ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PETERNAKAN
RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI HIJAUAN PAKAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMPROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
SKRIPSI
NENENG LASMANAWATI
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
RINGKASAN
NENENG LASMANAWATI. D24102067. 2006. Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia Berdasarkan Potensi Hijauan Pakan Menggunakan Bahasa Pemprograman Visual Basic 6.0. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc. Pembimbing Anggota : Ir. M. Agus Setiana, MS.
Pengembangan peternakan mempunyai peranan yang sangat baik di masa depan karena permintaan bahan-bahan berasal dari ternak akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendapatan rata-rata penduduk. Sumberdaya ternak ruminansia merupakan komponen penting dalam suatu sistem usaha tani di berbagai tempat di Indonesia. Pemanfaatan, pengembangan dan pengelolaan sumberdaya ternak secara rasional memerlukan data dan informasi mengenai potensi wilayah, faktor internal dan eksternal wilayah yang menentukan strategi pengembangan peternakan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat perangkat lunak (software) analisis SWOT pengembangan peternakan ruminansia berdasarkan potensi hijauan menggunakan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 serta untuk merekomendasikan alternatif strategi pengembangan peternakan ruminansia disuatu wilayah. Penelitian diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) komputer yang disusun dengan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 dan ditunjang dengan sistem basis data dari Microsoft Acces. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Penelitian dilakukan di Laboratorium Komputer Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB.
Aplikasi program analisis SWOT ternak ruminansia ini menyajikan informasi potensi dasar faktor-faktor internal dan eksternal penentu strategi suatu wilayah yang dapat digunakan dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia. Selain itu, informasi lain yang mendukung diantaranya kondisi umum wilayah, kondisi umum peternakan dan informasi potensi hijauan pakan.
ABSTRACT
The SWOT Analysis of Ruminant Development based on Potential of Forages by using Visual Basic 6.0 Program
N. Lasmanawati., I.G. Permana., A. Setiana
Ruminant development has very important role in the future because of demand of cattle based materials and will increase inline with population growth, income, and increasing people awareness to consume high nutrient food as the impact of increasing people income rate. Ruminant production are important component of agribusiness system in Indonesia. Exploitation, development and management of animal husbandry resources rationally will require data and information of regional potential and regional internal and external factors that significant for determining animal husbandry development strategy.
The objectives of the research were to design a software for SWOT analysis of ruminant development based on forages potential by using Visual Basic 6.0 program and to recommend alternative strategy for ruminant developing in a region. The data comprise of primary and secondary data. The research was conducted in the Computer Laboratory of Animal Nutrition and Feed Teachnology, Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University. The application program analyse basic potential of internal and external factors on ruminant development strategy in a region. In addition, another supporting information condition and information on forages potential are analysed.
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PETERNAKAN
RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI HIJAUAN PAKAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMPROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
NENENG LASMANAWATI D24102067
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PETERNAKAN
RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI HIJAUAN PAKAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMPROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
Oleh
NENENG LASMANAWATI D24102067
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 25 Agustus 2006
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc. NIP. 131 956 694
Pembimbing Anggota
Ir. M. Agus Setiana, MS. NIP. 131 473 998
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 6 Agustus 1982. Penulis adalah putri terakhir dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sanin dan Ibu Juariah. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1995 di SDN Jampang III Bogor,
pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1998 di SMPN 6 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2001 di SMAN 5 Bogor serta pendidikan D1 Informatika dan Komputer diselesaikan pada tahun 2002 di Politeknik Universitas Brawijaya.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2002.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia Berdasarkan Potensi Hijauan Pakan Menggunakan Bahasa Pemprograman Visual Basic 6.0”. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2006. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuisioner kepada Staf Dosen Agrostologi Fakultas Peternakan IPB, Kasubdit Pakan Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Dirjen Peternakan Departemen Pertanian, Staf Peneliti Agrostologi Balai Penelitian Peternakan (Balitnak), Staf Agrostologi Ternak Domba Sehat (TDS) dan 30 orang responden pada lima kecamatan di Kabupaten Bogor. Perancangan dan pembuatan program dilakukan di Laboratoriun Komputer Fakultas Peternakan. Bahasa pemprograman yang digunakan adalah Visual Basic 6.0 yang ditunjang dengan sistem basis data Microsoft Access.
Skripsi ini merupakan karya tulis yang berisi tentang upaya untuk memanfaatkan keberadaan teknologi khususnya sistem komputerisasi yang dapat memudahkan dalam merekomendasikan strategi pengembangan peternakan ruminansia berdasarkan potensi hijauan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan beberapa upaya, diantaranya adalah merancang dan membuat perangkat lunak (software) analisis SWOT menggunakan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0. Pembuatan perangkat lunak ini memberikan harapan kemungkinan pemanfaatannya pada proses pengambilan keputusan untuk pengembangan peternakan ruminansia dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Agustus 2006
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... ii
ABSTRACT ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 2
Tujuan ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Pengembangan Peternakan Ruminansia ... 3
Sumberdaya Hijauan Pakan ... 5
Sumberdaya Lahan ... 6
Sumberdaya Tenaga Kerja ... 7
Analisis SWOT ... 7
Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 8
Bahasa Pemprograman Microsoft Visual Basic 6.0 ... 9
METODE ... 11
Lokasi dan Waktu ... 11
Materi ... 11
Prosedur ... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
Sistem Aplikasi Program Analisis SWOT ... 22
Kondisi Umum dan Potensi Hijauan Pakan Ternak ... 23
Analisis SWOT ... 26
Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia di Kabupaten Bogor (Berdasarkan Hasil Analisis Program SI-ASTER) ... 33
Kondisi Wilayah dan Potensi Hijauan Pakan Ternak ... 33
Hasil Analisis SWOT di Kabupaten Bogor ... 35
KESIMPULAN DAN SARAN ... 39
Kesimpulan ... 39
Saran ... 39
UCAPAN TERIMAKASIH ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) ... 19
2. Matriks EFAS (External Factor Analysis Strategy) ... 20
3. Faktor Internal Penentu Strategi ... 28
4. Faktor Eksternal Penentu Strategi... ... 29
5. Populasi Riil Ternak Ruminansia Kabupaten Bogor... ... 34
6. Lahan Penghasil Pakan Ternak Kabupaten Bogor ... 34
7. Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Internal ... 35
8. Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Eksternal ... 36
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PETERNAKAN
RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI HIJAUAN PAKAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMPROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
SKRIPSI
NENENG LASMANAWATI
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
RINGKASAN
NENENG LASMANAWATI. D24102067. 2006. Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia Berdasarkan Potensi Hijauan Pakan Menggunakan Bahasa Pemprograman Visual Basic 6.0. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc. Pembimbing Anggota : Ir. M. Agus Setiana, MS.
Pengembangan peternakan mempunyai peranan yang sangat baik di masa depan karena permintaan bahan-bahan berasal dari ternak akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendapatan rata-rata penduduk. Sumberdaya ternak ruminansia merupakan komponen penting dalam suatu sistem usaha tani di berbagai tempat di Indonesia. Pemanfaatan, pengembangan dan pengelolaan sumberdaya ternak secara rasional memerlukan data dan informasi mengenai potensi wilayah, faktor internal dan eksternal wilayah yang menentukan strategi pengembangan peternakan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat perangkat lunak (software) analisis SWOT pengembangan peternakan ruminansia berdasarkan potensi hijauan menggunakan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 serta untuk merekomendasikan alternatif strategi pengembangan peternakan ruminansia disuatu wilayah. Penelitian diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) komputer yang disusun dengan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 dan ditunjang dengan sistem basis data dari Microsoft Acces. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Penelitian dilakukan di Laboratorium Komputer Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB.
Aplikasi program analisis SWOT ternak ruminansia ini menyajikan informasi potensi dasar faktor-faktor internal dan eksternal penentu strategi suatu wilayah yang dapat digunakan dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia. Selain itu, informasi lain yang mendukung diantaranya kondisi umum wilayah, kondisi umum peternakan dan informasi potensi hijauan pakan.
ABSTRACT
The SWOT Analysis of Ruminant Development based on Potential of Forages by using Visual Basic 6.0 Program
N. Lasmanawati., I.G. Permana., A. Setiana
Ruminant development has very important role in the future because of demand of cattle based materials and will increase inline with population growth, income, and increasing people awareness to consume high nutrient food as the impact of increasing people income rate. Ruminant production are important component of agribusiness system in Indonesia. Exploitation, development and management of animal husbandry resources rationally will require data and information of regional potential and regional internal and external factors that significant for determining animal husbandry development strategy.
The objectives of the research were to design a software for SWOT analysis of ruminant development based on forages potential by using Visual Basic 6.0 program and to recommend alternative strategy for ruminant developing in a region. The data comprise of primary and secondary data. The research was conducted in the Computer Laboratory of Animal Nutrition and Feed Teachnology, Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University. The application program analyse basic potential of internal and external factors on ruminant development strategy in a region. In addition, another supporting information condition and information on forages potential are analysed.
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PETERNAKAN
RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI HIJAUAN PAKAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMPROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
NENENG LASMANAWATI D24102067
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN PETERNAKAN
RUMINANSIA BERDASARKAN POTENSI HIJAUAN PAKAN
MENGGUNAKAN BAHASA PEMPROGRAMAN
VISUAL BASIC 6.0
Oleh
NENENG LASMANAWATI D24102067
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada Tanggal 25 Agustus 2006
Pembimbing Utama
Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc. NIP. 131 956 694
Pembimbing Anggota
Ir. M. Agus Setiana, MS. NIP. 131 473 998
Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 6 Agustus 1982. Penulis adalah putri terakhir dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sanin dan Ibu Juariah. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1995 di SDN Jampang III Bogor,
pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1998 di SMPN 6 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2001 di SMAN 5 Bogor serta pendidikan D1 Informatika dan Komputer diselesaikan pada tahun 2002 di Politeknik Universitas Brawijaya.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2002.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia Berdasarkan Potensi Hijauan Pakan Menggunakan Bahasa Pemprograman Visual Basic 6.0”. Skripsi ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2006. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuisioner kepada Staf Dosen Agrostologi Fakultas Peternakan IPB, Kasubdit Pakan Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Dirjen Peternakan Departemen Pertanian, Staf Peneliti Agrostologi Balai Penelitian Peternakan (Balitnak), Staf Agrostologi Ternak Domba Sehat (TDS) dan 30 orang responden pada lima kecamatan di Kabupaten Bogor. Perancangan dan pembuatan program dilakukan di Laboratoriun Komputer Fakultas Peternakan. Bahasa pemprograman yang digunakan adalah Visual Basic 6.0 yang ditunjang dengan sistem basis data Microsoft Access.
Skripsi ini merupakan karya tulis yang berisi tentang upaya untuk memanfaatkan keberadaan teknologi khususnya sistem komputerisasi yang dapat memudahkan dalam merekomendasikan strategi pengembangan peternakan ruminansia berdasarkan potensi hijauan. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan beberapa upaya, diantaranya adalah merancang dan membuat perangkat lunak (software) analisis SWOT menggunakan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0. Pembuatan perangkat lunak ini memberikan harapan kemungkinan pemanfaatannya pada proses pengambilan keputusan untuk pengembangan peternakan ruminansia dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Agustus 2006
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... ii
ABSTRACT ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 2
Tujuan ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Pengembangan Peternakan Ruminansia ... 3
Sumberdaya Hijauan Pakan ... 5
Sumberdaya Lahan ... 6
Sumberdaya Tenaga Kerja ... 7
Analisis SWOT ... 7
Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 8
Bahasa Pemprograman Microsoft Visual Basic 6.0 ... 9
METODE ... 11
Lokasi dan Waktu ... 11
Materi ... 11
Prosedur ... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
Sistem Aplikasi Program Analisis SWOT ... 22
Kondisi Umum dan Potensi Hijauan Pakan Ternak ... 23
Analisis SWOT ... 26
Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia di Kabupaten Bogor (Berdasarkan Hasil Analisis Program SI-ASTER) ... 33
Kondisi Wilayah dan Potensi Hijauan Pakan Ternak ... 33
Hasil Analisis SWOT di Kabupaten Bogor ... 35
KESIMPULAN DAN SARAN ... 39
Kesimpulan ... 39
Saran ... 39
UCAPAN TERIMAKASIH ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) ... 19
2. Matriks EFAS (External Factor Analysis Strategy) ... 20
3. Faktor Internal Penentu Strategi ... 28
4. Faktor Eksternal Penentu Strategi... ... 29
5. Populasi Riil Ternak Ruminansia Kabupaten Bogor... ... 34
6. Lahan Penghasil Pakan Ternak Kabupaten Bogor ... 34
7. Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Internal ... 35
8. Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Eksternal ... 36
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Model Dasar Sistem Informasi ... 9
2. Diagram alir Menu Kondisi Umum Wilayah ... 13
3. Diagram alir Menu Kondisi Umum Peternakan ... 14
4. Diagram alir Menu Potensi Hijauan Pakan ... 15
5. Diagram alir Menu Database ... 16
6. Diagram alir Menu Data Pendukung ... 17
7. Tahapan Analisis SWOT ... 18
8. Matriks Grand Strategy ... 20
9. Logo Sistem Analisis SWOT Ternak Ruminansia (SI-ASTER) ... 22
10. Diagram alir Menu Utama ... 23
11. Informasi Pendukung Analisis SWOT ... 24
12. Tampilan Kondisi Umum Peternakan ... 25
13. Tampilan Potensi Hijauan Pakan Ternak ... 26
14. Diagram alir Analisis SWOT ... 27
15. Tampilan Kuisioner Analisis SWOT ... 31
16. Tampilan Hasil Kuisioner ... 32
17. Tampilan Grand Strategi ... 32
18. Tampilan Rekomendasi Strategi ... 33
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan peternakan ruminansia mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung upaya penyediaan bahan pangan hewani, karena menghasilkan protein bernilai gizi tinggi yang permintaannya akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi.
Potensi usaha ternak ruminansia masih cukup besar untuk dikembangkan. Sesuai data statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan tahun 2004 populasi sapi potong di Indonesia baru mencapai 10.726.000 ekor dan sapi perah sebanyak 381.635 ekor. Jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan protein hewani dalam negeri yang berasal dari ternak yaitu sebesar 4 gram/kapita/hari (Hardjosworo dan Levie, 1987).
Sumberdaya ternak ruminansia merupakan komponen penting dalam suatu sistem usaha tani di berbagai tempat di Indonesia. Selain memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil pangan, juga dapat lebih berperan sebagai komoditi ekspor yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menjadikan peluang pengembangan peternakan masih cukup besar, namun tantangan-tantangan yang dihadapi juga cukup besar pula. Tantangan yang dihadapi antara lain pengusahaannya masih tradisional, kebutuhan lahan sebagai penyedia hijauan pakan, tingkat pendidikan dan keterampilan serta taraf hidup dan kesejahteraan peternak relatif masih rendah serta sarana dan prasarana peternakan masih terbatas.
Usaha untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan bagi penentuan strategi pengembangan peternakan yang dapat dilakukan adalah dengan membenahi sistem informasi. Media elektronik komputer saat ini merupakan media yang paling efektif untuk menyimpan data dan informasi. Penelusuran data dan informasi melalui komputer dapat dilakukan dengan cepat, volume data yang disimpan jauh lebih besar, pengolahan data lebih cepat dan akurat menjadikan komputer sebagai sarana utama untuk mengimplementasikan suatu sistem informasi.
Perumusan Masalah
Pengembangan peternakan ruminansia secara rasional memerlukan data dan informasi mengenai potensi wilayah dan berbagai faktor yang menentukan strategi pengembangan. Usaha pengembangan peternakan ruminansia saat ini tidak atau kurang melihat potensi daerah atau lokal dan kurangnya informasi mengenai faktor-faktor penentu strategi yang membantu dalam penentuan strategi pengembangan di lapang.
Informasi yang tersebar di berbagai tempat atau media, serta bersifat konvensional menyebabkan penggunaan waktu dan biaya pengambilan informasi menjadi kurang efektif. Penggunaan komputer sebagai media elektronik diharapkan dapat membantu dalam menyimpan, pengolah dan mengimplementasikan informasi yang dibutuhkan dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukanlah penelitian menggunakan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 untuk merancang dan membuat perangkat lunak yang dapat memudahkan dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia di suatu wilayah.
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Peternakan Ruminansia
Peternakan di Indonesia sebagian besar masih bersifat tradisional yang dilakukan oleh petani sebagai bagian dari usaha taninya. Sejalan dengan hal tersebut maka kepemilikan ternakpun dalam jumlah yang kecil artinya ternak yang dimiliki oleh seorang petani hanya satu sampai beberapa ekor, sesuai dengan kemampuan petani yang bersangkutan (Sosroamidjojo dan Soeradji, 1986).
Pengembangan dibidang peternakan dilakukan melalui strategi pengembangan pilar peternakan utama, yaitu 1) pengembangan potensi ternak dan bibit ternak, 2) pengembangan pakan ternak, 3) pengembangan teknologi budidaya. Ketiga pilar utama peternakan terkait oleh sanitasi dan kesehatan ternak serta peningkatan industri dan pemasaran hasil peternakan, pengembangan kelembagaan dan keterampilan peternak serta kawasan pengembangan peternakan (Sudardjat dan Pambudy, 2003).
Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia menetapkan tiga sasaran yang ingin dicapai sampai tahun 2010 mendatang, yaitu: 1) meningkatkan populasi dan ketersediaan daging asal ternak ruminansia, 2) meningkatkan kontribusi produksi susu dari 30% menjadi 40% dari kebutuhan nasional, 3) meningkatkan pendapatan peternak diatas UMR (Upah Minimal Regional). Beberapa kebijakan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1) peningkatan populasi dan produksi ternak dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi ternak dan pakan lokal, 2) peningkatan ketersediaan pakan yang berkualitas secara berkesinambungan, 3) peningkatan pemanfaatan dan pengembangan hasil peternakan, 4) pengembangan usaha budidaya ternak dan pemberdayaan peternak.
dalam pengembangan ternak tradisional adalah ketepatan penempatan sumber daya, dan jenis ternak pada daerah yang mempunyai kondisi yang sangat berbeda-beda.
Manfaat ternak ruminansia bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai: (1) sumber tenaga bagi pertanian, terutama sapi dan kerbau untuk mengolah lahan pertanian; (2) sumber pupuk bagi pertanian; (3) sumber bahan makanan yang bernilai gizi tinggi; (4) sumber bahan ekspor; (5) tabungan bagi petani; (6) ukuran martabat seseorang dalam masyarakatnya; (7) sumber lapangan kerja (Sosroamidjojo dan Soeradji, 1986).
Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia (2006) menjelaskan pengembangan agribisnis usaha sapi perah bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para peternak, dapat dilakukan dengan 1) meningkatkan skala usaha, 2) peningkatan kemampuan berproduksi susu sapi perah induk dengan penambahan jumlah pemeliharaan sapi perah induk dari 3 – 4 ekor menjadi minimal 10 ekor tiap peternak, 3) meningkatkan harga penjualan susu, 4) pemberian pakan yang memenuhi kebutuhan ternak, 5) meningkatkan frekuensi pemberian pakan, 6) pengelolaan koperasi susu/KUD, dan 7) adanya dukungan permodalan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.
Berbagai permasalahan juga dihadapi dalam pengembangan sapi potong antara lain tingginya permintaan seiring dengan perbaikan ekonomi sementara penyediaan dalam negeri tidak mampu mengimbangi tingginya kombinasi laju pertambahan konsumsi dan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu potensi pengembangan sapi potong yaitu dengan memanfaatkan sapi perah yang kurang produktif menghasilkan susu atau afkir, tapi masih bisa melahirkan anak. Sapi tersebut disilang dengan menggunakan sapi potong unggul sehingga dihasilkan sapi potong bakalan dengan pertambahan berat badan harian cukup tinggi (Djamaluddin, 2006).
1. Sapi
Sesuai dengan fungsi utamanya untuk pertanian (tenaga kerja), maka kebijaksanaan umum adalah meningkatkan populasinya agar pemiliknya lebih merata dan meluas. Selanjutnya arah peternakan (Policy breeding) dengan tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai tenaga kerja diarahkan untuk ternak potong (daging) dan atau perah (susu) sehingga diharapkan suatu breed sapi yang dapat memenuhi fungsi tenaga kerja, daging dan susu. Implementasi kebijakan ini antara lain perbaikan mutu genetik sapi dengan Inseminasi Buatan (IB) dan impor bibit unggul, penyediaan tenaga kerja untuk daerah transmigrasi, proyek-proyek pembibitan, ranches dan sebagainya.
2. Kerbau
Sesuai dengan fungsinya untuk pertanian, maka kebijaksanaan pengembangan kerbau didasarkan atas kebutuhan nyata tenaga kerja ternak melalui peningkatan populasinya. Arah peternakan kerbau untuk susu sedang dijajaki. Implementasi kebijaksanaan ini antara lain percobaan IB kerbau di Jawa Barat, studi permasalahan pengembangan kerbau, Crossing kerbau murrah di Jawa Tengah dan sebagainya.
3. Kambing dan Domba
Sesuai dengan fungsinya sebagai usaha peternakan, maka arah peternakannya untuk komersial. Oleh karena itu dilakukan proyek intensifikasi usaha ternak ini untuk meningkatkan produksi daging dan sekaligus meningkatkan pendapatan usaha tani.
Sumberdaya Hijauan Pakan
Untuk penanaman hijauan makanan ternak dibutuhkan tanah yang subur dan memenuhi persyaratan-persyaratan jenis tanah dan iklim yang sesuai dengan yang dikehendaki (Sosroamidjoyo dan Soeradji, 1986).
Menurut Nell dan Rollinson (1974), produksi rumput yang tumbuh di tanah sawah, tegalan, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton bahan kering (BK)/ha/tahun, sedangkan untuk padang pangonan sekitar 1,5 ton dan kebun rumput sekitar 2,5 ton BK/ha/tahun.
Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas hijauan yang diberikan pada ternak relatif rendah dan sangat bervariasi pada setiap musim dan lokasi. Produksi hijauan sangat tergantung pada jenis lahan yang menyediakan hijauan tersebut. Produksi hijauan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 1) kemampuan bertahan untuk hidup dan berkembang biak secara vegetatif, 2) agresivitas, 3) kemampuan untuk tumbuh kembali setelah terjadi penginjakan ataupun setelah ada penggembalaan ternak, 4) penyebaran produksi musiman, 5) tanah kering dan dingin, 6) kesuburan tanah, dan 7) iklim (McIlroy, 1977).
Sumberdaya Lahan
Lahan merupakan faktor pembatas utama pengembangan ternak ruminansia dan kuda. Pemanfaatan lahan untuk peternakan didasarkan preposisi bahwa (a) lahan adalah sumber pakan ternak, (b) semua jenis lahan cocok untuk sumber pakan, (c) pemanfaatan lahan untuk peternakan diartikan sebagai usaha penyerasian antara peruntukkan lahan dengan sistem produksi pertanian, (d) hubungan antara lahan dan ternak bersifat dinamis (Direktorat Penyebaran dan Pengembangan Peternakan, 1985).
Atmadilaga (1982) mengemukakan bahwa sub sektor peternakan sangat tergantung kepada tataguna wilayah berdasarkan ekosistem pertanian (arti luas) dan sosio-budaya pertanian. Desakan kebutuhan tanaman pangan mempunyai implikasi intensifikasi penggunaan lahan sehingga peternakan praktis tidak mempunyai tempat berpijak di atas basis ekosistem tersebut, terutama di daerah padat penduduk.
Sumberdaya Tenaga Kerja
Faktor manusia sebagai tenaga pemelihara ternak adalah mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha pengembangan ternak. Pada produksi ternak secara umum tenaga kerja melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain: (a) menyiapkan padang rumput tempat mengembangkan atau kebun rumput untuk persediaan HMT, (b) membuat kandang dan pagar, (c) menggembalakan, memberi rumput dan minum ternak, (f) mengumpulkan hasil, memeras susu, atau mencukur bulu, (g) mengirimkan hasil (Cyrilla dan Ismail, 1988).
Menurut Soewardi dan Suryahadi (1988), di daerah-daerah padat penduduk yang menjadi kendala efektif peningkatan populasi ternak ruminansia adalah sumberdaya lahan, sedangkan untuk daerah yang jarang penduduk yang berperan sebagai kendala efektif adalah jumlah Kepala Keluarga (KK) pemelihara.
Struktur produksi ternak didominir oleh usaha ternak skala kecil berdasarkan kegiatan rumah tangga (Sabrani et al., 1981). Tenaga kerja per unit hasil cenderung lebih tinggi daripada di sektor modern (Hardjosworo dan Levie, 1982).
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu sistem (perusahaan). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman (Rangkuti, 2000). Proses penggunaan analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan), serta survei eksternal atas opportunities (peluang/kesempatan) dan threats (ancaman) (Subroto, 2003).
strategi dapat diartikan dalam beberapa hal seperti rencana, pola, posisi, serta pandangan. Sebagai rencana, strategi berhubungan dengan bagaimana memfokuskan perhatian dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai pola, strategi berarti suatu ketetapan yang berdasarkan alasan-alasan tertentu dalam menentukan keputusan akhir untuk memadukan kenyataan yang dihadapi dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai posisi, strategi berarti sikap yang diambil untuk mencapai tujuan, dan sebagai pandangan strategi berarti cara memandang bentuk dan acuan dalam mengambil keputusan atau tindakan.
Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi suatu keputusan sehingga mampu mencapai tujuan obyektifnya (David, 2001). Esensi strategi merupakan keterpaduan dinamis faktor eksternal dan faktor internal yang berisikan strategi itu sendiri. Strategi merupakan respon yang secara terus-menerus atau adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal (Rangkuti, 2002). Teknik perumusan strategi yang dikembangkan oleh David (2001), dilakukan dengan tiga tahap pelaksanaan dan menggunakan matriks sebagai model analisisnya. Tiga tahapan kerangka kerja yang dimaksud adalah tahap input (the input stage), tahap pencocokan (the matching stage) dan tahap keputusan (the decision stage).
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Keberadaan komputer sangat menunjang sistem pengolahan data sehingga pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat. Sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau komputer dalam memproduksi informasi, sistem ini dikenal dengan nama Computer BasedSystem. Keuntungan dari sistem ini adalah kecepatan dan akurasi yang tinggi serta bisa mengerjakan proses tanpa informasi dari manusia. Kerugian sistem ini adalah tingkat fleksibilitasnya agak rendah untuk mengadaptasi kebutuhan informasi yang belum tersedia pada sistem ini akan memerlukan biaya dan waktu yang cukup lama (Mukhtar, 1999).
dasar informasi untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 1990). Menurut Davis (1991), sistem informasi merupakan sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi pengambilan keputusan. Model dasar sistem informasi disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Dasar Sistem Informasi (Sumber: O’Brien, 1996)
Sistem informasi meliputi proses masukan data (input), pengolahan (process) dan pengeluaran hasil (output) (O’Brien, 1996). Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah sehingga perlu ditambahkan sebuah penyimpanan file data (data file storage) ke dalam model sistem informasi. O’Brien (1996) menyatakan bahwa sistem pengolahan informasi memiliki sistem fungsional seperti sistem perangkat keras (hardware system), sistem pengoperasian (operating system), sistem komunikasi (communication system) dan sistem basis data (database system).
Bahasa Pemprograman Microsoft Visual Basic 6.0
Visual Basic merupakan sebuah pengembangan terakhir dari bahasa BASIC. BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) adalah sebuah bahasa pemprograman “kuno” yang merupakan awal dari bahasa-bahasa pemprograman tingkat tinggi lainnya. Visual Basic pertama kali diperkenalkan tahun 1991 yaitu
Data
Informasi Data
Informasi Pengolahan
Penyimpan
Pengolahan
Model dasar ditambah penyimpan Model dasar ditambah penyimpan Data
Model dasar ditambah penyimpan
Informasi Data
program Visual Basic untuk DOS dan untuk Windows. Visual Basic 3.0 dirilis tahun 1993 sedangkan Visual Basic 4.0 dirilis tahun 1995 dengan tambahan dukungan untuk aplikasi 32 bit (Kusumo, 2000).
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Komputer Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni tahun 2006.
Materi
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuisioner berstruktur, tape recording, disket 1,4 MB, Flashdisk 128 MB, CD-R (Compact Disc-Recordable) 700 MB, perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras yang digunakan berupa seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Processor Intel Pentium 3 2. Memory SDRAM 128 MB 3. Monitor True Colour 4. Keyboard
5. Mouse 6. Printer
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah: 1. Sistem operasi Microsoft Office XP
2. Microsoft Visual Basic 6.0
3. ACDSee.
Sumber Data
Prosedur
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan program ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mencari literatur mengenai kondisi umum wilayah dan data statistik yang terdiri atas data alokasi penggunaan lahan, luas lahan penghasil pakan ternak, populasi riil ternak ruminansia, luas panen produksi pertanian, populasi penduduk, jumlah fasilitas kelembagaan peternakan dan jumlah produksi asal ternak ruminansia di suatu wilayah. Penentuan faktor internal dan eksternal penentu strategi pengembangan pada Analisis SWOT dilakukan dengan teknik wawancara sedangkan pembobotan faktor strategi tersebut dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Responden sebanyak 7 (tujuh) orang yang ahli di berbagai bidang, terdiri dari:
1. Perencana penyediaan hijauan pakan; Budidaya hijauan pakan; Ekologi dan Nutrisi hijauan pakan Fakultas Peternakan IPB.
2. Budidaya hijauan pakan, Balai Penelitian Peternakan (Balitnak).
3. Pembuat kebijakan peternakan, Kasubdit Pakan Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Dirjen Peternakan Departemen Pertanian.
4. Praktisi pengembangan hijauan pakan, Ternak Domba Sehat (TDS).
Data yang digunakan untuk uji coba Analisis SWOT pada program ini menggunakan skor hasil wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 30 responden di Kabupaten Bogor di lima Kecamatan yaitu kecamatan Pamijahan, Ciampea, Kemang, Ciawi dan Citeureup. Pemilihan Kecamatan didasarkan pada ketinggian daerah dan kedekatan daerah tersebut dengan daerah pemasaran ternak atau produk ternak.
2. Tahapan pembuatan program
1. Pembuatan basis data
format mdb menggunakan perangkat lunak Microsoft Acces dan data pendukung menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel serta data-data gambar.
2. Pembuatan diagram alir (flowchart)
Pembuatan diagram alir menggambarkan urutan kegiatan program dari awal sampai akhir yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tujuan dan kebutuhan yang sebenarnya. Adapun diagram alir dalam program aplikasi dapat dilihat pada Gambar 2, 3, 4, 5 dan Gambar 6.
Gambar 2. Diagram alir Menu Kondisi Umum Wilayah Selesai
Mulai
Menu Utama
Data Keadaan Wilayah Pilih Propinsi dan Kabupaten
Menu Kondisi Umum Wilayah
Edit Data Ya
Data Alokasi Penggunaan Lahan Edit Data
Data Jumlah Penduduk Edit Data
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Password
Proses Edit Simpan
Simpan ke Database
Gambar 3. Diagram alir Menu Kondisi Umum Peternakan Selesai
Mulai
Menu Utama
Data Populasi Riil Ternak Ruminansia Pilih Propinsi dan
Kabupaten
Menu Kondisi Umum Peternakan
Edit Data Ya
Data Produksi Asal Ternak Ruminansia
Edit Data
Data Jumlah Fasilitas Kelembagaan Edit Data Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Password
Proses Edit Simpan
Simpan ke Database
Gambar 4. Diagram alir Menu Potensi Hijauan Pakan Selesai
Mulai
Menu Utama
Data Lahan Penghasil Pakan Ternak
Pilih Propinsi dan Kabupaten
Menu Potensi Hijauan Makanan Ternak
Edit Data Ya Tidak
Data Luas Panen Produksi
Pertanian Edit Data
Tidak
Ya
Password
Proses Edit Simpan
Simpan ke Database
Gambar 5. Diagram alir Menu Database Mulai
Menu Utama Pilih Propinsi dan
Kabupaten
Menu Database
Data Propinsi dan Kabupaten Pengisian Password
Data Faktor Penentu Strategi
Data Strategi Pengembangan
Data Kondisi Umum Wilayah
Data Kondisi Umum Peternakan
Data Potensi HMT
Data Edit Password
Edit Proses Edit
Proses Simpan ke database Ya
Tidak
Gambar 6. Diagram alir Menu Data Pendukung 3. Pembuatan desain tampilan
Pembuatan tampilan (form) dibuat dengan memperhatikan kemudahan dan daya tarik yang sesuai dengan kebutuhan sistem. Secara garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu desain informasi, desain analisis SWOT dan desain basis data.
4. Pembuatan program
Pembuatan program ini melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) pembuatan tampilan program, dengan menentukan objek yang diperlukan oleh program; (2) penulisan kode program; (3) debugging, yaitu perbaikan program; dan (4) mengkompilasi program, sehingga program dapat berdiri
Selesai Mulai
Menu Utama Pilih Propinsi dan
Kabupaten
Menu Data Pendukung
Mencari File Data Pendukung
sendiri dan dapat dijalankan dalam lingkungan Windows tanpa bantuan program Visual Basic.
5. Ujicoba program dengan data
Kabupaten yang digunakan untuk menguji kemampuan program dalam menentukan strategi pengembangan peternakan ruminansia adalah Kabupaten Bogor. Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer.
3. Metode Analisis SWOT
Analisis SWOT pengembangan peternakan ruminansia pada program ini mengacu pada tahapan analisis SWOT menurut Rangkuti (2000). Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan (Strength and Weakness dengan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman (Opportunity and Treath) dalam pengembangan ternak ruminansia. Adapun tahapan analisisnya disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Tahapan Analisis SWOT (Sumber: Rangkuti, 2000) Analisis faktor internal
Matriks IFAS
Tahap pengumpulan data
Tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal
Analisis faktor eksternal
Matriks EFAS
Tahap pemaduan data
Matriks Grand Strategy
Keterangan:
1. Tahap pengumpulan data dengan mengidentifikasi masalah penyediaan hijauan pakan ternak dan pengumpulan data yaitu menentukan berbagai macam faktor yang berkaitan dengan pengembangan ternak ruminansia berdasarkan potensi hiajauan pada suatu daerah atau wilayah.
2. Tahap mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dengan cara membuat matriks IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) dan matriks EFAS (External Factor Analysis Strategy), dapat terlihat pada Tabel 1 dan 2. Matriks IFAS bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari kelemahan, sebaliknya matriks EFAS bertujuan untuk mengetahui apakah usaha peternakan tersebut mampu memanfaatkan peluang untuk menghadapi ancaman yang ada.
Tabel 1. Matriks IFAS (InternalFactor Analysis Strategy)
Keterangan Bobot Skor Nilai
Kekuatan a1 a2 . . an
1-100 +1 sampai 4 bobot x skor
Total Kelemahan
b1 b2 . . bn
1-100 -1 sampai -4 bobot x skor
Total
Tabel 2. Matriks EFAS (External Factor Analysis Strategy)
Keterangan Bobot Skor Nilai
Peluang c1 c2 . . cn
1-100 +1 sampai 4 bobot x skor
Total Ancaman
d1 d2 . . dn
1-100 -1 sampai -4 bobot x skor
Total
Gambar 8. Matriks Grand Strategy (Sumber: Rangkuti, 2000) Keterangan:
Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth oriented strategy).
Berbagai Peluang
Kekuatan Internal Kelemahan
Internal
Berbagai Ancaman
I Agresif III
Turn Around
IV Defensif
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, dia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Aplikasi Program Analisis SWOT
Aplikasi analisis SWOT pengembangan peternakan ruminansia berdasarkan potensi hijauan diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) komputer yang disusun dengan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 dan ditunjang dengan sistem basis data dari Microsoft Access. Program Visual Basic menggunakan pendekatan event driven, yaitu rutin-rutin program tidak berada pada suatu urutan tertentu tetapi tersimpan dalam objek, sehingga jika ada kejadian atau event terhadap satu objek maka rutin program dalam objek tersebut yang akan dijalankan atau dieksekusi.
Sistem yang telah dirancang dibuat dalam bentuk program aplikasi komputer yang diberi nama program SI-ASTER (Sistem Informasi Analisis SWOT Ternak Ruminansia). Program aplikasi ini membutuhkan perangkat lunak dan perangkat keras yang memadai, yaitu 1) sistem operasi minimal Microsoft Windows 98 atau lebih tinggi, 2) komputer, minimal pentium III dengan memori RAM 128 MB dan dilengkapi dengan fasilitas CD-ROM, 3) monitor SVGA atau monitor dengan resolusi lebih tinggi, yang mendukung Windows.
Program aplikasi SI-ASTER mempunyai format standar yang sama dengan program-program aplikasi yang berada di bawah sistem operasi Windows. Pertama kali program SI-ASTER ini dijalankan akan ditampilkan logo seperti terlihat pada Gambar 9.
Sesaat setelah tampilan logo maka akan ditampilkan menu pembuka. Menu pembuka ini mengharuskan pengguna memilih dahulu propinsi dan kabupaten yang dikehendaki. Setelah mengklik tombol buka maka akan tampil menu utama seperti terlihat pada Gambar 10 dibawah ini.
Gambar 10. Diagram alir Menu Utama
Kondisi Umum dan Potensi Hijauan Pakan Ternak
Program SI-ASTER ini mempunyai beberapa informasi yang mendukung untuk analisis SWOT, yaitu informasi mengenai 1) kondisi umum wilayah, 2) kondisi umum peternakan, 3) potensi hijauan makanan ternak, dan 4) data pendukung lainnya seperti terlihat pada Gambar 11. Informasi tersebut menggambarkan keadaan potensi sumberdaya yang ada di suatu wilayah tertentu yang berkaitan dalam upaya pengembangan peternakan ruminansia.
Mulai
Menu Utama
Analisis SWOT Kondisi
Umum Wilayah
Kondisi Umum Peternakan
Potensi Hijauan Makanan
Ternak
Selesai Pemilihan Propinsi
dan Kabupaten
Gambar 11. Informasi Pendukung Analisis SWOT
Informasi kondisi umum wilayah terdiri atas tiga jenis informasi yaitu:
1. Informasi keadaan wilayah, memberikan informasi mengenai keadaan daerah yang bersangkutan, meliputi luas wilayah, ketinggian, iklim, suhu, curah hujan, jumlah kecamatan, jumlah desa/kelurahan dan jumlah rumah tangga. Informasi tersebut menggambarkan kondisi daerah yang berguna untuk adaptasi ternak. 2. Informasi alokasi penggunaan lahan, berisi informasi berupa data statistik jenis
tanah dan luasan penggunaannya, meliputi luas penggunaan lahan sawah, pekarangan, tegalan /kebun, ladang/huma, penggembalaan/padang rumput, rawa yang tidak ditanami, tambak, kolam, lahan sementara tidak diusahakan, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dan lahan lainnya. Informasi tersebut dapat menggambarkan potensi lahan untuk penyediaan hijauan pakan dan pengembangan ternak ruminansia dengan melihat keadaan dan daya dukung lahan yang ada.
3. Informasi populasi penduduk memberikan informasi mengenai jumlah penduduk laki-laki dan perempuan serta kepadatan penduduk di suatu wilayah. Informasi tersebut dapat menggambarkan jumlah sumberdaya tenaga kerja dan jumlah konsumen yang mengkonsumsi produk ternak.
Informasi kondisi umum peternakan terdiri atas tiga jenis informasi berupa data statistik mengenai jumlah ternak ruminansia, produk hasil ternak dan fasilitas kelembagaan penunjang pengembangan peternakan ruminansia. Informasi mengenai jumlah ternak sangat diperlukan guna pengembangan ternak yang sudah ada ataupun
Analisis SWOT Potensi
HMT
Kondisi Umum Wilayah
Data Pendukung
lain
dapat dilakukan penambahan ternak bagi wilayah yang masih berpotensi. Informasi produk hasil ternak berupa jumlah produksi daging atau susu yang dihasilkan oleh ternak. Jumlah produksi tersebut dapat memberikan informasi potensi pengembangan berdasarkan kebutuhan konsumsi masyarakat akan sumber protein yang berasal dari ternak ruminansia. Informasi fasilitas kelembagaan dapat menunjang keberhasilan usaha peternakan rakyat. Fasilitas kelembagaan yang berperan, yaitu jumlah Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan), Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Tempat Pemotongan Hewan (TPH), unit Inseminasi Buatan (IB), koperasi peternakan, perusahaan pakan ternak, dan perusahaan obat ternak. Adapun tampilan informasi tersebut terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Tampilan Kondisi Umum Peternakan
Gambar 13. Tampilan Potensi Hijauan Pakan Ternak
Data pendukung yang menunjang dalam pengembangan peternakan ruminansia diantaranya informasi mengenai perkembangan populasi ternak ruminansia, perkembangan produksi hasil ternak ruminansia, perkembangan jumlah penduduk dan nama perusahaan peternakan ruminansia serta informasi lainnya. Informasi tersebut dapat dipilih sendiri oleh pengguna dengan memilih file data yang dibutuhkan pada daftar direktori yang ada.
Analisis SWOT
Gambar 14. Diagram alir Analisis SWOT
1. Identifikasi Faktor Penentu Strategi Pengembangan Peternakan Ruminansia Pengidentifikasian faktor penentu strategi pengembangan peternakan ruminansia dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuisioner, kepada tujuh orang responden yang memahami permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan peternakan ruminansia berdasarkan potensi hijauan pakan. Hasil yang diperoleh berupa identifikasi faktor internal dan eksternal yang mempunyai bobot berbeda tergantung pada besarnya pengaruh faktor tersebut, dapat terlihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Selesai Mulai
Menu Utama Pilih Propinsi dan
Kabupaten
Menu Analisis SWOT
Proses Analisis
Proses Cetak Cetak
Ya
Tidak
Pengisian Kuisioner
Hasil Kuisioner
Strategi Pengembangan Ternak Ruminansian
Dokumen: - Hasil Kuisioner
Tabel 3. Faktor Internal Penentu Strategis
Keterangan Faktor Internal Penentu Strategi Bobot
Tinggi Sumberdaya pakan hijauan Sumberdaya ternak ruminansia 14,3 10,6
Sedang
Sumberdaya peternak Kualitas pakan hijauan Sumberdaya lahan peternakan
Produk hijauan sisa hasil subsektor lain
8,3 8,0 5,6 5,5
Rendah
Mutu genetik ternak
Kerjasama dengan subsektor diluar peternakan Ketersediaan modal
Ketersediaan sumber air
Responsibilitas petani terhadap teknologi Keterampilan peternak memelihara ternak Jumlah biaya operasional dan pemeliharaan Luas lahan penanaman hijauan
Jaringan dan keselarasan komunikasi Harga dan kualitas produk ternak Aksessibilitas kawasan peternakan
Manajemen pemeliharaan ternak ruminansia Letak wilayah peternakan
Teknologi pengolahan pakan ternak Ketersediaan sumber konsentrat Program penyuluhan pada peternak
Lokasi pemasaran ternak dan hijauan pakan Aturan dan kriteria pemotongan ternak
4,8
pengembangan peternakan ruminansia akan sulit dilakukan. Faktor intenal yang memiliki bobot sedang (5-9) selain kedua faktor di atas yaitu faktor sumberdaya lahan peternakan (5,6) dan produk hijauan sisa hasil subsektor lain (5,5).
Faktor internal yang kurang berpengaruh dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia mempunyai bobot lebih rendah (0-4), diantaranya yaitu mutu genetik ternak, luas lahan penanaman hijauan dan program penyuluhan pada peternak masing–masing mempunyai bobot 4,8, 3,0 dan 1,5 serta aturan dan kriteria pemotongan ternak dengan bobot sebesar 0,5.
Tabel 4. Faktor Eksternal Penentu Strategi
Keterangan Faktor Eksternal Penentu Strategi Bobot
Tinggi
Sistem produksi hijauan integrasi subsektor lain Tata guna wilayah
Pemasaran ternak dan produk ternak
11,8 11,2 10,7 Sedang
Potensi sisa hasil subsektor pertanian dan perkebunan Pembukaan kawasan perumahan atau industri
Keadaan iklim
9,6 5,8 5,3
Rendah
Kecukupan pakan hijauan berkualitas Pemotongan betina produktif
Jumlah penduduk
Keberadaan negara berkembang lainnya Jaminan pemasaran ternak dan produk ternak Cara mendapatkan pakan hijauan
Ketersediaan bibit lokal
Keadaan peternakan bagi masyarakat
Kondisi lingkungan disekitar kawasan peternakan Produktifitas ternak lokal
Penggemukan tradisional ternak ruminansia Peran koperasi
Keberadaan daging impor
4,8
Subsektor peternakan sangat dipengaruhi oleh keberadaan subsektor lain seperti subsektor perkebunan dan subsektor pertanian dalam hal penyediaan hijauan pakan, karena pada dasarnya subsektor peternakan tidak mempunyai lahan khusus untuk membudidayakan hijauan pakan. Hal itu berkaitan erat dengan tata guna wilayah yang lebih memprioritaskan penggunaan lahan untuk pemukiman dan penanaman tanaman pangan (subsektor pertanian), karena jumlah penduduk yang semakin meningkat diiringi pula dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat dan bertambahnya kawasan pemukiman. Faktor potensi sisa hasil subsektor pertanian dan perkebunan serta faktor pembukaan kawasan perumahan atau industri tersebut termasuk faktor yang memiliki bobot sedang (5-9) yaitu sebesar 9,6 dan 5,8. Pengaruh iklim juga sangat berpengruh terhadap ketersediaan hijauan pakan sehingga faktor tersebut mempunyai bobot sebesar 5,3.
Faktor eksternal yang kurang berpengaruh dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia mempunyai bobot lebih rendah (0-5), diantaranya yaitu produktifitas ternak lokal, penggemukan tradisional ternak ruminansia dan peran koperasi masing–masing mempunyai bobot 2,8, 2,7 dan 2,3 serta faktor keberadaan daging impor dengan bobot sebesar dua.
2. Skoring Faktor Penentu Strategi Pengembangan Peternakan Ruminansia
Gambar 15. Tampilan Kuisioner Analisis SWOT 3. Hasil Analisis SWOT
Hasil analisis SWOT diperoleh setelah melakukan skoring melalui pengisian kuisioner. Hasil analisis SWOT berupa pengelompokkan faktor-faktor penentu strategi menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Pengelompokkan tersebut diperoleh berdasarkan nilai hasil perkalian bobot dan skor faktor-faktor penentu strategi pada kuisioner. Selain itu, hasil analisis SWOT juga berupa kurva grand strategi yang bertujuan untuk mengetahui posisi usaha peternakan dengan melihat luasan kurva pada keempat kuadran. Pembagian kuadran tersebut berdasarkan empat kelompok strategi yaitu strategi yang bersifat agresif (kuadran I), diversifikasi (kuadran II), turn around (kuadran III) dan defensif (kuadran IV). Adapun tampilan hasil analisis SWOT terlihat pada Gambar 16 dan Gambar 17.
4. Penentuan Rekomendasi Strategi Pengembangan Peternakan Ruminansia
Gambar 16. Tampilan Hasil Kuisioner
Gambar 17. Tampilan Grand Strategi
produksi asal ternak ruminansia, 9) jumlah fasilitas kelembagaan, 10) lahan penghasil pakan ternak, 11) luas panen produksi pertanian dan 12) perubahan password. Adapun tampilan rekomendasi strategi pengembangan peternakan ruminansia terlihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Tampilan Rekomendasi Strategi
Analisis SWOT Pengembangan Peternakan Ruminansia di Kabupaten Bogor (Berdasarkan Hasil Analisis Program SI-ASTER)
Kondisi Wilayah dan Potensi Hijauan Pakan Ternak
Kabupaten yang digunakan untuk menguji kemampuan program dalam menentukan strategi pengembangan peternakan ruminansia adalah Kabupaten Bogor. Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer.
Tabel 5. Populasi Rill Ternak Ruminansia Kabupaten Bogor
Jenis Ternak Jumlah (ekor) Jumlah (ST)
Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kambing Domba
5.356 16.594 21.127 124.782 217.855
3.443 10.668 14.111 9.220 16.793 Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2004
Menurut Buku Saku Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2004 jumlah produksi daging asal ternak ruminansia mencapai 47.519.115 kg dan produksi susu sebanyak 11.279.736 liter. Data tersebut menggambarkan bahwa produk asal ternak ruminansia masih berpeluang dikembangkan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan konsumsi bahan pangan bergizi tinggi.
Total luas panen produk pertanian Kabupaten Bogor sebesar 107.226 hektar yang sangat mendukung dalam penyediaan sumber pakan ternak ruminansia berupa limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, dan daun singkong. Sedangkan jumlah lahan penghasil pakan ternak ruminansia dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Lahan Penghasil Pakan Ternak Kabupaten Bogor
Jenis Lahan Luas (Ha)
Sawah Ladang
Lahan sementara tidak diusahakan Padang rumput
Rawa
Hutan Budidaya Hutan Sekunder Perkebunan
43.520 7.142
Hasil Analisis SWOT di Kabupaten Bogor
Analisis SWOT untuk menentukan strategi pengembangan ternak ruminansia di Kabupaten Bogor dengan program ini menggunakan skor hasil dari wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 30 responden di lima Kecamatan (Pamijahan, Ciampea, Kemang, Ciawi dan Citeureup). Nilai hasil perhitungan untuk faktor internal dan eksternal dalam program SI-ASTER dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7. Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Internal
No. Faktor - faktor internal Bobot Skor Bobot x Skor
1.
2.
3.
Kekuatan:
Produk hijauan sisa hasil subsektor lain
Ketersediaan sumber air
Letak wilayah Peternakan
5,5
Kualitas pakan hijauan
Sumberdaya lahan peternakan
Mutu genetik ternak
Ketersediaan modal
Responsibilitas petani terhadap teknologi
Jaringan dan keselarasan komunikasi
Kerjasama dengan subsektor diluar peternakan
Luas lahan penanaman hijauan
Ketersediaan sumber konsentrat
Aksessibilitas kawasan peternakan
Manajemen pemeliharaan ternak ruminansia
Teknologi pengolahan pakan ternak
Tabel 8. Nilai Hasil Perhitungan Faktor Utama Eksternal
Sistem produksi hijauan integrasi subsektor lain
Pemasaran ternak dan produk ternak
Potensi sisa hasil subsektor pertanian dan perkebunan
Keadaan peternakan bagi masyarakat
Penggemukan tradisional ternak ruminansia
11,8
Faktor - faktor eksternal Bobot Skor Bobot x
Skor
1.
2.
3.
Ancaman:
Pembukaan kawasan perumahan atau industri
Jumlah Penduduk
Produktifitas ternak lokal
5,8
Nilai faktor-faktor internal dan ekternal yang terdapat pada Tabel 7 dan Tabel 8 hanya yang mempunyai skoring 3 dan 4 maupun -3 dan -4 saja. Dengan nilai total keseluruhan kekuatan sebesar 88,1 dan kelemahan sebesar -191 (faktor internal) sedangkan nilai peluang sebesar 144,9 dan ancaman sebesar -81,9 (faktor eksternal). Tampilan grand strategi Kabupaten Bogor dapat terlihat pada Gambar 19.
Hasil menunjukkan skor untuk faktor-faktor internal dan eksternal secara keseluruhan menggambarkan strategi berbalik atau turn around (kuadran III). Strategi berbalik ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor memiliki peluang pengembangan yang cukup besar, diantaranya sistem produksi hijauan integrasi subsektor lain (35,4), peluang pemasaran ternak dan produk ternak (32,1) dan potensi sisa hasil subsektor pertanian dan perkebunan (28,8) . Tetapi dilain pihak, dia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal, diantaranya sumberdaya peternak (-33,2), kualitas pakan hijauan (-24), sumberdaya lahan peternakan (-22,4) dan mutu genetik ternak (-14,4).
Kendala atau kelemahan internal tersebut dapat diatasi dengan melakukan strategi pengembangan yang meminimalkan masalah-masalah internal. Rekomendasi strategi yang dapat dilakukan diantaranya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rekomendasi Strategi Pengembangan Peternakan Ruminansia No. Rekomendasi Strategi Pengembangan Peternakan Ruminansia Hasil
SI-ASTER
1. Mengadakan pelatihan/kursus intensif kepada para peternak sehingga mereka dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan memperbaiki manajemen usaha ternaknya.
2. Melakukan penyuluhan secara rutin mengontrol dan memberikan arahan bagi para peternak.
3. Memanfaatkan lahan peternakan yang sudah ada dengan membuat kebun rumput sebagai sumber pakan hijauan.
4. Menjaga atau meningkatkan jumlah dan kualitas ternak lokal yang sudah ada pada peternak tradisional.
Keunggulan dan Kelemahan Program Analisis SWOT
Program aplikasi ini berisi informasi dasar atau awal yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelolaan, pemanfaatan dan pengembangan sektor peternakan khususnya ternak ruminansia. Selain itu dapat bermanfaat bagi mahasiswa, institusi pendidikan, instansi dan masyarakat dalam memberikan tambahan pengetahuan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Aplikasi program analisis SWOT ternak ruminansia berdasarkan potensi hijauan pakan (SI-ASTER) ini menyajikan informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal penentu strategi suatu wilayah yang dapat digunakan dalam penentuan strategi pengembangan peternakan ruminansia.
Saran
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat-Mu Ya Allah, karena dengan rahmat dan hidayah dari-Mu, tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih untuk Bapa, Umi dan kakakku tercinta, A’ Encep, A’Ujang, Teh Ayi, Teh Piat atas motivasi, dukungan, perhatian, kasih sayang serta doa’ tulus yang selalu terucap untuk penulis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc. selaku pembimbing utama dan Ir. M. Agus Setiana MS. selaku pembimbing anggota yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan mulai dari penyusunan usulan proposal hingga tahap akhir penulisan skripsi ini. Kepada Sri Suharti, SPt, MSi. selaku penguji seminar, Dr.Ir.Tantan R Wiradarya, MSc dan Dr.Ir. Nur’aeni Sigit, MS. selaku penguji sidang yang telah banyak memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih tidak lupa penulis ucapkan Kepada Ir. Widya Hermana, MSi. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas Peternakan. Kepada Dr.Ir. Luki Abdullah, MSc.Agr., Prof.Dr.Ir. H. Soedarmadji, MSc., Ir. Ignatius Kismono, MS. dan Sri Harini, MS. selaku staf ahli Agrostologi, Fakultas Peternakan IPB; Dr. Bambang Risdiono dan Ir. Iwan Herdiawan, MP. selaku peneliti bidang Agrostologi Balai Penelitian Peternakan Ciawi Bogor; Ir.Mursyid Ma’sum, M.Agr. selaku Kasubdit Pakan Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Departemen Pertanian dan Yuyu Rahayu, SP. selaku praktisi Pengembangan Hijauan Ternak Domba Sehat (TDS) yang telah membagi ilmu dan menyediakan waktunya bagi penulis untuk wawancara. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh dosen di Fakultas Peternakan IPB yang telah banyak memberikan ilmu selama penulis menuntut ilmu di IPB.
Terima kasih untuk mas Aldi dan mba Novi atas dukungannya. Mas Heri dan mas Joko (terima kasih sudah sabar membantu). Tanti, Olie, Arin, Ratih, Irma, Risma, Widi (terimakasih untuk persahabatan indah ini), serta teman-teman INMT 39. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Atmadilaga, D. 1982. Ruminansia besar dalam perspektif sistem pembangunan peternakan di Indonesia. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar 6-9 Desember. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2004. Kabupaten Bogor dalam Angka. Bogor.
Cyrilla, L dan A. Ismail. 1988. Usaha Peternakan. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Dadi, S.WS. 1979. Pendekatan perencanaan dalam peningkatan produksi peternakan nasional. Bina Program. Dirjen Peternakan. Prosiding Seminar Penelitian dan Penunjang Pengembangan Peternakan, Jakarta.
David, F.R. 2001. Strategic Management: Concepts and Cases. 8th Edition. Prentice-Hall Inc, New Jersey.
Davis, G.B. 1991. Sistem Informasi Manajemen Kerangka Dasar. Terjemahan. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Dinas Peternakan dan Perikanan. 2004. Buku Saku Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Bogor.
Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. 2006. Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia. Departemen Pertanian, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2004. Statistik Peternakan. Departemen Pertanian Republik Indonesia.
Direktorat Penyebaran dan Pengembangan Peternakan. 1985. Peta Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan Ruminansia Sapi dan Kerbau Potong. Kerjasama antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Djamaludin. 2006. Pengembangan sapi potong dengan memanfaatkan sapi perah. Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia. Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. Departemen Pertanian, Jakarta.
Hardjosworo, P.S dan J.M. Levie. 1982. Perkembangan Peternakan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan di Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Jogiyanto, H.M. 1990. Pengenalan Komputer. Andi Offset, Yogyakarta.
Kurniadi, A. 1999. Pemprograman Microsoft Visual Basic 6.0. PT Elexmedia Komputindo Gramedia, Jakarta.
Ma’sum, M. 2006. Lahan sumber penghasil hijauan pakan. Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia. Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. Departemen Pertanian, Jakarta.
McIlroy, R.J. 1977. Penghantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Terjemahan: Tim Penterjemah Fakultas Peternakan IPB. Pradnya Paramita, Jakarta.
Mukhtar, A.M. 1999. Audit Sistem Informasi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Nell, J.A dan D.H.L. Rollinson. 1974. The Requirements and Availability of Livestock Feed in Indonesia, Jakarta.
Nickols, F. 2000. Strategy Is A Lot of Things.
http://home.att.net/-nickols/strategy_is.htm [27 Juli 2006].
Nitis, I.M. 1979. Tanaman makanan ternak: potensi, pemanfaatan dan pengelolaannya. Prosiding Seminar Penelitian Penunjang Pengembangan Peternakan 5-6 Nopember. Lembaga Penelitian Peternakan, Bogor.
O’ Brien, J.A. 1996. Introduction to Information System in Business Management The 6th Edition. College of Business Administration Northern Arizona University, Irwin, Homewood, Boston.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sabrani, M., M. Pandjaitan dan A. Mulyadi. 1981. Prospek pengembangan kambing domba bagi petani kecil dan perlunya pendekatan keilmuan terpadu. Prosiding Seminar Penelitian Peternakan 23-26 Maret 1981. SR-CRSP Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Soewardi, B dan Suryahadi. 1988. Potensi dan sistem usaha tani pengembangan peternakan di daerah transmigrasi Sumatra. Prosiding Pengembangan Peternakan Di Sumatra dalam Menyongsong Era Tinggal Landas. Seminar Nasional Peternakan 14-15 September 1988. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas, Padang.
Sosroamidjojo, M.S dan Soeradji. 1986. Peternakan Umum. CV. Yasaguna, Jakarta. Subroto, G. 2003. Analisis SWOT Tinjauan Awal Pendekatan Manajemen.
http://www.depdiknas.go.id/balitbang/Pulikasi/Jurnal/No.026/analisis_swot_
gatot.htm [27 Juli 2006].