INSTAGRAM dan PRESENTASI DIRI MAHASISWA (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap
Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Fentira Ayudhya.S
100904091 Program Studi Humas
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
INSTAGRAM dan PRESENTASI DIRI MAHASISWA
SKRIPSI
Disusun Oleh : Fentira Ayudhya.S
100904091
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
Lembar Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Fentira Ayudhya. S
Nim : 100904091
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)
Medan,Agustus 2014
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Dra.Dewi K, M.Si. Ph.D Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 196505241989032001 NIP. 196208281987012001
Dekan FISIP USU
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai Civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fentira Ayudhya.S
NIM : 100904091
Departemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,
Mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Agustus 2014
Yang Menyatakan
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” (Studi
Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram,
Presentasi Diri melalui Instagram, dan hubungan penggunaan Instagram terhadap
Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang digunakan adalah
Teknologi Komunikasi, Komunikasi Bermedia, New Media, Instagram, Komunikasi
Antar Pribadi, Presentasi Diri, dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure). Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 437 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
FISIP USU Program S-1 Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2011, 2012, 2013
yang terhitung aktif menjalani perkuliahan dan merupakan pengguna aktif Instagram.
Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah
populasi serhingga diperoleh sampel sebanyak 87 mahasiswa. Teknik penarikan sampel
menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling.
Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuisioner (Field Research)
dan metode kepustakaan (Library Research). Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu
permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode
penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada,
seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan tabel
silang dengan menggunakan Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri
memiliki hubungan yang signifikan. Penggunaan Instagram sebagai media komunikasi
untuk mempresentasikan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tidak cukup
berpengaruh namun menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Hal ini dikarenakan
tidak semua Mahasiswa mengerti sepenuhnya kegunaan Instagram, dan jarang
menggunakan Instagram untuk mempresentasikan diri.
ABSTRACT
This research entitled "Instagram and Students Self Presentation"
(Correlational Study Instagram Usage Against Self Presentation Faculty of Social and
Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera).
This research was conducted to determine how to use Instagram, Self Presentation
through Instagram, The Usage of Instagram against Self Presentation Faculty of Social
and Political Science Department of Communication students. Theory that are
considered relevant to this study are: Communication Technology, Mediated
Communication, New Media, Instagram, Interpersonal Communication, Self
Presentation, and Self Disclosure. The population in this research amounted to 437
students. The samples in this research were the students of FISIP USU Scholars
Program Department of Communication Studies generation of 2011, 2012, 2013, which
is still actively undergoing the course and an active user of Instagram. To determine the
number of samples used Nasir formula that is 20% of the population then obtained a
sample of 87 students. The sampling techniques using a proportional stratified random
sampling and purposive sampling. Data collection techniques, researchers used a
questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Research
Library). The method used in this research is a correlational method, this is a method
that attempts to explain a problem or symptom that is more specific in explaining
between 2 objects. This method is aimed to discover if there is a relation or not, and if
it’s there, how much close the relation is and if it’s not then what that relation means.
The data analysis technique using a single table analysis and cross table analysis, with
use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. The results showed that
Instagram Usage Against Self Presentation has a significant relation. The use of
Instagram as a media of communication to Self Presentation Faculty of Social and
Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera
are not influential enough but showed a low but definite relation. This is because not all
of the students fully understand the usage of Instagram, and rarely uses Instagram to
present themselves.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat, hidayah serta rezeki akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dalam rangka memenuhi dan melengkapi prasyarat untuk menyelesaikan program
Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan
judul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa”. Hasil yang diperoleh dari penulisan
skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi
masyarakat luas dan khususnya bagi para pengguna jejaring sosial Instagram dan dapat
menjadi pedoman dalam melakukan penelitian di masa-masa yang akan datang.
Peneliti menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam
skripsi ini, untuk itu sebagai saran dan kritik sangat peneliti harapkan untuk perbaikan
skripsi ini. Peneliti juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada kedua Orang
Tua tercinta Drs. H. Bachtiar Effendi.S dan Syafridawati. Nst yang telah membesarkan,
mendidik, dan membimbing saya, memberikan motivasi baik moril maupun materil
yang tidak ternilai harganya dengan apapun, serta seluruh doa yang tiada hentinya
ditujukan kepada peneliti. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah untuk Mama
dan Papa.
Selain itu, peneliti juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi
FISIP USU.
3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M. Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU.
4. Ibu Dewi Kurniawati, M. Si. Ph. D selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan dengan sabar membombing saya dalam menyelesaikan
5. Seluruh dosen di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah
memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan dan bimbingan selama
peneliti menimba ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
6. Seluruh staf di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, khususnya Kak
Maya, Kak Cut, Bang Ria, dan Pak Tangkas yang telah mempermudah peneliti
di dalam mengurus berbagai keperluan administrasi selama peneliti menuntut
ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
7. Kak Hanim dan Kak Puan, yang dengan sabar memberi bimbingan dan arahan
kepada peneliti.
8. Said Fadheil Saifan yang selalu memberi perhatian, dukungan dan selalu sabar
menemani peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
9. Untuk Anindita Putri, Irene Fara, Fanny Aulia Putri, Lisfi Iswana, Lia Atikah,
Wan Tria Baros dan Melisa Siregar terima kasih teman-teman seperjuangan atas
hiburan, canda tawa, susah senang selama di bangku kuliah dan segala
pertolongan kalian selama ini, semoga kebaikan kalian dibalas Allah SWT dan
semoga kita semua sukses kedepannya!
10. Untuk Melly dan Agatha terima kasih atas perhatian dan support yang diberikan
kepada peneliti.
11. Untuk seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi stambuk 2010, peneliti bangga
dan senang karena telah menjadi bagian dari angkatan 2010.
12. Seluruh abang/kakak, adik-adik yang telah membantu dalam pengisian
kuisioner. Terima kasih atas waktunya.
13. Dan semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari
maupun tidak.
Peneliti
DAFTAR ISI
2.1.7 Keterbukaan Diri (Self Disclosure)………. 20
2.2 Kerangka Konsep………..……. 21
2.3 Model Teoritis……….…… 22
2.4 Operasional Variabel……….….. 22
2.5 Definisi Operasional………... 23
2.6 Uji Hipotesis……….. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….……….……… 26
3.1.1 Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan USU………. 26
3.1.2 Sejarah, Visi dan Misi FISIP USU……… 28
3.2 Metode Penelitian.………..………..…….. 30
3.3 Populasi dan Sampel………..……….……… 30
3.3.1 Populasi……… 30
3.3.2 Sampel……….. 31
3.4 Teknik Penarikan Sampel……….. 31
3.4.1 Proporsional Stratified Random Sampling………... 31
3.4.2 Purposive Sampling……….. 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data……… 32
3.5.1 Penelitian Kepustakaan……… 33
3.5.2 Penelitian Lapangan………. 33
3.6 Teknik Analisis Data……… 33
3.6.1 Analisis Tabel Tunggal………. 33
3.6.2 Analisis Tabel Silang………. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Tabel Tunggal….………..….. 36
4.2 Analisis Tabel Silang………..……… 56
4.3 Uji Hipotesis……… 64
4.4 Pembahasan…...………. 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………..68
5.2 Saran……….………...69
DAFTAR TABEL
No. Tabel
2.1 Operasional Variabel……….. 23
3.1 Jumlah Populasi……….. 31
3.2 Jumlah Sampel……… 32
4.1 Jenis Kelamin………. 36
4.2 Frekuensi Menggunakan Internet……….. 37
4.3 Cara Mengakses Internet……… 37
4.4 Pendapat Terhadap Tampilan Instagram……… 38
4.5 Fungsi Instagram……… 39
4.6 Intensitas Mem-posting di Instagram……… 40
4.7 Perasaan Mem-follow Akun Lain………. 40
4.8 Perasaan Di Follow Akun Lain………. 41
4.9 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain……… 42
4.10 Perasaan Me-like Posting-an Akun Lain……… 43
4.11 Perasaan Posting-an Di Comment Akun Lain……… 43
4.12 Perasaan Meng-comment Posting-an Akun Lain……… 44
4.13 Meng-link-an Posting-an Ke Jejaring Sosial Lain……….. 45
4.14 Perasaan Mem-follow Akun Lain……….. 45
4.15 Perasaan Di Follow Akun Lain……….. 46
4.16 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain……… 47
4.17 Perasaan Me-like Posting-an Akun Lain……… 47
4.18 Perasaan Posting-an Di Comment Akun Lain……… 48
4.19 Perasaan Meng-comment Posting-an Akun Lain……….. 49
4.20 Posting-an Instagram Bertujuan Untuk Membuat Orang Lain Suka……….. 49
4.21 Menyadari Like Dari Akun Lain Sebagai Rasa Suka………… 50
4.22 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas………. 51
4.23 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Mendapatkan Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas……….. 52
4.24 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Kekuasaan Atas Akun Lain……… 53
4.25 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Mendapatkan Kekuasaan Dari Akun Lain……… 54
4.26 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Menunjukkan Citra Diri yang Tidak Berdaya dan Mengharapkan Bantuan Orang Lain………. 55
4.27 Menyadari Like Dari Akun Lain Berarti Menunjukkan Citra Diri yang Tidak Berdaya dan Mengharapkan Bantuan Orang Lain……….. 56
4.28 Perasaan Posting-an Di Like Akun Lain dengan Menyadari Like Dari Akun Lain Sebagai Rasa Suka……… 57
4.30 Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan Kekuasaan Atas Akun Lain dengan Perasaan Mem-follow
Akun Lain……….. 60
4.31 Meng-link-an Posting-an Ke Jejaring Sosial Lain dengan Menggunakan Posting-an Instagram Untuk Mendapatkan
Citra Diri yang Terampil dan Berkualitas………. 61 4.32 Fungsi Instagram dengan Menggunakan Posting-an Instagram
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
2.1 Johari Window………. 20
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa” (Studi
Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram,
Presentasi Diri melalui Instagram, dan hubungan penggunaan Instagram terhadap
Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU. Teori yang digunakan adalah
Teknologi Komunikasi, Komunikasi Bermedia, New Media, Instagram, Komunikasi
Antar Pribadi, Presentasi Diri, dan Keterbukaan Diri (Self Disclosure). Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 437 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
FISIP USU Program S-1 Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2011, 2012, 2013
yang terhitung aktif menjalani perkuliahan dan merupakan pengguna aktif Instagram.
Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Nasir yaitu 20% dari jumlah
populasi serhingga diperoleh sampel sebanyak 87 mahasiswa. Teknik penarikan sampel
menggunakan Proporsional Stratified Random Sampling dan Purposive Sampling.
Teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuisioner (Field Research)
dan metode kepustakaan (Library Research). Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu
permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode
penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada,
seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dan tabel
silang dengan menggunakan Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram terhadap Presentasi Diri
memiliki hubungan yang signifikan. Penggunaan Instagram sebagai media komunikasi
untuk mempresentasikan diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU tidak cukup
berpengaruh namun menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Hal ini dikarenakan
tidak semua Mahasiswa mengerti sepenuhnya kegunaan Instagram, dan jarang
menggunakan Instagram untuk mempresentasikan diri.
ABSTRACT
This research entitled "Instagram and Students Self Presentation"
(Correlational Study Instagram Usage Against Self Presentation Faculty of Social and
Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera).
This research was conducted to determine how to use Instagram, Self Presentation
through Instagram, The Usage of Instagram against Self Presentation Faculty of Social
and Political Science Department of Communication students. Theory that are
considered relevant to this study are: Communication Technology, Mediated
Communication, New Media, Instagram, Interpersonal Communication, Self
Presentation, and Self Disclosure. The population in this research amounted to 437
students. The samples in this research were the students of FISIP USU Scholars
Program Department of Communication Studies generation of 2011, 2012, 2013, which
is still actively undergoing the course and an active user of Instagram. To determine the
number of samples used Nasir formula that is 20% of the population then obtained a
sample of 87 students. The sampling techniques using a proportional stratified random
sampling and purposive sampling. Data collection techniques, researchers used a
questionnaire method (Field Research) and the methods of literature (Research
Library). The method used in this research is a correlational method, this is a method
that attempts to explain a problem or symptom that is more specific in explaining
between 2 objects. This method is aimed to discover if there is a relation or not, and if
it’s there, how much close the relation is and if it’s not then what that relation means.
The data analysis technique using a single table analysis and cross table analysis, with
use of the Statistical Product and System Solution (SPSS) 17.0. The results showed that
Instagram Usage Against Self Presentation has a significant relation. The use of
Instagram as a media of communication to Self Presentation Faculty of Social and
Political Science Department of Communication Studies University of North Sumatera
are not influential enough but showed a low but definite relation. This is because not all
of the students fully understand the usage of Instagram, and rarely uses Instagram to
present themselves.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, komunikasi tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi dapat
dilakukan dengan berbagai media sosial seperti dunia maya. Dengan mediasi komputer,
kita dapat mengakses berbagai situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Blog,
Tumblr, dll. Komunikasi yang terjadi ialah ketika penggunanya menyampaikan pesan
dan diterima oleh pengguna lain kemudian terjadi interaksi ketika pesan tentang diri si
pengguna yang dibagikan untuk diapresiasi, direspon dan mendapat tanggapan oleh
pengguna lain. Pesan yang ditampilkan untuk dilihat pengguna lain dapat berupa teks
ataupun foto.
Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu media
sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri. Berbeda dengan jejaring
sosial lainnya, Instagram menggunakan foto sebagai media penyampai pesan. Bagi
pengguna media sosial, memeriksa akun media sosial adalah sebuah aktivitas yang
lazim dilakukan. Namun ketika pengguna menata akun media sosial, yang pengguna
lakukan sebenarnya sedang menata wajah atau penampilannya di dunia maya. Ketika
melakukan penataan terhadap tema atau warna halaman depan di media sosial,
pengguna seakan-akan sedang memilih pakaian yang mana atau warna apa yang cocok
dengan dirinya. Begitu pula ketika pengguna hendak melakukan pembaharuan status
atau menulis sesuatu di akun media sosial, maka pengguna mengalami proses
selayaknya ingin mengungkapkan sesuatu kepada lawan bicara yang sedang ada di
depannya. Apalagi bagi pengguna yang menyadari bahwa audiens (atau pengguna
lainnya) tidak hanya satu atau dua orang, melainkan berpotensi sangat banyak
(sekumpulan massa). Penataan media sosial akan menjadi sebuah tindakan yang tidak
selalu spontan, tetapi melalui sebuah ‘meja editorial’ di dalam dirinya sendiri.
Instagram adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto yang dapat dilihat oleh
followers dari si pengunggah foto dan dapat saling memberikan komentar ataupun
berasal dari kata insta dan gram, “Insta” yang diambil dari kata instant dan “gram”
yang berasal dari telegram, dari namanya dapat disimpulkan bahwa Instagram berarti
menginformasikan atau membagikan foto pada orang lain dengan cepat.
Instagram menjadi wadah untuk membuka dan mempresentasikan diri. Selain
itu, bermunculan pula toko online yang menjadikan Instagram sebagai tempat untuk
mempromosikan produknya.Di Indonesia sendiri, Instagram merupakan wadah bagi
para penggunanya untuk menampilkan foto pribadinya, aktifitas-aktifitasnya,
koleksinya, bahkan untuk sekedar “memamerkan” keberadaan atau ekesistensinya di
kehidupan sosial. Instagram sebagai media sosial tentu menjadi sasaran bagi
pengguna-pengguna yang ingin membuka atau sekedar “menunjukkan” dirinya ke orang lain
dengan cara menampilkan berbagai foto yang dikehendaki. Di Indonesia sedang
booming membicarakan foto-foto yang diunggah oleh akun Instagram milik Pevita
Pearce dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.Pevita Pearce sebagai publik figur tentunya
menjadi sasaran para remaja baik wanita ataupun pria. Foto-foto yang diunggahnya
selalu mendapatkan komentar baik positif maupun negatif. Ketertarikan pengguna
Instagram terhadap dirinya serta foto-foto yang diunggahnya terlihat dari jumlah
followers nya yang mencapai 700.000. Begitu juga dengan Ibu Ani Yudhoyono yang
rajin mengunggah momen dalam hidupnya ke dalam Instagram, followersnya kini
mencapai 400.000. Kedua tokoh ini merupakan contoh dari sebagian pengguna
Instagram yang memiliki followers dan likers setia oleh para pengguna Instagram
lainnya. Foto-foto yang diunggah mereka selalu dinantikan oleh followers untuk
sekedar menyukainya ataupun memberikan komentar. Instagram juga dijadikan
sebagian besar kawula muda sebagai sarana untuk mempresentasikan diri sebagai
wujud eksistensi di dunia maya.
Ketika media sosial seperti Instagram hadir, maka media sosial ini bisa
digunakan sebagai sebuah wadah untuk melakukan penataan diri. Media sosial seperti
ini bisa difungsikan sebagai revitalisasi hubungan sosial diantara sesama pengguna.
Media sosial bisa menjadi tempat bertemu dengan keluarga, sahabat, atau kolega yang
terpisah jarak dan waktu. Media sosial bisa menjadi ‘rumah’ atau ‘ruangan’ untuk
melakukan interaksi satu sama lain. Adanya media sosial membuka kesempatan untuk
setiap individu bisa menjadi pengirim sekaligus penerima. Hanya dengan bermodalkan
akses ke dunia maya dan membuat akun media sosial, maka setiap individu sudah
Media sosial seperti Instagram ini dapat diibaratkan tempat umum dimana
semua orang bebas membuka dan mempresentasikan dirinya dan tentu saja berpendapat
dengan bebas. Ibu Ani Yudhoyono yang merupakan salah satu pengguna akun media
sosial khusus fotografi yakni Instagram memilih media ini dikarenakan hobi fotografi
yang dimilikinya.
Beberapa waktu yang lalu, Ibu Ani terlihat memposting salah satu foto keluarga bersama di sebuah pantai di Pacitan. Seperti yang kita ketahui, Pacitan adalah kota kelahiran presiden kita, SBY. Sehingga moment ini dimanfaatkan sebagai 'pulang kampung' keluarga besar ini. Pada saat itu, mereka terlihat memakai batik di pantai. Hal ini memicu komentar salah satu pengguna lain akun Instagram. Dia mengomentari gaya berbusana keluarga SBY yang terlihat formal dan rapi yang cenderung tidak cocok berada di pantai (sumber :
Merdeka.com (18/10).
Mendapatkan komentar tersebut, Ibu Ani lantas membalasnya. Ibu Ani
mengatakan bahwa saat ini batik memang sudah bisa dikenakan di mana saja dan bukan
hanya untuk acara resmi. Ibu Ani juga mengatakan bahwa hal ini adalah salah satu
bagian dari kunjungan kenegaraan dan hanya mampir ke pantai tersebut. Komentar ini
tentu saja menimbulkan komentar-komentar lain yang menanggapi hal ini. Banyak yang
membela Ibu Ani, namun beberapa juga yang berkomentar bahwa sosok ibu negara
tidak seharusnya menanggapi hal itu.
Pada proses komunikasi khususnya komunikasi antar pribadi, identitas
merupakan salah satu hal yang penting. Menurut Michael Hecht dankoleganya, teori
komunikasi tentang identitas tergabung dalam konsep individu, komunal dan
public.Menurut teori tersebut, identitas merupakan penghubung utama antara individu
dan masyarakat serta komunikasi merupakan mata rantai yang memperbolehkan
hubungan ini terjadi. Identitas adalah “kode” yang mendefinisikan keanggotaan dalam
komunitas yang beragam. Kode-kode yang terdiri dari simbol-simbol seperti bentuk
pakaian, dan kepemilikan, dan kata-kata seperti deskripsi diri atau benda yang biasanya
anda katakan dan makna yang anda dan orang lain hubungkan terhadap benda-benda
tersebut. Identitas seseorang mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Misalnya dengan
orang yang memiliki identitas usia lebih tua dari kita maka cara komunikasi diri kita
akan lebih hati – hati dibandingkan dengan seseorang dengan identitas yang lebih muda
Salah satu poin penting dalam komunikasiyang termediasi komputer ini adalah
“Dengan sedikit mengabaikan beragam bentuk interaksisosial yang mungkin
mendukung perspektif CMC (Computer Mediated Communication) yaitu komputer
memediasi proses komunikasi, bahwa perspektif ini memfokuskan pada integrasi
informasi dimana komunikasi yang terjadi melalui medium komputer berdasarkan pada
proses informasi yang dapat dijumpai dalam beragam bentuk”. Proses informasi inilah
yang terjadi di Instagram hanya melalui teks dan gambar. Siapa X di dunia nyata dan
siapa X di dunia virtual bisa jadi sama dan bisa jadi sangat berbeda. X sebagai seorang
lelaki pekerja, kepala keluarga, dan memiliki dua orang anak bisa menjadi X yang
bujangan, berstatus mahasiswa, dan belum memiliki pasangan di dunia virtual (Holmes,
2005:55).
Fenomena ini yang disebut oleh Tim Jordan sebagai operasionalisasi identitas di
dunia virtual menjadi identity fluidity, renovated hierarchies, dan information as
reality. Identity fluidity bermakna sebuah proses pembentukan identitas secara online
atau virtual dan identitas yang terbentuk ini tidaklah mesti sama atau mendekati dengan
identitasnya di dunia nyata (offline identities). Renovated hierarchies adalah proses
dimana hirarki-hirarki yang terjadi di dunia nyata (offline hierarchies) direka bentuk
kembali menjadi online hierarchies (Jordan, 1999 : 62-87).
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui identity fluidity yakni proses
pembentukan identitas online mahasiswa ilmu komunikasi di medium komunikasi
komputer. Identitas online ini merupakan bentuk dari presentasi diri dalam proses
komunikasi. Dunia maya memang mempunyai limit kebebasan yang berbeda dengan
yang lain. Di dunia maya, kita tidak akan dapat mengontrol dan membatasi pendapat
orang yang dituangkan ke dalam postingan-postingan yang bersifat umum. Sebaiknya
kita harus lebih bijak dan hati-hati dalam menggunakan akun-akun atau situs yang ada
di dunia maya.
Mahasiswa merupakan elemen penting dalam fenomena jejaring sosial ini.
Hampir setiap anak muda memiliki akun di situs jejaring sosial termasuk Instagram.
Komunikasi antar sesama mahasiswa juga seringkali lebih intens melalui media sosial
ini. Peneliti mengamati banyak permasalahan dalam kehidupan pribadi mahasiswa yang
sering dikarenakan status atau postingan di jejaring sosial. Hal inilah yang menjadi
komunikasi untuk mempresentasikan dirinya di jejaring sosial Instagram, karena
mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU memiliki ketertarikan terhadap Instagram dan
menggunakan Instagram lebih banyak dibandingkan mahasiswa lainnya, hal ini terlihat
dari banyaknya mahasiswa ilmu komunikasi Fisip USU yang mengisi waktu luangnya
untuk membuka Instagram dibandingkan dengan mahasiswa lain.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan Instagram terhadap
Presentasi Diri Mahasiswa melalui judul skripsi “Instagram dan Presentasi Diri
Mahasiswa” dengan sub judul “Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap
Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan masalah
yang akan diteliti lebih lanjut yaitu : “Sejauhmanakah Hubungan Penggunaan
Instagram Terhadap Presentasi Diri Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara?”
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi
masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut, yaitu :
1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan
hubungan dan menguji hipotesis.
2. Penelitian ini untuk mengetahui penggunaan Instagram di kalangan Mahasiswa
dan kaitannya dengan identity fluidity yang merupakan salah satu bentuk dari
Presentasi Diri.
3. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Program S-1 angkatan 2011, 2012
dan 2013.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan Instagram pada kalangan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.
2. Untuk mengetahui bagaimana Presentasi Diri Mahasiswa melalui Instagram.
3. Untuk mengetahui hubungan penggunaan Instagram terhadap Presentasi
Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang kelak diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Akademis, penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian
serupa di masa yang akan datang.
2. Secara Teoritis, penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi pengetahuan di
bidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi Presentasi Diri dalam
Komunikasi Antar Pribadi.
3. Secara Praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti
selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus memberikan masukan
kepada siapa saja yang ingin mengetahui hubungan Instagram terhadap
BAB II
URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial
atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya.Teori adalah himpunan
konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis
tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45). Adapun teori yang dianggap
relevan dengan penelitian ini adalah :
2.1.1 Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi dapat diartikan sebagai perlengkapan hardware, struktur
organisasi, dan nilai-nilai sosial dimana individu mengumpulkan, memproses,
tukar-menukar informasi dengan individu-individu lain (Rogers, 1986).Perlengkapan
hardware seperti komputer, handphone, dan perangkat keras lainnya yang
menggantikan perlatan komunikasi yang ada sebelumnya. Pada intinya, teknologi
komunikasi merupakan suatu sarana yang dikembangkan dalam proses menuju
komunikasi yang efektif (berhasil) seiring dengan semakin berkembangnya peradaban
kehidupan manusia.
Komunikasi telah mencapai suatu tingkat dimana orang mampu berbicara
dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak. Teknologi komunikasi mutakhir
telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia” atau “Weltoffentlichkeit” (Dofivat,
1967). Melalui satelit komunikasi sekarang ini secara teoritis kita akan mampu
memeperlihatkan satu gambar, memperdengarkan satu suara kepada tiga milyar
manusia di seluruh dunia secara stimulan. Komunikator hanya tinggal
menyambungkan alat pemancar dan jutaan orang tinggal meyetel alat penerima
(Lubis, 1997 : 42).
Menurut Rogers (1986) ada empat era evolusi komunikasi manusia, yakni era
wiriting, era printing, era telecommunication dan era komunikasi interaktif.
b. Era Komunikasi Cetak (1456 M s.d sekarang)
c. Era Telekomunikasi (1844 M s.d sekarang)
d. Era Komunikasi Interaktif (1946 M s.d sekarang)
2.1.2 Komunikasi Bermedia
Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya banyak
digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah
tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan.
Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya.Kelemahan komunikasi bermedia ialah
tidak persuasive, namun dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar.
(Effendy, 2003:301-303).
Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang dilakukan komunikan dan
komunikator dengan menggunakan media, seperti telepon, email, dan lain-lain.
Komunikasi dengan menggunakan internet secara teknis dan fisik merupakan
fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan
telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan.
Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasiyang
menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepadakomunikan
yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Dalamkomunikasi bermedia,
seorang komunikator harus memperhitungkan berbagai faktor dan harus mengetahui
sifat-sifat komunikan yang akan dituju danmemahami sifat-sifat media yang akan
digunakan (Nasrullah, 2012 :94).
Komunikan yang dituju dengan menggunakan media bisa hanyaseorang saja,
sekelompok kecil orang, dan bisa juga sejumlah orang yangamat banyak. Berdasarkan
banyaknya komunikan yang dijadikan sasarankomunikasi, maka Onong Uchjana
Effendy dalam bukunya yang berjuduldinamika komunikasi, mengklasifikasikan
a. Komunikasi Bermedia Massa
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikanberjumlah banyak
dan bertempat tinggal jauh. Media massa yangbanyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari umumnya adalahsurat kabar, radio, televisi, dan film bioskop.
Keuntungankomunikasi dengan menggunakan media massa ialah bahwa media massa
menimbulkan keserempakkan (simultaneity), artinya suatupesan dapat diterima oleh
komunikan yang jumlahnya relatif amatbanyak, ratusan ribu, jutaan, bahkan ratus
jutaan pada saat yangbersamaan.
b. Komunikasi Bermedia Nirmassa
Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untukorang-orang
tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat,telepon, telegram, telex, poster,
papan pengumuman, spanduk, pamflet, brosur, folder, radio CB atau radio amatir,
CCTV, filmdokumenter, kaset video, kaset audio, adalah termasuk ke dalammedia
nirmassa, karena tidak memiliki daya keserempakkan dankomunikannya tidak bersifat
massal. Meskipun intensitas medianirmassa kurang bila dibandingkan dengan media
massa, namununtuk kepentingan tertentu media nirmassa tetap efektif karena itu
banyak digunakan (Effendy, 2004 : 275).
2.1.3 New Media
Perkembangan teknologi memunculkan adanya komunikasi menggunakan
media, seperti internet.Internet merupakan media baru yang sekarang ini lebih dipilih
masyarakat untuk melakukan komunikasi, seperti bertukar informasi, menjalin
hubungan, dan lain-lain.Komunikasi tatap muka mulai ditinggalkan karena
masyarakat lebih melihat kekurangan pada komunkasi tatap muka yaitu diperlukannya
kesamaan ruang dan waktu agar dapat melakukan komunikasi. Internet atau
interconnection-networking secara umum adalah sistem global dari seluruh jaringan
komputer yang saling terhubung dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite
yang disingkat dengan TCP/IP yang berguna untuk melayani seluruh pengguna di
seluruh dunia.
Internet pertama kali dikembangkan pada tahun 1969 oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat melalui sebuah proyek yng disebut dengan ARPANET
untuk kepentingan militer pertahanan Amerika Serikat dalam mencegah masalah
komunikasi antar kelompok dalam jarak jauh dengan menggunakan jaringan telepon.
Pada saat itu telah banyak dibuat jaringan komputer yang disebar dan dihubungkan
pada daerah-daerah vital. Selain itu, pihak militer Amerika Serikat juga memanfaatkan
internet ini untuk mengantisipasi jika terjadinya serangan nuklir (Nasrullah, 2012 : 6).
Tahun 1990 merupakan tahun paling bersejarah, saat itu Tim Berners Lee
menemukan program editor dan browser yang dapat menjelajah antara satu komputer
dengan komputer lainnya, hingga akhirnya membentuk jaringan. Program tersebut
akhirnya diberi namawww atau World Wide Web. Di tahun 1992, komputer yang
saling terhubung dan membentuk jaringan sudah lebih dari satu juta komputer dan
muncul istilah baru, yaitu Surfing The Internet (eswete.com).
Dunia berubah di tahun 1994 ketika situs internet tumbuh menjadi 3000 alamat
halaman serta untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet.
Yahoo! resmi didirikan pada tahun ini yang sekaligus menjadi kelahiran Netscape
Navigator 1.0 yang sampai saat ini digunakan untuk perangkat komputer.Sejarah
perkembangan internet kemudian menumbuhkan suatu alat komunikasi yang hingga
saat ini tidak bisa terlepas dari masyarakat, khususnya masyarakat modern.Sudah
hampir semua perangkat yang digunakan memanfaatkan jaringan internet sebagai
media untuk kebutuhan komunikasi dan keperluan lainnya (detiktechno.com).
2.1.4 Instagram
Tahun 2010 perusahaan Burbn.inc merupakan sebuah perusahaan yang berfokus
untuk pengembangan aplikasi telepon genggam. Pada awalnya mereka hanya fokus
untuk HTML5 mobile. Dalam perkembangannya kedua CEO Mike Krieger dan Kevin
Systrom memutuskan untuk lebih fokus pada satu bagian saja.
Setelah mencari ide selama satu minggu akhirnya mereka membuat versi
pertama dari Burbn. Awalnya masih kurang sempurna tetapi semakin lama semakin
baik hasilnya. Mereka memfokuskan kepada foto, komentar dan kemampuan untuk
menyukai foto -foto yang ada. Itulah yang akhirnya menjadi Instagram. Instagram
pertama kali diluncurkan melalui AppStore pada Apple tanggal 6 Oktober 2010.
Instagram meraih penghargaan “App of the Year” pada tahun 2011. Pada
tanggal 9 April 2012, Facebook mengambil alih Instagram dengan harga mencapai
USD 1 miliar. Pusat pengembangan aplikasi Instagram berada di San Fransisco.Setiap
harinya, lebih dari 5 juta foto diunggah. Dan total penggunanya sendiri sudah melebihi
angka 150 juta yang aktif menangkap momen.
Instagram memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit,
menerapkan filter digital, dan membagikan foto ke situs jejaring sosial seperti
Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, Posterous dan jejaring sosial milik
Instagram sendiri. Bentuk aplikasi Instagram sendiri adalah foto yang berbentuk
persegi, terlihat seperti kamera polaroid dan kodak instamatic, fotonya berbeda dengan
foto pada umumnya yang menggunakan rasio 4:3. Foto yang telah diambil
melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam perangkat tersebut.
Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan
efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang
pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan
sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam
Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para
pengguna. Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah
tertentu.
Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek yang dapat digunakan oleh
para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Efek tersebut terdiri
dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe,
Apollo, Poprockeet, Nashville, Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Namun tepat pada
tanggal 20 September yang lalu Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru
yaitu; Valencia, Amaro, Rise, Hudson dan telah menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet,
dan Gotham dari dalam fitur tersebut.
Aplikasi Instagram yang baru memungkinkan pengguna dapat menghilangkan
bingkai-bingkai foto yang sudah termasuk di dalam efek tersebut. Fitur lainnya yang
ada adalah Tilt-Shift. Tilt-shift ini, sama fungsinya dengan efek kamera melalui
Instagram, yaitu untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto, dan sekelilingnya
menjadi buram. Dalam penggunaannya aplikasi Tilt-Shift memiliki 2 bentuk, yaitu
persegi panjang dan juga bulat. Kedua bentuk tersebut dapat diatur besar dan kecilnya,
fokus tersebut, sehingga para pengguna dapat mengatur tingkat buram pada sekeliling
titik fokus di dalam foto tersebut.
Instagram memiliki beberapa fitur pada halamannya, yaitu :
a. Tampilan : Foto yang berbentuk persegi dengan berbagai efek.
b. Posting : Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat
untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya. Foto yang
diunggah dapat melalui kamera ataupun album yang ada di perangkat tersebut.
c. Following : Sistem sosial di Instagram adalah dengan mengikuti akun
pengguna lainnya.
d. Followers : Sistem sosial di Instagram juga dengan memiliki
pengikut. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram
dapat terjalin.
e. Like : Instagram memiliki fitur tanda suka yang fungsinya
sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah
oleh pengguna yang lain. Berdasarkan jumlah durasi waktu dan jumlah suka
pada sebuah foto di Instagram, menjadi faktor khusus yang mempengaruhi
apakah foto tersebut populer atau tidak.
f. Comment : Komunikasi antara sesama pengguna Instagram dapat
terjalin dengan memberikan komentar pada foto-foto yang diunggah.
g. Link : Dalam berbagi foto, pengguna tidak hanya dapat
membaginya didalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga
melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Fourquare, Tumblr,
Flickr, dan Posterous (eswete.com).
2.1.5 Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi
pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan
Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) menjelaskan
definisi komunikasi antarpribadi dari tiga perspektif :
1.Perspektif Konvensional
Perspektif ini mendefinisikan komunikasi antarpribadi berdasarkan pada
unsur-unsur atau komponennya : yaitu merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan
diantara dua orang atau lebih dengan berbagai efek dan umpan balik. Komponen atau
unsur-unsur yang terdapat pada komunikasi antarpribadi pada prinsipnya sama dengan
unsur-unsur dalam komunikasi antar manusia.
- Konteks
Konteks komunikasi memiliki empat dimensi yaitu dimensi fisik, budaya,
sosial-psikolgi dan temporal. Dimensi fisik adalah ruang dimana komunikasi
berlangsung nyata atau berwujud. Dimensi budaya berkaitan dengan aturan atau nilai
dan norma-norma, kepercayaan dan sikap yang disampaikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Sosial-psikologis misalnya meliputi tata hubungan status diantara
mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat
dimana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa
persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau.
Temporal (waktu) mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana
komunikasi berlangsung. Empat dimensi konteks ini saling berinteraksi; masing-masing
mempengaruhi dan dipengaruhi yang lain.
- Sumber-Penerima
Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak
terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi
adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar).
- Enkoding-Dekoding
Enkoding : Tindakan menghasilkan pesan
Dekoding : Tindakan menerima pesan
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi
secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).
- Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan
menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.
- Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.
- Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya.
- Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi mendistorsi pesan.
- Efek Komunikasi
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang
terlibat dalam tindak komunikasi.Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.
2. Perspektif Relasional
Komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan jelas
diantara mereka.
3. Perspektif Pengembangan
Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari
komunikasi yang bersifat impersonal meningkat menjadi komunikasi yang sangat
pribadi atau intim. Artinya ada peningkatan hubungan diantara para peserta komunikasi.
Kathleen K Reardon (1987) memberikan beberapa karakteristik komunikasi
antarpribadi yang membedakan dari bentuk-bentuk komunikasi lainnya. Berikut
karakterisitik komunikasi antarpribadi :
- Melibatkan komunikasi verbal dan non verbal.
- Tidak bersifat statis.
- Melibatkan umpan balik pribadi, interaksi, dan koherensi.
- Dipandu oleh aturan-aturan yang bersifat intrinsik dan ektrinsik.
- Merupakan suatu tindakan kegiatan bersama.
- Melibatkan persuasi (Nasrullah, 2011 : 45)
Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) dan
Essential of Human Communication (1996) terdapat sembilan prinsip komunikasi
antarpribadi, yaitu :
1. Merupakan “kemasan dari tanda-tanda”.
2. Merupakan proses penyesuaian diri.
3. Mempunyai dimensi isi dan hubungan.
4. Dapat dilihat sebagai hubungan yang simetris atau hubungan komplementer.
5. Merupakan proses transaksional.
6. Urutan peristiwa komunikasi dapat dijelaskan.
7. Tidak dapat dihindari.
8. Tidak dapat diubah dan diulang.
9. Mempunyai tujuan tertentu.
Ada enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap penting untuk
dipelajari, yaitu :
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2. Mengetahui dunia luar.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan.
4. Mengubah sikap dan perilaku.
5. Bermain dan mencari hiburan.
6. Membantu orang lain.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan-tujuan komunikasi antarpribadi
ini tidak harus dilakukan dengan sadar ataupun dengan suatu maksud, tetapi bisa pula
Karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi antarpribadi oleh Joseph A. Devito (1986) dalam
bukunya ‘The Interpersonal Communication Book’ dilihat dari dua perspektif, yaitu :
1. Perspektif Humanistik, meliputi sifat-sifat :
a. Keterbukaan (openness).
b. Perilaku Suportif (supportiveness).
c. Perilaku Positif (positiveness).
d. Empati (empathy).
e. Kesamaan (equality).
2. Perspektif Pragmatis, meliputi sifat-sifat :
a. Bersikap yakin (confidence).
b. Kebersamaan (immediacy).
c. Manajemen Interaksi (interaction management).
d. Perilaku Ekspresif (expressivenes).
e. Orientasi pada orang lain (other orientation).
Dua perspektif tersebut saling melengkapi satu sama lain. Masing-masing
perspektif memberi penjelasan tentang sifat-sifat tersebut dalam upaya meningkatkan
komunikasi antarpribadi.
2.1.6 Presentasi Diri
Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam
mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Erving Goffman (1959) dalam bukunya
yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, menyatakan bahwa individu
disebut aktor, mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada
orang lain yang berinteraksi dengannya. Presentasi diri atau sering disebut dengan
manajemen impresi (impression management) merupakan sebuah tindakan
menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri
yang diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh individu
ataupun kelompok individu/tim/organisasi (Boyer, dkk, 2006 : 4).
Dalam mempresentasikan diri, para pengguna media sosial harus mengatur
penampilan mereka dengan berbagai strategi. Sesuatu yang dipublikasikan atau konten
dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Maka dari itu,
Artikel “On Face-Work,” (Goffman 1955) Menjelaskan mengapa kawula muda
secara terus-menerus menempatkan perhatian impresi penampilan diri kawula muda
kepada sesamanya. Bagi Goffman, “wajah” di posisikan sebagai nilai sosial yang
positifbagi diri seorang kawula muda secara efektif dalam mengklaim dirinya. Goffman
mengatakan bahwa ketika kawula muda bertemu atau berhadapan dengan seseorang
pada waktu pertama kalinya, tentunya akan menimbulkan reaksi emosional diantara
mereka.
Sebuah komunitas tentunya kawula muda akan muncul dan memperlihatkan
kebutuhan diri mereka secara berkala dengan komunitas yang mereka hadapi. Media
sosial Instagram sebagai contoh bahwa kawula muda peduli akan impresi diri yang
dirancang oleh mereka sendiri kepada sesamanya di dalam jaringan pertemanan.
“Wajah” mereka merupakan produk dari personal yang berinteraksi dengan mereka
pada media sosial Instagram.
Kawula muda pada jaringan pertemanan mereka dapat seketika membuat sebuah
penilaian terhadap avatar akun Instagram seseorang atau profil diri orang lain yang di
tunjukan dalam sebuah pemaparan diri dalam media sosial Instagram, yang mana
nantinya akan menimbulkan reaksi emosional dari si pemilik akun Instagram tersebut.
Berdasarkan faktor reaksi emosional inilah, seorang pemilik akun Instagram
akan berusaha melakukan modifikasi penampilan mereka dengan tujuan ingin lebih
diterima dalam lingkup sosial mereka. Goffman lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika
seorang kawula muda berhadapan dengan orang lain, maka dia telah menempatkan
dirinya pada sebuah hubungan sosial yang lebih dekat. Setiap personal kawula muda
memiliki rasa tanggung jawab untuk memelihara penampilan “wajah” mereka untuk
meningkatkan dorongan yang lebih baikdari orang lain yang berada dalam sebuah
komunitas (Nasrullah, 2012 :128).
Pada dasarnya memelihara sebuah hubungan dekat, seorang kawula muda harus
berhati-hati dalam menjaga penampilan “wajahnya”, agar tidak kehilangan “wajah”
mereka (malu). Goffman mengatakan bahwa adalam setiap hubungan sosial yang lebih
dekat, setiap sisi membutuhkan kepercayaan antar pribadi mereka agar dapat menjaga
Jones (1990) menyatakan rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi
presentasi diri yang diperoleh dari eksperimen terhadap situasi interpersonal:
- Ingratiation
Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai oleh orang lain. Beberapa
karakteristik umum yang dimiliki adalah mengatakan hal positif tentang orang lain atau
mengataan sedikit hal-hal negatif tentang diri sendiri, untuk menyatakan
kesederhanaan, keakraban dan humor.Dalam konteks media sosial, strategi jenis ini bisa
dilihat secara jelas dengan memberikan apresiasi terhadap foto- foto pengguna lainnya.
Bisa juga dengan berbalas-balasan status.
- Competence
Tujuan dari strategi ini agar dianggap terampil dan berkualitas. Karakteristik
umum meliputi pengakuan tentang kemampuan, prestasi, kinerja, dan kualifikasi.
Beberapa pengguna media sosial dengan profesi tertentu seperti analis politik akan
menggunakan akun media sosialnya untuk memberikan tanggapan mengenai kondisi
politik saat ini. Tentu akan diupayakan untuk menunjukkan kompetensinya. Begitu pula
dalam media sosial yang fokus ke arah karya seni. Pengguna akan berupaya sebaik
mungkin untuk menampilkan karya-karya terbaik di dalam media sosialnya.
- Intimidation
Pengguna strategi ini bertujuan untuk memperoleh kekuasaan. Karakteristik
umum yang dimiliki adalah ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan
ketidaksenangan. Tentunya strategi ini bisa dilihat dengan mudah jika membaca akun
akun media sosial pengguna yang mengekspresikan rasa tidak suka atau tidak setuju
dengan sangat eskpresif. Bahkan kadang kadang memberikan kata-kata tertentu yang
karakter-karakter nya diganti dengan tanda “*”.
- Exemplification
Tujuan dari strategi ini agar dianggap secara moral lebih unggul atau memiliki
standar moral yang lebih tinggi. Karakter umumnya adalah komitmen ideologis atau
militansi, pengorbanan diri, dan kedisiplinan diri.Dalam media sosial umumnya ini
akan dilihat dengan menampilkan foto atau gambar-gambar bersifat nasionalis, atau
dengan memberikan komentar-komentar terkait pemberantasan korupsi, mafia hukum,
dll.
- Supplication
Tujuannya adalah merawat atau tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan
datang untuk membantu orang tersebut. Karakter dari pendekatan presentasi diri
termasuk memohon bantuan dan rendah diri.Strategi ini bisa terlihat dalam riwayat
status atau tweets (Timeline). Pengguna terkadang menulis: “apa lagi cobaan yang akan
datang”, “saya sudah tidak sanggup lagi”, dan beberapa tulisan lain yang mengarah
pada menunjukkan dirinya sedang tidak berdaya atau dalam kondisi yang kurang bagus
(Jones, 1990 : 80).
2.1.7 Keterbukaan Diri (Self Disclosure)
Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yang menekankan bahwa setiap
orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk
hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang perkenalan yang
ditunjukkan dengan jendela johari.
Gambar 2.1 Jendela Johari
Diketahui oleh diri sendiri Tidak Diketahui oleh diri
sendiri
Diketahui oleh orang lain
Tidak diketahui oleh orang
lain
Sumber : Rakhmat, 2007:108
Berdasarkan konsep tersebut, tingkah laku manusia dapat digambarkan secara
skematis seperti terlihat pada skema di atas.
- Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) menunjukkan bahwa kegiatan
juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan
tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.
- Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan
seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa
yang ia lakukan.
- Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) yaitu bahwa kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat
diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup.
- Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini
menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya
sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain.
Jendela Johari menunjukkan bahwa setiap orang dapat menyadari atau
tidak menyadari apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Begitu
pula dengan Presentasi Diri yang dilakukan mahasiswa melalui Instagram. Sebagian
mahasiswa bisa saja tidak menyadari atau bahkan sangat menyadari apabila posting-an
Instagram nya tidak menarik atau bahkan sangat menarik, begitupun dengan comment
yang ia berikan kepada akun lain, bisa saja akun lain merasa tidak suka atau bahkan
sangat suka. Begitu pula sebaliknya apabila orang lain yang memberikan comment,
follow, dan like.
2.2 Kerangka Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk
menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya, inilah yang disebut
konsep, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial,
melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan
menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu sama
lain (Singarimbun, 2011:32).
Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya
adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan rasional sebagai
jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya.
Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional merupakan uraian yang bersifat kritis
dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi,
Dalam penelitian ini, ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam
bentuk kelompok variabel sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (x)
Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur, yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala atau faktor lain yang pada gilirannya
gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel bebas disini adalah
‘Instagram’.
2. Variabel Terikat (y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang dipengaruhi oleh adanya variabel
bebas bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
‘Presentasi Diri Mahasiswa’.
3. Variabel Antara (z)
Variabel antara berada diantara variabel bebas dan terikat, yang berfungsi
sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas dan terikat.Variabel
antara dalam penelitian ini adalah karakteristik identitas responden.
2.3 Model Teoritis
Gambar 2.2 Model Teoritis
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Instagram Presentasi Diri Mahasiswa
Variabel Antara (Z)
2.4 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas,
maka variabel operasional adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Operasional Variabel
2.5 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang
telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.Definisi operasional adalah suatu
petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi
operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian
lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011:46). Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel bebas (x)
b. Frekuensi Menggunakan Internet
1. Variabel Bebas (Penggunaan Instagram)
a. Tampilan : Foto yang berbentuk persegi dengan berbagai efek.
b. Posting : Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat
untuk mengunggah dan berbagi foto kepada pengguna lainnya. Foto yang
diunggah dapat melalui kamera ataupun album yang ada di perangkat tersebut.
c. Following : Sistem sosial di Instagram adalah dengan mengikuti akun
pengguna lainnya.
d. Followers : Sistem sosial di Instagram juga dengan memiliki
pengikut. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram
dapat terjalin.
e. Like : Instagram memiliki fitur tanda suka yang fungsinya
sebagai penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah
oleh pengguna yang lain. Berdasarkan jumlah durasi waktu dan jumlah suka
pada sebuah foto di Instagram, menjadi faktor khusus yang mempengaruhi
apakah foto tersebut populer atau tidak.
f. Comment : Komunikasi antara sesama pengguna Instagram dapat
terjalin dengan memberikan komentar pada foto-foto yang diunggah.
g. Link : Dalam berbagi foto, pengguna tidak hanya dapat
membaginya didalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga
melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Instagram, Fourquare, Tumblr,
Flickr, dan Posterous (eswete.com).
2. Variabel Terikat (Presentasi Diri Mahasiswa)
a. Ingratiation :Tujuan pengguna strategi ini adalah agar ia disukai
olehorang lain.
b. Competence : Tujuan pengguna strategi ini adalah agar dianggap
terampil dan berkualitas.
c. Intimidation : Tujuan pengguna strategi ini adalah untuk
d. Exemplification : Tujuan pengguna strategi ini adalah agar dianggap
secara moral lebih unggul atau memiliki standar moral
yang lebih tinggi.
e. Supplification : Tujuan pengguna strategi ini adalah merawat atau
tampak tidak berdaya sehingga orang lain akan datang
untuk membantu orang tersebut (Jones, 1990 : 80).
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai
hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan
penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha : Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa
Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. 2012, dan 2013.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri
Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara, yang beralamat di Jalan DR. Sofyan.Kampus Universitas
Sumatera Utara. Medan 20155. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Januari
2014 hingga April 2014.
3.1.1. Universitas Sumatera Utara
3.1.1.a. Tentang Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara memiliki 14 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran,
Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi,
Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan
sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46
sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang,
1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.
Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai
universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632 orang dosen,
81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini
USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah
air.Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik
pemerintahan maupun swasta.
Program studi bidang kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan
Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari
Malaysia.Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak
berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.Program Studi Etnomusikologi
memiliki kekhasan tentang musik-musik etnik di Sumatera.Fakultas Hukum dan
Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan
Filter - hasil penemuan dosen Fakultas Teknik sedang dalam proses pengurusan hak
paten, telah banyak digunakan di berbagai wilayah Sumatera.
Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan
komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus-menerus dan
menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik.
3.1.1.b. Visi, Misi, dan Tujuan Visi:University for Industry.
Misi:
1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan
profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi
dan seni, serta berdaya saing tinggi.
2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan
nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.
3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan
rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing
masyarakat.
Tujuan:
1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam
mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara
pembelajaran.
2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan
seni/budaya serta kemanusiaan.
3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem
penjaminan mutu yang handal.
4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan
demokratis.
5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif.
6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar