• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Komunikasi Kantor Dengan Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Komunikasi Kantor Dengan Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia Medan"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Kuesioner Penelitian

“Hubungan Komunikasi Kantor Dengan Peningkatan Kinerja

Pegawai

Pada Kantor

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

Belmera Tanjung Mulia Medan

Dengan hormat,

Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir/skripsi yang

berjudul “Pengaruh Komunikasi Kantor terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai

pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia

Medan”. Saya mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara ingin meminta

bantuan kepada Bapak/Ibu untuk membantu saya dalam mengisi kuesioner

ini. Kuesioner ini bertujuan untuk kepentingan illmiah, oleh karena itu jawaban

yang Bapak/Ibu berikan besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu.

Kuesioner ini tidak ada hubungannya dengan status dan kedudukan Bapak/Ibu

dalam instansi, maka jawaban yang benar adalah jawaban yang benar-benar

menggambarkan keadaan Bapak/Ibu.

Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasama

yang telah Bapak/Ibu berikan. Besar harapan saya untuk menerima kembali

angket ini dalam waktu singkat.

Hormat Saya

(2)

IDENTITAS RESPONDEN

 Nama :

 Usia :

 Pendidikan Terakhir :

 Lama Bekerja :

PETUNJUK PENGISIAN :

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Baca dan pahamilah setiap pernyataan

dengan seksama, kemudian berikan respon saudara dengan cara memberikan tanda

silang (X) atau contreng (√) pada kolom yang telah tersedia dengan satu pihan

jawaban.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

(3)

Komunikasi Kantor ( Variabel X )

No Keterangan SS S KS TS STS

1 Intensitas interaksi melalui percakapan seputar pekerjaan berjalan dengan baik

2 Komunikasi melalui pesan singkat ataupun instant messenger dilakukan oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan

3 Respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan para pegawai mampu dimengerti oleh para pegawai

4 Bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu dimengerti dengan langsung kepada para pegawai dalam penyelesaian tugas 8 Atasan memberikan motivasi

langsung kepada para pegawai agar mampu meningkatkan kinerja

(4)

atau divisi sesuai dengan yang diharapkan

Peningkatan Kinerja Pegawai (Y)

No Keterangan SS S KS TS STS

1 Kemampuan yang dimiliki mampu menunjang kinerja pegawai

2 Para pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

3 Setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing 4 Hadir tepat waktu adalah

kewajiban seluruh pegawai 5 Pemanfaatan waktu kerja

berjalan dengan baik

6 Mempercepat penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab para pegawai

7 Pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing para pegawai

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti, 1993. Psikologi Dalam Perusahaan, PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Edisi

Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.

Bovee. C.L. 2003. Bussiness communication today. Edisi keenam.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo, Yogyakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja

Rosda Karya, Bandung.

Gibson, et al. 1997. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses.

Erlangga, Jakarta.

Gie,The Liang.1992.Administrasi Perkantoran Modern, Edisi Keempat, Penerbit

Liberti bersama dengan Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi Yogyakarta

Kopelman, R. E. 1988. Managing Productivity In Organisation a Practice People.

Locker. K.O. 2000. Bussines and administrative communication. Edisi kelima.

Hadi. Sutrisno. 2001. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis

dan Disertasi, Yogyakarta

Hani, Handoko T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

BPFE : Yogyakarta

Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Penerbit

BPFE,Yogyakarta

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja

Rosdakarya: Bandung

Martha, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

Mink. (1993). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia (Kinerja/Performance).

(6)

Moekijat. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kepegawaian.

Mandar Maju. Jakarta.

Nitisemito, Alex S. 2000. Ekonomi Perusahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pattanayak, B., 2002, Human resources management.

Purwanto,J. 2003. Komunikasi Bisnis. Edisi 3, Erlangga, Jakarta.

Purwanto,J. 2006. Komunikasi Bisnis. Edisi 4, Erlangga, Jakarta.

Quible. Z.K. 2001. Administrative officer management. Edisi ketujuh.

Robbins, Stephen P, 2006, “Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh, PT Indeks. Jakarta.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar

Maju, Bandung.

Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, STIE

YKPN.

Simanjuntak, Ahmad, 2005. Administrasi Perkantoran Moderen, Penerbit Liberti,

Yogyakarta.

Singarimbun, M. dan Effendi, S., (2006), Metode Penelitian Survai, Cetakan

Kedelapanbelas, Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta

________. 2005. Metode Penelitian Administrasi, Alfabete : Jakarta.

________. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.

Sukoco, M. Badri.2007. Manajemen Administrasi Perkatoran Modern. Erlangga.

Jakarta.

Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan

Televisi. CV. Alfabeta. Bandung.

Widjaja, A.W.2000, Administrasi Kepegawaian: Suatu Pengantar. Jakarta.

Widjaja, H, A, W. 2006. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Raja Grafindo

Jakarta.

Wilson, Bangun. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu

penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan

data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa Kuantitatif

dengan maksud mencari pengaruh variable independent (X) dengan variable

dependen (Y). dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada

berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

III.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero)

Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia, Medan.

III. 3 Populasi dan Sampel

III.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 90). .Berdasarkan

(8)

pegawai di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia,

Medan yang berjumlah 56 orang.

III.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2003:91). Pengambilan sebagian itu dimaksudkan

sebagian refresentatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi

keseluruhan populasi.

Dalam menentukan sampel penelitian ini, peneliti menggunakan teknik yaitu

dengan menggunakan teknik purposive sampling . Menurut Sugiyono (2008:53-54),

yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang maka diambil

keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

jika populasi lebih dari 100 orang maka dapar diambil 10-15 persen atau 20 - 25

persen sampel atau lebih. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 56

orang pegawai di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera.

III.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi,

keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut :

(9)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian

untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Data primer tersebut dilakukan dengan cara berikut :

a) Metode Angket (kuisioner)

Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan

secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai

alternative jawaban. Respondennya adalah pegawai Kantor PT. Jasa

Marga Cabang Belmera.

b) Metode Observasi

Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap

fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui :

a) Penelitian Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan

berbagai literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang

berhubungan dengan objek penelitian.

b) Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan

penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang

(10)

III.5. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian,

maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang

digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai jawaban kuisioner responden.

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :

a. Untuk alternative jawaban A diberi skor 5

b. Untuk alternative jawaban B diberi skor 4

c. Untuk alternative jawaban C diberi skor 3

d. Untuk alternative jawaban D diberi skor 2

e. Untuk alternative jawaban E diberi skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari

masing-masing variable apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu

ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :

Maka diperoleh

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden

masing-masing variable yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00

b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20

(11)

d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60

e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,

sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variable akan ditentukan

rata-ratanya dngan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut, maka

akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam kategori yang mana.

III.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang

digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Adapun

metode statistik yang digunakan adalah :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2005:193). Cara

perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r = koefisien korelasi

x = variabel bebas

y = variabel terikat

(12)

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan

kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :

a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan

kedua variabel yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) berarti kenaikan nilai variabel

yang satu, diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki

hubungan positif.

c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) berarti kedua variabel negatif

dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya

variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antar

kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau

interprestasi angka yang dikemukanan ileh (sugiyono 2005:214).

Tabel I Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukasn batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut

(13)

2. Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan

mengkuadratkan nikai koefisien korelasi product moment (R) dan dikalikan 100%.

Keterangan :

KP = Koefisien Korelasi

Rxy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y

3. Uji Hipotesis (Uji T)

Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistik dengan rumus:

(Sutrisno Hadi, 2001:365)

Kriteria pengujian adalah :

- Jika harga maka hipotesis alternative ditolak

(14)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1. Gambaran Umum

IV.1.1. Sejarah PT. Jasa Marga

PT.Jasa Marga (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

didirikan di Jakarta berdasarkan akte notaris Kartini Mulyadi, SH Nomor 1

tanggal 1 Maret 1978. PT Jasa Marga (Persero) mendirikan cabang-cabang di daerah

di mana jalan tol dibangun. Dalam perkembangan usahanya, PT Jasa Marga

(Persero) mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengelola dan memelihara jalan

dan jembatan tol antara lain jalan tol Belmera (Belawan-Medan- Tanjung Morawa).

Jasa Marga cabang Belmera merupakan salah satu cabang PT Jasa Marga

yang mengoperasikan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmerah) di

Sumatera Utara. Jalan Tol Belmera mulai beroperasi sejak 13 Desember tahun

1986 berdasarkan SK Direksi No. 093/KPTS/JM/XII/86 Tentang Pembentukan Jasa

Marga Belmera, sedangkan dasar penetapan operasional jalan tersebut sebagai

jalan tol Belmerah adalah Surat Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1986 dan

ditetapkan berkedudukan di Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan

Medan Deli Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Kantor Jasa Marga

(15)

Tanjung NO. 1 A Medan. Jalan tol ini menghubungkan Pelabuhan Belawan, Kota

Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Jalan ini membentang sepanjang 42,7 km,

terdiri dari jalur utama 34 km dengan 4 jalur, akses dan ramp 8,7 km.

Dengan ditetapkannya ruas jalan tol sebagai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia NO. 23 tahun 1980 tentang hak penyelenggaraan jalan tol

tersebut meliputi pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya oleh

pemerintah, wewenangnya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara dalam hal

ini adalah PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan dengan mendapat

pembinaan dari Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Pada

awalnya PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan hanya mempunyai lima

gerbang tol, yaitu Belawan, Tanjung Mulia, Bandar Selamat, Amplas dan Tanjung

Morawa. Namun dengan perkembangan Kodya Medan yang begitu pesat, pada

tanggal 9 Juli 1992, telah dibangun atau ditetapkan dua lagi, yaitu gerbang tol

Mabar dan H.Anif. Untuk melayani/melancarkan lalu lintas distribusi barang dan

jasa dari Kawasan Industri Medan (KIM). Dan mungkin berkembang terus sejalan

dengan perkembangan di Indonesia.

Adapun bidang usaha PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belawan adalah

sebagai perusahaan yang mengkhususskan dari pada bidang usaha jasa yang memiliki

usaha pokok yakni mengelola jasa dan jembatan secara maksimal demi kelancaran

dan teraturnya jalan, yaitu kesemuanya ini diatur dalam program kerja perusahaan.

Adapun tujuan dan sasaran perusahaan, menurut pasal 14 Undang-Undang No. 13

(16)

dalam mengembangkan jaringan jalan nasional terutama guna mencapai sasaran

berikut :

a) Pemerataan pengembangan wilayah agar perkembangan antara daerah

menjadi seimbang.

b) Pemerataan hasil pembangunan.

c) Pemantapan pertahanan dan keamanan nasional.

Dalam usaha mencapai sasaran tersebut PT Jasa Marga (Persero)

melaksanakan fungsi :

a) Pengoperasian tol dan usaha lain yang dipandang sesuai dengan tujuan

perusahaan.

b) Pemeliharaan jalan tol dan jembatan tol beserta fasilitasnya.

IV.1.2. Visi dan Misi PT. Jasa Marga

IV.1.2.1. Visi

Menjadi perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian

jalan tol, menjadi pemimpin (Leader) dalam industri jalan tol dengan

mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia, serta memiliki daya saing yang

tinggi di tingkat nasional dan regional.

IV.1.2.2. Misi

Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga perusahaan

menguasai paling sedikit 50% panjang jalan tol di Indonesia dan usaha terkait

lainnya, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan perusahaan serta

(17)

teknologi yang optimal dan penerapan kaida-kaidah manajemen perusahaan modern

dengan tata kelola yang baik.

IV.1.3. Struktur Organisasi PT. Jasa Marga Cabang Belmera

Struktur organisasi dari PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belmerah Medan ini

berbentuk garis lurus, Kepala Cabang bertindak sebagai penanggung jawab tertinggi

atas pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Struktur organisasi yang berlaku

sekarang berdasarkan surat keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) No.

133/KTS/JM/2010 tanggal 12 November 2010 yang mana struktur organisasinya,

sebagai berikut :

PT. Jasa Marga (Persero) terdiri dari fungsionaris – fungsionaris dalam

susunan jabatan sebagai berikut :

a. Kepala Cabang

b. Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, membawahi :

1. Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Sekretariat

2. Sub Bagian Logistik

3. Sub Bagian Pengembangan dan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan

c. Bagian Keuangan, membawahi :

1. Sub Bagian Anggaran yang membawahi Bendahara dan Juru Tata

Usaha/ Pelaksana.

2. Sub Bagian Akuntansi dan Perpajakan membawahi Juru Tata Usaha/

(18)

d. Bagian Operasi, membawahi :

1. Kepala Gerbang Tol, membawahi Shift Pengumpul Tol

2. Sub Bagian Evaluasi Pengumpulan Tol

3. Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban dan Pelayanan Lalu Lintas

membawahi Shift Patroli

4. Sub bagian pemeliharaan fasilitas operasi

IV.1.4. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab

1. Kepala Cabang

a. Fungsi

Fungsi pokok Kepala Cabang adalah menyelenggarakan kegiatan operasional

cabang yang meliputi pengelolaan sumbr daya manusia beserta sarana

pendukungnya, operasional pengumpul tol, perencanaan, pembangunan,

pelayanan dan pemeliharaan jalan tol.

b. Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kepala Cabang adalah : terciptanya kondisi jalan tol yang

aman, tertib dan lancar dan tersedianya sarana pendukung kegiatan

operasional cabang.

2. Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum

a. Fungsi

Fungsi pokok Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum adalah

(19)

pengadaan barang jasa, peengembangan usaha serta pembinaan usaha kecil

dan koperasi di lingkungan cabang.

b. Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kepala Sumber Daya Manusia dan Umum adalah

terlaksananya pelaksanaan program fungsi kegiatan Sumber Daya Manusia

dan Umum, terlaksananya kegiatan administrasi dan kekaryawanan tentang

pengelolaan sumber melaksanakan kegiatan manusia sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

3. Keuangan

a. Fungsi

Fungsi pokok Kepala Bagian Keuangan adalah melaksanakan kegiatan di

bidang keuangan dan akuntansi serta perpajakan untuk mendukung

kelancaran operasioanl cabang sesuai dengan tata laksana, peraturan dan

tingkat kewenangan yang telah ditetapkan.

b. Tanggung Jawab

Tanggung jawab Kepala Bagian Keuangan adalah terlaksananya pengendalian

administrasi anggaran meliputi pelaporan alokasi dan peruntukan anggaran

cabang, terlaksananya administrasi dan pelaporan keuangan serta perpajakan

sesuai dengan aturan yang berlaku.

4. Bagian Operasi

a. Fungsi

b. Fungsi pokok Kepala Bagian Operasi adalah melaksanakan pengendalian

(20)

serta keamanan dan ketertiban, melaksanakan program pemantauan dan

pengendalian, pemeliharaan fasilitas operasi yang meliputi jalan, jembatan,

(21)

BAB V

PENYAJIAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka salah satu cara yang

dilakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden selama

melakukan penelitian di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Tanjung

Mulia, Sumatera Utara. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat tertutup, dimana responden diharuskan memilih salah satu alternatif jawaban

yag tersedia. Setiap jawaban akan diberikan nilai atau skor.

Penulis akan menyajikan penelitian yang telah dilakukan selama penulisan

skripsi ini dengan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang disebarkan terdiri

atas 2 variabel, yaitu :

a) Variabel bebas/Komunikasi Kerja (X) terdiri atas 12 pertanyaan, yaitu :

1. Intensitas interaksi melalui percakapan seputar pekerjaan berjalan dengan

baik.

2. Komunikasi melalui pesan singkat ataupun instant messenger dilakukan

oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan para pegawai mampu

dimengerti oleh para pegawai.

4. Bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu

dimengerti dengan baik.

5. Para pegawai mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan mereka

(22)

6. Keluhan yang pegawai sampaikan diterima dengan baik oleh atasan.

7. Atasan memberikan contoh langsung kepada para pegawai dalam

penyelesaian tugas.

8. Atasan memberikan motivasi langsung kepada para pegawai agar mampu

meningkatkan kinerja.

9. Para pegawai memahami tugas dari masing – masing pegawai yang berada

dalam satu divisi atau bagian.

10.Hubungan yang terjalin pada tiap - tiap kelompok kerja berjalan dengan

baik.

11.Interaksi yang muncul antar lini atau antar kelompok kerja berjalan

dengan baik.

12.Penyelesaian tugas yang melibatkan beberapa bagian atau divisi sesuai

dengan yang diharapkan.

b) Variabel terikat/Peningkatan Kinerja Pegawai (Y) terdiri atas 8 pertanyaan

yaitu :

1. Kemampuan yang dimiliki mampu menunjang kinerja pegawai.

2. Para pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

3. Setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing.

4. Hadir tepat waktu adalah kewajiban seluruh pegawai.

5. Pemanfaatan waktu kerja berjalan dengan baik.

6. Mempercepat penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab para

(23)

7. Pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing para

pegawai.

8. Penyelesaian pekerjaan dilakukan dengan maksimal.

Bagian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel yang

diteliti tersebut yang kemudian akan digunakan dalam analisa data untuk mengetahui

ada atau tidaknya pengaruh antara variabel Komunikasi Kerja dengan variabel

Peningkatan Kinerja Pegawai dan sekaligus untuk menguji hipotesis. Untuk

menentukan nilai pada jenis pertanyaan dari suatu indikator, digunakan skala yang

mengurutkan dari suatu tingkat sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat

rendah. Jadi nilai masing-masing alternatif 5 (lima) jawaban yang telah disediakan

adalah sebagai berikut:

1. Jawaban “SS” bernilai 5 untuk tingkat sangat tinggi

2. Jawaban “S” bernilai 4 untuk tingkat tinggi

3. Jawaban “KS” bernilai 3 untuk tingkat sedang

4. Jawaban “TS” bernilai 2 untuk tingkat rendah

5. Jawaban “SKS” bernilai 1 untuk tingkat sangat rendah

V.1. Karakteristik Responden

Data karakteristik responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi responden.

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera yang menjadi sampel responden berjumlah 56 orang.

(24)

responden. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel-tabel yang diuraikan peneliti di

bawah ini:

Tabel V.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Pria 30 53,5

2 Wanita 26 46,5

3 Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin

laki-laki adalah berjumlah 30 orang (53,5%) sedangkan responden yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 26 orang (46,5%). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan

penulis, mayoritas pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera

mayoritas berjenis kelamin laki –laki.

Tabel V.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)

1 20 – 25 Tahun 6 10,8

2 26 – 30 Tahun 18 32,1

3 31 – 35 Tahun 14 25

4 Diatas 36 Tahun 18 32,1

Jumlah 56 100

(25)

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa responden yang berumur berumur

26-30 tahun sebanyak 6 orang (10,8%), responden yang berumur 26 – 30 tahun 18

(32,1%), 31-35 tahun sebanyak 14 orang (25%) dan reponden berumur ≥36 tahun

sebanyak 18 orang (32,1%). Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden terdiri

dari usia produktif.

Tabel V.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 SMP/SMA 15 28,8

2 D3 8 12,3

3 S1 33 58,9

4 S2 - -

5 S3 - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan

SMA/SLTA berjumlah 15 orang (10,7%), Diploma berjumlah 8 orang (12,3%),

responden yang berpendidikan sarjana (S-1) berjumlah 33 orang (58,9%), Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero)

Cabang Belmera sudah cukup tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas responden yang

(26)

V.2. Distribusi Jawaban Responden

V.2.1. Variabel X (Komunikasi Kantor)

Tabel V.4. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Intensitas Interaksi Melalui Percakapan Seputar Pekerjaan Berjalan Dengan Baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 26,8

2 Setuju 34 60,7

3 Kurang Setuju 7 12,5

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju

terkait intensitas interaksi percakapan seputar pekerjaan berjalan dengan baik, 34

responden (60,7%) menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa intensitas interaksi yang tercipta antar para

(27)

Tabel V.5. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Komunikasi Melalui Pesan Singkat Ataupun Instant Messenger Dilakukan Oleh Para Pegawai Dalam Menyelesaikan Pekerjaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 18 32,2

2 Setuju 26 46,4

3 Kurang Setuju 11 19,6

4 Tidak Setuju 1 1,8

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 18 responden (32,2%) menyatakan sangat setuju

terkait penggunaan instant messenger dalam penyelesaian pekerjaan, 26 responden

(46,4%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera memanfaatkan pesan singkat atau instant messenger dalam berinteraksi

(28)

Tabel V.6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Respon Atasan Terhadap Pekerjaan Yang Dilakukan Para Pegawai Mampu Dimengerti Oleh Para Pegawai

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 9 16,1

2 Setuju 40 71,4

3 Kurang Setuju 7 12,5

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 9 responden (16,1%) menyatakan sangat setuju

terkait respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai, 40

responden (71,4%) menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa respon yang diberikan atasan terkait

pekerjaan yang dilakukan pegawai mampu dimengerti dengan baik oleh para

(29)

Tabel V.7. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Bahasa Tubuh Yang Atasan Berikan Kepada Para Pegawai Mampu Dimengerti Dengan Baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 14 25

2 Setuju 31 55,4

3 Kurang Setuju 11 19,6

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 14 responden (25%) menyatakan sangat setuju

terkait bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu dimengerti

dengan baik, 31 responden (554%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%)

menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT.

Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasa bahwa bahasa tubuh yang diberikan

(30)

Tabel V.8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Para Pegawai Mampu Mengkomunikasikan Ide Dan Gagasan Mereka Kepada Atasan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 19,6

2 Setuju 31 55,4

3 Kurang Setuju 14 25

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 14 responden (25%) menyatakan kurang setuju

terkait kemampuan para pegawai dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan, 31

responden (55,4%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%) menyatakan sangat

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan yang mereka

(31)

Tabel V.9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keluhan Yang Pegawai Sampaikan Diterima Dengan Baik Oleh Atasan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 20 35,7

2 Setuju 26 46,4

3 Kurang Setuju 10 17,9

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 20 responden (35,7%) menyatakan sangat setuju

terkait keluhan yang pegawai sampaikan diterima dengan baik oleh atasan, 26

responden (46,4%) menyatakan setuju, 10 responden (17,9%) menyatakan kurang

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa keluhan yang mereka rasakan dan

(32)

Tabel V.10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Atasan Memberikan Contoh Langsung Kepada Para Pegawai Dalam Penyelesaian Tugas

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 26,7

2 Setuju 24 52,9

3 Kurang Setuju 17 30,4

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,7%) menyatakan sangat setuju

terkait atasan memberikan contoh langsung kepada para pegawai dalam penyelesaian

tugas, 24 responden (52,9%) menyatakan setuju, 17 responden (30,4%) menyatakan

kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa atasan memberikan contoh kepada para

(33)

Tabel V.11. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Atasan Memberikan Motivasi Langsung Kepada Para Pegawai Agar Mampu Meningkatkan Kinerja

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 11 19,6

2 Setuju 30 53,6

3 Kurang Setuju 15 26,8

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 11 responden (19,6%) menyatakan sangat setuju

terkait atasan memberikan motivasi langsung kepada para pegawai agar mampu

meningkatkan kinerja, 30 responden (53,6%) menyatakan setuju, 15 responden

(26,8%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada

kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasakan adanya motivasi

langsung yang diberikan oleh para pegawai dan dengan motivasi tersebut diharapkan

(34)

Tabel V.12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Para Pegawai Memahami Tugas Dari Masing – Masing Pegawai Yang Berada Dalam Satu Divisi Atau Bagian

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 13 23,2

2 Setuju 28 50

3 Kurang Setuju 10 17,9

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju 1 8,9

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 13 responden (23,2%) menyatakan sangat setuju

terkait pegawai memahami tugas dari masing – masing pegawai yang berada dalam

satu divisi atau bagian, 28 responden (50%) menyatakan setuju, 10 responden

(17,9%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada

kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasa bahwa tiap – tiap pegawai

memahami tugas dari masing – masing pegawai yang berada dalam satu divisi atau

(35)

Tabel V.13. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hubungan Yang Terjalin Pada Tiap - Tiap Kelompok Kerja Berjalan Dengan Baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 10 17,9

2 Setuju 36 64,3

3 Kurang Setuju 4 7,1

4 Tidak Setuju 1 1,8

5 Sangat Tidak Setuju 5 8,9

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 10 responden (17,9%) menyatakan sangat setuju

terkait hubungan yang terjalin pada tiap - tiap kelompok kerja berjalan dengan baik,

36 responden (64,3%) menyatakan setuju, 4 responden (7,1%) menyatakan kurang

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa hubungan yang terjalin pada tiap – tiap

kelompok kerja berjalan dengan baik dan mampu memberikan efek positif dalam

(36)

Tabel V.14. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Interaksi Yang Muncul Antar Lini Atau Antar Kelompok Kerja Berjalan Dengan Baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 12 21,4

2 Setuju 31 55,4

3 Kurang Setuju 13 23,1

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 12 responden (21,4%) menyatakan sangat setuju

terkait interaksi yang muncul antar lini atau antar kelompok kerja berjalan dengan

baik, 31 responden (55,4%) menyatakan setuju, 13 responden (23,1%) menyatakan

kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa interaksi yang muncul antar lini atau antar

(37)

Tabel V.15. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyelesaian Tugas Yang Melibatkan Beberapa Bagian Atau Divisi Sesuai Dengan Yang Diharapkan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 26,7

2 Setuju 29 51,9

3 Kurang Setuju 11 19,6

4 Tidak Setuju 1 1,8

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,7%) menyatakan sangat setuju

terkait penyelesaian tugas yang melibatkan beberapa bagian atau divisi sesuai dengan

yang diharapkan, 29 responden (51,9%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%)

menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT.

Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasa bahwa penyelesaian tugas yang

melibatkan beberapa bagian atau divisi sesuai dengan yang diharapkan dan telah

(38)

V.2.2. Variabel Y (Kinerja Pegawai)

Tabel V.16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Yang Dimiliki Mampu Menunjang Kinerja Pegawai

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 32 57,1

2 Setuju 23 41,1

3 Kurang Setuju 1 1,8

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 32 responden (57,1%) menyatakan sangat setuju

kemampuan yang dimiliki mampu menunjang kinerja pegawai, 34 responden (60,7%)

menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera merasa bahwa kemampuan yang dimiliki oleh masing - masing pegawai

mampu menunjang kinerja dari pegawai itu sendiri.

(39)

Tabel V.17. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Para Pegawai Mampu Menyelesaikan Tugas Dengan Tepat Waktu

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 17 30,3

2 Setuju 37 66,1

3 Kurang Setuju 2 2,6

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 17 responden (30,3%) menyatakan sangat setuju

pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, 37 responden (66,1%)

menyatakan setuju, 2 responden (2,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera merasa bahwa pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

(40)

Tabel V.18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Setiap Pegawai Harus Memiliki Keahlian Masing – Masing

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 10 17,9

2 Setuju 33 58,9

3 Kurang Setuju 12 21,4

4 Tidak Setuju 1 1,8

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 10 responden (17,9%) menyatakan sangat setuju

terkait Setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing, 33 responden

(58,9%) menyatakan setuju, 12 responden (21,4%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera merasa bahwa setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing agar

dalam ppengerjaan beban kerja lebih efisien karena pegawai memahami cara

(41)

Tabel V.19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hadir Tepat Waktu Adalah Kewajiban Seluruh Pegawai

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 26,8

2 Setuju 26 46,4

3 Kurang Setuju 14 25

4 Tidak Setuju 1 1,8

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju

terkait hadir tepat waktu merupakan kewajiban seluruh pegawai, 26 responden

(46,4%) menyatakan setuju, 14 responden (25%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera merasa bahwa kehadiran tepat waktu merupakan kewajiban dari setiap

pegawai dan harus dipatuhi demi terciptanya iklim kerja dan tercapainya peningkatan

(42)

Tabel V.20. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Waktu Kerja Berjalan Dengan Baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 9 16,1

2 Setuju 40 71,4

3 Kurang Setuju 7 12,5

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 9 responden (16,1%) menyatakan sangat setuju

terkait pemanfaatan waktu kerja berjalan dengan baik, 40 responden (71,4%)

menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera merasa bahwa waktu kerja telah dimanfaatkan dengan baik oleh para

pegawai dan waktu tersebut digunakan untuk penyelesaian pekerjaan yang menjadi

(43)

Tabel V.21. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Mempercepat Penyelesaian

Pekerjaan Merupakan Tanggung Jawab Para Pegawai

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 26,8

2 Setuju 40 71,4

3 Kurang Setuju 1 1,8

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju

terkait mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab

pegawai, 40 responden (60,7%) menyatakan setuju, 1 responden (1,8%) menyatakan

kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa semakin cepat suatu pekerjaan selesai maka

semakin baik karena akan tercipta waktu lebih untuk menyelesaikan tugas – tugas

(44)

Tabel V.22. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pekerjaan Yang

Diselesaikan Sesuai Dengan Tugas Masing – Masing Para Pegawai

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 26,8

2 Setuju 29 51,8

3 Kurang Setuju 12 21,4

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju

terkait pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing pegawai, 29

responden (51,8%) menyatakan setuju, 12 responden (21,4%) menyatakan kurang

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga

(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa setiap pegawai menyelesaikan tugas masing

(45)

Tabel V.23. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyelesaian Pekerjaan Dilakukan Dengan Maksimal

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Setuju 8 16,3

2 Setuju 33 58,9

3 Kurang Setuju 15 26,8

4 Tidak Setuju - -

5 Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 56 100

Sumber : Kuesioner 2016

Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan kurang setuju

terkait penyelesaian pekerjaan dilakukan dengan maksimal, 33 responden (58,9%)

menyatakan setuju, 8 responden (16,3%) menyatakan kurang setuju. Hal ini

menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera merasa bahwa penyelesaian dari suatu pekerjaan dilakukan secara maksimal

(46)

BAB VI

ANALISA DATA

Tujuan dari penelitian ini telah diperlihatkan pada BAB I, dan untuk lebih

mengetahui apakah tujuan dari penelitian tersebut tercapai atau tidak, maka perlu

dilakukan beberapa langkah. Untuk mengetahui bagaimanakah Hubungan

Komunikasi Kantor dengan Peningkatan Kinerja Pegawai pada kantor PT. Jasa

Marga (Persero) Cabang Belmera, terlebih dahulu apakah ada hubungan antara

variabel X (Komunikasi Kantor) dengan variabel Y (Peningkatan Kinerja Pegawai).

Hubungan antara variabel X dan variabel Y dapat diketahui dengan

menggunakan rumus koefisien korelasi product moment, selanjutnya untuk

mengetahui besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan perhitungan

koefisien determinasi. Beberapa rumus tersebut telah dipaparkan pada BAB III.

VI.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari responden maka jika

diterapkan dalam rumus akan diperoleh sebagai berikut :

N = 56 ∑xy = 88518

∑x = 2685 ∑x² = 129079

(47)

Keseluruhan hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi product

moment, maka dapat dilihat sebagai berikut :

Maka rxy=

Dengan hasil perhitungan diperoleh koefisien yang positif sebesar 0,415

antara variabel X dan variabel Y, dimana kenaikan variabel yang satu akan diikuti

dengan kenaikan variabel yang lainnya. hubungan yang positif tersebut mengartikan

bahwa semakin baik komunikasi kantor maka akan semakin bagus kinerja pegawai di

Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia Medan.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y, maka

(48)

Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Interval Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 0,99 Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono (2008)

Dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman

interpretasi diatas maka dapat dilihat bahwa r = 0,415 berada pada interval koefisien

0,40 – 0,599 jadi tingkat hubungan/pengaruh antara variabel X dan variabel Y berada

pada titik sedang.

Berarti hubungan komunikasi kantor (X) terhadap peningkatan kinerja

pegawai (Y) adalah pada tingkat sedang, maksudnya adalah komunikasi kerja yang

ada sudah cukup baik dan berhubungan dengan peningkatan kinerja pegawai di

(49)

VI.2. Koefisien Determinasi

Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/

independen (X) terhadap variabel terikat/ dependen (Y). Namun sebelum menentukan

Koefisien Determinasi maka harus ditentukan sebelumnya r (nilai Koefisien Korelasi

Product Moment) yaitu sebagai berikut :

Penggunaan tekhnik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar

pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r (koefisien korelasi) diatas,

maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

D = × 100%

= × 100%

= 0,1722 × 100%

= 17,22%

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara

variabel X (Komunikasi Kantor) terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai) adalah

sebesar 17,22 % dan sisanya sebesar 82,78 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar

penelitian ini.

VI.3. Uji Hipotesis (Uji T)

Uji hipotesis dalam koefisien korelasi adalah untuk menguji signifikansi

hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi

(50)

Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini kita menggunakan uji t untuk

menguji hipotesis penelitian yakni: adanya korelasi atau hubungan yang signifikan

antara komunikasi kantor dengan peningkatan kinerja pegawai yang secara statistik

dapat dirumuskan sebagai berikut :

t =

=

t =

t = 3.35

Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis : :

- Jika ρ ≠ 0 maka H0 (Hipotesa Nol) ditolak dan Ha (Hipotesa Alternatif)

diterima, artinya ada hubungan antara komunikasi kantor dengan peningkatan

kinerja pegawai.

Dengan demikian t-hitung > t-tabel (3,35>1,673), maka, H0 ditolak dan H1

diterima dengan demikian terdapat hubungan antara komunikasi kantor dengan

peningkatan kinerja pegawai di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

(51)

BAB VII

PENUTUP

VII.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Komunikasi kantor yang tercipta pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero)

Cabang Belmera berlangsung dengan baik dan cair, dalam artian komunikasi

yang tercipta mampu berjalan sesuai dengan aturan akan tetapi tidak ada jarak

antar para pegawai dalam melakukan komunikasi antar satu dengan yang lain.

2. Komunikasi kantor yang tercipta memberikan pengaruh yang cukup baik

dalam meningkatkan kinerja pada pegawai, hal ini dikarenakan antar pegawai

memiliki hubungan yang terjalin dengan baik melalui komunikasi yang intens

di kantor maupun selama mengerjakan tugas dan fungsi masing – masing

pegawai.

3. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh hasil yakni hubungan yang

ada antara komunikasi kantor dengan peningkatan kinerja pegawai berada

pada pada taraf sedang yakni sebesar 0,415 dan koefien determinan sebesar

17,22 % dan hasil uji hipotesis diperoleh hasil sebesar 3,35 yang dapat

diartikan bahwa hasil t hitung lebih besar dibandingkan t tabel sebesar 1,673

(52)

VII.2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan teori yang ada tentang komunikasi kantor

dengan peningkatan kinerja pegawai. Maka dapat dikemukakan saran- saran sebagai

berikut :

1. Komunikasi yang tercipta di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang

Belmera sudah cukup baik akan tetapi untuk meningkatkan kinerja pegawai

ke taraf yang maksimal dirasa perlu hal lain yang mampu meningkatkan

kinerja dari para pegawai.

2. Pimpinan diharapkan ke depannya mampu menciptakan iklim serta

komunikasi kantor yang lebih baik dan kondusif agar para pegawai merasa

(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Komunikasi

I1.1.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Widjaya (2000:13), komunikasi ialah meliputi suatu proses

penyampaian pesan agar diterima dengan baik oleh penerimanya. Oleh karena itu

dibutuhkan media penyampaian pesan sebagai perantara dan dibutuhkan pula pada

waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada perusahaan

komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi, memberikan perintah dan

menciptakan suasana yang kondusif.

Menurut Bovee dalam (Sukoco : 2007), komunikasi ialah proses mengirim

dan menerima pesan dan dikatakan efektif apabila pesan tersebut dapat dimengerti

dan menstimulasi tindakan atau mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan

pesat tersebut.

Menurut Purwanto (2003:3), komunikasi merupakan suatu proses pertukaran

informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan

simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu

terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu

mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada

pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi

(54)

tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di

dalamnya mempunyai persepsi yang sam terhadap simbol.

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau

komunikasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan

lebih dari sekedar kata - kata yang di gunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi

wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif

memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita

dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan- ketrampilan tertentu

(membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain- lain) untuk membuat sukses

pertukaran informasi.

Menurut Hovland bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang

memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah

tingkah laku orang lain (Widjaya, 2000:26). Adapun pengertian komunikasi yang lain

menurut Rogers bersama Kincaid, 1981 mendefenisikan komunikasi sebagai suatu

proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi

dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saat saling pengertian

yang mendalam (dalam Cangara, 2006:19).

Sedangkan menurut Widjaya (2006:11) menyebutkan penyebab komunikasi

didalam suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya sebagai hubungan ataupun

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan

sebagai sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara

(55)

Berdasarkan defenisi ini, dapat dinyatakan bahwa komunikasi sebagai

suatu proses, dalam hal ini orang-orang bermaksud memberikan pengertian

melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota

dan berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula sehingga

sering disebut rantai pertukaran informasi.

II.1.2. Pengertian Komunikasi Kantor

Menurut Widjaya (2006:11) menyebutkan penyebab komunikasi didalam

suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya sebagai hubungan ataupun

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai

sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu

ataupun kelompok.

Menurut I.G. Wursanto (1987) komunikasi kantor yakni komunikasi yang

terjadi dan berlangsung dalam kantor atau ada yang menyebut dengan istilah

hubungan kantor (office communication) adalah suatu proses penyampaian berita dari

suatu pihak kepada pihak yang lain (dari seseorang kepada orang lain, dari suatu unit

kepada unit lain) yang berlangsung atau yang terjadi dalam suatu kantor.

Berkaitan dengan pengertian komunikasi kantor, The Liang Gie

mengemukakan bahwa pada dasarnya komunikasi kantor mengandung arti yang sama

dengan komunikasi administrasi. Menurut Charles E. Redfield (dalam The Liang

Gie, 1992:60) mengemukakan pengertian komunikasi kantor sebagai

berikut: Administrative communication can best be regarded as a form of social or

(56)

communicator (a speaker, sender, issuer) who transmits (says, sends, issues)

messages (orders, reports, suggestions) to communicate (addressee, respondent,

audience) to influence the behavior of the communicate, as seen in his response

(reply, reaction).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi kantor adalah proses

penyampaian informasi, instruksi atau perintah mengenai pekerjaan atau tugas.

Penyampaian itu bisa dari seorang pimpinan atau karyawan kepada pimpinan atau

karyawan lain dari satu unit kepada unit lain dalam sebuah kantor baik secara

langsung tanpa menggunakan media atau secara tidak langsung dengan menggunakan

media untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.

II.1.3. Fungsi Komunikasi

Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi

komunikasi, dimana komunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang

mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi komunikasi menurut Effendy

(2005), adalah sebagai berikut:

a. Menginformasikan (to inform)

Kegiatan komunikasi itu memberikan penjelasan, penerangan,

mengenai bentuk informasi yang disajikan dari seorang komunikator

kepada komunikan. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa

bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan.

b. Mendidik (to educate)

(57)

penganjuran sesuatu pengetahuan, menyebarluaskan kreativitas

untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh

pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah

maupun di luar sekolah.

c. Menghibur (to entertaint)

Penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan untuk

memberikan hiburan. Menyapaikan informasi dalam lagu, lirik dan

bunyi, maupun gambar dan bahasa membawa setiap orang pada

situasi menikmati hiburan.

d. Mempengaruhi (to influence)

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk

member motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain

melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta

memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku

ke arah yang baik dan modernisasi.

Mengenai fungsi komunikasi, menurut McBride (Widjaja, 2000 : 64 -66)

menjelaskan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran

berita atau pesan tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta, dan ide.

Menurut Scott dan Mitchell (1976), komunikasi mempunyai empat fungsi

penting yaitu :

(58)

Komunikasi formal dapat dilakukan dengan mengontrol karyawan dengan

menanyakan ulang deskripsi pekerjaannya, kepada siapa melaporkan hasil

pekerjaannya dan hal lain – lain yang membutuhkan komunikasi dengan

atasan mereka.

b) Fungsi motivasi

Fungsi ini biasanya dilakukan melalui pemberian feedback kepada bawahan

mengenai apa yang telah merek lakukan, sebaik apa mereka mengerjakannya

dan apa yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya di masa

depan.

c) Fungsi emosi

Pada dasarnya salah satu tujuan bekerja adalah melakukan interaksi sosial.

Salah satu bentuk interaksi sosial tersebut adalah komunikasi (formal atau

informal) dimana masing – masing anggota organisasi dapat mengekspresikan

emosi yang negatif

d) Fungsi informasi

Berhubungan dengan memperlancar pengambilan kepuutusan yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan mentransfer data dan alternatif

pilihan yang ada.

II.1.4. Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah sebagai saluran untuk melakukan dan menerima

(59)

perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai

tujuannya.

Menurut Effendy (2005:27) ada tiga tujuan komunikasi yaitu:

1. Mengubah sikap (to change the attitude), yaitu sikap individu atau

kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka

terima.

2. Mengubah pendapat atau opini (to change the behavior), yaitu

perilaku individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah

atas informasi yang diterima

3. Mengubah masyarakat (to change the society), yaitu tingkat sosial

individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas

informasi yang diterima.

II.1.5. Proses Komunikasi

Komunikasi tidak berjalan begitu saja, sebab satu kegiatan komunikasi harus

menjalani proses komunikasi sehingga baru terlaksana kegiatan komunikasi tersebut.

Menurut Purwanto (2006:11) pada prinsipnya dalam proses komunikasi memiliki 6

(enam) tahapan yaitu:

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan harus

menyampaikan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan pada pihak lain.

Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber,ide yang diolah dalam benak

(60)

orang yang memiliki mental yang berbeda. Hal ini disebabkan karena

penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda dari setiap

individu

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti

dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan

sempurna pengirim pesan harus memperhatikan subyek (apa yang ingin

disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar

belakang budaya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Pada saat menyampaikan pesan, dapat digunakan berbagai saluran.

Biasanya rantai komunikasi yang digunakan relative pendek, namun ada

juga yang cukup panjang. Hal ini akan berpengaruh pada efektivitas

penyampaiaj pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai

media komunikasi baik media tulisan maupun tulisan.

4. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila bila

pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan

tersebut.

(61)

Setelah penerima menafsirkan pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana

menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah

dimengerti dan tersimpan didalam benak penerima pesan. Selanjutnya

pesan baru bisa ditafsirkan secara benar bila si penerima pesan telah

memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim.

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim

Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara

tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diterima

oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan yang

diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses

komunikasi karena ia member kemungkinan bagi pengirim untuk menilai

efektivitas suatau pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat

menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi misalnya :

perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan

reaksi secara emosional.

Sedangkan Sumartono (2002:34) mengemukakan bahwa komunikasi

sesungguhnya merupakan transaksi pesan atau informasi. Oleh karena itu komunikasi

ada dimana – mana, dibutuhkan oleh setiap orang dan bahkan berlangsung setiap saat.

Dengan demikian dalam proses komunikasi tentu saja bukan sebatas pengiriman

ataupun penerimaan pesan, melainkan mempunyai makna esensial yang lebih

mendalam. Inti kegiatan komunikasi adalah tercapainya mutual understanding

(62)

terdapat lima unsur yang mutlak harus dipenuhi. Kelima unsur komunikasi ini

merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada, maka

komunikasi tidak akan terjadi. Jadi setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai

hubungan yang sangat erat serta saling ketergantungan satu dengan lainnya.

Kelima unsur komunikasi itu adalah: (1) Komunikator (sender), yaitu orang

yang menyampaikan informasi, ide, pesan, gagasan (sumber berita). (2) Komunikan

(receive), yaitu orang yang menerima berita atau pesan. (3) Pesan (message) adalah

ide atau gagasan yang akan disampaikan kepada komunikan, yang penyampaiannya

siubah menjadi lambang-lambang. (4) Media (channnel), yaitu alat atau sarana yang

dipergunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. (5) Tanggapan (respon), yaitu

umpan balik (feed back) dari komunikan kepada komunikator.

II.1.6. Jenis – Jenis Komunikasi

Komunikasi yang digunakan perusahaan tentu juga berbeda-beda dan

tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Sistem adalah

keseluruhan komponen atau bagian yang saling bereaksi sedemikian rupa

sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang

efektif dan efesien. Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung

mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Menurut Purwanto (2006), berdasarkan

hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan mekanisme

(63)

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim

digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak

lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral).

Dalam dunis bisnis, seseorang dapat saja mengekspresikan pesan- pesannya

secara nonverbal (tidak secara tertulis atau lisan). Namun, ekspresi secara nonverbal

memiliki suatu keterbatasan dalam mengkomunikasikan suatu pesan kepada pihak

lain. Sebagai contoh, jika ingin membahas suatu kejadian masa lalu, ide atau

abstraksi, seseorang tidak dapat menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh

untuk menerangkannya. Sebaliknya, dia harus menggunakan bahasa verbal, dengan

menyusun kata-kata kedalam suatu pola yang memiliki arti atau makna dalam bentuk

tertulis atau lisan.

Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang dapat

memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian

suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang

akan dapat mendengar atau membaca apa yang dikatakan dengan baik dan benar.

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar didalam suatu komunikasi

bisnis adalah komunikasi nonverbal. Sebelum manusia menggunakan kata-kata,

mereka telah menggunakan gerakan- gerakan tubuh, bahas tubuh (body language)

sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi nonverbal sering

Gambar

Tabel I Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi
Tabel V.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel V.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel V.4. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Intensitas Interaksi Melalui Percakapan Seputar Pekerjaan Berjalan Dengan Baik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini menjelaskan mengenai komputerisasi sistem peminjaman dan pengembalian buku pada perpustakaan yang mempunyai tiga prosedur, yaitu pendaftaran, transaksi

70 Universitas Pelita Harapan Surabaya Madya 71 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Madya 72 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya Madya. 73 STKIP PGRI Pacitan

Perdana Menteri   Susanto Tirtoprojo  PNI . Menteri Luar Negeri  

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 12/M/Kp/II/2015 tanggal 11 Februari 2015, dengan hormat

Perlu kami informasikan bahwa Panitia tidak menanggung biaya perjalanan pulang-pergi peserta, konsumsi disediakan bagi 1 (satu) orang peserta selama kegiatan

Menteri Luar Negeri   Mr. Achmad Subardjo  Menteri Dalam Negeri   Mr. Harmani .

Peningkatan Pendapatan Petani Kopi Pada Industri Kopi Biji Rakyat di Kabupaten Jember.

Viability and Temperature Effect to Conidia Germination