• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga,Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Bola Lampu Philips Di Kecamatan Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga,Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Bola Lampu Philips Di Kecamatan Medan Johor"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH HARGA,MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI

BOLA LAMPU PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

TESIS

Oleh

LUKMANUL HAKIM 047019034/IM

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH HARGA,MEREK DAN KUALITASPRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI

BOLA LAMPU PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

LUKMANUL HAKIM 047019034/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH HARGA, MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BOLA LAMPU PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

Nama Mahasiswa : Lukmanul Hakim

NIM : 047019034

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Rismayani, SE, MS) (Dr. Parapat Gultom, MSIE)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur,

(Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 16 Januari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Rismayani, MS

Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE

2. Dr. Arlina Nurbaity, MBA 3. Drs. Syahyunan, M.Si

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:

“ ANALISIS PENGARUH HARGA, MEREK DAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BOLA LAMPU

PHILIPS DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ”

Adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara

benar dan jelas.

Medan, Januari 2009 Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Persaingan pasar bola lampu di Indonesia saat ini semakin ketat dengan berkembangnya pemasaran dan kemajuan teknologi sehingga pemasar saat ini semakin gencar untuk melakukan penjualan dan ingin menjadi yang terbaik, sehingga setiap produsen bola lampu masing-masing menunjukkan eksistensinya untuk dapat merebut pasar yang persainganyaa setiap tahun semakin ketat. Saat ini dengan semakin gencarnya bola lampu dari China yang bermacam-macam merek masuk ke Indonesia menawarkan harga yang lebih murah dan kualitas yang beragam. Semakin banyaknya merek bola lampu yang ada di pasaran saat ini untuk memperebutkan pangsa pasar penjualan bola lampu sehingga menguntungkan konsumen untuk dapat mengenali perbedaan harga, merek dan kualitas yang ada sehingga dapat memilih satu yang paling bernilai diantara produk bola lampu yang ada.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor, dan mengkaji faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei, dengan mengumpulkan data melalui pemberian daftar pertanyaan kepada responden, yang menjadi sampel yaitu 100 orang masyarakat di Kecamatan Medan Johor yang diukur dengan skala likert dan menggunakan model statistika regresi linier berganda. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian adalah penelitian explanatory.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara serempak harga, merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor. Secara parsial faktor merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, secara parsial nilai koefisien regresi variabel harga yaitu 0,674 dengan signifikansi 0,000 menunjukkan faktor harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan secara parsial nilai koefisien regresi variabel kualitas produk yaitu 0,084 dengan signifikansi 0,014 menunjukkan faktor kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah secara serempak terdapat hubungan yang signifikan antara harga, merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian, dan faktor harga dan kualitas produk merupakan yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian, ini berarti harga dan kualitas produk yang paling menentukan keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor.

(7)

ABSTRACT

A competition on lightbulb in Indonesia is very tight with the marketing development and advanced technology in which the marketer do the selling and will be the best. So, each producer of lightbulb show their exsistance to get the market share of it competitor. Nowdays, the lightbulb from China with various quality. For the various mark of lightbulb in the market provide the consumer with various advantages by choosing the best lightbulb in the lower price.

This research a goal to know what are the influence to the influential to the decision of buyer philips light bulb at subdistrict of Medan Johor, and to know what the dominant factor that influence to decision of buyer. Approach that used in this research is survey, with collecting data by interview and giving the question list to responden that ca sample which are 100 society in subdistrict of Medan Johor which measured with likert scala and using statistic model double regresi linier, kinds of this research kuantitatif description and the characteristic research is explanatory research. The result of the research show that all the price, merk and product quality influence the significant to the decision of buyer philips light bulb at subdistrict of Medan Johor, as a partial factors the merk is not influence significant to the decision of buyers, as a partial value coefficient regretion variable price which is 0,674 with significant 0,000 show that price factor influence significant to the decision of buyers and as a partial value coefficient regretion variable product quality which is 0,084 with significant 0,014 show that product quality factor influence significant to the decision of buyers.

The conclusion in this research is there are get relation which significant between price, merk and product quality to the decision of buyers, and price and product quality is the dominant influence to the decision of buyers, that’s means the price and product quality is the most factor that certain the level to the decision of buyers philips lightbulb at subdistrict of Medan Johor

.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan hidayahnya kepada

penulis selama menjalankan kewajiban menuntut ilmu dan penyelesaian tugas akhir.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. sebagai panutan dalam menerangi jalan

kehidupan.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Magister Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Pengaruh Harga, Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Bola Lampu Philips Di Kecamatan Medan Johor”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan laporan, penulis memperoleh

bantuan moril dan materil dan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih, kepada :

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp(AK), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada

Sekolah Pascasarjana USU Medan.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B,M.Sc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. Rismayani, MS dan Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Ketua Program Studi dan

Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

(9)

4. Dr. Rismayani, MS, (ketua) dan Dr.Parapat Gultom, MSIE (anggota), selaku

komisi pembimbing penelitian, yang telah membimbing dan memberi masukan

dari awal hingga akhir proses penelitian.

5. Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU, Ibu Dr. Arlina Nurbaity, MBA dan Bapak Drs.

Syahyunan, M.Si, selaku komisi pembanding atas saran yang diberikan.

6. Dosen-dosen program studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua penulis Drs. H.Muhammad Yunus dan Hj. Mahdiana Tanjung atas

Doa, dukungan dan kasih sayangnya, serta Adik-adikku, Yunita Alfiana, S.Psi.

Pristika Handayani, SH dan Putri Rizki Lydia.

8. Isteri tercinta Sovia Meywinda Lubis serta anak tersayang Malva Neysa Evelyn

atas kesabaran, motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan studi dan penyusunan tesis ini.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan VIII Magister Ilmu Manajemen Sekolah

Pacasarjana Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat. Semoga Allah SWT

memberi hidayah dan taufik kepada kita. Amin.

Medan, Januari 2009 Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Lukmanul Hakim, lahir dan dibesarkan di Medan pada tanggal 17 Maret

1980 , anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan ayahanda Drs. H.M. Yunus

dan Ibunda Hj. Mahdiana Tanjung, menikah dengan Sovia Meywinda Lubis tahun

2006 dan dikaruniai seorang anak bernama Malva Neysa Evelyn.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 060928 Medan tamat

dan lulus tahun 1992, melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP

Negeri 13 yang sekarang menjadi SMP negeri 15 Medan tamat dan lulus tahun 1995,

dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMU Swasta Al-Azhar Medan

tamat dan lulus pada tahun 1998, kemudian melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan tamat dan lulus

pada tahun 2003. Dan pada tahun 2005 melanjutkan studi di Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Bekerja sebagai Direktur CV.Tunggal Pratama dari tahun 1998 sampai

sekarang yang bergerak di bidang pemasaran Bola Lampu untuk wilayah Sumatera

Utara dan Aceh.

Dari tahun 2008 menjadi Direktur CV.Lentera Prima Usaha sampai sekarang

yang bergerak di bidang pemasaran Bola Lampu dan Tissue untuk wilayah Jawa

Tengah.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………. ii

KATA PENGANTAR………. iii

RIWAYAT HIDUP……….... v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... x

DAFTAR GAMBAR……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

I.1. Latar Belakang……….. 1

I.2. Perumusan Masalah………... 3

I.3. Tujuan Penelitian………... 3

I.4. Manfaat Penelitian………... 3

I.5. Kerangka Berpikir………. 4

I.6. Hipotesis………. 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………. 11

II.1. Penelitian Terdahulu………. 11

II.2. Teori Bauran Pemasaran ……….. 12

II.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran………. 12

II.3. Teori Harga……… 14

(12)

II.4. Teori Merek……….. 14

II.4.1. Pengertian Merek……… 14

II.4.2. Brand Equity ( Ekuitas Merek )……….. 15

II.5. Teori Produk……….. 15

II.5.1. Pengertian Produk ……….. 15

II.5.2. Kualitas Produk……….. 16

II.5.3. Pendekatan Kualitas Produk atau Prespektif Kualitas……... 17

II.6. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen………... 19

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….. 21

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian……… 21

III.2. Metode Penelitian……….. 21

III.2.1. Pendekatan Penelitian……….. 21

III.2.2. Jenis/Bentuk Penelitian………... 21

III.2.3. Sifat Penelitian……… 22

III.3. Populasi dan Sampel………. 22

III.4. Metode Pengumpulan Data……… 23

III.5. Jenis dan Sumber Data……….. 23

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel………. 24

III.7. Model Analisis Data……….. 26

III.8. Pengujian Hipotesis……….. 27

III.8.1. Uji Serempak (Uji F)……….. 27

III.8.2. Uji Parsial (Uji t)……… 28

III.9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……….. 29

III.10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen…….. 30

III.10.1. Hasil Uji Validitas Instrumen……….. 30

(13)
(14)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 53

V.1. Kesimpulan ……….. 53

V.2. Saran………. 54

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

I.1. Daftar Harga Bola Lampu……….. 2

II.1. Empat (4P) untuk merespon empat C (C)... 13

III.1. Identifikaasi, Definisi dan Indikator Variabel Penelitian... 25

III.2. Uji Validitas Instrumen Harga………... 30

III.3. Uji Validitas Instrumen Merek……….. 31

III.4. Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk……….. 31

III.5. Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian……… 32

III.6. Uji Reliabilitas Instrumen……….. 33

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….. 38

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan………. 39

IV.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga………. 40

IV.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Merek……… 41

IV.5. Penjelasan Responden Terhadap Kualitas Produk………... 42

IV.6. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian…… 43

IV.7. Hasil Uji Multikolinieritas………. 46

IV.8. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak………. 49

IV.9. Nilai Koefisien Determinasi……… 49

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Nomor Judul

I.1. Model Lima Tahapan Proses Pembelian………..……….. 6

I.2. Kerangka Berpikir………... 9

II.1. Bauran Pemasaran……….. 13

IV.1. Struktur Organisasi PT.Philips……… 37

IV.2. Hasil Uji Normalitas……… 45

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Nomor Judul

1. Pertanyaan Faktor Harga, Merek, Kualitas Produk

Keputusan Pembelian……….... 57

2. Tabulasi Skor Variabel……….. 63

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Persaingan pasar bola lampu di Indonesia saat ini semakin ketat dengan

berkembangnya pemasaran dan kemajuan teknologi sehingga pemasar saat ini

semakin gencar untuk melakukan penjualan dan ingin menjadi yang terbaik, sehingga

setiap produsen bola lampu masing-masing menunjukkan eksistensinya untuk dapat

merebut pasar yang persainganyaa setiap tahun semakin ketat. Saat ini dengan

semakin gencarnya bola lampu dari China yang bermacam-macam merek masuk ke

Indonesia menawarkan harga yang lebih murah dan kualitas yang beragam. Semakin

banyaknya merek bola lampu yang ada di pasaran saat ini untuk memperebutkan

pangsa pasar penjualan bola lampu sehingga menguntungkan konsumen untuk dapat

mengenali perbedaan harga, merek dan kualitas yang ada sehingga dapat memilih

satu yang paling bernilai diantara produk bola lampu yang ada.

Sejalan dengan kemajuan serta perubahan teknologi, peran bola lampu

semakin penting sehingga masyarakat menginginkan bola lampu yang tahan lama ,

hemat listrik dan kualitas yang baik sehingga terjadi kemudahan bagi masyarakat

yang ingin menggunakan bola lampu yang mampu menunjang aktivitas mereka

dalam bekerja dan beraktifitas. Seperti contoh yaitu bola lampu hemat enerji merek

Philips yang berjenis Cool Daylight (Putih Terang) yang cocok untuk kita yang lebih

(19)

bagi yang lebih mengutamakan cahaya yang lebih lembut. Dengan hadirnya jenis

bola lampu tersebut telah mempermudah dan sekaligus mempengaruhi cara

masyarakat dalam menggunakan bola lampu yang lebih tepat . Kemudahan dalam

menggunakan bola lampu ini menjadi suatu kebutuhan vital dalam masyarakat.

Tabel I.1. Harga Bola Lampu

WATT PHILIPS HANNOCHS SHINYOKU KAWACHI

8 Rp 17.500., Rp 13.000., Rp 15.000., Rp 13.000.,

14 Rp 19.500., Rp 14.500,. Rp 16.000., Rp 18.000.,

18 Rp 23.600., Rp 18.500., Rp 17.000., Rp 19.000.,

Sumber : Dealer bola lampu

Dari Tabel I.1 diatas dapat dijelaskan bahwa harga bola lampu Philips dijual

dengan harga yang lebih tinggi dari bola lampu merek lain, ini merupakan suatu

femonemena bagi masyarakat di Kecamatan Medan Johor apakah karena merek atau

kualitas yang membuat harga bola lampu Philips lebih tinggi dari merek lain.

Philips saat ini menghadapi persaingan yang cukup berat dimana berbagai

macam merek bola lampu dari China menawarkan harga yang lebih murah sehingga

tidak sedikit masyarakat yang berpaling untuk mendapatkan bola lampu yang lebih

murah . Saat ini philips sebagai Principal sudah mencoba untuk menambah daya jual

kepada Distributor yang ada di Medan untuk dapat menyalurkanya ke seluruh

(20)

yang nampaknya dari tahun ke tahun semakin tumbuh dengan baik sehingga dapat

mempengaruhi penjualan bola lampu Philips khususnya di Medan.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian adalah ”Pengaruh apa saja yang mempengaruhi

keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor”.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, merek dan kualitas

produk terhadap keputusan pembelian bola lampu Philips di Kecamatan

Medan Johor.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh yang paling dominan

mempengaruhi keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan

Johor.

I.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini maka diharapkan dapat menjadi tambahan sumber

informasi dan referensi yang bermanfaat antara lain :

1. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT.Philips Medan dan menjadi

(21)

2. Sebagai bahan untuk menambah pemahaman dan memperkaya penelitian

ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara khususnya di

Program Studi Magister Ilmu Manajemen.

3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawassan bagi peneliti dalam bidang

ilmu manajemen pemasaran.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dan

mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Menurut Lamb et al (2001), harga adalah apa yang harus diberikan oleh

konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan

elemen yang paling fleksibel diantara keempat bauran pemasaran. Selain itu, Walker

et al (2003), menerapkan kebijakan harga rendah dibandingkan dengan pesaing dapat

diciptakan, apabila perusahaan memiliki keunggulan bersaing pada biaya rendah(low

cost). Demikian halnya pendapat Kotler (2000), bahwa penetapan harga dan

persaingan harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi oleh para eksekutif

pemasaran.

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi

hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau

(22)

Pada konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk –

produk yang menawarkan ciri – ciri paling berkualitas, berkinerja atau inovatif dan

para manajer dalam organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk

yang unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi

bahwa para pembeli mengagumi produk – produk yang dibuat dengan baik serta

dapat menghargai mutu dan kinerja (Kotler, 2002).

Kotler (2002), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu

produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau tersirat”.

Menurut Hawkin, Best et al (2001) dalam Bilson Simamora (2003)

menyatakan bahwa berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, pada dasarnya

pengambilan keputusan bisa dibagi 2 yaitu keputusan berdasarkan sikap (attitude –

basic choice) dan kualitas produk (quality – basic choice). Pengambilan keputusan

berdasarkan sikap mengasumsi bahwa keputusan diambil berdasarkan kesan umum,

intuisi maupun perasaan. Pengambilan keputusan seperti ini bisa terjadi pada produk

yang belum dikenal atau belum sempat dievaluasi oleh konsumen. Pengambilan

keputusan berdasarkan kualitas memerlukan pengetahuan apa saja kualitas suatu

produk dan bagaimana kualitas produk tersebut. Asumsinya, keputusan diambil

secara rasional dengan mengevaluasi kualitas produk yang dipertimbangkan.

Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk

mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannnya untuk menggunakan

(23)

pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas produk dapat dijadikan

dasar terhadap proses keputusan pembelian konsumen (Sutisna, 2003).

Kotler (2002), “Keputusan pembelian adalah serangkaian proses yang dilalui

konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian. Untuk meraih keberhasilan,

pemasar harus melihat lebih jauh bermacam – macam faktor yang mempengaruhi

pembeli dan pengembangan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan

pembelian. Dalam kegiatan membeli, pada umumnya konsumen harus melalui lima

tahap dalam proses suatu produk, yaitu dimulai dengan pengenalan masalah,

pencarian informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan

perilaku setelah membeli”. Gambar secara visual adalah sebagai berikut :

Sumber : Kotler (2002)

Pencarian

Gambar I.1. Model Lima Tahapan Proses Pembelian

1. Pengenalan Masalah

Pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan atau masalah yang timbul,

apa yang menyebabkan semua iti muncul, dan mengapa sampai seseorang itu

membutuhkannya.

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu sumber

pribadi, sumber niaga, sumber umum, dan sumber pengalaman. Pemasatr harus

(24)

pentingnya masing – masing sumber tersebut. Selanjutnya peruasahaan harus

merancang unsur – unsur dauran pemasaran secara tepat, cepat, dan terarah agar

pembeli menaruh perhatian serius untuk mempertimbangkan keinginannya

sehingga peluang dapat direkrut.

3. Penilaian Alternatif

Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen,

yaitu:

a. Sifat – sifat produk, apa yang menjadi ciri – ciri khusus dan perhatian

konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri – ciri produk

daripada penonjolan ciri – ciri produk.

c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.

d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen menharapkan kepuasan

yang diperoleh dengan tingkat alternatif yang berbeda – beda setiap hari.

e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian

banyak ciri – ciri barang.

4. Keputusan Membeli

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya

membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk

membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk

(25)

a. Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.

b. Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan

c. Faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh

konsumen.

5. Perilaku Setelah Membeli

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh

terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas kemungkinan besar

akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya. Ketidakpuasan

konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak

terpenuhi.

Riset yang dilakukan dua pakar pemasaran dari University of Western

Australia, Sweeney dan Sountar tahun 2001 (Tjiptono, 2004) berusaha

mengembangkan item-item perceived value. Skala ini dinamakan PERVAL dan

dimaksudkan untuk menilai persepsi konsumen terhadap nilai suatu produk yang

tahan lama (durable goods) yang dikembangkan berdasarkan konteks situasi

pembelian eceran (retail) untuk menentukan nilai konsumsi yang mengarah kepada

sikap dan perilaku pembelian konsumen. PERVAL dikembangkan dalam dimensi :

1. Quality/performance, yaitu nilai yang diperoleh dari persepsi terhadap

kualitas dan kinerja produk.

2. Emotional value, yaitu nilai yang berasal dari perasaan atau afeksi dan emosi

(26)

3. Price, yaitu nilai yang didapatkan dari persepsi mengenai harga atau biaya

yang dikeluarkan konsumen.

Durianto (2001), “Dari sekian banyak faktor persepsi yang mempengaruhi

keputusan, persepsi kualitas merupakan faktor yang memegang peranan penting

dalam keputusan pembelian. Dalam konteks, persepsi kualitas, sebuah produk atau

merek yang berkualitas merupakan alasan yang paling penting untuk

dipertimbangkan dalam memutuskan pembelian. Persepsi kualitas yang positif akan

mendorong keputusan pembelian konsumen dan dapat menciptakan loyalitas terhadap

produk atau merek tersebut”.

Dari pernyataan-pernyataan diatas maka dapat digambarkan kerangka berpikir

seperti pada gambar I.2.

Gambar I.2. Kerangka Berpikir Kualitas Produk

Merek Harga

(27)

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir penelitian maka, dihipotesiskan sebagai

berikut, ”Harga, merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Septiani (2006) melakukan penelitian yang berjudul ” Analisis Pengaruh

Kesadaran Merek, Harga Dan Kualitas Terhadap Keputusan Membeli Pada

Pelanggan Minuman Serbuk Instan Merek Nutri sari Di Surabaya”. Metode penelitian

ini dilakukan dengan cara eksperimental procedure. Responden yang diteliti adalah

mahasiswa S-1 di Surabaya yang pernah mengkonsumsi minuman serbuk instan.

Variabel bebas yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini

adalah kesadaran merek, harga dan kualitas. Sedangkan variabel terikatnya adalah

keputusan membeli pada pelanggan untuk membeli minuman serbuk instan merek

Nutri Sari di Surabaya. 150 orang Mahasiswa S-1 di Surabaya yang menjadi sumber

data penelitian ini. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

Chi-Square dan Anova untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil analisis diperoleh bahwa kesadaran merek dan

harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli, sedangkan

untuk kualitas setelah dilakukan blind test pada kualitas rasa dapat diketahui bahwa

keputusan pembelian pelanggan lebih berdasarkan pada kekuatan kesadaran merek

(29)

Sugito (2002) melakukan penelitian yang berjudul ” Analisis Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian

Rumah Perumnas Di Kota Medan ”. Jumlah sampel sebanyak 281 responden yang

menyebar pada empat lokasi perumnas. Teknik analisis yang digunakan adalah

Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara bersama-sama

variabel bebas yang terdiri dari variabel harga, tingkat pendapatan, cara pembayaran,

motivasi, promosi, fasilitas, lokasi lingkungan disain, luas lahan dan bangunan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Rumah

Perumnas Kota Medan.

II.2. Teori Bauran Pemasaran

II.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran

Para pemasar menggunakan berbagai macam strategi untuk dapat mencapai

target pasarnya. Strategi tersebut tergabung didalam bauran pemasaran. Bauran

pemasaran adalah seperangkat alat pemasarannya dipasar sasaran (Kotler 2002).

Mc Charty mengklasifikasikan alat – alat itu menjadi 4 kelompok luas yang

disebut 4P (Kotler, 2002), ”Produk (product), Harga (price), Tempat atau lokasi

(30)

Produk

Sumber : Kotler (2002)

Gambar II.1. Bauran Pemasaran

Perlu diperhatikan bahwa 4P merupakan strategi pemasaran dari penjualan

agar dapat mempengaruhi pembelian. Dari sudut pandang penjual setiap strategi

pemasaran direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keuntungan

kepada konsumen. Robert launterborn menyarankan bahwa pemasar menggunakan

4P untuk merespon 4C dari konsumen (Kotler 2002).

Tabel II.1. Empat (4P) untuk merespon empat C (C) Empat P (4P) Empat C (4C)

Product (produk) Customer solution (solusi pelanggan)

Price (harga) Customer cost (biaya pelanggan)

Place (tempat) Convenience (kenyamanan)

(31)

II.3. Teori Harga

II.3.1. Pengertian Harga

Harga memiliki dua peranan penting terhadap konsumen. Pertama, harga

berperan sebagai sinyal kualitas produk dan yang ke dua harga merupakan suatu

bentuk pengorbanan moneter yang harus dilakukan oleh konsumen untuk

memperoleh barang atau jasa tersebut.

Harga merupakan suatu ukuran terhadap purchase cost pembeli

(Monroe,1990). Meskipun demikian, bukti penelitian mengindikasikan bahwa peran

harga lebih kompleks dari sekedar menjadi indicator of purchase cost pembeli.

Penilaian terhadap harga akan dibandingkan dengan persepsi konsumen terhadap

kualitas produk, alternatif produk pesaing dan nilai moneter yang dikorbankan.

II.4. Teori Merek

II.4.1. Pengertian Merek

Kotler ( 2001 ), “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakanya dari produk

pesaing “.

Merek mengidentifikasi penjual atau pembuat, merupakan janji penjual untuk

secara konsisten memberikan tampilan, manfaat,dan jasa tertentu pada pembeli,

merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu tetapi merek lebih dari sekedar

(32)

II.4.2. Brand Equity ( Ekuitas Merek )

Menurut David.A.Aker (1991), Brand Equity dapat dikelompokkan kedalam

lima kategori, yaitu:

1. Brand Awareness ( Kesadaran Merek ), Menunjukkan kesanggupan seorang

calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek

merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

2. Brand Association ( Asosiasi Merek ), Mencerminkan pencitraan suatu merek

terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitanya dengan kebiasaan, gaya hidup,

manfaat, atribut produk, geografis, harga pesaing, selebritis, dan lain-lain.

3. Perceived Quality ( Persepsi Kualitas ), Mencerminkan persepsi pelanggan

terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

4. Brand Loyalty ( Loyalitas Merek ), Mencerminkan tingkat keterikatan

konsumen dengan suatu merek produk.

5. Other Proprietary Brand Assets ( Aset-aset merek lainya ).

II.5. Teori Produk

II.5.1. Pengertian Produk

Produk merupakan unsur paling penting dari program pemasaran. Orang

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk. Basu Swasta (2003),

“Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak diraba,

(33)

perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan

atau kebutuhannya”. Henry Simamora (2000), “Produk adalah jumlah seluruh

kepuasan pisik dan psikologis yang diminati oleh pembeli (pemakai) sebagai akibat

pembelian dan atau penggunaan sebuah produk”. Jadi produk bisa berupa manfaat

tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.

II.5.2. Kualitas Produk

Menurut Kotler (2002) bahwa “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta

sifat dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat”. Goetsch dan Davis (2000), “Kualitas

produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan barang, jasa,

manusia, produk, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

3. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

A.V. Feignbaum (2000), “Kualitas produk adalah keseluruhan gabungan

karakteristik barang dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharan

yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapa pelanggan”.

Berdasarkan definisi kualitas diatas, dapat disumpulkan bahwa kualitas

didasarkan pada pengalaman actual pelanggan terhadap barang atau jasa, diukur

(34)

disadari atau hanya dirasakan, dikerjakan secara teknis atau bersifat subjektif, dapat

mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.

II.5.3. Pendekatan Kualitas Produk atau Prespektif Kualitas

Setelah diketahui dimensi kualitas produk, harus diketahui bagaimana

perspektif kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas

suatu produk. Garvin et al (2001), mengidentifikasi adanya lima alternatif perspektif

kualitas yang biasa digunakan yaitu :

1. Transcendental Approach

Menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit

dioperasionalkan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik,

drama, tari dan rupa. Selain itu, perusahaan dapat mempromosikan produknya

dengan pernyataan – pernyataan, seperti tempat berbelanja yang menyenangkan

(supermarket), elegen (mobil), kecantikan wajah (kosmetik), dan kelembutan serta

kehalusan kulit (sabun mandi). Dengan demikian, fungsi perencanaan produksi

dan pelayanan suatu perusahaan sulit menggunakan definisi seperti ini sebagai

dasar manajemen kualitas karena sulitnya mendesain produk seacra tepat. Hal ini

mengakibatkan implementasinya juga sulit.

2. Product – based Approach

Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat

dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas produk

(35)

pandangan sangat obyektif, maka tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam

selera, kebutuhan, dan preferensi individu.

3. User – based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas produk tergantung pada

orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi

seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling

tinggi. Perspektif yang subyektif dan demand – oriented ini juga menyatakan

bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda

pula. Dengan demikian, kualitas produk bagi seseorang adalah sama dengan

kepuasan maksimum yang dirasakan.

4. Manufacturing – based Approach

Perspektif ini bersifat supply – based dan terutama memperhatikan praktik –

praktik perekayasaan dan manufacturing, serta mendefinisikan kualitas produk

sama dengan persyaratannya (conformance to requirement). Dalam sektor jasa,

dapat dikatakan bahwa kualitas bersifat operations – driven. Pendekatan ini

berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang di kembangkan secara internal,

seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan pendekatan biaya.

Jadi, yang menentukan kualitas produk adalah standar – standar yang ditetapkan

(36)

5. Value – based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas produk dari segi nilai dan harga. Dengan

mempertimbangkan trade – off antara kinerja produk dan harga, kualitas

didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Kualitas produk dalam perspektif

ini bersifat relative sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum

tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah

produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).

II.6. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk yang diterima oleh para konsumen adalah produk yang kualitasnya

dapat memuaskan para konsumen, kualitas produk sangat berpengaruh untuk

meyakinkan para konsumen melakukan keputusan pembelian. Bila kualitas suatu

produk bagus dan dapat memuaskan konsumen, maka dapat ditafsirkan akan

menaikkan keputusan pembelian atas produk tersebut.

Dalam konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk –

produk yang menawarkan ciri–ciri paling berkualitas, berkinerja atau inovatif. Para

manajer dalam organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang

unggul dan meningkatkan kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi bahwa

para pembeli mengagumi produk – produk yang dibuat dengan baik serta dapat

(37)

Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk

mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannnya untuk menggunakan

produk buatannnya sehingga memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan

pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas produk dapat dijadikan

dasar terhadap proses keputusan pembelian konsumen. Sutisna (2003).

Berdasarkan teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli diatas secara

tersirat bahwa didalam melakukan proses keputusan pembelian, seorang konsumen

akan memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh produk tersebut. Salah satu

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Johor. Waktu penelitian

dimulai pada Juli 2008 sampai Januari 2009.

III.2. Metode Penelitian

III.2.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yaitu

mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor terkait dengan variabel penelitian

yaitu harga, merek, kualitas produk dan keputusan pembelian dengan mengumpulkan

data dan pemberian daftar pertanyaan (questionnaire) kepada responden.

III.2.2. Jenis/Bentuk Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang akan

menguji pengaruh harga, merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian,

kemudian menganalisisnya melalui rumus-rumus statistik. Menurut Bungin (2001) “

metode penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,

berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

(39)

III.2.3. Sifat Penelitian

Adapun sifat dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory

research), yang bermaksud untuk menjelaskan fenomena-fenomena yangterjadi

didalam objek penelitian.

III.3.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna bola lampu di

kecamatan Medan Johor. Pengambilan sampel akan di lakukan di Kecamatan Medan

Johor dengan kriteria pengambilan sampel dalam penelitian adalah :

1. Sampel dalam penelitian ini adalah para pengguna bola lampu yang ada di

Kecamatan Medan Johor.

2. Jumlah kepala keluarga Kecamatan Medan Johor Tahun 2008 sebanyak22.361.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability-simple

random sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dan

Umar (2005), yaitu:

N

n =

1 + Ne²

Dimana n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

(40)

Dengan demikian jumlah sampel adalah :

22.361

n =

1 + (22.361 x (0,1)²)

n = 100

III.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Daftar pertanyaan (questioner) yang diberikan kepada masyarakat yang

menggunakan Bola Lampu di Kecamatan Medan Johor.

2. Studi dokumentasi, yaitu melihat dan menganalisis data dan informasi yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki PT. Philips Medan.

III.5.Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan dan daftar pertanyaan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan dan

(41)

III.6. Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel

Dari perumusan masalah, kerangka berpikir dan hipotesis yang diajukan,

maka variabel-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel independen (X), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam membeli bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor yang terdiri

dari : Harga (X1), Merek (X2), dan Kualitas produk (X3).

2. Variabel dependen (Y), yaitu Keputusan pembelian bola lampu philips di

Kecamatan Medan Johor.

Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut diatas adalah :

1. Harga (X1)

Harga (price) berperan sebagai sinyal kualitas produk dan suatu

pengorbanan moneter yang harus dilakukan konsumen untuk memperoleh barang

atau jasa, yang diukur dengan skala likert.

2. Merek (X2)

Merek (merk) adalah mengidentifikasi penjual atau pembuat,

merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan,

manfaat, dan jasa tertentu pada pembeli, merek-merek terbaik memberikan

jaminan mutu tetapi merek lebih dari sekedar simbol, diukur dengan skala

(42)

3. Kualitas produk (X3)

Kualitas Produk (product quality) adalah keseluruhan ciri serta sifat

dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat, diukur dengan skala likert.

4. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

keputusan konsumen untuk membeli sesuai dengan yang diharapkanya,

diukur dengan skala likert.

Tabel. III.1. Identifikasi, Definisi dan Indikator Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

1. Harga (X1) Berperan sebagai

sinyal kualitas asi barang atau jasa dari seorang atau 2. Reputasi (Reputation)

3. Gaya (Affinity) 4. Daerah (Domain)

(43)

Lanjutan Tabel III.1

1. Performans (Performance) 2. Kestimewaan (Features) 3. Keandalan (Reability) 4. Konformasi (Conformance) 5. Daya Tahan (Durability) 6. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)

7. Estetika (Aesthetic)

8. Kualitas yang dirasakan ( Perceived Quality )

Skala Likert , kesetiaan dan kepuasaan

Skala Likert

III.7.Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Analisis linier berganda digunakan untuk menganalisis

pengaruh variabel independen yang terdiri dari : Harga (X1), Merek (X2), Kualitas

produk (X3), terhadap Keputusan pembelian (Y).

Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai

berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e

Di mana :

Y = Keputusan pembelian

X1 = Harga

(44)

X3 = Kualitas produk

a = Konstanta

b1, b2, b3, = koefisien regresi dari variabel independen

e = Error of term

III.8. Pengujian Hipotesis

III.8.1. Uji Serempak (Uji F)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, harga, merek

dan kualitas produk bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian,

digunakan statistik F (uji F), dengan ketentuan apabila hasil Fhitung lebih besar dari

Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari

Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji

serempak adalah :

1. H0 : b1 , b2 , b3 = 0 ( Faktor harga, merek dan kualitas produk secara

serempak tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli

bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor )

2. Ha : b1, b2, b3, ≠ 0 ( Faktor harga, merek dan kualitas produk secara

serempak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli bola

(45)

III.8.2. Uji parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikatnya signifikan atau tidak. Uji t (uji 2 arah) adalah

menguji apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak, harga, merek dan

kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian bola lampu

philips di Kecamatan Medan Johor, ketentuanya adalah apabila hasil uji t dengan

tingkat kepercayaan (confident interval) 95% dengan = 0,05. Jika hasil thitung lebih

besar dari ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung lebih kecil

dari ttabel, Ho diterima Ha ditolak.

Hasil ini signifikan dapat dilihat dari besarnya signifikansi yang diperoleh,

yaitu apabila nilai lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya

bila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Selanjutnya ditentukan faktor mana yang dominan variabel bebasnya, dengan

melihat nilai standardized coefficients. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial

adalah :

Ho : bi = 0 ( Harga, merek dan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan

pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor )

Ha : bi ≠ 0 ( Harga, merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor )

Pengujian hipotesis baik secara serempak maupun parsial dilakukan dengan

menggunakan software pengolah data statistical package for social sciences (SPSS)

(46)

III.9. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka kuesioner yang dijadikan

sebagai instrumen pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu tentang validitas dan

reliabilitasnya.

Menurut Umar (2004) ”jumlah responden untuk uji coba disarankan minimal

30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal”. Sugiyono

(2006) menyatakan, ”pengukuran validitas internal menggunakan uji validitas setiap

butir pertanyaan dengan cara mengkorelasikan skor item masing-masing variabel

dengan skor total masing-masing variabel sehingga akan terlihat butir instrumen yang

layak dan tidak layak untuk mengukur variabel penelitian ini”. Koefisien korelasi

dikatakan valid apabila r>0,30.

Sedangkan reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan

reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten.

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan one shot

atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitasnya digunakan uji statistik

Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

(47)

III.10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen III.10.1. Hasil Uji Validitas Instrumen

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat.

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa

yang harus diukur. Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur construct

sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

Tabel III.2. Uji Validitas Instrumen Harga

No Indikator Pertanyaan Corrected

Item-Total Correlation Keterangan 1 Harga bola lampu yang ditawarkan bersaing 0,639 Valid 2 Kewajiban toko/agen dalam memberikan

potongan harga

0,653 Valid

3 Harga yang ditawarkan relatif murah 0,903 Valid 4 Harga yang ditetapkan sesuai dengan kondisi

bola lampuyang ada

0,903 Valid

5 Biaya pengiriman barang mempengaruhi harga

0,557 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Dari Tabel III.2. menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation

pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kemampuan seluruhnya lebih besar dari

0,30. Sugiyono (2006) yang menyatakan bahwa bila nilai korelasi dibawah 0,30 maka

butir pertanyaan tersebut tidak valid atau memiliki validitas konstruk yang tidak baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga adalah valid karena nilai terendah

(48)

Tabel III.3. Uji Validitas Instrumen Merek

No Indikator Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1 Keharusan membeli merek lain selain philips 0,903 Valid 2 Kepentingan merek dalam membeli bola

lampu

0,650 Valid

3 Menyukai merek bola lampu philips 0,676 Valid 4 Kepentingan model dalam membeli bola

lampu

0,666 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Dari Tabel III.3 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation

pada setiap butir pertanyaan untuk variabel merek seluruhnya lebih besar dari 0,30.

Maka dari hasil uji validitas variabel merek, dinyatakan bahwa seluruh variabel

merek adalah valid karrena nilai terendah adalah 0,650 atau diatas 0,30.

Tabel III.4. Uji Validitas Instrumen Kualitas Produk

No Indikator Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1 Performance bola lampu philips saat ini 0,903 Valid 2 Bola lampu philips yang anda pakai tahan lama 0,662 Valid 3 Keistimewaan bola lampu philips dibanding

merek lain

0,903 Valid

4 Pentingkah bola lampuyang hemat listrik 0,712 Valid 5 Kepentingan pelayanan toko/agen kepada

konsumen

0,624 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Dari Tabel III.4 menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total Correlation

pada setiap butir pertanyaan untuk variabel kualitas produk seluruhnya lebih besar

dari 0,30. Maka dari hasil uji validitas variabel kualitas produk dapat dilihat nilai

terendah adalah 0,624 dan lebih besar dari 0,30 sehingga variabel kualitas produk

(49)

Tabel III.5. Uji Validitas Instrumen Keputusan Pembelian

No Indikator Pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

1 Apakah harga mempengaruhi anda untuk membeli bola lampu philips

0,701 Valid

2 Apakah merek mempengaruhi anda untuk membeli bola lampu philips

0,736 Valid

3 Apakah kualitas produk mempengaruhi anda untuk membeli bola lampu philips

0,713 Valid

4 Pentingkah kesetiaan konsumen dalam membeli bola lampu

0,568 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Dari Tabel III.5 diatas menunjukkan bahwa nilai Correlated Item-Total

Correlation pada setiap butir pertanyaan untuk keputusan pembelian seluruhnya lebih

besar dari 0,30. Dilihat dari hasil uji validitas variabel keputusan pembelian

Correlated Item-Total Correlation yang terendah adalah 0,568 jadi dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel keputusan pembelian adalah valid.

III.10.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Hasil

pengujian reliabilitas instrumen ditunjukkan pada Tabel III.6. dibawah ini.

Tabel III.6. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Variabel Nilai

Cronbach Alpha Keterangan

Harga 0,956 Reliabel

Merek 0,956 Reliabel

Kualitas produk 0,956 Reliabel

Keputusan pembelian 0,956 Reliabel

(50)

Dari Tabel III.6 diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha dari setiap

instrumen variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,60 dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa instrumen harga, merek, kualitas produk dan keputusan pembelian

adalah reliabel.

III.11. Pengujian Asumsi Klasik III.11.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F

diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ghozali (2005)

menyatakan bahwa, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Untuk melihat residual dilakukan dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi komulatif dan distribusi normal. Distribusi normal

akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis

yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

III.11.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2005)

(51)

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat

dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai tolerance < 0,10

atau nilai VIF > 10 berarti terdapat multikolinieritas.

III.11.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini dengan melihat grafik plot

antara nilai prediksivariabel dependen dengan residualnya, dengan dasar analisis

sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang tertatur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Sejarah Singkat PT.Philips

PT.Philips Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada akhir tahun 1967

pemerintah Indonesia dan NV.Philips Gloeilam Fabrieiken Belanda, bersepakat untuk

bersama-sama mendirikan satu joint-venture guna memproduksi dan memasarkan

bola lampu dan alat-alat elektonik. Pada tanggal 15 februari 1968, didirikan

PT.Philips Ralin Electronics yang segera memulai kegiatanya pada tanggal 18 maret

1968. Pembagian saham dari joint-venture ini 60 % untuk NV.Philips dan 40 % untuk

pemerintah Indonesia. Pada tahun 1970 dibangun pabrik untuk memproduksi bola

lampu pijar dan TL di Surabaya dan di resmikan oleh Presiden Suharto dan F.Philips.

Saat ini PT.Philips mempunyai Head Office di Gedung Philips Jl. Buncit Raya

Kav.99-100 Jakarta dan pabrik di Surabaya, Dalam perkembanganya saat ini

PT.Philips Indonesia memiliki 81 (delapan puluh satu) Distributor yang tersebar di

Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Bengkulu, Jambi, Palembang,

Bandar Lampung, Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Pati, Kudus,

Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Denpasar, Balikpapan, Banjarmasin,

Palangkaraya, Samarinda, Makasar, Gorontalo dan Palu yang siapuntuk

mendistribusikan bola lampu Philips agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan

(53)

IV.1.2. Struktur Organisasi PT.Philips

Struktur organisasi PT.Philips dapat dilihat pada Gambar IV.1. dibawah ini :

GM

Gambar IV.1. Struktur Organisasi PT.Philips

(54)

IV.2. Karekteristik Responden

IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada

Tabel IV.1. dibawah ini.

Tabel IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah (orang) %

SLTA 9 9,0

Diploma – III 30 30,0

Strata 1 (S-1) 45 45,0

Strata 2 (S-2) 16 16,0

Total 100 100,0

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Tabel IV.1. diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di

Kecamatan Medan Johor yang tertinggi adalah Strata 1 (S-1) yang mencapai 45%

sedangkan tingkat pendidikan D3 / Setara mencapai 30% dari total keseluruhan

responden. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pendidikan sudah baik, dimana

minimal pendidikan yang diterima adalah , sehingga dengan demikian diharapkan

(55)

IV.2.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat penghasilan dapat dilihat pada

Tabel IV.2. dibawah ini.

Tabel IV.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Tingkat Penghasilan Jumlah

(orang) (%)

1 Juta-3 Juta 37 37,0

3 Juta Keatas 63 63,0

Total 100 100,0

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.2. diatas menunjukkan bahwa mayoritas tingkat penghasilan

responden adalah 1 juta-3 juta yaitu sebesar 37% dan 3 juta keatas mencapai 63%,

Berdasarkan tingkat penghasilan responden tersebut, memberikan gambaran bahwa

kemampuan masyarakat di Kecamatan Medan Johor relatif baik sehingga dapat

dengan mudah merespon dan membuat keputusan untuk membeli bola lampu Philips.

IV.3. Analisis Deskripsi Variabel

IV.3.1. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga

Harga meliputi penawaran bola lampu yang bersaing, kewajiban toko/agen

dalam memberikan potongan harga, harga yang ditawarkan relatif murah, harga yang

ditetapkan sesuai dengan kondisi bola lampu dan biaya pengiriman bola lampu

(56)

Tabel IV.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Penjelasan responden terhadap variabel harga di Kecamatan Medan Johor

adalah 38,6% responden menjawab sangat setuju sekali. 45,0% responden menjawab

sangat setuju. 14,0% responden menjawab setuju. 1,8% responden menjawab tidak

setuju. 0,6% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar masyarakat di Kecamatan Medan Johor menyadari bahwa harga

(57)

IV.3.2. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Merek

Merek ialah bagaimana menurut anda keharusan membeli merek lain selain

bola lampu philips , kepentingan merek dalam membeli bola lampu,

menyukai/mempercayai merek bola lampu dan kepentingan model bola lampu bagi

masyarakat.

Tabel IV.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Merek

No Indikator

(58)

Penjelasan responden terhadap variabel merek di Kecamatan Medan Johor

adalah 39,0% responden menjawab sangat setuju sekali. 40,75% responden

menjawab sangat setuju. 12,0% responden menjawab setuju. 6,75% responden

menjawab tidak setuju. 1,5% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kecamatan Medan Johor

menyadari bahwa variabel merek sangat mempengaruhi masyarakat dalam pembelian

bola lampu Philips.

IV.3.3. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan suatu performance pada bola lampu, suatu produk

bola lampu yang tahan lama, keistimewaan produk-produk bola lampu yang ada dan

bola lampu yang hemat listrik sehingga kualitas suatu produk bola lampu dapat

dirasakan oleh masyarakat.

Tabel IV.5. Penjelasan Responden Terhadap Kualitas Produk

(59)

5 Kualitas

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Dari Tabel IV.5 menunjukkan bahwa penjelasan responden mengenai kualitas

produk 33,0% responden menjawab sangat setuju sekali. 35,0% responden menjawab

sangat setuju. 23,0% responden menjawab setuju. 7,8% responden menjawab tidak

setuju. 1,2% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar masyarakat di Kecamatan Medan Johor menyadari bahwa kualitas

produk sangat menentukan keputusan pembelian bola lampu Philips.

IV.3.4. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Keputusan pembelian meliputi harga, merek dan kualitas produk yang dapat

mempengaruhi pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Joho

Tabel IV.6. Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian

(60)

3 Apakah

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Penjelasan responden terhadap variabel keputusan pembelian di Kecamatan

Medan Johor adalah 44,5% responden menjawab sangat setuju sekali. 40,5%

responden menjawab sangat setuju. 10,5% responden menjawab setuju. 4,0%

responden menjawab tidak setuju. 1,0% responden menjawab sangat tidak setuju. Hal

ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian bola lampu Philips adalah keputusan

yang tepat bagi masyarakat di Kecamatan Medan Johor.

IV.4. Pengujian Asumsi Klasik IV.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

berganda, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk

mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak,

(61)

Uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dilakukan dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distrribusi

normal. Dengan melihat tampilan grafik normal plot dapat terlihat bahwa data atau

titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji

normalitas dengan menggunakan grafik dapat dilihat pada Gambar IV.1 dibawah ini.

Sumber : Hasil Penelitian 2008(Data diolah)

(62)

IV.4.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi linier

berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresiyang baik

seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk uji multikolinieritas pada penelitian

ini adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Menurut Ghozali (2005) nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.

Tabel IV.7. Hasil Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Price .700 1.429

Merk .479 2.087

Quality .460 2.172

a. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.7 diatas menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang diperoleh dapat menjelaskan variabel yang mempunyai persoalan multikolinieritas.

Menurut Santoso (2002), jika angka VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut

mempunyai masalah multikolinieritas dengan variabel lainya. Hasil pengujian

multikolinieritas dari penelitian ini diperoleh angka VIF variabel harga, merek dan

kualitas produk masih dibawah angka 5, sedangkan nilai Tolerance yaitu sebesar

(63)

suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance , jika VIF < 5 menunjukkan bahwa semua

variabel bebas tidak mempunyai masalah multikolinearitas. Tabel 4.8 menjelaskan

besarnya nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas kurang dari 5, yaitu untuk

variabel harga , nilai VIF 1,429 < 5, variabel merek, nilai VIF 2.087 < 5, varibel

kualitas, nilai VIF 2,172 < 5. Maka dapat dinyatakan bahwa masalah

multikolinearitas tidak ada.

IV.4.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier berganda terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

tidak terjaadi heterokedastisitas. Untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan

residualnya, dengan dasar analisis sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentukpola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik diatas dan dibawah angka 0

(64)

Dari Gambar IV.2 dibawah dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak diatas sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan regresi tidak mengalami gangguan

heterokedastisitas.

Sumber : Hasil Penelitian 2008 (Data diolah)

Gambar : IV.2. Hasil Uji Heterokedastisitas IV.5. Pembahasan

IV.5.1. Pengujian Hipotesis secara Serempak

Untuk menguji pengaruh harga, merek dan kualitas produk secara serempak

terhadap keputusan pembelian bola lampu philips di Kecamatan Medan Johor,

digunakan uji statistik F (uji F) apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka Ho diterima dan

Gambar

Tabel I.1. Harga Bola Lampu
Gambar I.1. Model Lima Tahapan Proses Pembelian
Gambar I.2.  Kerangka Berpikir
Gambar II.1. Bauran Pemasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kuantitatif karena peneliti ingin menggambarkan tingkat pengetahuan pemilih pemula di Surabaya tentang

Dilihat dari permasalahan, Jurusan Manajemen Informatika membutuhkan sistem informasi akademik yang dapat menunjang proses belajar mengajar, mengelola data absen dosen,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan secara parsial dari tingkat pengangguran terhadap kinerja perbankan di Bank Muamalat Indonesia,

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Pada penelitian lain juga menyebut- kan konsentrasi jumlah sel bakteri Vibrio cholerae dapat ditingkatkan dengan meng- gunakan medium pengayaan seperti air peptone

Berdasarkan latar belakang, peneliti akan melakukan penelitian guna mengetahui adakah pengaruh gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi

Dari hasil penelitian di pondok pesantren Futuhiyyah 1 Melungun Dalam, Bukit Kemuning, Lampung Utara, perencanaan manajemen sumber daya manusia di pondok pesantren

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Ekstrakulikuler Nihon Kai SMAN 10 Bandung Tahun Ajaran