Kuesioner Penelitian
“Hubungan Komunikasi Kantor Dengan Peningkatan Kinerja
Pegawai
Pada Kantor
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
Belmera Tanjung Mulia Medan
”
Dengan hormat,
Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir/skripsi yang
berjudul “Pengaruh Komunikasi Kantor terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia
Medan”. Saya mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara ingin meminta
bantuan kepada Bapak/Ibu untuk membantu saya dalam mengisi kuesioner
ini. Kuesioner ini bertujuan untuk kepentingan illmiah, oleh karena itu jawaban
yang Bapak/Ibu berikan besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu.
Kuesioner ini tidak ada hubungannya dengan status dan kedudukan Bapak/Ibu
dalam instansi, maka jawaban yang benar adalah jawaban yang benar-benar
menggambarkan keadaan Bapak/Ibu.
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasama
yang telah Bapak/Ibu berikan. Besar harapan saya untuk menerima kembali
angket ini dalam waktu singkat.
Hormat Saya
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Lama Bekerja :
PETUNJUK PENGISIAN :
Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan. Baca dan pahamilah setiap pernyataan
dengan seksama, kemudian berikan respon saudara dengan cara memberikan tanda
silang (X) atau contreng (√) pada kolom yang telah tersedia dengan satu pihan
jawaban.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju
KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju
Komunikasi Kantor ( Variabel X )
No Keterangan SS S KS TS STS
1 Intensitas interaksi melalui percakapan seputar pekerjaan berjalan dengan baik
2 Komunikasi melalui pesan singkat ataupun instant messenger dilakukan oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
3 Respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan para pegawai mampu dimengerti oleh para pegawai
4 Bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu dimengerti dengan langsung kepada para pegawai dalam penyelesaian tugas 8 Atasan memberikan motivasi
langsung kepada para pegawai agar mampu meningkatkan kinerja
atau divisi sesuai dengan yang diharapkan
Peningkatan Kinerja Pegawai (Y)
No Keterangan SS S KS TS STS
1 Kemampuan yang dimiliki mampu menunjang kinerja pegawai
2 Para pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
3 Setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing 4 Hadir tepat waktu adalah
kewajiban seluruh pegawai 5 Pemanfaatan waktu kerja
berjalan dengan baik
6 Mempercepat penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab para pegawai
7 Pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing para pegawai
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti, 1993. Psikologi Dalam Perusahaan, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Edisi
Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.
Bovee. C.L. 2003. Bussiness communication today. Edisi keenam.
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo, Yogyakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja
Rosda Karya, Bandung.
Gibson, et al. 1997. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur dan Proses.
Erlangga, Jakarta.
Gie,The Liang.1992.Administrasi Perkantoran Modern, Edisi Keempat, Penerbit
Liberti bersama dengan Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi Yogyakarta
Kopelman, R. E. 1988. Managing Productivity In Organisation a Practice People.
Locker. K.O. 2000. Bussines and administrative communication. Edisi kelima.
Hadi. Sutrisno. 2001. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis
dan Disertasi, Yogyakarta
Hani, Handoko T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE : Yogyakarta
Mahsun, Mohamad, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Penerbit
BPFE,Yogyakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja
Rosdakarya: Bandung
Martha, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.
Mink. (1993). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia (Kinerja/Performance).
Moekijat. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kepegawaian.
Mandar Maju. Jakarta.
Nitisemito, Alex S. 2000. Ekonomi Perusahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Pattanayak, B., 2002, Human resources management.
Purwanto,J. 2003. Komunikasi Bisnis. Edisi 3, Erlangga, Jakarta.
Purwanto,J. 2006. Komunikasi Bisnis. Edisi 4, Erlangga, Jakarta.
Quible. Z.K. 2001. Administrative officer management. Edisi ketujuh.
Robbins, Stephen P, 2006, “Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh, PT Indeks. Jakarta.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar
Maju, Bandung.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, STIE
YKPN.
Simanjuntak, Ahmad, 2005. Administrasi Perkantoran Moderen, Penerbit Liberti,
Yogyakarta.
Singarimbun, M. dan Effendi, S., (2006), Metode Penelitian Survai, Cetakan
Kedelapanbelas, Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta
________. 2005. Metode Penelitian Administrasi, Alfabete : Jakarta.
________. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.
Sukoco, M. Badri.2007. Manajemen Administrasi Perkatoran Modern. Erlangga.
Jakarta.
Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan
Televisi. CV. Alfabeta. Bandung.
Widjaja, A.W.2000, Administrasi Kepegawaian: Suatu Pengantar. Jakarta.
Widjaja, H, A, W. 2006. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Raja Grafindo
Jakarta.
Wilson, Bangun. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Bandung.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu
penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan
data, analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa Kuantitatif
dengan maksud mencari pengaruh variable independent (X) dengan variable
dependen (Y). dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.
III.2 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero)
Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia, Medan.
III. 3 Populasi dan Sampel
III.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 90). .Berdasarkan
pegawai di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia,
Medan yang berjumlah 56 orang.
III.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2003:91). Pengambilan sebagian itu dimaksudkan
sebagian refresentatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi
keseluruhan populasi.
Dalam menentukan sampel penelitian ini, peneliti menggunakan teknik yaitu
dengan menggunakan teknik purposive sampling . Menurut Sugiyono (2008:53-54),
yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang maka diambil
keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika populasi lebih dari 100 orang maka dapar diambil 10-15 persen atau 20 - 25
persen sampel atau lebih. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 56
orang pegawai di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera.
III.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi,
keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut :
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian
untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Data primer tersebut dilakukan dengan cara berikut :
a) Metode Angket (kuisioner)
Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan
secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai
alternative jawaban. Respondennya adalah pegawai Kantor PT. Jasa
Marga Cabang Belmera.
b) Metode Observasi
Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui :
a) Penelitian Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan
berbagai literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang
berhubungan dengan objek penelitian.
b) Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan
penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang
III.5. Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian,
maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang
digunakan adalah dengan skala ordinal untuk menilai jawaban kuisioner responden.
Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :
a. Untuk alternative jawaban A diberi skor 5
b. Untuk alternative jawaban B diberi skor 4
c. Untuk alternative jawaban C diberi skor 3
d. Untuk alternative jawaban D diberi skor 2
e. Untuk alternative jawaban E diberi skor 1
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari
masing-masing variable apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu
ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :
Maka diperoleh
Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden
masing-masing variable yaitu :
a. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00
b. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20
d. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60
e. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80
Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,
sedang, rendah, sangat rendah maka dari jumlah skor dari variable akan ditentukan
rata-ratanya dngan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut, maka
akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam kategori yang mana.
III.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang
digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Adapun
metode statistik yang digunakan adalah :
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya
hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2005:193). Cara
perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r = koefisien korelasi
x = variabel bebas
y = variabel terikat
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan
kedua variabel yang diuji tidak ada.
b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) berarti kenaikan nilai variabel
yang satu, diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki
hubungan positif.
c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) berarti kedua variabel negatif
dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya
variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antar
kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau
interprestasi angka yang dikemukanan ileh (sugiyono 2005:214).
Tabel I Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi. Tabel korelasi menentukasn batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut
2. Koefisien Determinant
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan
mengkuadratkan nikai koefisien korelasi product moment (R) dan dikalikan 100%.
Keterangan :
KP = Koefisien Korelasi
Rxy = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y
3. Uji Hipotesis (Uji T)
Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistik dengan rumus:
(Sutrisno Hadi, 2001:365)
Kriteria pengujian adalah :
- Jika harga maka hipotesis alternative ditolak
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
IV.1. Gambaran Umum
IV.1.1. Sejarah PT. Jasa Marga
PT.Jasa Marga (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
didirikan di Jakarta berdasarkan akte notaris Kartini Mulyadi, SH Nomor 1
tanggal 1 Maret 1978. PT Jasa Marga (Persero) mendirikan cabang-cabang di daerah
di mana jalan tol dibangun. Dalam perkembangan usahanya, PT Jasa Marga
(Persero) mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengelola dan memelihara jalan
dan jembatan tol antara lain jalan tol Belmera (Belawan-Medan- Tanjung Morawa).
Jasa Marga cabang Belmera merupakan salah satu cabang PT Jasa Marga
yang mengoperasikan jalan tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmerah) di
Sumatera Utara. Jalan Tol Belmera mulai beroperasi sejak 13 Desember tahun
1986 berdasarkan SK Direksi No. 093/KPTS/JM/XII/86 Tentang Pembentukan Jasa
Marga Belmera, sedangkan dasar penetapan operasional jalan tersebut sebagai
jalan tol Belmerah adalah Surat Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1986 dan
ditetapkan berkedudukan di Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan
Medan Deli Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Kantor Jasa Marga
Tanjung NO. 1 A Medan. Jalan tol ini menghubungkan Pelabuhan Belawan, Kota
Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Jalan ini membentang sepanjang 42,7 km,
terdiri dari jalur utama 34 km dengan 4 jalur, akses dan ramp 8,7 km.
Dengan ditetapkannya ruas jalan tol sebagai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia NO. 23 tahun 1980 tentang hak penyelenggaraan jalan tol
tersebut meliputi pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya oleh
pemerintah, wewenangnya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara dalam hal
ini adalah PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan dengan mendapat
pembinaan dari Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Pada
awalnya PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Medan hanya mempunyai lima
gerbang tol, yaitu Belawan, Tanjung Mulia, Bandar Selamat, Amplas dan Tanjung
Morawa. Namun dengan perkembangan Kodya Medan yang begitu pesat, pada
tanggal 9 Juli 1992, telah dibangun atau ditetapkan dua lagi, yaitu gerbang tol
Mabar dan H.Anif. Untuk melayani/melancarkan lalu lintas distribusi barang dan
jasa dari Kawasan Industri Medan (KIM). Dan mungkin berkembang terus sejalan
dengan perkembangan di Indonesia.
Adapun bidang usaha PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belawan adalah
sebagai perusahaan yang mengkhususskan dari pada bidang usaha jasa yang memiliki
usaha pokok yakni mengelola jasa dan jembatan secara maksimal demi kelancaran
dan teraturnya jalan, yaitu kesemuanya ini diatur dalam program kerja perusahaan.
Adapun tujuan dan sasaran perusahaan, menurut pasal 14 Undang-Undang No. 13
dalam mengembangkan jaringan jalan nasional terutama guna mencapai sasaran
berikut :
a) Pemerataan pengembangan wilayah agar perkembangan antara daerah
menjadi seimbang.
b) Pemerataan hasil pembangunan.
c) Pemantapan pertahanan dan keamanan nasional.
Dalam usaha mencapai sasaran tersebut PT Jasa Marga (Persero)
melaksanakan fungsi :
a) Pengoperasian tol dan usaha lain yang dipandang sesuai dengan tujuan
perusahaan.
b) Pemeliharaan jalan tol dan jembatan tol beserta fasilitasnya.
IV.1.2. Visi dan Misi PT. Jasa Marga
IV.1.2.1. Visi
Menjadi perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian
jalan tol, menjadi pemimpin (Leader) dalam industri jalan tol dengan
mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia, serta memiliki daya saing yang
tinggi di tingkat nasional dan regional.
IV.1.2.2. Misi
Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga perusahaan
menguasai paling sedikit 50% panjang jalan tol di Indonesia dan usaha terkait
lainnya, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan perusahaan serta
teknologi yang optimal dan penerapan kaida-kaidah manajemen perusahaan modern
dengan tata kelola yang baik.
IV.1.3. Struktur Organisasi PT. Jasa Marga Cabang Belmera
Struktur organisasi dari PT Jasa Marga (Persero) Cabang Belmerah Medan ini
berbentuk garis lurus, Kepala Cabang bertindak sebagai penanggung jawab tertinggi
atas pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Struktur organisasi yang berlaku
sekarang berdasarkan surat keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) No.
133/KTS/JM/2010 tanggal 12 November 2010 yang mana struktur organisasinya,
sebagai berikut :
PT. Jasa Marga (Persero) terdiri dari fungsionaris – fungsionaris dalam
susunan jabatan sebagai berikut :
a. Kepala Cabang
b. Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, membawahi :
1. Sub Bagian Sumber Daya Manusia dan Sekretariat
2. Sub Bagian Logistik
3. Sub Bagian Pengembangan dan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan
c. Bagian Keuangan, membawahi :
1. Sub Bagian Anggaran yang membawahi Bendahara dan Juru Tata
Usaha/ Pelaksana.
2. Sub Bagian Akuntansi dan Perpajakan membawahi Juru Tata Usaha/
d. Bagian Operasi, membawahi :
1. Kepala Gerbang Tol, membawahi Shift Pengumpul Tol
2. Sub Bagian Evaluasi Pengumpulan Tol
3. Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban dan Pelayanan Lalu Lintas
membawahi Shift Patroli
4. Sub bagian pemeliharaan fasilitas operasi
IV.1.4. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab
1. Kepala Cabang
a. Fungsi
Fungsi pokok Kepala Cabang adalah menyelenggarakan kegiatan operasional
cabang yang meliputi pengelolaan sumbr daya manusia beserta sarana
pendukungnya, operasional pengumpul tol, perencanaan, pembangunan,
pelayanan dan pemeliharaan jalan tol.
b. Tanggung Jawab
Tanggung jawab Kepala Cabang adalah : terciptanya kondisi jalan tol yang
aman, tertib dan lancar dan tersedianya sarana pendukung kegiatan
operasional cabang.
2. Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
a. Fungsi
Fungsi pokok Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum adalah
pengadaan barang jasa, peengembangan usaha serta pembinaan usaha kecil
dan koperasi di lingkungan cabang.
b. Tanggung Jawab
Tanggung jawab Kepala Sumber Daya Manusia dan Umum adalah
terlaksananya pelaksanaan program fungsi kegiatan Sumber Daya Manusia
dan Umum, terlaksananya kegiatan administrasi dan kekaryawanan tentang
pengelolaan sumber melaksanakan kegiatan manusia sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Keuangan
a. Fungsi
Fungsi pokok Kepala Bagian Keuangan adalah melaksanakan kegiatan di
bidang keuangan dan akuntansi serta perpajakan untuk mendukung
kelancaran operasioanl cabang sesuai dengan tata laksana, peraturan dan
tingkat kewenangan yang telah ditetapkan.
b. Tanggung Jawab
Tanggung jawab Kepala Bagian Keuangan adalah terlaksananya pengendalian
administrasi anggaran meliputi pelaporan alokasi dan peruntukan anggaran
cabang, terlaksananya administrasi dan pelaporan keuangan serta perpajakan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Bagian Operasi
a. Fungsi
b. Fungsi pokok Kepala Bagian Operasi adalah melaksanakan pengendalian
serta keamanan dan ketertiban, melaksanakan program pemantauan dan
pengendalian, pemeliharaan fasilitas operasi yang meliputi jalan, jembatan,
BAB V
PENYAJIAN DATA
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner penelitian kepada responden selama
melakukan penelitian di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera Tanjung
Mulia, Sumatera Utara. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat tertutup, dimana responden diharuskan memilih salah satu alternatif jawaban
yag tersedia. Setiap jawaban akan diberikan nilai atau skor.
Penulis akan menyajikan penelitian yang telah dilakukan selama penulisan
skripsi ini dengan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang disebarkan terdiri
atas 2 variabel, yaitu :
a) Variabel bebas/Komunikasi Kerja (X) terdiri atas 12 pertanyaan, yaitu :
1. Intensitas interaksi melalui percakapan seputar pekerjaan berjalan dengan
baik.
2. Komunikasi melalui pesan singkat ataupun instant messenger dilakukan
oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.
3. Respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan para pegawai mampu
dimengerti oleh para pegawai.
4. Bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu
dimengerti dengan baik.
5. Para pegawai mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan mereka
6. Keluhan yang pegawai sampaikan diterima dengan baik oleh atasan.
7. Atasan memberikan contoh langsung kepada para pegawai dalam
penyelesaian tugas.
8. Atasan memberikan motivasi langsung kepada para pegawai agar mampu
meningkatkan kinerja.
9. Para pegawai memahami tugas dari masing – masing pegawai yang berada
dalam satu divisi atau bagian.
10.Hubungan yang terjalin pada tiap - tiap kelompok kerja berjalan dengan
baik.
11.Interaksi yang muncul antar lini atau antar kelompok kerja berjalan
dengan baik.
12.Penyelesaian tugas yang melibatkan beberapa bagian atau divisi sesuai
dengan yang diharapkan.
b) Variabel terikat/Peningkatan Kinerja Pegawai (Y) terdiri atas 8 pertanyaan
yaitu :
1. Kemampuan yang dimiliki mampu menunjang kinerja pegawai.
2. Para pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
3. Setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing.
4. Hadir tepat waktu adalah kewajiban seluruh pegawai.
5. Pemanfaatan waktu kerja berjalan dengan baik.
6. Mempercepat penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab para
7. Pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing para
pegawai.
8. Penyelesaian pekerjaan dilakukan dengan maksimal.
Bagian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel yang
diteliti tersebut yang kemudian akan digunakan dalam analisa data untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh antara variabel Komunikasi Kerja dengan variabel
Peningkatan Kinerja Pegawai dan sekaligus untuk menguji hipotesis. Untuk
menentukan nilai pada jenis pertanyaan dari suatu indikator, digunakan skala yang
mengurutkan dari suatu tingkat sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah. Jadi nilai masing-masing alternatif 5 (lima) jawaban yang telah disediakan
adalah sebagai berikut:
1. Jawaban “SS” bernilai 5 untuk tingkat sangat tinggi
2. Jawaban “S” bernilai 4 untuk tingkat tinggi
3. Jawaban “KS” bernilai 3 untuk tingkat sedang
4. Jawaban “TS” bernilai 2 untuk tingkat rendah
5. Jawaban “SKS” bernilai 1 untuk tingkat sangat rendah
V.1. Karakteristik Responden
Data karakteristik responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi responden.
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera yang menjadi sampel responden berjumlah 56 orang.
responden. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel-tabel yang diuraikan peneliti di
bawah ini:
Tabel V.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Pria 30 53,5
2 Wanita 26 46,5
3 Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin
laki-laki adalah berjumlah 30 orang (53,5%) sedangkan responden yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 26 orang (46,5%). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
penulis, mayoritas pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera
mayoritas berjenis kelamin laki –laki.
Tabel V.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)
1 20 – 25 Tahun 6 10,8
2 26 – 30 Tahun 18 32,1
3 31 – 35 Tahun 14 25
4 Diatas 36 Tahun 18 32,1
Jumlah 56 100
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa responden yang berumur berumur
26-30 tahun sebanyak 6 orang (10,8%), responden yang berumur 26 – 30 tahun 18
(32,1%), 31-35 tahun sebanyak 14 orang (25%) dan reponden berumur ≥36 tahun
sebanyak 18 orang (32,1%). Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden terdiri
dari usia produktif.
Tabel V.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 SMP/SMA 15 28,8
2 D3 8 12,3
3 S1 33 58,9
4 S2 - -
5 S3 - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan
SMA/SLTA berjumlah 15 orang (10,7%), Diploma berjumlah 8 orang (12,3%),
responden yang berpendidikan sarjana (S-1) berjumlah 33 orang (58,9%), Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero)
Cabang Belmera sudah cukup tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas responden yang
V.2. Distribusi Jawaban Responden
V.2.1. Variabel X (Komunikasi Kantor)
Tabel V.4. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Intensitas Interaksi Melalui Percakapan Seputar Pekerjaan Berjalan Dengan Baik
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 15 26,8
2 Setuju 34 60,7
3 Kurang Setuju 7 12,5
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju
terkait intensitas interaksi percakapan seputar pekerjaan berjalan dengan baik, 34
responden (60,7%) menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa intensitas interaksi yang tercipta antar para
Tabel V.5. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Komunikasi Melalui Pesan Singkat Ataupun Instant Messenger Dilakukan Oleh Para Pegawai Dalam Menyelesaikan Pekerjaan
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 18 32,2
2 Setuju 26 46,4
3 Kurang Setuju 11 19,6
4 Tidak Setuju 1 1,8
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 18 responden (32,2%) menyatakan sangat setuju
terkait penggunaan instant messenger dalam penyelesaian pekerjaan, 26 responden
(46,4%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera memanfaatkan pesan singkat atau instant messenger dalam berinteraksi
Tabel V.6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Respon Atasan Terhadap Pekerjaan Yang Dilakukan Para Pegawai Mampu Dimengerti Oleh Para Pegawai
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 9 16,1
2 Setuju 40 71,4
3 Kurang Setuju 7 12,5
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 9 responden (16,1%) menyatakan sangat setuju
terkait respon atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai, 40
responden (71,4%) menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa respon yang diberikan atasan terkait
pekerjaan yang dilakukan pegawai mampu dimengerti dengan baik oleh para
Tabel V.7. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Bahasa Tubuh Yang Atasan Berikan Kepada Para Pegawai Mampu Dimengerti Dengan Baik
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 14 25
2 Setuju 31 55,4
3 Kurang Setuju 11 19,6
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 14 responden (25%) menyatakan sangat setuju
terkait bahasa tubuh yang atasan berikan kepada para pegawai mampu dimengerti
dengan baik, 31 responden (554%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%)
menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT.
Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasa bahwa bahasa tubuh yang diberikan
Tabel V.8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Para Pegawai Mampu Mengkomunikasikan Ide Dan Gagasan Mereka Kepada Atasan
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 11 19,6
2 Setuju 31 55,4
3 Kurang Setuju 14 25
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 14 responden (25%) menyatakan kurang setuju
terkait kemampuan para pegawai dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan, 31
responden (55,4%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%) menyatakan sangat
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan yang mereka
Tabel V.9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keluhan Yang Pegawai Sampaikan Diterima Dengan Baik Oleh Atasan
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 20 35,7
2 Setuju 26 46,4
3 Kurang Setuju 10 17,9
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 20 responden (35,7%) menyatakan sangat setuju
terkait keluhan yang pegawai sampaikan diterima dengan baik oleh atasan, 26
responden (46,4%) menyatakan setuju, 10 responden (17,9%) menyatakan kurang
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa keluhan yang mereka rasakan dan
Tabel V.10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Atasan Memberikan Contoh Langsung Kepada Para Pegawai Dalam Penyelesaian Tugas
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 15 26,7
2 Setuju 24 52,9
3 Kurang Setuju 17 30,4
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,7%) menyatakan sangat setuju
terkait atasan memberikan contoh langsung kepada para pegawai dalam penyelesaian
tugas, 24 responden (52,9%) menyatakan setuju, 17 responden (30,4%) menyatakan
kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa atasan memberikan contoh kepada para
Tabel V.11. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Atasan Memberikan Motivasi Langsung Kepada Para Pegawai Agar Mampu Meningkatkan Kinerja
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 11 19,6
2 Setuju 30 53,6
3 Kurang Setuju 15 26,8
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 11 responden (19,6%) menyatakan sangat setuju
terkait atasan memberikan motivasi langsung kepada para pegawai agar mampu
meningkatkan kinerja, 30 responden (53,6%) menyatakan setuju, 15 responden
(26,8%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada
kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasakan adanya motivasi
langsung yang diberikan oleh para pegawai dan dengan motivasi tersebut diharapkan
Tabel V.12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Para Pegawai Memahami Tugas Dari Masing – Masing Pegawai Yang Berada Dalam Satu Divisi Atau Bagian
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 13 23,2
2 Setuju 28 50
3 Kurang Setuju 10 17,9
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju 1 8,9
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 13 responden (23,2%) menyatakan sangat setuju
terkait pegawai memahami tugas dari masing – masing pegawai yang berada dalam
satu divisi atau bagian, 28 responden (50%) menyatakan setuju, 10 responden
(17,9%) menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada
kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasa bahwa tiap – tiap pegawai
memahami tugas dari masing – masing pegawai yang berada dalam satu divisi atau
Tabel V.13. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hubungan Yang Terjalin Pada Tiap - Tiap Kelompok Kerja Berjalan Dengan Baik
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 10 17,9
2 Setuju 36 64,3
3 Kurang Setuju 4 7,1
4 Tidak Setuju 1 1,8
5 Sangat Tidak Setuju 5 8,9
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 10 responden (17,9%) menyatakan sangat setuju
terkait hubungan yang terjalin pada tiap - tiap kelompok kerja berjalan dengan baik,
36 responden (64,3%) menyatakan setuju, 4 responden (7,1%) menyatakan kurang
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa hubungan yang terjalin pada tiap – tiap
kelompok kerja berjalan dengan baik dan mampu memberikan efek positif dalam
Tabel V.14. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Interaksi Yang Muncul Antar Lini Atau Antar Kelompok Kerja Berjalan Dengan Baik
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 12 21,4
2 Setuju 31 55,4
3 Kurang Setuju 13 23,1
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 12 responden (21,4%) menyatakan sangat setuju
terkait interaksi yang muncul antar lini atau antar kelompok kerja berjalan dengan
baik, 31 responden (55,4%) menyatakan setuju, 13 responden (23,1%) menyatakan
kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa interaksi yang muncul antar lini atau antar
Tabel V.15. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyelesaian Tugas Yang Melibatkan Beberapa Bagian Atau Divisi Sesuai Dengan Yang Diharapkan
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 15 26,7
2 Setuju 29 51,9
3 Kurang Setuju 11 19,6
4 Tidak Setuju 1 1,8
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,7%) menyatakan sangat setuju
terkait penyelesaian tugas yang melibatkan beberapa bagian atau divisi sesuai dengan
yang diharapkan, 29 responden (51,9%) menyatakan setuju, 11 responden (19,6%)
menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT.
Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera merasa bahwa penyelesaian tugas yang
melibatkan beberapa bagian atau divisi sesuai dengan yang diharapkan dan telah
V.2.2. Variabel Y (Kinerja Pegawai)
Tabel V.16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Yang Dimiliki Mampu Menunjang Kinerja Pegawai
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 32 57,1
2 Setuju 23 41,1
3 Kurang Setuju 1 1,8
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 32 responden (57,1%) menyatakan sangat setuju
kemampuan yang dimiliki mampu menunjang kinerja pegawai, 34 responden (60,7%)
menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera merasa bahwa kemampuan yang dimiliki oleh masing - masing pegawai
mampu menunjang kinerja dari pegawai itu sendiri.
Tabel V.17. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Para Pegawai Mampu Menyelesaikan Tugas Dengan Tepat Waktu
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 17 30,3
2 Setuju 37 66,1
3 Kurang Setuju 2 2,6
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 17 responden (30,3%) menyatakan sangat setuju
pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, 37 responden (66,1%)
menyatakan setuju, 2 responden (2,6%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera merasa bahwa pegawai mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu
Tabel V.18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Setiap Pegawai Harus Memiliki Keahlian Masing – Masing
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 10 17,9
2 Setuju 33 58,9
3 Kurang Setuju 12 21,4
4 Tidak Setuju 1 1,8
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 10 responden (17,9%) menyatakan sangat setuju
terkait Setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing, 33 responden
(58,9%) menyatakan setuju, 12 responden (21,4%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera merasa bahwa setiap pegawai harus memiliki keahlian masing – masing agar
dalam ppengerjaan beban kerja lebih efisien karena pegawai memahami cara
Tabel V.19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hadir Tepat Waktu Adalah Kewajiban Seluruh Pegawai
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 15 26,8
2 Setuju 26 46,4
3 Kurang Setuju 14 25
4 Tidak Setuju 1 1,8
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju
terkait hadir tepat waktu merupakan kewajiban seluruh pegawai, 26 responden
(46,4%) menyatakan setuju, 14 responden (25%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera merasa bahwa kehadiran tepat waktu merupakan kewajiban dari setiap
pegawai dan harus dipatuhi demi terciptanya iklim kerja dan tercapainya peningkatan
Tabel V.20. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemanfaatan Waktu Kerja Berjalan Dengan Baik
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 9 16,1
2 Setuju 40 71,4
3 Kurang Setuju 7 12,5
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 9 responden (16,1%) menyatakan sangat setuju
terkait pemanfaatan waktu kerja berjalan dengan baik, 40 responden (71,4%)
menyatakan setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera merasa bahwa waktu kerja telah dimanfaatkan dengan baik oleh para
pegawai dan waktu tersebut digunakan untuk penyelesaian pekerjaan yang menjadi
Tabel V.21. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Mempercepat Penyelesaian
Pekerjaan Merupakan Tanggung Jawab Para Pegawai
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 15 26,8
2 Setuju 40 71,4
3 Kurang Setuju 1 1,8
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju
terkait mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan merupakan tanggung jawab
pegawai, 40 responden (60,7%) menyatakan setuju, 1 responden (1,8%) menyatakan
kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa semakin cepat suatu pekerjaan selesai maka
semakin baik karena akan tercipta waktu lebih untuk menyelesaikan tugas – tugas
Tabel V.22. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pekerjaan Yang
Diselesaikan Sesuai Dengan Tugas Masing – Masing Para Pegawai
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 15 26,8
2 Setuju 29 51,8
3 Kurang Setuju 12 21,4
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan sangat setuju
terkait pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tugas masing – masing pegawai, 29
responden (51,8%) menyatakan setuju, 12 responden (21,4%) menyatakan kurang
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga
(Persero) Cabang Belmera merasa bahwa setiap pegawai menyelesaikan tugas masing
Tabel V.23. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penyelesaian Pekerjaan Dilakukan Dengan Maksimal
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setuju 8 16,3
2 Setuju 33 58,9
3 Kurang Setuju 15 26,8
4 Tidak Setuju - -
5 Sangat Tidak Setuju - -
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner 2016
Dari data pada tabel di atas, 15 responden (26,8%) menyatakan kurang setuju
terkait penyelesaian pekerjaan dilakukan dengan maksimal, 33 responden (58,9%)
menyatakan setuju, 8 responden (16,3%) menyatakan kurang setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa para pegawai pada kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera merasa bahwa penyelesaian dari suatu pekerjaan dilakukan secara maksimal
BAB VI
ANALISA DATA
Tujuan dari penelitian ini telah diperlihatkan pada BAB I, dan untuk lebih
mengetahui apakah tujuan dari penelitian tersebut tercapai atau tidak, maka perlu
dilakukan beberapa langkah. Untuk mengetahui bagaimanakah Hubungan
Komunikasi Kantor dengan Peningkatan Kinerja Pegawai pada kantor PT. Jasa
Marga (Persero) Cabang Belmera, terlebih dahulu apakah ada hubungan antara
variabel X (Komunikasi Kantor) dengan variabel Y (Peningkatan Kinerja Pegawai).
Hubungan antara variabel X dan variabel Y dapat diketahui dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi product moment, selanjutnya untuk
mengetahui besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan perhitungan
koefisien determinasi. Beberapa rumus tersebut telah dipaparkan pada BAB III.
VI.1 Koefisien Korelasi Product Moment
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari responden maka jika
diterapkan dalam rumus akan diperoleh sebagai berikut :
N = 56 ∑xy = 88518
∑x = 2685 ∑x² = 129079
Keseluruhan hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus korelasi product
moment, maka dapat dilihat sebagai berikut :
Maka rxy=
Dengan hasil perhitungan diperoleh koefisien yang positif sebesar 0,415
antara variabel X dan variabel Y, dimana kenaikan variabel yang satu akan diikuti
dengan kenaikan variabel yang lainnya. hubungan yang positif tersebut mengartikan
bahwa semakin baik komunikasi kantor maka akan semakin bagus kinerja pegawai di
Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia Medan.
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y, maka
Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 0,99 Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono (2008)
Dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman
interpretasi diatas maka dapat dilihat bahwa r = 0,415 berada pada interval koefisien
0,40 – 0,599 jadi tingkat hubungan/pengaruh antara variabel X dan variabel Y berada
pada titik sedang.
Berarti hubungan komunikasi kantor (X) terhadap peningkatan kinerja
pegawai (Y) adalah pada tingkat sedang, maksudnya adalah komunikasi kerja yang
ada sudah cukup baik dan berhubungan dengan peningkatan kinerja pegawai di
VI.2. Koefisien Determinasi
Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/
independen (X) terhadap variabel terikat/ dependen (Y). Namun sebelum menentukan
Koefisien Determinasi maka harus ditentukan sebelumnya r (nilai Koefisien Korelasi
Product Moment) yaitu sebagai berikut :
Penggunaan tekhnik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar
pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r (koefisien korelasi) diatas,
maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
D = × 100%
= × 100%
= 0,1722 × 100%
= 17,22%
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara
variabel X (Komunikasi Kantor) terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai) adalah
sebesar 17,22 % dan sisanya sebesar 82,78 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar
penelitian ini.
VI.3. Uji Hipotesis (Uji T)
Uji hipotesis dalam koefisien korelasi adalah untuk menguji signifikansi
hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi
Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini kita menggunakan uji t untuk
menguji hipotesis penelitian yakni: adanya korelasi atau hubungan yang signifikan
antara komunikasi kantor dengan peningkatan kinerja pegawai yang secara statistik
dapat dirumuskan sebagai berikut :
t =
=
t =
t = 3.35
Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis : :
- Jika ρ ≠ 0 maka H0 (Hipotesa Nol) ditolak dan Ha (Hipotesa Alternatif)
diterima, artinya ada hubungan antara komunikasi kantor dengan peningkatan
kinerja pegawai.
Dengan demikian t-hitung > t-tabel (3,35>1,673), maka, H0 ditolak dan H1
diterima dengan demikian terdapat hubungan antara komunikasi kantor dengan
peningkatan kinerja pegawai di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
BAB VII
PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Komunikasi kantor yang tercipta pada Kantor PT. Jasa Marga (Persero)
Cabang Belmera berlangsung dengan baik dan cair, dalam artian komunikasi
yang tercipta mampu berjalan sesuai dengan aturan akan tetapi tidak ada jarak
antar para pegawai dalam melakukan komunikasi antar satu dengan yang lain.
2. Komunikasi kantor yang tercipta memberikan pengaruh yang cukup baik
dalam meningkatkan kinerja pada pegawai, hal ini dikarenakan antar pegawai
memiliki hubungan yang terjalin dengan baik melalui komunikasi yang intens
di kantor maupun selama mengerjakan tugas dan fungsi masing – masing
pegawai.
3. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh hasil yakni hubungan yang
ada antara komunikasi kantor dengan peningkatan kinerja pegawai berada
pada pada taraf sedang yakni sebesar 0,415 dan koefien determinan sebesar
17,22 % dan hasil uji hipotesis diperoleh hasil sebesar 3,35 yang dapat
diartikan bahwa hasil t hitung lebih besar dibandingkan t tabel sebesar 1,673
VII.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan teori yang ada tentang komunikasi kantor
dengan peningkatan kinerja pegawai. Maka dapat dikemukakan saran- saran sebagai
berikut :
1. Komunikasi yang tercipta di Kantor PT. Jasa Marga (Persero) Cabang
Belmera sudah cukup baik akan tetapi untuk meningkatkan kinerja pegawai
ke taraf yang maksimal dirasa perlu hal lain yang mampu meningkatkan
kinerja dari para pegawai.
2. Pimpinan diharapkan ke depannya mampu menciptakan iklim serta
komunikasi kantor yang lebih baik dan kondusif agar para pegawai merasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Komunikasi
I1.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Widjaya (2000:13), komunikasi ialah meliputi suatu proses
penyampaian pesan agar diterima dengan baik oleh penerimanya. Oleh karena itu
dibutuhkan media penyampaian pesan sebagai perantara dan dibutuhkan pula pada
waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada perusahaan
komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi, memberikan perintah dan
menciptakan suasana yang kondusif.
Menurut Bovee dalam (Sukoco : 2007), komunikasi ialah proses mengirim
dan menerima pesan dan dikatakan efektif apabila pesan tersebut dapat dimengerti
dan menstimulasi tindakan atau mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan
pesat tersebut.
Menurut Purwanto (2003:3), komunikasi merupakan suatu proses pertukaran
informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu
terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu
mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada
pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi
tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di
dalamnya mempunyai persepsi yang sam terhadap simbol.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
komunikasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan
lebih dari sekedar kata - kata yang di gunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi
wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif
memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita
dan menerimanya sangat tergantung pada ketrampilan- ketrampilan tertentu
(membaca, menulis, mendengar, berbicara, dan lain- lain) untuk membuat sukses
pertukaran informasi.
Menurut Hovland bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang
memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah
tingkah laku orang lain (Widjaya, 2000:26). Adapun pengertian komunikasi yang lain
menurut Rogers bersama Kincaid, 1981 mendefenisikan komunikasi sebagai suatu
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saat saling pengertian
yang mendalam (dalam Cangara, 2006:19).
Sedangkan menurut Widjaya (2006:11) menyebutkan penyebab komunikasi
didalam suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya sebagai hubungan ataupun
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan
sebagai sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara
Berdasarkan defenisi ini, dapat dinyatakan bahwa komunikasi sebagai
suatu proses, dalam hal ini orang-orang bermaksud memberikan pengertian
melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota
dan berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula sehingga
sering disebut rantai pertukaran informasi.
II.1.2. Pengertian Komunikasi Kantor
Menurut Widjaya (2006:11) menyebutkan penyebab komunikasi didalam
suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya sebagai hubungan ataupun
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai
sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu
ataupun kelompok.
Menurut I.G. Wursanto (1987) komunikasi kantor yakni komunikasi yang
terjadi dan berlangsung dalam kantor atau ada yang menyebut dengan istilah
hubungan kantor (office communication) adalah suatu proses penyampaian berita dari
suatu pihak kepada pihak yang lain (dari seseorang kepada orang lain, dari suatu unit
kepada unit lain) yang berlangsung atau yang terjadi dalam suatu kantor.
Berkaitan dengan pengertian komunikasi kantor, The Liang Gie
mengemukakan bahwa pada dasarnya komunikasi kantor mengandung arti yang sama
dengan komunikasi administrasi. Menurut Charles E. Redfield (dalam The Liang
Gie, 1992:60) mengemukakan pengertian komunikasi kantor sebagai
berikut: Administrative communication can best be regarded as a form of social or
communicator (a speaker, sender, issuer) who transmits (says, sends, issues)
messages (orders, reports, suggestions) to communicate (addressee, respondent,
audience) to influence the behavior of the communicate, as seen in his response
(reply, reaction).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi kantor adalah proses
penyampaian informasi, instruksi atau perintah mengenai pekerjaan atau tugas.
Penyampaian itu bisa dari seorang pimpinan atau karyawan kepada pimpinan atau
karyawan lain dari satu unit kepada unit lain dalam sebuah kantor baik secara
langsung tanpa menggunakan media atau secara tidak langsung dengan menggunakan
media untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
II.1.3. Fungsi Komunikasi
Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi
komunikasi, dimana komunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang
mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi komunikasi menurut Effendy
(2005), adalah sebagai berikut:
a. Menginformasikan (to inform)
Kegiatan komunikasi itu memberikan penjelasan, penerangan,
mengenai bentuk informasi yang disajikan dari seorang komunikator
kepada komunikan. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa
bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan.
b. Mendidik (to educate)
penganjuran sesuatu pengetahuan, menyebarluaskan kreativitas
untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah
maupun di luar sekolah.
c. Menghibur (to entertaint)
Penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan untuk
memberikan hiburan. Menyapaikan informasi dalam lagu, lirik dan
bunyi, maupun gambar dan bahasa membawa setiap orang pada
situasi menikmati hiburan.
d. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk
member motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain
melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta
memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku
ke arah yang baik dan modernisasi.
Mengenai fungsi komunikasi, menurut McBride (Widjaja, 2000 : 64 -66)
menjelaskan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran
berita atau pesan tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta, dan ide.
Menurut Scott dan Mitchell (1976), komunikasi mempunyai empat fungsi
penting yaitu :
Komunikasi formal dapat dilakukan dengan mengontrol karyawan dengan
menanyakan ulang deskripsi pekerjaannya, kepada siapa melaporkan hasil
pekerjaannya dan hal lain – lain yang membutuhkan komunikasi dengan
atasan mereka.
b) Fungsi motivasi
Fungsi ini biasanya dilakukan melalui pemberian feedback kepada bawahan
mengenai apa yang telah merek lakukan, sebaik apa mereka mengerjakannya
dan apa yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya di masa
depan.
c) Fungsi emosi
Pada dasarnya salah satu tujuan bekerja adalah melakukan interaksi sosial.
Salah satu bentuk interaksi sosial tersebut adalah komunikasi (formal atau
informal) dimana masing – masing anggota organisasi dapat mengekspresikan
emosi yang negatif
d) Fungsi informasi
Berhubungan dengan memperlancar pengambilan kepuutusan yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan mentransfer data dan alternatif
pilihan yang ada.
II.1.4. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah sebagai saluran untuk melakukan dan menerima
perantara dan sebagai sarana yang memungkinkan suatu organisasi mencapai
tujuannya.
Menurut Effendy (2005:27) ada tiga tujuan komunikasi yaitu:
1. Mengubah sikap (to change the attitude), yaitu sikap individu atau
kelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas informasi yang mereka
terima.
2. Mengubah pendapat atau opini (to change the behavior), yaitu
perilaku individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah
atas informasi yang diterima
3. Mengubah masyarakat (to change the society), yaitu tingkat sosial
individu atau sekelompok terhadap sesuatu menjadi berubah atas
informasi yang diterima.
II.1.5. Proses Komunikasi
Komunikasi tidak berjalan begitu saja, sebab satu kegiatan komunikasi harus
menjalani proses komunikasi sehingga baru terlaksana kegiatan komunikasi tersebut.
Menurut Purwanto (2006:11) pada prinsipnya dalam proses komunikasi memiliki 6
(enam) tahapan yaitu:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan harus
menyampaikan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan pada pihak lain.
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber,ide yang diolah dalam benak
orang yang memiliki mental yang berbeda. Hal ini disebabkan karena
penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda dari setiap
individu
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan
sempurna pengirim pesan harus memperhatikan subyek (apa yang ingin
disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar
belakang budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Pada saat menyampaikan pesan, dapat digunakan berbagai saluran.
Biasanya rantai komunikasi yang digunakan relative pendek, namun ada
juga yang cukup panjang. Hal ini akan berpengaruh pada efektivitas
penyampaiaj pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai
media komunikasi baik media tulisan maupun tulisan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila bila
pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan
tersebut.
Setelah penerima menafsirkan pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
dimengerti dan tersimpan didalam benak penerima pesan. Selanjutnya
pesan baru bisa ditafsirkan secara benar bila si penerima pesan telah
memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara
tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diterima
oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan yang
diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses
komunikasi karena ia member kemungkinan bagi pengirim untuk menilai
efektivitas suatau pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi misalnya :
perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan
reaksi secara emosional.
Sedangkan Sumartono (2002:34) mengemukakan bahwa komunikasi
sesungguhnya merupakan transaksi pesan atau informasi. Oleh karena itu komunikasi
ada dimana – mana, dibutuhkan oleh setiap orang dan bahkan berlangsung setiap saat.
Dengan demikian dalam proses komunikasi tentu saja bukan sebatas pengiriman
ataupun penerimaan pesan, melainkan mempunyai makna esensial yang lebih
mendalam. Inti kegiatan komunikasi adalah tercapainya mutual understanding
terdapat lima unsur yang mutlak harus dipenuhi. Kelima unsur komunikasi ini
merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada, maka
komunikasi tidak akan terjadi. Jadi setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai
hubungan yang sangat erat serta saling ketergantungan satu dengan lainnya.
Kelima unsur komunikasi itu adalah: (1) Komunikator (sender), yaitu orang
yang menyampaikan informasi, ide, pesan, gagasan (sumber berita). (2) Komunikan
(receive), yaitu orang yang menerima berita atau pesan. (3) Pesan (message) adalah
ide atau gagasan yang akan disampaikan kepada komunikan, yang penyampaiannya
siubah menjadi lambang-lambang. (4) Media (channnel), yaitu alat atau sarana yang
dipergunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. (5) Tanggapan (respon), yaitu
umpan balik (feed back) dari komunikan kepada komunikator.
II.1.6. Jenis – Jenis Komunikasi
Komunikasi yang digunakan perusahaan tentu juga berbeda-beda dan
tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Sistem adalah
keseluruhan komponen atau bagian yang saling bereaksi sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang
efektif dan efesien. Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung
mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Menurut Purwanto (2006), berdasarkan
hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan mekanisme
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak
lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral).
Dalam dunis bisnis, seseorang dapat saja mengekspresikan pesan- pesannya
secara nonverbal (tidak secara tertulis atau lisan). Namun, ekspresi secara nonverbal
memiliki suatu keterbatasan dalam mengkomunikasikan suatu pesan kepada pihak
lain. Sebagai contoh, jika ingin membahas suatu kejadian masa lalu, ide atau
abstraksi, seseorang tidak dapat menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh
untuk menerangkannya. Sebaliknya, dia harus menggunakan bahasa verbal, dengan
menyusun kata-kata kedalam suatu pola yang memiliki arti atau makna dalam bentuk
tertulis atau lisan.
Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang dapat
memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian
suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang
akan dapat mendengar atau membaca apa yang dikatakan dengan baik dan benar.
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar didalam suatu komunikasi
bisnis adalah komunikasi nonverbal. Sebelum manusia menggunakan kata-kata,
mereka telah menggunakan gerakan- gerakan tubuh, bahas tubuh (body language)
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi nonverbal sering