BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Autisme merupakan fenomena yang masih menyimpan banyak rahasia
walaupun telah diteliti lebih dari 60 tahun yang lalu. Sampai saat ini belum dapat
ditemukan penyebab pasti dari gangguan autisme ini, sehingga belum dapat
dikembangkan cara pencegahan maupun penanganan yang tepat. Pada awalnya
autisme dipandang sebagai gangguan yang disebabkan oleh faktor psikologis,
yaitu pola pengasuhan orangtua yang tidak hangat secara emosional. Barulah
sekitar tahun 1960 dimulai penelitian neurologis yang membuktikan bahwa
autisme disebabkan oleh adanya abnormalitas pada otak (Yuwono,2009).
Jumlah penyandang autisme dari tahun ke tahun terus meningkat pesat.
Tujuh tahun yang lalu prevalensi penyandang autisme di Amerika Serikat adalah
8 per 10.000 penduduk. Di dalam bulletin advocate dari ASA (Autism Society of
America), di New Jersey ditemukan 4 penyandang autisme per 1000 penduduk. Hasil penelitian tersebut dianggap dapat mewakili Amerika, maka terjadi
peningkatan 500% dalam 5 tahun (Azwandi, Yosfan, 2005).
Di Indonesia, autisme juga mendapat perhatian luas dari masyarakat maupun
profesional karena jumlah anak autisme yang meningkat dengan cepat. Sampai
saat ini belum ada data resmi mengenai jumlah anak penyandang autisme di
Indonesia, namun lembaga sensus Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun
2004 jumlah anak dengan ciri-ciri autisme di Indonesia mencapai 475.000 orang
Gangguan autisme didefinisikan sebagai gangguan perkembangan dengan
tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi,
dan gangguan perilaku.
Beberapa bentuk perilaku anak autisme menunjukan perbedaan yang
mencolok dibandingkan dengan anak-anak umumnya. Masalah perilaku pada
anak autisme dapat digolongkan menjadi dua kelompok utama, yaitu perilaku
tidak patuh dimana anak tidak mau mengikuti instruksi, pengarahan dan atau
permintaan orang tua atau guru, serta perilaku mengganggu (hiperaktif)/
menyerang (agresif), biasanya dalam bentuk tantrum (mengamuk), berteriak,
menendang, memukul (Puspita, 2002).
Hiperaktif pada anak autisme menyatakan suatu pola perilaku yang
menunjukan sikap tidak mau diam, impulsive, tidak menaruh perhatian terhadap
lingkungan. Temperamen anak hiperaktif umumnya menunjukan aktivitas yang
berlebih-lebihan, irama aktivitasnya tidak konstan atau beraturan, menunjukan
kemampuan menyesuaikan diri yang sangat rendah dan tidak adaptif terhadap
lingkungannya (Taylor, 2001).
Autisme dapat diterapi untuk meminimalkan gejala-gejala yang timbul
sehingga anak autisme bisa menjalankan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan
tidak bergantung pada orang lain. Secara umum terapi autisme di bagi atas dua,
yaitu terapi medikamentosa dan terapi peilaku (Schiffe,2003). Terapi lain yang
dapat diberikan untuk anak autis yaitu terapi wicara, terapi okupasi, diet therapy,
terapi musik (Direktorat Pendidikan Luar Biasa, 2006).
Tujuan terapi pada anak autisme adalah untuk mengurangi masalah perilaku
tercapai dengan baik melalui suatu program terapi yang menyeluruh dan bersifat
individual (Ferizal Masra, 2003).
Terapi farmakologi adalah terapi tambahan yang berguna bagi program
terapi menyeluruh. Terapi ini bukan merupakan pendekatan terapi yang utama,
namun penggunaan terapi farmakologi untuk gejala-gejala tertentu dapat
membantu secara signifikan program terapi dan edukasi. Pemberian metilfendiat
merupakan obat golongan psikostimulan umumnya juga digunakan untuk anak
dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif serta mengurangi gejala
impulsif pada anak autisme.
Dari hasil penelitian awal didapatkan jumlah penyandang autisme di A Plus
malang berjumlah 28 siswa dan 6 diantaranya mendapatkan terapi obat
metilfenidat.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian
untuk mengetahui perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme
yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi
dengan terapi non farmakologi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme
yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Mengetahui perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak
autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non
farmakologi dengan terapi non farmakologi
1.3.2 Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:
a. Mengetahui jumlah penyandang autisme di sekolah A Plus Malang
b. Mengetahui jenis-jenis terapi yang diberikan di sekolah A Plus
Malang selain obat metilfenidat
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Penelitian Secara Klinis
Dibuktikannya informasi bahwa terdapat perbandingan perbaikan perilaku
hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan
terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi. Sehingga dapat
memberikan pengetahuan kepada tenaga medis maupun terapis mengenai manfaat
metilfenidat dalam perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme.
1.4.2 Manfaat akademik
Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai perbandingan perbaikan
perilaku hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi
metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi.
1.4.3 Manfaat penelitian bagi masyarakat
Masyarakat terutama para orang tua dengan anak penyadang autisme
KARYA TULIS AKHIR
PERBANDINGAN PERBAIKAN PERILAKU HIPERAKTIF
PADA ANAK AUTISME YANG MENDAPATKAN TERAPI
KOMBINASI METILFENIDAT DAN TERAPI NON
FARMAKOLOGI DENGAN TERAPI NON FARMAKOLOGI
OLEH:
KEKE TRI FEBRIANTI
07020079
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
KARYA TULIS AKHIR
PERBANDINGAN PERBAIKAN PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTISME YANG MENDAPATKAN TERAPI KOMBINASI
METILFENIDAT DAN TERAPI NON FARMAKOLOGI DENGAN TERAPI NON FARMAKOLOGI
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh:
KEKE TRI FEBRIANTI
07020079
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai Karya Tulis Akhir
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
12 September 2011
Pembimbing I
dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ
Pembimbing II
dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Keke Tri Febrianti ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 12 September 2011
Tim Penguji
dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ , Ketua
dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A , Anggota
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul
“Perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan non farmakologi dengan non farmakologi ”.
Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmatnya
2. Rasullullah Muhammad SAW yang telah menjadi panutan dalam hidup
kita
3. dr. Irma Suswati, M. Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, selalu memberi dorongan
motivasi kepada penulis, dan penulis ingin mengucapkan terima kasih
banyak atas kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis.
5. dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A selaku dosen pembimbing
II yang telah memberi bimbingan dengan baik dan ketelitiannya dalam
6. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan, petunjuk, bimbingan, saran dan kritik yang membangun saat
ujian maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini.
7. Staff TU FK UMM (Mas Faizal, Mas Didit, Pak Yono, Bu Rom) terima
kasih atas bantuannya selama ini kepada penulis
8. Staff administrasi dan staf pengajar A Plus Malang
Penulis sadar tugas akhir ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan dari karya tulis ini.
Akhir kata semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Wassalamu’allaikum Wr. Wb.
Malang, 16 September 2011
ABSTRAK
Febrianti, Keke Tri, 2011. Perbandingan Perbaikan Perilaku Hiperaktif pada Anak Autisme yang Mendapatkan Terapi Kombinasi Metilfenidat dan Terapi Non Farmakologi dengan Terapi Non Farmakologi, Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : ( I ) Iwan Sys Indrawanto ( II ) Pertiwi Febriana Chandrawati
Latar Belakang:. autisme didefinisikan sebagai gangguan perkembangan dengan tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi, dan gangguan perilaku. Jumlah penyandang autisme dari tahun ke tahun terus meningkat pesat. Tujuan terapi pada anak autisme adalah untuk mengurangi masalah perilaku serta meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya. Metilfendiat merupakan obat golongan psikostimulan umumnya juga digunakan untuk anak dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif serta mengurangi gejala impulsif pada anak autisme.
Tujuan: Mengetahui perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi.
Metode: Menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuesioner skala Werry Weiss Peters (WWP). Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Analisis menggunakan uji t tidak berpasangan.
Hasil penelitian dan diskusi: Jumlah penyandang autisme di sekolah A Plus Malang berjumlah 28 anak. Jenis terapi yang diberikan di sekolah A Plus malang selain obat metilfenidat adalah adalah terapi Okupasi, perilaku, wicara, akademik dan sensori. Dari hasil uji t-test tidak berpasangan didapatkan nilai F = 5.625 dengan nilai signifikansi (p) =0.039. karena nilai p<α 0.05 maka data tersebut variansnya sama. Dari tabel tersebut juga didapatkan nilai t=2.739 dengan nilai
signifikansi 0.021. Karena nilai p< α 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Yang berarti ada perbedaan perbaikan perilaku hiperaktif yang signifikan (bermakna) pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi Non farmakologi
Kesimpulan: Ada perbedaan perbaikan perilaku hiperaktif yang signifikan pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi.
ABSTRACT
Febrianti, Keke Tri, 2011. The Comparison of Hiperactive Improvement between Autistic Child Treated with Combination of Metilphenidat + Non Pharmacological and the Non Pharmacological Treatment, Final Assignment, Medical Faculty Muhammadiyah Univercity of Malang, Advisor : (I) Iwan Sys Indrawanto (II) Pertiwi Febriana Chandrawati Background : Autism is a developmental disorder defined by three main features, i.e disability in social interactions, communication, and behaviour. The number of autistic patient tend to increased year by year. The goal of theraphy in autism is to reduce the hiperactive problems and improve the learning and developmental ability. Metilphenidat which known as psychostimulant is generally used for children with attention and hyperactive problem and also to reduce the symptom of impulsivity in autistic children.
Purpose : To compare the hiperactive improvement between autistic child treated with combination of methilfenidat + non pharmacologi and the non pharmacologi treatment.
Method: The research used analytic observational with cross sectional approach. The data was taken as questionnaire, that used Weiss Werry Peters Scale (WWP). The data presented in frequency table. The analysis used unpaired t-test.
Result and Discussion: The number of autistic children at A Plus School Malang was 28 children. There were several types of therapies other than metilphenidat, such as occupational therapy, behavioral therapy, speech therapy, academic therapy and sensory therapy. The result of unpair t-test was: F value = 5,625 with the significant value (p) = 0,039. Since the value of p<a 0.05, the data has equal variance. The table was also obtained t values = 2,739 with the significance value 0,021. Since the value of p<a, Ho was rejected and H1 was accepted. Therefore, there was a significan comparison of hiperactive improvement between autistic child treated with combination of metilphenidat + non pharmacological and the non pharmacological treatment.
Conclusion : There wa a significant comparison of hiperactive improvement between autistic child treated with combination of metilphenidat + non pharmacological and the non pharmacological treatment
DAFTAR ISI
JUDUL………... i
HALAMAN JUDUL ………... ii
LEMBAR PENGESAHAN…………... iii
LEMBAR PENGUJIAN………... iv
KATA PENGANTAR………... v
UCAPAN TERIMA KASIH ………... vii
ABSTRAK………... ix
ABSTRACT………... x
DAFTAR ISI ………... xi
DAFTAR TABEL………... xv
DAFTAR GAMBAR ………... xvi
DAFTAR SINGKATAN………... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang………... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan Penelitian …………... 3
1.3.1 Tujuan umum………... 3
1.3.2 Tujuan khusus………... 4
1.4 Manfaat Penelitian …………... 4
1.4.1 Manfaat akademis…...……….. 4
1.4.2 Manfaat klinis……… 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5
2.1 Autisme………... 5
2.1.1Definisi Autisme……... 5
2.1.2 Faktor penyebab autisme... 7
2.1.3Patogenesis Autisme...………... 10
2.1.4Tanda dan gejala ………... 11
2.1.5 Diagnosis………... 15
2.2 Perilaku hiperaktif anak autisme ... 18
2.3 Penanganan ………... 19
2.3.1 Terapi non farmakologi…... 20
2.3.2 Terapi farmakologi……... 23
2.4 Skala aktivitas Werry-Weis-Peters... 29
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………... 32
3.1 Kerangka Konsep………... 32
3.2 Hipotesis Penelitian ……..……... 33
BAB 4 METODE PENELITIAN... …….. 34
4.1 Desain Penelitian………... 34
4.2 Lokasi dan Waktu penelitian………... 34
4.3 Populasi dan Sampel………... 34
4.3.1 Populasi………... 34
4.3.2 Sampel………... 34
4.3.3 Teknik pengambilan sampel... 34
4.5 Variabel Penelitian………..…... 35
4.6 Definisi Operasional Variable……... 35
4.7 Instrument Penelitian………...,,,, 36
4.8 Prosedur Penelitian………... 36
4.8.1 Analisis Data ………... 36
4.8.2 Prosedur pengumpulan data...……. 37
4.8.3 Kerangka Operasional……….. 38
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA…..……… 39
5.1 Deskripsi anak autisme………,,, 39
5.1.1 Anak Autisme di sekolah A Plus Malang……… 39
5.1.2 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis Kelamin ………...… 39
5.1.3 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan usia ………. 40
5.1.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis terapi……… 41
5.1.5 Deskripsi karakteristik responden berdasarakan perbaikkan perilaku hiperaktif………... 43
5.2 Analisis data dengan menggunakan uji T-test tidak berpasangan……….……… 44
BAB 6 PEMBAHASAN ……….. 47
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN………. 51
7.1 Kesimpulan……… 51
DAFTAR PUSTAKA ………... 52
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Pola Perilaku pada Penyandang Autis ……….11
2.2 Skala Aktivitas Werry-Weis-Peters………... 29
5.1 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………….39
5.2 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia………... 40
5.3 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan jenis terapi non farmakologi………..…………..……….. 41
5.4 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan jenis terapi ……… 42
5.5 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan perbaikan hiperaktivitas… ……… 43
5.6 Crosstab jenis terapi dan perbaikan hiperaktivitas……..……… 44
5.7 Tabel Chi Square……… 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR SINGKATAN
PDD : Perpasive Development Disorder
ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ADD : Attention Deficit Disorder
PDD-NOS : Pervasive Development Disorder – Not Otherwise Specified CDD : Childhood Disintegrative Disorder
DPP IV : dipeptyl peptidase IV
MBP : Myelin Basic Protein
DSM-IV : Diagnosis Statistical Manual, Edisi IV
RDI : Relationship Development Intervention
DAFTAR PUSTAKA
Adams JB, Edelson SM, Grandin T, et al, 2004, Advice for parents of young autistic children, diakses 16 Maret 2011, (www.autism.org/adviceforparents.html).
Arnold,L.E, Chuang S,et al, 2004, Nine Months of multicomponent Behavioral Treatmen for ADHD and effectiveness of MTA fading procedures, Pp 39-51
Barkley RA, Fischer M, Fletcher K, 2003, Does the Treatmen of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder With Stimulants Contribute to Drug Use/Abuse, the American Academy of Pedriatrics, diakses 24 July 2011, (http://www.pediatrics.aappublications.org/content/111/1/97.full.html)
Biklen D, 2005, Autism and the myth of the person alone, New York University Press, New York.Eddy F, 2005, Kenali Hiperaktif, diakses 5 April 2011, (http://www.percikaniman.com/majalah/edisi02.Fadlayan.html).
Elvi A, 2007, Autisme Masa Kanak, diakses 7 April 2011, http://library.usu.ac.id/download/fk.pdf
Gilman, Goodman, 2003, Dasar Farmakologi Terapi, edisi 10, EGC, Jakarta, Hal: 229-233.
Guze, Barry, 2001, The Handbook of Psychiatry, EGC, Jakarta, Hal: 439-448.
Handojo, 2009, Autisme pada Anak. Menyiapkan anak autis untuk mandiri dan masuk sekolah regular dengan metode basic ABA , Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, Hal: 3-29.
Harold Kaplan,Benjamin Sadock, et al, 1998, Sinopsis Psikiatri jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta, Hal: 712-722.
Hosihino Y, Kumashiro H,1977< Psychiatry and Clinical Neuroscinces, vol 31, London, Pp: 605-614.
Kessler RC, Adler L, Barkley R, et al, 2006, The prevalence and correlates of adult ADHD in the United States: Results fromthe National Comorbidity Survey Replication, Am J Psychiatry Hal: 716–723.
Maslim, Rusdi, 2003, Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III, Nuh Jaya, Jakarta, Hal: 129-131
Mulyono, Rachmad, 2003, Menangani Anak Hiperaktif Panduan Orang tua dan Guru dalam Mendidik Anak yang mengalami Hiperaktivitas, Studia Press, Jakarta, Hal: 43- 45.
Perry P, Kuperman S, 2003, Pediatric Psychopharmacology:autism, clinical Psychopharmacology seminar, University of lowa
Prasetyono D.S,2002, Serba Serbi Autisme, Diva Press, Jakarta, Hal: 45
Pusponegoro, H, 2005, Gangguan Perkembangan Anak (autisme), Andhika bangun Cipta Dinamika Poaktif, Jakarta, Hal: 55-62
Radde, Ingeborg C, 2001, Farmakologi dan Terapi Pediatri, Hipokrates, Jakarta, Hal: 505-511.
Sastroatmojo S, Ismael S, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-3, Binarupa Aksara, Jakarta.
Stacey P, 2003, The boy who loved windows Opening the heart and mind of a child threatened with autism, Da Capo Press, Cambridge.
Veskarisyandi GA, (2003), Terapi autis paling efektif dan hemat, Pustaka Anggrek, Jakarta. Hal: 20-22
Yuwono, Joko, 2009, Memahami Anak Autistik (Kajian Teoritik dan Empirik), Alfabet, Bandung. Hal: 15-41
Wibowo S, Gofir A, 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Edisi pertama, Salemba Medika, Jakarta, Hal: 257-265