• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Street Furniture Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Street Furniture Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DRAMAGA

INDRA SAPUTRA A34203039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA. (Dibawah bimbingan NIZAR NASRULLAH).

Kampus merupakan suatu lingkungan pendidikan tinggi yang didalamnya terdapat aktivitas pendidikan berikut dengan fasilitas pendukungnya. Kampus sebagai lingkungan pendidikan selayaknya memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Agar tercapainya tujuan pendidikan didalamnya, diperlukannya penerapan ilmu lanskap sebagai ilmu yang mempelajari tata ruang. Salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu lanskap yaitu penataan sirkulasi/ jalan. Penataan difokuskan pada street furniture yakni segala bentuk kelengkapan jalan dan terdapat di atas tanah dengan tujuan pengadaannya adalah untuk mencapai fungsi jalan secara optimum (dalam arti aman, nyaman dan indah) (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga,1995).

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu konsep street furniture jalan dalam lingkup Kampus IPB Dramaga. Street furniture berfungsi memberikan informasi tentang fasilitas kampus, rambu jalan dan sarana pelayanan terhadap pengguna jalan dalam kampus agar sirkulasi pengguna jalan dapat dengan lancar dan aman serta mudah terarahkan kepada suatu sarana kampus yang di tuju. Selain itu pelayanan di sekitar jalan ini memfasilitasi pengguna jalan untuk istirahat dengan nyaman, dan memudahkan untuk mendapatkan pelayanan transportasi.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Simond (1983). Metode ini terdiri dari enam tahap yaitu: persiapan (komisi pengawas), research, analisis, sintesis, konstruksi, dan operasi. Hasil studi ini berupa konsep tertulis yang kemudian akan lebih dijelaskan dalam konsep dasar street furniture, lalu dijabarkan kembali ke dalam konsep pengembangan.

Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas

kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan identitas kampus, memperhatikan

(3)

disepanjang jalan lingkar kampus yang di akses pengguna.

Konsep Green Campus yang akan diterapkan pada street furniture pada tapak akan sangat terlihat atau yang akan menonjol adalah pada bagian bangunan seperti: halte, papan tanda/ signage, papan informasi, bangku, tempat sampah, dan lampu jalan. Bangunan dan pelengkap ini akan ditampilkan dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan memberikan simbolisme sebagai tempat pengembangan pendidikan dan pengembangan ilmu dari bidang pertanian dalam arti luas. Bahan atau material yang akan digunakan diantaranya kayu, besi, batu bata, batu hias, dan batu kali. Sedangkan gambar yang akan ditampilkan banyak menggunakan pola-pola organis (lengkung) dan beberapa dalam bentuk garis tegas (geometris). Untuk warna yang digunakan di dominasi dengan warna hijau dan coklat.

Perkerasan yang di maksud dalam konsep ini yaitu jalur-jalur selain jalan kendaraan bermotor, yakni pedestrian dan jalur sepeda. Perkerasan ini berfungsi sebagai jalur sirkulasi manusia untuk menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Perkerasan ini ditampilkan untuk memperbaiki dan memperindah eksisting tapak serta memperkuat identitas kampus sebagai kampus hijau. Pada jalur pedestrian maupun sepeda dapat di buat variasi dengan memainkan karakter seperti pola, warna, bentuk, atau pergantian material. Dengan permainan karakter seperti di atas, sudah tentu pengguna akan merasa nyaman dan tidak bosan saat melaluinya.

Untuk konsep vegetasi, pada dasarnya hanya memperbaiki, melengkapi, dan memperindah bagian-bagian yang sudah ada. Penambahan dapat berupa pohon, semak, maupun groundcover baik yang di tanam langsung atau dengan pot. Vegetasi yang digunakan dapat dikelompokkan ke dalam fungsi yang berbeda, diantaranya fungsi estetis, dan peneduh.

Penerapan konsep street furniture yang sederhana dan tepat guna diperlukan dalam lingkar kampus IPB Dramaga. Selain berfungsi memberikan informasi, street furniture pun memberikan kemudahan agar sirkulasi pengguna jalan menuju

(4)
(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DRAMAGA

Skripsi sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

INDRA SAPUTRA A34203039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 31 Maret 1985, merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara dalam keluarga M. Muchlis Rachman dan Titin Martini.

Pendidikan dasar diselesaikan di SD Negeri Taman Pagelaran Ciomas Bogor pada tahun 1997, pendidikan menengah diselesaikan di SLTP Negeri 4 Bogor, Jawa Barat pada tahun 2000 dan SMU Kornita Bogor, Jawa Barat pada Tahun 2003.

(7)

Bismillahirohmaanirrrohim,

Alhamdulillah segala puji dan syukur pada Allah SWT, karena limpahan kasih dan kemurahan-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Penulisan ini berisi penelitian tentang Konsep Street Furniture Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga.

Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini.

2. Dosen pembimbing akademik Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc.

3. Dr. Ir. Setia Hadi, MS. dan Ir. Marietje Wungkar, M.Si. atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Bagian properti IPB yang telah memberikan data.

5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi ini.

Akhirnya Penulis berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan tulisan ini. Perbaikan ini akan sangat berguna bagi Penulis dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik.

Bogor, Januari 2010

(8)

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Studi ... 2

Manfaat Studi ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Sirkulasi ... 3

Kelas dan Spesifikasi Prasarana Jalan ... 3

Street Furniture ... 5

Rambu Jalan ... 5

Halte ... 6

Lampu Jalan ... 7

Bangku Jalan ... 7

Tempat Sampah ... 8

Papan Petunjuk Jalan dan Informasi ... 8

Jalur Pejalan Kaki ... 9

Penanaman Jalur Hijau Jalan ... 10

METODOLOGI ... 15

Tempat dan Waktu ... 15

Metode Studi ... 15

Persiapan ... 17

Survei Lapang ... 17

Analisis ... 18

Sintesis ... 19

Konsep ... 19

Batasan Studi ... 19

Hasil Studi ... 19

INVENTARISASI ... 20

(9)

Letak, Luas dan Batas Tapak ... 20

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ... 21

Ketinggian, Topografi dan Kemiringan Lahan... 22

Iklim ... 22

Tata Guna Lahan ... 24

Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan ... 25

Visibilitas ... 28

Jalan-jalan Dalam Kampus ... 29

Kelengkapan Jalan ... 33

Sarana Transportasi ... 46

Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ... 46

Aspek Sosial ... 47

ANALISIS DAN SINTESIS ... 49

Aspek Fisik ... 49

Letak, Luas dan Batas-batas Tapak ... 49

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ... 49

Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan... 50

Iklim ... 50

Tata Guna Lahan ... 54

Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan ... 54

Visibilitas ... 56

Jalan-jalan Dalam Kampus ... 58

Kelengkapan Jalan ... 59

Sarana Transportasi ... 63

Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ... 64

Aspek Sosial ... 64

KONSEP ... 70

Konsep Dasar ... 70

Konsep Bangunan dan Pelengkap ... 70

Konsep Perkerasan ... 77

Konsep Vegetasi ... 79

(10)

Kesimpulan ... 81

Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(11)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DRAMAGA

INDRA SAPUTRA A34203039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA. (Dibawah bimbingan NIZAR NASRULLAH).

Kampus merupakan suatu lingkungan pendidikan tinggi yang didalamnya terdapat aktivitas pendidikan berikut dengan fasilitas pendukungnya. Kampus sebagai lingkungan pendidikan selayaknya memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Agar tercapainya tujuan pendidikan didalamnya, diperlukannya penerapan ilmu lanskap sebagai ilmu yang mempelajari tata ruang. Salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu lanskap yaitu penataan sirkulasi/ jalan. Penataan difokuskan pada street furniture yakni segala bentuk kelengkapan jalan dan terdapat di atas tanah dengan tujuan pengadaannya adalah untuk mencapai fungsi jalan secara optimum (dalam arti aman, nyaman dan indah) (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga,1995).

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu konsep street furniture jalan dalam lingkup Kampus IPB Dramaga. Street furniture berfungsi memberikan informasi tentang fasilitas kampus, rambu jalan dan sarana pelayanan terhadap pengguna jalan dalam kampus agar sirkulasi pengguna jalan dapat dengan lancar dan aman serta mudah terarahkan kepada suatu sarana kampus yang di tuju. Selain itu pelayanan di sekitar jalan ini memfasilitasi pengguna jalan untuk istirahat dengan nyaman, dan memudahkan untuk mendapatkan pelayanan transportasi.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Simond (1983). Metode ini terdiri dari enam tahap yaitu: persiapan (komisi pengawas), research, analisis, sintesis, konstruksi, dan operasi. Hasil studi ini berupa konsep tertulis yang kemudian akan lebih dijelaskan dalam konsep dasar street furniture, lalu dijabarkan kembali ke dalam konsep pengembangan.

Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas

kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan identitas kampus, memperhatikan

(13)

disepanjang jalan lingkar kampus yang di akses pengguna.

Konsep Green Campus yang akan diterapkan pada street furniture pada tapak akan sangat terlihat atau yang akan menonjol adalah pada bagian bangunan seperti: halte, papan tanda/ signage, papan informasi, bangku, tempat sampah, dan lampu jalan. Bangunan dan pelengkap ini akan ditampilkan dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan memberikan simbolisme sebagai tempat pengembangan pendidikan dan pengembangan ilmu dari bidang pertanian dalam arti luas. Bahan atau material yang akan digunakan diantaranya kayu, besi, batu bata, batu hias, dan batu kali. Sedangkan gambar yang akan ditampilkan banyak menggunakan pola-pola organis (lengkung) dan beberapa dalam bentuk garis tegas (geometris). Untuk warna yang digunakan di dominasi dengan warna hijau dan coklat.

Perkerasan yang di maksud dalam konsep ini yaitu jalur-jalur selain jalan kendaraan bermotor, yakni pedestrian dan jalur sepeda. Perkerasan ini berfungsi sebagai jalur sirkulasi manusia untuk menuju ke suatu lokasi yang ditujunya. Perkerasan ini ditampilkan untuk memperbaiki dan memperindah eksisting tapak serta memperkuat identitas kampus sebagai kampus hijau. Pada jalur pedestrian maupun sepeda dapat di buat variasi dengan memainkan karakter seperti pola, warna, bentuk, atau pergantian material. Dengan permainan karakter seperti di atas, sudah tentu pengguna akan merasa nyaman dan tidak bosan saat melaluinya.

Untuk konsep vegetasi, pada dasarnya hanya memperbaiki, melengkapi, dan memperindah bagian-bagian yang sudah ada. Penambahan dapat berupa pohon, semak, maupun groundcover baik yang di tanam langsung atau dengan pot. Vegetasi yang digunakan dapat dikelompokkan ke dalam fungsi yang berbeda, diantaranya fungsi estetis, dan peneduh.

Penerapan konsep street furniture yang sederhana dan tepat guna diperlukan dalam lingkar kampus IPB Dramaga. Selain berfungsi memberikan informasi, street furniture pun memberikan kemudahan agar sirkulasi pengguna jalan menuju

(14)
(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DRAMAGA

Skripsi sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

INDRA SAPUTRA A34203039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(16)

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 31 Maret 1985, merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara dalam keluarga M. Muchlis Rachman dan Titin Martini.

Pendidikan dasar diselesaikan di SD Negeri Taman Pagelaran Ciomas Bogor pada tahun 1997, pendidikan menengah diselesaikan di SLTP Negeri 4 Bogor, Jawa Barat pada tahun 2000 dan SMU Kornita Bogor, Jawa Barat pada Tahun 2003.

(17)

Bismillahirohmaanirrrohim,

Alhamdulillah segala puji dan syukur pada Allah SWT, karena limpahan kasih dan kemurahan-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Penulisan ini berisi penelitian tentang Konsep Street Furniture Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga.

Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan tugas akhir ini.

2. Dosen pembimbing akademik Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc.

3. Dr. Ir. Setia Hadi, MS. dan Ir. Marietje Wungkar, M.Si. atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Bagian properti IPB yang telah memberikan data.

5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi ini.

Akhirnya Penulis berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan tulisan ini. Perbaikan ini akan sangat berguna bagi Penulis dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik.

Bogor, Januari 2010

(18)

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Studi ... 2

Manfaat Studi ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Sirkulasi ... 3

Kelas dan Spesifikasi Prasarana Jalan ... 3

Street Furniture ... 5

Rambu Jalan ... 5

Halte ... 6

Lampu Jalan ... 7

Bangku Jalan ... 7

Tempat Sampah ... 8

Papan Petunjuk Jalan dan Informasi ... 8

Jalur Pejalan Kaki ... 9

Penanaman Jalur Hijau Jalan ... 10

METODOLOGI ... 15

Tempat dan Waktu ... 15

Metode Studi ... 15

Persiapan ... 17

Survei Lapang ... 17

Analisis ... 18

Sintesis ... 19

Konsep ... 19

Batasan Studi ... 19

Hasil Studi ... 19

INVENTARISASI ... 20

(19)

Letak, Luas dan Batas Tapak ... 20

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ... 21

Ketinggian, Topografi dan Kemiringan Lahan... 22

Iklim ... 22

Tata Guna Lahan ... 24

Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan ... 25

Visibilitas ... 28

Jalan-jalan Dalam Kampus ... 29

Kelengkapan Jalan ... 33

Sarana Transportasi ... 46

Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ... 46

Aspek Sosial ... 47

ANALISIS DAN SINTESIS ... 49

Aspek Fisik ... 49

Letak, Luas dan Batas-batas Tapak ... 49

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi ... 49

Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan... 50

Iklim ... 50

Tata Guna Lahan ... 54

Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan ... 54

Visibilitas ... 56

Jalan-jalan Dalam Kampus ... 58

Kelengkapan Jalan ... 59

Sarana Transportasi ... 63

Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ... 64

Aspek Sosial ... 64

KONSEP ... 70

Konsep Dasar ... 70

Konsep Bangunan dan Pelengkap ... 70

Konsep Perkerasan ... 77

Konsep Vegetasi ... 79

(20)

Kesimpulan ... 81

Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(21)

DAFTAR GAMBAR

Teks

Nomor Halaman

1. Pembagian untuk Jalur Pejalan kaki, Sepeda dan Lalu Lintas

(Direktorat Jenderal Bina Marga, 1988)... 11

2. Penanaman Jalur Hijau Jalan dapat Membentuk Ruang di Atas Kepala/ Ruang Overhead (Booth, 1983) ... 11

3. Vegetasi pada Jalan sebagai Pembingkai Pemandangan (Simond,1983) ... 12

4. Peta Lokasi ... 15

5. Proses Konsep Street Furniture Jalan Kampus IPB Dramaga ... 16

6. Paving Yang Rusak dan Ditumbuhi Gulma ... 22

7. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Lingkar Kampus ... 23

7.1. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian I. ... 30

7.2. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian II. ... 31

7.3. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian III ... 31

7.4. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian IV. ... 32

7.5. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian V. ... 32

7.6. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian VI. ... 33

8. Inventarisasi Per Bagian ... 35

8.1. Inventarisasi Bagian I. ... 35

8.2. Inventarisasi Bagian II. ... 37

8.3. Inventarisasi Bagian III ... 39

8.4. Inventarisasi Bagian IV. ... 41

8.5. Inventarisasi Bagian V. ... 43

8.6. Inventarisasi Bagian VI. ... 45

9. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus ... 47

10. Grafik Rata-rata Suhu Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)...51

11. Grafik Rata-rata Curah Hujan Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)...51

12. Grafik Rata-rata Kelembaban Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)...52

13. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)...52

14. Gedung Rektorat Pada Tapak... 57

15. Area Praktek Lapang/ Arboretum Lanskap dan Jalan Sepanjang Arboretum ... 57

16. Hutan Eksisting (Pohon Sengon dan Pohon Karet) ... 58

17. Pedestrian Yang Rusak dan Kurangnya Pedestrian di Beberapa Bagian Tapak ... 60

18. Rambu Lalu-Lintas Yang Tidak Terawat Kurang Tepat Peletakannya, dan Penempatan Yang Berlebihan ... 60

19.Fire Hydrant Yang Tidak Terawat dan Ditumbuhi Gulma ... 61

20. Tempat Sampah Yang Rusak Dan Tidak Terawat ...61

21. Halte/ Shelter Di Titik-Titik Tertentu Dalam Kampus...62

(22)
(23)

DAFTAR TABEL

Teks

Nomor Halaman

1. Kelas Jalan Berdasarkan Dimensi dan

Muatan Sumbu Terberat. ... 4 2. Lebar Trotoar berdasarkan Lokasi ... 10 3. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki. ... 10 4. Lebar Trotoar Berdasarkan Keadaan Tertentu. ... 11 5. Data yang dibutuhkan dan sumber data ... 19 6. Pembagian Lokasi di Dalam Tapak ... 21 7. Data Iklim 5 tahun (2005-2009) Di Stasiun Klimatologi

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Teks

Nomor Halaman

(25)

Latar belakang

Kampus merupakan suatu lingkungan pendidikan tinggi yang didalamnya terdapat aktivitas pendidikan berikut dengan fasilitas pendukungnya. Kampus sebagai lingkungan pendidikan selayaknya memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Adapun dominasi pengguna dari sebuah kampus yaitu civitas akademika seperti, mahasiswa, staf pengajar (dosen), karyawan dan alumni. Kegiatan yang berlangsung di suatu kampus pada umumnya yaitu seperti pembelajaran (kuliah), praktikum, penelitian/ riset dan pelayanan administrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, tentu saja diperlukan suatu lingkungan yang kondusif agar tujuan dari pendidikan di suatu kampus tersebut tercapai.

Dalam hal ini, agar tercapainya tujuan tersebut diperlukannya penerapan ilmu lanskap sebagai ilmu yang mempelajari tata ruang. Salah satu hal yang dipelajari dalam ilmu lanskap yaitu penataan sirkulasi/ jalan. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Simonds (1983),

Adapun komponen dari lanskap jalan dapat dikategorikan sebagai street furniture. Menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga

(1995), street furniture merupakan segala bentuk kelengkapan jalan dan terdapat di atas tanah dengan tujuan pengadaannya adalah untuk mencapai fungsi jalan secara optimum (dalam arti aman, nyaman dan indah). Yang termasuk dalam street furniture antara lain, lampu, halte, jalan penyeberangan, rambu-rambu

lalu-lintas, unsur tanaman sebagai peneduh, fire hydrant, gardu polisi dan jalur pejalan kaki, tempat duduk, tempat sampah, telepon, kotak surat, wadah tanaman, tanda informasi, dan lain-lain.

(26)

Kampus IPB Dramaga merupakan objek studi yang akan di teliti. Hasil penelitian ini mencangkup keseluruhan konsep penataan tentang street furniture agar dapat merepresentasikan identitas Kampus IPB sebagai kampus hijau. Dengan demikian seluruh konsep akan berdampak pada pemilihan material yang digunakan baik hardscape maupun softscape-nya. Material yang akan digunakan merupakan

material yang ramah lingkungan agar menjaga kenyamanan pengguna dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas visual lingkungan kampus maupun kualitas pendidikan pada umumnya.

Tujuan Studi

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu konsep street furniture jalan dalam lingkup Kampus IPB Dramaga. Street furniture berfungsi memberikan informasi tentang fasilitas kampus, rambu jalan dan sarana pelayanan terhadap pengguna jalan dalam kampus agar sirkulasi pengguna jalan dapat dengan lancar dan aman serta mudah terarahkan kepada suatu sarana kampus yang di tuju. Selain itu pelayanan di sekitar jalan ini memfasilitasi pengguna jalan untuk istirahat dengan nyaman, dan memudahkan untuk mendapatkan pelayanan transportasi.

Manfaat Studi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi sebagai pemecahan masalah jalur sirkulasi yang terjadi di seputar Kampus IPB Dramaga melalui penataan street furniture didalamnya.

(27)

Sirkulasi

Pada umumnya pengertian sirkulasi yaitu penghubung antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sedangkan pada dasarnya sirkulasi menurut Simond (1983), yaitu suatu jalur yang menyerupai aliran sungai dan dapat dilalui dengan jarak terdekat bagi penggunanya. Berdasarkan jenis peruntukkannya, sirkulasi dibagi menjadi tiga yaitu; sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi sepeda, dan sirkulasi kendaraan bermotor. Harris dan Dines (1988) mengemukakan bahwa sirkulasi kendaraan di jalan raya mengakomodasikan tiga tujuan utama, yaitu:

1. Menciptakan suatu akses/ jalan masuk ke suatu lahan atau bangunan. 2. Menciptakan suatu hubungan antar tata guna lahan yang ada.

3. Menciptakan suatu jalur pergerakan bagi orang maupun barang.

Menurut Simond (1983), konfigurasi jalan secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi, yaitu sebagai berikut:

1. Linier; Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop).

2. Radial; Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama.

3. Spiral (Berputar); Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.

4. Grid; Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

5. Jaringan; Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.

Kelas dan Spesifikasi Prasarana Jalan

(28)

tentang lalu lintas dan angkutan jalan, serta dalam PP No. 43/ 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan umum.

Kelas jalan di bagi ke dalam kelas I, II, IIIA, IIIB dan IIIC berdasarkan kemampuannya untuk dilalui oleh kendaraan dengan dimensi dan MST (Muatan Sumbu Terberat) tertentu (Tabel 1).

Tabel 1. Kelas Jalan Berdasarkan Dimensi dan Muatan Sumbu Terberat Kendaraan.

Kelas I Kelas II Kelas IIIA Kelas IIIB Kelas IIIC Fungsi Jalan Arteri Arteri Arteri /

Kolektor Kolektor Kolektor

Dimensi / Lebar Kend. Maks. 2,50 M Maks. 2,50 M Maks. 2,50 M Maks. 2,50 M Maks. 2,50 M Dimensi / Panjang Kend. Maks. 18,0 M Maks. 18,0 M Maks. 18,0 M Maks. 18,0 M Maks. 18,0 M

MST > 10 Ton 10 Ton 8 Ton 8 Ton 8 Ton

Menurut UU RI No. 38/ 2004 Pasal 10 tentang jalan, pengelompokan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarananya terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Jalan Bebas Hambatan (Freeway)

Jalan umum untuk lalu lintas menerus yang memberikan pelayanan menerus/ tidak terputus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, dan tanpa adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median.

2. Jalan Raya (Highway)

Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah.

3. Jalan Sedang (Road)

Jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter.

4. Jalan Kecil (Street)

(29)

Street Furniture

Harris dan Dines (1988) menyatakan bahwa street furniture atau perabot jalan adalah semua elemen yang ditempatkan secara kolektif pada suatu lanskap jalan untuk kenyamanan, kesenangan, informasi, kontrol sirkulasi, perlindungan dan kenikmatan pengguna jalan. Elemen ini harus merefleksikan karakter dari lingkungan setempat dan menyatu dengan keadaan sekitar.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga (1995), street furniture/ perabot jalan adalah fasilitas yang ditempatkan di sepanjang jalan yang merupakan pelengkap atau pendukung bagi jalur pejalan kaki. Penyediaannya disesuaikan dengan jenis kawasan yang mengunakan jalur pejalan kaki

Kriteria elemen yang digunakan meliputi bahan yang mudah di dapat, kuat terhadap cuaca, mudah dalam perawatan, mudah dalam perbaikan, kuat dan aman bagi pengguna jalan maupun lingkungan sekitarnya (Harris dan Dines 1988). Sarana pelengkap jalan i n i sangat dibutuhkan untuk memenuhi fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi keamanan dan kenyamanan adalah lampu, halte, jalan penyeberangan, rambu-rambu lalu-lintas, unsur tanaman sebagai peneduh, fire hydrant, gardu polisi dan jalur pejalan kaki.

2. Fungsi pelengkap adalah tempat duduk, tempat sampah, telepon. kotak surat, wadah tanaman, informasi dan lain-lain.

3. Fungsi estetik dapat diperoleh dari jenis elemen yang digunakan baik soft material maupun hard material di lihat dari bentuk, tekstur maupun warnanya.

Rambu Jalan

(30)

menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon (Ditjen Bina Marga, 1990).

Berdasarkan Ditjen Bina Marga (1990), untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan konsep dan pemasangan rambu adalah:

1. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu; untuk mempermudah tugas pengemudi mengenal, memahami, dan memberikan respon. Konsisten dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi.

2. Desain rambu; warna, bentuk ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan menarik perhatian pengguna jalan.

3. Lokasi rambu; penempatan rambu harus disesuaikan dengan jarak pengguna jalan. Dengan maksud agar pada saat pengemudi berjalan dengan kecepatan normal memiliki cukup waktu untuk memberikan respon. Dan juga peletakkan rambu yang tepat, tidak terhalang apapun di depannya.

4. Pemeliharaan rambu; diperlukan agar tetap berfungsi dengan baik.

Halte

Harris dan Dines (1988) mengemukakan bahwa persyaratan untuk halte bis adalah memiliki kebebasan pandangan ke arah kedatangan kendaraan baik dalam posisi berdiri maupun duduk di halte dan zona perhentian bis harus merupakan bagian dari jaringan akses pejalan kaki.

(31)

Lampu Jalan

Menurut Harris dan Dines (1988), penerangan jalan bertujuan untuk mengakomodasikan pergerakan yang aman bagi pejalan kaki dan kendaraan. Dalam pergerakan, pemakai jalan dapat dibantu orientasinya untuk mengenai zona yang berbeda dari penggunaan suatu tapak melalui hirarki efek penerangan yang tepat. Hirarki penerangan terlihat dari perbedaaan jarak, ketinggian dan warna cahaya lampu yang digunakan. Penerangan juga harus cocok secara fungsional dan dalam skala yang sesuai baik bagi pejalan kaki maupun jalur kendaraan.

Untuk penerangan jalur pejalan kaki dapat digunakan lampu dengan ketinggian yang relatif rendah agar memberikan skala manusia dan menerangi kanopi bawah dari pohon tepi jalan. Sifat penerangan untuk pedestrian walk sebaiknya tidak seragam sepanjang jalan, sebaliknya untuk jalur kendaraan harus seragam secara keseluruhan. Lampu penerangan jalan rata-rata memiliki ketinggian 6 - 15,2 meter, sedangkan untuk jalur pejalan kaki, distribusi pencahayaan vertikal harus mencapai 2 meter agar penglihatan ke arah pejalan kaki lain tetap jelas. Fasilitas penerangan jalan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 65 Tahun 1993 Pasal 2 huruf e dalam, harus memenuhi persyaratan :

a. Ditempatkan ditepi sebelah kiri jalur lalu lintas menurut arah lalu lintas atau di pulau lalu lintas;

b. Jarak tiang penerangan jalan sekurang- kurangnya 0,60 meter dari tepi jalur lalu lintas;

c. Tinggi bagian yang paling bawah dari lampu penerangan jalan sekurang-kurangnya 5,00 meter dari permukaan jalan.

Bangku Jalan

(32)

suasana lingkungan. Pertimbangan dalam perencanaan bangku adalah memenuhi kriteria nyaman, bentuknya sederhana, mudah pemeliharaannya, tahan terhadap vandalisme dan memiliki ketahanan yang tinggi. Penempatan bangku harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain, letaknya terlindung dari angin, posisinya strategis, dan ditempatkan di luar jalur jalan (Harris dan Dines, 1988). Bangku taman yang nyaman juga mempertimbangkan standar dimensi, yaitu tinggi bangku dari permukaan tanah + 37,5 cm, lebar bangku antara 37,5 – 45 cm, dan panjang bangku bervariasi tergantung kebutuhan. Bangku dapat dilengkapi juga dengan sandaran tangan dan sandaran belakang yang bentuk dan ukurannya dapat divariasikan sesuai kebutuhan (Harris dan Dines 1988).

Tempat Sampah

Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik (http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_sampah). Untuk menjaga lingkungan sebaiknya tempat sampah ditempatkan dalam jumlah yang banyak. Pertimbangan merencanakan tempat sampah adalah mudah di lihat, bentuknya mudah dikenali, terjangkau, ditempatkan lebih banyak pada titik-titik yang terdapat banyak aktivitas manusia. Tempat untuk menampung sampah juga sebaiknya memiliki ukuran yang cukup lebar untuk menampung jumlah sampah, bahan yang langsung menyentuh sampah hendaknya tahan air dan dilengkapi dengan penutup. Ukuran untuk satu tempat sampah adalah tinggi + 91,5 cm dan diameter maksimal 76 cm (Harris dan Dines, 1988).

Papan Petunjuk Jalan dan Informasi

(33)

pedestrian padat, dengan besaran sesuai kebutuhan, dan bahan yang digunakan terbuat dari bahan yang memiliki durabilitas tinggi, dan tidak menimbulkan efek silau (Direktorat Penataan Ruang Nasional, 1993).

Jalur Pejalan Kaki

Menurut Simond (1983), karakter dari jalur pejalan kaki dapat dimengerti dengan cara membandingkan hal tersebut dengan arus atau sungai dan dapat ditempuh dari satu titik ke titik lain dengan jarak yang terdekat. Fasilitas pejalan kaki harus dipasang pada lokasi di mana pemasangan fasilitas tersebut memberikan manfaat yang maksimal baik dari segi keamanan, kenyamanan dan kelancaran perjalanan bagi pemakainya (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995).

Menurut PP Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan, trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Persyaratan ukuran lebar trotoar atau jalur pejalan kaki berdasarkan lokasi dan jumlah pejalan kaki menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993 dapat di lihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Lebar Trotoar berdasarkan Lokasi.

No. Lokasi trotoar Lebar trotoar minimum

1. 2. 3.

4.

Jalan di daerah pertokoan atau kaki lima Daerah Perkantoran utama

Daerah industri: a. jalan primer b. jalan akses

Di wilayah pemukiman : a. jalan primer

b. jalan akses

4 meter 3 meter 3 meter 4 meter 2,75 meter 2 meter

Tabel 3. Lebar Trotoar berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki.

No. Jumlah pejalan kaki/ detik/ meter Lebar trotoar 1. 2. 3. 4. 6 orang 3 orang 2 orang 1 orang

(34)

Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1995) trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, di beri lapis permukaan, di beri elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pejalan kaki. Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur lalu lintas (bila telah tersedia jalur parkir), di buat sejajar dengan jalan, tetapi trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi setempat tidak memungkinkan. Trotoar pada pemberhentian bus harus dapat ditempatkan berdampingan/ sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan atau di belakang halte.

Lebar trotoar dapat direncanakan sesuai dengan batasan lebar minimum berdasarkan keadaan tertentu (Tabel 4). Beberapa tipe penempatan trotoar antara lain, di tepi jalur utilitas, di tepi dalam saluran drainase, di tepi lereng, di jembatan, dibangunan pertokoan, diterowongan, di depan dan di belakang halte (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995).

Tabel 4. Lebar Trotoar Berdasarkan Keadaan Tertentu.

Lebar trotoar (m) Keadaan / Situasi

1,5

1,0

0,5

Jalan di daerah pasar

Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar

Jalan di daerah lain

Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga, 1995.

Penanaman Jalur Hijau Jalan

(35)

Gambar 1. Pembagian untuk Jalur Pejalan kaki, Sepeda dan Lalu Lintas (Direktorat Jenderal Bina Marga, 1988).

Menurut Booth (1983), penanaman jalur hijau jalan merupakan hal penting dalam merancang dan mengelola ruang serta memecahkan masalah. Selanjutnya, jalan juga dapat membentuk ruang horizontal, vertikal dan ruang di atas kepala (overhead plane), serta berkaitan erat dengan strukrur bangunan (Gambar 2).

(36)

Gambar 3. Vegetasi pada Jalan sebagai Pembingkai Pemandangan (Simond, 1983).

Menurut Simonds (1983), penanaman jalur hijau jalan adalah berdasarkan pada fungsi tanpa melupakan nilai keindahannya. Selanjutnya dikemukakan bahwa vegetasi pada jalan dapat memperjelas bentuk dan memperkuat keberadaan tapak, membangun dan menghubungkan pola-pola terbuka, tertutup, atau setengah terbuka dalam tapak, dapat memperjelas bentuk tapak, membingkai pemandangan (Gambar 3), mempersatukan gedung-gedung yang berdiri sendiri (independent), menyediakan perubahan visual dari satu tempat ke tempat lain, melindungi dari serta menangkap cahaya matahari, memberikan efek bayangan, mempunyai fungsi sebagai naungan, menghisap air hujan, membersihkan udara, mengatur iklim mikro juga melindungi dari polusi.

Booth (1983), menambahkan bahwa di samping menahan polusi, vegetasi jalan juga dapat menjaga kelembaban tanah, mencegah erosi dan kehilangan tanah, memodifikasi suhu udara dan menyediakan habitat bagi burung dan binatang. Material tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol privasi, pelengkap, pemersatu, pembatas, identitas, dan pelembut dari segi estetis.

(37)

penting dalam pemilihan pohon jalan menurut Nurisjah dan Pramukanto (1998) adalah:

1. Tajuk pohon memberikan naungan yang sempurna tetapi tidak terlalu teduh, selalu hijau dan tidak mudah meluruhkan daun yang berakibat mengotori jalan.

2. Mempunyai batang dan percabangan yang kuat dan tidak mudah patah.

3. Struktur percabangan tegak atau semi tegak dan tidak mudah jatuh/ menjurai. Lebih baik lagi jika dengan percabangan yang kompak dibandingkan dengan yang tumbuh meninggi, khususnya untuk pohon yang tumbuh di bawah jaringan kabel listrik/ telepon.

4. Pertumbuhan tajuk pohon tidak menghalangi atau menganggu lalu lintas. 5. Tajuk pohon berjarak paling rendah tiga meter di atas permukaan tanah atau

untuk jenis yang bertajuk rendah dapat dilakukan pemangkasan.

6. Hasil generatif berupa bunga, buah, dan biji tidak mengganggu lalu lintas. 7. Pohon tidak mengeluarkan atau menghasilkan zat yang dapat merusak atau

membuat jalan licin, terutama di waktu hujan.

8. Perakaran dalam dan tidak merusak jalan dan saluran drainase. 9. Tidak peka terhadap serangan hama atau penyakit.

10. Bukan merupakan tanaman inang yang disukai oleh serangga yang dapat menghabiskan daun-daunnya.

11. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan tumbuh, seperti sesuai dengan iklim dan kondisi tanah serta ketinggian dari permukaan laut.

12. Mengandung nilai estetis yang menarik berupa warna daun bunga, buah maupun bentuk tajuk.

13. Mempunyai kecepatan tumbuh yang sedang, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat (indikator siklus hidup yang pendek).

14.Daun buah tidak beracun dan berduri, tahan terhadap polusi udara, tanah dan air.

(38)
(39)

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di dalam kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga. Kampus IPB Dramaga ini terletak di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor (Gambar 4). Pengambilan data pada penelitian ini di mulai dari bulan April sampai Agustus 2009.

Metode Studi

[image:39.612.139.478.339.649.2]

Proses perencanaan secara skematis ditunjukkan dengan Gambar 5. Bagan alur pada gambar tersebut menunjukkan hubungan antara proses-proses perencanaan yang bertahap menjadi metode penelitian yang komprehensif. Metode studi yang dilakukan menggunakan pendekatan (Simond, 1983).

Gambar 5. Proses Konsep Street Furniture Jalan Kampus IPB Dramaga.

Persiapan Research Analisis Sintesis Konsep - Observasi - Survei Lapang

- Pengambilan Foto - Pengumpulan Data - Interview

- Pernyataan Kebutuhan Pengguna - Penyusunan rencana kerja - Penetapan Rencana Anggaran Biaya

- Analisis Tapak

- Program Pengembang - Review Regulasi Pemerintah

- Kemungkinan - Ketetapan

- Literatur - Studi Skematik

- Analisis Dampak

- Metode Pelaksanaan - Analisis Perbandingan

- Penyatuan Pendapat

- Pengembangan ide - Tata Ruang - Desain sketsa

- Peletakan

Rencana Kerja

Peta dasar, pendukung file data

Peta dasar, pendukung file data Pendalaman lokasi

Pertemuan awal

Aplikasi ide pengembangan/ Desain Sketsa

(40)
(41)

Persiapan

Pada tahap ini, ada beberapa kegiatan yang mencakup didalamnya yaitu penetapan lokasi penelitian, penyusunan rencana kerja dan biaya, pengumpulan data serta informasi tentang program kampus IPB Dramaga Bogor dalam pengembangan dan pengelolaannya. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini yaitu pengetahuan tentang konsep dasar dan fungsi utama dari street furniture kampus tersebut.

Survei Lapang

Merupakan tahapan pengambilan data berupa data primer dan data sekunder serta informasi tapak dilapangan maupun dari pustaka yang mendukung penelitian melalui survei tapak berupa pengamatan dan pengambilan foto atau sketsa, pengambilan pustaka dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap keinginan civitas akademika, masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kampus dan pihak tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

(42)
[image:42.612.137.508.97.546.2]

Tabel 5. Data yang dibutuhkan dan sumber data.

Analisis

Semua kondisi awal tapak dianalisis untuk mendapatkan kemungkinan pengembangan street furniture dari tapak. Analisa aspek jalan, pengguna jalan, dan lingkungan sekitar jalan menghasilkan beberapa kemungkinan dari jenis-jenis street furniture yang diperlukan. Dalam pengembangan tapak, faktor pengguna

jalan menjadi pertimbangan utama dalam pengembangannya. Kemudian dilakukan penilaian berdasarkan kesesuaian dengan hasil analisa aspek jalan dan lingkungan sekitar jalan serta aspek pengguna jalan.

No. Data Jenis Sumber Data

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Letak, Luas, dan Batas tapak Aksesibilitas dan Sistem Transportasi

Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan

Iklim : a. Suhu

b. Curah Hujan c. Kelembaban Nisbi d. Kecepatan Angin Tata Guna Lahan

Vegetasi dan Satwa di sekitar jalan Visibilitas

Peraturan Pemerintah tentang jalan Jalan-jalan dalam Kampus:

a. Dimensi Jalan b. Tipe Jalan Kelengkapan Jalan Sarana Transportasi

(43)

Sintesis

Secara keseluruhan tahap sintesis merupakan suatu tahap pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dari suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan studi. Berbagai potensi dan kenyamanan yang terdapat di dalam dan di sekitar tapak lanskap diusahakan untuk dimanfaatkan dan dikembangkan namun bagian yang peka diusahakan untuk dilestarikan dan tidak di ganggu. Hasil ini dikembangkan untuk mendapatkan konsep street furniture yang sesuai dengan aktifitas pengguna serta sistem transportasinya.

Konsep

Pada tahap ini merupakan pengembangan ide berdasarkan potensi dan solusi masalah yang ada pada tahap sintesis. Konsep yang diterapkan adalah alternatif konsep dengan tingkat kesesuaian lingkungan yang terbaik. Pemilihan alternatif dilakukan berdasarkan kriteria seperti keamanan, pola tata letak, kenyamanan, kelayakan, dan kebutuhan serta keinginan pengguna.

Batasan Studi

Batasan tahapan yang dilakukan sampai dengan penyusunan suatu konsep dengan menitikberatkan pada efektifitas dari street furniture jalan.

Hasil Studi

(44)

Letak, Luas, dan Batas Tapak

Kampus IPB Dramaga secara administratif terletak di kota Bogor tepatnya di Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan seluas 203,5 ha tersebut, secara geografis terletak antara 106° 44’ 00’’ BT - 106° 42’ 30’’ BT dan 6° 33’ 00’’ LS – 6° 34’ 00’’ LS, berada pada lokasi 12 Km. arah barat laut dari pusat Kota Bogor.

Kampus IPB Dramaga Bogor sendiri dibatasi pada bagian Selatan oleh Desa Babakan Doneng, bagian Timur dibatasi oleh Desa Babakan Raya, bagian Utara dibatasi oleh Sungai Ciapus, dan pada bagian Barat dibatasi oleh Sungai Cihideung.

Tapak yang akan digunakan dalam studi ini adalah jalan lingkar di dalam kampus yang di bagi kedalam beberapa bagian (Gambar 6). Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah proses inventarisasi dan perencanaan. Lebih jelasnya pembagian ini dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pembagian Lokasi di Dalam Tapak.

BAGIAN LOKASI

Bagian I Pintu masuk utama IPB sampai persimpangan Rektorat-Jl. Ramin.

Bagian II Sepanjang Jl. Ramin sampai persimpangan Jl. Meranti-Parkir GWW.

Bagian III Sepanjang Jl. Meranti sampai persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos.

Bagian IV Sepanjang Jl. Kamper (LSI).

Bagian V Sepanjang Jl. Agatis/ Persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos sampai persimpangan Rektorat.

Bagian VI Sepanjang Jl. Pinus/ Pintu alternatif masuk-keluar kampus (SMK KORNITA), Kampung Cangkurawok.

(45)

utama yang ada di IPB seperti GOR, gedung perpustakaan pusat LSI, gedung GWW, dan masjid Al Hurriyah.

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi

Kampus IPB Dramaga memiliki aksesibilitas yang baik karena dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan umum dan pribadi. Kendaraan umum yang dapat digunakan adalah angkutan umum (angkot) dengan trayek Bubulak-Leuwi Liang, Bubulak-Jasinga, Bubulak-Ciampea, maupun Bubulak-Kampus Dalam, sedangkan bis yang dapat digunakan dari arah Bogor adalah bis dengan jurusan Pandeglang-Rangkas Bitung.

Untuk pintu masuk kampus sendiri terdapat beberapa alternatif. Intensitas pengguna yang paling padat untuk yang menggunakan kendaraan bermotor adalah pintu satu yang merupakan pintu masuk utama. Pintu satu memiliki gerbang dengan beberapa traffic island sebelumnya dan dilengkapi dengan pos satpam sebagai pendukung fungsi keamanan di kampus. Pintu yang juga dapat dilalui kendaraan bermotor adalah pintu belakang Kampung Cangkurawok, dan merupakan pintu alternatif kendaraan bermotor untuk keluar-masuk kampus. Pintu ini berada pada penghujung kampus yang berdekatan dengan asrama putra.

(46)

Pada pintu satu yang dapat di akses kendaraan bermotor tidak terlalu mengalami kendala dalam hal kemacetan, karena pada pintu ini digunakan sirkulasi dua arah yang dibatasi oleh median jalan. Selain itu pintu ini juga dapat di akses oleh pejalan kaki, karena tersedia trotoar/ pedestrian di tepi bahu jalannya.

Untuk pedestrian di dalam kampus ini, secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat terlihat pada banyaknya pedestrian dengan paving yang sudah pecah, berlubang, kotor oleh daun kering, bahkan ada yang sudah tertutup gulma (Gambar 6).

(a) (b) Gambar 6. (a). Paving Yang Rusak dan

(b). Paving Yang Ditumbuhi Gulma.

Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan

Kondisi topografi di sepanjang tapak cukup bervariasi. Sebagian besar tapak memiliki kelas lereng 1%-5%. Sebagian daerah Utara dan Barat tapak memiliki kelas 5%-10%. Kelas lereng 10%-15% berada pada bagian belakang kandang sapi dan sebagian pinggiran sungai sebelah Barat tapak memiliki kelas lereng lebih 15%.

Iklim

(47)
[image:47.612.131.541.101.695.2]

Tabel 7. Data Iklim 5 tahun (2005-2009) di Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor.

Tahun/ Bulan Curah hujan (mm/ tahun)

Suhu rata-rata (°C)

Suhu maks.

(°C) Suhu min. (°C)

Kelembaban (%) Kecepatan angin rata-rata (knot) 2005

JAN 322 25,2 29,7 23,0 90 2,3

PEB 366 25,4 30,8 23,0 89 2,1

MAR 400 26,0 31,3 23,2 87 2,4

APR 197 26,2 31,9 23,2 85 2,3

MEI 285 26,4 31,9 23,5 85 1,9

JUN 350 25,9 31,4 23,0 87 1,9

JUL 157 25,6 31,4 21,7 83 2,0

AGS 212 25,7 31,6 21,4 82 2,3

SEPT 306 26,1 32,3 22,0 82 1,6

OKT 275 26,0 32,2 22,7 84 2,0

NOP 251 25,8 31,6 22,9 84 1,2

DES 138 25,5 30,4 22,9 86 1,0

Rata2/bulan 267,0 25,9 31,5 22,7 84,8 1,9

TOTAL 3259,0 309,8 376,5 272,4 1023,0 23,0 2006

JAN 549 25,2 29,8 22,9 89 2,6

PEB 475 25,5 30,9 22,8 89 2,4

MAR 133 25,8 30,9 22,9 84 3,1

APR 194 25,8 31,6 23,0 84 2,9

MEI 283 26,0 31,5 22,6 84 1,9

JUN 285 25,7 31,5 22,0 81 2,0

JUL 26 26,1 32,0 22,2 79 2,2

AGS 74 25,2 32,0 20,6 76 2,5

SEPT 69 25,9 33,6 20,8 72 2,8

OKT 142 26,7 34,1 22,1 74 2,8

NOP 563 26,4 33,0 22,8 83 2,5

DES 529 26,1 31,5 23,2 87 2,4

Rata2/bulan 252,1 32,1 22,3 81,2 81,2 2,5

TOTAL 3322 310,3 382,5 268,0 981,8 30,3 2007

JAN 298 26,1 31,7 22,4 81 3,0

PEB 468 25,1 29,7 22,6 90 2,2

MAR 240 25,7 30,7 22,9 86 3,7

APR 572 25,8 31,6 22,9 85 2,1

MEI 274 26,0 31,8 22,9 86 1,9

JUN 196 25,6 31,4 22,3 83 2,0

JUL 181 25,6 31,7 21,8 81 2,2

AGS 107 25,4 31,9 21,3 79 2,5

SEPT 276 26,0 32,6 21,6 77 2,9

OKT 316 26,0 32,7 22,3 81 2,6

NOP 447 25,9 32,0 22,1 81 2,6

DES 579 25,3 30,0 22,4 89 3,0

Rata2/bulan 332,4 25,7 31,5 22,3 93,6 2,5

(48)

Lanjutan Tabel 7. Tahun/ Bulan Curah hujan (mm/ tahun) Suhu rata-rata (°C) Suhu maks.

(°C) Suhu min. (°C)

Kelembaban (%) Kecepatan angin rata-rata (knot) 2008

JAN 239 25,7 31,1 22,1 84 3,1

PEB 338,5 24,4 28,1 22,1 90 3,2

MAR 425 25,1 30,9 22,0 87 2,5

APR 401 25,6 31,5 22,2 86 2,3

MEI 232 25,8 31,7 21,9 82 2,2

JUN 217 25,6 31,5 21,8 83 2,0

JUL 112 25,2 32,0 20,6 77 2,4

AGS 239 25,6 31,7 21,8 81 2,2

SEPT 238 25,9 32,8 21,7 80 2,6

OKT 382 25,8 32,2 22,0 84 2,4

NOP 534 25,8 31,3 22,5 86 2,8

DES 227 25,5 30,5 22,4 87 2,8

Rata2/bulan 304,1 25,5 31,3 21,9 84,2 2,5

TOTAL 3584,5 305,9 375,1 263,1 1010,1 30,5 2009

JAN 278 25,0 29,3 22,0 88 2,9

PEB 302 25,1 29,6 22,1 88 3,5

MAR 199 25,8 32,0 21,8 82 2,9

APR 246 26,2 32,1 22,6 82 2,3

MEI 330 26,1 31,7 22,8 85 2,2

JUN 238 26,1 31,8 22,8 81 2,1

JUL 25,8 32,1 21,9 77 2,4

AGS 41 26,4 32,9 22,0 74 2,4

SEPT 26,6 33,7 22,6 75 2,7

Rata2/bulan 233,4 25,9 31,7 22,3 81,3 2,6

TOTAL 1634,0 233,2 285,2 200,7 732,1 23,4

Σ RATA2/

TAHUN 3597,4 293,5 359,4 254,3 949,4 2,4

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Stasiun Klimatologi Klas I Dramaga Bogor tahun 2005-2009.

Tata Guna Lahan

(49)
[image:49.612.132.505.97.361.2]

Tabel 8. Tata Guna Lahan Dalam Tapak.

BAGIAN LOKASI TATA GUNA LAHAN

Bagian I Pintu masuk utama IPB sampai persimpangan Rektorat-Jl. Ramin.

Tata guna lahan di bagian ini dominasinya adalah area penerimaan saja.

Bagian II Area di Kiri-Kanan Jl. Ramin sampai persimpangan Jl. Meranti-Parkir GWW.

Tata guna lahan di bagian ini di dominasi oleh sarana praktikum Arsitektur Lanskap berupa lapangan (Arboretum), Plaza Akademik, dan bangunan GWW.

Bagian III

Area di Kiri-Kanan Jl. Meranti dan Jl. Tanjung sampai persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos.

Dominasi tata guna lahan di bagian ini yaitu: gedung perkuliahan (FAPERTA, FMIPA, dan FAHUTAN), area penginapan (Wisma dan asrama putri), dan tempat ibadah (Masjid Al-Hurriyah).

Bagian IV

Persimpangan Al-Hurriyah sampai persimpangan GWW/ Area di Kiri-Kanan Jl. Kamper (LSI).

Dominasi tata guna lahannya yaitu: gedung penelitian FATETA (SEAFAST dan PAU), gedung perkuliahan (FATETA, FEMA dan FAPERTA), dan perpustakaan pusat (LSI).

Bagian V

Area di Kiri-Kanan Jl. Agatis/ Persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos sampai persimpangan Rektorat.

Dominasi tata guna lahan di bagian ini yaitu: Gedung Olah Raga, gedung perkuliahan (FAPERIKAN, FAPET, dan FKH), area praktikum dan penelitian (FAPERIKAN, FAPET, dan FKH), hutan eksisting (Karet dan Sengon), dan gedung rektorat.

Bagian VI

Area di Kiri-Kanan Jl. Pinus/ Pintu alternatif masuk-keluar kampus (SMK KORNITA), Kampung Cangkurawok.

Dominasi tata guna lahan di bagian ini yaitu: gedung penginapan (asrama putra), dan area penelitian (FAPERTA).

Vegetasi dan Satwa di Sekitar Jalan

Vegetasi di tepi lingkar jalan kampus dapat dikatakan bervariasi jenisnya. Pada bagian tertentu di setiap bagian tersusun vegetasi yang seragam dan berulang atau berganti di bagian lain. Hal ini jelas terlihat pada bagian satu yaitu pintu masuk utama IPB yang berjajar Cemara Kipas (Thuja orientalis) berseling di bagian belakang yaitu pohon Cemara Balon (Casuarina sumatrana). Median jalan dari pintu satu ini dihiasi groundcover Bayam Merah (Iresine sp.). Awalnya terdapat beberapa tanaman semak dan penutup tanah pada median jalan seperti Kana (Canna hybrida) dan Sutra Bombay (Portulaca grandiflora), namun karena kurangnya perawatan yang intensif pada tanaman tersebut sehingga banyak yang layu dan mengalami kematian.

(50)
[image:50.612.133.506.398.651.2]

Bunga Mentega (Nerium oleander), Sikat Botol (Callistemon cifrinus), Kembang Merak (Caesalpinia pulcherima), Bungur (Langerstromia indica), Kupu-kupu (Bauhinia purpurea). Untuk pohon pengarah di dominasi oleh Palem, pohon bertajuk piramidal dan kolumnar diantaranya, Sawit (Elais guineensis), Kelapa (Cocos nucifiera), Rasamala (Altingia excelsa), Kidamar (Aghatis dammara), Palem Raja (Roystonia regia), Glodogan Daun (Polyalthia fragrans). Lebih jelasnya vegetasi perbagian ditunjukan pada Tabel 9. berikut ini :

Tabel 9.1. Inventarisasi Vegetasi Bagian I

Vegetasi Nama Latin Nama Lokal

Pohon

1. Artocarpus heterophyllus 2. Cannarium hirsutum 3. Casuarina sumatrana

4. Thuja orientalis

1. Nangka 2. Kenari

3. Cemara Balon 4. Cemara Kipas

Semak 1. Iresine herbstii 1. Bayam-bayaman

Groundcover 1. Axonopus compressus 2. Rumput Gajah Biasa

Tabel 9.2. Inventarisasi Vegetasi Bagian II

Vegetasi Nama Latin Nama Lokal

Pohon

1. Acasia mangium 2. Bahunia purpurea 3. Bambussa multiplex 4. Ceiba pentandra 5. Cerbera manghas 6. Chrysophyllum cainito 7. Delonix regia

8. Ficus benjamina 9. Ficus lyrata

10. Michelia champaca 11. Podocarpus sp. 12. Polyalthia longifolia 13. Pterocarpus indicus 14. Samanea saman

15. Spathodea campanulata 16. Tamarindus sp.

1. Akasia Mangium 2. Kembang Kupu-kupu 3. Bambu Pagar

4. Randu 5. Bintaro 6. Sawo Duren 7. Flamboyan 8. Beringin 9. Biola Cantik 10.Cempaka 11.Kiputri

12.Glodokan Tiang 13.Angsana

14.Kihujan 15.Kecrutan 16.Asam Keranji

Semak 1. Cordyline terminalis 1. Hanjuang

(51)

Tabel 9.3. Inventarisasi Vegetasi Bagian III

Vegetasi Nama Latin Nama Lokal

1. Adenanthera microsperma 2. Agathis dammara

3. Albazia falcataria 4. Antidesma bunius 5. Areca catechu 6. Averrhoa pentandra 7. Bambussa tuldoides

1. Saga 2. Kidamar 3. Sengon 4. Buni 5. Pinang 6. Belimbing 7. Bambu Krisik

Pohon

8. Cananga odorata 9. Cannarium hirsutum 10. Cinnamomum burmanii 11. Cocos nusifiera

12. Erythrina crista-galli 13. Ficus benjamina 14. Ficus elastica 15. Maniltoa grandiflora 16. Mimusops elengi 17. Nephelium lappaceum 18. Polyalthia longifolia 19. Pterocarpus indicus 20. Roystonea regia 21. Salacca zalacca 22. Samanea saman 23. Tectona grandis

24. Veitchia merillii

8. Kenanga 9. Kenari 10. Kayu Manis 11. Kelapa 12. Dadap Merah 13. Beringin 14. Beringin Karet 15. Daun Saputangan 16. Tanjung

17. Rambutan 18. Glodokan Tiang 19. Angsana

20. Palem Raja 21. Salak 22. Kihujan 23. Jati

[image:51.612.132.505.97.463.2]

24. Palem Putri Semak 1.2. Mussaenda philippicaPachystachys lutea L. 1. Bunga Lilin 2. Nusa Indah Groundcover

Tabel 9.4. Inventarisasi Vegetasi Bagian IV

Vegetasi Nama Latin Nama Lokal

Pohon

1. Chrysophyllum cainito 2. Cocos nusifiera 3. Elaeis guinensis 4. Filicium decipiens 5. Heliconia colinsiana 6. Morinda citrifolia 7. Pinus mercusii 8. Pterocarpus indicus 9. Tamarindus sp.

1. Sawo Duren 2. Kelapa 3. Sawit

4. Kerai Payung 5. Pisang Hias 6. Mengkudu 7. Pinus 8. Angsana 9. Asam Keranji

Semak 1. Codiaeum variegatum 1. Puring

(52)

Tabel 9.5. Inventarisasi Vegetasi Bagian V

Vegetasi Nama Latin Nama Lokal

Pohon

1. Agathis dammara 2. Albasia falcataria 3. Ceiba pentandra 4. Felicium decipiens 5. Maniltoa grandiflora 6. Roystonea regia

1. Kidamar 2. Sengon 3. Randu 4. Kerai Payung 5. Sapu Tangan 6. Palem Raja

7. Terminalia katappa 7. Ketapang

Semak 1. Acalypha sinensis 1. Teh-tehan

Groundcover

Tabel 9.6. Inventarisasi Vegetasi Bagian VI

Vegetasi Nama Latin Nama Lokal

Pohon

1. Albazia falcataria 2. Arenga pinnata

3. Artocarpus heterophyllus 4. Cocos nusifiera

5. Delonix regia

6. Nephelium lappaceum 7. Pinus mercusii

8. Pterocarpus indicus 9. Tectona grandis

1. Sengon 2. Aren 3. Nangka 4. Kelapa 5. Flamboyan 6. Rambutan 7. Pinus 8. Angsana 9. Jati Semak Groundcover

Satwa yang terdapat di sekitar tapak yang dapat diamati di pohon dan semak tepi jalan adalah berbagai jenis burung, seperti burung layang-layang, burung kutilang, burung anyam-anyaman, bajing, kadal, ular, musang, dan kera. Untuk jenis satwa serangga antara lain kupu-kupu, belalang, dan kepik.

Visibilitas

(53)

adalah bangunan segitiga yang juga merupakan konsep arsitektur bangunan di Kampus IPB Dramaga.

Danau pun merupakan suatu point of interest di dalam kampus, namun pemandangan ini tidak terlalu terlihat dari bagian sisi jalan karena letaknya yang agak curam dan terhalang oleh pohon tepi jalan. Salah satu yang dapat mendukung visibilitas yang baik saat malam hari adalah lampu jalan. Sudah seharusnya lampu menjadi perhatian untuk pengelola kampus karena banyak yang sudah tidak fungsional.

Jalan-Jalan Dalam Kampus

Jalan lingkar di dalam kampus memiliki dimensi dan tipe jalan yang bervariasi di tiap bagiannya. Secara umum jalan lingkar memiliki kriteria kelas jalan kecil sampai sedang saja, yakni hanya dapat dilalui oleh kendaraan berukuran maksimal 12x2,5 m. Sedangkan untuk spesifikasi kelas jalannya selain pada bagian I dan II, hampir di setiap bagian termasuk dalam kelompok III B dan III C yaitu kelas jalan yang memiliki lebar jalan 5,5–7 m. Maka dari itu bila di lihat dari dimensi dan tipe kelas jalannya, jalan lingkar di dalam kampus hanya dapat dilalui oleh kendaraan bermotor saja.

Seringkali ditemukannya pengguna sepeda dan pejalan kaki menggunakan bahu jalan, sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan bagi masing-masing pengguna jalan. Hal ini disebabkan sempitnya damija dan hanya dibagian tertentu saja yang telah disediakan jalur khusus untuk sepeda serta pejalan kaki. Secara lengkap keterangan tentang dimensi dan tipe jalan dapat di lihat dalam penjabaran Tabel 10. dan Tabel 11. serta pada Gambar 7. potongan dimensi dan tipe jalan lingkar kampus di bawah ini.

Tabel 10. Dimensi Jalan dalam Kampus.

Bagian Damija Selokan Jalur

Sepeda Trotoar

Badan

Jalan Median

Panjang Jalan

I 20 m 2x1 - 2x1 2x6 1.5 m 198 m

II 9.5 m 2x1 - 1.5 6 - 945,9 m

III 12 m 2x1 + 923,27 m - 6 - 1180,63 m

IV 7.5 m 2x1 - 1.5 4 - 734,12 m

V 12 m 2x1 + 223,40 m - 6 - 1739,03 m

(54)

Tabel 11. Tipe Jalan Dalam Kampus.

Kriteria Kelas Jalan

Spesifikasi Kelas Jalan Sedang Kecil III B III C Bagian Keterangan

I

Kelengkapan Jalan Bagian I (Pintu masuk utama IPB sampai

persimpangan Rektorat-Jalan Ramin).

II

Kelengkapan Jalan Bagian II (Persimpangan Rektorat-Jalan Ramin sampai persimpangan Parkir GWW-Jalan Meranti-Parkir BDP).

III

Kelengkapan Jalan Bagian III (Persimpangan Jalan Ramin-GWW sampai persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos/ Sepanjang Jalan Meranti).

IV

Kelengkapan Jalan Bagian IV (Persimpangan Al-Hurriyah sampai persimpangan GWW-Parkir BDP/ Sepanjang Jalan Kamper).

V

Kelengkapan Jalan Bagian V (Persimpangan Al-Hurriyah-GOR-Perumdos sampai persimpangan Rektorat-Jalan Ramin).

VI

Kelengkapan Jalan Bagian VI (Persimpangan Lab. Rehabilitasi Primata sampai pintu alternatif masuk-keluar kampus Kampung Cangkurawok).

(55)

Gambar 7.2. Gambar Potongan Dimensi dan Tipe Jalan Bagian II.

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang terdapat di dalam kampus untuk pengguna umum secara keseluruhan dapat dibagi menjadi empat macam, diantaranya yaitu sepeda, becak, motor (ojek), dan bus. Pengguna kampus dapat memilih kendaraan-kendaraan tadi yang paling efisien dari tempat mereka awal menempuh.

Kendaraan baru yang saat ini juga menjadi pilihan adalah sepeda. Kampus ini menyediakan + 1500 unit berikut dengan lima parkirannya (shelter). Sudah banyak yang menggunakan alternatif transportasi ini. Dari pihak kampus, sebaiknya dapat menambah track sepeda agar keamanan dan kenyamanan pengguna sepeda dapat terjamin.

Tranportasi komersil merupakan suatu mata pencaharian dan juga sebagai fasilitas bagi civitas akademik. Transportasi ini di dalam kampus terdiri dari dua macam yang dimiliki masyarakat sekitar, antara lain becak dan ojek. Kendaraan komersil becak memiliki jam operasional dan pangkalan yang lebih sedikit dibandingkan dengan ojek. Becak hanya beroperasi pada jam kerja yaitu jam 07.00-17.00 WIB. Sedangkan untuk ojek sendiri saat ini sudah terdapat beberapa pangkalan yang dilengkapi dengan pondokan. Jam kerja kendaraan ini yaitu mulai dari pagi hari pukul 06.30 sampai pada malam hari pukul 20.00 WIB.

Terdapat pula fasilitas kendaraan roda empat berupa bis yang disediakan oleh pihak kampus sebagai antar-jemput pegawai maupun mahasiswa, serta terdapat bis yang memiliki rute sekitar jalan lingkar kampus. Bus tersebut mulai beroperasi dari pagi hari pukul 07.00 dan berakhir sampai sore hari pukul 15.30, dengan jumlah armada + 38 yang beroperasi, 16 ukuran besar dan 22 berukuran kecil.

Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus

(69)
[image:69.612.173.470.76.307.2]

Gambar 9. Tempat-tempat Komersil Dalam Kampus.

Aspek Sosial

Aspek sosial adalah aspek yang berpengaruh dalam tapak. Aspek ini merupakan penentu kebutuhan yang dapat di lihat dari aktivitas pengguna. Adapun secara keseluruhan pengguna jalan lingkar kampus terdiri dari :

1. Seluruh civitas akademika yaitu mahasiswa, staf pengajar, dan karyawan. 2. Masyarakat sekitar kampus yang memiliki mata pencaharian sebagai supir

ojek, becak, dan pedagang.

3. Pengunjung yaitu orang-orang yang datang untuk keperluan-keperluan tertentu dalam waktu yang singkat.

Aktivitas yang terjadi di sepanjang tapak bermacam-macam, antara lain berjalan baik dengan kaki ataupun kendaraan, bersepeda, menunggu, menelepon, bersosialisasi. Selain itu ada pula penduduk sekitar yang mempunyai mata pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek/ becak yang menggunakan jalan lingkar kampus sebagai tempat beraktivitas.

(70)

biasanya, karena pada hari ini jalan kampus biasanya digunakan hanya untuk jalan-jalan ataupun berolahraga.

(71)

ANALISIS SINTESIS

Aspek Fisik Letak, Luas dan Batas-batas Tapak

Tapak merupakan jalan lingkar kampus di mana area tersebut adalah sebuah area pendidikan yang dilengkapi berbagai fasilitas pendukungnya. Jalan ini berbentuk linear dengan lebar jalan rata-rata 6-8 m. Panjang jalan yang dijadikan lokasi studi adalah + 5298,32 m. Jalan ini merupakan jalan utama di dalam kampus IPB Darmaga.

Daerah milik jalan (damija) yang dimiliki beberapa titik cukup lebar sekitar + 20 m sehingga memungkinkan untuk memperluas daerah manfaat jalan (damaja). Namun ada juga beberapa titik yang berdampingan dengan bangunan atau bahu jalan yang sempit sehingga hanya diperlukan perbaikan atau penambahan kelengkapan jalan.

Aksesibilitas dan Sistem Transportasi

Jalur yang terdapat di area studi dapat di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain jalur kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki atau pedestrian, dan jalur sepeda. Pada jalur kendaraan bermotor secara umum dalam kondisi baik, namun ada di beberapa bagian yang kondisinya perlu diperbaiki. Secara keseluruhan tidak terdapat suatu masalah yang besar pada jalur ini.

Jalur pejalan kaki pada area ini memiliki berbagai ukuran dari 0,5-2 m. Perbedaan ukuran pada jalur ini, dikarenakan pedestrian yang sudah rusak. Selain itu ada pula titik-titik di mana pedestrian banyak ditumbuhi rumput, dikotori daun-daun kering dan conblock yang lepas atau pecah. Hal ini menyebabkan pejalan kaki merasa kurang nyaman saat melaluinya.

(72)

Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan

Pada beberapa titik di tapak terdapat perbedaan dalam konturnya yang merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Perbedaan kontur ini dapat diaplikasikan dengan penataan elemen-elemen lanskap dengan memperhatikan jenis tanaman, warna, tekstur, dan bentuk tajuk untuk meningkatkan kualitas good view.

Kontur pada tapak juga dapat menjadi kendala dalam menempatkan perabot jalan, seperti shelter, gazebo, dan lain-lain. Namun selalu ada solusi pada tiap kendala, salah satunya dengan memodifikasi lahan yang akan diletakkan bangunan atau hardscape dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pengguna. Selain itu pada kontur yang memiliki kemiringan yang cukup besar dapat digunakan vegetasi dengan akar yang kuat menahan tanah agar tidak terjadi longsor atau semacamnya.

Pada titik-titik yang datar, kendalanya adalah timbul kesan monoton di dalamnya. Namun hal ini merupakan potensi untuk peletakan bangunan atau hardscape. Untuk mengatasi kendala dalam hal topografi datar, dapat dilakukan

dengan penanaman vegetasi dengan berbagai jenis, warna, tinggi-rendah dan tekstur sehingga dapat menghilangkan kesan monoton. Untuk penggunaan elemen-elemen keras lainnya juga dapat diaplikasikan pada paving yang digunakan. Permainan warna, bentuk, tekstur dan pola paving juga penting dalam kondisi ini. Selain itu penempatan elemen yang menarik sebagai point of interest di rasa perlu namun tetap memperhatikan unsur unity tapak, nilai estetis, fungsi, keamanan dan kenyamanan.

Iklim

(73)

Gambar 10. Grafik Rata-rata Suhu Pada Tapak.

(Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)

[image:73.612.151.490.77.312.2]

Gambar 11. Grafik Rata-rata Curah Hujan Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)

Grafik Suhu Dramaga 2005-September 2009

23.0 23.5 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 JA N PE B MA R AP R ME I JU N JU L AG S SE PT OK T

[image:73.612.154.485.386.601.2]

NOP DES bulan 0 C 2005 2006 2007 2008 2009

Grafik Curah Hujan Dramaga

periode 2005-September 2009

0 100 200 300 400 500 600 700

JAN PE

B

MAR AP

R ME I JU N JU L AG S SE

PT OKT

(74)
[image:74.612.149.489.80.310.2]

Gambar 12. Grafik Rata-rata Kelembaban Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)

[image:74.612.155.483.380.600.2]

Gambar 13. Grafik Rata-rata Kecepatan Angin Pada Tapak. (Sumber: Stasiun Klimatologi I Darmaga Bogor Tahun 2005-2009)

grafik kecepatan angin Dramaga periode

2005-September 2009

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0

JAN PEBMA

R AP R ME I JU N

JULAGS

(75)

Dari grafik curah hujan di atas kawasan Darmaga termasuk tinggi dengan angka mencapai 500-600 mm/ tahun. Curah hujan tertinggi banyak terjadi pada bulan Mei, November, dan Desember di tahun 2007 (Gambar 12). Curah hujan yang tinggi menyebabkan jalan menjadi licin dan terdapat genangan air di beberapa bagian. Genangan air disebabkan kondisi jalan yang kurang bagus, banyaknya gulma pada pedestrian, daun kering dan saluran drainase yang tidak lancar karena tertutup hal-hal tersebut. Adapun solusi yang dapat ditempuh antara lain

Gambar

Gambar 5. Proses Konsep Street Furniture Jalan
Tabel 5. Data yang dibutuhkan dan sumber data.
Tabel 7. Data Iklim 5 tahun (2005-2009) di Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor.
Tabel 8. Tata Guna Lahan Dalam Tapak.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaan penelitiaan yang dilakukan Paina dengan penelitian ini adalah pada objek kajian yang mana pada penelitian Paina meneliti tindak tutur komisif khusus

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Adapun program individu utama adalah Pembuatan Video Profil untuk Departemen Elektronika dengan tujuan Untuk membuat video promosi Prodi Elektronika Pertahanan di

3) Edy Supriadi (2015) dalam penelitian yang berjudul Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan ( Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina, Perbaungan)..

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

Banyaknya variasi sampel data latih yang digunakan mempengaruhi kemampuan sistem generative learning mengenali rambu-rambu lalu lintas, semakin banyak data latih yang

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk