• Tidak ada hasil yang ditemukan

karakterisasi morfologi Hoya diversifolia Blume yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "karakterisasi morfologi Hoya diversifolia Blume yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1 KARAKTERISASI MORFOLOGI Hoya diversifolia Blume YANG TUMBUH SPONTAN DI KEBUN RAYA BOGOR

BINTI NUR AZIZAH

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul „Karakterisasi Morfologi Hoya diversifolia Blume yang Tumbuh Spontan di Kebun Raya Bogor‟ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Binti Nur Azizah

(4)

ii

ABSTRAK

BINTI NUR AZIZAH. Karakterisasi morfologi Hoya diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh TATIK CHIKMAWATI dan SRI RAHAYU.

Hoya diversifolia merupakan tumbuhan epifit yang tumbuh subur pada berbagai inang dengan karakter batang berkulit tebal, kasar, dan retak– retak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tumbuhan H. diversifolia dan menyeleksi tumbuhan H. diversifolia terbaik yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor untuk dikembangkan sebagai tanaman hias. Karakterisasi dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif organ vegetatif dan generatif dari 30 individu H. diversifolia. Selanjutnya data ditabulasikan dalam bentuk matrik dan digunakan untuk membangun dendogram dengan index RT (Rogers and Tanimoto) dan metode UPGMA. Hoya diversifolia

bervariasi pada warna dan ukuran bunga, daun, dan batang. Berdasarkan karakter kualitatif dan kuantitatif, ditemukan individu H. diversifolia yang berpotensi dikembangkan sebagai tanaman hias. Individu ini memiliki sembilan pedunkel dengan rata- rata 18 pedicel disetiap pedunkel.

Kata kunci: Hoya diversifolia Blume, morfologi, Kebun Raya Bogor.

ABSTRACT

BINTI NUR AZIZAH. Morphological characterization of Hoya diversifolia Blume growing spontaneously in Bogor Botanical Garden. Supervised by TATIK CHIKMAWATI and SRI RAHAYU.

Hoya diversifolia is an epiphytic plant that thrives on various of host stem with thick-skinned, rough, and cracked character. This study aimed to characterize H. diversifolia plants and selecting the best plants that grow spontaneously in the Bogor Botanical Garden to be developed as an ornamental plant. Morphological characterization of qualitatif and quantitative characters was observed from vegetative and generative organs of 30 individuals of H. diversifolia. Furthermore, the data were tabulated and used to construct a dendogram using index RT (Rogers and Tanimoto) and UPGMA method. H. diversifolia varied in color and size of flowers, leaves, and stems. Based on qualitative and quantitative characters, there was an individual of H. diversifolia potentially to be developed as an ornamental plant. This variant had nice peduncle with 19 pedicel each peduncle.

(5)

BINTI NUR AZIZAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

KARAKTERISASI MORFOLOGI Hoya diversifolia Blume

YANG TUMBUH SPONTAN DI KEBUN RAYA BOGOR

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Karakterisasi Morfologi Hoya diversifolia Blume yang Tumbuh Spontan di Kebun Raya Bogor

Nama : Binti Nur Azizah NIM : G34080078

Disetujui oleh

Dr Ir Tatik Chikmawati,MSi Pembimbing I

Dr Ir Sri Rahayu, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana MSi Ketua Departemen

(8)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 hingga bulan Mei 2013 ini ialah Karakterisasi Hoya diversifolia, dengan judul Karakterisasi Morfologi Hoya diversifolia yang Tumbuh Spontan di Kebun Raya Bogor. Penelitian dilakukan di area tumbuhan koleksi dan Laboratorium Treub Kebun Raya Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada

1. Dr Ir Tatik Chikmawati, MSi. dan Dr Ir Sri Rahayu, MSi. sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.

2. Dr. Kanthi Arum Widayati, MSi. sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penulisan skripsi.

3. Ir Machmud Natasaputra sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di Departemen Biologi.

4. Ayah dan Ibu, kakakku Muhamad Yahya dan Binti Fatimatu Zahra, keponakanku (Danial Zaki Ahmad, Rifa Alifatunisa, Jihan Alya Yahya), atas dukungan, perhatian, cinta, doa, dan kasih sayangnya. 5. Susan Helmi, serta keluarga besar Kebun Raya Bogor yang telah

memberikan tenaga dan semangat selama penelitian berlangsung. 6. Dewi, Laela, Gita, Ana, atas semangat, keceriaan dan kebersamaannya

selama di kontrakan.

7. Gina, Inggit, Puspa, Nia, Evi, Senja, dan keluarga besar Biologi 45 atas semangat, keceriaan dan kebersamaannya.

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan Tanaman 2

Peralatan Penelitian 2

Prosedur Penelitian 2

Prosedur Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Tumbuhan Forofit 4

Pengamatan Faktor Eksternal 5

Variasi Karakter Morfologi Tumbuhan Hoya diversifolia 7

Hasil Analisis kemiripan Tumbuhan Hoya diversifolia di KRB 12

Simpulan 13

Saran 14

(10)

viii

DAFTAR TABEL

1 Tumbuhan forofit H. diversifolia 6

2 Faktor Eksternal Tumbuhan H. diversifolia di Kebun Raya

Bogor 10

DAFTAR GAMBAR

1 Bunga H. diversifolia 7

2 H. diversifolia, A. Batang berwarna hiaju kuning B. Batang

berwarna hijau 8

3 Tangkai daun H. diversifolia tidak ada variasi, semua condong ke atas. A. Tangkai daun pada batang B. Tangkai daun H. diversifolia sudah terpisah dari batang, tangkai daun

berada di dalam lingkaran 9

4 Bentuk daun H. diversifolia; A. Lonjong B. Bundar telur C.

Bundar D. Bundar telur terbalik 9

5 Warna atas dan bawah daun H. diversifolia ; A. Hijau Kuning (YG144A) B. Hijau (GreenN137A) C. Hijau Kuning

(YG144A) D. Hijau (GreenN137A) 9

6 Permukaan daun dan tulang lateral daun H. diversifolia ; A. Daun tidak mengkilap dan urat tidak terlihat jelas B. Daun

mengkilap dan urat terlihat jelas 9

7 Perbungaan H. diversifolia A. Perbungaan B. Pedunkel

hijau kuning (YGN144A) C. Pedunkel hijau (Green143B) 10 8 Bunga H. diversifolia A. Mahkota merah ungu (RP63D) B.

Mahkota merah abu- abu (GR182C) C. Korona pink muda (RP58B) D. Korona pink kehitaman (RP64A) E. Pedicel hijau abu- abu (GG195B) F. Pedicel hijau kuning (YG193A) G. Kelopak hijau abu- abu (GG195B) G. Kelopak Hijau

kuning (GR182C) I. Polinia H. diversifolia 11

9 Bunga H. diversifolia individu no 22 12

10 Dendogram dengan metode UPGMA Berdasarkan karakter

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Karakter Daun H. diversifolia 16

2 Karakter Bunga H. diversifolia 17

3 Matrik mahkota Hoya diversifolia 19

4 Peta Kebun Raya Bogor (1) 20

(12)
(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Marga Hoya dari suku Apocynaceae (anak suku Asclepiadoideae) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman hias. Sekitar 32 jenis Hoya di Indonesia telah dikoleksi dan dikonservasikan di Kebun Raya Bogor (Rahayu 1999). Hoya

spp. dipasar Internasional dipasarkan dengan harga berkisar U$$ 3.75- 30.00 untuk satu stek sepanjang dua ruas (8-10 cm) (Winn 2005), akan tetapi di Indonesia Hoya belum banyak dikenal. Potensi Hoya terletak pada bentuk bunganya yang indah dan beraroma harum (Griffiths 1994). Sebagai tanaman asli Indonesia, Hoya merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan diperbanyak, relatif bebas serangan hama dan penyakit serta tidak memerlukan budidaya yang intensif (Rahayu 2001).

Hoya adalah tumbuhan tropis dengan pusat keragaman tertinggi di Semenanjung Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Papua Nugini (Goyder 1990). Sekitar 200 spesies Hoya tersebar luas, dengan penyebaran meliputi bagian Selatan Himalaya, bagian Selatan China dan Jepang, Kepulauan Fiji, Kepulauan Samoa, bagian Tropis Australia, hingga Madagaskar. Tumbuhan

Hoya hidup sebagai epifit yang menumpang pada tumbuhan lainnya (forofit) (Bezing 2008).

Salah satu jenis Hoya yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman hias adalah Hoya diversifolia Blume. Tumbuhan ini tersebar di India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Madura, dan Sulawesi (Hoffmann et. al, 2002). Hoya diversifolia memiliki daun tebal (sukulen). Permukaan tumbuhan ini dilapisi lilin dan menghasilkan getah putih seperti susu. Daunnya terletak berhadapan, berbentuk bulat telur terbalik. Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk yang tersusun dalam perbungaan berbentuk payung (umbel) dengan kuntum bunga berbentuk bintang dan mempunyai ornamen tambahan (korona) yang berbentuk bintang. Mahkota pada bunga H. diversifolia Bl. memiliki warna merah muda yang lembut (warna dadu) dan permukaannya seperti beludru, sedangkan koronanya mempunyai warna senada yang lebih tua terkesan padat seperti lilin ( Rahayu 1998).

Dengan penampilan dan bunganya yang menarik, jenis ini banyak diminati sebagai tanaman hias dalam pot. Hoya diversifolia memiliki perbungaan bunga berurutan di ujung percabangan dengan jumlah bunga banyak sekitar 20 sampai 30 per perbungaan, dan 5 sampai 20 perbungaan per tangkai (Rahayu 2001). Selain berpotensi sebagai tanaman hias, air rebusan batang dan daun tumbuhan H. diversifolia dimanfaatkan oleh penduduk di Malaysia sebagai obat rematik (Burkill 1996).

(14)

2

unggul, serta sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lanjutan mengenai tanaman H. diversifolia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tumbuhan H. diversifolia dan menyeleksi tumbuhan H. diversifolia terbaik yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor untuk dikembangkan sebagai tanaman hias.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi tumbuhan koleksi dan Laboratorium Treub dan kebun koleksi Kebun Raya Bogor. Penelitian berlangsung dari bulan Februari hingga Mei 2013. Pengambilan dan pengamatan sampel bunga dan daun berlangsung pada bulan April hingga Mei 2013.

Bahan Tanaman

Bahan yang digunakan adalah 30 individu H. diversifolia yang tumbuh spontan pada tanaman inang di Kebun Raya Bogor.

Peralatan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah colour chart RHS (Royal Holticultural Society) edisi ke-5, kalippers, penggaris/ jangka sorong, plastik, galah, gunting/ cutter, tissue, meteran, label, mikroskop stereo dan kamera.

Prosedur Penelitian

Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan di seluruh area Kebun Raya Bogor, kemudian dilakukan tagging atau penandaan tumbuhan H. diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor pada tiga puluh individu yang berbunga atau siap berbunga.

(15)

3

Pengamatan

Pengamatan faktor eksternal

Data lingkungan yang diamati meliputi suhu, kelembapan, intensitas cahaya, dan naungan. Pengukuran suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan thermo-hygrometer, light meter digital tipe Lutron LM 8000.

Pengamatan tumbuhan

Masing-masing individu tumbuhan diambil bunga, daun dan ruas batang dalam keadaan segar untuk diamati. Karakterisasi morfologi pada karakter vegetatif dan karakter generatif secara kualitatif dan kuantitatif mengikuti deskriptor dari Kidyu et al. (2005). Color chart digunakan untuk pengamatan warna.

Pengamatan karakter vegetatif meliputi bagian batang dan daun. Karakter batang yang diamati meliputi panjang, diameter, dan warna. Daun terdiri dari tangkai dan helaian daun. Karakter tangkai daun yang diamati terdiri dari diameter, panjang, bentuk, dan warna. Karakter helaian daun yang diamati adalah bentuk bangun ujung, pangkal, dan tepi, ukuran panjang, lebar, dan tebal, permukaan pertulangan dan warna adaksial dan abaksial helaian.

Karakter perbungaan (infloresen) yang diamati adalah tipe perbungaan, ukuran perbungaan, letak, ukuran panjang tangkai, jumlah bunga per perbungaan. Karakter bunga (gantilan) yang diamati terdiri dari: bentuk, dan warna tangkai; panjang; jumlah, bentuk, ukuran panjang dan lebar, warna, dan indumentum daun kelopak; jumlah, bentuk, ukuran panjang dan lebar, warna indumentum daun mahkota; jumlah, bentuk, ukuran panjang dan lebar, warna, dan indumentum korona; jumlah, bentuk, ukuran, warna benangsari; jumlah, bentuk, ukuran, warna putik; bentuk, ukuran, warna kuncup. Bagian bunga diamati secara langsung dengan bantuan mikroskop stereo dan selanjutnya difoto.

Prosedur Analisis Data

(16)

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tumbuhan Forofit

Tumbuhan H. diversifolia merupakan tumbuhan epifit yang merambat di pohon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi pada tumbuhan forofit (Tabel 1).

Tabel 1 Tumbuhan forofit H. diversifolia

No

sampel Jenis Pohon

Lokasi di KRB (Lampiran 4)

Letak di pohon

Batang Batang +

Cabang Tajuk

1 Bactris gasipaes XIV.A. Arec. √

2 Plumeria acuminata XXI.A. √

3 Plumeria acuminata XXI.A. √

4 Plumeria acuminata Orchidarium √

5 Pandanus odoratissitimus XG.Rub √

6 Pandanus odoratissitimus XG.Rub √

7 Plumeria acuminata XI.B. √

8 Nephelium lappaceum III.I.Sapind √ √

9 Ganophyllum falcatum III.I.Sapind √ √

10 Pandanus odoratissitimus II.D. Pand √

11 Castanopsis cuspidata

schottky XI.B. √

12 Ardisia humilis XX.C.Myrs √

13 Litsea glutinosa XX.B.Laur. √

14 Areca sp. XXIII.Mus. √

15 Plumeria acuminata Rumah Kaca √

16 Adina trichotoma X.G.Rub √

17 Coffea laurentii X.G.Rub √

18 Pandanus odoratissitimus II.D. Pand √

19 Markhamia cauda- felina XI.I √

20 Stifftia chrysantha XI.H.Verb. √

21 Pandanus odoratissitimus II.D. Pand √

22 Clerodendrum hastatum XI.G.Verb √

23 Thespesia populnea XI.G. √

24 Hymenopyramis brachiate XI.J. √

25 Kigelia africana XI.J. √

26 Araliacea XIII.J.Aral √

27 Phoenix sylvestris XII.L Arec √ √

28 Sabal domingensis XII.L Arec √ √

29 Plumeria acuminata XG.Rub √

30 Albizia maranguensis LK.Leg √

(17)

5

Jenis ini tumbuh pada beberapa jenis tumbuhan forofit, tetapi lebih banyak pada Plumeria acuminate dan Pandanus odoratissitimus. Forofit tumbuhan H. diversifolia memiliki kesamaan dalam karakter batang dan sifat perawakan. Pohon- pohon yang dijumpai sebagai forofit di Kebun Raya Bogor umumnya memiliki ciri fisik yang sama, yaitu memiliki kulit luar yang tebal, kasar dan retak- retak. Kondisi fisik ini memungkinkan penimbunan serasah atau humus dan berkaitan erat dengan ketersediaan air dan hara bagi tumbuhan epifit. Forofit H diversifolia kebanyakan berupa pohon dan berkayu keras. Tumbuhan H. diversifolia banyak tumbuh pada bagian tajuk dan batang, tetapi lebih banyak tumbuh pada bagian tajuk. Hal serupa diungkapkan oleh Sujalu dan Puliasih (2010), bahwa jenis ini termasuk tumbuhan epifit berkayu yang banyak tumbuh pada tumbuhan dengan karakter batang berkayu, dan banyak tumbuh pada bagian tajuk dan batang.

Migenis (1993) mengungkapkan bahwa kehadiran dan penyebaran epifit umumnya melimpah di bagian tajuk (dahan dan cabang), terutama yang tumbuh dengan posisi relatif mendatar atau miring pada berbagai ketinggian tajuk pohon, dan sangat jarang ditemukan epifit yang tumbuh pada batang bebas cabang dan pangkal batang setinggi dada. Namun di Kebun Raya Bogor, ada beberapa Individu H. diversifolia yang tumbuh pada pangkal batang yang sangat rendah (kurang dari satu meter dari pangkal batang) pada tanaman yang terpapar sinar matahari langsung sepanjang hari tanpa adan ya naungan. Pengaruh cahaya langsung yang mengenai seluruh bagian forofit H. diversifolia membuat tumbuhan ini tumbuh menyebar tidak hanya menuju tajuk tetapi juga menuju pangkal yang terkena sinar matahari.

Pengamatan Faktor Eksternal

Hasil pengamatan terhadap faktor lingkungan menunjukkan bahwa tumbuhan H. diversifolia dapat tumbuh pada kisaran intensitas cahaya 633,3 Lux hingga 12720 Lux, pada kisaran suhu 29 °C hingga 31.2 °C, dengan kisaran kelembapan 67.3% hingga 74%. dan kecepatan angin berkisar pada 0 hingga 0.2, atau tidak banyak angin yang bertiup di Kebun Raya Bogor pada waktu pengamatan (Tabel 2).

Pada penelitian ini individu tumbuhan yang memperoleh intensitas cahaya yang tinggi dan kelembapan terendah, memiliki jumlah pedunkel yang banyak, dengan jumlah kuntum yang banyak per pedunkel. Contoh individu

H. diversifolia no 2, memiliki 9 pedunkel dengan jumlah rata- rata umbel 13 per pedunkel. Tumbuhan dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan tinggi memiliki pedunkel sebanyak lima buah, dengan rata- rata enam pedicel per pedunkel, jauh lebih sedikit dibandingkan individu H. diversifolia yang mendapat intensitas cahaya yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan bunga H. diversifolia

(18)

6

pergerakan sinar matahari dan posisi tumbuhan. Daerah yang ternaungi oleh pohon yang lebat akan memiliki intensitas cahaya yang rendah dan suhu yang rendah, sedangkan daerah yang terpapar sinar matahari sepanjang hari memiliki intensitas cahaya yang tinggi. Menurut Sugito (1999) Intensitas cahaya mempengaruhi laju pertumbuhan dan perbungaan tumbuhan karena berkaitan dengan metabolisme tubuh tumbuhan, sehingga mengakibatkan morfologi tumbuhan yang berbeda.

Tabel 2 Faktor Eksternal Tumbuhan H. diversifolia di Kebun Raya Bogor

No. Sampel Intensitas cahaya (Lux) Suhu°C (celcius) RH (%) Kecepatan angin

Naungan Jumlah

Pedunkel

Pagi Siang Sore

1 3863,3 29 74,0 0,1 √ √ √ 5

2 12720 30,1 67,3 0,1 √ √ √ 9

3 8673,3 32 65,0 0 √ √ √ 4

4 9233,3 31 69,1 0 √ √ √ 8

5 5027 29,4 73,3 0 √ √ √ 2

6 2867 30,1 70,0 0 √ √ - 6

7 5303,3 30,2 71,0 0,1 - √ √ 5

8 3293,3 29 74,0 0 - √ √ 6

9 8280 29,1 74,0 0,2 √ √ √ 1

10 5663,3 30 72,2 0 - √ √ 5

11 2790,3 30 74,1 0 - √ √ 7

12 740 31 68,1 0 - √ - 4

13 1015,3 31,2 67,4 0 - √ - 4

14 4223,3 31 72,3 0 - √ √ 4

15 4950 30,1 72,1 0 - √ √ 2

16 1030,2 31 68,0 0 - √ - 9

17 3540 31 69,0 0 √ √ - 5

18 4767 31 71,0 0 √ √ √ 2

19 1117 30 73,3 0 √ √ - 2

20 440,1 31 69,0 0 √ - - 8

21 6323,3 31 69,0 0 √ √ √ 3

22 1163,3 30 73,0 0 - √ - 9

23 633,3 30 74,4 0 - - - 5

24 2767 30 74,0 0 √ √ - 5

25 1400 30 73,4 0 √ √ - 4

26 651 29,1 73,1 0 √ √ - 3

27 1365 29,1 76,0 0 √ √ √ 2

28 4200 29 74,1 0,1 √ √ √ 3

29 8880 30 74,0 0 √ √ √ 6

30 3033,3 29 76,0 0 √ √ - 1

(19)

7

intensitas cahaya yang rendah mengurangi suplai karbohidrat ke apeks, padahal karbohidrat, terutama sukrosa, memegang peranan penting dalam transisi juvenil ke dewasa (Taiz dan Zeiger 2002).

Nilai estetika tanaman hias berbunga, selain ditentukan oleh ku alitas dan kuantitas bunga, juga dipengaruhi oleh penampilan keseluruhan tanaman termasuk bagian vegetatifnya (batang dan daun) (Ardie 2006). Tumbuhan H. diversifolia yang baik untuk tanaman hias adalah tumbuhan dengan jumlah bunga yang banyak dan daun yang hijau. Dari individu yang diamati, Individu no 22 memiliki nilai estetika yang tinggi sebagai tanaman hias berbunga, dengan jumlah bunga yang banyak dan daun yang berwarna hijau.

Variasi Karakter Morfologi Tumbuhan Hoya diversifolia

Gambar 1 Bunga H. diversifolia

Hasil pengamatan karakter morfologi H. diversifolia di Kebun Raya Bogor menunjukkan bahwa terdapat variasi morfologi pada warna dan ukuran organ tumbuhan, tetapi untuk karakter bentuk baik pada batang, daun, dan bunga relatif sama.

Batang

Tumbuhan H. diversifolia memiliki panjang, diameter, dan warna batang yang bervariasi. Panjang batang H. diversifolia terpendek 102.7 dan tertinggi 260,4 cm. Panjang ruas batang terpendek 11.5 cm dan terpanjang 26.0 cm. Diameter batang terendah adalah 3.0 mm dan tertinggi adalah 5.5 mm. Batang

(20)

8

Gambar 2 H. diversifolia, A. Batang berwarna kuning hijau B. Batang berwarna hijau

Daun

Daun H. diversifolia bervariasi pada bentuk dan ukuran helaian serta tangkainya, keberadaan tulang lateral daun, dan tingkat kemengkilapan daun. Tipe pertumbuhan tangkai daun H. diversifolia adalah datar dan condong ke atas (Gambar 3). Bentuk tangkai daun tidak bervariasi, berbentuk bulat (terette). Diameter tangkai daun H. diversifolia bervariasi, diameter terendah 2.7 mm dan tertinggi 4.3 mm. Panjang tangkai daun bervariasi, panjang tangkai terendah 1.3 cm dan tertinggi 2.6 cm. Warna tangkai daun memiliki dua variasi yaitu hijau kuning (YG144C) dan hijau (GreenN137D), yang didominasi oleh hijau kuning.

Helaian daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, yaitu bundar (orbicukar), lonjong (elliptical), bundar telur (ovate) dan bundar telur terbalik (obovate) (Gambar 4). Ujung helaian daun memiliki variasi obtuse (tumpul) dan rounded (bundar). Pangkal helaian daun juga memiliki dua variasi yaitu, rounded dan acute (runcing). Tepi helaian daun tidak bervariasi, semua berbentuk rata (entire). Ukuran helaian daun H. diversifolia bervariasi pada panjang, lebar, dan tebal. Panjang helaian daun terendah 6.1 cm dan tertinggi 11.5 cm. Lebar Helaian daun terendah 4.1 cm dan tertinggi 6.7 cm. Tebal Helaian daun terendah 1.5 cm dan tertinggi 3.6 cm. Warna helaian daun memiliki dua variasi, bagian atas berwarna hijau kuning (YG144A) dan hijau (GreenN137A) yang didominasi oleh hijau kuning (Gambar 5), bagian bawah berwarna hijau kuning dan hijau yang didominasi oleh hijau kuning (Gambar 5). Tulang lateral sebagian daun terlihat jelas dan yang lain tidak terlihat, dan sebagian besar memiliki tulang lateral daun yang jelas (Gambar 6). Permukaan daun sebagian mengkilap dan tidak, sebagian besar tidak mengkilap (Gambar 6), dan tidak berbulu.

Gambar 3 Tangkai daun H. diversifolia tidak ada variasi, semua condong ke atas. A. Tangkai daun pada batang B. Tangkai daun H. Diversifolia

(21)

9

Gambar 4 Bentuk daun H. diversifolia; A. Lonjong B. Bundar telur C. Bundar D. Bundar telur terbalik

Gambar 5 Warna atas (A-B) dan bawah (C-D) daun H. diversifolia; A. Hijau kuning (YG144A) B. Hijau (GreenN137A) C. Hijau kuning (YG144A) D. Hijau (GreenN137A)

Gambar 6 Permukaan daun dan tulang lateral daun H. diversifolia ; A. Daun tidak mengkilap dan urat tidak terlihat jelas B. Daun mengkilap dan urat terlihat jelas

Perbungaan dan Bunga

Bunga H. diversifolia bervariasi pada pedunkel, pedicel, mahkota, dan korona. Variasi tersebut terlihat pada ukuran dan warna, sedangkan untuk bentuk perbungaannya relatif sama yaitu, berbentuk majemuk payung dan tidak berbulu, kecuali mahkota dan kelopak. Pedunkel tumbuh dari ketiak daun (Gambar 7). Panjang batang individu berbunga terendah 7.2 cm dan tertinggi 240,5 cm. Panjang antar ruas berbunga terendah 7.2 cm dan tertinggi 27.2 cm. Bunga H. diversifolia memiliki jumlah pedunkel terendah satu buah dan tertinggi sembilan buah pada setiap satu tangkai perbungaan. Ukuran rata- rata panjang pedunkel bervariasi terendah 2.2 cm dan tertinggi 10.6 cm. Warna pedunkel memiliki dua variasi yaitu hijau kuning / yellow green (YGN144A) dan hijau / Green (Green143B), yang didominasi oleh hijau kuning (Gambar 7). Pedicel/ tangkai kuntum bunga per infloresen bervariasi pada jumlah, ukuran, dan warna. Jumlah tangkai kuntum bunga H. diversofila

(22)

10

Panjang tangkai kuntum bunga bervariasi 0.9 cm - 2.1 cm. Diameter tangkai kuntum bunga bervariasi 0.7 cm sampai 0.9 cm. Kuntum bunga memiliki dua variasi warna yaitu hijau abu- abu / greyed green (GG195B) dan hijau kuning / yellow green (YG193A), didominasi oleh hijau abu (Gambar 8). Kelopak bunga bervariasi pada warna, sedangkan untuk jumlah, perlekatan, dan ukuran relatif sama. Warna kelopak bunga hijau abu- abu (GG195B) dan hijau kuning (YG195B), yang didominasi oleh hijau kuning (Gambar 8).

Daun kelopak setiap kuntum bunga berjumlah empat buah, melekat pada tangkai bunga, permukaan sedikit berbulu, tertutup oleh mahkota, dengan ukuran bervariasi 0.1cm - 0.3 cm. Mahkota bunga berbentuk bintang, memiliki rambut yang lebat pada permukaan, diameter 1 - 1.2 cm sehingga terlihat sama. Mahkota bunga memiliki variasi pada warna, yaitu ungu merah / red purple (RP63D) dan merah abu- abu / greyed red (GR182C), didominasi oleh merah ungu (Gambar 8). Korona bunga H. diversifolia melekat pada mahkota, berbentuk bintang, dengan diameter 0.5 cm, serta memiliki dua variasi warna yaitu pink muda (RP58B) dan pink kehitaman (RP64A), didominasi oleh pink muda (Gambar 8). Benang sari dan putik tidak terlihat langsung, tersembunyi dibawah korona. Serbuk sari memadat membentuk polinia, berjumlah lima, berukuran relatif sama, berbentuk seperti kupu- kupu, berwarna kuning, dan tersebar diantara korona (Gambar 8), sedangkan putik terletak di tengah / sebelah dalam kelopak sehingga tidak terlihat langsung.

(23)

11

Gambar 8 Bunga H. diversifolia A. Mahkota Ungu Merah (RP63D) B.Mahkota merah abu- abu (GR182C) C. Korona pink muda

(RP58B) D. Korona pink kehitaman (RP64A) E. Pedicel hijau abu- abu (GG195B) F. Pedicel hijau kuning (YG193A) G. Kelopak hijau abu- abu (YG195B) G. Kelopak Hijau kuning (YG195B) I. Polinia H. diversifolia

Hasil pengamatan terhadap 30 individu H. diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor menemukan varian pada jumlah perbungaan bunga per tangkai. Terdapat tiga individu (no 2, 16, dan 22) yang memiliki pedunkel dengan jumlah terbanyak (sembilan pedunkel) dengan kuntum, panjang batang berbunga, dan ruas antar pedunkel yang berbeda. Tiga individu tersebut juga memiliki perbedaan pada panjang batang yang berdaun. Individu no 2 memiliki sembilan pedunkel dengan kuntum berjumlah 12 per pedunkel, panjang batang berbunga 172,3 cm, dengan rata- rata ruas 19, 1 cm, dan panjang batang yang berdaun 260,4 cm dengan rata- rata ruas 26 cm. Individu no 16 memiliki sembilan pedunkel dengan kuntum 8 buah per pedunkel, panjang batang berbunga 240 cm dengan jarak rata- rata antar ruas 26.7 cm, dan panjang batang berdaun 184,1 cm dengan jarak rata- rata antar ruas 18,4 cm. Individu no 22 memiliki sembilan pedunkel dengan kuntum berjumlah 18 buah per pedunkel, panjang batang berbunga 132.7 cm dengan rata- rata ruas 16.6 cm, dan panjang batang berdaun 145,5 cm dengan jarak rata- rata antar ruas 14,6 cm. Hal ini menunjukkan bahwa individu no 22 memiliki bunga terbaik, karena memiliki pedunkel yang banyak dengan kuntum yang banyak per pedunkel dengan jarak antar ruas pendek, dan panjang batang berdaun yang pendek dengan jarak antar ruas daun yang pendek, sehingga bunga akan terlihat indah (Gambar 9).

Ketiga individu tersebut tumbuh pada inang Plumeria acuminata,

(24)

12

forofit, tidak spesifik pada satu forofit. Sesuai dengan Sujalu dan Puliasih (2010), bahwa penyebab terjadinya perbedaan komposisi dan penyebaran epifit secara vertikal pada setiap jenis pohon sangat luas dan kompleks .

Gambar 9 Bunga H. diversifolia individu no 22

Hasil Analisis kemiripan Tumbuhan Hoya diversifolia di KRB

Analisis kemiripan dilakukan dengan menggunakan karakter mahkota bunga H. diversifolia. Hal ini karena mahkota bunga H. diversifolia

merupakan ciri yang menonjol yang dapat diamati. Selain itu karakter lain tidak bisa dipakai untuk analisis kemiripan secara bersamaan, karena saling tumpang tindih, sehingga tidak terdapat ciri yang spesifik. Analisis kemiripan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemiripan H. diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor.

Hasil analisis pengelompokan (Gambar 10) berdasarkan karakter warna mahkota mengelompokkan 30 individu H. diversifolia menjadi dua kelompok besar H. diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor. Kelompok A terdiri atas 26 individu H. diversifolia dan kelompok B terdiri dari lima individu H. diversifolia. Kelompok A memiliki mahkota bunga berwarna Ungu merah (A) dan kelompok B memiliki mahkota berwarna Merah abu- abu (B). Dari dendogram dapat diketahui bahwa mahkota berwarna ungu merah lebih dominan tumbuh di Kebun Raya Bogor.

(25)

13

Kelompok A tumbuh subur pada berbagai jenis tumbuhan forofit, tidak spesifik pada satu inang. Tumbuh pada berbagai kisaran suhu, dari suhu rendah hingga suhu tinggi. Tumbuh pada kisaran kelembapan 67% hingga 74%, dari kelembapan rendah ke kelembapan tinggi. Tumbuh dibawah nanungan yang bervariasi yaitu ada yang ternaungi saat pagi, siang dan sore, ada yang ternaungi hanya pada sore, siang, atau pagi.

Gambar 11 Variasi Mahkota A. Merah ungu B. Merah abu- abu

Kelompok B memiliki lima individu H. diversifolia yang mengelompok menjadi satu tumbuh pada berbagai macam tumbuhan forofit yaitu, Adina trichotoma, Plumeria accuminata, dan Pandanus odoratissitimus. Hal ini menunjukkan bahwa H. diversifolia yang berwarna merah abu- abu tumbuh pada bermacam- macam forofit, tidak spesifik pada satu forofit saja.

Kelompok B tumbuh pada kisaran cahaya yang berbeda- beda, dengan kisaran suhu 29.4 °C - 32 °C, dengan kisaran RH (kelembaan) 65.5% hingga 73%, serta naungan yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa variasi warna mahkota H. diversifolia tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cahaya, suhu, kelembapan, dan nanungan. Perbedaan warna mahkota dikarenakan faktor genetik.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hoya diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor, memiliki variasi pada organ vegetatif maupun pada organ generatifnya, meliputi panjang, diameter, dan warna batang, warna tangkai daun, bentuk, panjang, lebar, tebal, dan warna helaian daun, tulang lateral daun, jumlah dan ukuran pedunkel, warna pedunkel per tangkai, warna mahkota, warna korona, warna tangkai kuntum bunga, dan warna kelopak. Individu yang dianggap berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam program pemuliaan tanaman adalah individu no 22, yang memiliki pedunkel dan bunga terbanyak.

(26)

14

besar, yang didominasi oleh warna Ungu merah. Variasi warna ini tidak disebabkan oleh faktor eksternal, melainkan faktor genetik tumbuhan tersebut.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai karakterisasi tumbuhan H. diversifolia pada tingkat genetika. Perlu dilakukan pengembangan budidaya tumbuhan H. diversifolia lebih lanjut, agar dihasilkan tanaman H. diversifolia

yang mempunyai nilai estetika yang tinggi, sehingga tingkat ekspor tanaman hias asal Indonesia meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ardie SW. 2006. Pengaruh intensitas cahaya dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan pembungaan Hoya diversifolia Blume [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor

Bezing DH. 2008. Vascular Epiphytes. Cambridge : Cambridge Unive. Press. Burkill IH. 1966. A Dictionary of the Economic Products of the Malay

Peninsula. Vol. I. The Ministry of Agriculture Co- operatives. Malaysia.

Goyder D. 1990. Hoya multiflora Blume. Kew Magazine 7:3-6.

Griffifths M. 1994. Manual of Climbers and Wall Plants. Mac Millan Press Ltd. 7London. 282p

Hoffmann C, Donkelaar RV, Albers F. 2002. Hoya. In: Albers F and Meve U. (Eds.) Illustrated Handbook of Succulent Plants: Asclepiadaceae. Springer- Verlag, Berlin. Pp. 146- 158.

Kidyue et al. 2005. Numerical taxonomy of Hoya parasitica 9Asclepiadaceae0 complex in Thailand. Natural History J. Of Chulalongkorn Univ. 5920;47-59

Kinet JM, G Bernier, Sachs RM. 1985a. The Physiology of Flowering: The Development of Flowers. Volume III. CRC Press Ima. Jnc. Florida. 274p.

Migenis LE, Ackerman JD. 1993. Orchid-phorophytes relationships in a forest watershed in Puerto Rico. Journal of Tropical Ecology 9: (231- 234). Partomihardjo T. 1991 Kajian komunitas epifit di hutan Dipterocarpaceae

Lahan Pamah, Wanariset- Kalimantan Timur sebelum kebakaran hutan. Media Konservasi Vol. III No. 3. H. 57-66. Jurusan Konservasi Sumberdaya hutan – Fakultas kehutanan Bogor

Rahayu S. 1998. Pertumbuhan dan perkembangan Hoya diversifolia Bl. (Asclepidaceae) di Kebun Raya Bogor. Bul. Kebun Raya Ind. 8 (4): 131- 138

(27)

15

Rahayu S. 2001. Menjadikan Hoya (Hoya- Asclepidaceae) Asal Sumatra Sebagai Tanaman Hias Eksotik Indonesia. Prosiding Seinar Nasional Hortikultura. Malang. 7-8 Nop 2001. hal. 301- 310. Salisbury FB, CW Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan dari:

FB Salisbury and CW Ross. Plant Physiology 4th Edition. Penerbit ITB Bandung. 173 hal.

Sugito Y. 1999. Ekologi Tanaman. Unibraw Press. Malang.

Sujalu AP, Puliasih AY. 2010. Keanekaragaman epifit berkayu pada hutan bekas tebangan di hutan penelitian malinau (MRF)- CIFOR[disertasi]. Samarinda (ID): Universitas 17 Agustus 1945.

Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Physiology Third Edition. Sinauer Associates Inc. Publishers. Massachussetts. 690p.

(28)

18

LAMPIRAN

(29)

17

17

(30)

18

Keterangan:

P

: Panjang

D

: Diameter

W

: Warna

U

: Ujung

L

: Lebar

T

: Tebal

A

: Atas

B

: Bawah

J

: Jumlah

TD

: Tebal Daun

HDB : Helaian Daun Bentuk (U= Ujung , P= Pangkal)

HDU : Helaian Daun Ukuran(U= Ujung , P= Pangkal)

HDW : Helaian Daun Warna

TLD : Tulang Lateral Daun

KKPN

: Kemengkilapan Daun

BU : Bunga Umbel / pedunkel

BK : Bunga Kuntum

BM : Bunga Mahkota

BKL : Bunga Kelopak

BKR : Bunga Korona

PTR: Panjang Total Ruas Pendukel

(31)

19

Lampiran 3 Matrik mahkota Hoya diversifolia

(32)

20

Lampiran 4 Peta Kebun Raya Bogor (1)

Keterangan : Skala 1:50000

(33)

21

(34)
(35)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 11 September 1989 dari Bapak Sulaiman dan Ibu Siti Munifah. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pare Kediri pada tahun 2008 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis masuk dalam Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar Tingkat Persiapan Bersama IPB pada tahun ajaran2011/2012 dan 2012/2013, mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan Ekologi Dasar pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis aktif di beberapa organisasi, diantaranya sebagai Bendahara Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FMIPA IPB pada tahun 2009- 2010. Staf divisi Program Sosial (Himpunan Beasiswa KSE) pada tahun 2010-2012, Staf community service di klub sosial Rotaract Buitenzorg pada Tahun 2012, mengajar privat di Bimbel Salemba Bogor pada Tahun 2011- 2012, mengajar bahasa inggris di bimbel el rahma Tahun 2013, serta aktif menjadi panitia sebagai Hubungan masyarakat (Humas) di berbagai kegiatan Kampus IPB. Penulis aktif di berbagai seminar dan pelatihan yang diadakan oleh Kampus IPB (seperti pelatihan Jurnalistik) dan diluar Kampus IPB.

Penulis juga aktif mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa,pada tahun 2010 dalam bidang Penelitian dengan judul program “Identifikasi Mikroorganisme pada Bumbu Dapur „Asam Sunti‟ Asal Belimbing Wuluh” dan berhasil didanai DIKTI, pada tahun 2011 dalam bidang Penelitian dengan judul program “Pemanfaatan Getah Biduri (Calotropis Gigantea) Sebagai Insektisida Botanis Larva Nyamuk Aedes aegypti” dan berhasil didanai DIKTI, pada tahun 2012 dalam bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul “Pengembangan Pertanian Organik melalui Introduksi Dekomposer Sampah Dapur di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor” dan berhasil didanai DIKTI. Penulis terpilih sebagai salah satu mahasiswa yang mewakili IPB dalam program “Pemulihan Lahan Pertanian Pasca Erupsi Merapi”, Magelang- Jawa Timur pada Tahun 2011. Penulis terpilih sebagai kelompok tervaforit pada program kreativitas mahasiswa Mata Kuliah Komunikasi Bisnis (SKPM) IPB “Communication day”pada Tahun 2011.

Pada tahun 2010, penulis melakukan Studi Lapang di Taman Wisata Alam Pangandaran Ciamis, Jawa Barat dengan judul laporan “Ekofisiologi Tumbuhan Pantai di Cagar Alam Pangandaran”. Pada tahun 2011, penulis melakukan Praktik Kerja Lapang di PT. Greenfields Indonesia dari bulan Juli sampai bulan Agustus dengan judul laporan “Pemeriksaan Mikrobiologis Susu di PT. Greenfields Indonesia”.

Gambar

Tabel 1 Tumbuhan forofit H. diversifolia
Tabel 2 Faktor Eksternal Tumbuhan H. diversifolia di Kebun Raya Bogor
Gambar 1 Bunga H. diversifolia
Gambar 2 H. diversifolia,  A. Batang berwarna kuning hijau B. Batang  berwarna hijau
+5

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh BERKAS yang disampaikan atau yang tercantum didalam dokumen kualifikasi perusahaan yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas harus ASLI

a. Perangkat pembelajaran dilihat dari a) silabus dinyatakan valid namun melalui perbaikan pada kesesuaian KD dan KI, b) semua komponen RPP sudah valid, c) bahan

Talaneh (2007) melakukan penelitian tentang peran dari laba dan nilai buku dalam penilaian ekuitas dengan memanfaatkan laba setelah pajak ( earning after tax) dan nilai

Trauma telinga adalah tuli yang disertai gambaran atoskopik yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis trauma, meliputi kompresi udara mendadak, udara di meatus

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kromatografi lapis tipis. Pengujian dilakukan secara uji laboratorium. Prinsip kerja kerja kromatografi lapis tipis

Suatu kelas dari state adalah suatu gugus (himpunan) tak kosong C sehingga semua pasangan state yang merupakan anggota dari C adalah berkomunikasi satu dengan yang

Kata kunci: Masyarakat Petani, Hutan Lindung, Lahan Pertanian, Hak Ulayat dan Tanah Warisan, Pola Perlawanan. Universitas

Diumumkan : di Surabaya Tanggal : 13 Juni 2017 Unit Layanan Pengadaan Jasa Konstruksi dan Konsultansi.