• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Kelincahan Pada Pemain Futsal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Kelincahan Pada Pemain Futsal."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Futsal merupakan cabang olahraga yang populer dan digemari oleh

seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki-laki mulai dari anak-anak, remaja

dan dewasa (Noviada et al., 2014). Dilihat dari Google Trends (2015), faktanya

Indonesia berada di peringkat ke 2 setelah Portugal dan berada 1 tingkat diatas

Brazil pada posisi 3 sebagai peminat terbanyak olahraga futsal. Futsal adalah

permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing

beranggotakan lima orang (Nuaba, 2015).

Futsal sebenarnya merupakan olahraga yang sangat kompleks, karena

memerlukan taktik, mental, tehnik yang mumpuni dan begitu pula dalam hal

kemampuan kondisi fisiknya (Putra, 2013). Menurut Sajoto (1988) dalam

Karyono (2011) membagi 8 unsur kompenen fisik diantaranya, yaitu daya tahan

(endurance), kekuatan (strength), daya ledak otot (muscle explosive power),

kecepatan (speed), kelincahan (agility), kelenturan (flexibility), keseimbangan

(balance), dan koordinasi (coordination). Futsal dalam kaitannya dengan

komponen kondisi fisik membutuhkan kelincahan/agility dalam ruang gerak yang

sempit dan waktu yang pendek. Kelincahan/agility adalah kemampuan untuk

merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dalam keadaan bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan (Ismaryati, 2008). Menurut Budiono (2012) kelincahan

akan meningkat sampai usia kira-kira 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat).

(2)

2

Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap

sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali. Kelincahan

sebagai salah satu komponen fisik membutuhkan sejumlah kualitas lain seperti

flexibility, strenght, power, kecepatan, keseimbangan dan koordinasi (Houglum,

2010). Dengan kata lain agility juga dipengaruhi oleh komponen fisik tubuh

tersebut. Komponen fisik tubuh tersebut merupakan faktor yang sangat

menentukan dalam tinggi atau rendahnya kemampuan agility seseorang. Maka

dari itu, jika faktor-faktor ini meningkat maka akan meningkatkan kemampuan

agility pula.

Berdasarkan penelitian pendahuluan di club hatrick futsal pabelan dari 16

pemain futsal yang ada di club tersebut kemudian dilakukan tes pengukuran

kelincahan dengan menggunakan agility t-test didapatkan hasil kriteria dengan 7

diantaranya memiliki kelincahan rata rata dan 8 memiliki kriteria kelincahan

rendah. Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi untuk

meningkatkan kemampuan agility/kelincahan yaitu dengan memberikan suatu

Core Stability Exercise yang diperlukan untuk meningkatkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kelincahan tersebut seperti fleksibilitas, strenght, power,

kecepatan, keseimbangan, dan koordinasi. Menurut (Ahmed et al., 2014) "core

stability exercise" adalah kapasitas untuk mengontrol posisi dan gerakan dari

bagian tengah tubuh/central body. Core stability exercise membantu dalam

memelihara dari postur tubuh yang tepat serta memberikan stabilitas pada tulang

belakang yang penting untuk gerakan dan bergantung pada core muscle/otot inti

(3)

3

memberikan dasar bagi gerakan ekstremitas atas maupun bawah. Core stability

yang baik berfungsi untuk meningkatkan penampilan gerak serta untuk mencegah

terjadinya cedera, kekuatan dari pada otot-otot inti batang badan yang berasal

dari regio batang badan dan sesungguhnya bertugas untuk membantu mengontrol

kondisi kekuatan, memperhalus gerakan, serta koordinasi gerak yang efisien dan

lebih baik pada anggota gerak (Manurung, 2012). Selain membuat koordinasi

gerak lebih efisien dan lebik baik pada ekstremitas core stability juga

meningkatkan keseimbangan, hal ini terjadi karena teraktivasinya otot inti/core

muscle yang memberikan stabilitas pada tulang belakang lumbal, lumbal dimana

pusat keseimbangan tubuh/center of garvity berada. Hasil stabilitas tersebut

membuat center of garvity berada pada base of support, sehingga menjaga

keseimbangan serta menghindari gangguan keseimbangan seperti jatuh selama

kompetesi (willardson, 2007).

Pada core stability exercise, selain terjadinya peningkatan kekuatan otot

juga akan terjadi peningkatan fleksibilitas. Hal ini terjadi karena pada saat suatu

otot berkontraksi, maka terjadi penguluran atau stretch pada otot-otot

antagonisnya (Perdana, 2015). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menyusun

penelitian dengan judul yaitu pengaruh core stability exercise terhadap kelincahan

pada pemain futsal.

B.Rumusan Masalah

Apakah pengaruh core stability exercise dapat meningkatkan kelincahan

(4)

4

C.Tujuan

Mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan

kelincahan pada pemain futsal.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang

latihan yang digunakan untuk meningkatkan kelincahan pada pemain futsal.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Bagi pelatih

Menambah ilmu pengetahuan tentang cara meningkatkan kelincahan

pemain futsal.

b. Bagi peneliti

Menambah wawasan mengenai manfaat core stability exercise

terhadap peningkatan kelincahan pada pemain futsal.

c. Bagi fisioterapis

Referensi

Dokumen terkait

When using the puppet style with Rails, this is the most sensible choice, because the response format of JavaScript can be used as the indicator for an AJAX request and doesn’t run

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Tugas Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di

Sebanyak 40 sampel susu bubuk skim impor diambil dari 5 negara yang sering dilalulintaskan melalui Balai Karantina Hewan Kelas I Tanjung Priok Jakarta untuk dilakukan pengujian

Setelah buah pepaya dibersihkan dan disterilisasi dengan thibendazol selanjutnya dilakukan penyimpanan pada beberapa suhu yaitu 15 o C selama 18 hari (data digunakan untuk

Tesis yang berjudul “ PERUBAHAN NILAI-NILAI TENUN LURIK DI KECAMATAN CAWAS, KEBUPATEN KLATEN (Studi Kasus di Desa Tlingsing dan Desa Mlese)” ini adalah karya penelitian

Dalam kuesioner data yang akan diambil di antaranya karakteristik IWAS (Ibu Warung Anak Sehat), karakteristik WAS, pengetahuan, sikap, dan praktik higiene dan sanitasi

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaer (1993: 130-131) jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik dan tidak dapat berbahasa dengan baik, maka konsep yang

Hal ini dapat menjadi masukan atau saran bagi pihak Rumah Makan Carita agar dapat meningkatkan dan memperbaiki kinerja dari ketiga atribut tersebut karena sebagian besar