Seminar Nasional PERTETA 2012
Mnlong, lmon
liyr,r,
30 Nooenfuer-
2 Desentber 2072SAL-16
Desain
Persawahan
di
Desa
Ujung
Padang,
Kecamatan
Aek
Natas,
Kabupaten
Labura,
Provinsi
Sumatera
Utara
Design
Of Paddy
Wet
Field
In
Ujung
Padang
Village,
Aek
N
atas
Sub
-District,
L
abur q
District,
N
orth
Sum
ater q Pr
ooince
Gatot Pramuhadil-, Roh Santoso Budi Waspodo2, Qodarian Pramukanto3
lDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem (IMB), Fateta, IPB Kampus Darmaga, Bogor 2Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fateta, IPB Kampus Darmaga, Bogor
3Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta, IPB Kampus Darmaga, Bogor -Penulis
Korespondensi,
ABSTRAK
Dalam
rangka meningkatkan produktivitaspadi
sesuai dengan program pangannasional (intensifikasi dan diversifikasi), perlu dikembangkan metode budidaya padi dan palawija yang modern dan mengurangi ketergantungan pada alam, serta dikelola
secara scientific. Upaya seperti
ini
diharapkan akan dapat menarik minat investor dalam negeri dan dapat digunakan untuk menekan impor. Tujuan penelitian ini adalahmembuat desain persawahan di Desa Ujung Padang, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten
-Labuhanbatu Utara (Labura), Provinsi Sumatera Utara, Indonesia yang secara geografis
lbrletak padA 99.25:.OCl.
-
100.05.0@ BujurTimtir
dan=01o58'00"-
02o50'00" LintangUtara.
Areal lahan seluas + 300 hadi
Aek Natas tersebut akan diubah menjadi areallahan persawahan yang dikelola dengan model sistem pertanian mekanisasi penuh (.[rll nrcchanized fanning systenr) dan dapat diwujudkan menjadi suatu model "Rice Estate
Farming"
di
kawasan tersebut sehinggabisa
digunakan sebagai acuan untuk pengembangan (scaling-ttp) ke luasan yang lebih besarlagi.
Penelitian dilaksanakan pada 11 Juni 2011 hingga 15 Maret 2012. Metode penelitian yaitu survey, kompilasidata primer hasil suwey, studi pustaka, kompilasi data sekunder, digitasi peta asli, dan
analisis. Hasil
penelitian lapangan menunjukkan bahwa lokasi penelitian tersebutsangat cocok untuk budidaya tanaman padi dan palawija. Tanah
di
lokasi penelitian bertekstur liat (kandungan fraksi pasir 76-38%, fraksi debs 12-32%, dan fraksi liat 42-54%) dan mempunyai nilai tahanan penetrasi tanah sebesar 0.67 kgf/cm2-
3.90 kgf/cm2 (kondisi kering) sehingga bisa dilumpurkan dan sesuai untuk aplikasi mesin-mesin,seperti bullilozer dart excaantor, untuk mengembangkan areal
ini
menjadi ice estate. Di lokasi penelitian terdapat aliranair
Sungai Kualuh yang sangat baikuntuk
irigasi dengannilai
SAR 1.89 (kelas sangat bagus), debit aliran air sungai cukup pada saatmusim kering
(kemarau),dan
curah hujan bulanan rata-rata sebesar 151.4 mm (minimum pada bulan Februari) hingga 372.8 mm (maksimum pada bulan September).Hasil analisa lapangan menunjukkan bahwa sistem budidaya padi dan palawija yang
tepat
(ekonomis)di
areal persawahanini
adalahmultikultur dan
rayonisasi (90ha/rayon).
Pola tanam"padi
-
padi-
palawija" sangat sesuaidi
lokasiice
estntetersebut, tanpa tergantung pada curah
hujan.
Rice estateini
diharapkan menjadi suatumodel budidaya tanaman
padi
dan palawija modern dengan tingkat produktivitas tanaman yang tinggi sehingga dapat menjadi percontohan bagi petani-petani padi disekitarnya.
Kata kunci: pangan, padi, palawija, sawatr, dan rice estate
Prosiding
Seminar Nasional PERTETA 2012 Mnlutg, lntttn Tinnr, 30 Noaenrber - 2 Desenfuer 2012ABSTRACT
ln
franrcutorkto
increase paddy prodtrctiaity tlrut nppropriate utith ilotionnl food progrant (bttensification nnd dioersificntion), so it ul)as necesflrry deaeloped ruodent ailtiontion method ofpnddy mfi secondary crops, and to decrease nature independence, ns zuell as it zoas scientifically
nnnnged. This effort uas zoislrcd to attract nntionsl ilruestor interest nnd
it
could be used to suppress inrport. The objectitse of the resenrch zoas to design pnddy uet fieldin
l.)jung PadangVillage,
Aek
Natns Sttb-district, Labuhnnbntu lJtara (LnbtLra) District, North SunmteraProaince, lndonesin that it was geographically located on 99.25.0O'
-
100.05.0U Enst Longihtde and 01058'00"-
02o50'00" North Latitude. The lnntl nrea of!
300 ha in the Aek Natas Districtwill
be conoerted to become paddy wet field ares thatit will
be managed uithfull
mechanizedfnrnrirug system md
it
ruill be realized to be n "Rice Estate Farning" modelin
this area sotlut
it .can be used ns a reference for scaling-up to be a greater aren. The research zoas held on lune 11,
2011. until March 75, 2072. Research method were
feld
sun)ey, conrpilatiott of pimary data-froru field surrey, librnry study, secondary data conrpilntion, original ntap digitation, and
analysis. The field research results slrcnt;ed that tlrc research location was oery suitable to ailtiaate paddy and secondary crops. Soil terture of tlrc lnnd ht tlrc research location zuas clay
(snnd fraction of 16-38%, silt ftaction of 12-32%, and clay frnction of 42-54%) and
it
had soil penetration resistence of 0.67 kgf/cnQ-
3.90 kgf/cnP (dry conditiott) so thatit
can be puddled and suitable for nutchines applications, such asbulldozer and excnontor.lt
canbe deoeloped tobe n ice estqte nren.ln
the research locatiotr existed of zttater strefiru of Kualuh Riaer zohich wasoery good to irigate the land area witlt SAR anlue of 1..59 @ery good class), wnter strenru debit
runs suff.ciat on dry settsont and nrontlily suernge precipitntiott of 151.4 ruru (nininutru orr
Febntary)
up
to 372.8 mm (maximunt on Septenfuer). Field nnalysis results shazued that economically exact paddy and secondary crops cultiotttion system uere nrulticulturnl crops and rayon systems (90 hn/rayon). Crop pattern of "paddy-
pnddy-
secondnry c,rop" wns oery suitable to apply in the ice estate area without any reliance f'roru precipitntian. The rice estatewas wislrcd to be a modern paddy and seconclary crops cultitsation model zuith a high crop productiuity
lyel
s1 that it canbe nn examplefy
paddy farmer.s itt the aroundyeo
.:
Key zttords: food, pnddy, secondary crops, uet field, and ice estate.
PENDAHULUAN
Dalam rangka
memenuhi kebutuhan pangan
yang
meningkat
seiring
denganmeningkatrya
pertumbuhan
jumlah penduduk
Indonesia,
maka
perlu
ditingkatkan
produksi
bahan panganpokok nasionaf
sepertipadi
danpalawija.
Apabila
kebutuhan bahan panganpokok
nasional dapatterpenuhi
maka ketahanan pangan nasional akan dapatterwujud.
Untuk
itu
perlu upaya-upayayangmengarah
ke peningkatanproduksi
pangannasional.Upaya-upaya
yang
mengarahke
peningkatan
produksi padi/beras dan
peningkatanpendapatan nasional
perlu
digalakkan,
salah satunya adalah
Rice Estnte Farming.Menurut
Ruthenberg$976)
estatefarming dapat didefinisikan
sebagai seiumlah areal,baik
yang
terdiri dari
satururupun
tebihhamparan
(kawasan)pertanian dalam
skala besar,yang
dikelola
secaraprofesional
dengan sistemkorporasi,
baik
yang
berstatusmilik
swasta maupun yanghrstatus milik
negara.
Estatu fnrming lebih cenderunguntuk
menggunakan
pola
usahamonokultur
dibandingkan
dengan mengusahakandua
atau lebih komoditas.Estate farming harus dikembangkan dan dibudayakan dengan mendapat
dukungan
dari
semua
pihak
serta
ketersedian prasaranadan
saranaproduksi
pertanian.
Saatini
kebijakan pemerintah
belum
sepenuhnyaterintegrasi
secarautuh untuk
mendukung
usaha pertanian tersebut, terutama
untuk
tanaman
padi dan
palawija
sepertiPERTETA 2012 Mnlurg, lnton Thrnrr, 30 No-oenfuer
-
2 Dcseufuer 2072 keterlambatan penyediaanpupuk,
keterbatasaninfi'astruktur
(seperti saluran irigasi dan drainase) dan jalan usahatani.Di
DesaUjung
Padang, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura),Provinsi
SumateraUtara
terdapat areal lahan bekas kebunsawit
seluast
300 ha, yang sebagian besar berupa lahan padangrumput
dan semak belukar. Areal lahanini
terletakdi
sepanjang kawasan DaerahAliran
Sungai (DAS) SungaiKualuh
dengan debitaliran
air
sungaiyang cukup pada
saatmusim kering
(kemarau), sehinggadi
lokasi
tersebut berpotensiuntuk
disawahkan
dengan sistemirigasi
teknis.
Berdasarkan potensi yang adamaka
areallahan
seluast
300ha
di
KecamatanAek
Natas tersebut akandiubah
menjadi areal lahan
persawahan
yang
dikelola dengan
model
sistem
pertanian mekanisasipenuh
(fiilI
nrcclmnizedfarming
stlstent),yaitu mulai dari
pembukaan lahan, prapanenhingga
panen,dan
penanganan pascapanen, sehingganantinya
akan dapatdiwujudkan
suatu model "Rice
EstateFarming"
di
kawasantersebut.
Model
ini
bisadigunakan
sebagai acuanuntuk
pengembangan (scaling-up)ke
luasan yanglebih
besar lagi. [image:4.599.94.548.287.637.2]BAHAN DAN
METODE
Gambar
1..
Diagram skematik desain persawahan dart master plan "Rice EstateLabura" di
DesaUj*g
Padang, Aek Natas, Labura, SumutKegiatan penelitian,
mulai dari
penjajagffi
/
flrvey
ke lokasipenelitian
di
DesaUjung
Padang, Kecamatan
Aek
Natas,
Kabupaten Labuhanbatu
Utara
(Labura), Provinsi
Sumatera Utara, hingga analisisuntuk
menghasilkan desain persawahan dan master plan persawahan dilaksanakanmulai
11 Juni 2011 hingga 1.5 Maret 2012.Bahan
yang
digunakan dalam penelitian
ini
terdiri
ataspeta topografi kertas
kalkir,
contoh tanah
di
lokasi
penelitiary
dan
contoh
air
sungai
yang diambil
dari
SungaiKualuh. Adapun
peralatanyang digunakan dalam penelitian
ini,
terutama pada
saatAkses ke L{r<asi
ArEal Ps.ldttarr Ktrxrisl rlan K€s6uaian LahanSunnberdaya Lahan K(f,rdsl grrnLlerdaya .r$r
De:an Tataletak
Barl€nin in dan StrlrkbJr
Prosiding
Seminar Nasional PERTETA 2012 Malang, Jmttn Tinnrr, 30 Noaenfuer-
2 Desenfuer 2072dilaksanakan
survey
lapangan,
diantalanya adalah lmnd
penetronrctermerk
OSK,stoptuatch, kompas, dan meteran.
Parameter
dan variabel penelitian
terdiri
atastekstur tanah,
tahanan penehasi tanah, kualitasair irigasi
(SAn:
Sodiuru Adsorption Ratio = bandingan adsorpsiNatrium),
debit aliran air Sungai Kualuh, dan curah hujan bulanan.Adapun
metode penelitian mengacu kepada diagram skematik desain persawahan dan msster plan persawahan, sebagaimanaditunjukkan
dalam Gambar 1.HASIL DAN
PEMBAHASAN
Akses (]alan
Masuk)
ke LokasiPenelitian
Berdasarkan hasil survey lapangan
di
lokasi areal lahan penelitian pada tanggal1^l,-
1,4Juni 2011 dan pada tanggal 23
-
25 Januari 2012 maka terdapat2
akses/
jalan masukmenuju ke lokasi
penelitian,yaitu:
(1) aksesI
melalui
PTMP Leidong
West Indonesia, Kebun KanopanUlu,
dan
(2) aksesII
melalui
PTMTC
/
PT ESS,Ujung Padang.
Pada aksesI, rute
perjalananditempuh
dalamwaktu
1.5 jamdari
Jalan RayaAek
Kanopan -Desa Tanjung Pasir-
PT Leidong-
Desa Ujung Padang-
Menyeberang SungaiKualuh
-Lokasi Areal Lahan Penelitian. Pada akses II, rute perjalanan
ditempuh
dalamwaktu
4 -5.5jam dari
Jalan RayaAek
Kanopan-
Desa Pamingke-
PTMTC
/
F'f
ESS-
DesaUjung
Padang-
JalanKaki
/
Naik
SepedaMotor
-
Lokasi
Areal
Lahan
Penelitian. Dengan demikian, rute menuju lokasidipilih
yang mempunyai aksesibilitas lebihtinggl
yaitu
aksesI
(via PT Leidong) karenawaktu
tempuhnyalebih
pendek, sehingga dalam desain persawahan dipertimbangkan pengerjaan awal harus melalui aksesI
tersebut.Kondisi
Sumberdaya Lahan dan Kesesuaian LahanLokhsi p_ene!!ti4d_i,D!pa_Ujung P_4d44g gebage414erupakan luh44 bekas kebun sawit,
sebagian
besar lainnya berupa lahan padang
rumput dan
semak
belukar.
Profil
permukaan tanahnyarelatif
datar, dengansedikit
ada cekungandi
bagian tengah yang berpotensi sebagian kecil berupa rawa.Berdasarkan hasil analisis
melalui digitasi
peta asli (petakontur
kertaskalkir)
ke dalambentuk
petaelekkonik
dapatditentukan
bahwa lokasi penelitiandi
DesaUjung
Padangmempunyai
titik-titik
ketinggian antara 36.0m
dpl
hingga 38.5m dpl
dengantopografi
relatif
datar, ataukemiri.g"o
rata-ratanya 0-2o/o. Dalam Gambar 2ditunjukkan
contohkondisi
areal lahan penelitiandi
DesaUj*g
Padang.Salah satu sifat
fisik
tanah yangpenting berkaitan
dengan rencana desain persawahan adalahtekstur
tanah.
Berdasarkanhasil
analisis contoh-contoh tanahdi
Laboratorium
Fisika
Tanah, Pusat Penelitian KelapaSawit
(PPKS),Medan
(Agustus 2011) diperolehkandungan
fraksi pasir
16-38o/o, fuaksi debu 12-32o/o, danfraksi
liat
42-54o/o, dimana berdasarkan klasifikasi tekstur tanahdari
USDA keseluruhan sampel tanahmempunyai
tekstur
liat
(clay).
Tekstur
liat
ini
sangatideal
untuk
tanah sawah karena salah satu syaratlahan
bisa disawahkanyaitu
apabila kandunganliatrya cukup
ti.ggi
sehinggatanahnya
bisa dilumpurkan.
Di
samping
itu,
tanah
di
lokasi penelitian
mempunyai
kandungan
fraksi pasir yang cukup
ti.ggf
yang
berpotensi
untuk
aplikasi
PengoPerasian mesin-mesin pembukaan lahan dan mesin-mesin pertanian lainnya.Mnlmtg, lautn Tinnr, 30 Nouenfuer - 2 Desenber 2072
Gambar
2.
Contohkondisi
awal areal lahan penelitian (13 Juni 2011)Nilai
tahanan penetrasi tanah, yang mencirikan perkiraan besarnilai
kemampuan tanah menyangga bebandi
atasnya (beaing capacity),di
areal lahan penelitian adalah sebesar0.67
-
3.90kgf
/
crrP (kondisi kering). Kondisi sifat mekanik tanahini
idealuntuk
aplikasi mesin-mesin, seperti: bttlldozer dan excaoafor, karena besar penekananmesin
terhadaptanah
@round preswre)umumnya
sebesar 0.26-
2.@
kgf/cmz.
Dengandemikian,
di
lokasi tersebut dapat
diaplikasikan
mekanisasi pertanian, terutama pada saatdilakukan
kegiatan pembukaan
dan
pembentukanlahan
(landcleaing
and land furming). Dalam Gambar 3dituniukkan
contoh pengukuran tahanan penetrasi tanah menggunakanhand penetrometer.Gambar
3.
Contoh pengukuran tahanan penetrasi tanah (13]uni
2011)Kondisi
SumberdayaAir
dan PotensiIrigasi Teknis
Areal lahan penelitian terletak
di
sepanjangkawasan Daerah
Aliran
Sungai
(DAS)Sungai
Kualuh, yang
secaravisual
rvrupun
berdasarkanhasil arnlisis
laboratorium
kimia air
sungaidi
PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit), Medan menunjukkan bahwakualitas
air
Sungai
Kualuh masuk
ke
dalam
kelas
"baik
sekali"
karena
nilai
SAR (bandingan adsorpsiNatrium)
sebesar 1.89 (kandunganunsur
kimia
Na
2.95mg/liter,
Ca 0.75mg/liter,
danMg
0.47rng/hter). Di
sampingitu,
debit aliran air SungaiKualuh
yang cukup
pada saatmusim
kering
(kemarau), sehinggadi
lokasi tersebut berpotensiuntuk
disawahkan dengan sistem
irigasi
teknis. Contoh
kondisi
air
Sungai Kualuh
ditunjukkan
dalam Gambar 4.Sumber
air untuk irigasi juga
bisa diperoleh
dari air
hujan.
Berdasarkan dataiklim
tahun
1995hingga tahun
2010dari
BMKG Stasiun PengamatanAek
Pamingke, Stasiun PengamatanPT MP Leidong West
Indonesia,dan
Stasiun PengamatanAek
Toropdiperoleh
data curah hujan bulanan rata-rata sebesar 151.4mm
(bulan Februari) hingga 372.8mm
(bulan September) dengan 7.1"harihujan
(bulanluni)
hingga13.7 hari hujan
(bulan
September),curah
hujan
tahunan
rata-rata sebesar 2298mm
dengan 180hari
Prosiding
Seminar Nasional PERTETA 2012 Malang, lnrtrn Tinnrr, 3A Noaenrber-
2 Desenfuer 2072 [image:7.600.50.534.112.389.2] [image:7.600.104.490.467.658.2]hujan, serta suhu bulanan rata-rata 26.0"C
-
27.8'C dan kelembabanrelatif
bulanan rata-rata80%-86Y'.
Gambar
4.
Contoh keadaan air SungaiKualuh
(13 Juni 2011)Tataletak Petak-petak Sawah
Perenc'anaan
lqtalet4k (layqg!)
petakan:saivah dides_ain berdasarka4 pgtako4tur,
atau petatopografi,
yang diperolehdari
hasildigitasi
peta dasar (peta kertaskalkir)
berupa peta topografi, sebagaimana terlihat dalam Gambar 5.Gambar
5.
Peta topografi (hasil digitasi)di
lokasiwilayah
survey lapanganTataletak
Aplikasi
Irigasi
Luapan Sungai
Kualuh
selalu terjadi pada bulan basah dengan puncak luapan setinggi 1m
di
atas permukaan tanah setempat.Di
sepanjang tepi lahan yang berbatasan dengan SungaiKualuh
dan batas areal lahandibangun/dibuat
tanggul denganukuran
lebar 20m
dan
ti^gg
1..5m
terutama
guna
menahan
limpasan/luapan
air
Sungai Kualuh
Seminar Nasional PERTETA 2012
Molmg, lnun Tinntr, 30 Nouenfuer.
-
2 Desentber 2072tersebut.
Tanggulini
sekaiigus berfungsipula
sebagai jalaninspeksi.
Tanggul didesain dengan menggunakan sistem kompaksi (pemadatan).Perencanaan tata letak jaringan
irigasi
dan drainasenya didasarkan padakontur
denganmenerapkan
sistem irigasi gravitasi, dimana sumber
air
ditempatkan pada
posisitertinggi,
kemudiandialirkan
ke petak-petak yang mempunyai elevasi lebih rendah. Sumberair
di
areal lahanpenelitian
berasaldari
SungaiKualuh yang dipompakan
kereservoir (embung/kolam)
dengan kapasitas 22500m3.
Reservoir tersebutdibuat
pada elevasitertinggi
(di
bagianbarat)
dengan sistem pemadatanyang
dilapisi
membranegeotextile.
Sistem distribusinya terbagi menjadi
2,
yaitu
saluran
primer
dengan menggunakan PVC 6inci
dan saluran sekunder menggunakan PVC 4inci,
atau berupaparit tradisional.
Desaindi
atas akan dapat menghemat biaya operasionaluntuk
irigasi. Tataletak|alan
UsahataniJalan usahatani
terdiri
atasjalan utama
(main road)danjalan
lahan (farm roads).Jalan-jalan
tersebutberupa
jalan
pengerasan denganbatu
agar
tidak ambles.
Jalan utamadibuat dengan lebar 6 m, sedangkan jalan lahan
dibuat
dengan lebar 4 m. Tataletak Bangunan danStmktur
RENGAI{A BAt'lGUtlAt{ DAl,l ATRUKTUB RICE ESTATE OESA 1,JT'I.|G PADANG
(ECAMATAT A€K IA1AS KA6UtA'EN LAAUHAN UTARA
r. dErrl@el{{2} LSffiA&ex&@ 1N*W@M
#&.i/BdFCS|sa!6k) ..wr!ffi&&k2) 5 lffir,i@,ornul i. clNsmceardipffirmot3Dt ,-e8**&Sryllg$ 6WMrgffiEo&
9. MG'lM?rt@
."....
Gambat
5.
Rencana detail bangunan danstruktur ice
estatedi
lokasi penelitian Luaran(outpttt)hasil
usaha yang akan dikembangkan oleh investor adalahGKG
(gabah!"Iitg
giling)
dan
PI(S(palawija kering simpan),
sehinggainfrastruktur
bangunan
di
dalam areal lahan
persawahan
dirinci
hanya
untuk
kelancaran
operasi
budidaya
tanaman
padi
dan palawija,
di
antaranya
yaitu:
(1)
perumahan
karyawan
(berupa'rumah
panggungl),
(2)rumah
tamu
(guesthoux)
dant ntess, (3)gudang
penyimpanansaprodi
(benih,
pupuk, dan
pestisida),
temporari,
dan
sukucadang
(spareparts), (4)bengkel
(tuorkshop),(5)
garasi
mesin-mesinpertaniaru
alat
berat,
dan
kendaraan,
(6)kolam
penampungan(rexrooir)
afu SungaiKualutu
(7) rumah pompa dan sumurbor,
(8)Prosiding
Seminar Nasional PERTETA 2012Malnng, laroa Tinrur, 30 No-oentber
-
2 Desenfuer 2012rumah
genset
(generator set),(9)
dermaga,
dan
(10) areal
persemaian
benih
padi, sebagaimanaditunjukkan
dalam Gambar 6.Lokasi bangunan
dan struktur
ditempatkan pada lahan
yang
aman
dari banjir
dan genangarLyaitu
di
pinggir
jalan utama
(Gambar 7), sebagai siteplm
rice estatedi
Desa Ujung Padang, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labura, Provinsi Sumatera Utara.ItlIlI xlx Rtct BrrtE
r$ffi*{*sq
sffir lffiHP..*
[image:9.597.68.490.128.351.2]::__
**"
Gambar
7.
Site.planice
estatedi
Desa Ujung Padang, Kecamatan Aek Natas, LaburaPerspektif Hasil
Desain PersawahanHasil
desain persawahanditarnpilkan dalam bentuk
gambar-gambarperspektif,
yangmerupakan.hasil
akhir dari
desain persawahan"Rice
EstateLabur{'
di
DesaUj*g
Padang,
Keiamdtan Aek"Natas,
Kabupaten
Labura, Provinsi Sumut,
sebagaimanadituniukkan
dalam Gambar 8 dan Gambar 9.Perencanaan Pola Tanam
Perencanaan pola tanam menentukan sirkulasi input
-
process-
output.
Ketikainput dan
process sangat
dipengaruhi kondisi
unpredictable, seperti faktoriklim
dan ketersediaanair
bagi tanaman, maka sistemmonokultur tidak
akan sesuailagi.
Dengan demikian, dalam satutahun
perlu
ditanam
tanaman semusimlebih
dari
satujenis
tanaman,yaitu
padi
sawah
dan
palawija.
Dengan
pola
tanam
multikultur
selang-seling"padi
-
padi
-palavmja"
akan memberikan efek
positif
bagi kesuburan tanah
sertameminimumkan
pengaruh hama.Di
areallahan penelitian
seluast
300ha
akanterbagi menjadi
2
luasan,yaitu
petak-petak
(petakan)
lahan
dan
non-petakan lahan. Non-petakan lahan, seperti
jalanusahatani
(farm road)dan
bangunan-bangunanpertanian
(termasak off-farm buildings,saluran-saluran
irigasi dan
drainase,tanggul,
garasi,gudang, kantor',
dan
lainJain)
sebesar + 30 ha, maka luas areal petakan lahanuntuk
budidayapadi
sawah dan palawija adalah+270ha.
Ukuran
petakanlahan
adalah3 ha
(60m x
500m).
Ukuran petak lahan
seluas3
ha tersebut mengacu kepada kelipatanukuran
petak lahan paling efisienuntuk
operasional mesin-mesin pertanian,yaitu
0.3 ha (30 m x 100m).
Disampingitu,
ukuran
petak lahan3
ha
merupakan
ukuran petak sawah dengan
pengaturan
air
irigasi yang
masihtergolong
optimum.
Dengandemikian
akanterdapat
270ha
/
3 ha =
90petak
lahan pada setiap musim tanam.PERTETA
Malang, lautn Tirtnrr, 30 Nouerrtber
-
2 Desenrber 2072PTTSPEllfiT HCE TT?ATE
0tllt gr rulrf, Saw,&{M.q:*
[image:10.597.25.584.16.772.2].e,i*&i,,wl iffffiB,
Gambar
8.
Detail perspektif nmster plan rice eststedi
Labura(dilihat
dari arah tenggara)Gambar
9.
Detail perspektif master planice
estatedil-abura (dilihat
dari arahuhra)
Di
areal lahan
persawahanakan terdapat
luas
tanam
padi
sawah
sebesar2
musim
tanam/tahun
x
3
ha/petak
x
90petak/musim
tanam:
540ha/tahun
dan
luas tanamPERSpEKTIF MASTER PLAN RICE ESTATE {AnAH SELATAil)
LEGENDA:
rB. n€SEnyoEirmk)
25. G$OU .rAOA i1d UNl, x s u2 6 :5O M2)
2i, $€IlMAH{rmHl t7. rerA(Ail|^ffi
'I
rling Seminar Nasional PERTETA 2012
i" Ioton Tinrur, 30 Nooenfuer
-
2 Desenfuer 2012ija sebesar
1 musim tanam/tahun
x
3
ha/petak x
90petak/musim
tanam=
270un.
Setiaptahun
akanditanam
padi
sawah 2kali
danpalawija
1kali
sehingga tanam"padi
-
padi
-
palawija"
tersebutdiaplikasikan
di
3 rayon
dengan luasan90 ha / ruy on/ musim tanam.
SIMPULAN
dari
hasil penelitian
di
areallahan
di
DesaUjung
Padang, Kecamatan Aek Kabupaten LabuhanbatuUtara
(Labura),Provinsi
Sumatera lJtara,yaitu
: Akses masuk) ke lokasi penelitianyaitu melalui
PT MP Leidong West Indonesia, KebunUlu,
Labura. Tanahdi
lokasi penelitian
bisadilumpurkan
dan diaplikasikanin,
seperti btilldozer dan excaaator,karera
bertekstur
liat
(kandungan fraksi lG38%,fraksi
debu 12-32Yo, danfraksi
liat
42-54%) danmempunyai
nilai
tahanani
tanah 0.67 kgf/cm2
-
390 kgf
/
crnz(kondisi kering).
Di
lokasi
penelitian bisa 'ahkan dengan sistem irigasi teknis karena kualitas air Sungai Kualuhuntuk irigasi
kelas sangat bagus (nilai SAR 1.89), debit aliran air Sungai Kualuh yang cukupsaat musim
kering
(kemarau), dan curah hujan bulanan rata-rata sebesar 151.4mm
imum
padabulan
Februari) hingga 372.8 mrn (maksimum pada bulan September). tanam"padi
-
padi
-
palawija"
diaplikasikan ke dalam 3rayon (90ha/rayon)
akanikan
efekpositif
bagi
kesuburan tanah sertameminimumkan
pengaruh hama. lahan seluas + 300 hadi
Desa Ujung Padang, Labura dapat didesain menjadi areal persawahan menggunakansistem pertanian
mekanisasipenuh
denganmodel
rice estate farming sehingga menjadi areal lahan persawahan modern.
UCAPAN
TERIMA KASIH
terimakasih disampaikan kepada
KSU
"SeriNagamas"
Laburayang telah
menyediakan
dana penelitian
dan
memfasilitasidan
PemKab pelaksanaandi
Desa Ujung Padang, Aek Natas, Labura, Sumatera Utara.DAFTAR PUSTAKA
Labura.
2011. Proclttktiaitas Rata-rnta Tanaman Pnngan dan Pnlmuija Lnburn 2010. Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura)b
Labura.
2010.
KabupatenLnbura.
http:/ /www.labuhanbatuutarakab.go.id/
[diakses 08 Februari 20"127
H.
1976. Farruing Systems in the Tropics. OxfordUniversity
Press.