• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KAMPUNG LALANG MEDAN

TAHUN 2010

NUR’AINI SITORUS

NIM. 095102061

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Nama : Nur’Aini Sitorus

NIM : 095102061

Program : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I

(Dina Indarsita, S.S.T, S.pd, M.Kes) (Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns, M.Kep)

...Penguji II (dr. Isti I. Fujiati, M.Sc (CM-FM)) II

...Penguji III

III (Dina Indarsita, S.S.T, S.pd, M.Kes)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan kelulusan Serjana Sains Terapan D-IV Bidan Pendidik.

... ... (Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ns, M.Kep) (dr. Murniati Manik, M.Sc, Sp.KK) NIP.1974 0505 2002 12 2001 NIP.

(3)

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan

Tahun 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2010

(4)

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Nur’Aini Sitorus

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010

Medan

vii + 39 hal +6 table +1 skema +11 lampiran ABSTRAK

Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental, maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap WUS tentang kesehatan reproduksi wanta di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 88 orang dengan metode pengambilan sampel total sampel. Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Maret sampai 20 April 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan pengetahuan dan sikap WUS tentang kesehatan reproduksi wanita. Hasil penelitian menunjukkan dari segi demografi berdasarkan umur mayoritas responden berumur 35-39 tahun sebanyak 21 orang (23,9), berdasarkan pendidikan SMA sebanyak 55 orang (62,5%), berdasarkan pekerjaan tidak bekerja sebanyak 60 orang (68,2%), berdasarkan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 49 orang (55,7%). Dari segi pengetahuan responden berpengetahuan baik sebanyak 77 orang (81,8%), dan dari segi sikap responden bersikap positif sebanyak 88 orang (100%). Diharapkan masyarakat khususnya responden agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan reproduksi, dan responden lebih rajin untuk konsultasi tentang kesehatan reproduksi, tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan yang dilakukan di masyarakat sehingga WUS memiliki pemahaman yang lebih luas tentang kesehatan reproduksi wanita serta bagi peneliti selanjutnya tentang hubungan pengetahuan dan sikap WUS terhadap kesehatan reproduksi Wanita.

(5)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan Karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan dan Sikap WUS tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. Dina Indarsita, SST, S.Pd, M.Kes, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

4. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU

5. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan berupa moril dan materil, serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(6)

kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengharapkan saran dari pembaca yang dapat membangun agar Karya Tulis Ilmiah ini lebih baik lagi. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, 23 Juni 2009 Peneliti,

(7)

KATA PENGANTAR ... i

2. Tujuan Kesehatan Reproduksi... 14

3. Sasaran Kesehatan Reproduksi ... 14

4. Hak-hak Reproduksi... 15

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 19

B. Definisi Operasional Variabel ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN... ... 22

A. Desain Penelitian... 22

B. Populasi dan Sampel... 23

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 23

(8)

G. Analisa Data………... 23

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……….. 27

B. Pembahasan... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 38 B. Saran... 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)
(10)

Tabel 1. Tabel Definisi Operasional... ... 20 Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik WUS tentang Kesehatan

Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010. ... 30 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan WUS terhadap

Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010 ... 31 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010... 32 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap WUS terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung

Lalang Medan Tahun 2010 ... 33 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap WUS tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun

(11)

Lampiran 1 : Lembar Kuesioner Lampiran 2 : Permohonan Responden

Lampiran 3 : Format Persetujuan (Informed Consent) Lampiran 4 : Conten Validity

Lampiran 5 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia

Lampiran 6 : Letak Geografis Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Lampiran 7 : Tabel Statistik

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik Lampiran 9 : Surat Balasan Izin Penelitian

(12)

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Nur’Aini Sitorus

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kesehatan Reproduksi pada Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010

Medan

vii + 39 hal +6 table +1 skema +11 lampiran ABSTRAK

Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental, maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap WUS tentang kesehatan reproduksi wanta di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 88 orang dengan metode pengambilan sampel total sampel. Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Maret sampai 20 April 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan pengetahuan dan sikap WUS tentang kesehatan reproduksi wanita. Hasil penelitian menunjukkan dari segi demografi berdasarkan umur mayoritas responden berumur 35-39 tahun sebanyak 21 orang (23,9), berdasarkan pendidikan SMA sebanyak 55 orang (62,5%), berdasarkan pekerjaan tidak bekerja sebanyak 60 orang (68,2%), berdasarkan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 49 orang (55,7%). Dari segi pengetahuan responden berpengetahuan baik sebanyak 77 orang (81,8%), dan dari segi sikap responden bersikap positif sebanyak 88 orang (100%). Diharapkan masyarakat khususnya responden agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan reproduksi, dan responden lebih rajin untuk konsultasi tentang kesehatan reproduksi, tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan yang dilakukan di masyarakat sehingga WUS memiliki pemahaman yang lebih luas tentang kesehatan reproduksi wanita serta bagi peneliti selanjutnya tentang hubungan pengetahuan dan sikap WUS terhadap kesehatan reproduksi Wanita.

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dibutuhkan tenaga kesehatan trampil yang didukung tersedianya sarana dan prasarana yang memadai (Depkes RI). Menurut WHO (Word Health Organization), di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinannya. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan (Riswadi, 2005). Angka kematian ibu di indonesia masih tertinggi di negara ASEAN, berdasarkan data resmi Departemen Kesehatan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2003 AKI di Indonesia 307 per 100.000 KH, tahun 2004 yaitu 270 per 100.000 KH, tahun 2005 yaitu 262 per 100.000 KH, tahun 2006 yaitu 255 per 100.000 KH, dan tahun 2007, yaitu 248 per 100.000 KH. Target Millenium Depelopmen Goalds (MDGS) angka kematian ibu di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125/100.000 KH (Barata, 2008).

(14)

Data dari BKKBN menunjukkan angka aborsi di Indonesia sebesar 2,3 juta pertahun, yang penyebabnya karena alasan medis dan kehamilan tidak diinginkan (KTD) seperti kegagalan kontrasepsi, kebutuhan hidup yang tak mencukupi, kehamilan remaja, dan aborsi spontan. Aborsi karena kegagalan KB diperkirakan 600.000 kasus dan karena alasan lain sekitar 720.000 kasus (Afandi, 2000).

Pada SDKI 1997 di antara 28,810 Wanita Usia Subur (WUS) golongan umur 15-49 tahun yang berstatus menikah, didapatkan 1,566 WUS (5 %) yang pernah mengalami kehamilan yang tidak diinginkan selam hidupnya dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 1992 sampai dengan tahun 1997.

Ditinjau dari golongan umur, prevalensi kehamilan yang tidak diinginkan dari golongan umur 15-19 tahun sebesar 61%. Sementara prevalensi WUS dengan kehamilan yang tidak diinginkan sedikit lebih tinggi di daerah perkotaan (6%) dibandingkan daerah pedesaan (5%, walaupun proporsi kehamilan yang tidak diinginkan di daerah pedesaan (69 %)atau lebih dibandingkan dengan daerah perkotaan (31 %) (Charles, 2001).

Di antara WUS yang pernah mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, sebanyak 187 WUS (12%) berupaya mengakhiri kehamilannya dengan berbagai usaha tradisional atau secara medis 45 (3%) WUS mengalami keguguran spontan dan 1,334 (85%) wanita usia subur tidak melakukan apa-apa dan melanjutkan kehamilannya. (Charles, 2001).

(15)

Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental, maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi. Berkaitan dengan itu, WHO (2007) menyebutkan kesehatan reproduksi menyangkut proses, fungsi dan system reproduksi pada seluruh tahap kehidupan. Dengan demikian kesehatan reproduksi merupakan unsur yang penting dalam kesehatan umum, baik perempuan maupun laki-laki (Emilia, 2009).

Pemikiran mengenai hak-hak reproduksi wanita merupakan perkembangan dari konsep hak asasi manusia. Konsep hak asasi manusia itu sendiri dibagi dalam dua ide dasar, pertama bahwa setiap manusia lahir dengan hak-hak individu yang terus melekat dengannya. Kedua, bahwa hak-hak tiap manusia hanya dapat dijamin dengan ditekankannya kewajiban masyarakat dan negara untuk memastikan kebebasan asasinya tersebut (Sheila 2009).

B. Perumusan Masalah

(16)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ”Pengetahuan dan Sikap WUS tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik WUS di Lingkungan VIII Kelurahan . . Kampung Lalang Medan

b. Untuk mengetahui pengetahuan WUS tentang kesehatan reproduksi wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan

c. Untuk mengetahui sikap WUS tentang kesehatan reproduksi wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan untuk WUS yang belum tahu dan sudah tahu tentang kesehatan reproduksi

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian dengan variabel yang berbeda.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowledge)

1. Defenisi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini mulai terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui panca indra manusia meliputi : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang di ketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak melebur jadi objek, atau sebaliknya yang objek melebur melebur sabjek. Pengetahuan pada hakikatnya yang dituntut atau ingin dicapai tujuanya adalah mencapai kebenaran. Dengan mengetahui yang benar kita dapat mengetahui yang

salah tanpa terlebih dahulu mengetahui yang benar (Agustino, 2005). Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng dari pada perilaku oleh pengetahuan.

(18)

1. Awarennes (Kesadaran ), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu tentang stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap

mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden mulai baik lagi.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang diketahui oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat mengingat kembali (recal) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

(19)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen komponen, tepi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam batas keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli yang dimaksug dengan sikap itu. Ahli yang satu mempunyai batasan yang lain bila dibandingkan dengan ahli yang lainnya.

Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain :

a. Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tindakan afeksi, baik

bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis seperti : simbol, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan (Zuriah, 2003)

b. Howard Kenle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan

(20)

c. sesuatu baik secara positifmaupun negative terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep.

d. Paul Massen, dkk, dan Davidkrech. Berpendapat sikap itu merupakan suatu

sistem dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan)

feeling (perasaan), dan action tendency (kecendrungan untuk bertindak (Yusuf,

2006).

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral atau negative mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi dan kecendrungan untuk bertindak.

2. Unsur (Komponen Sikap)

Berkaitan dengan pengertian tersebut pada umumnya pendapat yang banyak diikutu adalah bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu :

a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap.

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu atau problem controversial

(21)

c. merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif negatif. Merupakan d. perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek

emosional ini yang bisanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen apeksi disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

e. Komponen konatif (komponen prilaku atau action componen), yaitu komponen yang berhubungan dengan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecendrungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap. Merupakan aspek kecendrungan berprilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapi. Adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek (tradiac scheme) (Yusuf, 2006).

3. Kategori sikap

a. Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari :

1. Sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, menghadapkan objek tertentu.

2. Sikap negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu (Zuriah, 2003).

(22)

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari ketersediaan dan perhatian orang itu terhadap cerama-ceramah tentang gizi 2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu benar apa salah adalah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan sesuatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seseorang ibu yang mengajak ibu lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi menimbang anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

4. Cara pembentukan atau perubahan sikap

(23)

a. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang dan terus-terusan, lama kelamaan secara bertahap kedalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap

b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terdapatnya objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

c. Intelegensi, tadinya secara bertahap dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu

d. Trauma, pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap (Azwar, 2007).

5. Pengukuran sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara yang ada garis besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal yang diharapkan kepadanya.

(24)

6. Pengukuran sikap model Likert

Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap skala likert, karena Likert dalam mengadakan pengukuran sikap juga menggunaka skala. Skala likert dikenal sebagai summated ratings method (Hidayat, 2007).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Empat alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah :

Pertanyaan positif Pertanyaan negatif 1. Sangat setuju : 4 1. Sangat setuju : 1

2. Setuju : 3 2. Setuju : 2

3. Tidak setuju : 2 3. Tidak setuju : 3 4. Sangat tidak setuju : 1 4. Sangat tidak setuju : 4

Dalam skala Likert, item ada yang bersifat favorable (baik/positif/tidak mendukung) terhadap masalah yang diteliti, sebaiknya ada pula yang bersifat unfavorable (tidak baik, negatif, mendukung) terhadap masalah yang diteliti. Jumlah item yang positif maupun yang negatif sebaiknya harus seimbang atau sama (Machfoedz, 2007).

(25)

C. Wanita Usia Subur

1. Defenisi

Wanita adalah sebutan yang digunakan unt perempuan. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk perempuan dewasa. Untuk wanita yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak baik akan memiliki kemampuan unt (Wikipedia, ¶ 1,

Masa reproduksi adalah masa di mana wanita mampu melahirkan yang disebut juga usia subur (15-49 tahun) (BKKBN, 2006, hlm 36).

Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun, pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95 % untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90 %. Sedangkan memasuki usia 40 tahun,

kesempatan hamil berkurang hingga 40 % setelah usia 40 tahun wanita hanya punya maksimal 10 % kesempatan untuk hamil. Masalah-masalah alat reproduksi merupakan hal-hal yang sangat penting untuk diketahui

(26)

yang dipersalahkan adalah ibu. Walaupun wanita banyak yang telah bekerja menghasilkan nafkah, namun dipandang masih belum mempunyai status sosial yang sama dengan laki-laki. Laki-laki dipandang lebih mampu, lebih cakap atau lebih kuat untuk bekarja (Yani, 2009).

D. Kesehatan Reproduksi

1. Definisi

Konfrensi Internasional tentang Kependuduka n dan Pembangunan/ ICPD (Interenational Confererence on Population and Development), di Kairo Mesir tahun 1994 diikuti 180 negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan dan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas / keluarga berencana menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi.

Definisi kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2001).

2. Tujuan Kesehatan Reproduksi

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah :

(27)

Tujuan Khusus kesehatan reproduksi adalah :

1. Meningkatkan kemandirian perempuan, khususnya dalam peranan dan fungsi reproduksinya

2. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam konteks kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan, dan jarak antar kehamilan

3. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki-laki

4. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi.

3. Sasaran Kesehatan Reproduksi

Sasaran utama kesehatan reproduksi adalah:

1. Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putrid belum menikah. 2. Kelompok resiko : Pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga

Prasejahtera. 4. Hak-Hak Reproduksi

Hak reproduksi dapat dijabarkan secara praktis antara lain sebagai berikut :

1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.

(28)

dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.

3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau,dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.

4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.

5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diingankan bersama, tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.

6. Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab.

(29)

sehingga memperburuk derajat kesehatan reproduksi masyarakat. Selain itu, perempuan juga kurang terlindung terhadap penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), sementara laki-laki kurang paham terhadap upaya pencegahan dan penularannya, yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi laki-laki, serta kesehatan keturunannya

Dalam pemenuhan kesehatan reproduksi sepanjang siklus kehidupan dan pemenuhan hak reproduksi, tercakup juga isu mengenai kesehatan dengan kesehatan reproduksi. Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai kesetaraan dan keadilan.

Gender dalam kesehatan reproduksi perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian istilah-istilah tentang gender yaitu:

a. Gender: adalah perbedaan peran dan tanggungjawab sosial bagi perempuan dan laki-laki, yang dibentuk oleh budaya yang membentuk karakteristik sosial bagi perempuan dan laki-laki. Misalnya perempuan sebagai ibu rumah tangga dan laki-laki sebagai pencari nafkah dibentuk oleh budaya. Gender timbul sebagai akibat konstruksi sosial sehingga dapat berbeda antara satu budaya dengan budaya lain dan dari waktu ke waktu.

b. Jenis kelamin adalah ciri sosial: anatomis, khususnya dalam sistem reproduksi dan hormonal, yang diikuti oleh karakteristik fisiologis tubuh yang membedakan seseorang itu adalah laki-laki ataupun perempuan. Ciri-ciri biologis ini bersifat menetap dan tidak dapat diubah .

(30)

d. Keadilan gender adalah, gambaran keseimbangan yang adil dalam pembagian beban tanggung jawab dan manfaat antara laki-laki dan perempuan berdasarkan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kebutuhan dan kekuasaaan yang berbeda. Perbedaan kebutuhan dan kekuasaan ini perlu dikenali untuk dijadikan sebagai dasar penerapan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan.

e. Peran gender adalah peran ekonomi dan sosial yang dipandang layak oleh masyarakat untuk diberikan pada laki-laki ataau perempuan. Misalnya, laki-laki f. Diberi peran sebagai pencari nafkah, sedangkan perempuan bertanggung jawab

terhadap pekerjaan rumah tangga

g. Bias gender adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya keberpihakan kepada laki-laki daripada kepada perempuan. Misalnya: produk hukum yang lebih memihak kepaada laki-laki sehingga merugikan perempuan. Seperti pada pada kasus aborsi iliegal, pihak perempuan mendapat hukuman karena tindakan aborsinya, sementara laki-laki yang menyebabkan perempuan hamil bebas dari tuntutan masyarakat dan produk huku m itu sendiri.

h. Streotip gender adalah pandangan yang menganggap sesuai dan biasa untuk jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Misalnya, laki-laki bekerja dikantor sementara prempuan bekerja didapur.

(31)

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep yang akan diteliti yaitu ”Pengetahuan dan Sikap WUS Tentang Kesehatan Reproduksi di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan Tahun 2010”

Skema. 1. Kerangka Konsep Pengetahuan WUS

Kesehatan Reproduksi - Pengertian

- Tujuan - Sasaran - Hak-hak

(32)

B. Definisi Operasional

No Variabel

penelitian

Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur sikap yang baik dan pertanyaan sikap yang negatif yaitu sikap yang tidak baik.

(33)

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap WUS tentang kesehatan reproduksi wanita di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan tahun 2010.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh WUS yang berusia 20-45 tahun di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan sebanyak 88 orang 2. Sampel

(34)

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal Medan. Karena Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan dekat dari rumah saya.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari-Juni 2010. Tempat penelitian adalah Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan.

D. Pertimbangan Etika Penelitian

(35)

responden di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan setelah mengisi kuesioner.

E. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan peneliti mengkonsultasikan kuesioner kepada pembimbing sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi, bagian pengetahuan dan bagian sikap.

Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur terhadap kesehatan reproduksi. Bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan. Untuk menilai pengetahuan wanita usia subur, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 20. Skor terkecil : 0; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20-0 = 20; c) Menentukan

nilai panjang kelas (i). Panjang kelas (i) =

kelas

(36)

Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan)

Bagian ketiga instrumen juga dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui sikap ibu terhadap pijat bayi. Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan. Untuk menilai sikap ibu dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan tiga kategori untuk setiap pernyataan positif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 4 (empat), setuju (S) skornya 3 (tiga), tidak setuju (TS) skornya 2 (dua),sangat tidak setuju (STS) skornya 1.

Untuk mandapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 40. Skor terkecil : 20; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar–skor terkecil = 40-10 = 30; c) Menentukan nilai

panjang kelas (i). Panjang kelas (i) =

kelas

skor kategori: i) Positif : jika responden memiliki skor > 15; ii) Negatif : jika responden memiliki skor < 15.

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji validitas

(37)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner. Uji validitas dilakukan pada 20 wanita usia subur yang mempunyai kriteria sama dengan responden di Asrama Dodik Medan dilakukan pada bulan Februari 2010. Lalu data diolah menggunakan komputerisasi dengan cara analyze kemudian scale setelah itu reliability statistic untuk mencari nilai koefisien alpha cronbach sebesar 0,78

F. Pengumpulan Data

(38)

yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing wanita usia subur dengan usia 20-45 tahun, kemudian peneliti

memeriksa kelengkapan data. Dalam pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 10 Maret 2010 sampai 20 April 2010.

G. Analisis Data

Setelah data dikumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data secara komputerisasi dengan langkah-langkah berikut:

1.Editing

Melakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, bila dapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengolahan data, diperiksa, diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.

2. Coding

Coding data dilakukan dengan cara memberikan kode pada setiap jawaban yang

diberikan responden. 3. Tabulating

Tabulating digunakan untuk menyusun dan menghitung hasil data serta

pengambilan pengambilan kesimpulan data dimasukkan dalam table distribusi frekuensi. Selanjutnya memasukkan data kedalam computer dan melakukan pengolahan data dengan cara komputerisasi.

4. Analisa Univariat

(39)
(40)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai “Pengetahuan dan Sikap WUS terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Maret sampai dengan April 2010 di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan dengan jumlah responden sebanyak 88 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap WUS terhadap kesehatan reproduksi wanita , peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap WUS terhadap kesehatan reproduksi wanita di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan tahun 2010.

1. Karakteristik Responden

(41)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik WUS terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal

Tahun 2010 (n = 88)

(42)

langsung seperti media cetak, media elektronik, dan media papan sebesar 59 orang (55,7%).

2. Pengetahuan responden

(43)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan WUS

terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010 (n = 88)

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Usia subur wanita yang keadaan organ reproduksinya dengan baik

22 25 66 75

2 Kesehatan reproduksi adalah kesehatan sejahtera fisik, mental dan social secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

11 12,5 77 87,5

3 Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang

komprehensip kepada perempuan

85 96,5 3 3,4

4 Sasaran utama kesehatan reproduksi 88 100 -

5 Untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-laki sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang kesehatan reproduks

77 87,5 11 12,5

6 Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan

kesehatan reproduksi

57 64,8 31 35,2 7 Penyedia pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan

kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien

62 70,5 26 29,5 8 P Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan atau sebagai

individu, berhak mendapat informasi kengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan manafaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis

65 73,9 23 26,1

9 Pelayanan yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima,

sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum 48 54,5 40 45,5

10 Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat

87 98,9 1 1,1

11 Hubungan suami istri didasari penghargaan 88 100 - -

12 Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja

87 98,9 1 1,1

13 Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai kesehatan reproduksi

83 94,3 5 5,7

14 Terpenuhinya atau tidak terpenuhinya hak reproduksi melalui

informasi kesehatan yang lengkap akan tergambarkan 64 72,7 24 27,3

15 Lak Laki-laki yang kurang paham terhadap upaya pencegahan dan penularan penyakit menular seksual yang dapat berakibat buruk

76 86,4 12 13,6 16 Pada waktu kapan seorang wanita boleh menolak hubungan

suami istri sama kepada suaminya

65 73,9 23 26,1

17 Gender 28 31,8 60 68,2

18 Keadilan gender 44 50 44 50

19 Pekerjaan rumah tangga 88 100 - -

(44)
(45)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Kelurahan Kampung Lingkungan VIII Medan Tahun 2010 (n = 88)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Kurang - -

Cukup 16 18,2

Baik 72 81,8

Total 88 100 (%)

Berdasarkan Tabel 5.3 tersebut menyatakan pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 72 orang (81,8%)

3. Sikap Responden

(46)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Positf WUS terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan

Tahun 2010 (n = 88) setelah 3 tahun diwajibkan melakukan papsmer untuk

5 Sewaktu haid seorang

wanita boleh menolak

(47)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Negatif WUS terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan

Tahun 2010 (n = 88) setelah 3 tahun tidak perlu melakukan papsmear karena tidak dapat mencegah terjadinya kanker leher rahim

- - 8 9,1 55 62,5 25 28,4

9 WUS tidak berhak memilih metode KB yang diinginkannya karena tidak bisa mengatasi jarak kehamilan.

- - 5 5,7 48 54,5 35 39,8

10 Sewaktu haid wanita tidak boleh menolak hubungan suami istri karena tidak ada pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi

- - 3 3,4 60 68,2 25 28,4

(48)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap WUS Sikap Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Kecamatan Medan Sunggal

Tahun 2010 (n = 88)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Positif 88 100

Negatif - -

Total 88 100

Berdasarkan Tabel 5.6 bahwa seruhnya WUS bersikap positif tentang kesehatan reproduksi wanita yaitu sebanyak 88 orang (100%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti membahas untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang pengetahuan dan sikap wanita usia subur tentang kesehatan reproduksi. Pembahasan yang peneliti maksud disini adalah membandingkan dengan teori.

1. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Kesehatan Reproduksi wanita

(49)

Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria diantaranya objek kajian, mempunyai metode pendekatan, dan bersifat universal (mendapatkan pengakuan secara umum).

(50)

2. Sikap Responden tentang Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan hasil penelitian sikap responden tentang kesehatan reproduksi wanita di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan responden mayoritas bersikap positif yaitu sebanyak 88 orang (100%). Sikap positif ini disebabkan oleh pengetahuan responden yang mayaoritas dengan latar belakang penidikan yang baik, responden mayoritas pendidikan SMA dan juga usia responden yang mayoritas berusia 35-39 tahun.

Menurut Azwar (2007) dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya terdapatnya objek tersebut dapat sikap tersendiri pula.

Howard Kenle mengemukakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk mendekati atau menjauhi atau melakukan sesuatu baik secara positif maupun negatif terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan, atau konsep dan menurut peneliti pengetahuan seseorang bisa mempengaruhi sikapnya.

(51)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian tentang pengetahuan dan sikap WUS tentang kesehatan reproduksidi wanita Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden dari segi karakteristik tentang kesehatan reproduksi wanita bahwa berdasarkan umur sebagian besar responden 21 orang (23,9%) pada rentang usia 35-49 tahun. Sedangkan berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden 55 orang (62,5%) responden berpendidikan tingkat SMA. Dan sebagian besar responden dari segi pekerjaan tidak bekerja sebanyak 60 orang (68,2%). Serta sebagian besar mendapatkan informasi secara tidak langsung sebanyak 49 orang (55,7%).

2. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 72 orang

( 81,8%).

(52)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan tahun 2010, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk masyarakat (khususnya responden / WUS)

Masyarakat khususnya para responden yang berusia 20-45 tahun agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan reproduksi dan lebih rajin konsultasi kepada tenaga kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita.

2. Tenaga kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai kesehatan reproduksi wanita melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di lingkungan sehingga wanita usia subur yang berusia 20-45 tahun memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi wanita dan mau menjaga kesehatan reproduksi wanitanya supaya terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita.

3. Peneliti lanjut

(53)

Arikunto, S.2002. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rhineka Cipta Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jarkarta: Rineka cipta

Arikunto, 2007 , Manajemen Penelitian,Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Azwar, 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Depkes, 2002. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: UNFPA

Emelia Ova,dr,2009. Promosi Kesehatan Dalam Kesehatan Reproduksi.Pustaka Cendikia Press

Hidayat, AA.2007. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika

Llewellyn Derek, Jones. 2000. Setiap Wanita. Jakarta: Pustaka Delapratasa

Manuaba, Chandradinata. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC, 2009

Notoadmojo S.2003. Pendidikan Perilaku Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta Notoadmojo Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika

(54)

Jakarta: Sagung Seto

Septiani silvia, 2009.Promosi Kesehatan Pada Wanita Usia Subur. Dibuka pada situs 12-29

Surjadi, Charles,2001.Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Universitas Indonesia Pinem Saroha, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

(55)

PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

WANITA DI LINGKUNGAN VIII KELURAHAN KAMPUNG LALANG

MEDAN TAHUN 2010

A. DATA DEMOGRAFI

Berilah tanda chec list (√) untuk jawaban yang kamu anggap benar ! Nomor Responden :

Karakteristik Responden

Umur :

Pendidikan terakhir : SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan : Wiraswasta PNS Karyawan Apakah anda pernah mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi ? Sumber informasi : Langsung (keluarga, teman dan tenaga kesehatan

(56)

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap benar

1. Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya dengan baik Berusia :

a. Usia 20-45 tahun b. Usia 25-35 tahun c. Usia 13-50 tahun

2. Kesehatan reproduksi adalah kesehatan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan :

a. Sistem pernafasan b. Sistem reproduksi c. Sistem kesehatan

3. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan termasuk :

a. Kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi b. Kehidupan bermasyarakat dan bertetangga c. Kehidupan berumah tangga dan keluarga 4. Sasaran utama kesehatan reproduksi adalah:

(57)

pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang kesehatan reproduksi, terutama adalah :

a. Manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis b. Manfaat serta efek samping obat-obatan tradisional dan tindakan dukun c. Sarana dan prasarana yang diberikan oleh kader dan obat-obatan tradisional 6. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang bagaimana :

a. Terbaik b. Mewah c. Komplit

7. Penyedia pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien sehingga :

a. Menjamin keselamatan dan keamanan pasien b. Menjamin keserasian dan kemauan pasien c. Menjamin kepuasan dan keserasian pasien

8. Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan atau sebagai individu, berhak memperoleh

informasi kengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan manafaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi :

(58)

paksaan dan tak melawan hukum adalah : a. Hak untuk memperoleh pelayanan KB b. Hak untuk mendapat keturunan c. Hak untuk mendapat ketenangan

10. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani :

a. Kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang sehat b. Kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang kembar c. Kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi tunggal

11. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa adanya :

a. Unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan b. Unsur kebahagiaan dan kelembutan c. Unsur saling menyayangi

12. Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat :

a. Berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggungjawab b. Berperilaku tidak sehat dan menjalani kehidupan yang bebas

(59)

dan akurat mengenai kesehatan reproduksi :

a. Penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS b. Penyakit Hepatits B dan penyakit DM

c. Penyakit kulit dan PJK (penyakit jantung koroner )

14. Terpenuhinya atau tidak terpenuhinya hak reproduksi melalui informasi kesehatan yang lengkap akan tergambarkan dalam :

a. Derajat kesehatan reproduksi masyarakat b. Derajat kesehatan rumah tangga

c. Derajat kesehatan bermasyarakat

15. Laki-laki yang kurang paham terhadap upaya pencegahan dan penularan penyakit menular seksual yang dapat berakibat buruk terhadap :

a. Kesehatan reproduksi laki-laki, serta kesehatan keturunannya b. Kesehatan jasmani laki-laki dan keturunannya

c. Kesehatan rohani laki-laki dan keturunannya

16. Pada waktu kapan seorang wanita boleh menolak hubungan suami istri sama kepada suaminya:

(60)

a. Perbedaan peran dan tanggung jawab sosial bagi perempuan dan laki-laki b. Perbedaan pendapat suami dan istri dan tanggungjawab politik perempuan dan laki-laki

c. Perbedaan pendapat suami dan istri serta tanggungjawab ekonomi permpuan dan laki-laki

18. Keadilan gender adalah:

a. Keseimbangan yang adil dalam pembagian beban dan tanggung jawab. b. Keseimbangan yang adil dalam memberi nafkah

c. Keseimbangan yang adil dalam pembagian harta warisan 19. Pekerjaan rumah tangga seharusnya dilakukan:

a. Suami b. Istri c. Orang tua

20. Seorang pemimpin di rumah tangga dibebankan kepada: a. Istri

(61)

No Pertanyaan SS S TS STS

WUS harus rajin memeriksakan kehamilan agar terhindar dari kematian akibat kehamilan dan persalinan

WUS yang telah berhubungan suami istri setelah 3 tahun diwajibkan melakukan papsmer untuk mencegah terjadinya kanker leher rahim

Dengan ber-KB WUS dapat memperoleh derajat kesehatan reproduksi lebih baik

WUS berhak memilih metode KB yang diinginkannya agar jarak kehamilan bisa diatasi Sewaktu haid seorang wanita boleh menolak berhubungan suami istri karena ada pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi

WUS tidak perlu rajin memeriksakan kehamilan karena tidak bisa menghindari kematian akibat kehamilan dan persalinan

WUS yang telah berhubungan suami istri setelah 3 tahun tidak perlu melakukan papsmear karena tidak dapat mencegah terjadinya kanker leher rahim Dengan ber-KB WUS tidak dapat memperoleh derajat kesehatan reproduksi lebih baik

WUS tidak berhak memilih metode KB yang diinginkannya karena tidak bisa mengatasi jarak kehamilan.

(62)

Kepada Yth : Saudari ... Di

Dengan Hormat,

Desa kampung lalang lingkungan VIII

Saya adalah mahasiswi D4 Bidan pendidik USU yang akan mengadakan penelitian dengan judul ” Pengetahuan dan Sikap WUS Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan Tahun 2010.

Data yang diperoleh hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian, kerahasiaan identitas anda akan dijaga dan tidak disebarluaskan dan untuk itu cukup mencantumkan nama inisial.

Saya sangat menghargai anda untuk meluangkan waktu dalam mengisi kuesioner dengan menandatangani persetujuan (informed consent) yang di sajikan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih semoga segala bantuan anda dapat memberi dukungan bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya di masa yang akan datang.

Medan, Januari 2010

(63)

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendengar dan memahami maksud penelitian yang telah dijelaskan oleh saudari Nur’aini Sitorus, Mahasiswi D4 Bidan Pendidik USU dengan ini saya yang bertanda tangan dengan dibawah ini :

Nama : Alamat :

Bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan dengan judul : ” Pengetahuan dan Sikap WUS Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Kelurahan Kampung Lalang Lingkungan VIII Medan Tahun 2010”

Informasi dan data yang saya berikan adalah benar adanya sesuai dengan kenyataan dan pengetahuan saya.

Demikian persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, Januari 2010 Responden

(64)

Arikunto, S.2002. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rhineka Cipta Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jarkarta: Rineka cipta

Arikunto, 2007 , Manajemen Penelitian,Jakarta :PT. Rineka Cipta.

Azwar, 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Depkes, 2002. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: UNFPA

Emelia Ova,dr,2009. Promosi Kesehatan Dalam Kesehatan Reproduksi.Pustaka Cendikia Press

Hidayat, AA.2007. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika

Llewellyn Derek, Jones. 2000. Setiap Wanita. Jakarta: Pustaka Delapratasa

Manuaba, Chandradinata. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC, 2009

Notoadmojo S.2003. Pendidikan Perilaku Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta Notoadmojo Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika

(65)

Jakarta: Sagung Seto

Septiani silvia, 2009.Promosi Kesehatan Pada Wanita Usia Subur. Dibuka pada situs 12-29

Surjadi, Charles,2001.Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Universitas Indonesia Pinem Saroha, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

(66)

KAMPUNG LALANG MEDAN

(67)

Nama : Nur’Aini Sitorus NIM : 095102061

Judul : Pengetahuan Dan Sikap WUS tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Di Lingkungan VIII Kelurahan Kampung Lalang Medan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan uji validitas terhadap kuesioner penelitiannya dengan pertanyaan sebanyak 30 pertanyaan.

(68)

Nama : NUR’AINI SITORUS Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 27 November 1985

Agama : Islam

Alamat : Asrama Dodik Kodam I/BB no.26 H

Pekerjaan : Staf Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Kisaran

2. Madrasah Tsawiyah Kisaran

3. Madrasah Aliah Negeri 1 Medan (MAN 1)

4. D III Akademi Kebidanan Bakti Inang Persada Rumah Sakit Sundari Medan

Data Orang Tua : Ayah : Syahlan Sitorus Pekerjaan : Petani

(69)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(70)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Wiraswasta 18 20.5 20.5 20.5

PNS 10 11.4 11.4 31.8

Tidak bekerja 60 68.2 68.2 100.0

Total 88 100.0 100.0

sumber informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Langsung 39 44.3 44.3 44.3

tidak langsung 49 55.7 55.7 100.0

(71)

Valid 10 2 2.3 2.3 2.3

11 6 6.8 6.8 9.1

12 8 9.1 9.1 18.2

13 11 12.5 12.5 30.7

14 10 11.4 11.4 42.0

15 15 17.0 17.0 59.1

16 10 11.4 11.4 70.5

17 8 9.1 9.1 79.5

18 12 13.6 13.6 93.2

19 5 5.7 5.7 98.9

20 1 1.1 1.1 100.0

(72)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20 3 3.4 3.4 3.4

25 1 1.1 1.1 4.5

26 3 3.4 3.4 8.0

27 2 2.3 2.3 10.2

28 2 2.3 2.3 12.5

29 1 1.1 1.1 13.6

30 14 15.9 15.9 29.5

31 6 6.8 6.8 36.4

32 14 15.9 15.9 52.3

33 11 12.5 12.5 64.8

34 12 13.6 13.6 78.4

35 5 5.7 5.7 84.1

36 8 9.1 9.1 93.2

37 2 2.3 2.3 95.5

38 2 2.3 2.3 97.7

39 1 1.1 1.1 98.9

40 1 1.1 1.1 100.0

(73)

kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 7-12 (cukup) 16 18.2 18.2 18.2

13-20 (baik) 72 81.8 81.8 100.0

Total 88 100.0 100.0

kategori sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(74)
(75)
(76)

Statistics

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 3 3.4 3.4 3.4

1 85 96.6 96.6 100.0

(77)

Valid 1 88 100.0 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 11 12.5 12.5 12.5

1 77 87.5 87.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 31 35.2 35.2 35.2

1 57 64.8 64.8 100.0

Total 88 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 26 29.5 29.5 29.5

1 62 70.5 70.5 100.0

(78)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 23 26.1 26.1 26.1

1 65 73.9 73.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 40 45.5 45.5 45.5

1 48 54.5 54.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.1 1.1 1.1

1 87 98.9 98.9 100.0

(79)

Valid 1 88 100.0 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.1 1.1 1.1

1 87 98.9 98.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 5 5.7 5.7 5.7

1 83 94.3 94.3 100.0

Total 88 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 24 27.3 27.3 27.3

1 64 72.7 72.7 100.0

(80)

Valid 0 12 13.6 13.6 13.6

1 76 86.4 86.4 100.0

Total 88 100.0 100.0

p16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 23 26.1 26.1 26.1

1 65 73.9 73.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

p17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 60 68.2 68.2 68.2

1 28 31.8 31.8 100.0

Total 88 100.0 100.0

p18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 44 50.0 50.0 50.0

1 44 50.0 50.0 100.0

(81)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 88 100.0 100.0 100.0

p20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(82)

Sikap Positif

1 : Sangat Tidak Setuju 2 : Tidak Setuju

3 : Setuju

4 : Sangat Setuju Frequencies

Statistics

s1 s2 s3 s4 s5

N Valid 88 88 88 88 88

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

s1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 4 4.5 4.5 4.5

2 17 19.3 19.3 23.9

3 57 64.8 64.8 88.6

4 10 11.4 11.4 100.0

(83)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 18 20.5 20.5 20.5

3 54 61.4 61.4 81.8

4 16 18.2 18.2 100.0

Total 88 100.0 100.0

s3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 7 8.0 8.0 8.0

3 61 69.3 69.3 77.3

4 20 22.7 22.7 100.0

Total 88 100.0 100.0

s4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 2 2.3 2.3 2.3

3 57 64.8 64.8 67.0

4 29 33.0 33.0 100.0

(84)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 1.1 1.1 1.1

3 58 65.9 65.9 67.0

4 29 33.0 33.0 100.0

(85)

3 : Tidak Setuju

4 : Sangat Tidak Setuju

NEW FILE. FREQUENCIES VARIABLES=s6 s7 s8 s9 s10 /ORDER=ANALYSIS

Statistics

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(86)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 4 4.5 4.5 4.5

3 48 54.5 54.5 59.1

4 36 40.9 40.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

s9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 5 5.7 5.7 5.7

3 48 54.5 54.5 60.2

4 35 39.8 39.8 100.0

Total 88 100.0 100.0

s10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 3 3.4 3.4 3.4

3 60 68.2 68.2 71.6

4 25 28.4 28.4 100.0

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik WUS terhadap Kesehatan Reproduksi
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan WUS
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan WUS tentang Kesehatan Reproduksi
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Positf  WUS terhadap Kesehatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

(sebanding! dengan! tekanan! intrauterin! selama! tahap!

Pokok Bahasan : Ruang lingkup, Sistem, Peran Dan Fungsi Manajemen SDM Dalam Organisasi Sub Pokok Bahasan : Ruang Lingkup dan Sistem Manajemen SDM (Sesi 2).. Kegiatan Pembelajaran

Figure 9: Kappa (in %) reached for rbf SVM classification for merged band subsets selected at the different levels of the hier- archy (built for band merging criterion

Hasil-hasil penelitian tersebut antara lain: (1) hasil penelitian yang dilakukan Heavilin di Indiana (1982) menunjukkan bahwa perkuliahan English tentang komposisi

Pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing akan dirujuk ke radiologi luar yang telah bekerjasama dengan Rumah

Latar Belakang: Tahapan menopause bisa menimbulkan sekumpulan tanda dan gejala. Ini yang akan membuat sebagian perempuan mengalami gejala psikologis yang sering muncul

Supervisi ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, proses pelaksanaan, dan evaluasi supervisi akademik dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan pada matakuliah

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pengadaan Alat Inventaris Kantor pada KPP Madya