ANALISIS PENGARUH HARGA,MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI
BOLA LAMPU PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR
TESIS
Oleh
LUKMANUL HAKIM 047019034/IM
S
E K O L A H
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH HARGA,MEREK DAN KUALITASPRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI
BOLA LAMPU PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
LUKMANUL HAKIM 047019034/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH HARGA, MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BOLA LAMPU PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR
Nama Mahasiswa : Lukmanul Hakim
NIM : 047019034
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Rismayani, SE, MS) (Dr. Parapat Gultom, MSIE)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur,
(Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 16 Januari 2009
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Rismayani, MS
Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE
2. Dr. Arlina Nurbaity, MBA 3. Drs. Syahyunan, M.Si
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:
“ ANALISIS PENGARUH HARGA, MEREK DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BOLA LAMPU
PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ”
Adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, Januari 2009 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Persaingan pasar bola lampu di Indonesia saat ini semakin ketat dengan berkembangnya pemasaran dan kemajuan teknologi sehingga pemasar saat ini semakin gencar untuk melakukan penjualan dan ingin menjadi yang terbaik, sehingga setiap produsen bola lampu masing-masing menunjukkan eksistensinya untuk dapat merebut pasar yang persainganyaa setiap tahun semakin ketat. Saat ini dengan semakin gencarnya bola lampu dari China yang bermacam-macam merek masuk ke Indonesia menawarkan harga yang lebih murah dan kualitas yang beragam. Semakin banyaknya merek bola lampu yang ada di pasaran saat ini untuk memperebutkan pangsa pasar penjualan bola lampu sehingga menguntungkan konsumen untuk dapat mengenali perbedaan harga, merek dan kualitas yang ada sehingga dapat memilih satu yang paling bernilai diantara produk bola lampu yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor, dan mengkaji faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan kepada responden, yang menjadi sampel yaitu 100 orang masyarakat di Kecamatan Medan Johor yang diukur dengan skala likert dan menggunakan model statistika regresi linier berganda. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian adalah penelitian explanatory.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara serempak harga, merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor. Secara parsial faktor merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, secara parsial nilai koefisien regresi variabel harga yaitu 0,674 dengan signifikansi 0,000 menunjukkan faktor harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan secara parsial nilai koefisien regresi variabel kualitas produk yaitu 0,084 dengan signifikansi 0,014 menunjukkan faktor kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah secara serempak terdapat hubungan yang signifikan antara harga, merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian, dan faktor harga dan kualitas produk merupakan yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian, ini berarti harga dan kualitas produk yang paling menentukan keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor.
ABSTRACT
A competition on lightbulb in Indonesia is very tight with the marketing development and advanced technology in which the marketer do the selling and will be the best. So, each producer of lightbulb show their exsistance to get the market share of it competitor. Nowdays, the lightbulb from China with various quality. For the various mark of lightbulb in the market provide the consumer with various advantages by choosing the best lightbulb in the lower price.
This research a goal to know what are the influence to the influential to the decision of buyer philips light bulb at subdistrict of Medan Johor, and to know what the dominant factor that influence to decision of buyer. Approach that used in this research is survey, with collecting data by interview and giving the question list to responden that ca sample which are 100 society in subdistrict of Medan Johor which measured with likert scala and using statistic model double regresi linier, kinds of this research kuantitatif description and the characteristic research is explanatory research. The result of the research show that all the price, merk and product quality influence the significant to the decision of buyer philips light bulb at subdistrict of Medan Johor, as a partial factors the merk is not influence significant to the decision of buyers, as a partial value coefficient regretion variable price which is 0,674 with significant 0,000 show that price factor influence significant to the decision of buyers and as a partial value coefficient regretion variable product quality which is 0,084 with significant 0,014 show that product quality factor influence significant to the decision of buyers.
The conclusion in this research is there are get relation which significant between price, merk and product quality to the decision of buyers, and price and product quality is the dominant influence to the decision of buyers, that’s means the price and product quality is the most factor that certain the level to the decision of buyers philips lightbulb at subdistrict of Medan Johor
.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan hidayahnya kepada
penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. sebagai panutan dalam menerangi jalan
kehidupan.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Magister Ilmu Manajemen Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Pengaruh Harga, Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Bola Lampu Philips Di Kecamatan Medan Johor”.
Selama melakukan penelitian dan penulisan laporan, penulis memperoleh
bantuan moril dan materil dan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih, kepada :
1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp(AK), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada
Sekolah Pascasarjana USU Medan.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B,M.Sc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
3. Dr. Rismayani, MS dan Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Ketua Program Studi dan
Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana
4. Dr. Rismayani, MS, (ketua) dan Dr.Parapat Gultom, MSIE (anggota), selaku
komisi pembimbing penelitian, yang telah membimbing dan memberi masukan
dari awal hingga akhir proses penelitian.
5. Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU, Ibu Dr. Arlina Nurbaity, MBA dan Bapak Drs.
Syahyunan, M.Si, selaku komisi pembanding atas saran yang diberikan.
6. Dosen-dosen program studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
7. Orang tua penulis Drs. H.Muhammad Yunus dan Hj. Mahdiana Tanjung atas
Doa, dukungan dan kasih sayangnya, serta Adik-adikku, Yunita Alfiana, S.Psi.
Pristika Handayani, SH dan Putri Rizki Lydia.
8. Isteri tercinta Sovia Meywinda Lubis serta anak tersayang Malva Neysa Evelyn
atas kesabaran, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan studi dan penyusunan tesis ini.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan VIII Magister Ilmu Manajemen Sekolah
Pacasarjana Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat. Semoga Allah SWT
memberi hidayah dan taufik kepada kita. Amin.
Medan, Januari 2009 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Lukmanul Hakim, lahir dan dibesarkan di Medan pada tanggal 17 Maret
1980 , anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan ayahanda Drs. H.M. Yunus
dan Ibunda Hj. Mahdiana Tanjung, menikah dengan Sovia Meywinda Lubis tahun
2006 dan dikaruniai seorang anak bernama Malva Neysa Evelyn.
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 060928 Medan tamat
dan lulus tahun 1992, melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 13 yang sekarang menjadi SMP negeri 15 Medan tamat dan lulus tahun 1995,
dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMU Swasta Al-Azhar Medan
tamat dan lulus pada tahun 1998, kemudian melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan tamat dan lulus
pada tahun 2003. Dan pada tahun 2005 melanjutkan studi di Program Studi Magister
Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Bekerja sebagai Direktur CV.Tunggal Pratama dari tahun 1998 sampai
sekarang yang bergerak di bidang pemasaran Bola Lampu untuk wilayah Sumatera
Utara dan Aceh.
Dari tahun 2008 menjadi Direktur CV.Lentera Prima Usaha sampai sekarang
yang bergerak di bidang pemasaran Bola Lampu dan Tissue untuk wilayah Jawa
Tengah.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… i
ABSTRACT………. ii
KATA PENGANTAR………. iii
RIWAYAT HIDUP……….... v
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR TABEL………... x
DAFTAR GAMBAR……….. xi
DAFTAR LAMPIRAN………. xii
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
I.1. Latar Belakang……….. 1
I.2. Perumusan Masalah………... 3
I.3. Tujuan Penelitian………... 3
I.4. Manfaat Penelitian………... 3
I.5. Kerangka Berpikir………. 4
I.6. Hipotesis………. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………. 11
II.1. Penelitian Terdahulu………. 11
II.2. Teori Bauran Pemasaran ……….. 12
II.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran………. 12
II.3. Teori Harga……… 14
II.4. Teori Merek……….. 14
II.4.1. Pengertian Merek……… 14
II.4.2. Brand Equity ( Ekuitas Merek )……….. 15
II.5. Teori Produk……….. 15
II.5.1. Pengertian Produk ……….. 15
II.5.2. Kualitas Produk……….. 16
II.5.3. Pendekatan Kualitas Produk atau Prespektif Kualitas……... 17
II.6. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen………... 19
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….. 21
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian……… 21
III.2. Metode Penelitian……….. 21
III.2.1. Pendekatan Penelitian……….. 21
III.2.2. Jenis/Bentuk Penelitian………... 21
III.2.3. Sifat Penelitian……… 22
III.3. Populasi dan Sampel………. 22
III.4. Metode Pengumpulan Data……… 23
III.5. Jenis dan Sumber Data……….. 23
III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel………. 24
III.7. Model Analisis Data……….. 26
III.8. Pengujian Hipotesis……….. 27
III.8.1. Uji Serempak (Uji F)……….. 27
III.8.2. Uji Parsial (Uji t)……… 28
III.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……….. 29
III.10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen…….. 30
III.10.1. Hasil Uji Validitas Instrumen……….. 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 53
V.1. Kesimpulan ……….. 53
V.2. Saran………. 54
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
I.1. Daftar Harga Bola Lampu……….. 2
II.1. Empat (4P) untuk merespon empat C (C)... 13
III.1. Identifikaasi, Definisi dan Indikator Variabel Penelitian... 25
III.2. Uji Validitas Instrumen Harga………... 30
III.3. Uji Validitas Instrumen Merek……….. 31
III.4. Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk……….. 31
III.5. Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian……… 32
III.6. Uji Reliabilitas Instrumen……….. 33
IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….. 38
IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan………. 39
IV.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga………. 40
IV.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Merek……… 41
IV.5. Penjelasan Responden Terhadap Kualitas Produk………... 42
IV.6. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian…… 43
IV.7. Hasil Uji Multikolinieritas………. 46
IV.8. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak………. 49
IV.9. Nilai Koefisien Determinasi……… 49
DAFTAR GAMBAR
Halaman Nomor Judul
I.1. Model Lima Tahapan Proses Pembelian………..……….. 6
I.2. Kerangka Berpikir………... 9
II.1. Bauran Pemasaran……….. 13
IV.1. Struktur Organisasi PT.Philips……… 37
IV.2. Hasil Uji Normalitas……… 45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Nomor Judul
1. Pertanyaan Faktor Harga, Merek, Kualitas Produk
Keputusan Pembelian……….... 57
2. Tabulasi Skor Variabel……….. 63
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Persaingan pasar bola lampu di Indonesia saat ini semakin ketat dengan
berkembangnya pemasaran dan kemajuan teknologi sehingga pemasar saat ini
semakin gencar untuk melakukan penjualan dan ingin menjadi yang terbaik, sehingga
setiap produsen bola lampu masing-masing menunjukkan eksistensinya untuk dapat
merebut pasar yang persainganyaa setiap tahun semakin ketat. Saat ini dengan
semakin gencarnya bola lampu dari China yang bermacam-macam merek masuk ke
Indonesia menawarkan harga yang lebih murah dan kualitas yang beragam. Semakin
banyaknya merek bola lampu yang ada di pasaran saat ini untuk memperebutkan
pangsa pasar penjualan bola lampu sehingga menguntungkan konsumen untuk dapat
mengenali perbedaan harga, merek dan kualitas yang ada sehingga dapat memilih
satu yang paling bernilai diantara produk bola lampu yang ada.
Sejalan dengan kemajuan serta perubahan teknologi, peran bola lampu
semakin penting sehingga masyarakat menginginkan bola lampu yang tahan lama ,
hemat listrik dan kualitas yang baik sehingga terjadi kemudahan bagi masyarakat
yang ingin menggunakan bola lampu yang mampu menunjang aktivitas mereka
dalam bekerja dan beraktifitas. Seperti contoh yaitu bola lampu hemat enerji merek
Philips yang berjenis Cool Daylight (Putih Terang) yang cocok untuk kita yang lebih
bagi yang lebih mengutamakan cahaya yang lebih lembut. Dengan hadirnya jenis
bola lampu tersebut telah mempermudah dan sekaligus mempengaruhi cara
masyarakat dalam menggunakan bola lampu yang lebih tepat . Kemudahan dalam
menggunakan bola lampu ini menjadi suatu kebutuhan vital dalam masyarakat.
Tabel I.1. Harga Bola Lampu
WATT PHILIPS HANNOCHS SHINYOKU KAWACHI
8 Rp 17.500., Rp 13.000., Rp 15.000., Rp 13.000.,
14 Rp 19.500., Rp 14.500,. Rp 16.000., Rp 18.000.,
18 Rp 23.600., Rp 18.500., Rp 17.000., Rp 19.000.,
Sumber : Dealer bola lampu
Dari Tabel I.1 diatas dapat dijelaskan bahwa harga bola lampu Philips dijual
dengan harga yang lebih tinggi dari bola lampu merek lain, ini merupakan suatu
femonemena bagi masyarakat di Kecamatan Medan Johor apakah karena merek atau
kualitas yang membuat harga bola lampu Philips lebih tinggi dari merek lain.
Philips saat ini menghadapi persaingan yang cukup berat dimana berbagai
macam merek bola lampu dari China menawarkan harga yang lebih murah sehingga
tidak sedikit masyarakat yang berpaling untuk mendapatkan bola lampu yang lebih
murah . Saat ini philips sebagai Principal sudah mencoba untuk menambah daya jual
kepada Distributor yang ada di Medan untuk dapat menyalurkanya ke seluruh
yang nampaknya dari tahun ke tahun semakin tumbuh dengan baik sehingga dapat
mempengaruhi penjualan bola lampu Philips khususnya di Medan.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian adalah ”Pengaruh apa saja yang mempengaruhi
keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor”.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, merek dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian bola lampu Philips di Kecamatan
Medan Johor.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh yang paling dominan
mempengaruhi keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan
Johor.
I.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini maka diharapkan dapat menjadi tambahan sumber
informasi dan referensi yang bermanfaat antara lain :
1. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT.Philips Medan dan menjadi
2. Sebagai bahan untuk menambah pemahaman dan memperkaya penelitian
ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara khususnya di
Program Studi Magister Ilmu Manajemen.
3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawassan bagi peneliti dalam bidang
ilmu manajemen pemasaran.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dan
mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.
I.5. Kerangka Berpikir
Menurut Lamb et al (2001), harga adalah apa yang harus diberikan oleh
konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan
elemen yang paling fleksibel diantara keempat bauran pemasaran. Selain itu, Walker
et al (2003), menerapkan kebijakan harga rendah dibandingkan dengan pesaing dapat
diciptakan, apabila perusahaan memiliki keunggulan bersaing pada biaya rendah(low
cost). Demikian halnya pendapat Kotler (2000), bahwa penetapan harga dan
persaingan harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi oleh para eksekutif
pemasaran.
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi
hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau
Pada konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk –
produk yang menawarkan ciri – ciri paling berkualitas, berkinerja atau inovatif dan
para manajer dalam organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk
yang unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi
bahwa para pembeli mengagumi produk – produk yang dibuat dengan baik serta
dapat menghargai mutu dan kinerja (Kotler, 2002).
Kotler (2002), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu
produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat”.
Menurut Hawkin, Best et al (2001) dalam Bilson Simamora (2003)
menyatakan bahwa berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, pada dasarnya
pengambilan keputusan bisa dibagi 2 yaitu keputusan berdasarkan sikap (attitude –
basic choice) dan kualitas produk (quality – basic choice). Pengambilan keputusan
berdasarkan sikap mengasumsi bahwa keputusan diambil berdasarkan kesan umum,
intuisi maupun perasaan. Pengambilan keputusan seperti ini bisa terjadi pada produk
yang belum dikenal atau belum sempat dievaluasi oleh konsumen. Pengambilan
keputusan berdasarkan kualitas memerlukan pengetahuan apa saja kualitas suatu
produk dan bagaimana kualitas produk tersebut. Asumsinya, keputusan diambil
secara rasional dengan mengevaluasi kualitas produk yang dipertimbangkan.
Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk
mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannnya untuk menggunakan
pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas produk dapat dijadikan
dasar terhadap proses keputusan pembelian konsumen (Sutisna, 2003).
Kotler (2002), “Keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui
konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian. Untuk meraih keberhasilan,
pemasar harus melihat lebih jauh bermacam – macam faktor yang mempengaruhi
pembeli dan pengembangan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan
pembelian. Dalam kegiatan membeli, pada umumnya konsumen harus melalui lima
tahap dalam proses suatu produk, yaitu dimulai dengan pengenalan masalah,
pencarian informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan
perilaku setelah membeli”. Gambar secara visual adalah sebagai berikut :
Sumber : Kotler (2002)
Pencarian
Gambar I.1. Model Lima Tahapan Proses Pembelian
1. Pengenalan Masalah
Pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang timbul,
apa yang menyebabkan semua iti muncul, dan mengapa sampai seseorang itu
membutuhkannya.
2. Pencarian Informasi
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu sumber
pribadi, sumber niaga, sumber umum, dan sumber pengalaman. Pemasatr harus
pentingnya masing – masing sumber tersebut. Selanjutnya peruasahaan harus
merancang unsur – unsur dauran pemasaran secara tepat, cepat, dan terarah agar
pembeli menaruh perhatian serius untuk mempertimbangkan keinginannya
sehingga peluang dapat direkrut.
3. Penilaian Alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen,
yaitu:
a. Sifat – sifat produk, apa yang menjadi ciri – ciri khusus dan perhatian
konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.
b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri – ciri produk
daripada penonjolan ciri – ciri produk.
c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen menharapkan kepuasan
yang diperoleh dengan tingkat alternatif yang berbeda – beda setiap hari.
e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian
banyak ciri – ciri barang.
4. Keputusan Membeli
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya
membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk
membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk
a. Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.
b. Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan
c. Faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh
konsumen.
5. Perilaku Setelah Membeli
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh
terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar
akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan
konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak
terpenuhi.
Riset yang dilakukan dua pakar pemasaran dari University of Western
Australia, Sweeney dan Sountar tahun 2001 (Tjiptono, 2004) berusaha
mengembangkan item-item perceived value. Skala ini dinamakan PERVAL dan
dimaksudkan untuk menilai persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk yang
tahan lama (durable goods) yang dikembangkan berdasarkan konteks situasi
pembelian eceran (retail) untuk menentukan nilai konsumsi yang mengarah kepada
sikap dan perilaku pembelian konsumen. PERVAL dikembangkan dalam dimensi :
1. Quality/performance, yaitu nilai yang diperoleh dari persepsi terhadap
kualitas dan kinerja produk.
2. Emotional value, yaitu nilai yang berasal dari perasaan atau afeksi dan emosi
3. Price, yaitu nilai yang didapatkan dari persepsi mengenai harga atau biaya
yang dikeluarkan konsumen.
Durianto (2001), “Dari sekian banyak faktor persepsi yang mempengaruhi
keputusan, persepsi kualitas merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam keputusan pembelian. Dalam konteks, persepsi kualitas, sebuah produk atau
merek yang berkualitas merupakan alasan yang paling penting untuk
dipertimbangkan dalam memutuskan pembelian. Persepsi kualitas yang positif akan
mendorong keputusan pembelian konsumen dan dapat menciptakan loyalitas terhadap
produk atau merek tersebut”.
Dari pernyataan-pernyataan diatas maka dapat digambarkan kerangka berpikir
seperti pada gambar I.2.
Gambar I.2. Kerangka Berpikir Kualitas Produk
Merek Harga
I.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir penelitian maka, dihipotesiskan sebagai
berikut, ”Harga, merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu
Septiani (2006) melakukan penelitian yang berjudul ” Analisis Pengaruh
Kesadaran Merek, Harga Dan Kualitas Terhadap Keputusan Membeli Pada
Pelanggan Minuman Serbuk Instan Merek Nutri sari Di Surabaya”. Metode penelitian
ini dilakukan dengan cara eksperimental procedure. Responden yang diteliti adalah
mahasiswa S-1 di Surabaya yang pernah mengkonsumsi minuman serbuk instan.
Variabel bebas yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini
adalah kesadaran merek, harga dan kualitas. Sedangkan variabel terikatnya adalah
keputusan membeli pada pelanggan untuk membeli minuman serbuk instan merek
Nutri Sari di Surabaya. 150 orang Mahasiswa S-1 di Surabaya yang menjadi sumber
data penelitian ini. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
Chi-Square dan Anova untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil analisis diperoleh bahwa kesadaran merek dan
harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli, sedangkan
untuk kualitas setelah dilakukan blind test pada kualitas rasa dapat diketahui bahwa
keputusan pembelian pelanggan lebih berdasarkan pada kekuatan kesadaran merek
Sugito (2002) melakukan penelitian yang berjudul ” Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian
Rumah Perumnas Di Kota Medan ”. Jumlah sampel sebanyak 281 responden yang
menyebar pada empat lokasi perumnas. Teknik analisis yang digunakan adalah
Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara bersama-sama
variabel bebas yang terdiri dari variabel harga, tingkat pendapatan, cara pembayaran,
motivasi, promosi, fasilitas, lokasi lingkungan disain, luas lahan dan bangunan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Rumah
Perumnas Kota Medan.
II.2. Teori Bauran Pemasaran
II.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran
Para pemasar menggunakan berbagai macam strategi untuk dapat mencapai
target pasarnya. Strategi tersebut tergabung didalam bauran pemasaran. Bauran
pemasaran adalah seperangkat alat pemasarannya dipasar sasaran (Kotler 2002).
Mc Charty mengklasifikasikan alat – alat itu menjadi 4 kelompok luas yang
disebut 4P (Kotler, 2002), ”Produk (product), Harga (price), Tempat atau lokasi
Produk
Sumber : Kotler (2002)
Gambar II.1. Bauran Pemasaran
Perlu diperhatikan bahwa 4P merupakan strategi pemasaran dari penjualan
agar dapat mempengaruhi pembelian. Dari sudut pandang penjual setiap strategi
pemasaran direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keuntungan
kepada konsumen. Robert launterborn menyarankan bahwa pemasar menggunakan
4P untuk merespon 4C dari konsumen (Kotler 2002).
Tabel II.1. Empat (4P) untuk merespon empat C (C) Empat P (4P) Empat C (4C)
Product (produk) Customer solution (solusi pelanggan)
Price (harga) Customer cost (biaya pelanggan)
Place (tempat) Convenience (kenyamanan)
II.3. Teori Harga
II.3.1. Pengertian Harga
Harga memiliki dua peranan penting terhadap konsumen. Pertama, harga
berperan sebagai sinyal kualitas produk dan yang ke dua harga merupakan suatu
bentuk pengorbanan moneter yang harus dilakukan oleh konsumen untuk
memperoleh barang atau jasa tersebut.
Harga merupakan suatu ukuran terhadap purchase cost pembeli
(Monroe,1990). Meskipun demikian, bukti penelitian mengindikasikan bahwa peran
harga lebih kompleks dari sekedar menjadi indicator of purchase cost pembeli.
Penilaian terhadap harga akan dibandingkan dengan persepsi konsumen terhadap
kualitas produk, alternatif produk pesaing dan nilai moneter yang dikorbankan.
II.4. Teori Merek
II.4.1. Pengertian Merek
Kotler ( 2001 ), “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakanya dari produk
pesaing “.
Merek mengidentifikasi penjual atau pembuat, merupakan janji penjual untuk
secara konsisten memberikan tampilan, manfaat,dan jasa tertentu pada pembeli,
merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu tetapi merek lebih dari sekedar
II.4.2. Brand Equity ( Ekuitas Merek )
Menurut David.A.Aker (1991), Brand Equity dapat dikelompokkan kedalam
lima kategori, yaitu:
1. Brand Awareness ( Kesadaran Merek ), Menunjukkan kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Brand Association ( Asosiasi Merek ), Mencerminkan pencitraan suatu merek
terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitanya dengan kebiasaan, gaya hidup,
manfaat, atribut produk, geografis, harga pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Perceived Quality ( Persepsi Kualitas ), Mencerminkan persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan
berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4. Brand Loyalty ( Loyalitas Merek ), Mencerminkan tingkat keterikatan
konsumen dengan suatu merek produk.
5. Other Proprietary Brand Assets ( Aset-aset merek lainya ).
II.5. Teori Produk
II.5.1. Pengertian Produk
Produk merupakan unsur paling penting dari program pemasaran. Orang
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Basu Swasta (2003),
“Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak diraba,
perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan
atau kebutuhannya”. Henry Simamora (2000), “Produk adalah jumlah seluruh
kepuasan pisik dan psikologis yang diminati oleh pembeli (pemakai) sebagai akibat
pembelian dan atau penggunaan sebuah produk”. Jadi produk bisa berupa manfaat
tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
II.5.2. Kualitas Produk
Menurut Kotler (2002) bahwa “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta
sifat dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat”. Goetsch dan Davis (2000), “Kualitas
produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa,
manusia, produk, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
A.V. Feignbaum (2000), “Kualitas produk adalah keseluruhan gabungan
karakteristik barang dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharan
yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapa pelanggan”.
Berdasarkan definisi kualitas diatas, dapat disumpulkan bahwa kualitas
didasarkan pada pengalaman actual pelanggan terhadap barang atau jasa, diukur
disadari atau hanya dirasakan, dikerjakan secara teknis atau bersifat subjektif, dapat
mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.
II.5.3. Pendekatan Kualitas Produk atau Prespektif Kualitas
Setelah diketahui dimensi kualitas produk, harus diketahui bagaimana
perspektif kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas
suatu produk. Garvin et al (2001), mengidentifikasi adanya lima alternatif perspektif
kualitas yang biasa digunakan yaitu :
1. Transcendental Approach
Menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit
dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik,
drama, tari dan rupa. Selain itu, perusahaan dapat mempromosikan produknya
dengan pernyataan – pernyataan, seperti tempat berbelanja yang menyenangkan
(supermarket), elegen (mobil), kecantikan wajah (kosmetik), dan kelembutan serta
kehalusan kulit (sabun mandi). Dengan demikian, fungsi perencanaan produksi
dan pelayanan suatu perusahaan sulit menggunakan definisi seperti ini sebagai
dasar manajemen kualitas karena sulitnya mendesain produk seacra tepat. Hal ini
mengakibatkan implementasinya juga sulit.
2. Product – based Approach
Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat
dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas produk
pandangan sangat obyektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam
selera, kebutuhan, dan preferensi individu.
3. User – based Approach
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas produk tergantung pada
orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling
tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand – oriented ini juga menyatakan
bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda
pula. Dengan demikian, kualitas produk bagi seseorang adalah sama dengan
kepuasan maksimum yang dirasakan.
4. Manufacturing – based Approach
Perspektif ini bersifat supply – based dan terutama memperhatikan praktik –
praktik perekayasaan dan manufacturing, serta mendefinisikan kualitas produk
sama dengan persyaratannya (conformance to requirement). Dalam sektor jasa,
dapat dikatakan bahwa kualitas bersifat operations – driven. Pendekatan ini
berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang di kembangkan secara internal,
seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan pendekatan biaya.
Jadi, yang menentukan kualitas produk adalah standar – standar yang ditetapkan
5. Value – based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas produk dari segi nilai dan harga. Dengan
mempertimbangkan trade – off antara kinerja produk dan harga, kualitas
didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas produk dalam perspektif
ini bersifat relative sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum
tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah
produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).
II.6. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk yang diterima oleh para konsumen adalah produk yang kualitasnya
dapat memuaskan para konsumen, kualitas produk sangat berpengaruh untuk
meyakinkan para konsumen melakukan keputusan pembelian. Bila kualitas suatu
produk bagus dan dapat memuaskan konsumen, maka dapat ditafsirkan akan
menaikkan keputusan pembelian atas produk tersebut.
Dalam konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk –
produk yang menawarkan ciri–ciri paling berkualitas, berkinerja atau inovatif. Para
manajer dalam organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang
unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi bahwa
para pembeli mengagumi produk – produk yang dibuat dengan baik serta dapat
Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk
mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannnya untuk menggunakan
produk buatannnya sehingga memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas produk dapat dijadikan
dasar terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Sutisna (2003).
Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas secara
tersirat bahwa didalam melakukan proses keputusan pembelian, seorang konsumen
akan memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh produk tersebut. Salah satu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Johor. Waktu penelitian
dimulai pada Juli 2008 sampai Januari 2009.
III.2. Metode Penelitian
III.2.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yaitu
mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor terkait dengan variabel penelitian
yaitu harga, merek, kualitas produk dan keputusan pembelian dengan mengumpulkan
data dan pemberian daftar pertanyaan (questionnaire) kepada responden.
III.2.2. Jenis/Bentuk Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang akan
menguji pengaruh harga, merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian,
kemudian menganalisisnya melalui rumus-rumus statistik. Menurut Bungin (2001) “
metode penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
III.2.3. Sifat Penelitian
Adapun sifat dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory
research), yang bermaksud untuk menjelaskan fenomena-fenomena yangterjadi
didalam objek penelitian.
III.3.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna bola lampu di
kecamatan Medan Johor. Pengambilan sampel akan di lakukan di Kecamatan Medan
Johor dengan kriteria pengambilan sampel dalam penelitian adalah :
1. Sampel dalam penelitian ini adalah para pengguna bola lampu yang ada di
Kecamatan Medan Johor.
2. Jumlah kepala keluarga Kecamatan Medan Johor Tahun 2008 sebanyak22.361.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability-simple
random sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dan
Umar (2005), yaitu:
N
n =
1 + Ne²
Dimana n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
Dengan demikian jumlah sampel adalah :
22.361
n =
1 + (22.361 x (0,1)²)
n = 100
III.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Daftar pertanyaan (questioner) yang diberikan kepada masyarakat yang
menggunakan Bola Lampu di Kecamatan Medan Johor.
2. Studi dokumentasi, yaitu melihat dan menganalisis data dan informasi yang
diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki PT. Philips Medan.
III.5.Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan dan daftar pertanyaan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan dan
III.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel
Dari perumusan masalah, kerangka berpikir dan hipotesis yang diajukan,
maka variabel-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel independen (X), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam membeli bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor yang terdiri
dari : Harga (X1), Merek (X2), dan Kualitas produk (X3).
2. Variabel dependen (Y), yaitu Keputusan pembelian bola lampu philips di
Kecamatan Medan Johor.
Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut diatas adalah :
1. Harga (X1)
Harga (price) berperan sebagai sinyal kualitas produk dan suatu
pengorbanan moneter yang harus dilakukan konsumen untuk memperoleh barang
atau jasa, yang diukur dengan skala likert.
2. Merek (X2)
Merek (merk) adalah mengidentifikasi penjual atau pembuat,
merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan,
manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli, merek-merek terbaik memberikan
jaminan mutu tetapi merek lebih dari sekedar simbol, diukur dengan skala
3. Kualitas produk (X3)
Kualitas Produk (product quality) adalah keseluruhan ciri serta sifat
dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat, diukur dengan skala likert.
4. Keputusan pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keputusan konsumen untuk membeli sesuai dengan yang diharapkanya,
diukur dengan skala likert.
Tabel. III.1. Identifikasi, Definisi dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel Definisi Indikator Pengukuran
1. Harga (X1) Berperan sebagai
sinyal kualitas asi barang atau jasa dari seorang atau 2. Reputasi (Reputation)
3. Gaya (Affinity) 4. Daerah (Domain)
Lanjutan Tabel III.1
1. Performans (Performance) 2. Kestimewaan (Features) 3. Keandalan (Reability) 4. Konformasi (Conformance) 5. Daya Tahan (Durability) 6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)
7. Estetika (Aesthetic)
8. Kualitas yang dirasakan ( Perceived Quality )
Skala Likert , kesetiaan dan kepuasaan
Skala Likert
III.7.Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk menganalisis
pengaruh variabel independen yang terdiri dari : Harga (X1), Merek (X2), Kualitas
produk (X3), terhadap Keputusan pembelian (Y).
Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e
Di mana :
Y = Keputusan pembelian
X1 = Harga
X3 = Kualitas produk
a = Konstanta
b1, b2, b3, = koefisien regresi dari variabel independen
e = Error of term
III.8. Pengujian Hipotesis
III.8.1. Uji Serempak (Uji F)
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, harga, merek
dan kualitas produk bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian,
digunakan statistik F (uji F), dengan ketentuan apabila hasil Fhitung lebih besar dari
Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari
Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji
serempak adalah :
1. H0 : b1 , b2 , b3 = 0 ( Faktor harga, merek dan kualitas produk secara
serempak tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli
bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor )
2. Ha : b1, b2, b3, ≠ 0 ( Faktor harga, merek dan kualitas produk secara
serempak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli bola
III.8.2. Uji parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikatnya signifikan atau tidak. Uji t (uji 2 arah) adalah
menguji apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak, harga, merek dan
kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian bola lampu
philips di Kecamatan Medan Johor, ketentuanya adalah apabila hasil uji t dengan
tingkat kepercayaan (confident interval) 95% dengan = 0,05. Jika hasil thitung lebih
besar dari ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung lebih kecil
dari ttabel, Ho diterima Ha ditolak.
Hasil ini signifikan dapat dilihat dari besarnya signifikansi yang diperoleh,
yaitu apabila nilai lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya
bila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Selanjutnya ditentukan faktor mana yang dominan variabel bebasnya, dengan
melihat nilai standardized coefficients. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial
adalah :
Ho : bi = 0 ( Harga, merek dan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor )
Ha : bi ≠ 0 ( Harga, merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor )
Pengujian hipotesis baik secara serempak maupun parsial dilakukan dengan
menggunakan software pengolah data statistical package for social sciences (SPSS)
III.9. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka kuesioner yang dijadikan
sebagai instrumen pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu tentang validitas dan
reliabilitasnya.
Menurut Umar (2004) ”jumlah responden untuk uji coba disarankan minimal
30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal”. Sugiyono
(2006) menyatakan, ”pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap
butir pertanyaan dengan cara mengkorelasikan skor item masing-masing variabel
dengan skor total masing-masing variabel sehingga akan terlihat butir instrumen yang
layak dan tidak layak untuk mengukur variabel penelitian ini”. Koefisien korelasi
dikatakan valid apabila r>0,30.
Sedangkan reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan
reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.
Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan one shot
atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
III.10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen III.10.1. Hasil Uji Validitas Instrumen
Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa
yang harus diukur. Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct
sesuai dengan yang diharapkan peneliti.
Tabel III.2. Uji Validitas Instrumen Harga
No Indikator Pertanyaan Corrected
Item-Total Correlation Keterangan 1 Harga bola lampu yang ditawarkan bersaing 0,639 Valid 2 Kewajiban toko/agen dalam memberikan
potongan harga
0,653 Valid
3 Harga yang ditawarkan relatif murah 0,903 Valid 4 Harga yang ditetapkan sesuai dengan kondisi
bola lampuyang ada
0,903 Valid
5 Biaya pengiriman barang mempengaruhi harga
0,557 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Dari Tabel III.2. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kemampuan seluruhnya lebih besar dari
0,30. Sugiyono (2006) yang menyatakan bahwa bila nilai korelasi dibawah 0,30 maka
butir pertanyaan tersebut tidak valid atau memiliki validitas konstruk yang tidak baik.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga adalah valid karena nilai terendah
Tabel III.3. Uji Validitas Instrumen Merek
No Indikator Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1 Keharusan membeli merek lain selain philips 0,903 Valid 2 Kepentingan merek dalam membeli bola
lampu
0,650 Valid
3 Menyukai merek bola lampu philips 0,676 Valid 4 Kepentingan model dalam membeli bola
lampu
0,666 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Dari Tabel III.3 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel merek seluruhnya lebih besar dari 0,30.
Maka dari hasil uji validitas variabel merek, dinyatakan bahwa seluruh variabel
merek adalah valid karrena nilai terendah adalah 0,650 atau diatas 0,30.
Tabel III.4. Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk
No Indikator Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1 Performance bola lampu philips saat ini 0,903 Valid 2 Bola lampu philips yang anda pakai tahan lama 0,662 Valid 3 Keistimewaan bola lampu philips dibanding
merek lain
0,903 Valid
4 Pentingkah bola lampuyang hemat listrik 0,712 Valid 5 Kepentingan pelayanan toko/agen kepada
konsumen
0,624 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Dari Tabel III.4 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation
pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kualitas produk seluruhnya lebih besar
dari 0,30. Maka dari hasil uji validitas variabel kualitas produk dapat dilihat nilai
terendah adalah 0,624 dan lebih besar dari 0,30 sehingga variabel kualitas produk
Tabel III.5. Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian
No Indikator Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
1 Apakah harga mempengaruhi anda untuk membeli bola lampu philips
0,701 Valid
2 Apakah merek mempengaruhi anda untuk membeli bola lampu philips
0,736 Valid
3 Apakah kualitas produk mempengaruhi anda untuk membeli bola lampu philips
0,713 Valid
4 Pentingkah kesetiaan konsumen dalam membeli bola lampu
0,568 Valid
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Dari Tabel III.5 diatas menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total
Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk keputusan pembelian seluruhnya lebih
besar dari 0,30. Dilihat dari hasil uji validitas variabel keputusan pembelian
Correlated Item-Total Correlation yang terendah adalah 0,568 jadi dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel keputusan pembelian adalah valid.
III.10.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Hasil
pengujian reliabilitas instrumen ditunjukkan pada Tabel III.6. dibawah ini.
Tabel III.6. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen Variabel Nilai
Cronbach Alpha Keterangan
Harga 0,956 Reliabel
Merek 0,956 Reliabel
Kualitas produk 0,956 Reliabel
Keputusan pembelian 0,956 Reliabel
Dari Tabel III.6 diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha dari setiap
instrumen variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,60 dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa instrumen harga, merek, kualitas produk dan keputusan pembelian
adalah reliabel.
III.11. Pengujian Asumsi Klasik III.11.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F
diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ghozali (2005)
menyatakan bahwa, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Untuk melihat residual dilakukan dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
III.11.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2005)
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat
dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance < 0,10
atau nilai VIF > 10 berarti terdapat multikolinieritas.
III.11.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksivariabel dependen dengan residualnya, dengan dasar analisis
sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang tertatur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Penelitian
IV.1.1. Sejarah Singkat PT.Philips
PT.Philips Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada akhir tahun 1967
pemerintah Indonesia dan NV.Philips Gloeilam Fabrieiken Belanda, bersepakat untuk
bersama-sama mendirikan satu joint-venture guna memproduksi dan memasarkan
bola lampu dan alat-alat elektonik. Pada tanggal 15 februari 1968, didirikan
PT.Philips Ralin Electronics yang segera memulai kegiatanya pada tanggal 18 maret
1968. Pembagian saham dari joint-venture ini 60 % untuk NV.Philips dan 40 % untuk
pemerintah Indonesia. Pada tahun 1970 dibangun pabrik untuk memproduksi bola
lampu pijar dan TL di Surabaya dan di resmikan oleh Presiden Suharto dan F.Philips.
Saat ini PT.Philips mempunyai Head Office di Gedung Philips Jl. Buncit Raya
Kav.99-100 Jakarta dan pabrik di Surabaya, Dalam perkembanganya saat ini
PT.Philips Indonesia memiliki 81 (delapan puluh satu) Distributor yang tersebar di
Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Bengkulu, Jambi, Palembang,
Bandar Lampung, Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Pati, Kudus,
Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin,
Palangkaraya, Samarinda, Makasar, Gorontalo dan Palu yang siapuntuk
mendistribusikan bola lampu Philips agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
IV.1.2. Struktur Organisasi PT.Philips
Struktur organisasi PT.Philips dapat dilihat pada Gambar IV.1. dibawah ini :
GM
Gambar IV.1. Struktur Organisasi PT.Philips
IV.2. Karekteristik Responden
IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel IV.1. dibawah ini.
Tabel IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang) %
SLTA 9 9,0
Diploma – III 30 30,0
Strata 1 (S-1) 45 45,0
Strata 2 (S-2) 16 16,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Tabel IV.1. diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di
Kecamatan Medan Johor yang tertinggi adalah Strata 1 (S-1) yang mencapai 45%
sedangkan tingkat pendidikan D3 / Setara mencapai 30% dari total keseluruhan
responden. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pendidikan sudah baik, dimana
minimal pendidikan yang diterima adalah , sehingga dengan demikian diharapkan
IV.2.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan dapat dilihat pada
Tabel IV.2. dibawah ini.
Tabel IV.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Tingkat Penghasilan Jumlah
(orang) (%)
1 Juta-3 Juta 37 37,0
3 Juta Keatas 63 63,0
Total 100 100,0
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.2. diatas menunjukkan bahwa mayoritas tingkat penghasilan
responden adalah 1 juta-3 juta yaitu sebesar 37% dan 3 juta keatas mencapai 63%,
Berdasarkan tingkat penghasilan responden tersebut, memberikan gambaran bahwa
kemampuan masyarakat di Kecamatan Medan Johor relatif baik sehingga dapat
dengan mudah merespon dan membuat keputusan untuk membeli bola lampu Philips.
IV.3. Analisis Deskripsi Variabel
IV.3.1. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga
Harga meliputi penawaran bola lampu yang bersaing, kewajiban toko/agen
dalam memberikan potongan harga, harga yang ditawarkan relatif murah, harga yang
ditetapkan sesuai dengan kondisi bola lampu dan biaya pengiriman bola lampu
Tabel IV.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Penjelasan responden terhadap variabel harga di Kecamatan Medan Johor
adalah 38,6% responden menjawab sangat setuju sekali. 45,0% responden menjawab
sangat setuju. 14,0% responden menjawab setuju. 1,8% responden menjawab tidak
setuju. 0,6% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat di Kecamatan Medan Johor menyadari bahwa harga
IV.3.2. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Merek
Merek ialah bagaimana menurut anda keharusan membeli merek lain selain
bola lampu philips , kepentingan merek dalam membeli bola lampu,
menyukai/mempercayai merek bola lampu dan kepentingan model bola lampu bagi
masyarakat.
Tabel IV.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Merek
No Indikator
Penjelasan responden terhadap variabel merek di Kecamatan Medan Johor
adalah 39,0% responden menjawab sangat setuju sekali. 40,75% responden
menjawab sangat setuju. 12,0% responden menjawab setuju. 6,75% responden
menjawab tidak setuju. 1,5% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kecamatan Medan Johor
menyadari bahwa variabel merek sangat mempengaruhi masyarakat dalam pembelian
bola lampu Philips.
IV.3.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan suatu performance pada bola lampu, suatu produk
bola lampu yang tahan lama, keistimewaan produk-produk bola lampu yang ada dan
bola lampu yang hemat listrik sehingga kualitas suatu produk bola lampu dapat
dirasakan oleh masyarakat.
Tabel IV.5. Penjelasan Responden Terhadap Kualitas Produk
5 Kualitas
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Dari Tabel IV.5 menunjukkan bahwa penjelasan responden mengenai kualitas
produk 33,0% responden menjawab sangat setuju sekali. 35,0% responden menjawab
sangat setuju. 23,0% responden menjawab setuju. 7,8% responden menjawab tidak
setuju. 1,2% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar masyarakat di Kecamatan Medan Johor menyadari bahwa kualitas
produk sangat menentukan keputusan pembelian bola lampu Philips.
IV.3.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Keputusan pembelian meliputi harga, merek dan kualitas produk yang dapat
mempengaruhi pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Joho
Tabel IV.6. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian
3 Apakah
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Penjelasan responden terhadap variabel keputusan pembelian di Kecamatan
Medan Johor adalah 44,5% responden menjawab sangat setuju sekali. 40,5%
responden menjawab sangat setuju. 10,5% responden menjawab setuju. 4,0%
responden menjawab tidak setuju. 1,0% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal
ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian bola lampu Philips adalah keputusan
yang tepat bagi masyarakat di Kecamatan Medan Johor.
IV.4. Pengujian Asumsi Klasik IV.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
berganda, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk
mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak,
Uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dilakukan dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distrribusi
normal. Dengan melihat tampilan grafik normal plot dapat terlihat bahwa data atau
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji
normalitas dengan menggunakan grafik dapat dilihat pada Gambar IV.1 dibawah ini.
Sumber : Hasil Penelitian 2008(Data diolah)
IV.4.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi linier
berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresiyang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk uji multikolinieritas pada penelitian
ini adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Menurut Ghozali (2005) nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
Tabel IV.7. Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Price .700 1.429
Merk .479 2.087
Quality .460 2.172
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)
Dari Tabel IV.7 diatas menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang diperoleh dapat menjelaskan variabel yang mempunyai persoalan multikolinieritas.
Menurut Santoso (2002), jika angka VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut
mempunyai masalah multikolinieritas dengan variabel lainya. Hasil pengujian
multikolinieritas dari penelitian ini diperoleh angka VIF variabel harga, merek dan
kualitas produk masih dibawah angka 5, sedangkan nilai Tolerance yaitu sebesar
suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance , jika VIF < 5 menunjukkan bahwa semua
variabel bebas tidak mempunyai masalah multikolinearitas. Tabel 4.8 menjelaskan
besarnya nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas kurang dari 5, yaitu untuk
variabel harga , nilai VIF 1,429 < 5, variabel merek, nilai VIF 2.087 < 5, varibel
kualitas, nilai VIF 2,172 < 5. Maka dapat dinyatakan bahwa masalah
multikolinearitas tidak ada.
IV.4.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier berganda terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjaadi heterokedastisitas. Untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan
residualnya, dengan dasar analisis sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentukpola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik diatas dan dibawah angka 0
Dari Gambar IV.2 dibawah dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak diatas sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan regresi tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas.
Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)
Gambar : IV.2. Hasil Uji Heterokedastisitas IV.5. Pembahasan
IV.5.1. Pengujian Hipotesis secara Serempak
Untuk menguji pengaruh harga, merek dan kualitas produk secara serempak
terhadap keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor,
digunakan uji statistik F (uji F) apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka Ho diterima dan