• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Permintaan Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Syariah ( Studi Kasus: Bank Muamalat Kecamatan Medan Marelan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Permintaan Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Syariah ( Studi Kasus: Bank Muamalat Kecamatan Medan Marelan)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi. Aset

lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per tahun. Di Indonesia, volume usaha

perbankan syariah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh 60 persen per

tahun. Tahun 2005, perbankan syariah Indonesia membukukan laba Rp 238,6

miliar, meningkat 47 persen dari tahun sebelumnya. Meski begitu, Indonesia yang

memiliki potensi pasar sangat luas untuk perbankan syariah, masih tertinggal jauh

di belakang Malaysia.

Tahun lalu, perbankan syariah Malaysia mencetak profit lebih dari satu miliar

ringgit (272 juta dollar AS). Akhir Maret 2006, aset perbankan syariah di negeri

jiran ini hampir mencapai 12 persen dari total aset perbankan nasional. Sedangkan

di Indonesia, aset perbankan syariah periode Maret 2006 baru tercatat 1,40 persen

dari total aset perbankan.

Kehadiran perbankan syariah di Indonesia semakin menambah variasi bagi

perkembangan di dalam sistem perbankan di Indonesia. Munculnya lembaga

keuangan syariah di Indonesia dimulai dengan dikeluarkannya peraturan atau

perundang-undangan oleh Bank Indonesia pada UU No. 7 tahun 1992 tentang

diperbolehkannya bank syariah beroperasi di Indonesia yang menerapkan sistem

(2)

dikeluarkannya UU No. 10 tahun 1998, yang semakin memperkuat landasan

hukum bagi keberadaan lembaga keuangan syariah di Indonesia.

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin dirasakan

oleh masyarakat Indonesia dengan bertambahnya jumlah unit-unit lembaga

keuangan syariah di Indonesia, baik itu yang beroperasi secara single-system

(syariah), maupun secara dual-system (konvensional-syariah). Hingga saat ini,

lembaga keuangan syariah yang beroperasi di Indonesia mencakup: Bank Umum

Syariah (BUS) berjumlah 10 unit, Unit Usaha Syariah (UUS) berjumlah 23 unit,

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 149 unit. (sumber: Statistik

Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010).

Perbankan syariah mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakannya

dengan perbankan konvensional, yakni pengelolaan usaha yang beroperasi

berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Kehadirannya telah menjadi alternatif

yang semakin dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia akan jasa

perbankan/keuangan yang sesuai syariah, mengingat bahwa masyarakat Indonesia

adalah mayoritas beragama Islam. Kondisi tersebut memberikan dampak positif

bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Selanjutnya Bank Indonesia melalui Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

yang merupakan kerangka dasar sistem perbankan di Indonesia, menempuh

kebijakan dual-banking system atau sistem perbankan ganda yang dimana

memperbolehkan lembaga keuangan beroperasi dengan sistem ganda, yakni

(3)

menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”,

sebagai pedoman pengembangan perbankan syariah di Indonesia.

Perbankan syariah sebagai bagian dari struktur perbankan di Indonesia,

memiliki peran yang sama dengan perbankan umum konvensional lainnya dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi

nasional yang berkesinambungan. Oleh karenanya sangat dibutuhkan kinerja yang

lebih baik lagi oleh perbankan syariah dalam mendukung terciptanya kondisi

industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki

ketahanan dalam menghadapi resiko.

Bank Syariah dengan sistem bagi hasilnya sebagai alternatif pengganti dari

penerapan sistem bunga ternyata dinilai telah berhasil menghindarkan dampak

negatif dari penerapan bunga, seperti: (a) pembebanan pada nasabah

berlebih-lebihan dengan beban bunga berbunga (compound interest) bagi nasabah yang

tidak mampu membayar pada saat jatuh temponya, (b) timbulnya pemerasan

(eksploitasi) yang kuat terhadap yang lemah, (c) terjadinya konsentrasi kekuatan

ekonomi ditangan kelompok elit, para Bankir dan pemilik modal, (d) kurangnya

peluang bagi kekuatan ekonomi lemah/bawah untuk mengembangkan potensi

usahanya. (Sumber : bi.go.id)

Pemahaman mengenai keunikan produk/jasa bank syaraiah secara umum

masih rendah. Saat ini sebagian besar dari masyarakat hanya melihat bahwa nilai

tambah bank syariah adalah lebih halal dan selamat, lebih menjanjikan untuk

kebaikan akhirat, dan juga lebih berorientasi pada menolong antar sesama

(4)

bank syariah memiliki keuntungan duniawi karena produk-produknya tidak kalah

bersaing dengan bank-bank konvensional dan juga bagi hasil yang ditawarkan

tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan bunga.

Dengan masih rendahnya pemahaman masyarakat akan masalah perbankan

syariah harus terus berkembang dan memperbaiki kinerjanya. Dengan pesatnya

pertumbuhan yang ditandai semakin banyaknya bank konvensional yang akhirnya

mendirikan unit-unit syariah, ini membuktikan bahwa bank syariah memang

mempunyai kompetensi yang tinggi. Perbankan syariah akan semakin tinggi lagi

pertumbuhannya apabila masyarakat mempunyai permintaan dan antusias yang

tinggi dikarenakan faktor peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang bank

syariah.

Pemahaman yang rendah terhadap perbankan syariah salah satunya

diakibatkan masih kurangnya iklan yang dilakukan bank syariah. Dengan

demikian hal tersebut mempengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap

bank syariah. Maka tugas penting yang harus dilakukan oleh pengelola bank

syariah adalah meningkatkan promosi berupa iklan bank syariah melalui media

massa yang efektif, sehingga pengetahuan masyarakat mengenai bank syariah

tidak hanya terbatas pada bank yang menggunakan sistem bagi hasil.

Tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui dengan jelas mengenai jenis

produk, manfaat dan prinsip kerja bank syariah sehingga mereka merasa bingung

ketika akan menggunakannya atau tidak menggunakan fasilitas yang ada pada

produk karena tidak mengetahuinya. Terlebih lagi istilah-istilah produk dan

(5)

penghimpun dana atau tabungan terdapat sistem bagi hasil yang dikenal dengan

istilah mudharabah dan musyarakah, sistem titipan atau deposito dikenal dengan

istilah wadiah. Dalam penyaluran dana terdapat sistem jual beli atau dikenal

dengan nama murabahah, ada pula sistem sewa beli yang dinamakan ijarah wa

iqtina serta ada sistem pinjaman yang disebut dengan qardh.

Perkembangan produk bank syariah juga semakin baik seperti yang penulis

kutip dari Republika. Semakin besarnya minat masyarakat pada produk bank

syariah dan munculnya BUS baru menyebabkan Aset bank syariah secara

keseluruhan selama 2011 mencatatkan pertumbuhan 49% dengan total asset

Rp149 triliun. Aset tersebut masih sekitar empat persen dibandingkan total aset

perbankan nasional. (Sumber : MozaikIslam.com)

Bank Indonesia sebelumnya menargetkan pertumbuhan moderat aset bank

syariah pada 2012 mencapai 44 persen. Realisasi pertumbuhan aset bank syariah,

menurut pengamat ekonomi syariah Euis Amalia, bisa melebihi target tersebut.

Ia menambahkan, pangsa pasar bank syariah dipastikan bakal menembus lima

persen pada 2012. Pendorong pertumbuhan aset berasal dari semakin

bervariasinya produk Bank Syariah saat ini. Produk bank syariah yang inovatif

tersebut terbukti mendapat perhatian dari masyarakat. Salah satu produk bank

syariah yang mendapat momentum pertumbuhan adalah gadai emas. Berdasarkan

catatan BI, nilai pembiayaan gadai emas di bank syariah telah menembus Rp 6,1

triliun.

Inovasi produk tersebut dinilai Euis menjadi faktor pendorong utama bagi

(6)

semakin meningkatkan pembiayaan ke sektor mikro. Semakin tingginya

komitmen bank syariah untuk menggarap sektor riil, dinilai Euis, akan

menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Tahun ini, Euis memprediksi akan ada

hingga tiga bank umum syariah (BUS) baru. Sejumlah bank, menurutnya, ukan

memisahkan unit usaha syariahnya untuk dijadikan BUS. Dari cacatan BI,

kemungkinan ada dua BUS baru pada 2012 ini yang berasal dari UUS BII dan

Bank BTPN. Selain semakin banyak UUS, Euis mengatakan, akan ada satu bank

syariah yang akan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dukungan dari sisi regulasi juga semakin membaik. Dihapuskannya pajak

berganda pada produk pembiayaan syariah dinilai akan semakin mendorong bank

syariah menaikkan portofolio pembiayaan.

Untuk menjaga pertumbuh, bank syariah dinilai harus meningkatkan kualitas

dan layanan dengan pangsa pasar yang relatif kecil, bank syariah harus mampu

berkompetisi dengan bank konvensional. (Sumber : Banksyariah.net)

Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI) sebagai pelopor berdirinya perbankan syariah di Indonesia dengan tujuan

mengakomodir berbagai aspirasi dan pendapat di masyarakat terutama masyarakat

Islam yang banyak berpendapat bahwa bunga bank itu haram karena termasuk

riba dan juga untuk mengambil prinsip kehati-hatian.. Seharusnya bisa lebih baik

lagi dalam mensosialisasikan produk produk syariah agar bisa dimengerti dan

digunakan oleh seluruh segmen/lapisan masyarakat. Sehingga, penggunaan

produk produk perbankan syariah didalam masyarakat dapat meningkat seiring

(7)

lembaga keuangan syariah yang lain untuk mengatur strategi pemasaran

produk-produk syariah yang ada didalam instansi mereka. Atas latar belakang tersebut,

maka penulis menyusun skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PERMINTAAN

MASYARAKAT TERHADAP PRODUK PERBANKAN SYARIAH (STUDI

KASUS : BANK MUAMALAT KECAMATAN MEDAN MARELAN).”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Hubungan antara Musyarakah terhadap permintaan masyarakat ?

2. Bagaimana Hubungan antara Mudharabah terhadap permintaan masyarakat ?

3. Bagaimana Hubungan antara Ijarah terhadap permintaan masyarakat ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Mengetahui Hubungan antara Musyarakah terhadap permintaan masyarakat.

2. Mengetahui Hubungan antara Mudharabah terhadap permintaan masyarakat.

3. Mengetahui Hubungan antara Ijarah terhadap permintaan masyarakat.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan

(8)

2. Bagi Sektor Perbankan, sebagai bahan masukkan dan koreksi bagaimana

untuk meningkatkan sosialisasi dan penjualan produk produk syariah yang

banyak belum dikenal masyarakat secara umum dan luas berdasarkan faktor

faktor yang diteliti oleh penulis.

3. Bagi masyarakat Umum dan mahasiswa/i, sebagai tambahan informasi dan

tambahan literatur bagi masyarakat dan mahasiswa/i untuk melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam waktu dekat akan melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :5. NO KEGIATAN

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan adalah memberikan sensasi rileks pada ibu yaitu

cause of Dermo disease in larval and juvenile oysters reared at a hatchery r on-shore nursery receiving water in which both parasites are enzootic. Once the juveniles were moved

the 40% protein diet 43.1 g compared to fish fed higher proteins diets. No significant difference among dietary protein levels was detected for the other growth variables measured,

[r]

Copepods have often improved larviculture of marine fish species that are not easily reared using rotifers. One such species is Glaucosoma hebraicum. hebraicum larvae were reared on

Yaitu remaja di Surabaya sebagai responden mengerti terhadap isi berita “Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia” di televisi tetapi tidak mendukung sepenuhnya

Disinilah diperlukan kecermatan pengolahan data mengenai pembeli, persediaan barang, perhitungan jumlah barang yang terjual dan perhitungan biaya yang dikenakan pada pembeli