• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PERBAIKAN PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTISME YANG MENDAPATKAN TERAPI KOMBINASI METILFENIDAT DAN TERAPI NON FARMAKOLOGI DENGAN TERAPI NON FARMAKOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PERBAIKAN PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTISME YANG MENDAPATKAN TERAPI KOMBINASI METILFENIDAT DAN TERAPI NON FARMAKOLOGI DENGAN TERAPI NON FARMAKOLOGI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Autisme merupakan fenomena yang masih menyimpan banyak rahasia

walaupun telah diteliti lebih dari 60 tahun yang lalu. Sampai saat ini belum dapat

ditemukan penyebab pasti dari gangguan autisme ini, sehingga belum dapat

dikembangkan cara pencegahan maupun penanganan yang tepat. Pada awalnya

autisme dipandang sebagai gangguan yang disebabkan oleh faktor psikologis,

yaitu pola pengasuhan orangtua yang tidak hangat secara emosional. Barulah

sekitar tahun 1960 dimulai penelitian neurologis yang membuktikan bahwa

autisme disebabkan oleh adanya abnormalitas pada otak (Yuwono,2009).

Jumlah penyandang autisme dari tahun ke tahun terus meningkat pesat.

Tujuh tahun yang lalu prevalensi penyandang autisme di Amerika Serikat adalah

8 per 10.000 penduduk. Di dalam bulletin advocate dari ASA (Autism Society of

America), di New Jersey ditemukan 4 penyandang autisme per 1000 penduduk. Hasil penelitian tersebut dianggap dapat mewakili Amerika, maka terjadi

peningkatan 500% dalam 5 tahun (Azwandi, Yosfan, 2005).

Di Indonesia, autisme juga mendapat perhatian luas dari masyarakat maupun

profesional karena jumlah anak autisme yang meningkat dengan cepat. Sampai

saat ini belum ada data resmi mengenai jumlah anak penyandang autisme di

Indonesia, namun lembaga sensus Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun

2004 jumlah anak dengan ciri-ciri autisme di Indonesia mencapai 475.000 orang

(2)

Gangguan autisme didefinisikan sebagai gangguan perkembangan dengan

tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi,

dan gangguan perilaku.

Beberapa bentuk perilaku anak autisme menunjukan perbedaan yang

mencolok dibandingkan dengan anak-anak umumnya. Masalah perilaku pada

anak autisme dapat digolongkan menjadi dua kelompok utama, yaitu perilaku

tidak patuh dimana anak tidak mau mengikuti instruksi, pengarahan dan atau

permintaan orang tua atau guru, serta perilaku mengganggu (hiperaktif)/

menyerang (agresif), biasanya dalam bentuk tantrum (mengamuk), berteriak,

menendang, memukul (Puspita, 2002).

Hiperaktif pada anak autisme menyatakan suatu pola perilaku yang

menunjukan sikap tidak mau diam, impulsive, tidak menaruh perhatian terhadap

lingkungan. Temperamen anak hiperaktif umumnya menunjukan aktivitas yang

berlebih-lebihan, irama aktivitasnya tidak konstan atau beraturan, menunjukan

kemampuan menyesuaikan diri yang sangat rendah dan tidak adaptif terhadap

lingkungannya (Taylor, 2001).

Autisme dapat diterapi untuk meminimalkan gejala-gejala yang timbul

sehingga anak autisme bisa menjalankan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan

tidak bergantung pada orang lain. Secara umum terapi autisme di bagi atas dua,

yaitu terapi medikamentosa dan terapi peilaku (Schiffe,2003). Terapi lain yang

dapat diberikan untuk anak autis yaitu terapi wicara, terapi okupasi, diet therapy,

terapi musik (Direktorat Pendidikan Luar Biasa, 2006).

Tujuan terapi pada anak autisme adalah untuk mengurangi masalah perilaku

(3)

tercapai dengan baik melalui suatu program terapi yang menyeluruh dan bersifat

individual (Ferizal Masra, 2003).

Terapi farmakologi adalah terapi tambahan yang berguna bagi program

terapi menyeluruh. Terapi ini bukan merupakan pendekatan terapi yang utama,

namun penggunaan terapi farmakologi untuk gejala-gejala tertentu dapat

membantu secara signifikan program terapi dan edukasi. Pemberian metilfendiat

merupakan obat golongan psikostimulan umumnya juga digunakan untuk anak

dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif serta mengurangi gejala

impulsif pada anak autisme.

Dari hasil penelitian awal didapatkan jumlah penyandang autisme di A Plus

malang berjumlah 28 siswa dan 6 diantaranya mendapatkan terapi obat

metilfenidat.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian

untuk mengetahui perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme

yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi

dengan terapi non farmakologi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme

yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi

(4)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum :

Mengetahui perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak

autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non

farmakologi dengan terapi non farmakologi

1.3.2 Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui jumlah penyandang autisme di sekolah A Plus Malang

b. Mengetahui jenis-jenis terapi yang diberikan di sekolah A Plus

Malang selain obat metilfenidat

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Penelitian Secara Klinis

Dibuktikannya informasi bahwa terdapat perbandingan perbaikan perilaku

hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan

terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi. Sehingga dapat

memberikan pengetahuan kepada tenaga medis maupun terapis mengenai manfaat

metilfenidat dalam perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme.

1.4.2 Manfaat akademik

Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai perbandingan perbaikan

perilaku hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi

metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi.

1.4.3 Manfaat penelitian bagi masyarakat

Masyarakat terutama para orang tua dengan anak penyadang autisme

(5)

KARYA TULIS AKHIR

PERBANDINGAN PERBAIKAN PERILAKU HIPERAKTIF

PADA ANAK AUTISME YANG MENDAPATKAN TERAPI

KOMBINASI METILFENIDAT DAN TERAPI NON

FARMAKOLOGI DENGAN TERAPI NON FARMAKOLOGI

OLEH:

KEKE TRI FEBRIANTI

07020079

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

(6)

KARYA TULIS AKHIR

PERBANDINGAN PERBAIKAN PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK AUTISME YANG MENDAPATKAN TERAPI KOMBINASI

METILFENIDAT DAN TERAPI NON FARMAKOLOGI DENGAN TERAPI NON FARMAKOLOGI

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Fakultas Kedokteran

Oleh:

KEKE TRI FEBRIANTI

07020079

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(7)

LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai Karya Tulis Akhir

untuk memenuhi persyaratan

Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang

12 September 2011

Pembimbing I

dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ

Pembimbing II

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A

Mengetahui,

Fakultas Kedokteran

Dekan,

(8)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Keke Tri Febrianti ini

telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada tanggal : 12 September 2011

Tim Penguji

dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ , Ketua

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A , Anggota

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul

“Perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan non farmakologi dengan non farmakologi ”.

Dengan terwujudnya karya tulis akhir ini, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmatnya

2. Rasullullah Muhammad SAW yang telah menjadi panutan dalam hidup

kita

3. dr. Irma Suswati, M. Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberi bimbingan dengan penuh kesabaran, selalu memberi dorongan

motivasi kepada penulis, dan penulis ingin mengucapkan terima kasih

banyak atas kesediaan waktunya untuk selalu membimbing penulis.

5. dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A selaku dosen pembimbing

II yang telah memberi bimbingan dengan baik dan ketelitiannya dalam

(10)

6. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan, petunjuk, bimbingan, saran dan kritik yang membangun saat

ujian maupun di luar ujian demi kesempurnaan karya tulis akhir ini.

7. Staff TU FK UMM (Mas Faizal, Mas Didit, Pak Yono, Bu Rom) terima

kasih atas bantuannya selama ini kepada penulis

8. Staff administrasi dan staf pengajar A Plus Malang

Penulis sadar tugas akhir ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat

membangun guna kesempurnaan dari karya tulis ini.

Akhir kata semoga karya tulis akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Wassalamu’allaikum Wr. Wb.

Malang, 16 September 2011

(11)

ABSTRAK

Febrianti, Keke Tri, 2011. Perbandingan Perbaikan Perilaku Hiperaktif pada Anak Autisme yang Mendapatkan Terapi Kombinasi Metilfenidat dan Terapi Non Farmakologi dengan Terapi Non Farmakologi, Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : ( I ) Iwan Sys Indrawanto ( II ) Pertiwi Febriana Chandrawati

Latar Belakang:. autisme didefinisikan sebagai gangguan perkembangan dengan tiga ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi, dan gangguan perilaku. Jumlah penyandang autisme dari tahun ke tahun terus meningkat pesat. Tujuan terapi pada anak autisme adalah untuk mengurangi masalah perilaku serta meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya. Metilfendiat merupakan obat golongan psikostimulan umumnya juga digunakan untuk anak dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktif serta mengurangi gejala impulsif pada anak autisme.

Tujuan: Mengetahui perbandingan perbaikan perilaku hiperaktif pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi.

Metode: Menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuesioner skala Werry Weiss Peters (WWP). Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Analisis menggunakan uji t tidak berpasangan.

Hasil penelitian dan diskusi: Jumlah penyandang autisme di sekolah A Plus Malang berjumlah 28 anak. Jenis terapi yang diberikan di sekolah A Plus malang selain obat metilfenidat adalah adalah terapi Okupasi, perilaku, wicara, akademik dan sensori. Dari hasil uji t-test tidak berpasangan didapatkan nilai F = 5.625 dengan nilai signifikansi (p) =0.039. karena nilai p<α 0.05 maka data tersebut variansnya sama. Dari tabel tersebut juga didapatkan nilai t=2.739 dengan nilai

signifikansi 0.021. Karena nilai p< α 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Yang berarti ada perbedaan perbaikan perilaku hiperaktif yang signifikan (bermakna) pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi Non farmakologi

Kesimpulan: Ada perbedaan perbaikan perilaku hiperaktif yang signifikan pada anak autisme yang mendapatkan terapi kombinasi metilfenidat dan terapi non farmakologi dengan terapi non farmakologi.

(12)

ABSTRACT

Febrianti, Keke Tri, 2011. The Comparison of Hiperactive Improvement between Autistic Child Treated with Combination of Metilphenidat + Non Pharmacological and the Non Pharmacological Treatment, Final Assignment, Medical Faculty Muhammadiyah Univercity of Malang, Advisor : (I) Iwan Sys Indrawanto (II) Pertiwi Febriana Chandrawati Background : Autism is a developmental disorder defined by three main features, i.e disability in social interactions, communication, and behaviour. The number of autistic patient tend to increased year by year. The goal of theraphy in autism is to reduce the hiperactive problems and improve the learning and developmental ability. Metilphenidat which known as psychostimulant is generally used for children with attention and hyperactive problem and also to reduce the symptom of impulsivity in autistic children.

Purpose : To compare the hiperactive improvement between autistic child treated with combination of methilfenidat + non pharmacologi and the non pharmacologi treatment.

Method: The research used analytic observational with cross sectional approach. The data was taken as questionnaire, that used Weiss Werry Peters Scale (WWP). The data presented in frequency table. The analysis used unpaired t-test.

Result and Discussion: The number of autistic children at A Plus School Malang was 28 children. There were several types of therapies other than metilphenidat, such as occupational therapy, behavioral therapy, speech therapy, academic therapy and sensory therapy. The result of unpair t-test was: F value = 5,625 with the significant value (p) = 0,039. Since the value of p<a 0.05, the data has equal variance. The table was also obtained t values = 2,739 with the significance value 0,021. Since the value of p<a, Ho was rejected and H1 was accepted. Therefore, there was a significan comparison of hiperactive improvement between autistic child treated with combination of metilphenidat + non pharmacological and the non pharmacological treatment.

Conclusion : There wa a significant comparison of hiperactive improvement between autistic child treated with combination of metilphenidat + non pharmacological and the non pharmacological treatment

(13)

DAFTAR ISI

JUDUL………... i

HALAMAN JUDUL ………... ii

LEMBAR PENGESAHAN…………... iii

LEMBAR PENGUJIAN………... iv

KATA PENGANTAR………... v

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vii

ABSTRAK………... ix

ABSTRACT………... x

DAFTAR ISI ………... xi

DAFTAR TABEL………... xv

DAFTAR GAMBAR ………... xvi

DAFTAR SINGKATAN………... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian …………... 3

1.3.1 Tujuan umum………... 3

1.3.2 Tujuan khusus………... 4

1.4 Manfaat Penelitian …………... 4

1.4.1 Manfaat akademis…...……….. 4

1.4.2 Manfaat klinis……… 4

(14)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1 Autisme………... 5

2.1.1Definisi Autisme……... 5

2.1.2 Faktor penyebab autisme... 7

2.1.3Patogenesis Autisme...………... 10

2.1.4Tanda dan gejala ………... 11

2.1.5 Diagnosis………... 15

2.2 Perilaku hiperaktif anak autisme ... 18

2.3 Penanganan ………... 19

2.3.1 Terapi non farmakologi…... 20

2.3.2 Terapi farmakologi……... 23

2.4 Skala aktivitas Werry-Weis-Peters... 29

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………... 32

3.1 Kerangka Konsep………... 32

3.2 Hipotesis Penelitian ……..……... 33

BAB 4 METODE PENELITIAN... …….. 34

4.1 Desain Penelitian………... 34

4.2 Lokasi dan Waktu penelitian………... 34

4.3 Populasi dan Sampel………... 34

4.3.1 Populasi………... 34

4.3.2 Sampel………... 34

4.3.3 Teknik pengambilan sampel... 34

(15)

4.5 Variabel Penelitian………..…... 35

4.6 Definisi Operasional Variable……... 35

4.7 Instrument Penelitian………...,,,, 36

4.8 Prosedur Penelitian………... 36

4.8.1 Analisis Data ………... 36

4.8.2 Prosedur pengumpulan data...……. 37

4.8.3 Kerangka Operasional……….. 38

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA…..……… 39

5.1 Deskripsi anak autisme………,,, 39

5.1.1 Anak Autisme di sekolah A Plus Malang……… 39

5.1.2 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis Kelamin ………...… 39

5.1.3 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan usia ………. 40

5.1.4 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis terapi……… 41

5.1.5 Deskripsi karakteristik responden berdasarakan perbaikkan perilaku hiperaktif………... 43

5.2 Analisis data dengan menggunakan uji T-test tidak berpasangan……….……… 44

BAB 6 PEMBAHASAN ……….. 47

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN………. 51

7.1 Kesimpulan……… 51

(16)

DAFTAR PUSTAKA ………... 52

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pola Perilaku pada Penyandang Autis ……….11

2.2 Skala Aktivitas Werry-Weis-Peters………... 29

5.1 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………….39

5.2 Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia………... 40

5.3 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan jenis terapi non farmakologi………..…………..……….. 41

5.4 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan jenis terapi ……… 42

5.5 Deskripsi karakteristik reponden berdasarkan perbaikan hiperaktivitas… ……… 43

5.6 Crosstab jenis terapi dan perbaikan hiperaktivitas……..……… 44

5.7 Tabel Chi Square……… 45

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(19)

DAFTAR SINGKATAN

PDD : Perpasive Development Disorder

ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder

ADD : Attention Deficit Disorder

PDD-NOS : Pervasive Development Disorder – Not Otherwise Specified CDD : Childhood Disintegrative Disorder

DPP IV : dipeptyl peptidase IV

MBP : Myelin Basic Protein

DSM-IV : Diagnosis Statistical Manual, Edisi IV

RDI : Relationship Development Intervention

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Adams JB, Edelson SM, Grandin T, et al, 2004, Advice for parents of young autistic children, diakses 16 Maret 2011, (www.autism.org/adviceforparents.html).

Arnold,L.E, Chuang S,et al, 2004, Nine Months of multicomponent Behavioral Treatmen for ADHD and effectiveness of MTA fading procedures, Pp 39-51

Barkley RA, Fischer M, Fletcher K, 2003, Does the Treatmen of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder With Stimulants Contribute to Drug Use/Abuse, the American Academy of Pedriatrics, diakses 24 July 2011, (http://www.pediatrics.aappublications.org/content/111/1/97.full.html)

Biklen D, 2005, Autism and the myth of the person alone, New York University Press, New York.Eddy F, 2005, Kenali Hiperaktif, diakses 5 April 2011, (http://www.percikaniman.com/majalah/edisi02.Fadlayan.html).

Elvi A, 2007, Autisme Masa Kanak, diakses 7 April 2011, http://library.usu.ac.id/download/fk.pdf

Gilman, Goodman, 2003, Dasar Farmakologi Terapi, edisi 10, EGC, Jakarta, Hal: 229-233.

Guze, Barry, 2001, The Handbook of Psychiatry, EGC, Jakarta, Hal: 439-448.

Handojo, 2009, Autisme pada Anak. Menyiapkan anak autis untuk mandiri dan masuk sekolah regular dengan metode basic ABA , Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, Hal: 3-29.

Harold Kaplan,Benjamin Sadock, et al, 1998, Sinopsis Psikiatri jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta, Hal: 712-722.

Hosihino Y, Kumashiro H,1977< Psychiatry and Clinical Neuroscinces, vol 31, London, Pp: 605-614.

Kessler RC, Adler L, Barkley R, et al, 2006, The prevalence and correlates of adult ADHD in the United States: Results fromthe National Comorbidity Survey Replication, Am J Psychiatry Hal: 716–723.

Maslim, Rusdi, 2003, Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III, Nuh Jaya, Jakarta, Hal: 129-131

(21)

Mulyono, Rachmad, 2003, Menangani Anak Hiperaktif Panduan Orang tua dan Guru dalam Mendidik Anak yang mengalami Hiperaktivitas, Studia Press, Jakarta, Hal: 43- 45.

Perry P, Kuperman S, 2003, Pediatric Psychopharmacology:autism, clinical Psychopharmacology seminar, University of lowa

Prasetyono D.S,2002, Serba Serbi Autisme, Diva Press, Jakarta, Hal: 45

Pusponegoro, H, 2005, Gangguan Perkembangan Anak (autisme), Andhika bangun Cipta Dinamika Poaktif, Jakarta, Hal: 55-62

Radde, Ingeborg C, 2001, Farmakologi dan Terapi Pediatri, Hipokrates, Jakarta, Hal: 505-511.

Sastroatmojo S, Ismael S, 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-3, Binarupa Aksara, Jakarta.

Stacey P, 2003, The boy who loved windows Opening the heart and mind of a child threatened with autism, Da Capo Press, Cambridge.

Veskarisyandi GA, (2003), Terapi autis paling efektif dan hemat, Pustaka Anggrek, Jakarta. Hal: 20-22

Yuwono, Joko, 2009, Memahami Anak Autistik (Kajian Teoritik dan Empirik), Alfabet, Bandung. Hal: 15-41

Wibowo S, Gofir A, 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Edisi pertama, Salemba Medika, Jakarta, Hal: 257-265

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Pengalaman Pasien Batu Ginjal Dalam Menjalani Terapi non Farmakologi “ ini dapat diambil

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling di Pusat Terapi Autisme ‘A-Plus’ Dharma Wanita PUMN Kotamadya Malang dengan instrumen penelitian berupa

Judul Tesis : Perbandingan kualitas hidup anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik lebih dari 10 bulan dengan kurang dari 10 bulan.. Nama Mahasiswa : Dewi Angreany

Serta jika diketahui faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pelaksanaan manajemen nyeri non farmakologi pada bayi yang dilakukan tindakan invasif minor, maka

Judul Tesis : Perbandingan kualitas hidup anak palsi serebral yang mendapat terapi fisik lebih dari 10 bulan dengan kurang dari 10 bulan.. Nama Mahasiswa : Dewi Angreany

Jadi,pada penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa Penanganan Anak Autisme melalui Terapi Perilaku membutuhkan pendekatan agar merasa nyaman dan dapat diatasi

ABSTRAK PENGARUH TERAPI PERILAKU METODE LOVAAS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL ANAK AUTISME P ADA YAYASAN ANANDA KARSA MANDIRI MEDAN Oleh : Maringan Binton Sihotang NPM : 06

JUDUL SKRIPSI : PENGARUH TERAPI PERILAKU METODE LOVAAS TERHADAP KEMAi\1PUAN KOMUNIKASI VERBAL PADA ANAK AUTISME DI YAYASAN ANANDA KARSA MANDIRI NAMA MAHASISWA : MARINGAN BINTON