• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Etnosentrisme, Sikap, dan Preferensi terhadap Perilaku Pembelian Buah Lokal di Perkotaan dan Perdesaan Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Etnosentrisme, Sikap, dan Preferensi terhadap Perilaku Pembelian Buah Lokal di Perkotaan dan Perdesaan Bogor"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ETNOSENTRISME, SIKAP, DAN PREFERENSI

TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN BUAH LOKAL DI

PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR

TRI RAHMAWATI LESTARI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Etnosentrisme, Sikap, dan Preferensi terhadap Perilaku Pembelian Buah Lokal di Perkotaan dan Perdesaan Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Tri Rahmawati Lestari

(4)

ABSTRAK

TRI RAHMAWATI LESTARI. Pengaruh Etnosentrisme, Sikap, dan Preferensi terhadap Perilaku Pembelian Buah Lokal di Perkotaan dan Perdesaan Bogor. Dibimbing oleh MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.

Banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia menyebabkan timbulnya persaingan pembelian antara buah lokal dan impor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap perilaku pembelian buah lokal di perkotaan dan perdesaan. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study dengan melibatkan 120 ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara etnosntrisme, preferensi, dan sikap. Umur responden juga berhubungan positif terhadap etnosentrisme dan sikap. Etnosentrisme, sikap dan preferensi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembelian buah lokal dan pengeluaran buah lokal. Berdasarkan uji regresi linear berganda, tingkat pendidikan responden dan pendapatan per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pembelian buah lokal. Besar keluarga dan pendapatan per kapita juga berpengaruh positif signifikan terhadap pengeluaran buah lokal. Kata kunci: buah lokal, etnosentrisme, preferensi, sikap.

ABSTRACT

TRI RAHMAWATI LESTARI. The Influence of Ethnocentrism, Attitude, and Preference Toward The Purchasing Behavior of Local Fruits in Urban and Rural at Bogor. Supervised by MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.

The excess quantity of imported fruit in Indonesia has triggered business competition between local and import fruit. This research aimed to analyze the influence of ethnocentrism, attitude, and preference toward the purchasing behavior of local fruit in urban and rural. The design of this research used cross sectional study which involved 120 housewives. The result showed the significant positive relation between ethnocentrism, preference, and attitude. The age of respondent also relates positively to ethnocentrism and attitude. Ethnocentrism, attitude, and preference have no significant relation to the purchasing number of local fruit and local fruit expenditure. Based on multiple regression linear test, the education level of respondent and per capita income significantly positive influence toward the purchasing number of local fruit. The number of family member and per capita income also significantly positive influence toward local fruit expenditure.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

PENGARUH ETNOSENTRISME, SIKAP, DAN PREFERENSI

TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN BUAH LOKAL DI

PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR

TRI RAHMAWATI LESTARI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pengaruh Etnosentrisme, Sikap, dan Preferensi terhadap Perilaku Pembelian Buah Lokal di Perkotaan dan Perdesaan Bogor

Nama : Tri Rahmawati Lestari NIM : I24090014

Disetujui oleh

Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan. M.Sc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Etnosentrisme, Sikap, dan Preferensi terhadap Perilaku Pembelian Buah Lokal di Perkotaan dan Perdesaan Bogor”. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Moh Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku pembimbing skripsi, Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pemandu seminar, Ir. Retnaningsih, M.Si selaku dosen penguji I, Neti Hernawati, SP, M.Si selaku dosen penguji II, dan seluruh dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.

2. Kedua orang tua penulis, Drs. H. Mahfuz Abbas Husin, M.Si dan Hj. Sari Ganefo Utama, Kakak Kurniawan Fuzpo Negoro, Kakak Komala Puspita Dewi atas cinta dan kasih sayang serta doa yang selalu diberikan kepada penulis.

3. Teman-teman satu bimbingan, Reza Pratama, Ismail Fajri, Vivi Apriliyanti, Fernando Tandayu, dan Bagus Pramudito. Sahabat-sahabat terdekat, Dwi Bayu Prasetya, Astika Aquilla, Nitamia Indah Cantika, Lilis Jamilah, Hadiatussalamah, Khairunnisa, Laras Sandra Sindora, Dyah Purnamasari, Silvia Dewi Sagita Andik, Siti Holilah, Nanda Lusita Anugrah, Rizky Ramadhan, Irva Mavrudah, Andri Tri Wibowo, M Septiadi, Eris Astari Putra, Rizki Agung Prandita, Ega Aprindah, Siti Mayang Sari, Andita Sastrodiwiryo, Ovita Ayu Conthesa, Aida Fitriani, Ade Silvia Putri, Farah Nisrina, Indah Novidtri, dan teman-teman IKK 46, penulis ucapkan terima kasih atas kebersamaannya, dukungan serta semangat yang selalu diberikan kepada penulis. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Odok, Bumbum, Toyiba, dan Pedi yang telah banyak membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis selama ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 4

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 4

Jumlah dan Teknik Pengambilan Contoh 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Metode Pengolahan dan Analisis Data 7

Definisi Operasional 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Hasil 8

Pembahasan 18

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 24

RIWAYAT HIDUP 28

(10)

DAFTAR TABEL

1. Variabel penelitian, jenis data, skala, dan teknik pengambilan data 6 2. Sebaran suami dan istri berdasarkan umur menurut wilayah kota dan

desa 9

3. Sebaran suami dan istri berdasarkan tingkat pendidikan menurut

wilayah kota dan desa 10

4. Sebaran suami dan istri berdasarkan jenis pekerjaan menurut wilayah

kota dan desa 10

5. Sebaran responden berdasarkan pendapatan menurut wilayah kota dan

desa 11

6. Sebaran responden berdasarkan besar keluarga menurut wilayah kota

dan desa 11

7. Sebaran jawaban responden berdasarkan etnosentrisme terhadap buah

lokal 12

8. Sebaran responden berdasarkan kategori etnosentrisme menurut

wilayah kota dan desa 13

9. Sebaran jawaban responden berdasarkan sikap terhadap buah lokal 13 10. Sebaran responden berdasarkan kategori sikap terhadap buah lokal

menurut wilayah kota dan desa 14

11. Sebaran responden berdasarkan preferensi terhadap buah lokal 14 12. Sebaran responden berdasarkan kategori preferensi terhadap buah

lokal menurut wilayah kota dan desa 15

13. Rataan jumlah pembelian buah (kg/keluarga/bulan) menurut wilayah

kota dan desa 15

14. Rataan pengeluaran pembelian buah (Rp/keluarga/bulan) 16 15. Rataan jumlah konsumsi buah lokal (gr/orang/hari) 16 16. Sebaran responden berdasarkan tempat pembelian buah menurut

wilayah kota dan desa 16

17. Hasil uji korelasi antara karakteristik keluarga, etnosentrisme, sikap, preferensi, dan perilaku pembelian buah lokal 17 18. Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah pembelian buah lokal 17 19. Faktor-faktor yang memengaruhi pengeluaran buah lokal 18

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran hubungan antara etnosentrisme, sikap, preferensi

dan perilaku pembelian buah lokal 4

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah merupakan sumber zat pengatur yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia (Satuhu 2004). Tingkat konsumsi buah-buahan di Indonesia masih sangat rendah, hal ini dipengaruhi oleh kemiskinan dimana pendapatan perkapita masyarakat, kesadaran dan kebiasaan mengkonsumsi buah-buahan yang masih tergolong rendah dibandingkan dengan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan lainnya (Dewi 2001). Akan tetapi sejak tahun 2009-2011 pengeluaran per kapita pada keluarga untuk pembelian buah di Indonesia meningkat tiap tahunnya, pada tahun 2009 sebesar Rp 8 821, lalu pada tahun 2010 sebesar Rp 12 335 dan pada tahun 2011 sebesar Rp 12 579 (BPS 2011).

Kebutuhan buah yang semakin meningkat ini membuat permintaan buah di pasar semakin meningkat juga. Akan tetapi petani atau pengusaha dalam negeri masih belum bisa memenuhi kebutuhan buah di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia masih membutuhkan pasokan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan buah nasional.

Data buah impor tahun 2011 sebesar US$ 816 541 098 (BPS 2011) hal ini membuktikan bahwa masih banyak buah impor yang masuk ke Indonesia. Buah-buahan tersebut, terutama buah jeruk, datang dari beberapa negara pemasok terbesar yaitu Cina, Amerika Serikat, Jepang, Pakistan dan Mesir. Selain jeruk, buah impor yang banyak masuk ke Indonesia adalah pisang, apel, melon dan ceri. Hal ini membuktikan buah impor masih sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya buah impor yang masuk ini memberikan manfaat bagi konsumen salah satunya adalah memperbanyak pilihan buah yang dapat dibeli dan dikonsumsi.

Etnosentrisme adalah salah satu bentuk nilai yang dapat direpresentasikan sebagai tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk dalam negeri. Pada saat menghadapi pilihan buah impor atau lokal, konsumen perlu memiliki nilai etnosentrisme yang kuat untuk memilih, membeli dan mengkonsumsi produksi lokal (Shimp dan Sharma 1987). Etnosentrisme merepresentasikan kepercayaan konsumen mengenai kepatuhan dan moralitas dalam membeli produk dengan mendahulukan produk bangsa sendiri dibanding produk dari bangsa lain, kecuali produk yang bersangkutan tidak ada subsitusinya didalam negeri. Etnosentrisme dapat diinterpretasikan bahwa membeli produk impor adalah sesuatu yang salah, tidak patriotik dan mengganggu perekonomian (Shimp dan Sharma 1987).

Sikap konsumen merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sumarwan (2011) menyatakan bahwa sikap adalah ungkapan dari perasaan konsumen terhadap suatu objek apakah disenangi atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Etnosentrisme dapat memengaruhi sikap seseorang. Konsumen yang memiliki etnosentrisme tinggi maka akan memiliki sikap yang tinggi pula.

(12)

2

konsumen dalam keputusan pembeliannya. Preferensi adalah evaluasi seseorang mengenai dua atau lebih objek (Kardes 2002). Suatu produk dapat dikatakan lebih disukai konsumen jika produk tersebut ditempatkan sebagai pilihan pertama konsumen. Produk impor memberikan penampilan yang lebih menarik dibandingkan dengan buah lokal. Hal inilah yang nantinya akan memengaruhi preferensi konsumen dan perilaku pembelian buah.

Dari uraian tersebut diatas, peneliti menganggap penting untuk memperhatikan perilaku konsumsi buah lokal di tengah banyaknya produk buah impor di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap perilaku pembelian buah lokal.

Perumusan Masalah

Semakin bebasnya produk impor yang beredar di pasar Indonesia mengakibatkan harga buah impor di Indonesia menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga buah-buahan lokal. Pasar buah di Indonesia sendiri lebih banyak didominasi oleh buah-buahan impor dari berbagai macam negara pengekspor seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, Cina, Selandia Baru, dan Thailand. Menurut Kementan pada tahun 2009 sebanyak 60 persen buah impor mendominasi pasar buah di Indonesia, sedangkan untuk buah lokal sendiri hanya mampu mengisi sebesar 40 persen.

Indonesia dalam mengkonsumsi buah juga masih rendah. Menurut World Health Organization (WHO) rata-rata konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia hanya 2.5 porsi per hari. Jumlahnya hanya 34.55 kg/kapita per tahun. Padahal Food Agriculture Organization (FAO) menganjurkan konsumsi buah mencapai 73 kg/kapita per tahun karena standar kecukupan untuk sehat sebesar 91.25 kg/kapita per tahun (Trijaji 2012).

Banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia menyebabkan timbulnya persaingan antara buah lokal dan impor. Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau masyarakat (Sumarwan 2011). Salah satu bentuk nilai adalah etnosentrisme dimana konsumen lebih memilih produk dalam negeri dibandingkan produk luar negeri, termasuk dalam membeli produk buah-buahan. Akan tetapi jika buah impor dipasaran masih banyak dijual, tentunya akan membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli buah impor. Banyaknya buah impor di Indonesia juga dapat memengaruhi sikap dan preferensi konsumen dalam pembelian buah. Produk yang memberikan penampilan yang lebih menarik tentunya akan lebih disukai oleh konsumen.

Berdasarkan pemaparan masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik sosial demografi keluarga, etnosentrisme, sikap dan preferensi keluarga di Kota Bogor dan Kabupaten Bogordalam pembelian buah lokal?

2. Bagaimana perbedaan etnosentrisme, sikap, dan preferensi keluarga di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dalam pembelian buah lokal?

(13)

3 4. Bagaimana pengaruh etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap perilaku

pembelian buah lokal di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor?

Tujuan Penelitian Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap perilaku pembelian buah lokal di perkotaan dan perdesaan.

Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik sosial demografi keluarga, etnosentrisme, sikap dan preferensi keluarga di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dalam pembelian buah lokal.

2. Menganalisis perbedaan etnosentrisme, sikap, dan preferensi keluarga di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor dalam pembelian buah lokal.

3. Menganalisis hubungan antara etnosentrisme, sikap, dan preferensi dengan perilaku pembelian buah lokal di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

4. Menganalisis pengaruh etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap perilaku pembelian buah lokal di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

KERANGKA PEMIKIRAN

Saat ini banyak sekali buah impor yang dijual di pasar, tidak hanya di pasar modern, di pasar tradisional juga banyak beredar produk buah-buahan impor. Apalagi saat ini harga buah impor lebih murah jika dibandingkan dengan buah lokal, serta buah impor menyajikan kemasan yang lebih menarik daripada buah lokal. Akibat dari dampak tersebut konsumen memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi buah-buahan impor dibandingkan buah lokal.

Karakteristik konsumen berbeda-beda baik dalam faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, maupun jumlah anggota keluarganya. Pendidikan dan pendapatan konsumen saling berhubungan, dimana pendidikan seseorang akan menentukan pekerjaannya (Sumarwan 2011). Karakteristik yang berbeda ini akan menyebabkan nilai yang dianut menjadi berbeda.

(14)

4

Dengan meningkatnya buah impor, ada kecenderungan bergesernya pola konsumsi masyarakat terhadap buah lokal. Apalagi saat ini, buah-buahan impor semakin mudah didapat yang diduga akan meningkatkan preferensi dan pembelian terhadap buah impor. Karena itu etnosentrisme memiliki pengaruh terhadap pembentukan sikap dan preferensi serta perilaku pembelian buah lokal. Konsumen yang memiliki nilai etnosentrisme yang tinggi lebih menyukai buah lokal daripada buah impor. Terkait dengan kondisi tersebut diperlukan penelitan untuk mengkaji apakah etnosentrisme, sikap, dan preferensi dapat mempengaruhi perilaku pembelian buah lokal.

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

METODE

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung (bersama) dari penelitian “Penguatan Etnosentrisme dan Persepsi Citra Buah Lokal Dalam Rangka Gerakan Cinta Buah Nusantara (Gentabuana) untuk Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga”. Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yang pertama di Kota Bogor dan kedua di Kabupaten Bogor. Di Kota Bogor dilakukan di Kelurahan Barangsiang, Kecamatan Bogor Timur, sedangkan untuk di Kabupaten Bogor dilakukan di Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea.

Karakteristik keluarga dan responden : - Umur

- Jenis pekerjaan - Tingkat pendidikan - Besar keluarga

- Pendapatan/kapita/bulan

Etnosentrisme

Sikap

Preferensi

Perilaku Pembelian Buah Lokal

(15)

5

purposive

purposive

purposive

random RW 5

Kota Bogor

Kelurahan Baranangsiang

n = 120

Desa Cihideung Ilir

RW 6 RW 13 RW 1 RW 2 RW 3

RT 1 RT 6

RT 1 RT 6

RT 2 RT 3

RT 4 RT 5

RT 2 RT 4

RT 1 RT 4

n = 60 n = 60

Kabupaten Bogor

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan September 2013.

Jumlah dan Teknik Pengambilan Contoh

Lokasi penelitian ini dilakukan di Bogor, yang kemudian dibagi menjadi dua tempat yaitu Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Dari Kota Bogor dipilih satu kelurahan dan dari Kabupaten Bogor dipilih satu desa juga. Kelurahan Baranangsiang adalah tempat terpilih dari Kota Bogor, sedangkan Desa Cihideung Ilir menjadi tempat terpilih dari Kabupaten Bogor, kedua tempat ini dipilih secara

purposive yaitu berdasarkan kemudahan akses untuk mendapatkan buah-buahan. Kelurahan Baranangsiang memiliki 14 RW dan Desa Cihideung Ilir memiliki 5 RW, dari masing kelurahan dan desa dipilih 3 RW. Lalu dari masing-masing RW dipilih lagi 2 RT secara random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam pembelian buah di Kelurahan Baranangsiang dan Desa Cihideung Ilir. Contoh dalam penelitian ini berjumlah 120 ibu rumah tangga, dengan 60 contoh diambil dari Kelurahan Baranangsiang dan 60 contoh lainnya diambil dari Desa Cihideung Ilir (Gambar 2).

(16)

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa kuisioner yang berisi karakteristik individu (umur, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pendapatan), variabel etnosentrisme, sikap, preferensi, dan perilaku pembelian. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber relevan seperti, Badan Pusat Statistik, data umum kondisi wilayah dari kecamatan dan kelurahan setempat, serta jumlah keluarga dari RW dan RT lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga skala data, yaitu nominal, ordinal, dan rasio. Berikut penjelasan mengenai skala data dan kategori data yang digunakan dalam penelitian ini yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1Variabel penelitian, jenis data, skala, dan teknik pengambilan data No. Variabel penelitian Skala Kategori

1. Umur Rasio Berdasarkan Papalia dan Old (2009) 1. Dewasa awal (18-40 tahun) 2. Dewasa madya (41-60 tahun) 3. Dewasa akhir (> 60 tahun) 2. Tingkat pendidikan Ordinal 1. SD 4. Pendapatan per kapita (per bulan) Rasio Berdasarkan sebaran data

1. 83333 – 2388889 2. 2388890 – 4694445 3. 4694446 -7000000 5. Besar Keluarga Rasio 1. Keluarga kecil (≤ 4orang)

2. Keluarga sedang (5-6 orang) 3. Keluarga besar (≥ 7 orang) 6. Etnosentrisme Ordinal Berdasarkan Khomsan (2002)

1. Rendah (< 60%) 2. Sedang (60%-80%) 3. Tinggi (>80%)

7. Preferensi Ordinal Berdasarkan Khomsan (2002) 1. Rendah (< 60%)

2. Sedang (60%-80%) 3. Tinggi (>80%)

8. Sikap Ordinal Berdasarkan Khomsan (2002) 1. Rendah (< 60%)

2. Sedang (60%-80%) 3. Tinggi (>80%) 9. Pengeluaran buah lokal Rasio Berdasarkan sebaran data

1. < 206 000

(17)

7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui kuisioner diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning data, dan analisis data dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 18.0 for windows. Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program microsoft excel 2007. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif diadopsi dari Pentz (2011) yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya.

Etnosentrisme, sikap, dan preferensi dikategorikan menggunakan tiga interval kelas yang sebelumnya skor total ditransformasi ke dalam bentuk indeks dengan rumus sebagai berikut:

Indeks = (Skoryangdicapai−Skorterendah)

(Skortertinggi−skorterendah) x 100

Pengkategorian variabel etnosentrisme, sikap, dan preferensi konsumen menggunakan kategori tiga kelompok dari Khomsan (2002), yaitu:

1. Tinggi bila skor > 80% 2. Sedang bila skor 60%-80% 3. Rendah bila skor < 60%

Analisis data statistik yang digunakan yaitu:

1. Karakteristik responden (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan), karakteristik keluarga(besar keluarga, umur suami, tingkat pendidikan suami, pekerjaan suami, dan pendapatan per kapita), etnosentrisme, sikap, preferensi dan perilaku pembelian buah lokal dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.

2. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan responden, etnosentrisme, sikap, preferensi dan perilaku pembelian buah lokal.

3. Uji Independent sample t-test digunakan untuk menganalisis perbedaan karakteristik responden, etnosentrime, sikap, dan preferensi ibu rumah tangga di wilayah perkotaan dan perdesaan

4. Uji regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembelian buah lokal. Bentuk umum dari persamaan regresi linear berganda adalah:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7

Keterangan :

Y = Perilaku pembelian buah lokal

α = Konstanta regresi

β = Koefisien regresi

X1 = Umur responden (tahun)

X2 = Besar keluarga (orang)

X3 = Tingkat pendidikan responden (1≥9 tahun; 0≤9 tahun)

(18)

8

X5 = Etnosentrisme

X6 = Sikap

X7 = Preferensi

Definisi Operasional

Populasi adalah ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.

Responden adalah ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Cihideng Ilir dan Kelurahan Baranangsiang yang melakukan pembelian buah.

Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing keluarga contoh, seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga.

Ibu rumah tangga adalah seseorang dalam keluarga yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam pembelian buah di rumah.

Etnosentrisme adalah tingkat kepercayaan responden terhadap produk buah-buahan lokal.

Sikap adalah perilaku yang akan memengaruhi responden dalam pembelian buah lokal.

Preferensi adalah tingkat kesukaan responden terhadap buah-buahan lokal.

Pengeluaran buah lokal adalah jumlah uang yang dihabiskan oleh keluarga setiap bulannya untuk membeli buah loal.

Pembelian buah lokal adalah jumlah kilogram buah lokal yang dibeli oleh keluarga setiap bulannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor dan Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Letak Kelurahan Baranangsiang sangat strategis. Hal ini dapat dilihat dari jaraknya yang hanya 0.5 km ke pemerintahan kecamatan, dan 2 km ke pemerintahan kota. Sementara Desa Cihideung Ilir berjarak 2 km ke pemerintahan kecamatan, dan 27 km ke pemerintahan kabupaten.

(19)

9 lima dan juga pedagang buah keliling. Hal ini membuat warga Kelurahan Baranangsiang dapat dengan mudah membeli buah-buahan yang mereka inginkan.

Desa Cihideung Ilir. Desa Cihideung Ilir secara geografis berbatasan langsung dengan Desa Cibanteng/jalan propinsi di sebelah utara, Desa Cihideung Udik/Kali Cihideung di sebelah selatan, Desa Cihideung Udik di sebelah barat, dan Desa Babakan di sebelah timur. Luas wilayah Desa Cihideung Ilir adalah 178 ha. Desa Cihideung Ilir juga memiliki akses serta sarana transportasi umum yang mudah untuk menjangkau berbagai tempat penjualan buah.

Karakteristik Keluarga dan Responden

Karakteristik keluarga dan responden yang diteliti pada penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan per kapita per bulan, dan jumlah anggota keluarga. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 120 orang ibu rumah tangga yang terdiri dari 60 ibu berasal dari kota dan 60 ibu dari desa. Beberapa responden ada yang sudah bercerai dan ada juga yang suaminya telah meninggal, masing-masing sebanyak 12 responden dari kota dan 6 responden dari desa.

Umur. Umur dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (41-60 tahun), dan dewasa akhir (<60 tahun) (Papalia dan Old 2009). Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel 3 rataan umur suami di kota sebesar 52.42 dan di desa sebesar 43.56. Lebih dari setengah suami dikota tergolong dewasa madya (54.2%) sedangkan untuk di desa tergolong dewasa awal (50.0%) dan dewasa madya (44.4%). Rata-rata umur istri di kota sebesar 49.57 tahun dan di desa sebesar 39.35 tahun. Lebih dari setengah istri di kota tergolong dewasa madya (53.3%), dan lebih dari setengah istri di desa tergolong dewasa awal (61.7%). Hasil uji beda t-test antara wilayah kota dan desa menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada umur suami responden dan responden (p=0.000).

Tabel 2 Sebaran suami dan istri berdasarkan umur menurut wilayah kota dan desa Umur (th)

Suami (n=102) Istri (n=120)

Kota Desa Total Kota Desa Total

Keterangan : ** nyata pada p-value<0.05

(20)

10

menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada tingkat pendidikan suami responden dan responden (p=0.000).

Tabel 3 Sebaran suami dan istri berdasarkan tingkat pendidikan menurut wilayah kota dan desa

Tingkat Pendidikan

Suami (n=102) Istri (n=120)

Kota Desa Total Kota Desa Total

Keterangan : ** nyata pada p-value<0.05

Jenis Pekerjaan. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebesar 39.6 persen suami responden memiliki pekerjaan swasta, sedangkan di desa lebih dari setengah (61.1%) suami responden memiliki pekerjaan sebagai buruh. Di kota tidak terdapat suami responden yang bekerja sebagai petani, sedangkan di desa tidak terdapat suami responden yang bekerja sebagai ABRI. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden di kota (65.0%) dan di desa (58.3%) di dominasi oleh Ibu Rumah Tangga (tidak bekerja).

Tabel 4 Sebaran suami dan istri berdasarkan jenis pekerjaan menurut wilayah kota dan desa

Pekerjaan

Suami (n=102) Istri (n=120)

(21)

11 Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan pendapatan menurut wilayah kota dan

desa

Keterangan : ** nyata pada p-value<0.01; GK kota=281 189; GK desa=268 251

Besar Keluarga. Berdasarkan BKKBN (1996) besar keluarga dibagi kedalam tiga kategori yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar (≥ 7 orang). Pada Tabel 6 menunjukkan mayoritas responden di kota dan desa berada dalam kategori keluarga kecil (≤ 4 orang). Hasil uji beda t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara jumlah anggota keluarga di kota dan desa (p=0.000).

Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan besar keluarga menurut wilayah kota dan desa

Keterangan : ** nyata pada p-value<0.01

Etnosentrisme

(22)

12

Tabel 7 Sebaran jawaban responden berdasarkan etnosentrisme terhadap buah lokal

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Kita seharusnya selalu membeli produk buah-buahan yang diproduksi di dalam negeri

0 5 1 53 61

2 Sebaiknya buah yang tidak diproduksi di Indonesia yang boleh di impor

3 17 16 65 19

3 Membeli buah lokal agar orang Indonesia tetap mendapatkan penghasilan yang layak

0 2 4 87 27

4 Buah lokal adalah pilihan utama saya 1 6 9 54 50 5 Suka membeli buah impor menunjukkan bahwa seseorang tidak cinta

Indonesia

9 58 22 28 2

6 Membeli buah impor, membuat orang Indonesia kehilangan pekerjaannya

2 12 5 90 11

7 Kita seharusnya selalu membeli buah-buahan yang berasal dari dalam negeri

0 6 2 64 48

8 Kita seharusnya lebih suka membeli buah-buahan lokal daripada buah impor yang membuat negara lain mendapatkan keuntungannya

0 2 5 72 41

9 Yang terbaik adalah selalu menggunakan atau membeli produk dalam negeri termasuk buah-buahan lokal

0 3 1 75 41

10 Seharusnya hanya sedikit buah-buahan impor yang dijual dan dibeli orang Indonesia, kecuali bila memang dibutuhkan

0 4 2 83 31

11 Orang Indonesia seharusnya tidak membeli buah-buahan impor, karena merugikan perekonomian negara

1 13 16 74 16

12 Pelarangan harus diberlakukan untuk semua jenis impor barang asing ke Indonesia

15 64 23 18 0

13 Walaupun harganya lebih mahal, saya lebih memilih untuk membeli buah-buahan lokal

6 26 21 57 10

14 Orang yang suka membeli buah impor berarti tidak bertanggungjawab terhadap kehidupan petani buah

3 39 13 47 18

15 Orang yang suka membeli buah impor mencerminkan turunnya rasa nasionalisme

11 71 15 21 2

Ket: STS=Sangat Tidak Setuju; TS=Tidak Setuju; N=Netral; S=Setuju; SS=Sangat Setuju

(23)

13 Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan kategori etnosentrisme menurut wilayah

kota dan desa

Etnosentrisme Kota Desa

n % n %

Rendah (< 60) 5 8.3 19 31.7

Sedang (60-80) 52 86.7 38 63.3

Tinggi (> 80) 3 5.0 3 5.0

Total 60 100.0 60 100.0

Rataan±SD 3.77 ± 0.31 3.58 ± 0.52

p-value 0.016*

Keterangan : *nyata pada p-value<0.05

Sikap

Sikap diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Pentz (2011) dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 point mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sampai sangat setuju. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak setuju terhadap pernyataan tidak akan pernah membeli buah impor, merasa bersalah membeli buah impor, jika membeli buah tidak akan membeli buah impor, dan tidak suka ide untuk membeli buah impor. Akan tetapi mayoritas responden setuju untuk pernyataan sebisa mungkin akan menghindari membeli buah impor. Hal ini berarti responden tidak akan selalu membeli buah lokal karena responden tidak memiliki masalah dalam membeli buah impor, akan tetapi responden sebisa mungkin berusaha menghindari membeli buah impor.

Tabel 9 Sebaran jawaban responden berdasarkan sikap terhadap buah lokal

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya tidak akan pernah membeli buah impor 4 56 53 7 0 2 Saya akan merasa bersalah membeli buah impor 4 52 55 8 1 3 Jika membeli buah,saya tidak akan membeli buah impor 4 55 54 7 0 4 Saya tidak suka ide untuk membeli buah impor 2 50 58 8 2 5 Sebisa mungkin saya akan menghindari membeli buah

impor

3 16 50 45 6

Ket: STS=Sangat Tidak Setuju; TS=Tidak Setuju; N=Netral; S=Setuju; SS=Sangat Setuju

(24)

14

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan kategori sikap terhadap buah lokal menurut wilayah kota dan desa

Sikap Kota Desa

n % n %

Rendah (< 60) 55 91.7 54 90.0

Sedang (60-80) 4 6.7 5 8.3

Tinggi (> 80) 1 1.7 1 1.7

Total 60 100.0 60 100.0

Rataan±SD 2.88 ± 0.43 2.54 ± 0.62

p-value 0.001**

Keterangan : ** nyata pada p-value<0.01

Preferensi

Preferensi diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan yang diadopsi dari Pentz (2011) dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 point mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sampai sangat setuju. Berdasarkan Tabel 11, mayoritas responden setuju dengan pernyataan lebih menyukai buah lokal daripada buah impor apapun jenis buahnya, menyukai kualitas buah lokal daripada buah impor, dan menyukai buah lokal walaupun harganya lebih mahal. Artinya responden memang lebih menyukai buah lokal dibandingkan buah impor, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi responden untuk tetap membeli buah impor.

Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan preferensi terhadap buah lokal

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya lebih menyukai buah lokal daripada buah impor apapun jenis buahnya

0 3 16 74 27

2 Saya menyukai kualitas buah lokal daripada kualitas buah impor

0 8 14 74 24

3 Saya menyukai buah lokal daripada buah impor walaupun harganya mahal

2 16 24 60 18

Ket: STS=Sangat Tidak Setuju; TS=Tidak Setuju; N=Netral; S=Setuju; SS=Sangat Setuju

(25)

15 Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan kategori preferensi terhadap buah lokal

menurut wilayah kota dan desa

Preferensi Kota Desa

n % n %

Rendah (< 60) 14 23.3 18 30.0

Sedang (60-80) 34 56.7 29 48.3

Tinggi (> 80) 12 20.0 13 21.7

Total 60 100.0 60 100.0

Rataan±SD 3.85 ± 0.61 3.89 ± 0.72

p-value 0.683tn

Keterangan : tn= tidak nyata

Perilaku Pembelian Buah Lokal

Jumlah Pembelian Buah Lokal. Total pembelian buah baik di kota maupun desa lebih banyak untuk pembelian buah lokal. Berdasarkan hasil yang didapat, pada Tabel 13 rata-rata total pembelian buah lokal di kota sebesar 12.13 kg dan di desa sebesar 5.41 kg. Lalu untuk total rata-rata pembelian buah impor dikota sebesar 3.12 kg dan di desa sebesar 1.05 kg. Rataan pembelian buah paling banyak baik di kota maupun desa adalah pembelian buah jeruk lokal (2.508 kg dan 1.775 kg). Sedangkan untuk buah apel, responden di kota dan desa lebih banyak membeli buah apel impor daripada buah apel lokal (1.350 kg dan 0.442 kg).

Tabel 13 Rataan jumlah pembelian buah (kg/keluarga/bulan) menurut wilayah kota dan desa

(26)

16

Tabel 14 Rataan pengeluaran pembelian buah (Rp/keluarga/bulan)

Variabel Rataan ± SD p-value

Keterangan : ** nyata pada p-value<0.01; *nyata pada p-value<0.05

Jumlah Konsumsi Buah Lokal. Jumlah konsumsi buah lokal disini maksudnya adalah total jumlah pembelian buah segar selama sebulan dalam berat kotor dibagi jumlah anggota keluarga dibagi 30 hari. Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa rata-rata konsumsi buah lokal per orang per hari di kota lebih banyak daripada jumlah konsumsi buah impor per orang per hari di kota (120.44 g dan 27.18 g). Begitu juga di desa, jumlah konsumsi buah lokal per orang per hari lebih banyak daripada jumlah konsumsi buah impor per orang per hari (43.88 g dan 8.22 g).

Tabel 15 Rataan jumlah konsumsi buah lokal (gr/orang/hari)

Variabel Rataan ± SD p-value

Kota Desa Total

Jumlah konsumsi buah lokal (g) 120.44 ± 127.83 43.88 ± 58.36 82.16 ± 106.15 0.000** Jumlah konsumsi buah impor (g) 27.18 ± 52.92 8.22 ± 19.09 17.70 ± 40.74 0.011* Total konsumsi buah (g) 147.63 ± 142.57 52.10 ± 67.22 99.87 ± 120.91 0.000**

Keterangan : **nyata pada p-value<0.01;* nyata pada p-value<0.05

Tempat Pembelian. Pada Tabel 16 menunjukkan persentase tempat pembelian buah oleh responden di wilayah kota dan desa. Masing-masing responden bisa memilih lebih dari satu tempat pembelian buah. Di kota mayoritas responden membeli buah di pasar (63.3%), sedangkan responden di desa mayoritas membeli buah di toko buah pinggir jalan (60.0%).

Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan tempat pembelian buah menurut wilayah kota dan desa

Tempat pembelian buah Kota Desa Total

n % n % n %

Hubungan Antara Etnosentrisme, Preferensi, Sikap dan Perilaku Pembelian Buah Lokal Di Kota Bogor Dan Kabupaten Bogor

(27)

17 p=0.000). Artinya semakin tinggi nilai etnosentrisme seseorang maka semakin tinggi pula sikap dan preferensinya terhadap buah lokal.

Pengeluaran buah lokal juga menunjukkan adanya hubungan nyata positif terhadap tingkat pendidikan istri (r=0.437; p=0.000), besar keluarga (r=0.192; p=0.036), dan pendapatan per kapita (r=0.357; p=0.000). Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan suami dan istri, besar keluarga, dan pendapatan per kapita maka semakin besar pula pengeluaran untuk buah lokal. Selain itu, tingkat pendidikan istri (r=0.422; p=0.000), pendapatan per kapita (r=0.339; p=0.000), serta pengeluaran buah lokal (r=0.796; p=0.000) memiliki hubungan nyata positif terhadap jumlah pembelian buah lokal. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan istiri, pendapatan per kapita, serta pengeluaran buah lokal memiliki maka semakin tinggi pula jumlah pembelian buah lokal.

Tabel 17 Hasil uji korelasi antara karakteristik keluarga, etnosentrisme, sikap, preferensi, dan perilaku pembelian buah lokal

Ket: **nyata pada p-value<0.01

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jumlah Pembelian Buah Lokal di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor

Tabel 18 menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah pembelian buah lokal. Hasil uji regresi liniear yang dilakukan menunjukkan nilai R2 sebesar 0.166, yang berarti sebesar 16.6 persen jumlah pembelian buah lokal dapat dijelaskan oleh peubah yang ada di dalam model dan 83.4 persen sisanya dijelaskan faktor lain yang tidak diteliti. Tingkat pendidikan responden (β=0.244; p= 0.028) dan pendapatan per kapita (β=0.234; p=0.039) berpengaruh nyata positif terhadap jumlah pembelian buah lokal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatan responden maka semakin besar pula jumlah pembelian buah lokalnya.

Tabel 18 Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah pembelian buah lokal

Peubah Independen Β Sig

Umur responden (tahun) 0.130 0.144 Besar keluarga (orang) 0.177 0.051

Tingkat pendidikan responden (1= ≥ 9thn; 0= < 9 thn) 0.244 0.028* Pendapatan per kapita (Rp/kapita/bulan) 0.234 0.039*

Etnosentrisme 0.013 0.903

Preferensi 0.149 0.129

Sikap -0.058 0.564

F-hitung 4.379

Adj. R2 0.166

p-value 0.000**

Ket: *nyata pada p-value<0.05

Variabel Etnosentrisme Preferensi Sikap Pengeluaran

buah lokal (Rp)

Pembelian buah lokal (kg)

Umur istri (tahun) 0.195* 0.068 0.224* 0.084 0.133

Tingkat pendidikan istri (tahun) 0.062 -0.058 0.134 0.437** 0.422**

Besar keluarga (orang) 0.024 -0.008 0.038 0.192* 0.068

Pendapatan per kapita (Rp/bulan/kapita) 0.040 0.043 0.125 0.357** 0.339**

Etnosentrisme (skor) 1 0.475** 0.520** 0.131 0.116

Preferensi (skor) 0.475** 1 0.315** 0.143 0.133

Sikap (skor) 0.520** 0.315** 1 0.092 0.091

Pengeluaran pembelian buah lokal (Rp/bln)

0.131 0.143 0.092 1 0.796**

(28)

18

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengeluaran Buah Lokal di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran buah lokal dengan uji regresi linear. Hasil uji regresi linear yang dilakukan menunjukkan nilai R2 sebesar 0.226, yang berarti sebesar 22.6 persen perilaku pembelian buah lokal dapat dijelaskan oleh peubah yang ada di dalam model dan 77.4 persen sisanya dijelaskan faktor lain yang tidak diteliti. Tabel 19 menunjukkan ada beberapa faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap pengeluaran buah lokal, yaitu besar keluarga (β=0.317; p=0.000) dan pendapatan

per kapita (β=0.329; p=0.003). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar keluarga responden maka semakin besar pula pengeluaran yang dilakukan responden untuk membeli buah lokal, serta semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka pengeluaran terhadap buah lokal juga akan semakin besar.

Tabel 19 Faktor-faktor yang memengaruhi pengeluaran buah lokal

Peubah Independen β Sig

Umur responden (tahun) 0.108 0.208 Besar keluarga (orang) 0.317 0.000** Tingkat pendidikan responden (1= ≥ 9thn; 0= < 9 thn) 0.185 0.084 Pendapatan per kapita (Rp/kapita/bulan) 0.329 0.003**

Etnosentrisme 0.043 0.679

Preferensi 0.143 0.131

Sikap -0.076 0.436

F-hitung 5.971

Adj. R2 0.226

p-value 0.000**

Ket: **nyata pada p-value<0.01

Pembahasan

Secara umum, keluarga di kota maupun desa mengkonsumsi buah lokal atau impor tiap bulannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dimana seluruh keluarga di kota maupun desa membeli buah lokal, buah impor ataupun kedua-duanya. Akan tetapi jumlah dan jenis buah yang dikonsumsi per orang per bulan berbeda di setiap keluarga. Rata-rata jumlah konsumsi buah lebih besar di kota (147.63 g) daripada di desa (52.10 g). Hal ini dikarenakan akses untuk mendapatkan buah-buahan lebih banyak di kota daripada di desa. Responden di kota lebih sering membeli buah-buahan di pasar, supermarket khusus buah, atau penjual buah keliling. Sedangkan untuk di desa lebih banyak responden yang membeli buah di warung pinggir jalan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sumarwan (2011) bahwa lokasi toko sangat memengaruhi keinginan konsumen untuk datang dan berbelanja, toko yang jauh dari jangkauan konsumen tidak akan diminati untuk dikunjungi. Buah yang didapatkan oleh responden di kota juga lebih beragam jenisnya mulai dari buah lokal sampai buah impor. Rata-rata keluarga di kota maupun desa sama-sama mengkonsumsi buah lokal (82.16 gr) dalam jumlah yang lebih banyak daripada buah impor (17.70 gr).

(29)

19 dikarenakan pendapatan rumah tangga di kota lebih besar daripada di desa, oleh karena itu responden di kota dapat mengalokasikan pengeluaran untuk pembelian buah lebih besar daripada responden di perdesaan. Sumarwan (2011) mengatakan bahwa daya beli akan menggambarkan banyaknya produk yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya.

Etnosentrisme sendiri adalah suatu pandangan yang menganggap bahwa kelompok sendiri lebih baik, lebih unggul, lebih superior dibandingkan kelompok lainnya (Shimp and Sharma 1995). Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa sebesar tiga perempat dari total keluarga di kota maupun desa memiliki etnosentrisme sedang terhadap buah lokal. Hal ini berarti tidak banyak keluarga yang memiliki nilai etnosentrisme tinggi terhadap buah lokal, yang berarti mereka tidak selalu menganggap bahwa buah lokal itu lebih baik jika dibandingkan dengan buah impor. Sesuai dengan penelitian Sukmaningtyas (2012) yang mengatakan bahwa tingkat kepercayaan ibu rumah tangga lebih tinggi terhadap buah impor daripada buah lokal, hal ini disebabkan rendahnya kepercayaan ibu rumah tangga terhadap produk dalam negeri, padahal produk impor belum tentu memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan produk dalam negeri.

Sikap adalah ungkapan dari perasaan konsumen terhadap suatu objek apakah disenangi atau tidak, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut (Sumarwan 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden terhadap buah lokal baik di desa maupun kota sama-sama tergolong dalam kategori rendah. Hal ini berarti responden tidak suka dengan buah lokal, dikarenakan responden menganggap buah impor masih memiliki kualitas yang lebih baik daripada buah lokal. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa etnosentrisme responden terhadap buah lokal tidak tergolong tinggi, karena itu menyebabkan sikapnya juga rendah. Karena nilai kecintaanya terhadap produk buah lokal tidak tinggi, maka sikap atau perasaan lebih suka terhadap buah lokal juga menjadi tidak tinggi.

Kotler (2005) mendefinisikan preferensi konsumen merupakan pilihan suka atau tidak suka yang dilakukan oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa preferensi responden terhadap buah lokal di kota maupun desa lebih banyak tergolong dalam kategori sedang. Menurut Yosini (2011), bagi konsumen keanekaragaman buah tidak menjadi masalah, faktor yang paling penting dalam pembelian buah adalah harga, warna, kegunaan, dan kesegaran. Responden pada penelitian ini juga memiliki preferensi sedang terhadap buah lokal, mereka menganggap tidak masalah membeli buah lokal atau impor, karena mereka akan memilih buah dengan harga yang murah dan memiliki kualitas yang baik.

(30)

20

terhadap buah lokal, maka akan memiliki preferensi yang positif pula terhadap buah lokal. Mayoritas responden penelitian memiliki sikap yang rendah terhadap buah lokal, akibatnya preferensi responden terhadap buah lokal menjadi sedang.

Etnosentrisme, sikap, dan preferensi memiliki hubungan yang signifikan antar satu sama lain. Akan tetapi etnosentrisme, sikap dan preferensi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembelian dan pengeluaran buah lokal. Kairupan (2013) mengatakan bahwa semakin tinggi sikap negatif konsumen, maka keputusan penggunaan Produk Kartu As konsumen akan semakin berkurang. Begitu pula dengan etnosentrisme dan preferensi, dimana semakin positif etnosentrisme dan preferensi seseorang maka perilaku pembeliannya akan tinggi pula. Dalam penelitian ini ditemukan etnosentrisme, sikap, dan preferensi yang tidak tinggi tehadap buah lokal, akan tetapi pembelian terhadap buah lokal tetap tinggi. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pembelian buah. Lebih menyukai buah impor bukan berarti membuat seseorang tidak akan membeli buah lokal, konsumen memiliki banyak pertimbangan dalam melakukan pembelian seperti rasa, harga, penampilan, dan ketersediannya.

Uji regresi linier yang dilakukan, menunjukkan pengeluaran buah lokal dipengaruhi oleh besar keluarga dan pendapatan per kapita. Sedangkan jumlah pembelian buah lokal dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden dan pendapatan per kapita. Riska (2012) mengatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin beragam pula selera dalam pembelian buah jeruk, serta tingkat pendapatan yang diperoleh konsumen akan memengaruhi jumlah dan jenis produk yang dikonsumsi seseorang, lalu tingkat pendidikan akan memengaruhi dalam keputusan pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi pula. Sesuai dengan pernyataan Sumarwan (2011) yang mengatakan bahwa pendapatan yang tinggi dapat menggambarkan banyaknya produk yang dapat dibeli oleh seorang konsumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnosentrisme, sikap, dan preferensi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian buah lokal. Mayoritas responden penelitian ini memiliki etnosentrisme dan preferensi terhadap buah lokal yang tergolong sedang, bahkan mayoritas responden penelitian ini memiliki sikap yang rendah terhadap buah lokal. Akan tetapi responden penelitian ini tetap melakukan pembelian terhadap buah lokal meskipun etnosentrisme, sikap, dan preferensi terhadap buah lokal tidak tinggi.

(31)

21 responden desa lebih menyukai buah impor, responden desa tidak bisa membeli buah impor yang harganya mahal.

Responden di kota paling banyak membeli buah di pasar tradisional, sedangkan responden di desa paling banyak membeli buah di toko buah pinggir jalan. Meskipun responden di kota memiliki akses yang lebih banyak untuk mendapatkan berbagai macam jenis buah dibandingkan responden di desa, responden di kota tetap memilih untuk membeli buah di pasar tradisional dimana di pasar tradisional ini lebih banyak pedagang yang menjual buah lokal daripada buah impor. Sedangkan responden di desa yang tidak memiliki banyak akses tempat membeli buah, akibatnya membuat mereka hanya membeli buah yang tersedia di sekitar mereka saja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Banyaknya buah impor yang masuk ke Indonesia menyebabkan timbulnya persaingan antara buah lokal dan impor. Hal ini menyebabkan semakin bertambahnya pilihan seseorang dalam melakukan pembelian buah. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pembelian buah. Beberapa faktor yang diteliti dalam penelitian ini diantaranya adalah etnosentrisme, preferensi, dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnosentrisme dan preferensi responden terhadap buah lokal tergolong sedang, bahkan sikap responden terhadap buah lokal tergolong rendah. Akan tetapi baik di kota maupun desa jumlah pembelian buah lokal masih lebih tinggi dibandingkan buah impor.

Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa etnosentrisme memiliki hubungan positif signifikan terhadap preferensi dan sikap. Umur responden juga memiliki hubungan positif signifikan terhadap etnosentrisme dan sikap. Etnosentrisme, sikap, dan prferensi memiliki hubungan positif signifikan antar satu sama lain. Akan tetapi etnosentrisme, sikap, dan preferensi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembelian dan pengeluaran buah lokal. Uji regresi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden dan pendapatan per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pembelian buah lokal. Lalu, besar keluarga dan pendapatan per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap pengeluaran buah lokal.

Saran

(32)

22

mengkampanyekan cinta produk dalam negeri dan meningkatkan keunggulan produk lokal khususnya buah.

DAFTAR PUSTAKA

Anjardiani L. 2004. Analisis pola konsumsi buah lokal dan buah impor pada konsumen rumah tangga di kecamatan Banjar Selatan, Banjarmasin.

Agroscientiae 2(11): 83-90.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 1996. Badan Kebijakan Program Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: BKKBN. [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Jumlah dan Distribusi Penduduk 2010.

[Internet]. [diunduh 2013 Okt 7]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id/ tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=5.

_________________________. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta: BPS

________________________. 2013. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, September 2013. [Internet]. [diunduh 26 Mei 2014]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat= 1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=1

Chongguang L, Lobo A, Qing P. The impact of Lifestyle and Ethnocentrism on Consumers’ purchase Intentions of fresh fruit in China. Journal of Consumer Marketing.

Kairupan MC. 2013. Sikap, keyakinan, dan efektivitas iklan pengaruhnya terhadap keputusan pengguna produk kartu AS konsumen di Manado Town Square. Jurnal EMBA 1(3):1100-1110.

Kardes FR. 2002. Consumer Behavior and managerial decision making second edition. New Jersey: Prentice Hall

[Kementan] Kementrian Pertanian. 2012. Data Impor Buah 2012. [Internet]. [diunduh 2013 Okt 7]. Tersedia dari: http://hortikultura.deptan. go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=339:nilai-impor-a-ekspor-buah-th-2012&catid=57:eksporimpor&Itemid=469.

Khomsan A. 2002. Peranan Makanan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Gramedia.

Kotler P. 2005.Manajemen Pemasaran. Jilid I. Jakarta: Gramedia.

Mulyana M, Syarif R. 2007. Analisis sikap dan perilaku konsumen terhadap pembelian produk studi kasus produk susu kental manis coklat indomilk pada konsumen Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesatuan 2(9): 108-112.

Pentz CD. 2011. Consumer Ethnocentrism and Attitude toward Domestic and Foreign Product: A South African Studies [Disertation]. Departemen of Businesss Management, Faculty of Economis and Management Sciences. Stellenbosch University

(33)

23 Satuhu S. 2004. Penanganan dan Pengelolaan Buah. Jakarta: Niaga Swadaya. Shimp T, Sharma S. 1987. Consumer ethnocentrism: construction and validation

of the CETSCALE. Journal of Marketing Research 24:280-289.

Sukmaningtyas A. 2012. Pengaruh Nilai dan Gaya Hidup Terhadap Preferensi dan Perilaku Pembelian Buah-buahan Impor. [skripsi]. Program Studi Ilmu Keluarga dan Konsumen. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Bogor: PT Ghalia Indonesia.

Trijaji N. 2012. Pentingnya Buah Bagi Kesehatan; Tingkatkan Daya Tahan Tubuh.[Internet]. [diunduh 7 Oktober 2013] Tersedia dari: http://www.kabarindo.com/index.php?act=single&no=28782

Yosini D. 2011. Consumer preferences on import and local fruit in Indonesia.

(34)

24

(35)

25 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Kode:

PENGUATAN ETNOSENTRISME DAN PERSEPSI CITRA BUAH LOKAL DALAM RANGKA GERAKAN CINTA BUAH NUSANTARA

(GENTABUANA) UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN KELUARGA

RAHASIA

MOHON DIJAWAB DAN DIISI DAFTAR PERTANYAAN DAN PERNYATAAN PADA LEMBAR INI. SEMUA DATA DAN INFORMASI

YANG DIBERIKAN AKAN DIJAGA KERAHASIAANNYA

IDENTITAS PENCACAH

Apakah Ibu sebagai pengambil keputusan dalam membeli buah YA  LANJUT

I. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

PROFIL RUMAH TANGGA

No Hub

Umur

(th) Pendidikan Formal Pekerjaan Utama

1 KK ……

II. PERILAKU PEMBELIAN BUAH

1. Berapakilogram (kg) buah yang ibu beli dalam satu bulan terakhir ?

No. Nama buah Jumlah (kg) Alasan membeli

(36)

26

3. Berapa rupiah pengeluaran untuk membeli buah setiap bulan? Rp………

4. Dimana anda biasa membeli buah?

Pasar tradisional 2 Retail ( mis:indomart dll) 3 Super market (mis.gaint) Toko Buah (mis. All fresh) 5 Warung pinggir jalan 6 Pedagang keliling Lainnya:

III. CITRA BUAH LOKAL

.A ………BUAH IMPOR ……… daripada BUAH LOKAL

1. Rasa 1 Lebih manis 2 sama 3 Lebih tidak manis

9 Secara umum, saya membeli buah lokal …….daripada buah impor

1 Lebih banyak 2 sama 3 Lebih sedikit

IV. ETNOSENTRISME DAN FAKTOR PSIKOSOSIAL

Pedoman : Beri tanda X pada kolom jawaban yang tersedia

1= sangat tidak setuju 2= tidak setuju 3= netral 4= setuju 5= sangat setuju

No. Pernyataan Jawaban

ETNOSENTRISME

(37)

27

No. Pernyataan Jawaban

diproduksi di dalam negeri

2 Sebaiknya buah yang tidak diproduksi di Indonesia yang boleh di impor

1 2 3 4 5

3 Membeli buah lokal agar orang Indonesia tetap mendapatkan penghasilan yang layak

1 2 3 4 5

4 Buah lokal adalah pilihan utama saya 1 2 3 4 5

5 Suka membeli buah impor menunjukkan bahwa seseorang tidak cinta Indonesia

1 2 3 4 5

6 Membeli buah impor, membuat orang Indonesia kehilangan

pekerjaannya

1 2 3 4 5

7 Kita seharusnya selalu membeli buah-buahan yang berasal dari dalam negeri

1 2 3 4 5

8 Kita seharusnya lebih suka membeli buah-buahan lokal daripada buah impor yang membuat negara lain mendapatkan keuntungannya

1 2 3 4 5

9 Yang terbaik adalah selalu menggunakan atau membeli produk dalam negeri termasuk buah-buahan lokal

1 2 3 4 5

10 Seharusnya hanya sedikit buah-buahan impor yang dijual dan dibeli orang Indonesia, kecuali bila memang dibutuhkan

1 2 3 4 5

11 Orang Indonesia seharusnya tidak membeli buah-buahan impor, karena merugikan perekonomian negara

1 2 3 4 5

12 Pelarangan harus diberlakukan untuk semua jenis impor barang asing ke Indonesia

1 2 3 4 5

13 Walaupun harganya lebih mahal, saya lebih memilih untuk membeli buah-buahan lokal

1 2 3 4 5

14 Orang yang suka membeli buah impor berarti tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan petani buah

1 2 3 4 5

15 Orang yang suka membeli buah impor mencerminkan turunnya rasa nasionalisme

1 2 3 4 5

PREFERENSI

1 Saya lebih menyukai buah lokal daripada buah impor apapun jenis buahnya

1 2 3 4 5

2 Saya menyukai kualitas buah lokal daripada kualitas buah impor 1 2 3 4 5

3 Saya menyukai buah lokal daripada buah impor walaupun

harganya mahal

I.2. PENDAPATAN RUMAH TANGGA

Anggota Rumah Tangga Pekerjaan Pendapatan1) : Rp per

• : Pilih salah satu (hari, minggu, bulan, tahun)

(38)

28

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan antara etnosentrisme, sikap, preferensi METODE
Gambar 2 Skema Pengambilan Contoh
Tabel 1Variabel penelitian, jenis data, skala, dan teknik pengambilan data
Tabel 2 Sebaran suami dan istri berdasarkan umur menurut wilayah kota dan desa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hubungan penggunaan internet sebagai media belajar yang meliputi intensitas waktu penggunaan, jenis fasilitas, dan

Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan

Kuasa ini datang dari jangkaan pengikut bahawa dia akan dihukum oleh pemimpin jika dia gagal untuk akur kepada pemimpin hingga menyebabkan orang bawahan cuba mengelakkan

TERHADAP KINERJA DOSEN DI UNIVERSITAS GRESIK.. Adrijanti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi inokulasi isolat bakteri diazotrof endofit dengan tanpa pemupukan nitrogen memberikan hasil pertumbuhan vegetatif terbaik untuk

Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan Pemerintah kabupaten Subang pada tahun 2014-

( Alfathz ). In the last part of the research, the researcher studied the Quranic method pertaining to the repetition in the Holy Qura’n : the concept, types , purposes , and the

neraca perdagangan non-migas pada Oktober 2014 mengalami surplus sebesar 1,13 miliar dollar AS, sedangkan neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar 1,11 miliar