• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DI TRANS TV

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Disusun Oleh:

Mutiara Rizki Amelia

NIM: 207051000686

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya catumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2011

(5)

Mutiara Rizki Amelia NIM: 207051000686

Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV

Suatu program televisi sangat berpengaruh dalam menarik perhatian pemirsanya. Program yang menarik akan disukai para pemirsa televisi dan pastinya mendapatkan rating yang tinggi pula. Program-program berkategori reality show dan talent show akhir-akhir ini banyak disukai masyarakat Indonesia. Lihat saja program-program ajang pencarian bakat yang sedang marak di televisi Indonesia. Sebut saja IMB (Indonesia Mencari Bakat) di Trans TV, salah satu program yang sudah berjalan setahun belakangan dan banyak peminatnya ini. Lalu, muncul pertanyaan bagaimana respon khalayak terhadap program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori Harold De Lasswell dan teori SOR, dimana teori Harol De Lasswell mengemukakan bahwa proses komunikasi terdiri dari who, says what, in wich Channel, to whom, with what

effect (siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek

apa). Teori tersebut menjelaskan bagaimana televisi sebagai media yang menyampaikan sebuah pesan dari komunikator kepada komunikan dan memunculkan efek bagi penerimanya. Sedangkan teori SOR kepanjangan dari

Stimulus–Organism–Respons menerangkan bahwa efek yang muncul tergantung

pada proses yang terjadi pada individu, dimana pesan yang tersampaikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi sendiri berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, lalu komunikan mengerti dan mengolah serta menerimanya, maka munculah efek dengan wujud kesediaan merubah sikap.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Selain itu, penelitian ini juga ingin mencari tahu apakah ada perbedaan yang muncul antara ketiga skala respon tersebut, baik berdasarkan jenis kelamin maupun keaktifan dalam berorganisasi respondennya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu metode yang menggunakan teknik statistik dengan memperhitungkan prosentase berdasarkan hasil kuesioner dari responden. Selanjutnya data dianalisis dan dideskripsikan dalm bentuk tabel.

(6)

i

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa syariat Islam yang menjadi pedoman umat manusia dalam mengarungi kehidupan ini sampai hari akhir.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa berhutang budi kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara material maupun moral. Karena itu, sudah sepantasnya dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Adminitrasi, Drs. Study Rizal LK, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, sekaligus Penguji I.

(7)

ii

4. Drs. Jumroni, M.Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Hj. Umi Musyarofah, MA. sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

5. Para Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Para Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Para Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang Tua tercinta Ayahanda Murod HS dan Ibunda Nurbaiti yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan pendidikan bagi anak-anaknya, serta dorongan yang diberikan tiada henti.

8. Keluarga tercinta, Abang Isrofana Yadinur dan istri, Kakak Alifah dan suami, Abang Husni Mubarok, Adik Rullia Husnul Wilda, Adik Nurlaila Hasna, yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil. 9. Yang tersayang Syahrul Mubaroq, yang selalu mendampingi, membantu

dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. 10.Kawan-kawan angkatan 2007 dan 2008 KPI Non Reguler serta KKN

Troops 88-2010, terima kasih atas semuanya.

(8)

iii

Mudah-mudahan penelitian skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan. Amin.

Jakarta, Juni 2011

(9)

iv

LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR……….……...i

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR GAMBAR………...…….ix

DAFTAR LAMPIRAN………...……..x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...4

D. Metodologi Penelitian………..5

E. Tinjauan Pustaka………12

F. Sistematika Penulisan………...13

BAB II KAJIAN TEORI A.Ruang Lingkup Respon………..15

1. Pengertian Respon……….15

(10)

v

2. Jenis Program……….21

3. Pengaturan Penayangan Program ……….22

4. Pengukuran Kesuksesan Program………..22

C. Reality Show………..………..22

D. Bakat………..………..23

1. Keahlian………. ...24

2. Ketertarikan..………...24

3. Kepuasan………...25

4. Kebiasaan………...25

E. Ajang Pencarian Bakat………..………...26

F. Televisi………..………...27

1. Pengertian Televisi………27

2. Televisi Sebagai Alat Komunikasi Massa……….28

3. Pengaruh Televisi………...29

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi………..29

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Subjek Penelitian……..………32

1. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi………….32

a. Sejarah Berdirinya FIDKOM………32

(11)

vi

- Konsentrasi Jurnalistik………...36

b. Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam………...36

c. Prodi Manajemen Dakwah………36

- Konsentrasi manajemen Haji dan Umroh….………..36

d. Prodi Pengembangan Masyarakat Islam………...37

e. Prodi Kesejahteraan Sosial………37

B. Objek Penelitian………. ……37

1. Profil Trans TV………...37

a. Sejarah Berdirinya………...37

b. Visi dan Misi Trans TV………...38

2. Manajemen Trans TV...………..……….38

3. Macam-Macam Program………...39

C. Indonesia Mencari Bakat………...40

1. Pengantar………...40

2. Jadwal………...42

3. Durasi Acara...………..42

4. Format Acara………42

(12)

vii

B. Respon Mahasiswa Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat

di Trans TV………49

1. Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV dalam kategori

Skala Kognitif………50

2. Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV dalam kategori

Skala Afektif.……….52

3. Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV dalam kategori

Skala Konatif……….54

C. Perbandingan Rata-Rata Respon Skala kognitif, Afektif dan konatif Mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam terhadap program

IMB di Trans TV………...56

D. Analisis Chi-square Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans

TV..………57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………62

B. Saran-saran………63

(13)

viii

Tabel 1. Jumlah mahasiswa jurusan KPI angkatan 2007-2010 tahun ajaran

2010/2011 ...………..……….7

Tabel 2. Jumlah sampel mahasiswa jurusan KPI angkatan 2007-2010 tahun

ajaran 2010/2011………...……….8

Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden ………….48 Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan angkatan.………...48 Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan keaktifan berorganisasi……….49 Tabel 6. Respon mahasiswa terhadap program Indonesia mencari bakat di

Trans TV dari skala kognitif..………..51

Tabel 7. Respon mahasiswa terhadap program Indonesia mencari bakat di

Trans TV dari skala afektif.……….53

Tabel 8. Respon mahasiswa terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV dari skala konatif……….……….…55 Tabel 9. Perbandingan skor rata-rata respon skala Kognitif, Afektif dan Konatif

terhadap program IMB di trans TV………...………...56

Tabel 10. Perbandingan skala Respon Kognitif, Afektif dan Konatif responden terhadap Program Indonesia mencari Bakat di Trans TV dilihat

berdasarkan Jenis Kelamin……….………..58

Tabel 11. Analisis chi-square hitung berdasarkan jenis kelamin ………59 Tabel 12. Perbandingan skala respon kognitif, afektif dan konatif responden

terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV dilihat

berdasarkan keaktifan dalam berorganisasi………...60

Tabel 13. Analisis chi-square hitung berdasarkan keaktifan dalam berorganisasi

(14)

ix

1. Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons)………...19

2. Unsur-unsur dalam proses komunikasi………...20

3. Manajemen Trans TV………39

(15)

x

Lampiran

1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang penetapan Pembimbing Skripsi S-1 2. Angket

3. Hasil angket berdasarkan jenis kelamin pada skala kognitif, afektif dan konatif

4. Hasil angket berdasarkan keaktifan berorganisasi pada skala kognitif, afektif dan konatif

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari komunikasi, dimana komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.1Komunikasi terbagi menjadi 3, yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan peralatan atau media massa dalam melakukan aktivitas komunikasi dan memiliki khalayak yang banyak serta bersifat heterogen, baik pada media cetak seperti surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, maupun elektronik (melalui siaran radio atau televisi) yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.2

Komunikasi massa, memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya, diantaranya:3 Komunikasi massa bersifat umum, komunikan (penerima pesan) bersifat heterogen, media massa menimbulkan keserempakkan, dan hubungan komunikator-komunikan bersifat non-pribadi. Televisi merupakan salah satu media massa (media elektronik) yang merupakan alat atau media dalam komunikasi massa.

Dalam kajian teori komunikasi, Harold De Lasswell mengemukakan bahwa proses komunikasi terdiri dari who, says what, in wich Channel, to whom, with what

1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), cet.ke-3, h. 28

2

Ibid, h. 79 3

(17)

effect (siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa). Teori tersebut menjelaskan bagaimana televisi sebagai media yang menyampaikan sebuah pesan (kaitan dengan penelitian ini, sebuah program acara) dari sumber atau komunikator (tim-tim kreatif dalam perusahaan televisi) kepada komunikan (khalayak), dan memunculkan efek bagi penerimanya.

Televisi tidak terlepas dengan program, sebuah program televisi akan mempengaruhi kualitas juga prosentase pemirsa dari televisi tersebut. Media massa seperti halnya televisi bersifat memberikan informasi, pendidikan, hiburan dan juga persuasif dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasinya. Dalam era yang penuh persaingan, berbagai program industri termasuk televisi sebagai media efek mempunyai keharusan untuk mengemas sebuah acara yang menarik (terkait dengan 4 sifat diatas), maka pemirsa akan terus mengikuti program acara tersebut. Dewasa ini, sudah banyak program acara televisi yang dapat dinikmati oleh masyarakat, mulai dari program berbau humor, gosip, sinetron, reality show, berita, kuis, dll. Di beberapa televisi swasta seperti; Trans TV, Indosiar, RCTI, TPI, Trans 7 dan ANTV juga telah muncul tayangan atau program serupa yaitu ajang pencarian bakat, dengan objek peserta seluruh masyarakat yang tersebar di Indonesia.

(18)

Untuk mengetahui bagaimana sebuah prosentase acara atau menarik tidaknya sebuah acara, dapat kita ketahui dengan respon yang ditunjukkan pemirsa. Respon adalah aksi reaksi yang muncul dari suatu masalah terhadap khalayak. Dalam kasus ini khalayaknya adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 sampai dengan 2010. Bagi peneliti, respon mahasiswa KPI, FIDKOM dijadikan sebagai subjek dalam penelitian, karena selain mahasiswa KPI merupakan bagian dari akademisi yang sedang mempelajarai ilmu komunikasi, mahasiswa KPI juga mudah untuk ditemui, karena masih berada dalam ruang lingkup lingkungan penelitian.

Berkaitan dengan permasalahan yang telah diuraikan, maka judul dari penelitian ini adalah “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV”.

B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

(19)

dan angkatan 2010 KPI E. Sedangkan program Indonesia Mencari Bakat difokuskan pada Indonesia Mencari Bakat session 2 atau biasa disebut IMB 2 pada periode Desember 2010 sampai Februari 2011.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan-permasalahan yang diangkat adalah:

a. Bagaimana Respon Kognitif, Afektif dan Konatif mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 sampai dengan 2010 terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

b. Bagaimana Respon Kognitif, Afektif dan Konatif mahasiswa terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV berdasarkan jenis kelaminnya.

c. Bagaimana Respon Kognitif, Afektif dan Konatif mahasiswa terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV berdasarkan keaktifan dalam berorganisasinya.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(20)

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 sampai dengan 2010 terhadap Program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara Respon Kognitif, Afektif dan Konatif mahasiswa terhadap program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV berdasarkan jenis kelamin.

c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara Respon Kognitif, Afektif dan Konatif mahasiswa terhadap program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV berdasarkan keaktifan dalam berorganisasi.

2. Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas, penulis juga mengharapkan agar penelitian ini bermanfaat bagi:

a. Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya ilmu komunikasi dalam penyampaian pesan yang efektif dan mendapatkan respon yang baik dari komunikannya.

b. Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan terhadap praktisi media dan pemerhati media massa, terutama yang berkaitan dengan respon masyarakat terkait dengan ketertarikkan terhadap program-program yang disajikan oleh televisi.

(21)

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.4

2. Subjek dan Objek

Dalam penenelitian subjek yang diteliti adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 sampai dengan 2010. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV, fokusnya terhadap IMB 2.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

“Populasi berasal dari kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Menurut Hadari Nawawi, dilihat dari penentuan sumber data, populasi dibedakan menjadi 2, yaitu; populasi terbatas dan tak terhingga. Jika dilihat dari kompleksitas objek, populasi dapat dibedakan populasi homogen dan heterogen. Populasi dalam lingkup penelitian adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen yang ada dalam wilayah

penelitian”5

adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007 sampai

4

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: UIN JakPress, 2006), h. 36

5

(22)

dengan 2010 yang terdiri dari; angkatan 2007 sebanyak 193 mahasiswa, angkatan 2008 sebanyak 239 mahasiswa, angkatan 2009 sebanyak 258 mahasiswa, angkatan 2010 sebanyak 231 mahasiswa. Berikut adalah banyaknya populasi penelitian :

Tabel 1

Jumlah Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2007-2010 Tahun Ajaran 2010/2011

No. Angkatan Semester Banyaknya Populasi (mahasiswa)

1 KPI 2007 VIII 193

2 KPI 2008 VI 239

3 KPI 2009 IV 258

4 KPI 2010 II 231

TOTAL 921

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi.

(23)

daftar sampling6. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan materi, dengan menggunakan teknik sampling yang dijelaskan diatas peneliti hanya mengambil 5% saja dari setiap masing-masing angkatan, maka didapati sampel penelitian sebanyak 47 mahasiswa. Berikut adalah banyaknya sampel yang diambil adalah :

Tabel 2

Jumlah Sampel Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2007-2010 Tahun Ajaran 2010/2011

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan pengumpulan data primer yaitu data-data yang diperoleh dari hasil lapangan dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Untuk memperoleh data yang empiris, penulis terjun langsung ke lokasi penelitian dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Teknik Observasi

6

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: PT. Kencana, 2007), h. 150-151

No. Angkatan Semester Banyaknya Sampel (mahasiswa)

1 2007 VIII 5% x 193 = 10

2 2008 VI 5% x 239 = 12

3 2009 IV 5% x 258 = 13

4 2010 II 5% x 231 = 12

(24)

Observasi yang merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki oleh panca indera. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum tentang objek penelitian.

b. Teknik Angket (Kuesioner)

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab. Dari masing-masing pertanyaan itu telah disediakan jawabannya, untuk dipilih mana yang sesuai dengan pendapat, perasaan dan keyakinan responden. Jenis angket yang penulis berikan, adalah angket tertutup dengan pilihan yaitu item-item yang diberikan disertai dengan jawaban alternatif sehingga responden tinggal menjawab sesuai dengan dirinya.

5. Pengolahan Data

Dengan menggunakan statistic deskriptif, yaitu statistik yang berguna untuk mengilustrasikan atau mendeskripsikan berbagai gejala berdasarkan keadaan apa adanya dari gejala itu sendiri, tanpa perlu mempertanyakan mengapa gejala tersebut terjadi. Dalam pengolahan dan analisis data, dilakukan dengan;

a. Deskriptif, data-data yang diperoleh melalui angket kemudian diproses dengan beberapa tahapan, sebagai berikut :

1). Evaluasi, memeriksa jawaban responden untuk diteliti, ditelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data yang akurat.

(25)

berdasarkan tema-tema di BAB IV. Kemudian dicari frekuensi dan prosentasenya untuk dianalisis.

3). Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari analisis dan penafsiran data. Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya dalam bentuk verbal (kata-kata) maupun angka sehingga menjadi bermakna.

b. Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan metode kuantitatif yaitu metode yang menggunakan teknik statistik dengan memperhitungkan prosentase.7 Perhitungan prosentase ini dilakukan untuk setiap alternatif jawaban dalam angket yang diajukan pada sampel itu. Sebelum hasil dari analisis data dideskripsikan dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau bagan-bagan, setelah data terkumpul lalu diolah dan dianalisis dengan menghitung score rata-rata (Mean), analisis rata-rata digunakan untuk menentukan kategori dari setiap skala penelitian, berikut adalah persamaan rata-rata:

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 210.

8

(26)

Sedangkan untuk menentukan skala respon responden terhadap program Indonesia mencari bakat akan digunakan Standart Deviasi, berikut persamaannya :

SD = √ ∑ x² N Keterangan:

SD : Standart Deviasi

x² : Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat N : Jumlah individu9

Dengan penghitungan tingkat responden terhadap 3 skala, baik kognitif, afektif maupun konatif, dengan persamaan :

Tinggi = X + stdDev

Sedang = X

Rendah = X - StdDev

Selanjutnya dengan menggunakan persamaan Chi-Square/ Chi-Kuadrat (χ²) untuk menguji sebuah hipotesis. Hipotesis adalah kesimpulan sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.10 Hipotesisnya sebagai berikut: 1. Dengan Ho, maka tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan

respon mahasiswa terhadap program IMB di Trans TV. Atau Ha,

maka ada hubungan antara jenis kelamin dengan respon mahasiswa terhadap program IMB di Trans TV.

9

M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya ( Jakarta: Kencana Prenada, 2008), cetakan ke-3, hal.179

10

(27)

2. Dengan Ho, maka tidak ada hubungan antara kekatifan dalam berorganisasi dengan respon mahasiswa terhadap program IMB di

Tarns TV. Atau Ha, maka ada hubungan antara jenis kelamin

fo : Frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel

fh : Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan frekuensi yang diharapkan dalam populasi.11

E.Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitan dalam penulisan skripsi ini, penulis telah terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka. Penulis menemukan ada beberapa judul skripsi serupa yang pernah membahas permasalahan seputar respon dengan mengguanakan metode penelitian kuantitatif, seperti judul Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Program Realigi di Trans

TV oleh Dewi Atik Rosmiati (105051001963), dimana objek yang diteliti adalah program realigi.

Selanjutnya, Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Angkatan 2006 terhadap program “Jika Aku Menjadi” Trans TV oleh Maya

11

(28)

Paramitha Dewi (105051102018), dimana objek yang diteliti adalah program jika aku menjadi dan subjeknya mahasiswa fakultas dakwah angkatan 2006 seluruh jurusan yang ada. Lalu, Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi terhadap Manfaat Facebook, Oleh Yenni Nur Annisa (105051001860),

dimana objek yang diteliti adalah manfaat Facebook dan teori yang digunakan adalah teori uses and gratification.

Meskipun penulis menggunakan tema yang sama dengan tiga judul skripsi diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan tersebut terletak pada objek penelitiannya, dimana objek dalam penelitian ini adalah Program Indonesia Mencari Bakat dan subjeknya adalah mahasiswa KPI angkatan 2007 sampai dengan 2010 dengan menggunakan teori Harold D’Laswell dan S-O-R.

F. Variabel Penelitian

(29)

G.Devinisi Operasional

Definisi Operasional menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep dimaksud. Definisi inilah yang diperlukan dalam penelitian karena definisi ini menghubungkan konsep atau konstruk yang diteliti dengan empirik.12

Dalam penelitian ini definisi opersaional dari variabel penelitian yaitu

variable independent dan dependent. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel

penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, terikat atau dependent variable (Y).13 Berikut bagan kedua variable tersebut

Variabel Independent Variabel Dependent

H.Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

12

Irawan Soehartono, Metode penelitian social, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 29 13

Arikunto, Prosedur Penelitian. H. 97

(30)

BAB II: KAJIAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan yang digunakan dalam penulisan skripsi untuk menganalisis dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun internet, teori tersebut meliputi: pengertian respon dan ruang lingkup respon; pengertian program dan ruang lingkup program; pengertian reality show; pengertian talent show; pengertian bakat; pengertian ajang pencarian bakat; dan pengertian televise serta ruang lingkupnya.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah penelitian yang sedang diteliti, yaitu subjek dan objek dari penelitian ini. Dimana subjeknya adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), sedangkan objeknya adalah program Indonesia Mencari Bakat (IMB) di Trans TV

BAB IV: PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil temuan dan analisis di lapangan, yakni respon mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2007 sampai dengan 2010 dengan sampel 47 orang, baik mencari tahu respon kognitif, afektif dan konatif, mengetahui skala ketiganya; baik tinggi, sedang, maupun rendah terhadap program Indonesia Mencari Bakat di Trans TV, serta mencari tahu perbedaan ketiga skala respon baik berdasarkan jenis kelamin maupun keaktian dalam berorganisasi responden.

BAB V: PENUTUP

(31)

16

Pada bab ini, akan dijelaskan semua teori-teori yang mendasari dan mendukung dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut diantaranya: ruang lingkup respon, yang terdiri dari pengertian dan macam-macamnya; lalu ruang lingkup program, terdiri dari pengertian, jenis-jenis program, pengaturan penayangan dan pengukuran kesuksesan suatu program; selanjutnya pengertian reality show; talent show; pengertian bakat dan cara mengetahui bakat yang dimiliki; pengertian ajang pencarian bakat; dan ruang lingkup televisi, yang terdiri dari pengertian televisi, televisi sebagai alat komunikasi massa, pengaruh televisi, kelebihan dan kekurangan media televisi. Lebih rincinya dapat dilihat dibawah ini.

A.Ruang Lingkup Respon 1. Pengertian Respon

Respon adalah aksi reaksi yang muncul dari suatu masalah terhadap khalayak. Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa respon adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.1 Ada beberapa pengertian respon menurut para ahli, yaitu:

1

(32)

Menurut Poerwadarminta, “ respon diartikan sebagai tanggapan, reaksi dan

jawaban.”2

Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi. Sedangkan bagi Ahmad Subandi,

“mengemukakan respon dengan istilah umpan balik (feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu

komunikasi.”3

Berbeda dengan kedua pendapat tersebut, Jalaludin Rakhmat menjelaskan

bahwa “respon adalah suatu kegiatan dari organism itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu

perangsang dapat juga disebut respon.”4

Jadi, respon adalah suatu reaksi atau tanggapan seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang muncul, dimana biasanya stimulus tersebut berpengaruh terhadap diri seseorang sehingga memunculkan suatu reaksi yang beraneka ragam baik sebatas pengetahuan atau pendapat, perasaan, maupun sikap atau perilaku. Lebih jelasnya diterangkan dalam macam-macam respon dibawah ini.

2. Macam-macam Respon

Berdasarkan teori yang dikemukakan ole Steven M. Chate, respon dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Kognitif (pendapat), yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini muncul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

2

Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: UT, 1999), Cet ke-3, h. 43. 3

Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet ke -2, h. 50. 4

(33)

b. Afektif (perasaan), yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Konatif (perilaku), yaitu respon yang berhubungan dengan dorongan dan perilaku nyata khalayak, yaitu meliputi tindakan atau kebiasaan.5

Dalam kajian teori komunikasi, Harold De Lasswell mengemukakan bahwa proses komunikasi terdiri dari who, says what, in wich Channel, to whom, with

what effect (siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan

efek apa). Jadi menurut paradigm Lasswell bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan menimbulkan efek tertentu. Menurut peneliti, teori tersebut menjelaskan bagaimana televisi sebagai media yang menyampaikan sebuah pesan (kaitan dengan penelitian ini, sebuah program acara) dari sumber atau komunikator (tim-tim kreatif dalam perusahaan televisi) kepada komunikan (khalayak), dan memunculkan efek bagi penerimanya.

Sedangkan dalam teori S-O-R yang merupakan singkatan dari

Stimulus-Organism-Respons ini semula berasal dari psikolog, lalu kemudian menjadi juga

teori komunikasi, karena objek material dari psikolog dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

5

(34)

Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Respons, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini

how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam

proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, perubahan serta

pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan6

6

(35)

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.7

Selanjutnya, model komunikasi menurut Philip Kotler dalam buku

(36)

Unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

a. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.

b. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

c. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

d. Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

kepada komunikan.

e. Decoding : pengawasandian, proses dimana komunikan menetapkan makna

pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response : tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah

mendapatkan pesan.

h. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan

atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.8

8

(37)

B.Ruang Lingkup Program 1. Pengertian Program

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan departeman pendidikan kebudayaan (1988), program adalah acara. Maksudnya, program seperti pertunjukkan siaran, pagelaran dan sebagainya.9Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, program TV dibagi menjadi program berita dan program non-berita.

2. Jenis-Jenis Program

Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, instruksional, dll. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan ke dalam "hard news" atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja terjadi dan "soft news" yang mengangkat berita bersifat ringan.

3. Pengaturan Penayangan Program

Pengaturan penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan siaran. Pada umumnya, pihak perencanaan siaran mengatur jadwal

9

(38)

penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton peminat program tersebut. Misalnya, pengaturan jadwal tayang siaran berita di pagi hari disesuaikan dengan kecenderungan peminat penonton siaran berita.

4. Pengukuran Kesuksesan Program

Kesuksesan sebuah program TV saat ini diukur oleh tingkat konsumsi program tersebut oleh pemirsa atau biasa disebut rating. Pengukuran rating dilakukan oleh lembaga riset yang menempatkan alat bernama "people meter" pada beberapa responden.

C.Reality show

Acara realitas (reality show) adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran dan biasa juga disebut sebagai acara dokumenter diluar acara seperti berita dan olahraga.

Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan (pemirsa televisi), dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pasca-produksi lainnya.

(39)

D.TalentShow

Acara talent (talenta) atau kita menyebutnya sebuah ketrampilan, merupakan sebuah acara yang menampilkan atau mempertunjukkan ketrampilan-ketrampilan atau keahlian seseorang dalam bidang apapun. Contohnya Indonesian Idol, sebuah ajang pencarian bakat atau keterampilan dalam menyanyi, atau API (Audisi Pelawak TPI), yaitu ajang penacarian pelawak-pelawak handal dari kalangan masyarakat umum. Contoh lainnya IMB (Indonesia Mencari Bakat) di Trans TV, yang juga merukan objek dari penelitian ini, yaitu sebuah ajang pencarian bakat dengan segala macam bakat, seperti halnya; tarian, nyanyi, lawak, sulap, pemusik, dan lain sebagainya.

E.Bakat

Bakat adalah sebuah anugerah keahlian dan keterampilan seseorang (talenta) dari Tuhan dalam melakukan suatu hal dalam bidang tertentu yang biasanya dibawa sejak lahir dan dapat diasah dan dimaksimalkan hingga berguna bagi dirinya maupun orang lain. Banyak bakat yang apabila dikembangkan dapat menajdi profesi serta mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri. Seperti Bakat menggambar, bisa direalisasikan dalam profesi disainer, arsitek, pelukis, lalu bakat menyanyi bisa menjadi penyanyi terkenal, dan sebaginya.

(40)

1. Keahlian

Pernahkah kita mempelajari sesuatu yang benar-benar baru dan ternyata kita dapat menguasainya dengan mudah? Atau mengerjakan sesuatu lebih cepat dari rekan lain? Bisa jadi, itulah bakat yang sedang memanggil, menunggu kita untuk melepaskan dan mengembangkannya. Jika kita dengan mudah menggoreskan tinta diatas kertas putih dan menghasilkan gambar-gambar menakjubkan, itu artinya bakat kita sebagai seorang pelukis atau desainer sedang berusaha muncul dan menyapa diri kita. Nah, pikirkanlah hal-hal yang begitu mudah bagi bagi tetapi tidak bagi teman-teman. Kemudian, perhatikan bakat apa yang tengah bekerja pada diri kita.

2. Ketertarikan

Cara lain menemukan bakat adalah dengan memikirkan hal-hal yang sangat kita inginkan dan disukai. Ketertarikan kita akan suatu hal, merupakan dorongan dasar untuk mengetahui letak bakat kita. Seringkali hal-hal yang menarik perhatian selalu berkaitan dengan kemampuan alami atau bakat. lni merupakan suatu pola konsisten dalam hidup dan bukan sekadar cara menghabiskan waktu alias hobi semata.

3. Kepuasan

(41)

Dalam keadaan hanyut, kita memang menjadi sangat terfokus pada kesempatan untuk menggunakan bakat. Alhasil, pola gelombang otak kita saat itu begitu mirip dengan pola gelombang otak ketika kita tertidur lelap. Nah, mungkin bakat kita ada dalam keadaan tersebut.

4. Kebiasaan

Dalam diri seseorang pastinya memiliki kebiasaan yang dilakukan hampir setiap saat. Tanpa disadari, kebiasaan tersebut juga disukai bahkan diharapkan kehadirannya oleh orang-orang sekitar. Contohnya, seperi halnya kita pernah diberikan sanjungan atau pujian oleh orang-orang disekitar kita. Biasanya pujian itu muncul karena orang-orang disekitar kita mengetahui, melihat bahkan merasakan hal-hal yang kita anggap biasa. Contoh kecil, kita dikenal sebagai pribadi yang baik, selalu menjadi pendengar yang baik, juga tempat curahan hati seseorang. Bagi kita sendiri itu merupaka hal yang biasa dilakukan, namun menurut orang lain itu adalah hal luar biasa. Disitulah letak ketrampilan alami kita.

Untuk mengetahui hal demikian, cobalah amati hal-hal pada diri kita yang membaut orang lain itu tertarik dan selalu ingin mendapatkannya dari kita. Disitulah letak bakat kita berada, dan kita hanya tinggal mencari kesempatan untuk mengembangkan bakat yang telah kita ketahui tersebut.

F. Ajang Pencarian Bakat

(42)

akan dapat membuat seseorang merasa bangga dan memiliki kepercayaan terhadap diri yang baik.

Dewasa ini, sudah banyak program ajang pencarian bakat di beberapa stasiun televisi swasta seperti; Trans TV dengan Indonesia Mencari Bakat dan Suara Indonesia, Indosiar dengan Indonesia Got Talent dan Voice of Indonesia, RCTI dengan Aksi Anak Bangsa, TPI dengan KDI Star, Trans 7 dengan Casting dan ANTV dengan Penghuni Terakhir. Program yang dibuat dengan objek pesertanya adalah seluruh masyarakat yang tersebar di Indonesia ini memang disajikan untuk mencari orang-orang yang memiliki bakat terpendam agar dapat disalurkan atau ditampilkan melalui media televisi. Selain itu, program ini terasa menjanjikan bagi masyarakat yang ingin dengan mudah menyalurkan bakat-bakat mereka dan bisa berkembang sesuai bakat yang dimilikinya dengan nilai plus mempunyai penghasilan dari bakat yang dimilikinya tersebut. Bagi stasiun televisi sendiri ajang pencarian bakat juga bertujuan menarik perhatian penonton agar selalu menyaksikan program acara tersebut, dimana acara bergenre reality show merupakn program/ acara yang sedang marak disukai pemirsa televisi.

G.Televisi

1. Pengertian Televisi

(43)

gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.10

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. "Televisi" juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani

dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan

sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.

2. Televisi sebagai Alat Komunikasi Massa

Televisi merupakan salah satu bagian dari media massa, dan komunikasi yang dilakukan melalui media massa bisa disebut komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan peralatan atau media massa dalam melakukan aktivitas komunikasi dan memiliki khalayak yang banyak serta bersifat heterogen, baik pada media cetak seperti surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, maupun elektronik (melalui siaran radio atau televisi) yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.11

Sedangkan menurut Dedy Mulyana, dalam bukunya Ilmu Komunikasi sebagai Suatu Pengantar bahwa televisi sebagai alat komunikasi massa, dimana

10

DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 2002), h.1162 11

(44)

komunikasi massa memiliki pengertian komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar dan majalah) maupun elektronik (televisi, radio) yang dikelolal oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym, dan heterogen. Dengan pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan media massa ini.12

3. Pengaruh Televisi

Zaman sekarang hampir disetiap rumah pasti memiliki televisi sebagai hiburan utama dirumah. Tidak jarang dalam satu rumah memiliki lebih dari satu televisi, bahkan meletakannya disetiap ruang kamar dalam rumah tersebut. Dengan demikian, televisi pun sangat memiliki pengaruh bagi pengkonsumsinya. Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak terlepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak yang mengetahui dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh yang positif dan sejauh mana pula pengaruh yang negatif, belum diketahui banyak.

Di Indonesai, meskipun tidak sebanyak negara-negara yang sudah maju, penelitian telah dilakukan, baik oleh Departemen Penerangan sebagi lembaga yang paling berkompeten, maupun oleh perguruan-perguruan tinggi. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi

12

(45)

sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penontonnya; ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga seolah-olah mereka hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangakn televisi.13 4. Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi

Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi maupun pendidikan dengan sangat memuaskan. Penonton televisi tidak perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televisi menyajikan kerumahnya. Ia tidak perlu pergi ke Amerika untuk menonton Mohammad Ali bertanding atau pergi ke Senayan untuk menonton sepak bola, sebab peristiwa-peristiwa seperti itu bisa dinikmati dirumah sambil berleha-leha.14

Televisi dianggap sebagi media hiburan yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dimana program-program hiburan yang disajikan itu memang penting untuk melepaskan saraf-saraf setelah berjam-jam bekerja dan menyaksikan berita-berita atau informasi yang berat, hal tersebut terjadi baik didalam negeri maupun luar negeri.15 Industri penyiaran televisi merupakan sebuah entitas sosial, dimana televisi harus mendapatkan dukungan dari masyarakatnya. Usaha tersebut didapatkan melalui program-program yang ditayangkan sehingga usaha meraih pemirsa melalui program acara menjadi satu hal penting yang mendapat porsi utama. Jika tampilan penyiaran televisi tersebut

(46)

sudah tidak ditonton lagi dapat dikatakan keberadaannya sudah tidak mendapat dukungan dari masyarakat.

Selain itu, televisi juga merupakan sebuah entitas budaya, karena turut berperan dalam mewujudkan majunya sebuah budaya sekaligus bisa mempengaruhi kemunduran. Terkadang tayangan televisi sering digugat karena tidak seluruhnya sesuai dengan budaya sebuah masyarakat. Dalam konteks ini pula transformasi budaya melalui tayangan-tayangan televisi selalu mendapatkan perhatian yang sangat besar.16

16

(47)

32 BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Pada bab ini, akan dipaparkan tentang gambaran umum mengenai wilayah penelitian yang sedang diteliti, yaitu subjek dan objek dari penelitian ini. Dimana subjeknya adalah mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang sedang menimba ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sedangkan objeknya adalah program Indonesia Mencari Bakat (IMB) yang ditayangkan oleh PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV). Didalamnya, akan dijelaskan sejarah berdirinya Fakultas Ilmu dakwah dan Komunikasi, berikut dengan jurusan-jurusan serta hal-hal yang terkait didalamnya. Dan dijelaskan pula dengan rinci tentang profil Trans TV dan program-program yang ditayangkan termasuk Indonesia Mencari Bakat (IMB), serta kegiatan-kegiatan di dalamnya.

A. Subjek Penelitian

1. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) a. Sejarah Berdirinya FIDKOM

(48)

Dari namanya sudah jelas bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi bertugas menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan siap mengabdi kepada masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Fakultas ini berusaha mengembangkan ilmu dakwah dan menerapkannya dalam konteks tempat dan zaman. Jurusan dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah banyak melahirkan alumni yang diakui kapabilitas dan reputasinya di tengah masyarakat.1

b. Visi dan Misi FIDKOM

Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah: “Menjadikan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, pengembangan masyarakat Islam dan komunikasi

kontemporer”. Sedangkan misinya adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan mumpuni dalam ilmu dakwah dan komunikasi

2. Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublikasikannya, baik nasional, regional dan internasional

3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi

4. Mengembangan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa

1

(49)

5. Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembagadan instansi terkait, baik dalam maupun luar negeri untuk kepentingan pengembangan dakwahdan masyarakat Islam

6. Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas dan life skill mahasiswa 7. Menjalin silaturahmi secara intensif dengan alumni dan wali mahasiswa

untuk membangun kejayaan fakultas.2 2. Program Studi/ Jurusan

Saat ini ada lima jurusan/program studi dan dua konsentrasi yang diasuh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yaitu:

a. Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) bertujuan menghasilkan output sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, cakap dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, mampu mengkomunikasikan nilai-nilai/ ajaran Islam dalam konteks perkembangan dunia modern. Tidak kalah pentingnya, mereka juga mampu memanfaatkan media-media komunikasi modern sebagai media dakwah Islam.

Alumnus jurusan KPI sampai dengan tahun 2006 sebanyak 1345 orang sarjana. Menurut data yang tersedia, mereka tersebar luas dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan keislaman diberbagai tempat, di dalam maupun luar negeri. Mereka terserap diberbagai instansi dan profesi, seperti PNS, penyiar/ presenter radio dan TV, wartawan media cetak dan elektronik, muballigh/

2

(50)

mubalighat, dosen dan guru, pimpinan lembaga pendidikan Islam pesantren dan madrasah, LSM, partai politik. Lulusan KPI memiliki gelar akademik Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos I). Jurusan program studi KPI terakreditas oleh Badan Akreditas Nasional (BAN) dan Perguruan Tinggi (PT), dengan nilai A.

Dalam penelitian ini, mahasiswa KPI dijadikan sebagi subjek dalam penelitian karena selain sebagai akademisi yang sedang menimba dan juga menguasai ilmu komunikasi dibandingkan program studi/ jurusan lainnya, mahasiswa KPI nantinya juga akan diarahkan agar menjadi bagian dalam kehidupan dunia komunikasi yang menggeluti dunia hiburan, perfilman, pertelevisian, dan sebagianya, yang ruang lingkupnya tidak terlepas dengan media, baik itu media cetak seperti koran, tabloid, majalah, maupun media elektronik seperti televisi, radio dan internet. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat bagaiman respon mahasiswa KPI, dari sudut pandang seorang akademisi jurusan komunikasi dan penyiaran khusunya dalam pandangan Islam terhadap sebuah program tayangan televisi swasta yang sedang berkembang. Dimana program tersebut dikemas dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian pemirsanya dan mendapatkan rating yang tinggi pula agar stasiun televisi tersebut makin dikenal dan digemari oleh pemirsa tercintanya.

(51)

Radio dan Film, Pengantar Manajemen, Statistik Sosial, Perilaku Organisasi, Perkembangan Pemikiran Modern dan Penyiaran Islam, Filsafat Islam, Patologi Sosial, Perbandingan Agama, Geografi Islam, Public Relation, Ilmu Akhlak, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, dan Pengantar Psikologi.

- Kosentrasi Jurnalistik

Jurusan Jurnalistik bertujuan untuk mencetak para sarjana Muslim yang ahli dalam bidang kewartawanan, baik di media cetak maupun elektronik.

b. Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Jurusan ini bertujuan menghasilkan sarjana yang mumpuni di bidang penyuluhan dan bimbingan Islam. Mata Kuliah Keahlian yang diberikan meliputi: Filsafat Dakwah, Ilmu Dakwah, Psikologi Dakwah, Ilmu Akhlak, Sejarah Dakwah, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Psikologi Agama, Sosiologi, Kesehatan Mental, Psikologi Sosial/Komunikasi, Pengantar Psikologi, Psikologi Perkembang-an, Metode Penelitian, Filsafat Manusia, Psikologi Abnormal/ Patologi, Pengantar Manajemen, Psikologi Kepribadian/ Terapi Islam, Bimbingan Penyuluhan Agama, Statistik Sosial, Psikologi Diagnostik, Psikologi Industri/ Organisasi.

c. Program Studi Manajemen Dakwah

Jurusan ini bertujuan menghasilkan sarjana yang menguasai bidang manajemen dakwah.

- Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah

(52)

d. Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Jurusan ini bertujuan untuk menyiapkan sarjana Muslim yang mampu berkiprah dalam bidang pengembangan masyarakat Islam. Secara khusus, jurusan ini diarahkan untuk membekali mahasiswa dalam ilmu-ilmu masyarakat Islam dan pengembangannya.

e. Program Studi Kesejahteraan Sosial

Jurusan Kesejahteraan Sosial (Kessos) bertujuan guna mencetak sarjana ilmu sosial yang ahli dalam bidang kesejahteraan sosial serta mampu mengintegrasikan teori-teori kesejahteraan sosial, keislaman, dan keindonesiaan. Lulusan Jurusan Kessos bukan saja dapat bekerja di Departemen Sosial tapi juga di berbagai lembaga sosial, seperti LSM, filantropi, dan dinas-dinas sosial. Di samping itu lulusan Jurusan Kessos juga dapat bekerja sebagai pekerja sosial profesional yang bersifat independen dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.3

B. Objek Penelitian 1. Profil Trans TV a. Sejarah Trans TV

Trans TV adalah salah satu stasiun televisi swasta yang berkembang di Indonesia. PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation, yang juga merupakan

3

(53)

pemilik dari TRANS. Memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi.

Logo Trans TV yang berbentuk berlian, menandakan sosok keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.

b. Visi dan Misi

Visinya: “Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta

kecerdasan masyarakat”.

Sedangkan misinya adalah: “Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi”.4

2. Manajemen Trans TV5

4

Profil Transtv, diakses 19 Januari 2011, dari www.Transtv.co.id 5

(54)

Seperti perusahaan lainnya yang memiliki struktur manajemen sebagai pengatur dalam sebuah perusahaan, Trans TV yang bergabung bersama Trans 7 dalam PT. Televisi Transformasi Indonesia juga memiliki struktur manajemen. Struktur manajemennya dapat dilihat pada gambar berikut:

KEPALA DIVISI

3. Macam-macam program

a. Kategori Series, series-series terbaik yang dihadirkan oleh stasiun kesayangan ini ditayangkan untuk menemani istirahat pemirsanya, seperti: Suami suami takut istri, Kejar tayang, Two and a half man, Madtv, Tremors I, Fringe I, Battlestar galactica 2

(55)

b. Kategori Movie: Bioskop transtv, Bioskop Indonesia, Bioskop Indonesia siang, Sinema dini hari, Mr. Bean, Bioskop Transtv spesial, Sinema pagi c. Kategori Entertainment, Hiburan ringan yang disajikan khusus di layar kaca

anda ini seperti: Extravaganza pilihan, Derings, Realigi, Sketsa, Termehek mehek, Online, Sinden sip sip sip, 86, Loe boleh gila, Indonesia Mencari Bakat 2, Peppi the explorer, Diary Indonesia Mencari Bakat 2, Ethnic runaway, Ranking 1, Gaul bareng bule, Suara Indonesia, 3 sahabat, 1001 dongeng

d. Kategori News, Dari hari ke hari Trans TV menemani anda dengan rangkaian berita yang menuangkan beragam informasi dan wawasan. Lengkap sepanjang

waktu seperti: Jelajah, Reportase siang, Jelang siang, Reportase pagi, Reportase sore, Reportase malam, Benu buloe, Hidup ini indah, Jika aku menjadi, Bosan jadi pegawai, John pantau, Harmoni alam, Makna kehidupan, Para pemburu, Belajar indonesia, Bingkai berita, The camp, Hidup kedua, Kenali anak negeri

e. Kategori Informasi: Ceriwis pagi manis, Insert pagi, Insert, Insert sore, Gula gula, Koper dan ransel, Ngulik, Ala chef, Celebrity on vacation, Griya unik, Kuliner pilihan

f. Kategori Religious: teropong iman, halal ?, Islam itu indah, Iqra

4. Indonesia Mencari Bakat a. Pengantar

(56)

seseorang dalam melakukan suatu hal dalam bidang tertentu yang biasanya dibawa sejak lahir dan dapat diasah dan dimaksimalkan hingga berguna bagi dirinya maupun orang lain. Bakat bisa dibilang hal yang paling dicari di dunia entertainment tanah air saat ini. Di beberapa televisi swasta seperti; Trans TV, Indosiar, RCTI, TPI, Trans 7 dan ANTV juga telah muncul tayangan atau program serupa yaitu ajang pencarian bakat, dengan objek peserta seluruh masyarakat yang tersebar di Indonesia.

Program yang termasuk dalam kategori realita ini, ternyata banyak menyedot minat pemirsa televisi untuk menyaksikan bahkan ikut serta didalamnya. Para kontestan pun berasal dari berbagai wilayah, berbagai umur dan berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Mulai dari pengamen jalanan, Penyanyi di Gereja, Pedagang, ibu rumah tangga, bahkan orang-orang yang memiliki kekurangan fisik dan (maaf) waria pun bisa ikut selama punya bakat.6 Dari yang usianya paling muda hingga orang dewasa dan dari yang berbakat sampai yang tidak memiliki bakat sama sekali tidak ikut ketinggalan dalam kemeriahan ajang tersebut.

Program ajang pencarian bakat, memang disajikan untuk mencari orang-orang yang memiliki bakat terpendam agar dapat disalurkan atau ditampilkan melalui media televisi. Selain itu, program ini terasa menjanjikan bagi masyarakat yang ingin dengan mudah menyalurkan bakat-bakat mereka dan juga bertujuan menarik perhatian penonton agar selalu menyaksikan program acara tersebut. Tahun 2010 kemarin adalah tahunnya ajang pencarian bakat, sebut saja IMB atau Indonesia Mencari Bakat yang tayang di Trans TV.

6

(57)

b. Jadwal Acara

IMB atau Indonesia Mencari Bakat tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 19.00 WIB di Trans TV. Sedangkan diary IMB tayang setiap hari Rabu siang.

c. Durasi Acara

Indonesia Mencari Bakat (IMB) yang tayang setiap Sabtu dan Minggu dengan durasi selama 180 menit, mulai pada pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB,.

d. Format Acara

Setelah program ajang pencarian bakat GONG SHOW yang disajikan dalam format komedi tahun 2006 lalu, di mana program tersebut ternyata telah mendapat apresiasi yang besar dari masyarakat Indonesia, kini Trans TV akan menyuguhkan satu program yang terinspirasi dari program GONG SHOW, yaitu INDONESIA MENCARI BAKAT. Berbeda dengan ajang sebelumnya, program INDONESIA MENCARI BAKAT dikemas secara eksklusif dan lebih

besar dibandingkan program sebelumnya. Dan penampilan bakat terbaik dan

terhebatlah yang akan keluar sebagai pemenang dengan hadiah uang tunai ratusan juta dan kontrak eksklusif dengan Trans Corp.

(58)

Non Drama Trans TV saat preskon program INDONESIA MENCARI BAKAT di Gedung Trans Corp, Jakarta Selatan, Rabu (17/02).

Program yang mulai tayang 7 Maret 2010 untuk IMB 1 dan dialnjutkan Oktober 2010 untuk IMB generasi 2 setiap hari Minggu dan Senin pukul 19.00 WIB ini diharapkan dapat menemukan bakat-bakat baru dalam dunia hiburan, mengingat kesuksesan Trans TV dalam mencetak bintang berkualitas, sehingga menjadikannya sebagai ikon baru dalam dunia pertelevisian Indonesia seperti Aming, Rizna Nycta Gina, Olga Syahputra, Adul, Fitri Tropica, Aziz Gagap, dan lain-lain. "Yang pasti program ini akan membuat pemenang sebagai 'From Zero To Hero'," ucap Hadiansyah Lubis, Kepala Dept. Marketing and PR Tran TV.7

e. Konsep Acara

Indonesia Mencari Bakat yang berslogan (Dari Indonesia, Oleh Indonesia, dan Untuk Indonesia) ini adalah ajang pencarian bakat anak-anak bangsa yang dikemas dalam sebuah konsep program bergenre talent show. Program ini merupakan buah pemikiran putra putri bangsa; dirancang, diciptakan, dan juga akan diikuti oleh anak bangsa.

Dalam program ini, bakat yang ditampilkan tidak membatasi pada satu bidang tertentu, bakat yang diikutsertakan bisa apa saja; misalnya tarian, juggling, pantomime, menyanyi, ngeband, atau bakat lainnya yang memiliki keunikan. Peserta yang terlibat juga tidak dibatasi usia, dari anak kecil sampai manula dapat mengikuti program ini. Program ini juga dimaksudkan agar kita bisa berbagi tentang nilai-nilai kehidupan kepada pemirsa yang menyaksikan;

7

(59)

bagaimana semangat para peserta dalam meraih mimpi-mimpi mereka dan harapan mereka dalam hidup ini. Supaya, pemirsa di rumah juga terinspirasi dan tidak putus asa dalam menggapai cita-cita mereka.

Selain dewan juri yang ambil andil dalam menentukan juara dalam kompetisi ini, pemirsa juga akan dilibatkan untuk menentukan bakat terbaik melalui polling sms. Program ini juga bukan sekedar Program Talent Show yang berorientasi pada rating dan share atau hanya mengejar angka penjualan iklan yang tinggi, namun kita berharap program ini bisa menjadi sebuah kampanye untuk membangkitkan semangat anak bangsa, memotivasi setiap generasi, dan mendobrak pesimisme bangsa ini. Menunjukan pada segenap bola mata yang menyaksikan, bahwa Indonesia masih mampu, dan bahkan akan terus mampu berkarya; siapapun, golongan manapun, dan pada usia berapapun, adalah pelakon-pelakon seni yang luar biasa. Bahwa bangsa ini, adalah bangsa yang tidak akan berhenti menciptakan mahakarya.8

Selain IMB generasi 2 yang sedang berjalan meneruskan IMB 1, masih banyak lagi program serupa distasiun televisi swasta lain di Indonesia. Namun menurut produser Indonesia Mencari Bakat (IMB) yakni Anggi mengatakan, IMB baik IMB 1 dan 2 memiliki kemasan atau packaging yang lebih apik dari program-program pencarian bakat lainnya, termasuk pemberdayaan artis terpilih dengan memberikan sejumlah program tayangan televisi yang

dirancang khusus. “Ada tren memang seperti itu, namun untuk IMB berbeda

dengan program lainnya. Kemasan yang ada memang sudah memiliki konsep yang nyata. Salah satunya adalah, jika artis-artis besutan program lainnya

8

(60)

setelah terpilih, biasanya tidak langsung diberdayakan oleh penyelenggara. Kesannya artis-artis terpilih dibiarkan begitu saja. Sementara, artis-artis jebolan IMB telah dipersiapkan acara-acara televisi khusus sesuai dengan bakatnya masing-masing. Jadi, tidak begitu saja dilepas,” terangnya.9

Berikut adalah nama-nama pemenang IMB 1 yang namanya kini dikenal seluruh Indonesia dan sudah beberapa iklan diperankannya, seperti Klanting (Grup Band Keroncong-pemenang juara 1), Putri Ayu (Penyanyi Seriosa-pemenang jura 2), Brandon (Penari Hip-hop-Seriosa-pemenang juara 3), dan juga beberapa nama para kontestan IMB generasi 2 disertai tanggal eliminasi dan juara yang diraih.

9

(61)

Indonesia Mencari Bakat 2

Finalis (disertai tanggal eliminasi)

Uma Tobing Juara I

Ale Soul Juara II

Umar Adi Ali 20 Februari

Little Queen Band 13 Februari

Joseph A Mooi 7 Februari

NawawiAnsamble 30 Januari

Jack Hanafie 30 Januari

AndhikaSurya 23 Januari

Pasbrama 23 Januari

Ladysoul 22 Januari

Ritchie Rivaldy 22 Januari

Stephany Patilaya 16 Januari

Bagus 16 Januari

Devlin Gevriel Sembiring 15 Januari

I Am Dancer 15 Januari

Pikachu 9 Januari

Evav Maluku Manise 2 Januari

Lusi Hasiana 26 Desember

Sanggar Aneuk Ceria 19 Desember

Gambar

Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2007-2010 Tahun Ajaran 2010/2011
Tabel 2 Jumlah Sampel Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2007-2010
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

NAWASIS merupakan upaya untuk mengembangkan pusat layanan informasi yang menjadi referensi utama berbagai pengambil keputusan terkait dalam penyusunan kebijakan,

(Baik orang tua saya maupun saya tidak mendengar tentang kecelakaan (yang dialami) sepupu saya). Note: Kalimat ini mengandung dua independent clause yang dihubungkan oleh

Tidak berhenti sampai disini saja, dalam meningkatkan kualifikasi guru pemerintah juga memberikan bebebrapa pilhan terkait model-model peningkatan kualifikasi guru, diantaranya

ditambah sampai bahan mengalami keruntuhan pada kedudukan OS tegangan utama menjadi berotasi sehingga tegangan utama mayor menjadi OS. kondisi permukaan bidang longsor

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 55 responden yang berisikan 30 butir pertanyaan mengenai Pengaruh Channel Youtube Lentera Islam

• Sewaktu memesan part pengganti untuk selang bahan bakar, selang pemakaian umum dan selang vinyl yang standar, pakailah nomor part bo- rongan yang dicantumkan pada parts

Dari data yang berhasil dikumpulkan tentang jenis penelitian yang digunakan oleh mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi