• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS TARIKH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS TARIKH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TARIKH

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

DISUSUN OLEH :

(2)

A. Masyarakat Arab Sebelum Masuknya Islam

Arab sebelum datangnya Islam, dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang cukup strategis; bahkan bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan di antaranya Saba’, Ma’in dan Qutban serta Himyar yang semuanya berasa di wilayah Yaman.

Di sisi lain, kenyataan bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dalam konteks geografis Arab, mengimplikasikan sebuah asumsi bahwa suatu pemahaman yang komprehensif terhadap al-Qur’an hanya mungkin dilakukan dengan sekaligus melacak pemaknaan dan pemahaman pribadi, masyarakat dan lingkungan mereka yang menjadi audiens pertama al-Qur’an, yaitu Muhammad dan masyarakat Arab saat itu dengan segala kultur dan tradisinya. Dan untuk memiliki pengertian yang sebenar-benarnya tentang asal mula Islam, maka satu hal yang perlu diketahui adalah bagaimana keadaan Arab sebelum adanya Islam, Muhammad, dan sejarah Islam terdahulu. Tulisan berikut, membahas hal-hal sebagai berikut :

 Bagaimana geografi jazirah Arab sebelum Islam

 Bagaimana Bangsa Arab dan Struktur masyarakatnya sebelum Masuknya Islam ke sana

 Bagaimana agama bangsa Arab sebelum Islam

 Bagaimana Pemerintahan dan kebudayaan bagsa Arab Pra-Islam Geografis Jazirah Arab Pra-Islam

Jazirah arab menjelang kelahiran islam diapit oleh dua kerajaan besar yaitu Romawi Timur di sebelah barat sampai ke laut Adriatik dan Persia di sebelah timur sampai ke sungai Dijlah. Kedua kerajaan besar itu disebut hegemoni di wilayah sekitar Timur Tengah. Sebenarnya Jazirah Arab bebas dari pengaruh kedua kerajaan tersebut, kecuali daerah-daerah subur seperti: Yaman dan daerah-daerah sekitar teluk Persia. Wilayah jazirah arab di teluk Persia termaksud daerah kekuasaan kerajaan Persia. Dengan demikian daerah hijau bebas dari pengaruh-pengaruh politik dan budaya dari luar. Islam yang dasar-dasarnya diletakkan oleh Nabi Saw di Mekkah dan di Madinah adalah agama yang murni, tidak dipengaruhi baik oleh perkembangan agama-agama yang ada di sekitarnya maupun kekuasaan politik yang meliputinya.

(3)

Jazirah dalam bahasa Arab berarti pulau. Jadi “Jazirah Arab” berarti “pulau Arab”. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu dengan “Shibhul Jazirah” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Semenanjung”. Dilihat dari peta, Jazirah Arab berbentuk persegi panjang yang sisi-sisinya tidak sejajar. Batasan-batasan alam yang membatasi Jazirah Arab adalah :

 Bagian barat:berbatasan dengan Laut Merah

 Bagian timur:berbatasan dengan Teluk Arab

 Bagian utara:berbatasan dengan Gurun Irak dan Gurun Syam

 Bagian selatan:berbatasan dengan Samudra Hindia

Jazirah Arab terbagi atas dua bahagian yaitu bagian tengah dan bagian tepi. Setiap bagian memiliki bentangan alam tersendiri. Bagian tengah terdiri dari daerah pegunungan yang amat jarang dituruni hujan. Di bagian tengah inilah orang Badui tinggal. Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian yang lebih kecil yaitu: Bagian utara yang disebut Najed dan bagian selatan yang disebut Al-Ahqaf. Bagian selatan penduduknya amat sedikit. Karenanya bagian ini disebut Ar-Rab'ul Khali (tempat yang sunyi). Jazirah Arab bagian tepi merupakan sebuah pita kecil yang melingkari Jazirah Arab. Pada bagian tepi ini, hujan yang turun cukup teratur. Bagian tepi inilah yang didiami oleh orang atau penduduk kota. Sedangkan ahli –ahli ilmu purba membagia Jazirah Arab menjadi tiga bagian :

 Arab Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletek di sebelah barat daya lembah Syam

 Arab Deserta, yaitu daerah Syam sendiri

 Arab Felix, yaitu negeri Yaman yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau” Asal usul masyarakat Arab

Adapun beberapa suku yang tinggal di jazirah arab, yaitu : Arab Ba’idah

Yaitu bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Ba'idah ini termaksud suku bangsa arab yang dulu pernah mendiami Mesopotamia akan tetapi, karena serangan raja namrud dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan pada tahun 2000 SM suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah, di antara kabilah mereka yang termaksud adalah: 'Aad, Tsamud, Ghasan, Jad.

Arab Aribah

(4)

Arab Musta'ribah

Yaitu menjadi arab atau peranakan disebut demikian karena waktu Jurhum dari suku bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku Jurhum. Arab Musta'ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail (Adnaniyyun).

Bangsa Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras atau rumpun bangsa Caucasoid, dalam Subras Mediteranian yang anggotanya meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabiyah dan Irania. Bangsa arab hidup berpindah-pindah, nomad, karena tanahnya terdiri atas gurun pasir yang kering dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lainnya mengikuti tumbuhnya stepa (padang rumput) yang tumbuh secara sporadic di tanah arab di sekitar oasis atau genangan air setelah turun hujan. Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu: Qathaniyun (keturunan Qathan) dan ‘Adaniyun (keturuan Ismail ibnu Ibrahim as)

Sistem Politik/Pemerintahan Bangsa Arab sebelum Islam

Pada masyarakat arab pra Islam sudah banyak ditemukan tata cara pengaturan dalam aktivitas kehidupan sosial yang dapat dibagi pada beberapa sistem-sistem yang ada di masyarakat, salah satunya adalah system politiknya. Pada garis besarnya penduduk jazirah dapat dibagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:

Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.

Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta.

Sebelum kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam hubungannya dengan Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut mempengaruhi kondisi politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu kekaisaran Byzantin dan Persia serta persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama Nasrani dan para pengikut Zoroaster.

Tradisi kehidupan gurun yang keras serta perang antar suku yang acap kali terjadi ini nantinya banyak berkaitan dalam penyebaran ide-ide Islami dalam al-Qur’an, seperti ”jihad”, ”sabar”, ”persaudaraan” (ukhuwwah), persamaan, dan yang berkaitan dengan semua itu.

(5)

perang Fujjar karena terjadi beberapa kali antar suku, yang pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemuadian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah dan Hawazan lagi. Dan peperangan ini terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.

Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya.

Saingan berat Bizantium dalam perebutan kekuasaan di Timur Tengan adalah persia. Ketika itu, imperium ini berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu kota persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran dewasa ini serta Afganistan.

Menjelang lahirnya Nabi Muhammad Saw, penguasaan Abisinia di Yaman – Abraham, atau lebih populer dirujuk dalam literatur Islam sebagai Abrahah – melakukan invasi ke Makkah, tetapi gagal menaklukkan kota tersebut lantara epidemi cacar (hujan kerikil) yang menimpa bala tentaranya, Ekpedisi ini -merujuk Al-quran dalam surat 105- pada prinsipnmya memiliki tujuan yang secara sepenuhnya berada di dalam kerangka politik internasional ketika itu. yaitu upaya Bizantyum untuk menyatukan suku-suku Arab di bawah pengaruhnya guna menantang Persia. sementara para sejarawan muslim menambahkan tujuan lain untuknya. Menurut mereka ekpedisi tersebut- terjadi kira-kira pada 552- dimaksudkan untuk menghancurkan Ka’bah dalam rangka menjadikan gereja megah di San’a, yang dibangun Abrahah, sebagai pusat ziarah pusat keagamaan di Arabia.

Dalam masyarakat arab terdapat organisasi clan (kabilah) sebagai intinya dan anggota dari satu clan merupakan geneologi (pertalian darah). Pemerintah di kalangan bangsa Arab sebelum Islam, menurut para ahli sejarah dimulai oleh golongan Arab Bai'idah. Pada periode pertama dikenal ada kerajaan Aad di daerah Ahkaf al Romel yang terletak antara Oman dan Yaman, kaum Aad juga pernah mendirikan kerajaan antara Makkah dan Yastrib. Kemudian juga dikenal kerajaan dari kaum Tsamud mendiami daerah hijir dan wadi al-Kurro, antara Hijaz dan Syiria. Kemudian dikenal juga kerajaan dari kaum Amaliqah di Arab Timur, Oman Hijaz mereka juga ke Mesir dan Syiria. Pada periode Kedua yaitu pada masa Arab Aribah atau Bani Qhathan yang terkenal dengan kerajaan Madiniyah, kerajaan Sabaiyah dan kerajaan Himyariah.

Bagian dari daerah Arab yang sama sekali tidak pernah dijajah oleh bangsa lain adalah Hijaz. Kota terpenting di daerah ini adalah Mekkah, kota suci tempat ka'bah. Ka'bah pada masa itu bukan saja disucikan dan dikunjungi oleh penganut-penganut bangsa asli Makkah, tetapi juga orang-orang Yahudi yang bermukim di sekitarnya.

(6)

memegang dan mengatur politik dan juga urusan urusan yang berkenaan dengan ka'abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :

 Hijabah (penjara kunci ka’bah)

 Siqayah (penjara air mata Zam zam)

 Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)

 Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)

 Liwa (jabatan ketentaraan)

 Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)

 Nadwah (jabatan ketua dewan)

 Khaimman (pengurus balai musyawarah)

 Khazinah (jabatan administrasi keuangan)

 Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa Kehidupan Keagamaan Masyarakat Arab sebelum Islam

Sebelum Islam penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah Arab telah dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan keagamaan. Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi Ibrahim as dan Ismail as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :

 Anshab, batu yang memiliki bentuk

 Autsa, patung yang terbuat dari batu

 Ashnam, patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat dari batu

(7)

Agama Yahudi sampai ke Jazirah Arab oleh bangsa Israel dari negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi dan bangsa Asyur ini berangsur-angsur mendiami Yastrib (Madinah) dan sekitarnya dan mereka menyebarkan agama Yahudi tersebut. Agama Masehi yang berkembang adalah : Sekte Yaqubiah yang mengatakan bahwa perbuatan dan iradat al – Masih adalah tabiat ketuhanan. Kaum Yaqubiah berkata bahwa persatuan ketuhanan dengan kemanusiaan pada diri al-Masih ialah sebagaimana air dimasukan ke dalam tuak, lalu menjadi jenis yang satu.

Agama-agama yang ada pada saat itu antara lain : Yahudi

Agama ini dianut orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Jazirah Arab. Daerah Madinah, Khaibar, Fadk, Wadi Al Qura dan Taima’ menjadi pusat penyebaran pemeluknya. Yaman juga dimasuki ajaran ini, bahkan Raja Dzu Nuwas Al Himyari juga memeluknya. Bani Kinanah, Bani Al Haarits bin Ka’ab dan Kindah juga menjadi wilayah berkembangnya agama Yahudi ini.

Kristen

Agama ini masuk ke kabilah-kabilah Ghasasinah dan Al Munadzirah. Ada beberapa gereja besar yang terkenal. Misalnya, gereja Hindun Al Aqdam, Al Laj dan Haaroh Maryam. Demikian juga masuk di selatan Jazirah Arabdan berdiri gereja di Dzufaar. Lainnya, ada yang di ‘And dan Najran. Adapun di kalangan suku Quraisy yang menganut agama Nashrani adalah Bani Asad bin Abdil Uzaa, Bani Imri-il Qais dari Tamim, Bani Taghlib dari kabilah Rabi’ah dan sebagian kabilah Qudha’ah.

Majusiyah

Sebagian sekte Majusi masuk ke Jazirah Arab di Bani Tamim. Di antaranya, Zaraarah dan Haajib bin Zaraarah. Demikian juga Al Aqra’ bin Haabis dan Abu Sud (kakek Waki’ bin Hisan) termasuk yang menganut ajaran Majusi ini. Majusiyah juga masuk ke daerah Hajar di Bahrain. Syirik (Paganisme)

Kepercayaan dengan menyembah patung berhala, bintang-bintang dan matahari yang oleh mereka dijadikan sebagai sesembahan selain Allah. Penyembahan bintang-bintang juga muncul di Jazirah Arab, khususnya di Haraan, Bahrain dan di Makkah, mayoritas Bani Lakhm, Khuza’ah dan Quraisy. Sedangkan penyembahan matahari ada di negeri Yarnan.

Al Hunafa’

Meskipun pada waktu hegemoni paganisme di masyarakat Arab sedemikian kuat, tetapi masih ada beberapa orang yang dikenal sebagai Al Hanafiyun atau Al Hunafa’. Mereka tetap berada dalam agama yang hanif, menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya serta menunggu datangnya kenabian.

(8)

1. Wadd

Adalah nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama seorang shalih dari mereka. Ditemukan kembali oleh Amru bin Luhai di Jeddah dan diberikan kepada Auf bin ‘Adzrah dan ditempatkan di Wadi Al Quraa di Dumatul Jandal dan disembah oleh bani kalb bin Murrah. Patung ini ada sampai datangnya Islam kemudian dihancurkan Khalid bin Walid dengan perintah Rasulullah.

2. Suwaa’

Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan kepada bani Hudzail serta ditempatkan di Rohaath sekitar 3 mil dari Makkah.

3. Yaghuts

Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada Na’im bin Umar Al Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman, disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari kabilah Thaiyi’.

4. Ya’uq

Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Hamadan dan ditempatkan di Khaiwaan, disembah oleh orang-orang Hamadan.

5. Nasr

Adalah salah satu patung kaum nabi Nuh yang ditemukan kembali dan diberikan kepada kabilah Himyar dan ditempatkan di Saba’ disembah oleh bani Dzi Al Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.

6. Manaah

Adalah salah satu patung berhala yang ditempatkan di pantai laut dari arah Al Musyallal di Qadid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat diagungkan oleh suku AlAus dan Al Khazraj. Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib untuk menghancurkannya pada penaklukan kota Makkah.

7. Laata

Laata adalah kuburan orang shalih yang ada di Thaif yang dibangun dengan batu persegi empat. Bangsa Arab seluruhnya sangat mengagungkannya dan sekarang tempatnya adalah di menara masjid Thaif. Ada yang mengatakan bahwa Laata adalah nama seorang yang membuat masakan Sawiiq untuk jamaah haji, lalu ia meninggal kemudian kuburannya di sembah. Ketika bani Tsaqif masuk Islam maka Rasulullah mengutus Al Mughiroh bin Syu’bah untuk menghancurkannya dan kuburan ini dibakar habis.

8. Al ‘Uzza

(9)

rneletakkan kedua tangannya di bahunya menampakkan taringnya. Di belakangnya, ada juru kuncinya. Kemudian Khalid penggal lehernya dan pecah, ternyata ia adalah seekor merpati, lalu Khalid bin Al Walid membunuh juru kuncinya.

9. Hubal

Merupakan patung yang paling besar di Ka’bah. Diletakkan di tengah Ka’bah. patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia. Dibawa ‘Amru bin Luhai dari Syam. Isaaf dan Naailah (Dua patung berhala yang ada di dekat sumur Zamzam. Dua patung ini berasal dari sepasang orang Jurhum yang masuk ke Ka’bah dan berbuat fujur, lalu dikutuk menjadi dua batu, seiring perjalanan waktu, keduanya disembah.

10. Dzul Khalashah

Ini adalah berhala milik kabilah Khats’am, Bajilah dan Daus yang berada di Tubaalah, daerah antara Makkah dan Yaman. Begitulah gambaran keadaan agama di Jazirah Arabiyah sebelum datangnya Islam. Mereka masih mengimani rububiyah Allah dan menganggap Allah sebagai sesembahannya juga dan sebagai Dzat Pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab terutama risalah nabi Ibrahim dan Ismail.

Kebudayaan Arab

Wilayah Timur Tengah menurut Ali Mufrodi meliputi Turki, Iran, Israel, Libanon, Yordania, Syiria, Mesir dan kerajaan-kerajaan yang ada di kawasan Teluk Persia. Turki yang berbudaya Turki dan Iran yang berbudaya Persia tidak dianggap berkebudayaan Arab karena memiliki kebudayaan sendiri-sendiri demikian juga Mesir yang sudah memiliki budaya Firaun, sedangkan yang masuk kawasan kebudayaan Arab terdiri dari Timur Tengah Afrika Utara seperti Maroko, Aljazair, Tunisia dan Libia. yang menurut Haekal antara budaya dan peradaban tersebut tidak pernah saling mempengaruhi perkembangannya kecuali setelah adanya akulturasi dan asimilasi dengan peradaban Islam.

Orang-orang arab sebelum islam telah mengalami periode-periode kemajuan dengan adanya kerajaan-kerajaan sehingga hasil budaya mereka didapati beberapa bekasnya yang dapat di bagi kepada :

Budaya materil yang sangat terkenal adalah: bendungan Ma'rib di Yaman dari kerajaan saba dan begitu juga bekas-bekas kerajaan Tsamud, Aad dan kaum Amalika.

Budaya non material, sangat banyak juga yang terkenal, di antaranya, syair-syair bangsa arab yang terkenal dengan cerita-cerita tentang keturunan dan keahlian dalam membuat patung, keahlian mereka dalam bersyair sebenarnya karena mereka dapat mengetahui bangsa yang halus dan menarik dengan bahasa yang indah mereka dapat mewariskan amtsai (pepatah arab) dan pepatah itu merupakan kata-kata orang bijak seperti Luqman

(10)

Meskipun belum terdapat sistem pendidikan, masyarakat Arabia pada saat itu tidak mengabaikan kemajuan kebudayaan. Mereka sangat terkenal kemahirannya dalam bidang sastra yaitu bahasa dan syair. Bahasa mereka sangat kaya sebanding dengan bahasa Eropa sekarang ini. Keistimewaan bangsa Arabia di bidang bahasa merupakan kontribusi mereka yang cukup penting terhadap perkembangan dan penyebaran agama Islam.

Peradaban Arab

Peradaban Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur, yang terpenting di antaranya adalah :

 Melalui hubungan dagang dengan bangsa lain

 Melalui kerajaan-kerajaan protektorat, Hirah dan Ghassan

 Masuknya misi Yahudi dan Kristen

Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya pada banyak dewa yang di wujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Setiap kabilah mempunyai berhala sendiri, dan di pusatkan di Ka'bah. Orang-orang arab adalah orang yang bangga, tetapi sensitive. Kebanggaan itu disebabkan bahwa bangsa arab memiliki sastra yang terkenal, kejayaan sejarah arab dan mahkota bumi pada masa klasik dan bahasa arab sebagai bahasa ibu yang terbaik di antara bahasa-bahasa lain di dunia. Beberapa sifat lain bangsa arab pra-islam adalah sebagai berikut :

 Secara fisik, mereka lebih sempurna dibanding orang-orang eropa dalam berbagai organ tubuh

 kurang bagus dalam pengorganisasian kekuatan dan lemah dalam penyatuan aksi

 faktor keturunan, kearifan dan keberanian lebih kuat dan berpengaruh

 mempunyai struktur kesukuan yang diatur oleh kepala suku atau clan

 tidak memiliki hukum yang regular, kekuatan pribadi dan pendapat suku lebih kuat dan diperhatikan

 posisi wanita tidak lebih baik dari binatang, wanita dianggap barang dan hewan ternak yang tidak memiliki hak. Setelah menikah suami sebagai raja dan penguasa

(11)

masyarakat arab bagian selatan sangat mendukung sehingga mereka mendapatkan kebutuhan melalui tanaman yang mereka olah

B. Peradapan Persia dan Romawi sebelum masuknya Islam

Situasi yang terjadi di kerajaan Persia sebelum Islam benar-benar merupakan pentas tragedi peradaban dalam segala aspeknya, baik moral, sosial, maupun agama:

Kondisi Moral

Kemerosotan moral merebak secara luas. Demikian parahnya, sampai-sampai Persia terjerumus ke dalam perangkap pernikahan sedarah. Kisra Yazdajird II menikahi putrinya lalu membunuhnya. Sementara Bahrâm Chobin menikahi saudarinya sendiri. Ada pula yang menikahi ibunya sendiri. Penyakit ini tidaklah lazim terjadi pada bangsa-bangsa lain di zaman itu, bahkan dipandang sangat menjijikkan. Masyarkat bangsa-bangsa lain ketika itu mengingkari perilaku bangsa Persia yang melakukan pernikahan sedarah ini.

Pada zaman kekuasaan Kavadh, muncullah seorang lelaki yang disebut-sebut sebagai filsuf, padahal sejatinya ia adalah musibah dan bencana besar yang menjerumuskan Persia ke dalam lubang kehancuran. Ia berkata: "Manusia itu seluruhnya sama dalam segala hal." Ungkapan ini secara zahir terlihat baik, namun intinya sangatlah buruk. Sebab, ia sebenarnya bukan menyerukan persamaan hak, kewajiban, perlakuan, dan penghormatan, tetapi menyerukan bersekutunya manusia dalam kepemilikan harta dan perempuan. Artinya, mereka semua dipandang sama dalam memiliki dua hal ini. Jadi, pada hakikatnya, ini merupakan propaganda komunisme yang sangat menjijikkan.

Seorang lelaki yang kuat kemudian dapat masuk ke dalam rumah lelaki yang lemah, lalu menguasai harta dan istrinya, sementara lelaki yang lemah itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena komunisme telah menjadi agama mereka. Tidak ada penghormatan terhadap kepemilikan pribadi, sehingga orang-orang tidak mau bekerja, lantaran tidak bisa mengambil manfaat dari upah yang mereka peroleh. Pencurian pun merebak, karena ini merupakan cara paling mudah untuk mendapatkan harta. Kisra Kavadh merestui semua fenomena ini, karena menganggapnya sebagai agama, sehingga rusaklah seluruh manusia yang ada di masyarakat ketika itu.

Bandingkanlah fenomena ini dengan sikap Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam— yang bersabda, "Demi Dzat Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya aku akan memotong tangannya."

- Menyucikan para Kisra: Mereka meyakini bahwa di nadi para Kisra (raja-raja Persia) mengalir darah tuhan. Mereka berada di atas manusia dan di atas undang-undang, sehingga rakyat pun menyembah mereka. Karena itu, setiap orang yang menemui Kisra akan bersujud ke tanah, dan tidak akan berdiri sampai mendapat izin untuk berdiri.

(12)

- Masyarakat Persia menyumbat mulut mereka dengan kain putih tipis apabila menghadap Kisra, supaya nafas mereka tidak mencemari sang paduka Kisra yang mulia.

Demikianlah yang mereka lakukan. Bandingkan dengan Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—yang apabila seseorang datang dan menjabat tangan beliau, beliau tidak akan melepaskan tangan beliau sampai orang itu sendiri yang melepaskan tangannya terlebih dahulu. Beliau tidak akan memalingkan wajah dari wajah orang itu sampai orang itu sendiri yang terlebih dahulu memalingkan wajahnya. Dan tidak pernah beliau terlihat menjulurkan kaki di hadapan teman duduk beliau, sebagai bentuk kerendahan hati beliau. Hal itu disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah dari Anas—Semoga Allah meridhainya.

- Kedudukan manusia di dalam masyarakat Persia tunduk di bawah aturan kasta-kasta sosial yang sangat ekstrem. Hal ini tentu saja merupakan kehinaan besar bagi harkat kemanusiaan. Masyarakat manusia di sana terbagi ke dalam tujuh kasta:

 Kasta para Kisra yang merupakan kasta tertinggi dan paling mulia;

 Kasta para ningrat, yaitu tujuh keluarga mulia yang kemuliaannya tidak dapat berpindah kepada yang lain;

 Kasta para tokoh agama;

 Kasta para panglima pasukan dan ahli perang;

 Kasta para cendikiawan, seperti para penulis, dokter, dan penyair (pujangga). Tidak heran jika kebodohan dan khurafat merajalela di tengah masyarakat karena para ilmuwan diletakkan pada kasta yang rendah;

 Kasta para kepala desa dan pemungut pajak;

 Kasta rakyat biasa. Jumlah mereka lebih dari 90% penduduk Persia. Mereka adalah para pekerja, petani, pedagang, prajurit, dan budak. Mereka tidak memiliki hak sama sekali, bahkan sampai harus diikat dengan rantai dalam peperangan. Pada saat perang Ubullah, peperangan pertama Umat Islam melawan Persia di bawah komando Panglima Khalid ibnul Walid—Semoga Allah meridhainya, terdapat 60 ribu pasukan persia yang diikat dengan rantai supaya mereka tidak lari dari peperangan. Setiap rantai mengikat sepuluh orang prajurit. Bagaimana mungkin para prajurit dengan rantai yang mengikat mereka itu mampu memerangi sebuah kaum yang disebut oleh Khalid ibnul Walid—Semoga Allah meridhainya—dalam suratnya kepada penguasa Ubullah: "Kami datang kepada kalian bersama orang-orang yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai hidup." Kondisi Politik

Raja-raja di Persia hanya berasal dari satu keluarga, yaitu keluarga Sasania. Jika tidak menemukan lelaki dewasa dari keluarga Sasania untuk diangkat sebagai raja, mereka akan mendaulat anak laki-laki yang masih kecil dari keluarga itu sebagai raja mereka, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap Ardashir putra Sheroya yang baru berumur 7 tahun. Jika anak kecil juga tidak ada, mereka akan mengangkat seorang perempuan sebagai raja, sebagaimana mereka lakukan terhadap Borandukht putri Kisra.

Kondisi Keagamaan

(13)

"Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia" memasukkan Zoroaster sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Penulis meletakkannya pada nomor 89, karena agama yang ia bawa masih bersifat lokal, sementara agama Muhammad—Shallallâhu `alaihi wasallam—dan agama Isa—`Alaihis salâm—bersifat global (mendunia). Tentu saja ini merupakan standar penilaian yang sangat buruk, karena ia menyandingkan para nabi agung yang menerima wahyu dari Allah dengan para pendusta dan penipu yang membuat-buat agama lalu menjajakannya kepada orang banyak.

Oleh ketika api tidak dapat menurunkan wahyu berbentuk hukum dan bimbingan hidup kepada para penyembahnya, mereka pun menciptakan ajaran untuk diri mereka sendiri sesuai keinginan nafsu mereka, sehingga kerusakan pun merajalela di Persia dalam segala hal.

Sejarawan Perancis, Reno, berkata tentang kondisi Eropa sebelum Islam, "Eropa pada zaman itu bergelimang aib dan dosa-dosa. Mereka lari dari kebersihan dan perhatian terhadap manusia dan lingkungan. Masyarakat penuh dengan kebodohan, kekacauan, dan keterbelakangan. Kezaliman dan penindasan merajalela. Buta huruf merebak di semua lapisan masyarakat."

Kebodohan sudah menjadi penyakit umum, bahkan menjadi sebuah kebanggaan. Para penguasa berbangga karena mereka tidak bisa membaca. Bandingkan hal ini dengan Agama yang kalimat wahyu pertamanya adalah: "Iqra' (bacalah)."

Reno mengatakan bahwa Eropa adalah panggung bagi peperangan dan tindakan-tindakan biadab.

Sementara itu, Gustave Le Bon berkata dalam bukunya "Peradaban Arab", "Di Eropa, kecenderungan kepada ilmu belum muncul kecuali pada abad kesebelas dan kedua belas Masehi (yakni abad keempat dan kelima Hijriah). Yaitu ketika di tengah mereka muncul beberapa orang yang ingin mengangkat kafan kebodohan yang menyelimuti mereka, lalu mereka menghadapkan muka menuntut ilmu kepada Kaum Muslimin yang merupakan satu-satunya panglima keilmuan." Pertama-tama, mungkin kita bertanya-tanya: mengapa harus membicarakan tentang masa-masa sebelum kedatangan Islam?

Jawabannya: Karena Anda tidak akan memahami nilai sebuah cahaya kecuali jika Anda memahami apa itu kegelapan. Dalam konteks ini, kita cukup menyebutkan sebuah hadits Nabi— Shallallâhu `alaihi wasallam—yang diriwayatkan dari `Iyâdh ibnu Himâr Al-Mujâsyi`i— Semoga Allah meridhainya, tentang kondisi dunia sebelum diutusnya Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memandang kepada penduduk dunia, lalu memurkai mereka, baik bangsa Arab maupun bangsa non-Arab, kecuali segelintir sisa-sisa Ahli Kitab." [HR. Muslim]

Perilaku manusia saat itu telah sampai pada puncak kemerosotannya, sehingga mengundang murka Allah—Subhânahu wata`âlâ.

(14)

Jika demikian, marilah kita menembus batas-batas waktu dan tempat:

 Menembus batas-batas waktu hingga kembali ke masa sebelum diutusnya Rasulullah— Shallallâhu `alaihi wasallam;

 Menembus batas-batas tempat untuk sampai ke setiap tempat di muka bumi yang sezaman dengan Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam. Kita berkeliling ke Timur dan Barat untuk melihat kondisi umat manusia, kerajaan-kerajaan, kondisi akhlak, dan tabiat manusia saat itu, guna menyingkap hakikat dari apa yang disebut sebagai "peradaban" pada zaman tersebut.

Peradaban Romawi sebelum Islam

Imperium Romawi adalah sebuah imperium yang sangat luas, menguasai sekitar 3/4 benua Eropa. Allah—Subhânahu wata`âlâ—telah menurunkan sebuah surat di dalam Al-Quran yang dimulai dengan menyebutkan kekalahan Romawi oleh dinasti Persia, kemudian tentang kemenangan mereka kembali setelah kekalahan itu. Allah menamakannya dengan surat Ar-Rûm (Romawi).

Imperium yang sangat besar ini terbagi menjadi dua bagian utama:

 Kerajaan Romawi Barat dengan ibukota Roma, dan saat itu telah jatuh;

 Kerajaan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Kerajaan inilah yang membawa bendera agama Nasrani (Kristen) pada saat itu. Rajanya adalah Kaisar Heraklius (Kaisar adalah gelar raja-raja Konstantinopel).

Kondisi Keberagamaan

 Perbedaan teologi antara sekte-sekte agama Nasrani telah mencabik-cabik keutuhan kerajaan besar ini. Pertikaian yang terjadi di antara mereka demikian besar. Perbedaan antara mazhab Ortodok dan Gereja Timur, serta perbedaan antara mazhab Katolik dan Gereja Barat sangatlah tajam, sehingga menimbulkan peperangan-peperangan dahsyat yang menyebabkan tewasnya puluhan ribu manusia.

Bahkan di dalam negara Romawi Ortodok Timur saja berkobar pertikaian yang sangat mendalam. Ada sekte Al-Mulkaniyyah—mereka adalah pengikut mazhab Kerajaan—yang meyakini dualitas hakikat Isa Almasih, bahwa Isa memiliki dua hakikat: hakikat manusia dan hakikat ketuhanan. Sekte ini berhadapan dengan sekte Al-Manûfisiyyah—mereka adalah penduduk Mesir dan Ethiopia—yang meyakini hakikat ketuhanan yang tunggal pada diri Al-Masih. Sekte Al-Mulkâniyah melakukan penyiksaan terhadap sekte lawannya dengan cara yang sangat kejam, yaitu dengan membakar atau menenggelamkan mereka hidup-hidup, padahal mereka masih dalam satu aliran, yaitu aliran Kristen Ortodok.

(15)

 Paus di Italia disembah oleh rakyatnya. Mereka sujud kepadanya dan mencium kakinya sampai sang Paus mengizinkan mereka untuk berdiri, sebagaimana dikisahkan dalam kitab Al-Masâlik wal Mamâlik karya Al-Bakrî—Semoga Allah merahmatinya.

Kondisi Akhlak

 Imperium Romawi menderita degradasi moral yang sangat parah, disebabkan oleh lambatnya usia pernikahan karena harta kekayaan dalam jumlah besar hanya dimonopoli oleh segelintir orang yang berpengaruh, sementara rakyat hidup dalam kondisi sangat miskin. Para pemuda pun tidak memiliki biaya untuk menikah, sehingga mereka mencari pelarian dengan berbuat zina dan menjalin hubungan-hubungan yang tidak jelas. Mereka juga lebih memilih untuk membujang daripada menikah.

 Suap-menyuap menjadi prinsip utama dalam berinteraksi dengan pegawai negara demi menyelesaikan pekerjaan apa pun atau untuk mendapat hak apa pun.

 Tabiat mereka buas, dan ini tampak jelas, baik dalam hiburan maupun peperangan mereka.

Dalam berhibur, salah satu sarana hiburan mereka adalah mengadu para budak dengan binatang-binatang buas di dalam kandang yang terkunci. Para penguasa dan menteri-menteri asyik menonton binatang-binatang buas itu memangsa budak-budak tersebut.

Dalam peperangan, mereka memperlakukan musuh-musuh mereka dengan sangat biadab dan buas. Sebagai contoh: pada masa Kaisar Vespasian, tentara Romawi mengepung orang-orang Yahudi di kota Al-Quds—Kaum Yahudi menyebutnya Yerusalem—selama 5 bulan, berakhir pada bulan September tahun 70 M. Kota itu pun kemudian jatuh dengan kekalahan yang sangat menghinakan sepanjang sejarah.

Mengapa kami menyebutnya sangat menghinakan? Karena orang-orang Romawi memerintahkan Kaum Yahudi untuk membunuh anak-anak dan istri-istri mereka dengan tangan mereka sendiri. Orang-orang Yahudi itu pun menuruti perintah itu karena rasa takut yang luar biasa dan keinginan untuk tetap hidup, sebab, mereka memang merupakan manusia yang paling rakus untuk hidup meskipun penuh kehinaan. Setelah itu, orang-orang Romawi melakukan pengundian antara setiap dua orang Yahudi, siapa yang keluar namanya dialah yang membunuh rekannya. Sampai akhirnya seluruh orang Yahudi musnah di kota Al-Quds, kerajaan mereka runtuh, dan tiada seorang pun yang selamat selain mereka yang berhasil kabur dan tinggal di tempat-tempat yang jauh.

Kondisi Sosial

 Kerajaan mewajibkan pajak yang sangat besar kepada setiap penduduk. Pajak yang paling banyak dan paling berat justru diberlakukan untuk orang fakir, bukan orang-orang kaya.

(16)

Suber Pustaka:

http://islamstory.com/id/peradaban-romawi-pada-masa-pra-islam http://centrin21.tripod.com/sejarah.htm

Referensi

Dokumen terkait

menemukan si pokok laporan hasil observasi Pernyataan umum 3.2.2 menemukan perbedaan dua teks laporan hasil percobaan dari segi kebahasaan Deskripsi bagian Teks laporan

Iklan Baris Iklan Baris TEMPAT USAHA VW TANAH DIJUAL Serba Serbi. ADA SEWA Alamat Ktr, Call Han- dling, Fully Furnised, Free

Untuk menanggapi konflik yang telah diuraikan di atas, maka dalam karya tulis ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana menjelaskan tentang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh kesenangan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan pada Salon Agung di Kabupaten Gianyar Tahun 2013,

Tugas akhir karya seni yang berjudul Penyutradaraan Film Dokumenter Potret "Dulhaji Dolena" dengan Gaya Cinéma vérité lahir dengan dukungan dan bantuan

Tujuan yang dicapai dari tugas akhir ini yaitu membuat game bergenre casual dengan tema gasing tradisional dengan memanfaatkan fitur gyroscope pada smartphone...

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis pengujian koefisien determinasi yang berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

Jika dilihat secara parsial pengaruh motivasi berprestasi dengan keterampilan teknik dasar sepakbola dengan mengontrol variabel kemandirian siswa dan dukungan