• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis persepsi perbandingan perbandingan efektivitas iklan TV: Yamaha MOI Honda Vario: studi kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis persepsi perbandingan perbandingan efektivitas iklan TV: Yamaha MOI Honda Vario: studi kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS

IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO

(Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH)

Di susun oleh : M.SENOPATI. NEGARA

NIM: 105081002484

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PERSEPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS

IKLAN TV: YAMAHA MIO DAN HONDA VARIO

(Studi Kasus FEB UIN SYARIF HIDAYATULLAH)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

M.SENOPATI. NEGARA NIM: 105081002484

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Yahya Hamja, Dr., MM. Suhendra, S.Ag, MM

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Hari ini jumat Tanggal 23 Bulan juli Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,23 Juli 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Yahya Hamja, Dr., MM Suhendra, S.Ag, MM

NIP:194906021978031001 NIP:1971120620031211001

Penguji Ahli 1 Penguji Ahli II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Leis Suzanawaty, SE,.MSI

NIP:196902032001121003 NIP:197208092005012004

Penguji Proposal

(4)

Hari ini kamis Tanggal 10 Bulan juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama M. Senopati Negara NIM: 105081002484 dengan judul skripsi “Analisis Persepsi Perbandingan Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah)”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,10 Juni 2010

Tim Penguji Ujian komprehensif

Ketua Sekretaris

Heryanto, SE., M.SI Leis Suzanawaty, SE., M.SI

NIP:195902231986011002 NIP:197208092005012004

Penguji Ahli

(5)

ABSTRAK

M. Senopati Negara, Analisis Perbandingan Persepsi Efektivitas Iklan TV: Yamaha Mio dan Honda Vario (Studi Kasus FEB UIN Syarif Hidayatullah). Skripsi, Jakarta: Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas iklan TV produk Yamaha Mio, efektivitas iklan TV produk Honda Vario, dan adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario.

Penelitian dilakukan di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan subjek penelitian mahasiswa FEB UIN Syarif Hidayatullah yang masih aktif sampai dengan semester genap tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 100 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan analisa deskripsi data, dan uji t dua sampel independen (Independen-Samples t Test) untuk melakukan uji perbedaan efektivitas iklan TV.

Berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden menunjukkan bahwa hasil efektifitas iklan televise Yamaha Mio memiliki rata-rata skor dalam skala efektif, sehingga menunjukkan iklan TV Yamaha Mio adalah efektif. Sementara untuk iklan TV Honda Vario, memiliki rata-rata skor dalam skala cukup efektif, sehingga iklan TV Honda Vario adalah cukup efektif. Berdasarkan hasil uji-t sampel independen, maka perbedaan nilai rata-rata efektivitas iklan televise Yamaha Mio dan Honda Vario adalah signifikan, dilihat dari nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilaiαsebesar 0,05.

(6)

ABSTRACT

M. Senopati Negara, The Comparison perception Analysis on Television Advertising Effectiveness : Yamaha Mio and Honda Vario (Case Study : FEB UIN Syarif Hidayatullah).

Script, Jakarta: Major of Management, Faculty of Economics and Social Sciences, State’s Islamic University of Syarif Hidayatullah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) 2010

The purpose of this study is to determine the effectiveness of yamaha mio and honda vario television advertising as well as the differences between them.

The study was conducted at FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta using 100 active students as respondents. The research method used was survey research using descriptive analysis of data and two independent sample t-test to test the differences in the effectiveness of television advertising.

Based on the result of the questionaire distributed to the respondents indicated that the effectiveness of Yamaha mio television advertising has an average score of effective scale, thereby indicating Yamaha mio television advertising is effective. While Honda vario television advertising has an average score of quite effective scale, so that Honda vario television advertising is quite effective. Based on the results of independent sample t-test, the difference in the average value of television advertising effectiveness between Yamaha mio and Honda vario is significant, see from the value of sig. (2-tailed) of 0.000 is smaller thanαvalue of 0.05.

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhamad Senopati Negara

T/TL : Jakarta/ 02 Juli 1987

Alamat : Jl. Kp Kepu Gg. 4 No. 302 B RT 15/ RW 03

Telp : 08561035235

Agama : Islam

Hobi : Basket dan Futsal

Cita-cita : Membahagiakan kedua orang tua

Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal : 1. SDN Islam Meranti Jakarta

2. SMPN 78 Jakarta

3. SMAN 1 Jakarta

4. FEB-UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Informal : 1. BBC English Course (1998-1999)

2. LB LIA for General English (2003-2005)

Pengalaman : 1. Pemantau Independen UN SMP (2007)

2. Ketua karang taruna (2008)

3. Kuliah kerja social di Bandung (2008)

Motto Hidup

(8)

KATA PENGANTAR

Puji, Sujud dan Syukur hamba kepada Ilahi Rabbi Allah Subhanahu

Wata’ala Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah –

Nya serta jalan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan tuntas tepat pada waktunya.

Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah

Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut

Tabi’in, Insya Allah mereka diberikanNya keselamatan hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan

membimbing penulis dalam penyusunan Skripsi ini, mereka ialah:

1. ALLAH SWT, berkatNya jalan yang sulit menjadi luas, lewat do’a yang

di’ijabah serta jalan pemberianNya yang tidak penulis duga sebelumnya.

2. Orang tua penulis, Ibunda Bety nurbaty, dan Ayahanda Burhannudin yang

selalu memberikan kesabaran, inspirasi dan motivasinya, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan, semoga penulis bersama dengan adik-adik penulis dapat

membahagiakan mereka berdua kelak dikemudian hari.

3. Adik-adikku yang baik, Bijak Dipanegara, Sakti Jati Anugrah, Kaisar Lafran

Abdullah, Jabbar Hanacaraka, Mayang Ratu Zahra, dan Indah Qurrotaayun.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

(9)

kesabaran. Semoga ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan

kepada bapak.

5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, Pak Yahya hamja, Dr., MM, Pak

Suhendra, S.Ag, MM. terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang

berharga kepada penulis sehingga impian penulis dapat tercapai, bapak

merupakan inspirasi yang berharga bagi penulis, Semoga ALLAH selalu

memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak.

6. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, Pudek I Bidan Akademik Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima

kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. Semoga

ALLAH selalu memberikan perlindungan dan kesehatan kepada bapak.

7. For My girlfriend Firda Fitria Junella Come on to the next level babe!!!!!.

8. Sahabat Seperjuangan di Manajemen 2005 dan 2006: Edi kurniawan,

Engkong, Paul, Towi, Wahyu, Kasaf, Gori, Boay, Upi, Bowo, Kiwil, Komeng

9. Sahabat-sahabat Asrama Putra (2005) khusunya fikcuy, aris, zarken, hadi,

asbah, kautsar dan lain sebagainya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk

pencapaian yang lebih baik.

Jakarta, 21 mei 2010

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran ... 10

B. Periklanan (Advertising) ... 17

C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi ... 38

D. Penelitian Sebelumnya... 52

E. Kerangka Pemikiran... 54

F. Hipotesis Penelitian... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 56

B. Metode Penentuan Sampel... 57

C. Metode Pengumpulan Data... 59

D. Metode Analisis Data ... 60

E. Operasional Variabel Penelitian... 64

(11)

G. Skala Pengukuran ... 67

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 68

B. Penemuan dan Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 106

B. Implikasi ... 107

DAFTAR PUSTAKA... 108

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan... 19

Tabel 2.2 : Sumber Informasi Konsumen... 39

Tabel 3.1 : Daftar Operasionalisasi Konsep Variabel Penelitian ... 65

Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden ... 71

Tabel 4.2 : Usia Responden ... 71

Tabel 4.3 : Pengeluaran per Bulan Responden... 72

Tabel 4.4 : Kendaraan Bermotor Yang Dimiliki ... 72

Tabel 4.5 : Daftar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas DimensiEmphaty ... 74

Tabel 4.6 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas DimensiPersuasion... 75

Tabel 4.7 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas DimensiImpact.... 76

Tabel 4.8 : Daftar Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Dimensi Communication... 76

Tabel 4.9 : DimensiEmphatyResponden Terhadap Iklan TV Yamaha Mio... 78

Tabel 4.10 : DimensiPersuasionResponden terhadap Iklan TV Yamaha Mio... 80

(13)

Tabel 4.13 : DimensiEmphatyResponden terhadap Iklan TV Honda

Vario ... 88

Tabel 4.14 : DimensiPersuasionResponden Terhadap

Iklan TV Honda Vario ... 90

Tabel 4.15 : DimensiImpactResponden terhadap Iklan TV Honda Vario ... 92

Tabel 4.16 : DimensiCommunicationResponden Iklan TV Honda Vario ... 94

Tabel 4.17 : Data Statistik Rata-rata Efektivitas Iklan TV

Yamaha Mio dan Honda Vario ... 97

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak faktor mempengaruhi pendapatan perusahaan. Perusahaan secara

konsisten memonitor laporan rugi laba dan membandingkannya dengan proyeksi

anggaran sehingga perusahaan dapat mengetahui perlu tidaknya perubahan

proyeksi pendapatan. Dalam hal ini, item yang perlu dilihat oleh perusahaan

adalah pemasaran.

Perubahan ini ada dalam banyak bentuk, misalnya perubahan prosedur

operasional atau kenaikan harga produk atau jasa. Bila satu metode pemasaran

memiliki tingkat keberhasilan yang baik, metode itu akan terus menjadi bagian

dari anggaran keseluruhan perusahaan. Tetapi bila metode itu tidak menciptakan

hasil yang sesuai harapan, perusahaan bisa menyiapkan sejumlah alternatif lain

yang dapat dijelajahi.

Dalam era teknologi dan persaingan pasar yang makin ketat sekarang ini,

limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat

konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

persaingan, salah satu jalan yang ditempuh oleh perusahaan adalah dengan

kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

dimana salah satu wujudnya adalah melalui kegiatan pengiklanan (advertising).

(15)

Advertising yang tepat sasaran (efektif) dapat digunakan oleh perusahaan/

produsen dan biro iklan untuk mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen

terhadap berbagai merek produk di pasar yang pada akhirnya juga menjadi salah

satu faktor penting dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk

memilih produk. Selain sebagai alat penyampaian pesan (informasi), advertising

yang dilakukan haruslah mampu bersaing dengan berbagai kegiatan periklanan

perusahaan pesaing serupa untuk memenangkan minat konsumen serta

mempertahankan image perusahaan itu sendiri. (Kusumaatmaja,2006:1).

Dari sisi konsumen, iklan (advertising) sendiri dipandang sebagai suatu

media penyedia informasi tentang kemampuan, harga, fungsi produk, maupun

atribut lainnya yang berkaitang dengan suatu produk (Durianto et.al,2003). Sebaik

apapun kualitas suatu produk jika tidak diikuti dengan informasi yang tepat

tentang keberadaan produk tersebut di pasar (market), maka kecil sekali peluang

bagi produk untuk dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Dengan informasi

sempurna yang dimiliki konsumen akan keadaan pasar dan produk-produk di

dalamnya maka akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan di pasar, dan

sebaliknya keterbatasan informasi akan kondisi (harga, kualitas, dll)

produk-produk di pasar menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki kurva demand

(permintaan) yang menunjukkan kemiringan negatif yang mampu menimbulkan

market power(kuasa pasar) bagi setiap produsen. (Kusumaatmaja,2006:1).

Salah satu bentuk iklan tersebut adalah iklan TV. Dewasa ini iklan TV

(16)

strategi efektif bagi kalangan bisnis yang berkeinginan mengirim pesan visual

singkat yang dapat dibaca dalam beberapa detik. Popularitas iklan TV semakin

meningkat. Iklan TV terus berubah seturut waktu dan menjadi satu media iklan

yang pertumbuhannya sangat pesat.

Iklan TV merupakan satu cara berdampak besar dalam menyebarkan pesan

penjualan perusahaan. Iklan TV merupakan pertaruhan advertising terbaik

perusahaan. Menggunakan televisi untuk mengiklankan barang dan jasa

perusahaan merupakan langkah cerdas karena efektivitas pemasangan iklan jauh

lebih baik.

Ada beberapa alasan atas meningkatnya penggunaan iklan TV, yang

efektivitasnya memainkan peran besar. Misalnya, memasang iklan di televisi

setiap hari untuk beberapa detik memiliki siklus hidup sangat panjang. Pada sisi

lain, iklan TV bekerja sepanjang hari seiring televsi mengoperasikan programnya

24 jam sehari tujuh hari seminggu. Dibandingkan kebanyakan bentuk iklan lain,

iklan TV jauh lebih efektif.

Kemajuan teknologi membuat iklan TV lebih efektif. Masa lalu di kala

iklan TV masih dibuat dengan tangan telah usai. Dewasa ini pengiklan mendesain

dan mencetak pesan lewat komputer yang membuat perusahaan semakin efektif

dan akurat dalam desain.

Menjadikan iklan TV sebagai media advertising berarti memilih media

berdampak besar. Namun tujuan tersebut dapat dicapai bila iklan TV dibuat

(17)

Kebanyakan orang yang berada di luar rumah memliki sedikit waktu untuk

melihat pesan iklan di stasiun-stasiun TV di Indonesia. Iklan TV perlu

menciptakan dampak langsung dan abadi, meskipun hanya dalam beberapa detik.

Pesan bisa memberi kesan sangat positif bila singkat danto the point. Oleh karena

itu iklan TV harus memberikan kesan tentang perusahaan dengan tagline yang

singkat dan mudah diingat.

Gambar, foto, dan warna dapat sama efektifnya dengan kata-kata. Banyak

perusahaan tidak ragu-ragu menambahkan sedikit kesan seksualitas pada pesan

iklan TV mereka sepanjang itu dapat membuat orang tertawa dan gembira.

Iklan TV bisa efektif bila didesain dengan singkat dan kuat. Tidak

seorangpun bersedia melihat pesan yang bertele-tele dan ragu-ragu. Iklan harus

memiliki headerseperti ANDA MAU NGETOP?? atau ANDA KEPANASAN??

Pesan harus memuat nama dan menyertakan sesuatu yang menarik minat secara

instan.

Dengan kemajuan teknologi dewasa ini, perusahaan memiliki banyak

keuntungan dari desain iklan TV mereka. Di bawah ini ada beberapa manfaat

pemilihan iklan TV:

1. Iklan TV mampu menarik minat audiens dengan cara yang tidak dapat

ditiru oleh nediaadvertisinglain

2. Iklan TV memuat kesadaran merk dan pengenalan nama yang kuat

3. Iklan TV mengandung iklan bewarna warni, menggugah minat dan

(18)

4. Iklan TV mampu menjangkau jutaan orang setiap harinya

5. Iklan TV membidik audiens khusus tanpa mempedulikan wilayah

6. Iklan TV tidak mudah tertelan oleh banyak iklan milik pesaing

7. Iklan TV memuat pesan yang dihantarkan kontinyu dan frekeuentif

8. Calon klien dan konsumen dapat mengarah langsung menuju merk

produk dan perusahaan pembuatnya

Kesemuanya ini hanya beberapa dari banyak keuntungan yang dibeirkan

oleh iklan TV. Dengan manfaat yang besar, tidak mengherankan banyak

perusahaan dewasa ini memanfaatkan TV sebagai media iklan mereka.

Salah satu perusahaan tersebut adalah Yamaha Motor Indonesia dengan

produk Yamaha Mio dan Astra Honda Motor dengan produk Honda Vario.

Perusahaan memasang iklan mereka pada hampir semua stasiun TV swasta di

Indonesia.

Pasar sepeda motor di Indonesia adalah pasar sepeda motor terbesar nomor

3 di dunia, tetapi pangsa pasar terbesar adalah motor berkapasitas mesin kecil

dengan model bebek (underbone) karakter khas Asia Tenggara. Hal ini agak

kurang menguntungkan bagi produsen motor, karena kecenderungan pasar sepeda

motor dunia untuk sepeda motor berkapasitas mesin kecil adalah jenis skuter.

Alasan ini menjadi dasar dari Yamaha Indonesia untuk mempopulerkan skuter di

Indonesia melalui Yamaha Mio yang meraih sukses di kemudian hari.

Mesinfull otomatis khas skuter dipasangkan dimotor ini, berkapasitas 113

(19)

poin utama dalam kampanye penjualan dengan semboyan iklan “OTOMATIS

DULUAN” dengan maksud untuk menunjukan kepada konsumen bahwa Yamaha

Mio lebih dahulu diproduksi dibandingkan saingan terberatnya, Honda Vario.

Honda Vario adalah skuter otomatis produksi dari Astra Honda Motor di

Indonesia. Skuter yang diluncurkan pada tahun 2006 ini dimaksudkan untuk

mengantisipasi makin populernya Yamaha Mio di pasar sepeda motor Indonesia.

Posisi sebagai market leader menjadi poin utama dalam kampanye penjualan

dengan semboyan iklan “I’M VARIO WHAT ABOUT YOU” dengan maksud

untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa Honda Vario tetap lebih diipilih

dibandingkan saingan terberatnya, Yamaha Mio.

Dari lima bauran promosi, menurut Durianto et.al (2003) yaitu Periklanan,

Promosi Penjualan,Personal Selling, Public Relations, maupunDirect Marketing;

Periklanan (advertising) seringkali menjadi perhatian penting karena selain

posisinya yang strategis (mampu menjangkau konsumen secara luas) juga

memerlukan biaya yang cukup besar. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan

untuk periklanan (terutama iklan di media televisi) menjadikan perusahaan harus

berhati-hati dan lebih bijak dalam membelanjakan dananya serta memperoleh

suatu efisiensi. (Kusumaatmaja, 2006:3).

Yang terjadi dalam prakteknya adalah seringkali sebuah iklan menjadi

sumber pengeluaran yang besar tanpa mampu memberikan return yang

memuaskan, ketika produk mereka gagal di pasaran. Karena tidak bisa dipungkiri

(20)

pesan iklan dari ratusan iklan yang ditayangkan setiap hari. Belum lagi dengan

banyaknya stasiun televisi (baik swasta atau negri) yang ada, dan fenomena

berpindah-pindah saluran (zapping) yang seringkali muncul. Kecenderungan ini

terjadi pada hampir seluruh golongan audience termasuk pada mahasiswa yang

merupakan salah satu golonganaudiencetersebut. (Kusumaatmaja,2006:4).

Mengingat besarnya biaya yang harus ditanggung produsen pada awal

kemunculan suatu produk maka perlu dikaji efektivitas iklan televisi yang

ditayangkan yang biasanya menggunakan beberapa model atau metode dengan

pertimbangan konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks yang mengarah

pada kompleksitas perilaku mereka. Dengan menggunakan suatu model penelitian

efektifitas iklan dapat dijelaskan secara sederhana perilaku konsumen yang

kompleks tersebut.

Durianto et.al (2003), menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan untuk melihat efektifitas suatu iklan televisi berdasarkan dampak

komunikasi yang ditimbulkan, yaitu: CRI (Customer Response Index), DRM

(Direct Rating Method), EPIC Model, dan CDM (Consumer Decision Model).

Dalam EPIC Model memisahkan empat dimensi kritis sebuah iklan yaitu

Empathy, Persuation, Impact, danCommunicationuntuk kemudian dianalisa guna

melihat efektifitas masing-masing dimensi tersebut secara terpisah sehingga dapat

diketahui pada dimensi yang manakah sebuah iklan memiliki kelemahan dalam

pencapaian tujuannya, serta selanjutnya dibuat strategi baru untuk

(21)

Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan analisa

perbandingan persepsi efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda Vario terkait

keputusan mereka untuk membeli produk.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Yamaha Mio ?

2. Bagaimana efektifitas iklan TV produk Honda Vario ?

3. Apakah ada perbedaan efektifitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda

Vario ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisa iklan TV produk Yamaha Mio

2. Untuk menganalisa iklan TV produk Honda Vario

3. Untuk adanya perbedaan efektivitas iklan TV Yamaha Mio dan Honda

(22)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

ekonomi pada umumnya dan manajemen pemasaran dan periklanan pada

khususnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi

penelitian selanjutnya, khususnya yang hendak meneliti mengenai tema efektivitas

iklan TV. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi obyek penelitian,

yaitu produsen Yamaha Mio dan Honda Vario dalam rangka penetapan kebijakan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemasaran

Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sementara menurut American Marketing Association (AMA) dalam

Alma (2004:3), mengungkapkan bahwa pemasaran adalah proses

merencanakan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan

peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi.

Definisi yang dikemukakan tersebut menuntut konsumen ikut

memahami tentang pemasaran, kondisi ini mengingat konsumen merupakan

obyek dari pemasaran yaitu dengan konsekuensi konsumen harus

mengeluarkan sejumlah uang atau dana dalam jumlah tertentu untuk

mengkonsumsi produk. (Kusumaatmaja, 2006:10).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian

pemasaran, yaitu segala kegiatan atau usaha untuk memperlancar penyaluran

barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan menggunakan

unsur-unsur yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran, yaitu unsur-unsur produk,

(24)

konsumen dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif di

dalam pasar.

1. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika

(dalam Kotler, 2002:9) merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran terhadap penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk

baik barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran-sasaran individu dan organisasi

Definisi tersebut mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah

proses yang meliputi analisa, perencanaan sampai dengan pelaksanaan

dan pengendalian tentang produk perusahaan dengan tujuan menghasilkan

kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat baik individu maupun organisasi

perusahaan.

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses dari perencanaan

dan pelaksanaan suatu conceptation, harga, promosi, dan distribusi dari

barang-barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mana dapat

memuaskan individu dan tujuan organisasi. (Belch & Belch,2001:7).

Efektifitas pemasaran dapat dicapai jika perusahaan tersebut dapat

mengenali interdependence dari banyak aktifitas seperti sales dan

promotion dan bagaimana perusahaan dapat mengkombinasikan untuk

(25)

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002: 18). Bauran pemasaran ini

lazim dikenal sebagai 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price),

tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).

Robert Lauterborn (dalam Kotler, 2002:18) menyebutkan bahwa

bauran pemasaran (4P) merupakan gambaran pandangan penjualan

terhadap alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi

pembeli. Sehingga dalam menyikapinya, tiap alat pemasaran ini harus

dirancang untuk memberi satu manfaat bagi pembeli. Lebih lanjut,

Lauterborn menyebutkan 4C pelanggan yang erat hubungannya dengan

4P penjual. 4C tersebut ialah Costumer solution (solusi pelanggan);

Costumer Cost (biaya pelanggan); Convinience (kenyamanan); dan

Comunication (Komunikasi).Yang menjadi pemenang adalah perusahaan

yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan secara

menyenangkan serta yang dapat berkomunikasi secara efektif.

a. Produk

Kotler (2002:448) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau

keinginan. Produk-produk ini meliputi barang fisik, jasa, pengalaman,

(26)

Produk sendiri jika dilihat dari penggunaannya (Kotler: 2002),

dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (consumer goods)dan produk

industrial (industrial goods). Barang konsumsi (consumer goods)

dibedakan menjadi convinence goods, shopping goods, dan specialty

goods. Sedangkan produk industrial (industrial goods) terdiri dari

material and parts;capital items;dansupplies and business services.

Convinence goods merupakan barang yang biasanya dibeli secara

berulang, secara cepat, seringkali tanpa perncanaan, dan dengan upaya

yang minimum. Contoh dari barang ini antara lain: sabun, rokok, koran,

dan lain-lain.

Shopping goods merupakan barang yang dalam pembeliannya

memerlukan proses seleksi, dimana konsumen akan membandingkan

karakteristik barang tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan

gaya. Contoh dari barang ini antara lain barang fashion, ponsel, mobil

bekas,dan lain-lain.

Specialty goods merupakan barang-barang yang memiliki

karakteristik yang unik atau identifikasi merk (brand identification) yeng

menyebabkan sejumlah pembeli bersedia melakukan upaya pembelian

yang khusus. Contohnya antara lain arloji, peralatan audio, dan lain-lain.

Barang industrial (industrial goods) juga dibedakan menjadi tiga

macam barang yaitu bahan baku dan suku cadang (material and parts)

(27)

Jenis kedua dari barang industrial ialah barang modal (capital

items) yaitu barang-barang yang tahan lama yang memfasilitasi

pembuatan barang jadi(finished goods).

Sedangkan jenis ketiga dari barang industrial ialah perlengkapan

dan jasa bisnis (supplies and business services); yaitu barang-barang

yang berumur pendek dan jasa yang memfasilitasi produksi barang jadi.

b. Harga

Harga merupakan satu-satunya dari seluruh elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lain

menimbulkan biaya. Harga merupakan sejumlah nominal yang harus

dibayar pelanggan atas produk yang dinikmati.

Mengingat kaitan harga yang berhubungan dengan besarnya biaya

yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk,

maka dalam penentuannya Kotler (2002:516) berpendapat harus

melewati enam langkah, yaitu:

1) Memilih tujuan Penetapan Harga

2) Menentukan Permintaan

3) Memperkirakan Biaya

4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing

5) Memilih Metode Penetapan Harga

(28)

c. Tempat/ Saluran Distribusi

Distribusi berhubungan dengan berbagai tempat kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan konsumen sasaran agar

dapat dengan mudah memperoleh produk. Tujuan dari distribusi adalah

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi menurut Kotler

(2002:558) ialah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang

terlibat dalam proses untuk menjadikan produk (barang dan jasa) siap

untuk digunakan/ dikonsumsi.

d. Promosi

Promosi sebagai salah satu dari 4 bauran pemasaran merupakan

alat bagi perusahaan (produsen) untuk berkomunikasi dan berinteraksi

dengan konsumennya. Melalui promosi, perusahaan (produsen)

menginformasikan produknya yang kemudian oleh konsumen digunakan

sebagai preferensi merek dalam melakukan pengambilan keputusan

pembelian.

Dalam Kotler (2002:583) disebutkan bahwa promosi merupakan

seluruh aktifitas perusahaan untuk menginformasikan suatu produk

termasuk didalamnya usaha untuk mempengaruhi konsumen dengan

membujuk, maupun mengingatkan konsumen akan keberadaan produk

mereka.

Promosi juga didefinisikan sebagai koordinasi dari semua penjual

(29)

untuk menjual jasa dan barang-barang atau mengenalkan suatu gagasan

(Belch & Belch, 1993:10).

3. Bauran Promosi

Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam

kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara

komunikasi yang utama (Durianto et.al, 2003:1), yaitu:

a. Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi

dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.

b. Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka

pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau

membeli suatu produk atau jasa.

c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam

program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra

perusahaan atau merek sebuah produk.

d.Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan

satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi,

menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.

e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, telepon,

faksimili, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk

melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan

(30)

B. Periklanan (Advertising) 1. Definisi Periklanan

Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah

dijumpai di berbagai media adalah merupakan bentuk penyajian informasi

nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan

dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang

mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan

kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap,

dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek (Peter & Olson, 2000:181).

Dalam Durianto et.al (2003:2), advertising atau periklanan adalah semua

bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang

dibayar oleh suatu sponsor. Begitu juga menurut Shimp (2003:38) yang

mengidentifikasi advertising sebagai suatu bentuk dari komunikasi massa atau

komunikasi direct to consumer yang bersifat nonpersonal dan didanai oleh

perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang

diidentifikasikan-dengan berbagai cara-dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap

untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.

Wells, Burnett dan Moriarty (dalam Sutisna. 2003:276) mendefinisikan

periklanan sebagai suatu bentuk komunikasi non personal yang dibayar oleh

sponsor yang dikenali dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau

mempengaruhi pemirsa.

Dari beberapa pengertian dan teori tersebut dapat diambil kesimpulan

(31)

yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan

untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang

menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

2. Tujuan Periklanan

Iklim persaingan usaha yang ketat mengharuskan perusahaan menentukan

tujuan sebelum menjalankan setiap aktivitasnya. Demikian juga untuk tujuan

periklanan dibuat sebagai alat koordinasi, membantu pengambilan keputusan, dan

alat evaluasi kesuksesan.

Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari

kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Kotler dan Keller (2006:245)

menyebutkan bahwa tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasaran perusahaan

adalah sebagai berikut:

a. Periklanan untuk memberi informasi (informative)

Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang

seluk-beluk suatu produk. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara

besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan

tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu

produk yang sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi dapat

diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative

digunakan untuk merek yang siklus hidupnya berada di tahap perkenalan

(32)

b. Periklanan untuk membujuk (persuasive)

Periklanan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap

kompetitif. Tujuannnya adalah membentuk permintaan selektif produk

tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak

langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang

akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada

umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merk

yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan (growth stage).

c. Periklanan untuk mengingatkan (reminding)

Periklanan untuk mengingatkan (reminding) digunakan untuk

menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan ini sangat

penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah

iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan menyakinkan

pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan tindakan pembelian

yang benar. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan

(maturity) suatu merk.

Penjelasan secara spesifik adalah pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan Untuk Menginformasikan:

- Memberitahukan pasar tentang suatu produk baru

- Mengusulkan kegunaan baru suatu produk

- Memberitahukan pasar tentang perubahan harga

- Menjelaskan cara kerja suatu produk

- Menjelaskan pelayanan yang tersedia

- Mengoreksi kesan yang salah

(33)

- Membangun citra perusahaan

Untuk Membujuk:

- Membentuk preferensi merek - Mendorong alih merek

- Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk

- Membujuk pembeli untuk membeli sekarang

- Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan pembelian

Untuk Mengingatkan:

- Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan di kemudian hari

- Mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya

- Membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musimnya

- Mempertahankan kesadaran puncak

Sumber: Kotler dan Keller (2006)

Durianto et.al (2003:12) menyebutkan ada sembilan (9) tujuan yang secara

umum ingin dicapai perusahaan-perusahaan yang beriklan, yaitu:

a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create

awareness).

Brand awareness yang tinggi merupakan pembuka untuk tercapainya

brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari bahwa tanpa

brand awareness yang tinggi sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang

tinggi.

b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan

manfaat suatu merek (communicate information about attributes and

benefits).

c. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek

(develop or change an image or personality).

Sebuah merek terkadang mengalami dilusi sehingga perlu diperbaiki

(34)

d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (associate a

brand with feelings and emotions).

Disini dimaksudkan agar ada hubungan emosi antara konsumen dan suatu

merek.

e. Menciptakan norma-norma kelompok (create group norms).

f. Mengendapkan perilaku (precipitate behaviour).

g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan

kekuatan pasar (market power)perusahaan.

Iklan sangat kuat dalam meningkatkan kekuatan suatu merek di pasaran.

Meski iklan bukan segalanya, mengingat keberhasilan suatu merek di

pasaran tidak hanya tergantung pada iklannya.

h. Menarik calon konsumen menjadi “konsumen yang loyal” dalam jangka

waktu tertentu.

i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat

menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari periklanan pada dasarnya adalah untuk menyampaikan informasi, membujuk

(mempengaruhi), dan mengingatkan serta dapat pula untuk menciptakan kesan

positif pada produk dan merek tersebut.

3. Sasaran Periklanan

Setiap iklan dibuat untuk mencapai dan memenuhi suatu sasaran tertentu

yang telah dirancang dan ditetapkan oleh pemasar (produsen) secara spesifik.

(35)

periklanan dibuat dengan maksud menginformasikan, membujuk, atau hanya

mengingatkan saja (Sutisna,2003:276).

Adapun klasifikasi sasaran periklanan dilihat dari tujuan periklanan-nya

adalah sebagai berikut: (Kusumaatmaja, 2006:23)

a. Sasaran periklanan yang didasarkan dari tujuan untuk menginformasikan

adalah 50 % dari keseluruhan konsumen mengetahui keberadaan produk

di pasar.

b. Sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk membujuk adalah

mayoritas konsumen di pasar mempunyai sikap positif terhadap produk,

dan terdorong untuk melakukan pembelian.

c. Sedangkan sasaran periklanan yang didasarkan pada tujuan untuk

mengingatkan adalah jika sekitar 80 % konsumen di pasar mengingat akan

keberadaan produk.

4. Kelebihan dan Kelemahan Periklanan

Periklanan sebagai bagian dari promotional mix memiliki berbagai

kelebihan dibanding yang lain yang menyebabkan metode ini banyak dipilih

untuk mempromosikan suatu produk. Belch & Belch (1993:11) menyebutkan

beberapa kelebihan periklanan, yaitu:

a. Karena perusahaan membayar atas ruang iklan maka perusahaan dapat

mengontrol dan menentukan apa yang ingin dikatakan, kapan

(36)

b. Iklan merupakan metode biaya yang efektif untuk berkomunikasi dengan

pemirsa luas dan biaya per kontaknya relatif redah.

c. Iklan juga dapat digunakan untuk menciptakan gambaran dan pendekatan

simbolis untuk barang dan jasa.

d. Iklan mampu menciptakan dan mempertahankanbrand equity.

e. Iklan dapat menciptakanresponsive chorddengan konsumen ketika

unsur-unsur dalam program pemasaran lainnya belum berhasil.

Namun, seperti yang disebutkan juga oleh Belch & Belch (1993:13),

periklanan juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

a. Biaya memproduksi dan menempatkan iklan dapat sangat tinggi.

b. Kurangnya umpan balik langsung oleh kebanyakan iklan adalah juga suatu

kelemahan, karena hal itu menyebabkan kesulitan bagi pihak pembuat

iklan untuk mengetahui seberapa baik pesan iklan diterima konsumen dan

efektif tidaknya iklan tersebut.

c. Kredibilitas iklan itu sendiri dan kenikmatan untuk mengabaikannya. Iklan

seringkali dianggap skeptis oleh konsumen, dianggap bias dan terkait

dengan tujuan iklan untuk membujuk.

5. Merencanakan Media Iklan

Perencanaan dan pemilihan media untuk periklanan memegang peranan

penting dalam proses penyampaian pesan iklan kepada konsumen. Ketepatan

produsen/ perusahaan pembuat iklan dalam memilih media komunikasi tersebut

(37)

atau tidak. Apabila media iklan yang digunakan tidak pernah diketahui oleh

kelompok atau pasar sasaran maka periklanan tidak akan efektif.

Penetapan media periklanan berkaitan erat dengan strategi dan perencanaan

media. Dalam Durianto et.al (2003:15) disebutkan bahwa strategi dan

perencanaan media dijalankan setelah perusahaan mengidentifikasi pasar sasaran,

serta menentukan sasaran sebelumnya yang akhirnya menentukan strategi yang

tepat untuk pencapaiannya.

Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang menggunakan lebih dari satu

media periklanan (menggabungkan media periklanan) karena alasan-alasan

sebagai berikut (Durianto et.al, 2003:39):

a. Untuk mencapai masyarakat yang tidak mampu, dicapai dengan media

tertentu (misalnya radio).

b. Untuk menyediakan paparan ulang tambahan dengan biaya yang lebih

murah.

c. Untuk mendayagunakan beberapa nilai intrinsic media sehingga

memeperluas efektivitas kreativitas kampanye iklan.

d. Untuk menyampaikan kupon dalam media cetak jika media utama yang

digunakan adalah mediabroadcast.

6. Kelebihan dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Periklanan

Pada masing masing media yang digunakan untuk beriklan, ada

keuntungan dan kelebihannya masing masing, tetapi ada beberapa kelebihan dan

kekurangan yang secara umum terjadi. Menurut Shimp (2003:46), kelebihan dan

(38)

a. Kelebihan Media Periklanan Televisi

1) Di luar pertimbangan lainnya, televisi memiliki kemampuan yang

unik untuk mendemonstrasikan penggunaan produk.

Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara

serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan sekaligus.

Audiens dapat melihat dan mendengarkan yang didemonstrasikan,

mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan

bahwa diri mereka memakai produk.

2) Iklan televisi mempunyai kemampuan untuk muncul tanpa diharapkan

(intrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya.

Iklan televisi menggunakan indera seseorang dan menarik

perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak ingin menonton

iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih mudah bagi seseorang

untuk menghindari iklan majalah atau surat kabar dengan cara

membalik lembarannya daripada mencoba menghindari iklan televisi

baik secara fisik maupun mental. Tentu saja, alat-alat pengendali jarak

jauh (remote devices) memudahkan para penonton untuk menghindari

iklan televisi melaluizippingdanzapping.

3) Iklan televisi mampu memberikan hiburan dan menghasilkan

kesenangan.

Produk yang diiklankan dapat didramatisir dan dibuat lebih

(39)

dengan unsur humor yang kerap ditampilkan di televisi sebagai salah

satu strategi periklanan untuk menarik perhatian pemirsa.

4) Iklan televisi mampu menjangkau konsumen satu persatu

Dalam iklan televisi, ketika seorang pembicara atau endorser

mendukung keunggulan suatu produk, hal tersebut seperti presentasi

penjualan perorangan, dimana interaksi antara pembicara dan

konsumen, terjadi pada tingkat perorangan.

5) Iklan televisi mampu menjangkau baik konsumen akhir maupun

tenaga penjualan perusahaan.

Dengan jangkauan yang luas, iklan televisi dapt menjangkau tenaga

penjualan perusahaan dimana ia akan lebih mudah memasarkan

produk yang bersangkuatan karena iklan televisi juga menjangkau

konsumen akhir dan meningkatkan citra produk tersebut di pasaran.

6) Iklan televisi mampu untuk mencapai dampak yang diinginkan.

Dampak tersebut adalah mutu/media periklanan yang mengaktifkan

kesadaran konsumen dan mengaktifkan ingatannya untuk menerima

pesan penjualan.

b. Keterbatasan Media Periklanan Televisi :

1) Biaya periklanan yang meningkat dengan cepat. Biaya ini akan

meningkat pada waktu-waktu prime time dimana banyak pemirsa

menonton pada jam-jam tersebut.

(40)

Para pengiklan tidak dapat mengharap untuk menarik penonton

homogen yang luas ketika memasang iklan pada program tertentu

karena sekarang tersedia banyak pilihan program bagi penonton

televisi.

3) Kebiasaan dari pemirsa yang suka meng- zipping dan zapping iklan.

Zapping terjadi ketika para penonton beralih ke saluran lain ketika

iklan ditampilkan. Suatu riset menunjukkan bahwa ada sekitar

sepertiga penonton potensial iklan televisi yang hilang akibat tindakan

zapping. Selainzappingadazipping yaitu terjadi saat iklan yang telah

direkam dengan VCR ditayangkan dengan cepat ketika penonton

menonton materi iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya.

4) Ketidakberaturan (clutter)

Clutter mengacu kepada semakin banyaknya materi non-program

yaitu iklan, pesan layanan umum, dan pengumuman promosi stasiun

dan program-program saluran yang bersangkutan. Clutter terjadi

karena jaringan meningkatkan/ menambah pengumuman promosi

untuk merangsang penonton menonton program yang dipromosikan

secara gencar dan karena pengiklan menambah iklan-iklan pendeknya.

Efektifitas periklanan televisi menjadi berkurang karena masalah

clutter, yang menciptakan kesan negatif di kalangan konsumen

mengenai periklanan pada umumnya, menjauhkan para penonton dari

pesawat televisi, dan mungkin mengurangi kemampuan untuk

(41)

Durianto et.al (2003:35), menyebutkan kelebihan dan kelemahan

periklanan dengan televisi sebagai berikut:

a. Kelebihan media televisi:

1). Efisiensi biaya

Televisi mampu menjangkau masyarakat secara luas. Kelebihan ini

menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang. Oleh

sebab itu, banyak pengiklan memandang Televisi sebagai media yang

paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.

2). Dampak yang kuat

Keunggulan yang belum bisa ditandingi oleh media lain adalah

kemampuan yang menghadirkan tayangan secara audio visual,

sehingga kreativitas pengiklan dapat lebih dioptimalkan dengan

menggabungkan elemen gerak, suara, musik, drama, humor, maupun

ketegangan yang pada akhirnya pemirsa dapat dengan mudah

menangkap pesan dan kesan yang ditampilkan.

3). Pengaruh yang kuat

Pada umumnya pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi, baik

itu untuk mencari hiburan, berita, pendidikan maupun informasi

lainnya. Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi lebih

cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk

yang tidak mereka kenal.

b. Kelemahan media televisi:

(42)

Pada kenyataannya tidak sedikit uang yang dihabiskan untuk

membiayai sebuah iklan. Hal ini akan menjadi tidak efektif ketika

iklan tersebut tidak mampu meninggalkan pesan yang jelas kepada

konsumen, sehingga berlalu begitu saja. Ironisnya, iklan yang tidak

mampu meninggalkan pesan yang mendalam tentang produk yang

diiklankan ini banyak sekali. Sangat sedikit produk-produk yang

mampu membangunpositioningyang tepat bagi para konsumen.

2) Masyarakat yang tidak selektif

Pemirsa televisi banyak dan luas berasal dari latar belakang yang

berbeda-beda baik dari pendidikan, tingkat pendapatan, maupun strata

sosial. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar

yang yang tidak menjadi target dan tidak selektif. Seperti sebuah iklan

handphone yang berteknologi tinggi dengan harga lima juta lebih,

mungkin pemirsa yang berada di luar target pasar akan mengacuhkan

iklan tersebut, apalagi kalau iklan itu tidak dibuat menarik dan kreatif.

3) Kesulitan teknis

Kesulitan teknis terkait dengan jadwal tayang iklan di televisi yang

tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Kebutuhan

pengiklan yang mendesak dalam menghadapi event-event tertentu,

seringkali pihak pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk

(43)

7. Iklan Efektif

Walaupun definisi tentang sebuah periklanan yang efektif yang dapat

digunakan untuk segala kegunaan (multi purpose definition ) dianggap tidak

praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun definisi tersebut

bisa dianggap cukup baik karena mencakup berbagai karakteristik umum.

Menurut Shimp (2003:415), taraf minimal iklan yang baik (atau efektif)

memuaskan beberapa pertimbangan berikut ini:

a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran.

Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi

komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi

b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.

Mengingat bahwa para konsumen membeli manfaat- manfaat produk,

bukan atribut/lambangnya, maka, iklan harus dinyatakan dengan cara

yang berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan, keinginannya, serta apa

yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar.

c. Periklanan yang baik harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi ketika

produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi

konsumen

d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan

iklan. Artinya adalah suatu iklan haruslah kreatif, yakni yang bisa

membedakan dirinya dengan iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja;

iklan yang tidak biasa dan berbeda. Karena tentu saja iklan yang sama

(44)

kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan mampu menarik perhatian

konsumen.

e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa

diberikan. Yang intinya adalah sebuah iklan akan menerangkan secara

jujur, apa adanya baik dalam etika serta dalam pengertian bisnis yang

cerdas. Para konsumen akan belajar cepat saat mereka tahu bahwa mereka

ditipu.

f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.

Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi; tujuannya bukan

membagus-baguskan yang bagus dan melucu-lucukan yang lucu.

Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang hanya ingat

humornya saja, tanpa ingat pesannya. Atau dapat dikatakan iklan tersebut

harus dapat mencegah gagasan kreatif bertumpang tindih dengan strategi.

8. Strategi Pembuatan Iklan yang Efektif

Durianto et.al (2003:18) mengatakan bahwa untuk membuat sebuah iklan

yang efektif ada 4 poin strategi yang bisa dilakukan, yaitu:

a. What to say

What to say adalah tema sentral yang ingin disampaikan oleh pemasar

melalui iklan yang mereka buat. Penetapannya di dalam iklan merupakan

suatu keputusan strategis yang akan mempengaruhi suksues atau gagalnya

iklan.

Dasar pertimbangan mengapa kampanye iklan yang efektif hanya

(45)

sebagai konsumen dan pemirsa. Sebagaimana diketahui, manusia memiliki

daya ingat yang sangat terbatas, padahal di pasaran terdapt banyak sekali

merek atau produk yang diiklankan. Dengan menggunakan satu tema sentral,

kemungkinan diingatnya suatu pesan iklan oleh konsumen akan jauh lebih

besar daripada digunakan beberapa tema.

Dalam prakteknya, beberapa strategi penyampaian pesan (what to say)

yang sering digunakan adalah:

1) Produk Benefit /Feature Oriented Advertising

Produk Benefit / Feature Oriented Advertising adalah strategi

periklanan yang mengkomunikasikan kegunaan atau keistimewaan

suatu produk kepada konsumen. Iklan ini akan sangat mengena

apabila manfaat produk ini berbeda (unik) dari pesaing. Biasanya yang

sukses dengan strategi ini adalah produsen yang menggunakan dan

terus setia dengan satu tema sentral saja.

2) Brand Image Oriented Advertising

Brand Image Oriented Advertising adalah strategi periklanan yang

lebih mengedepankan pada citra merek, pada akhirnya hal ini akan

bermuara pada penciptaan suatu image atau personality tertentu.

3) Problem and/or Opportunity Oriented Advertising

Strategi ini dipakai oleh iklan yang berorientasi pada permasalahan

atau peluang dari oleh produk yang diiklankan. Dalam iklan dengan

(46)

dinetralisir, dan seringkali iklan ini mencoba mencari manfaat baru

dari suatu produk.

4) Competitive Positioning oriented advertising

Alasan utama para pengusung teori strategi positioning (Al Ries dan

Jack Trout:1981) ini adalah karena suatu manfaat (benefit) maupun

merek (brand) sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena

hampir semua pengiklan menggunakan strategi tersebut. Dianggap

kita tidak bisa lagi bersaing hanya dengan menonjolkan manfaat dan

merek, kita harus mampu membentuk positioning produk di benak

konsumen.

b. How to say

Poin yang kedua adalah How to Say. Hal ini terkait dengan bagaimana

menyampaikan pesan iklan secara kreatif dari satu tema yang dipilih. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kreativitas suatu

iklan:

1) Directed creativity

Dalam hal ini berarti harus ada kesesuaian antara kreativitas yang

ingin ditampilkan dengan what to say yang telah dipilih.

2) Brand name exposure

Brand name exposure terdiri dari individual brand name (merek

produk) dan company brand name (nama perusahaan). Ketika suatu

iklan dibuat, idealnya iklan tersebut harus mampu mengangkat dua

(47)

3) Positive unique

Kesan positif harus muncul ketika iklan tersebut ditampilkan, jangan

sampai konsumen memiliki asosiasi yang negatif tentang produk

tersebut. Asosiasi negatif ini bisa muncul karena penafsiran dari suatu

iklan yang salah yang disebabkan kurang mampunya iklan

menyampaikan pesan.

4) Selectivity

Selektif ini diartikan sebagai kesesuaian antara pembawa pesan

(endoser), structure pesan, dan isi pesan (message content). Struktur

pesan terdiri dari konklusi, argumentasi, dan klimaks; sedangkan isi

pesan sendiri ada 3 yaitu rasional ( untuk barang-barang industri),

emosional ( barang konsumsi), dan moral ( untuk iklan layanan

masyarakat).

c. How much to say

Sedangkan untuk poin ketiga yaitu How Much To Say sangat terkait

dengan berapa biaya iklan yang harus dikeluarkan. Ada tiga teknik yang dapat

digunakan yaitu dari persentase penjualan, kemampuan perusahaan, dan

banyaknya biaya iklan yang dikeluarkan oleh pesaing. Perlu diperhatikan,

bahwa tingginya biaya bersifat relatif, tergantung pada tingkat penjualan.

d. Where to say

Poin keempat adalah Where To Say, berarti memfokuskan dalam

pemilihan media, dimana perusahaan harus menekankan pada efektifitas

(48)

9. Pengukuran Efektifitas Periklanan

Belch dan Belch (2001:637) menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga

alasan yang mendasari mengapa suatu iklan harus diukur efektifitasnya, yaitu:

a. Avoiding costly mistake

Dengan melakukan sebuah pengukuran terhadap efektifitas periklanan,

pihak pembuat iklan dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam biaya

yang dikeluarkan untuk beriklan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak

terbuang percuma untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuannya.

Ketika sebuah program periklanan tidak memenuhi tujuan yang

diharapkan, manajer pemasaran dapat mengetahuinya dengan cepat dan

dapat menghentikan perusahaan dari mengeluarkan uang terlalu banyak

(wasting money).

b. Evaluating alternative strategies

Biasanya sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu macam strategi yang

menjadi pertimbangannya. Sebuah riset dapat membantu seorang manajer

untuk menentukan strategi apakah yang paling efektif. Perusahaan sering

menguji versi-versi program periklanannya di kota-kota yang berbeda

untuk menentukan komunikasi iklan yang paling efektif.

c. Increasing the efficiency of advertising in general

Dengan melakukan suatu riset tentang efektifitas iklan, dapat membantu

perusahaan dalam menentukan pola komunikasi yang paling efektif dan

efisien. Hal ini dikarenakan tidak semua dari pemirsa memahami

(49)

terkadang terlalu kreatif (shopisticated) hingga nyaris hanya dipahami

oleh pembuat iklan itu sendiri dalam arti malah kehilangan dari apa yang

ingin dikomunikasikan, atau suatu iklan demikian menariknya tapi kita

malah lupa, apa merek produk yang diiklankan itu.

Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur

efektifitas periklanan (Durianto et.al,2003:15) yaitu:

a. Penjualan

Efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui

melalui riset tentang dampak penjualan, namun akan cukup sulit dilakukan

karena banyaknya faktor-faktor di luar iklan yang berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Namun demikian,

dengan alat analisis yang tepat dimungkinkan untuk melihat peran parsial

iklan terhadap penjualan suatu produk.

b. Persuasi

Pada kriteria kedua, yaitu persuasi lebih menekankan pada mengukur

dampak pemahaman konsumen terhadap suatu iklan, terhadap perubahan

kepercayaan konsumen pada ciri atau konsekuensi produk, sikap terhadap

merek, keinginan membeli. Apakah suatu iklan dapat menciptakan rantai

akhir suatu pengetahuan produk sebagaimana yang diinginkan, yaitu

menemukan apakah konsumen membentuk pengasosian yang tepat antara

(50)

c. Pengingatan

Dalam kriteria pengingatan, yang umum dipakai sebagai ukuran adalah

kemampuan konsumen dalam mengingat iklan atau bagian dari iklan

tersebut. Hal apa sajakah yang mereka tangkap dari iklan yang

ditayangkan. Konsep ini menjadi penting untuk iklan yang ditujukan untuk

memperkuat kesadaran akan merek(brand awareness)

Misalnya, dalam suatu telaah daya ingat konsumen pada hari setelah iklan

ditayangkan, maka para peneliti dapat menggali informasi dari konsumen

dengan mengajukan pertayaan kepada pemirsa, apakah mereka menonton

program tersebut, kemudian konsumen ditanyai, apakah mereka mengingat

adanya iklan yang ditayangkan, dan hal apa saja yang mereka ingat

sehubungan dengan iklan yang ditayangkan. Hanya pemirsa yang

mampu mengingat sebuah elemen visual atau suatu pesan penjualan yang

dianggap dapat mengingat iklan yang ditayangkan.

Untuk mengukur efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan

dapat dilihat dari penelitian terhadap dampak penjualan sebelum dan sesudah

melakukan iklan. Hal tersebut sulit dilakukan mengingat adanya faktor-faktor lain

diluar iklan yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan

penjualan produk.

Adapun selain menggunakan pendekatan penjualan, efektifitas iklan dapat

diukur dengan pendekatan komunikasi (pengingatan dan persuasi). Kemampuan

(51)

untuk memperkuat kesadaran audience terhadap suatu merek dapat dianggap

sebagai alat ukur efektifitas iklan tersebut (Durianto et.al, 2003:16).

C. Periklanan dari Perspektif Komunikasi

Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen sebagai

informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model pemrosesan

kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan untuk memahami

dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen. Pertama

konsumen harus diekspose pada sebuah informasi promosi. Kemudian mereka

harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami maknanya. Akhirnya,

pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang bentuk promosi yang

ditrerimanya akan diintegrasikan dengan pengetahuan lainya untuk menciptakan

sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli. (Kusumaatmaja, 2006:40).

Pencarian iklan sendiri adalah merupakan salah satu cara bagi konsumen

dalam mengumpulkan dan memperoleh informasi sebelum melakukan keputusan

pembelian. Iklan dapat dicari di berbagai majalah dan Koran, mendengar dan

melihat iklan di televisi, mendengar dari teman, tetangga atau orang tua dan

lain-lain. Dengan perkataan lain, informasi bisa dari berbagai sumber yang ada

(Sutisna, 2003:87)

Komunikasi terutama persepsi menjadi hal yang penting bagi kedua pihak

(produsen pembuat iklan dan konsumen), karena dengan persepsi konsumen akan

(52)

Oleh karena iklan merupakan suatu pemrosesan imformasi, menurut

Sutisna (2003:89) terdapat beberapa sumber informasi yang dapat digunakan oleh

konsumen, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Sumber Informasi Konsumen

Personal Impersonal

Sumber yang bisa dikendalikan oleh pemasar

● Petugas penjualan

● Pemasaran jarak jauh

● Pameran dagang

● Iklan

● Tata letak di toko

● Promosi penjualan

● Pengemasan Sumber yang tidak bisa

dikendalikan oleh pemasar

● Dari mulut ke mulut

● Saran professional

● Pengalaman mengkonsumsi

● Berita dan editorial

● Sumbernetral

(majalah, surat kabar, dll)

Sumber: Oleh Henry Assael dalam Sutisna (2003)

1. Proses Komunikasi

Perspektif pemrosesan kognitif menyatakan bahwa mengembangkan

strategi pemasaran yang berhasil intinya adalah permasalahan komunikasi. Di

sinilah pada akhirnya suatu komunikasi yang baik menjadi penting artinya bagi

konsumen. (Kusumaatmaja, 2006:41).

Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa Latin communis, yang

berarti “sama” (dalam bahasa Inggris: common ). Komunikasi kemudian dapat

dianggap sebagai proses menciptakan suatu kesamaan (commonness) atau suatu

kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima. (Kusumaatmaja, 2006:41).

Kunci utama dari definisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang

dikembangkan antara pengirim dan penerima jika diharapkan terjadi komunikasi.

(53)

sharing ) antara pengirim (pengiklan, misalnya) dengan penerima pesan. (Shimp,

2003:162).

Adapun hal mendasar dari proses komunikasi adalah konsep arti (meaning)

yang dimilikinya. Para pemasar berusaha menunjukkan arti merek mereka,

sedangkan konsumen memperoleh arti yang sama atau mungkin berbeda dengan

apa yang dimaksudkan oleh komunikator pemasaran.

Proses komunikasi dimulai ketika sumber komunikasi menentukan informasi

apa yang harus dikomunikasikan dan meng-enkodingpesan tersebut dalam bentuk

simbol-simbol yang paling tepat (kata, gambar, tindakan). Pesan tersebut

kemudian ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media. Penerima

atau konsumen, jika diekspos kedalam suatu promosi, harus men-dekoding atau

menterjemahkan maknanya. Kemudian konsumen tersebut dapat mengambil

tindakan, yang dapat berupa pergi ke toko atau melakukan pembelian Peter dan

Olson (2000:188).

Dua tahapan model komunikasi dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan

penerapan strategi promosi. Yang pertama terjadi ketika pemasar menciptakan

komunikasi promosi untuk meg-engkoding suatu makna tertentu, di sini pemasar

dapat membawa makna tentang suatu merek kepada konsumen yang dituju.

Tahapan penting lainnya adalah pen-dekodingan, yaitu ketika konsumen masuk

dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan

(54)

Komunikasi promosi bukannya tanpa tujuan, dimana dalam Peter dan

Olson (2000:188) disebutkan tujuan komunikasi promosi ditinjau dari sudut

pandang manajer pemasaran, yaitu:

a. Konsumen harus memiliki kebutuhan yang disadari (recognized need) akan

suatu kategori produk atau bentuk produk.

b. Konsumen harus sadar (aware) akan merek.

c. Konsumen harus memiliki sikap merek yang positif (favorable brand

attitude).

d. Konsumen harus memiliki keinginan untuk membeli merek (intention to

purchase) tertentu.

e. Konsumen harus melakukan berbagai macam perilaku (perform various

behaviors) untuk membeli merek tertentu.

Berikut ini merupakan Proses Model Umum Proses Komunikasi Untuk

Promosi:

Agen dan Perangsang yang relevan

Sumber : Peter dan Olson (2000)

Gambar 2.1

Sumber

Umpan Balik

Pesan Transmisi Penerima Tindakan

- Produsen - Manajer

promosi - Agen

periklanan - Salesman

(55)

2. EPIC Model

EPIC Model dalam Durianto et.al (2003:86) adalah salah satu alat ukur

efektifitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC

Nielsen – salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia – yang

mencakup empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi

(Empathy, Persuation, Impact, and CommunicationEPIC).

Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi dalamEPIC model:

a. Dimensi Empati

Empati (empathy) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang

mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau

pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan

dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu

iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati ini memiliki indicator yaitu:

pertama, tingkat baik tidaknya iklan produk, dan kedua, tingkat kesukaan

iklan televisi suatu produk atau jasa.

b. Dimensi Persuasi

Persuasi (persuation) adalah perubahan keperceyaan, sikap, dan keinginan

berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi

yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam

pesan produk.

Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan

(56)

iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan

konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu

iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi ini

memiliki indicator yaitu : tingkat ketertarikan dengan produk, dan keinginan

membeli produk.

c. Dimensi Impact

Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah

pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui

tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses

pemilihan.

Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol

dibanding merek lain pada kategori yang serupa; dan apakah iklan mampu

melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dimensi dampak

(impact) memiliki indikator yaitu tingkat pengetahuan produk (level of

product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk, dan tingkat kreatifitas

iklan televisi suatu produk dibandingkan iklan produk yang sejenis.

d. Dimensi Komunikasi

Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen

dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen,

serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dimensi komunikasi

ini memiliki indikator yaitu : pertama, kejelasan informasi iklan televisi

suatu produk dibandingkan dengan iklan produk sejenis. Kedua,

Gambar

Tabel 4.14 : Dimensi Persuasion Responden Terhadap
Gambar, foto, dan warna dapat sama efektifnya dengan kata-kata. Banyak
Tabel 2.1
Tabel 2.2Sumber Informasi Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

repulsive so that Jonas is forced to search for a new set of satisfiers that is higher in level. The memories he

Perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan bilyet deposito dalam hal ini termasuk ke dalam nasabah penyimpan dana (kreditur), karena bilyet deposito merupakan

Kemudian secara khusus pula ingin mengetahui mengenai Informasi dan motivasi relawan masuk ke MCR- PKBI, jenis pelatihan, tujuan, fasilitator, metode, waktu, sarana

Sama hal yang diungkapkan oleh Nyoman, Satriani, Dantes, Jampel (2015: 4) bahwa connecting merupakan tahap peserta didik diajak untuk dapat memahami masalah dengan

indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. b) Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi

1) Langkah pertama adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini guru harus mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin

Adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap konsumen pada usaha asuransi jiwa, apakah bentuk-bentuk