DAERAH KABUPATEN CIAMIS
LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi S-1
Program Studi Akuntansi
Oleh : Nama : Susilawati
Nim : 21110216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN………...1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 6
1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 6
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 6
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 7
1.4 Metode Kerja Praktek ... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 9
1.5.1 Lokasi Kerja Praktek ... 9
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI……….11
2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ... 11
2.2 Struktur Organisasi Bidang Pendapatan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ... 17
2.3 Uraian Tugas Bidang Pendapatan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ... 18
2.4 Kegiatan Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ... 19
BAB II PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 21
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 21
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 21
3.3 Prosedur Penetapan dan Pemungutan BPHTB Pada Seksi Pengelolaan Pajak Daerah di DPPKAD Kabupaten Ciamis ... 22
3.3.1 Teori Kerja Praktek ... 22
3.3.1.1 Pengertian Prosedur ... 22
3.3.1.2 Pengertian Penetapan ... 23
vii
3.3.1.4.1 Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah
Dan Bangunan ... 24
3.3.1.4.2 Objek, Subjek Dan Wajib Pajak Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan... 24
3.3.1.4.3 Dasar Pengenaan, Tarif dan Tata Cara Perhitungan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ... 26
3.3.1.4.4 Kewajiban PPAT / Motaris dan Pejabat Lainnya .. 29
3.3.1.4.5 Tata Cara Penetapan dan Pemungutan Bphtb ... 30
3.3.1.4.5.1 Pendataan Wajib Pajak ... 30
3.3.1.4.5.2 Dasar Pengenaan, Tarif dan
Cara Perhitungan Pajak ... 31
3.3.1.4.5.3 Tata Cara Pelaporan Pejabat
Yang Berhubungan Dengan
Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan 32
3.3.1.4.5.4 Penetapan dan Pemungutan ... 33
3.3.1.4.5.5 Tata Cara Pembayaran ... 34
3.3.2 Prosedur Penetapan dan Pemungutan BPHTB pada Seksi Pengelolaan
Pajak Daerah di DPPKAD Kabupaten Ciamis………36
3.3.3 Hambatan Dalam Prosedur Penentuan dan Pemungutan Bea Perolehan
DPPKAD Kabupaten Ciamis ... 39
3.3.4 Upaya Mengatasi Hambatan Dalam Prosedur Penentuan dan Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pada Bidang Pendapatan di DPPAKD Kabupaten Ciamis ... 40
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
4.1 Kesimpulan ... 41
4.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR RIWAYAT HIUDP
DAFTAR PUSTAKA
Andre Martin. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karina
Departemen pendidikan nasional. 2008. Kamus besar bahasa Indonesia, edisi ke
empat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Manihot Pahala Siahaan. Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Teori Da
Praktek, Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta: Pt. Raja Grapindo
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Bupati Ciamis Nomor: 13 Tahun 2011,Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Bea
Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan
Peraturan Bupati Nomor: 54 Tahun 2008 Tentang Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja
Unsur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah
Peraturan Daerah Nomor: 17 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
Sumadji, 2006. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat
Undang-Undang Nomor: 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah
Dan Bangunan ( BPHTB)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
Wirawan B. Ilyas, Richard Burton. 2004. Hukum Pajak, Edisi Revisi. Jakarta:
Salemb Empat
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Laporan kerja praktek dengan judul “Prosedur Penetapan Dan
Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Pada Seksi Pengelolaan Pajak Daerah Di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Ciamis” ini untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek S-1 pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis
mendapat banyak sekali bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril,
materil,doa, serta bimbingan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi
4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak.,CA, selaku Koordinator Kuliah
Kerja Praktek Universitas Komputer Indonesia.
5. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak.,Ak.,CA selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktuya untuk penulis dan dengan sabar
serta tekun dalam membimbing penulis dalam menyusun laporan
kerja praktek ini.
6. Bapak Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak, selaku dosen wali 4
akuntansi 5 .
7. Ibu Ir. Kustini, MP, selaku Sekretaris Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Ciamis yang telah mengizinkan saya untuk melakukan kerja
praktek.
8. Bapak Dr. Wachyu Hidayat, M.Si, selaku Kepala Bidang
Pendapatan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Ciamis yang telah mengizinkan
saya melakukan kerja praktek di bagian pendapatan.
9. Bapak Herry Somantri, SE, selaku Kepala Seksi Pengelolaan Pajak
Daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah Kabupaten Ciamis yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada penulis dalam melakukan kerja praktek di
bagian pengelolaan pajak daerah.
iii
11. Seluruh staff Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah (DPPKAD) Kabupaten Ciamis khususnya staff di bagian
pengelolaan pajak daerah yang telah memberikan kesempatan dan
pengarahan kepada penulis selama kerja praktek.
12. Bapa ( Engkos K.), ibu (Wartini), adikku ( Haromi M.) tercinta
atas doa serta dukungannya kepada penulis selama ini, semoga
dilimpahkan perlindungan,kesehatan, dan keselamatan dari
ALLAH SWT.
13. Rian Abdul Rasyiid Kartasasmita tercinta, yang telah memberikan
banyak dukungan moril dalam penyusunan laporan kerja praktek
ini.
14. Sahabat-sahabatku terkasih ( Nelly, Lestari, Dan Rina) yang selalu
memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak atas
terselesaikannya laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi materi maupun
susunan tata bahasanya. Hal ini mengingat kemampuan penulis dalam menyusun
laporan ini sangat terbatas. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan laporan kerja praktek ini
Dengan segala kerendahan hati, semoga laporan kerja praktek ini bisa
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Dan
semoga Allah SWT selalu memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita
semua.
Bandung, 27 Desember 2013
46
TK : TK Bougenville IV Selajambe, Kuningan 1997-1998
SD : SDN 1 Selajambe, Kuningan 1998-2004
SMP : SMPN 1 Selajambe, Kuningan 2004-2007
SMA : SMAN 2 Ciamis 2007-2010
KULIAH : Universitas Komputer Indonesia, Bandung 2010-Dalam Proses
Dengan ini saya menyatakan bahwa semua keterangan yang saya berikan seluruhnya benar.
Hormat saya,
Susilawati
DATA PRIBADI
1.1.Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi terdiri atas
daerah-daerah kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan
kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah dan
pelayanan kepada masyarakat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2009:1).
Untuk menyelenggarakan pemerintahan tersebut, daerah berhak mengenakan
pungutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu
perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat,
seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan
Undang-Undang. Dengan demikian, Pemungutan Pajak Daerah harus didasarkan pada
Undang-Undang.(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009:1).
Selama ini pungutan daerah yang berupa pajak daerah dan retribusi diatur
dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, daerah diberi kewenangan
2
kewenangan untuk menetapkan jenis pajak lain sepanjang memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam Undang-Undang. Undang-Undang tersebut juga mengatur tarif
pajak maksimun untuk kesebelas jenis pajak tersebut (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2009:1-2).
Hasil penerimaan pajak diakui belum memadai dan memiliki peranan yang
relatif kecil terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
khususnya bagi daerah kabupaten dan kota. Sebagian besar pengeluaran APBD
dibiayai dana alokasi dari pusat. Dalam banyak hal, dan alokasi dari pusat tidak
sepenuhnya dapat diharapkan menutup seluruh kebutuhan pengeluaran daerah.
Oleh karena itu, pemberian peluang untuk mengenakan pungutan baru yang
semula diharapkan dapat meningkatkan penerimaan daerah, dalam kenyataannya
tidak banyak diharapkan dapat menutupi kekurangan kebutuhan pengeluaran
tersebut. Dengan kriteria yang ditetapkan dalam Undang-Undang hampir tidak
ada jenis pungutan pajak dan retribusi baru yang dapat dipungut oleh daerah. Oleh
karena itu, hampir semua pungutan baru yang ditetapkan oleh daerah memberikan
dampak yang kurang baik terhadap iklim investasi. Banyak pungutan yang
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi karena tumpang tindih dengan pungutan
pusat merintangi arus barang dan jasa antar daaerah (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2009:2-3).
Pada dasarnya kecenderungan daerah untuk menciptakan berbagai pungutan
yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
bertentangan dengan kepentingan umum dapat diatasi oleh pemerintah dengan
dan retribusi tersebut (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun
2009:3).
Pengaturan kewenangan perpajakan dan retribusi yang ada saat ini kurang
mendukung pelaksaan otonomi daaerah. Pemberian kewenangan yang semakin
besar kepada daerah dalam penyelanggaraan pemerintah dan pelayanan kepada
masyarakat seharusnya diikuti dengan pemberian kewenangan yang besar pula
dalam perpajakan dan retribusi. Basis pajak kabupaten dan kota yang sangat
terbatas dan tidak adanya kewenangan provinsi dalam penetapan tarif pajaknya
mengakibatkan daerah selalu mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
pengeluarannya. Ketergantungan daerah yang sangat besar terhadap dana
perimbangan dari pusat dalam banyak hal kurang mencerminkan akuntabilitas
daerah (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2009:4).
Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah,
pemerintah daerah diberikan kewenangan dalam perluasan basis pajak dan
retribusi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009:4-5).
Perluasan basis pajak tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip pajak yang
baik. Pajak dan retribusi tidak menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan/atau
menghambat mobilitas penduduk. Perluasan basis pajak adalah memperluas pajak
yang sudah ada. Ada empat jenis pajak baru bagi daerah salah satunya adalah Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2008:5).
4
dalam masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian serta
perkembangan daerah tersebut. Salah satu sumber potensi pajak yang patut digali
sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian serta perkembangan
pembangunan daerah sekarang ini adalah jenis pajak Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Manihot Pahala Siahaan, 2003:6).
Perlunya diadakan pemungutan BPHTB adalah sebagai upaya kemandirian
untuk memenuhi pengeluaran daerah berkaitan dengan tugasnya dalam
menyelenggarakan pemerintah umum dan pembangunan (Manihot Pahala
Siahaan, 2003:44).
Dasar hukum pemungutan atas Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
( BPHTB) adalah undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Pajak Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB) yang dikeluarkan pada
tanggal 29 Mei 1997. Dalam memori penjelasan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 1997 tentang Pajak Bea Perolehan hak Atas Tanah dan Bangunan (
BPHTB), disebabkan bahwa tanah sebagai bagian dari bumi yang merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki fungsi sosial, disamping memenuhi
kebutuhan dasar untuk papan dan lahan usaha, juga merupakan alat investasi yang
sangat menguntungkan. Disamping itu bagi mereka yang memperoleh hak atas
tanah dan bangunan, wajib menyetorkan kepada Negara melalui pembayaran
pajak, dalam hal ini Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( BPHTB)
(Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah
Perolehan hak atas tanah dan bangunan terjadi karena adanya peralihan hak
yang meliputi peristiwa hukum dan perbuatan hukum yang terjadi antara orang
atau badan hukum sebagai subjek hukum yang diatur oleh Undang-Undang dan
peraturan hukum yang berlaku diberikan kewenangan untuk memiliki hak atas
tanah dan bangunan, dan menurut hukum peralihan hak terjadi karena dua hal,
yaitu hak beralih dan hal dialihkan ( Manihot Pahala Siahaan, 2003:61).
Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton (2004:90) mengatakan, bahwa objek
pajak dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang dapat berupa tanah (termasuk
tanaman di atasnya), tanah dan bangunan, atau bangunan.
Menurut Herry Somantri, Kepala Seksi Pengelolaan Pajak Daerah Di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah salah satu basis pajak
baru di Kabupaten Ciamis, maka masih banyak wajib pajak yang masih bingung
tata cara penetapan, pemungutan dan pelaporan atas BPHTB tersebut. Wajib
Pajak masih saja melaporkan BPHTB nya berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) bukan sesuai dengan harga pasar. Jika Wajib Pajak melaporkan
BPHTBnya berdasarkan NJOP . Nilai NJOP di Kabupaten Ciamis sendiri masih
rendah .Dari hal tersebut maka penerimaan pajak akan lebih kecil dibandingkan
dengan melaporkan dengan harga pasar.Secara nominal tidak terlalu berpengaruh
besar tapi jika dilihat dari sisi realisasi pajak itu sendiri akan terlihat bahwa targert
6
Selain permasalahan diatas, Nilai Pokok Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP) di Kabupaten Ciamis untuk ukuran sebuah kabupaten masih terlalu
tinggi yaitu sebesar Rp.60.000.000.
Dari urain tersebut maka penulis mengambil judul “Prosedur Penetapan
dan Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pada Seksi Pengelolaan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Ciamis”.
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1. Maksud Kerja Praktek
Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan prosedur penetapan dan pemungutan Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) pada seksi pengelolaan pajak daerah di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten
Ciamis yang hasilnya akan digunakan penulis untuk menyusun Laporan Kuliah
Kerja Praktek.
1.2.2. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur penetapan dan pemungutan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) pada seksi pengelolaan pajak daerah di
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
2. Untuk mengetahui hambatan pada prosedur penetapan dan pemungutan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) pada seksi pengelolaan
pajak daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPAKD) kabupaten Ciamis.
3. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi hambatan dalam prosedur
penetapan dan pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) pada seksi pengelolaan pajak daerah di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ( DPPKAD) kabupaten Ciamis.
1.3.Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis :
a. Menambah pengetahuan dan mendapatkan wawasan dalam membandingkan
teori yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan kenyataan
sebenarnya yang terjadi di tempat kerja. Terutama tentang prosedur penetapan
dan pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
pada seksi pengelolaan pajak daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Ciamis.
2. Bagi instansi
Dengan adanya hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang positif berupa saran untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam prosedur
8
guna meningkatkan prosedur penetapan dan penentuan BPHTB sehingga dapat
meningkatkan penerimaan pajak dari sektor BPHTB sendiri.
1.4.Metode Kerja Praktek
Metode kerja praktek yang dilakukan penulis dalam menyusun laporan ini
adalah metode block realease yaitu suntuatu metode pelaksanaan kerja praktek
yang dilakukan dengan dalam satu periode tertentu, dimana periode tersebut
dilakukan dalam kurun waktu dua puluh hari dari tanggal 29 Juli 2013 sampai
dengan 30 Agustus 2013.
Adapaun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan
laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan ( Observation)
Yaitu suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis dalam hal ini
penulis melihat dan mengamati secara langsung apa yang terjadi dan
kaitannya dalam laporan kerja praktek ini.
2. Wawancara ( Interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi
langsung dengan pimpinan maupun karyawan instansi yang
1.5.Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1. Lokasi Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah yang beralamat di Komplek Perkantoran Jalan Drs. H.
Soejoed No. 14A Ciamis.
1.5.2. Waktu Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek selama dua puluh hari, dari tanggal 29
Juli 2013 sampai dengan 30 Agustus 2013. Kerja Praktek dimulai dari hari Senin
10
Tabel 1.1
Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek Tahun 2013
No. Kegiatan Kerja Praktek Bulan
Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
2.Bimbingan Kerja Praktek Dengan
Pembimbing Perusahaan
III Pelaporan Kerja Praktek
1.Konsultasi Dengan Dosen Kerja
Praktek
2.Bimbingan Dengan Dosen Kerja
Praktek
3.Pembuatan Laporan Kerja Praktek
4.Final Laporan Kerja Praktek
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil Laporan Kerja Praktek dan pengarahan serta
sumber data yang diperoleh mengenai Prosedur Penetapan dan Pemungutan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pada Bidang Pendapatan di
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten
Ciamis, akhirnya dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Prosedur penetapan dan pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan
Bangunan(BPHTB) yang diberlakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Ciamis sudah dilaksanakan sesuai
dengan atas Peraturan Bupati Ciamis Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor Dua Tentang Bea
Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan. Tapi terdapat pula kelemahan dalam
prosedur penetapan dan pemungutan BPHTB tersebut yaitu, karena
menggunakan metode selfassessment system, petugas pelaksana pajak daerah
tidak bisa mengontrol wajib pajak yang mengisi SSPD nya lebih kecil dari
NJOP, sehingga kemungkinan pajak yang terutangnya lebih kecil atau nihil bisa
terjadi.
42
agen properti), sehingga nilai yang dilaporkan di akta bisa lebih rendah dari
transaksi yang sebenarnya.
3. Bidang pendapatan di DPPKAD Kabupaten Ciamis telah melakukan
upaya-upaya untuk meminimalisasi hambatan-hambatan dalam prosedur penetapan
dan pemungutan BPHTB dengan cara melakukan survey langsung ke lapangan
untuk mencari data yang berhubungan dengan harga pasar, apakah sudah sesuai
dengan NJOP atau belum.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian tersebut, tanpa mengurangi rasa
hormat penulis kepada pihak seksi pengelolaan pajak daerah,di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ciamis maka penulis ingin
menyampaikan saran yang mudah-mudahan dapat memberikan masukan yang positif
agar dalam menjalankan kegiatannya dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik,
antara lain :
1. Harus dicantumkan keterangan mengenai besaran NJOP pada lembar
SSPD, agar wajib pajak tahu besaran NJOP yang berlaku di Kabupaten
Ciamis. Sehingga tidak alasan bagi wajib pajak untuk mengisinya dibawah
nilai NJOP.
2. Pada SSPD dijelaskan cara perhitungan pajak terutang dan nilai perolehan
yang harus dimasukan pada SSPD, agar tidak ada lagi wajib pajak yang
3. Petugas pelaksana pajak yang ditugaskan melakukan survey langung ke
lapangan sebaiknya tidak mencari informasi harga pasar kepada agen
properti saja, tapi bisa juga mencari informasi atau data-data harga pasar
dari PPAT/Notaris, media cetak ( brosur dan koran penjualan properti),
atau bahkan media elektronik. Yang nantinya bisa digunakan sebagai
pembanding apakah harga jual yang ada di lapangan sudah sesuai dengan