• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

INSTAGRAM dan PRESENTASI DIRI MAHASISWA (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap

Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : Fentira Ayudhya.S

100904091 Program Studi Humas

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

INSTAGRAM dan PRESENTASI DIRI MAHASISWA

SKRIPSI

Disusun Oleh : Fentira Ayudhya.S

100904091

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Fentira Ayudhya. S

Nim : 100904091

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

Medan,Agustus 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra.Dewi K, M.Si. Ph.D Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 196505241989032001 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

(4)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fentira Ayudhya.S

NIM : 100904091

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

Mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : Agustus 2014

Yang Menyatakan

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” (Studi

Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram,

Presentasi Diri melalui Instagram, dan hubungan penggunaan Instagram terhadap

Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang digunakan adalah

Teknologi Komunikasi, Komunikasi Bermedia, New Media, Instagram, Komunikasi

Antar Pribadi, Presentasi Diri, dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure). Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 437 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

FISIP USU Program S-1 Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2011, 2012, 2013

yang terhitung aktif menjalani perkuliahan dan merupakan pengguna aktif Instagram.

Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah

populasi serhingga diperoleh sampel sebanyak 87 mahasiswa. Teknik penarikan sampel

menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuisioner (Field Research)

dan metode kepustakaan (Library Research). Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu

permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode

penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada,

seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan tabel

silang dengan menggunakan Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri

memiliki hubungan yang signifikan. Penggunaan Instagram sebagai media komunikasi

untuk mempresentasikan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tidak cukup

berpengaruh namun menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Hal ini dikarenakan

tidak semua Mahasiswa mengerti sepenuhnya kegunaan Instagram, dan jarang

menggunakan Instagram untuk mempresentasikan diri.

(6)

ABSTRACT

This research entitled "Instagram and Students Self Presentation"

(Correlational Study Instagram Usage Against Self Presentation Faculty of Social and

Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera).

This research was conducted to determine how to use Instagram, Self Presentation

through Instagram, The Usage of Instagram against Self Presentation Faculty of Social

and Political Science Department of Communication students. Theory that are

considered relevant to this study are: Communication Technology, Mediated

Communication, New Media, Instagram, Interpersonal Communication, Self

Presentation, and Self Disclosure. The population in this research amounted to 437

students. The samples in this research were the students of FISIP USU Scholars

Program Department of Communication Studies generation of 2011, 2012, 2013, which

is still actively undergoing the course and an active user of Instagram. To determine the

number of samples used Nasir formula that is 20% of the population then obtained a

sample of 87 students. The sampling techniques using a proportional stratified random

sampling and purposive sampling. Data collection techniques, researchers used a

questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Research

Library). The method used in this research is a correlational method, this is a method

that attempts to explain a problem or symptom that is more specific in explaining

between 2 objects. This method is aimed to discover if there is a relation or not, and if

it’s there, how much close the relation is and if it’s not then what that relation means.

The data analysis technique using a single table analysis and cross table analysis, with

use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. The results showed that

Instagram Usage Against Self Presentation has a significant relation. The use of

Instagram as a media of communication to Self Presentation Faculty of Social and

Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera

are not influential enough but showed a low but definite relation. This is because not all

of the students fully understand the usage of Instagram, and rarely uses Instagram to

present themselves.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat, hidayah serta rezeki akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dalam rangka memenuhi dan melengkapi prasyarat untuk menyelesaikan program

Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan

judul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa”. Hasil yang diperoleh dari penulisan

skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi

masyarakat luas dan khususnya bagi para pengguna jejaring sosial Instagram dan dapat

menjadi pedoman dalam melakukan penelitian di masa-masa yang akan datang.

Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam

skripsi ini, untuk itu sebagai saran dan kritik sangat peneliti harapkan untuk perbaikan

skripsi ini. Peneliti juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada kedua Orang

Tua tercinta Drs. H. Bachtiar Effendi.S dan Syafridawati. Nst yang telah membesarkan,

mendidik, dan membimbing saya, memberikan motivasi baik moril maupun materil

yang tidak ternilai harganya dengan apapun, serta seluruh doa yang tiada hentinya

ditujukan kepada peneliti. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah untuk Mama

dan Papa.

Selain itu, peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

FISIP USU.

3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M. Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU.

4. Ibu Dewi Kurniawati, M. Si. Ph. D selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan dengan sabar membombing saya dalam menyelesaikan

(8)

5. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah

memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan selama

peneliti menimba ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

6. Seluruh staf di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, khususnya Kak

Maya, Kak Cut, Bang Ria, dan Pak Tangkas yang telah mempermudah peneliti

di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama peneliti menuntut

ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

7. Kak Hanim dan Kak Puan, yang dengan sabar memberi bimbingan dan arahan

kepada peneliti.

8. Said Fadheil Saifan yang selalu memberi perhatian, dukungan dan selalu sabar

menemani peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

9. Untuk Anindita Putri, Irene Fara, Fanny Aulia Putri, Lisfi Iswana, Lia Atikah,

Wan Tria Baros dan Melisa Siregar terima kasih teman-teman seperjuangan atas

hiburan, canda tawa, susah senang selama di bangku kuliah dan segala

pertolongan kalian selama ini, semoga kebaikan kalian dibalas Allah SWT dan

semoga kita semua sukses kedepannya!

10. Untuk Melly dan Agatha terima kasih atas perhatian dan support yang diberikan

kepada peneliti.

11. Untuk seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi stambuk 2010, peneliti bangga

dan senang karena telah menjadi bagian dari angkatan 2010.

12. Seluruh abang/kakak, adik-adik yang telah membantu dalam pengisian

kuisioner. Terima kasih atas waktunya.

13. Dan semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari

maupun tidak.

Peneliti

(9)

DAFTAR ISI

2.1.7 Keterbukaan Diri (Self Disclosure)………. 20

2.2 Kerangka Konsep………..……. 21

2.3 Model Teoritis……….…… 22

2.4 Operasional Variabel……….….. 22

2.5 Definisi Operasional………... 23

2.6 Uji Hipotesis……….. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….……….……… 26

3.1.1 Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan USU………. 26

3.1.2 Sejarah, Visi dan Misi FISIP USU……… 28

3.2 Metode Penelitian.………..………..…….. 30

3.3 Populasi dan Sampel………..……….……… 30

3.3.1 Populasi……… 30

3.3.2 Sampel……….. 31

3.4 Teknik Penarikan Sampel……….. 31

3.4.1 Proporsional Stratified Random Sampling………... 31

3.4.2 Purposive Sampling……….. 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data……… 32

3.5.1 Penelitian Kepustakaan……… 33

3.5.2 Penelitian Lapangan………. 33

3.6 Teknik Analisis Data……… 33

3.6.1 Analisis Tabel Tunggal………. 33

3.6.2 Analisis Tabel Silang………. 33

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Tabel Tunggal….………..….. 36

4.2 Analisis Tabel Silang………..……… 56

4.3 Uji Hipotesis……… 64

4.4 Pembahasan…...………. 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………..68

5.2 Saran……….………...69

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel

2.1 Operasional Variabel……….. 23

3.1 Jumlah Populasi……….. 31

3.2 Jumlah Sampel……… 32

4.1 Jenis Kelamin………. 36

4.2 Frekuensi Menggunakan Internet……….. 37

4.3 Cara Mengakses Internet……… 37

4.4 Pendapat Terhadap Tampilan Instagram……… 38

4.5 Fungsi Instagram……… 39

4.6 Intensitas Mem-posting di Instagram……… 40

4.7 Perasaan Mem-follow Akun Lain………. 40

4.8 Perasaan Di Follow Akun Lain………. 41

4.9 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain……… 42

4.10 Perasaan Me-like Posting-an Akun Lain……… 43

4.11 Perasaan Posting-an Di Comment Akun Lain……… 43

4.12 Perasaan Meng-comment Posting-an Akun Lain……… 44

4.13 Meng-link-an Posting-an Ke Jejaring Sosial Lain……….. 45

4.14 Perasaan Mem-follow Akun Lain……….. 45

4.15 Perasaan Di Follow Akun Lain……….. 46

4.16 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain……… 47

4.17 Perasaan Me-like Posting-an Akun Lain……… 47

4.18 Perasaan Posting-an Di Comment Akun Lain……… 48

4.19 Perasaan Meng-comment Posting-an Akun Lain……….. 49

4.20 Posting-an Instagram Bertujuan Untuk Membuat Orang Lain Suka……….. 49

4.21 Menyadari Like Dari Akun Lain Sebagai Rasa Suka………… 50

4.22 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas………. 51

4.23 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas……….. 52

4.24 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Kekuasaan Atas Akun Lain……… 53

4.25 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Mendapatkan Kekuasaan Dari Akun Lain……… 54

4.26 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Menunjukkan Citra Diri yang Tidak Berdaya dan Mengharapkan Bantuan Orang Lain………. 55

4.27 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Menunjukkan Citra Diri yang Tidak Berdaya dan Mengharapkan Bantuan Orang Lain……….. 56

4.28 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain dengan Menyadari Like Dari Akun Lain Sebagai Rasa Suka……… 57

(12)

4.30 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Kekuasaan Atas Akun Lain dengan Perasaan Mem-follow

Akun Lain……….. 60

4.31 Meng-link-an Posting-an Ke Jejaring Sosial Lain dengan Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan

Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas………. 61 4.32 Fungsi Instagram dengan Menggunakan Posting-an Instagram

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

2.1 Johari Window………. 20

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” (Studi

Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram,

Presentasi Diri melalui Instagram, dan hubungan penggunaan Instagram terhadap

Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang digunakan adalah

Teknologi Komunikasi, Komunikasi Bermedia, New Media, Instagram, Komunikasi

Antar Pribadi, Presentasi Diri, dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure). Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 437 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

FISIP USU Program S-1 Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2011, 2012, 2013

yang terhitung aktif menjalani perkuliahan dan merupakan pengguna aktif Instagram.

Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah

populasi serhingga diperoleh sampel sebanyak 87 mahasiswa. Teknik penarikan sampel

menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuisioner (Field Research)

dan metode kepustakaan (Library Research). Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu

permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode

penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada,

seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan tabel

silang dengan menggunakan Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri

memiliki hubungan yang signifikan. Penggunaan Instagram sebagai media komunikasi

untuk mempresentasikan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tidak cukup

berpengaruh namun menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Hal ini dikarenakan

tidak semua Mahasiswa mengerti sepenuhnya kegunaan Instagram, dan jarang

menggunakan Instagram untuk mempresentasikan diri.

(15)

ABSTRACT

This research entitled "Instagram and Students Self Presentation"

(Correlational Study Instagram Usage Against Self Presentation Faculty of Social and

Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera).

This research was conducted to determine how to use Instagram, Self Presentation

through Instagram, The Usage of Instagram against Self Presentation Faculty of Social

and Political Science Department of Communication students. Theory that are

considered relevant to this study are: Communication Technology, Mediated

Communication, New Media, Instagram, Interpersonal Communication, Self

Presentation, and Self Disclosure. The population in this research amounted to 437

students. The samples in this research were the students of FISIP USU Scholars

Program Department of Communication Studies generation of 2011, 2012, 2013, which

is still actively undergoing the course and an active user of Instagram. To determine the

number of samples used Nasir formula that is 20% of the population then obtained a

sample of 87 students. The sampling techniques using a proportional stratified random

sampling and purposive sampling. Data collection techniques, researchers used a

questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Research

Library). The method used in this research is a correlational method, this is a method

that attempts to explain a problem or symptom that is more specific in explaining

between 2 objects. This method is aimed to discover if there is a relation or not, and if

it’s there, how much close the relation is and if it’s not then what that relation means.

The data analysis technique using a single table analysis and cross table analysis, with

use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. The results showed that

Instagram Usage Against Self Presentation has a significant relation. The use of

Instagram as a media of communication to Self Presentation Faculty of Social and

Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera

are not influential enough but showed a low but definite relation. This is because not all

of the students fully understand the usage of Instagram, and rarely uses Instagram to

present themselves.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, komunikasi tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi dapat

dilakukan dengan berbagai media sosial seperti dunia maya. Dengan mediasi komputer,

kita dapat mengakses berbagai situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Blog,

Tumblr, dll. Komunikasi yang terjadi ialah ketika penggunanya menyampaikan pesan

dan diterima oleh pengguna lain kemudian terjadi interaksi ketika pesan tentang diri si

pengguna yang dibagikan untuk diapresiasi, direspon dan mendapat tanggapan oleh

pengguna lain. Pesan yang ditampilkan untuk dilihat pengguna lain dapat berupa teks

ataupun foto.

Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu media

sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri. Berbeda dengan jejaring

sosial lainnya, Instagram menggunakan foto sebagai media penyampai pesan. Bagi

pengguna media sosial, memeriksa akun media sosial adalah sebuah aktivitas yang

lazim dilakukan. Namun ketika pengguna menata akun media sosial, yang pengguna

lakukan sebenarnya sedang menata wajah atau penampilannya di dunia maya. Ketika

melakukan penataan terhadap tema atau warna halaman depan di media sosial,

pengguna seakan-akan sedang memilih pakaian yang mana atau warna apa yang cocok

dengan dirinya. Begitu pula ketika pengguna hendak melakukan pembaharuan status

atau menulis sesuatu di akun media sosial, maka pengguna mengalami proses

selayaknya ingin mengungkapkan sesuatu kepada lawan bicara yang sedang ada di

depannya. Apalagi bagi pengguna yang menyadari bahwa audiens (atau pengguna

lainnya) tidak hanya satu atau dua orang, melainkan berpotensi sangat banyak

(sekumpulan massa). Penataan media sosial akan menjadi sebuah tindakan yang tidak

selalu spontan, tetapi melalui sebuah ‘meja editorial’ di dalam dirinya sendiri.

Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh

followers dari si pengunggah foto dan dapat saling memberikan komentar ataupun

(17)

berasal dari kata insta dan gram, “Insta” yang diambil dari kata instant dan “gram”

yang berasal dari telegram, dari namanya dapat disimpulkan bahwa Instagram berarti

menginformasikan atau membagikan foto pada orang lain dengan cepat.

Instagram menjadi wadah untuk membuka dan mempresentasikan diri. Selain

itu, bermunculan pula toko online yang menjadikan Instagram sebagai tempat untuk

mempromosikan produknya.Di Indonesia sendiri, Instagram merupakan wadah bagi

para penggunanya untuk menampilkan foto pribadinya, aktifitas-aktifitasnya,

koleksinya, bahkan untuk sekedar “memamerkan” keberadaan atau ekesistensinya di

kehidupan sosial. Instagram sebagai media sosial tentu menjadi sasaran bagi

pengguna-pengguna yang ingin membuka atau sekedar “menunjukkan” dirinya ke orang lain

dengan cara menampilkan berbagai foto yang dikehendaki. Di Indonesia sedang

booming membicarakan foto-foto yang diunggah oleh akun Instagram milik Pevita

Pearce dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.Pevita Pearce sebagai publik figur tentunya

menjadi sasaran para remaja baik wanita ataupun pria. Foto-foto yang diunggahnya

selalu mendapatkan komentar baik positif maupun negatif. Ketertarikan pengguna

Instagram terhadap dirinya serta foto-foto yang diunggahnya terlihat dari jumlah

followers nya yang mencapai 700.000. Begitu juga dengan Ibu Ani Yudhoyono yang

rajin mengunggah momen dalam hidupnya ke dalam Instagram, followersnya kini

mencapai 400.000. Kedua tokoh ini merupakan contoh dari sebagian pengguna

Instagram yang memiliki followers dan likers setia oleh para pengguna Instagram

lainnya. Foto-foto yang diunggah mereka selalu dinantikan oleh followers untuk

sekedar menyukainya ataupun memberikan komentar. Instagram juga dijadikan

sebagian besar kawula muda sebagai sarana untuk mempresentasikan diri sebagai

wujud eksistensi di dunia maya.

Ketika media sosial seperti Instagram hadir, maka media sosial ini bisa

digunakan sebagai sebuah wadah untuk melakukan penataan diri. Media sosial seperti

ini bisa difungsikan sebagai revitalisasi hubungan sosial diantara sesama pengguna.

Media sosial bisa menjadi tempat bertemu dengan keluarga, sahabat, atau kolega yang

terpisah jarak dan waktu. Media sosial bisa menjadi ‘rumah’ atau ‘ruangan’ untuk

melakukan interaksi satu sama lain. Adanya media sosial membuka kesempatan untuk

setiap individu bisa menjadi pengirim sekaligus penerima. Hanya dengan bermodalkan

akses ke dunia maya dan membuat akun media sosial, maka setiap individu sudah

(18)

Media sosial seperti Instagram ini dapat diibaratkan tempat umum dimana

semua orang bebas membuka dan mempresentasikan dirinya dan tentu saja berpendapat

dengan bebas. Ibu Ani Yudhoyono yang merupakan salah satu pengguna akun media

sosial khusus fotografi yakni Instagram memilih media ini dikarenakan hobi fotografi

yang dimilikinya.

Beberapa waktu yang lalu, Ibu Ani terlihat memposting salah satu foto keluarga bersama di sebuah pantai di Pacitan. Seperti yang kita ketahui, Pacitan adalah kota kelahiran presiden kita, SBY. Sehingga moment ini dimanfaatkan sebagai 'pulang kampung' keluarga besar ini. Pada saat itu, mereka terlihat memakai batik di pantai. Hal ini memicu komentar salah satu pengguna lain akun Instagram. Dia mengomentari gaya berbusana keluarga SBY yang terlihat formal dan rapi yang cenderung tidak cocok berada di pantai (sumber :

Merdeka.com (18/10).

Mendapatkan komentar tersebut, Ibu Ani lantas membalasnya. Ibu Ani

mengatakan bahwa saat ini batik memang sudah bisa dikenakan di mana saja dan bukan

hanya untuk acara resmi. Ibu Ani juga mengatakan bahwa hal ini adalah salah satu

bagian dari kunjungan kenegaraan dan hanya mampir ke pantai tersebut. Komentar ini

tentu saja menimbulkan komentar-komentar lain yang menanggapi hal ini. Banyak yang

membela Ibu Ani, namun beberapa juga yang berkomentar bahwa sosok ibu negara

tidak seharusnya menanggapi hal itu.

Pada proses komunikasi khususnya komunikasi antar pribadi, identitas

merupakan salah satu hal yang penting. Menurut Michael Hecht dankoleganya, teori

komunikasi tentang identitas tergabung dalam konsep individu, komunal dan

public.Menurut teori tersebut, identitas merupakan penghubung utama antara individu

dan masyarakat serta komunikasi merupakan mata rantai yang memperbolehkan

hubungan ini terjadi. Identitas adalah “kode” yang mendefinisikan keanggotaan dalam

komunitas yang beragam. Kode-kode yang terdiri dari simbol-simbol seperti bentuk

pakaian, dan kepemilikan, dan kata-kata seperti deskripsi diri atau benda yang biasanya

anda katakan dan makna yang anda dan orang lain hubungkan terhadap benda-benda

tersebut. Identitas seseorang mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Misalnya dengan

orang yang memiliki identitas usia lebih tua dari kita maka cara komunikasi diri kita

akan lebih hati – hati dibandingkan dengan seseorang dengan identitas yang lebih muda

(19)

Salah satu poin penting dalam komunikasiyang termediasi komputer ini adalah

“Dengan sedikit mengabaikan beragam bentuk interaksisosial yang mungkin

mendukung perspektif CMC (Computer Mediated Communication) yaitu komputer

memediasi proses komunikasi, bahwa perspektif ini memfokuskan pada integrasi

informasi dimana komunikasi yang terjadi melalui medium komputer berdasarkan pada

proses informasi yang dapat dijumpai dalam beragam bentuk”. Proses informasi inilah

yang terjadi di Instagram hanya melalui teks dan gambar. Siapa X di dunia nyata dan

siapa X di dunia virtual bisa jadi sama dan bisa jadi sangat berbeda. X sebagai seorang

lelaki pekerja, kepala keluarga, dan memiliki dua orang anak bisa menjadi X yang

bujangan, berstatus mahasiswa, dan belum memiliki pasangan di dunia virtual (Holmes,

2005:55).

Fenomena ini yang disebut oleh Tim Jordan sebagai operasionalisasi identitas di

dunia virtual menjadi identity fluidity, renovated hierarchies, dan information as

reality. Identity fluidity bermakna sebuah proses pembentukan identitas secara online

atau virtual dan identitas yang terbentuk ini tidaklah mesti sama atau mendekati dengan

identitasnya di dunia nyata (offline identities). Renovated hierarchies adalah proses

dimana hirarki-hirarki yang terjadi di dunia nyata (offline hierarchies) direka bentuk

kembali menjadi online hierarchies (Jordan, 1999 : 62-87).

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui identity fluidity yakni proses

pembentukan identitas online mahasiswa ilmu komunikasi di medium komunikasi

komputer. Identitas online ini merupakan bentuk dari presentasi diri dalam proses

komunikasi. Dunia maya memang mempunyai limit kebebasan yang berbeda dengan

yang lain. Di dunia maya, kita tidak akan dapat mengontrol dan membatasi pendapat

orang yang dituangkan ke dalam postingan-postingan yang bersifat umum. Sebaiknya

kita harus lebih bijak dan hati-hati dalam menggunakan akun-akun atau situs yang ada

di dunia maya.

Mahasiswa merupakan elemen penting dalam fenomena jejaring sosial ini.

Hampir setiap anak muda memiliki akun di situs jejaring sosial termasuk Instagram.

Komunikasi antar sesama mahasiswa juga seringkali lebih intens melalui media sosial

ini. Peneliti mengamati banyak permasalahan dalam kehidupan pribadi mahasiswa yang

sering dikarenakan status atau postingan di jejaring sosial. Hal inilah yang menjadi

(20)

komunikasi untuk mempresentasikan dirinya di jejaring sosial Instagram, karena

mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU memiliki ketertarikan terhadap Instagram dan

menggunakan Instagram lebih banyak dibandingkan mahasiswa lainnya, hal ini terlihat

dari banyaknya mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU yang mengisi waktu luangnya

untuk membuka Instagram dibandingkan dengan mahasiswa lain.

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan Instagram terhadap

Presentasi Diri Mahasiswa melalui judul skripsi “Instagram dan Presentasi Diri

Mahasiswa” dengan sub judul “Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap

Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah

yang akan diteliti lebih lanjut yaitu : “Sejauhmanakah Hubungan Penggunaan

Instagram Terhadap Presentasi Diri Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi

masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut, yaitu :

1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan

hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini untuk mengetahui penggunaan Instagram di kalangan Mahasiswa

dan kaitannya dengan identity fluidity yang merupakan salah satu bentuk dari

Presentasi Diri.

3. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Program S-1 angkatan 2011, 2012

dan 2013.

1.4 Tujuan Penelitian

(21)

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram pada kalangan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.

2. Untuk mengetahui bagaimana Presentasi Diri Mahasiswa melalui Instagram.

3. Untuk mengetahui hubungan penggunaan Instagram terhadap Presentasi

Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kelak diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Akademis, penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian

serupa di masa yang akan datang.

2. Secara Teoritis, penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi pengetahuan di

bidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi Presentasi Diri dalam

Komunikasi Antar Pribadi.

3. Secara Praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti

selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus memberikan masukan

kepada siapa saja yang ingin mengetahui hubungan Instagram terhadap

(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial

atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya.Teori adalah himpunan

konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis

tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan

meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45). Adapun teori yang dianggap

relevan dengan penelitian ini adalah :

2.1.1 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi dapat diartikan sebagai perlengkapan hardware, struktur

organisasi, dan nilai-nilai sosial dimana individu mengumpulkan, memproses,

tukar-menukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers, 1986).Perlengkapan

hardware seperti komputer, handphone, dan perangkat keras lainnya yang

menggantikan perlatan komunikasi yang ada sebelumnya. Pada intinya, teknologi

komunikasi merupakan suatu sarana yang dikembangkan dalam proses menuju

komunikasi yang efektif (berhasil) seiring dengan semakin berkembangnya peradaban

kehidupan manusia.

Komunikasi telah mencapai suatu tingkat dimana orang mampu berbicara

dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Teknologi komunikasi mutakhir

telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia” atau “Weltoffentlichkeit” (Dofivat,

1967). Melalui satelit komunikasi sekarang ini secara teoritis kita akan mampu

memeperlihatkan satu gambar, memperdengarkan satu suara kepada tiga milyar

manusia di seluruh dunia secara stimulan. Komunikator hanya tinggal

menyambungkan alat pemancar dan jutaan orang tinggal meyetel alat penerima

(Lubis, 1997 : 42).

Menurut Rogers (1986) ada empat era evolusi komunikasi manusia, yakni era

wiriting, era printing, era telecommunication dan era komunikasi interaktif.

(23)

b. Era Komunikasi Cetak (1456 M s.d sekarang)

c. Era Telekomunikasi (1844 M s.d sekarang)

d. Era Komunikasi Interaktif (1946 M s.d sekarang)

2.1.2 Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya banyak

digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah

tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan.

Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya.Kelemahan komunikasi bermedia ialah

tidak persuasive, namun dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar.

(Effendy, 2003:301-303).

Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang dilakukan komunikan dan

komunikator dengan menggunakan media, seperti telepon, email, dan lain-lain.

Komunikasi dengan menggunakan internet secara teknis dan fisik merupakan

fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan

telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan.

Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasiyang

menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepadakomunikan

yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Dalamkomunikasi bermedia,

seorang komunikator harus memperhitungkan berbagai faktor dan harus mengetahui

sifat-sifat komunikan yang akan dituju danmemahami sifat-sifat media yang akan

digunakan (Nasrullah, 2012 :94).

Komunikan yang dituju dengan menggunakan media bisa hanyaseorang saja,

sekelompok kecil orang, dan bisa juga sejumlah orang yangamat banyak. Berdasarkan

banyaknya komunikan yang dijadikan sasarankomunikasi, maka Onong Uchjana

Effendy dalam bukunya yang berjuduldinamika komunikasi, mengklasifikasikan

(24)

a. Komunikasi Bermedia Massa

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikanberjumlah banyak

dan bertempat tinggal jauh. Media massa yangbanyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari umumnya adalahsurat kabar, radio, televisi, dan film bioskop.

Keuntungankomunikasi dengan menggunakan media massa ialah bahwa media massa

menimbulkan keserempakkan (simultaneity), artinya suatupesan dapat diterima oleh

komunikan yang jumlahnya relatif amatbanyak, ratusan ribu, jutaan, bahkan ratus

jutaan pada saat yangbersamaan.

b. Komunikasi Bermedia Nirmassa

Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untukorang-orang

tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat,telepon, telegram, telex, poster,

papan pengumuman, spanduk, pamflet, brosur, folder, radio CB atau radio amatir,

CCTV, filmdokumenter, kaset video, kaset audio, adalah termasuk ke dalammedia

nirmassa, karena tidak memiliki daya keserempakkan dankomunikannya tidak bersifat

massal. Meskipun intensitas medianirmassa kurang bila dibandingkan dengan media

massa, namununtuk kepentingan tertentu media nirmassa tetap efektif karena itu

banyak digunakan (Effendy, 2004 : 275).

2.1.3 New Media

Perkembangan teknologi memunculkan adanya komunikasi menggunakan

media, seperti internet.Internet merupakan media baru yang sekarang ini lebih dipilih

masyarakat untuk melakukan komunikasi, seperti bertukar informasi, menjalin

hubungan, dan lain-lain.Komunikasi tatap muka mulai ditinggalkan karena

masyarakat lebih melihat kekurangan pada komunkasi tatap muka yaitu diperlukannya

kesamaan ruang dan waktu agar dapat melakukan komunikasi. Internet atau

interconnection-networking secara umum adalah sistem global dari seluruh jaringan

komputer yang saling terhubung dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite

yang disingkat dengan TCP/IP yang berguna untuk melayani seluruh pengguna di

seluruh dunia.

Internet pertama kali dikembangkan pada tahun 1969 oleh Departemen

Pertahanan Amerika Serikat melalui sebuah proyek yng disebut dengan ARPANET

(25)

untuk kepentingan militer pertahanan Amerika Serikat dalam mencegah masalah

komunikasi antar kelompok dalam jarak jauh dengan menggunakan jaringan telepon.

Pada saat itu telah banyak dibuat jaringan komputer yang disebar dan dihubungkan

pada daerah-daerah vital. Selain itu, pihak militer Amerika Serikat juga memanfaatkan

internet ini untuk mengantisipasi jika terjadinya serangan nuklir (Nasrullah, 2012 : 6).

Tahun 1990 merupakan tahun paling bersejarah, saat itu Tim Berners Lee

menemukan program editor dan browser yang dapat menjelajah antara satu komputer

dengan komputer lainnya, hingga akhirnya membentuk jaringan. Program tersebut

akhirnya diberi namawww atau World Wide Web. Di tahun 1992, komputer yang

saling terhubung dan membentuk jaringan sudah lebih dari satu juta komputer dan

muncul istilah baru, yaitu Surfing The Internet (eswete.com).

Dunia berubah di tahun 1994 ketika situs internet tumbuh menjadi 3000 alamat

halaman serta untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet.

Yahoo! resmi didirikan pada tahun ini yang sekaligus menjadi kelahiran Netscape

Navigator 1.0 yang sampai saat ini digunakan untuk perangkat komputer.Sejarah

perkembangan internet kemudian menumbuhkan suatu alat komunikasi yang hingga

saat ini tidak bisa terlepas dari masyarakat, khususnya masyarakat modern.Sudah

hampir semua perangkat yang digunakan memanfaatkan jaringan internet sebagai

media untuk kebutuhan komunikasi dan keperluan lainnya (detiktechno.com).

2.1.4 Instagram

Tahun 2010 perusahaan Burbn.inc merupakan sebuah perusahaan yang berfokus

untuk pengembangan aplikasi telepon genggam. Pada awalnya mereka hanya fokus

untuk HTML5 mobile. Dalam perkembangannya kedua CEO Mike Krieger dan Kevin

Systrom memutuskan untuk lebih fokus pada satu bagian saja.

Setelah mencari ide selama satu minggu akhirnya mereka membuat versi

pertama dari Burbn. Awalnya masih kurang sempurna tetapi semakin lama semakin

baik hasilnya. Mereka memfokuskan kepada foto, komentar dan kemampuan untuk

menyukai foto -foto yang ada. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram. Instagram

pertama kali diluncurkan melalui AppStore pada Apple tanggal 6 Oktober 2010.

Instagram meraih penghargaan “App of the Year” pada tahun 2011. Pada

(26)

tanggal 9 April 2012, Facebook mengambil alih Instagram dengan harga mencapai

USD 1 miliar. Pusat pengembangan aplikasi Instagram berada di San Fransisco.Setiap

harinya, lebih dari 5 juta foto diunggah. Dan total penggunanya sendiri sudah melebihi

angka 150 juta yang aktif menangkap momen.

Instagram memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit,

menerapkan filter digital, dan membagikan foto ke situs jejaring sosial seperti

Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, Posterous dan jejaring sosial milik

Instagram sendiri. Bentuk aplikasi Instagram sendiri adalah foto yang berbentuk

persegi, terlihat seperti kamera polaroid dan kodak instamatic, fotonya berbeda dengan

foto pada umumnya yang menggunakan rasio 4:3. Foto yang telah diambil

melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam perangkat tersebut.

Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan

efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang

pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan

sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam

Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para

pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah

tertentu.

Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek yang dapat digunakan oleh

para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri

dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe,

Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Namun tepat pada

tanggal 20 September yang lalu Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru

yaitu; Valencia, Amaro, Rise, Hudson dan telah menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet,

dan Gotham dari dalam fitur tersebut.

Aplikasi Instagram yang baru memungkinkan pengguna dapat menghilangkan

bingkai-bingkai foto yang sudah termasuk di dalam efek tersebut. Fitur lainnya yang

ada adalah Tilt-Shift. Tilt-shift ini, sama fungsinya dengan efek kamera melalui

Instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto, dan sekelilingnya

menjadi buram. Dalam penggunaannya aplikasi Tilt-Shift memiliki 2 bentuk, yaitu

persegi panjang dan juga bulat. Kedua bentuk tersebut dapat diatur besar dan kecilnya,

(27)

fokus tersebut, sehingga para pengguna dapat mengatur tingkat buram pada sekeliling

titik fokus di dalam foto tersebut.

Instagram memiliki beberapa fitur pada halamannya, yaitu :

a. Tampilan : Foto yang berbentuk persegi dengan berbagai efek.

b. Posting : Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat

untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya. Foto yang

diunggah dapat melalui kamera ataupun album yang ada di perangkat tersebut.

c. Following : Sistem sosial di Instagram adalah dengan mengikuti akun

pengguna lainnya.

d. Followers : Sistem sosial di Instagram juga dengan memiliki

pengikut. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram

dapat terjalin.

e. Like : Instagram memiliki fitur tanda suka yang fungsinya

sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah

oleh pengguna yang lain. Berdasarkan jumlah durasi waktu dan jumlah suka

pada sebuah foto di Instagram, menjadi faktor khusus yang mempengaruhi

apakah foto tersebut populer atau tidak.

f. Comment : Komunikasi antara sesama pengguna Instagram dapat

terjalin dengan memberikan komentar pada foto-foto yang diunggah.

g. Link : Dalam berbagi foto, pengguna tidak hanya dapat

membaginya didalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga

melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Fourquare, Tumblr,

Flickr, dan Posterous (eswete.com).

2.1.5 Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.

Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi

pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan

(28)

Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) menjelaskan

definisi komunikasi antarpribadi dari tiga perspektif :

1.Perspektif Konvensional

Perspektif ini mendefinisikan komunikasi antarpribadi berdasarkan pada

unsur-unsur atau komponennya : yaitu merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan

diantara dua orang atau lebih dengan berbagai efek dan umpan balik. Komponen atau

unsur-unsur yang terdapat pada komunikasi antarpribadi pada prinsipnya sama dengan

unsur-unsur dalam komunikasi antar manusia.

- Konteks

Konteks komunikasi memiliki empat dimensi yaitu dimensi fisik, budaya,

sosial-psikolgi dan temporal. Dimensi fisik adalah ruang dimana komunikasi

berlangsung nyata atau berwujud. Dimensi budaya berkaitan dengan aturan atau nilai

dan norma-norma, kepercayaan dan sikap yang disampaikan dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Sosial-psikologis misalnya meliputi tata hubungan status diantara

mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat

dimana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa

persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.

Temporal (waktu) mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana

komunikasi berlangsung. Empat dimensi konteks ini saling berinteraksi; masing-masing

mempengaruhi dan dipengaruhi yang lain.

- Sumber-Penerima

Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak

terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi

adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar).

- Enkoding-Dekoding

Enkoding : Tindakan menghasilkan pesan

Dekoding : Tindakan menerima pesan

(29)

Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi

secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).

- Pesan

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan

menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.

- Saluran

Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.

- Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya.

- Gangguan

Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi mendistorsi pesan.

- Efek Komunikasi

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang

terlibat dalam tindak komunikasi.Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.

2. Perspektif Relasional

Komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan jelas

diantara mereka.

3. Perspektif Pengembangan

Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari

komunikasi yang bersifat impersonal meningkat menjadi komunikasi yang sangat

pribadi atau intim. Artinya ada peningkatan hubungan diantara para peserta komunikasi.

Kathleen K Reardon (1987) memberikan beberapa karakteristik komunikasi

antarpribadi yang membedakan dari bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Berikut

karakterisitik komunikasi antarpribadi :

- Melibatkan komunikasi verbal dan non verbal.

(30)

- Tidak bersifat statis.

- Melibatkan umpan balik pribadi, interaksi, dan koherensi.

- Dipandu oleh aturan-aturan yang bersifat intrinsik dan ektrinsik.

- Merupakan suatu tindakan kegiatan bersama.

- Melibatkan persuasi (Nasrullah, 2011 : 45)

Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) dan

Essential of Human Communication (1996) terdapat sembilan prinsip komunikasi

antarpribadi, yaitu :

1. Merupakan “kemasan dari tanda-tanda”.

2. Merupakan proses penyesuaian diri.

3. Mempunyai dimensi isi dan hubungan.

4. Dapat dilihat sebagai hubungan yang simetris atau hubungan komplementer.

5. Merupakan proses transaksional.

6. Urutan peristiwa komunikasi dapat dijelaskan.

7. Tidak dapat dihindari.

8. Tidak dapat diubah dan diulang.

9. Mempunyai tujuan tertentu.

Ada enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap penting untuk

dipelajari, yaitu :

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.

2. Mengetahui dunia luar.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan.

4. Mengubah sikap dan perilaku.

5. Bermain dan mencari hiburan.

6. Membantu orang lain.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan-tujuan komunikasi antarpribadi

ini tidak harus dilakukan dengan sadar ataupun dengan suatu maksud, tetapi bisa pula

(31)

Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antarpribadi oleh Joseph A. Devito (1986) dalam

bukunya ‘The Interpersonal Communication Book’ dilihat dari dua perspektif, yaitu :

1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat :

a. Keterbukaan (openness).

b. Perilaku Suportif (supportiveness).

c. Perilaku Positif (positiveness).

d. Empati (empathy).

e. Kesamaan (equality).

2. Perspektif Pragmatis, meliputi sifat-sifat :

a. Bersikap yakin (confidence).

b. Kebersamaan (immediacy).

c. Manajemen Interaksi (interaction management).

d. Perilaku Ekspresif (expressivenes).

e. Orientasi pada orang lain (other orientation).

Dua perspektif tersebut saling melengkapi satu sama lain. Masing-masing

perspektif memberi penjelasan tentang sifat-sifat tersebut dalam upaya meningkatkan

komunikasi antarpribadi.

2.1.6 Presentasi Diri

Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam

mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Erving Goffman (1959) dalam bukunya

yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, menyatakan bahwa individu

disebut aktor, mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada

orang lain yang berinteraksi dengannya. Presentasi diri atau sering disebut dengan

manajemen impresi (impression management) merupakan sebuah tindakan

menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri

yang diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh individu

ataupun kelompok individu/tim/organisasi (Boyer, dkk, 2006 : 4).

Dalam mempresentasikan diri, para pengguna media sosial harus mengatur

penampilan mereka dengan berbagai strategi. Sesuatu yang dipublikasikan atau konten

dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Maka dari itu,

(32)

Artikel “On Face-Work,” (Goffman 1955) Menjelaskan mengapa kawula muda

secara terus-menerus menempatkan perhatian impresi penampilan diri kawula muda

kepada sesamanya. Bagi Goffman, “wajah” di posisikan sebagai nilai sosial yang

positifbagi diri seorang kawula muda secara efektif dalam mengklaim dirinya. Goffman

mengatakan bahwa ketika kawula muda bertemu atau berhadapan dengan seseorang

pada waktu pertama kalinya, tentunya akan menimbulkan reaksi emosional diantara

mereka.

Sebuah komunitas tentunya kawula muda akan muncul dan memperlihatkan

kebutuhan diri mereka secara berkala dengan komunitas yang mereka hadapi. Media

sosial Instagram sebagai contoh bahwa kawula muda peduli akan impresi diri yang

dirancang oleh mereka sendiri kepada sesamanya di dalam jaringan pertemanan.

“Wajah” mereka merupakan produk dari personal yang berinteraksi dengan mereka

pada media sosial Instagram.

Kawula muda pada jaringan pertemanan mereka dapat seketika membuat sebuah

penilaian terhadap avatar akun Instagram seseorang atau profil diri orang lain yang di

tunjukan dalam sebuah pemaparan diri dalam media sosial Instagram, yang mana

nantinya akan menimbulkan reaksi emosional dari si pemilik akun Instagram tersebut.

Berdasarkan faktor reaksi emosional inilah, seorang pemilik akun Instagram

akan berusaha melakukan modifikasi penampilan mereka dengan tujuan ingin lebih

diterima dalam lingkup sosial mereka. Goffman lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika

seorang kawula muda berhadapan dengan orang lain, maka dia telah menempatkan

dirinya pada sebuah hubungan sosial yang lebih dekat. Setiap personal kawula muda

memiliki rasa tanggung jawab untuk memelihara penampilan “wajah” mereka untuk

meningkatkan dorongan yang lebih baikdari orang lain yang berada dalam sebuah

komunitas (Nasrullah, 2012 :128).

Pada dasarnya memelihara sebuah hubungan dekat, seorang kawula muda harus

berhati-hati dalam menjaga penampilan “wajahnya”, agar tidak kehilangan “wajah”

mereka (malu). Goffman mengatakan bahwa adalam setiap hubungan sosial yang lebih

dekat, setiap sisi membutuhkan kepercayaan antar pribadi mereka agar dapat menjaga

(33)

Jones (1990) menyatakan rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi

presentasi diri yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal:

- Ingratiation

Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai oleh orang lain. Beberapa

karakteristik umum yang dimiliki adalah mengatakan hal positif tentang orang lain atau

mengataan sedikit hal-hal negatif tentang diri sendiri, untuk menyatakan

kesederhanaan, keakraban dan humor.Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini bisa

dilihat secara jelas dengan memberikan apresiasi terhadap foto- foto pengguna lainnya.

Bisa juga dengan berbalas-balasan status.

- Competence

Tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas. Karakteristik

umum meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi.

Beberapa pengguna media sosial dengan profesi tertentu seperti analis politik akan

menggunakan akun media sosialnya untuk memberikan tanggapan mengenai kondisi

politik saat ini. Tentu akan diupayakan untuk menunjukkan kompetensinya. Begitu pula

dalam media sosial yang fokus ke arah karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik

mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaik di dalam media sosialnya.

- Intimidation

Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan. Karakteristik

umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan

ketidaksenangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akun

akun media sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju

dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang kadang memberikan kata-kata tertentu yang

karakter-karakter nya diganti dengan tanda “*”.

- Exemplification

Tujuan dari strategi ini agar dianggap secara moral lebih unggul atau memiliki

standar moral yang lebih tinggi. Karakter umumnya adalah komitmen ideologis atau

militansi, pengorbanan diri, dan kedisiplinan diri.Dalam media sosial umumnya ini

akan dilihat dengan menampilkan foto atau gambar-gambar bersifat nasionalis, atau

(34)

dengan memberikan komentar-komentar terkait pemberantasan korupsi, mafia hukum,

dll.

- Supplication

Tujuannya adalah merawat atau tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan

datang untuk membantu orang tersebut. Karakter dari pendekatan presentasi diri

termasuk memohon bantuan dan rendah diri.Strategi ini bisa terlihat dalam riwayat

status atau tweets (Timeline). Pengguna terkadang menulis: “apa lagi cobaan yang akan

datang”, “saya sudah tidak sanggup lagi”, dan beberapa tulisan lain yang mengarah

pada menunjukkan dirinya sedang tidak berdaya atau dalam kondisi yang kurang bagus

(Jones, 1990 : 80).

2.1.7 Keterbukaan Diri (Self Disclosure)

Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa setiap

orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk

hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang perkenalan yang

ditunjukkan dengan jendela johari.

Gambar 2.1 Jendela Johari

Diketahui oleh diri sendiri Tidak Diketahui oleh diri

sendiri

Diketahui oleh orang lain

Tidak diketahui oleh orang

lain

Sumber : Rakhmat, 2007:108

Berdasarkan konsep tersebut, tingkah laku manusia dapat digambarkan secara

skematis seperti terlihat pada skema di atas.

- Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) menunjukkan bahwa kegiatan

(35)

juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan

tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.

- Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan

seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa

yang ia lakukan.

- Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) yaitu bahwa kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat

diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup.

- Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini

menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya

sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain.

Jendela Johari menunjukkan bahwa setiap orang dapat menyadari atau

tidak menyadari apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Begitu

pula dengan Presentasi Diri yang dilakukan mahasiswa melalui Instagram. Sebagian

mahasiswa bisa saja tidak menyadari atau bahkan sangat menyadari apabila posting-an

Instagram nya tidak menarik atau bahkan sangat menarik, begitupun dengan comment

yang ia berikan kepada akun lain, bisa saja akun lain merasa tidak suka atau bahkan

sangat suka. Begitu pula sebaliknya apabila orang lain yang memberikan comment,

follow, dan like.

2.2 Kerangka Konsep

Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk

menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya, inilah yang disebut

konsep, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak

kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial,

melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan

menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu sama

lain (Singarimbun, 2011:32).

Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya

adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan rasional sebagai

jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya.

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional merupakan uraian yang bersifat kritis

dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi,

(36)

Dalam penelitian ini, ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam

bentuk kelompok variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur, yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor lain yang pada gilirannya

gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel bebas disini adalah

Instagram’.

2. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang dipengaruhi oleh adanya variabel

bebas bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

‘Presentasi Diri Mahasiswa’.

3. Variabel Antara (z)

Variabel antara berada diantara variabel bebas dan terikat, yang berfungsi

sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat.Variabel

antara dalam penelitian ini adalah karakteristik identitas responden.

2.3 Model Teoritis

Gambar 2.2 Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

Instagram Presentasi Diri Mahasiswa

Variabel Antara (Z)

(37)

2.4 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas,

maka variabel operasional adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Operasional Variabel

2.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang

telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.Definisi operasional adalah suatu

petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi

operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian

lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011:46). Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel bebas (x)

b. Frekuensi Menggunakan Internet

(38)

1. Variabel Bebas (Penggunaan Instagram)

a. Tampilan : Foto yang berbentuk persegi dengan berbagai efek.

b. Posting : Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat

untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya. Foto yang

diunggah dapat melalui kamera ataupun album yang ada di perangkat tersebut.

c. Following : Sistem sosial di Instagram adalah dengan mengikuti akun

pengguna lainnya.

d. Followers : Sistem sosial di Instagram juga dengan memiliki

pengikut. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram

dapat terjalin.

e. Like : Instagram memiliki fitur tanda suka yang fungsinya

sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah

oleh pengguna yang lain. Berdasarkan jumlah durasi waktu dan jumlah suka

pada sebuah foto di Instagram, menjadi faktor khusus yang mempengaruhi

apakah foto tersebut populer atau tidak.

f. Comment : Komunikasi antara sesama pengguna Instagram dapat

terjalin dengan memberikan komentar pada foto-foto yang diunggah.

g. Link : Dalam berbagi foto, pengguna tidak hanya dapat

membaginya didalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga

melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Instagram, Fourquare, Tumblr,

Flickr, dan Posterous (eswete.com).

2. Variabel Terikat (Presentasi Diri Mahasiswa)

a. Ingratiation :Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai

olehorang lain.

b. Competence : Tujuan pengguna strategi ini adalah agar dianggap

terampil dan berkualitas.

c. Intimidation : Tujuan pengguna strategi ini adalah untuk

(39)

d. Exemplification : Tujuan pengguna strategi ini adalah agar dianggap

secara moral lebih unggul atau memiliki standar moral

yang lebih tinggi.

e. Supplification : Tujuan pengguna strategi ini adalah merawat atau

tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan datang

untuk membantu orang tersebut (Jones, 1990 : 80).

2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai

hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan

penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa

Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. 2012, dan 2013.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri

Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmi

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara, yang beralamat di Jalan DR. Sofyan.Kampus Universitas

Sumatera Utara. Medan 20155. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Januari

2014 hingga April 2014.

3.1.1. Universitas Sumatera Utara

3.1.1.a. Tentang Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara memiliki 14 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran,

Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi,

Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan

sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46

sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang,

1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai

universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632 orang dosen,

81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini

USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah

air.Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik

pemerintahan maupun swasta.

Program studi bidang kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan

Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari

Malaysia.Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak

berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.Program Studi Etnomusikologi

memiliki kekhasan tentang musik-musik etnik di Sumatera.Fakultas Hukum dan

Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan

(41)

Filter - hasil penemuan dosen Fakultas Teknik sedang dalam proses pengurusan hak

paten, telah banyak digunakan di berbagai wilayah Sumatera.

Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan

komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus-menerus dan

menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik.

3.1.1.b. Visi, Misi, dan Tujuan Visi:University for Industry.

Misi:

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan

profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi

dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan

nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan

rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing

masyarakat.

Tujuan:

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam

mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara

pembelajaran.

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan

seni/budaya serta kemanusiaan.

3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem

penjaminan mutu yang handal.

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan

demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.

6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2 Model Teoritis
Tabel 2.1 Operasional Variabel
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila terdapat daerah yang belum siap menjalankan pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pada akhir tahun 2013, maka daerah tersebut akan

ajar dalam pembelajaran fisika yaitu analisis kepraktisan dan analisis keefektifan. Analisis kepraktisan dilakukan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang

Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI). Fakta penting sekitar reproduksi wanita. Yogyakarta: Diglosia Printika.. Efiksasi Ekstrak Sirih Merah Dalam Mengurangi Gejala

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penilai dan Tim Penaksir Harga

[r]

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana bentuk pertunjukan Kesenian Dames Group Laras Budaya di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, serta

operasional pada penelitian ini yaitu tingkat penggunaan pembelajaran ICT (Information and Communication Technology)1. Tingkat penggunaan pembelajaran ICT (Information and

Yang dimaksud dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah bahan hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi