ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAKAN HAND STAND ROLL
MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V (LIMA) SDN 3 BAGELEN GEDONGTATAAN
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh: H A N D O Y O
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar berdiri dengan tangan guling kedepanHand Stand Roll pada Siswa Kelas V SDN 3 Bagelen Gedongtataan dengan menggunakan alat bantu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research). Subjek yang diteliti adalah siswa Kelas V di SDN 3 Bagelen Gedongtataan yang berjumlah 36 Siswa, terdiri dari 20 pria dan wanita 16 Teknik pengumpulan data
dilaksanakan melalui observasi dan menggunakan instrument penilaian tes gerak dasar Hand Stand Roll serta analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar pada setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat bantu berupa teman dan Tongkat Kayu, dapat meningkatkan keterampilan gerak dasarHand Stand Roll pada Siswa Kelas V SDN 3 Bagelen Gedongtataan.
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAKANHAND STAND ROLL MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V (LIMA)
SD NEGERI 3 BAGELEN GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh: H A N D O Y O
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Pr ogr am Studi Penjaskes Str ata I Dalam Jabatan Jur usan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
✁FTAR GAMBAR
1. ✂✄☎✆ ✄✝ 1. ✞✟ ✠✝ ✄✡☛☞✌☞✡ ✠✍✠✄✌✎✠✌ ✏ ✄✑ ✄✌✒☞✡ ✄✓... 21
2. ✂✄☎✆ ✄✝ 2. ☛☞✡ ✄✑✓ ✄✌✄✄✌✞ ✠✑✡ ✔✓ I ... 26
3. Gambar 3. Pelaksanaan Siklus II ... 29
4. Gambar 4. Pelaksanaan Siklus III ... 32
5. Gambar 5. Grafik Batang Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II, Siklus III ... 40
6. Gambar 6. Grafik Batang Perbandingan Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Awal ... 41
7. Gambar 7. Grafik Batang Perbandingan Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus I ... 42
8. Gambar 8. Grafik Batang Perbandingan Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus II ... 43
9. Gambar 9. Grafik Batang Perbandingan Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus III ... 44
10. Gambar 10. RPP Siklus I ... 64
11. Gambar 11. RPP Siklus II ... 69
12. Gambar 12. RPP Siklus III ... 74
13. Gambar 13. Kegiatan PTK Siklus I ... 81
14. Gambar 25. Kegiatan PTK Siklus II ... 87
❊❋F● ❋❍● ❋■ ❏❑
●❋■❏❑
▲▼ ◆❖P ◗❘▲▼❙❖ ❚❯❖ ❘❱◗❲ ◗❘❳❳❖ ❲t ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ❨ ❩ ❨ ▼ ◆❖P ◗❘❨ ▼❬P ❭ ◗❪ ❫❖❭❳❴ ◗❵❳❖❖ ❲t ❛❳❭ ❯❖ ▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ❨ ❜ ❩ ▼ ◆❖P ◗❘❩ ▼❝❞❪ ❡❖t ❢ ❲❖ ❘❳❭ ❳s ❱◗❲❳ ❘❖❳❖ ❲◆◗s ❣ ◗❪❖ ❤✐❖❖❪s ❥❖ ❲❚
❛t❖ ❲❚❦ ❞ ❘❘ ▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ▼▼▼▼ ❩ ❧ ♠▼ ◆❖P ◗❘♠▼✐◗❭ ❤❪❳♥❭❳❥❖❭❳ ❘❱◆ ❴❴ ◗t◗❪❖ ❡♥❳ ❘❖ ❲❣ ◗❪❖❤✐❖❭ ❖❪❥❖ ❲❚
③④ ⑤ ⑤④
Belajarlah dari kekurangan yang kita miliki pasti kita
akan meraih sukses
❹❺❻ ❼❺ ❽❾❿ ❾❻
1. ➀➁➂➃➄➅➆ ➇➈➁ ➉➊rs. ➋ur➌ ➅➍➎➏➐➑➒➄s
➃➄➅➆ ➇➈➁
➓➇➔➌ ➅➃➄➂→➁➂→➁ ➅➆ ➉➊rs. ➣↔➄↕➇→➌ ➄↔➁, ➐ ➑➃↔
2. ➊➄➔➌ ➅➙➌➔➇➛t➌s ➒➄➆ur➇➌ ➅↔➌ ➅➜➛➂u➃➄➅↔➁↔➁➔➌ ➅
➊r. ➝➁. ➓➇➈➌ ➅➆➞ ➌➟➂➌ ➅➏ ➐➑➋➁ ➠➜➃. 1➡➢ ➤ ➤➥➦ ➧➦➡➨ ➧➤ ➥➦ 003
➳➵ ➸➺➻➼➽ ➼➼➺
Bahwa saya yang bertanda di bawah ini:
Nama : Handoyo
NPM : 1013108010
Tempat Tanggal Lahir: Tegalsari, 07 Oktober 1962
Alamat : Jln. Tamtama Dusun 4 Desa Bagelen
Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan Judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerakan ➾➚ ➪➶➹ ➘➚➪➶➴ ➷➬➬ Menggunakan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Bagelen Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis, berdasarkan penelitian yang dilaksanakan dan bukan hasil jiplakan hasil karya orang lain.
Adapun bagina- bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian ternyata ada hal-hal yang melanggar dari ketentuan akademik
universitas maka saya bersedia bertanggung jawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar, saya bersedia menerima sanksi.
\
PERSEMBAHAN
➮➱✃ ❐❒❐❮ ❰ÏÐÑ ❐ÒÓ Ô❰Õ ❰Ö❮ ➱ Ò ❰❒Ð Ó❮ ❐ÒÏ ❐×Õ ❐ÒÕ ➱Ø ❐Ö ÐÙ ❐❐ÒÚ❒❒❐Ø ➮Û ÜÝÜ❰Ø ❐ÒÞ❐Ò✃ß ❐Ø ❐ ➮➱✃ ❐❒❐Ò Ô❐, Ô❐Ò✃×➱ ❒❐Øà➱àÙ➱ÖÐÕ❰á❐Øà❐×, âÐÕà❐×Ñ❐ÒÚÒ ❰✃ ➱Ö ❐ØÔ❐Ò✃× ❐Õ× ➱ÖØÐ Ò✃✃❐Ó➱Ö× ❐ Õ ➱ Ó➱Ø❐× ❐ÒÑ❐Ò❰à❰ÖÔ❐Ò✃❮ ❐ÒÏ ❐Ò✃Ó➱ØÐ Ò✃✃❐❮➱ Ò ❰❒ÐÓà❐à❮ ❰à➱à❮➱ÖÓ➱àÙ ❐Ø Õ ❐ÒÕ ❐ÖÔ❐×➱Ö Ù ❐ÐÕ Ð ÒÐã
ä➱❮ ❐Ñ❐åÙ ❰Ñ ❐ÒÚ Ô❐Ø ❐ÒÑ❐Ô❐Ò✃Ó❐Ò✃ ❐×æ➱ Ò ❰❒Ð ÓÓ ❐ Ô❐Ò✃ ÐÑ❐ÒÕ❐✃ ❰àÐç
å Ó×ÖÐÕ ❰×➱Ö èÐ Ò× ❐, ß❐ÖÔ❐ÒÐ Ô❐Ò✃Ó➱ ❒❐❒❰à➱ Ò Ó❮ éÖ ×Ñ ❐Òà➱àÙ ➱ÖÐÕ❐ÓÐØÓ ❐Ô❐Ò✃Ñ ❐Ò❮ ➱ÖØ ❐×Ð ❐ÒÓ➱Ö× ❐ Ó➱à❐Ò✃ ❐×ç
æ❰×Ö❐ê æ❰×Ö ÐÕ ❰ ë❐ÒÑÖÐ ❐ÒÚ✃ ❰Ó➮➱×Ðé Õé ìíÐÚ✃ ❰Ò✃æÖ ❐Ó×Ð Ôé ÚÏ➱ Ò✃ÚÒÑ ❐ÖÐ ÒÐ
îï ðï ñòóô õö÷ õ ø ù öúúyûüý õnþkútó únÿütürúmö õlún ürúó ún ✁✂ ✄☎✆ ✝✂✄☎✞ ✟✠✠ müýþ þï ý úó únúlút ✡ úntu
ö úðú÷ õswúóülús ☛ò☞✌üþürõ✍✎úþüüln ü ð✏ý þtútúún✑ú✒ï ý✓ülú✔úrún✕ ✖✗✗ ✘✕ ✖✗✕ ✌úmúûú✒ú÷ õswú ø ✙✚✌ ☞✛✜✛
✌o. ✓okokû ú✒ú÷ õswú ø ✗✖✗ ✍✗✖✢✖✗✖
✓r✏þrúmòtïðõ ø ✓üý ð õðõó únî úsmúýõÿü÷ ü✒útúnð ún✣ükrü ú÷ õ îï÷ úur n ø ✤lmu✓üýðõð õóún
✥úkultús ø ÿüþïúru nð ún✤lmu✓üý ð õðõó ún
û✦✌✜✦ ✑ù îù✤
ÿüïút îï÷ úur n✤lmu✓üýð õðõó ún
☞rs. ✎ú✒úï ð ðõr n✣ õsyúk, û✧✓ð ✌✤✓. ✗ ★ ✩✗ ✖ ✩✖✪✗★ ✢✗✖✍✗✖✖✕
☞✏÷ ün✓üm✡ õm✡õý þ
☞rs. òurúnto, û✧ÿüs
✬✭✮ ✯✰yo
✱✲ ✳✴✵✴✶✷✲ ✸✹✺
✻✼ul✽ns ✯✽✭✾ ✽l ✿✭r n✯✽❀✼❁✭l❂✭r✽❃✭ ✯✽❁n✼ ❄✰❅r ❆✭ ✯✭ t✭✮❁ ❁✭l ❇ ❈❉ ✿❊✰❋✼r ● ❍■ ❏❅✭✮ ✭✿✿✼✯❑✭ ✯✭r✽■ ❋ ✼r❂✭❑✯✭✭r ❆✭✭sn❁✭n▲✭✭✿p ▼✭rsono✯✭n◆❋ ❑❖✭ly✭✾ P
✻✼✮ ✯✽✯✽✿✭n◗✭orml y✭❁n❆✼✮ ✭✾r ✯✽✼tm❆❑ ✾❆✼✽luns ✭ ✯✭✭✾l ❘✼✭✾kol ❙✭❂✭r ❚✼❁✼r✽●❀✼❁✭l❂✭r✽
❃✭ ✯✽✮❁❯✼ ❄✰❅ ❊✭✭mt t✭✾ ❑✮●❍❈❱❅❘✼✭✾olk ▼ ✼✮✼❁✭✾n ✻✼✭rt✭m❲❘▼ ✻❳●❃✭ ✯✽❁n✼ ❄✰❅r ❊✭✭mt t✭✾❑✮ ●❍❈ ❍❅ ✿✼❑✯✽✭m n m✼✭✮❄l ut✿✭n✿✼❘✼✭✾olk ❃uru❉l✭✾❯✭❁✭❲❘ ❃❉❳✯✭n t✭m✭t ❆✭ ✯✭ t✭✾❑✮● ❍❨❏ P
✻✼nul✽s t✼r❩✭✭tt ❂✼❋✭❁✭✽ lul❑ ❂✭n❂✼✭✾kol ❃uru❉l✭✾❯✭❁✭❚✼❁ ✼r✽❀✭✮❄❑✮❁❖✭✭r❁n✯✽✻r✽n ❁s✼w❑ P
✻✼nul✽s ✿✼m❑✯✽✭n m✼✭l✭mr ❂✼❋✭❁✭✽❃uru❉l✭✾❯✭❁✭ ❆✭ ✯✭❄✼✮❄✭n❁❘✼kol✭✾❙✭❂✭r ✯✭n✯✽✼tr✽✭m ❆✭ ✯✭ t✭✾ ❑✮ ✽tu❄❑ ❁✭ ❂✼❋✭❁✭✽✻❚❘❃✰✮❁✭ol n◆◆❬✭P
✻✭ ✯✭ t✭✾❑✮● ❍ ❍❍❅ ❆✼nul✽s m✼l✭✮❄ut✿✭ knl✽✭✾u ✯✭n✯✽✼t✽r✭m❂✼❋✭❁✭✽▼✭✾✭❂ ✽sw✭❆✭ ✯✭
❭✮✽❪✼r❂ ✽✭ts ❀✼❋ ❑ ✿✭r ❲ ❭❀❳❭✻▲❫ ❫ ❴❫ ✭✿✭rt✭✯✽▲✭✮✯✭r ❵✭❁mpun✯✭n t✭✭mt ❆✭✯✭ t✭✾ ❑✮❏❇❇ ● ❆✭ ✯✭❙ ✽✭plom◆◆❲❙❑✭ ❳✯✼✮❁✭n m✼✮✯✭✭pt✿✭n❁ ✼✭lr ❛P▼✭P✻✯P
❘✼ ✿✭✭r❁n m✭❂ ✽✾❜✼✼nm❆❑✾❆✼✮ ✯✽✯✽✿✭n❘● P❙✭✭lm❄✭❋✭t✭n❝❖ ◆✻❭✮✽✭l ✯✭n✯✭✭lm pr✰❂✼s w
i
❞❡❢❣❡CANA ❤✐✐ ❥ ❦❥ ❧ua laikum Wr. Wb.
Rasa syukur yang tiada terhingga Kehadirat Allah SWT yang tiada bosan-bosannya mencurahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat teriring salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabiyullah Rosullulloh Muhammad SAW dan sangat mulia disisi Allah, yang memberi Rahmat kepada seluruh alam.
Skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerakan Hand Stand Roll Menggunakan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Bagelen Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Lampung.
Pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP Universitas Lampung
3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung
4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberi bimbingan, pengarahan, motivasi dan kepercayaan kepada penulis
5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Penguji Utama yang telah memberikan perbaikan dan pengarahan dalam penulisan skripsi penulis
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi
7. Kepala SDN 3 Bagelen Gedongtataan yang telah memberi izin untuk melaksanakan Penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012 8. Siswa-siswi Kelas V di SDN 3 Bagelen Gedongtataan tahun pelajaran
2011/2012
9. Istriku tercinta Maryani yang selalu setia menemani dan menyemangati sampai terselesaikannya skripsi ini
2
Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamua laikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 2012
Penulis
♠♥♦♣ qrst✉✈✉sq
s. ✈ s✇ s①② ♣✈ s③ sq④
Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk
meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf
hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,
pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena baik tidaknya hasil
pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada maju atau tidaknya suatu
bangsa dan Negara.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat.
Pendidikan adalah semua kegiatan dan usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya dan
keterampilannya kepada generasi muda baik sengaja maupun tidak disengaja.
Salah satu upaya untuk mewujudkan kualitas manusia tersebut adalah melalui
Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui
gerak memiliki aspek-aspek gerak yang ingin dicapai. Adapun klasifikasi aspek tersebut
meliputi: teknik keterampilan dasar bermain dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji
diri, senam; aktivitas ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas⑤⑥ ⑦⑧ ⑨⑥ ⑥ ⑩)❶ Materi Pendidikan Jasmani Sekolah dasar (SD), untuk aspek keterampilan dasar senam
lantai dan termasuk diantaranya mempraktikkan gerak dasar Hand Stand Roll salah
satunya Hand Stand Roll berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Ini berarti siswa harus mampu mempraktikkan gerak dasar
❷❸❹⑨❺⑧❸❹⑨❻⑥❼❼ .
Berdasarkan observasi peneliti selama pembeJajaran berlangsung, dapat dilihat bahwa
SDN 3 Bagelen memiliki ukuran lapangan yang tidak luas atau memadai jika ingin
melakukan senam lantai sehingga membatasi ruang gerak siswa dalam belajar, demikian
juga dengan fasilitas seperti matras dan aula senam. Dari hasil pengamatan peneliti,
rata-rata nilai siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan kompetensi materi
❷❸❹⑨❺⑧❸❹⑨❻⑥❼❼ . Dari 30 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65 hanya 2 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 65 berjumlah 28 siswa,
Sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil jika lebih dari 50% siswa telah mencapai
ketuntasan belajar atau nilai rata- rata 65.
Peneliti mengidentifikasi rendahnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah pada
kemampuan melakukan gerak dasar ❷ ❸❹⑨❺⑧❸❹⑨❻⑥❼❼ yang benar. Siswa masih asal-asalan dalam melakukan gerak❷ ❸❹⑨❺⑧❸❹⑨ ❻⑥❼❼ , padahal guru telah mendemonstrasikan contoh gerakan yang benar. Minimnya sarana dan prasarana ataupun modifikasi yang
melaksanakan tugas gerak dengan benar. Akibatnya siswa kurang terlatih dalam
mempraktikkan gerak dasar senam lantai, terutama pada gerakan❽❾ ❿➀➁ ➂❾❿➀➃➄➅➅ .
Untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas maka guru perlu mengadakan
perbaikan dalam metode atau model pembelajaran dengan memodifikasi hal-hal yang
dianggap perlu guna menimbulkan minat dalam senam. Dengan tertariknya siswa
melakukan senam lantai, maka gerak dasar yang perlu dikuasai dalam senam lantai akan
mulai dikenal oleh siswa. Semakin banyaknya jam olahraga senam atau semakin
seringnya siswa melakukan aktivitas Hand Stand Roll maka kemampuannya semakin
bertambah. Pentingnya menyediakan atau membuat atau memperbanyak alat-alat
sederhana dan memodifikasi dari segala aspek senam akan mempermudah guru untuk
menarik minat siswa sehingga siswa ikut berpartisipasi atau bergerak dalam situasi yang
menarik dan gembira tanpa kehilangan arti Pendidikan Jasmani itu sendiri. Dengan
demikian proses pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Dalam pelaksanaannya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman
belajar, melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Mata pelajaran pendidikan jasmani pada materi senam lantai merupakan salah satu wadah
atau sarana kegiatan siswa dalam mengembangkan dan meningkatkan kegiatan olahraga
khususnya keterampilan melakukan berbagai macam gerakan dalam senam lantai.
Melakukan berbagai macam gerakan dalam senam lantai dapat meningkatkan kebugaran
dan sportif serta menanamkan nilai-nilai intelektual, sosial, emosional dan percaya diri
serta berani.
Senam dalam bahasa asingnya adalah Gymnastics asal kata dariGymnosyang artinya
telanjang, karena pada zaman yunani purba mereka yang melakukan kegiatan ini tanpa
memakai pakaian, dalam bahasa Belanda Gimnastick.
Hand Stand Roll merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan senam lantai.
Gerakan ini adalah merupakan pengembangan dari gerakan guling kedepan, akan tetapi
sebelum melakukan guling kedepan atau roll depan terlebih dahulu melakukan gerakan
berdiri dengan kedua tanganHand stand, pada telapak tangan itulah yang menjadi titik
tumpu, posisi kaki tegak lurus vertical sejajar dengan badan dan kedua tangan, kemudian
dilanjutkan guling kedepan, maka jadilah rangkaian gerak yaitu: berdiri dengan tangan
guling kedepan yang dalam bahasa inggrisnya adalah:Hand Stand Roll
GerakanHand Stand Roll sangat membutuhkan kekuatan kedua tangan, keseimbangan,
kelenturan dan kelentukan, maka diperlukan koordinasi gerakan yang baik pula.
BerangkaiHand Stand Roll adalah melakukan gerakan berangkat yang didahului dengan
awalan melangkah kedepan 2-3 langkah, dilanjutkan dengan ayunan kaki kanan atau kiri,
bersamaan dengan mengayunnya kedua tangan dari atas kebawah/lantai untuk
meletakkan kedua telapak tangan diatas lantai/matras, sehingga posisi badan jadi terbalik,
karena kedua telapak tangan menjadi pusat titik tumpu badan, sedangkan badan dan kaki
tegak lurus keatas vertical 900yang kemudian dilanjutkan berguling kedepan dengan
terlebih dahulu merendahkan badan dengan cara membengkokkan kedua siku tangan,
belakang atau tengkuk yang menyentuh lantai atau matras, baru kemudian punggung,
pinggang atau pinggul dan kaki sehingga dapat jongkok dan kemudian berdiri kembali.
Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar pada umumnya siswa khususnya
dikemampuan melakukan gerakan➆➇➈ ➉➊➋ ➇➈➉➌➍ ➎➎ , belum menguasai atau kurang mendapatkan hasil belajar yang maksimal pada siswa kelas 5 (lima).
Berdasarkan dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan
Kelas ini dengan Judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerakan Hand Stand Roll
Dengan Menggunakan Alat Bantu Pada Siswa-Siswi Kelas V (Lima) SDN 3 Bagelen
Gedongtataan
➏. ➐ ➑➒➓➔ ➐ →➐ ➣↔↕➐➙↔↕↔ ➛↔➜
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa yang tidak dapat melakukan Gerakan Hand Stand Roll dengan
benar
2. Masih banyak siswa yang belum menguasai teknik dasar dalam melakukan gerakan
berdiri dengan tangan guling kedepan (Hand Stand Roll ).
3. Siswa masih takut melakukan Gerakan Hand Stand Roll tanpa menggunakan alat
bantu
C. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah tersebut yang ingin peneliti kemukakan adalah: Ingin
mengetahui apakah dengan menggunakan alat bantu ada peningkatan pembelajaran
➝. ➞➟➠ ➟➡➢➤➠➢➡➢➥ ➢➦
Datang dari identifikasi masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran berdiri
dengan tangan guling kedepan➧➨ ➩➫➭➯➨ ➩➫➲➳ ➵➵ pada siswa kelas V SDN 3 Bagelen Gedongtataan?
2. Seberapa besar peningkatan pembelajaran berdiri dengan tangan guling kedepan
➧➨ ➩➫ ➭➯➨➩➫➲➳➵➵ pada siswa kelas V SDN 3 Bagelen Gedongtataan setelah menggunakan alat bantu ?
➸. ➺➟➻➟➢➤➼➸➤➸➥➽➺➽➢➤
1. Untuk memperbaiki sikap awal pada Gerakan ➧➨➩➫➭➯➨➩➫➲➳➵➵➾
2. Untuk memperbaiki sikap tolakan kaki dan ayunan tangan pada➧➨➩➫ ➭➯➨➩➫➲➳➵➵. 3. Untuk memperbaiki sikap pelaksanaan Gerakan ➧➨➩➫➭➯➨ ➩➫➲ ➳ ➵➵➾
4. Untuk memperbaiki sikap akhir pada Gerakan ➧➨➩➫➭➯➨➩➫➲➳➵➵➾
➚. ➠A➤ ➚AA➺➼➸➤➸➥➽➺➽➢➤ 1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran➧➨ ➩➫➭➯➨ ➩➫➲➳ ➵➵ pada siswa kelas V SDN 3 Bagelen Gedongtataan.
2. Bagi Siswa
Sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatan kemampuan senam
ketangkasan khususnya pada gerakan➧➨➩➫ ➭➯➨ ➩➫➲ ➳ ➵➵ ➾ 3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
Sebagai bahan rujukan untuk melatih kemampuan senam ketangkasan khususnya
4. Bagi Program Studi
➪ ➪➶➹ ➪➘JAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
➴➷➬➮ ➱➮➱✃ ❐n❒ ❐sm❐ni ❐➮ ❐l❐h❮ ❰ ❐tu prÏ❮ ➷s Ð ➷➬➮ ➱➮➱k❐n❮ ➷❮ ➷or❐ng❮ ➷Ñ ❐Ò ❐i Ð ➷r❮ ➷or❐ng❐n❐t❐u❐nggot❐ m❐sy❐r❐✃❐t y❐ng➮➱l❐✃❐ku n❮ ➷Ó❐r❐❮ ❐➮ ❐r ➮ ❐n
sist
➷m❐tik m➷l❐lui Ñ➷rÑ ❐g❐i k➷gi❐t❐n j❐sm❐ni untuk m➷Ðm➷rol➷h Ð➷Ñ❰ Ô ❐rtum n j
❐sm❐niÕ✃➷❮ ➷Ô❐t❐n➮❐n k➷❮ ➷g❐r❐n j❐sm❐Õni✃➷m❐Ð❰❐m n➮❐n✃ ➷t➷r❐mpil❐➬Õ ✃ ➷Ó➷r➮❐❮ ❐n➮ ❐nÐ ➷Ñm➷nt❰✃❐n w❐t❐✃Õ❮ ➷❐rt✃➷Ñpri❐➮ ➱❐n y❐gnÔ ❐rmonis ➮❐l❐m r
❐✃❐ng Ð➷Ñ ➷m❰ ✃ ❐tn n m❐nusi❐ Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004 yang dijelaskan dalam Samsudin
(2008: 10) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku
hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Dalam proses belajar Pendidikan Jasmani lingkungan belajar harus diatur
secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh
ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,
Menurut Muhajir (2007: 8) bahwa Pendidikan Jasmani merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan
dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani
merupakan proses pendidikan melalui aktivitas gerak yang direncanakan secara
sistematik guna meningkatkan individu menyangkut tiga aspek:kognitif, afektif dan
psikomotor. Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, karena menyediakan ruang untuk
belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan
menggali potensi dirinya.
B. Belajar Gerak
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah
laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana, 1991: 5). Menurut Thorndike
dalam Arma Abdulllah dan Agus Manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara
kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga
aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.
a. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau
matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam
aktivitas Pendidikan Jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi
yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman
mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan
Ö × Øukum lÙtiÚ Ùn
ÛÜÙi Ý ÞÝ ÞÙorng in mginÞmß ÞrolÞhÚÙsil yÙng lÞÖàhÖ ÙiÜáâÙÜÙ iÙÚÙrus ÖÞ rlÙtiÚ ×
ãÞÖ Ùä Ùi Ú Ùsil å Ùri lÙtiÚ Ùn yÙng tÞrus -menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan
diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan
kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi
dengan konsep yang jelas ten tang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara
teratur akan menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini
berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban
agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase
pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi
pengalaman-pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman yang mengganggu.
Hukum ini seperti yang berlaku pada Pendidikan Jasmani mengandung arti bahwa
setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa
mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan
memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan
perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain
dengan kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat
pengakuan diri dari orang lain.
Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif
æçèçt æéçmçti mêçllui è êëçmpilçnnçìy íêrîïçhç tinnðçg h lçkuñ êïççgi òçsil ï êçlçjr m
êmiliki è êngêçrtin yçng lîçñó -bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap. Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a)kognitif, b)
afektif, c)psikomotor.
Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) belajar motorik adalah seperangkat proses
yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan permanen dalam perilaku gerak. Lebih lanjut Schmidt dalam Lutan (1988:
102) menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu: a) merupakan
rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk merespon, c) tidak dapat
diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa
menimbulkan efek negatif. Tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala
informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah
dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.
C. Tahapan Belajar Gerak
Menurut Lutan (1988:101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif
permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:
1. TahapKognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus
memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh
gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau
model teknik yang aian dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang
g
ôrõö ÷øôõrtõm kõli yõngùõru s ú ûõö üö õl nõú õõlh mômýôriöõn iþ ÿõormsi untuk m
ôþõþ õmöõnö þ✁ôp -konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan
bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam
benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam
merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak
mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru
untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi
prasyarat tahap belajar berikutnya.
2. TahapAsosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara
teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya
semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.
Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang
didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga
penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat Apabila siswa telah melakukan
latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di
sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah
memiliki keterampilan yang memadai.
3. TahapOtomatis
Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan
memasuki tahap otomatis atau dapat melakukan aktivitas secara terampil, artinya
siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru
t
r unit y✞ng☎✂✞nr -benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten, siswa telah
dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang
dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum
kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran.
(Arma Abdullah, 1994)
2. Menurut Lutan (1988) dalam mempelajari gerak faktor kesempatan belajar
merupakan hal yang penting. Pemberian kesempatan yang ciikup banyak bagi
anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam
mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan
yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang
sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak
belajar melalui gerak.
3. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang
diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin
banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian,
kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. (Arma Abdullah,
1994)
4. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan
m
✒✓✔ntoh yo✕ng✖✕✗ ✘i ✙ ✚✛ ✒l y✕ng✕✛✕ h✕rus m✒✜ ✢✕✗✕r n r✒pl ik✕✛ ✕ri g✒✕r✕kn -gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.
5. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan
bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan
sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit
dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan umpan balik.
6. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar
kecilnya motivasi yang dimilikinya.
✣. ✤✥✦✧★
Menurut Hidayat (1995: 27) kata Gymnastick tersebut dipakai untuk menunjukkan
kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan
dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena pada waktu itu
teknologi pembuatan bahan memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur
mengikuti gerak pemakainya.
Menurut Hidayat (1995), senam adalah suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk
dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan
tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan
nilai-nilai mental spiritual.
Menurut Werner (1994), senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai,
atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan,
kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya, oleh
Internationale de Gymnastique✩t✩u✪✫✬✩sing t FIG, yang diindonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok:
1. Senam Artistik(Artistic Gymnastics)
2. Senam Ritmik Sportif(Sportif Rhytmic Gymnastics)
3. Senam Akrobatik(Acrobatic Gymnastics)
4. Senam Aerobick Sport(Sport Aerobic)
5. Senam Trampolin(Trampolinning)
6. Senam Umum(General Gymnastics)
E. Senam Artistik
1. Nomor Artistik Putra
a. Senam lantai(Flora Exercite)
b. Kuda lompat(Voulting Horse)
c. Kuda pelana(Pommeld Horse)
d. Palang sejajar(Pararel Bars)
e. Palang Tunggal(Horisontal Bars)
f. Gelang-gelang(Ring)
2. Nomor Artistik Putri
1. Senam lantai(Floor Exercise)
2. Kuda lompat(Voulting Horse)
3. Balok Titian/Keseimbangan(Balance Beam)
4. Palang bertingkat(Uneven Bars)
F. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa itu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam
✭✮n sisw✮✯✰✱✲✮mili n m✳ ✭✱l ✴ ✱m✵ ✱✮l✮j✮r yn✮ng t✱✴✮t ✮✶✮n ✷✮✸✮n t m✱m✵✮ntu✭✮✮lm siswa dalam belajarHand Stand Roll .
Saat pembelajaranhand standdanrolldepan guru menemukan kendala untuk
memodifikasi pembelajaran agar lebih menarik atau tidak monoton. Siswa lebih tertarik
jika langsung melakukan gerakan sedangkan siswa kemampuannya masih kurang
sehingga jika bergerak tidak maksimal. Maka dengan inilah peneliti merasa perlu
menempuh pendekatan baru dengan menerapkan serta memanfaatkan media atau alat
bantu pembelajaran yang belum dipergunakan saat proses pembelajaran sehingga anak
dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus.
Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa menggunakan alat bantu modifikasi yang
unik dan menarik untuk mengajarkan konsep gerak pada diri siswa dapat membantu dan
juga memotifasi siswa untuk mengikuti pembelajaranHand Stand Roll . Penggunaan
❅❆g❇hgin❈❇❉❇❇❇khirny sisw❇ ❇❊❇n m❆l❇k❇ukn tu❇gs ❋❆❇rk❉ ❆❇ngn k❆onsp m❆●❉ ❇❇lm
❉ ❇ tn❆❍❇ ❈❇r ❇ilh❆■❆kti■❇its ❈❆❏❆m❇l❇j❇rn❊ ❇r❆●❇ sisw❇ t❆❇lh m❆●❍❇ ❈❇i ❊❆❇ ❅tutn❇n❏❆❇l❇jr❑
G. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009:89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis
perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat
tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Adapun
rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
▲❆❇ngn p❆▼● ❇❇ngg n m◆❉❖❊ ❇fi si ❏❆▼❈❇r t❆m❇n❉ ❇nP◆●❋ ❊❇t ◗❇yu ❉❇p❇t m❆❊ ❇ning ❇tkn
❲ ❲ ❲❳❨ ❩ ❬❭ ❪❭ ❫ ❭ ❴❲❵❩❛❩ ❫❲❬ ❲❜ ❛
❜. ❨ ❝t❞❡ ❝❵❝n❝l❢t❢❣❤
✐❥❦ ❧♠ut ♥❧♦ ♣♠ q rst ✉ ✉✈✇① ✈② ③④❥t⑤q❥⑥❥❦❥ ⑦rtr♣❦ ♣q♣⑦♣⑧⑨ ♣♠ ♣ y♣❦ ⑩qr⑦♣♦ ❧♦ ♣❦ ❶❥⑨ ♣♠♣❶r❶ ❷❥④ ♣tr❶④ ❥❦⑩ r♦utr♣❧♠ ♣❦t ❸♣t❧♠♣❦ ③q r♠❥❦ ⑨ ♣❦♣♦ ♣❦ ⑤⑦❥ ⑧⑥ ♣♠ ♣⑥❥❦ ❥ ⑦rtr ❧❦❷❧♦④❥④ ❥⑨ ♣⑧♦♣❦⑥❥♠ ④ ♣❶♣⑦♣⑧ ♣❦♣❦ ⑩y ⑧rq❧⑥q ♣❦ ❹❥♠⑩❧❦♣❹♣⑩ r④♣❶♣♠ ♣♦ ♣y t③
④ ♣❧ ⑥❧❦❹ ♣⑩ r⑥❥❦ ❥ ⑦rtr❶❥❦qr♠ r❺
❻❥❦❥ ⑦rtr♣❦ r❦ r♣q ♣⑦♣⑧⑥❥❦ ❥ ⑦rtr♣❦❷r❦q♣♦ ♣❦♦ ♣♠ ❥❦ ♣⑥❥❦ ❥ ⑦rtr♣❦r❦ r q r⑦♣♦❧♦♣❦ q❥❦ ⑩ ♣❦④❥t⑤q ❥♦ ♣❼r tr❦q♣♦q ❥❦⑩♣❦④❥❦ ⑩⑩❧❦♣♦ ♣❦ ⑥❥q ⑤④ ♣❦⑥❥❦❥ ⑦rtr♣❦❷r❦q♣♦ ♣❦ ♦❥ ⑦♣❶ (Class Room Action Research)CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas atau lapangan.
Suharsimi (2002:58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi
dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru;
(Suharsimi Arikunto, 2007:73), mengemukakan prinsip PTK, yaitu :
a. Tidak mengganggu proses pembelajaran;
b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang;
c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan;
d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus
yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap
refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah
penelitian yang melalui siklus-siklus berikut:
Gambar 1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins, 1993) dalam Buku (Muhajir:1997)
❽❾t❾r❿➀➁ ❿➀➁ ❿➂ ❿➃m ➄➅❿➆❿➇➈ a. Perencanaan(Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini
dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada
perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing
berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencana dilakukan
bersama-sama.
b. Tindakan(Action)
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c. Observasi
Observasiadalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu
tindakan.
d. Refleksi
Refleksimerupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan.
➉. ➊➋➌➍ ➋➎➏l ➐ ➏n➏l➍t➍ ➋➑
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian menurut Suharsimi (1998:99). Sedangkan menurut Ibnu penelitian dapat
diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perbedaan dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel.
Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Modifikasi Alat Bantu.
2. Variabel Terikat (Y)
➒. ➓➔→ ➣↔→ ↕→ → ↕l ➓ ➔n➔l ➙t➙→ ↕
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sebanyak tiga siklus. Pada setiap
siklusnya diambil data atau penilaian dengan menggunakan instrument penilaian yang
telah disiapkan sebelumnya, pertemuan dilaksanakan tes pendemonstrasian kemudian di
antara setiap siklusnyapenelitimelaksanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap
siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan
tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Sebelum memasuki pelaksanaan
penelitian siswa diberikan tes awal melakukan gerakanHand Stand Roll tanpa
menggunakan alat bantu dan dinilai dengan menggunakan instrument penelitian yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
Nama Sekolah : SDN 3 Bagelen Gedongtataan
Alamat : SDN 3 Bagelen, Jln. Satria No. 42 Desa Bagelen
Kec. Gedongtataan Kab. Pesawaran
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang dilakukan adalah 1 (satu) bulan (Selama bulan ...
2012, 9 (sembilan) kali pertemuan, Perminggu 2 kali pertemuan.
3. Subjek Penelitian
4. Objek Penelitian
Adalah mengamati peningkatan pembelajaran Gerakan Hand Stand Roll dan
menggunakan alat bantu.
➥. ➦➥ ➧➨➩➧➩➫ ➭➧➯➩➲➩ ➧
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus, 9 (sembilan) kali pertemuan, pada
setiap siklus dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan, yang masing-masing siklusnya terdiri
dari tahap perencanaan Planing, tahap tindakan (Action), dan tahap Pengamatan
Observasi dan refleksi atau pengulangan gerakan yang telah dilakukan/dipelajari
Siklus pertama menggunakan alat bantu seorang teman untuk memegang kedua kaki
saathand stand
Siklus 2 (kedua) menggunakan alat bantu Tongkat Bambu atau tangkai sapu dari kayu
dipegangi 2 (dua) orang teman kiri dan kanan
Siklus ke-3 (tiga) tidak menggunakan alat bantu apapun, siswa langsung melakukan
Hand Stand Roll .
➳ ➵ ➸➺klus ➻➼➽rtm ➽ ➽ ➵ ➦➼n➾➽➚➽➪
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan senam untuk proses pembelajaran, seperti matras.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama,
yaitu alat bantu menggunakan teman untuk memegang kedua kaki pada
saat posisi tegak lurus vertikal.
2. Menyiapkan alat untuk dokumentasi kamera.
➶ ➹ ➘in➴➶➶ ➷k :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan
pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan
sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukanHand Stand Roll yang
benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan
menggunakan alat bantu teman.
➬➮l➶➱✃➶➷➶ ➶➷➬➶ ➴➶ ❐❒klus ❮❰
a. Sikap awal: Posisi badan tegap, Buka kaki selebar bahu, posisi tangan di
samping badan, Pandangan ke arah depan
b. Pelaksanaan: Berjalan 3-5 langkah menuju matras, ayunkan, kaki keatas lurus,
badan melayang di udara dengan posisi badan, kaki dan tangan dalam
keadaan lurus, keatas vertikal, titik tumpu berada pada kedua telapak tangan
yang menempel diatas matras, berhenti sejenak dilanjutkan gerakan berguling
kedepan dengan bantuan teman.
c. Sikap Akhir : Sikap akhir jongkok dengan kedua lutut ditekuk, kembali ke
posisi awal berdiri tegap, kedua tangan lurus ke arah atas.
Gambar 2. Siswa melakukan gerakan Hand Stand Roll Dibantu Teman
5. Setelah melakukan pengulangan sebanyak 5 kali, kemudian di ambil data (nilai)
dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Ï. ÐÏ Ñ ÒrÓÔ ÑÕ:
Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil
siklus pertama.
Tabel 2 Tabel Observasi Kegiatan Siswa
No Kegiatan Penilaian
Baik Cukup Kurang
1. Disiplin siswa saat memulai pelajaran
2. Keseriusan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh peneliti
3. Antusias/aktif siswa melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti
4. Interaksi antara peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran
5.
Kemampuan siswa untuk
mempraktikkan konsep gerak dasar Hand Stand Roll yang diberikan peneliti
Ö. ×ÒØlÒkÑÕ:
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru Pendidikan
Jasmani.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
3. Setelah di diskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan
alat bantu mistar kayu, yang berbentuk papan tipis yang berukuran panjang 120
cm. Tongkat Kayu yang digunakan berjumlah 1 buah pada posisi horizontal
Ù Ú ÛÜklus ÝÞßàu à Ú áÞâàãàän
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.
2. Menyiapkan peralatan senam untuk proses pembelajaran, seperti matras.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu
alat bantu menggunakan Tongkat Kayu yang berbentuk Bulat yang
berukuran panjang 120 cm. Tongkat Kayu yang digunakan berjumlah
1 buah, dalam posisi horizontal dipegangi teman, sehingga pada saat
melakukan dengan ketinggian 130 cm dan panjang tongkat 120 cm.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi kamera.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
å. æ Üßàn kàã :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan
dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan,
pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan Hand Stand Roll
yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan, pelaksanaan, dan sikap
akhir dengan menggunakan alat bantu Mistar kayu.
çÞàèéàãààãl çà ßàÛ Üklus Ùä
a. Sikap awal: Posisi badan tegap, Buka kaki selebar bahu, posisi
b. Pelaksanaan: Berjalan 3-5 langkah menuju matras, Tolakkan dan
ayunkan kaki keatas lurus, Badan melayang keatas dengan posisi
tegak lurus vertikal, kaki dan tangan dalam keadaan lurus, dengan
titik tumpu berada pada telapak tangan di atas matras, berhenti
beberapa saat dilanjutkan dengan gerakan guling depan. Dengan
bantuan tongkat kayu.
c. Sikap Akhir: Sikap akhir jongkok dengan kedua lutut ditekuk,
kembali ke posisi awal berdiri tegap, kedua tangan lurus ke arah atas.
Gambar 3. Siswa melakukan gerakan Hand Stand Roll Dibantu dengan Tongkat Kayu dipegangi teman
4. Setiap siswa melakukan gerakan lompat harimau sebanyak 5 kali
pengulangan.
5. Setelah melakukan pengulangan sebanyak 5 kali, kemudian di ambil data
dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya.
ê. ë ìíîï ð íñr :
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu
pengulangan dan dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument
yang telah di persiapkan.
1. Data hasil observasi di simpulkan dan di diskusikan kepada guru bidang
study penjaskes.
2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga,
3. Setelah didiskusiksn, disimpulkan tindakan pada siklus ketiga adalah
tidak menggunakan alat bantu.
õ ö ÷øklus ùútøû ü üö ýúnþüÿü
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan senam untuk proses pembelajaran, seperti matras.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi kamera.
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
✁. ✂ø✄ün küÿ:
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan
dilakukan pada siklus Ketiga, yaitu sikap awalan, pelaksanaan dan sikap
akhir, gerak lanjutan.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan Hand Stand Roll
yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan di atas Karpet,pelaksanaan,
dan sikap akhir tidak dengan menggunakan alat bantu.
☎úlü✆✝üÿü üÿ☎ü✄ü÷ øklus õ
a. Sikap awal: Posisi badan tegap, Buka kaki selebar bahu, posisi tangan di
samping badan, Pandangan ke arah depan.
b. Pelaksanaan: Berjalan 3-5 langkah menuju matras, Tolakkan dan
kaki dan tangan dalam keadaan lurus, vertikal, Letakkan dengan titik
tumpu berada pada kedua telapak tangan yang menempel di atas matras,
berhenti beberapa saat dan dilanjutkan dengan gerakan guling depan.
tidak dengan alat bantu atau tanpa bantuan.
c. Sikap Akhir: Sikap akhir jongkok dengan kedua lutut ditekuk, kembali ke
posisi awal berdiri tegap, kedua tangan lurus ke arahatas.
Gambar 4. Siswa melakukan gerakan Hand Stand Roll Tanpa Alat Bantu
4. Setiap siswa melakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
5. Kemudian di ambil data dengan menggunakan instrumen yang telah di
persiapkan sebelumnya.
✞. ✟✠✡ ☛☞✌ ✡✍r
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan
kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah
dipersiapkan.
✎. ✏☛✑l☛k✡✍
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes senam lantai pada teknik Hand
melalui refleksi dan hasil siklus ketiga telah mencapai ketuntasan pembelajaran
dengan demikian maka penelitian ini pun dapat dihentikan pada siklus ketiga.
✒. ✓u✔✕ ✖k ✗✖n✖l✘t✘✙✚
Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data yang terdiri suatu
subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi (1991:102): Subyek penelitian
adalah keseluruhan obyek penyelidikan yaitu berisi seluruh siswa" subyek dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 3 Bagelen yang berjumlah 36 siswa.
✛. ✜ ✖mp✙✢✣ ✙✚✤ ✙✥tu ✗ ✖n✖l✘t✘✙✚
1. Tempat Penelitian Di Lapangan SDN 3 Bagelen
2. Di Teras SDN 3 Bagelen
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, sebelum melakukan penelitian, terlebih
dahulu siswa melakukan tes awal gerakanHand Stand Roll dengan menggunakan
instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, untuk menentukan alat bantu modifikasi
yang akan digunakan pada setiap siklusnya dan urutan alat yang digunakan pada setiap
siklusnya. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan.
Masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan dengan menggunakan modifikasi
alat bantu yang berbeda-beda. Setiap siklus diberikan penjelasan dan contoh melakukan
gerak dasarHand Stand Roll yang benar, lalu siswa melakukan gerakan yang telah di
contohkan, di akhir pertemuan pada setiap siklus dievaluasi bersama para siswa dan guru
penjas, dan di akhir pertemuan kedua pada setiap siklus, siswa dites dengan
menggunakan instrumen penilaianHand Stand Roll yang telah dipersiapkan, lalu data
✦. ✧ ★✩strumn✪✩n✩liti✫ ★
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir
(1997:58).
Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dikatakan valid
bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.
Alat itu berupa indikator-indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses
penelitian berupa teman, dan Tongkat Kayu . Serta penilaian keterampilan gerakan
Hand Stand Roll .
Alat ini berupa indikator penilian keterampilan gerak dasar Hand Stand Roll . Untuk
menetapkan skala penilaian, dibuat rentang nilai dari 1 sampai dengan 3. Angka 1 : Jika
siswa tidak melakukan gerakan dengan benar, angka 2 : Jika siswa melakukan gerakan
mendekati benar dan angka 3 : Jika siswa melakukan gerakan dengan benar.
✬✫ ✭✩l✮: ✯orm✫ ✰✱n✫ ✲✳✴ ✳s ✪✩n✳✫✳✫ ★l ✬ ✩s ✵✩✫ ✶r ✷✫✴✫ ✸ ✹✺ ✻✼✽✾✺✻✼✿ ❀❁❁ ❂ ❃ ❄❅✱❆✪❃ ❇✧❂✱✧ ✱❇
Nama :
Kelas :
Materi :
No Indikator Kriteria Gerak Deskriptor Nilai
1 2 3
1. Persiapan
1. Posisi badan tegak berdiri
3. Pandangan mata kearah depan/matras
2. Pelaksanaan
1. Berjalan 3-5 langkah menuju matras
2. Ayunkan kaki kedepan, bersamaan dengan kedua tangan menjulur kearah depan
3. Posisi Badan berbalik, kaki berada diatas, sedang tangan dibawah sebagai titik tumpu pada matras
4. Posisi badan tegak lurus vertikal, berhenti sesaat dilanjutkan gerakan berguling kedepan
3. Sikap Akhir
1. Secepatnya menggulingkan badan kedepan dengan tengkuk terlebih dahulu menyentuh matras
2. Posisi jongkok dengan kedua lutut ditekuk tangan mengulur kedepan
3. Kembali ke posisi awal berdiri, dengan kedua tangan disamping badan
Mukholid, Agus. 2004.Pendidikan Jasmani
Keterangan:
1 = Jika siswa tidak melakukan gerakan dengan benar
2 = Jika siswa melakukan gerakan mendekati benar
3 = Jika siswa melakukan gerakan dengan benar
❈❉ ❊ ❋knik●❍nlisis ■❍ ❏❍
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis
melalui tabulasi, persentase dan normatif menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100% (Subagio dalam Fajar, 2005:36)
Keterangan:
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar
Siswa yang dikatakan tuntas apabila:
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai > 65 atau persentase ketercapaian 65% secara
perorangan (KKM SDN 3 Bagelen)
2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85% siswa yang
telah mendapat nilai > 65
Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah
siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada sesudah siklus
kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau
❑. ▲▼◆ ❖P◗A❘❙A❘▲ARA❘
A. ▲❚❯❱❲❳❨ ❩
❬❭❪ ❫❴❵ ❴❪❛ ❴❜❝❴❵ ❞❡❢❭❜ ❭❡❞❣❞❴❜y❴❜ ❤❣❭❡❴ ❝❫❞❡❴❛ ✐❛ ❴❜❫❴❢❴❣❫❞❴ ❥❦❞❡❛ ❭❵ ❞ ❥❢✐ ❡❴❜❦ ❴ ❝❧❴♠ ♥❭n❤❴n p❭n❤❤un❴ ❴n mo❫❞♦ik❴si❴l❴t ❦❴ntu t❭m❴n ❫❴n ♣q❜ ❤❛ ❴t r❴y✐ ❫❴❢❴❣
❥❭❜❞❜ ❤❛ ❴❣❛❴❜❛ ❭❣❭❪❴ ❥❢❞❡❴❜❤❭❪❴❛ ❫❴❵ ❴❪st ✉✈✇①t✉✈② ③④④ ❢ ❴ ❫❴ ❵❞❵ ❧❴r❭❡❴ ❵⑤⑥♥⑦❭❤ ❭❪❞ ⑧❬ ❴❤❭❡❭❜⑨❭ ❫q❜ ❤❣❴❣❴❴❜ ♣❴ ❝✐ ❜⑩❭❡❴❶❴❪ ❴❜❷ ❸❹❹ ❺❷ ❸❹❷ ❻❼
B. ▲❨ ❽❨ ❩
❾❫❴❢✐ ❜❵❴❪ ❴❜ ❿❴❜ ❤❫❴❢ ❴❣❢ ❭❜✐ ❡❞❵❵❴ ❥❢❴❞❛ ❴❜❴ ❫❴❡❴ ❝♠
❹❼ ⑩❴ ❫❴❢❭ ❥❦❭❡❴❶❴❪ ❴❜st✉✈✇①t ✉✈② ③④④ ❫❴❢❴❣❫❞❤✐❜ ❴❛ ❴❜❴❡❴❣❦❴❜ ❣✐❦ ❭❪✐ ❢❴❣❭ ❥❴❜➀❤ ✐❪ ✐ ❫❴❜♣q❜ ❤❛ ❴❣r❴ ❿✐ ✐❜ ❣✐❛❥❭❜❤ ❭♦❭❛❣❞♦❞❣❴❵❛ ❴❜❢❭❥❦❭❡❴❶❴❪❴❜❫❞❛ ❭❡❴❵❵ ❭❪❣❴
❥❭❜ ❞❜❤ ❛❴❣❛ ❴❜❤❭❪ ❴❛❫❴❵ ❴❪❵ ❞❵ ❧❴❼
❷❼ ➁❴❵ ❞❡❢❭❜ ❭❡❞❣❞❴❜❢❴ ❫❴❵ ❞❛ ❡✐ ❵❛❭❣❞❤❴ ❥❭❜ ✐❜❶✐❛ ❛❴❜❦ ❴ ❝❧❴❥❴❵ ❞ ❝❴ ❫❴❵ ❞❵ ❧❴ ❿❴❜❤❦❭❡✐❥ ❥❭❜➂❴❢❴❞ ❛❭❣✐ ❜❣❴❵ ❴❜❦❭❡ ❴❶❴❪➀❝❴❡❞❜❞ ❫❴❢ ❴❣❫❞❣❭❞❞❣❞❛ ❭ ❥❦ ❴❞❞❤✐ ❜ ❴❥❭ ❥❢❭❪q❡❭ ❝
➃➄➅➆ ➄➇➈➉➊➆➄➋ ➄ ➴➏➩➑ ➣➓➷ ➏➜ ➐➙➝➞➟ ➬ ➬➝ Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
➦➧➨➎➙➭➍➏➎➦➙➔ ↕➧➣➦➙➭ ➩➙➫➫➴➫➽➯➝➳➑➭➑➔➩➑➝
↔ ➏➒➑↕➙➔ ➝➺➻➻ ➼➝ Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.➫➽➮➔ ➐➑ ➣➛ ➛➑➝ ➾➑ ➣➎➏➣ ➛➝
_____.➺➻➻ ➬➝ Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani.➚➏➎ ➙➜➩➙➔ ➑➝➳➑➭➑➔➩➑➝
➸➑→ ➜ ➏➎➙ ➣➝➺➻➻ ➬➝ Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan