ANALISIS INTRUSI AIR LAUT DAN KANDUNGAN LOGAM
BERAT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DI
KECAMATAN HAMPARAN PERAK
Oleh:
Grace Lamtiar Magdalena Silitonga NIM 4103240009
Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali, Sumur Bor Dan Kandungan Logam Berat Dengan Metode Konduktivitas Listrik
Di Kecamatan Hamparan Perak
Grace Lamtiar Magdalena Silitonga (4103240009)
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian “Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali, Sumur Bor dan Kandungan Logam Berat dengan Metode Konduktivitas Listrik di Kecamatan Hamparan Perak”, di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai daya hantar listrik (DHL) dan mengetahui keadaan kandungan logam berat pada sumur gali dan sumur bor. Pengambilan sampel air laut dimulai dari titik acuan (garis pantai) hingga air laut murni dan sampel air sumur gali dan sumur bor dimulai dari sumur yang terdekat dari garis pantai.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa semua air sumur gali dan sumur bor telah terintrusi air laut yang mencapai tingkat intrusi tinggi. Kadar intrusi air laut tertinggi pada air SG 12 dengan kedalaman 2 m pada jarak 21604 dari garis pantai dengan nilai DHL 2520.325 µmho/cm,250C, sedangkan terendah pada SG 2 dengan jarak 20703 dan kedalaman 2 m dengan nilai DHL 610.7955 µmho/cm,250C. Kadar intrusi yang paling tinggi SB 15 pada jarak 21402 dengan kedalaman 20 m dengan nilai DHL 9500.00 m µmho/cm,250C, sedangkan palig rendah pada SB 9 pada jarak 21592 m dengan kedalaman 72 m dan cengan nilai DHL 687.74 µmho/cm,250C.
Semua sampel air sumur telah mengandung logam kadmium dan hanya ada 1 sampel yang tidak tercemar oleh logam berat yaitu pada SB 16. Aitinya hanya ada 1 sampel yang layak untuk dikonsumsi manusia.
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Tanah 8
2.1.1. Asas Pembentukan Tanah 8
2.1.2. Sifat-sifat Tanah 9
2.1.3. Proses-proses Epimorfik 10
2.2. Air 11
2.2.1. Siklus Hidrologi Air 13
2.2.1.1. Siklus Pendek 13
vii
2.3.3. Jenis Eksploitasi Air Tanah 22
2.3.4. Air Tanah di sekitar Pantai 24
2.4. Kualitas Air Secara Fisik 25
2.4.1. Warna 25
2.5. Persyaratan Kualitas Air Minum 27
2.6. Air Laut 29
2.6.1. Salinitas Air Laut 29
2.6.2. Intrusi Air Laut ke Air Tanah 31
2.7. Daya Hantar Listrik (DHL) 34
2.6.1. Konduktivitas Larutan Elektrolit 35
2.8. Logam Berat 36
2.8.1. Merkuri 36
2.8.2. Timbal 36
2.8.3. Arsen 36
2.8.4. Kadmium 37
2.9.Bahaya Logam Berat Bagi Manusia 37
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 38
3.1.1. Tempat Penelitian 38
3.1.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 38
3.1.2. Waktu Penelitian 42
3.2. Alat dan Bahan 43
3.2.1. Alat 43
3.2.2. Bahan 44
3.3. Sampel Penelitian 44
viii
3.5. Prosedur Kerja 45
3.6. Variabel Penelitian 45
3.7. Prosedur Penelitian 45
3.7.1. Penentuan DHL 44
3.7.2 Pengujian Kandungan Logam Berat 46
3.8. Teknik Analisis Data 50
3.8.1.Analisa Model regresi Linear Berganda 50
3.8.2.Analisis Varian (Uji F) 50
3.8.3.Analisa Air Laut dan Air Sumur 52
3.8.4.Analisis Kandungan Logam Berat 53
3.9. Diagram Penelitian 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55
4.1. Hasil Penelitian 55
4.1.1. Data Pengukuran DHL Air Laut 55
4.1.2. Data Pengukuran DHL Pada Sumur Gali 56
4.1.3. Data Pengukuran DHL Pada Sumur Bor 57
4.1.4. Uji DHL pada Air Laut yang nilai DHL paling Tinggi 59
4.1.5. Data Pengujian Kandungan Logam Berat 61
4.2. Pembahasan 65
4.2.1. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut Pada Suhu 250C 68
4.2.1.1 Perhitungan DHL Air Sumur Gali 69
4.2.1.2 Perhitungan DHL Air Sumur Bor 72
4.3. Analisis Air Sumur Gali dan Air Sumur Bor 75
4.4. Hubungan antara DHL terhadap Salinitas pada Sumur Gali 78
4.5. Hubungan antara Jarak dan Intrusi Air Laut 80
4.6. Hubungan antara DHL terhadap Salinitas pada Sumur Bor 82
4.7. Analisis Regresi Linear Berganda Pada Sumur Gali 88
4.8. Analisis Regresi Linear Berganda Pada Sumur Bor 90
4.9. Hasil Penelitian Logam Berat 91
ix
Bab V Kesimpulan Dan Saran 95
5.1. Kesimpulan 95
5.2. Saran 96
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Hasil Penelitian Intrusi Air Laut 4
Tabel 2.1 Sifat-sifat, Efek dan kegunaan Air 17
Tabel 2.2. Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi 20
Tabel 2.3. Parameter Wajib 28
Tabel 2.4. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 30
Tabel 2.5. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 30
Tabel 2.6. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 31
Tabel 2.7. Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 31
Tabel 3.1. Waktu Penelitian 42
Tabel 3.2. Alat yang digunakan dalam penelitian 43
Tabel 3.3. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian 44
Tabel 3.4. Kandungan Logam Berat Air sumur Bor 53
Tabel 3.4. Kandungan Logam Berat Air sumur Gali 53
Tabel 4.1. Data Pengukuran DHL Air Laut 55
Tabel 4.2. Data Pengukuran Pada Sumur Gali 56
Tabel 4.3. Data Pengukuran Pada Sumur Bor 58
Tabel 4.4. Data Pengukuran Pada Air Laut yang nilai DHL Tinggi 60
Tabel 4.5. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 1 61
Tabel 4.6. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 2 61
Tabel 4.7. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 17 62
Tabel 4.8. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 19 62
Tabel 4.9. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Bor 8 63
Tabel 4.10. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Bor 9 63
Tabel 4.11. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Bor 15 64
Tabel 4.12. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 1 64
Tabel 4.13. Analisis DHL Air Laut pada Suhu 250C 66
Tabel 4.14. Analisis DHL 250C) Air Sumur Gali 69
Tabel 4.15. Analisis DHL 250C) Air Sumur Bor 72
xiii
Tabel 4.17. Daya Hantar Listrik 250C) terhadap Jarak SG 78
Tabel 4.18. Daya Hantar Listrik 250C) terhadap Jarak SB 79
Tabel 4.19. Hubungan Salinitas (ppm) terhadap Daya Hantar Listrik 80
250C) SG
Tabel 4.20. Hubungan Salinitas (ppm) terhadap Daya Hantar Listrik 81
250C) SB
Tabel 4.21. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan 84
Daya Hantar Listrik (DHL)
Tabel 4.22. Klasifikasi Intrusi Air Laut pada Sumur Gali 85
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Profil tanah yang memperlihatkan 9
horizon-horizon tanah
Gambar 2.2. Siklus Hidrologi Pendek 13
Gambar 2.3. Siklus Hidrologi Sedang 14
Gambar 2.4. Siklus Hidrologi Panjang 14
Gambar 2.5. Siklus Hidrologi Air 16
Gambar 2.6. Perbatasan antara air asin dan air 23
tawar berada seimbang di pantai
Gambar 2.7. Penampang Air Bawah Tanah 24
Gambar 2.8. Mengubah Pola Pemompaan 33
Gambar 2.9. Pengisian Air tanah Buatan 33
Gambar 2.10.Extraction Barrier 33
Gambar 2.11.Injection barrier 34
Gambar 2.12.Subsurface Barrier 34
Gambar 3.1. Peta Topografi 40
Gambar 3.2. Peta Geologi 41
Gambar 3.3. Skema titik pengambilan sampel penelitian 45
Gambar 4.1. Kontur pengambilan sampel di daerah penelitian 57
Gambar 4.2. Kontur pengambilan sampel di daerah penelitian 59
Gambar 4.3. Grafik Regresi Linear antara DHL air laut 67
250C) terhadap jarak (m)
Gambar 4.4. Kontur DHL ( ) Air Sumur Gali 71
Gambar 4.5. Kontur DHL ( ) Air Sumur Bor 74
Gambar 4.6. Grafik DHL (µmhos/cm, 25C) Terhadap ppm (ml/l) 77
pada Uji Laboratorium
Gambar 4.7. Hubungan Jarak terhadap DHL (µmhos/cm, 25C) 78
sumur gali
Gambar 4.9. Grafik Salinitas (ppm) terhadap DHL(µmhos/cm, 25C) 81
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Peta Topografi 99
Lampiran 2 Peta Geologi 100
Lampiran 3 Tabel Penolong untuk Perhitungan 101
Regresi Linear Berganda Sumur Bor
Lampiran 4 Tabel Penolong untuk Perhitungan 102
Regresi Linear Berganda Sumur Gali
Lampiran 5 Perhitungan Kuartil 103
Lampiran 6 Letak Koordinat Pengambilan Sampel Air Sumur Gali 105
Lampiran 7 Letak Koordinat Pengambilan Sampel Air Sumur Bor 106
Lampiran 8 Pengkonversian Letak Titik Sampel Air Sumur Gali dan 107
Sumur Bor
Lampiran 9 Perhitungan DHL Air Laut Pada Suhu 250C, DHL 108
Sumur Gali dan Sumur Bor suhu 250C
Lampiran 10 Kontur DHL Air Sumur Gali terhadap Jarak dan Kedalaman110
Lampiran 11 Kontur DHL Air Sumur Bor terhadap Jarak dan Kedalaman 115
Lampiran 12 Foto Alat dan Bahan Penelitian 120
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia
memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km2, dan
memiliki panjang pantai 95,181 km. Indonesia juga merupakan negara nomor
empat yang mempunyai pantai terpanjang dan 75% wilayahnya adalah lautan.
Meskipun demikian, Indonesia masih saja tidak pernah terlepas dari masalah yang
berhubungan dengan kondisi air bersih. Banyak kota-kota besar di Indonesia yang
masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Misalnya di kota Sumatera Utara
khususnya daerah yang berada di dekat pesisir pantai.
Air merupakan salah satu sumber utama bagi manusia. Manusia tidak bisa
dipisahkan dari air. Banyak kegiatan makhluk hidup khususnya manusia yang
yang memerlukan air dalam kehidupannya hari. Dalam kehidupan
sehari-hari air digunakan untuk minum, mandi, mencuci, masak, dll. Dari hasil penelitian
di dalam tubuh manusia hampir terdapat 60-70% air dan sisanya adalah
sumber-sumber makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu manusia tanpa
bersifat dapat diperbaharui (renewable), karena air tanah merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari siklus hidrologi di bumi, yang ditemukan pada reservoir air
tanah. Reservoir ini berasal dari peresapan air hujan yang turun ke bumi
(Wuryantoro,2007).
Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk air bersih
dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya. Kebutuhan air tanah
selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang
selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada
2
kebutuhan domestik sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan,
dan sebagainya ( Sriyono, 2000).
Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari
dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan
pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang
muncul di permukaan tanah. Pada musim hujan kandungan air pada akifer
meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada
sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung
kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya
konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan
teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air
tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika
potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat
mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat
karena tekanan hidrostatika air laut (Soemarto, 1995).
Masyarakat di Indonesia hampir seluruhnya masih menggunakan air tanah
dalam kegiatan sehari-hari, khususnya di kota Sumatera Utara. Sebagai Negara
yang alamya kaya akan kandungan mineral, tetapi air tanah di Indonesia masih
sering ditemui mengandung besi, mangan, timbal, cadmium yang cukup tinggi. Di
dalam air tanah lebih sering ditemukan kandungan besi dan mangan. Kandungan
logam berat ini selalu ada bersama-sama terdapat dalam air tanah. Bagi manusia
kedua logam adalah esensial tetapi juga toksik. Keberadaannya dalam air tidak
saja dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga dapat dikenali secara
organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1 mg/L, air terasa
pahit-asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning kecoklatan (Lee, 1990 ).
Di daerah pesisir pantai, penggunaan air tanah oleh penduduk perlu
mendapat perhatian yang serius karena masih terbatasnya sarana Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM), seiring dengan semakin meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk, maka tingkat konsumsi air juga semakin tinggi.
3
keseluruhan air tawar yang berada di bumi, sedangkan selebihnya berada di danau,
sungai dan lain-lain (Hendrayana, 1994).
Misalnya daerah sekitar Hamparan Perak adalah termasuk daerah dekat
pantai Belawan yang secara administrasi pemerintahan termasuk wilayah
kabupaten Deli Serdang. Daerah kecamatan Hamparan Perak terletak diketinggian
berkisar 0 - 2,5m dari permukaan laut dan penduduk sekitar daerah tersebut masih
terbatas untuk mendapatkan air PDAM. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga maka penduduk daerah tersebut membuat sumur gali dan sumur bor.
Untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi dan dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan warga karena cara tersebut sangat mudah
dan lebih ekonomis.
Kesulitan untuk mendapatkan sumber air bersih dari PDAM membuat
masyarakat membuat sumur bor dan sumur gali di rumah warga. Pembuatan
sumur bor memang harus berijin dan dikenai pajak, namun banyak para
pengusaha dan masyarakat membuat sumur bor tanpa melakukan proses perijinan.
Keberadaan jumlah dan lokasi sumur bor semakin banyak. Oleh karena itu air
bawah tanah menjadi berkurang, sehingga terjadi penurunan muka tanah di
kawasan pantai Kota Belawan. Pengembilan air tanah berlebihan di kawasan
daerah yang dekat dengan pantai Belawan akan menyebabkan terjadi penyusupan
air laut ke daratan. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan kualitas air tanah dan
sejauh mana intrusi air laut sudah menyusup ke dataran pantai Kota
Belawan(Situmorang.2003).
Intrusi air laut menjadi persoalan yang serius bagi penduduk yang tinggal di
dekat garis pantai, karena pengambilan air tanah yang secara berlebihan tanpa
harus memperhatikan daya dukungnya, yang dapat menyebabkan terjadinya
intrusi air laut ke dalam sumur-sumur penduduk. Besarnya nilai intrusi air laut
tersebut dapat dilihat dari nilai daya hantar listrik (DHL) air di daerah tersebut.
Air yang sudah terintrusi air laut kualitasnya menurun.
Penyebab utama pencemaran air adalah pembuangan air limbah secara
langsung ke lingungan. Limbah yang masuk ke dalam air lingkungan dapat berupa
4
memperhatikan dan melaksanakan pengolahan air limbah industri dan masyarakat
umum tidak membuang limbah secara sembarangan maka masalah pencemaran
air tidak perlu dikawatirkan. Namun pada kenyataannya air di lingkungan hampir
semuanya sudah tercemar oleh limbah industry (Wardhana.2004).
Pengaruh pencemaran logam berat dan beracun terhadap lingkungan hidup
bagi kesehatan manusia tidak diragukan lagi. Salah satu lokasi pencemaran air
yang sangat rentan terhadap keberadaan logam kadmium adalah Perairan Belawan.
Belawan merupakan suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan terbesar di kota
Medan. Perairan Belawan menjadi tempat bermuaranya Sungai Deli yang telah
tercemar oleh logam berat berbahaya yaitu : Cu, Pb, Cd, Zn, Cr, Ni dan Sianida.
Hal ini disebabkan karena di daerah aliran sungai ini terdapat beberapa industri
yang menggunakan bahan-bahan yang mengandung logam berat dalam proses
produksinya seperti industri pembuatan barang dari logam, industri plastik dan
industri karet. Kondisi sungai yang tercemar dapat terlihat dari warna fisik sungai
yang coklat kehitaman dan mengeluarkan aroma busuk menyengat. Banyak dari
tanaman yang tumbuh di sekitar sungai ini menjadi kerdil dan layu, selain itu
hewan air seperti ikan akan sulit hidup jika ikan hidup tidak akan aman untuk
dikonsumsi oleh manusia akibat pencemaran logamnya yang terakumulasi dalam
daging ikan (Wardhana, dalam Palma Juanta, 2014).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di beberapa daerah
penelitian yang sama, ditemukan bahwa faktor yang paling mempengaruhi
terjadinya intrusi air laut disebabkan adanya eksploitasi air tanah secara
berlebihan, sehingga menurunnya tekanan air tanah dan mempermudah air laut
untuk masuk ke dalam pori-pori lapisan akuifer. Perembesan (intrusi) air laut
menjadi hal yang sangat serius, mengingat bahwa wilayah Indonesia dikelilingi
laut yang luas, sehingga perlu diadakan penelitian dibeberapa daerah pesisir pantai
mengenai perembesan air laut. Menurut hasil penelitian sebelumnya di daerah
pesisir pantai Belawan sampai di daerah KIM (Kawasan Industri Medan) sejauh
14 km dari garis pantai bebas sudah terintrusi yang tidak jauh daari Hamparan
5
Banyak peneliti-peneliti sebelumnya yang sudah meliti intrusi air laut pada
daerah Kecamatan Hamparan Perak. Adapun hasil penelitian dari peneliti
sebelumnya , yaitu:
Tabel 1.1. Hasil Penelitian Intrusi Air Laut
No. Nama
Peneliti
Hasil Penelitian
1. Sigalingging.
2007
Di kecamatan Hamparan Perak bahwa semua air sumur gali
yang di teliti telah terintrusi air laut mulai dari tingkat intrusi
sedikit sampai tingkat intrusi palingg tinggi. Kadar Daya
Hantar Listrik terendah pada sumur gali yakni pada sumur
gali SG 23 dengan nilai Daya Hantar Listrik 306,73
mhos/cm yang terdapat di desa Paya Bakung dengan
kedalaman sumur 3,2 m dan dengan jarak dari garis pantai
adalah 16770 m. Sedangkan tertinggi pada sumur gali yakni
pada SG 2 dengan nilai DHL 2261,45 mhos/cm dengan
kedalaman sumur 2,5 m dan jarak dari garis pantai adalah
16115 m. Kedalaman dan jarak sumur dari garis pantai tidak
berpengaruh nyata terhadap daya hantar listrik dengan
koefisien determinasi 0,00094 atau 0,094%.
Kandungan timbal untuk industri III,IV,V tergolong perairan
yang tercemar, kandungan kadmium untuk industri V
tergolong perairan yang sedang, kandungan tembaga untuk
industry I, II tergolong perairan yang tercemar dan industry
III,IV,V tergolong perairan yang sedang, kandungan Arsen
6
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan para peneliti yang terlebih
dahulu hanya meneliti Intrusi Air Laut di Kecamatan Hamparan Perak. Peneliti
sebelumnya juga tidak ada yang meneliti kandungan logam berat air di kecamatan
Hamparan Perak. Hal tersebutlah yang menjadi alasan peneliti ingin meneliti “Analisis Intrusi Air Laut dan Kandungan Logam Berat pada Air Sumur Gali Dan Sumur Bor Di Kecamatan Hamparan Perak”. Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut akibat penyedotan air
bawah tanah oleh masyarakat kecamatan Hamparan Perak untuk keperluan
sehari-hari dan upaya untuk mengetahui sejauh mana penyedotan air bawah tanah yang
tidak secara berlebihan. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kandungan logam berat pada air sumur gali dan sumur bor di kecamatan
Hamparan Perak.
1.2. Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas penulis membatasi masalah hanya
pada pengukuran daya hantar listrik sumur bor di sekitar desa kecamatan
Hamparan Perak dengan konduktivitimeter dan pengukuran kadar logam berat
pada air sumur gali dan sumur bor.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Berapakah nilai Daya Hantar Listrik (DHL) air sumur gali dan sumur bor di
desa kecamatan Hamparan Perak?
2. Bagaimanakah keadaan kandungan logam berat pada sumur gali dan sumur
bor di kecamatan Hamparan Perak?
3. Apakah ada hubungan antara jarak dengan besarnya nilai daya hantar listik
7
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai daya hantar listrik (DHL) air sumur gali dan
sumur bor.
2. Untuk mengetahui keadaan kandungan logam pada air sumur gali dan
sumur bor di kecamatan Hamparan Perak.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara jarak dengan
besarnya nilai daya hantar listrik (DHL)
1.5. Manfaat Pelitian
1. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai intrusi air laut yang
terjadi di daerah penelitian.
2. Sebagai informasi bagi instansi yang terkait untuk pembangunaan
wilayah yang berkaitan dengan penyediaan sarana air bersih.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan:
1. Pada sumur gali dan sumur bor, semua air sumur telah terintrusi dengan
tingkat intrusi tingkat tinggi. Nilai daya hantar listrik (DHL) pada sumur
gali, DHL tertinggi 2520.325 250C) terdapat pada sumur gali
17 (Desa Sei Baharu Dusun 5) yang berada pada jarak 21604 m dari garis
pantai dengan kedalaman sumur 2 m. DHL pada sumur bor, DHL tertinggi
9500 250C) terdapat pada sumur bor 15 (Desa Sei Baharu
Dusun 5) yang berada pada jarak 21402 m dari garis pantai dan kedalaman
sumur 20 m.
2. Berdasarkan laporan hasil analisa pengujian sampel di Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Medan, diperoleh hasil kandungan logam berat timbal
(Pb) yang negatif. Hal itu dapat disimpulkan bahwa di setiap sampel air
sumur gali dan sumur bor tidak terdapat kandungan logam berat timbal (Pb).
Sedangkan logam berat Besi (Fe) yang terdapat pada sumur gali 17 sebesar
1,94. Dapat disimpulkan bahwa sumur gal 17 melewati batas baku mutu air
minum. Untuk uji logam berat kadmium sumur yang nilainya lebih besar
dari baku mutu air adalah pada sampel SG1, SG2, SG17, SG19, SB8, SB9,
SB15. Dan dari hasil penelitian kandungan logam berat hanya ada 1 sampel
air sumur yang tidak melewati batas kadar baku mutu air yaitu SB16 (Desa
Sei Baharu 5) Oleh karena itu air sumur bor tersebut layak untuk di minum.
3. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan antara jarak terhadap
besarnya nilai daya hantar listrik. Besarnya nilai daya hantar listrik
96
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kepada Pemerintah
Kota Medan dan masyarakat yang berdomisili di daerah Kecamatan Hamparan
Perak khususnya di Desa Sei Baharu Dusun 2 dan 5 disarankan:
1. Kepada Pemerintah khususnya untuk Pemerintah Kecamatan Hamparan
Perak agar memperketat izin untuk membuat sumur gali dan sumur bor di
daerah batas antara air tawar dan air payau.
2. Kepada Pemerintah khususnya untuk Pemerintah Kecamatan Hamparan
Perak agar menyedikan fasilitas air bersih (PDAM) untuk keperluan
masyarakat.
3. Kepada masyarakat setempat agar menggunakan air bawah tanah
seperlunya. Dan tidak menggunakan air sumur gali sebagai sumber air
minum.
4. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk meneliti faktor-faktor lain yang
menyebabkan tingginya nilai DHL air bawah tanah dan mencari
97
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R, (2004). Kimia Lingkungan. Penerbit ANDI. Jakarta.
Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Davis , S.N, dan Wiest, R.J.M, (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc, New York.
Ginting, R.(2007). Korelasi Antara Daya Hantar Listrik (DHL)Dengan pH Air Sumur Gali Di Desa Lama Kecamatan Hamparan Perak.Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan.
Hendra, W . (2009). Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Bangkalan.Jurnal Aplikasi. Vol 7 :1907-753X
Hendrayana, H., (2004), Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan, Jurnal Aplikasi. Vol 9 : 1921- 756X
Juanta, P.(2014). Pendeteksian intrusi air laut dan Analisis kandungan air pada sumur bor dengan metode konduktivitas listrik di daerah Belawan. Skripsi FMIPA.Unimed. Medan
Kodoatie, J.R. (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yokyakarta.
Lee, R., (1990), Hidrologi Hutan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Linsley, R.K dan Franzini J.B. 1991. Teknik Sumber Daya Air. Erlangga. Jakarta.
Mahyum, S. (2012). Analisis Kualitas Air Laut Berdasarkan Parameter Fisika dan Kimia Serta Kandungan Logam Berat di Kawasan Industri Pesisir Pantai Sibolga. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan
Matahelumual, B. (2007). Penentuan Status Mutu Air Dengan Sistem Storet Di Kecamatan Bantar Gebang. Jurnal Geologi Indonesia. Vol. 2. 113-118
Moersidik, S dan Basuki, H. (1999). Analisis Kualitas Air. Universitas Terbuka. Jakarta
Notohadiprawiro, T. (1998). Tanah Dan Lingkungan. Gramedia. Jakarta
Poenyaloms. (2011). Makalah Geografi Perairan Darat (air tanah)
98
Saparuddin. (2010). Pemanfaatan Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air Bersih Di Kampus Bumi Bahari Palu.Jurnal SMARTek. Vol.8: 143-152
Siagian dalam Sinaga,L. (2013). Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali di Kecamatan Teluk Nibung Tanjung Balai Dengan Metode Konduktivitas Listrik. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan
Sigalingging, Y.,(2007).Pengukuran Daya Hantar Listrik Air Melalui Sumur Gali Di Daerah Hamparan Perak Dengan Metode Konduktivitas Listrik.
Skripsi FMIPA. Unimed. Medan
Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.
Situmorang, M. (2007). Kimia Lingkungan. FMIPA. Unimed. Medan
Soemarto., (1995), Hidrologi Teknik Ed 2, Erlangga, Jakarta.
Sosrodarsono dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Sriyono Nur Qudus, Dewi Liesnoor Setyowati.2000.model spasial ketersediaan air tanah dan instrusi air laut untuk menentukan zona konversi air tanah (sekripsi): Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Wardhana, W.A., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi. Yogyakarta
Wardana dalam Palma Juanta.(2014). Pendeteksian Intrusi Air Laut Dan Analisis Kandungan Air Pada Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Daerah Belawan. Skripsi.FMIPA. Unimed. Medan
Wilson, E.M., (1993), Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Penerbit ITB. Bandung
Wuryantoro.(2007). Aplikasi metode geolistrik tahanan jenis untuk menentukan letak dan kedalaman aquifer tanah (studi kasus di area temperak kecamatan sarang kabupaten rembang Jawa Tengah). FMIPA. Universitas Semarang
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0174/3ff6b e90.dir/doc/pdf. Diakses tanggal 21 Januari 2014
Vienastra. 2010. Intrusi Air Laut
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 06 Juli 1992 di Medan, Sumatera Utara
dari keluarga Drs.Marsangkap Silitonga, M.Pd dan Ibu Nurhaida Bakara,S.Pd.
Penulis merupakan anak ke dua dari empat bersaudara.
Pada tahun 1998, penulis masuk Sekolah Dasar Budi Murni 7 Medan,
tamat pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di Budi Murni 1 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 11 Medan.dan lulus pada tahun 2010 pada tahun 2010 penulis dinyatakan
lulus di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada Program Studi
Fisika Jurusan Fisika di Universitas Negeri Medan (UNIMED) melalui Jalur ujian