• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN DALAM PROYEK PEMBANGUNAN KEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERENCANAAN DALAM PROYEK PEMBANGUNAN KEH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN DALAM PROYEK PEMBANGUNAN KEHUTANAN BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan potensi atau kekayaan alam yang apabila dikelola dengan baik dan bijak akan memberikan manfaat yang besar bagi hidup dan kehidupan, tidak saja bagi manusia melainkan juga bagi seluruh kehidupan di alam ini. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki hutan terluas.Artinya, bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan, apabila mampu dikelola dengan baik dan bijak.

Masyarakat sekitar hutan kehidupannya sangat bergantung pada keberadaan hutan, sebagaimana dinyatakan oleh Awang (2003) bahwa terdapat jutaan masyarakat pedesaan yang tinggal di sekitar hutan kehidupannya tergantung kepada produksi dan juga hasil hutan.Sayangnya sampai dengan saat ini banyak penelitian menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat sekitar hutan pada umumnya tidak jauh dari kesan kemiskinan, keterbelakangan, kualitas hidup yang pas-pasan, dan hal-hal lain yang menunjukkan betapa kondisi masyarakat sekitar hutan selalu berada dalam keadaan Yang memprihatinkan.

Kondisi ini adalah akibat kesalahan pengelolaan hutan pada masa lalu di mana kebijakan pengelolaan hutan lebih bertumpu pada paradigma timber based management. Pengelolaan hutan cenderung berorientasi pada pengeksploitasian hasil hutan berupa kayu yang berbasis pada upaya peningkatan atau pertumbuhan ekonomi.Pengelolaan sumberdaya hutan sebagian diserahkan kepada swasta (pemilik modal besar) dengan harapan terjadi produksi hutan (kayu) melalui mekanisme fragmentasi kawasan hutan dan suntikan investasi oleh swasta.Pada tataran implementasi terjadi praktek marginalisasi pada masyarakat sekitar hutan, peran masyarakat sekitar hutan lebih banyak dikesampingkan.

Paradigma pembangunan kehutanan, pada saat ini, telah mengalami pergeseran ke arah paradigma yang lebih holistik yaitu pendekatan ekosistem (resourced based management) yang bertumpu pada community based development. Secara konseptual, paradigma ini merupakan model pembangunan yang berpusat pada masyarakat. Artinya, keterlibatan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan dianggap penting untuk dapat menjaga eksistensi dan merehabilitasi hutan yang pada saat ini kondisinya parah, dan pada saat yang sama dengan keterlibatan tersebut diharapkan terjadi peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

(2)

dalam kegiatan pengelolaan hutan sehingga dengan keterlibatan tersebut diharapkan terjadi peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, antara lain Pembangunan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Model Desa Konservasi (MDK), Gerakan Nasionbal Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL), dan banyak lainnya. Namun, apakah pelaksanaan program-program tersebut sudah taat azas?sudahkah masyarakat sekitar hutan menjadi aktor atau pelaku pengelolaan hutan? Apakah masyarakat sekitar hutan telah terlepas dari keterpurukannya?.

Kita tidak bisa menafikan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “belum”.Apa yang menjadi tujuan dari program-program tersebut belum tercapai bahkan di beberapa tempat menunjukkan kegagalan. Muncul pertanyaan berikutnya, di mana letak kesalahan program-program tersebut?

Salah satu jawaban termudah dapat ditelusuri dari struktur kegiatan yang berkembang dalam pelaksanaan program pembangunan tersebut yang terkesan telah melembaga.Pada tataran pelaksanaan di lapangan, semangat community development belum dipahami dan belum menyentuh esensinya sehingga belum menjadi ruh dari pelaksanaan program-program pembangunan kehutanan.Community development masih diartikan sebagai kegiatanwork for (bekerja untuk) bukan work with (bekerja bersama) masyarakat, sehingga hasil akhir dari program tersebut belum mampu memberdayakan dan memandirikan masyarakat sekitar hutan.

1.2 Rumusan Masalah a. Apa itu proyek? b. Apa itu analisa proyek

c. Apa saja ruang lingkup analisa proyek?

d. Apa itu Proyek, Program, Perencanaan nasional? e. Apa tujuan dari analisa proyek?

f. Bagaimana kerangka dari proyek? 1.3 Tujuan Penulisan

(3)
(4)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Proyek

Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik dan bersifat sementara.Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti “gantt charts” atau “PERT charts” diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian. Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang menyediakan arahan dan mendanai proyek.

Proyek mengandung ketidakpastian.Karena proyek memiliki karakteristik khusus, sering kali sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan.Faktor-faktor tersebut sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang melibatkan teknologi yang relatif baru.Kegiatan proyek merupakan satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan tegas.

Adapun ciri-ciri pokok sebuah proyek adalah:

 Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

 Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan.

 Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

 Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

Karakteristik sebuah proyek :Punya sasaran

 Adanya rentang waktu tertentu, ada awal dan akhir.  Biasanya melibatkan beberapa dipartemen dan profesial.

(5)

2.2Definisi Analisa Proyek

Analisis Proyek: Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh suau manfaat (benefit). Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya (cost), yang diharapkan dapat memberikan suatu hasil (return) dalam jangka waktu tertentu.

Proyek : Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh suau manfaat (benefit).

Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya (cost), yang diharapkan dapat memberikan suatu hasil (return) dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian diperlukan suatu perencanaan dan pelaksanaan, yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Aspek-aspek analisis :

(6)

dalam bentuk barang atau jasa.�Dalam hal ini perlu ditentukan jumlah, waktu/kapan digunakan, serta tenaga yang diperlukan.

2. Aspek manajemen dan administrasi: mencakup dua hal, yaitu kemampuan tenaga yang akan menangani proyek, serta keterlibatan masyarakat setempat.

3. Aspek kelembagaan: membahas masalah hubungan kerjasama antara pelaksanaan proyek dengan pemerintah daerah setempat.

4. Aspek komersial: membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan cara mendapatkan input yang diperlukan dan bagaimana cara memasarkan output yang akan dihasilkan oleh proyek.

5. Aspek finansial: membahas masalah cara untuk memperoleh modal/dana yang diperlukan, serta bagaimana proyek dapat mengembalikan dana yang telah diperolehnya (dalam betuk kredit)

6. Aspek ekonomis dilakukan untuk melihat apakah proyek yang akan dilaksanakan akan dapat memberi manfaat yang menguntungkan kepada masyarakat secara keseluruhan.

Jenis Analisis Proyek

1. Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani, wiraswastawan atau perusahaan.

2. Analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang diperoleh oleh masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem keseluruhan.

(7)

Analisas terhadap suatu proyek menyertai sejumlah tahapan kegiatan.Dalam hal ini, berbagai unsur dipersiapkan dan diuji untuk mencapai suatu keputusan.Oleh karena itu persiapan suatu proyek (project preparation) dapat dilihat sebagai suatu rangkaian yang akhirnya harus ditunjang dengan sejumlah penelaahan (studi) dan dokumen-dokumen untuk memungkinkan pengambilan keputusan (decision). Demikian pula ruang lingkup serta ketepatan dari informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam berbagai tahap proyek, tergantung dari sifat-sifat inheren (inheren caracteritic) seperti tujuan yang akan dicapai (the object of project), besarnya project (size of project), tingkat kompleksitas dan resiko.

Maksud serta tujuan analisis/evaluasi project adalah untuk melakukan perhitungan perhitungan(forecasting) agar pilihan kita tepat dalam rangka usaha kita untuk melakukan suatu investasi modal, sebab apabila perhitungan kita salah, berarti akan gagal usaha kita untuk memperbaiki tingkat hidup, ini berati pula pengorbanan/penghamburan terhadap sumber/faktor produksi yang memang sudah terbatas ketersediaannya (langka). Oleh karena itulah, sebelum kita mengambil keputusan (decision) untuk melakukan investasi terhadap suatu proyek, perlu dilakukan persiapan-persiapan yang matang, perlu dilakukan perhitungan-perhitungan percobaan, kemudian mengevaluasinya untuk menentikan hasil dari berbagai alternative,dengancara membandingkan aliran

biaya (cost) dengan kemanfaatan (benefits) yang diharapkan dari masing-masing alternative untuk sekarang (atpresent)dan kemudian hari (in the future).

Adapun beberapa aspek-aspek evaluasi kelayakan proyek (studi kelayakan) yaitu :Aspek pasar kelayakan proyek

Umumnya penelitian dilakukan terhadap aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi negara, serta terkadang dampak sosial (jika dana yang ditanamkan cukup besar). Aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:

1. Permintaan, secara total atau terinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai, proyeksi permintaan

2. Penawaran, dalam negeri dan impor, perkembangan di masa lalu dan perkiraan di masa datang, faktor yang mempengaruhi penawaran

3. Harga, perbandingan dengan barang impor, produksi dalam negeri lain, kecenderungan perubahan harga dan polanya

(8)

·

2.4 Pengertian Proyek, Program, Bisnis, Investasi, Perencanaan, Perencanaan Nasional.

 Proyek

Secara umum pengertian proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu.

Contoh: Proyek Konstruksi yaitu hasilnya seperti pembangunan gedung, jembatan, jalan raya, jalan tol dan lain sebagainya.

 Program

Program merupakan suatu kegiatan yang multidisiplin, yang berorientasi pada tujuan, yang dirancang oleh berbagai macam tugas, dengan hasil yang telah ditentukan, untuk dicapai pada kurun waktu tertentu, dan dengan keterbatasan sumberdaya yang ada. Contoh dari program adalah ketika terdapat kebijakan management bencana, maka program yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan, yaitu untuk meminimalisir dampak bencana, dilaksanakan program mitigasi bencana. Mitigasi bencana tersebut dapat dipecah dalam berbagai kegiatan lain yang disebut proyek.

 Bisnis

Bisnisdefinisinya adalah, Anda sendiri yang terjun secara langsung menangani sebuah usaha, melakukan pembelian, penjualan, atau keduanya dan Anda pula yang menentukan apakah usaha tersebut bisa mendatangkan keuntungan atau justru merugi.

Contoh: Futures misalnya perdagangan forex adalah jenis usaha yang saat ini banyak ditekuni. Perdagangan forex artinya, transaksi jual beli valuta asing dengan mata uang dollar Amerika sebagai acuannya.

 Investasi

Investasi artinya Anda menanamkan modal sesuai dengan kesepakatan kepada sebuah badan usaha untuk kemudian diputar dalam usaha yang mendatangkan keuntungan. Jadi di sini bukanlah Anda yang menjalankan perusahaan tetapi orang lain.

Misalnya modal tersebut bisa ditanamkan pada investasi emas, reksadana, atau saham.

 Perencanaan

(9)

sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.

Perencanaan mengandung unsur unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2)adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan termasuk pematauan , penilaian, dan pelaporan.

Perencanaan Nasional

Perencanaan nasional adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memperhatikan perkembangan internasional.

Contoh: Propenas dan perencanaan pendidikan di Indonesia, Perencaan Makro Mikro untuk kemajuan ekonomi Indonesia.

2.5 Tujuan Analisa Proyek

 Mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dengan menghitung benefit dan cost sepanjang umur proyek

 Menghindari pemborosan sumber daya yakni dengan menghindari pelaksaan proyek yang tidak menguntungkan

 Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memeilih alternative proyek yang saling menguntungkan

 Menentukan perioritas investasi

 membantu mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan

2.6Alat dan Kerangka AnalisaProyek a. Analisa aspek pasar dan pemasaran:

(10)

2. metode ekonometri (tentang hubungan antar-variabel),

3. metode-metode lain (metode judgement, metode koefisien teknis).

Analisa pasar penting untuk memperkirakan berapa penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan.

b. Aspek teknis kelayakan proyek

Analisis dalam aspek teknis adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usaha dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiapan mesin yang akan digunakan.

Dua kriteria prinsip yang termasuk dalam katagori teknis adalah efektivitas dan ketercukupan (adequacy).Efektif berarti proyek dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tapi, seringkali ketercapaian tujuan tidak selalu dapat dilacak hanya karena keberadaan proyek tersebut, sering banyak faktor yang lain ikut mempengaruhi. Dalam hal ketercukupan: proyek mungkin tidak dapat mencukupi hal-hal yangmenjadi tujuan atau tidak cukup mengatasi permasalahan. Misal, proyek tidak dapat membiayai secara penuh semua kegiatan yang diperlukan, jadi harus dipilih kegiatan-kegiatan utamanya saja (yang taktis).

Cara paling langsung dan cepat untuk memprediksi kelayakan teknis adalah dengan cara melihat apakah proyek seperti itu secara teknis dapat dilaksanakan di tempat lain. Tetapi, perlu diwaspadai faktor-faktor lain yang khas di lokasi mungkin sekali ikut mempengaruhi keberhasilan proyek di lokasi tersebut, sehingga cara ini pun tidak selalu cocok untuk dipakai.

Menentukan strategi dan teknologi produksi/operasi yang akan dipilih: kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi, dan tataletak pabrik yang paling menguntungkan. Urutan-urutannya:

Ø Pemilihan strategi produksi.

Ø Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi. Ø Rencana kualitas.

Ø Pemilihan teknologi.

(11)

Ø Perencanaan tata letak (layout). Ø Perencanaan jumlah produksi. Ø Manajemen Persediaan. Ø Pengawasan kualitas produk.

c. Aspek manajemen kelayakan proyek

Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis dalam Studi Kelayakan proyek. Hal ini dikarenakan walaupun suatu proyek sudah dikatakan layak untuk dilaksanakan jika tidak didukung oleh manajemen dan organisasi yang baik, tidak mustahil jika usaha tersebut akan mengalami kegagalan. Tujuan perusahaan akan mudah tercapai apabila kaidah-kaidah dalam proses manajemen dipenuhi dengan baik. Proses manajemen ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.

Menentukan manajemen baik dalam konstruksi proyek maupun saat operasional rutin proyek: pihak perencana, pelaksana manajerial, koordinasi dan pengawasan, bentuk badan usaha, struktur-organisasi. Urutan-urutannya:

A. Pembangunan Proyek:

Ø Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.

Ø Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi. Ø Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.

Ø Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. B. Operasionalisasi Proyek

Ø Perencanaan kegiatan, waktu, SDM, keuangan dan produk.

Ø Pengorganisasian, termasuk struktur, bentuk dan prestasi organisasi. Ø Pengarahan dan motivasi, termasuk kepemimpinan.

Ø Pengendalian, termasuk penentuan sistem pengendalian yang efektif. Analisa aspek manajemen:

(12)

b. Analisa beban kerja dan angkatan kerja: menentukan kebutuhan akan jumlah tenaga kerja

c. Analisa struktur organisasi: menentukan kedalaman, dasar pengelompokan kegiatan dan hubungan antar departemen.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Analisis dan Perencanaan

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan. Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

(13)

karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Analisis adalah penguraian pokok atau berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002).

3.2 Pembangunan Kehutanan

Pembangunan Kehutanan adalah memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan informasi kehutanan, meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) untuk memperkuat kesejahteraan rakyat sekitar hutan dan keadilan berusaha, memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam, memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS, serta meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal.

Untuk menunjang hal tersebut, ada beberapa program yang diprioritaskan oleh Kementerian Kehutanan, antara lain:

- pemantapan kawasan hutan;

- rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS; - pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan; - konservasi keanekaragaman hayati;

- revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan; - pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan; - mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor kehutanan; - dan penguatan kelembagaan kehutanan.

(14)

(kayu, non-kayu dan jasa lingkungan) seperti yang dilakukan pada setiap kawasan hutan produksi (HPT, HP, dan HPK) dengan tujuan produksi komoditas kehutanan.

Dalam hal pemanfaatan, pola ruang kehutanan sering tumpang tindih dengan pola ruang untuk pembangunan di luar kepentingan kehutanan pada kawasan hutan (misalnya pertambangan, pertanian, perikanan, permukiman, dan atau wilayah industri).Maka, peraturan di bidang kehutanan memungkinkan untuk mengakomodir sebagian kawasan hutan untuk pembangunan non-kehutanan tersebut melalui pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan. Sedangkan untuk pembangunan non-kehutanan yang permanen dan mengubah land use kawasan hutan (misalnya untuk transmigrasi atau pemukiman, perkebunan, dan pertanian), pemanfaatan hutan dapat ditempuh melalui mekanisme pelepasan kawasan hutan, atau tukar menukar kawasan hutan.

Jika terjadi tumpang tindih ruang untuk kepentingan pembangunan non-kehutanan pada kawasan konservasi, maka pemanfaatan hutan secara selektif dapat ditempuh melalui kolaborasi pengelolaan dengan pemangku kawasan konservasi. UU No. 26 Tahun 2007 antara lain mengamanatkan agar Pemerintah Daerah melakukan review RTRW-nya. Namun sejak diundangkan tahun 2007 hingga 2011, baru 18 provinsi yang telah mendapat persetujuan substansi kehutanan, yaitu pada tahun 2009 sebanyak lima provinsi, pada tahun 2010 sebanyak lima provinsi, dan di tahun 2011 sebanyak delapan provinsi.

Sampai saat ini, persetujuan substansi kehutanan atas usulan perubahan kawasan hutan terus mengalami kemajuan, yaitu delapan belas provinsi telah mendapat persetujuan substansi kehutanan, enam provinsi diharapkan selesai pada tahun 2011 (Kalbar, Kaltim, Sulbar, Jambi, Babel, dan Riau), sedangkan sembilan provinsi dalam proses Tim Terpadu dan diharapkan selesai pada tahun 2012.

(15)

a) Perencanaan tahapan kegiatan yang mantap; b) Penjadwalan yang ketat;

c) Penyediaan sarana dan SDM serta kelengkapan data yang valid; dan

d) Dukungan pendanaan yang memadai. Untuk itu diperlukan sinergi antara Kementerian Kehutanan dengan pemerintah provinsi untuk implementasinya.

Di samping itu, perlu dilakukan standarisasi metodologi analisis Tim Terpadu dengan memilah tipologi usulan perubahan kawasan hutan ke dalam dua tipologi, yaitu: perubahan peruntukan dari kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan untuk mengakomodir permukiman, lahan garapan masyarakat, fasum/fasos, fasilitas pemerintahan serta pengembangan wilayah dan perubahan fungsi antar kawasan hutan disesuaikan dengan kondisi biofisik (reskoring kawasan hutan). Penetapan Perubahan KH oleh Menhut Penetapan Perubahan KH setelah Persetujuan DPR RI Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses persetujuan substansi kehutanan Menhut.Rekomendasi perubahan kawasan hutan yang tidak bernilai strategis sesuai dengan kewenangan yang ada langsung ditetapkan oleh Menhut.Sedangkan yang bernilai strategis ditetapkan setelah mendapat persetujuan DPR.Setelah persetujuan DPR diberikan, Menhutmenerbitkan keputusan peta kawasan hutan provinsi yang baru. Dalam proses kajian terpadu, apabila dijumpai perubahan peruntukan yang berdampak penting, cakupan luas, serta, bernilai strategis, maka perlu dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi SDH, antara lain:

- pertumbuhan penduduk yang berdampak pada pertambahan permukiman - pemekaran wilayah yang memerlukan lahan hutan untuk pembangunan - infrastruktur

- fasum atau fasos.

(16)

3.3 Analisis Perencanaan Proyek Pembangunan Kehutanan pada Hutan Kemasyarakatan (HKm)

HKm merupakan salah satu pola pemberdayaan masyarakat selain pola Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Desa, dan Kemitraan.Di beberapa lokasi di Lampung, contoh-contoh kecil penyelenggaraan HKm menunjukkan bahwa pola HKm berkembang secara baik serta dapat diterima dan dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat.

Masyarakat yang melaksanakan program HKm bisa mematuhi ketentuan-ketentuan yang disyaratkan.HKm kemudian tidak berkembang hanya sebagai pelaksanaan program penyelamatan hutan, tetapi juga sebuah sarana pembelajaran.Tentu saja pembelajaran tersebut perlu terus dikembangkan sambil menyelesaikan rintangan yang bergelombang.Peluang masyarakat disekitar hutan untuk meraih kesejahteraannya sembari melestarikan hutan sudah ada didepan mata.Sejumlah kelompok tani kini sudah mendapatkan izin pengelolaan definitif selama 35 tahun. Kelompok-kelompok lainnya juga sedang berlomba-lomba untuk mendapat izin definitif .

Pelaksanaan skema Hutan Kemasyarakatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan No.P.37/Menhut-II/2007 tentang Hutan Kemasyarakatan dapat dipilah dalam 3 tingkatan: pertama, penetapan yang dilakukan oleh pemerintah pusat (Kementerian Kehutanan); kedua, perizinan yang dilakukan oleh pemerintah daerah (Bupati/Walikota/Gubernur); ketiga, pengelolaan di lapangan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat pemegang izin pemanfaatan hutan kemasyarakatan.

Dalam analisis proyek pembangunan hutan kemasyarakatan memiliki tahapan-tahapan proses dalam pengusulan proyek yaitu :

1. Penjelasan Umum Proyek

Penjelasan Umum proyek merupakan penjelsan mengenai hal-hal dasar dari proyek yang akan dibangun oleh pihak-pihak yang akan terkait dalam suatu proyek, seperti : data perusahaan, kemitraan atau latar belakang. Selain itu, terkait dengan kerjasama-kerjasama dan kegiatan yang telah dilakukan (status negosiasi), kemudian jenis-jenis proyek seperti jenis kegiatan, luas areal, jenis tanaman dan rotasi serta lokasi proyek yang akan dilakukan.

2. Rencana Kerja

Yang termasuk dalam rencana kerja suatu proyek yaitu periode proyek atau jangka waktu yang ditargetkan, lingkup kegiatan (seperti; persiapan lapangan, penanaman dan pemeliharaan), dan pola penanaman (seperti; silvopasture).

3. Rencana Investasi

Ruang lingkup dalam rencana investasi seperti perkiraan biaya, perkiraan

(17)

4. Perkiraan Keuntungan dari Aspek Lingkungan - Perkiraan CO2 yang diabsorbsi

- Keuntungan terhadap lingkungan global seperti; Penurunan emisi

- Keuntungan terhadap lingkungan lokal : penurunan erosi intrusi air laut, pemanenan ikan dan udang, kayu, habitat burung dan ekowisata

- Metode penghitungan yang akan diaplikasikan : allometric atau destruktif

- Tingkat dari review lingkungan : Analisis dampak lingkungan proyek terhadap lingkungan termasuk keanekaragaman hayati dan ekosistem alam di dalam dan juga di luar proyek apabila diperlukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah.

5. Perkiraan Keuntungan dari Aspek Sosial - Penyerapan Tenaga Kerja;

- Peningkatan Pendapatan Masyarakat Setempat setelah adanya Proyek : (dihitung berdasar survey pendapatan sebelum dan sesudah ada proyek);

- Pengaruh terhadap perputaran ekonomi setempat : (multiplier effect dari proyek di desa, kecamatan dan kabupaten setempat);

- Efek sosial lain yang mungkin terjadi : pengaruh positif langsung maupun tidak langsung;

- Keterkaitan Proyek dengan Kebijakan Nasional dibidang Sosial dan Ekonomi: hubungannya dengan kebijakan sustainable Forest Management bidang sosial ekonomi (kelestarian akses dan kontrol masyarakat terhadap proyek, kelestarian integrasi sosial dan budaya, kelestarian hubungan tenaga kerja);

- Deskripsi rencana monitoring dampak dan teknologi mengurangi dampak : Dokumentasi dampak proyek di dalam dan di luar batas proyek;

- Stakeholder yang akan terkait dampak.

6. Kemungkinan Pencegahan dari Dampak Yang Diberikan

- Potensi Kebocoran Negatif (seperti kebakaran, naiknya transportasi emisi, pencurian kayu, budaya negatif, dan sebagainya);

(18)

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan

Sangat perlu menganalisis perencanaan dalam menetapkan suatu proyek yang berkaitan dengan pembangunan kehutanan, dikarenakan dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumberdaya agar memperoleh suatu manfaat (benefit).Dengan demikian diperlukan suatu perencanaan dan pelaksanaan yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.Seperti mengidentifikasi suatu proyek sesuai dengan kesempatan investasi yang menguntungkan, permusan rencana proyek yang konkret, penilaian aspek-aspek pendukung kinerja proyek, dan implementasi dalam penyelesaian proyek dengan tetap berpegang pada anggaran.Sehingga, masyarakat sekitar hutan dapat diberdayakan sesuai taraf hidup/kesejahteraan mereka.

2 .Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

http://multimediasmk2jambi.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-proyek.html

https://www.google.com/search?q=definisi+analisa++proyek&oq=definisi+analisa+

+proyek&gs_l=psy-

ab.3..0i30k1.19696.25192.0.26140.9.9.0.0.0.0.157.1287.0j9.9.0....0...1.1.64.psy-ab..0.9.1280...0i7i30k1j0i8i7i30k1.0.uzbyYP3Dddo

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_11/M11B1.htm

http://ecodevzone.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-proyek-program-bisnis.html

(20)

Pertanyaan

1. metode ekstafolasi mekasin, ekonomi, manajemen, jelaskan dan contoh ? 2. apabila satu proyek gagal dalam memenuhi target , bagaimana solusinya? 3. Jelaskan bagaimana jika aspek aspek studi kelayakan proyek tidak ada, apa

yang akan terjadi ?

Jawaban 1.

2.

3. metode ekonometri (tentang hubungan antar-variabel), hubungan dengan barang barang

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis yang pertama adalah “Sifat Machiavellian berpengaruh terhadap Dysfunctional Behavior (studi kasus pada Mahasiswa S1 Akuntansi Angkatan 2011

Adapun atribut yang masuk ke dalam kuadran A adalah perusahaan dapat dipercaya dan diandalkan dalam menangani masalah pelanggan, truk datang sesuai waktu yang telah

Pada siklus I siswa yang mampu menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan masih kurang karena kemampuan siswa untuk menganalisa materi pelajaran belum terlihat

Dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen untuk suatu produk barang atau jasa yang dilakukan pada jangka waktu

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inovasi dan Kreatifitas secara simultan

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia-Nya maka tesis ini dapat tersusun dalam melengkapi tugas akhir untuk menyelesaikan Program Pascasmjana

Di sisi lain, realitas “ sustainability” yang terefleksi dalam praktik sustainability reporting PTBA telah dapat dipahami sesuai pandangan paradigma bahasa Habermas yang

Bahwa mengenai pertimbangan Majelis Hakim Syariah Aceh yang menyatakan : “Bahwa meskipun tergugat mengakui obyek gugatan merupakan harta yang diperoleh selama dalam perkawinan