• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA STANDAR KOMPETENSI PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR KELAS X TKR DI SMK NEGERI 2 KISARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA STANDAR KOMPETENSI PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR KELAS X TKR DI SMK NEGERI 2 KISARAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGANMENGGUNAKAN

METODEPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE

TS-TS (TWO STAY TWO STRAY) PADA STANDAR KOMPETENSI

PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR

KELAS X TKRDI SMK NEGERI 2 KISARAN.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh ARIA FANDALY

5103122005

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Aria Fandaly:Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Standar Kompetensi Penggunaan Dan Pemeliharaan Alat Ukur Kelas X TKR Di SMK Negeri 2 Kisaran. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Medan. 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih terdapat sekitar 75% guru yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang berdampak pada hasil belajar yang tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hasil belajar siswadengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TSTS(2) Perbedaan hasil belajar siswadengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TSTS(3) Aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TSTS pada standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur di SMK Negeri 2 Kisaran.

Metode peneltian yang dipakai kuasi ekperimen dengan populasinya adalah keseluruhan siswa kelas X TKR SMKN 2 Kisaran dan sampel penelitian ditentukan dengan teknik random sampling yaitu kelas TKR 1 yang diajarkan dengan metode TSTS dan kelas TKR 2 menggunakan metode Jigsaw. Instrument penelitian mengunakan tes hasil belajar dan lembar aktifitas belajar siswa yang dianalisis dengan statistic uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi, yaitu 75.05 dibandingkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu 74,90. (2) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe TSTS pada standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur pada siswa Kelas X TKR di SMK Negeri 2 Kisaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang diperoleh, yaituthitunglebih rendah dibandingkan denganttable,yaitu 0,08041< 1,669.

(3) Aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe TSTS mengalami peningkatan keaktifan pada setiap pertemuan. Peningkatan aktivitas belajar pada kelas TSTS sebesar 23,92% dan pada kelas Jigsawsebesar 26,15% .Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan TSTS ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Walaupun hasil belajar siswa dengan menggunakan kedua tipe ini tidak memiliki perbedaan.

(5)

ii

ABSTRACT

Aria Fandaly:Comparative Study of The Result of Student Learning Using Cooperative Learning Method Jigsaw and TSTS(Two Stay Two Stray) Type On the standards of competency of The Use And Maintenance of Measuring

Instruments Class X TKR at SMKN 2 Kisaran. Thesis. The Faculty of

EngineeringThe State University of Medan. Medan. 2015

This research is because of there are still about 75% of teachers are still using conventional learning methods that have an impact on the result of learning the which are not maximal.This research aims to know: (1) The results of student learningusing cooperative learning methods Jigsaw and TSTS types (2) The difference in student learning resultusing cooperative learning methods Jigsaw and TSTS types (3) students learning activities using cooperative learning methods Jigsaw and TSTS types on on the standards of competency of the use and maintenance of measuring instruments class XTKR at SMKN 2 Kisaran.

The method used a quasi experimental research that the population is a whole class X TKR N 2 range and the sample is determined by random sampling technique that TKR 1 class taught with methods and classes TSTS TKR 2 using Jigsaw. Research instrument using the test results of learning and student learning activity sheets and analyzed by t-test statistic.

The results showed that: (1) The results of student learning using cooperative learning methods TSTS higher, at 75.05 compared Jigsaw cooperative learning methods, namely 74,90. (2) There is no difference in learning result of students who are taught by using cooperative learning method betwween Jigsaw and TSTS type on the standard of competence of Usage and Maintenance Measurement on students class of X TKR at SMK 2 Kisaran. This is evidenced by the results obtained by testing the hypothesis, namely tcount lower than TTable, ie

0.08041<1.669 (3) students' learning activities using Jigsaw cooperative learning method and type of activity TSTS increased at each meeting. Increased activity in the classroom learning TSTS is 23.92% and the Jigsaw methods is 26.15% Research shows that the implementation of cooperative learning methods Jigsaw types and TSTS types can improve student learning outcomes and enhance the activity of students in the learning process. Although the results of student learning by using the both of type has no difference.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat mutlak untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan maupun

tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian besar harapan

penulis agar hasil studi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak terutama, bapak Dr. Lisyanto, M.Si. selaku dosen

pembimbing dan disini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak dibawah ini yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu: Bapak

Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

beserta stafnya, Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan, bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua

Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan, orang tua saya, bapak Sukiran

dan Ibu Suwarseh, dan keluarga besar saya yang senantiasa memberikan doa,

dukungan moril dan materil serta bimbingan kepada penulis, teman-teman di

(7)

iv

Demikian penulisan skripsi penelitian ini penulis perbuat. Penulis berharap

kritik dan saran yang bersifat membangun dengan rendah hati untuk perbaikan

dikemudian hari. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2015 Penulis,

(8)

v

BAB II. KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori... 11

1. Hakikat Hasil Belajar ... 11

2. Hakikat Standar Kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur ... 13

3. Hakikat Metode Pembelajaran ... 14

4. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ... 16

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 16

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif ... 20

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 20

d. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Kooperatif ... 21

5. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 22

6. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif TipeTSTS (Two Stay Two Stray) ... 24

7. Perbandingan Metode Pembelajaran Tipe Jigsaw Dan Tipe TSTS (Two Stay Two Stray) ... 26

8. Teori Aktifitas Belajar... 27

B. Kerangka Berpikir ... 29

C. Hipotesis ... 31

D. Penelitian yang relevan ... 31

(9)

vi

B. Populasidan Sampel Penelitian ... 34

1. Populasi Penelitian ... 34

E. Prosedur Penelitian... 36

1. Tahap persiapan ... 36

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 36

F. Alat Pengumpul Data ... 38

1. Analisis Validitas Tes ... 39

2. Reliabilitas Tes ... 39

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 41

4. Daya Pembeda Tes ... 41

5. PenilianAktivitas Siswa ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2. Uji Homogenitas ... 43

3. Analisis Kesetaraan Kemampuan Awal ... 44

4. Uji Hipotesis ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan rata-rata (mean) dan Standar Deviasi... 46

1. Uji Normalitas ... 49

2. Uji Homogenitas ... 50

3. Uji Hipotesis ... 50

4. Penilaian Akivitas Belajar Siswa ... 51

(10)

viii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Kompetensi Siswa X TKR ... 5

Tabel 2. Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif ... 21

Tabel 3. Sintaks pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 23

Tabel 4. Sintaks pembelajaran kooperatif tipe TSTS ... 25

Tabel 5. Pembagian kelas eksperimen ... 34

Tabel 6. Kisi-kisi tes hasil belajar Sistem Pengapian ... 37

Tabel 7. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 42

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 46

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 47

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Post-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 47

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Post-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 48

Tabel 12. Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Satu (TSTS) ... 51

Tabel 13. Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dua (Jigsaw) ... 52

Tabel 14. Hasil Validitas Butir Soal ... 128

Tabel 15. Tingkat Kesukaran Soal... 130

Tabel 16. Daya Pembeda Soal ... 131

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 133

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 134

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Hasil Post-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 135

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 135

Tabel 21. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Metode Kooperatif Tipe TSTS ... 136

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 137

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 136

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Hasil Post-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 139

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Tes untuk kelas yang diajar dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 139

(11)

ix

Tabel 27. Uji Normalitas Pre-tes untuk Kelas Eksperimen Satu (TSTS) ... 141

Tabel 28. Uji Normalitas Pre-tes untuk Kelas Eksperimen Dua (Jigsaw) ... 141

Tabel 29. Uji Normalitas Post-tes untuk Kelas Eksperimen Satu (TSTS) ... 142

Tabel 30. Uji Normalitas Post-tes untuk Kelas Eksperimen Dua (Jigsaw)... 142

Tabel 31. Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Satu (TSTS) ... 147

Tabel 32. Penilaian Aktifitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen TSTS ... 149

Tabel 33. Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dua (Jigsaw) ... 150

(12)

vii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pembagian Tim-Tim Jigsaw ... 26 Gambar 2. Skema Pembelajaran tipe TSTS ... 23 Gambar 3. Langkah-langkah Penelitian ... 37 Gambar 4. Grafik Penyebaran Hasil Belajar Post-Tes Untuk Kelas Eksperimen

Satu ... 48 Gambar 5. Grafik Penyebaran Hasil Belajar Post-Tes Untuk Kelas Eksperimen

Dua ... 49 Gambar 6. Perbandingan Persentase Keaktifan Siswa Kelas Ekperimen Satu

dan Kelas Ekperimen Dua pada Setiap Pertemuan ... 52 Gambar 7. Grafik Aktivitas Belajar Siswa Setiap Pertemuan pada Kelas

Eksperimen TSTS ... 147 Gambar 8. Persentase Kumulatif Keaktifan Aktifitas Belajar Siswa pada

Setiap Pertemuan Kelas Eksperimen Satu TSTS ... 148 Gambar 9. Grafik Aktivitas Belajar Siswa Setiap Pertemuan pada Kelas

Eksperimen TSTS ... 150 Gamba 10. Persentase Kumulatif Keaktifan Aktifitas Belajar Siswa pada

(13)

x DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1 . Hasil belajar Alat Ukur tahun ajaran 2013-2014 ... 59

Lampiran 2. Silabus dan Penilaian ... 61

Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran asli ... 69

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe Jigsaw ... 81

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tipe TSTS ... 93

Lampiran 5. Soal Pre-tes ... 104

Lampiran 6. Soal Post-tes ... 109

Lampiran 7. Kunci jawaban ... 114

Lampiran 8. Lembar Diskusi Kelompok... 116

Lampiran 9. Lembar Diskusi Siswa ... 119

Lampiran 10. Lembar jawaban Post tes ... 122

Lampiran 11. Lembar Penilaian Aktifitas Siswa ... 126

Lampiran 12. Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes ... 128

Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 130

Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda Tes ... 131

Lampiran 15. Sebaran Data Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 132

Lampiran 16. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 133

Lampiran 17. Uji Normalitas ... 141

Lampiran 18. Uji Homogenitas ... 143

Lampiran 19. Uji Hipotesis ... 145

Lampiran 20. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa TSTS ... 147

Lampiran 21. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Jigsaw ... 150

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir

hayat. Penyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari

proses beajar itu sampai kapan pun dan dimana pun manusia itu berada. Belajar

juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai Perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang melaju pesat. Kemajuan IPTEK yang

semakin pesat, menuntut siswa untuk menjadi kreatif, mandiri, dan inovatif dalam

mengembangkan diri, kemampuan dan keterampilanya melalui penguasaan ilmu

di bidangnya. Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk

dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada

penguasaan IPTEK yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.

Dalam konteks kurikulum 2013, mengajar tidak diartikan sebagai proses

penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, yang menempatkan siswa sebagai

objek belajar dan guru sebagai subjek belajar, akan tetapi mengajar harus

dipandang sebagai proses pengaturan lingkungan agar siswa belajar. Hal ini

mengartikan bahwa, belajar itu sendiri bukan hanya sekedar menumpuk

pengetahuan akan tetapi merupakan proses perubahan tingkah laku melalui

pengalaman belajar sehingga diharapkan menjadi pengembangan berbagai aspek

(15)

2

sebagainya. Hal dikarenakan adanya tuntutan pembentukan karakter bagi seorang

anak didik itu sendiri.

Dalam kurikulum 2013 terdapat tujuan utama untuk mencapai

pembelajaran yaitu menciptakan siswa yang mengerti dan memahami mata diklat

sebuah informasi yang baik. Jika ditinjau dari tujuan tersebut, permasalahan

utama yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran di kelas adalah bagaimana

merencanakan dan mengelola pembelajaran, agar tercapai sesuai dengan

kompetensi yang diinginkan. Harus diakui bahwa pengembangan strategi

pembelajaran merupakan salah satu sarana bagi guru untuk memberikan dan

memperluas wawasan siswa tentang pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

dasar lainnya dengan harapan dapat direfleksikan siswa dalam kebiasaan berpikir,

bersikap dan bertindak. Namun, siswa umumnya mempunyai ketergantungan

yang sangat kuat pada bagaimana ia diperlakukan oleh pendidik. Hal ini berarti

bahwa, keberhasilan siswa menguasai kompetensi berkenaan dengan materi ajar

tertentu bergantung pada bagaimana pendidik merancang pembelajaran yang

efektif.

Pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran merupakan target bagi guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar. Untuk itu guru berusaha menggunakan

metode dan teknik yang dianggap efektif. Ketika guru memberikan penyajian

bahan-bahan pembelajaran, guru selalu berharap bahwa siswa dapat menguasai

bahan pembelajaran dengan baik. Namun kenyataannya, hal ini sering tidak

terwujud. Keadaan ini disebabkan oleh salah satu diantaranya adalah kurangnya

penguatan tentang materi ajar yang diberikan oleh guru. Hal ini berarti

(16)

3

penguatan keseluruhan, atau dengan kata lain hanya tersimpan dalam memori

jangka pendek (Short Therm Memory). Disamping itu, sistem pembelajarannya

masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (teacher oriented)

didukung dengan metode konvensional sebagai pilihan utama dalam mengajar.

Permasalahan dalam ketepatan pemilihan metode dan teknik pembelajaran

merupakan salah satu masalah yang berasal dari faktor eksternal. Selain itu masih

ada faktor lain yang berasal dari faktor internal dan eksternalnya. Minat dan

motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga merupakan salah satu

faktor internal lainnya yang dapat berpengaruh, disamping faktor intenal lainnya.

Menurut Slameto (1991:182), Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat dengan hubungan tersebut, semakin besar minat.

Sedangkan motivasi menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) bahwa, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berhubungan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Selain faktor intenal, faktor eksternal juga berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Adapun faktor itu dapat berasal dari keluarga, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekolah. Keluarga tidak dapat dikesampingkan dalam

hal pengaruh hasil belajar siswa di sekolah. Walaupun pengaruhnya tidak bersifat

langsung, tetapi hal ini dapat berpengaruh terhadap psikologi siswa dalam

mengikuti pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh, jikalau dalam keluarganya

terdapat suatu permasalahan, maka akan berdampak terhadap konsentrasi siswa

(17)

4

oleh permasalahan dalam keluarganya itu. Lingkungan sekitar tempat tinggal juga

berpengaruh terhadap hal ini. Seorang anak yang berada dalam lingkungan yang

baik tentunya akan memiliki semangat, minat dan motivasi belajar yang berbeda

dari anak yang berada dalam lingkungan yang tidak baik. Faktor eksternal yang

terakhir adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah

ternyata memiliki pengaruh terhadap minat dan motivasi siswa. Sebagai contoh,

seorang siswa akan lebih termotivasi belajarnya jika sekolahnya memiliki fasilitas

yang memadai, kondisi ruangan kelasnya bersih dan layak dipakai, dibandingkan

dengan siswa yang sekolahnya tidak memiliki fasillitas yang memadai dan

ruangan kelasnya sudah tidak layak pakai lagi. Melihat beberapa faktor penyebab

permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang

menyebabkan tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak.

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melaksanakan kegiatan Program

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMKN 2 Kisaran pada tahun 2013,

peneliti mendapatkan bahwa pada semester ganjil, keseluruhan mata diklat

produktif pada program keahlian Teknik kendaraan Ringan atau TKR untuk kelas

X, memiliki nilai hasil belajar yang masih dibawah nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal). Ada 5 mata diklat yang diajarkan pada semester itu. Salah

satunya adalah mata diklat Penggunaan dan Pemeliharaan Alat. Nilai hasil belajar

rata-rata mata diklat Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur untuk kelas X

TKR 1 yaitu 68 sedangkan untuk kelas X TKR 2 sudah mencapai angka standar

kelulusan minimal yaitu 70. Untuk persentase kelulusan siswa pada mata diklat

ini, pada kelas X TKR 1 yang terdiri dari 36 orang hanya mencapai angka 47%

(18)

5

klasifikasi kompetensi siswa X TKR pada mata diklat Penggunaan dan

pemeliharaan Alat Ukur.

Tabel 1. Daftar Kompetensi Siswa X TKR

No. Klasifikasi Nilai 2 Cukup kompeten 70-80 17 47 19 54

3 Kompeten 81-90 2 6 2 6

4 Sangat kompeten 91-90 0 0 0 0

Sumber : DKN SMKN 2 Kisaran Tahun 2013 (lampiran 1)

Nilai hasil belajar siswa pada mata diklat penggunaan dan pemeliharaan

alat ukur ini dapat dilihat pada lampiran 1.

Sesuai dengan hasil waancara yang dilakukan peneliti dengan ketua

jurusan Teknik Kendaraan Ringan, ada beberapa hal yang menyebabkan tidak

tercapainya hasil belajar mata diklat Penggunaan dan pemeliharaan Alat Ukur.

Penyebab pertama berasal dari kondisi ruang belajar yang belum ada di workshop

program keahlian teknik kendaraan ringan. Selama ini, siswa yang hendak

mempraktikkan penggunaan alat ukur harus belajar di dalam workshop dan

bercampur dengan peralatan workshop lainnya. Padahal, mempelajari mata diklat

penggunaan dan pemeliharaan alat ukur membutuhkan ruangan belajar khusus di

dalam workshop. Penyebab kedua kondisi alat ukur yang kurang terawat. Hal ini

tentunya akan mengakibatkan alat ukur tidak akan berfungsi sebgaimana mestinya

dan akan berdampak pada proses pembelajaran. Penyebab ketiga adalah

kurangnya kompetensi guru-guru dalam menggunakan metode dan teknik dalam

pembelajaran. Kurangnya penggunan variasi dalam mengajar terjadi hampir pada

guru-guru di SMK Negeri 2 Kisaran. Ada sekitar 75% pada program keahlian

(19)

6

bervariasi. Kebanyakan guru menggunakan metode pembelajaran konvensional,

seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi. Hal ini mengindikasikan guru kurang

peka terhadap faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Hal ini juga yang menjadi

penyebab para siswa kurang memiliki minat dalam mengikuti mata diklat

penggunaan dan pemeliharaan alat ukur.

Berdasarkan situasi di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian terhadap

penyelesaian beberapa permasalahan di atas. Dalam kesempatan ini, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian melalui penerapan suatu metode pembelajaran

yang memungkinkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu usaha

yang dilakukan untuk mengaktifkan belajar siswa adalah dengan pembelajaran

yang menggunakan metode pembelajaran bersifat PAIKEM (Pembelajaran Aktif

Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Ada beberapa metode

pembelajaran yang merupakan metode pembelajaran yang bersifat PAIKEM dan

salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran

kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada keaktifan

siswa di dalam kelompok. Dalam kelompok kooperatif dibutuhkan keterampilan

seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan

mempercayai orang lain. Penulis sengaja memilih metode pembelajaran ini karena

metode ini dinilai sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 untuk membangun

karakter siswa SMK.

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai 14 tipe. Dimana salah

satunya adalah tipe Jigsaw dan tipe TS-TS (Two Stay Two Stray). Alasan yang

mendasarkan penulis memilih kedua tipe di atas adalah dikarenakan kedua tipe ini

(20)

7

dalam beberapa hal. Penulis hanya ingin mengetahui seberapa besar perbedaan

hasil belajar standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur jika

menggunakan kedua metode pembelajaran ini.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul Studi Komparasi hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TS-TS (Two Stay Two Stray)

pada standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur di SMK

Negeri 2 Kisaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Belum adanya ruangan kelas yang berada di Workshop Program Keahlian

Teknik Kendaraan Ringan.

2. Kondisi Alat Ukur yang kurang terawat.

3. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti mata diklat Penggunaan dan

Pemeliharaan Alat Ukur.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi penggunaan dan

pemeliharaan alat ukur.

5. Sekitar 75% dari guru di program keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang

masih menggunakan metode pembelajaran konvensional

6. Siswa cenderung kurang kreatif, mandiri dan inovatif dalam proses belajar

(21)

8

C. Pembatasan masalah

Karena keterbatasan waktu, dana dan kemampuan peneliti maka perlu

dibatasi masalah dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi penggunaan dan

pemeliharaan alat ukur.

2. Sekitar 75% dari guru di program keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang

masih menggunakan metode pembelajaran konvensional

D. Perumusan masalah

Berdasakan pembatasan masalah penelitian, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana perolehan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw pada standar kompetensi Penggunaan

dan Pemeliharaan Alat Ukur ?

2. Bagaimana perolehan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS pada standar kompetensi Penggunaan

dan Pemeliharaan Alat Ukur ?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe TS-TS

(Two Stay Two Stray) pada standar kompetensi Penggunaan dan

Pemeliharaan Alat Ukur pada siswa Kelas X TKR di SMK Negeri 2 Kisaran.

4. Apakah ada perbedaan aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode

(22)

9

pada standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur pada siswa

Kelas XI TKR di SMK Negeri 2 Kisaran.

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan dari rumusan maslaah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw pada standar kompetensi Penggunaan

dan Pemeliharaan Alat Ukur

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran kooperatif Tipe TSTS pada standar kompetensi Penggunaan dan

Pemeliharaan Alat Ukur

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe TS-TS

(Two Stay Two Stray) pada standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan

Alat Ukur pada siswa Kelas XI TKR di SMK Negeri 2 Kisaran.

4. Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe TS-TS (Two Stay Two Stray)

pada standar kompetensi Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur pada siswa

Kelas XI TKR di SMK Negeri 2 Kisaran.

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi para guru yang akan

(23)

10

2. Sebagai ilmu pengetahuan untuk pendidik terkait metode pembelajaran.

3. Sebagai bahan informasi bagi pendidik/guru, kepala sekolah, dan pengambil

kebijakan di sekolah terhadap efektifitas penerapan metode pembelajaran

(24)

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe TSTS lebih tinggi, yaitu 75.05 dibandingkan dengan menggunakn

metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu 74,90. Peningkatan

hasil belajar ini juga dapat dilihat dari perbandingan pre-tes dan post-tes

siswa, dimana kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe TSTS, yaitu 45.34 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu 45,17.

2. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe

TS-TS (Two Stay Two Stray) pada standar kompetensi Penggunaan dan

Pemeliharaan Alat Ukur pada siswa Kelas X TKR di SMK Negeri 2

Kisaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang diperoleh,

yaituthitung lebih rendah dibandingkan denganttable, yaitu 0,08041 < 1,669.

3. Aktifitas belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dan Tipe TSTS mengalami peningkatan keaktifan

pada setiap pertemuan. Peningkatan aktivitas belajar pada kelas

eksperimen satu (TSTS) sebesar 23,92% dan pada kelas eksperimen dua (

Jgisaw) sebesar 26,15% . Hal ini menandakan bahwa siswa ikut berperan

aktif dalam proses belajar yang di ajarkan dengan metode pembelajaran

(25)

58

B. Saran

1. Kepada guru program studi Teknik Kendaraan Ringan SMKN 2 Kisaran,

agar menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif seperti

metode pembelajaran kooperatif pada penelitian ini. Karena melalui

penggunaan metode pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran

2. Dalam menggunakan metode pembelajaran, guru juga diharapkan agar

memperhatikan bahan dan perlengkapan pembantu pembelajaran, agar

penerapan metode pembelajarannya dapat terlaksana dengan baik.

3. Pemilihan waktu penelitian menjadi hal yang penting, karena penelitian

kuasi eksperimen seperti yang dilakukan oleh peneliti harus melihat

kalender akademik dan hari libur nasional. Hal ini agar menghindarkan

(26)

57

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dina .(2010).Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gaya Dan Hukum Newton Di Kelas Viii Semester I Smp Negeri 37 Medan T.P 2009/2010.

Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan

Ardhi, Fauzi Usman. (2012). Implementasi Metode Pembelajaran Drill Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Mata Diklat Plc (Programmable Logic Controller) Smk Muhamadiyah 3 Yogyakarta.

Skripsi. FT. UNY. Yogyakarta

Arends, Richard I, (2008).Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Arikunto,S. (2008).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Arikunto,S. (2006).Prosedur Penelitian. Jakarta :PT.RinekaCipta.

Azizah, Nur.(2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Di Smk Wongsorejo

Gombong.Jurnal.FT.UNY.Yogyakarta.

(eprints.uny.ac.id/10164/1/JURNAL%20PENELITIAN.pdf, diakses tanggal

20 Mei 2014 pukul 23.46)

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Gurning, Baginda.(2013). Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Satitika Dan Tegangan Antara Yang Diajarkan Dnegan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Baased Learning) Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Pada Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK

Negeri 1 Merdeka Berastagi Tahun Ajaran 2013-2014.

Skripsi.FT.Unimed.Medan

Hamalik, Oemar. (2003). Proses belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda, Miftahul.(2011). Cooperatif Learninng.Yogyakarta:PustakaPelajar

Ibrahim, M. (2000).Pembelajaran Kooperatif.Surabaya :Penerbit University Press.

Isjoni, (2009), Cooperative Learning.Bandung :PenerbitAlfabeta.

(27)

58

Marlevianda, Anto. (2009). Instrument Aktivitas Belajar Siswa.

( https://techonly13.wordpress.com/2009/07/03/instrument-aktivitas-belajar-siswa/. diakses pada tanggal 23 Juli 2014, pukul 22.00 WIB)

Riyadi, Sugeng. (2012).Implementasi Teknik TSTS (Two Stay Two Stray) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perawatan Dan Perbaikan Motor Otomotif

Siswa Kelas XII Jurusan Teknik Otomotif SMKN 2 Yogyakarta. Skripsi. FT.

UNY.Yogyakarta

Sagala, S, (2008).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung :Penerbit Alfabeta. Sanjaya. (2009).Metode Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Slameto. (1991). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : PT. BinaKarya

Slavin, R, E. (2008).Cooperatif Learning Teori,Riset,dan Praktik. Bandung :Penerbit Nusa Media.

Sudjana, (2005).Metode Statistika. Bandung :Tarsito,

Supinah.(2013). Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa Dalam

Pembelajaran?.Jakarta :Widyaiswara P4TK Matematika

Gambar

Tabel 27. Uji Normalitas Pre-tes untuk Kelas Eksperimen Satu (TSTS) .............
Gambar 1. Pembagian Tim-Tim Jigsaw  ............................................................
Tabel 1. Daftar Kompetensi Siswa X TKR

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Pemilihan konsentrasi HPMC yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsentrasi lazim dan berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada ketiga formula

Peneliti dalam melakukan penelitian ini hendak membatasi penelitian ini hanya dengan melihat peran semua akun komunitas Ketimbang Ngemis Solo di media sosial dalam membentuk

[r]

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

Menurut FI ed III, suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi.. dalam

merefleksikan kondisi terkait kebijakan/program/kegiatan yang dianalisis. Terutama antara faktor kesenjangan dan faktor penyebab kesenjangan serta rencana aksi yang ditetapkan.

Dalam penelitian ini, metode WebQual yang digunakan adalah WebQual versi 4.0 yang telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user