Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
MUDILLAH
NIM. 1112051000132
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
Jenahara adalah merek busana muslim di Indonesia. Di era global saat ini, perkembangan bisnis busana muslim di Indonesia semakin menjamur. Muncul banyaknya merek busana muslim membuat setiap merek tersebut harus berlomba-lomba untuk memasarkan busana muslimnya. Memasarkan busana muslim merupakan bagian dari tugas Public Relations (PR). Oleh karena itu, praktisi PR membutuhkan strategi pemasaran yang cermat dan media yang dapat mendukung kegiatan memasarkan busana muslim.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui strategi Marketing Public
Relations Jenahara dalam memasarkan busana muslim dan media Public
Relations yang digunakan Jenahara serta kelebihan dan kekurangannya dalam
memasarkan busana muslim
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme dimana peneliti melakukan penelitian dengan Public Relations agar dapat merekonstruksi realitas yang ada. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan sifat peneltian deskriptif melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Strategi yang digunakan Jenahara dalam memasarkan busana muslim adalah strategi Pull, Push dan Pass dari Thomas L. Harris. Pertama, pull strategy, yaitu dengan memaksimalkan pada
customers relations. Kedua, push strategy yaitu dengan publikasi, promosi, serta
endorsement. Dan ketiga, pass strategy yaitu memberikan award kepada loyal
customers dan reward kepada khalayaknya, dan mengadakan ootd dengan hastag
#stealjenaharastyle, serta memperhatikan dan menjaga tampilan produk busana
muslim sesuai dengan syariat Islam. Dan dalam memasarkan busana muslim, Jenahara menggunakan media Public Relations internet yaitu melalui media sosial instagram, facebook dan twitter. Kelebihan dalam penggunaan media sosial tersebut secara umum sangat efektif dan efisien dalam memasarkan busana muslim kepada khalayaknya dan kekurangannya adalah adanya kesulitan dalam menjangkau pasar yang lebih spesifik dan adalanya keterbatasan dalam penulisan informasi mengenai produk busana muslim itu sendiri.
.
Keywords: Strategi, Marketing, Public Relation, Memasarkan, dan Busana
ii
Dengan mengucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skiripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Sekalipun skripsi yang berjudul “Strategi Marketing Public Relations
Jenahara dalam Memasarkan Busana Muslim” ini masih jauh dari sempurna,
namun ini merupakan usaha yang maksimal karena dalam proses penyelesaiannya
tidak sedikit kesulitan dan hambatan dalam penyusunan skripsi ini. Namun, berkat
pertolongan Allah SWT yang memberikan nikmat-Nya dan kesungguhan penulis,
serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Drs. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Serta Bapak Dr. Suhaimi, M.Si Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Masran, M.Ag selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, serta Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si, Selaku Sekertaris Jurusan
iii
4. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen-dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah
mewariskan ilmu kepada penulis selama masa aktif perkuliahan.
6. Bapak Drs. Masran, M.Ag selaku Ketua Sidang Skripsi, Ibu Fita
Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Sidang Skripsi, Bapak H.
Mulkanasir, BA, S.Pd, MM selaku Penguji I Sidang Skripsi dan Ibu Dra. Hj.
Musfirah Nurlaily, MA selaku Penguji II Sidang Skripsi.
7. Nanida Jenahara Nasution, selaku Creative Director of Jenahara yang telah memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian tentang
Jenahara. Serta Indah Meita Sari, selaku Public Relation and Marketing
Communications of Jenahara dan Fina Yasifa, selaku Social Media
Contributor of Jenahara yang telah meluangkan waktunya kepada penulis
untuk diwawancarai.
8. Vika Anisa Gusnadilla, Haymien Mokhsen, Tamima Dasa Khaidir, Dea
Candori, Indriani Nola Taludio, dan Ayu Desianti selaku Customers
Jenahara yang telah meluangkan kepada penulis untuk diwawancarai.
9. Para staf Tata Usaha (TU) yang telah membantu surat-menyurat untuk
penelitian skripsi ini. dan juga para staf perpustakaan yang telah
iv
kakak-kakak penulis Musyaropah, Izniah, Urfiyah dan Arifin yang selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat penulis: Alid, Putri, Rizma, Yenny, Dian, Sabila, Sakinah,
Iik dan Sahabat CR lainnya, yang telah menemani penulis bertemu
narasumber dan selalu memberikan masukan serta semangat dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan KPI E 2012, Aisyah, Sarah, Fitri, Syifa,
Thabitha, Mia, Nenden, Dityan, Bilqis, Nupus, dan yang lainnya yang telah
menjadi tempat sharing suka dan duka penulis, serta memberikan masukan dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
13. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga partisipasi mereka dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan
balasan yang baik dari-Nya.
Jakarta, 23 Agustus 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Tinjauan Pustaka... 7
E. Metodologi Penelitian ... 9
F. Pedoman Penelitian... 15
G. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi ... 18
1. Pengertian Strategi ... 18
2. Jenis-Jenis Strategi ... 19
B. Public Relations ... 20
1. Pengertian Public Relations ... 20
2. Peran dan Fungsi Public Relations ... 21
vi
2. Keterkaitan Marketing dan Public Relations ... 31
D. Marketing Public Relations ... 33
1. Konsepsi Marketing Public Relations ... 33
2. Strategi Marketing Public Relations ... 35
3. Kegiatan Marketing Public Relations ... 38
E. Busana Muslim ... 40
1. Pengertian Busana Muslim ... 40
2. Kriteria Busana Muslim ... 41
BAB III GAMBARAN UMUM PUBLICRELATIONS JENAHARA A. Brand Jenahara ... 1. CompanyProfile Jenahara ... 44
2. Logo Jenahara ... 46
3. Busana Muslim Jenahara ... 46
B. Visi dan Misi Jenahara ... 48
C. Struktur Organisasi Jenahara ... 48
vii
1. Pull Strategy ... 54
2. Push Strategy ... 58
3. Pass Strategy ... 64
B. Media Public Relations Jenahara serta Kelebihan dan Kekurangannya dalam Memasarkan Busana Muslim ... 72
1. Instagram ... 76
2. Facebook ... 79
3. Twitter ... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 84
B. Saran ... 86
viii
4. Gambar 4.3 Bentukpublikasi busana muslim Jenahara
melalui Instagram ... 59
5. Gambar 4.4 Bentuk publikasi busana muslim Jenahara melalui Facebook ... 60
6. Gambar 4.5 Bentuk publikasi salah satu busana muslim Jenahara melalui Twitter... 60
7. Gambar 4.6 Jenahara for Zalora ... 61
8. Gambar 4.7 Promo Diskon Jenahara melalui e-commerce ... 62
9. Gambar 4.8 Endorsement Produk Jenahara oleh Selebgram ... 63
10. Gambar 4.9 Foto OOTD customers Jenahara dengan salah satu produk busana muslim Jenahara ... 66
11.Gambar 4.10 Foto detail produk busana Jenahara ... 67
12.Gambar 4.11 Tampilan Katalog Busana Muslim Jenahara ... 69
13.Gambar 4.12 Data statistik penggunaan media sosial tahun 2016 di Indonesia ... 72
14.Gambar 4.13 Instagram Jenahara (@Jenahara_update) ... 74
15.Gambar 4.14 Akun resmi Fanpage Facebook Jenahara ... 74
16.Gambar 4.15 Akun resmi Twitter Jenahara (@jenahara_update) ... 75
17.Gambar 4.16 Tampilan produk busana muslim onlineshop lain di #jenahara ... 78
18.Gambar 4.17 Contoh penulisan tips fashion style di twitter ... 82
1
A.Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang kaffah (sempurna). Dalam Islam diajarkan begitu banyak hal mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar. Salah satunya
adalah hal berpakaian. Berpakaian dan berhias merupakan keindahan tersendiri
bagi manusia. Allah SWT menyenangi keindahan dan keserasian. Oleh karena
itu, Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk selalu berpakaian dan
berhias dengan rapi dan serasi sehingga enak dipandang.1
Allah SWT berfirman:
َﻚِﻟَٰذ ٰىَﻮْﻘﱠﺘﻟا ُسﺎَﺒِﻟَو ۖ ﺎًﺸﯾِرَو ْﻢُﻜِﺗآْﻮَﺳ يِراَﻮُﯾ ﺎًﺳﺎَﺒِﻟ ْﻢُﻜْﯿَﻠَﻋ ﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَأ ْﺪَﻗ َمَدآ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﯾ
َنوُﺮﱠﻛﱠﺬَﯾ ْﻢُﮭﱠﻠَﻌَﻟ ِﮫﱠﻠﻟا ِتﺎَﯾآ ْﻦِﻣ َﻚِﻟَٰذ ۚ ٌﺮْﯿَﺧ
)
فاﺮﻋﻷا
:
26
(
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian pakaian untuk menutup aurat kalian dan perhiasan bagi kalian. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian
tanda-tanda kekuasaan Allah. Mudah-mudahan mereka ingat”(Q.S
Al-A’raf: 26).
Dahulu, pemakai busana muslim masih terbilang sedikit, khususnya bagi
kaum muda. Mereka beranggapan bahwa mengenakan busana muslim adalah
hal yang kuno dan ketinggalan zaman. Bahkan ada yang beranggapan
mengenakannya akan menjadikan penampilannya terlihat kolot. Namun, kini
1
anggapan tersebut sudah tidak berlaku lagi jika melihat busana muslim saat ini
dengan tampilan yang modern dan mengikuti perkembangan fashion.
Dewasa ini Indonesia terus dibanjiri oleh sosok designer muda yang terus bermunculan. Dian Wahyu Utami, Ghaida Tsurayya, Jenahara Nasution, Ria
Miranda, dan Restu Anggraini adalah hanya beberapa contoh designer berbakat di ranah fashion busana muslim Indonesia. Keberadaan para designer ini memberikan pengaruh dalam gaya dari busana muslim dan cukup andil dalam
perkembangan busana muslim itu sendiri. Dengan karya rancangannya busana
muslim saat ini jauh dari kata kuno. Busana muslim terlihat lebih fresh,
modern, fashionable, namun tetap dalam koridornya (sesuai syariat Islam; al-Qur’an dan as-Sunnah).
Selain memberikan tampilan yang berbeda pada busana muslim,
kehadiran designer tersebut juga untuk menaikkan level busana muslim yang berkelas, sekaligus berdakwah, yaitu mengajak wanita muslimah lainnya untuk
tidak ragu mengenakan busana muslim karena menutup aurat adalah kewajiban
bagi seorang muslimah.
Dari segi demografis, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.
Pengguna busana mulim pun semakin meningkat. Hal ini memicu semakin
pesatnya perkembangan busana muslim.2 Bahkan beberapa selebritis Indonesia
yang telah terjun ke ranah fashion busana muslim seperti Zaskia Sungkar, Zaskia Adya Mecca, Sheeren Sungkar, Risti Tagor dan masih banyak lagi.
Kemunculan mereka pun memicu munculnya brands busana muslim. Seperti
2
Zashi milik Zaskia dan Shireen, Dian Pelangi milik Dian Wahyu Utami,
Meccanism milik Zaskia Mecca, OSD milik Oki Setiana Dewi , dan lain-lain. Munculnya brand busana muslim tersebut menjadi suatu kompetitif di Indonesia itu sendiri. Dimana setiap brand bersaing dalam memasarkan busana muslim dengan upaya untuk membangun brand knowledge (pengetahuan) dan
brand awareness (kesadaran) akan brand tersebut kepada publiknya dan pada
tujuan akhirnya adalah agar laris di pasaran. Untuk mencapai itu semua maka
diperlukan strategi.
Strategi pada hakikatnya adalah perpaduan antara planning
(perencanaan) dan management (manajemen) untuk mencapai tujuan. Strategi tidak hanya berfungsi sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja,
melainkan harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya.3 Strategi
dikatakan sebagai petunjuk atau langkah-langkah yang harus diambil guna
mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Diperlukannya strategi dalam
memasarkan busana muslim ini adalah agar suatu merek busana mampu
bersaing dengan merek busana lainnya karena perkembangan bisnis busana
muslim yang semakin kompetitif. Strategi juga diperlukan dalam penyampaian
pesan dan informasi. Namun tidak hanya sekedar penyampaian pesan saja,
akan tetapi strategi tersebut diperlukan untuk menarik dan mempengaruhi
khalayak sesuai dengan kehendak perusahaan.
Public Relation merupakan jembatan penghubung antara organisasi
dengan publiknya dalam proses komunikasi agar tercipta hubungan yang
3
efektif, baik hubungan internal maupun internal, berdasarkan landasan mutual
understanding (pemahaman bersama) guna mencapai tujuan organisasi yang
telah ditentukan. Salah satu perluasan public relations yang akan diangkat oleh peneliti adalah marketing public relations.
Dalam setiap kompetisi, marketing public relations dirasa sangat penting dan menjadi hal yang tidak bisa diabaikan di era sekarang ini. Dalam
perkembangan aktivitas terakhir ini, marketing public relations cukup efektif dan efisien dalam penyebaran pesan atau informasi. Selain itu, marketing
public relations mengandung kekuatan membujuk (persuassive approach) dan
sekaligus membidik masyarakat atau publiknya.4
Jenahara adalah brand busana muslim modern ternama di Indonesia. Pemilik dari brand busana muslim modern ini adalah seorang designer yang mempunyai nama lengkap Nanida Jenahara Nasution. Designer yang akrab disapa Jehan ini merupakan salah satu sosok designer hijab yang cukup menginspirasi wanita muslimah di Indonesia, khususnya di kalangan hijaber.
Ketertarikan peneliti mengajukan penelitian ini adalah karena brand
Jenahara mempunyai konsep yang unik yang hanya memasarkan busana
muslim denga warna monochrome dan bold. Selain itu, Jenahara memiliki harga yang cukup terbilang mahal dari baju muslim lainnya. Walaupun
demikian, busana muslim ini selalu diminati dan laris di pasaran.5 Terlebih di
4
Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah, Public Relations 2.0; Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber, (Jakarta: Gramata Publicshing, 2011), h. 84.
5
Arina Yulistara - Wolipop, Liputan Khusus Desainer Hijab; Jenahara: Putri Ida Royani yang Sukses Jadi Desainer Tanpa Bantuan Orang Tua,
kalangan pengguna hijab dan monochrome lover. Keberhasilan Jenahara dalam memasarkan dan mempromosikan produknya pastinya tidak lepas dari
strategi marketing public relations yang dilakukannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul skripsi: “Strategi Marketing Public Relations Jenahara dalam Memasarkan Busana Muslim”.
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu meluas dan terarah, maka penelitian
berfokus pada strategi marketing public relations Jenahara dalam memasarkan busana muslim. Serta strategi marketing public relation yang diteliti yaitu pada masa manajemen periode 2015 – 2016 dan penelitian
tidak membandingkan dengan kompetitor Jenahara. Selain itu keterbatasan
penelitian ini juga tidak dapat digeneralisasi serta bersifat subyektif karena
peneliti merupakan instrumen utama penelitian ini.
2. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
b. Media apa yang digunakan Jenahara dalam memasarkan busana muslim
serta bagaimana kelebihan dan kekurangannya dalam pemasaran busana
muslim?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian yang dilakukan peneliti memiliki tujuan, yaitu:
a. Untuk mengetahui strategi marketing public relations Jenahara dalam memasarkan busana muslim.
b. Untuk mengetahui media yang digunakan Jenahara serta kelebihan dan
kekurangannya dalam memasarkan busana muslim.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti tentunya memiliki manfaat, baik
secara akademis maupun praktis. Keseluruhan manfaat tersebut dirumuskan
di bawah ini.
a. Manfaat Akademis
1) Untuk menambah wawasan dan ilmu tentang penerapan strategi
marketing public relations dalam suatu perusahaan.
2) Bagaimana jasa penelitian ini bisa digunakan untuk membantu
pengembangan ilmu komunikasi dalam konteks marketing public relations.
1)Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa, masyarakat atau pihak lainnya
yang sedang melakukan penelitian tentang marketing public relations. 2)Sebagai bahan analisa bagi perusahaan yang bersangkutan untuk
menyempurnakan strategi marketing public relations yang dilakukan sekaligus evaluasi tentang strategi yang telah dilakukan sebelumnya.
D.Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti telah menelaah dan mengkaji di
perpustakaan. Dalam kajian dan mencari informasi, peneliti telah menemukan
penelitian terlebih dahulu yang membahas tentang pembahasan yang sama
dengan skripsi ini, yaitu:
1. Aidha, Mahasiswi UIN Jakarta NIM.1112051000044, menemukan bahwa
strategi marketing public relations dapat meningkatkan oplah penjualan
Scraft Magazine dengan mengadalkan event, menjalin hubungan dengan
customer maupun media partner dan dengan pemberian award atau hadiah
kepada pembaca yang mengikuti kuis di setiap volume-nya.6 Persamaan dengan penelitian ini adalah keduanya meneliti tentang marketing public
relations. Kemudian perbedaannya adalah jika penelitian sebelumnya
berfokus pada strategi marketing public relations dalam meningkatkan oplah penjualan sedangkan penelitian ini berfokus pada strategi marketing
public relations dalam memasarkan busana muslim.
6
2. Dari penelitian Raden Ayu, Mahasiswi London School of Public Relation
NIM.2010141086, menemukan bahwa kegiatan marketing public relations
yang digunakan oleh Restoran Bebek Quali sesuai dengan yang diharapkan
yaitu untuk mempertahankan Bebek Quali di tengah ketatnya persaingan
industri makanan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan marketing
public relations yang dipergunakan oleh Restoran Bebek Quali dalam
mempertahankan citra restoran menggunakan media publikasi twitter dan
facebook dan juga sponshorship.7 Persamaan dengan penelitian ini adalah keduanya meneliti tentang marketing public relations. Kemudian perbedaannya adalah jika penelitian sebelumnya berfokus pada kegiatan
marketing public relations dalam mempertahankan citra restoran
sedangakan penelitian ini berfokus pada strategi marketing public relations
Jenahara dalam memasarkan busana muslim.
3. Rand Rasyid, Mahasiswi UIN Jakarta NIM.1111051000019, menemukan
strategi Public Relations Hijup.com dalam memasarkan busana muslim melalui tahap research, lalu planning, communication dan evaluation. Dan
Public Relations Hijup.com lebih berfokus pada Digital Public Relations
dalam prakteknya.8 Persamaan dengan penelitian ini adalah keduanya
memiliki objek yang sama yaitu memasarkan busana muslim. Perbedaannya
adalah peneliti terdahulu hanya menggunakan teori kerja manajemen public
7
Raden Ayu Dita Dwinadi, KegiatanMarketing Public Relationsdalam Mempertahankan Citra Produk: Studi Deskriptif Kualitiatif pada Restoran Bebek Quali, Skripsi London School of Public Relations Jakarta, Konsentrasi Public Relations, 2014.
8
relations. sedangkan penelitian ini menambahkan strategi marketing public relations.
E.Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian
Guba (1990) dalam Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik
karya Imam Gunawan (2013, 25) mendefinisikan bahwa paradigma
merupakan perspektif penelitian yang digunakan peneliti, yang berisi
bagaimana peneliti melihat realita (world views), bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian, dan cara-cara yang
digunakan dalam menginterpretasikan temuan. Paradigma yang digunakan
dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Aliran ini melihat
bahwa realitas ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir
seseorang.9
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif. Metode penelitian
kulalitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.10
3. Metode Penelitian
9
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta; Bumi Aksara, 2013), h.48.
10
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan buku-buku.
Laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah
wawancara, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.11
Jenis metode penelitian ini dipilih karena sesuai dengan tujuan-tujuan
yang akan dicapai oleh penelitian ini yaitu mengetahui strategi marketing
public relations Jenahara dalam memasarkan busana muslim.
Tujuan metode kualitatif deskriptif ini dengan kata lain, untuk
memperoleh informasi dan data-data secara lengkap dan terperinci, sehingga
pembaca dapat mengetahui secara jelas gambaran atau deskripsi mengenai
permasalahan yang diteliti.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 sampai dengan
Agustus 2016. Tempat penelitian adalah Jenahara yang berlokasi di Jalan
Cinere Raya No.63 Blok A, Cinere.
5. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah informan atau sumber informasi peneliti
memperoleh keterangan informasi atau data. Sumber informasi yang terkait
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Narasumber Internal
11
Data yang berasal dari sumber Internal Jenahara.
1. Indah Meita Sari
Narasumber ini dipilih karena beliau adalah Public Relations sekaligus
Marketing Communication (MarCom) Jenahara. Diharapkan dari
narasumber ini didapat data mengenai strategi marketing public relations
yang dilakukan Jenahara dalam memasarkan busana muslim.
2. Fina Yasifa
Narasumber ini dipilih karena beliau adalah Social Media Contributor
Jenahara. beliau lah yang mengatur semua akun media sosial yang
digunakan Jenahara. Diharapkan dari narasumber ini membantu
melengkapi data yang diperlukan peneliti mengenai kelebihan dan
kekurangan media sosial dalam menerapkan strategi marketing public relations.
b.Narasumber Ekternal
Data yang bersumber dari Customers Jenahara.
1. Vika Anisa Gusnadilla: Perempuan usia 18 bertempat tinggal di Jambi
ini pernah membeli salah satu produk busana muslim Jenahara.
ketertarikannya karena design yang modis dan tetap sopan.
2. Haymien Mokhsen: Perempuan usia 24 tahun yang bertempat tinggal di
Kupang, NTT ini pernah membeli salah satu produk busana muslim
3. Tamima Dasa Khaidir: Perempuan usia 28 tahun yang tinggal di Cianjur
ini pernah membeli salah satu produk busana muslim Jenahara. Brand
Jenahara dipilih karena design busananya yang unik.
4. Dea Candori: Perempuan asal Solo yang berusia 23 tahun ini pernah
membeli busana muslim Jenahara. ketertarikannya adalah karena
Jenahara mempunyai design busana yang bagus dan modis dan tidak menyalahi aturan Islam.
5. Indriani Nola Taludio: Perempuan usia 25 tahun yang tinggal di Jakarta
ini pernah membeli salah satu produk busana muslim Jenahara. Brand
Jenahara dipilih karena design busananya edgy mode, retro dan
monochrome.
6. Ayu Desianti: Perempuan usia 22 tahun yang tinggal di Jakarta ini
pernah membeli salah satu produk busana muslim Jenahara. Brand
Jenahara dipilih karena mempunyai design busana yang simpel, anggun dan feminim.
Narasumber tersebut peneliti pilih karena mereka pernah membeli
busana muslim Jenahara. Dan diharapkan narasumber ini mendukung
jawaban dari pertanyaan penelitian yang peneliti teliti.
Sedangkan objek penelitiannya adalah strategi marketing public
relations Jenahara dalam memasarkan busana muslim.
6. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan bagian penting yang memiliki beberapa
mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini. berikut
beberapa teknik dari pengumpulan data yang digunakan:
a. Observasi Non Partisipasi
Observasi yang dilakukan peneliti dengan tidak turun langsung atau
sebagai penontondan bertujuan untuk mengamati bentuk strategi
marketing public relations Jenahara dengan cara mengamati langsung
kegiatan yang dilakukan dalam memasarkan busana muslim.
b. Wawancara Mendalam
Wawancara dilakukan peneliti secara langsung dengan orang-orang
yang dianggap perlu dan mewakili dalam penelitian ini. seperti Indah
Meita Sari selaku Public Relations dan Marketing Communication
Jenahara dan Fina Yasifa selaku Social Media Contributor Jenahara. wawancara ini bertujuan untuk menggali keterangan yang mendalam
seputar topik yang terkait dalam permasalahan ini sehingga terkumpul
informasi yang diperlukan oleh peneliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh dari
perusahaan yang diteliti berupa hasil wawancara dan foto kegiatan
perusahaan.12
7. Sumber Data
12
a. Data Primer
Data primer (primary data) yaitu data yang dihimpun secara langsung dari narasumber yang mengetahui dan berkompeten terhadap
bidang penelitian ini dengan melakukan observasi dan wawancara.13
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara
tidak tersetruktur dan tidak tersembunyi dimana daftar pertanyaan dan
jawaban tidak ditentukan sebelumnya dan teknik wawancara dilakukan
terhadap responden lebih mendalam secara langsung dan fokus.
Penelitian ini juga akan menggunakan teknik dokumentasi untuk
menlengkapi informasi-informasi penunjang dalam data primer. Selama
penelitian akan dilakukan pencarian dan penyaringan informasi tambahan
melalui dokumen lainnya yang dimiliki Jenahara.
b. Data Sekunder
Menurut Ruslan, data sekunder adalah data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan oleh pihak lain) atau
digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan pengelolanya tetapi dapat
dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.14 Dalam penelitian ini,
penulis menjadikan data sekunder sebagai data tambahan dalam
membantu hasil penelitian agar mendapatkan hasil secara detail.
Untuk hasil yang leih lengkap peneliti dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder untuk bukti telah wawancara kepada
informan atau sumber data, peneliti menggunakan:
13 Burhan Bugin, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 122. 14
a) Riset Kepustakaan: Data diperoleh dari beberapa buku-buku referensi
yang tersedia di perpustakaan dengan cara mencari, mengumpulkan,
dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang
dibahas dalam penelitian. Serta buku-buku skripsi mengenai hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang dijadikan acuan dan
referensi dalam menyusun penelitian yang sedang dilakukan.
b) Internet: internet berperan penting untuk mempermudah mencari
informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data juga diperoleh
melalui media internet.
8. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini data-data yang diperoleh akan diuji kevaliditasannya.
Maka untuk mendapatkan data-data yang valid, data-data yang sudah
terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik triangulasi. Tringulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagi pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.15 Setelah itu
data-data tersebut dikumpulkan untuk dibuat kesimpulan dan diolah dan
direvisi kembali menggunakan deskriptif analisis pendekatan kualitatif.
F. Pedoman Penelitian
Pedoman Penelitian ini adalah buku Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis dan Disertasi) karangan Hamid Nasuhi, dkk. yang diterbitkan oleh
CeQda UIN Jakarta tahun 2015.
15
G.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman tentang
penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab yang terdiri
dari sub bab, yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari
skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN. Dalam bab ini menyajikan pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORITIS. Dalam bab ini membahas landasan
teoritis yang meliputi: Strategi; pengertian dan jenis-Jenis strategi, Public Relations; pengertian Public Relations, fungsi dan peran Public Relations, media Public Relations, serta strategi dalam Public Relations. Marketing; Pengertian Marketing, serta Keterkaitan Public Relations dan Marketing.
Marketing Public Relations (MPR); konsep MPR, strategi MPR serta kegiatan
MPR. Lalu penjelasan tentang busana muslim; pengertian busana muslim serta
kriteria busana muslim.
BAB III: GAMBARAN UMUM PUBLIC RELATIONS JENAHARA.
Dalam bab ini membahas tentang brand Jenahara (meliputi company profile
Jenahara, logo Jenahara, busana muslim Jenahara,), visi misi Jenahara, struktur
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini
membahas tentang bentuk strategi marketing public relations Jenahara dalam memasarkan busana muslim, media Public Relations yang digunakan Jenahara serta kelebihan dan kekurangan media tersebut dalam memasarkan busana
muslim.
BAB V: PENUTUP. Dalam bab ini peneliti menarik kesimpulan dari
pembahasan dan hasil penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata bahasa Yunani “strategos” dan mengarah kepada keseluruhan peran komando umum militer. Dalam bisnis, strategi
adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan organisasi dan
bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.1
Definisi manajemen strategi menurut Philip Kotler adalah rencana
untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek atau
jangka panjang, yang didasarkan pada riser pasar, penilaian produk, promosi
dan perencanaan penjualan serta distribusi.2
Dikutip oleh Oliver dalam bukunya yang berjudul “Strategi Public
Relations”, menurut J L Thompson (1995) mendefinisikan strategi sebagai
cara untuk mencapai sebuah hasil karya: ‘Hasil akhir menyangkut tujuan
dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi
dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Sementara itu,
strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif’.3
Menurut Onong Uchjana Effendy, strategi adalah perencanaan untuk
mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak
1
Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik, Penerjemah Nurul Hasfi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 153.
2
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, alih bahasa Adi Zakaria Affif, Vol. Ke.1 (Jakarta: Fakultas Ekonomi, UI, 1993), h. 5.
3
berfungsi sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan taktik operasionalnya.4
Seperti yang dikutip oleh Rosady Ruslan, Menurut Ahmad S.
Adnanputra, MA, MS, pakar Humas dalam naskahnya berjudul PR Strategy
mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana
(plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.5
Dari pengertian tentang strategi tersebut, penulis mengambil
kesimpulan bahwa strategi adalah suatu taktik atau cara secara terencana
unuk mencapai tujuan yang diharapkan suatu organisasi. Secara umum
strategi bisa dilakukan dalam organisasi atau perusahaan dalam mencapai
kepentingan atau tujuannya. Akan tetapi strategi bisa dilakukan secara
individu untuk mencapai tujuan yang dngin dicapainya.
2. Jenis-jenis Strategi
George A. Steiner mengatakan bahwa tidak ada klasifikasi atau
pengelompokan strategi yang diterima secara umum. Hanya saja dapat
dilakukan penggolongan menurut dimensi strateginya: 6
a. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup, yakni strategi dapat lebih luas
atau lebih sempitsesuai dengan pemahaman.
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-21, h. 32.
5
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi & Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Ed. Revisi, h. 120.
6
b. Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan tingkat organisasi, yakni
startegi yang berdasarkan pada jenjang setiap divisi yang memiliki
strateginya masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama
sebuah badan.
c. Klasifikasi berdasarkan keterkaitan startegi dengan sumber material atau
bukan material, yakni dengan melihat bentuk fisik seperti SDM yang
tersedia atau gaya manajemen, pola pikir atau falsafah perusahaan.
d. Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi, sebagai contoh adalah
pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan
terdapar banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan
tersebut.
e. Kalsifikasi berdasarkan strategi pribadi manajer. Semakin tinggi tingkat
manajer, semakin penting strategi ini bagi kehidupan organisasi.
B.Public Relations
1. Pengertian Public Relations
Dikutip Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, Menurut (British) Institute of Public Relations, Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Sedangkan
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandasan pada saling pengertian.7
Dikutip Rosady Ruslan, menurut Scott M. Cutlip and Allen H. Centre
(1971) dalam bukunya yang berjudul Effective Public Relations, mengungkapkan bahwa: “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksaan dan tata cara
organisasi demi kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program
kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan
publiknya”.8
Dari pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Public
Relations adalah komunikasi yang dilakukan secara terencana, baik ke luar
maupun ke dalam organisasi demi tercapainya tujuan yang spesifik.
2. Peran dan Fungsi Public Relations
Menurut Rosady Ruslan, peranan Public Relations dalam suatu lembaga atau organisasi dapat dibagi menjadi empat peran, yakni9:
a. Sebagai komunikator atau penghubung antara organisasi atau lembaga
yang diwakili dengan publiknya.
b. Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya.
7
Frank Jefkins disempurnakan oleh Daniel Yadin, Public Relations, Edisi 5, (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 9-10.
8
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi & Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) ed. Revisi, h. 27.
9
c. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.
d. Membentuk corporate image, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
Fungsi Public Relations mengalami evolusi dari masa ke masa, mulai dari agen pres (press Agentry), publisitas (publicity), dan konsultasi (counselling).10 Dikutip dari Wahdin Saputra dan Rulli Nasrullah dalam
Public Relations 2.0, Pejabat Humas (PRO Manager) akan melakukan
fungsi-fungsi manajemen perusahaan. Pada tahun 2002 Public Relations
Society of America (PRSA) merumuskan aktivitas Public Relations sebagai
berikut11:
a. Community Relations, yaitu membina hubungan baik dengan masyarakat
di sekitar perusahaan demi keberlangsungan perusahaan.
b. Counseling, yaitu memberikan masukan/pertimbangan kepada pihak
manajemen sebelum mereka mengambil keputusan serta kepada
karyawan perusahaan.
c. Development/Fundaraising, yaitu menerjemahkan semua kebutuhan
organisasi kepada pihak-pihak yang memiliki peluang atau melakukan
pengembangan dan peningkatan yang dirasakan perlu bagi kemajuan
perusahaan.
d. Employee/Member Relations, yaitu menciptakan hubungan yang baik,
tidak hanya kepada pekerja melainkan kepada keluarga pekerja.
10
Frank Jefkins - Daniel Yadin, Public Relations, h. 28. 11
e. Financial Relations, yaitu membangun jembatan komunikasi dengan pemegang saham dan para donatur.
f. Government Affairs, yaitu membina hubungan baik dengan pihak
pemerintahan, baik denga politisi maupun birokrat.
g. Industry Relations, yaitu menjalin relasi yang baik dengan perusahaan lain yang secara langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan.
h. Issues Management, yaitu melakukan menagement isu dengan
melibatkan publik dalam jumlah besar demi terciptanya image produk atau citra dari suatu perusahaan.
i. Media Relations, yaitu menjalin relasi dengan wartawan dari berbagai
media. Dengan demikian akan memberikan pencitraan yang baik bagi
perusahaan serta meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai
produk perusahaan.
j. Marketing Communication, yaitu komunikasi pemasaran; demi
tercapainya image/citra perusahaan yang membedakan dari perusahaan lainnya.
k. Minority Relations, membentuk relasi pada kelompok minoritas yang
secara langsung maupun tidak langsung, akan memberikan dampak
publisitas perusahaan.
l. Public Affairs, yaitu membina hubungan baik dengan semua publik
m.Special Events and Public Participant, yaitu aktivitas langsung yang melibatkan publik dan dilakukan oleh Public Relations untuk menjalin interaksi secara organisasi/perusahaan dengan publik.
3. Media Public Relations
Menurut Linggar Anggoro, dalam Public Relations terdapat media yang dapat menunjang kerja dalam menjangkau khalayak dalam maupun
luar perusahaan. Media tersebut terbagi menjadi dua seperti media internal
dan media eksternal. Berikut contoh dari kedua media tersebut:12
a. Media Internal
1) Jurnal Internal. Jurnal internal merupakan publikasi atau terbitan yang
didistribusikan kepada para anggota atau khalayak pendukung dari
suatu organisasi. Istilah jurnal diartikan sebagai bahan cetakan yang
diterbitkan secara teratur. Biasanya isi jurnal adalah uraian tentang
hal-hal yang sudah terjadi. Idealnya, setiap jurnal memiliki ciri khas
tertentu yang berkaitan dengan isinya.
2) Papan Pengumuman. Papan pengumuman standar dapat ditempatkan
di berbagai lokasi yang ramai dan sering disinggahi agar segenap
pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang
bersamaan pula.
3) Kaset Video dan CCTV. Media modern ini menghadirkan komunikasi tatap muka secara artficial (seolah-olah penonton dan yang ditonton
dapat saling berkomunikasi secara langsung) yang berpotensi besar
12
untuk menumbuhkan pemahaman yang baik antara pihak manajemen
dan pegawai.
4) Stasiun Radio Sendiri. Stasiun radio menyiarkan program-program
siaran radio yang dibuat sendiri oleh pihak perusahaan. Dengan
adanya siaran radio tersebut, meskipun suasana perusahaan bising
suasana kerja menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5) Jaringan Telepon Internal. Bulletin berita perusahaan dapat dikemas
dalam bentuk kaset rekaman dan setiap pegawai yang ingin menyimak
isinya tinggal memutar nomor telepon unit Public Relations langsung dan langsung dapat “membaca” bulletin tersebut. melalui telepon itu
setiap pegawai juga dapat menyampaikan gagasannya mengenai
beberapa hal.
6) Kotak Saran. Dalam rangka memperoleh dan menampung berbagai
masukan dari para pegawai, pihak manajemen, dapat menempatkan
sejumlah kotak saran di tempat-tempat tertentu di perusahaan.
7) Intensif Bicara. Teknik “pintu terbuka” yang dijalankan pihak
manajemen juga bisa diwujudkan melalui pembuatan semacam
formulir aduan. Setiap pegawai yang merasa perlu menyatakan
sesuatu dapat menuangkan secara tertulis ke dalam formulir tersebut,
kemudian memasukannya ke kotak pos khusus.
8) Siaran Umum. Pihak manajemen juga dapat memanfaatkan sistem
sentral untuk menyampaikan pesan-pesan kepada segenap
pegawainya.
9) Obrolan Langsung. Pembicaraan tatap muka secara pribdai dan
langsung merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
memeperlihatkan sikap terbuka manajemen.
10) Acara Kekeluargaan. Berbagai kegiatan dana acara tidak resmi
sangat besar manfaatnya untuk merekatkan hubungan baik antara
pihak manajemen dan segenap pegawainya.
b. Media Eksternal
1)Jurnal Eksternal. Jurnal eksternal tidak harus diartikan sebagai suatu
bentuk terbitan tentang suatu perusahaan yang dibagikan pada pihak luar.
Jadi sama halnya dengan majalah atau terbitan umum, jurnal eksternal
harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau khalayak yang
ingin dituju.
2)Media Audiovisual. Media audiovisual adalah media yang bercangkupan
terbatas yang dimiliki sepenuhnya dan dikendalikan oleh pihak tertentu
yang diarahkan kepada khalayak yang bersifat terbatas pula. Tujuan dari
media ini adalah untuk menjangkau khalayak dalam rangka
mengkomunikasikan pesan khusus demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.
3)Literatur Edukatif. Literatur edukatif adalah semua bahan cetakan yang
dibuat untuk menjelaskan atau mendorong digunakannya suatu produk
4)Komunikasi Lisan. Beberapa perusahaan mempekerjakan para pembicara
secara permanen dan diserahi tugas khusus untuk menyampaikan
penjelasan mengenai perusahaannya di berbagai klub dan perkumpulan
masyarakat.
5)Pameran. Tujuan dari penyelenggaraan pameran adalah untuk
memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat agar mereka lantas
tertarik, kemudian membelinya. Dengan demikian terdapat keterkaitan
yang erat antara kegiatan Public Relations dan acara pameran.
6)Seminar. Guna menunjang penggunaan berbagai media, ada baiknya jika
perusahaan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak.
Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminat atau konferensi. Tujuannya
adalah menyampaikan presentasi yang bersifat edukatif kepada khalayak.
Pembicara pada seminar tersebut adalah bisa orang dalam perusahaan
atau bisa tokoh dari luar.
7)Sponsor. Sponsor adalah penyediaan dukungan finansial untuk suatu
acara, subjek, kegiatan, lembaga atau individu yang dianggap memang
pantas menerimanya. Manfaat Public Relations dari sponsor adalah terciptanya suatu proses pengakraban melalui media yang berlangsung
secara berulang-ulang. Sosok atau reputasi perusahaan di mata khalayak
pun positif karena ia telah membuktikan ketersediaannya turut memikul
tanggung jawab sosial. Kalau reputasi perusahaan sudah baik, maka
8)Internet. Internet merupakan jenis teknologi baru. Terdapat potensi
strategi dalam menggunakan internet sebagai saluran informasi bagi
praktisi Public Relations untuk mendistribusikan berita, membangun sebuah saluran komunikasi dan sebagai saluran transaksi. Beberapa
mediabentuk interenet yang digunakan praktisi Public Relations seperti
Social Media, Website, Blog maupun E-mail. Media bentuk internet
tersebut harus selalu diperbarui dalam menarik perhatian khalayak.
4. Strategidalam Public Relations
Cutlip, Center dan Broom, menyatakan ada empat langkah dalam
proses perencanaan Strategis Public Relations, yaitu: 13
a. Defining the problem (or opportunity) / Research
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan,
opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi
oleh, tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi
inteligen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah
dalam proses pemecahan problem dengan menentukan “What’s happening
now?”
b. Planning and programming
Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan
komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan
temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.
13
Langkah kedua ini akan menawab pertanyaan “Base on what we have
learned about the situation, what we change or do, and say?”
c. Take action and communicating
Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan
komunikasi yang didesain dalam rangka mencapai tujuan program.
Pertanyaan dalam langkah ini adalah “who should do and say it, and when,
where and how?”
d. Evaluating the program
Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atau
persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Penyesuaian akan
dilakukan sembari program diimplementasikan, dan didasarkan pada
evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau
tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab
pertanyaan “How are we doing, or how did we do?”
C.Marketing
1. Pengertian Marketing
Marketing dalam bahasa Indonesia berarti Pemasaran. Kata dasar dari
pemasaran itu sendiri adalah pasar. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
arti dari kata pasara adalah tempat orang berjual beli.14 Arti pemasaran
sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) proses, cara,
perbuatan memasarkan suatu barang dagangan (2) perihal menyebarluaskan
14
ke tengah-tengah masyarakat (3) cara penawaran dan penjualan produk atau
jasa melalui teknologi siaran televisi atau telepon.15
Istilah pemasaran secara etimologi berasal dari kata “pasar” yang
mendapat awalan dan akhiran sebagaimana aturannya menjadi kata
“pemasaran”. Sedangkan secara terminologi pengertian pemasaran adalah
sebagai berikut:
Menurut McDaniel, pemasaran dikatakan sebagai proses
merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan
promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.16
Menurut Kotler dan Armstrong, pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan ingikan melalui penciptaan dan pertukaran timbal
balik produk dan nilai dengan orang lain.17 sedangkan menurut M. Suyanto,
pemasaran yaitu proses bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi
potensial guna memuasakan kebutuhan dan keinginan manusia.18
Dari pengertian tersebut di atas, penulis mengambi kesimpulan bahwa
pemasaran adalah kegiatan terencana yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia dalam rangka memperoleh keuntungan.
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online/Daring (dalam jaringan),
http://kbbi.web.id/pasar, diakses pada tanggal 21 September pkl. 11.23. 16
Carl McDaniel Jr., Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Jilid 1, Terjemah Sumiyarto dan Rambat Lupiyoadi, h.4.
17
Philip Kotler dan Gery Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1997), Ed-8, Terjemah Damos Sihombing, h. 7.
18
2. Keterkaitan Public Relations dan Marketing
Dalam beberapa tahun terakhir, pemasaran lebih personal berkat
kemudahan teknologi dan media baru yang secara cepat menjangkau
konsumen massal. Pada sisi lainnya, gaya penekanan dan sentuhan personal
lebih menekankan aspek emosi kemanusiaan dan spiritualitas yang selain
memanjakan, juga memuliakan konsumen, bukan hanya pendekatan
rasional. Fenomena baru ini menempatkan akademsi atau praktisi
pemasaran dan kehumasan semakin erat, bahkan saat tertentu sulit
membedakan kedua profesi ini karena batasannya yang hampir kabur dan
bidang garapan yang hampir sama.19
Cutlip mendefinisikan pemasaran dalam bentuk yang sama dengan
definisi PR20:
“Marketing is management function that identifies human needs and
wants offer product and services to satisfy those demand, and causes transactions that deliver product and service exchange for something of value to the provider”.
(Pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan manusia, menawarkan produk dan jasa untuk memnuhi permintaan tersebut dan menimbulkan transaksi yang membawa produk dan jasa ke dalam pertukaran sesuatu atau nilai bagi penyedia).
Rhenald Kasali berpendapat bahwa21:
“Pemasaran bergerak pada sektor pelayanan dan kepuasan konsumen
untuk memperoleh laba. Sedangkan PR dibutuhkan karena bergerak dalam sektor citra. Sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik
terhadap perusahaan, dan perusahaan memperoleh laba”.
19
Hifni Alifahmi, Marketing Communication Orchestra, (Bandung: Examedia Publishing, 2008), h. 42.
20
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glenn M. Broom, Effective Public Relations, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 2000), h. 4.
21
Public Relations memainkan dua peranan utama dalam program komunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Chriss Fill22:
a. Peran tradisional Public Relations menciptakan goodwill dan menstimulasikan kepentingan antara organisasi dengan bermacam
publiknya.
b. Public Relations ada untuk mendukung pemasaran produk dan jasa
organisasi, dan tugasnya adalah berintegrasi dengan elemen lain dalam
bauran pemasaran.
Thomas L. Harris mengelompokkan bahwa ada lima macam model
keterkaitan antara kedua bidang tersebut (Public Relations dan Marketing)
23:
a. Separate but equal functions (fungsi yang terpisah tapi sejajar);
Pemasaran dan kehumasan sebagai bidang yang terpisah namun
masing-masing menjalankan fungsinya secara sederajat.
b. Equal but overlapping functions (fungsi yang sejajar tapi saling tumpang
tindih); Pemasaran dan kehumasan menjalankan fungsi masing-masing
secara setara dan terdapat titik persinggungan dan koordinasi fungsi
keduanya, yakni sama-sama membangun citra positif.
c. Marketing as the dominants functions (pemasaran sebagai fungsi
dominan); Pemasaran korporat lebih dominan dan mengoordinasi fungsi
kehumasan dalam memperkuat citra perusahaan.
22
Chriss Fill, Marketing Communications: Contexts, Contents and Strategies, (Hertford Shire: Prentice-hall Europe, 1999).
23
d. Public Relations as the dominant functions (Public Relations sebagai fungsi dominan); kehumasan justru lebih dominan dan mengkoordinasi
fungsi korporat dan produk.
e. Marketing and Public Relations as the same functions (pemasaran dan
Public Relations melakukan fungsi yang sama); Pemasaran dan
kehumasan melakukan fungsi bersama, yaitu berkomunikasi dengan
publik dan pasar, mulai dari segmentasi pasar/khalayak, pemetaan
persepsi atau citra, menetapkan sasaran, merumuskan strategi dan
program hingga evaluasinya.
D.Marketing Public Relations
1. Konsepsi Marketing Public Relations
Marketing Public Relations (MPR) merupakan Public Relations
dalam konteks pemasaran, lebih jauh lagi marketing Public Relations
membantu melengkapi dan mendukung dalam pencapaian tujuan pemasaran
sebuah produk atau jasa. Menurut Soemirat dan Ardianto, alat dan teknik
Public Relations yang sering digunakan untuk menunjang marketing dan
marketing dibentuk oleh suatu divisi baru, yakni Komunikasi dan
Marketing.24
Dikutip dari Rosady Ruslan, Philip Kottler yang pertama kali
memunculkan konsep Mega Marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan Public Relations dan Marketing Mix. Mega marketing tersebut kemudian dikembangkan oleh Thomas L. Harris melalui bukunya berjudul
The Marketer’s Guide to Public Relations yang melahirkan marketing
Public Relations.25 Menurut Tom Harris dalam bukunya yang berjudul The
Marketer’s Guide to Public Relations, mendefinisikan marketing Public
Relations sebagai berikut:26
“Marketing Public Relations is the process of planning, executing and evaluating programs, that encourage purchase and customer satisfication through credible communication of information and impression that identify companies and their product with the needs,
wants, concerns and interests of consumers”.
(Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan,
pelaksanakan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan kepuasan pelanggan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan dan produk dengan kebutuhan , keinginan serta minat konsumen).
Sementara itu, menurut Keith Butterick dalam Pengantar Public
Relations Teori dan Praktik, menyatakan bahwa marketing Public Relation
24
Sholeh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. Kelima, h. 153.
25
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, h. 245. 26
atau Public Relations pemasaran adalah Public Relations yang secara khusus mendukung aktivitas penjualan.27
Menurut Soemirat dan Ardianto, masuknya bidang Public Relations
ke dalam marketing karena peningkatan kebutuhan dan minat konsumen, harga semakin kompetitif, perlu memperluas distribusi dan banyaknya
promosi dari produk atau jasa sejenis.28
Dari pengertian di atas dan penjelasan para ahli, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa marketing Public Relations adalah menjalankan kegiatan terencana yang dapat merangsang penjualan dan
pelanggan serta dapat meningkatkan kesadaran konsumen dan membangun
kepercayaan konsumen di tengah keadaan harga semakin kompetitif.
Khalayak dari marketing Public Relations itu sendiri adalah masyarakat dan konsumen itu sendiri, maka dari itu marketing Public Relations adalah kegiatan yang mendukung pemasaran dimana akan membangun
kepercayaan konsumen.
2. Strategi Marketing Public Relations
Dalam buku Manajemen Humas & Komunikasi, menurut Rosady Ruslan, secara garis besar terdapat Three Ways Strategy untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan, yaitu Public Relations
merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik Pull Strategy (menarik), sedangkan Push Strategy (mendorong) dalam hal pemasaran. Dan taktik
27
Keith Butterick, Pengantar Public Relations Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet.ke1, h. 55.
28
ketiga, Pass Strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan.
Thomas dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relations
mengatakan bahwa terdapat tiga pendekatan baru MPR yang
menggabungkan antara strategi pemasaran tradisional dan dimensi
mega-marketing yang membutuhkan komunikasi dengan bagian yang bukan
bagian dari pemasaran tradisional. Adapun strategi-strategi tersebut
adalah:29
a. Push Strategy
A push strategy calls for using the sales force and trade promotion to push the product through the channels. The producer aggressively promotes the product to wholesalers; the wholesaler aggressively promote the product to
retailers; and the retailers aggressively promote the product to consumers.
(strategi push digunakan untuk mendorong pemasaran dan promosi barang
melalui saluran . Produsen secara agresif mempromosikan produk kepada
distributor; distributor secara agresif mempromosikan produk ke pengecer;
dan pengecer agresif mempromosikan produk kepada konsumen).
b. Pull Strategy
A pull strategy calls for spending a lot of money on advertising and consumer promotion to build up consumer demand. If the strategy is effective, consumers will ask their retailers for the product, the retailers will
29
ask their wholesalers for the product, and the wholesaler will ask the producers for the product.
(Strategi pull digunakan untuk menghabiskan banyak uang untuk iklan dan
promosi konsumen untuk membangun permintaan konsumen . Jika strategi
ini efektif , konsumen akan meminta pengecer mereka untuk produk,
pengecer akan meminta grosir mereka untuk produk, dan grosir akan
meminta produsen untuk produk).
c. Pass Strategy
Public Relations role is to devise strategies and conduct programs that permit the marketers to “pass” the gatekeeper and enter the market. In may view, both CPR and MPR must play a role in what I call “pass”strategic planning. When customers make purchase decisions, they are in a very real sense deciding to buy two things: the product and the company. I strongly believe that people want to business with companies they know and trust. Consumer’s trust is earned by providing quality product at a good value. It is also earned by sponsoring activities and identifying with causes that
demonstrate the company’s appreciation of the consumers patronage.
(Peran Public Relations adalah untuk merancang strategi dan melakukan program-program yang memungkinkan pemasar untuk "lulus" gatekeeper
dan memasuki pasar. Dalam pandangan saya, baik CPR dan MPR harus
memainkan peran dalam apa yang saya sebut "lulus" perencanaan strategis.
Ketika pelanggan membuat keputusan pembelian, mereka dalam keadaan
sangat percaya bahwa orang ingin berbisnis dengan perusahaan mereka
kenal dan percaya. Kepercayaan konsumen diperoleh dengan menyediakan
produk yang berkualitas dengan nilai yang baik. Hal ini juga diperoleh
dengan mensponsori kegiatan dan mengidentifikasi penyebab yang
menunjukkan apresiasi perusahaan dari konsumen tetap).
Dapat peneliti simpulkan bahwa Pull strategy pada Public Relations
memiliki dan harus mengembangkan kekuatan untuk menarik perhatian
publik. Push strategy pada Pubilc Relations memiliki kekuatan untuk mendorong pemasaran. Pass strategy pada Public Relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang
menguntungkan.
3. Kegiatan Marketing Public Relations
Menurut Kotler dan Keller (2007), terdapat tujuh hal utama yang
digunakan dalam aktivitas marketing Public Relations, yaitu30:
a. Publications (Publikasi)
Perusahaan mempercayakan perluasan produk berdasarkan dari publikasi
materi untuk mempengaruhi dan menarik pembeli yang dituju. Yang
termasuk di dalamnya membuat laporan tahunan, brosur, artikel, koran
perusahaan, majalah dan materi audiovisual.
b. Identity Media
30
Perusahaan perlu membuat identitas yang bisa dikenal oleh masayarakat
dengan mudah. Misalnya: logo perusahaan, alat-alat tulis, brosur, tanda,
formulir perusahaan, kartu nama, bangunan, seragam dan peraturan
pakaian.
c. Events
Perusahaan bisa menarik perhatian mengenai produk baru ataupun
kegiatan perusahaan dengan cara mengadakan acara khusus seperti
wawancara, seminar, pameran, kompetisi, kontes dan ulang tahun dari
barang itu supaya dapat menjangkau masyarakat luas.
d. News (Berita)
Salah satu dari tugas utamanya Public Relations adalah untuk membuat ataupun menemukan acara yang sesuai dengan perusahaan, produknya,
orang-orangnya atau pegawainya, dan membuat media tertarik untuk
memuat berita press release dan hadir dalam press conference
(konferensi pers.
e. Speeches (Pidato)
Semakin tinggi kebutuhan perusahaan untuk dapat menjawab setiap
keperluan masyarakat dengan menjawab pertanyaan dari media atau
memberikan pengarahan di asosiasi penjualan dan di meeting yang bertujuan untuk membicarakan soal penjualan dapat membangun citra
perusahaan.
Perusahaan bisa membangun image yang positif dengan cara menyumbang uang atau waktu dalam hal-hal yang positif.
g. Sponsorship (pensponsoran)
Perusahaan bisa memasarkan barang mereka dengan mensponsori acara
olah raga atau acara kebudayaan yang bermanfaat bagi kelangsungan
perusahaannya.
E.Busana Muslim
1. Pengertian Busana Muslim
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, busana adalah pakaian (yang
indah-indah); perhiasan; -muslim, baju muslim.31 Secara etimologi istilah
pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas” atau “tsiyab” dalam bahasa arab. Kata libas digunakan dalam al-Qur’an untuk menunjukkan pakaian lahir maupun pakaian batin, sedangkan kata tsiyab diambil dari kata dasar
tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula
atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya.32
Dalam al- Qur’an, Allah SWT menjelaskan kepada manusia tujuan
dan fungsi pakaian yang sebenarnya:
ْﺪَﻗ َمَدآ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﯾ
ۚ ٌﺮْﯿَﺧ َﻚِﻟَٰذ ٰىَﻮْﻘﱠﺘﻟا ُسﺎَﺒِﻟَو ۖ ﺎً�