UNTUNGNYA LUMAYAN BUAT BANK
Sebenarnya tak hanya investor yang bisa mendapatkan keuntungan dari ORI. Perbankan yang selama ini menjadi agen penjualan juga bisa memperoleh profit. Budi G. Sadikin, Managing Director Bank Mandiri, mengatakan, untuk penjualan ORI 002, agen penjual mendapatkan fee sebesar 0,5%. Besaran fee tersebut berbeda jika dibandingkan ORI 001. Saat itu fee yang diterima penjual berbeda-beda, berkisar antara 0,1%-1%.
Untuk penjualan ORI 002, Depkeu telah menunjuk 16 agen penjual. Bank BNI termasuk salah satu agen baru yang terlibat. Fero Purbonegoro, Direktur Keuangan dan Treasury Bank BNI, mengatakan, besarnya fee merupakan salah satu alasan yang membuat perseroan tertarik memasarkan ORI. ”Kami mendapatkan selling fee 0,45% (net) dari setiap penjualan ORI” ujarnya. Selain itu, melalui ORI, Bank BNI juga berharap bisa menarik lebih banyak lagi dana masyarakat.
Guna mencapai tujuan itu, manajemen BNI akan melibatkan 82 cabang. Termasuk sedikit memang jika dibandingkan jumlah cabang BNI yang mencapai ratusan kantor. Namun, Fero bilang, penjualan ORI 002 akan lebih diprioritaskan buat nasabah BNI emerald, yaitu nasabah yang memiliki simpanan di atas Rp 1 miliar. Sayang, Fero enggan berbagi informasi mengenai target penjualan ORI 002.
Sementara itu, Bank Permata optimistis bisa menjual lebih banyak ORI kedua dibandingkan seri pertama. Targetnya, perseroan bisa menjual di atas Rp 100 miliar. Francis Indarto, SPV Head Treasury Bank Permata, mengungkapkan, tahun lalu pihaknya hanya mematok target Rp 100 miliar, tapi realisasinya mencapai Rp 650 miliar. Francis menambahkan, peminat ORI di Bank Permata sebagian besar adalah pengusaha dan pedagang. Agar dagangannya laku, kini Bank Permata sudah melakukan road show ke calon-calon nasabah potensialnya. Biaya promosi, kata Francis, memang tak sedikit. Tapi jika banyak ORI yang bisa dijual, maka ongkos-ongkos itu bisa ditutup dari fee yang diterimanya.
Bank Mandiri menargetkan bisa menjual ORI sebanyak Rp 450 miliar. Tapi, Budi G. Sadikin optimistis nilainya akan jauh lebih tinggi lagi. Soalnya, pengalaman tahun lalu menunjukkan, dari target sekitar Rp 350 miliar, Mandiri bisa menjual sebanyak Rp 927 miliar. Dan jangan dilupakan, sebagai penjual, bank-bank itu juga bertindak selaku standby buyer. Dengan kata lain, andai kata daya serap investor tidak sesuai sasaran, bank bisa membeli si ORI.
Nah, jika akhirnya bank yang menyerap ORI, tentu keuntungan yang akan diperolehnya makin berlipat ganda. Ilustrasi singkatnya begini. Bank X mendapat jatah dari pemerintah untuk menjual ORI 002 sebesar Rp 300 miliar. Di pasar, ternyata tak banyak investor yang tertarik. Taruhlah yang terjual sekitar Rp 200 miliar. Nah, karena sudah terikat kontrak dengan pemerintah, sebagai standby buyer maka bank tadi harus membeli sisa ORI yang Rp 100 miliar.
Jika demikian yang terjadi, keuntungan yang diperoleh bank sungguh aduhai. Pertama, mereka akan tetap mendapatkan fee penjualan sekitar 0,5%. Kedua, sebagai sesama investor, bank juga berhak atas return 9,28% per tahun. Keuntungan bakal semakin berlipat andaikan bank tersebut menjualnya ke pasar. Sebab, di ORI 001, dalam rentang setahun harganya sudah naik hingga 8%.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2007/03/21/brk,20070321-96010,id.html
investor yang mendapatkan keuntungan dari ORI perbankan mendapatkan free sebesar o,5%. Untuk bank BNI mendapatkan selling free sebesar0,45% dan untuk bank
