and eventually it will go in.‟
3) Learning is acquiring facts or procedures that are to be used. „„Well
it‟s about learning the thing so you can do it again when you‟re asked to, like in an exam.‟
4) Learning is making sense. „Learning is about trying to understand things so you can see what‟s going on. You‟ve got to be able to
explain things, not just remember them.‟
5) Learning is understanding reality. „Learning enables you to perceive the world differently.‟ This has also been termed „personally meaningful learning‟.6
Pandangan Brown tersebut memperlihatkan ada lima kategori
belajar, yaitu belajar sebagai pertambahan pengetahuan, belajar sebagai
proses pengingatan, belajar sebagai upaya mengetahu prosedur dan
fakta-fakta yang akan digunakan, belajar sebagai membuat persepsi inderawi,
dan belajar adalah memahami realitas.
6
Sedangkan Wilkinson dan Silliman mengemukkan prinsip belajar
sebagai berikut:
1) Learning is a social activity -- interpersonal behaviors are the basis
for new conceptual understandings.
2) Learning is integrated --- strong interrelationships exist between oral
and written language learning.
3) Learning requires student interaction and engagement in classroom
activities -- engaged students are motivated to learn and have the best
chance of achieving full communicative competence across the broad
spectrum of language and literacy skills.7
Dari penjelasan Wilkinson dan Silliman di atas, dapat
dikemukakan hakikat belajar dari 3 (tiga) aspek: Pertama, belajar
merupakan aktivitas sosial yang dirangkai dengan adanya hubungan
antarpribadi yang menjadi dasar pemahaman konseptual yang baru.
Kedua, belajar merupakan proses yang terintegrasi kuat antara bahasa lisan
dan tulisan. Ketiga, belajar membutuhkan interaksi siswa dan keterliban
total di dalam aktivitas ruang kelas.
Hasil belajar adalah efek dari kegiatan pembelajaran yang
berproses panjang dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan itu sangat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Brian Bowe dan Marian Fitzmaurice hasil belajar adalah “a statement of what the learner is expected to know, understand or be able to do on successful completion of the entire programme”. 8 Dari pandangan tersebut, diketahui bahwa hasil belajar merupakan pernyataan
tentang apa yang siswa diharapkan untuk mengetahui, memahami atau
7
Louise C. Wilkinson and Elaine R. Silliman, Classroom Language and Literacy Learning, (Gaithersburg, MD: Aspen, 1991), h. 3
8
11
mampu melakukan suatu tentang tindakan yang sukses pada semua
program yang ada.
Menurut Muhibbin Syah, hasil belajar adalah hasil pencapaian dari
tiga pendekatan yang meliputi:
1) Secara kuantitatif, berarti hasil dari kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya;
2) Secara institusional, merupakan hasil dari proses validasi atau
pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah
diajari;
3) Secara kualitatif, berarti hasil dari proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara menafsirkan dunia beserta isinya.9
Hasil adalah akibat dari suatu aktivitas atau perbuatan. Biasanya
hasil dapat dirasakan pada bagian akhir dari suatu proses perbuatan dengan
segala jenis unsurnya. Proses sendiri bukan merupakan hasil tapi langkah
metodis yang menuju pada hasil.
Bloom, Krathwohl, dan Shepard mengajukan pandangan
pentingnya domain afektif dalam mengukur hasil belajar siswa. Tentang
wilayah efektif ini dinyatakan oleh Shepard sebagai berikut:
The affective domain is about our values, attitudes and behaviours. It includes, in a hierarchy, an ability to listen, to respond in interactions with others, to demonstrate attitudes or values appropriate to particular situations, to demonstrate balance and consideration, and at the highest level, to display a commitment to principled practice on a day-to-day basis, alongside a willingness to revise judgement and change behaviour in the light of new evidence.10
Dari pandangan tersebut dapat dipahami bahwa wilayah afektif
yang menjadi parameter penilaian hasil belajar meliputi nilai sikap dan
perilaku dalam bentuk hirarkhi, yaitu kemampuan mendengarkan,
9
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosdakarya, 2007), h. 92
10 Kerry Shephard, “Higher Education for Sustainability:
Seeking Affective Learning
menanggapi di dalam interaksi dengan pihak lain, mendemonstrasikan
sikap atau nilai pada situasi tertentu, mendemonstrasikan keseimbangan
dan pertimbangan, dan pada level tertinggi adalah mempertunjukkan
komitmen pada praktik yang terdisiplinkan, keinginan kuat untuk
memperbaiki pertimbangan dan merubah perilaku di dalam pencahayaan
bukti yang baru.
Hasil dalam perspektif pendidikan dinamai sebagai penguasaan
terhadap beberapa indikator pada setiap Kompetensi Dasar (KD) yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan kata lain,
siswa dianggap berhasil apabila memiliki kecakapan hidup (Life Skills)
pada setiap bidang studi, yang kemudian dapat diaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Robert M. Gagne menyebutkan ada lima wilayah yang
menjadi indikator keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu:
1) Keahlian intelektual atau intellectual skills (pengetahuan prosedural),
2) Informasi lisan atau verbal information (pengetahuan deklaratif/
declarative knowledge),
3) Strategi kognitif atau cognitive strategies (proses-proses pengawasan
keputusan)
4) Kehlian gerak atau motor skills, dan
5) Sikap atau attitudes.11
Menurut Bransford, et.al., menjelaskan bahwa pencapaian hasil
belajar dalam perspektif ilmiah ditujukan kepada 5 domain hasil belajar,
yaitu: 1) memori dan struktur pengetahuan; 2) penyelesaian masalah dan
penalaran; 3) fondasi pembelajaran selanjutnya; 4) proses-proses
keteraturan yang mengatur belajar, meliputi metakognisi; dan 5)
bagaimana berpikir simbolik muncul dari budaya dan komunitas pelajar.12
11 Robert M. Gagne, “Learning Outcomes and Their Effects: Useful Categories of Human Performance”, Journal of American Psychologist, April 1984, Vol. 39, No. 4, hal. 377
12
13
Sedangkan menurut Ramayulis, hasil belajar dapat didefinisikan
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Hasil belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2) Perubahan tersebut pada pokoknya berupa perubahan kemampuan
yang berlaku dalam waktu yang relatif sama.
3) Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.13
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengetahuan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu
yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
mengubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Pengukuran hasil belajar didasarkan pada 3 domain pokok yaitu, domain
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Leu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, pengembangan dalam konteks manajemen yaitu: 14
1) Kepemimpinan bersama-sama yang melibatkan bentuk partisipatif,
kematangan dan tujuan, dipimpin oleh seorang profesional yang
unggul.
2) Adanya visi dan tujuan yang dikembangkan bersama-sama (shared
vision and goals), yaitu adanya kesatuan tujuan, konsistensi dalam
praktik, kolegialitas dan kolaborasi;
3) Lingkungan pembelajaran, yaitu atmosfer yang teratur, suatu
lingkungan kerja yang menarik (an attractive working environment);
13
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Aulia, 2001), h. 77.
14
4) Konsentrasi selama proses belajar dan mengajar, yaitu
memaksimalkan waktu pembelajaran, penekanan pada aspek
akademik, dan fokus pada pencapaian prestasi siswa;
5) Harapan yang tinggi, yaitu adanya harapan yang besar yang
melingkupi semua diri siswa, mengkomunikasikan harapan, dan
menyediakan tantangan intelektual dan dukungan;
6) Penguatan yang positif (reinforcement positive), yaitu bentuk
kedisiplinan dalam belajar dan mengajar yang jelas, dan adanya
umpan balik (feedback);
7) Perkembangan yang terus dipantau (monitored progress), mengawasi
kinerja siswa, mengevaluasi kinerja sekolah;
8) Adanya pemenuhan hak dan tanggungjawab siswa (Pupil rights and
responsibilities), yaitu munculnya penghargaan diri untuk siswa,
penempatan tanggungjawab, dan kontrol pekerjaan;
9) Pengajaran yang bertujuan jelas (Purposeful teaching), yaitu
organisasi yang efisien, adanya kejelasan tujuan, pelajaran yang
terstruktur, dan praktik yang dapat disesuaikan;
10)Adanya organisasi pembelajaran (a learning organization), yaitu
sekolah berbasis pengembangan staf (school-based staff development);
11)Adanya jalinan kerjama sekolah dan rumah (Home-school
partnership), yaitu keterlibatan orang tua.
3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan Dasar a. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta
digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan
berpikir bagi para siswa. Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai
ilmu dengan matematika sekolah. Perbedaan itu dalam bentuk penyajian,
15
Menurut Badan Standar Nasional, matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia.15
Tujuan pembelajaran matematika yang tercantum pada Standar Isi
SD/MI Kurikulum 2006. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.16
Menurut Heruman ada tiga tahap dalam pembelajaran konsep
matematika, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep dan
pembinaan keterampilan. Tahapan-tahapan tersebut akan dikemukakan
sebagaim berikut:
1) Penanaman Konsep Dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari
konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari kurikulum yang
dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep
15
Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BNSP, 2006), h. 416
16
dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan
kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru
matematika yang abstrak. Dalam pembelajaran konsep dasar ini, media
atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu
kemampuan pola pikir siswa.
2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu
pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di
semester atau di kelas sebelumnya.
3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai
konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep,
pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan
pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,
pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang
berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan
pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut penanaman dan
pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, di semester atau di kelas sebelumnya.17
b. Konsep Sifat-Sifat Bilangan Bulat
17
17
Pembelajaran mengenai bilangan pun menjadi bagian vital yang
dilaksanakan di persekolahan dasar. Oleh karenanya, setiap guru dan siswa
SD/MI harus “lebih dalam” menguasai konsep dan sistem bilangan. Di
samping itu juga, setiap guru dan siswa SD/MI harus pandai pula
menyuguhkan pembelajaran mengenai bilangan kepada setiap anak
didiknya dengan bentuk pemecahan masalah, sehingga ke depannya nanti
diharapkan agar para siswa tersebut mampu memecahkan persoalan
kehidupan sehari-harinya yang berkenaan dengan konsep bilangan.
Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan
baik negatif, nol dan positif. Bilangan adalah suatu idea, yang bersifat
abstrak sehingga untuk merepresentasikannya diperlukan simbol atau
lambang bilangan, juga nama bilangan.18
Operasionalisasi bilangan bulat dapat diaplikasikan ke dalam
konsep matematika di bawah ini:
1) Penjumlahan
Dalam penjumlahan, ada beberapa sifat penjumlahan dalam
bilangan bulat, yaitu:
a) Prinsip dari penjumlahan bilangan bulat adalah tertutup.
Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat disebut memiliki
sifat tertutup karena setiap operasi hitung penjumlahan bilang
bulat selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat
dituliskan sebagai berikut. setiap bilangan bulat yang
dijumlahkan dengan skema a + b = c, maka hasil dari
penjumlahan tersebut (c) adalah bilangan bulat pula
b) Bersifat komutatif. Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat
juga memiliki sifat komutatif yang artinya penjumlahan dua
bilangan bulat selalu memperoleh hasil yang sama walaupun
kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat
18
dituliskan sebagai berikut. Prinsip komutatif ini adalah apabila
a dan b merupakan bilangan bulat, maka a + b = b + a.
c) Bersifat asosiatif, yaitu apabila a, b, dan c merupakan bilangan
bulat maka (a + b) + c = a + (b + c).
d) Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
Artinya, untuk sembarang bilangan bulat apabila ditambah nol
(0), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal itu dapat
dituliskan sebagai berikut; a + 0 = 0 + a = a.19
2) Pengurangan
Pengurangan dalam bilangan bulat, memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
a) Tertutup, yaitu a-b = c dimana a, b, c adalah bilangan bulat
b) Unsur identitas, yaitu Unsur identitas adalah adalah
0 = 0-1 = -1
1-0 = 1
3) Perkalian
Adapun sifat-sifat operasi hitung perkalian bilangan bulat adalah
tertutup, komutatif, asosiatif, distributif perkalian terhadap
penjumlahan, distributif perkalian terhadap pengurangan dan
memiliki elemen identitas.
a) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = r,
dengan r juga bilangan bulat
b) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = q x
p
c) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku (p x q) x r =
p x (q x r)
d) Untuk setiap bilangan bulat p q, dan r, selalu berlaku p x (q +
r) = (p x q) + (p x r)
19
19
e) Untuk setiap bilangan bulat p q, dan r, selalu berlaku p x (q - r)
= (p x q) - (p x r)
4) Pembagian dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a) Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian
a : b = c <=> c x b = a
b) Hasil pembagian dua bilangan bulat dilihat dari tanda
bilangannya
- Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat
positif.
(+) : (+) = (+)
- Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif, atau sebaliknya adalah bilangan bulat negatif.
(+) : (-) = (-) atau (-) : (+) = (-)
Contoh: 8 : (-2) = -4
(-16) : 4 = -4
- Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat
positif.
(-) : (-) = (+)
Contoh: (-18) : (-3) = 6
c) Pembagian dengan bilangan nol
Untuk sembarang bilangan bulat a, maka:
a : 0 tidak terdefinisikan
0 : a = 0
d) Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan sifat
asosiatif
a : b tidak sama dengan b : a
(a : b) : c tidak sama dengan a : (b : c)
a, b, dan c adalah sembarang bilangan bulat dengan a, b, c
bukan 0 dan 1.20
20
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari penelusuran kepustakaan, diperoleh beberapa hasil penelitian
yang relevan, antara lain:
1. Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar matematika yang dilakukan
dengan metode drill lebih baik daripada resitasi, dengan penemuan t hitung
= 2,239. Dengan demikian disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dengan metode drill.21
2. Putu Wisnu Wardana, menyimpulkan bahwa metode drill dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika. Terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar berprestasi antara kelompok siswa yang
mengikuti metode pembelajaran drill dengan kelompok siswa yang
mengikuti metode pembelajaran konvensional Pada tindakan I 44.12 %
tindakan II : 73.53%, pada tindakan III 85.29 %. Dan hasil daya serap
dari setiap tindakan adalah : pada tindakan I 66.18%, tindakan II adalah
76.91 %, tindakan III adalah 78.82 %.22
Perbedaan dari penelitian ini adalah responden penelitian pada level
Sekolah Dasar.
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut:
Dengan diterapkannya metode drill akan meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV pada pelajaran matematika materi sifat-sifat bilangan bulat di MI
Al-Istiqomah Kota Tangerang.
21
Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly, “Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Siswa Yang Diberi Metode Drill Dengan Resitasi”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, h. 362
22
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Istiqomah Jl. KH. Ahmad Khaerun,
Kampung Ledug RT 02/02 Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung,
Kota Tangerang
2. Waktu Penelitian
Penelitan ini dilakukan pada Juli sampai Agustus 2013 pada Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan sifat
PTK dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK
tanpa kerjasama dengan guru lain.1 Dalam hal ini peneliti terlibat
langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan,
observasi, refleksi dan lain-lain.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam literatur Inggris
disebut classroom action research yaitu suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek
pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan kelas merupakan pembuktian apakah
suatu teori belajar mengajar yang diterapkan di kelas baik atau tdak
dan sekiranya cocok dengan kondisi kelas, peneliti mengadaptasi teori
1
Suharsimi Arikunto dan Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 64
yang ada untuk proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif,
optimal dan fungsional.
Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti melakukan sebuah
tindakan yang diamati secara terus menerus dilihat dari plus
minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada
upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.2 Seorang
peneliti harus mengetahui tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
dengan demikian seorang peneliti dapat melaksanakan penelitian
sesuai dengan target yang diinginkan. Adapun tujuan utama penelitian
tindakan kelas yaitu perbaikan dan meningkatkan pelayanan
profesional guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan penelitian
tindakan kelas secara eksplisit yaitu sebagai pengembangan
keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi
permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelas atau di
sekolahnya. Penelitian tindakan kelas adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain dengan
harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses untuk
memperbaiki kualitas kerja orang lain. Secara praktis, penelitian
tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas
subjek yang diteliti.
Dalam melaksanakan penelitian tndakan kelas harus mengacu
pada desain penelitian yang telah dirancang sesuai dengan prosedur
penelitian yang berlaku. Fungsinya sebagai patokan mengetahui
bentuk dan hasil penggunaan metode drill dalam meningkatkan hasil
belajar siswa Kelas IV di MI Al-Istiqomah, tangerang.
2. Rancangan Siklus Penelitian
Model proses yang digunakan dalam PTK ini adalah Model Proses
Siklus (Putaran/Spiral) dengan menggunakan model PTK dari Kemmis
2
23
dan Taggart yang dikutip oleh Arikunto, yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus yang lainnya. Setiap siklus memiliki empat tahapan
kegiatan, yaitu (1) planing yaitu membuat rencana tindakan, (2) action yaitu
melaksanakan tindakan, (3) observation, yaitu mengadakan
pemantauan/pengamatan, (4) reflection, yaitu memberikan refleksi dan
evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan
kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya3.
Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
indentifikasi masalah, dan diadakan pre-test. Tahapan-tahapan penelitian
dari siklus spiral dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1: Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral (siklus)
( Suharsimi Arikunto,2006:74)4
3
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 74
4
Ibid. h. 74
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/ Observasi
Refleksi
Tindakan/ Observasi Siklus 1
Siklus 2
Perbaikan Rencana
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi Subjek penelitian adalah Siswa
Kelas IV MI Al-Istiqomah, Jl. KH. Ahmad Khaerun, Kampung Ledug RT
01/01 Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Pihak
yang terkait dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, sebagai pengamat
yang terlibat untuk observer yang mengamati sekaligus mencatat serta
melihat sikap detail aktifitas dari peneliti, dimana peneliti adalah sebagai
Guru di MI Al-Istiqomah.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan
perencana. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
proses kegiatan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bilangan bulat
pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Kota Tangerang,
kemudian membuat perencanaan tindakan yang didiskusikan dengan
kolaborator.
Adapun posisi peneliti adalah sebagai peneliti yang aktif ikut terjun
langsung dalam pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya sesuai fokus penelitian. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian
tindakan kelas yang harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan
kelas yang diajar oleh guru lain meskipun masih dalam satu sekolah.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Dalam melakukan intervensi tindakan kepada siswa-siswa Kelas IV
MI Al-Istiqomah, ada gambaran umum mengenai rencana dan prosedur
penelitian yang akan dilaksanakan dalam keseluruhan penelitian tindakan
kelas maka dibutuhkan 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,
25
Tabel 3.1
Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Siklus I Perencanaan: a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM b. Menentukan pokok bahasan c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan sumber belajar e. Mengembangkan format evaluasi
f. Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan Menerapkan tindakan menggunakan metode dril
Pengamatan a. Melakukan observasi dengan memakai format observasi
b. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format
Refleksi a. melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan b. melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lain-lain
c. memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
d. Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan a. Identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalahPengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan dan analisis data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif,
sedangkan data kuantitatif dinyatakan dengan angka rata-rata perolehan tes
tentang materi sifat-sifat bilangan bulat. Kriteria atau ukuran materi sifat-sifat
bilangan bulat, pencapaian tujuannya dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika
85% anak sudah mendapat nilai 70 maka penelitian dapat dikatakan berhasil.
Apabila target 85% belum tercapai perlu dilakukan refleksi ulang
untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai target yang ditentukan tercapai atau sampai titik jenuh siswa.
Penentuan keberhasilan pencapaian belajar tentang materi sifat-sifat bilangan
bulat pun disesuaikan dengan instrumen-instrumen yang telah ditentukan.
G. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian
Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua
jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun jenis data
kualitatif diantaranya, kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto. Dan data
kuantitatif berupa data statistik, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data Kualitatif
1) Kata-kata atau tindakan
Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dan
catatan hasil observasi kelas, selanjutnya melalui foto atau rekaman.
2) Foto dan dokumentasi
Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan
penelitian di MI Al-Istiqomah, Tangerang.
b. Data Kuantitatif
Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data observasi maupun data yang
lain dalam membantu kelengkapan pengumpulan data yang berbentuk
27
2. Sumber Data
Peneliti mencari sumber data melalui informan, yaitu guru, siswa, dan
kolaborator. Proses mencari data dilakukan selama peneliti melaksanakan
penelitian di dalam kelas.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu bagi peneliti
dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Instrumen utama
Instrumen utama pada penelitian tindakan kelas adalah tes, non tes
serta peneliti sendiri. Peneliti adalah guru kelas yang berupaya
menerapkan metode drill dalam pembelajaran matematika. Karena guru
kelas yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak
menentu, seperti halnya banyak terjadi di kelas. Penelitian ini dilakukan
untuk ketiga siklus 1, 2, dan siklus 3.
2. Instrumen pendukung
Instrumen ini berupa pedoman pengumpulan data, yaitu pedoman
wawancara dan observasi. Pedoman observasi lapangan dibuat sebagai
acuan menjawab rumusan masalah untuk mengukur keberhasilan dalam
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu hal yang penting bagi
sebuah penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan
judul yang telah ditentukan sebelumnya. Agar hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur
pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Di dalam membuat skor penilaian, dibutuhkan kisi-kisi instrumen
Tabel 3.2.
Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 1
KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal
Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi
hitung
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada penjumlahan
√ √ √ Tes Esay 1, 2, 3
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada perkalian
√ √ Tes Esay 4, 5, 6, 7
Menyelesaikan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat pertukaran
(komutatif)
29
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 2
KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal
Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi
hitung
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada penjumlahan
√ √ √ Tes Esay 1, 2, 3
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada perkalian
√ √ √ Tes Esay 4, 5, 6
Menyelesaikan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat pertukaran
(komutatif)
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 3
KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal
Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi
hitung
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada penjumlahan
√ √ Tes Esay 1, 2, 3, 4
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada perkalian
√ √ √ Tes Esay 5, 6, 7
Menyelesaikan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat pertukaran
(komutatif)
31
2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan, pencatatan secara sistematik terhadap
fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan dengan mencatat
perkembangan-perkembangan yang terjadi setelah pemberian tindakan. Pada
penelitian tindakan kelas ini, observasi dilakukan dengan melihat aktivitas
belajar siswa yang berlangsung di dalam kelas ketika guru menerapkan
metode drill pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5
Penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, di mana
peneliti membawa sederetan pertanyaan kepada informan dan menanyakan
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, informan dalam penelitian ini
adalah wali kelas, guru bidang studi, siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah,
tangerang dan orang-orang yang terkait dengan penelitian yang dapat
memberikan informasi.
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini berupa penyajian foto-foto
yang berupaya mengdokumentasikan kegiatan-kegiatan siswa dan guru di
dalam ruang kelas.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Teknik pemeriksaan kepercayaan menggunakan beberapa cara,
yaitu:
5
1. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif hal
tersebut dapat dicapai melalui: 1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan dengan
apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan persfektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat
biasa,orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,
dan orang pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan
isi suatu dokumen yang berkaitan
2. Pengecekan sejawat. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa
maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data 1. Analisis Data
Analisa data pada penelitian tindakan kelas pada dasarnya dilakukan
sejak observasi awal. Analisa data dilakukan dengan cara menghitung tingkat
keberhasilan pembelajaran melalui rumus persentase.
2. Interpretasi Data
Data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisa
33
tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan,
perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Pengembangan perencanaan tindakan ini adalah jika meningkatkan
hasil belajar yang berkaitan dengan pemahaman konsep sifat bilangan bulat
pada siswa kelas IV MI Al-Istiqomah kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang
mencapai KKM yakni sebesar 65 atau sesuai target yang telah ditentukan,
maka penelitian ini dihentikan. Tetapi jika target yang telah ditetapkan belum
tercapai, maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Untuk siklus pertama, penerapan metode drill hanya bersifat
penugasan individual dan kelompok terhadap materi pelajaran. Kemudian
pada siklus 2, peneliti menggunakan perangkat pembelajaran berupa media
gambar rumus. Kemudian pada siklus 3, peneliti menggunakan variasi
34
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian, maka data
akan dipaparkan pada 3 (tiga) siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan silkus III.
Pengambilan 3 silkus mempertimbangkan banyaknya standar kompetensi yang
akan dibahas serta waktu yang diperlukan. Setiap siklus terdiri atas 2 pertemuan,
setiap pertemuan melalui tahapan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi dan temuan dari tindakan I. Sedangkan untuk pada siklus
selanjutnya yaitu siklus II dan siklus III data dipaparkan menurut urutan:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi serta temuan
dari masing-masing tindakan.
1. Siklus 1
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah Siswa 1, Siswa 2, Siswa 3,
Siswa 4 dan Siswa 5. Alasan memilih subjek 1 sampai dengan subjek 5 sebagai
subjek penelitian adalah sebagai berikut: (1) hasil tes pada kegiatan apersepsi
yang dilakukan peneliti terhadap 30 siswa kelas IV MI Al-Istiqomah, subjek 1
sampai dengan subjek 5 adalah siswa yang memperoleh nilai paling rendah, (2)
dari hasil tanya jawab dengan beberapa siswa yang akan dijadikan subjek
penelitian, subjek 1 sampai dengan subjek 5 yang lebih memerlukan bantuan
untuk ditingkatkan kemampuannya, (3) subjek 1 sampai dengan subjek 5 adalah
siswa yang direkomendasikan oleh guru kelas IV untuk dijadikan subjek
penelitian. Mereka diberikan pembelajaran tentang sifat-sifat benda melalui
metode drill atau latihan.
Setelah diputuskan untuk melakukan peningkatan pemahaman konsep
sifat-sifat pada benda dan agar siswa terlibat aktif, peneliti membentuk
35
kelompoknya agar terjadi kolaboratif yang saling menguntungkan. Untuk itu
setiap kelompok beranggotakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi
(hight achiever), siswa yang memiliki kemampuan sedang (everage achiever),
dan siswa yang memiliki kemampuan rendah (low achiever). Pembagian
kelompok ini pada lampiran 3 halaman ... . Lima siswa yang menjadi subjek
penelitian tersebar ke dalam kelompok yang berbeda. Pembagian kerlompok ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang kooperatif, artinya setiap
siswa akan bekerja sama secara aktif dengan teman kelompoknya dalam
menyelesaikan tugas, untuk mencapai tujuan bersama. Semua siswa memberi
kontribusi yang sama kepada timnya dengan cara meningkatkan kemampuan
mereka dari sebelumnya. Ini memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi,
sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang
terbaik.1
Setiap peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai tindakan,
formasi siswa dalam kelas duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran I tindakan I ini dilakukan oleh peneliti
bersama guru untuk menjelaskan pemahaman konsep pengenalan sifat-sifat
bilangan bulat dengan menuangkan perencanaan itu ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS serta kuisnya. Pada pertemuan
pertama ini penulis membahas tentang sifat-sifat operasi hitung dengan
menggunakan metode drill. Metode drill diberikan kepada siswa sebagai
individu bukan kelompok.
1
Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset Dan Praktik diterjemahkan dari