• Tidak ada hasil yang ditemukan

BGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BGI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN GALIAN INDUSTRI

R

I

B

K

A

F

.

A

S

O

K

A

W

A

T

Y

,

S

T

2015

(2)

L

A

T

A

R

BELAKANG

Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebut

didapat.

Berdasarkan sumbernya bahan galian tersebut dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa jenis yaitu :

– bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen, – bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, – bahan galian berdasarkan ubahan hidrotermal, dan – bahan galian berdasarkan batuan malihan.

Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses

pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap.

Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam

suatu proses industri kimia

(3)

DEFINISI BAHAN GALIAN INDUSTRI

Bahan Galian Industri

merupakan

Semua

Mineral dan Batuan kecuali mineral logam

dan energi, yang digali dan diproses untuk

penggunaan akhir industri dan konstruksi

termasuk juga mineral logam yang bukan

untuk dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit,

bijih, mangan, zircon dan lainnya.

(4)

Penggolongan bahan galian berdasarkan

Pemanfaatannya

Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga

golongan :

Bahan galian Logam / Bijih (

Ore

); merupakan bahan galian yang

bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan

dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel,

emas, perak, seng, dll

Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan

untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.

Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang

dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit,

batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin,

zeolit, tras.

(5)

Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980

Bahan Galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A

terdiri dari : Minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam,

bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda,

uranium radium, thorium bahan galian radioaktif lainnya,

nikel, kobalt, timah.

2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B

terdiri dari : Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram,

vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas,

platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, yteium,

rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya,

(6)

Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980

Bahan Galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

3.

Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan

galian golongan C terdiri dari : Nitrat, nitrit, fosfat, garam batu

(halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas,

oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kaolin,

feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap, batu

apung, trass, obsidian, marmer, batutulis, batu kapur, dolomit,

kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang

tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun B

dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.

Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian

golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian

(7)

Bahan Galian menurut Keterjadiannya:

a. Bahan galian primer

Bahan galian primer terjadi dari hasil pembekuan magma. Magma adalah sejenis leburan silikat panas, alamiah, terdapat di dalam bumi; dan

merupakan sumber dari semua unsur kimia dalam mineral. Proses

pembekuan berlangsung apabila magma tersebut mengalami penurunan suhu, misalnya ketika menerobos ke dalam lapisan kulit bumi atau

bersentuhan dengan atmosfer. Akibatnya terjadilah tubuh batuan beku, yang membentuk di dalam kerak bumi. Demikian pula proses terjadinya bahan galian ,tergantung mineral- mineral apa yang banyak dikandung oleh magma yang membeku tersebut. Jika banyak mineral-mineral

mengandung emas dan perak maka terjadilah endapan bahan galian emas dan perak, jika banyak mineral-mineral mengandung nikel maka terjadilah endapan bahan galian nikel, jika banyak mineral-mineral mengandung tembaga maka terjadilah endapan bahan galian tembaga; jika banyak timah terjadi endapan bahan galian timah dan sebagainya.

(8)

b. Bahan galian sekunder (Secondary ore Deposits) terbentuk

karena adanya perombakan (pelapukan dan erosi) singkapan dari

batuan yang telah ada karena berhubungan langsung dengan

atmosfera, hidrosfera dan biosfera. Biasanya untuk pembentukan

endapan bahan galian sekunder ini diperlukan batuan sumber

(source rock) di daerah daratan. Batuan sumbernya dapat berupa

batuan beku, malihan dan batuan sedimen. Proses perombakan

terjadi karena proses fisika, kimia dank arena hasil kerja jasad

hidup. Hasil perombakannya berbentuk padat dan lepas-lepas

seterusnya akan mengalami proses pengangkutan ke tempat lain;

biasanya di tempat cekungan yang lebih rendah letaknya akan

terendapkan, misalnya di dasar sungai, danau dan pantai.

Endapan bahan galian jenis ini terkenal pula disebut dengan

endapat letakan (placer) atau endapan alluvial. Misalnya

(9)

c.

B

a

h

an g

al

i

a

n

malihan

i

alah ba

h

a

n

gali

an yang terj

ad

i

karena

perubahan bentuk, akibatnya adanya perubahan suhu, dan

tekanan. Faktor ini dapat bekerja sendiri-sendiri atau

gabungan. Misalnya karbon dapat berubah menjadi grafit

atau intan; batu gamping berubah menjadi marmer; dan

contoh bahan galian malihan yang lain, kwarsit, batu sabak,

mika, talk, asbes dan lain-lain.

d.

Bahan galian sedimenter ini adalah bahan galian yang terjadi

benar-benar ada pengertian pengendapan dari atas ke

bawah di dalam larutan. Misalnya batu bara, oil shale,

minyak bumi, garam-garam dan sebagainya.

(10)

Penggolongan bahan galian industri

berdasarkan cara terbentuknya :

Mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah

sebagai berikut :

a) Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, kelompok

ini dapat dibagi menjadi :

1. Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.

2. Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.

b) Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api :

obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan,

opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi

pumice.

(11)

Penggolongan bahan galian industri

berdasarkan cara terbentuknya :

d) Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu &

endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon,

korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

e) Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan

hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki,

oker, dan tawas.

f) Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit,

marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

(12)

Penggolongan bahan galian industri

berdasarkan pemanfaatannya :

Bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri;

Penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain.

Bahan bangunan/ bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian

industri yang belum disentuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan

pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.

(13)

Berdasarkan Teknologi Pengolahan :

1. Bahan Balian siap pakai : Bahan Galian yang dapat langsung

dijual tanpa teknik pengolahan (pasir kali)

2. Bahan galian teknologi sedang : Bahan Galian yang dijual

melalui teknologi pengolahan seperti peremukan,

penggilingan, sizing, slucing, (pasir kwarsa, batu gamping,

bentonit)

3. Bahan Galian teknologi maju : Bahan Galian yang diolah

dengan cara flotasi, magnetic sparation, pelarutan kaolin &

feldspar untuk keramik, phospat untuk pupuk).

(14)

Ciri Umum Bahan Galian

1. Pengolahan dan penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar dapat digunakan peralatan canggih. Serta padat karya 2. Deposit menyebar skala kecil, namun ada juga yang besar

cadangannya (batu gamping)

3. Produk dipasarkan local akan mudah, sering pasar menjadi sempit 4. Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil

5. Perijinan relative lebih mudah

6. Masalah lingkungan kurang diperhatikan

7. Masalah utama pada modal manajemen, teknik pengolahan, pasar 8. Harga relatif murah (kecuali dibentuk seni)

(15)

Perbedaan Bahan Galian Industri Dengan

Bijih

Bahan Galian

Dimanfaatkan sifat fisiknya

Dapat langsung dipasarkan

Sifat fisik : ukuran, warna,

kadar, derajat keputihan

Sederhana, canggih, murah

Modal dapat kecil,

perusahaan murah

Bijih

Dimanfaatkan logamnya

Tidak dapat langsungdijual

Persyaratan konsumen

biasanya kadar

Penambangan, pengolahan,

canggih/mahal

Modal besar, pengusahaan

sulit/rumit

(16)

Karakteristik bahan galian industri

diantaranya:

• Multiguna

Jika dibandingkan dengan bahan galian lain, bahan galian industri ini

memiliki banyak kegunaan, misalnya batu gamping, yang merupakan salah satu contoh bahan galian industri. Batu gamping memiliki banyak

kegunaan diantaranya untuk industri semen. Selain itu ternyata batu

gamping ini juga memiliki kegunaan sebagai pemutih kertas. Disini terlihat jelas, bahwa bahan galian industri ini memiliki banyak kegunaan.

Digunakan langsung

Karakteristik BGI yang nyata yaitu dapat digunakan langsung, khususnya untuk keperluan industri. Contohnya batu pasir yang tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat langsung digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan lainnya.

Tidak melalui pemasaran internasional

Tidak seperti bahan galian lainnya, pemasaran bahan galian industri tidak memerlukan pemasaran internasional.

(17)

Permasalahan Dan Pemecahan Pada Bahan

Galian Industri :

1. Modal umumnya Bahan Galian dikelola oleh masyarakat yang mempunyai modal kecil sehingga untuk pengembangan sulit. Untuk mengatasinya ada mitra kerja binaan seperti BUMN/BUMD yang mempunyai dana dipinjamkan dengan bunga rendah (6/ tahun jangka waktu angsuran lama).

2. Teknologi dan manajemen setiap orang yang mempunyai modal meskipun pendidikan rendah dapat mengusahakan Bahan Galian. Pengetahuan teknologi kurang sehingga untuk mengatasinya dilaksanakan sinergi pemberdayaan

masyarakat dari PT, LSM, pemerintah, mitra kerja sehingga dapat membantu. 3. Sempitnya pasar, pengusaha tidak tahu manfaat Bahan Galian secara pasti

banyak yang ikut-ikutan, kualitas produk tidak diperhatikan, asosiasi yang merupakan pusat informasi tidak berjalan, kalah bersaing dengan Bahan Galian impor. mengatasinya penelitian perlu ditingkatkan, memvariasikan produk, kualitas produk dijaga, disiplin waktu, mengaktifkan asosias, ada aturan/perangkat lunak tentang impor, tingkatkan kerjasama, ikut pameran baik diluar/ dalam negeri.

Referensi

Garis besar

BGI

Dokumen terkait

Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan

mulai berani untuk mempropagandakan misinya baik dalam menarik anggota maupun dalam kancah perpolitikan seperti yang telah dilakukan oleh Paguyuban Sumarah pada Orde Baru

Kondisi curah hujan yang fluktuatif di beberapa wilayah Kepulauan Riau berdampak terhadap penanaman tanaman khususnya padi sawah yang tidak disarankan dilakukan di

Perubahan pembelajaran dari tatap muka menjadi daring menyebabkan siswa mengalami penurunan hasil belajar. Penurunan hasil belajar ini dikarenakan berbagai macam faktor salah

Ketentuannya adalah nomor (bab, kemudian nomor urut), titik, kemudian judul tabel. 2) Untuk penomoran tabel, disesuaikan dengan pada bab berapa tabel tersebut

Efektivitas Ekstrak Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Tingkat Kematian Larva Spodoptera litura F.. Universitas

KOLOM 3 JENIS PENGGUNAAN : Diisi sesuai dengan jenis penggunaan bangunan untuk bangunan khusus, daftar bangunan khusus terdapat pada keterangan yang terletak

Dalam pengantar untuk edisi teks yang disebutkan dalam Bab I terdapat tinjauan atas masalah transliterasi naskah, yang ada kalanya juga berkaitan dengan bahasa;