• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara di Rumah Bersalin Delima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara di Rumah Bersalin Delima"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STRATEGI COPING DENGAN TINGKAT

KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA

DI RUMAH BERSALIN DILEMA

MEDAN TAHUN 2014

WISUDA WATI SIMATUPANG

135102073

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDANG PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

HUBUNGAN STRATEGI COPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA DI RUMAH BERSALIN DELIMA MEDAN 2014

ABSTRAK

Wisuda Wati Simatupang

Latar Belakang: Banyaknya ibu bersalin yang tidak dapat mengatasi kecemasan pada

saat menejelang proses persalinan hal ini dikarenakan kurang adanya strategi coping

yang baik pada diri ibu.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan strategi coping dengan tingkat

kecemasan ibu bersalin primipara di rumah bersalin delima medan tahun 2014

Metodologi: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan

cross sectional.Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 50

responden. Penelitan ini menggunakan uji chi –square.

Hasil: Penelitian ini menunjukan kecemasan ringan sebanyak 27 responden (54,0%) ,

memiliki strategi coping baik 31 responden (62,0%). Dari hasil uji statistik

menunjukkan nilai p value = 0,000, berarti ada hubungan yang signifikan anatara

stategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara.

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara stategi coping

dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara, maka disarankan bagi tenaga kesehatan agar mengadakan penyuluhan tentang kehamilan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan sebelum bersalin selama masa kehamilan khususnya kepada ibu primipara.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Bersalin Primipara Di Rumah Bersalin Delima” yang diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terwujud berkat bimbingan,

masukan, arahan, dan bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Sehingga

penulis dapat membuat karya tulis ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Dedi Ardianata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara

3. Ibu Dina Indarsita, SST.,SPd.,M.Kes selaku dosen pembimbing KTI ini yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan proposal ini.

4. Ibu Farida Linda Sari Siregar, M.Kep.,selaku dosen penguji KTI ini yang

telah memberikan banyak sumbangsi saran dan masukan kepada penulis

5. dr.Ichwanul adenin SpOg (K)., selaku dosen penguji KTI ini yang telah

memberikan banyak sumbangsi saran dan masukan kepada penulis

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik

(5)

7. Teristimewa kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah

memberikan motivasi dan doa yang tidak henti-hentinya kepada penulis

dalam membuat karya tulis ilmiah ini

8. Buat teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima

kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan dalam pembuatan

karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak

kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan

demi perbaikan dimasa yang akan datang, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Juni 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

BAB III KERANGKA PENELITIAN DAN DEFINISIOPERASIONAL 16

(7)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A. Hasil Penelitian ... 24

1. Analisis Univariat ... 24

2. Analisis Bivariat ... 26

B. Pembahasan ... 27

1. Interprestasi dan diskusi hasil ... 31

3. Implikasi Terhadap Pelayanan ... 31

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. Simpulan ... 33

B. Saran ... 33

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 16

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kareterikstik Responden... 24

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Strategi Coping... 25

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kecemasan ... 26

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Master Tabel

Lampiran 4 : Distribusi Frekuens Variabel Berdasarkan Jawabana Responden

Lampiran 5 : Surat Izin Data Penelitian Darin Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 6 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

(11)

HUBUNGAN STRATEGI COPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA DI RUMAH BERSALIN DELIMA MEDAN 2014

ABSTRAK

Wisuda Wati Simatupang

Latar Belakang: Banyaknya ibu bersalin yang tidak dapat mengatasi kecemasan pada

saat menejelang proses persalinan hal ini dikarenakan kurang adanya strategi coping

yang baik pada diri ibu.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan strategi coping dengan tingkat

kecemasan ibu bersalin primipara di rumah bersalin delima medan tahun 2014

Metodologi: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan

cross sectional.Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 50

responden. Penelitan ini menggunakan uji chi –square.

Hasil: Penelitian ini menunjukan kecemasan ringan sebanyak 27 responden (54,0%) ,

memiliki strategi coping baik 31 responden (62,0%). Dari hasil uji statistik

menunjukkan nilai p value = 0,000, berarti ada hubungan yang signifikan anatara

stategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara.

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara stategi coping

dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara, maka disarankan bagi tenaga kesehatan agar mengadakan penyuluhan tentang kehamilan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan sebelum bersalin selama masa kehamilan khususnya kepada ibu primipara.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persalinan dimulai, interaksi antara passanger, passage, power, dan

psikis harus sinkron untuk terjadinya kelahiran pervaginam spontan (Wlash,

2007, al.300). Dari Kabid Informasi Keluarga dan Analisis Program (IKAP)

BKKBN Sumut, pada tahun 2008 angka ibu bersalin di Sumatera Utara

berjumlah 89.542 jiwa, tahun 2009 berjumlah 87.296 jiwa dantahun 2010

berjumlah 87.242 jiwa.Sementara dari survey pendahuluan di rumah bersalin

Delima, didapat data ibu bersalin Sementara dari survey pendahuluan di

rumah bersalin Delima, didapat data ibu bersalin dari bulan Januari sampai

Desember pada tahun 2012 berjumlah 157 orang. Jumlah ibu bersalin di

rumah bersalin Delima semakin meningkat setiap tahunnya.

Data RISKESDA (2010), tahun 2002 persentase cakupan persalinan

oleh tenaga kesehatan sebesar 66,7%, tahun 2009 meningkat menjadi 77,34%

dan tahun 2010 meningkat lagi menjadi 82,3%. Harapan pada tahun 2015

proporsi persalinan oleh tenaga kesehatan 100% menurut kesepakatan global

(Millenium Development Goals)

Persalinan merupakan proses fisiologis dimana terjadi kontraksi pada

rahim, leher, rahim melunak dan terbuka, kemudian hanin turun kepinggul,

dan ibu mendorong keluar bayinya ( Arief, 2008 ). Kecemasan menghadapi

persalinan hampir dialami oleh semua ibu hamil. Ibu hamil, dapat mengalami

berabagai persaan yang campur aduk. Selain perasan bahagia yang tidak

terlukiskan, juga kecemasan, kekhawatiran, dan takut karena resiko yang

(13)

tubuh yang lemah sehingga dapat memunculkan perasaan tertekan dan tidak

berbahaya.

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya Iis

Riawati Simamora (2008) di Medan lebih dari 50% ibu bersalin pada ibu

primigravida mengalami kecemasan sedang sebesar 65,6% dan pada

multigravida dengan kecemasan ringan 81,3%. Hasil survei yang dilakukan

oleh Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003

didapatkan bahwa ibu primigravida mengalami kecemasan tingkat berat

mencapai 83,4% dan kecemasan sedang sebesar 16,6%; sedangkan pada ibu

multigravida didapatkan kecemasan tingkat berat 7%, kecemasan sedang

71,5%, dan cemas ringan 21,5%.

Ibu hamil mempunyai kecemasan tinggi dalam menghadapi

persalinan, dikarenakan risiko yang besar yang akan dihadapin dirinya

maupun bayi yang dilahirkan. Kondisi tersebut akan bertambah sulit jika ibu

hamil memiliki persaan-persaan mengancam seperti munculnya kekewatiran

yang berlebihan,kecemasan dalam menghadapi kelahiran, ketik pahaman apa

yang terjadi di waktu persalinan. Gejala-gejala tersebut akan mempengaruhi

kondisi ibu hamil baik secara fisik maupun psikis. Ibu hamildiharapkan

memiliki carayang tepat dan benar sehingga dapat mengurangi bahkan

menghilangkan kecemasan yang dirasakan. Hal ini melibatkan strategi coping

untuk mengatasi keadaan dari situasi yang menekan, menantang atau

mengencam.

Menurut Folkman (1984) strategi coping didefenisikan secara

terperinci sebagai bentuk usaha kognitif atau perilaku seseorang untuk

(14)

3

dengan lingkungan. Usaha untuk mengatur tuntutan tersebut meliputi usaha

menurunkan, meminimalkan dan juga menahan. Lebih lanjut Foklman

mengemukanan bahwa melalui coping dapat diketahui bagaimana individu

beradaptasi dengan stress dan bagaimana cara individu tersebut

mengendalikan dirinya sendiri

Strategi Coping yang dilakukan ibu hamil dapat dilakukan melalui

dua faktor yaitu faktor dari dalam diri sendiri dan faktor dari luar diri. Faktor

dari dalam diri dapat dilakukan seperti latihan relaksasi, istirahat yang cukup

serta tidak lupa rutin kontrol ke bidan. Sedangkan faktor dari luar yaitu

dukungan sosial, jika ibu hamil di sertai dengan kesadaran bahwa bayinya itu

didambakan oleh dirinya maupun suaminya maka akan disambut dengan

gembira , demikian pula dengan lingkungan keluarga dan sahabat yang lebih

luas memberi dukungan sosial yang ideal.

Hasil penelitian Sijangga (2010) menunjukan startegi coping dapat

meminimalkan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Berdasarkan

teori dan hasil penelitian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahi hubungan karateristik strategi coping dengan kecemasan dalam

persalinan pada ibu bersalin primipara.

B. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan startegi coping dengan tingkat kecemasan pada ibu

bersalin primipara?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan strategi copin gdengan tingkat

(15)

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui strategi coping pada ibu bersalin primipara di

rumah bersalin Delima

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu bersalin primipara di rumah

bersalin Delima

D. Manfaat Penelitian

1. Instantsi pelayanan kesehatan

Bagi instansi pelayanan kesehatan untuk dijadikan sebagai bahan masukan

dalam meningkatkan pelayanan terutama pada ibu bersalin

2. Instansi pendidikan

Bagi instansi pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatra Utara sebagai bahan referensi kepustakaan.

3. Peneliti selanjutnya

untuk menjadi refensi dalam penelitian lebih lanjut tentang tingkat

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian kecemasan

Menurut Stuard dan Laraia ( 2001) bahwa kecemasan adalah respon

emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan

dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan,

kekewatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas

dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berbahaya.

Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994), kecemasan adalah respon

terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal

terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang

belum pernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti hidup.

Menurut Barlow ( 2006) dan Wyllistik noerma sijingga (2010)

kecemasan merupakan keadaan suasana perasaan yang ditandai oleh gejala-

gejala seperti ketegangan fisik dan kekewatiran tentang masa depan.

Kecemasan bisa terjadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, atau

merupakan fisiologis yang bersumber di otak dan tercermin dalam bentuk

denyut jantung yang meningkatkan otot yang menegang.

2. Bentuk- bentuk kecemasan

Menurut Freud (dalam suryabrata, 1982) terdapat tiga macam

kecemasan dari dalam jurnal Wyllistik noerma sijingga (2010) , yaitu :

a. Kecemasan realistis

Kecemasan yang realistis atau rasa takut bahaya- bahaya dari luar.

(17)

b. Kecemasan neurotis

Kecemasan apabila instink – instink tidak dapat dikendalikan dan

menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum. Kecemasan ini

sebenarnya mempunyai dasar dalam realitas, karena dunia sebagaimana

diwakili oleh orang yang memegang kekuasaan

Contoh : kleptomania.

c. Kecemasan moral

Kecemasan moral merupakan kecemasan kata hati. Orang yang super

egonya berkembang dengan baik cenderung akan merasa apabila melakukan

atau bahkan berfikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan

norma – norma moral.

Kecemasan moral ini juga mempunyai dasar dalami perbuat realistas, karena

di masa yang lamapau orang mendapakan hukuman sebagai akibat dari

perbuatan yang melanggar kode moral, dan mungkin akan dapat hukuman

lagi, contoh: aborsi

3. Tingkat – tingkat kecemasan

Menurut Peplau dalam Siswati et al.., ( 2009, hak al. 44) ada empat

tingkat kecemasan yang dialami oleh individu :

a. Kecemasan Ringan

Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari- hari. Individu

masih waspada serta lapangan persepsinya meluas, menajamkan indra.

Dapat memotivasikan individu untuk belajar dan mampu memecahkan

(18)

7

• Seseorang yang mengahadapi ujian akhir

• Pasangan dewasa yang yang akan memasuki jenjeng pernikahan

Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

b. Kecemasan Sedang

Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi

penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan

arahan orang lain. Contahnya :

• Pasangan suami- istri yang meghadapi kelahiran bayi pertama

dengan resiko tinggi

• Keluarga yang menghadapi perpecahan ( berantakan )

• Individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan

c. Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil

yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal- hal lain. Seluruh

prilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasn dan perlu banyak

perintah / arhan untuk terfokus pada ara lain. Contohnya :

• Individu yang mengalami kehilangan harta benda d

an orang

yng

dicintai karena bencana alam

• Individu dalam penyanderaan

(19)

4. Gejala-gejala kecemasan pada ibu bersalin

a. Gejala kecemasan ringan

1. Takut tertular cacar air yaitu agar waspada agar tidak mudah

tertular pada usia kehamilan 20 minggu, tak ada resiko pada bayi.

2. Bayi tidak bergerak yaitu bayi juga butuh istirahat tidak selalu

bergerak.selain itu gerakan bayijuga sering tidak terasa jika di

dalam perut dikelilingi oleh banyak air ketuban.

3. Keluar cairan dari vagina yaitu hal ini normal, bukan petanda

infeksi yang berakibatburuk pada bayi.

4. Sakit perut bawah yaitu rasa nyeri dan sakit perut di bagian

bawah, terutama pada anak pertama

b. Gejala kecemasan berat

1. Kecemasan fisik buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung

2. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetaran, mudah tergenggu

dan lesu

3. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam

hari,tidur tidak pulas dan mimpi buruk

4. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hoby, sedih,

c. Gejala Kecemasan sedang

5. Gejela Kecemasan

Menurut Hawari (2004,hal 66) keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan oleh orang yang memahami gangguan kecemasan, antara

(20)

9

a. Cemas,khawatir, firasat buruk, takut akan fikiranya sendiri,

mudah tersinggung

b. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan konsenterasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada oto dan

tulang, pendengaran berdeging ( tinnitus), berdebar-debar, sesak

nafas, gangguan perkemihan, sakit kepala, dan sebagainya

6. Aspek- aspek kecemasan

Menurut Daradjat ( 1990) dalam Wyllistik Noerma Sijingga

(2010) asprk- aspek masan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu :

a. Fisiologis

Bentuk reaksi fisiologis berupa detak jantung meningkat,

pencernakaan tidak teratur , keringat yang berlebihan, ujung-

ujung jari terasa dingin, sering buang air kecil, dll.

b. Psikologis

Pada aspek psikologis, kecmasan dapat dibagi menjadi 2 bentuk :

1. Aspek kognitif

Termaksud dalam aspek ini adalah tidak mampu

memusatkan perhatian.

2. Aspek efektif

Termaksud dalam aspek ini antara lain, takut, merasa akan

ditimpa bahaya, kurang mampu memusatkan perhatian,

(21)

7. Kecemasan dalam menggadapi persalinan

Kartono (1992,hal.84-85) mengutarkan kehamilan

mengandung risiko mempertaruhkan jiwa dan raga, khususnya pada

saat melahirkan bayinya. Karena itu kehamilan dan melahirkan bayi

merupakan perjuangan yang cukup berat bagi setiap wanita, yang

tidak luput dari rasa ketakutan dan kesakitan

.

B.Strategi Coping

1.Pengertian Strategi Copping

Menurut Taylor (2009) coping didefenisikan sebagai pikiran dan prilaku yang

di gunakan untuk mengatur tuntunan internal maupun eksternal bdari situasi yang

menekan.Sedangkan menurut Stone dan Neale ( dalam Folkan dkk,1986)

berpendapat bahwa strategi copping merupakan tingkah laku seseorang dalam

menghadapi masalah atau tekanan.Lazarus (1985) mengartikan perilaku coping

adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi

tuntutan internal atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber

individu.

Strategi coping didefenisikan secara terperinci oleh folkman ( 1984) sebagai

bentuk usaha kognitif dan perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengatur

tuntunan internal dan eksternal yang timbul dari hubungan individu dengan

lingkungan, yang dianggap mengganggu batas-batas yang dimiliki oleh individu

tersebut. Coping yang atau perilaku yang timbul dari hubungan individu dan

lingkungan, khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan.

Breakwell (dalam Folkman dkk, 1986) menyatakan bahwa coping merupakan

(22)

11

sadar dikenal oleh individu maupun tidak. Jadi individu dapat disebut melakukan

coping meskipun individu tersebut tidak menyadari atau tidak mau mengakuinya.

Coney,dkk (19810 menyatakan bahwa coping merupakan usaha-usaha baik kognitif

maupun perilaku yang bertujuan untuk menggelola tuntunan lingkungan dan

internal, serta mengelola konflik- konflik yang mempengaruhi individu melalui

kapasitas individu. Jadi, coyne,

Dkk (1981) berpendapat bahwa perilaku individu dapat dikategorikan

sebagai perilaku coping hanya jika konflik atau stressor yang dihadapinya sudah

melampaui kapasitas atau kemampuan yang dimiliki oleh individu tersebut untuk

menghadapi permasalahan

Selain itu Coyne dan Lazarus (Folkman,1984) menambahkan tujuan perilaku

coping adalahuntuk mengurangi kondisi lingkungan yang menyakitkan,

menyesuaikan dengan peristiwa- peristiwa atau kenyataan- kenyataan yang negative,

mempertahankan keseimbangan emosi, mempertahankan self image yang positif,

serta untuk meneruskan hubungan yang memuaskan dengan orang lain.

Berdasarkan sejumlah pendapat peneliti dari para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pengertian strategi coping yang dikemukakan oleh para ahli

sangat bervariasi. Namun pada intinya strategi coping merupakan aktivitas-aktivitas

spesifik yang dilakukan oleh individu dalam bentuk kognitif dan perilaku baik

disadari atau tidak disadari maupun oleh individu tersebut, yang bertujuan untuk

menghilangkan atau mengurangi ancaman-ancaman yang timbul oleh masalah

internal maupun eksternal dan menyesuaikan dengan kenyataan negatif,

(23)

2. Bentuk- bentuk Strategi Coping

Lazarus dan Folkman ( 1984) mengklasifikasikan strategi coping yang

digunakan menjadi dua, yaitu :

a. Problem focused coping (PFC)

Problem focused coping (PFC) merupakan strategi coping untuk menghadapi

masalah secara langsung melalu tidakan yang ditunjukan untuk menghilangkan

atau mrngubah sumber- sumber stress. Bentuk- bentuk strategi coping adalah :

1. Countiousness ( Kehati-hatian ) yaitu individu berfikir dan mampu

mempertimbangkan beberapa pemecahan masalah serta mengevaluasi

strategi-strategi yang pernah dilakukan sebelumnya atau meminta pendapat

orang lain.

2. Instrumental action yaitu usaha- usaha langsung individu dalam menemukan

solusi permasalahannya serta menyusun langkah- langkah yang akan

dilakukan.

3. Negosiasi, merupakan salah satu titik dalam PFC yang diarahkan langsung

kepada orang lain atau mengubah pikiran orang lain demi mendapatkan hal

yang positif dari situasi yang problematic tersebut.

Menurut Lazarus Folkman (1984), dalam melakukan koping, ada dua strategi

yang bias dilakukan.

Problem focused coping, yaitu usaha mengatasi stress dengan cara mengatur

atau mengubah masah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya menyebabkan

terjadinya tekanan. Problem focused coping ditunjukan dengan mengurangi demands

dari situasi yang penuh dengan stress atau memperluas sumber untuk mengatasinya.

(24)

13

percaya bahwa sumber atau demands dari situasinya dapat diubah. Strategi yang

dapat dipakai dalam Problem focused coping antara lain sebagai berikut.

a. Confrontative coping : usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap

menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan

pengambilan resiko.

b. Seeking social support : usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional

dan bantuan informasi dari orang lain.

c. Planful problem solving : usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap

menakan dengan cara yang hati- hati, bertahap, dan analitis.

b. Emotion focused coping

Emotion focused coping, yaitu usaha mengatsi stress dengan cara mengatur

respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan

ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang dianggap penuh tekanan. Emotional

focused coping ditunjukan untuk mengontrol respon emosional terhadap situasi

stress. Seseorang dapat mengatur respon emosionalnya melalui pendekatan perilaku

dan kognitif. Strategi yang digunakan dalam emotional focused coping antara lain

sebagai berikut.

a. Self-control : usaha mengatur perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan

b. Distancing : usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan, seperti menghindar

dari permasalahan seakan tidak terjadi apa- apa atau menciptakan

pandangan-pandangan yang positif, seperti menganggap masalah sebagai lelucon.

c. Positive reappraisal : usaha mencarik makna positif dari permasalahan dengan

berfokus pada pengembangan diri, biasanya juga mengakibatkan hal-hal yang

(25)

d. Accepting responsibility : usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri

dalam permasalahan yang dihadapinya dan mencoba menerimanya untuk

membuat semuanya menjadi lebih baik.

e. Escape / avoidance : usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari

situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain seperti

makanan,minuma, merokok, ataupun menggunakan obat- obatan.

Individu cendrung untuk menggunakan problem-focused coping dalam

menghadapi masalah-masalah yang menurut mereka dapat dikontrolnya. Sebaliknya,

individu cendrung menggunakan emotion-focused coping dalam menghadapi

masalah- masalah yang menurutnya sulit untuk dikontrol (Lazarus dan

Flokman,1984)

3. Aspek- aspek strategi coping

Carver, dkk ( 1989) dalam dalam jurnal yang di buat oleh Wyllistik noerma

sijingga (2010), menyebutkan aspek- aspek strategi coping antara lain :

a. Keaktifan diri, suatu tindakan untuk mencoba menghilangkan atau mengelabui.

penyebab stress atau memperbaiki akibatnya dengan cara langsung.

b. Perencanaan, memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres antara

lain dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan tentang langkah

upaya yang perlu diambil dan menangani suatu masalah.

c. Control diri, individu membatasi keterlibatanya dalam aktifitas kompetisi atau

persaigan dan bertindak terburu- buru.

d. Mencari dukungan sosial yang bersifat instrumental, yaitu sebagai nasehat,

bantuan atau informasi

e. Mencari dukungan sosial yang bersifat emosional, yaitu melalui dukungan

(26)

15

f. Penerimaan, sesuatu yang penuh dengan stress dan keadaan yang memaksanya

untuk mengatasi masalah tersebut.

g. Religiusitas, sikap individu menenangkan dan menyelesaikan masalah secara

keagamaan.

4. Karateristik mekanisme coping

a. Koping jangka pendek

Karateristik coping jangka pendek

• Aktifitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari

kretaifitasnya.

Misalnya , menonton televise, kerja keras, olaraga berat (Suliswati, 2005)

• Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya

ikut kegiatan sosial, politik, agama.

• Aktifitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap

konsep diri misalnya, aktifitas yang berkompetensi yaitu pencampaian

akademik atau olaraga.

• Aktifitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas

menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya penyalagunaan zat.

b. Jangka panjang

• Penutupan identittas merupakan adopsi identitas premature yang

diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa

memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi individu

• Identitas negative merupakan asumsi identitas yang tidak wajar untuk

(27)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konseptual untuk penelitian yang berjudul hubungan

mekanisme koping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara terdiri dari

variable bebas (variable independent) yaitu strategi coping, variable dependent

yaitu kecemasan ibu bersalin.

Untuk itu kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema

dibawah ini:

Variabel independen Variabel dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Tingkat Kecemasan pada Ibu Brsalin

(28)

17

B.Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara, patokan duga atau dalil sementara, yang

kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2002).

“Ada hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin

(29)

C. Definisi Operasional

No

Variabel

Penelitian Definisi operasional

Alat

Bentuk usaha kognitif dan perilaku ibu bersalin menghadapi masalah kecemasan pada saat bersalin. Yakni :

1.problem focused coping ( PFC) yakni :

2.emotion focused coping yakni : suasana perasaan dan kekwatiran tentang persalinan yakni persaan takut, gemetaran,dan keringat dingin dll.

(30)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada atau tidak

adanya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau

tidak hubungan itu (Arikunto, 2006, hal : 270). Rancangan penelitian ini untuk

mengidentifikasi hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin

primipara. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode tertentu dan pengambilan

sampel dilakukan dalam sekali waktu saja, tidak ada pengulangan dalam

pengambilan data, dimana responden hanya mendapat satu kali kesempatan untuk

menjadi responden.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang akan bersalin yang berada di

Klinik Bersalin Delima Medan, Kec. Medan Tembung

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh dari populasi menjadi objek

penelitian dengan total populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan accidental sampling

(31)

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bersalin Delima Kec. Medan Tembung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Oktober tahun 2013 sampai dengan Juni tahun

2014. Penelitian dilakukan dari pengajuan judul, penelusuran pustaka, melakukan

survei awal, konsultasi dengan dosen pembimbing, pengajuan proposal,

pengolahan data, dan siding KTI.

D. Etika penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dengan mengajukan permohonan izin penelitian

kepada Klinik Bersalin Delima Medan, Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal

yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada

responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Serta

memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan

sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data yang diperoleh

semata - mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Setelah

responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon

(32)

21

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner ;

a. Karakteristik responden

Data yang dikumpulkan terdiri dari nama, umur, pendidikan, pekerjaan, usia

kehamilan.

b. Pengukuran kecemasan

Kuesioner tingkat kecemasan dibuat berdasarkan modifikasi buku cemas dan

depresi dengan menggunakan instrument.

c. Pengkuran Coping

Kuesioner strategi coping dibuat dan sudah teruji oleh ahli kejiwa yang berisi

20 pertanyaan

F. Validitas dan Realibilitas

Kuesioner yang sudah memenuhi syarat uji validitas oleh ahli Psikologi (

Kejiwaan )

G. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan sekunder. Data primer di

peroleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada responden dengan terlebih

dahulu meminta persetujuan (informed consent) apakah bersedia untuk

dijadikan sebagai responden dengan menanda tangani surat persetujuan

penelitian.

2. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner tersebut agar

pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti peneliti mengawasi dan

(33)

3. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan,selanjutnya

peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu

memeriksakan jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya sehingga

dalam pengolahan data tidak terjadi kesalahan.

I. Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, setelah semua data terkumpul, diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi, maka peneliti melakukan analisa data dan

melalui beberapa tahap :

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa

kelengkapan data responden.

b. Coding (Pengkodean Data)

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data

serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.

c. Processing

Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi (SPSS).

d. Cleansing (Pembersihan data)

Data yang telah di tabulasi, diperiksa kembali kelengkapan dan kebenarannya

(Hidayat, 2007)

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data dan

melalui beberapa tahap :

a. Analisis Univarat

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel

(34)

23

b. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hubungan k. Analisis data dilakukan

setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan dan dibuat dalam suatu tabel.

Setelah itu, data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS,

dimasukkan ke dalam program secara sistematis.

Hipotesa akan menggunakan uji Chi-Square, dengan taraf signifikan 95%.

Taraf signifikan (α =0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai

probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak, apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal ditolak.

Data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah melihat

(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Februari- April

2014 di rumah bersalin Delima Medan. Data diperoleh dengan membagikan

kuesioner kepada ibu bersalin di rumah bersalin Delima sebanyak 50

responden.

Berdasarkan penelitian yang berjudul “ Hubungan Strategi Coping

Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara Di Rumah Bersalin

(36)

25

1. Analisis Univariat

merupakan analisis data yang bertujuan untuk mendeskripsikan karateristik

setiap variable penelitian ke dalam tabel distribusi frekuensi.

a. Karakteristik Responden

Tabel 5.1.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Rumah Bersalin Delima Medan

Tahun 2014

Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur

Rendah (blm tamat

SD-SMP) 21 42

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang berumur

20-26 tahun sebanyak 42 orang (84,0%), berpendidikan

(37)

b. Karakteristik Strategi Coping

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Strategi Coping Ibu Bersalin Primipara Di Rumah Bersalin Delima Medan

Tahun 2014

Strategi coping Frekuensi Persentase (%)

Baik 31 62,0

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang

memiliki strategi coping yang baik sebanyak 31 orang (62,0%).

c. Karakteristik Tingkat Kecemasan Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara Di Rumah Bersalin Delima Medan

Tahun 2014

kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Ringan 27 54,0

Berdasarkan tabel 5.3. di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

(38)

27

2. Analisis Bivariat

Merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui adanya

hubungan kedua variable, yaitu dengan menyilang antara variabel dependent

dan variable independent.

a. Analisis Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Bersalin Primipara Di Rumah Bersalin Delima Medan

Tabel 5.4.

Tabulasi Silang Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara di Rumah Bersalin Delima

Tahun 2014

Strategi coping

Tingkat Kecemasan Total P-

value

Berdasarkan tabel 5.4 di atas mayoritas responden memiliki strategi

coping yang baik dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 20 responden

(64,5%).

Berdasarkan uji chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%),

maka didapatkan ρ < α (0,000 < 0,05) berarti H0 ditolak. Hal ini secara

statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara strategi

(39)

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Strategi Coping Ibu Bersalin Primipara di rumah bersalin Delima Medan

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden

yang memiliki strategi coping yang baik sebanyak 31 orang (62,0%).

Menurut folkman (1984) Strategi coping yang baik tersebut

dipengaruhi oleh beberapa hal yang bersangkutan dengan responden

yaitu keaktifan diri, perencanaan, control diri individu, mencari

dukungan sosial yang bersifat instrumental dan emosional, penerimaan,

religiusitas.

Dari data uji statistik diketahui bahwa mayoritas responden yang

memiliki strategi coping yang baik berumur 20-26 tahun sebanyak 25

responden (80,6%), berpendidikan tinggi (SMA/SMK s/d PT) sebanyak

19 responden (61,3%) dan beragama islam sebanyak 25 responden

(80,6%).

Hal ini dapat diketahui dari jawaban responden sebanyak 44

(88%) responden yang mengatakan bahwa ibu bersalin telah siap

menerima resiko apapun pada saat persalinan nanti dan sebanyak 43

(86,0%) responden mengatakan dukungan keluarga membuat perasaan

saya menjadi lebih tenang ketika menghadapi proses persalinan.

Hal ini pun sesuai dengan penelitan sebelum nya yang dilakukan

oleh Sijangga N.W (2010) di Kabupaten Boyolali bahwa ada hubungan

(40)

29

kecemasan ibu bersalin dan didapatkan nilai signifikan α = 0,05 (95%),

maka didapatkan ρ < α (0,001 < 0,05).

b. Kecemasan Ibu Bersalin Primipara di rumah bersalin Delima Medan

Berdasarkan tabel 5.3. di atas, dapat diketahui bahwa responden

yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 27 orang (54,0 % ).

Berdasarkan hasil penelitian ibu primipara tersebut memiliki

tingkat kecemasan ringan di karenakan telah banyak nya informasi yang

didapatkan ibu dalam hal menghadapi persalinan sehingga strategi

coping ibu pun baik.

Hal ini dapat diketahui dari jawaban responden sebanyak 23

responden (46%) yang mengatakan bahwa kecemasan mereka itu

merupakan perasaan cemas (cemas, firasat buruk, takut akan pikiran

sendiri, mudah tersinggung ), sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut

dan rasa penuh atau kembung.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Arrafah

C.T, di Klinik Hj Khadijah Medan (2010), dan didapatkan hasil bahwa

ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan ibu dengan

strategi coping dengan didapatkan nilai signifikan α = 0,05 (95%), maka

didapatkan ρ < α (0,020 < 0,05).

c. Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Primipara Di Rumah Bersalin Delima Medan

Pada penelitian ini berdasarkan uji statistik chi square pada

tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0,000 < 0,05)

(41)

yang signifikan antara strategi coping dengan tingkat kecemasan ibu

bersalin primipara di rumah bersalin delima medan.

Menurut Foklman (1984) Hubungan yang signifikan ini di

dukung oleh adanya keaktifan diri, perencanaan, control diri individu,

mencari dukungan sosial yang bersifat instrumental dan emosional,

penerimaan, religiusitas dari diri responden dalam mengurangi

kecemasan pada dirinya.

Hal ini pun sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh

Rahmadani A. (2007), terkait dengan penelitian yang serupa tentang

strategi coping dan diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan

dengan tingkat kecemasan di RSUD Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai p-value 0,000 (α = 0,05).

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa strategi coping

merupakan cara bagi ibu bersalin untuk mengelola kecemasanya, ketika

strategi coping yang digunakan tepat maka kecemasan menurun dan

sebaliknya. Strategi coping yang ditampilkan individu berbeda-beda

tergantung pada masalah yang dihadapi.

Hubungan yang signifikan ini dipengaruhi banyak hal antara lain,

cara untuk pengendalian kecemasan dapat dilakukan dengan problem

focused coping (PFC), emotion foused coping (EFC) atau menerapkan

keduanya. Strategi coping yang tepat akan lebih ke PFC yang merupakan

strategi coping untuk menghadapi masalah secara langsung melalui

tindakan yang digunakan untuk menghilangkan atau mengubah

sumber-sumber stres. Cukupnya informasi yang diterima oleh ibu jugak dapat

(42)

31

Menurut Efendy dan Tjahjono (1999) individu yang mengatasi

masalahnya dengan menggunakan PFC cendrung mencari alternatif

pemecahan masalah yang berorientasi pada penyelesain masalah secara

nyata. Misalnya mempersiapkan diri dalam menghadapi masalah dan

semakin tenang. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa responden

memiliki kecemasan tetapi kecemasan itu dapat dikelola sehingga

responden mampu menentukan sikap dan tindakan yang terbaik dalam

menjalani proses persalinan.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini adalah keterbatasan dalam hal biaya

dan waktu. Jika peneliti selanjutnya tertarik mengambil judul penelitian

dengan judul yang sama, peneliti mengharapkan peneliti selanjutnya dapat

menggali lebih dalam lagi mengkaji hubungan strategi coping dengan tingkat

kecemasan. Dan jika peneliti selanjutnya memiliki biaya dan waktu yang

lebih banyak, dapat melakukan penelitian tersebut dengan mencari sample

yang lebih banyak lagi. Ini bertujuan untuk membuktikan apakah benar, ada

hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara.

3. Implementasi Penelitian

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Dapat menjadi sumber informasi dalam pemberian intervensi yang tepat

untuk mengatasi kecemasan pada ibu bersalin.

b. Bagi Ibu Bersalin (Responden)

Dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai Strategi coping

dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara.dan tidak mengganggu

(43)

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang sama

(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Bersalin Primipara, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada 31 (62,0%) responden yang memiliki strategi coping yang baik

2. Ada 27 (54,0%) responden yang memiliki kecemasan ringan

3. Ada hubungan yang signifikan antara strategi coping dengan tingkat

kecemasan α = 0,05 (95%), maka ρ < α (0,000 < 0,05 ).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan data maka peneliti

memberikan sedikit saran, berdasarkan pemikiran serta pengetahuan

sederhana sebagai berikut :

a. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan berperan aktif dalam memberi penyuluhan tentang kehamilan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang

pentingnya melakukan pemeriksaan sebelum bersalin selama masa

kehamilan khusunya kepada ibu primipara. Serta menganjurkan kepihak

keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu hamil primipara dalam

(45)

b. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas peneliti selanjutnya dengan

menutupi kelemahan yang ada pada peneliti ini. Caranya dengan

melakukan variasi alat ukur penelitian dengan menggunakan

metodepenelitian yang berbeda. Sehingga kesimpulan yang diperoleh

lebih menyeluruh dan komprehensif

c. Bagi Responden ( Ibu bersalinn)

1. Agar strategi coping ibu primipara lebih baik disarankan kepada ibu

meningkatkan pengetahuan tentang strategi coping dengan cara

konsultasi kepada bidan agar bidan dapat melakukan praktek strategi

coping kepada ibu dalam menghadapi persalinan.

2. Agar kecemasan ibu primipara berkurang disarankan ibu untuk

meningkatkan pengetahuan ibu dengan cara ibu dapat melakukan

konsultasi kepada bidan, atau membaca buku maupun majalah tentang

proses persalinan sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu.

(46)

35

DAFTAR PUSTAKA

Arrafah C.T,. 2010. Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Bersalin di Klinik Hj Khadijah Medan.

Arif, N. 2008. Kehamilan dan kelahiran sehat . Yogyakarta : Dianloka

Badudu, J.S dan Zain, M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia

Billings, A.G., dan Moos, R.H. 1994. Coping, Stres and Social Resourses Among

Adulths With Unipolar Depression. Journal Sosial Psychology. Vol.46, No.

4,877-891. Wyllistik Noerma Sijangga (2010)

Carver, c.s., Scheir, M.F., dan Wientrayb, j.k. 1989. Assessing Coping Stategies : A Theoritically Based Approach. Journal hubungan antarngan astrategi coping dengan kecemasan dalam menghadapi kecemasan pada ibu hamil.

Derajat, 1990 dalam Wyllistik Sijangga 2010. Dasar-dasar keperawatan Jiwa. Salemba Medica

Efendi, R. W. dan Tjahjono, E. 1999. Hubungan antara prilaku coping dan dulungan sosial dengan kecemasan ibu hamil pada anak pertama. Journal Wyllistik Sijangga 2010

Folkman, S. dan Lazarus, R.S. 1985, IF it Changes it must be a procesess : A study of Emotion adan Coping During Three Stage of a College Examination

Folkman,S.Lazarus, RS., Gruen, RJ. Dan Logis, A.1986.Appraisal Coping health status and psychological symptoms

Freud,1982 dan Wylistik sijangga, 2010. Bentuk bentuk kecemasan. Dalam Buku Konsep keperawatan Jiwa

Hawari, 2004 hal 66. Bentuk bentuk kecemasan. Dalam Buku Konsep keperawatan Jiwa

Jesen, L.2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi . Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Kaplan, Sadock dan Grebb 1994 dalam buku konsep dasar keperawatan sehat jiwa

Keliat, 1999.Mekanisme Coping. Dasar dasar keperawatan jiwa

Notoatmodjo 2010. Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

(47)

Rahmadani A,. 2007. Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin di RSUD Kota Semarang.

Sijangga N.W .2010. Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

(48)

37

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Dengan Hormat,

Nama Saya WISUDA WATI.S, sedang menjalani pendidikan di Program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan

penelitian yang berjudul “ Hubungan Strategi Coping Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Bersalin Primipara di Rumah Klinik DelimaMedan Tahun 2014

Komunikasi yang baik akan sangat membantu terbinanya hubungan antarmanusia yang serasi diantara pasien dengan penolong. Keserasian hubungan pasien- penolong, sangat diperlukan dalam memperoleh rasa saling percaya. Informasi yang diperoleh penting untuk membantu menentukan diagnosis, menjalankan proses, dan melakukan evaluasi hasil pengobatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan inu bersalin

Kami akan memberikan kuesioner kepada Ibu/Sdri tentang:

a. Data demografi seperti umur responden dan jumlah paritas responden

b. Memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden mengenai strategi coping dengan tingkat kecemasan ibu bersalin primipara

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Wisuda Wati.S

Alamat : Jl Bhayangkara

No HP : 085765115021

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisiasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna untuk ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, 2014 Peneliti

(49)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Hubungan Srategi Coping

Dengan Tingkat Kecemasan Ibu bersalin Primipara di Klinik Delima Medan Tahun 2014”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan 2014

(50)

39

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN STRATEGI COPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA DI RUMAH BERSALIN DELIMA MEDAN

TAHUN 2014

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Umur :

2. Pendidikan terakhir :

3. Agama :

II. PETUNJUK PENGISIAN UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN 1. Bacalah pertanyaan dibawah ini

2. Pilihlah jawaban yang menurut anda tepat dengan memberi tanda checklist (√)

3. Setelah kuesioner diisi, lembar kuesioner dikembalikan Pertanyaan :

A. Strategi Coping

No. Daftar pernyataan Ya Tidak

Countiousnes ( kehati-hatian)

1.

Saya mencaritahu bahaya tentang persalinan baik dari media cetak dan elektronik

2.

Saya mencaritahu bagaimana dalam menghadapi persalinan di rumah bersalin maupun rumah sakit

Intrumen action ( menemukan soluai )

3. Saya berdoa kepada Tuhan agar saya

kuat menjalani persalinan

4. Saya melakukan rileksasi dengan

cara mendengarkan musik

Negosiasi (mengubah pemikiran orang lain kehal positif )

5.

Saya percaya dokter/ bidan dapat membantu saya dalam proses persalinan nanti

6.

Saya selalu mengikuti nasehat dari dokter/bidan untuk menghadapi persalinan nanti.

Confrontatif ( keadaan yang menekan )

7. Saya mudah marah ketika rasa sakit

muncul

8. Saya menangis ketika nyeri

(51)

Seeking social support(kenyaman sosial dan bantuan informasi dari orang lain )

9.

Dukungan keluarga membuat persasaan saya menjadi lebih tenang ketika menghadapi proses persalinan

Self control (mengatur persaan )

10.

Saya menerima pendapat orang lain tentang apa yang harus saya lakukan untuk menghadapin persalinan saya

11.

Saya mampu memusatkan perhatian saya pada hal-hal yang positif seperti mengatur posisi miring ke kanan atau ke kiri, menarik nafas panjang

Distancing (usaha untuk mengindar)

12.

Saya berusaha untuk mengalihkan perhatian dengan bercanda pada saat proses persalinan

13. Saya mengurangi kegiatan yang bisa

menguras tenaga dan pikiran saya.

Positif reappraisal (mencarik makna positif )

14. Saya lebih optimis dalam menjalanin

persalinan

15. Saya ingin melahirkan secara normal

walaupun sakit.

Accepting responbility (tanggung jawab diri sendiri )

16. Saya siap menerima resiko apapun

pada saat persalinan nanti.

17. Saya siap melakukan apa saja demi

keselamatan bayi saya Escape/ advoidance

18.

Saya mencari kesibukan lain untuk tidak terfokus dalam setiap permasalahan

19.

Saya dalam menghadapi permasalahan, saya makan banyak agar tidak tertekan.

20.

(52)

41

B. Kecemasan

No. Daftar pernyataan Ya Tidak

1. Perasaan cemas( cemas, firasat buruk, takut

akan pikiran sendiri, mudah tersinggung )

2.

Ketegangan ( merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah )

3.

Ketakutan ( pada gelap, ditinggal sendiri, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan orang banyak )

4.

Gangguan tidur ( sukar masuk tidur, terbagun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu , banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, mimpi menekutkan )

5. Gangguan kecerdasan ( sukar konsentrasi,

daya ingat menurun, daya ingat buruk )

6.

Perasaan depresi (kehilangan minta, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,bangun dini hari, perasaan berubah-ubah panjang hari )

7. Gejala Somatik/fisik (sensorik) (penglihatan

kabur, mukak merah atau pucat,merasa lemas)

8.

Gejala somatik/fisik ( otot ) (sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, suara tidak stabil )

9.

Gejala kardiovaskular ( jantung dan pembuluh darah )( takikardia, berdebar-debar,nyeri di dada,denyut nadi mengeras, rasa lesu )

10.

Rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik,sering tarik nafas, nafas pendek/ sesak

11.

Sulit menelan, perut melilit,gangguan pencernaan,nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut,rasa penuh atau kembung

12. Gejala perkemihan (sering buahng air kecil,

tidak dapat menehan air seni )

13.

Gejala autonom (mulut kering,muka merah, mudah keringat,kepala pusing,kepala terasa berat, kepala terasa sakit )

14.

(53)

HUBUNGAN STRATEGICOPING DENGAN TINGKAT KECEMASANIBU BERSALIN PRIMIPARA DI RUMAH BERSALIN DELIMA MEDAN 2014

N K.Resp Strategi coping

S Kat.

Kecemasan ibu bersalin

(54)

1

DISTRIBUSI FREKUENSI STRATEGI COPING BERDSR JAWABAN RESPONDEN

NO Daftar Peryataan Ya % Tidak %

Countiousnes

1

Saya mencaritahu bahaya tenteng persalinan baik dari media cetak dan elektronik

42 84 8 16

2

Saya mencaritahu bagaimana dalam menghadapi persalinan di rumah bersalin maupun rumah sakit

35 70 15 30

Intrumen action

3 Saya berdoa kepada Tuhan agar saya

kuat menjalani persalinan 36 72 14 28

4 Saya melakukan rileksasi dengan cara

mendengarkan musik 34 68 16 32

Negoisasi

5

Saya percaya dokter/ bidan dapat membantu saya dalam proses persalinan nanti

29 58 21 42

6

Saya selalu mengikuti nasehat dari dokter/bidan untuk menghadapi persalinan nanti.

32 64 18 36

Confrontatif

7 Saya mudah marah ketika rasa sakit

muncul 34 68 16 32

8 Saya menangis ketika nyeri persalinan

muncul. 33 66 17 34

Seeking social suport

9

Dukungan keluarga membuat persasaan saya menjadi lebih tenang ketika

menghadapi proses persalinan

43 86 7 14

Self control

10

Saya menerima pendapat orang lain tentang apa yang harus saya lakukan untuk menghadapin persalinan saya

36 72 14 28

11

Saya mampu memusatkan perhatian saya pada hal-hal yang positif seperti

mengatur posisi miring ke kanan atau ke kiri, menarik nafas panjang

35 70 15 30

Distancing

12

Saya berusaha untuk mengalihkan perhatian dengan bercanda pada saat proses persalinan

(55)

13 Saya mengurangi kegiatan yang bisa

menguras tenaga dan pikiran saya. 37 74 13 26

Positif reappraisal

14 Sayalebih optimis dalam menjalanin

persalinan 37 74 13 26

15 Saya ingin melahirkan secara normal

walaupun sakit. 39 78 11 22

Accepting responbility

16 Saya siap menerima resiko apapun pada

saat persalinan nanti. 44 88 6 12

17 Saya siap melakukan apa saja demi

keelamatan bayi saya 40 80 10 20

Escape/ advoidance

18 Saya mencari kesibukan lain untuk tidak

terfokus dalam setiap permasalahan 40 80 10 20

19 Saya dalam menghadapi permasalahan,

saya makan banyak agar tidak tertekan. 39 78 11 22

20 Saya dalam menghadapi permasalahan,

saya lebih berserah diri kepada Tuhan 42 84 8 16

(56)

3

Distribusi Frekuensi Kecemasan Berdasarkan Jawaban Responden

NO Daftar Peryataan Ya % Tidak %

1

perasaan cemas (cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung )

32 64 18 36

2

ketegangan ( merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah )

23 46 27 54

3

ketakutan ( pada gelap, ditinggal sendiri, pada keramaian lalu lintas, pada

kerumunan orang banyak )

15 30 35 70

4

gangguan tidur ( sukar masuk tidur, terbagun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu , banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, mimpi menekutkan )

16 32 34 68

5 Gangguan kecerdasan ( sukar konsentrasi,

daya ingat menurun, daya ingat buruk ) 21 42 29 58

6

perasaan depresi (kehilangan minta, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,bangun dini hari, perasaan berubah-ubah panjang hari )

14 28 36 72

7

Gejala Somatik/fisik (sensorik)

(penglihatan kabur, mukak merah atau pucat,merasa lemas)

18 36 32 64

8

gejala somatik/fisik ( otot ) (sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, suara tidak stabil )

18 36 32 64

9

gejala kardiovaskular ( jantung dan pembuluh darah )( takikardia, berdebar-debar,nyeri di dada,denyut nadi mengeras, rasa lesu )

19 38 31 62

10

rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik,sering tarik nafas, nafas pendek/ sesak

16 32 34 68

11

sulit menelan, perut melilit,gangguan pencernaan,nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut,rasa penuh atau kembung

21 42 29 58

12 gejala perkemihan (sering buahng air

kecil, tidak dapat menehan air seni ) 21 42 29 58

13

Gejala autonom (mulut kering,muka merah, mudah keringat,kepala

pusing,kepala terasa berat, kepala terasa sakit )

(57)

14

tingkah laku (sikap) (gelisah, tidak tenang,jari gemetar,kerut kening,muka tegang,otot tegang,nafas pendek, muka merah )

19 38 31 62

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Wisuda Wati Simatupang

Tempat/Tgl lahir : Medan, 11 Agustus 1992

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Bhayangkara Spn. Sampali Medan

II. IDENTITAS ORANG TAU

Nama Ayah : A. Simatupang

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : R. Marbun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Bhayangkara Spn. Sampali no.328 Medan

III.RIWAYAT PENDIDIKAN

1998 – 2004 : SD Negeri 049 Medan

2004 – 2007 : SMP Swasta Methodist-8 Medan

2007 – 2010 : SMA Swasta St. Thomas-2 Medan

2010 – 2013 : Mengikuti Program Studi Diploma III Akademi

Kebidanan Imelda Medan

2013 – 2014 : Mengikuti Program Studi Diploma IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

Gambar

Tabel 5.1.
Tabel 5.4.

Referensi

Dokumen terkait

Topik dan materi blok ini disusun berdasarkan daftar masalah, baik individu ataupun komunitas, daftar penyakit dan ketrampilan klinik beserta tingkat kemampuan yang

[r]

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan tetap

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel maka taraf signifikan (p) lebih kecil dari 0,05 (0,010&lt;0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

penulisan ini adalah mengendalikan paparan radiasi gamma yang terpancar akibat akumulasi radiasi dari dalam ruang penyimpanan batu topaz teriradiasi serta

Penganalisaan dilakukan dengan survey dan interview dengan klien serta karyawan Perum PNRI mengenai permasalahan yang dihadapi dan menganalisa data-data yang dibutuhkan untuk

Dengan dibuatnya program kerja ini, diberharapkan dapat tercapai semua sasaran yang direncanakan dan betul-betul dapat dijadikan landasan untuk semua staf Tata Usaha, dalam

Environmental performance tidak berpengaruh terhadap economic performance sedangkan environmental disclosure memiliki pengaruh positif signifikan terhadap economic