• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan Slims Cendana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan Slims Cendana"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PROTOTIPE PANGKALAN DATA

DIREKTORI INDONESIANIS MENGGUNAKAN SLiMS

CENDANA

RUDIANTO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan SLiMS Cendana adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Rudianto

(4)

RINGKASAN

RUDIANTO. Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan SLiMS Cendana. Dibimbing oleh MEUTHIA RACHMANIAH dan SULISTYO BASUKI.

Layanan referens merupakan salah satu layanan perpustakaan bagi pengguna. Untuk mendukung layanan tersebut dibutuhkan koleksi referens. Direktori Indonesianis merupakan salah satu koleksi referens. Di Indonesia, hanya sedikit perpustakaan yang memiliki direktori tersebut. Buku direktori Indonesianis yang ada merupakan buku terbitan lama dan belum diperbarui. Bentuknya yang tercetak dan jumlah yang terbatas mengakibatkan pengguna kesulitan mencari data Indonesianis. Selain itu, direktori Indonesianis yang dilayankan secara online

belum tersedia.

Objek penelitian ini adalah membangun sebuah pangkalan data direktori Indonesianis berbasis web menggunakan SLiMS Cendana. Penelitian ini terdiri dari lima tahapan yaitu: 1) penyelidikan awal yang terdiri dari studi literatur tentang Indonesianis, komunikasi dengan pakar, penelusuran buku direktori Indonesianis tercetak, dan investigasi pangkalan data direktori online lainnya, 2) penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis sebagai data pengujian, 3) pengkajian SLiMS untuk mengetahui apakah SLiMS kompatibel dengan pangkalan data direktori Indonesianis, 4) pembuatan prototipe, (5) pengujian fungsionalitas sistem menggunakan tes penerimaan pengguna (user

acceptance test) dan pengujian mesin pencari OPAC untuk mengetahui tingkat

recall dan precision pencariannya.

Adapun metode pembuatan aplikasi menggunakan metode prototyping, pemodelan proses menggunakan flowchart dan data flow diagram (DFD). Pemodelan data menggunakan entity relationship diagram (ERD). Penentuan sampel data Indonesianis menggunakan metode purposive sampling dengan menetapkan kriteria yaitu: sarjana dengan latar belakang pendidikan ilmu sosial, Indonesianis yang terindeks oleh Googlescholar, dan masih aktif menulis dalam lima tahun terakhir (sesudah tahun 2009).

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa jumlah perpustakaan yang memiliki koleksi direktori Indonesianis sedikit jumlahnya. Direktori Indonesianis hanya tersedia di kota Jakarta, Medan, Malang dan Yogyakarta. Pemilihan sampel data Indonesianis memperoleh hasil: 1) dari 1.342 Indonesianis yang dikumpulkan, sebanyak 1.052 Indonesianis memiliki judul publikasi yang terindeks

Googlescholar, 2) ditemukan sebanyak 86 orang Indonesianis memiliki publikasi

sesudah tahun 2009. O leh karena itu, 86 orang Indonesianis ini yang ditetapkan sebagai data pengujian. Langkah berikutnya, pengkajian yang dilakukan terhadap SLiMS menghasilkan kesimpulan bahwa SLiMS belum kompatibel terhadap pangkalan data direktori Indonesianis karena modul untuk memasukkan data Indonesianis belum tersedia. Selain itu, perlu memodifikasi beberapa modul supaya dapat menampung data Indonesianis. Selanjutnya pembuatan prototipe pangkalan data direktori Indonesianis menggunakan metode prototyping, meliputi identifikasi kebutuhan pengguna, perancangan, pengkodean dan pengujian.

(5)

di http://www.indonesianist.web.id. Pengujian terdiri atas user acceptance test

dan pengujian OPAC Indonesianis. Pengujian user acceptance test memperoleh hasil, 96% sistem dapat berjalan dengan baik dan 4% sistem gagal berfungsi karena fasilitas untuk mengetahui jumlah Indonesianis belum berfungsi. O leh karena itu, aplikasi dinilai dapat diterima oleh pengguna. Selanjutnya pengujian mesin pencari OPAC prototipe pangkalan data online direktori Indonesianis. Hasil pengujian cukup memuaskan, pencarian simple search dan advance search

berhasil menampilkan hasil pencarian dengan tingkat recall dan precision sebesar 100%. Prototipe pangkalan data direktori Indonesianis dapat diterima dan digunakan oleh pengguna sesuai kebutuhan. Penelitian ini telah berhasil membuat sebuah prototipe pangkalan data direktori Indonesianis berbasis web yang dilayankan secara online. SLiMS Cendana dapat digunakan dan dimodifikasi sesuai kebutuhan perpustakaan dan pengguna perpustakaan.

(6)

SUMMARY

RUDIANTO. Directory of Indonesianist Database Prototyping Using SLiMS Cendana. Supervised by MEUTHIA RACHMANIAH and SULISTYO BASUKI.

Reference service is one of the library services for user. In order to support the reference service, it needs reference collection. O ne of the reference collections among others is the directory of Indonesianist. In Indonesia, only a few libraries own such directory. The directory of Indonesianists is an outdated publication that need revision. The directory is available in printed format and limited edition, hence the library user find difficulties in finding the indonesianist data. Until present time, online Indonesianist directory is unavailable.

The research objective is to build an online web-based directory of Indonesianist database using SLiMS Cendana. The research had five steps: (1) preliminary investigation, consisted of Indonesianist literature studies, expert communication, seeking printed directory of Indonesianist, and online directory investigation, (2) determination sample of Indonesianist data and publication’s title using Googlescholar, Scholarometer and Googlebooks, (3) Investigation of SLiMS compability to Indonesianist directory database, (4) Prototyping Indonesianist directory database, and (5) system functionality testing using user acceptance test (UAT) and OPAC search engine testing to determining recall and precision.

The development of the application using prototyping method. Further, the process prototyping using flowchart and data flow diagram (DFD), and the data prototyping using entity relationship diagram (ERD). Determination sample of Indonesianist data using purposive sampling method. It is done by determining some criteria, i.e: bachelor of social sciences, Indonesianists who have been indexed by Googlescholar, and who are active in writing for the last five years (after the year of 2009).

Early investigation shows that there are only a few Indonesian libraries own such Indonesianist directory. O nly the libraries in Jakarta, Medan, Malang, and Yogyakarta provide the directory. The Indonesianist data sampling shows some results: 1) among 1.342 Indonesianists gathered, 1.052 Indonesianist have published papers indexed by Googlescholar, 2) 86 Indonesianists have papers that were published after the year of 2009. Therefore, the 86 Indonesianists are taken as the testing data. O n the next step, the SLiMS assessment comes to the conclusion that SLiMS is not compatible with Indonesianists online directory database. It is because the module to input Indonesianist data has not yet been provided. Next, prototyping of Indonesianist online directory using prototyping method. It includes user need identification, design, coding, and testing.

(7)
(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional

pada

Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

PEMBUATAN PROTOTIPE PANGKALAN DATA

DIREKTORI INDONESIANIS MENGGUNAKAN SLiMS

CENDANA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(10)
(11)
(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala kuasa dan pertolongan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini adalah Pembuatan Prototipe Pangkalan Data Direktori Indonesianis Menggunakan SLiMS Cendana.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Meuthia Rachmaniah, MSc dan Bapak Profesor Sulistyo Basuki, PhD selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan di antara kesibukan beliau. Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Aziz Kustiyo, SSi MKom yang senantiasa memberi asa dan tak henti- hentinya mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis ucapkan terima kasih pula kepada Bapak Dr Ir Pudji Muljono, MSi yang berkenan meluangkan waktunya menjadi penguji pada sidang tesis. Semua dosen dan staf di Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan yang sudah banyak memberikan pencerahan dan menularkan semangat belajar kepada penulis.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Perpustakaan Nasional RI selaku pemberi beasiswa sehingga penulis dapat melaksanakan tugas belajar pada Program Studi Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan di Institut Pertanian Bogor. Kepada Ibu Dra Opong Sumiati, MSi dan Ibu Dra Sarwidiarti Mrihastuti, SS MSi selaku atasan penulis yang telah memberikan kesempatan dan kelonggaran waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Profesor William R Liddle dari Ohio

State University atas keramahan dan dukungan beliau, Hendro Wicaksono dan

Eddy Subrata dari Senayan Developers Community, serta teman-teman MTP Angkatan 2011 yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan se mangat sehingga selesainya tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Didik Pribadi yang sudi meluangkan waktu dan membagi ilmunya dalam pembuatan prototipe ini. Ungkapan terima kasih dan syukur kebahagiaan penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, Istri serta ketiga anak tercinta (Kukuh, Ruruh, Tutah), atas segala pengorbanan, doa dan kasih sayangnya. Penulis berharap selesainya tesis ini bisa menjadi penyembuh bagi ibu tercinta yang sedang terbaring sakit.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu perpustakaan di Indonesia.

Bogor, September 2015

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

2 TINJAUAN PUSTAKA 3

Pengertian Indonesianis 3

Ilmu Sosial 3

Koleksi Referens 5

Senayan Library Management System (SLiMS) Versi Cendana 5

Prototyping 6

Pemodelan Proses, Pemodelan Data, dan Perancangan Antarmuka 7

Pangkalan Data 8

Temu Kembali Informasi, Recall, dan Precision 9

User Acceptance Test dan Metode Black Box 10

Roadmap Penelitian 11

3 METODE 12

Kerangka Pemikiran 12

Alur Penelitian 12

Metode Pengembangan Aplikasi 13

Metode Penentuan Sampel Data 13

Waktu Pelaksanaan dan Tempat Penelitian 14

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Penyelidikan Awal 15

Penentuan Sampel Data Indonesianis dan Judul Publikasi Indonesianis 20

Pengkajian SLiMS 25

Pembuatan Prototipe 26

Pengujian 43

5 SIMPULAN DAN SARAN 49

Simpulan 49

Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

(14)

RIWAYAT HIDUP 70

DAFTAR TABEL

1 Kondisi ketersediaan lima buku direktori Indonesianis di beberapa

OPAC perpustakaan 19

2 Perbandingan fitur beberapa direktori online 20 3 Jumlah Indonesianis yang ditelusur menggunakan Googlescholar dan

Scholarometer berdasarkan sumber data yang digunakan 23

4 Kebutuhan fungsional pangkalan data direktori Indonesianis 27 5 Kebutuhan data pangkalan data direktori Indonesianis 28 6 Tahapan normalisasi pangkalan data direktori Indonesianis 36 7 Jumlah pertanyaan kepada responden untuk pengujian tingkat recall dan

precision 43

8 Perbandingan pencarian Indonesianis secara konvensional dan pencarian menggunakan pangkalan data direktori Indonesianis 47

DAFTAR GAMBAR

1 Metode prototyping 7

2 Recall dan Precision 9

3 Alur penelitian 13

4 Penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar 21 5 Penelusuran judul publikasi menggunakan Scholarometer 22 6 Penelusuran judul publikasi menggunakan Googlebooks 22 7 Jumlah Indonesianis yang terindeks Googlescholar 23

8 Jumlah Indonesianis yang aktif menulis 24

9 Hasil penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar dan

Scholarometer berdasar cabang ilmu sosial yang diteliti 24

10 Halaman utama SLiMS 25

11 Halaman utama Administrator SLiMS 26

12 Diagram konteks 29

13 DFD Level 1 30

14 DFD Level 2 (Proses 1 dan 2) 31

15 Flowchart pencarian Indonesianis 32

16 Flowchart pencarian publikasi 33

17 DFD Level 2 (Proses 3, 4 dan 5) 30

18 Flowchart untuk menu Administrator setelah Login 35

19 ERD hasil modifikasi 38

20 Sistematika menu pangkalan data direktori Indonesianis 39 21 Rancangan halaman utama pangkalan data direktori Indonesianis 40 22 Rancangan pencarian advancesearch OPAC Indonesianis 40 23 Rancangan jendela recorddetail Indonesianis 41

(15)

25 Rancangan jendela pencarian OPAC publikasi 42

26 Rancangan jendela List of Indonesianist 42

27 Rancangan halaman input data Indonesianis 43

28 Hasil pengujian recall dan precision OPAC tahap pertama 45 29 Hasil pengujian recall dan precision OPAC tahap kedua 46 30 Pencarian data Indonesianis secara konvensional 48 31 Pencarian data Indonesianis menggunakan pangkalan data direktori

Indonesianis 49

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar dan

Scholarometer 52

2 Hasil pengkajian terhadap modul yang disediakan oleh SLiMS 54

3 Rekapitulasi pengujian user acceptance test 57

4 Daftar pertanyaan untuk pengujian recall dan precision pencarian

menggunakan OPAC Indonesianis 59

5 Daftar pertanyaan untuk pengujian recall dan precision pencarian

menggunakan OPAC Publikasi 63

6 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap pertama

menggunakan OPAC Indonesianis 66

7 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap pertama

menggunakan OPAC Publikasi 67

8 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap kedua

menggunakan OPAC Indonesianis 68

9 Rekapitulasi hasil pengujian recall dan precision tahap kedua

(16)
(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Definisi perpustakaan nasional disepakati pertama kali pada pertemuan

Conference of Directors of National Libraries (CDNL) di Bangkok pada tahun

1999. Pada pertemuan tersebut, perpustakaan nasional didefinisikan sebagai sebuah institusi yang didanai oleh negara baik langsung maupun tidak langsung, yang bertanggung jawab atas pengumpulan dan pencatatan bibliografi. Institusi ini bertanggung jawab pula terhadap pelestarian dan penyediaan warisan dokumenter secara komprehensif yang berasal atau berkaitan dengan negara tersebut (Feather dan Sturges 2003). Tugas perpustakaan nasional di Indonesia dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (selanjutnya ditulis Perpusnas). Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Pasal 21(3) huruf a dan b disebutkan bahwa tugas Perpusnas adalah mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat dan untuk melestarikan budaya bangsa. Koleksi nasional menurut pasal 1(3) adalah semua karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam dalam berbagai media yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, baik yang berada di dalam maupun luar negeri yang dimiliki oleh perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu bagian dari koleksi nasional adalah Bibliotheca Indonesiana.

Biblioteca Indonesiana adalah kumpulan materi perpustakaan tentang Indonesia baik terbitan dalam maupun luar negeri (Sulistyo-Basuki 2009). Bibliotheca Indonesiana berisi materi perpustakaan atau koleksi dengan judul-judul publikasi tentang Indonesia yang ditulis oleh peneliti sejak zaman kolonial hingga sekarang. Materinya berbentuk buku dan jurnal terutama berasal dari bidang ilmu sosial yang fokus membahas tentang Indonesia. Peneliti ini lazim dikenal sebagai Indonesianis. Perpusnas memiliki tugas mengumpulkan koleksi Bibliotheca Indonesiana, termasuk mengembangkan direktori Indonesianis. Dengan adanya Direktori Indonesianis akan diketahui judul publikasi mana saja yang termasuk dalam Bibliotheca Indonesiana.

Perumusan Masalah

Direktori Indonesianis merupakan salah satu koleksi referens yang digunakan pada layanan referens di perpustakaan. Direktori Indonesianis yang ada saat ini adalah buku terbitan lama dan belum diperbarui kembali. Di Indonesia, jumlah perpustakaan yang memiliki direktori Indonesianis sedikit. Bentuknya yang tercetak dan jumlah yang terbatas mengakibatkan pengguna kesulitan mencari data Indonesianis. Selain itu, direktori Indonesianis yang dilayankan secara online belum tersedia. Direktori Indonesianis masih dilayankan secara konvensional dalam bentuk tercetak. Untuk itu perlu dibuat sebuah direktori Indonesianis berbasis web yang dilayankan secara online. Penelitian ini membuat prototipe pangkalan data direktori Indonesianis menggunakan SLiMS Cendana supaya dapat dilayankan secara online. Diharapkan dengan adanya direktori

(18)

2

dijadikan rujukan dengan cepat dan mudah tanpa harus datang ke perpustakaan yang memiliki direktori Indonesianis tercetak. Begitu pula pembaruan data Indonesianis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Tujuan Penelitian

Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini guna merumuskan jawaban dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, yaitu:

1. Membuat prototipe pangkalan data direktori indonesianis.

2. Menguji prototipe melalui tes penerimaan pengguna (User Acceptance Test) 3. Menguji pencarian OPAC Indonesianis untuk mengetahui tingkat recall dan

precision.

4. Mengetahui siapa yang dimaksud dengan Indonesianis.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah:

1. Bagi pengguna, tersedianya sebuah koleksi referens berbentuk direktori Indonesianis yang dilayankan secara online supaya memudahkan pengguna mencari data Indonesianis dengan mudah dan cepat.

2. Bagi Perpusnas, menjadi dasar kebijakan pengembangan direktori Indonesianis berbasis web yang lebih sempurna dalam rangka mengembangkan koleksi nasional.

3. Bagi keilmuan, adalah pengembangan keilmuan khususnya aplikasi teknologi informasi untuk kegiatan perpustakaan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1. Melakukan pengkajian terhadap SLiMS.

2. Melakukan perancangan prototipe pangkalan data direktori Indonesianis dan menambahkan modul lain yang diperlukan berdasar pengkajian terhadap SLiMS.

3. Melakukan ujicoba prototipe dengan melakukan manipulasi data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis.

4. Melakukan pengujian oleh pengguna melalui user acceptance test dan pengujian mesin pencari OPAC Indonesianis untuk mengetahui recall dan

precision.

(19)

3

2

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Indonesianis

Indonesianis menurut Sulistyo (1996) adalah sarjana atau ilmuwan ahli Indonesia, berpendidikan universitas maupun tidak, namun memiliki kualitas pemikiran setara dengan lulusan universitas. Indonesianis ini harus pernah menulis karya yang dapat dikategorikan ke dalam studi sejarah atau politik Indonesia. Karya itu berupa disertasi doktor, tesis master, buku atau monograf hasil penelitian atau artikel di jurnal ilmiah yang besar pengaruhnya terhadap studi sejarah dan atau politik Indonesia. Sulistyo hanya memasukkan Indonesianis yang berasal dari studi sejarah dan politik, Indonesianis dari bidang lain seperti antropologi, sosiologi atau ekonomi tidak dimasukkan ke dalam buku tersebut.

Menurut Fatah (2004) Indonesianis adalah orang-orang yang berlatar belakang akademisi intelektual yang mengamati Indonesia secara serius dan terus menerus, menjadikan Indonesia sebagai lahan kajian akademisnya, serta menuliskannya ke dalam produk kajian serius sehingga bisa ditelusur jejak teoritisnya. Menurut Heryanto (2011) menjelaskan Indonesianis adalah pakar kajian Indonesia yang digunakan di luar Indonesia bagi berbagai kegiatan penelitian atau pengajaran dengan minat khusus pada seluk beluk Indonesia. Lebih rinci lagi, Heryanto (2011) hanya menyebutkan orang-orang yang melakukan kajian Indonesia dari bidang ilmu sosial yang disebut sebagai Indonesianis. Peneliti yang melakukan kajian terhadap Indonesia di luar ilmu sosial tidak disebut sebagai Indonesianis.

Ilmu Sosial

Ilmu sosial menurut MacKenzie dalam Sumaatmadja (1986) adalah semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. Pengertian lainnya menurut Calhoun dalam Garna (1996) ilmu sosial adalah studi tingkah laku kelompok umat manusia. Dalam pengertian yang dikemukakan oleh Calhoun ini jelas bahwa objek studi ilmu sosial dijadikan sebagai batasan untuk ilmu sosial, artinya semua disiplin ilmu yang mempelajari tingkah laku kelompok umat manusia dimasukkan ke dalam ilmu sosial. Apabila ada disiplin ilmu yang mempelajari ilmu selain berkaitan dengan tingkah laku umat manusia maka disiplin ilmu itu bukanlah termasuk ilmu sosial.

Cabang ilmu sosial menurut Pranaka dalam Garna (1996) berdasar disiplin ilmu dibagi menjadi delapan yaitu ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, geografi, psikologi, antropologi, dan sosiologi. Sumaatmadja (1986) menambahkan cabang ilmu sosial menjadi sepuluh cabang dengan menambahkan ilmu pendidikan, dan manajemen.

(20)

4

2. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dengan pekerjaannya, termasuk segala hasil pemikiran dan akal budinya atau yang disebut kebudayaan. Objek studi antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia. Secara luas kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, tidak terbatas pada peralatan, bangunan, pakaian, senjata, dan hal- hal lain seperti gagasan, peraturan dan hukum, ilmu pengetahuan, bahasa, dan hasil kebudayaan manusia.

3. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara bagaimana manusia memenuhi kebutuhan materinya melalui usaha memanfaatkan sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja yang terbatas. Objek studi ilmu eko nomi adalah aspek pemenuhan kebutuhan materi atau aspek ekonomi.

4. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang berkenaan dengan akulturasi, proses pranata sosial dalam rangka menanamkan nilai- nilai, norma, pembakuan, pengetahuan dan lain sebagainya kepada yang lebih muda oleh yang lebih tua. Bahkan secara lebih luas, pendidikan itu dilakukan pula oleh diri sendiri selama hidup atau seumur hidup. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah formal, melainkan juga terjadi di mana saja, selama manusia masih berhubungan dengan manusia lain dan alam sekitarnya.

5. Ilmu hukum adalah ilmu yang mempelajari pengaturan keadilan, ketertiban, keselamatan, hak dan kewajiban individu di masyarakat. Objek studi ilmu hukum adalah aspek norma sosial yang berlaku di masyarakat, terutama yang berkenaan dengan norma yang tertulis dan ditentukan berdasar peraturan dan perundang-undangan.

6. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mental manusia sebagai mahluk sosial. Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepribadian.

7. Geografi adalah ilmu yang mengemukakan deskripsi ilmiah tentang bumi sebagai dunia kehidupan manusia. Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan deskripsi dan penjelasan tentang pola-pola lokasi gejala statis atau bergerak di permukaan bumi. Objek studi geografi adalah hubungan alam dengan alam di ruang tertentu, hubungan kegiatan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam. 8. Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari riwayat tentang masa lampau atau

suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode tertentu yang dapat dipercaya. Riwayat masa lampau berkaitan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia menyangkut segala aspeknya.

9. Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem politik. Sistem politik yaitu semua pranata dan proses yang mengatur atau memerintah masyarakat. Politik itu sendiri diartikan sebagai proses pelaksanaan kekuasaan untuk mencapai tujuan tertentu. Atau juga diartikan sebagai teori, seni dan praktik memerintah. Objek studi ilmu politik adalah pemerintahan, kenegaraan, termasuk pelaksanaan kebijakan untuk memelihara kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman masyarakat.

(21)

5 bahwa dalam kehidupan masyarakat, baik yang menyangkut kenegaraan dan pemerintahan, maupun yang menyangkut perusahaan dan segala proses organisasi dan administrasinya memerlukan pengelolaan dan pengaturan untuk mencapai daya guna, tepat guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, cabang ilmu sosial ikut pula berkembang. Muncul bidang ilmu baru yang merupakan pengembangan dari ilmu sosial dasar dan penggabungan dari dua cabang ilmu sosial dasar sebelumnya seperti arkeologi, etnomusikologi, linguistik, sosiologi pendidikan, ekonomi politik, manajemen pendidikan, dan lain sebagainya.

Koleksi Referens

Koleksi referens atau koleksi rujukan menurut Sulistyo-Basuki (1993) adalah koleksi yang dirancang dan digunakan untuk konsultasi atau acuan dari masa ke masa untuk mencari informasi khusus. Yang termasuk koleksi referens adalah kamus, ensiklopedia, biografi, buku tahunan, almanak, dan ensiklopedia. Selain itu juga tersedia sumber geografis seperti gazeeteer, buku panduan, atlas, peta dan globe. Koleksi referens lainnya adalah direktori, buku pegangan, manual, sumber statistika, bibliografi, majalah indeks dan abstrak, serta sumber audio-visual. Koleksi referens tidak dipinjamkan karena koleksi tersebut diperlukan setiap waktu untuk keperluan konsultasi. Informasi di dalam koleksi referens disusun untuk memudahkan penelusuran secara cepat dan menyeluruh. Susunan ini dapat menurut abjad, judul, sub yek atau kronologis disertai indeks untuk keperluan temu kembali.

Direktori menurut Feather dan Sturges (2003)diartikan sebagai sebuah buku yang berisi daftar nama dan alamat, terkadang disertai dengan informasi tambahan lainnya. Menurut Subroto (2009) direktori berasal dari kata direct yang berarti menunjuk. Direktori adalah suatu bahan rujukan yang memuat daftar organisasi atau perorangan, disusun secara alphabetis atau sistematis. O leh karena itu, direktori Indonesianis adalah suatu bahan rujukan (referens) yang memuat da ftar peneliti tentang Indonesia, terutama berasal dari ilmu sosial, yang disusun secara sistematis atau alphabetis.

Senayan Library Management System (SLiMS) Versi Cendana

Senayan (www.slims.web.id) atau lengkapnya Senayan Library Manage

ment System adalah perangkat lunak sumber terbuka gratis atau Free Open Source

Software (FOSS) untuk manajemen sumber daya perpustakaan yang dilisensikan

di bawah GPL v3. GPL atau The GNU General Public License (www.gnu.org) adalah lisensi copyleft untuk perangkat lunak dan karya lainnya. Lisensi ini dirancang untuk memastikan kebebasan untuk menggunakan, membagi, mengubah atau memodifikasi, mendistribusi ulang, mendapatkan sumber terbuka

(source code), dan boleh menerima bayaran atas implementasi atau distribusi dari

(22)

6

modifikasi, dan versi berikutnya. Menurut Rakhmawati (2006), pengguna dapat mengambil source code dan memodifikasi perangkat lunak berlisensi GPL tanpa pembatasan dengan ketentuan:

1. Perangkat lunak yang menggunakan lisensi GPL harus didistribusikan secara harfiah, menyertakan hak cipta (copyright) dan sangkalan (disclaimer). Pengguna dapat meminta pembayaran pada pendistribusiannya, namun perangkat lunak tersebut harus tetap gratis.

2. Perangkat lunak yang dibuat atau diturunkan dari perangkat lunak yang berlisensi GPL harus berlisensi GPL juga. O leh karena itu GPL sering disebut dengan lisensi viral karena jika kode program diturunkan harus menyertakan lisensi yang sama.

3. Versi perubahan dari perangkat lunak juga tetap berlisensi GPL. Perubahan ini harus ditandai dan diberi tanggal.

4. Source code untuk dimodifikasi harus tersedia secara bebas dan gratis kecuali

pembayaran distribusi.

5. Jika ada kondisi yang bertentangan dengan lisensi GPL, maka pendisribusian dihentikan.

6. Tidak ada jaminan atau garansi untuk perangkat lunak. Kemungkinan kesalahan (error) masih bisa terjadi.

Cendana adalah nama kode aplikasi pengembangan SLiMS. Aplikasi web ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. SLiMS menyediakan fasilitas pengaturan bibliografi, meliputi manipulasi data bibliografi (input, update, delete), penelusuran data bibliografi melalui Akses Katalog Publik Daring atau Online Public Access Catalogue (OPAC), pengelolaan item, dan pencetakan label dan barcode. Fasilitas lainnya adalah aplikasi otomasi dan administrasi perpustakaan meliputi pengelolaan data anggota, peminjaman dan pengembalian buku, pencetakan kartu anggota, pelaporan dan

stock opname. Fasilitas terakhir adalah pengelolaan konten perpustakaan digital

berupa file pdf, word, power point, excel, dan multimedia. SLiMS dikembangkan oleh SLiMS Developers Community yang terdiri atas Hendro Wicaksono (Lead

Developer), Arie Nugraha (Lead Programmer), Wardiyono (Business Logic

Designer), Purwoko (Documentation and Community Support), Arif Syamsudin

(Documentation and Community Support), Rasyid Ridho (Documentation and

Community Support), Eddy Subrata (User Interface Designer and Programmer),

Indra Sutriadi (Programmer), dan Tobias Zeumer (Programmer).

Prototyping

Prototipe menurut Sommerville (2011) adalah sebuah versi awal dari perangkat lunak yang digunakan untuk mendemonstrasikan konsep dan mencoba pilihan rancangan. Pengertian lainnya, menurut McLeod (1993) prototipe adalah gambaran dari pengembang kepada pengguna tentang bagaimana perangkat lunak dalam bentuk akhir akan berfungsi. Proses menghasilkan prototipe disebut sebagai

prototyping. Whitten dan Bentley (2007) mengatakan, prototyping adalah suatu

(23)

7 hingga prototipe cukup untuk diterimanya implementasi dari persyaratan yang diminta dari pengguna akhir.

Menurut Sommerville (2011) tujuan prototipe harus dibuat secara jelas dan terperinci sejak awal proses perancangan perangkat lunak. Tahapan berikutnya adalah menentukan apa yang dibuat di dalam prototipe. Beberapa fungsi dapat dikesampingkan terlebih dahulu guna menghemat biaya pembuatan prototipe. Pada tahap terakhir yaitu evaluasi harus dibuat modul untuk pelatihan pengguna dan tujuan prototipe harus dapat digunakan. Pengguna memerlukan waktu untuk menjadi nyaman dengan perangkat lunak yang baru dan mencari pola penggunaan yang cocok. Pada saat pengguna dapat menggunakan perangkat lunak secara normal, pengguna dapat menemukan kesalahan. Gambar 1 memperlihatkan metode prototyping yang digunakan pada penelitian ini.

Mulai

Identifikasi kebutuhan pengguna

Pengembangan prototipe

Gunakan prototipe

Selesai Ya

Tidak Prototipe diterima?

Gambar 1 Metode prototyping (McLeod 1993)

Pemodelan Proses, Pemodelan Data, dan Perancangan Antarmuka

(24)

8

dilakukan dan bagaimana data berpindah di antara aktivitas itu. Cara yang sering digunakan adalah menggunakan diagram alir data atau data flow diagram (DFD).

Pemodelan data adalah cara formal untuk menggambarkan data yang digunakan dan diciptakan dalam suatu bisnis. Model ini menunjukkan orang, tempat atau benda yang datanya diambil, dan hubungan antar data. Salah satu cara pemodelan data adalah dengan menggunakan diagram hubungan entitas atau

Entity Relationship Diagram (ERD). Perancangan antarmuka adalah proses

pemodelan tampilan perangkat lunak di mana pengguna berinteraksi dengan perangkat lunak. Tujuan dari perancangan antarmuka pengguna adalah untuk memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna terhadap perangkat lunak. Dari perancangan ini akan terlihat bagaimana pengguna akan memasukkan data, melakukan pemilihan menu, maupun mendapatkan output dari pemrosesan perangkat lunak yang dikembangkan.

Pangkalan Data

Pangkalan data atau basis data menurut O’Brien (2003) adalah sebuah kumpulan data yang terintegrasi dari elemen data yang terhubung secara logical

dan menyimpan cantuman (record) sebelumnya pada file terpisah, menjadi bank data yang dapat menyediakan data bagi banyak aplikasi. Pengertian yang sama disampaikan oleh Fathansyah (1999), basis data adalah himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Pada praktiknya model yang digunakan adalah model basis data relasional, yaitu basis data disebar ke dalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel terdiri atas baris dan kolom. Tabel merupakan bentuk natural dalam menyatakan fakta/data yang sering digunakan.

Pemodelan awal basis data menggunakan ERD. Menurut Al Fatta (2007) ERD digunakan untuk menggambarkan hubungan antar entitas yang sekaligus menunjukkan hubungan antar data. Pada akhirnya ERD bisa digunakan untuk menunjukkan aturan bisnis yang ada pada sistem informasi yang sedang dibangun. Menurut Fatansyah (1999) ERD adalah pemodelan hubungan entitas yang berisi komponen, dan himpunan relasi yang masing- masing dilengkapi dengan atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang ditinjau. Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas. Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas lainnya ataupun sebaliknya. Atribut atau kolom data adalah pembentuk karakteristik atau sifat dari sebuah tabel.

Normalisasi menurut Indrajani (2014) adalah suatu teknik yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi hubungan, dimulai dengan menguji hubungan yaitu ketergantungan fungsional atribut. Pengertian lainnya adalah suatu teknik yang menghasilkan sekumpulan hubungan dengan sifat-sifat yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan pada sistem. Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasi kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut mencakup:

(25)

9 2. Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai functional

dependencies (ketergantungan fungsional).

3. Minimal duplikasi untuk tiap atribut.

Temu Kembali Informasi, Recall, dan Precision

Menurut Hasugian (2006) Temu kembali informasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, kemudian memanggil suatu dokumen dari suatu simpanan, sebagai jawaban atas permintaan informasi. Perolehan (recall) berhubungan dengan kemampuan sistem untuk memanggil dokumen yang relevan, sedangkan ketepatan (precision) berkaitan dengan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan. Recall sebenarnya sulit diukur karena jumlah seluruh dokumen yang relevan dalam database sangat besar. O leh karena itu presisi (precision) yang biasanya menjadi salah satu ukuran yang digunaka n untuk menilai keefektifan suatu sistem temu kembali informasi.

Data relevan

Himpunan data relevan di dalam pangkalan data

Gambar 2 Recall dan Precision (Sumber: www.creighton.edu)

(26)

10

dicapai dalam kegiatan penelusuran. Berdasar penjabaran tersebut diperoleh rumus sebagai berikut:

������ =Jumlah data relevan yang ada di pangkalan data x Jumlah data relevan yang terambil %

� ��� � =Jumlah data yang terambil relevan maupun tidak relevan x Jumlah data relevan yang terambil %

Menurut Pao dalam Hasugian (2006) kondisi ideal dari keefektifan suatu sistem temu kembali informasi adalah apabila perbandingan perolehan dan ketepatan sama besarnya (1:1). Namun menurut Rowley dalam Hasugian (2006) suatu sistem temu kembali informasi dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu menunjukkan ketepatan yang tinggi sekalipun perolehannya rendah.

User Acceptance Testing (UAT) dan Metode Black Box

Pada tahapan rekayasa perangkat lunak (software engineering), tes penerimaan pengguna (user acceptance test) adalah proses akhir yang dilakukan sebelum pengguna menggunakan perangkat lunak yang baru. Perangkat lunak diuji untuk meyakinkan pengguna bahwa perangkat lunak dapat berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan. Menurut Summervillle (2011), pengujian perangkat lunak berguna untuk:

1. Mendemonstrasikan kepada pengembang bahwa perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk perangkat lunak tertentu diperlukan paling sedikit satu pengujian untuk tiap kebutuhan pada dokumen kebutuhan pengguna.

2. Menemukan kesalahandi mana alur kerja pada perangkat lunak tidak berjalan dengan sempurna, tidak sesuai harapan atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Hal ini termasuk aplikasi yang tabrakan (crash), interaksi yang tidak diinginkan dengan perangkat lunak lain, atau terjadinya korupsi data.

UAT memerlukan tes yang formal dari pengguna untuk menentukan sebuah perangkat lunak diterima atau ditolak. Terdapat enam tahap dalam UAT (Sommerville 2011) yaitu:

1. Menentukan kriteria penerimaan perangkat lunak. Tahap ini harus dilakukan sebelum kontrak ditandatangani meskipun dalam prakteknya hal ini sulit untuk dilakukan karena akan ada banyak perubahan seiiring dengan proses pengembangan.

2. Merencanakan tes penerimaan. Tahap ini termasuk menentukan sumber daya manusia, waktu, dana, dan jadwal tes perangkat lunak yang sedang dikembangkan.

3. Memperoleh tes penerimaan. Setelah kriteria ditetapkan, tes harus dibuat untuk mengecek apakah perangkat lunak diterima atau ditolak.

(27)

11 5. Negosiasi hasil tes. Pada saat tes akan ditemukan beberapa kesalahan pada perangkat lunak, pengembang dan pengguna harus melakukan negosiasi untuk menentukan apakah perangkat lunak tetap dapat digunakan atau tidak.

6. Menolak atau menerima perangkat lunak. Pada tahap ini, diadakan pertemuan antara pengembang dan pengguna untuk menentukan apakah sebuah perangkat lunak dapat digunakan atau ditolak.

Menurut Pressmann (2010) bahwa fungsionalitas sebuah perangkat lunak dapat diuji dengan menggunakan metode kotak hitam (black box). Perangkat lunak yang sudah dibuat prototipenya diumpamakan seperti sebuah kotak hitam yang akan diuji dengan memasukkan sekumpulan kondisi masukan untuk dilihat apakah responnya sesuai dengan permintaan rancangan. Metode ini bertujuan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori yaitu: (1) fungsi yang salah atau hilang, (2) kesalahan antarmuka, (3) kesalahan dalam struktur data atau akses data eksternal, (4) kesalahan perilaku dan kinerja, (5) kesalahan inisiasi dan terminasi.

Roadmap Penelitian

Penelitian sebelumnya tentang Indonesianis antara lain dilakukan oleh KITLV (1987). Penelitian menghasilkan sebuah buku direktori Indonesianis terutama yang berasal dari Eropa Barat. Direktori ini disusun berdasarkan kuesioner yang disebarkan pada beberapa perguruan tinggi beberapa negara di Eropa meliputi Belanda, Prancis, Swedia, Italia, Jerman, Swiss, Belgia, Austria, Inggris, Denmark dan Portugal. Hasilnya tercatat lebih dari 23 cabang ilmu sosial dan 764 orang peneliti yang menjadikan Indonesia sebagai lahan kajian.

Bachtiar (1976) mengumpulkan peneliti ilmu sosial di Indonesia dalam sebuah direktori, yang terdiri atas 16 cabang ilmu sosial. K ipp (1994) dalam Sulistyo (1996) menyusun sebuah buku direktori Indo nesianis beserta data pribadi dan memuat tiga sampai lima karya terakhir yang dipublikasikan. Sulistyo (1996) meneliti dan mengumpulkan Indonesianis dalam sebuah buku direktori. Sulistyo hanya memasukkan Indonesianis yang berasal dari sejarah dan ilmu politik, serta di luar latar belakang kedua disiplin ilmu tersebut tetapi menulis tentang sejarah dan politik. Hasilnya tercatat 296 orang Indonesianis. Penelitian terhadap SLiMS antara lain: Pengembangan sistem layanan depan perpustakaan melalui Facebook

(28)

12

3

METODE

Kerangka Pemikiran

Layanan referens merupakan salah satu layanan perpustakaan bagi pengguna. Untuk mendukung layanan tersebut dibutuhkan koleksi referens. Direktori Indonesianis merupakan salah satu koleksi referens. Direktori Indonesianis memuat data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis yang merupakan bagian dari Bibliotheca Indonesiana. Buku direktori Indonesianis yang ada merupakan buku terbitan lama yang belum diperbarui. Di Indonesia, hanya sedikit perpustakaan yang memiliki direktori tersebut. Bentuk direktori yang tercetak dan jumlah perpustakaan yang memiliki koleksi tersebut terbatas mengakibatkan pengguna kesulitan mencari data Indonesianis ini. Selain itu, direktori Indonesianis yang dilayankan secara online belum tersedia. Direktori Indonesianis masih dilayankan secara konvensional dalam bentuk tercetak. Untuk itu perlu dibuat sebuah direktori Indonesianis berbasis web yang dilayankan secara online. Dengan adanya direktori online Indonesianis, pengguna dapat menelusur data Indonesianis yang akan dijadikan rujukan dengan cepat dan mudah tanpa harus datang ke perpustakaan yang memiliki direktori Indonesianis tercetak. Begitu pula pembaruan data Indonesianis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Diharapkan prototipe tersebut akan dijadikan langkah awal terhadap pengembangan aplikasi yang lebih besar nantinya.

Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan mengikuti alur penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 3. Tahapan alur penelitian terdiri atas:

1. Penyelidikan awal

Tahap ini diawali dengan studi literatur tentang Indonesianis, komunikasi dengan pakar, penelusuran direktori Indonesianis tercetak, dan investigasi direktori online lainnya.

2. Penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis

Pada tahap ini dilakukan penelusuran data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis melalui internet. Alat bantu yang digunakan Googlescholar,

Scholarometer dan Googlebooks. Data Indonesianis dan judul publikasi

Indonesianis yang terpilih selanjutnya dimasukkan ke dalam pangkalan data sebagai data pengujian.

3. Pengkajian terhadap SLiMS

Pada tahap ini dikaji apakah SLiMS kompatibel dan memiliki fitur yang sesuai dengan tujuan dari pembuatan prototipe pangkalan direktori Indonesianis. Bila tersedia maka akan langsung digunakan, namun jika tidak tersedia maka akan dilanjutkan ke tahap pembuatan prototipe.

4. Pembuatan prototipe

(29)

13

Mulai

Penyelidikan awal

1. studi literatur tentang Indonesianis 2. komunikasi dengan pakar

3. penelusuran buku direktori Indonesianis tercetak 4. investigasi direktori online lainnya

Pengkajian terhadap SLiMS

Pembuatan prototipe Penentuan sampel data Indonesianis

dan judul publikasi Indonesianis

Pengujian

Selesai Ya

Tidak Apakah Fitur tambah data

Indonesianis tersedia?

Gambar 3 Alur Penelitian 5. Pengujian

Tahap ini merupakan tahap pengujian terhadap prototipe yang sudah dibuat. Pengujian yang dilakukan meliputi tes penerimaan oleh pengguna (user

acceptance test) dan pengujian recall dan precision dari pencarian data pada

OPAC prototipe pangkalan data direktori Indonesianis.

Metode Pengembangan Aplikasi

(30)

14

direktori Indonesianis berbasis web. Dengan metode prototyping, hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan aplikasi selanjutnya.

Metode Penentuan Sampel Data

Penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis dilakukan melalui penelusuran internet dengan menelusur nama Indonesianis yang diperoleh dari buku direktori tercetak dan jurnal online. Alat bantu penelusuran yang digunakan adalah Googlescholar, Scholarometer dan Googlebooks.

Googlescholar menurut Susrini (2009) adalah layanan yang memungkinkan

pengguna melakukan pencarian materi berupa teks dalam berbagai format publikasi. Indeks Googlescholar (http://scholar.google.com) mencakup jurnal

online dari publikasi ilmiah. Googlescholar menyediakan cara yang mudah untuk

mencari literatur akademis secara luas. Googlescholar akan membantu pengguna mengidentifikasi penelitian paling relevan dari seluruh penelitian akademis. Hasil paling relevan akan selalu muncul pada halaman pertama.

Scholarometer (http://scholarometer.indiana.edu) adalah perangkat lunak

untuk memfasilitasi analisis kutipan dan membantu mengevaluasi dampak dari publikasi seorang pengarang. Aplikasi ini merupakan turunan dari Googlescholar

yang dikembangkan oleh School of Informatics and Computing (SOIC), Indiana

University Bloomington. Googlebooks (http://books. google.co.id) adalah sebuah

layanan mesin pencari buku oleh Google. Dengan mesin pencari buku ini, pengguna dapat mengetahui pengarang, jumlah halaman, tahun terbitan, dan membeli buku tersebut. Pengguna juga dapat melihat cuplikan isi buku namun secara terbatas.

Penentuan sampel data yang digunakan adalah menggunakan metode pengambilan sampel tanpa peluang (non probability sampling) yaitu pengambilan sampling secara sengaja (purposive sampling) di mana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi tapi terfokus pada target. Metode purposive

sampling dilakukan dengan mengambil data yang terpilih oleh peneliti menurut

ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu (Nasution 2006). Dengan demikian perlu ditetapkan kriteria sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kriteria yang ditetapkan adalah:

1. Sarjana dengan latar belakang pendidikan ilmu sosial. 2. Indonesianis yang terindeks oleh Googlescholar.

3. Masih aktif menulis dalam lima tahun terakhir (paling sedikit memiliki lima karya yang sudah dipublikasikan sesudah tahun 2009).

Waktu Pelaksanaan dan Tempat Penelitian

(31)

15

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyelidikan Awal

Studi Literatur tentang Indonesianis

Pembahasan Indonesianis tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu sosial di Indonesia. Dalam praktiknya, ilmu sosial melahirkan para peneliti kajian Indonesia yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Untuk mengetahui secara pasti siapa Indonesianis ini, maka perlu merujuk kepada sejarah ilmu sosial di Indonesia dari masa penjajahan sampai sekarang.

Di masa kolonial Belanda, dikenal istilah Indologi. Indologi adalah kajian tentang penduduk dan masyarakat di Kepulauan Hindia Belanda yang dicetuskan oleh dunia keilmuan Belanda dan Eropa modern (Samuel 2010). Kajian tentang Hindia Belanda dimulai dengan didirikannya Koninklijk Instituut voor Taal-,

Land- en Volkenkunde (KITLV) di Leiden pada tahun 1851. Organisiasi ini

memberi sumbangan yang cukup besar dalam membangun pengetahuan tentang penduduk, kebudayaan, dan masyarakat Hindia Belanda melalui cabang ilmu bernama Indologie dan Indonesianistiek (studi tentang bahasa dan kebudayaan Indonesia). KITLV dikontrol oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan tujuan untuk mengembangkan kajian Hindia Belanda demi kepentingan pihak kolonial secara luas dalam mengatur tanah jajahan. Untuk menyebarkan hasil kajiannya, KITLV menerbitkan jurnal Bijdragen. Hal ini sebagaimana yang diungkap Knaap ketika menerangkan pendirian KITLV dan Bijdragen:

“Pendirian lembaga maupun jurnalnya dapat dilihat sebagai tanda-tanda bertumbuhnya minat para elite Eropa Barat terhadap urusan kolonial. Guna mengatur koloni dengan rapih, pihak kolonial pada saat itu beranggapan bahwa mereka tak hanya membutuhkan tentara dan armada laut yang kuat serta birokrat yang terlatih, tetapi juga pemahaman ilmiah tentang masyarakat lokal. Minat untuk meneliti daerah jajahan dapat dipandang

sebagai dampak dari proses pembentukan negara kolonial” (Knaap 1994)

Selepas masa kemerdekaan Indonesia, tepatnya tahun 1950-an peran Indolog di Indonesia mengalami kemunduran seiring lengsernya kekuasaan Belanda di Indonesia. Akibatnya, KITLV tidak dapat lagi memonopoli studi Indologi di Indonesia. Menurut Samuel (2010), hal ini disebabkan oleh pada saat pergantian kekuasaan dari Belanda ke Indonesia yang melibatkan konfrontasi militer, salah satu prioritas utama dari Negara Indonesia yang baru saja merdeka adalah melenyapkan segala hal yang berhubungan dengan Belanda. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi para Indolog untuk mendapatkan data primer guna meneliti Indonesia. Di sisi lain Indologi juga kehilangan daya tariknya di Belanda. Penyebab kedua, karena munculnya pusat studi serupa di negara-negara lain seperti Inggris, Prancis, Amerika, Jepang, dan Indonesia.

(32)

16

pengetahuan lainnya, sementara pusat studi Indonesia di Amerika mulai didirikan. Indonesia mulai memproduksi Indonesianisnya sendiri.

Menurut Heryanto (2011) sejak awal sejarah Indonesianis, berbagai kajian Indonesianis tentang Indonesia bukan merupakan hasil karya orang Indonesia. Tidak berbahasa Indonesia, dan tidak beredar luas di toko buku maupun perpustakaan di Indonesia. Indonesianis dari negeri sendiri sangat sedikit jumlahnya. Hal ini disebabkan oleh mahasiswa Indonesia ketika telah beranjak dewasa dan bergelar sarjana, tidak menemukan lingkungan dan lembaga yang mendukung kecintaan kepada ilmu. Bakat dan kecerdasan peneliti dari Indonesia hanya dapat disalurkan di dunia industri, politik partai, atau acara televisi. Pilihan lainnya adalah menekuni ilmu pengetahuan di luar negeri. Hal ini terlihat dari beberapa Indonesianis yang berasal dari Indonesia bekerja di negara lain seperti Singapura, Amerika, dan Australia. Penyebab lainnya adalah kurangnya dana dan kesempatan yang diberikan pemerintah yang berkuasa. Berbagai konflik kepentingan penguasa memicu rendahnya kajian tentang Indonesia yang ditulis oleh Indonesianis dari Indonesia.

Komunikasi dengan Pakar

Komunikasi dengan pakar dilakukan melalui email untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan Indonesianis sebenarnya. Berdasar pengertian Indonesianis (Sulistyo 1996) dan (Fatah 2004), dilakukan komunikasi dengan pakar yang dikenal sebagai Indonesianis, yaitu Prof William R Liddle, seorang Profesor Emeritus Ilmu Politik di Ohio State University. Komunikasi kedua dilakukan kepada Prof Terence Hull, seorang Profesor Emeritus di Australian

Demographic and Social Research Institute. Liddle menyetujui dua definisi yang

dijadikan rujukan dalam penelitian ini. Lidle berpendapat, “...mungkin yang paling penting bagi saya adalah bahwa salah satu tujuan pokok seorang Indonesianis adalah bahwa ia ingin menjelaskan sesuatu tentang Indonesia

sebagai salah satu tujuan pokok penelitian/kajiannya...” (Liddle RW 4 Juni 2013,

komunikasi pribadi). Adapun Hull berpendapat:

“…Indonesianis (atau Pakar studi Indonesia) bukanlah benar-benar topik

dalam diri mereka sendiri, lebih kepada meta-topik. Cara terbaik untuk melacak mereka adalah menelusur nama mereka melalui informasi publikasi Google Scholar, beberapa artikel tentang "Indonesia Lobby" dari ANU, lebih ditujukan kritik sayap kiri, dan dapat ditemukan di berbagai jurnal. Secara umum Indonesianis dimulai sebagai ilmuwan muda yang mengambil PhD tentang Indonesia, sehingga anda mungkin ingin melihat daftar peneliti yang telah terdaftar proyek mereka dan memperoleh izin di sana dalam lima

dekade terakhir. Juga, cari melalui jurnal (online) Inside Indonesia…”(Hull

T 5 Maret 2013, komunikasi pribadi).

Namun apakah Indonesianis ini hanya diperuntukkan bagi orang asing yang melakukan penelitian terhadap Indonesia? Atau peneliti dari Indonesia boleh juga disebut sebagai Indonesianis? Lebih lanjut Liddle menjelaskan:

“…di dunia akademis, setidaknya di Amerika, kami menggunakannya untuk

(33)

17

sebab memang hampir semua tulisan saya mengenai Indonesia. Di Belanda dulu, pada zaman penjajahan, memang ada sebuah spesialisasi akademis berjudul Indologi. Tujuannya antara lain adalah untuk melatih orang Belanda yang akan menjadi pegawai kolonial. Tetapi setahu saya yang sebenarnya dipelajari adalah macam-macam bahasa di Indonesia, teori linguistik, filologi, antropologi, dan hukum adat, jadi di Belanda juga

Indologi tidak pernah menjadi ilmu sendiri…”(Liddle RW 3 Juni 2013, komunikasi pribadi).

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Indonesianis adalah ilmuwan/peneliti berkewarganegaraan Indonesia atau warga negara asing, berlatar belakang pendidikan ilmu sosial, menguasai bahasa Indonesia, secara serius dan terus menerus meneliti Indonesia, mempublikasikan ke dalam kajian ilmiah serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap studi ilmu sosial di Indonesia.

2. Ilmu sosial adalah semua bidang ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau studi tentang tingkah laku manusia.

3. Cabang ilmu sosial terdiri atas sejarah, ekonomi, politik, hukum, geogra fi, psikologi, antropologi, sosiologi, pendidikan dan manejemen.

4. Perbedaan Indonesianis dan Indolog adalah terletak pada tujuan kedua tokoh ini melakukan kajian. Indolog meneliti atas perintah dari pemerintah kolonial Belanda demi kepentingan penjajah untuk mengatur tanah jajahan sedangkan Indonesianis meneliti karena kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan Indonesia sebagai objek penelitiannya.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Indonesianis dapat ditemukan melalui kajian ilmiah baik berbentuk buku ata upun artikel di jurnal ilmiah. Indonesianis dapat ditemukan di buku antara lain:

1. The International Directory of Indonesianists. 1994.Mt. Vernon: Indonesian

Studies Committee, Association for Asian Studies.

2. Directory of West European Indonesianists. 1987. Dordrecht: Foris

Publication.

3. Direktori Pemikiran Ilmuwan Politik dan Sejarawan Asing Ahli Indonesia

beserta Karya-Karya Mereka. 1996. Surabaya: Airlangga University Press.

4. Directory of Social Scientist in Indonesia. 1976. Jakarta: Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia.

5. Sejarawan Indonesia dan Karya Tulisnya. 1978. Jakarta: Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia. Majalah dan surat kabar:

1. Tim Indonesianis. 2011 November 20. Republik di Mata Indonesianis: Pasang surut peran peneliti asing dalam sejarah Indonesia. Tempo. Liputan Khusus : 54 -130

2. Hartiningsih M, Suwarna B. 2014 Juni 8. Prof O lle Tornquist: Demokrasi Indonesia harus Kokoh. Kompas. Persona:13

Untuk jurnal antara lain:

1. Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and

Social Sciences of Southeast Asia tersedia di

http://booksandjournals.brillonline.com/content/journals/22134379

(34)

18

tersedia di http://artsonline.monash.edu.au/indonesian-studies-journal/

3. The American Institute for Indonesian Studies tersedia di

http://aifis.org/publikasi/

4. Indonesia terbitan Cornell University's Southeast Asia Program tersedia di

http://cip.cornell.edu/DPubS?service=UI&version=1.0&verb=Display&handle =seap.indo

5. Indonesia and the Malay World tersedia di

https://www.soas.ac.uk/research/publications/journals/imw/

6. Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES) tersedia di

http://www.tandfonline.com/toc/cbie20/current#.VOQ05vmUde8

7. Journal of Asian Studies (JAS) tersedia di

http://journal.binus.ac.id/index.php/jas/issue/archive

8. International Journal of Historical Studies tersedia di http://tawarikh-journal.com/

9. NUSA: Linguistic Studies of Languages in and Around Indonesia tersedia di

http://www.aa.tufs.ac.jp/en/publications/nusa

10.Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities dari LIPI kerjasama

KITLV dan Yayasan Obor Indonesia.tersedia http://www.kitlv-journals.nl/index.php/jissh/index

11.Bulletin of Indonesian Economic Studies dari Research Division of the

Federal Reserve Bank of St. Louis tersedia

https://ideas.repec.org/s/taf/bindes.html

12.Indonesia Studies Program ISEAS tersedia di

http://www.iseas.edu.sg/indonesia-studies-programme.cfm

13.Journal of Islam (ISSN 1978-6301 and E-ISSN 2355-6994) tersedia di

http://jiis.uinsby.ac.id/index.php/JIIs

14.Inside Indonesia tersedia di http://www.insideindonesia.org/

Penelusuran Buku Direktori Indonesianis Tercetak

Penelusuran buku direktori Indonesianis tercetak dilakukan pada beberapa OPAC perpustakaan yang diduga memiliki buku direktori Indonesianis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perpustakaan mana saja yang memiliki direktori Indonesianis. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa tidak semua perpustakaan memiliki direktori tersebut. Perpustakaan yang memiliki direktori Indonesianis hanya tersedia di kota Jakarta, Malang, Medan dan Yogyakarta, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Dengan demikian pengguna yang bertempat tinggal selain di empat kota tersebut harus mendatangi kota terdekat untuk dapat membaca direktori Indonesianis. Beberapa buku direktori Indonesianis yang dicari antara lain:

1. The International Directory of Indonesianists. 1994. Mt. Vernon: Indonesian

Studies Committee, Association for Asian Studies (Buku 1).

2. Directory of West European Indonesianists. 1987. Dordrecht: Foris

Publication (Buku 2).

3. Direktori Pemikiran Ilmuwan Politik dan Sejarawan Asing Ahli Indonesia

beserta Karya-Karya Mereka. 1996. Surabaya: Airlangga University Press

(Buku 3).

4. Directory of Social Scientist in Indonesia. 1976. Jakarta: Lembaga Ilmu

(35)

19

5. Sejarawan Indonesia dan Karya Tulisnya. 1978. Jakarta: Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (Buku 5).

Tabel 1 Kondisi ketersediaan lima buku direktori Indonesianis di beberapa OPAC perpustakaan

Investigasi Direktori Online Lainnya

Investigasi terhadap direktori online lainnya dilakukan untuk mengetahui kolom data yang digunakan oleh direktori tersebut, dan metode pencariannya. Hasil dari investigasi ini akan dijadikan bahan perbandingan terhadap prototipe yang dibuat. Direktori online yang diinvestigasi yaitu:

1. Sistem Informasi Kepakaran LIPI (SIDIK LIPI) di alamat http://web.pdii. lipi.go.id/sidik.

2. Direktori Peneliti Universitas Cincinnati (UC) Amerika di alamat http:// research.uc.edu/directory.aspx.

3. Direktori Peneliti Nanyang Technology University (NTU) Singapura di alamat

http://research.ntu.edu.sg/

4. Direktori Peneliti Universiti Sains Malaysia (USM) di alamat

http://www.research.usm.my/

(36)

20

Tabel 2 Perbandingan fitur beberapa direktori online

No Kategori SIDIK terdapat subjudul

-Format

-Berdasar nama -Tidak tersedia

4. Hasil

Penentuan Sampel Data Indonesianis dan Judul Publikasi Indonesianis

Penentuan sampel data Indonesianis dan judul publikasi Indonesianis menggunakan tiga alat bantu penelusuran yaitu Googlescholar, Scholarometer

dan Googlebooks. Ketiga alat bantu penelusuran ini digunakan untuk membantu

(37)

21 Indonesianis. Ketiga alat bantu penelusuran ini dipilih karena kemudahan dalam penggunaannnya dan gratis (tidak berbayar).

Googlescholar digunakan untuk mengetahui apakah Indonesianis yang

ditelusur memiliki judul publikasi yang terindeks oleh Googlescholar atau tidak. Bila nama Indonesianis yang ditelusur memiliki judul publikasi yang

Googlescholar maka dapat dipastikan bahwa Indonesianist tersebut terindeks oleh

Googlescholar. Selanjutnya Scholarometer digunakan untuk melihat daftar judul

publikasi Indonesianis yang terindeks. Googlebooks dan Googlescholar

digunakan untuk mengetahui apakah sumber file digital, jurnal atau e-book dari judul publikasi Indonesianis yang dicari tersedia di internet. Bila tersedia akan digunakan sebagai tautan kepada pengguna yang mencari judul publikasi Indonesianis melalui pangkalan data direktori Indonesianis sehingga langsung bisa dibaca isinya.

Penelusuran Googlescholar terdiri dari dua metode penelusuran yaitu penelusuran sederhana (simple search) dan penelusuran lanjutan (advance

search). Pada penelusuran simple search, kata kunci yang digunakan ialah nama

pengarang atau judul publikasi. Penelusuran lanjutan (advance search), dilakukan dengan lebih teliti mengunakan kata tertentu, atau tanpa kata tertentu atau minimal satu kata tertentu dalam artikel, nama pengarang, dan batas tahun terbitan. Gambar 4 menunjukkan nama Indonesianis yang ditelusur memiliki judul publikasi yang terindeks.

Gambar 4 Penelusuran nama Indonesianis menggunakan Googlescholar

Penelusuran judul publikasi Indonesianis menggunakan Scholarometer

terdiri dari empat pilihan masukan yaitu berdasar googlescholar_id, name,

advance search, dan pencarian artikel berdasar group. Hasil pencarian

memperlihatkan daftar judul publikasi Indonesianis yang tersusun rapi dan dapat diurutkan berdasarkan tahun terbitan. Hasil analisis dampak pengarang (impact

analysis) dan h-index disajikan pada bagian kanan. Berdasarkan pengamatan,

(38)

22

berbeda sehingga kemungkinan hasil perhitungan yang ditampilkan kurang akurat. Gambar 5 memperlihatkan hasil penelusuran judul publikasi Indonesianis menggunakan Scholarometer.

Gambar 5 Penelusuran judul publikasi Indonesianis menggunakan Scholarometer

Penelusuran judul publikasi Indonesianis menggunakan Googlebooks

diperlihatkan pada Gambar 6. Pengguna cukup memasukkan judul buku atau nama pengarang buku. Googlebooks akan menampilkan hasil penelusuran berdasarkan relevansi dari kata kunci yang dimasukkan. Buku yang ditampilkan biasanya hanya sebagian isinya. Cara ini digunakan oleh publisher untuk mempromosikan bukunya. Namun terkadang ada buku yang ditampilkan penuh atau sampai cover bukunya saja.

(39)

23 Penentuan sampel data Indonesianis dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sarjana dengan latar belakang pendidikan ilmu sosial, Indonesianis yang terindeks oleh Googlescholar, dan masih aktif menulis dalam lima tahun terakhir (paling sedikit memiliki lima karya yang sudah dipublikasikan sesudah tahun 2009). Nama-nama Indonesianis diperoleh dari buku direktori Indonesianis dan jurnal ilmiah ilmu sosial seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jumlah Indonesianis yang ditelusur menggunakan Googlescholar

dan Scholarometer berdasarkan sumber data yang digunakan

No Sumber data (buku dan jurnal) Jumlah

(orang) 1. Dari Columbus untuk Indonesia: 70 tahun Prof Bill Liddle dari

Murid dan Sahabat

34

2. Directory of West European Indonesianists 316 3. Directory of Social Scientist in Indonesia 192 4. Direktori Pemikiran Ilmuwan Politik dan Sejarawan Asing Ahli

Indonesia beserta Karya-Karya Mereka

288

5. Jurnal Indonesia terbitan Cornell University's Southeast Asia Program

454

6. Liputan Khusus Tempo 14-20 November 2011 58

Total 1342

Lebih lanjut lagi, penelusuran yang telah dilakukan menggunakan

Googlescholar dan Scholarometer diperoleh hasil yaitu:

1. Dari 1.342 nama Indonesianis yang ditelusur satu persatu menggunakan

Googlescholar, hasilnya sebanyak 290 orang Indonesianis ditemukan oleh

Googlescholar tidak memiliki judul publikasi tentang Indonesia, dan 1.052

orang Indonesianis dapat ditemukan oleh Googlescholar memiliki judul publikasi tentang Indonesia, terlihat pada Gambar 7. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesianis yang tidak memiliki judul publikasi tentang Indonesia, ditetapkan tidak terindeks Googlescholar, dan 1.052 orang Indonesianis yang berhasil ditemukan oleh Googlescholar memiliki judul publikasi tentang kajian sosial tentang Indonesia ditetapkan terindeks Googlescholar.

Gambar

Gambar  1 Metode prototyping (McLeod   1993)
Gambar  2 Recall dan  Precision (Sumber:  www.creighton.edu )
Gambar  3 Alur  Penelitian  5.   Pengujian
Tabel  1  Kondisi  ketersediaan   lima  buku  direktori  Indonesianis  di  beberapa  OPAC perpustakaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pada kajian ini telah menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap penggunaan bahasa asing di ruang publik.Mereka kurang bangga

Pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja Kabupaten/Kota yang membidangi penyuluhan kehutanan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atau pejabat eselon

Hanya karena izin dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Analisis Penentuan Dasar Nilai Penyusutan Atas Pengalihan Aset Tetap Dari Kantor Pusat

Penelitian ini sangat penting sebab kambing kacang oleh pemerintah telah ditetapkan sebagai Rumpun Kambing Kacang melalui SK Menteri Pertanian Nomor 2840/Kpts/LB.430/8/2012

SRI AMELIA SUSAN GINTING: Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Sei Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dibimbing oleh SUMONO dan

berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang gas untuk bahan baku LNG dan berfungsi mengirimkan gas alam dari ladang-ladang gas untuk bahan baku LNG dan LPG dari sebelumnya

Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan, maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam dapat diterima sebagai air yang sehat, dan memenuhi ketiga

Definisi Perlindungan Varietas Tanaman Perlindungan Varietas Tanaman menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman adalah