• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Dodol Susu dengan Penambahan Krim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Dodol Susu dengan Penambahan Krim"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK FISIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK DODOL

SUSU DENGAN PENAMBAHAN KRIM

MUHAMMAD IRFAN FADILLAH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Dodol Susu dengan Penambahan Krim adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

(4)
(5)

ABSTRAK

MUHAMMAD IRFAN FADILLAH. Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Dodol Susu dengan Penambahan Krim. Dibimbing oleh ZAKIAH WULANDARI dan EPI TAUFIK.

Dodol susu merupakan pengembangan dodol yang umumnya menggunakan santan. Penelitian sebelumnya belum menghasilkan dodol susu yang sesuai standar khususnya kadar lemak yang jauh di bawah standar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik dodol susu dengan penambahan krim sebagai sumber lemak. Hasil analisis sifat fisik (rendemen, aw, kekerasan dan kekenyalan) dodol susu dengan penambahan krim tidak menunjukkan perbedaan nyata (P>0.05). Analisa kimia (air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat) menunjukkan perbedaan nyata pada kadar abu, lemak, dan protein. Kadar abu dan protein pada penambahan krim 10% dan 20% berbeda nyata lebih rendah (P<0.05) dibandingkan kontrol. Kadar lemak pada penambahan krim 10% dan 20% berbeda nyata lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan kontrol. Uji mutu hedonik menunjukkan dodol susu dengan penambahan krim 20% berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap warna dan aroma. Hasil uji hedonik menunjukkan penambahan krim tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan warna, aroma, rasa manis, dan kekenyalan. Berdasarkan analisa fisik, kimia, dan organoleptik dapat disimpulkan krim dapat digunakan sebagai sumber lemak pada dodol susu dan penambahan krim 20% menghasilkan dodol susu yang mendekati standar.

Kata kunci: dodol, karakteristik, krim, susu

ABSTRACT

MUHAMMAD IRFAN FADILLAH. Physical, Chemical and Organoleptic Characteristics of Dodol Made from Milk With Cream Addition. Supervised by ZAKIAH WULANDARI and EPI TAUFIK.

(6)

on acceptability of color, aroma, sweetness, and chewiness. Based on physical, chemical, and organoleptic characteristics, it can be concluded that cream can be used as fat source on dodol made from milk and 20% cream addition resulted in dodol that closest to available standard.

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

KARAKTERISTIK FISIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK DODOL

SUSU DENGAN PENAMBAHAN KRIM

MUHAMMAD IRFAN FADILLAH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Dodol Susu dengan Penambahan Krim

Nama : Muhammad Irfan Fadillah

NIM : D14100016

Disetujui oleh

Zakiah Wulandari, STP MSi Pembimbing I

Dr. Epi Taufik, SPt MVPH MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Dodol Susu dengan Penambahan Krim.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Zakiah Wulandari, STP MSi dan Bapak Dr Epi Taufik, SPt MVPH MSi selaku pembimbing skripsi, Ibu Prof Dr Ir Iman Rahayu H.S., MS sebagai dosen penguji dan kepada Ibu Maria Ulfah SPt MSc selaku pembimbing akademik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak M Sriduresta SPt MSc yang memberikan masukan untuk diadakannya penelitian ini. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada ayah (Dedy Djuanda), ibu (Julia Arzat) dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih pula kepada seluruh staf Bagian Teknologi Hasil Ternak (Mbak Ebi, Kak Novi, Kak Fitri) yang telah banyak membantu. Selain itu, terima kasih kepada teman-teman penelitian (Faisal, Nova, Rayis, Vinny, Risha, Tiwi, Nidar, Hesti, Laura, Kartini, Anna), teman-teman IPTP 47, TPB B06, dan teman-teman alumni SUIJI 2013 atas semua bantuan dan dukungannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, November 2014

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat 2

Bahan 2

Prosedur 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Karakteristik Fisik Dodol 6

Karakteristik Kimia Dodol 7

Karakteristik Organoleptik 9

Penentuan Formulasi Dodol Susu Terbaik 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

(14)

DAFTAR TABEL

1 Formula komposisi dodol susu 3

2 Rataan nilai karakteristik fisik dodol susu 6

3 Rataan nilai karakteristik kimia dodol susu 7

4 Rataan nilai uji hedonik dan mutu hedonik dodol susu dengan

penambahan krim 9

5 Peubah dan nilai dari uji dodol susu dengan penambahan krim untuk

menentukan skoring dengan formulasi terbaik 11 6 Hasil skoring dodol susu dengan penambahan krim berdasarkan

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dodol didefinisikan oleh BSN (1992) sebagai makanan yang terbuat dari tepung ketan, santan kelapa dan gula dengan atau tanpa penambahan lainnya yang diizinkan. Dodol sudah dikembangkan dengan berbagai macam rasa dan salah- satunya adalah dodol susu. Dodol susu merupakan pengembangan dodol yang umumnya menggunakan bahan baku santan dan gula kelapa. Dodol susu merupakan makanan yang dibuat dari campuran bahan dasar tepung beras ketan, gula, dan susu sapi segar yang dimasak dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya yang diizinkan (Kusumah et al. 2002). Dodol susu memiliki ciri khas warna yang cerah menyerupai susu, dan memiliki aroma dan rasa susu. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Kusumah et al (2002) mengenai standarisasi proses pembuatan dodol susu belum menghasilkan dodol susu yang memenuhi standar SNI karena beberapa sifat kimia dodol susu belum sesuai standar SNI dodol, khususnya kadar lemak yang jauh di bawah standar SNI. Kadar lemak dodol susu pada penelitian Kusumah (2002) adalah 2.77%, sedangkan kadar lemak dodol minimal pada SNI adalah 7%. Penambahan sumber lemak ke dalam dodol susu perlu dilakukan untuk mendapatkan dodol susu yang sesuai dengan standar SNI.

Krim adalah bagian lemak susu yang timbul ke bagian atas dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan dengan separator. Lemak susu mengandung berbagai senyawa bioaktif khususnya asam lemak dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Asam lemak pada lemak susu memiliki berbagai macam fungsi seperti antimikroba, antikarsinogenik, dan mencegah infeksi pada saluran pencernaan (Parodi 2004). Selain itu lemak susu juga mengandung asam lemak essensial omega 3 dan 6 yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan lemak pada susu juga meningkatkan cita rasa dan aroma pada produk olahan susu.

Penggunaan krim sebagai sumber lemak tambahan pada dodol susu karena krim merupakan bagian dari susu dan dapat menyatu dengan baik dengan susu. Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang terkandung pada krim seperti asam lemak dan vitamin memiliki keunggulan dibandingkan sumber lemak lainnya dan dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada dodol susu. Penambahan krim pada dodol susu dapat meningkatkan cita rasa dan aroma susu pada dodol. Kelebihan yang dimiliki oleh krim dapat menunjang perkembangan produk dodol susu menjadi produk makanan yang memiliki kualitas cita rasa dan nutrisi yang baik

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk menguji karakteristik fisik, kimia dan organoleptik dodol susu dengan penambahan krim.

Ruang Lingkup Penelitian

(16)

2

susu. Pengujian yang dilakukan meliputi uji sifat fisik, kimia, dan organoleptik dodol susu sehingga diperoleh formulasi dodol susu terbaik yang memenuhi standar SNI.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan pada bulan Mei sampai Juli 2014. Pelaksanaan pembuatan dodol susu dan penilaian organoleptik dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak dan Laboratorium Organoleptik Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis sifat fisik dan kimia dilakukan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, dan Laboratorium Pusat Penelitian dan Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan dodol adalah wajan, kompor gas, termometer, pengaduk kayu, gelas ukur, panci, baskom, loyang cetakan, pisau, separator dan timbangan digital merek Tanita.

Peralatan yang digunakan untuk uji sifat fisik dan kimia adalah cawan porselen, oven merek Mermett, desikator, labu kjedahl, alat destilasi, labu erlenmeyer, labu lemak, kertas saring, labu soxhlet, buret, tanur, STEVENS LFRA Texture Analyzer merek CNS Farnell. Peralatan yang digunakan untuk uji organoleptik adalah form organoleptik, wadah porselen, dan alat tulis.

Bahan

Bahan yang akan digunakan adalah susu penuh, krim, tepung beras ketan, tepung beras, gula pasir, air matang, garam, margarin, dan soda kue. Krim diperoleh dari hasil separasi susu penuh menggunakan separator.

Bahan kimia untuk uji sifat kimia yaitu akuades, H2SO4, SO2, HCl, NaOH, H3BO3, selenium, indikator brom cherosol green-methyl red, dan pelarut heksana.

Prosedur

Pembuatan Dodol

(17)

3 Tabel 1 Formula komposisi dodol susu

Bahan Komposisi Bahan (%)

P1 (kontrol) P2 P3

Susu penuh 50 40 30

Krim susu 0 10 20

Tepung beras ketan 10 10 10

Tepung beras 2 2 2

Gula pasir 15 15 15

Air matang 20 20 20

Margarin 2.7 2.7 2.7

Garam 0.25 0.25 0.25

Soda kue 0.05 0.05 0.05

Adonan 1

Susu penuh + Gula pasir + soda kue

Adonan 2

Tepung ketan + Tepung beras + Garam + Air Matang

Pemasakan Tahap 1 (80– 85°C) hingga volume

berkurang 50%

Pencampuran Adonan 1 dan 2

Pemasakan Tahap 2 (80–85°C) Penambahan krim susu

Pendinginan semalam (12 jam) pada suhu kamar

Dodol Susu

Pencetakan adonan ke dalam loyang Pemanasan dihentikan sampai adonan tidak

lengket (kalis)

Penambahan Margarin yang dicairkan

(18)

4

Pengujian Karakteristik Kimia

Pengujian karakteristik kimia pada dodol susu meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak.

Kadar Air (AOAC 2005). Cawan porselen kosong dikeringkan dalam oven selama 30 menit pada suhu 102–105°C lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu ditimbang beratnya. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditutup kemudian dikeringkan dalam oven bersuhu 105°C selama 8 jam. Cawan beserta sampel selanjutnya dipindahkan ke desikator untuk didinginkan dan ditimbang.

Kadar Protein (AOAC 2005). Sampel ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu kjeldahl dan ditambahkan 0.25 gram seleniumserta 25 ml H2SO4 pekat. Sampel didestruksi sampai jernih lalu didinginkan. Sampel yang telah didestruksi dituangkan ke dalam labu destilasi lalu ditambahkan 50 ml akuades dan 20 ml NaOH 40% lalu dilakukan proses destilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer yang berisi 10 ml H3BO4 2% dan 2 tetes indikator brom cherosol green-methyl red. Destilasi dilakukan sampai uap destilasi tidak bereaksi basa lagi (diuji dengan kertas pH). Selesai destilasi ujung kondensor dibilas dengan air suling, larutan H3BO3 dititrasi dengan HCl standar sampai warna larutan erlenmeyer berubah menjadi merah muda.

Kadar Abu (AOAC 2005). Cawan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105°C, kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 600°C sampai pengabuan sempurna.

Kadar Lemak (AOAC 2005). Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam kertas saring dan selongsong lemak, kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang beratnya. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak. Tabung ekstraksi dipasang alat destilasi soxhlet lalu dipanaskan pada suhu 40°C menggunakan pemanas listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut menguap. Labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C lalu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan.

Kadar Karbohidrat (Winarno 2008)

Kadar karbohidrat dihitung secara by difference, dengan perhitungan sebagai berikut:

Kadar karbohidrat (% bb) = 100% - % (air + abu + protein + lemak) Keterangan : bb=berat basah

Pengujian Karakteristik Fisik (Kusumah 2002)

Pengujian karakteristik fisik pada dodol meliputi rendemen, kekerasan, kekenyalan, dan aw.

(19)

5

Kekerasan dan Kekenyalan (Bourne 2002). Pengukuran tekstur (kekerasan dan elastisitas) dilakukan secara objektif dengan menggunakan alat STEVENS LFRA Texture Analyzer merek CNS Farnell. Sampel dipotong berbentuk bujur sangkar dengan masing-masing sisi memiliki ukuran dan ketebalan yang sama, kemudian contoh diuji. Kekerasan dilihat dari nilai puncak pada penekanan pertama pada gambar grafik dan dinyatakan dalam satuan kgf. Kekenyalan dihitung dengan membagi nilai kekerasan dengan luasan probe alat penekan dan dinyatakan dalam satuan kg/cm2.

Water Activity (aw) (AOAC 2005). Penentuan nilai aktivitas air dari produk diukur menggunakan aw meter. Kalibrasi aw meter dilakukan dengan larutan NaCl jenuh yang mempunyai aw sekitar 0.7509. Sampel sebanyak 1 g dilumatkan dan dimasukan ke dalam aw meter. Tombol start ditekan saat alat dalam posisi ready. Nilai aw dibaca jika alat tersebut menunjukkan angka yang stabil dan indikator pengujian sudah menunjukkan tanda selesai.

Penilaian Organoleptik (Setyaningsih et al. 2010). Penilaian organoleptik yang

dilakukan adalah uji hedonik dan mutu hedonik. Atribut sensori yang dinilai pada pengujian adalah warna, aroma, kekerasan, dan kekenyalan. Panelis yang digunakan pada uji mutu hedonik adalah panelis semi terlatih sebanyak 30 orang, sedangkan uji hedonik menggunakan 50 panelis. Panelis diberikan penjelasan mengenai semua atribut yang akan dinilai untuk menyamakan persepsi sebelum penilaian dilakukan. Penilaian terhadap atribut warna dilakukan secara visual, atribut aroma dinilai dengan cara dicium aromanya, sedangkan atribut kekerasan dan kekenyalan dinilai dengan cara memakan dodol susu yang telah disiapkan.

Rancangan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola searah dengan perlakuan penambahan krim dan waktu pembuatan dodol sebagai kelompok. Penambahan krim yang dilakukan sebanyak 0%, 10%, dan 20%. Model matematika dari rancangan tersebut menurut Mattjik dan

εij = Galat perlakuan penambahan krim ke-i pada kelompok ke-j

(20)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Fisik Dodol

Karakteristik fisik yang diuji pada dodol susu meliputi rendemen, nilai aw, kekerasan, dan kekenyalan. Nilai rataan uji fisik dodol susu disajikan pada Tabel 2 yang memberikan hasil bahwa penambahan krim tidak berpengaruh terhadap sifat fisik dodol susu yang dihasilkan.

Tabel 2 Rataan nilai karakteristik fisik dodol susu

Peubah Penambahan Krim

Penghitungan rendemen dilakukan untuk mengetahui efisiensi proses pengolahan dodol susu (Kusumah et al 2002). Hasil menunjukkan bahwa rendemen dodol susu berkisar 35.90% – 39.33% dan tidak menunjukkan beda nyata antar perlakuan (P>0.05). Menurut Kusumah et al (2002), rendemen yang tidak beda nyata disebabkan pemanasan tahap II sampai adonan dodol susu menjadi kalis menggunakan suhu pemanasan yang sama. Persentase rendemen yang tinggi menunjukkan efisiensi proses pengolahan dodol yang baik.

Nilai aw

Nilai aw merupakan jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya (Winarno 2008). Nilai aw dodol susu pada penelitian berkisar 0.74 – 0.77, dan tidak menunjukkan beda nyata antar perlakuan (P>0.05). Nilai aw dodol susu yang berkisar 0.74 – 0.77 dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Mikroba jenis bakteri tumbuh pada aw 0.90, khamir pada aw 0.80 – 0.90, dan kapang pada aw 0.6 – 0.7 (Winarno 2008).

Berdasarkan nilai aw dan kadar air, dodol susu pada penelitian termasuk pada kelompok pangan semi basah atau Intermediate Moisture Food (IMF). Taoukis dan Richardson (2006) menyebutkan IMF memiliki kadar air 10% - 40% dan nilai aw 0.6 – 0.9 sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kekerasan dan Kekenyalan

(21)

7 tepung ketan pada dodol dapat mempengaruhi tekstur dodol yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan komposisi gula dan tepung, serta suhu pemanasan, metode dan waktu pemasakan yang sama sehingga tidak menghasilkan tekstur yang berbeda.

Karakteristik Kimia Dodol

Pengujian karakteristik kimia dodol dilakukan untuk menganalisa perubahan sifat dodol dengan penambahan krim yang berbeda dan membandingkan dengan sifat kimia pada Standar Nasional Indonesia. Rataan nilai pengujian karakteristik kimia dodol susu pada penelitian disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rataan nilai karakteristik kimia dodol susu

Peubah Penambahan Krim Standar 20% tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan (P>0.05). Menurut Kusumah et al (2002), jumlah air yang ditambahkan maupun yang terkandung pada bahan penyusun berpengaruh terhadap kadar air dodol susu yang dihasilkan. Nilai kadar air pada perlakuan penambahan krim 10% dan 20% lebih rendah dibandingkan kontrol akibat adanya substitusi sebagian susu sesuai dengan jumlah persentase krim yang ditambahkan. Krim memiliki kadar air 68.5% (Smiddy et al. 2009) sedangkan susu memiliki kadar air 86.6% (Pritchard dan Kailasapathy 2011). Kadar air maksimum dodol menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) (1992) adalah 20%. Dodol susu yang dihasilkan pada penelitian ini mempunyai kadar air yang sesuai dengan ketetapan BSN (1992). Kadar air yang dihasilkan sesuai dengan pengelompokkan dodol sebagai pangan semi basah, Taoukis dan Richardson (2006) menyatakan bahwa kadar air pangan semi basah berkisar antara 10% sampai 40%.

Kadar Abu

(22)

8

penambahan krim 10% dan 20% menghasilkan kadar abu yang sesuai dengan standar BSN (1992).

Kadar Lemak

Penambahan krim 10% dan 20% menunjukkan kadar lemak yang berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol (P<0.05), namun penambahan krim 10% dan 20% tidak memberikan pengaruh yang berbeda. Perbedaan lemak yang tinggi disebabkan kandungan lemak pada krim yang dapat mencapai 25%bb (Smiddy et al. 2009), sedangkan kandungan lemak pada susu hanya 4.6%bb (Pritchard dan Kailasapathy 2011).

Rataan kadar lemak dodol susu dengan penambahan krim 10% dan 20% sesuai dengan standar yang ditetapkan BSN (1992), minimum 7%. Rendahnya kadar lemak pada dodol susu kontrol disebabkan kandungan lemak susu yang rendah dan hanya ditambahkan margarin sebagai sumber lemak tambahan. Pembuatan dodol pada umumnya menggunakan santan kelapa yang memiliki kandungan lemak mencapai 39% (Raghavendra dan Raghavaro 2010).

Kadar Protein

Penambahan krim 10% dan 20% pada dodol susu menghasilkan kadar protein yang berbeda nyata dengan kontrol (P<0.05), namun antar penambahan krim 10% dan 20% tidak memberikan hasil berbeda. Kadar protein dodol susu dengan penambahan krim lebih rendah dibandingkan kontrol. Penurunan kadar protein pada dodol susu disebabkan kandungan protein krim yang lebih rendah dibandingkan susu. Kandungan protein pada susu sebesar 3.4%bb (Pritchard dan Kailasapathy 2011) sedangkan kandungan protein pada krim hanya 2.5%bb (Smiddy et al. 2009). Kadar protein dodol susu pada penelitian memenuhi standar yang ditetapkan BSN (1992) yaitu minimum 3%bb.

Kadar Karbohidrat

(23)

9

Karakteristik Organoleptik

Uji organoleptik atau uji sensori merupakan metode pengukuran kualitas suatu produk berdasarkan informasi yang diterima oleh lima panca indera yakni penciuman, penglihatan, perasa, peraba, dan pendengaran (Bourne 2002). Pengujian organoleptik perlu dilakukan untuk melihat tingkat penerimaan konsumen terhadap suatu produk.

Pengujian organoleptik yang dilakukan meliputi uji hedonik dan mutu hedonik. Panelis pada uji hedonik sebanyak 50 orang mahasiswa IPB dan uji mutu hedonik sebanyak 30 orang mahasiswa Fakultas Peternakan IPB yang diberi pelatihan rangsangan sensori sebelum menguji sampel yang disediakan. Nilai rata-rata hasil pengujian organoleptik disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Rataan nilai uji hedonik dan mutu hedonik dodol susu dengan Skala uji mutu hedonik : 1=coklat tua/tidak beraroma susu/empuk/tidak kenyal,

2=coklat/agak beraroma susu/liat/agak kenyal, 3=coklat muda/beraroma

susu/keras/kenyal, 4=coklat kekuningan/sangat beraroma susu/sangat keras/sangat kenyal

Warna

Hasil rataan uji hedonik (kesukaan) terhadap warna dodol susu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan penambahan krim (P>0.05). Rentang respon terhadap warna dodol berkisar antara 2.86 – 2.98 yang menunjukkan respon panelis cenderung ke arah suka.

(24)

10

pigmen karotenoid (MacGibbon dan Taylor 2006). Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye serta larut dalam minyak (lipida) (Winarno 2008). Penambahan krim pada dodol susu menyebabkan peningkatan pigmen karotenoid pada dodol susu sehingga menyebabkan warna dodol menjadi kekuningan.

Aroma

Hasil rataan uji hedonik (kesukaan) terhadap aroma dodol susu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan penambahan krim (P>0.05). Rentang respon terhadap aroma dodol susu berkisar antara 2.76 – 2.94. Nilai ini menunjukkan respon panelis cenderung ke arah suka.

Hasil rataan uji mutu hedonik terhadap aroma dodol menunjukkan perbedaan nyata antara kontrol dan penambahan krim 20% (P<0.05). Pernambahan krim 10% tidak memberikan perbedaan nyata dengan penambahan krim 20% dan kontrol. Rentang nilai respon terhadap aroma dodol susu berkisar antara 2.03 – 2.56 menunjukkan respon agak beraroma susu sampai beraroma susu. Penambahan krim pada dodol susu menyebabkan peningkatan aroma pada dodol susu. Peningkatan aroma pada dodol susu disebabkan oleh kandungan senyawa volatil pada krim yang berkontribusi terhadap aroma dan rasa (MacGibbon dan Taylor 2006).

Rasa Manis

Hasil rataan uji hedonik (kesukaan) terhadap rasa manis dodol susu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan penambahan krim (P>0.05). Rentang respon terhadap rasa manis dodol susu berkisar antara 2.74 – 3.00 yang menunjukkan respon suka. Rasa manis pada dodol susu dihasilkan dari penggunaan gula pasir pada dodol susu.

Kekenyalan

Kekenyalan dapat didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk mengunyah dan merubah bentuk bahan sampai dapat ditelan (Bourne 2002). Nilai rataan uji hedonik (kesukaan) terhadap kekenyalan dodol susu tidak menunjukkan beda nyata antara kontrol dengan perlakuan penambahan krim (P>0.05). Rentang respon terhadap kekenyalan berkisar antara 2.48 – 2.76 yang menunjukkan respon tidak suka sampai suka.

(25)

11 penelitian ini menunjukkan pernambahan krim yang merupakan lemak susu tidak memberikan pengaruh nyata pada tekstur dodol susu.

Kekerasan

Kekerasan dapat didefinisikan kekuatan yang dibutuhkan meratakan sebuah bahan makanan dengan gigi geraham (Bourne 2002). Nilai rataan uji mutu hedonik terhadap kekerasan dodol susu tidak menunjukkan perbedaan nyata antara kontrol dengan perlakuan penambahan krim (P>0.05). Rentang respon terhadap kekerasan berkisar antara 2.03 – 2.10 yang menunjukkan respon liat. Komposisi tepung dan metode pemasakan yang sama menghasilkan tekstur dodol yang tidak berbeda (Kusumah et al. 2002, Karim dan Bhat 2012).

Penentuan Formulasi Dodol Susu Terbaik

Penentuan formulasi terbaik dari kedua perlakuan dodol susu dapat diperoleh dengan melakukan skoring beradasarkan hasil uji karakteristik kimia dan organoleptik. Kesesuaian sifat fisik, kimia, dan organoleptik dodol susu yang dihasilkan pada penelitian dengan standar BSN (1992) dapat menjadi kriteria tambahan untuk menentukan formulasi yang terbaik. Peubah yang dilihat untuk menentukan formula terbaik dan nilai hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Peubah dan nilai dari uji dodol susu dengan penambahan krim untuk

(26)

12

Formulasi terbaik yang memiliki skor tertinggi berdasarkan Tabel 6 adalah dodol susu dengan penambahan krim 20%. Dodol dengan penambahan krim 20% memiliki jumlah skor tertinggi yaitu 16. Formulasi terbaik dalam penelitian ditentukan berdasarkan kesesuaian karakteristik kimia dengan SNI dan uji organoleptik karena produk yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan standar yang ada serta disukai oleh konsumen.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian karakteristik fisik dan kimia, penambahan krim ke dalam dodol susu dapat digunakan untuk meningkatkan kadar lemak dan secara organoleptik disukai oleh panelis. Formulasi terbaik dodol susu yang disukai panelis dan paling mendekati standar adalah dodol susu dengan penambahan krim sebanyak 20%.

Saran

Perlu dilakukan analisis mengenai pendugaan umur simpan dan analisis usaha dodol susu dengan penambahan krim.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Agricultural Chemistry. 2005. Official Methods of Analysis of AOAC INTERNATIONAL. Maryland (US): AOAC International.

(27)

13 Bourne MC. 2002. Food Texture and Viscosity: Concept and Measurement.

London (GB): Academic Pr

Bouzas J, Hess S. 2011. Dairy ingredients in chocolate and confectionery products. Di dalam: Chandan RC, Kilara A, editor. Dairy Ingredients for Food Processing. Iowa (US): Blackwell Publishing. hlm 501-514.

Fearon AM. 2011. Butter and butter products. Di dalam: Chandan RC, Kilara A, editor. Dairy Ingredients for Food Processing. Iowa (US): Blackwell Publishing. hlm 199-224.

Karim AA, Bhat R. 2012. The sticky science of malaysian dodol. Di dalam: Vega C, Ubbink J, Linden EVD, editor. The Kitchen as Laboratory. New York (US): Columbia University Pr. hlm 106-113.

Kusumah FC, Maheswari RRA, Wulandari Z. 2002. Standardisasi suhu pemanasan pada proses pengolahan dodol susu. Med Peternakan. 25:75-83 MacGibbon AKH, Taylor MW. 2006. Composition and structure of bovine milk

lipids. Di dalam: Fox PF dan McSweeney, editor. Advanced Dairy Chemistry, Volume 2: Lipids, 3rd edition. New York (US) : Springer. hlm 1– 42.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): IPB Pr.

Nasaruddin F, Chin NL, Yusof YA. 2012. Effect of processing on instrumental textural properties of traditional dodol using back extrusion. Int J Food Properties. 15:495-506.

Parodi PW. 2004. Milk fat in human nutrition. Australian J Dairy Techno 59: 3– 59.

Pritchard SR, Kailasapathy K. 2011. Chemical, physical, and functional characteristics of dairy ingredients. Di dalam: Chandan RC, Kilara A, editor. Dairy Ingredients for Food Processing. Iowa (US): Blackwell Publishing. hlm 35-58.

Raghavendra SN, Raghavaro KSMS. 2010. Effect of different treatments for the destabilization of coconut milk emulsion. J Food Engineering. 97:341-347. Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri

Pangan dan Agro. Bogor (ID): IPB Pr

Smiddy MA, Kelly AL, Huppertz T. 2009. Cream and related products. Di dalam: Tamime AY, editor. Dairy Fats and Related Products. Iowa (US): Blackwell Publishing. hlm 61-85.

Taoukis PS, Richardson M. 2007. Principles of intermediate-moisture foods and related technology. Di dalam: Barbosa-Cánovas GV, Fontana AJ, Schmidt SJ, Labuza TP, editor. Water Activity in Foods: Fundamentals and Applications. Iowa (US): Blackwell Publishing. hlm 273-312.

(28)

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dodol dengan penambahan krim. Dodol a : dengan penambahan 0% krim; b: dengan penambahan 10% krim; c: dengan penambahan 20% krim

(a) (b) (c)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1992 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak kedua dari 2 bersaudara pasangan Bapak Dedy Djuanda dan Ibu Julia Arzat. Penulis mengawali pendidikan dasar di SDN Polisi 4 Bogor, melanjutkan ke SMPN 1 Bogor dan SMAN 1 Bogor. Penulis diterima di IPB pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan.

Gambar

Gambar 1  Diagram alir pembuatan Dodol Susu yang dimodifikasi.  Sumber : Kusumah et al (2002)
Tabel  4  Rataan  nilai  uji  hedonik  dan  mutu  hedonik  dodol  susu  dengan  penambahan krim

Referensi

Dokumen terkait

a. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten Gorontalo Utara yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan.. kawasan perdesaan

Hasil perhitungan regresi linier sederhana memperlihatkan nilai dari F hitung &lt; dari F tabel , dimana nilai F hitungnya 0,403 dan F tabelnya 4,02 yang

Ekawati Rahayu N, Perilaku konsumen, Perkembangan Konsep dan Praktek Dalam Pemasaran, NORA Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm.. produk dan jasa yang mereka harapkan akan

Penelitian ini bertujuan menguji bagaimana pengaruh corporate governance, yang dilihat dari proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan

Dijumpai singkapan daerah alterasi dengan resistivitas relatif rendah dan berdasarkan ciri-ciri fisiknya serta indikasi keterdapatan emas pada conto batuan dengan

Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research). Subjek penelitian ini yaitu siswa SMPN 3 Palembang kelas IX10 sebanyak 29 siswa. Teknik pengumpulan

(Programme for International Student Assessment) pada tahun 2012 untuk siswa Indonesia. Siswa Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 65 wilayah atau Negara yang

Riana Miranda Sinaga, dan juga semua teman-teman PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu