• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO BERBASIS KOMPUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO BERBASIS KOMPUTER"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO BERBASIS KOMPUTER

(Skripsi)

Oleh

IDE LIA MARZUKI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO BERBASIS KOMPUTER

Oleh

Ide Lia Marzuki

(3)

Kemudian pada tahap uji ahli dilakukan revisi oleh peneliti untuk mengetahui kesalahan atau ketidaksesuian produk yang dihasilkan menggunakan penilaian untuk uji ahli. Setelah itu dilakukan perbaikan berdasarkan saran perbaikan yang diperoleh dari uji ahli. Tahap terakhir dilakukan uji lapangan kepada 32 siswa, hasil uji lapangan menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 78,13% dengan nilai KKM sebesar 70. Tingkat ketuntasannya lebih dari 75% sehingga perangkat pembelajaran ini dapat dikatakan efektif.

(4)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI

TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO

BERBASIS KOMPUTER

Oleh

IDE LIA MARZUKI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN MATERI TATA SURYA UNTUK MENGOPTIMALKAN

PEMANFAATAN MEDIA VIDEO BERBASIS KOMPUTER

Nama Mahasiswa : Ide Lia Marzuki Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022026 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Agus Suyatna, M.Si. Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc. NIP. 19600821198503 1 004 NIP. 19580603 198303 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Agus Suyatna, M.Si.

Sekretaris : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Ide Lia Marzuki NPM : 0853022026

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Januari 2012 Yang Menyatakan,

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 03 Juli 1990, anak kedua dari empat saudara dari pasangan Bapak Marzuki Dulhadi, SE dan Ibu Aini.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di TK Quwatul Ummah Padang Sumatera Barat. Pada tahun1996 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 22 Ujung Gurun Padang, kemudian pada tahun 1997 penulis pindah dan melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Lubuk Buaya Padang, dan pada tahun 1999 penulis pindah ke SD Negeri 2 Perumnas Way Halim Bandar Lampung dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2002. Penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005. SMA penulis tempuh di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2008.

(9)

MOTTO

“Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila ALLAH menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan

tidak ada pelindung bagi mereka selain ALLAH” (QS.Ar-Ra’d:11)

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)

“Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”

(10)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan akal bagi manusia sehingga manusia dapat meneliti dan mentafakuri ciptaan-Nya yang menghantarkan pada keimanan yang sempurna. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Bapak dan Ibu tersayang, pahlawan tanpa batas jasa yang selalu berkorban, membimbing dan mendoakan setiap waktu untuk keberhasilanku dunia dan akhirat.

2. Kakakku : Anggry Novansyah atas doa dan dukungannya bagi kesuksesanku.

3. Adik-adikku : Fran Nata Vanero dan Rikal Kasnan yang memberiku semangat dan dukungan bagi kesuksesanku.

4. Keluarga besarku yang selalu mendukung, mendoakan dan membantu keberhasilanku

(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dengan bantuan berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika dan dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah

memotivasi, membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi. 4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing II yang banyak

memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.

5. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis.

6. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.

(12)

sarannya.

9. Ibu Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd., selaku Kepala SMPN 19 Bandar Lampung yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.

10.Siswa-siswi kelas IX G SMPN 19 Bandar Lampung terimakasih atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

11.Sahabat alak-alakku Ayu, Eboy, Eming, Fha, Iyoh, Nha, Nining dan Sulastutik terimakasih atas dukungan, doa dan canda tawa kalian, semoga kita menjadi generasi yang sukses dan unggul.

12.Teman-temanku keluarga besar pendidikan fisika Mandiri 2008 terima kasih atas bantuannya, kebersamaan serta kekeluargaannya selama ini.

13.Tante Susi yang selalu setia mendengarkan keluhanku, memberi doa, dukungan, dan motivasi .

14.Kakak tingkat angkatan 2007, 2006, dan 2005 atas bimbingannya. 15.Adik-adik tingkat dan keluarga besar fisika, 2009, 2010, 2011dan 2012. 16.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Penulis berdoa, semoga semua amal dan bantuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2012

(13)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, fisika telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam, dan tingkat menengah secara khusus dalam mata pelajaran fisika. Seorang guru fisika disamping menjelaskan konsep, prinsip, dan teori juga harus

mengajarkan fisika dengan menciptakan kondisi yang baik agar keterlibatan siswa secara aktif dapat berlangsung.

(14)

2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) informasi pada masa ini mempengaruhi perkembangan dalam bidang lain. Salah satu bidang yang memanfaatkan perkembangan IPTEK informasi adalah bidang

pendidikan. Teknologi informasi dimanfaatkan oleh pelaku pendidikan untuk membelajarkan siswa pada perkembangan IPTEK informasi itu sendiri dan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan isi pembelajaran dari guru kepada siswa.

Media digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif, efisien, dan menarik. Pemilihan media dilakukan guru berdasarkan isi materi dan metode pelajaran yang digunakan. Video merupakan media yang menarik untuk membelajarkan ilmu pengetahuan alam kepada siswa khususnya pada mata pelajaran fisika. Media ini merupakan media yang menyenangkan. Oleh karena itu, jika media yang menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses.

(15)

3 mengajak siswa untuk melanglang buana kemana saja walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Objek-objek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh siswa karena lokasinya di belahan bumi lain, dapat dihadirkan melalui media video.

Video sebagai media pembelajaran akan lebih efektif jika disertai dengan perangkat pembelajaran yang mendukung penggunaannya. Hal ini dapat dilakukan jika ada nya LKS sebagai panduan siswa untuk lebih memahami isi pembelajaran yang terkandung didalamnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru fisika di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, diketahui bahwa sudah tersedianya peralatan media untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang berbasis komputer tetapi perangkat pembelajaran yang digunakan belum mengacu pada

(16)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana skenario pembelajaran untuk mengoptimalkan penggunaan Video Tata Surya?

2. Bagaimana Lembar Kerja Siswa untuk mengoptimalkan penggunaan Video Tata Surya?

3. Bagaimana hasil belajar Tata Surya setelah menggunakan LKS hasil pengembangan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui skenario pembelajaran untuk mengoptimalkan penggunaan

video tata surya

2. Mengetahui Lembar Kerja Siswa untuk mengoptimalkan penggunaan Video Tata Surya

(17)

5 D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini :

1. Tersedianya perangkat pembelajaran untuk mengoptimalkan pemanfaatan media video berbasis komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai sistem pembelajaran individual maupun berkelompok.

2. Tersedianya sumber belajar yang bervariasi bagi siswa yang dapat

digunakan secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya dalam proses pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi.

3. Memberikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dan memanfaatkan teknologi khususnya teknologi berbasis elektronik dalam kegiatan pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari berbagai macam perbedaan penafsiran tentang penelitian ini maka diberikan batasan sebagai berikut :

1. Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, RPP dan LKS untuk melengkapi video Tata Surya .

2. Video tata surya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu video yang ditayangkan oleh discovery Channel yang bersesuaian dengan KD 5.1.Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya, dan KD

(18)
(19)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Proses belajar mengajar dapat diartikan proses belajar dalam diri siswa yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung ketika berinteraksi dengan lingkungan atau sumber belajar lain. Dalam hal ini, terlihat

kegunaan media yang membantu proses pembelajaran. Sebagai guru yang memfasilitasi tersedianya media pembelajaran hendaknya media tersebut dapat memberikan manfaat, yakni menyediakan suatu kerangka

konseptual untuk materi belajar yang akan dipelajari oleh siswa dan kontekstual (sesuai dengan keadaan saat ini), sehingga mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.

Menurut Slameto (2003:2) secara psikologis belajar adalah:

Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(20)

8 baik secara langsung (diajar guru/instruktur) atau tidak langsung, artinya siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang lain. Dalam hal ini, terlihat kegunaan media yang membantu proses pembelajaran.

Menurut Degeng dalam Uno (2008: 134), “pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.” Berdasarkan pengertian ini, Uno

menambahkan,

dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.

Menurut Uno (2008: 52),

tujuan utama pembelajar adalah mengelola aktivitas stimulus, respon, dan penguatan sebagai satu kesatuan kerja untuk memvariasikan dan mengoptimalkan terjadinya tindak belajar (learning actions). Akan tetapi, dalam praktik tugas ini sering ditafsirkan sebagai pemberian pengetahuan teoritis deskriptif sebanyak-banyaknya sehingga dalam banyak kejadian di kelas terkesan nyaris tanpa makna karena tidak dapat diikuti dengan tindak belajar yang semestinya.

(21)

9 yang diberikan di kelas terikat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru. Di dalam RPP terdapat standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator, sehingga dapat ditentukan metode dan media pembelajaran serta alokasi waktu yang dibutuhkan. Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses mencapai tujuan belajar. Suatu proses dimaksud, bagi siswa, adalah proses mengalami pengetahuan. Siswa memahami suatu materi pelajaran dengan berbagai metode belajar sehingga dimungkinkan mempermasalahkan pengetahuan yang sedang dialaminya.

B. Perangkat Pembelajaran

Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), serta buku ajar siswa (Ibrahim, 2003 : 3).

1. Silabus

(22)

10 Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan

penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan

pemerintahan di bidang agama untuk Ml, MTs, MA, dan MAK.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

(23)

11 RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan

pendidikan.

Adapun Komponen RPP menurut Standar Proses Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 :

(1)Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan;(2) Standar kompetensi, merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran;(3) Kompetensi dasar, adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran;(4) Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran;(5) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar;(6) Materi ajar, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;(7) Alokasi waktu,

ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar;(8) Metode pembelajaran, digunakan oleh guru untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.;(9) Kegiatan pembelajaran yaitu Pendahuluan, Inti dan Penutup;(10) Penilaian hasil belajar, Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian;(11) Sumber belajar, Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom petensi.

Prinsip penyusunan RPP dimulai dengan memperhatikan perbedaan

(24)

12 kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif berupa penguatan, pengayaan, dan remedi.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran, LKS digunakan sebagai media bagi siswa untuk mendalami materi fisika yang sedang dipelajari. Dengan adanya LKS siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat dan mampu membuat kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berfungsi sebagai media yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.

LKS merupakan panduan untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan untuk guru dalam proses pembelajaran melalui media pembelajaran berupa LKS akan memudahkan guru menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan

menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

(25)

13 (a) sebagai alat bantu mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; (b) sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa; (c) untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian – pengertian yang diberikan guru; (d) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran; (e) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa; dan (f) untuk mempertinggi mutu belajar mengajar karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu penuntun siswa dalam melakukan penyelidikan yang berbentuk tertulis dan memiliki fungsi meningkatkan aktifitas siswa . LKS tidak hanya berisi petunjuk praktikum tetapi memuat pertanyaan-pertanyaan yang menggiring siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari. Menurut Sriyono dalam Setiawan (2005: 13) LKS dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan isinya yaitu:

1) Fakta, merupakan tugas yang sifatnya mengarahkan siswa untuk mencari fakta-fakta atau hal-hal lain yang berhubungan dengan bahan yang diajarkan.

2) Pengkajian, merupakan penggalian pengertian tentang bahan kearah pemahaman.

3) Pemantapan dan kesimpulan, yang sifatnya memantapkan materi pelajaran yang dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran kesimpulan telah ditemukan dan diterima oleh semua peserta.

Penyusunan LKS pembelajaran fisika metode eksperimen dengan mengadaptasi model pembelajaran Suyanto (2009 : 22) disajikan secara tercetak dengan format sebagai berikut:

a. Judul: Berupa judul suatu topik pembelajaran

(26)

14 c. Wacana-wacana materi prasyarat berupa Pendahuluan, sebagai

pengetahuan dan keterampilan yang merupakan bekal awal ajar. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat berupa kemampuan konseptual fisika atau keterampilan-keterampilan dasar laboratoris. d. Wacana Utama: suatu wacana yang sesuai dengan topik

pembelajaran. Wacana ini dapat berupa bahan ceramah, bahan tuntunan untuk menggunakan bahan kepustakaan atau tugas-tugas laboratoris. Wacana utama ini menyajikan contoh soal dan atau contoh pemecahan masalah menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dengan prosedur ilmiah, soal-soal latihan menyelesaikan soal, atau latihan menyelesaikan tugas memecahkan masalah secara laboratoris.

e. Kegiatan mendefinisikan masalah dan pengumpulan fakta, berupa panduan untuk memahami permasalahan dan metode pencarian fakta dengan merujuk sumber-sumber materi yang dapat dijadikan

referensi dalam memecahkan permasalahan. Dapat juga berupa penyajian masalah yang harus disampaikan guru untuk dipecahkan oleh siswa dengan prosedur ilmiah. Berisi pula tuntunan

merumuskan hipotesis, tuntunan merencanakan suatu kegiatan kerja untuk menguji rumusan hipotesis yang telah dirumuskan. Pada kegiatan pemecahan masalah ini guru berperan aktif, sebagai tempat konsultasi dan memberikan keputusan bahwa prosedur kerja yang direncanakan siswa sungguh dapat dikerjakan.

f. Kegiatan pemecahan masalah, berupa panduan alternatif

penyelesaian masalah secara kolaboratif. Alternatif pemecahan masalah yang diterapkan dapat mengadopsi strategi pemecahan masalah secara sistematis (systematic approach to problem solving). Dari kegiatan ini akan diperoleh kesimpulan materi yang dipelajari dapat diujikan kebenarannya.

g. Kegiatan melakukan pengujian hasil pemecahan masalah, berupa metode yang digunakan untuk menguji validitas dari hasil

pemecahan masalah yang telah disampaikan. Dalam LKS ini model pengujian hasil pemecahan masalah menggunakan kegiatan

eksperimen dan latihan keterampilan proses.

C. Media Pembelajaran

(27)

15 bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Sedangkan menurut Sadiman (2008:7) kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.

Marshall McLuhan dalam Hamalik (2002:201) menyatakan pendapatnya bahwa:

Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Artinya media tersebut bukan dalam bentuk orang akan tetapi pesan-pesan pembelajaran yang diwujudkan dalam suatu wujud tertentu seperti buku, modul atau dalam bentuk media audiovisual seperti VCD.

Menurut Sadiman dkk (2007:7),

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Memahami pengertian tersebut, sebagai penyalur pesan, media

(28)

16 siswa. Hal inilah yang menyebabkan berbagai macam media memiliki kelebihan dan kekurangan bergantung sudut pandang ukurnya.

Selain itu, peran media dalam pembelajaran seperti dalam Uno (2008: 114), Kemp (1985) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

1) penyajian materi ajar menjadi lebih standar; 2) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; 3) kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif;

4) waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi; 5) kualitas belajar dapat ditingkatkan;

6) pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan;

7) meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik;

8) memberikan nilai positif bagi pengajar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat komunikasi atau bentuk fisik yang digunakan untuk menyampaikan informasi/isi pembelajaran merangsang peserta didik untuk belajar. Pada proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi juga memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah.

(29)

17 Tabel 2.1. Klasifikasi Media Pembelajaran

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak

diproyeksikan (non projected media)

Realita, model, bahan grafis (graphical material), display Media yang diproyeksikan

(projected media)

OHT, Slide, Opaque

Media Audio (Audio) Audio kaset, Audio vision, active audio vision

Media Video (Video) Video Media berbasis computer

(computer based media)

Computer Assisted Instruction (CAI) Computer managed Instruction (CAI)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Selanjutnya Sadiman (2008:8):

usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale

mengadakan kalsifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale dan pada saat dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.

Gambar. 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale

Berdasarkan tabel di atas, pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya adalah penggolongan media berdasarkan bentuk

(30)

18 fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan atau yang diproyeksikan, atau apakah media tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual, dan seterusnya.

Masing-masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga dalam tindakan komunikasi yang berbeda tentu memerlukan media yang berbeda pula. Namun demikian, tingkat efektifitas untuk menyampaikan pesan media-media tersebut ternyata cukup berbeda. Keefektifan sebuah media dapat dilihat pada gambar diatas, yaitu jika dibelajarkan dengan pengalaman langsung.

D. Video Sebagai Media Pembelajaran

1. Pengertian Video

(31)

19 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion), proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.

Karenanya, banyak orang yang memahami video dalam dua

pengertian: (1) sebagai rekaman gambar hidup yang ditayangkan (di sini video sama dengan film, dan pada makalah ini penyebutan video seringkali dipakai bergantian dengan film). Aplikasi umum dari video adalah televisi atau media proyektor lainnya; dan (2) sebagai

teknologi, yaitu teknologi pemrosesan sinyal elektronik mewakilkan gambar bergerak. Di sini istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video dan pemutar video (http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 25 April 2012)

2. Kelemahan dan Kelebihan Video Pembelajaran

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya menurut Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan media yang cocok untuk

(32)

20 Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe

pebelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau

sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.

Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam

(33)

21 motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.

Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara berjama’ah. Misalnya tentang resolusi

konflik dan hubungan antar sesama, mereka bisa saling

mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.

Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses

pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino, 2008: 311-312):

a) Mengatasi jarak dan waktu

b) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat

c) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

d) Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan e) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. f) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa g) Mengembangkan imajinasi

h) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistic

i) Mampu berperan sebagai media utama untuk

mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas

(34)

22 E.Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah

penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan

penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk

berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai

dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai dan melakukan revisi

terhadap hasil uji lapangan.

Menurut Borg dan Gall (1989 : 772) bahwa :

Penelitian pengembangan ialah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan, seperti materi pembelajaran, buku teks, metode pembelajaran, dan lain-lain yang dilakukan dalam suatu siklus penelitian dan pengembangan.

Penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan jenis penelitian yang

berorientasi pada pengembangan produk. Sukmadinata (2005:164)

mengemukakan bahwa:

Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah

proses atau langkah-langkah, untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka serangkaian langkah penelitian dan

pengembangan dilakukan secara siklis, pada setiap langkah yang akan

dilalui atau dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya yang

(35)

23

baru. Dengan demikian konsep penelitian pengembangan lebih tepat

diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan

upaya validasinya.

Pada penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Jean Rucy Q.A

dengan judul skripsi “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi

Kalor untuk mengoptimalkan Pemanfaatan Media Tutorial”

menyimpulkan bahwa :

penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS yang

disesuaikan dengan media komputer model tutorial materi kalor. LKS tersebut membantu siswa untuk lebih aktif belajar mandiri serta mendapatkan nilai yang optimal. Perangkat pembelajarannya dinyatakan efektif sebagai sumber belajar dengan memanfaatkan media tutorial berbasis komputer berdasarkan hasil uji kelompok kecil siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 dengan persentase ketuntasan 82,4% dan simpangan baku sebesar 14,01.

Dari kesimpulan diatas dikatakan bahwa media komputer model tutorial

dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa dan perangkat pembelajarannya

dinyatakan efektif sebagai sumber belajar, hal tersebut dapat terlihat dari

persentase ketuntasannya yaitu mencapai 82,4%. Berdasarkan ketuntasan

dan keoptimalan penelitian yang dilakukan tersebut maka penulis

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Pengembangan

Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah dikembangkan

perangkat pembelajaran fisika yang Berbasis Video berisi Silabus, RPP, LKS. Sasaran pengembangan program adalah materi tata surya untuk SMP/MTs. Subjek evaluasi terdiri atas ahli bidang isi atau materi, dan uji satu lawan satu. Uji kesesuaian materi dilakukan oleh ahli bidang isi materi untuk menguji kesesuaian antara skenario dengan video maupun antara komponen RPP dan LKS dengan video serta mengevaluasi isi materi pembelajaran pada video, Uji satu lawan satu diambil sampel penelitian yaitu 2 orang siswa SMP/MTs yang dapat mewakili populasi target. Selanjutnya, uji coba produk dikenakan kepada siswa SMP/MTs berjumlah sekitar tiga puluh orang yang belum pernah mendapat materi tata surya disebut juga uji lapangan.

B. Prosedur Pengembangan

(37)

1. Analisis Kebutuhan

2. Pengembangan Produk Awal 3. Validasi Ahli

4. Revisi Produk I 5. Uji Coba lapangan

Susunan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Tahap 1. Analisis Kebutuhan

Tahap 3. Validasi Ahli

Melakukan penelitian pendahuluan dengan wawancara dan observasi  Mewawancarai guru

 Menganalisis ada tidaknya penggunaan video dalam perangkat pembelajaran IPA

 Menganalisis Kompetensi Dasar (KD)

 Menganalisis perangkat pembelajaran fisika berbasis video

Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika berbasis video. Perangkat yang dimaksud adalah silabus, RPP, dan LKS

(38)

Gambar 3.1. Langkah-langkah memproduksi perangkat pembelajaran fisika

Model pengembangan ini terdiri atas lima tahap yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa perlukah perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan metode wawancara. Wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan kualitas perangkat pembelajaran yang mereka gunakan.

Analisis ada tidaknya penggunaan perangkat pembelajaran yang berbasis video dimaksudkan untuk mengetahui apakah perangkat pembelajaran yang digunakan lebih menekankan pada pembelajaran fisika yang lebih berwawasan lingkungan dan bermuatan karakter.

Tahap 5. Uji Lapangan

Penggunaan produk untuk pembelajaran fisika kelas Tahap 4. Revisi Produk I

(39)

Analisis kebutuhan juga dilakukan dengan menganalisis KD (kompetensi dasar) mata pelajaran fisika SMP. Analisis KD dilakukan untuk

mengetahui materi-materi yang mungkin untuk dijadikan objek pengembangan.

2. Pengembangan Produk Awal

Tahap II yaitu mengembangkan produk awal yang berupa perangkat pembelajaran fisika setelah dilakukan analisis kebutuhan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan perangkat pembelajaran fisika ini adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan silabus

Pengembangan silabus yang dilakukan dalam pengembangan silabus dimulai dengan melakukan pemetaan standar kompetensi dan

kompetensi dasar kemudian disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut : (a) menuliskan nama mata pelajaran, jenjang sekolah, kelas dan semester dengan jelas sehingga ada kejelasan tentang tingkat pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran; (b) menentukan standar kompetensi yang

(40)

berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar; (e) penentuan

pengalaman belajar siswa, yaitu aktivitas belajar yang perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai penguasaan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan materi pembelajaran; (f) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator, indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran; (g) penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen; (h) penentuan alokasi waktu; (i) penentuan sumber/bahan ajar.

2) Mengkaji video tata surya Discovery Channel

Mengkaji video tata surya menggunakan video Discovery Channel dimulai dengan melihat serta memahami alur cerita yang terdapat pada video, serta mendalami isi materi yang terkandung dalam video Discovery Channel tersebut.

3) Menyusun RPP

Menyusun RPP berdasarkan silabus yang telah dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) mengambil satu unit

pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran; (b)

(41)

diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan; (g) memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran; (h) menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; (i) membagi setiap jam pertemuan berdasarkan pada satuan tujuan pembelajran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran bila untuk mencapai satu kompetensi dasar membutuhkan alokasi waktu lebih dari 2 jam pelajaran; (j) menyebutkan sumber atau media pembelajaran secara konkret untuk setiap bagian/unit/pertemuan; (k) menentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, merumuskan dengan tugas tersebut secara jelas dan rambu-rambu penilaiannya, bila instrumen penilaian berupa soal, mencantumkan soal-soal tersebut, rambu-rambu penilaiannya dan kunci jawabannya, jika penilaian berbentuk proses dan sikap, menyusun rubrik dan indikatornya masing-masing.

Silabus beserta RPP selanjutnya disebut sebagai produk I.

3. Validasi Ahli

(42)

yang dibuat baik dari tampilan maupun isi perangkat pembelajaran fisika. Data hasil validasi ahli materi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi terhadap produk.

4. Revisi Produk I

Berdasarkan validasi ahli, data yang telah didapatkan digunakan untuk mencari apakah masih ada ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk I, kemudian dilakukan revisi produk sesuai dengan catatan dan masukan dari validasi ahli. Hasil revisi produk diujicobakan kepada pengguna.

5. Uji Lapangan

Pada tahap ini, uji coba produk yang dilakukan yaitu uji lapangan. Uji lapangan ini dikenakan kepada siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung kelas IX.

Riset yang digunakan pada penelitian ini adalah one short case study yaitu dengan memberikan suatu perlakuan pada objek penelitian menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan kemudian diberikan tes untuk melihat pengaruh perangkat pembelajaran yang digunakan

(Sugiono: 2008).

Desain riset yang digunakan adalah sebagai berikut: X O

(43)

Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan, yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar kerja siswa.

b. Melaksanakan penilaian kepada siswa menggunakan lembar observasi untuk menilai hasil belajar siswa oleh observer ketika proses

pembelajaran berlangsung.

c. Memberikan tes untuk mengetahui tingkat tujuan yang dapat tercapai. d. Menganalisis hasil uji lapangan untuk melihat kekurangan dan

kelebihan perangkat pembelajaran fisika yang digunakan.

C. Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan datanya sebagai berikut : 1. Data hasil uji ahli berupa penilaian terhadap silabus, RPP dan LKS. Teknik

pengumpulan datanya menggunakan angket yang ditujukkan kepada uji ahli, yaitu guru senior.

(44)

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis untuk masing–masing data penelitian dilaksanakan: 1. Data hasil uji ahli berupa penilaian terhadap silabus, RPP, LKS dan

instrumen penilaian yang dibuat. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket yang ditunjukkan kepada uji ahli kemudian dilakukan revisi.

2. Data efektivitas program akan diukur dari hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif dan karakter.

Data ranah kognitif

Efektivitas kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keberhasilan siswa memperoleh nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah setelah menggunakan perangkat pembelajaran fisika yang berbasis video. Apabila 75% dari siswa yang belajar menggunakan perangkat

pembelajaran ini telah tuntas KKM, maka perangkat pembelajaran fisika ini dapat dikatakan efektif sebagai pedoman pelaksanaan proses

pembelajaran. Data karakter siswa

Untuk pengkategorian penilaian karakter, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

keterampilan karakter siswa = ∑� � � � � � � ℎ

� � � � � 100

dengan pengkategorian penilaian karakter adalah sebagai berikut: 81 – 100 Sangat baik

(45)

21 – 40 Kurang baik <20 Sangat kurang baik

(46)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian pengembangan ini adalah :

1. Dihasilkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS yang disesuaikan dengan media komputer model video materi tata surya. 2. LKS dapat membantu siswa untuk lebih aktif belajar mandiri serta

mendapatkan nilai yang optimal.

3. Perangkat pembelajaran dinyatakan efektif sebagai sumber belajar dengan memanfaatkan media video berbasis komputer berdasarkan hasil uji lapangan siswa kelas IX G SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 dengan persentase ketuntasan 78,13% dan simpangan baku sebesar 11,20.

B. Saran

Saran penelitian pengembangan ini adalah:

1. Guru diharapkan menggunakan media interaktif sebagai sumber belajar bagi siswa dan mengembangkan perangkat pembelajaran terutama LKS untuk membantu dalam menggunakan media interaktif.

(47)
(48)

xxi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale………. 17 3.1 Langkah- langkah memproduksi Perangkat Pembelajaran Fisika... 26

(49)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Belajar ... 7

B.Perangkat Pembelajaran ... 9

1. Silabus ... 9

2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ... 10

3. LKS (Lembar Kerja Siswa) ... 12

C.Media Pembelajaran ... 14

D.Video sebagai Media pembelajaran ... 18

a. Pengertian Video ... 18

b. Kelemahan dan Kelebihan Video Pembelajaran …....19

E. Penelitian Pengembangan.………22

III. METODE PENELITIAN A.Setting Pengembangan ... 24

(50)

1. Analisis Kebutuhan ... 26

2. Pengembangan Produk Awal ... 27

3. Validasi Ahli ... 29

4. Revisi Produk I ... 30

5. Uji lapangan ... 30

C.Teknik Pengumpulan Data………..31

D.Teknik Analisis Data ... 32

IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan. ... 34

1. Tahap I Analisis Kebutuhan. ... 34

2. Tahap II Pengembangan Produk Awal... 36

3. Tahap III Validasi Ahli dan Tahap IV Revisi Produk. ... 37

4. Tahap VI Uji Lapangan. ... 39

B. Pembahasan 1. Perangkat Pembelajaran Fisika Pemanfaatan Media Video Berbasis Komputer………... 40

2. Efektivitas Perangkat Pembelajaran Pemanfaatan Media Video Berbasis Komputer. ... 40

3. Kesesuian Produk yang dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan. ... 42

4. Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Pengembangan. ... 43

V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA. ... 46

LAMPIRAN 1. Pemetaan Standar Isi. ... 48

2. Silabus. ... 53

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan. ... 60

4. Materi Video Tata Surya………. 75

(51)

6. Uji Ahli 1. ... 106

7. Uji Ahli 2. ... 119

8. Uji Kemenarikan. ... 132

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Borg, W.R. dan Gall, M.D. 1989. Educational Research: An Introduction, Fifthy Edition. New York: Longman.

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Anggaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim, M dan Nur, M. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.

Mahirjanto, Bambang. 1995. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang Ilmu

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Marnasusanti, Ardian. 2007. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5 Tegal Kelas XI IPA dalam Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangnan Kimia melalui Metode Praktikum. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

http://www.docstoc.com/docs/22289367/ANALISIS-KETRAMPILAN-PROSES-SAINS-SISWA-SMA-NEGERI-5-TEGAL . diakses tanggal 25 April 2012

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press Rucy, Jean. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor untuk

Mengoptimalkan Pemanfaatan Media Tutorial. Bandar Lampung: Pend.MIPA Universitas Lampung

Sadiman, Arief S. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arif S. 2008. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(53)

Person Merrill Prentice Hall. Ohio. http:

//blog.vin- malang.ac.id/jokopurwanto/2011/04/25/penggunaan-video-sebagai-media-pembelajaran/diakses pada 25 April 2012

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suyanto, Eko. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses Untuk SMA Negeri 3 Bandarlampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Lampung: Universitas Lampung.

Uno, Hamzah B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. . 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:

(54)

xx DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran.. ... 17

4.1 Hasil Observasi……… 35

Gambar

Gambar. 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale
Gambar 3.1. Langkah-langkah memproduksi perangkat pembelajaran fisika

Referensi

Dokumen terkait

7 57 Tahun BCA Perkuat Komitmen “Senantiasa di Sisi Anda” 01 8 BCA Dukung OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia 04 9 Raih %XCELLENT3ERVICE!WARD , BCA Kukuhkan

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Dari 67 rumah tangga yang termasuk dalam kriteria tidak miskin, hanya kurang dari 50 persennya yang termasuk dalam kategori tahan pangan yaitu 32 rumah tangga, sedangkan yang

Efek pada organ target Tidak ada efek yang diketahui pada kondisi penggunaan normal BAGIAN 2: Identifikasi bahaya.. Pernyataan Bahaya

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komik merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai inovasi pembelajaran keterampilan membaca dengan berbasis nilai

yang telah diuraikan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan perlakuan “penggunaan jarak tanam dan macam pupuk daun” agar diperoleh kombinasi jarak

3.4 Prednosti in slabosti uvajanja uravnoteženega sistema kazalnikov v podjetje Market Klasek Prednosti Slabosti - strateška usmerjenost podjetja je - vzame precej časa že tako

Pembuatan variasi kuda-kuda beton komposit tulangan bambu agregat batu bata dengan serat dan tanpa serat ditujukan untuk melihat perbedaan berat sendiri, kekuatan