P E N D E T E K S I A N I N T R U S I A I R L A U T D A N
A N A L I S I S KANDUNGAN AIR PADA SUMUR
BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS
LISTRIK DI DAERAH BELAWAN
Oleh:
Palma Juanta NIM 4103240025 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENDETEKSIAN INTRUSI AIR LAUT DAN ANALISIS KANDUNGAN AIR PADA SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS
LISTRIK DI DAERAH BELAWAN
Palma Juanta (4103240025)
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayahNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah
Intrusi, dengan judul “Pendeteksian Intrusi Air Laut dan Analisis kandungan Air
Pada Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik di Daerah Belawan”.
Penelitian telah dilakukan mulai bulan November 2013 sampai dengan Januari
2014.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dra. Eva Marlina Ginting, M.Si.
selaku dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Rappel Situmorang M.Si yang telah
banyak membantu selama Proses penelitian di Laboratorium fisika Universitas
Negeri Medan, serta Bapak Drs. Rahmadsyah, M.Si, Bapak Drs. Juniar Hutahean,
M.Si dan Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd. selaku Dosen Penguji I, II dan III yang
telah banyak memberikan saran dan keritikan demi penyempurnaan skripsi ini.
Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan. Di samping itu, Prof. Drs.
Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Ibu Dra. Derlina, M.Si
selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Pintor Simamora
selaku Ketua Prodi Fisika, Bapak Drs. Rahmadsyah, M.Si selaku Kepala
Laboratorium Fisika FMIPA UNIMED. Dan Staf Tata Usaha Fisika kak Nana
yang telah banyak membantu, serta seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan
Fakultas MIPA UNIMED yang telah membekali Ilmu Fisika kepada penulis
selama kuliah di Fakultas MIPA UNIMED. Kepada Bapak Camat Dan Lurah
Kecamatan Medan Belawan serta staf pegawai yang membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian Serta Masyarakat Belawan Yang begitu ramah.
Sahabat-sahabatku Trisna Suci, S.Si, Fatma Hanum, Farida Hanum, serta kakak stambuk
yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan Sri Juliana, S.Si, Bunga
kekeluargaannya selama ini. Serta seluruh teman seperjuangan di fisika non dik
2010, Muhammad Affan, Rudi, Emil, Ferry, Yuni, Julizar, Norma, Nia, Anna,
Fika, Rahmi dan Yusuf, dan juga seluruh anak-anak Fisika angkatan 2010 yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah berjuang bersama-sama dalam
mengarungi masa-masa perkuliahan. Terimakasih juga penulis ucapkan kapada
rekan-rekan sesama pengajar di Yayasan Perguruan Indonesia Membangun
Mabar. Dan rekan-rekan sesama pengajar di SD Islam AL Huda Bapak Suwardi,
Ibu Inge Flora dan Bu Anizar. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada
rekan-rekan di Primagama Marelan, Mbak Tina, Merry, Roni, Supri, Izal, Mita, dan
Prima Smart, Pak Padli, Ayu, Aulia, Winda, Farida, Eria, dan Nindi atas doa dan
dukungannya selama ini dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu. Ucapan Terimakasih yang teristimewa penulis ucapkan Secara khusus
kepada Kedua orang tua Ayahanda Syahran dan Ibunda Siti Mariyam yang tak
pernah henti memberikan doa, semangat, kasih sayang dan dukungan yang besar
baik spiritual maupun material. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak
buat abang-abang dan kakak ku M.Supri, Maharani, Riwayati, Dedek Perhatina
Era Andini, dan adik–adikku, M.Tirta, M.Ayub, Ismail dan M.Marhaen atas
dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah
penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Adinda terkasih Wahyuni yang telah banyak mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kritik
dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dimasa mendatang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2014
Palma Juanta
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi 16
Tabel 2.2. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 22
Tabel 2.3. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 25 Tabel 2.4. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 25
Tabel 2.5. Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 26
Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum 30
Tabel 2.7. Nilai Porositas dan Permaebilitas Akifer 38
Tabel 3.1. Waktu Penelitian 46
Tabel 3.2. Alat Penelitian 47
Tabel 3.3. Bahan Penelitian 47
Tabel 4.1. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut sebagai Fungsi jarak 54
Table 4.2. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor sebagai Fungsi jarak dan kedalaman 55
Tabel 4.3. Data Hasil Pengujian sampel air sumur bor 6 56
Tabel 4.4. Data Hasil Pengujian sampel air sumur bor 11 56
Tabel 4.5. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor Pada Suhu 250C 57
Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut Pada Suhu 250C. 59 Tabel 4.7 Data Analisis DHL (Sampel AL 9) Pada Perlakuan Laboratorium 62
Tabel 4.8. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Daya Hantar
Listrik (DHL) 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Letak Geografis Belawan 8
Gambar 2.2. Peta Geologi Daerah Penelitian 10
Gambar 2.3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel 12
Gambar 2.4. Siklus Hidrologi 17
Gambar 2.5. Perbatasan antara air asin dan air tawar berada seimbang di
pantai 21
Gambar 2.6. Penampang Air Bawah Tanah 23
Gambar 2.7. Akifer Air Tanah 33
Gambar 2.8. Model air tanah melewati rekahan dan batuan 34
Gambar 2.9. (A) Porositas dan (B) Permeabilitas 36
Gambar 2.10. Berbagai tipe rongga pori di dalam batuan yang mengontrol
Mengalirnya air bawah tanah 36
Gambar 2.11. Intrusi Air Laut Kedaratan pada pantai 40
Gambar 2.12. Intrusi Air Laut ke Daratan Pada Sumur Bor 41
Gambar 2.13. Konduktivitimeter 44
Gambar 3.1. Teknik Pengambilan Sampel 49
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian 53
Gambar 4.1. Kontur DHL air sumur bor (mho /cm, 250 C) terhadap
jarak (m) dan kedalaman (m) 58
Gambar 4.2. Grafik regresi linear antara jarak sampel air laut dari garis
pantai (m) terhadap DHL air laut (mho /cm, 250 C) 60
Gambar 4.3 Grafik hubungan DHL perlakuan laboratorium
(µmho/cm,250C) terhadap ppm (ml/L) 64 Gambar 4.4. Grafik hubungan DHL air sumur Bor (µmho/cm,250C)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah
indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari
masalah yang berhubungan dengan air bersih, Khususnya daerah yang berada di
pesisir pantai.(Sinaga, 2013). Kota-kota di Indonesia, khususnya di Sumatera
Utara kini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Di beberapa kota besar,
kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh sebahagian penduduknya, seperti
misalnya di Sumatera Utara.
Air merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat vital. Secara
langsung air diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dll. Secara tidak
langsung air dibutuhkan sebagai bagian ekosistem yang dengannya kehidupan di
bumi dapat berlangsung. Namun, air juga bisa menjadi sarana berbagai zat toksik
dan organisme patogen yang membahayakan manusia. Di negara-negara sedang
berkembang saat ini, hampir 25 juta orang mati setiap tahun karena pencemaran
biologis dan kimia dalam air. Ini didukung oleh laporan World Resource Institute
1998-1999, bahwa ada 1,4 juta orang di seluruh dunia yang tidak terjangkau oleh
pasokan air minum yang aman.
Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk air bersih
dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya. Kebutuhan air tanah
selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang
selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada
batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Kebutuhan air manusia terutama untuk
kebutuhan domestik sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan,
dan sebagainya.( Sriyono, 2000)
Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari
dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan
pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang
meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada
sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung
kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya
konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan
teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air
tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika
potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat
mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat
karena tekanan hidrostatika air laut. (Soemarto, 1995)
Sebagai negara yang alamnya kaya mineral, air tanah di Indonesia sering
mengandung besi dan mangan cukup tinggi. Di dalam air kedua logam ini selalu
ada bersama-sama. Bagi manusia kedua logam adalah esensial tetapi juga toksik.
Keberadaannya dalam air tidak saja dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga
dapat dikenali secara organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1
mg/L, air terasa pahit-asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning kecoklatan.
(Lee, 1990 )
Air tanah merupakan sumber air yang penting dan juga menyangkut
kehidupan orang banyak. Peran air bawah tanah sangatlah penting, dan
dibutuhkan pemanfaatan air tanah untuk menjaga keseimbangan dan
kelestariannya, yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Hendrayana,
2004). Dimana saat ini permasalahan air sangat banyak terkait adanya banjir,
penurunan permukaan air tanah, erosi dan sebagainya.
Di daerah pesisir pantai, penggunaan air tanah oleh penduduk perlu
mendapat perhatian yang serius karena masih terbatasnya sarana Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM), seiring dengan semakin meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk, maka tingkat konsumsi air juga semakin tinggi.
Pentingnya air bawah tanah karena potensinya yang diperkirakan 98% dari
keseluruhan air tawar yang berada di bumi, sedangkan selebihnya berada di
Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari
dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan
pengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di
permukaan tanah. Pada musim hujan kandungan air pada akifer meningkat
sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama
sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung
kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya
konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan
teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air
tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika
potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat
mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat
karena tekanan hidrostatika air laut. (Sriyono.2000)
Daerah sekitar Belawan adalah daerah yang dekat dengan pantai, yang
secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah kotamadya Medan. Secara
geografis wilayah Belawan terletak pada posisi Koordinat geografisnya 03o45’–
03o46’ Lintang Utara dan 98o40’-98o42’ Bujur Timur (Departemen Pertambangan,
1995/1996). Dengan ketinggian berkisar antara 0-3 m dari permukaan laut. Masih
terbatasnya sarana PDAM di daerah tersebut untuk kebutuhan rumah tangga,
sebagai konsekuensinya penduduk di daerah tersebut membuat sumur – sumur bor
sebagai sarana pengadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga karena dengan
cara tersebut lebih mudah dan ekonomis.
Keberadaan industri-industri besar yang berlokasi di pelabuhan Belawan
hotel berbintang, kawasan permukiman elit, dan kawasan perkantoran di
sepanjang pantai Kota Belawan memenuhi kebutuhan air bersih berasal dari
sumur bor atau air tanah dalam. Pembuatan sumur bor memang harus berijin dan
dikenai pajak, namun banyak para pengusaha dan masyarakat membuat sumur bor
tanpa melakukan proses perijinan. Keberadaan jumlah dan lokasi sumur bor
semakin banyak. Oleh karena itu air bawah tanah menjadi berkurang, sehingga
terjadi penurunan muka tanah di kawasan pantai Kota Belawan. Pengembilan air
penyusupan air laut ke daratan. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan kualitas air
tanah dan sejauh mana intrusi air laut sudah menyusup ke dataran pantai Kota
Belawan.(Situmorang.2003).
Pengaruh pencemaran logam berat dan beracun terhadap lingkungan hidup
bagi kesehatan manusia tidak diragukan lagi. Salah satu lokasi pencemaran air
yang sangat rentan terhadap keberadaan logam kadmium adalah Perairan
Belawan. Belawan merupakan suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan
terbesar di kota Medan. Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai
Deli yang telah tercemar oleh logam berat berbahaya yaitu : Cu, Pb, Cd, Zn, Cr,
Ni dan Sianida. Hal ini disebabkan karena di daerah aliran sungai ini terdapat
beberapa industri yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat
dalam proses produksinya seperti industri pembuatan barang dari logam, industri
plastik dan industri karet. Kondisi sungai yang tercemar dapat terlihat dari warna
fisik sungai yang coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat.
Banyak dari tanaman yang tumbuh di sekitar sungai ini menjadi kerdil dan layu,
selain itu hewan air seperti ikan akan sulit hidup dan jika hidup ikan tersebut tidak
akan aman untuk dikonsumsi oleh manusia akibat pencemaran logamnya yang
terakumulasi dalam daging ikan. (Wardhana, 2008).
Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di kec.Medan
Belawan, masyarakat umumnya menggunakan sumur bor. Keadaan air sumur bor
pada daerah tersebut warnanya sudah keruh. Kemudian rasa airnya kalau diminum
sudah ada rasa asinnya. Keberadaan sarana PDAM pada daerah tersebut masih
terbatas hanya berada pada kelurahan tertentu sedangkan kelurahan lain belum.
Masyarakat umumnya tinggal di 100 m dari garis pantai. Hal ini disebabkan
karena pertumbuhan masyarakat Medan Belawan lebih terkonsentrasi pada
wilayah yang dekat dengan pinggir pantai.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Konduktivitas
Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk
Kecamatan Medan Belawan – Kota Madya Medan. Adapun nilai DHL air yang
masih dikategorikan sehat adalah bernilai 200mho/cm, 250 C. Jika melebihi
dari nilai tersebut maka air (sampel) tersebut terindikasi telah tercemar (terintrusi)
air laut.
Pada penelitian sebelumnya, bahwa pada jarak 10 km dari garis pantai
kec.Medan Belawan yaitu dari garis pantai ke kelurahan belawan Sicanang, kota
Madya Medan sudah terintrusi air laut. Sehingga peneliti ingin melanjutkan
penelitian tentang penyusupan air laut tersebut di kec. Medan Belawan, Pada
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Edwar Sitorus. Sampel air sumur
diambil sebanyak 26 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali masing-masing 600
mL pada 2 (dua) Kelurahan Kecamatan Medan Belawan.Dari hasil pengujian air
sumur bor mempunyai Daya Hantar listrik 174,24 – 1300,31 μ mho/cm, 25 C
Konsentrasi klorida (Cl) =0,47 - 301,11 mg/L dinyatakan telah terintrusi air laut
sebanyak 22 titik sampel (85%) sedangkan pada sumur gali nilai DHL = 594,31 –
4824,56 μ mho/cm, 25 C, konsentrasi klorida (Cl) = 107,4 – 1248,16 mg/L dinyatakan telah terintrusi tinggi.(Sitorus, 2011)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti“Pendeteksian intrusi
air laut dan Analisis kandungan air pada sumur bor dengan metode konduktivitas
listrik di daerah Belawan”. Dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana
intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh masyarakat Belawan untuk
keperluan sehari–hari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian atau
1.2. Batasan masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah
hanya pada pengukuran daya hantar listrik sumur bor di sekitar daerah Belawan
dengan konduktivitimeter.
1.3. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah keadaannilai Daya Hantar Listrik air yang berasal dari sumur
bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan?
2. Berapa besar tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan?
3. Bagaimanakah keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di daerah
Belawan?
1.4. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari
sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan
2. Untuk mengetahui tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar
Belawan
3. Untuk mengetahui keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di
daerah Belawan
1.5. Manfaat penelitian
Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat
Belawan, apakah air tanah di daerah Belawan telah terintrusi oleh air laut.
2. Sebagai bahan referensi untuk perbandingan dalam penelitian-penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dibuat kesimpulan :
1. Dari hasil analisa yang ditampilkan pada Tabel 4.7 terlihat bahwa sumur
bor di , Kecamatan Medan Belawan, Kota Madya Medan dari Kelurahan
Bagan Deli sampai Kelurahan Sicanang telah terintrusi air laut yaitu
semua sumur dari 24 titik terintrusi tinggi yaitu mencapai 100%.
2. Tingkat intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan daya hantar listrik
(DHL), tertinggi pada SB 14 pada kedalaman 72 m, pada jarak antara 7119
m dari garis pantai dengan nilai DHL 5625 µmho/cm,250C yang berada di
Kelurahan Belawan Bahari.
3. Berdasarkan laporan hasil analisa pengujian sampel di laboratorium kimia
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BTKLPP) Kelas 1 Medan, diperoleh hasil kandungan logam Timbal (Pb)
pada sumur bor SB 11 telah melewati batas kualitas air bersih menurut
baku mutu kualitas air bersih menurut Permenkes 416/1990 dapat dilihat
pada Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum. Yaitu 0,05335 mg/l.
Sedangkan baku mutu Pb adalah 0,05. Untuk kandungan logam lainya
Seng, Kadmium, dan Tembaga pada sumur bor 11 dan 14 tidak melewati
baku mutu kualitas air bersih sehingga air masih dikatakan layak untuk
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain
yang mengakibatkan tingginya DHL air bawah tanah, misalnya tingkat
kekeruhan air dan tinggi permukaan air tanah
2. Kepada Dinas Kesehatan Kota Madya Medan khususnya Pemerintahan
Kecamatan Medan Belawan perlu melakukan pemantauan kualitas dan
kuantitas air bawah tanah secara berkala untuk mengetahui kondisi air
bawah tanah sehingga tidak melewati batas baku mutu kualitas air bersih.
3. Perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat pemakai air bawah tanah
agar membuat sistem pengolahan air, misalnya penyaringan sehingga air
tanah dapat dikonsumsi. Kepada masyarakat setempat agar memakai air
bawah tanah seperlunya.
4. Kepada masyarakat setempat agar pengambilan air tanah tidak dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R, M.Si., (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit ANDI, Jakarta.
Asdak, Chay., (2004), Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Davis , S.N, dan Wiest, R.J.M, (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc, New York.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Non Kependidikan. FMIPA.
UNIMED
Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta
Gabriel. J.F, (2001), Fisika Lingkungan , Hiporates, Jakarta.
Girsang, dan Siddik, (1992), Akuifer hydrology
Hendra, W . (2009). Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan.Jurnal Aplikasi. Vol 7 :1907-753X
Hendrayana, H., (2004), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan, Jurnal
Aplikasi. Vol 9 : 1921- 756X
http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/Lap_SLHD/Lap_2C.htm(diakses tanggal 14 November 2013. Pukul 12.30 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_minum. diakses pada tanggal 14 November 2013 pukul 12.30.
http://www.Rizaldy Blokspot.biz/2012/01/31/belawan perkembagan potensi. diakses pada tanggal 31 Januari 2012 pukul. Pukul 14.30
Hutabarat ,T , (2011) .Penentuan Intrusi air laut pada sumur Gali di desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu Kab.Deli Serdang Berdasarkan nilai Daya Hantar Listrik. FMIPA. UNIMED.
Kodoatie, J.R. (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yokyakarta.
Lee, R., (1990), Hidrologi Hutan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Linsley, R.K dan Franzini, J.B, (1991), Teknik Sumber Daya Air, Erlangga, Jakarta
Sinaga,L.,(2013), Analisis Intrusi Air Laut Pada Air Sumur bor Di Kec. Teluk
Nibung Tanjung Balai dangan metode Konduktivitas Listrik,Skripsi.
UNIMED, Medan.
Sitorus, E.(2011). Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali an sumur bor
dengan metode Konduktivitas Listrik. Program Pasca Sarjana USU.
Medan.
Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan
Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas
Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.
Sosrodarsono dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Soemarto., (1995), Hidrologi Teknik Ed 2, Erlangga, Jakarta.
Sriyono Nur Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan
air tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air tanah (sekripsi): Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Wardhana, (2008), Polutan Pencemaran Logam Berat, Makalah Kimia Lingkungan, PTKI
Widya, ar, (2003), .Polutan Pencemaran air Laut. Medan. PTKI.