BAHAN GALIAN INDUSTRI
R
I
B
K
A
F
.
A
S
O
K
A
W
A
T
Y
,
S
T
2015
L
A
T
A
R
BELAKANG
•
Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebutdidapat.
•
Berdasarkan sumbernya bahan galian tersebut dapat diklasifikasikanmenjadi beberapa jenis yaitu :
– bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen, – bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, – bahan galian berdasarkan ubahan hidrotermal, dan – bahan galian berdasarkan batuan malihan.
•
Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Prosespengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap.
•
Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalamsuatu proses industri kimia
DEFINISI BAHAN GALIAN INDUSTRI
Bahan Galian Industri
merupakan
Semua
Mineral dan Batuan kecuali mineral logam
dan energi, yang digali dan diproses untuk
penggunaan akhir industri dan konstruksi
termasuk juga mineral logam yang bukan
untuk dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit,
bijih, mangan, zircon dan lainnya.
Penggolongan bahan galian berdasarkan
Pemanfaatannya
Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga
golongan :
•
Bahan galian Logam / Bijih (
Ore
); merupakan bahan galian yang
bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan
dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel,
emas, perak, seng, dll
•
Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan
untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.
•
Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang
dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit,
batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin,
zeolit, tras.
Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980
Bahan Galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A
terdiri dari : Minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam,
bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda,
uranium radium, thorium bahan galian radioaktif lainnya,
nikel, kobalt, timah.
2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B
terdiri dari : Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram,
vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas,
platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, yteium,
rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya,
Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980
Bahan Galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
3.
Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan
galian golongan C terdiri dari : Nitrat, nitrit, fosfat, garam batu
(halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas,
oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kaolin,
feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap, batu
apung, trass, obsidian, marmer, batutulis, batu kapur, dolomit,
kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang
tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun B
dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.
Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian
golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian
Bahan Galian menurut Keterjadiannya:
a. Bahan galian primer
Bahan galian primer terjadi dari hasil pembekuan magma. Magma adalah sejenis leburan silikat panas, alamiah, terdapat di dalam bumi; dan
merupakan sumber dari semua unsur kimia dalam mineral. Proses
pembekuan berlangsung apabila magma tersebut mengalami penurunan suhu, misalnya ketika menerobos ke dalam lapisan kulit bumi atau
bersentuhan dengan atmosfer. Akibatnya terjadilah tubuh batuan beku, yang membentuk di dalam kerak bumi. Demikian pula proses terjadinya bahan galian ,tergantung mineral- mineral apa yang banyak dikandung oleh magma yang membeku tersebut. Jika banyak mineral-mineral
mengandung emas dan perak maka terjadilah endapan bahan galian emas dan perak, jika banyak mineral-mineral mengandung nikel maka terjadilah endapan bahan galian nikel, jika banyak mineral-mineral mengandung tembaga maka terjadilah endapan bahan galian tembaga; jika banyak timah terjadi endapan bahan galian timah dan sebagainya.
b. Bahan galian sekunder (Secondary ore Deposits) terbentuk
karena adanya perombakan (pelapukan dan erosi) singkapan dari
batuan yang telah ada karena berhubungan langsung dengan
atmosfera, hidrosfera dan biosfera. Biasanya untuk pembentukan
endapan bahan galian sekunder ini diperlukan batuan sumber
(source rock) di daerah daratan. Batuan sumbernya dapat berupa
batuan beku, malihan dan batuan sedimen. Proses perombakan
terjadi karena proses fisika, kimia dank arena hasil kerja jasad
hidup. Hasil perombakannya berbentuk padat dan lepas-lepas
seterusnya akan mengalami proses pengangkutan ke tempat lain;
biasanya di tempat cekungan yang lebih rendah letaknya akan
terendapkan, misalnya di dasar sungai, danau dan pantai.
Endapan bahan galian jenis ini terkenal pula disebut dengan
endapat letakan (placer) atau endapan alluvial. Misalnya
c.
B
a
h
an g
al
i
a
n
malihan
i
alah ba
h
a
n
gali
an yang terj
ad
i
karena
perubahan bentuk, akibatnya adanya perubahan suhu, dan
tekanan. Faktor ini dapat bekerja sendiri-sendiri atau
gabungan. Misalnya karbon dapat berubah menjadi grafit
atau intan; batu gamping berubah menjadi marmer; dan
contoh bahan galian malihan yang lain, kwarsit, batu sabak,
mika, talk, asbes dan lain-lain.
d.
Bahan galian sedimenter ini adalah bahan galian yang terjadi
benar-benar ada pengertian pengendapan dari atas ke
bawah di dalam larutan. Misalnya batu bara, oil shale,
minyak bumi, garam-garam dan sebagainya.
Penggolongan bahan galian industri
berdasarkan cara terbentuknya :
Mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah
sebagai berikut :
a) Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, kelompok
ini dapat dibagi menjadi :
1. Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.
2. Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
b) Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api :
obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan,
opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi
pumice.
Penggolongan bahan galian industri
berdasarkan cara terbentuknya :
d) Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu &
endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon,
korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu
e) Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan
hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki,
oker, dan tawas.
f) Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit,
marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
Penggolongan bahan galian industri
berdasarkan pemanfaatannya :
•
Bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri;•
Penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain.•
Bahan bangunan/ bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galianindustri yang belum disentuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.
•
Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkanpemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.
Berdasarkan Teknologi Pengolahan :
1. Bahan Balian siap pakai : Bahan Galian yang dapat langsung
dijual tanpa teknik pengolahan (pasir kali)
2. Bahan galian teknologi sedang : Bahan Galian yang dijual
melalui teknologi pengolahan seperti peremukan,
penggilingan, sizing, slucing, (pasir kwarsa, batu gamping,
bentonit)
3. Bahan Galian teknologi maju : Bahan Galian yang diolah
dengan cara flotasi, magnetic sparation, pelarutan kaolin &
feldspar untuk keramik, phospat untuk pupuk).
Ciri Umum Bahan Galian
1. Pengolahan dan penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar dapat digunakan peralatan canggih. Serta padat karya 2. Deposit menyebar skala kecil, namun ada juga yang besar
cadangannya (batu gamping)
3. Produk dipasarkan local akan mudah, sering pasar menjadi sempit 4. Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil
5. Perijinan relative lebih mudah
6. Masalah lingkungan kurang diperhatikan
7. Masalah utama pada modal manajemen, teknik pengolahan, pasar 8. Harga relatif murah (kecuali dibentuk seni)
Perbedaan Bahan Galian Industri Dengan
Bijih
Bahan Galian
•
Dimanfaatkan sifat fisiknya
•
Dapat langsung dipasarkan
•
Sifat fisik : ukuran, warna,
kadar, derajat keputihan
•
Sederhana, canggih, murah
•
Modal dapat kecil,
perusahaan murah
Bijih
•
Dimanfaatkan logamnya
•
Tidak dapat langsungdijual
•
Persyaratan konsumen
biasanya kadar
•
Penambangan, pengolahan,
canggih/mahal
•
Modal besar, pengusahaan
sulit/rumit
Karakteristik bahan galian industri
diantaranya:
• Multiguna
Jika dibandingkan dengan bahan galian lain, bahan galian industri ini
memiliki banyak kegunaan, misalnya batu gamping, yang merupakan salah satu contoh bahan galian industri. Batu gamping memiliki banyak
kegunaan diantaranya untuk industri semen. Selain itu ternyata batu
gamping ini juga memiliki kegunaan sebagai pemutih kertas. Disini terlihat jelas, bahwa bahan galian industri ini memiliki banyak kegunaan.
• Digunakan langsung
Karakteristik BGI yang nyata yaitu dapat digunakan langsung, khususnya untuk keperluan industri. Contohnya batu pasir yang tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat langsung digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan lainnya.
• Tidak melalui pemasaran internasional
Tidak seperti bahan galian lainnya, pemasaran bahan galian industri tidak memerlukan pemasaran internasional.
Permasalahan Dan Pemecahan Pada Bahan
Galian Industri :
1. Modal umumnya Bahan Galian dikelola oleh masyarakat yang mempunyai modal kecil sehingga untuk pengembangan sulit. Untuk mengatasinya ada mitra kerja binaan seperti BUMN/BUMD yang mempunyai dana dipinjamkan dengan bunga rendah (6/ tahun jangka waktu angsuran lama).
2. Teknologi dan manajemen setiap orang yang mempunyai modal meskipun pendidikan rendah dapat mengusahakan Bahan Galian. Pengetahuan teknologi kurang sehingga untuk mengatasinya dilaksanakan sinergi pemberdayaan
masyarakat dari PT, LSM, pemerintah, mitra kerja sehingga dapat membantu. 3. Sempitnya pasar, pengusaha tidak tahu manfaat Bahan Galian secara pasti
banyak yang ikut-ikutan, kualitas produk tidak diperhatikan, asosiasi yang merupakan pusat informasi tidak berjalan, kalah bersaing dengan Bahan Galian impor. mengatasinya penelitian perlu ditingkatkan, memvariasikan produk, kualitas produk dijaga, disiplin waktu, mengaktifkan asosias, ada aturan/perangkat lunak tentang impor, tingkatkan kerjasama, ikut pameran baik diluar/ dalam negeri.