• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDETEKSIAN INTRUISI AIR LAUT DAN ANALISIS KANDUNGAN AIR PADA SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI DAERAH BELAWAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDETEKSIAN INTRUISI AIR LAUT DAN ANALISIS KANDUNGAN AIR PADA SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI DAERAH BELAWAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

P E N D E T E K S I A N I N T R U S I A I R L A U T D A N

A N A L I S I S KANDUNGAN AIR PADA SUMUR

BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI DAERAH BELAWAN

Oleh:

Palma Juanta NIM 4103240025 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENDETEKSIAN INTRUSI AIR LAUT DAN ANALISIS KANDUNGAN AIR PADA SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS

LISTRIK DI DAERAH BELAWAN

Palma Juanta (4103240025)

ABSTRAK

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, karena

atas rahmat dan hidayahNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan sesuai

dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah

Intrusi, dengan judul “Pendeteksian Intrusi Air Laut dan Analisis kandungan Air

Pada Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik di Daerah Belawan”.

Penelitian telah dilakukan mulai bulan November 2013 sampai dengan Januari

2014.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dra. Eva Marlina Ginting, M.Si.

selaku dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Rappel Situmorang M.Si yang telah

banyak membantu selama Proses penelitian di Laboratorium fisika Universitas

Negeri Medan, serta Bapak Drs. Rahmadsyah, M.Si, Bapak Drs. Juniar Hutahean,

M.Si dan Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd. selaku Dosen Penguji I, II dan III yang

telah banyak memberikan saran dan keritikan demi penyempurnaan skripsi ini.

Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan. Di samping itu, Prof. Drs.

Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Ibu Dra. Derlina, M.Si

selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Pintor Simamora

selaku Ketua Prodi Fisika, Bapak Drs. Rahmadsyah, M.Si selaku Kepala

Laboratorium Fisika FMIPA UNIMED. Dan Staf Tata Usaha Fisika kak Nana

yang telah banyak membantu, serta seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan

Fakultas MIPA UNIMED yang telah membekali Ilmu Fisika kepada penulis

selama kuliah di Fakultas MIPA UNIMED. Kepada Bapak Camat Dan Lurah

Kecamatan Medan Belawan serta staf pegawai yang membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian Serta Masyarakat Belawan Yang begitu ramah.

Sahabat-sahabatku Trisna Suci, S.Si, Fatma Hanum, Farida Hanum, serta kakak stambuk

yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan Sri Juliana, S.Si, Bunga

(5)

kekeluargaannya selama ini. Serta seluruh teman seperjuangan di fisika non dik

2010, Muhammad Affan, Rudi, Emil, Ferry, Yuni, Julizar, Norma, Nia, Anna,

Fika, Rahmi dan Yusuf, dan juga seluruh anak-anak Fisika angkatan 2010 yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah berjuang bersama-sama dalam

mengarungi masa-masa perkuliahan. Terimakasih juga penulis ucapkan kapada

rekan-rekan sesama pengajar di Yayasan Perguruan Indonesia Membangun

Mabar. Dan rekan-rekan sesama pengajar di SD Islam AL Huda Bapak Suwardi,

Ibu Inge Flora dan Bu Anizar. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada

rekan-rekan di Primagama Marelan, Mbak Tina, Merry, Roni, Supri, Izal, Mita, dan

Prima Smart, Pak Padli, Ayu, Aulia, Winda, Farida, Eria, dan Nindi atas doa dan

dukungannya selama ini dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu. Ucapan Terimakasih yang teristimewa penulis ucapkan Secara khusus

kepada Kedua orang tua Ayahanda Syahran dan Ibunda Siti Mariyam yang tak

pernah henti memberikan doa, semangat, kasih sayang dan dukungan yang besar

baik spiritual maupun material. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak

buat abang-abang dan kakak ku M.Supri, Maharani, Riwayati, Dedek Perhatina

Era Andini, dan adik–adikku, M.Tirta, M.Ayub, Ismail dan M.Marhaen atas

dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah

penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada Adinda terkasih Wahyuni yang telah banyak mendukung dan

memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kritik

dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaan dimasa mendatang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2014

Palma Juanta

(6)
(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi 16

Tabel 2.2. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 22

Tabel 2.3. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 25 Tabel 2.4. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 25

Tabel 2.5. Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 26

Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum 30

Tabel 2.7. Nilai Porositas dan Permaebilitas Akifer 38

Tabel 3.1. Waktu Penelitian 46

Tabel 3.2. Alat Penelitian 47

Tabel 3.3. Bahan Penelitian 47

Tabel 4.1. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut sebagai Fungsi jarak 54

Table 4.2. Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor sebagai Fungsi jarak dan kedalaman 55

Tabel 4.3. Data Hasil Pengujian sampel air sumur bor 6 56

Tabel 4.4. Data Hasil Pengujian sampel air sumur bor 11 56

Tabel 4.5. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor Pada Suhu 250C 57

Tabel 4.6 Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut Pada Suhu 250C. 59 Tabel 4.7 Data Analisis DHL (Sampel AL 9) Pada Perlakuan Laboratorium 62

Tabel 4.8. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Daya Hantar

Listrik (DHL) 63

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Letak Geografis Belawan 8

Gambar 2.2. Peta Geologi Daerah Penelitian 10

Gambar 2.3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel 12

Gambar 2.4. Siklus Hidrologi 17

Gambar 2.5. Perbatasan antara air asin dan air tawar berada seimbang di

pantai 21

Gambar 2.6. Penampang Air Bawah Tanah 23

Gambar 2.7. Akifer Air Tanah 33

Gambar 2.8. Model air tanah melewati rekahan dan batuan 34

Gambar 2.9. (A) Porositas dan (B) Permeabilitas 36

Gambar 2.10. Berbagai tipe rongga pori di dalam batuan yang mengontrol

Mengalirnya air bawah tanah 36

Gambar 2.11. Intrusi Air Laut Kedaratan pada pantai 40

Gambar 2.12. Intrusi Air Laut ke Daratan Pada Sumur Bor 41

Gambar 2.13. Konduktivitimeter 44

Gambar 3.1. Teknik Pengambilan Sampel 49

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian 53

Gambar 4.1. Kontur DHL air sumur bor (mho /cm, 250 C) terhadap

jarak (m) dan kedalaman (m) 58

Gambar 4.2. Grafik regresi linear antara jarak sampel air laut dari garis

pantai (m) terhadap DHL air laut (mho /cm, 250 C) 60

Gambar 4.3 Grafik hubungan DHL perlakuan laboratorium

(µmho/cm,250C) terhadap ppm (ml/L) 64 Gambar 4.4. Grafik hubungan DHL air sumur Bor (µmho/cm,250C)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah

indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari

masalah yang berhubungan dengan air bersih, Khususnya daerah yang berada di

pesisir pantai.(Sinaga, 2013). Kota-kota di Indonesia, khususnya di Sumatera

Utara kini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Di beberapa kota besar,

kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh sebahagian penduduknya, seperti

misalnya di Sumatera Utara.

Air merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat vital. Secara

langsung air diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dll. Secara tidak

langsung air dibutuhkan sebagai bagian ekosistem yang dengannya kehidupan di

bumi dapat berlangsung. Namun, air juga bisa menjadi sarana berbagai zat toksik

dan organisme patogen yang membahayakan manusia. Di negara-negara sedang

berkembang saat ini, hampir 25 juta orang mati setiap tahun karena pencemaran

biologis dan kimia dalam air. Ini didukung oleh laporan World Resource Institute

1998-1999, bahwa ada 1,4 juta orang di seluruh dunia yang tidak terjangkau oleh

pasokan air minum yang aman.

Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk air bersih

dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya. Kebutuhan air tanah

selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang

selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada

batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Kebutuhan air manusia terutama untuk

kebutuhan domestik sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan,

dan sebagainya.( Sriyono, 2000)

Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari

dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan

pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang

(11)

meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada

sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung

kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya

konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan

teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air

tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika

potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat

mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat

karena tekanan hidrostatika air laut. (Soemarto, 1995)

Sebagai negara yang alamnya kaya mineral, air tanah di Indonesia sering

mengandung besi dan mangan cukup tinggi. Di dalam air kedua logam ini selalu

ada bersama-sama. Bagi manusia kedua logam adalah esensial tetapi juga toksik.

Keberadaannya dalam air tidak saja dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga

dapat dikenali secara organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1

mg/L, air terasa pahit-asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning kecoklatan.

(Lee, 1990 )

Air tanah merupakan sumber air yang penting dan juga menyangkut

kehidupan orang banyak. Peran air bawah tanah sangatlah penting, dan

dibutuhkan pemanfaatan air tanah untuk menjaga keseimbangan dan

kelestariannya, yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (Hendrayana,

2004). Dimana saat ini permasalahan air sangat banyak terkait adanya banjir,

penurunan permukaan air tanah, erosi dan sebagainya.

Di daerah pesisir pantai, penggunaan air tanah oleh penduduk perlu

mendapat perhatian yang serius karena masih terbatasnya sarana Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM), seiring dengan semakin meningkatnya laju

pertumbuhan penduduk, maka tingkat konsumsi air juga semakin tinggi.

Pentingnya air bawah tanah karena potensinya yang diperkirakan 98% dari

keseluruhan air tawar yang berada di bumi, sedangkan selebihnya berada di

(12)

Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari

dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan

pengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di

permukaan tanah. Pada musim hujan kandungan air pada akifer meningkat

sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama

sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung

kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya

konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan

teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air

tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika

potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat

mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat

karena tekanan hidrostatika air laut. (Sriyono.2000)

Daerah sekitar Belawan adalah daerah yang dekat dengan pantai, yang

secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah kotamadya Medan. Secara

geografis wilayah Belawan terletak pada posisi Koordinat geografisnya 03o45’–

03o46’ Lintang Utara dan 98o40’-98o42’ Bujur Timur (Departemen Pertambangan,

1995/1996). Dengan ketinggian berkisar antara 0-3 m dari permukaan laut. Masih

terbatasnya sarana PDAM di daerah tersebut untuk kebutuhan rumah tangga,

sebagai konsekuensinya penduduk di daerah tersebut membuat sumur – sumur bor

sebagai sarana pengadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga karena dengan

cara tersebut lebih mudah dan ekonomis.

Keberadaan industri-industri besar yang berlokasi di pelabuhan Belawan

hotel berbintang, kawasan permukiman elit, dan kawasan perkantoran di

sepanjang pantai Kota Belawan memenuhi kebutuhan air bersih berasal dari

sumur bor atau air tanah dalam. Pembuatan sumur bor memang harus berijin dan

dikenai pajak, namun banyak para pengusaha dan masyarakat membuat sumur bor

tanpa melakukan proses perijinan. Keberadaan jumlah dan lokasi sumur bor

semakin banyak. Oleh karena itu air bawah tanah menjadi berkurang, sehingga

terjadi penurunan muka tanah di kawasan pantai Kota Belawan. Pengembilan air

(13)

penyusupan air laut ke daratan. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan kualitas air

tanah dan sejauh mana intrusi air laut sudah menyusup ke dataran pantai Kota

Belawan.(Situmorang.2003).

Pengaruh pencemaran logam berat dan beracun terhadap lingkungan hidup

bagi kesehatan manusia tidak diragukan lagi. Salah satu lokasi pencemaran air

yang sangat rentan terhadap keberadaan logam kadmium adalah Perairan

Belawan. Belawan merupakan suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan

terbesar di kota Medan. Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai

Deli yang telah tercemar oleh logam berat berbahaya yaitu : Cu, Pb, Cd, Zn, Cr,

Ni dan Sianida. Hal ini disebabkan karena di daerah aliran sungai ini terdapat

beberapa industri yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat

dalam proses produksinya seperti industri pembuatan barang dari logam, industri

plastik dan industri karet. Kondisi sungai yang tercemar dapat terlihat dari warna

fisik sungai yang coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat.

Banyak dari tanaman yang tumbuh di sekitar sungai ini menjadi kerdil dan layu,

selain itu hewan air seperti ikan akan sulit hidup dan jika hidup ikan tersebut tidak

akan aman untuk dikonsumsi oleh manusia akibat pencemaran logamnya yang

terakumulasi dalam daging ikan. (Wardhana, 2008).

Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di kec.Medan

Belawan, masyarakat umumnya menggunakan sumur bor. Keadaan air sumur bor

pada daerah tersebut warnanya sudah keruh. Kemudian rasa airnya kalau diminum

sudah ada rasa asinnya. Keberadaan sarana PDAM pada daerah tersebut masih

terbatas hanya berada pada kelurahan tertentu sedangkan kelurahan lain belum.

Masyarakat umumnya tinggal di 100 m dari garis pantai. Hal ini disebabkan

karena pertumbuhan masyarakat Medan Belawan lebih terkonsentrasi pada

wilayah yang dekat dengan pinggir pantai.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Konduktivitas

(14)

Listrik (DHL) air yang berasal dari sumur bor yang digunakan oleh penduduk

Kecamatan Medan Belawan – Kota Madya Medan. Adapun nilai DHL air yang

masih dikategorikan sehat adalah bernilai 200mho/cm, 250 C. Jika melebihi

dari nilai tersebut maka air (sampel) tersebut terindikasi telah tercemar (terintrusi)

air laut.

Pada penelitian sebelumnya, bahwa pada jarak 10 km dari garis pantai

kec.Medan Belawan yaitu dari garis pantai ke kelurahan belawan Sicanang, kota

Madya Medan sudah terintrusi air laut. Sehingga peneliti ingin melanjutkan

penelitian tentang penyusupan air laut tersebut di kec. Medan Belawan, Pada

penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Edwar Sitorus. Sampel air sumur

diambil sebanyak 26 titik sumur bor dan 20 titik sumur gali masing-masing 600

mL pada 2 (dua) Kelurahan Kecamatan Medan Belawan.Dari hasil pengujian air

sumur bor mempunyai Daya Hantar listrik 174,24 – 1300,31 μ mho/cm, 25 C

Konsentrasi klorida (Cl) =0,47 - 301,11 mg/L dinyatakan telah terintrusi air laut

sebanyak 22 titik sampel (85%) sedangkan pada sumur gali nilai DHL = 594,31 –

4824,56 μ mho/cm, 25 C, konsentrasi klorida (Cl) = 107,4 – 1248,16 mg/L dinyatakan telah terintrusi tinggi.(Sitorus, 2011)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti“Pendeteksian intrusi

air laut dan Analisis kandungan air pada sumur bor dengan metode konduktivitas

listrik di daerah Belawan”. Dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana

intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh masyarakat Belawan untuk

keperluan sehari–hari dan upaya sedini mungkin dalam pemakaian atau

(15)

1.2. Batasan masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah

hanya pada pengukuran daya hantar listrik sumur bor di sekitar daerah Belawan

dengan konduktivitimeter.

1.3. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah keadaannilai Daya Hantar Listrik air yang berasal dari sumur

bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan?

2. Berapa besar tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar Belawan?

3. Bagaimanakah keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di daerah

Belawan?

1.4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air yang berasal dari

sumur bor yang digunakan oleh penduduk di daerah Belawan

2. Untuk mengetahui tingkat intrusi air laut pada sumur-sumur bor disekitar

Belawan

3. Untuk mengetahui keadaan kandungan logam berat pada air sumur bor di

daerah Belawan

1.5. Manfaat penelitian

Adapun maanfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat

Belawan, apakah air tanah di daerah Belawan telah terintrusi oleh air laut.

2. Sebagai bahan referensi untuk perbandingan dalam penelitian-penelitian

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dibuat kesimpulan :

1. Dari hasil analisa yang ditampilkan pada Tabel 4.7 terlihat bahwa sumur

bor di , Kecamatan Medan Belawan, Kota Madya Medan dari Kelurahan

Bagan Deli sampai Kelurahan Sicanang telah terintrusi air laut yaitu

semua sumur dari 24 titik terintrusi tinggi yaitu mencapai 100%.

2. Tingkat intrusi air laut pada sumur bor berdasarkan daya hantar listrik

(DHL), tertinggi pada SB 14 pada kedalaman 72 m, pada jarak antara 7119

m dari garis pantai dengan nilai DHL 5625 µmho/cm,250C yang berada di

Kelurahan Belawan Bahari.

3. Berdasarkan laporan hasil analisa pengujian sampel di laboratorium kimia

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit

(BTKLPP) Kelas 1 Medan, diperoleh hasil kandungan logam Timbal (Pb)

pada sumur bor SB 11 telah melewati batas kualitas air bersih menurut

baku mutu kualitas air bersih menurut Permenkes 416/1990 dapat dilihat

pada Tabel 2.6. Persyaratan Kualitas Air Minum. Yaitu 0,05335 mg/l.

Sedangkan baku mutu Pb adalah 0,05. Untuk kandungan logam lainya

Seng, Kadmium, dan Tembaga pada sumur bor 11 dan 14 tidak melewati

baku mutu kualitas air bersih sehingga air masih dikatakan layak untuk

(17)

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain

yang mengakibatkan tingginya DHL air bawah tanah, misalnya tingkat

kekeruhan air dan tinggi permukaan air tanah

2. Kepada Dinas Kesehatan Kota Madya Medan khususnya Pemerintahan

Kecamatan Medan Belawan perlu melakukan pemantauan kualitas dan

kuantitas air bawah tanah secara berkala untuk mengetahui kondisi air

bawah tanah sehingga tidak melewati batas baku mutu kualitas air bersih.

3. Perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakat pemakai air bawah tanah

agar membuat sistem pengolahan air, misalnya penyaringan sehingga air

tanah dapat dikonsumsi. Kepada masyarakat setempat agar memakai air

bawah tanah seperlunya.

4. Kepada masyarakat setempat agar pengambilan air tanah tidak dilakukan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R, M.Si., (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit ANDI, Jakarta.

Asdak, Chay., (2004), Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Davis , S.N, dan Wiest, R.J.M, (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc, New York.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Non Kependidikan. FMIPA.

UNIMED

Fardiaz, S., (1992), Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta

Gabriel. J.F, (2001), Fisika Lingkungan , Hiporates, Jakarta.

Girsang, dan Siddik, (1992), Akuifer hydrology

Hendra, W . (2009). Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan.Jurnal Aplikasi. Vol 7 :1907-753X

Hendrayana, H., (2004), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan, Jurnal

Aplikasi. Vol 9 : 1921- 756X

http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/Lap_SLHD/Lap_2C.htm(diakses tanggal 14 November 2013. Pukul 12.30 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_minum. diakses pada tanggal 14 November 2013 pukul 12.30.

http://www.Rizaldy Blokspot.biz/2012/01/31/belawan perkembagan potensi. diakses pada tanggal 31 Januari 2012 pukul. Pukul 14.30

Hutabarat ,T , (2011) .Penentuan Intrusi air laut pada sumur Gali di desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu Kab.Deli Serdang Berdasarkan nilai Daya Hantar Listrik. FMIPA. UNIMED.

(19)

Kodoatie, J.R. (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yokyakarta.

Lee, R., (1990), Hidrologi Hutan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Linsley, R.K dan Franzini, J.B, (1991), Teknik Sumber Daya Air, Erlangga, Jakarta

Sinaga,L.,(2013), Analisis Intrusi Air Laut Pada Air Sumur bor Di Kec. Teluk

Nibung Tanjung Balai dangan metode Konduktivitas Listrik,Skripsi.

UNIMED, Medan.

Sitorus, E.(2011). Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali an sumur bor

dengan metode Konduktivitas Listrik. Program Pasca Sarjana USU.

Medan.

Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan

Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas

Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.

Sosrodarsono dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Soemarto., (1995), Hidrologi Teknik Ed 2, Erlangga, Jakarta.

Sriyono Nur Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan

air tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air tanah (sekripsi): Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Wardhana, (2008), Polutan Pencemaran Logam Berat, Makalah Kimia Lingkungan, PTKI

Widya, ar, (2003), .Polutan Pencemaran air Laut. Medan. PTKI.

Referensi

Dokumen terkait

kebakaran baik yang bersifat teknis maupun non teknis, perk didukung oleh bebagai pilnak.Salah satu upaya teknis adalah dengan rnernbangun sekat bakar vegetasi yang

Perlakuan yang diberikan terhadap bibit lada perdu di dalam kotak yang terbuat dari kardus adalah lama simpan (diasumsikan lama pengiriman) yaitu 4,6,8 dan 10 hari, volume

No Komponen Kondisi Perawatan Tanggal Pemeriksa Keterangan.

Based on the background above, the writer is interested in having a study on “Teaching English Using Storybook Reading to the Fourth Year Students of SDN 1 Sumberagung Batuwarno

differences gender marker on the form of male and female in Javanese and.

Just as discounted cash flow valuation models, such as the dividend discount model, can be used to value financial assets, they can also be used to value cash flow producing real

yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012.

CLASS STRUGGLE AS REFLECTED IN JANE AUSTEN’S PERSUASION: MARXISM PERSPECTIVE.. MUHAMMADIYAH UNIVERSITY