• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN

SIFAT-SIFAT BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV

MI AL-ISTIQOMAH TANGERANG TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh IAH SAMSIAH NIM 809018300353

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

IAH SAMSIAH (809018300353), “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang)

”.

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah, Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan penerapan metode drill. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Istiqomah Kota Tangerang pada Tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dalan tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes tulis yang digunakan untuk mengukur hasil dan ketuntasan belajar, sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara, yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan peneliti dalam proses pembelajaran

Hasil penelitian ini menunjukkan suatu peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Data tentang hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat meningkat pada siklus I sebesar 63,67, pada siklus II menjadi 73,33 dan pada siklus III sebesar 83. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.

(6)

v ABSTRACT

IAH SAMSIAH (809018300353), "The Implementation of Drill Methods for

Increasing Students‟ Achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang". Thesis Department of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University Syarif Hidaytullah, Jakarta.

The aim of this research is to determine the mathematic students achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang. The method used in the Classroom Action Research ( CAR ). An instrument used for the study and in testing for the test. An instrument in form and use to measure the results of the study and qualifications meanwhile, the instruments for shares of observation test and interview, used to watch the activity of students and scientists in the process of learning.

This research result indicates an increased the students learning cycle in the first half. Based on the results of study of a student of integer increases the first of a cycle of 63.67; 73.33 on a cycle two and average of being 83 of cycle three. Based on the result, it is concluded that the implementations of drill methods will increase the student achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur panjatkan Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan

inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam senantiasa tertuju kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,

keluarga, dan para sahabatnya.

Skripsi ini berjudul: ” Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”, ditulis untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana S1 .

Penyusunan skripsi ini bukan hal yang mudah bagi penulis, banyak sekali

halangan yang dihadapi. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan dan

kewajiban bagi penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i. MA. Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Maifalinda Fatra M. Pd. dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan ilmu dan meluangkan waktu serta tenaga untuk memberikan

bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendukung, dan memberi ilmu kepada

penulis, sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang berharga.

5. Bapak. H. Abdillah, S.Pd., Kepala MI Al-Istiqomah Kota Tangerang yang

(8)

vii

sekolah. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha di MI Al-Istiqomah Kota

Tangerang yang selalu memberikan dukungan dalam proses penelitian.

6. Ibu Umul Ma’muroh, S.Ag., M.Pd., atas kerjasamanya selaku kolaborator dan

observer yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis

dalam melakukan penelitian.

7. Suamiku tercinta, Ahmad Yani dan anak-anakku tersayang Yuni Nuravivah,

Rekha Nurunnisa, Syamsul Hilal, dan Hilda Aprilia Zahra, atas semua

dukungan dan pengertiannya telah menjadi cambuk untuk menyelesaikan

skripsi ini.

8. Kakakku tercinta, Elih Sobarih, S.Pd., dan adikku tersayang Abdul Hadad,

S.Pd., serta keponakan-keponakanku, Galih Ardian, Randi M, Mutiara Sari,

dan Ilham Asyifa yang telah menyemangati penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Rekan-rekan seangkatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membangun kebersamaan selama ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan.

Penulis berdo’a semoga Allah SWT, memberikan balasan yang sepadan

untuk jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Mudah-mudahan

skripsi ini memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan memberikan

kontribusi bagi kualitas pendidikan ke depan.

Tangerang, 2014

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH...

B. Identifikasi Masalah………. ... 3

C. Pembatasan Masalah ………... 4

D. Perumusan Masalah …………... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... F. Manfaat Penelitian………... 4 5 BAB II : KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori 1. Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika a. Pengertian Metode Drill ... 6 6 b. Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill... 7

c. Kelebihan Metode Drill... 8

d. Kekurangan Metode Drill...

2. Hasil Belajar Matematika...

a. Pengertian Hasil Belajar...

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil

8

8

(10)

ix

Belajar...

3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan

Dasar...

a. Pengertian Pembelajaran Matematika...

b. Konsep Sifat-Sifat Bilangan Bulat...

13

14

14

16

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

C. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu ...

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus ...

C. Subjek Penelitian ...

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...

G. Data dan Sumber Data ...

H. Instrumen Pengumpulan Data ...

I. Teknik Pengumpulan Data ...

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...

K. Analisi Data dan Intervensi Data ...

L. Pengembangan Keterpercayaan Tindakan ...

21

BAB IV : DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 34

B. Pembahasan. ... 54

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 59

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)... 25

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 1... 28

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 2... 29

Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 3... 30

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus I.. 38

Tabel 4.2 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II... 47

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral

(siklus)... 23

Gambar 2 : Nilai Siklus 1 ... 38

Gambar 3 : Nilai Siklus 2...

47

Gambar 4 : Nilai Siklus 3...

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Siklus 1

Lampiran 2 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS 1)

Lampiran 3 : RPP Siklus II

Lampiran 4 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS II)

Lampiran 5 : RPP Siklus III

Lampiran 6 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS III)

Lampiran 7 : NILAI SIKLUS I

Lampiran 8 : NILAI SIKLUS II

Lampiran 9 : NILAI SIKLUS III

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan saat ini tengah mengalami perkembangan ke arah

desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan memberikan wewenang

penuh kepada sekolah dan guru untuk mengelola proses pembelajaran, terutama

dalam hal implementasi metode atau strategi pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,

peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka

pencapaian kompetensi dasar. Sebagian besar guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah

masih menerapkan metode pembelajaran klasik, sehingga berpengaruh pada hasil

yang kurang maksimal.

Pembelajaran klasikal ini masih mengedepankan metode ceramah, tanpa

memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya (student centered).

Pembelajaran klasikal yang berlangsung cenderung berjalan satu arah pada guru

ke siswa (teacher centered), menyebabkan pembelajaran terkesan hanya

mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa saja. Padahal pembelajaran

matematika yang berpusat dari guru ini berjalan kurang efektif dalam

mengembangkan ranah kognitif (penguasaan konsep), ranah afektif (sikap

belajar), dan psikomotor siswa. Hasilnya secara langsung mempengaruhi

rendahnya hasil belajar siswa belajar siswa sehingga juga berpengaruh pada

prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan upaya guru untuk mengatasi

permasalahan tersebut.

Guru menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan dalam pembelajaran di

kelas. Guru merupakan pihak yang paling dominan dalam mengarahkan proses

pembelajaran di dalam kelas. Ada beberapa peran guru selain bertugas sebagai

fasilitator, memindahkan pengetahuan, dan menanamkan nilai-nilai positif, dia

harus menjadi teladan yang baik, berkepribadian yang patut jadi tauladan dan

(15)

disenangi dalam pergaulan. Karena prestasi belajar anak didik juga akan

berpengaruh dengan sejalannya perubahan sikap karena membenci kepribadian

guru, jadi disini kepribadian guru juga sangat berpengaruh pada prestasi siswa.

Menyikapi hal ini salah satu alternatif usaha guru dalam meningkatkan

hasil belajar siswa belajar siswa adalah mengubah proses pembelajaran yang lebih

mengaktifkan siswa, salah satunya dilakukan dengan pembelajaran melalui latihan

berulang-ulang atau drill.1 Guru atau peneliti memilih menggunakan pendekatan

drill agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini

disebabkan antara lain, materi pendidikan yang disampaikan itu makin beragam

dan luas. Mengingat perkembangan ilmu dan tekhnologi yang makin pesat, maka

diperlukan upaya mengadopsi segala kemajuan pengetahuan demi perkembangan

proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini diyakini bahwa melalui pendekatan

drill dapat menjadikan belajar siswa penuh makna, belajar bukan hanya diterapkan

dalam konsep akan tetapi siswa mengalami penelitan, belajar mencari sebuah

penemuan dengan praktek yang akhirnya mendapat jawaban.

Permasalahan prestasi belajar yang menurun banyak ditemukan karena

kurangnya hasil belajar siswa belajar siswa serta lemahnya yang menjadikan

pembelajarannya efektif. Hal itu ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar

siswa pada pelajaran matematika.

Seperti yang terjadi di MI Al-Istiqomah, yang terletak di Kota Tangerang.

Berdasarkan latar belakang keadaan madrasah, cara pembelajaran guru, latar

belakang siswa, status ekonomi siswa, maka peneliti ingin mengetahui apakah

melalui metode drill ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa belajar siswa pada

mata pelajaran matematika.

Peneliti melihat pembelajaran matematika yang dilakukan di MI

Al-Istiqomah khususnya kelas IV masih belum mencapai pada tujuan, yakni

meningkatnya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan

kegiatan-kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih

1

(16)

3

tinggi dari apa yang dipelajari. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah

sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan

metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan

dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru

dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau

pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai pihak yang berupaya memahami

konsep matematika melalui latihan berulang-ulang. Proses interaksi ini akan

berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh

karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan

kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Pendidikan matematika diarahkan agar siswa dapat menemukan sendiri, ia

harus melakukan proses mental seperti mengamati, klasifikasi, mengukur,

meramalkan, dan menyimpulkan, sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Dari 30 siswa ternyata yang

tuntas atau melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 hanya 20 siswa

(66,7%).

Peneliti mengambil judul “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang)”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan

beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa belajar siswa rendah karena pembelajaran masih

menggunakan metode klasikal.

2. Siswa belum mampu memahami, dan mengetahui secara luas tentang

(17)

3. Pembelajaran yang dilakukan guru tidak menggunakan metode yang

bervariasi, sehingga anak cenderung bosan dan tidak menyenangkan.

4. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah

dan diharapkan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan

masalah.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini difokuskan pada kemampuan

kognitif siswa yang masih rendah. Hasil belajar adalah penilaian akhir dari

proses dan pengetahuan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan

tidak akan hilang karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi

individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

mengubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

2. Siswa belum mampu memahami, dan mengetahui secara luas tentang pokok

bahasan sifat-sifat bilangan bulat. Penelitian ini dibatasi oleh upaya peneliti

meningkatkan pemahaman siswa tentang pokok bahasan sifat-sifat bilangan

bulat, sistem operasionalisasi distibutif dan komutatif.

D. Perumusan masalah

Permasalahan yang muncul dari latar belakang tersebut adalah:

1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika pada pokok

bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan pelaksanaan metode drill pada

siswa MI Al-Istiqomah, Tangerang?

2. Bagaimana pelaksanaan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran matematika yang berakibat pada peningkatan

hasil belajar siswa?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini

(18)

5

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa belajar siswa pada

pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan menggunakan metode

drill.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami

materi sifat-sifat bilangan bulat, setelah menggunakan metode drill.

F. Manfaat Masalah 1. Untuk Guru

Secara umum, studi ini memberikan sumbangan kepada pembelajaran

matematika, utamanya pada layanan peningkatan kemampuan pemahaman

konsep siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat, serta

meningkatkan kualitas pembelajaran guru dalam memberikan materi

matematika.

2. Untuk Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa serta prestasi dalam pembelajaran

matematika, terutama materi pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat,

serta memiliki peran yang cukup besar bagi siswa dalam hal hasil belajar

siswa, penampilan dan kecakapannya dalam bidang matematika. Pengharapan

guru (teacher expectations) adalah bagaimana guru menciptakan prestasi

(19)

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika a. Pengertian Metode Drill

Metode didefinisikan sebagai: “an increasingly problematic concept, but traditionally seen as a theoretically consistent set of teaching

principles that would lead to the most effective learning outcomes if

followed correctly.”1 Dari definisi Hall tersebut, dapat dipahami bahwa

metode merupakan konsep problematik tetapi secara tradisional dilihat

sebagai perangkat dari prinsip-prinsip pengajaran yang ajeg yang

mengarah pada hasil pembelajaran yang paling efektif jika diikuti dengan

benar.

Secara harfiah drill berarti latihan yang diulang-ulang dalam waktu

singkat. Maka metode drill yang disebut juga metode latihan adalah suatu

metode, cara, teknik atau strategi mengajar dimana siswa diberi latihan dan

praktek berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan

ketangkasan praktis yang bersifat permanen atau mantap tentang

pengetahuan yang dipelajari.

Menurut Harmer; metode drill didefinisikan sebagai berikut:

technique where the teacher asks students to repeat words and phrases, either in chorus or individually , and then gets them to practise substituted

(but similar) phrases, still under the teacher‟s direction”.2 Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa metode drill adalah teknik dimana guru

memerintahkan siswa untuk mengulangi kata-kata dan frase, baik itu

1

Graham Hall, Exploring English Language Teaching (London: Routledge, 2011), h. 248

2

Jeremy Harmer, How to Teach English, (Essex: Pearson Education Limited, 2007), h. 272

(20)

7

secara bersama-sama atau individu, dan menyuruh mereka mempraktikkan

frase turunan (yang sama), masih di bawah petunjuk guru.

Menurut Hamdani, metode drill merupakan metode yang

mengajarkan siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar siswa

memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi daripada hal-hal

yang dipelajari.3

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode drill

adalah suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap

apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan

tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu

diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama

dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih

keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga

menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih

disempurnakan.

b. Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill

Menurut Hamdani, hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam

menggunakan metode drill adalah sebagai berikut :

a. Tahap 1 : Latihan Terkontrol

Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru:

 memberikan sejumlah latihan soal dan meminta supaya siswa

mengerjakannya.

 memberi arahan dan petunjuk-petunjuk cara pengerjaan untuk

menyelesaikan soal guru.

 memberi bantuan kepada siswa yang memerlukan bantuan dalam

menyelesaikan soal.

 memberikan jawaban yang benar atas soal tersebut.

b. Tahap 2 : Latihan mandiri

Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru:

3

(21)

 memberikan beberapa soal.

 meminta siswa supaya mengerjakan soal tersebut dengan memberikan

batas waktu yang cukup.

 meminta supaya hasil pekerjaan masing-masing siswa dikumpulkan

kepada guru

 menilai hasil pekerjaan siswa.4

c. Kelebihan metode Drill

Menurut Hamdani, kelebihan metode drill adalah:

1) Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi

daripada hal-hal yang telah dipelajari.

2) Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan.5

d. Kekurangan metode Drill

Menurut Hamdani, kelemahan metode drill adalah:

1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak

berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa;

2) Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel akan

mengakibatkan penguasaan keterampilan melalui inisiatif individu

tidak akan tercapai.

Contoh kelemahan metode drill adalah pemberian sampel berupa

gerak tangan atau anggota tubuh yang berulang-ulang. Gerakan ini kadang

tidak disadari oleh guru. Jika memberikan soal, guru menunjukkan tangan

ke seorang siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya kreativitas siswa

dalam proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap

usaha pendidikan yang menjadi tujuan adanya proses pendidikan dan

4

Ibid, h, 273 5

(22)

9

pembelajaran, sehingga tanpa hasil belajar sesungguhnya tak pernah ada

proses pendidikan yang matang. Sebagai suatu proses, belajar hampir

selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang

berkaitan dengan upaya kependidikan, seperti psikologi pendidikan dan

psikologi belajar.

Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Hasil

merupakan dampak atau efek dari satu proses tindakan atau perbuatan.

Sedangkan belajar merupakan proses sadar dalam upaya meningkatkan

kualitas diri dengan interaksi antara dirinya dengan lingkungan sekitar.

Menurut Brown, belajar dimaknai pada kategori sebagai berikut:

1) Learning as an increase in knowledge. The student will often see

learning as something done to them by teachers rather than as

something they do for themselves.

2) Learning is memorising. „Learning is about getting it into your head.

You‟ve just to keep writing it out and eventually it will go in.‟

3) Learning is acquiring facts or procedures that are to be used. „„Well

it‟s about learning the thing so you can do it again when you‟re asked to, like in an exam.‟

4) Learning is making sense. „Learning is about trying to understand things so you can see what‟s going on. You‟ve got to be able to

explain things, not just remember them.‟

5) Learning is understanding reality. „Learning enables you to perceive the world differently.‟ This has also been termed „personally meaningful learning‟.6

Pandangan Brown tersebut memperlihatkan ada lima kategori

belajar, yaitu belajar sebagai pertambahan pengetahuan, belajar sebagai

proses pengingatan, belajar sebagai upaya mengetahu prosedur dan

fakta-fakta yang akan digunakan, belajar sebagai membuat persepsi inderawi,

dan belajar adalah memahami realitas.

6

(23)

Sedangkan Wilkinson dan Silliman mengemukkan prinsip belajar

sebagai berikut:

1) Learning is a social activity -- interpersonal behaviors are the basis

for new conceptual understandings.

2) Learning is integrated --- strong interrelationships exist between oral

and written language learning.

3) Learning requires student interaction and engagement in classroom

activities -- engaged students are motivated to learn and have the best

chance of achieving full communicative competence across the broad

spectrum of language and literacy skills.7

Dari penjelasan Wilkinson dan Silliman di atas, dapat

dikemukakan hakikat belajar dari 3 (tiga) aspek: Pertama, belajar

merupakan aktivitas sosial yang dirangkai dengan adanya hubungan

antarpribadi yang menjadi dasar pemahaman konseptual yang baru.

Kedua, belajar merupakan proses yang terintegrasi kuat antara bahasa lisan

dan tulisan. Ketiga, belajar membutuhkan interaksi siswa dan keterliban

total di dalam aktivitas ruang kelas.

Hasil belajar adalah efek dari kegiatan pembelajaran yang

berproses panjang dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan itu sangat bergantung

pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah

maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Menurut Brian Bowe dan Marian Fitzmaurice hasil belajar adalah “a statement of what the learner is expected to know, understand or be able to do on successful completion of the entire programme”. 8 Dari pandangan tersebut, diketahui bahwa hasil belajar merupakan pernyataan

tentang apa yang siswa diharapkan untuk mengetahui, memahami atau

7

Louise C. Wilkinson and Elaine R. Silliman, Classroom Language and Literacy Learning, (Gaithersburg, MD: Aspen, 1991), h. 3

8

(24)

11

mampu melakukan suatu tentang tindakan yang sukses pada semua

program yang ada.

Menurut Muhibbin Syah, hasil belajar adalah hasil pencapaian dari

tiga pendekatan yang meliputi:

1) Secara kuantitatif, berarti hasil dari kegiatan pengisian atau

pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta

sebanyak-banyaknya;

2) Secara institusional, merupakan hasil dari proses validasi atau

pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah

diajari;

3) Secara kualitatif, berarti hasil dari proses memperoleh arti-arti dan

pemahaman-pemahaman serta cara menafsirkan dunia beserta isinya.9

Hasil adalah akibat dari suatu aktivitas atau perbuatan. Biasanya

hasil dapat dirasakan pada bagian akhir dari suatu proses perbuatan dengan

segala jenis unsurnya. Proses sendiri bukan merupakan hasil tapi langkah

metodis yang menuju pada hasil.

Bloom, Krathwohl, dan Shepard mengajukan pandangan

pentingnya domain afektif dalam mengukur hasil belajar siswa. Tentang

wilayah efektif ini dinyatakan oleh Shepard sebagai berikut:

The affective domain is about our values, attitudes and behaviours. It includes, in a hierarchy, an ability to listen, to respond in interactions with others, to demonstrate attitudes or values appropriate to particular situations, to demonstrate balance and consideration, and at the highest level, to display a commitment to principled practice on a day-to-day basis, alongside a willingness to revise judgement and change behaviour in the light of new evidence.10

Dari pandangan tersebut dapat dipahami bahwa wilayah afektif

yang menjadi parameter penilaian hasil belajar meliputi nilai sikap dan

perilaku dalam bentuk hirarkhi, yaitu kemampuan mendengarkan,

9

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosdakarya, 2007), h. 92

10 Kerry Shephard, “Higher Education for Sustainability:

Seeking Affective Learning

(25)

menanggapi di dalam interaksi dengan pihak lain, mendemonstrasikan

sikap atau nilai pada situasi tertentu, mendemonstrasikan keseimbangan

dan pertimbangan, dan pada level tertinggi adalah mempertunjukkan

komitmen pada praktik yang terdisiplinkan, keinginan kuat untuk

memperbaiki pertimbangan dan merubah perilaku di dalam pencahayaan

bukti yang baru.

Hasil dalam perspektif pendidikan dinamai sebagai penguasaan

terhadap beberapa indikator pada setiap Kompetensi Dasar (KD) yang

dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan kata lain,

siswa dianggap berhasil apabila memiliki kecakapan hidup (Life Skills)

pada setiap bidang studi, yang kemudian dapat diaplikasikan pada

kehidupan sehari-hari.

Sedangkan Robert M. Gagne menyebutkan ada lima wilayah yang

menjadi indikator keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu:

1) Keahlian intelektual atau intellectual skills (pengetahuan prosedural),

2) Informasi lisan atau verbal information (pengetahuan deklaratif/

declarative knowledge),

3) Strategi kognitif atau cognitive strategies (proses-proses pengawasan

keputusan)

4) Kehlian gerak atau motor skills, dan

5) Sikap atau attitudes.11

Menurut Bransford, et.al., menjelaskan bahwa pencapaian hasil

belajar dalam perspektif ilmiah ditujukan kepada 5 domain hasil belajar,

yaitu: 1) memori dan struktur pengetahuan; 2) penyelesaian masalah dan

penalaran; 3) fondasi pembelajaran selanjutnya; 4) proses-proses

keteraturan yang mengatur belajar, meliputi metakognisi; dan 5)

bagaimana berpikir simbolik muncul dari budaya dan komunitas pelajar.12

11 Robert M. Gagne, “Learning Outcomes and Their Effects: Useful Categories of Human Performance”, Journal of American Psychologist, April 1984, Vol. 39, No. 4, hal. 377

12

(26)

13

Sedangkan menurut Ramayulis, hasil belajar dapat didefinisikan

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Hasil belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.

2) Perubahan tersebut pada pokoknya berupa perubahan kemampuan

yang berlaku dalam waktu yang relatif sama.

3) Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.13

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengetahuan

tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang

selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu

yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

mengubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Pengukuran hasil belajar didasarkan pada 3 domain pokok yaitu, domain

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Leu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa, pengembangan dalam konteks manajemen yaitu: 14

1) Kepemimpinan bersama-sama yang melibatkan bentuk partisipatif,

kematangan dan tujuan, dipimpin oleh seorang profesional yang

unggul.

2) Adanya visi dan tujuan yang dikembangkan bersama-sama (shared

vision and goals), yaitu adanya kesatuan tujuan, konsistensi dalam

praktik, kolegialitas dan kolaborasi;

3) Lingkungan pembelajaran, yaitu atmosfer yang teratur, suatu

lingkungan kerja yang menarik (an attractive working environment);

13

Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Aulia, 2001), h. 77.

14

(27)

4) Konsentrasi selama proses belajar dan mengajar, yaitu

memaksimalkan waktu pembelajaran, penekanan pada aspek

akademik, dan fokus pada pencapaian prestasi siswa;

5) Harapan yang tinggi, yaitu adanya harapan yang besar yang

melingkupi semua diri siswa, mengkomunikasikan harapan, dan

menyediakan tantangan intelektual dan dukungan;

6) Penguatan yang positif (reinforcement positive), yaitu bentuk

kedisiplinan dalam belajar dan mengajar yang jelas, dan adanya

umpan balik (feedback);

7) Perkembangan yang terus dipantau (monitored progress), mengawasi

kinerja siswa, mengevaluasi kinerja sekolah;

8) Adanya pemenuhan hak dan tanggungjawab siswa (Pupil rights and

responsibilities), yaitu munculnya penghargaan diri untuk siswa,

penempatan tanggungjawab, dan kontrol pekerjaan;

9) Pengajaran yang bertujuan jelas (Purposeful teaching), yaitu

organisasi yang efisien, adanya kejelasan tujuan, pelajaran yang

terstruktur, dan praktik yang dapat disesuaikan;

10)Adanya organisasi pembelajaran (a learning organization), yaitu

sekolah berbasis pengembangan staf (school-based staff development);

11)Adanya jalinan kerjama sekolah dan rumah (Home-school

partnership), yaitu keterlibatan orang tua.

3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan Dasar a. Pengertian Pembelajaran Matematika

Matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah

dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta

digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan

berpikir bagi para siswa. Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai

ilmu dengan matematika sekolah. Perbedaan itu dalam bentuk penyajian,

(28)

15

Menurut Badan Standar Nasional, matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

manusia.15

Tujuan pembelajaran matematika yang tercantum pada Standar Isi

SD/MI Kurikulum 2006. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.16

Menurut Heruman ada tiga tahap dalam pembelajaran konsep

matematika, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep dan

pembinaan keterampilan. Tahapan-tahapan tersebut akan dikemukakan

sebagaim berikut:

1) Penanaman Konsep Dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran

suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari

konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari kurikulum yang

dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep

15

Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BNSP, 2006), h. 416

16

(29)

dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan

kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru

matematika yang abstrak. Dalam pembelajaran konsep dasar ini, media

atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu

kemampuan pola pikir siswa.

2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep

matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,

merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu

pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep

dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan

lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman

konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di

semester atau di kelas sebelumnya.

3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan

bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai

konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep,

pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama,

merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan

pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,

pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan

pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut penanaman dan

pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya, di semester atau di kelas sebelumnya.17

b. Konsep Sifat-Sifat Bilangan Bulat

17

(30)

17

Pembelajaran mengenai bilangan pun menjadi bagian vital yang

dilaksanakan di persekolahan dasar. Oleh karenanya, setiap guru dan siswa

SD/MI harus “lebih dalam” menguasai konsep dan sistem bilangan. Di

samping itu juga, setiap guru dan siswa SD/MI harus pandai pula

menyuguhkan pembelajaran mengenai bilangan kepada setiap anak

didiknya dengan bentuk pemecahan masalah, sehingga ke depannya nanti

diharapkan agar para siswa tersebut mampu memecahkan persoalan

kehidupan sehari-harinya yang berkenaan dengan konsep bilangan.

Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan

baik negatif, nol dan positif. Bilangan adalah suatu idea, yang bersifat

abstrak sehingga untuk merepresentasikannya diperlukan simbol atau

lambang bilangan, juga nama bilangan.18

Operasionalisasi bilangan bulat dapat diaplikasikan ke dalam

konsep matematika di bawah ini:

1) Penjumlahan

Dalam penjumlahan, ada beberapa sifat penjumlahan dalam

bilangan bulat, yaitu:

a) Prinsip dari penjumlahan bilangan bulat adalah tertutup.

Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat disebut memiliki

sifat tertutup karena setiap operasi hitung penjumlahan bilang

bulat selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat

dituliskan sebagai berikut. setiap bilangan bulat yang

dijumlahkan dengan skema a + b = c, maka hasil dari

penjumlahan tersebut (c) adalah bilangan bulat pula

b) Bersifat komutatif. Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat

juga memiliki sifat komutatif yang artinya penjumlahan dua

bilangan bulat selalu memperoleh hasil yang sama walaupun

kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat

18

(31)

dituliskan sebagai berikut. Prinsip komutatif ini adalah apabila

a dan b merupakan bilangan bulat, maka a + b = b + a.

c) Bersifat asosiatif, yaitu apabila a, b, dan c merupakan bilangan

bulat maka (a + b) + c = a + (b + c).

d) Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.

Artinya, untuk sembarang bilangan bulat apabila ditambah nol

(0), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal itu dapat

dituliskan sebagai berikut; a + 0 = 0 + a = a.19

2) Pengurangan

Pengurangan dalam bilangan bulat, memiliki sifat-sifat sebagai

berikut:

a) Tertutup, yaitu a-b = c dimana a, b, c adalah bilangan bulat

b) Unsur identitas, yaitu Unsur identitas adalah adalah

0 = 0-1 = -1

1-0 = 1

3) Perkalian

Adapun sifat-sifat operasi hitung perkalian bilangan bulat adalah

tertutup, komutatif, asosiatif, distributif perkalian terhadap

penjumlahan, distributif perkalian terhadap pengurangan dan

memiliki elemen identitas.

a) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = r,

dengan r juga bilangan bulat

b) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = q x

p

c) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku (p x q) x r =

p x (q x r)

d) Untuk setiap bilangan bulat p q, dan r, selalu berlaku p x (q +

r) = (p x q) + (p x r)

19

(32)

19

e) Untuk setiap bilangan bulat p q, dan r, selalu berlaku p x (q - r)

= (p x q) - (p x r)

4) Pembagian dengan sifat-sifat sebagai berikut:

a) Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian

a : b = c <=> c x b = a

b) Hasil pembagian dua bilangan bulat dilihat dari tanda

bilangannya

- Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat

positif.

(+) : (+) = (+)

- Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif, atau sebaliknya adalah bilangan bulat negatif.

(+) : (-) = (-) atau (-) : (+) = (-)

Contoh: 8 : (-2) = -4

(-16) : 4 = -4

- Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat

positif.

(-) : (-) = (+)

Contoh: (-18) : (-3) = 6

c) Pembagian dengan bilangan nol

Untuk sembarang bilangan bulat a, maka:

a : 0 tidak terdefinisikan

0 : a = 0

d) Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan sifat

asosiatif

a : b tidak sama dengan b : a

(a : b) : c tidak sama dengan a : (b : c)

a, b, dan c adalah sembarang bilangan bulat dengan a, b, c

bukan 0 dan 1.20

20

(33)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dari penelusuran kepustakaan, diperoleh beberapa hasil penelitian

yang relevan, antara lain:

1. Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar matematika yang dilakukan

dengan metode drill lebih baik daripada resitasi, dengan penemuan t hitung

= 2,239. Dengan demikian disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar

siswa dengan metode drill.21

2. Putu Wisnu Wardana, menyimpulkan bahwa metode drill dapat

meningkatkan motivasi belajar matematika. Terdapat perbedaan yang

signifikan hasil belajar berprestasi antara kelompok siswa yang

mengikuti metode pembelajaran drill dengan kelompok siswa yang

mengikuti metode pembelajaran konvensional Pada tindakan I 44.12 %

tindakan II : 73.53%, pada tindakan III 85.29 %. Dan hasil daya serap

dari setiap tindakan adalah : pada tindakan I 66.18%, tindakan II adalah

76.91 %, tindakan III adalah 78.82 %.22

Perbedaan dari penelitian ini adalah responden penelitian pada level

Sekolah Dasar.

C. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut:

Dengan diterapkannya metode drill akan meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV pada pelajaran matematika materi sifat-sifat bilangan bulat di MI

Al-Istiqomah Kota Tangerang.

21

Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly, “Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara Siswa Yang Diberi Metode Drill Dengan Resitasi”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, h. 362

22

(34)

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Istiqomah Jl. KH. Ahmad Khaerun,

Kampung Ledug RT 02/02 Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung,

Kota Tangerang

2. Waktu Penelitian

Penelitan ini dilakukan pada Juli sampai Agustus 2013 pada Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan sifat

PTK dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK

tanpa kerjasama dengan guru lain.1 Dalam hal ini peneliti terlibat

langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan,

observasi, refleksi dan lain-lain.

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam literatur Inggris

disebut classroom action research yaitu suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang

dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek

pembelajaran tersebut dilakukan.

Penelitian tindakan kelas merupakan pembuktian apakah

suatu teori belajar mengajar yang diterapkan di kelas baik atau tdak

dan sekiranya cocok dengan kondisi kelas, peneliti mengadaptasi teori

1

Suharsimi Arikunto dan Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 64

(35)

yang ada untuk proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif,

optimal dan fungsional.

Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti melakukan sebuah

tindakan yang diamati secara terus menerus dilihat dari plus

minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada

upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.2 Seorang

peneliti harus mengetahui tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,

dengan demikian seorang peneliti dapat melaksanakan penelitian

sesuai dengan target yang diinginkan. Adapun tujuan utama penelitian

tindakan kelas yaitu perbaikan dan meningkatkan pelayanan

profesional guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan penelitian

tindakan kelas secara eksplisit yaitu sebagai pengembangan

keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi

permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelas atau di

sekolahnya. Penelitian tindakan kelas adalah cara suatu kelompok atau

seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat

mempelajari pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain dengan

harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses untuk

memperbaiki kualitas kerja orang lain. Secara praktis, penelitian

tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas

subjek yang diteliti.

Dalam melaksanakan penelitian tndakan kelas harus mengacu

pada desain penelitian yang telah dirancang sesuai dengan prosedur

penelitian yang berlaku. Fungsinya sebagai patokan mengetahui

bentuk dan hasil penggunaan metode drill dalam meningkatkan hasil

belajar siswa Kelas IV di MI Al-Istiqomah, tangerang.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Model proses yang digunakan dalam PTK ini adalah Model Proses

Siklus (Putaran/Spiral) dengan menggunakan model PTK dari Kemmis

2

(36)

23

dan Taggart yang dikutip oleh Arikunto, yaitu berbentuk spiral dari siklus

yang satu ke siklus yang lainnya. Setiap siklus memiliki empat tahapan

kegiatan, yaitu (1) planing yaitu membuat rencana tindakan, (2) action yaitu

melaksanakan tindakan, (3) observation, yaitu mengadakan

pemantauan/pengamatan, (4) reflection, yaitu memberikan refleksi dan

evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan

kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya3.

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa

indentifikasi masalah, dan diadakan pre-test. Tahapan-tahapan penelitian

dari siklus spiral dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1: Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral (siklus)

( Suharsimi Arikunto,2006:74)4

3

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 74

4

Ibid. h. 74

Perencanaan

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Refleksi

Tindakan/ Observasi Siklus 1

Siklus 2

Perbaikan Rencana

(37)

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi Subjek penelitian adalah Siswa

Kelas IV MI Al-Istiqomah, Jl. KH. Ahmad Khaerun, Kampung Ledug RT

01/01 Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Pihak

yang terkait dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, sebagai pengamat

yang terlibat untuk observer yang mengamati sekaligus mencatat serta

melihat sikap detail aktifitas dari peneliti, dimana peneliti adalah sebagai

Guru di MI Al-Istiqomah.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan

perencana. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

proses kegiatan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bilangan bulat

pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Kota Tangerang,

kemudian membuat perencanaan tindakan yang didiskusikan dengan

kolaborator.

Adapun posisi peneliti adalah sebagai peneliti yang aktif ikut terjun

langsung dalam pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya sesuai fokus penelitian. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian

tindakan kelas yang harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan

kelas yang diajar oleh guru lain meskipun masih dalam satu sekolah.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Dalam melakukan intervensi tindakan kepada siswa-siswa Kelas IV

MI Al-Istiqomah, ada gambaran umum mengenai rencana dan prosedur

penelitian yang akan dilaksanakan dalam keseluruhan penelitian tindakan

kelas maka dibutuhkan 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,

(38)

25

Tabel 3.1

Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Siklus I Perencanaan: a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM b. Menentukan pokok bahasan c. Mengembangkan skenario pembelajaran

d. Menyiapkan sumber belajar e. Mengembangkan format evaluasi

f. Mengembangkan format observasi pembelajaran

Tindakan Menerapkan tindakan menggunakan metode dril

Pengamatan a. Melakukan observasi dengan memakai format observasi

b. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format

Refleksi a. melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan b. melakukan pertemuan untuk

membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lain-lain

c. memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

d. Evaluasi tindakan I

Siklus II Perencanaan a. Identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalahPengembangan program tindakan II

Tindakan Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan Pengumpulan dan analisis data tindakan II

Refleksi Evaluasi tindakan II

(39)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah adanya peningkatan hasil

belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif,

sedangkan data kuantitatif dinyatakan dengan angka rata-rata perolehan tes

tentang materi sifat-sifat bilangan bulat. Kriteria atau ukuran materi sifat-sifat

bilangan bulat, pencapaian tujuannya dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika

85% anak sudah mendapat nilai 70 maka penelitian dapat dikatakan berhasil.

Apabila target 85% belum tercapai perlu dilakukan refleksi ulang

untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang

sampai target yang ditentukan tercapai atau sampai titik jenuh siswa.

Penentuan keberhasilan pencapaian belajar tentang materi sifat-sifat bilangan

bulat pun disesuaikan dengan instrumen-instrumen yang telah ditentukan.

G. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian

Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua

jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun jenis data

kualitatif diantaranya, kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto. Dan data

kuantitatif berupa data statistik, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Data Kualitatif

1) Kata-kata atau tindakan

Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dan

catatan hasil observasi kelas, selanjutnya melalui foto atau rekaman.

2) Foto dan dokumentasi

Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan

penelitian di MI Al-Istiqomah, Tangerang.

b. Data Kuantitatif

Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data observasi maupun data yang

lain dalam membantu kelengkapan pengumpulan data yang berbentuk

(40)

27

2. Sumber Data

Peneliti mencari sumber data melalui informan, yaitu guru, siswa, dan

kolaborator. Proses mencari data dilakukan selama peneliti melaksanakan

penelitian di dalam kelas.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu bagi peneliti

dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini

dikategorikan menjadi dua, yaitu:

1. Instrumen utama

Instrumen utama pada penelitian tindakan kelas adalah tes, non tes

serta peneliti sendiri. Peneliti adalah guru kelas yang berupaya

menerapkan metode drill dalam pembelajaran matematika. Karena guru

kelas yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak

menentu, seperti halnya banyak terjadi di kelas. Penelitian ini dilakukan

untuk ketiga siklus 1, 2, dan siklus 3.

2. Instrumen pendukung

Instrumen ini berupa pedoman pengumpulan data, yaitu pedoman

wawancara dan observasi. Pedoman observasi lapangan dibuat sebagai

acuan menjawab rumusan masalah untuk mengukur keberhasilan dalam

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu hal yang penting bagi

sebuah penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan

judul yang telah ditentukan sebelumnya. Agar hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur

pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Di dalam membuat skor penilaian, dibutuhkan kisi-kisi instrumen

(41)

Tabel 3.2.

Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 1

KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal

Mengidentifikasi

sifat-sifat operasi

hitung

Menggunakan sifat

pertukaran (komutatif)

pada penjumlahan

√ √ √ Tes Esay 1, 2, 3

Menggunakan sifat

pertukaran (komutatif)

pada perkalian

√ √ Tes Esay 4, 5, 6, 7

Menyelesaikan masalah

sehari-hari yang

berhubungan dengan

sifat pertukaran

(komutatif)

(42)

29

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 2

KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal

Mengidentifikasi

sifat-sifat operasi

hitung

Menggunakan sifat

pertukaran (komutatif)

pada penjumlahan

√ √ √ Tes Esay 1, 2, 3

Menggunakan sifat

pertukaran (komutatif)

pada perkalian

√ √ √ Tes Esay 4, 5, 6

Menyelesaikan masalah

sehari-hari yang

berhubungan dengan

sifat pertukaran

(komutatif)

(43)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 3

KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal

Mengidentifikasi

sifat-sifat operasi

hitung

Menggunakan sifat

pertukaran (komutatif)

pada penjumlahan

√ √ Tes Esay 1, 2, 3, 4

Menggunakan sifat

pertukaran (komutatif)

pada perkalian

√ √ √ Tes Esay 5, 6, 7

Menyelesaikan masalah

sehari-hari yang

berhubungan dengan

sifat pertukaran

(komutatif)

(44)

31

2. Observasi

Observasi yaitu pengamatan, pencatatan secara sistematik terhadap

fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan dengan mencatat

perkembangan-perkembangan yang terjadi setelah pemberian tindakan. Pada

penelitian tindakan kelas ini, observasi dilakukan dengan melihat aktivitas

belajar siswa yang berlangsung di dalam kelas ketika guru menerapkan

metode drill pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.

3. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5

Penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, di mana

peneliti membawa sederetan pertanyaan kepada informan dan menanyakan

hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, informan dalam penelitian ini

adalah wali kelas, guru bidang studi, siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah,

tangerang dan orang-orang yang terkait dengan penelitian yang dapat

memberikan informasi.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini berupa penyajian foto-foto

yang berupaya mengdokumentasikan kegiatan-kegiatan siswa dan guru di

dalam ruang kelas.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Teknik pemeriksaan kepercayaan menggunakan beberapa cara,

yaitu:

5

(45)

1. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan melalui

sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif hal

tersebut dapat dicapai melalui: 1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan dengan

apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan

orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya

sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan persfektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat

biasa,orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,

dan orang pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan

isi suatu dokumen yang berkaitan

2. Pengecekan sejawat. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos

hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi

analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa

maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data 1. Analisis Data

Analisa data pada penelitian tindakan kelas pada dasarnya dilakukan

sejak observasi awal. Analisa data dilakukan dengan cara menghitung tingkat

keberhasilan pembelajaran melalui rumus persentase.

2. Interpretasi Data

Data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisa

(46)

33

tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan,

perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan

sebelumnya.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Pengembangan perencanaan tindakan ini adalah jika meningkatkan

hasil belajar yang berkaitan dengan pemahaman konsep sifat bilangan bulat

pada siswa kelas IV MI Al-Istiqomah kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang

mencapai KKM yakni sebesar 65 atau sesuai target yang telah ditentukan,

maka penelitian ini dihentikan. Tetapi jika target yang telah ditetapkan belum

tercapai, maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Untuk siklus pertama, penerapan metode drill hanya bersifat

penugasan individual dan kelompok terhadap materi pelajaran. Kemudian

pada siklus 2, peneliti menggunakan perangkat pembelajaran berupa media

gambar rumus. Kemudian pada siklus 3, peneliti menggunakan variasi

(47)

34

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian, maka data

akan dipaparkan pada 3 (tiga) siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan silkus III.

Pengambilan 3 silkus mempertimbangkan banyaknya standar kompetensi yang

akan dibahas serta waktu yang diperlukan. Setiap siklus terdiri atas 2 pertemuan,

setiap pertemuan melalui tahapan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi, refleksi dan temuan dari tindakan I. Sedangkan untuk pada siklus

selanjutnya yaitu siklus II dan siklus III data dipaparkan menurut urutan:

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi serta temuan

dari masing-masing tindakan.

1. Siklus 1

Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah Siswa 1, Siswa 2, Siswa 3,

Siswa 4 dan Siswa 5. Alasan memilih subjek 1 sampai dengan subjek 5 sebagai

subjek penelitian adalah sebagai berikut: (1) hasil tes pada kegiatan apersepsi

yang dilakukan peneliti terhadap 30 siswa kelas IV MI Al-Istiqomah, subjek 1

sampai dengan subjek 5 adalah siswa yang memperoleh nilai paling rendah, (2)

dari hasil tanya jawab dengan beberapa siswa yang akan dijadikan subjek

penelitian, subjek 1 sampai dengan subjek 5 yang lebih memerlukan bantuan

untuk ditingkatkan kemampuannya, (3) subjek 1 sampai dengan subjek 5 adalah

siswa yang direkomendasikan oleh guru kelas IV untuk dijadikan subjek

penelitian. Mereka diberikan pembelajaran tentang sifat-sifat benda melalui

metode drill atau latihan.

Setelah diputuskan untuk melakukan peningkatan pemahaman konsep

sifat-sifat pada benda dan agar siswa terlibat aktif, peneliti membentuk

(48)

35

kelompoknya agar terjadi kolaboratif yang saling menguntungkan. Untuk itu

setiap kelompok beranggotakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi

(hight achiever), siswa yang memiliki kemampuan sedang (everage achiever),

dan siswa yang memiliki kemampuan rendah (low achiever). Pembagian

kelompok ini pada lampiran 3 halaman ... . Lima siswa yang menjadi subjek

penelitian tersebar ke dalam kelompok yang berbeda. Pembagian kerlompok ini

dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang kooperatif, artinya setiap

siswa akan bekerja sama secara aktif dengan teman kelompoknya dalam

menyelesaikan tugas, untuk mencapai tujuan bersama. Semua siswa memberi

kontribusi yang sama kepada timnya dengan cara meningkatkan kemampuan

mereka dari sebelumnya. Ini memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi,

sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang

terbaik.1

Setiap peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai tindakan,

formasi siswa dalam kelas duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya

masing-masing.

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran I tindakan I ini dilakukan oleh peneliti

bersama guru untuk menjelaskan pemahaman konsep pengenalan sifat-sifat

bilangan bulat dengan menuangkan perencanaan itu ke dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS serta kuisnya. Pada pertemuan

pertama ini penulis membahas tentang sifat-sifat operasi hitung dengan

menggunakan metode drill. Metode drill diberikan kepada siswa sebagai

individu bukan kelompok.

1

Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset Dan Praktik diterjemahkan dari

Gambar

Tabel 3.1 : Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan
Gambar 1 :
Gambar 1:  Bagan Rancangan Pelaksanaan  PTK Model  Spiral (siklus)
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam

Sasaran dalam asuhan comtinue of care ini adalah Ny “M” GII P10001 32 minggu dengan Kurang Energi Kronis di BPM Minarti Amd.Keb Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

pihak ketiga pun dapat mengajukan permintaan penghapusan pendaftaran sesuatu merek berdasarkan alasan terpenuhinya kondisi tersebut. Adapun caranya dilakukan dengan

[r]

Beberapa komponen yang masuk dalam indikator pendidikan di Jawa Timur yaitu Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar, Angka Transisi, Angka Putus Sekolah,

Dimana dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati, dan

[r]

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah persentase manifestasi oral pada penderita. Universitas