• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan kualitas santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Gandaria Selatan Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam upaya meningkatkan kualitas santri di pondok pesantren Miftahul Ulum Gandaria Selatan Jakarta Selatan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

DI PONDOK PESANTREN MIFTAHlJL ULlJM GANDARIA SELATAN

JAKARTA SELA TAN.

Disusun Oleh :

DEWI KURNIA WATll

9911000103

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

VIN

SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(2)

JAKARTA SELATAN.

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

DEWI KURNIA WATI

9911000103

Di wah Bimbingan

junaidatul JVlunawaroh, IV{.Ag NIP. 150 228 871

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul "PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SANTRI DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM GANDARIA S:ELATAN JAKARTA SELATAN" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Strata Satu (SI) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 29 April 2004 Sidang Munaqasyah

Dekan/

kap Anggota

Penguji I

Anggota

Pembantu Dekan V Sekretaris Merangkap Anggota

G@

v

-.A"'\

Dr. Dede

NIP. l

//

pセIオェゥ@

II

セOQTMM

(4)

Segala puji serta syukur hanya kepada Allah SWT penguasa segala yang ada. Karena dengan taufik dan hidayah serta inayah dari-Nya, skripsi ini dapat te1wujud. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada r。セオャ@ pilihan-Nya yaitu Nabi Besar Mullammad SAW.

Skripsi ini merupakan karya tulis yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbyah dan Keguruan (FITK) UlN Syaiif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Selama penyusunan skripsi ini, dan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Againa Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghai·gaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof DR H. Salman I-Iarun, Dekan Fakultas Tarbyah dan Keguruan.

2. Bapak Drs. A.F.Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah membekali ilmu kepada penulis.

(5)

perkuliahan.

5. Bapak Dr. H. Moh. Matsna HS, MA, Ketua pelaksana program ekstensi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang selalu memberikan jawaban dan solusi yang terbaik dalam setiap persoalan mahasiswanya.

6. Bapak K.H. Abdul Salam Zaini, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan Bapak H. Ismail Ishaq, Ketua bidang Pendidikan dan Pengajaran, yang telah memberikan data dan kontribusinya dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

7. Ayahanda H. Syahrowi dan Ibunda Tati sumiati yang selalu berdo'a serta memberikan dorongan dan semangat kepada penulis baik moral maupun materil dari masa perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.

8. Kakanda Mukhlas yang telah memberikan dukungan penuh dan memberi pemasukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku tercinta Vieta, Laily, Afif, Ria, Ema, K'Nur serta teman -temanku yang membantu baik langsung maupun tidak langsung.

Thank's for being my best friends ... !

Akhirnya hanya harapan dan doa yang dapat penulis berikan, semoga bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak menjadi amal saleh yang dapat membawa kebahagiaan di sisi Allah SWT dan semoga mendapatkan ba.lasan yang berlipat ganda. Ami'in.

Jakarta, Februari 2004

(6)

KATA PENGANTAR. ... .

DAFTARISl... iii

DAFTAR TABEL ... ,... v

BABI: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan. .. . . ... . .. . ... .. . ... ... .. . .. . .. . ... . .. . ... .. . ... .. . .. . .. . ... .. . 5

BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Pengertian pセョ、ゥ、ゥォ。ョ@ Agama Islam... . . ... .. ... . ... ... . . 6

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam... I I C. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam... 14

D. Strategi Pembelajaran dan Evaluasi Pendidikan Agama Islam... 16

E. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan lslam ... ... ... ... ... . 21

F. Hipotesa .. . .. . .. . ... ... ... .. . . .. ... . . ... . . . ... ... . .. ... . .. . .. . .. ... ... ... . .. ... ... 26

BAB HI : · METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 27

B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian... ... 27

C. Populasi ... .. . . ... . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . . ... . .. ... . .. . .. . .. . ... .. . ... .. . ... .. . .. . ... .. . ... 27

(7)

F. Tehnik Analisa Data . . ... . ... .. . ... . ... . .. ... . .. . ... ... . .. . .. . .. . ... ... . . . .. . . .. . ... ... 30 BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Miftahul Ulum ... . 1. Sejarah singkat Pondok Pesantren Miftahul Ulum ... . 2. Struktur Kepengurusan ... . 3. Keadaan Ustadz dan Santri ... . 4. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Miftahul Ulum ... . B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Miftahul Ulum ... . I. Visi, Misi dan Tujuan Pesantren Miftahul Ul.um ... .

? B'd '( .. " d. 1 . .

-· 1 ang, aJ1an , ang 1pe aJan ... . 3. Si stem dan Met ode Pembelajaran ... . 4. Kajian Kitab Kuning sebagai Media dengan Pembinaan

31 31 31 32 34

34 34 35 35

Kualitas Santri ... . .. . ... ... ... . .. . ... .. . ... .. ... . .. . . ... ... . .. . ... .. . ... ... .. . . 37 5. Muhadasah ... 38 6. Evaluasi Pembelajaran ... 39 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

Tabel 1 : Struktur Kepengurusan Pesantren Miftahul Ulum... 31

Tabel 2 : Nama-nama Tenaga Pengajar Pesantren Miftahul Ulum... 32

Tabel 3 : Distribusi Santri Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. .. .. . ... ... ... ... ... .. 33

Tabel 4 : Daya Serap Santri dalam Menguasai Membaca Kitab Melalui Sorogan ... :... 39

Tabel 5 : Sikap Santri terhadap Isi Kitab yang telah Dipelajari... 40

Tabel 6 : Ketaatan dalam Menjalankan Tata Tertib ... 40

Tabel 7 : Kesediaan Santri Mengikuti Isi (Keteladanan) dalam Kitab Kuning... 41

Tabel 8 : Pemahaman Santri terhadap Kitab yang telah Diajarkan... 41

Tabel 9 : Ungkapan Perasaan terhadap Pelajaran Kitab Matan Taqrib ... 42

Tabel I 0 : Ungkapan Perasaan terhadap Pelajaran Kitab Safinatun Najah. ... .. . 42

Tabel 11 : Ungkapan Perasaan terhadap Pelajaran Kitab Durusul Aqaid... 43

Tabel 12 : Ungkapan Perasaan terhadap PelajaranKitab Arbain Nawawi ... 44

Tabel 13 : Kemampuan Santri Mempelajari Isi Kitab Matan Taqtib... 44

Tabel 14 : Kemampuan Santri Mempelajari Isi Kitab Safinatun Najah ... .... 45

Tabel 15 : Kemampuan Santri Mempelajari Isi Kitab Durusul Aqaid ... 45

Tabel 16 : Kemampuan Santri Mempelajari isi Kitab Arbain Nawawi.... ... ... ... 46

Tab el 17 : Penguasaan Membaca Kitab Matan Taqrib setelah l Tahun... 46

Tabel 18 : Penguasaan Membaca Kitab Safinatun Najah setelah 1 Tabun ... 47

Tabel 19 : Penguasaan Membaca Kitab Durusul Aqaid setelah 1 Tahun .. . .. . .. ... . 47

Tabel 20 : Penguasaan Membaca Kitab Arbain Nawawi setelah 1 Tahun... 48

Tabel 21 : Distribusi Kemarnpuan Santri dalam Mempelajari Kitab Kuning... 48

(9)

Tabel 24 : Perhitungan untuk Memperoleh Indeks Korelasi antara Variabel X dan Vanabel Y... 50 Tabel 25 : Nilai hasil perhittingan ... :... 51

[image:9.595.86.447.189.550.2]
(10)

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan warganya, dengan menciptakan sistem pendidikan yang komprehensip. Tampaknya sistem pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara-negara maju di dunia. Harapan masyarakat terhadap pendidikan sangat besar untuk merubah jalan hidup bangsa ini ke arah yang lebih baik.

,

Kenyataan ini juga terdapat di berbagai pendidikan pondok pesantren, yang pada umumnya menitik beratkan kepada pengembangan jiwa beragama dan ilmu agama, sedangkan pengetahuan lainnya seperti keterampilan hanya diberikan sebagai pelengkap, maka sudah barang tentu pusat perhatian para pengajarnya lebih banyak tertuju kepada ilmu agama dalam pengertian normatif

Pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan perkembangan masyarakat, karena bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman, terutama berkaitan dengan dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan pesantren bukan berarti pondok pesantren telah kehilangan kekhasannya. Tapi ia tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat.1

1

M.Bahri Ghazali, Penditlikan Pesantren Benvalvasan Lingkungan J(asus Pondok Pesantren

An-Nuqoyah Gu!uk-Gu!uk Sumenep Madura (Jakm1a:Pedoman Ilmu Jaya, 2001), eel. ke 1, h. 13-14.

(11)

Pesantren sudah ada di Indonesia sejak 300-400 tahun lalu dan telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada saat itu. Pada saat itu pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang menghasilkan elit agama. Tampaknya kini pesantren yang selama ini dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat kita, telah mengalami

perubahan dari aspek sistem pendidikannya, menjadi pesantren modem.

Pesantren modem adalah lembaga pendidikan Islam yang secara lahi1iab mengubab sistem pendidikannya. Pondok Pesantren Miftahul Ulum adalah sebuah lembaga keagamaan yang bergerak dalam bidang da'wab dan pendidikan. Yang bertujuan untuk membentuk muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Tu ban Yang Maha Esa dan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam melalui proses pengajaran (sistem pesantren).

(12)

Ulum ke dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul "PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAl\il DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SANTRI DI PONDOK PESANTREN

MIFTAHUL ULUM GANDARIA SELATAN - JAKARTA SELATAN".

Adapun penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi" IAIN Syarif Hidayatullah, yang diterbitkan oleh IAIN Jakarta Press, cetakan ke-1 tahun 2002

B. ldentifikasi Masalah

Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kajian tersebut :

I. Bagaimana orientasi pendidikan agama yang dilaksanakan di Pesantren Miftahul Ulum ?

2. Apa output yang diharapkan oleh pondok pesantren dalam upaya meningkatkan kualitas santri ?

3. Bagaimana kurikulum Pondok Pesantren Miftahul Ulum? 4. Bagaimana strategi pembelajaran di Pesantren Miftahul Ulum ? 5. Bagaimana evaluasi pembelajaran di Pesantren Miftahul Ulum? 6. Apa saja sarana pendukungnya ?

(13)

C. Pembatasan dan Perumusan J\'Iasalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan penelitian ini adalab pada pelaksanaan kurikulum pondok pesantren meliputi : tujuan, mated, strategi, hasil, evaluasi dan faktor-faktornya.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya yaitu : I. Bagaimana pelaksanaan pendidikan Pondok Pesantren Miftahul Ulum?

2. Faktor apa yang mendukung dan menghamba.t dalam pelaksanaan pendidikan?

3. Bagaimana hasil dari pelaksanaan pendidikan Pondok Pesantren Miftahul

Ulum upaya meningkatkan kualitas santri ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

Penelitian ini bertujuan :

I. Untuk mendapatkan gambaran segi-segi kemoderenan sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Miftahul U1um.

2. Untuk mendapatkan gambaran mengenai usaha-usaha yang dilakukan pihak pesantren dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kreativitas santri. Adapun manfaat penelitian ini :

I. Menambab khasanah keilmuan tentang lembaga pendidikan Islam.

(14)

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab, sebagai berikut :

Bab pertama, pendahuluan berisikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan clan pernmusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab kedua, membicarakan teori tentang konsep pendidikan, pengertian

pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, ruang lingkup materi pendidikan agama Islam, strategi pembelajaran da.n evaluasi pendidikan agama Islam, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, hipotesa.

Bab ketiga, Metodologi penelitian meliputi : Desain penelitian, tempat

penelitia.n dan waktu penelitian, populasi, variabel dan defi.nisi operasional, tehnik pengumpulan data, tehnik a.nalisa.

Bab keempal, mengemukakan hasil penelitian meliputi, gambaran umum

Pondok Pesantren Miftahul Ulum : Sejarah singkat pondok pesantren Miftahul Ulum, struktur kepengurusan, keadaan santri dan ustadz, sarana dan prasarana pondok Pesantren Miftalml Ulum, Pelaksanaan Pendidika.n agama Islam Pondok Pesantren Miftahul Ulum meliputi : visi, misi dan tujuan Pesantren Mifrahul Ulum, bidang kajian yang dipelajari, sistem dan metode pembelajaran, kajian kitab kuning sebagai media dengan pembinaan kualitas santri, muhadasah, evaluasi pembelajaran.

(15)

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Berbicara tentang pendidikan sebenarnya bukanlah masalah barn, karena pendidikan itu sudah ada sejak manusia ada di muka bumi. Hanya saja perwujudan pendidikan itu sendiri berbeda-beda dari zaman ke zaman seiri:ng dengan perubahan tempat dan waktu.

Banyak para pakar pendidikan mengemukakan tentang pengertian pendidikan, di dalam buku " Ilmu Pendidikan " M. Alisuf Sabri ada beberapa ahli mengartikan pendidikan sebagai berikut :

1. Langeveld, mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak dan diarahkan kepada tujuan pendidikan.

2. Hoogveld, mendidik membantu anak supaya 1a cukup cakap dalam menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

3. SA. Branata, dkk, pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

(16)

4. Ki Hajar Dewantara, mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-. . I

tmggmya.

Dalam bahasa Indonesia kata pendidikan terdiri- dari kata yang mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata tersebut sebagaimana dijelaskan kamus umum bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara) mendidik.2 Sedangkan dalam bahasa Inggris kata pendidikan disebut " Laucation " dengan kata kerja " Educate " yang berarti "mendidik" .3 Adapun kata pendidikan dalam bahasa arab ":;-;ij' dengan kata kerja

!t .. ff

i.P.J berarti mengasuh, mendidik dan memelihara. 4

Se<!.angkan menurut Abdurrahman Al Bani yang dikutip oleh Abdurrahman An Nahlawi bahwa dalam pendidikan tercakup tiga unsur yaitu :

l. Menjaga dan memelihara anak.

2. Mengembangkan bairn! dan potensi anak sesuai dengan kekhasan masmg-masing.

3. Mengarahkan potensi dan bakat agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan yang seluruhnya dilakuk:an secara bertahap.5

1

M. Alisuf Sabri, !/mu pendidikan, (Jakarta: CV.Pedoman llnm Jaya, 1999), eel.Ke-I, h.4-5

2

Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), eel.

Kc-13, h.250

3

John M.Eehol dan Hasan Shadily, Kamus lnf<Rris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1997),

eel. Kc-XX! V, h.207

4

Mahmud Yunus, KamusArab-Indonesia, (Jakarta: PT.Hidakarya Agung, 1989), h.137

5

Abdurralunan an Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Seko/ah dan Masyarakat, (Jakarta:

(17)

Menurut Ngalim Purwanto pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.6 Penge1iian yang hampir sama dikemukakan oleh Ahmad D.Marimba bahwa pendidikan adalah" bimbingan ata.u pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama". 7

Pengertian pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 ayat 1 dikemukakan, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 8

Dari beberapa pengertian pendidikan yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka penulis memberi kesimpulan bahwa pendidikan terdapat unsur usaha yang disengaja oleh orang dewasa dengan kesadaran untuk menyiapkan peserta didik untuk mencapai kedewasaan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan.

Adapun pengertian Islam berarti berserah diri kepada-Allah. Hal ini dipertegas oleh firman Allah sebagai berikut :

6

Ngalim Purwanto, I/mu Pendidikan Teoritis dan Prak/is, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,

1989), CCI. Ke-ll, h.10

7

Ahmad D Marimba, Pengantar Fi/safat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1987), cet.

Ke-7, h.19

8

Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.2 TH.1989), (Jakarta: Sinar

(18)

Artinya:

" Maka, apakah mereka mencari agama yang fain dari agama Allah, padahaf kepada-Nyafah berserah diri segafa apa yang di fangit dan di bumi, baik dengan suka ma11pu11 te1paksa dan hanya kepada Allah/ah mereka dikembalikan" (Ali

9

lmran :83).

Mohanunad Daud Ali, dalam bukunya, "Pendidikan Agama Islam" mengartikan sebagai berikut :

"Islam berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah) berasal dari kata safam, yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat. Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berati kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri)."10

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa arti Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan diri, ketaatan dan kepatuhan.

Dengan demikian, pengertian kata pendidikan dan agama Islam yang masing-masing telah diuraikan. Jika digabungkan menjadi pendidikan agama Islam, maka pengertiannya adalah sebagaimana yang di ungkapkan oleh Drs. Usman said. yang dikutip oleh Abu Ahmadi dalam bukunya " Ilmu Pendidikan ", pendidikan Agama

9

Abduralnnan An Nahlawi, op.cit, h .. 24

10

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafiudo Persada, 2002),

(19)

Islam adalah segala usaha untuk membentuk, membimbing atau menuntun rohani jasmani seseorang menurnt ajaran Islam. I I

Di sisi lain, Zakiyah Darajat mengemukakan pengerti.an pendidikan agama Islam sebagai berikut:

1. Pendidikan agama Islam ialah usaha bernpa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya clapat memahami clan mengamalkan ajaran Islam serta menjaclikannya sebagai penclangan ·hiclup (way of life).

2. Pencliclikan agama Islam ialah pencliclikan yang clilaksanakan berclasarkan . I 1 I2

a.1aran s am.

Adapun pengertian pencliclikan agama Islam menurnt penjelasan pasal 39, Bab IX, ayat2 Undang-Unclang Sistem Pencliclikan Nasional nomor 2 Tahun 1989:

"P,endiclikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman clan ketakwaan terhaclap Tuhan Yang Maha Esa sesuai clengan agama yang clianut oleh peserta cliclik yang bersangkutan clengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat_"I3

Pencliclikan agama clapat juga cliclefinisikan sebagai sebuah proses mempersiapkan incliviclu agar hiclu p secara sempurna. Sementara persiapan ini sencliri

h.110

11

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, I/mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 1991), cet. Ke-I,

12

Zakiyah Daradjat. l/11111 J'endidikan Js/a111, (Jakarta: Bumi aksara, 1996), cet. Ke-3, h.86

13

(20)

terdiri dari segi fisik atau jasmani, aka! serta rohani, sehingga dapat diharapkan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun umatnya.

Dari beberapa pendapat di atas yakni tentang pendidikan agama Islam, maka penulis memberi kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha mendidik yang dilakukan secara sadar kepada peserta didik secara sistematis dalam upaya mengarahkan dan membimbing mereka menuju terbentuknya pribadi muslim yang berilmu dan beramal sesuai dengan ajaran Islam.

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Secara umum yang dimaksud dengan tujuan adalah, suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.

Ada beberapa pendapat dalam menetapkan tentang tujuan pendidikan Islam, sebagai berikut:

I. Abdurrahman An Nahlawi mengemukakan tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara sosia!.14

2. Drs. Abd. Rahman Sha!eh, tujuan pendidikan Agama lsfam ialah memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan

14

(21)

tu gas hidupnya yang diridhai Allah SWT. Sehingga te1jalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat atas kuasanya sendiri.15

Sebagaimana tujuan pendidikan nasional di Indonesia, pendidikan agama Islam juga bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman anak didik tentang agama Islam sehingga me1tjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi masyarakat, berbangsa dan bernegara.16

Berbicara tentang tujuan pendidikan Islam Zakiyah Darajat dalam bukunya," Ilmu Pendidikan Islam" , menegaskan bahwa:

Sesuatu yang diharapkan terwujud setelah orang-orang mengalami pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepriba.dian seorang yang membuatnya menjadi "Insan Kami!" dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia utuh jasmani dan rohani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan nom1al karena taqwanya kepada Allali SWT .17

Ini berarti pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islan1 dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, akan tetapi apabila untuk mencapai manusia muslim yang insan kamil dengan pola taqwa akan sukar tercapai tanpa didasari dengan kerja keras yang dilalmkan secara berencana dengan kerangka-kerangka ke1ja yang konsepsional. Menurut Zakiyah Darajat, ada beberapa pendidikan yang hams dicapai yaitu:

15

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Op. Cit., h.112

16

M.Alisuf Sabri, op. Cit, h. 75

17

(22)

1. Tujuan umum, ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasan, umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama.

2. Tujuan Akhir, tujuan akhir ini terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhlr sebagaimana firman Allah SWT:

,, • セ@ J.! ,, ;;; .... ,.. .... '\ J,, iJ' ).-'

JI)

Pセ@

セヲZZL@

:11

J

j.J

':Jj

.o\.i

セ@

,ili\ !_,.ii

t_t.T

セNu|@

47'\i

,

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebe11ar-be11amya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan

Islam ".(al-Imran/3: 102)

3. Tujuan sementara, ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum.

4. Tujuan operasional, ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu. 18

Di sisi lain, H.M.Arifin mengemukakan bahwa :

Tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasikan idealitas Islami sedangkan idealitas Islami itu sendiri pada hakekatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai sumber kekuatan mutlak yang harus ditaati.19

Dari tujuan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam bertujuan mencetak pribadi-pribadi muslim yang beriman, berakhlak, berilmu, dan bertaqwa, selaras dan seimbang baik kepada Allah SWT sebagai pencipta ataupun kepada sesama manusia dan alam sekitar, sehingga cita-cita Insan kamil dapat terwujud.

18 Ibid, h. 30-32

19

(23)

C. Ruang Lingknp Materi Pendidikan Agama Islam

Berbicara tentang pendidikan agama Islam, memang memiliki caknpan yang sangat luas dalam pembahasannya. Berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain. Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara :

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT. 2. Hubungan manusia dengan sesama manusia.

3. Hubungan manusia dengan dirinya.

4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingk.tmgatmya.20

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi tujuh unsur pokok yaitu :

L Keimanan.

2. Ibadah.

3. Al-Qur' an.

4. Akhlak.

5. Muamalah.

6. Syari'ah. 7. Tarikh.21

Materi pendidikan agama Islam adalah segala sesuatu yang hendak diberikan kepada peserta didik untuk menghayati serta diarahkan dalam proses kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. Menurut Zuhairini dkk, bahwa inti ajaran pokok Islam meliputi masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syaii'ah), dan maslah ikhsan (akhlak) yang penjelasannya sebagai berikut:

20

Yunus Namsa, Metodo!o,;i Pen,;qjaran Agama Islam. (Jakarta: Pustaka firdaus, 2000), cet.

Ke-I, h.23

(24)

I. Aqidah adalah bersifat I'tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.

2. Syari'ah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menta'ati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia. 3. Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempuma bagi kedua

amal di atas dan yang mengajarkan tentang c:ara pergaulan hidup manusian

Ketiga pokok ajaran ini kemudian dijabarkan dalam bentuk Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak, dan dari ketiganya lahirlah beberapa keilmuan Agama, yaitu : Ilmu Tauhid, Ilmu fiqh, dan Ilmu Akhlak.

ketiga pokok pendidikan agama Islam tersebut sesuai dengan surat Luqman ayat 13,17, dan 18, yang berbunyi sebagai berikut:

Surat Luqman ayat 13

$ ' ,,, ,. ,. 0 JI / ,,.. 0

01

T|jセ@

'.:l

;:.J

'::!

ZjNセ@

セ@

)J.)

,,..,,. ,,.

セ[GZZA@

oka.l Ju

セQI@

,.,.

Artinya:

"Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu memperse!wtukan Allah,

sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar ''.

Surat Luqman ayat 17

p1

0P

;JJj

J

⦅L[jセ@

セセゥZL@

セセi@

rjf

セエ[@

,.,. .... ,,. ,...

Jo ,

( \ v:

i

\I

JL..,il) ..

オセui@

r°fo

セ@ セjNe@

,,.. ,,. ,,.. ...

22

Zuhairini, et.al. }vfetodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya, Usaha Nasional, 1983), cet.

(25)

Artinya:

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)".

Surat luqman ayat 18

JI J ,I!

jセ@

JS'

-.... ;jJ ;ii ..-o .... /. /. .... /

\.J

:ull 0)

G..;.

セセQjゥ@

,j

.P

\.Jj cf8J

!l:G:.

°;:.,J

\.Jj

/ .... .... ,,. .... /

( \ A: 1 '

I

.Jw.l)

_);J

,

Artinya:

" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan jmi[;an/ah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri ", 23

Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bagaimana fr.lam mendidik manusia sebagai pribadi yang sempuma, selaras dan serasi dalam men,jalin hubungan yang mengikat sebagai makhluk individu, makhluk sosial maupun dalam hubungannya dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.

D. Strategi Pembelajaran dan Evaluasi Pendidikan Agam:h Islam 1. Strategi Pembelajarau

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditem:ukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan pola-pola umum kegiatan guru - anak

(26)

didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengaJar yang meliputi hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajamya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar. 24

Dari uraian di atas ada empat masalah pokok yang hams dijadikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Dari keempat strategi dasar belajar mengajar, pennlis akan menjelaskan satu persatu dari point-point tersebut.

Pertama, spesifikasi clan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Sasarnn yang dituju hams jelas clan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan hams jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik. Bila tidak, maka kegiatan belajar mengajar tidak punya arah dan tujuan yang pasti.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana seorang guru memandang persoaJan,

'" Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Be/ajar Meng(liar, (Jakarta, Riueka Cipta,

(27)

konsep, pengertian dan teori apa yang guru hams gunakan dalam memecahkan persoalan akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Satu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda.

Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif Guru hams memilih metode mana yang harus digunakan kepada anak didik agar mencapai tujuan yang diinginkan, hendaknya guru tidak menggunakan teknik penyajian yang sama, bila beberapa tujuan ingin diperoleh, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau mengkombinasikan beberapa metode yang relevan.

Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Setelah dilakukan evaluasi barn dapat diketahui keberhasilannya.

Dari uraian di atas ba11wa seorang guru harus memiliki strategi dasar belajar mengajar, bila kegiatan belajar mengajar ingin mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

2. Evaluasi Pendidikan Agama Islam

(28)

Evaluasi adalah alat untuk mengukur sampat dimana penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan-"25

Adapun aspek-aspek yang harus dievaluasi meliputi tiga aspek yaitu: l. Aspek kognitif

2. Aspek afektif 3. Aspek psikomotorik

Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, pengertian, analisis, sintesis dan penilaian. Aspek afektif meliputi menerima, merespons menghargai organisasi dan karakteristik, sedangkan aspek psikomotorik meliputi

. k !' . ,,26

pemruan, penggunaan, ·ete 1ttan.

Tehnik yang digunakan dapat dibedakan ke dalam dua golongan pokok yaitu, Tes dan non tes.27

1. Tes

Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. 28

25

Zuhairini, et.al, op.cit, h. 154

26

Wayan Nurkancana dan P.P.P.N.Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), cet. Ke-4, h.21

"Zuhairini, op. Cit, h.159

28

(29)

Adapun bentuk tes terdiri dari : a. Tes Esai

"Adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan I suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang bempa uraian-uraian yang relatif panjang. "29

b. Tes Obyektif

"Yaitu tes yang terdiri item-item yang dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, penjawab tinggal mencoret, melingkari, memilih, mengisi atau me1tjodohkan dan sebagainya."30 Tes obyektif ini terdiri dari beberapa bentuk yaitu benar - salah, pilihan ganda, menjodohkan dan melengkapi. 2. Non Test

Non tes adalah untuk menilai aspek-aspek tingkah laku misalnya minat, sikap da.n kepribadian siswa.

Adapun bentuk non tes antara lain:

a. Observasi, yaitu pengamatan tingkah laku pada situasi tertentu yang dilakukan secara teliti dan pencatatan tingkah laku.

b. Wawancara, yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari respond en dengan jalan tanya jawab sepihak.

c. Angket, yaitu suatu daftar pertanyaan yang hams diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

d. Studi kasus, yaitu mempelajari individu dalam periode tertentu secara terns menerus u.ntuk melihat perkembangannya.31

29 Ibid, h. 42

30

Ibid, h. 27

31

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Eva!uasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Cet.

(30)

Demikian beberapa bentnk evalnasi yang dapat digunakan untnk menilai basil pelajaran anak didik, pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, yang masing-masingnya memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu jangan hanya menggunakan satu bentuk.

E. Pondok Pesantl<en Sebagai Lembaga Pendidikan Islam

Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bennasyarakat sehari-hari .. 32

Istilah pesantren terdiri dari dua kata yang menmtjukkan pada suatu pengertian yaitu kata pondok dan kata pesantren, namun secara umum yang di maksud adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang melembaga di Indonesia.

Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tertua bagi masyarakat di Indonesia. Kata pondok berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, karena pondok berasal dari bal1asa Arab " Funduq", yang berati hotel atau asrama.33 Menurut W.J.S Poerwardarminto dalam kamus umum bahasa Indonesia ballwa pondok memiliki arti sebagai " tempat mengaji dan belajar agam Islam" .34 Dengan

32

Ma,,tuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesa11tre11, (Jakarta: INIS, 1994), h.6

33

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta:

LP3S, 1994), Cet. Kr-6, h.18

34

WJS Poerwadannito, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1976), Cet.

(31)

demikian yang dimaksud dengan pondok adalah tempat atau rumah sederhana yang dijadikan tempat tinggal para santri selama belajar di pesantren.

Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Zamakhsyari Dhofier mengutip dari beberapa ahli antara lain Prof Johns berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. Sedangkan CC.Berg berpendapat babwa istilah tersebut berasal dari istilab shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana abli kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, menurut Mc hatuverdi dan Tiwari buku-buku agama atau buku-buku ilmu pengetabuan.35

Perkataan santri juga berasal dari bahasa jawa cantrik, yang berarti orang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru pergi menetap. Tentu dengan tujuan dapat belajar dari guru mengenai suatu keahlian. Calllrik dapat juga diartikan orang yang menumpang hidup atau ngenger (Jawa), te1masuk orang yang datang menumpang di rumah orang lain yang mempunyai sawab ladang untuk ikut menjadi buruh tani jug a disebut. santri, ini jug a berasal dad perkataan cantriK6

Pondok pesantren merupakan " bapak" dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutnhan zaman, ha! ini bisa dilihat dari perjalanan historisnya, bahwa sesnnggnhnya pesantren di lahirkan atas kesadaran

35

Zarnakhsyari Dhofler, op.cit, h.18

36

Ahrnad Syafi'l Noer,Pesantren: Asal usu! dan Perturnbuhan kclcrnbagaan,dalam: Abudin Nata

(Ed), Sejara!1 Pertumbuhan dan Perkembangan lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia,

(32)

kewajiban dakwah Islamiyah yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da'i.37

Pondok pesantren mempakan Iembaga pendidikan sosial di bidang pendidikan dan keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan, serta menyebarluaskan agama Islam. Sebagaimana pendapat Prof. H.M.Arifin bahwa pondok pesantren adalah" suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar dengan system asrama di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang kiyai dlengan ciri khas yang bersifat kharismatik serta indenpenden dalam segala hal."38

Berdasarkan pengertian dari kata pondok dan kata pesantren di atas, maka dapat didefinisikan bahwa pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, mendalami, memahami, menghayati,dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-hari.

Adapun tentang kedudukan dan fungsi pesantren saat itu belumlah sebesar dan sekompleks sekarang, pada masa awal pesantren hanya berfungsi sebagai alat islamisasi dan sekaligus memadukan tiga unsur pendidikan yakni: Ibadah untuk menanamkan iman, tabligh untuk menyebarkan ilmu, dan amal untuk mewujudkan

37

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Persada, 1995), Cet. ke-1, h.40

38

H.M. Arifin, Kapita Se/ekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

(33)

kegiatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari_ 39 Sedangkan pada masa sekarang ini pesantren tidak hanya memberikan pelayanan pendidikan dan keagamaan, tetapi juga bimbingan sosial, kultural dan ekonomi bagi masyarakat: lingknngannya_ Karena itu tidaklah mengherankan bahwa lembaga ini tetap berkembang baik dalam masyarakat hingga sekarang' dalam memberikan corak terhadap pendidikan nasionaL Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren pada dasamya hanya mengajarkan agama, sedangkan sumber kajian atau mata pelajarannya ialah kitab-kitab dalam bahasa arab. Pelajaran agama yang dikaji di pesantren ialah Al-Qur'an dengan tajwidnya dan tafsimya, aqaid dan ilmu kalam, fiqh dan ushukl fiqh, hadist dengan mustalahal) hadist, bahasa arab dengan ilmu alatnya seperti nahwu, sharaf, bayan, ma'ani badi' dan arudh, tarikh, mantiq dan tasawuf Kitab yang dikaji di pesantren umumnya kitab-kitab yang ditulis dalam abad pertengahan, yaitu antara abad ke-12 sampai dengan abad ke-15 biasanya disebut dengan"KK".

Adapun metode yang lazim di pergunakan dalam pendidikan pesantren ialah wetonan, sorogan, dan hafalan_40 Lembaga pendidikan Islam di pesantren ini memiliki beberapa elemen-elemen yaitu kiyai yang mengajar dan mendidik, santri yang belajar dari kiyai, masjid sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan, shalat berjamaah, serta pondok atau asrama tempat tinggal para santri_ 41

39 Nurcholis Majid, Bilik-bilik Pesantren, op.cit, h.xxv

'0 Ahmad Syafi 'I Noer, op. cit, h. 107

-ll Imam Bawani, Tradisionalisme da/am Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),

(34)

Tujuan pendidikan pesantren yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Tujuan khusus: "Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu Agama yang diajarkan oleh kiyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat".

2. Tujuan umum: "Membimbing anak didik untuk menjadi manusm yang berkepribadian Islam yang sanggup dalam ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya". 42

Dari tujuan di atas bahwa tujuan pendidikan di pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan para santri berkepribadian muslim yang dapat menguasai Ilnm-ilmu Agama dan sanggup mengamalkannya pada masyarakat melalui Ilnm-ilmu dan amalnya, juga dapat bertanggung jawab kepada diri sendiri, negara dan Agama berlandaskan ajaran Islam dengan penuh ketaqwaan dan pengabdian kepada Ailah SWT untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Dari uraian di atas bahwa pondok pesantren adalal1 lembaga pendidikan Islam yang sudah ada sejak zaman dahulu, di dalam lembaga pendidikan ini diajarkan ilmu-ilmu agama, dengan kajian kitab kuning. Memiliki beberapa elemen yaitu kiyai, santri, masjid, serta pondok atau asrama. Akan tetapi pada masa sekarang lembaga pendidikan ini terus berkembang dan tidak membuang keasliannya.

(35)

F. Hipotesa

Hipotesa yang diajukan adalah untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan penulis mengenai bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam terhadap kualitas santri tersebut.

Adapun penulisan hipotesa sebagai berikut:

1. Hipotesa nihil (Ho) tidak ada korelasi positif yang signifikasi antara pelaksanaan pendidikan agama Islam dengan kualitas sanui.

(36)

A. Desain Penelitian.

Penelitian ini bersifat deskripsi yaitu memaparkan data sebagaimana adanya dan menganalisa data.

B. Tempat Penelitiau dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang "Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Santri'', dilaksanakan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Gandaria Selatan Jakarta Selatan.

Waktu penelitian pada tanggal 10 September 2003 - tanggal 30 Desember 2003.

C. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah " keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik te1tentu dalam suatu penelitian" .1

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah santri putri pondok pesantren Miftahul Ulum yang sekurang-kurangnya telah mukim kurang lebih I tahun lebih, seluruhnya be1jumlah 30 yang terdiri dari Madrasah Stanawiyah

1

Hennan Warsito, Pengantar Metodo/ogi Penelitian, (Jakarta: PT. Gmmedia Pustaka Utama,

1992), h.49

(37)

sebanyak 15 orang, Madrasah Aliyah sebanyak 15 orang. Karena populasi penulis kurang dari 100 orang, maka penulis melakukan penelitian populasi.

D. Variabel dan Definisi Opernsional

I. Variabel

Variabel dalam penelitian ini terbagi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah " Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam", antara lain:

Kurikulum Pondok Pesantren Miftahul Ulum Strategi pembelajaran

Sarana dan prasarana pendukung

Sedangkan variabel terikatnya " Meningkatkan Kualitas Santri".

2. Definisi Operasional

Pelaksanaan pendidikan agama Islam yang dimaksud adalah pendidikan yang di dalamnya berisikan nilai-nilai agama yang pelajarannya memakai kitab-kitab klasik.

Kualitas santri yang diharapkan

di

pondok pesantren Miftahul Ulum · yaitu santri dapat mengkaji ォゥエ。「セォゥエ。「@ kuning dan dapat berkomunikasi dengan bahasa arab ( muhadasah)

E. Tehnik Pengumpulan Data

(38)

1. Observasi, yaitu mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan dengan melakukan pengamatan secara langsung ke pondok pesantren Miftahul Ulum, terutama yang berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam dan bentuk kegiatan yang diadakan di pondok pesantren Miftahul Ulum. Serta penulis mengadakan pencatatan bahan-bahan atau data-data dan keterangan - keterangan yang dibutuhkan dalam pembahasan skripsi ini.

2. Wawancara, yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Penulis mengajukan sejumlah pertanyaan kepada infonnan yang diwawancarai dengan tujuan memperoleh data yang dapat menjelaskan pennasalahan yang diteliti. Seperti: Pengasuh pondok pesantren miftahul Ulum, Ketua bidang pengajaran pondok pesantren Miftahul Ulum.

3. Dokumentasi, merupakan data yang penulis dapatkan setelah penulis melakukan observasi, adapun data-data yang penulis cantumkan dalam dokumen ini berupa: Sejarah dan latar belakang pondok pesantren, letak geografis, jadwal kegiatan santri, struktur organisasi.

4. A.ngket, yaitu alat penelitian berupa daftar pe1ianyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.

(39)

F. Tehnik Analisa Data '

Setelah data dikumpulkan secara lengkap, maka untuk menghitung data kuantitatif digunakan rumus " Angka Indeks Korelasi " r " Product Moment di mana N kurang atau sama dengan 30, dengan mendasarkan diri pada skor aslinya atau angka kasarnya, yaitn :

!xy=

NI'.XY-(I:X) (I:Y) ·

J[NI:X' -(I:X)'] [NI:Y

2

-(I:Y)21

1 xy =Anglea Indeks Korelasi " r " Product Momellf. N =Number of cases.

L:XY = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y. IX = Jumlah seluruh skor X.

L:Y = Jumlah seluruh skor Y.

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap Angka Indeks Korelasi " r " Product Moment (' xy ), pada umumnya digunakan pedoman sebagai

berikut:

Besarnya " r " Product

Interpretasi

J\1oment r xy

I

0,00-0,20 Antara x dan y terdapat korelasi yang sangat lemah.

0,20-0,40 Antara x dan y terdapat korelasi yang lemah.

0,40-0,70 Antara x dan y terdapat korelasi yang

I

0,10 - o,9o

sedang atau cukup.

Antara x dan y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi.

(40)

A. Gambarau Umum Pondok Pesautreu Miftahul Ulum 1. Sejarah Siugkat Pondok Pesantren l\'Iiftahul Ulum

Pesantren Miftahul Ulum terletak di Jalan Madrasah No. 17 Gandaria Selatan Cilandak Jakarta Selatan. Pesantren ini didirikan oleh almarhum K. H. Ishaq Yahya, pada tahun 1980 dengan narna "!VJJFTAHUL ULUM ADDJN!YVAH" nama tersebut diberikan oleh Syekh Muhammad Yasin Isa Al - Fadani seorn.ng ulama besar dari Mekkah Al-Mukarramah yang diidentikkan dengan Madrasah Darul Ulum

Addiniyyah yang beliau pimpin di Mekkah.

Tujuan pesantren ini didirikan untuk meningkatkan siswa-siswi Departemen Agama yalJg selalu kurang pelajaran agama.1

[image:40.595.48.471.229.632.2]

2. Struktur Kepengurusan

Tabel 1

Struktur Kepengurusan Pesantren .Miftahul Ulnm selbagai berilmt :

I

Nama Jabatan

fK.

H. Abd. Salam Zaini Pimpinan Pondok Pesantren

I

U". fl M"Jry;d;,, Mmq

Miftahul Ulum

Waka. Pimpinan P. P. Miftahul Ulum

i

1

Wawancara pribadi, K.H. Abdul Salam Zaini, tanggal 27 Desernber 2003

(41)

Ust. Nasir Sulha Sekretaris Usth. Hj. Yulyanah Yusuf Keuangan

Ust. H. Ismail Ishaq Kabid. Pendidikan dan Pengajaran Ust. Lukman Hakim Bapak Asrama

Usth. Arniati JbuAsrama

Ust. H. Yakub Ishaq Kebersihan, Kesehatan dan Peralata.n

3. Keadaan Ustadz dan Santri

Pesantren Miftahul Ulum memiliki tenaga pengaJar sebanyak 21 orang, dengan pengajar laki-laki berjumlah 15 orang dan perempuan berjumlah 6 orang yang berpengalaman dan berasal dari sarjana lulusan perguruan tinggi dalam maupun luar negri, serta para alumni yang berasal dari pondok pesantren Gontor, Tebuireng Jombang, Pesantren Miftahul Ulum itu sendiri, dan pondok pesantren yang lain.

Dari dokumentasi yang diperoleh maka penulis mencantumkan identitas staf pengajar Pesantren Miftahul Ulum adalah sebagai berikut :

No J 2 3 4 5 6 Tabet 2

Nama-nama Tenaga Pengajar Pesantren Miftahnl Ulnm Nama Staf

Pengajar K.H.Abdul Salam Zaini K.H.Hasan Basri K.H.Mukri Azhari

!-. ,, .. -,.-o, __ - . --···'•••··----•• " ' ,,,-"'''''--'·"''< "''"-

----Ust. H.Muhyidin Ishaq Ust. H.Syafi'l Hamzah Ust. H.Lukmanul Hakim

Jenja ng kan Pendidi Al-Azhar dan Mekkal Mekkah

Mekk:ah

セMMセMM ·--,-.,-,. .. MMMMMセᄋMMMNMMMMセMLLNMM

IAIN Libya

(42)

7 Ust. Mahfud P.P. Salafiyah

8 Ust. Farid Ma'ruf P.P. Gontor dan IAJN

9 U st. lsmail lshaq IAJN

10 Ust. Nasir Sulha P.P. Gontor 11 Ust. Mahrus Abd. Mugni P .P. Salafiyah

12 Ust. Hasyim P.P. Tebuireng Jombang 13 Ust. H. Romli Jawahir,Lc P.P. Gontor dan-Mesir

I

14 Ust. H. Rosyid Ridho IAJN

15 Ust. IL Rouf P.P. Lirboyo 16 Usth. Aisyah Ishaq IAIN

17 Usth. Anisah Sanwani P.P. Miftahul Ulum

18 Usth. Yulyanah yusuf P.P.Miftahul Ulum dan IAIN 19 U sth. N uryanih Ahmad IAIN

20 Usth. Triastuti P.P. Lirboyo

-21 Usth. Arniati P.P. Miftahul Ulum

Adapun tentang keadaan santri, berdasarkan hasil wawancara, penulis memperole,h data bahwa jumlah santri sebanyak 176 orang.

[image:42.595.55.488.81.658.2]

Distribusi santri berdasarkan tingkat pendidikan mereka dapat dilihat pada label berikut.

Tabel 3

Distribusi Santri Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah %

Putra Putii

l. Madrasah Tsanawiyah 50 57 107 60,8

2. J Madrasah Aliyah 40 29 69 39,2

(43)

4. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Miftahul Ulum

Sarana dan prasarana yang ada di Pesantren Miftahul Ulum sebagaimana tertulis dalam brosur adalah sebagai berikut :

a. 4 Buah Gedung Sekolah terdiri dari 35 lokal. b. 4 Buah Kantor Kepala Sekolah dan Dewan Guru. c. 1 Ruang Perpustakaan.

d. I Ruang Laboratorium.

e. I Ruang Gugus Depan Pramuka.

f 2 Gedung Asrama Putri terdiri dari 17 kamar. g. I Ruang Kantor Administrasi.

h. 2 Ruang Penerima Tamu.

l.

J.

I Buah Aula I Auditorium. I Buah Sarana Ibadah.

k. 2 Gedung Asrama Putra terdiri dari 15 kamar. I. I Kantor Guru.

m. 1 Ruang Komputer.

n. Disediakan ranjang I tempat tidur dan lemari.

B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Miftahul Ulnm. 1. Visi, Misi, dan Tujuan Pesantren Miftahul Ulum

Adapun visi, misi, dan tujuan Pesantren Miftahul Ulum antara lain : a. Visi

" Mendidik kader-kader da'i dan mubaligh serta kader-kader ulama pewaris para Nabi yang akan memperjuangkan tegaknya ajaran Islam ala Ahlus Sunnah waljama'ah di tengah-tengah masyarakat ".

b. Misi

Mendidik para santri agar memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai aspek ajaran Islam.

Mendidik para santri agar mengamalkan ilmunya dengan ikhlas serta memiliki semangat keagamaan yang tinggi.

(44)

Mendidik para santri agar memiliki kemampuan memimpin masyarakat untuk melaksanakan ajaran Islam.

c. Tujuan Pesantren Miftahul Ulum :

" Untuk meningkatkan kualitas siswa-siswi di bidang ilmu agama ". " Mendidik generasi bangsa menuju kepada manusia yang berilmu, bertaqwa dan memiliki kepribadian muslim ". 2

2. Bidang Kajian Yang Dipelajari

Bidang kajian yang dipelajari ada!ah sebagai berikut : Safinatun Najah, Matan Taqrib, Hadist Arbain Nawawi, Durusul Aqaid, Fathul Qarib, Akhlakul Banin, Riyadhus Shalihin, Ushul Fiqh, Tafsir Jalalain, Qawaidul Fiqh, Ta'lim Muta'lim, Mustalahul Hadits dan Al-Atqiya.

3. Sistem dan Metode Pembelajaran

Lembaga pesantren secara umum belum merumuskan tujuan pendidikannya secara rinci, dijabarkan dalam sebuah sistem pendidikan yang lengkap. Namun para kiyai mencoba merumuskan tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan pesantren yaitu : Mendidik para santri agar mengamalkan ilmunya dengan ikhlas serta memiliki semangat keagamaan yang tinggi. Keikhlasan ini merupakan asas kehidupan pesantren yang diterapkan secara praktis dalam pembinaan santri, melalui perbuatannya sehari-hari. Sepe1ti : Shalat berjama' ah,

2

(45)

sosialisasi terhadap sesama santri, ilmu agama yang dipelajari merupakan nilai dasar yang mengarahkan tujuan pendidikam1ya.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut diselenggarakan pengajian kitab kuning, yang 、ゥ、。ャセュョケ。@ mengandung nilai dasar Islam sebagai tata nilai. Dalam pembinaan moral peran kiyai sangat menentukan, kiyai merupakan satu kesatuan yang utuh dari tata nilai yang terkandung dalam kitab yang diajarkan karena selain menguasai isi kitab kiyai juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai tata nilai dalam mengatur hubungan antara santri dengan pihak kiyai. Dijelaskan bahwa tingkah laku yang benar secara Islam dinyatakan dalam contoh-contoh seperti yang dikerjakan kiyai. MelaJui pendidikan keteladanan yang menekankan pada amal praktis inila11 nilai dasar Islam dapat diintegrasikan dalam jiwa santri dan diamalkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun metode yang dipakai Pesantren Miftahul lflum menggunakan metode sorogan (santri membaca, guru menyimak). Metode ini biasanya digunakan pada mata pelajaran fiqh.

Metode halaqah ( sistem kelompok) biasanya digunakan pada mata pelajaran tafsir, hadits.

Metode weton yaitu diterapkan dengan earn guru membaca dan santri menyimak. Metode ini digunakan pada mata pelajaran tafsir dan fiqh .

Jadwal Kegiatan Santri

(46)

a. 03.45 b. 05.30

c. 06.15 d. 07.00

e. 12.30 f 15.,30 g. 17.00 h. 18.30 i. 20.00 j. 21.00 k. 21.45 l. 22.30

Banh'llll pagi, shalat tahajjud, dan jamaah Shubuh, wiridan dan tadarus Al qur' an.

Belajar pelajaran pesantren.

Makan pagi dan persiapan ke sekolah. Belajar di sekolah.

Jama' ah Zhuhur, makan siang dan istirahat. Jama' ah Ashar dan belajar pesantren.

Mandi, tadarus Al qur' an dan jama' ah Shala! Maghrib. Belajar pelajaran pesantren dan Shalat Isya' berjamaah. Makan malam.

Mengulangi pelajaran masing-masing. Muhadasah.

Istirahat, tidur.

4. Kajian Kitab Kuning Sebagai JWedia dengan Pembinaan Knalitas Santri.

Kegiatan pengajian pesantren adalah kegiatan di luar kegiatan sekolah yang dititik beratkan pada pengajian kitab-kitab kuning. Kegiatan pengajian kitab kuning merupakan salah satu ciri pembeda antara lembaga pendidikan pesantren dan lembaga pendidikan berasrama lainnya. Dari sudut yang la.in, kegiatan pengajian kitab kuning sering dikatakan sebagai bagian dari ruh kehidupan dunia pendidikan pesantren.

Para santri yang tinggal di asrama, selain diwajibkan bersekolah di Mi, MTs dan MA, juga diwajibkan mengiJ...-uti kegiatan kitab kuning (kitab klasik berbahasa Arab) didasarkan atas tingkat kemampuan masing-masing santri. Program pengajian kitab kuning ini secara bertahap terns disempurnakan baik materi maupun metodenya.

(47)

Tafsir Jalalain, Ta'lim Muta'lim. Kajian Kitab tersebut berdasarkan kelompok kelas, adapun kelas terbagi menjadi 6 kelas yang dibagi menumt hasil tes kemampuan sant1i. Kegiatan belajar diadakan setiap hari, kecuali hari Iibur (minggu) terdiri dari 3 waktu belajar ba' da shubuh, ba' da ashar dan ba' da maglib. Untuk meningkatkan hasil belajar santri, dewan guru bidang pengajaran mengadakan evaluasi bagi santri yang mengkaji kitab salaf tersebut. Dalam penilaian tentang pengkajian kitab salaf ini santli hams benar-benar dapat memahami dan mengerti isi dari kitab salaf tersebut. Dengan demikian mutu yang ada pada diri santri dapat tergali dan berkembang pada diri santri. Kajian kitab salaf ini sangat penting sekali guna meningkatkan daya belajar santri dan cara belajarnya. Kajian kitab salaf ini merupakan salah satu dali pelaksanaan untuk meningkatkan kualitas santli.

5. Muhadasah

Bahasa Arab sebagai bahasa yang digunakan dalam kajian kitab tentu juga tidak terlepas dari tuntutan dalam kemahiran berbahasa Arab aktif (muhadasah), ha! ini dibuktikan dengan kegiatan berbahasa arab oleh santri dalam percakapan sehari-hari. Dan dalam kesempatan te1tentu diadakan pula lomba-lomba yang menampilkan kecakapan santri dalam bermuhadasah seperti lomba mufrodat (menyebut kosa kata bahasa arab) lomba masrokhiyah (drama bahasa arab), mengadakan studi alam dalam rangka penekanan pemakaian bahasa arab dalam percakapan sehari-hari. 3

3

(48)

6. Evaluasi Pembelajaran

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran kajian kitab kuning di pesantren ini menggunakan model evaluasi sebagai berikut : ujian tulis, ujian secara lisan, mengadakan perlombaan kajian kitab, mengadakan batsul masail.

Pelaksanaan evaluasi ini diserahkan kepada gum, sebagian kitab cendernng menggunakan ujian lisan meliputi pelajaran Fiqh, Al-quran, Bahasa Arab. Adapun ujian tulis mencakup selurnh pelajaran yang ada di pesantren. Selain dari kedua ujian tersebut ada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup kajian kitab kuning dan batsul masail, yang biasanya dilakukan setiap triwulan atau dalam rangka menyambut hari-hari besar Islam. Hasil evaluasi di atas diolah oleh wali kelas masing-masing sehingga menghasilkan buku raport. Evaluasi sikap dilakukan pada waktu berlangsung kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. 4

Adapun tanggapan santri berkenaan dengan hasil pembelajaran kitab kuning dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 4

Daya Serap Santri dalam l\'Ienguasai Membaca Kitab セカャ・ャ。ャオゥ@ Sorogan

No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat mudah menyerap 5 16,7

2 Mudah menyerap 5 16,7

3 Kurang menyerap 20 66,6

I

Sangat kurang menyerap

4 0 0

J

Jumlah 30 100

- · · ..

4

[image:48.595.47.463.268.616.2]
(49)

Dari hasil angket yang telah disebarkan, daya serap dalam menguasa1 membaca kitab melalui sorogan yaitu : yang menjawab kurang menyerap sebanyak 20 orang atau 66,6 persen, yang mudah menyerap sebanyak 5 orang atau 16, 7 persen, yang menjawab sangat mudah menyerap sebanyak 5 orang atau 16, 7 persen, dan yang sangat kurang menyerap tidak diketemukan. Banyaknya santri yang kurang menyerap pada metode ini karena kurangnya persiapan dari santri sebelum membaca kitab.

Tabel 5

Sikap Santri terhadap Isi Kitab yang telah Dipdajari

] No Pilihan Jawaban Frekneusi Persentase

11

Sangat setuju 30 100

2 Setuju 0 0

3 Tidak setuju 0 0

4 Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 30 100

Dari basil angket yang penulis sebarkan, yang menjawab sangat setuju 30 orang atau 100 persen, dan yang menjawab setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, tidak diketemukan.

Tabel 6

Ketaatan dalam Menjalankan Tata Tertib

Ff

Piiihan Jawaban F!'ekuensi Persentase

Sangat taat 30 100

, , , ,-' ' . ·--· Nセ@

, ____

c . -, _ _.,,---.

Cukup taat 0 0

3 Tidak taat 0 0

I

4 Sangat tidak taat 0 0

I

[image:49.595.49.479.212.686.2]
(50)

Dalam tabel 6 hasil angket yang didapatkan, santri yang menjawab sangat taat dalam menjalankan tata tertib 30 orang atau 100 persen, yang menjawab cukup taat tidak diketemukan, dan yang menjawab tidak taat, sangat tidak taat, tidak diketemukan.

Tabel 7

Kesediaan Santri Mengikuti Isi (Keteladanan) dalam Kitab Kuning

セ@ セッ@

Pilihan J awaban Frekuensi Persentase

Sangat bersedia 21 70

r

2 Cukup bersedia 9 30

セS@

Kurang bersedia 0 0

4 Sangat kurang bersedia 0 0

Jumlah 30

-100

1

Dari hasil angket yang telah disebarkan, banyak ditemukan santri yang sangat bersedia rnengikuti isi dalam kitab kuning yang telah dipelajari (21 orang atau 70 persen), yang menjawab cukup bersedia 9 orang atau 30 persen, yang me1tjawab kurang bersedia dan sangat kurang bersedia tidak diketemukan.

Tabel 8

Pemahaman Santri terhadap Kitab yang Telah Dinjarkan

No Piiihan Jawaban Frekuensi Persentase

-l Sangat paharn 13 43,3

-·--·•-.-1-- ---AMMMMセMMBGBBBG@ ___ , ----BGセ@

'" .,

..

2 Paham 17 56,7

3 Kurang paham 0 0

I

-4 Tidak paharn 0 0

-I

l

Jumlah 30 100 [image:50.595.48.473.198.698.2]
(51)
[image:51.595.52.467.191.557.2]

-Hasil angket pada tabel 8, pemahaman santri terhadap kitab yang· telah diajarkan yaitu, yang menjawab paham 17 orang atau 56, 7 persen, yang menjawab sangat paham 13 orang atau 43,3 persen dan yang menjawab kurang paham tidak diketemukan, yang menjawab tidak pahamjuga tidak diketemukan.

Tabel 9

Ungkapan Perasaan Terhadap Pelajaran Kitab Matan Taqrib

No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

--·-l Sangat senang 21 70

セM

2 Senang 6 20

3 Tidak senang 3 10

4 Sangat tidak senang 0 0

Jnmlah 30 100

Kitab Matan Taqrib yaitu kitab Fiqh yang di dalamnya berisikan a1aran hukum . Kitab ini dipelajari kelas II.

Pada angket yang telah disebarkan basil ungkapan perasaan terhadap pelajaran kitab Matan Taqrib, yang menjawab sangat senang 21 orang atau 70 persen, yang menjawab senang 6 orang atau 20 persen, yang menjawab tidak :;enang 3 orang atau 10 persen dan yang menjawab tidak senang tidak diketemukan.

Tabel 10

Ungkapan Perasaan Terhadap Pelajaran Kitab Safinatun Najah

No Pilihan J awaban Frekuensi Persentase

I

1 Sangat senang 20 66,7

I

I

(52)

3 Tidak senang 1 3,3

I

4 Sangat tidak senang 0 0

Jumlah 30 100

I

Kitab Safinatun Najah dipelajari di kelas I. Kitab ini berisikan dasar-dasar hukum.yang diberikan oleh Ustazah Aisyah Ishaq.

Dari hasil angket yang telah disebarkan, yang n1enjawab sangat senang 20 orang atau 66, 7 persen, yang menjawab senang 9 orang atau 30 persen, yang menjawab tidak senang hanya 1 orang atau 3,3 persen dan yang menjawab sangat tidak senang tidak diketemukan.

Tabet 11

Ungkapan Perasan Terhadap Pelajaran Kitab Durusul Aqaid No Pilihan Jawaban Frelmensi Pe1·sentase

-l Sangatsenang 10 セセ@ セ@

.).),.)

.

2 Senang 5 16,7

3 Tidak senang 15 50

I

4

I

Sangat tidak senang 0

セ@

Jumlah 30

(53)
[image:53.595.54.462.102.578.2]

Tabel 12

Ungkapan Perasaan Terhadap Pelajaran Kitab Arba1in Nawawi

No Pilihan Jawaban Frelmensi Persentase

---···-·---MMMセMMMMMᄋMLNᄋMMMMM -·

1 Sangat senang 19 63,3

..

2 Senang 6 20

3 Tidak senang 5 16,7

4

Sangat tidak senang 0 0

Jumlah 30 100

Kitab Arbain Nawawi dipelajari di kelas II. Kitab ini berisikan ajaran-ajaran Islam diberikan oleh Ustadzah Triastuti. Dari basil angket yang telah disebarkan, yang menjawab sangat senang 19 orang atau 63,3 persen, yang menjawab tidak senang 16, 7 persen, yang menjawab senang 20 persen clan yang menjawab sangat tidak senang tidak diketemukan.

Tabet 13

Kemampuan Santri Mempelajari Isi Kitab Matan Taqrib

I

No

I

Pilihan Jawaban Frelmensi Persentase

rn

Sangat mampu 5 16,7

-... -.•. ---,·---GBBBGMセBGB@ "·-•""" . _ _., . . . ,._... ····-·-·- "'"> ___ LN⦅NL⦅MNLセN@ ---•,; __ LLMLセᄋGMBBBBBB@ GBLNN⦅NセMMᄋB@ ... ,

..

,, ,., ",,.,,-,.,_._._

.

.,_

..

-,, .. "

..

2 i Cukup mampu 10 33,3

3

!

Kurang mampu 15 50

I

4

I

Tidak mampu 0 0

Jumlah 30 100

(54)

Tabet 14

Kemampu:m Santri Mempelajari Isi Kitab Safi11atun Najah No Pilihan Jawaban F1·ekuensi Persentase

1 Sangat mampu

12

40

-2 Cukup mampu

14

46,7

3 Kurang mampu

4

13,3

I

4

Tidak mampu

0

セ@

Jumlah 30

Dari hasil angket yang telah disebarkan, santri yang mempelajari k:itab Safinatun Najah yang menjawab cukup mampu

46,

7 persen, yang menjawab kuran

Gambar

Tabel 25 : Nilai hasil perhittingan .............................................................
Tabel 1 Struktur Kepengurusan Pesantren .Miftahul Ulnm selbagai berilmt :
Tabel 3 Distribusi Santri Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Daya Tabel 4 Serap Santri dalam l\'Ienguasai Membaca Kitab セカャ・ャ。ャオゥ@
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka pengaruh total yang diberikan kualitas pelayanan terhadap niat pembelian kembali adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung yaitu 0,303

Besar biaya investasi dihitung berdasarkan kebutuhan pembangunan SPAM di Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur yang terdiri dari pembangunan unit Intake, Unit IPA dan jaringan

P2 Gereja adalah persekutuan orang percaya yang mengimani karya Allah dalam kehidupan manusia yang terus bergerak untuk mewujudkan rencana-Nya bagi dunia.. Gereja hadir

Kebugaran tubuh tidak kalah pentingnya, persepsi orang terhadap orang yang sakit-sakitan cenderung akan dinilai tidak pantas untuk menjadi seorang pemimpin, atau

 Untuk membantu Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kota Bandung dalam memitigasi bencana gempa yang dapat terjadi setiap saat, dengan mengidentifikasi, menganalisa, memfokuskan

Selain itu juga, guru-guru di sekolah tadika dapat meningkatkan ilmu pengetahuan secara langsung daripada ibu bapa hasil interaksi antara mereka yang mempunyai pelbagai latar

Hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa Indonesia terutama didaerah Puger kabupaten Jember Jawa Timur adalah penghasil bahan baku gipsum alam yang potensial

Selain itu pengujian ini mengharuskan caprive portal bisa terhubung ke server RADIUS dalam mengambil data user di server LDAP.Dalam pengujian ini pernagkat lunak