• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Dan Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Medan Labuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Dan Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Medan Labuhan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN

SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI KECAMATAN MEDAN LABUHAN

TESIS

Oleh :

MATIUS TARIGAN

097026019/FIS

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENG ETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN

SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI KECAMATAN MEDAN LABUHAN

TESIS

Oleh

MATIUS TARIGAN

097026019/FIS

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENG ETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN

SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI KECAMATAN MEDAN LABUHAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ilmu Fisika pada Program Pascasarjana

Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara

Oleh :

MATIUS TARIGAN 097026019/FIS

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

P E N G E S A H A N

Judul Tesis : ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA

SUMUR GALI DAN SUMUR BOR

DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN MEDAN LABUHAN

Nama : MATIUS TARIGAN

NIM : 097026019

Program Studi : Magister Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Menyetujui : Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. Timbangen Se mbiring, M.Sc Dr. Perdinan Sinuhaji, M.S

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(5)

PERNYATAAN ORISINILITAS

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN

MEDAN LABUHAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap satunya telah dijelaskan sumbernya dengan benar.

Medan , 24 Juni 2011

(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : MATIUS TARIGAN

NIM : 097026019

Program Studi : Magister Ilmu Fisika Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non - Eksklusif ( Non Exclusive Royalty F ree Right ) atas tesis saya yang berjudul :

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN

MEDAN LABUHAN

Beserta perangkat yang ada (jika diper lukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk data base, merawat dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan , 24 Juni 2011

(7)

Telah diuji pada

Tanggal : 23 Juni 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Timbange n Sembiring, M.Sc

Anggota : 1. Dr. Perdinan Sinuhaji, M.S

2. Dr. Nasruddin M.N., M.Eng. Sc

3. Dr. Anwar Dharma Sembiring, M.S

(8)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap dan Gelar : Matius Tarigan, S.Pd Tempat dan Tanggal Lahir : Pernantin, 8 Pebruari 1963

Alamat Rumah : Jl. Sangap Encari No. 51 Kabanjahe Kec. Kabanjahe, Kab. Karo

HP : 081376373341

E - mail : matiustarigan58@yahoo.com

Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 1 Tigapanah

Alamat Kantor : Jl. Tigapanah No 121 Tigapanah

Telefon : ( 0628 ) 7000686

DATA PENDIDIKAN

SD : SD Negeri 1 Tigasiempat Tammat : 1976

SMP : SMP Swasta Tigasiempat Tammat : 1980

SMA : STM Negeri Berastagi Tammat : 1983

Diploma : D3/A3 Ket. Tehnik IKIP Negeri Medan Tammat : 1986

Strata -1 : FKIP UNCEN Jayapura Tammat : 2000

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

ABSTRAK ii

KATA PEANGANTAR iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Hipotesis Penelitian 4

1.6 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air 5

2.2 Siklus Air 6

2.3 Sumber-sumber air 6

2.3.1 Air Laut 6

2.3.2 Air Atmosfer 6

2.3.3 Air Permukaan 7

2.3.4 Air Tanah 7

2.4 Kualitas air tanah 7

2.4.1 Karakterstik fisika 7

1. TDS (Total Disolved Solid) 7

2. Suhu 8

3. DHL 8

4. .Bau dan Rasa 9

5. Kekeruhan 9

2.4.2 Karateristik kimia 9

1. Klorida 9

2. Derajat keasaman (pH) 10

3. Kesadahan 10

2.5 Akifer 11

2.6 Intrusi air laut ke akifer air tanah 12

2.6.1 Air tanah bebas di Pantai 12

2.7 Pengambilan air tanah melalui air sumur 14

2.7.1 Sumur dangkal 14

2.7.2 Sumur dalam 15

(10)

2.9 Gambaran umum lokasi penelitian 18

2.9.1 Letak dan geografis 18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat-alat 19

3.1.1 Peralatan 19

3.1.2 Bahan-bahan 19

3.2 Teknikpengumpulansampel 19

3.3 Prosedur penelitian 20

3.3.1 Penentuan DHL 20

3.3.2 Pengujian konsentrasi Cl 21

3.3.3 Pengujian TDS 21

3.4 Teknik Analisa Data 22

3.4.1 Analisa Model regresi linear Berganda 22

3.4.2 Analisis Varian 23

3.4.3 Analisa air laut dan air sumur 24

3.5 Diagram alir 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian 26

4.1.1 Air laut 26

4.1.1.1 Pengukuran DHL air laut 26

4.1.1.2 Pengujian konsentrasi

ion klorida air laut 26

4.1.2 Air sumur Bor 27

4.1.2.1 Pengukuran DHL air sumur Bor 27

4.1.2.2 Pengukuran konsentrasi ion

Klorida air sumur bor 28

4.1.2.3 Pengukuran TDS

(Total Disolved Solid) 29

4.1.3 Air sumur gali 30

4.1.3.1 Pengukuran DHL air sumur gali 30

4.1.3.2 Pengukuran konsentrasi ion

Klorida air Sumurgali 31

4.1.3.3 Pengukuran TDS air sumur gali 32

4.2 Pembahasan 33

4.2.1 Perhitungan daya hantar listrik (DHL)

pada suhu 25 0 33

4.2.2 Pengklasifikasian intrusi air laut pada 36

4.3 Analisa DHL air sumur bor 39

4.3.1 Analisa jarak kedalaman terhadap DHL

air sumur bor pada sistem kontur 39

4.3.2 Analisa jarak kedalaman terhadap DHL 39

4.3.3 Analisa konsentrasi klorida TDS air

(11)

4.3.4 Analisa konsentrasi klorida TDS air sumur bor terhadap DHL air sumur

bor pada grafik 3D 40

4.4 Analisa DHL air sumur bor melalui grafik regresi

Linear 41

4.4.1 Analisa jarak terhadap DHLair sumur bor 41

4.4.2 Analisa kedalaman air sumur bor terhadap

DHL air sumur bor 41

4.4.3 Analisa konsentrasi Cl air sumur bor

terhadap DHL air sumur bor 42

4.4.4 Analisa suhu air sumur bor terhadap

DHL air sumur bor 42

4.4.5 Analisa TDS air sumur bor terhadap DHL

Air sumur bor 43

4.5 Analisa DHL air sumur gali 45.

4.5.1 Analisa jarak, kedalaman terhadap DHL

air sumur gali 44

4.5.2 Analisa jarak, kedalaman terhadap DHL

Air sumur gali pada grafik 3 D 44

4.5.3 Analisa konsentrasi klorida, TDS terhadap

DHL Air sumur gali dengan sistim kontur 45

4.5.4 Analisa konsentrasi klorida, TDS terhadap

DHL air sumur gali pada grafik 3 D 45

4.6 Analisa DHL air sumur gali melalui grafik

regresi linear 46

4.6.1 Analisa jarak terhadap DHL air sumur gali 46 4.6.2 Analisa kedalaman air sumur gali terhadap

DHL air sumur gali 46

4.6.3 Analisa konsentrasi (Cl) air sumur gali terhadap

DHL air sumur gali 47

4.6.4 Analisa suhu air sumur gali terhadap DHL

air sumur gali 47

4.6.5 Analisa TDS air sumur gali terhadap

DHL air sumur gali 48

4.7 Analisa regresi linear berganda pada sumur bor

dan sumur gali 49

4.7.1 Hasil analisa regresi linear berganda pada

sumur bor 50

4.7.2 Hasil analisa regresi linear berganda pada

sumur gali 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 58

5.2. Saran 59

DAFTAR PUSTAKA 60

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar J u d u l Halaman

2.1 Hukum Herzberg pada air tanah tawar dan asin

dekat garis pantai 3

2.2 Kondisi dimana intrusi air laut terjadi karena

Keseimbangan tergangu akibat pengambilan air 17

3.1 Skema titik pengambilan sampel penelitian 20

3.2 Diagram alir penelitian 25

4.1 Sistim kontur antara jarak sumur bor dari garis

pantai kedalaman dengan DHL air sumur bor 39

4.2 Grafik 3D Sistim kontur antara jarak dari garis Pantai kedalaman sumu bor dengan DHL air

sumur bor 39

4.3 Grafik sistim kontur antara TDS air sumur bor

dengan klorida terhadap DHL air sumur bor 40

4.3 Grafik 3D antara TDS air sumur bor dengan klorida

TerhadapDHL air sumur bor 40

4.4 Grafik antara jarak sample air sumur bor dan

garis pantai dengan DHL air sumur bor 41

4.5 Grafik anatara kedalaman sampel air sumur bor

dengan DHL air sumur bor 41

4.6 Grafik antara konsentrasi Cl sample air sumur bor dengan

DHL air sumur Bor 40

4.7 Grafik antara suhu sampel air sumur bor DHL

air sumur bor 41

4.8 Grafik antara TDS air sumur bor dengan DHL

air sumur bor 41

4.9 Kontur antara jarak sampel air sumur gali dari garis pantai, Kedalaman sumur gali terhadap DHL

airsumur\gali 42

4.10 Grafik 3D antara jarak sampel air sumur gali darigaris pantai kedalaman sumur gali terhadap DHL air

sumur gali 44

4.11 Grafik sistim kontur antara TDS air sumur gali

dengan klorida terhadap DHL air sumur gali 44 4.12 Grafik 3D antara TDS air sumur gali dengan klorida

Terhadap DHL air sumur Gali 45

4.13 Grafik antara jarak sampel air sumur gali 45

4.14 Grafik antara kedalaman sumur gali denga n DHL air

sumur gali 46

4.15 Grafik antar konsentrasi Cl air sumur gali dengan DHL air

4.17 Grafik antara suhu dengan DHL air sumur gali 46

4.18 Grafik antara TDS dengan DHL air sumur gali 47

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor

Tabel J u d u l Halaman

2.1 Klasifikasi air berdasarkan daya hantar listrik (DHL) 8 2.2 Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan konduktivitas

listrik 9

2.3 Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi klorida 10

2.4 Kesadahan air 10

2.5 Perbedaan antara sumur dangkal dan sumur dalam 16

4.1 Daya hantar listrik (DHL) air laut sebagai fungsi jarak 26 4.2 Data hasil pengujian konsentrasi ion klorida air laut 26 4.3 Daya hantar listrik (DHL) sumur bor sebagai fungsi

jarak dan Kesadahan 27

4.4 Daya hantar listrik air sumur sebagai fungsi konsentrasi

Klorida 28

4.5 Daya hantar litrik air sumur bor sebagai fungsi TDS . 29 4.6 Daya hantar listrik DHL air sumur gali sebagai fungsi

jarak dan kedalaman 30

4.7 Daya hantar listrik (DHL) sumur gali sebagai

konsentrasi klorida 31

4.8 Daya hantar lisrik (DHL) air sumur gali sebagai

fungsi TDS 32

4.9 Data hasil pengukuran daya hantar listrik (DHL) air

laut pada suhu 25 0 33

4.10 Daya hantar listrik air sumur bor pada suhu 25 0 C 34 4.11 Daya hantar listrik air sumur gali pada suhu 25 0 C 35 4.12 Klasifikasi Intrusi air laut berdasarkan daya hantar

(14)

4.13 Klasifikasi intrusi air laut pada sumur bor

berdasarkan daya Hantar listrik (DHL) 37

4.14 Klasifikasi intrusi air laut pada sumur gali berdasarkan

Daya hantar listrik (DHL) 38

4.15 Regresi liner berganda pada sumur bor 50

4.16 Anova regresi pada sumur bor 52

4.17 Korelasi berganda pada sumur bor 53

4.18 Regresi liner berganda pada sumur gali 54

4.19 Anova regresi liner pada sumur gali 56

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran J u d u l Halaman

A Hasil Uji Laboratorium dari BTKL & PPM L-1

B Peta Lokasi Penelitian L-2

C Photo Kegiatan Penelitian L-3

D Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan

kualirtas air minum L-4

E Surat Tugas Penelitian dari Program Magister Fisika

(16)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rakhmad dan karunia-Nya yang dapat kami terima sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Dengan selesainya tesis ini perkenankanlah kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K) atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister.

Dekan fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Dr. Sutarman, M.Sc atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Fisika Dr. Nasruddin M.N., M.Eng, Sc dan sekretaris Program Studi Magister Fisika Dr. Anwar Darma Sembiring, M.S beserta seluruh staf pengajar Program Studi Magister Fisika pada Progran Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi- tingginya kami ucapkan kepada Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc selaku pembimbing utama yang dengan penuh perhatian dan telah memberikan dorongan , bimbingan kepada kami, demikian juga kepada Dr. Perdinan Sinuhaji, M.S selaku pembimbing kami yang telah menuntun dan membimbing kami hingga selesainya penelitian ini.

Bapak Drs. Benar Kaban selaku Kepala Sekolah dan Rekan Guru SMA Negeri 1 Tigapanah yang memberi izin bagi penulis untuk mengikuti perkuliahan program Magister serta mendorong penulis dalam menyelesaiakan studi

Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih dan sayang yang mendalam kepada istri tercinta Bagin Br Barus, S.Th yang terus memberi semangat dan dukungan doa bersama putra putri kami yang tersayang Novita Indrawati, Maulinanda Indrapraja dan Sri Feby Indrayani yang memberikan kekuatan bagi penulis dalam penyelesaian studi ini, juga kepada orang tua penulis Ayahanda Nimai Tarigan (Alm) / Ibunda Rumbane Br Karo (Alm) serta Bapak/Ibu mertua M. Barus (Alm) / P. Br. Ginting (Alm), Kakak/Adik, Abang/Adik, Ipar dan semua keponakan saya yang senantiasa memberikan dukungan dan mendoakan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini. Kepada se mua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, pe nulis berterimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalaskan segala kebaikan yang telah diberikan, Amin

Penulis

(17)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN

MEDAN LABUHAN

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang intrusi air laut pada sumur bor dan sumur gali dengan metode konduktivitas listrik di wilayah Kecamatan Medan Labuhan

Sampel air sumur diambil sebanyak 21 sumur bor dan 22 titik sumur gali masing-masing 600 mL, pada 6 (enam) Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan.

Dari hasil pengujian laboratorium air sumur bor mempunyai Daya Hantar Listrik (DHL) = 311,50 – 2345,63 µmho/cm, 25ºC, Konsentrasi klorida (Cl) = 0,39 – 363,04 mg/L, TDS = 265 – 1961, pada sumur gali nilai Daya Hantar Listrik (DHL) = 361,68 – 1633,21 µmho/cm, 25ºC, konsentrasi klorida (Cl) = 16,76 – 213,3 TDS = 286 - 1284. Berdasarkan nilai tersebut dengan program surfer 9 dibuat kontur sebaran intrusi. Untuk menganalisa faktor jarak, kedalaman, dan konsentrasi klorida digunakan program SPSS 18. Dari nilai DHL, untuk air sumur bor 21 titik sampel dan air sumur gali 22 titik sampel semua telah terintrusi mulai dari tingkat terintrusi sedikit sampai terintrusi tinggi.

Kata kunci : Air laut, air sumur bor/gali, intrusi, Konduktivitas listrik.

THE ANALYSIS OF SEAWATER INTRUSION ON DIGGING WELL AND BORE WELL WITH ELECTRICAL CONDUCTIVITY METHOD IN MEDAN

(18)

ABSTRACT

Has been conducted a research on The Ana lysis of Sea Water Intrution on Digging Well and Bore Well with Electrical Conductivity Method in Medan Labuhan Sub-District. The sampel of wells collected from 21 point of bore wells and 22 point digging wells in 6 villages, each is collected for the amount of 600 ml. F rom the laboratory test on digging well, for the value of DHL ( 311,50-2345,63) µmho/cm, 250C, Cl (0,39 363,04) mg/l, TDS (265 1961) mg/l and for bore well the value of DHL (361,68 1633,21) µmho/cm,Cl (16,76 213,3) mg/l, TDS (286 1284) mg/l. Based on those values, using Surfer 9 P rogram then the surface intrution spread-out was made. To analyse the range factor, depth and Cl towards DHL, SP SS 18 P rogram is used. F rom DHL values, all 22 point of digging wells as samples have alr eady been intrutiated by sea sea water and for bore wells in 21 points of samples have been intruttiated from the fewest level to the highest one

(19)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN

MEDAN LABUHAN

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang intrusi air laut pada sumur bor dan sumur gali dengan metode konduktivitas listrik di wilayah Kecamatan Medan Labuhan

Sampel air sumur diambil sebanyak 21 sumur bor dan 22 titik sumur gali masing-masing 600 mL, pada 6 (enam) Kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan.

Dari hasil pengujian laboratorium air sumur bor mempunyai Daya Hantar Listrik (DHL) = 311,50 – 2345,63 µmho/cm, 25ºC, Konsentrasi klorida (Cl) = 0,39 – 363,04 mg/L, TDS = 265 – 1961, pada sumur gali nilai Daya Hantar Listrik (DHL) = 361,68 – 1633,21 µmho/cm, 25ºC, konsentrasi klorida (Cl) = 16,76 – 213,3 TDS = 286 - 1284. Berdasarkan nilai tersebut dengan program surfer 9 dibuat kontur sebaran intrusi. Untuk menganalisa faktor jarak, kedalaman, dan konsentrasi klorida digunakan program SPSS 18. Dari nilai DHL, untuk air sumur bor 21 titik sampel dan air sumur gali 22 titik sampel semua telah terintrusi mulai dari tingkat terintrusi sedikit sampai terintrusi tinggi.

Kata kunci : Air laut, air sumur bor/gali, intrusi, Konduktivitas listrik.

THE ANALYSIS OF SEAWATER INTRUSION ON DIGGING WELL AND BORE WELL WITH ELECTRICAL CONDUCTIVITY METHOD IN MEDAN

(20)

ABSTRACT

Has been conducted a research on The Ana lysis of Sea Water Intrution on Digging Well and Bore Well with Electrical Conductivity Method in Medan Labuhan Sub-District. The sampel of wells collected from 21 point of bore wells and 22 point digging wells in 6 villages, each is collected for the amount of 600 ml. F rom the laboratory test on digging well, for the value of DHL ( 311,50-2345,63) µmho/cm, 250C, Cl (0,39 363,04) mg/l, TDS (265 1961) mg/l and for bore well the value of DHL (361,68 1633,21) µmho/cm,Cl (16,76 213,3) mg/l, TDS (286 1284) mg/l. Based on those values, using Surfer 9 P rogram then the surface intrution spread-out was made. To analyse the range factor, depth and Cl towards DHL, SP SS 18 P rogram is used. F rom DHL values, all 22 point of digging wells as samples have alr eady been intrutiated by sea sea water and for bore wells in 21 points of samples have been intruttiated from the fewest level to the highest one

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan manusia akan sumber daya air menjadi sangat nyata, diketahui bahwa jumlah air di bumi tetap. Perubahannya pada bentuk dalam mengikuti siklus hidrologi yang berputar sepanjang masa (air di daratan – air laut – uap air –air hujan). Padahal penduduk dunia selalu bertambah dan kehidupannya semakin maju pula sehingga pemakaian air semakin bertambah banyak. Penduduk yang berkembang cepat, cepat pula merosotkan persediaan air per kapita per tahun. Lebih- lebih perkembangan itu terjadi di tempat yang sumber airnya kecil, distribusi air yang secara geografis tidak merata di tambah distribusi kepadatan penduduk yang tidak merata pula jelas menimbulkan ke tidak seimbangan persediaan dan permintaan (supply dan demand) akan air yang sukar untuk diatasi (Muh. Soerjani, dkk, 1997;62)

Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital bagi kehidupan, dan juga merupakan sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan diatas bumi. Selain itu air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, juga manusia selama hidupnya memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan air. Air adalah bagian dari lingkungan fisik yang sangat esensial, tidak hanya dalam proses-proses hidup, tetapi juga dalam proses-proses yang lain, seperti industry, pertanian, pemadam kebakaran dan lain-lain(Juli Soemirat Slamet, 2002:108). Namun demikian perlu disadari bahwa keberadaan air di muka bumi ini sangat terbatas menurut ruang, dan waktu baik secara kuantitas maupun secara kualitas. (Suripin, 2004)

(22)

Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan perkembangan penduduk, mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah secara besar-besaran yang berdampak permukaan air tanah lebih rendah dari permukaan air laut.

Penyedotan air tanah secara terus menerus tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungannya dapat menyebabkan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu akifer yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap sumber air bawah tanah serta menyebabkan penurunan lapisan tanah di permukaan.

Hal ini akan mengakibatkan air laut akan menyusup ke daratan menjadi air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat. Sehubungan dengan hal di atas maka pe rlu

diadakan penelitian tentang: “ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR

GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

DI KECAMATAN MEDAN LABUHAN “ dalam upaya untuk mengetahui

sampai sejauh mana intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh manusia untuk keperluannya sehari-hari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian/penyedotan air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan, serta dalam pembuatan sumur bor yang tidak memperdulikan kondisi setempat.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Sejauhmanakah intrusi air laut pada lapisan air bawah tanah di Kecamatan Medan Labuhan

2. Apakah sumur - sumur ( air bawah tanah) telah dicemari oleh air laut

(23)

1.3 BATASAN MASALAH

Dari masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah tersebut akan dibatasi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menjelaskan bagaimana terjadinya intrusi air laut terhadap air bawah tanah

2. Mengukur Daya Hantar Listrik air sumur gali dan sumur bor

3. Membahas karakteristikr-karakterteristik yang mempengaruhi Daya Hantar Listrik air sumur gali dan air sumur bor di Kecamatan Medan Labuhan yang terintrusi air laut, meliputi:

Kedalaman sumur gali dan sumur bor

Jarak sumur gali dan sumur bor ke garis pantai

TDS (Total Dissolved Solid) air sumur gali dan sumur bor Kandungan Klorida (Cl) pada air sumur air sumur gali dan sumur bor

Suhu air sumur gali dan sumur bor Kesadahan (CaCO3)

Derajat keasaman ( pH )

1.4. TUJUAN PENELITIAN

1 Untuk mengetahui sebaran intrusi air laut pada air pada sumur bor dan sumur gali di Kecamatan Medan Labuhan

2. Untuk mengetahui mutu/kualitas air sumur yang dipengaruhi intrusi air laut di Kecamatan Medan Labuhan

(24)

1.5. HIPOTESA PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian maka yang menjadi hipotesa penelitian adalah:

1. Besar kemungkinan intrusi air laut merembes akibat penyedotan air tanah yang berlebihan oleh masyarakat dan industry.

2. Air sumur bor dan sumur gali sudah tidak layak untuk dikonsumsi 3. Ada faktor-faktor jarak, kedalaman dan konsentrasi klorida

pengeboran sumur

1.6. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya kecamatan Medan Labuhan apakah air sumur bor dan sumur gali masih layak atau tidak layak untuk dikonsumsi

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. AIR

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan setiap mahluk hidup di bumi ini. Oleh sebab itu diperlukan sumber air yang mampu menyediakan air yang baik dari segi kualitas dan kuantitas.

Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, mengakibatkan sumber daya air di dunia menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia, untuk produksi barang industr i, serta untuk produksi makanan, kain dan sebagainya. Namun air tidak tersebar secara merata di atas permukaan bumi akan tetapi bervariasi.

Dari sekitar 1.386 juta km3 air yang ada di bumi, sekitar 1.337 juta km3 atau 97,39 % berada di samudra dan laut, dan hanya sekitar 35 juta km3 (2,35 %) berupa air tawar di daratan, sedangkan sisanya dalam bentuk gas/uap (S uripin, 2001)

Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal dari permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian mengalami kondensasi yaitu berubah menjadi titik titik air yang mengumpul dan membentuk awan. Titik- titik air itu memiliki kohesi sehingga titik- titik air menjadi besar dan dipengaruhi gravitasi bumi sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh dipermukaan bumi sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui sungai menuju ke laut.

Menurut waktu dan tempat air dapat berubah kedalam tiga bentuk/sifat yakni air sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap seperti gas. Berikut ini sifat-sifat fisik air antara lain:

- Titik beku O0C

(26)

- Panas lebur 80 kal/gr - Titik didih 1000C

- Panas penguapan 540 kal/gr

- Temperatur kritis 3470C

- Tekanan kritis 217 Atm

- Konduktivitas listrik spesifik (250C)1x10-17/ohm-cm - Konstanta dielektri(250C)

2.2. SIKLUS AIR

Air jumlahnya relative konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologis. Sikuls ini penting, karena ialah mensuplai daerah daratan dengan air. Air menguap akibat panasnya matahari. Penguapan terjadi pada air permukaan, air yang berada di dalam lapisan tanah bagian atas (wevaporasi), air yang ada didalam tumbuhan (transpirasi), hewan, dan manusia (transpirasi respirasi). Uap air memasuki atmosfir uap ini akan menjadi awan, dan didalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan berubah bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh kembali kebumi sebagai hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk kedalam permukaan (runoff), ada yang meresap kedalam tanah (perkolasi) dan menjadi air tanah baik yang dangkal maupun yang dalam, ada yang diserap oleh tumbuhan.

2.3. SUMBER_SUMBER AIR

2.3.1. Air Laut

Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3 %, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.

2.3.2. Air Atmosfir

(27)

2.3.3. Air Permukaan

Air permukaan berasal dari aliran langsung air hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah. Yang termasuk air permukaan adalah air sungai, rawa-rawa, danau dan waduk (Suripin ,2001)

2.3.4. Air Tanah

Air tanah (ground water) adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono, 1993:1)

Air tanah terbagi atas: air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air

2.4. KUALITAS AIR TANAH

Kualitas air tanah dari satu tempat ke tempat lain sangat beragam, tergantung dari jenis batuan, dimana air itu meresap, mengalir dan berakumulasi, serta kondisi lingkungan. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001, kualitas air ditetapkan melalui pengujian parameter fisika dan parameter kimia.

2.4.1. Karakteristik Fisika.

1. TDS (Total Dissolved Solid)

Tubuh kita terdiri dari 80% air, maka air memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan. Banyak diantara kita hanya mengetahui bahwa air yang layak konsumsi adalah air yang bebas bakteri dan virus, pada hal kualitas air yang layak konsumsi adalah lebih dari itu. Salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan bahwa air yang layak konsumsi adalah kandungan TDS (Total Dissolved Solid) atau total zat padat terlarut. Menurut DEPKES RI melalui Permenkes

(28)

2. Suhu

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung

3. Daya Hantar Listrik (DHL)

Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion- ion tersebut. Satuannya adalah (µmho/cm, 250C). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, faktor yang lebih dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah

temperatur. Untuk mengukur konduktivitas digunakan

konduktivitimeter. Berdasarkan nilai DHL, jenis air juga dapat dibedakan melalui nilai pengukuran daya hantar listrik dalam µmho/cm pada suhu 250C menunjukkan klasifikasi air sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi air berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL)

No. DHL (µmho/cm, 250C) Klasifikasi

1. 0,0055 Air murni

2. 0,5-5 Air suling

3. 5-30 Air hujan

4. 30-200 Air tanah

5. 45000-55000 Air laut

Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

(29)

Tabel 2.2. Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan konduktivitas listrik

No. Batas konduktivitas

(µmho/cm, 250C)

Klasifikasi intrusi

1. ≤ 200,00 Tidak terintrusi

2. 200,01-229,24 Terintrusi sedikit

3. 229,25-387,43 Terintrusi sedang

4. 387.44-534,67 Terintrusi agak tinggi

5. ≥534,68 Terintrusi tinggi Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

4. Bau dan Rasa

Air yang baik idealnya tidak berbau dan tidak berasa. Bau air dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung terutama sistim sanitasi, sedangkan rasa asin disebabkan adanya garam- garam tertentu larut dalam air, dan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

5. Kekeruhaan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air yang memasuki badan air.

2.4.2. Karakteristik Kimia

1. Klorida (Cl)

(30)

No. Konsentrasi Cl (mg/liter) Klasifikasi

1. 0-200 Air Murni

2. 201-600 Air suling

3. >600 Air asin

Sumber : Davis dan Wiest, 1996) 2. Derajat keasaman (pH)

Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu kesehatan

3. Kesadahan

[image:30.596.174.493.557.640.2]

Kesadahan air adalah kandungan mineral- mineral tertentu di dalam air, umumnya Ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah juga merupakan air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Air dengan kesadahan yang tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa (Mestati, 2007)

Tabel 2.4. Kesadahan air

No. Kelas 1 2 3 4

1. Kesadahan

(mg/lt) 0-55 56-100 101-200 201-500

2. Derajat

kesadahan Lunak

Sedikit sadah

Moderat sadah

Sangat sadah Sumber : Suripin, 2001

(31)

Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah oleh lapisan air tanah seperti lapisan pasir atau lapisan krikil disebut lapisan permiabel. Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lempung disebut lapisan kedap air, atau disebut juga impermeable.

Formasi- formasi yang berisi dan memancarkan air tanah disebut juga akifer. Jumlah air tanah yang dapat diperoleh dari suatu daerah tergantung pada sifat- sifat akifer yang ada di daerah serta pada luas cakupan dan frekuensi imbuhan. Dengan demikian karakteristik akifer mempunyai peranan yang menentukan dalam proses pembentukan air tanah.

Untuk usaha-usaha pengisian kembali air tanah melalui peningkatan proses infiltrasi tanah serta usaha-usaha reklamasi air tanah, maka kedudukan akifer dapat dipandang dari dua sisi yang berbeda:

1. Zona akifer tidak jenuh adalah: suatu zona penampang air di dalam tanah yang terletak diatas permukaan air tanah (water tabel) baik dalam keadaan alamiah (permanen) atau sesaat setelah berlangsungnya periode pengambilan air tanah.

2. Zona akifer jenuh adalah: zona penampang air tanah yang terletak dibawah permukaan air tanah kecuali zona penampung air tanah yang sementara jenuh dan berada di bawah daerah yang sedang mengalami pengisian air tanah.

Uraian mengenai terbentuknya air tanah menunjukkan bahwa peranan formasi geologi atau akifer amatlah penting. Formasi geologi tertentu, baik yang terletak pada zona bebas (unconfined aquifer) maupun zona terkekang (confined aquifer ), dapat memberikan pengaruh tertentu pula terhadap keberadaan air tanah. Dengan demikian karakteristik akifer mempunyai peranan yang menentukan dalam proses pembentukan air tanah.

(32)

Air tanah tawar mengalir ke laut lewat akifer-akifer di daerah pantai yang berhubungan dengan laut dalam keadaan alami. Tetapi karena meningkatnya kebutuhan air tawar, maka aliran air tawar ke arah laut telah menurun atau bahkan sebaliknya air laut mengalir masuk ke akifer air tawar di daratan karena muka air tanah telah berada dibawah permukaan air laut yang disebabkan oleh pengambilan air yang berlebihan. Kejadian ini disebut dengan intrusi air laut

Jika air laut tersebut telah mengalir ke dalam sumur-sumur di daratan, maka penyediaan air menjadi tidak berguna karena akifer telah dicemari oleh air asin (Soemarto ,1987)

Adapun sebab-sebab utama terjadinya penerobosan air asin ke akifer air tawar adalah sebagai berikut:

1. Akifer ini berhubungan dengan laut

2. Penurunan permukaan air tanah cukup besar sehingga dapat mengakibatkan penerobosan air asin

2.6.1. Air tanah bebas di pantai

Percampuran air asin dan air tawar dalam sebuah sumur dapat terjadi dalam hal- hal sebagai berikut:

1. Dasar sumur terletak dibawah perbatasan antara air asin dengan air tawar

2. Permukaan air dalam sumur selama pemompaan menjadi lebih rendah dari permukaan air laut, sehingga pengaruhnya mencapai tepi pantai.

3. Keseimbangan perbatasan antara air asin dan air tawar tidak dapat dipertahankan, perbatasan itu dapat naik secara abnormal yang disebabkan oleh penurunan permukaan air di dalam sumur selama pemompaan.

(33)
[image:33.596.184.510.117.289.2]

Gambar : 2.1 Hukum Herzberg pada air tanah tawar dan asin dekat garis pantai (Sumber: Sosrodarsono dan Takeda,1976)

Keterangan gambar:

s = Permukaan air laut f = Permukaan air tanah

B = Batas antara air asin dan air tawar W = Sumur

Jika batas antara air asin dan air tawar berada dalam keseimbangan yang statis, maka untuk zona air tanah bebas di pantai dengan permeabilitas yang kira-kira merata, berlaku persamaan:

ρH = ρ

0 ( H + h )

(2-1)

H =

h

(2.2)

Dimana: ρ0 = Kerapatan air tawar (kg/m3)

ρ = Kerapatan air asin (kg/m3)

h = Tinggi dari permukaan air asin ke permukaan air tawar (m) H = Kedalaman dari permukaan laut ke batas (antara air asin

dengan air tawar) (m)

Untuk ρ0 = 1,000 (kg/m3), ρ = 1,024 (kg/m3)

di dapat H = 42 h (2.3)

(34)

Jika terdapat keadaan yang sesuai dengan hukum Herzberg dimana air asin telah berada di bawah akifer, maka air asin akan segera menerobos ke dalam sumur setelah permukaan air yang telah dipompa itu berada lebih rendah dari permukaan air laut. Demikikan pula jika akifer itu tidak tebal, maka penerobosan air asin perlahan- lahan akan menyebar dari pantai

2.7 PENGAMBILAN AIR TANAH MELALUI SUMUR

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun diperkotaan Indonesia. Secara teknis dapat dibagi menjadi 2 jenis:

2.7.1 Sumur dangkal (shallow well)

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah dengan membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi permukaan air tanah. Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas, da n air yang diambil adalah air dangkal. Untuk pengambilan air yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana air tanah berada di atas air asin.

Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali dapat diper oleh sebagai berikut:

- Tanah berpasir: Sumur gali cukup 6-8 m telah memperoleh air bebas

- Tanah liat: kedalaman sumur ≥ 12 m baru memperoleh air bebas - Tanah kapur: Umumnya sumur gali harus ≥ 40 m baru diperoleh air

bebas

Keadaan atau sifat air sumur gali antara lain:

(35)

- Ketinggian air bebas berfariasi, tergantung jumlah air yang diambil dan tergantung musim.

- Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah airnya kekuningkuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk, tanah liat rasanya sedikit sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit sepat dan warnanya kehijau- hijauan dan tanah gambut airnya berwarna kemerah-merahan seperti teh dan rasanya asam - Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur

- Mengandung algae dalam jumlah sedikit

- Mengandung bakteri cukup banyak (Gabriel, 2001)

2.7.2 Sumur Dalam (deep well)

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (deep well) atau yang lazim disebut sumur bor.

Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah:

- Tanah berpasir: biasanya kedalaman 30-40 m sudah memperoleh air. Biasanya airnya naik 5-7 m dari permukaan tanah

- Tanah liat/padas: biasanya kedalaman 40-60 m akan diperoleh air yang baik dan air akan naik mencapai 7 m dari permukaan tanah - Tanah berkapur: biasanya sumur dengan kedalaman di atas 60 m

kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya

- Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat diatas 100 m atau diatas 200 m kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/tidak bias naik ke atas dengan sendirinya

Keadaan/sifat air sumur bor:

- Airnya jernih dan rasa sejuk

(36)

- Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali

- Jumlah algae dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibanding dengan air sumur gali

Air tanah yang disedot secara besar-besaran sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pengambilan/ pemanfaatan dengan pembentukan air tanah. Hal ini dapat menyebabkan menurunkan air tanah, di daerah pesisir penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan perembesan air laut ke daratan (intrusi), karena tekanan air tanah menjadi lebih kecil dibandingkan dengan tekanan air laut.

Tabel. 2.5 Perbedaan antara sumur dangkal dan sumur dalam

No Sumur dangkal Sumur dalam

1 Sumber air Air permukaan Air tanah

2. Kualitas air Kurang baik Baik

3 Kualitas

bakterriologis Kontaminasi

Tidak terkontaminasi

4 Persediaan Kering pada

musim kemarau

[image:36.596.191.506.480.716.2]

Tetap ada sepanjang tahun

(37)

keseimbangan terganggu akibat pengambilan air (Todd,1974)

2.8 KONDUKTIVITAS LARUTAN ELEKTROLIT

Konduktivitas atau daya hantar merupakan ukuran kemampuan

mengalirkan arus listrik, menandakan banyaknya ion (Hartomo dan

Widiatmoko,1992). Alat yang dipergunakan untuk mengukur konduktivitas larutan disebut konduktivitimeter dengan satuan mikromho/cm (µmho/cm)

Hambatan berbanding terbalik dengan luas penampang dan sebanding dengan panjang, dengan persamaan:

ρ l

R= -

(2.4)

A

Dimana:

R = hambatan larutan

ρ = resistivitas sampel

l = panjang

A = luas penampang

Konstanta perbandingan ρ disebut resistivitas sampel. Konduktivitas (K)

merupakan kebalikan dari resistivitas, sehingga :

R =

.

(2.5)

atau

K

=

Besar tahanan dinyatakan dalam ohm dan kebalikannya disebut mho. Dalam Sistim satuan SI, kebalikan ohm adalah Siemens (S)

2.9. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2.9.1 Letak dan Geografis

Kecamatan Medan Labuhan terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut:

(38)

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli dan Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan Kecamatan Medan Labuhan dengan luas wilayahnya : 36,67 Km 2

Kecamatan Medan Labuhan adalah merupakan daerah yang berdekatan dengan pesisir (dekat dengan Belawan dan pesisir Deli Serdang) dengan penduduknya berjumlah : 104.829 Jiwa (BPS Sumatera Utara, 2006)

Di Kecamatan Medan Labuhan terdiri dari 6 kelurahan yaitu: Pekan Labuhan, Sei mati, Martubung, Besar, Tangkahan dan Nelayan Indah

Di Kecamatan Medan Labuhan ini banyak terdapat industry kecil seperti Produksi Prabot Rumah Tangga dari kayu. Disamping itu juga ada pertanian di bidang Tanaman Kelapa Genjah di Kelurahan Nelayan Indah

Di Kecamatan Medan Labuhan ini terdapat industry menengah dan industry besar seperti Produksi Inti Sawit dan Makanan Ternak.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. ALAT DAN BAHAN

3.1.1. Peralatan

Alat – alat yang dipergunakan selama penelitian adalah :

Global Position System ( GPS ) Termometer Digital

Konduktivitimeter Gelas Ukur

Labu Erlenmeyer 250 mLl Pipet Volume 25 mL dan 50 mL TDS Meter

Mikroburet 50 mL 3.1.2. Bahan – Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian adalah :

Sampel air sumur Bor dan gali Sampel Air laut

Aquades 100%

Larutan indicator Kalium Kromat (K2CrO4) 5% b/v Larutan baku Perak Nitrat ( AgNO3 ) 0,0141 N Indikator Fenolftalein ( PP ) 1%

Larutan Natrium Hidroksida ( NaOH ) 1N Larutan Asam Sulfat ( H2SO4) 1N

3.2. TEKNIK PENGUMPULAN SAMPEL

(40)

Titik pengambilan sampel

[image:40.596.149.494.147.341.2]

Titik acuan garis pantai

Gambar 3. 1. Skema titik pengambilan sampel penelitian

3.3. PROSEDUR PENELITIAN

3.3.1. Penentuan DHL

Prinsip kerja :

Daya Hantar Listrik ( DHL ) dengan menggunakan larutan KCL sebagai larutan baku pada suhu 25oC diukur dengan alat elektroda konduktimeter.

Cara kerja :

Pengambilan data kelapangan dengan mengikuti teknik pengumpulan sampel air sumur bor dan sumur gali, maka dilakukan perlakuan Laboratorium sebagai berikut :

1. Dihidupkan alat DHL meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel sebanyak tiga kali dan diatur sampai menunjukkan angka1413 µmho/cm.

2. DHL meter dicelupkan kedalam gelas ukur yang berisi sampel. 3. Ditunggu 2 -5 menit, sampai pada pembacaan alat stabil

(41)

3.3.2. Pengujian Konsentrasi Cl

1. Diukur larutan sampel 100 mL, dimasukkan kedalam labu

Erlenmeyer 250 mL.

2. Ditetesi PP 1% sebanyak tiga tetes, ditambah NaOH 0,5 sampai warna merah muda, ditambah H2SO4 1N sampai berubah warna putih jernih.

3. Lalu ditambahkan lagi 1 mL larutan K2CrO4 5% b/v dan diaduk sampai warna kuning jernih, lalu dititrasi dengan larutan baku Ag NO3 0,0141 N sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan.

4. Dicatat volume AgNO3 yang digunakan.

Untuk perhitungan kadar Klorida sampel ( mg/L )

Mg/L = .1000 (3.1)

Dengan :

A = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel ( mL ) B = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko ( mL ) N = Normalitas larutan baku AgNO3

V = Volume sampel ( mL )

3.3.3. Pengujian Total Dissolved Solid ( TDS )

Prinsip kerja :

Banyaknya total padatan yang terlarut dalam sampel dengan menggunakan alat TDS meter.

(42)

Cara kerja :

1. Dihidupkan alat TDS meter yang sudah dibilas dengan air suling dan sampel.

2. TDS meter dicelupkan ke dalam gelas ukur yang berisi larutan sampel 3. Ditunggu 2 -5 menit, sampai pembacaan pada alat stabil

4. Dicatat hasil tampa mengangkat TDS meter dari permukaan sampel

3.4. TEKNIK ANALISA DATA

3.4.1. Analisa Model Regresi Linear Berganda

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan mengukur DHL air

sumur bor dan sumur gali, pengujian ini dilakukan dengan model regresi berganda

dengan persamaan :

Ý = a0 +a1X1+ a2X2+..+ a3X3

(3.2)

Dengan :

Ý = daya hantar listrik

a0 = konstanta regresi

a1 = koefisien regresi untuk variable X1 ( jarak sumur )

a2 = koefisien regresi untuk variable X2 ( kedalaman sumur)

a3 = koefisien regresi untuk variable X3 (konsentrasi klorida)

X1, X2, X3 = variabel sampel 1, 2, 3.

Di dalam penelitian ini variabel terikat adalah Ý ( daya hantar listrik ), dan variabel – variabel bebas adalah jarak sumur dari garis pantai ( X1 ) dan kedalaman sumur ( X2 ), maka bentuk persamaan regresinya :

(43)

Koefisien – koefisien a0, a1 dan a2 ditentukan dengan menggunakan metode

kuadrat terkecil dengan persamaan :

1 = a0n+a1 1i +a2 2i

1X1i = a0 1i+a1 21i+a2 1iX2i

(3.4)

1X2i = a0 2i + a1 1iX2i + a2 22i

3.4.2. Analisis Varian

Untuk menguji linieritas persamaan ( 3.2 ) digunakan uji F dengan persamaan:

F=

(3.5)

Dengan :

JKreg = jumlah kuadrat regresi JKres = jumlah kuadrat residu

N = jumlah sampel

K = banyaknya variabel bebas

Jika X1 = X1i– X1, X2 = X2i - X2,…, Xk = Xkl– Xk dan yi = Yi -

Maka jumlah kuadrat – kuadrat regresi dapat dihitung dengan persamaan :

JKreg = a1 1iyi + a2 2iyi+ ………. + ak kiyi (3.6)

Jumlah kuadrat – kuadrat residu dapat dihitung dengan persamaan :

JKres = 2 (3.7) Jika Fn yang diperoleh melalui persamaan ( 3.5) lebih besar dari Ft maka variabel – variabel X1,X2,….,.Xn secara nyata sama – sama berpengaruh terhadap Y dengan persamaan regresi linier seperti persamaan (3.2).

Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel – variabel X1 dan X2 terhadap Y digunakan koefisien korelasi berganda dengan persamaan :

(44)

r

(3.9)

Dimana : n = jumlah sampel

X = Variabel bebas (Jarak sumur darigaris pantai dan kedalaman sumur

Y = Variabel terikat (daya hantar listrik air sumur)

R = Koefisien korelasi pearson

Berdasarkan indeks korelasi -1≤ r ≤ 1

Interpretasi koefisien korelasi:

r = 1 maka kedua variable dikatakan berhubungan erat secara positif, artinya makin besar variable pertama dari suatu individu, makin besar pula nilai variable kedua pada individu yang sama

r = -1 maka kedua variable dikatakan berhubungan erat secara negative, artinya makin kecil variable pertama dari suatu individu, makin kecil pula nilai variable ke dua pada individu yang sama.

r = 0 maka kedua variable tidak berhubungan sam sekali

3.4.3. Analisa Air laut dan air sumur

Pada pengolahan data nilai DHL pada sampel dilakukan pada suhu yang sama yaitu 250C. Untuk mendapatkan nilai DHL pada suhu 250C maka dilakukan interpolasi linear dengan menggunakan persamaan:

DHL (µmho/cm, 250C) = DHLp (3.10)

Dimana :

t

air = suhu air ( )
(45)

3.5 DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Peninjauan Lokasi Penelitian

Penentuan Titik sample

Pengambilan Data Lapangan

Pengambilan sampel air sumur

bor penduduk

Pengambilan sampel air sumur gali

penduduk

Pengukuran Sifat Fisik: Pengukuran Sifat Kimia: 1.Jarak 1. Klorida

2.Kedalaman 2. Derajat 3.Konduktivitas keasaman(pH) 4.Resistivitas 3. Kesadahan 5.Suhu

6.TDS

Hasil Pengambilan

sampel air laut

Pengukuran : - sifat fisik 1.Jarak 2. suhu

3.Konduktifitas 4.TDS

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Data hasil penelitian yang diperoleh adalah Daya Hantar Listrik ( DHL ) air laut sebagai fungsi jarak, Daya Hantar Listrik ( DHL ) air sumur bor dan sumur gali sebagai fungsi jarak dan kedalaman sumur.

4.1.1. Air laut

4.1.1.1. Pengukuran DHL air laut

[image:46.596.130.475.370.476.2]

Data hasil pengukuran DHL sampel air laut dari titik acuan (garis pantai) sampai air laut murni dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Daya Hantar Listrik (DHL) Air laut sebagai fungsi jarak.

No Kode Sampel Jarak (m) DHL

(µ mho/cm)

Suhu (ºC)

1. Titik Acuan - 54706 30,4

2. AL I 4030 58824 30,6

3. AL II 5430 62206 30,2

4. AL III 7060 62647 30,3

5. AL IV 8620 86912 30,2

4.1.1.2. Pengujian konsentrasi Ion Klorida air laut

[image:46.596.116.473.613.736.2]

Data hasil pengujian ion Klorida sampel air laut dari titik acuan (garis pantai) sampai air laut la murni dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Data hasil pengujian konsentrasi ion Klorida air laut

No Kode Sampel Jarak(m) DHL

(µ mho/cm)

Konsetrasi CL(mg/L)

1. Titik Acuan - 54706 12821,6

2. Al I 4030 58824 14833,7

3. AL II 5430 62206 16050,4

4. AL III 7060 62647 16892,7

5. AL IV 8620 86912 17220,2

4.1.2. Air Sumur Bor

(47)

Sampel air sumur bor diambil dari sumur bor penduduk mulai dari yang terdekat

dari titik acuan sampai ke yang terjauh dari titik acuan. Data hasil pengukuran DHL

[image:47.596.155.508.213.611.2]

sampel air sumur bor dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor sebagai Fungsi jarak dan kedalaman

No.

Kode

Samppel Lokasi

Kelurahan Jarak (m) Kedalaman (m) DHL (µmho/cm) Suhu (ºC)

1. SB 1 Pekan

Labuhan 5440 72 1360 31,0

2. SB 2 Pekan

Labuhan 4590 108 1226 33,1

3. SB 3 Pekan

Labuhan 4560 96 1207 32,7

4. SB 4 Nelayan

Indah 4290 78 957 35,1

5. SB 5 Nelayan

Indah 4390 84 797 31,2

6. SB 6 Nelayan

Indah 4150 81 928 31,7

7. SB 7 Sei Mati 7470 12 1974 33,6

8. SB 8 Sei Mati 7150 18 1025 30,6

9. SB 9 Sei Mati 6860 18 840 30,8

10. SB 10 Sei Mati 6650 66 1046 29,5

11. SB 11 Sei Mati 6860 108 401 31,9

12. SB 12 Sei Mati 6690 108 413 29,4

13. SB 13 Sei Mati 6990 108 390 31,3

14. SB 14 Besar 1080 12 509 29,3

15. SB 15 Besar 1060 18 856 29,0

16. SB 16 Besar 1050 24 597 33,2

17. SB 17 Tangkahan 1040 24 2796 29,8

18. SB 18 Tangkahan 1110 9 1122 30,7

19. SB 19 Tangkahan 1120 12 778 30,8

20. SB 20 Tangkahan 1140 6 719 30,5

21. SB 21 Tangkahan 1130 18 722 28,9

4.1.2.2. Pengukuran konsentrasi Ion Klorida air Sumur bor

(48)
[image:48.596.151.482.137.541.2]

Tabel 4.4. Daya Hantar Listrik air sumur Bor sebagai fungsi konsentrasi Klorida.

No.

Kode

Sampel Lokasi

Kelurahan Jarak (m) Kedal aman (m) DHL (µ mho/cm) Konsen trasiCL (mg/L)

1. SB 1 Pekan

Labuhan 5440 72 1360 101,38

2. SB 2 Pekan

Labuhan 4590 108 1226 113,08

3. SB 3 Pekan

Labuhan 4560 96 1207 128,68

4. SB 4 Nelayan

Indah 4290 78 957 81,88

5. SB 5 Nelayan

Indah 4390 84 797 128,68

6. SB 6 Nelayan

Indah 4150 81 928 363,04

7. SB 7 Sei Mati 7470 12 1974 308,06

8. SB 8 Sei Mati 7150 18 1025 120,88

9. SB 9 Sei Mati 6860 18 840 132,58

10. SB 10 Sei Mati 6650 66 1046 124,78

11. SB 11 Sei Mati 6860 108 401 0,78

12. SB 12 Sei Mati 6690 108 413 0,39

13. SB 13 Sei Mati 6990 108 390 0,78

14. SB 14 Besar 1080 12 509 58,49

15. SB 15 Besar 1060 18 856 37,04

16. SB 16 Besar 1050 24 597 14,81

17. SB 17 Tangkahan 1040 24 2796 177,04

18. SB 18 Tangkahan 1110 9 1122 35,87

19. SB 19 Tangkahan 1120 12 778 13,25

20. SB 20 Tangkahan 1140 6 719 10,14

21. SB 21 Tangkahan 1130 18 722 46,4

4.1.2.3. Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) air Sumur Bor

Data hasil pengukuran TDS dari sampel air sumur bor dapat dilihat pada tabel 4.5

(49)

No .

Kode

Sampel Lokasi

Kelurahan Jarak (m) Kedal aman (m) DHL (µ mhos/cm) TDS (mg/ L)

1. SB 1 Pekan

Labuhan 5440 72 1360 925

2. SB 2 Pekan

Labuhan 4590 108 1226 834

3. SB 3 Pekan

Labuhan 4560 96 1207 821

4. SB 4 Nelayan

Indah 4290 78 957 651

5. SB 5 Nelayan

Indah 4390 84 797 542

6. SB 6 Nelayan

Indah 4150 81 928 624

7. SB 7 Sei Mati 7470 12 1974 1342

8. SB 8 Sei Mati 7150 18 1025 697

9. SB 9 Sei Mati 6860 18 840 571

10. SB 10 Sei Mati 6650 66 1046 711

11. SB 11 Sei Mati 6860 108 401 273

12. SB 12 Sei Mati 6690 108 413 281

13. SB 13 Sei Mati 6990 108 390 265

14. SB 14 Besar 1080 12 509 346

15. SB 15 Besar 1060 18 856 582

16. SB 16 Besar 1050 24 597 406

17. SB 17 Tangkahan 1040 24 2796 1901

18. SB 18 Tangkahan 1110 9 1122 763

19. SB 19 Tangkahan 1120 12 778 529

20. SB 20 Tangkahan 1140 6 719 489

21. SB 21 Tangkahan 1130 18 722 491

4.1.3. Air Sumur Gali

4.1.3.1. Pengukuran DHL Air Sumur Gali

Sampel air sumur gali diambil dari sumur gali yang terdekat dari titik acuan

sampai ke titik terjauh sumur penduduk. Data hasil pengukuran DHL sampel air sumur

(50)

\Tabel 4.6. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Gali sebagai Fungsi jarak dan

kedalaman

No.

Kode

Sampel Lokasi

Kelurahan Jarak (m) Kedal aman (m) DHL (µ mho/cm) Suhu (ºC)

1. SG 1 Pekan

Labuhan 5940 2 1087 27,0

2. SG 2 Pekan

Labuhan 5580 2 1029 28,0

3. SG 3 Pekan

Labuhan 5320 2,5 885 28,0

4. SG 4 Sei Mati 7440 2 932 31,9

5. SG 5 Sei Mati 7410 2,9 875 29,7

6. SG 6 Sei Mati 7390 1,8 421 29,1

7. SG 7 Sei Mati 7270 3 1018 27,8

8. SG 8 Sei Mati 7120 3 1131 28,9

9. SG 9 Sei Mati 6850 2 1490 28,2

10. SG 10 Sei Mati 6990 3 637 28,4

11. SG 11 Martubung 8260 3 1016 28,5

12. SG 12 Martubung 8690 2,5 1013 29,3

13. SG 13 Martubung 8580 3 879 28,3

14. SG 14 Martubung 8440 3 621 29,5

15. SG 15 Besar 1040 2 1359 30,1

16. SG 16 Besar 1050 2 1001 28,1

17. SG 17 Besar 1050 2,5 781 28,6

18. SG 18 Besar 1060 3 756 28,4

19. SG 19 Besar 1030 2,5 910 28,2

20. SG 20 Tangkahan 1050 3 769 30,5

21. SG 21 Tangkahan 1100 3 1288 31,6

22. SG 22 Tangkahan 1130 2,5 1888 28,9

4.1.3.2. Pengukuran Konsetrasi Ion Klorida Air Sumur Gali

[image:50.596.143.485.160.531.2]

Data hasil pengukuran konsentrasi ion Klorida dari sampel air sumur gali penduduk dapat dilihat pada tabel 4.7.

(51)

No.

Kode

Sampel Lokasi

Kelurahan Jarak (m) Kedal aman (m) DHL (µ mho/cm) Konsen trasiCL (mg/L)

1. SG 1 Pekan

Labuhan 5940 2 1087 87,74

2. SG 2 Pekan

Labuhan 5580 2 1029 43,67

3. SG 3 Pekan

Labuhan 5320 2,5 885 16,76

4. SG 4 Sei Mati 7440 2 932 74,09

5. SG 5 Sei Mati 7410 2,9 875 49,91

6. SG 6 Sei Mati 7390 1,8 421 19,49

7. SG 7 Sei Mati 7270 3 1018 138,04

8. SG 8 Sei Mati 7120 3 1131 50,69

9. SG 9 Sei Mati 6850 2 1490 181,32

10. SG 10 Sei Mati 6990 3 637 65,9

11. SG 11 Martubung 8260 3 1016 35,09

12. SG 12 Martubung 8690 2,5 1013 47,57

13. SG 13 Martubung 8580 3 879 58,88

14. SG 14 Martubung 8440 3 621 18,71

15. SG 15 Besar 1040 2 1359 213,3

16. SG 16 Besar 1050 2 1001 40,16

17. SG 17 Besar 1050 2,5 781 38,99

18. SG 18 Besar 1060 3 756 29,63

19. SG 19 Besar 1030 2,5 910 44,06

20. SG 20 Tangkahan 1050 3 769 34,31

21. SG 21 Tangkahan 1100 3 1288 99,43

22. SG 22 Tangkahan 1130 2,5 1888 128,29

4.1.3.3. Pengukuran TDS Air Sumur Gali

Data hasil pengukuran TDS dari sampel air sumur gali dapat dilihat pada table 4.8

[image:51.596.141.508.107.526.2]

dibawah ini.

(52)

No.

Kode

Sampel Lokasi

Kelurahan Jarak (m) Kedal aman (m) DHL (µ mhos/cm) TDS (mg/L)

1. SG 1 Pekan

Labuhan 5940 2 1087 739

2. SG 2 Pekan

Labuhan 5580 2 1029 700

3. SG 3 Pekan

Labuhan 5320 2,5 885 602

4. SG 4 Sei Mati 7440 2 932 634

5. SG 5 Sei Mati 7410 2,9 875 595

6. SG 6 Sei Mati 7390 1,8 421 286

7. SG 7 Sei Mati 7270 3 1018 692

8. SG 8 Sei Mati 7120 3 1131 769

9. SG 9 Sei Mati 6850 2 1490 1013

10. SG 10 Sei Mati 6990 3 637 433

11. SG 11 Martubung 8260 3 1016 691

12. SG 12 Martubung 8690 2,5 1013 689

13. SG 13 Martubung 8580 3 879 598

14. SG 14 Martubung 8440 3 621 422

15. SG 15 Besar 1040 2 1359 924

16. SG 16 Besar 1050 2 1001 681

17. SG 17 Besar 1050 2,5 781 531

18. SG 18 Besar 1060 3 756 514

19. SG 19 Besar 1030 2,5 910 619

20. SG 20 Tangkahan 1050 3 769 523

21. SG 21 Tangkahan 1100 3 1288 876

22. SG 22 Tangkahan 1130 2,5 1888 1284

4.2. Pembahasan

(53)

4.2.1. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL) pada suhu 25ºC

Besarnya Daya Hantar Listrik (DHL) yang diukur pada masing- masing sampel yaitu air laut,air sumur bor dan air sumur gali diproleh pada suhu yang berbeda-beda sesuai dengan suhu air pada masing- masing titik sampel tersebut. Untuk keperluan analisis data, maka pengolahan data dilakukan pada suhu yang sama yaitu pada suhu 25ºC agar perbandingan Daya Hantar Listrik (DHL) untuk masing- masing sampel dapat ditentukan. Untuk memperoleh Daya Hantar Listrik (DHL) pada suhu 25ºC digunakan persamaan (4.0) yaitu :

DHL ( µ mhos/cm,25ºC ) = DHLp

Berdasarkan persamaan diatas, harga DHL pada suhu 25 untuk masing masing sampel yaitu air laut,air (tabel 4.9), sumur bor (tabel 4.10), dan air sumur gali (tabel 4.11) dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 4.9. Data hasil pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air laut pada suhu 25 .

No Kode

Sampel

Jarak (m)

DHL ( µ mho/cm )

Suhu (ºC) DHL ( µ mho/cm, 25ºC)

1. Titik Acuan - 54706 30,4 44988.48

2. Al I 4030 58824 30,6 48058.82

3. AL II 5430 62206 30,2 51325.08

4. AL III 7060 62647 30,3 51860.09

5. AL IV 8620 86912 30,2 71947.01

Tabel 4.10 Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor pada suhu 25ºC No Kode Samp el Lokasi Kelurahan Jarak (m) Ked alam an (m) DHL (µmho/cm) Suhu (ºC) DHL (µmho/c m,25ºC)

(54)

Labuhan

2. SB 2 Pekan

Labuhan 4590 108 1226 33,1 925,98

3. SB 3 Pekan

Labuhan 4560 96 1207 32,7 922,78

4. SB 4 Nelayan

Indah 4290 78 957 35,1 681,62

5. SB 5 Nelayan

Indah 4390 84 797 31,2 638,62

6. SB 6 Nelayan

Indah 4150 81 928 31,7 731,86

7. SB 7 Sei Mati 7470 12 1974 33,6 1468,75

8. SB 8 Sei Mati 7150 18 1025 30,6 837,41

9. SB 9 Sei Mati 6860 18 840 30,8 681,81

10. SB 10 Sei Mati 6650 66 1046 29,5 886,44

11. SB 11 Sei Mati 6860 108 401 31,9 314,26

12. SB 12 Sei Mati 6690 108 413 29,4 351,19

13. SB 13 Sei Mati 6990 108 390 31,3 311,50

14. SB 14 Besar 1080 12 509 29,3 434,30

15. SB 15 Besar 1060 18 856 29,0 737,93

16. SB 16 Besar 1050 24 597 33,2 449,54

17. SB 17 Tangkahan 1040 24 2796 29,8 2345,63

18. SB 18 Tangkahan 1110 9 1122 30,7 913,68

19. SB 19 Tangkahan 1120 12 778 30,8 631,49

20. SB 20 Tangkahan 1140 6 719 30,5 589,34

21. SB 21 Tangkahan 1130 18 722 28,9 624,56

Tabel 4.11. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Gali pada suhu 25ºC

No SampelKode Lokasi

Desa Jara k (m) Ked alam an (m) DHL (µmho /cm) Suhu (ºC) DHL (µmho/c m,25ºC)

1. SG 1 Pekan

Labuhan 5940 2 1087 27,0 1006,48

(55)

Labuhan

3. SG 3 Pekan

Labuhan 5320 2,5 885 28,0 790,17

4. SG 4 Sei Mati 7440 2 932 31,9 730,40

5. SG 5 Sei Mati 7410 2,9 875 29,7 736,53

6. SG 6 Sei Mati 7390 1,8 421 29,1 361,68

7. SG 7 Sei Mati 7270 3 1018 27,8 915,46

8. SG 8 Sei Mati 7120 3 1131 28,9 978,37

9. SG 9 Sei Mati 6850 2 1490 28,2 1320,92

10. SG 10 Sei Mati 6990 3 637 28,4 560,73

11. SG 11 Martubung 8260 3 1016 28,5 891,22

12. SG 12 Martubung 8690 2,5 1013 29,3 864,33

13. SG 13 Martubung 8580 3 879 28,3 776,50

14. SG 14 Martubung 8440 3 621 29,5 526,27

15. SG 15 Besar 1040 2 1359 30,1 1128,73

16. SG 16 Besar 1050 2 1001 28,1 890,56

17. SG 17 Besar 1050 2,5 781 28,6 682,69

18. SG 18 Besar 1060 3 756 28,4 665,49

19. SG 19 Besar 1030 2,5 910 28,2 806,73

20. SG 20 Tangkahan 1050 3 769 30,5 630,32

21. SG 21 Tangkahan 1100 3 1288 31,6 1018,98

22. SG 22 Tangkahan 1130 2,5 1888 28,9 1633,21

4.2.2. Pengklasifikasian Intrusi Air Laut pada Sumur Bor dan Sumur Gali.

(56)

Tabel 4.12 Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL)

Tabel 4.13. Klasifikasi intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL).

No.

Kode Sam

pel

Lokasi Kelurahan

Jarak (m)

Kedal aman (m)

DHL (µmhos/cm

,25ºC)

Klasifikasi Intrusi

1. SB 1 Pekan

Labuhan 5440 72 1096.77

Terintrusi tinggi

2. SB 2 Pekan

Labuhan 4590 108 925.98

Terintrusi tinggi

No Batas Konduktivitas

(µmho/cm, 25ºC) Klasifikasi Intrusi

(57)

3. SB 3 Pekan

Labuhan 4560 96 922.78

Terintrusi tinggi

4. SB 4 Nelayan

Indah 4290 78 681.62

Terintrusi tinggi

5. SB 5 Nelayan

Indah 4390 84 638.62

Terintrusi tinggi

6. SB 6 Nelayan

Indah 4150 81 731.86

Terintrusi tinggi

7. SB 7 Sei Mati 7470 12 1468.75 Terintrusi

tinggi

8. SB 8 Sei Mati 7150 18 837.41 Terintrusi

tinggi

9. SB 9 Sei Mati 6860 18 681.81 Terintrusi

tinggi

10. SB 10 Sei Mati 6650 66 886.44 Terintrusi

tinggi

11. SB 11 Sei Mati 6860 108 314.26 Terintrusi

agak tinggi

12. SB 12 Sei Mati 6690 108 351.19 Terintrusi

agak tinggi

13. SB 13 Sei Mati 6990 108 311.50 Terintrusi

agak tinggi

14. SB 14 Besar 1080 12 434.30 Terintrusi

agak tinggi

15. SB 15 Besar 1060 18 737.93 Terintrusi

tinggi

16. SB 16 Besar 1050 24 449.54 Terintrusi

agak tinggi

17. SB 17 Tangkahan 1040 24 2345.63 Terintrusi

tinggi

18. SB 18 Tangkahan 1110 9 913.68 Terintrusi

tinggi

19. SB 19 Tangkahan 1120 12 631.49 Terintrusi

tinggi

20. SB 20 Tangkahan 1140 6 589.34 Terintrusi

tinggi

21. SB 21 Tangkahan 1130 18 624.56 Terintrusi

[image:57.596.164.508.115.613.2]

tinggi Tabel 4.14. Klasifikasi intrusi air laut pada sumur gali berdasarkan

Daya Hantar listrik (DHL)

No. Kode Sam pel Lokasi Kelurahan Jarak (m) Kedala man (m) DHL (µ mhos /cm,25ºC)

Klas ifikas i Intrusi

1. SG 1 Pekan

Labuhan 5940 2 1006.48

Terintrusi tinggi

2. SG 2 Pekan

Labuhan 5580 2 918.75

(58)

3. SG 3 Pekan

Labuhan 5320 2,5 790.17

Terintrusi tinggi

4. SG 4 Sei Mati 7440 2 730.40 Terintrusi

tinggi

5. SG 5 Sei Mati 7410 2,9 736.53 Terintrusi

tinggi

6. SG 6 Sei Mati 7390 1,8 361.68 Terintrusi

sedang

7. SG 7 Sei M

Gambar

Tabel 2.4. Kesadahan air
Gambar : 2.1  Hukum Herzberg pada air tanah tawar dan asin dekat garis pantai
Gambar: 2.2  Kondisi dimana intrusi air laut terjadi karena
Gambar 3. 1. Skema titik pengambilan sampel penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Considering the analysis of the textbook evaluation, it can be concluded that the textbook entitled When English Rings the Bell is good for encouraging students’ motivation to

Based on the background above, the writer is interested in having a study on “Teaching English Using Storybook Reading to the Fourth Year Students of SDN 1 Sumberagung Batuwarno

differences gender marker on the form of male and female in Javanese and.

Setelah itu rendemen disaring dan air dibuang sehingga menghasilkan rendemen basah, rendemen basah dikeringkan menggunakan cabinet drying dengan tujuan untuk

Dengan menerapkan kriptosistem simetris pada remote login server linux menggunakan ssh lebih aman daripada remote login ssh default dikarenakan saat ini telah ada software untuk

CLASS STRUGGLE AS REFLECTED IN JANE AUSTEN’S PERSUASION: MARXISM PERSPECTIVE.. MUHAMMADIYAH UNIVERSITY

Membuat fuyunghai : Siapkan wadah yang besar, campur bahan merica halus, kecap inggris, garam, daun bawang, tepung tapioka, gula pasir, aduk hingga rata.. siapkan penggorengan,

menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara jawaban responden pada penelitian hari pertama dengan jawaban responden pada penelitian hari kedua, dengan