• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN 20000

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DIMAS PRAYOGA 122101151

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul

“Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan

20000“ sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Manajeman Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

4. Bapak Hayudi Yulianto kepala kantor PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000 dan seluruh karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000 yang

(4)

telah meluangkan waktu untuk peneliti dalam memperoleh data untuk penyusunan tugas akhir ini.

5. Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Ayahanda Erliady dan Ibu Erni Murti yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan, do’a, semangat dan pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi.

6. Untuk Kakak dan adik – adikku tersayang, Citra Amelia, Dedes Triyadi dan M. Egi Erlangga saya ucapkan terima kasih karena telah memberikan semangat, motivasi dan do’a kepada saya.

7. Para sahabatku Firmansyah Lubis, Ridho Porty Sinaga, Heriansyah, Hermansyah Lubis,Hanif Ilmi, Wiratama Adi Siregar, Gilang Fithriyan, Rosulan saidi, dan Widy Pratama yang telah berjuang bersama dan mengisi hari-hari penulis semasa kuliah.

8. Teman-teman Program Studi D-III Manjamen Keuangan stambuk 2012 dan semua rekan-rekan terbaik yang telah membantu dan memberikan semangat pada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak.

Medan, Juli 2015 Penulis

(5)

5

B. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 22

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1Logo Kantor Pos Indonesia ... 8 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU ... 11

(7)

7

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Laporan Neraca Per 31 Desember 2013 ... 30

Tabel 3.2 Laporan Neraca Per 31 Desember 2014 ... 31

Tabel 3.3 Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2013 ... 32

Tabel 3.4 Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2014 ... 33

Tabel 3.5 Rasio Liquiditas 2013-2014 ... 35

Tabel 3.6 Rasio Aktivitas 2013-2014... 37

Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas 2013-2014... 39

Tabel 3.8 Rasio Leverage 2013-2014 ... 41

Tabel 3.9 Perbandingan Rasio Keuangan PT. Pos Indonesia ... 42

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu sarana untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan. Pada mulanya, laporan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan membawa berbagai pihak dalam merumuskan atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan.

Menurut Syahyunan (2013: 25) “Laporan keuangan adalah produk dari manajamen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”.

Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu akan tetapi nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dari dividen di masa depan. Dari sudut pandang seorang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan sedangkan dari sudut pandang manajemen,

(9)

2

analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Disamping itu Laporan Keuangan dapat digunakan pula sebagai alat prediksi yaitu prediksi harga saham, prediksi pembagian dividen, dan prediksi kebangkrutan. Machfoedz, 194 menunjukkan bahwa laporan keuangan dapat memprediksi laba satu tahun ke depan sebagai alat prediksi, laporan keuangan harus disusun secara tertib setiap tahun.

Laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari laporan neraca dan laporan rugi-laba. Laporan neraca menggambarkan kondisi dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Sedangkan laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu.

Laporan keuangan juga pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.

(10)

dapat menyebabkan masalah-masalah yang ada pada perusahaan yang dapat diandalkan, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki, hasil-hasil yang dipandang sudah cukup baik di waktu-waktu yang lalu harus dipertahankan untuk waktu yang akan datang.

Dalam menganalisa data keuangan tersebut perlu adanya ukuran tertentu dan ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan ialah rasio keuangan. Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Menurut Van Horne (Kasmir, 2008 : 105) : “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya dan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangaan dan kinerja perusahaan dan dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan”.

Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati – hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.

(11)

4

bentuk moneter. Oleh karena itu keberhasilan suatu perusahaan secara umum diukur dengan tingkat perolehan laba. Agar laba tersebut dapat direalisasi maka PT. POS INDONESIA (Persero) Medan 20000 harus mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya dan fasilitas yang dimiliki seefisien mungkin.

Untuk mengukur dan menilai sampai sejauhmana kemajuan ataupun kemunduran perusahaan dalam menjalankan operasinya maka perlu diadakan analisa terhadap laporan keuangannya. Dan ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan ialah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisa keuangan, karena dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan.

Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data-data tentang perubahan-perubahan terjadi dalam jumlah rupiah dan persentase maka beberapa rasio keuangan akan membantu dalam menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut antara lain : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas.

B. Perumusan Masalah

(12)

1. “Bagaimana rasio keuangan pada PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN 2000”.

2. “Bagaimana kondisi atau tingkat perbandingan keuangan perusahaan jasa PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN 2000”.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui secara jelas bagaimana kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola rasio keuangan dan menganalisa masalah rasio keuangan yang ada diperusahaan. Hal tersebut merupakan masukan bagi penulis sebagai perbandingan dari teori-teori yang selama ini diterima dibangku perkuliahan. 2. Melihat kinerja keuangan PT. Pos Indonesia (persero) Medan 2000 melalui

parameter analisi rasio keuangan sebagai dasar penilaian kinerja PT. Pos Indonesia (persero) Medan 2000.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, dipergunakan sebagai bahan masukkan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijaksanaan yang diambil di masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan akan terus mengalami perkembangan yang lebih baik.

2. Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan dalam praktek sebenarnya, dengan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dalam perkuliahan.

(13)

6 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pos Indonesia (Persero) adalah salah satu outlet pos terbesar dan terbaik umumnya di Indonesia dan khususnya di Sumatera Utara. Kedudukan outlet terletak di Jalan Pos No. 1 Medan dengan letak yang yang strategis yaitu ditengah keramaian kota.

PT. Pos Indonesia sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang ada di Indonesia didirikan pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jendral G. W Barron Van Inhoff. Kantor pos yang pertama didirikan di kota Batavia (yang dikenal saat ini dengan kota jakarta). Menyadari akan pentingnya komunikasi tersebutlah yang menjadi alasan didirikannya kantor pos, guna memenuhi kebutuhan masyarakat agar dapat berhubungan dengan relasi yang berada dan jauh dari lokasi tempat tinggal mereka.

Kantor pos yang ada di Medan ini sendiri berdiri pada tahun 1901 dan dinamakan sebagain Kantor Pos Medan. Seiring dengan perkembangan peranan Kantor Pos dalam masyarakat dan dengan munculnya berbagai teknologi baru seperti telegraf dan telepon (tahun 1907), dibentuklah Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (Jawatan PTT). Jawatan ini merupakan bagian dari departemen perusahaan milik colonial Belanda (berdasarkan UU Perusahaan Negara Hindia Belanda).

(14)

mengikuti struktur organisasi pemerintahan militer Jepang, sehingga terbagi menjadi PTT Sumatera, PTT Jawa, dan PTT Sulawesi.

Pada saat kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 pemuda-pemudi Indonesia berhasil merebut PTT Republik Indonesia dan mengangkat Soeharto sebagai pempinan, R Dijar sebagai wakilnya. Dalam perkembangan selanjutnya PTT dinyatakan memenuhi syarat untuk berubah status Perusahaan Negara (PN) sesuai dengan peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 tahun 1960. Berdasarkan PP No 1961 status jawatan PTT di ubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).

Pada tahun 1965 PN Ponsel dipecah menjadi dua perusahaan bidang pos dan telekomunikasi yaitu PN Pos dan Giro berdasarkan PP No. 30 tahun 1965. Selanjutnya status Pos dan Giro menjadi Perum Pos dan Giro berdasarkan PP No, 19 tahun 1978, dan diperbaharui dengan PP No.24 tahun 1984. Berdasarkan PP No. 5 tahun 1995 tentang perubahan status Perum Pos dan Giro ditetapkan menjadi PT. Pos Indonesia (Persero) adalah UU No.1 Tahun 1995 tentang perusahaan perseroan. Peraturan pemerintah No 5 1995 tentang pengalihan bentuk Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi perusahaan (Persero), lembaga Negara RI tahun 1995 nomor 11.

(15)

8

Bentuk Logo dan Makna Logo

Setiap perusahaan dan organisasi memiliki logonya masing-masing yang berfungsi sebagai lambang atau tanda pengenal dari pada perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini PT. Pos Indonesia juga memiliki logonya sendiri sebagai berikut makna yang terkandung di dalamnya. Lambang daripada PT. Pos Indonesia berupa gambar merpati dan bola dunia.

Gambar 2.1 Logo PT. Pos Indonesia

Sumber : PT. Pos Indonesia (persero) Medan 20000 Makna logo dari lambang PT. Pos Indonesia sebagai berikut:

1. Burung merpati dengan posisi terbang dan pandangan lurus ke depan, lima bulu sayap sebagai lambang kecepatan, melambangkan pancasila, mengutamakan kecepatan dan kepercayaan dari masyarakat.

2. Bola dunia, melambangkan peran daripada PT. Pos Indonesia sebagai penyedia pelayanan yang mampu menjadi sarana komunikasi dalam ruang lingkup nasional maupun internasional.

3. Bentuk tulisan PT. Pos Indonesia menunjukkan ciri khas kelas dunia yang mengantar PT. Pos Indonesia ke abad yang baru.

(16)

B. Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai pedoman dalam mengelola usahanya, Direktur PT. Pos Indonesia (Persero) telah menetapkan visi dan misi yang harus diketahui, dihayati dan dilaksanakan oleh setiap karyawan terdiri dari:

1. Visi

Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan suratpos, paket, dan logistic yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya.

2. Misi

a. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.

b. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman, dan menghargai kontribusi.

c. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.

d. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.

e. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

(17)

10

otomatis bertanggung jawab langsung kepada pegawai yang memiliki jabatan diatasnya.

(18)

Gambar 2.2 STRUTUR ORGANISASI PT. POS INDONESIA Sumber: PT. POS INDONESIA (persero) Medan 20000

(19)

12

D. Job Description

Dari struktur organisasi tersebut diatas dapat kita lihat pembagian tugas yang termasuk dari judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas pada Perusahaan Jasa PT. Pos Indonesia (Persero) Medan. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

Tugas dan wewenangnya:

a. Mengadakan rapat yang bertujuan mengadakan evaluasi atas seluruh kegiatan dan hasil yang dicapai serta menentukan rencana selanjutnya.

b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung, dan kekayaan perusahaan. c. Meminta berbagai keterangan dari ereksi yang berkenaan dengan kepentingan

perseroan.

d. Berhak memeriksa keuangan perusahaan.

e. Memberikan saran dan nasehat kepada direksi atas permasalahan yang timbul dalam perseroan baik dengan operasional maupun hubungan luar biasa. 2. Manajer Penjualan

Tugas dan wewenangnya:

a. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi berjalannya penjualan benda pos, prangko, benda filatelli, benda materai, dan benda pihak ketiga lainnya untuk mendukung pencapaian pendapatan terhadap penjualan tersebut.

(20)

c. Melakukan pencocokan pencatatan transaksi penjualan dengan jurnal atau dokumen sumber terkait dengan fisik uangnya.

d. Membuat laporan terkait dengan pengolahan penjualan serta mengirim kepada kepala kantor sesuai dengan ketentuan perusahaan.

e. Melakukan pengisian Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI). 3. Manajer Pelayanan

Tugas dan wewenangnya:

a. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pengelolaan layanan kiriman pos (surat dan paket) standard an prioritas domestic dan internasional.

b. Melaksanaakan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pelayanan pelanggan yang meliputi penanganan keluhan pelanggan, informasi pelanggan dan solusi pelanggan sesuai dengan ketentuan perusahaan agar mencapai standar mutu yang ditetapkan perusahaan.

c. Melakukan pemeriksaaan terhadap pelaksanaan pekerjaan surat dan barang yang diterima dari loket korporat.

d. Mengatur melaksanakan kegiatan praposting, pick-up servis untuk kiriman pos standard an prioritas dan internasional yang diterima di loket korporat. e. Mengawasi penyerahan kiriman pos standard an prioritas domestic dan

internasional dari mitra kantor pos dengan menggunakan buku searah.

(21)

14

g. Mencocokkan kebenaran data transaksi dan produksi jenis layanan antara neraca loket dengan dokumen sumbernya.

h. Mengatur dan mengawasi proses pertanggungjawaban bea tariff, harga tanggungan dan pajak serta pengadministrasiannya.

i. Menindak lanjuti perbaikan system operasi pemprosesan surat domestic dan internasional outgoing dan incoming.

j. Mengatur dan mengawasi pengambilan dan pendistribusian kiriman pos termasuk bukti serah kiriman petugas pick-up kebagian proses distribusi dibagian pengolahan.

k. Mengelola sarana informasi pelanggan untuk memberikan informasi layanan pelanggan, mengelola jejak pelak kiriman pada aplikasi I/Pos atau aplikasi yang ditetapkan perusahaan.

l. Melaksanakan pengisian SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu) 4. Manajer Pengawasan Unit Pelayanan Luar

Tugas dan Wewenangnya:

a. Melaksanakan, mengendalikan dan mengawasi pelanggan yang melakukan transaksi kepada costumer service dalam pengiriman surat ataupun paket/barang.

(22)

c. Mengawasi penyerahan kiriman pelanggan kepada costumer service dan mencatatkan transaksi tersebut dengan menggunakan buku transaksi pelanggan.

d. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pemprosesan pengiriman, pengentrian kiriman pos yang akan ditujukan kepada pihak lainnya serta pengadministrasiannya dan besarnya tarif yang berlaku yang dibebankan kepada pelanggan.

5. Manajer Keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM)

Tugas dan wewenangnya:

a. Pengorganisasian dan pengendalian pengelolaan keuangan, benda pos, prangko, benda filatelli, benda materai, dan benda pihak ketiga lainnya untuk mendukung pencapaian pendapatan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dan lingkungan tanggung jawabannya.

b. Manajer Keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) bertanggung jawab kepada kepala kantor pos di bidang umum.

c. Mengkordinir dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan di bagian Keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) di kantor pos.

d. Memastikan dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan pengolahan keuangan dan Benda Pos dan Materai (BPM) sesuai dengan ketentuan perusahaaan. e. Melaksanakan fungsi treasury dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kasir. f. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebenaran transaksi biaya, kwitansi

(23)

16

g. Mengatur cast flow dikantor pos dalam tanggung jawabnya untuk pemenuhan kebutuhan kas untuk operasional perusahaan, dan penanganan uang kas serta transfer uang rekening perusahaan sesuai dengan ketentuan pada kas yang ditetapkan perusahaan.

h. Melakukan pengawasan terhadap uang kas yang ditahan di Kantor Pos Cabang (KPC) dan berkordinasi dengan bagian pelayanan luar.

i. Menyimpan uang kas, cek, surat berharga lainnya, Benda Pos dan Materai (BPM), dokumen sumber lainnya di tempat yang aman dan melaksanakan pengolahan pajak perusahaan.

j. Melakukan pengawasan proses pembayaran pension, kredit pension, pertanggungjawaban keuangan, pelaporan dan tertib administrasinya serta pemeriksaan sisa uang pension sesuai dengan ketentuan perusahaan.

6. Manajer Akuntansi

Tugas dan wewenangnya:

a. Mengorganisasikan dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan akuntansi di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) agar tercapai pembukuan akuntansi yang tertib dan benar sesuai dengan ketentuan perusahaan.

b. Memimpin dan mengatur pelaksanaan proses pekerjaan di bagian akuntansi. c. Mengelola pelaksanaan pekerjaan akuntansi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

d. Melakukan proses pencatatan penerimaan dan pengeluaran pada Buku Kas Harian (BKH) sesuai dengan dokumen sumber.

(24)

f. Memerlukan pemeriksaan terhadap saldo-saldo pada Pernyataan Standar Auditing (PSA) dan melakukan pencocokan dengan dokumen sumbernya serta bukti pendukung lainnya.

g. Menyakini bahwa pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan dokumen sumbernya.

h. Mengadministrasikan dokumen sumber dan menyimpannya di tempat yang aman secara tertib.

7. Manajer Audit dan Manajemen Resiko

Tugas dan Wewenangnya:

a. Mengawasi dan mengatur pelaksanaan data-data ataupun dokumen-dokumen yang akan diaudit atau diperiksa kebenarannya dan dapat di lihat dari pembukuan yang telah ada di dalam perusahaan tersebut.

b. Pemeriksaan Laporan Akuntansi dan Laporan Kilat serta dokumen pendukung lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Pengambilan keputusan terhadap hasil yang diaudit oleh manajer audit dan manajemen resiko secara benar dan tertib dan melalui pengawasan kepala kantor pos.

d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan kepala kantor pos dalam hal pemeriksaan bidang-bidang di dalam kantor pos tersebut.

E. Kegiatan Usaha Perusahaan

(25)

18

1. Bisnis komunikasi

Jasa layanan dari bisnis komunikasi antara lain: 1. Jenis layanan standar terdiri dari:

a. Surat biasa b. Surat/Tercatat

c. Kartu pos dan surat balasan kartu pos d. Warkatpos/Aerogram

e. Barang Cetakan Braile f. Perlakuan Khusus

2. Jenis layanan prioritas terdiri dari: a. Surat Kilat

b. Surat Kilat Khusus c. Express Mail Service d. Pos Express

e. Perlakuan khusus

2. Bisnis Logistik

1. Jenis layanan standar yang terdiri dari: a. Paketpos biasa (darat/udara)

b. Paket pos perlakuan khusus yaitu point to point dan curah 2. Jenis layanan prioritas yang terdiri dari:

a. Paket pos kilat khusus b. Paketpos cepat luar negeri

(26)

3. Bisnis Keuangan

1. Jenis layanan standar yang terdiri dari: a. Weselpos biasa

b. Wesel pos kemitraan c. Giropos On Line d. Giropos kemitraan

2. Jenis layanan prioritas yang terdiri dari: a. Wesel pos prima

b. Wesel pos kemitraan c. Weselpos instan d. Western Union 4. Bisnis Keagenan

Bisnis Keagenan terdiri dari: 1. Penerimaan setoran pajak

2. Penerimaan setoran tabungan seperti tabungan e’Batara-Pos (BTN), Shar’e (Muamalat), Pos BNI (BNI 46)

3. Penjualan akta agrarian dan materai

4. Penyaluran dana JPS dari Diknas, Depkes dan Depag.

5. Pembayaran pensiunan dari Taspen, Asabri, BRI-BTPN-BPR dan lain-lain. 6. Post Pay seperti penerimaan tagihan telepon, PDAM, Kartu pasca bayar

telkomsel dan indosat, angsuran ADIRA, FIT, BAF, kartu kredit CityBank, AMRO dan lain-lain.

5. Bisnis Filateli

(27)

20

1. Penjualan benda-benda pos

(28)

21 A. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir, (2008:7)Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan Keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula. Misalnya seperti bank sebagai dasar atas pemberian kredit akan memerlukan informasi yang berbeda dengan calon investor. Demikian pula dengan pemerintah melalui kantor pajak atau ekonomi akan memerlukan data yang berbeda pula.

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Lubis dan Putra, (2012:122) “Laporan keuangan adalah laporan yang melaporkan baik posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya beberapa periode yang lalu”. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantitatifkan dalam nilai moneter.

Dalam praktiknya berikut beberapa macam laporan keuangan : 1. Neraca

(29)

22

2. Laporan Rugi-Laba

Menurut Syahrial dan Purba (2013:7) Laporan rugi-laba adalah ringkasan pendapatan dan beban/biaya perusahaan dalam periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut.

3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

Menurut Syahrial dan Purba (2013:7) Laporan ekuitas pemegang saham menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Pada umumnya rincian pos-pos ekuitas, yaitu modal saham (biasa dan preferen), tambahan modal disetor, laba ditahan, saham perbendaharaan (treasury stock).

4. Laporan Arus Kas

Menurut Syahrial dan Purba (2013:8) Laporan arus kas adalah menunjukkan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out) bagi aktivitas operasi, investasi dan keuangan secarah terpisah selama satu periode tertentu.

B. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

(30)

Menurut Subramanyam dan Wild (2012:34) Ada lima alat penting yang digunakan untuk analisis keuangan yaitu :

1. Analisis laporan keuangan komparatif

Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisi ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisi laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren. 2. Analisis laporan keuangan common-size

Analisis common-size bergunaa dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Laporan common-size perusahaan terutama berguna untuk perbandingan antarperusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common-size.

3. Analisis Rasio

Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis kauangan yag paling populer dan banyak digunakan. Namun perannya sering disalahpahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingannyaa sering dilebih-lebihkan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas.

4. Analisis Arus Kas

(31)

24

5. Model Valuasi

Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis bisnis dan laporan kaeuangan. Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang (present value theory). Teori ini menyatakan bahwa nilai utang dan efek ekuitas sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek dimasa depan yang didiskontokan kesaat ini menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

C. Rasio-Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Syahyunan, (2013:91) “Rasio keuangan merupakan analisis yang paling popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi diantara keduanya”.

Sedangkan menurut Syahrial dan Purba, (2013:36) “Rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi aritmatika, namun interpetasinya sangat kompleks”. Analisi rasio sangat bermakna untuk investigasi lebih lanjut karena angka rasio yang diperoleh dari pos yang saling terkait dan berhubungan secara ekonomis.

(32)

2. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

J. Fred Weston (Kasmir 2008:116) menyebutkan Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun keterbatasan atau kelemahan analisis rasio adalah: 1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang

dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha. 2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda. 3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi

oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bias merupakan hasil manipulasi. 4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan

perkiraan.

3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Syahyunan (2013:92) penggolongan rasio ini sebaiknya dilihat sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam penggolongan rasio, jenis rasio keuangan ini antara lain:

1. Rasio Liquiditas

(33)

26

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan memakai hutang lancar. Rasio lancar yang ideal adalah 100%

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dengan rasio cepat berarti liquiditas perusahaan diukur dengan menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang liquid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang kurang liquid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100%.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva rasio lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.

2. Rasio Aktivitas

(34)

a. Total Assets Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva. Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan Revenue. Total Assets Turnover yang ideal yaitu 200%.

b. Receivable Turnover

Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam satu periode tertentu. Receivable turnover yang ideal yaitu 200%.

3. Rasio Profatibilitas

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

a. Return of Asset

Rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

(35)

28

b. Operating Profit Margin

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating Profit Margin mengukur presentase dari profit yang di peroleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik .

4. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan jumlah aktiva yang dimiliki.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan unytuk memenuhi seluruh kewajibannya.

(36)

D. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemorosotan pada PT. Pos Indonesia (persero) Medan dilihat dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2013 - 2014.

(37)

30

Tabel 3.1

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 NERACA

Per 31 Desember 2013 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Des

2013

Keterangan Per 31 Des 2013

- Pajak dibayar di muka - Biaya di bayar di muka Jumlah Aktiva 5.510.868.703 Jumlah Kewajiban dan

Ekuitas

5.510.868.703

(38)

Tabel 3.2

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 NERACA

Per 31 Desember 2014 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Des

2014

Keterangan Per 31 Des 2014

- Pajak dibayar di muka - Biaya di bayar di muka

Jumlah Aktiva 4.365.872.073 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

(39)

32

Tabel 3.3

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 LABA RUGI

Per 31 Desember 2013 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Desember 2013

Pendapatan

- Penurunan nilai aset tetap

(40)

Tabel 3.4

PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000 LABA RUGI

Per 31 Desember 2014 (Dalam Rupiah)

Keterangan Per 31 Desember 2014

Pendapatan

- Penurunan nilai aset tetap

(41)

34

E. Analisis Rasio Keuangan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

1. Rasio Liquiditas.

Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

═ 1588%

═ 982,06%

(42)

982,06% aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 605,94% pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Tetapi hal ini masih dalam kondisi aman.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)

═ 156%

═ 29,32%

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa PT. Pos Indonesia memiliki Cash Ratio sebesar 156% pada tahun 2013, dan 29,32% pada tahun 2014. Posisi rasio ini menunjukkan adanya penurunan rasio yang sangat drastis pada tahun 2014 sebesar 126,68% dibandingkann tahun 2013. Penurunan ini terjadi karena kas perusahaan yang menurun pada tahun 2014 sedangkan hutang lancar mengalami kenaikan.

Tabel 3.5 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Liquiditas 2013 2014 Perbandingan

(43)

36

2 Rasio Kas (Cash Ratio) 156% 29,32% 126,68 (-) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dari kedua komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut masih dalam keadaan liquid, walaupun rasio lancar dan rasio kas yang mengalami penurunan sebesar 605,94% dan 126,68%. artinya perusahaan masih mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. 2. Rasio Aktivitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. a. Total Asset Turnover

═ 7,47 kali

═ 9,63 kali

Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2013 menghasilkan total asset turnover 7,47 kali dan tahun 2014 menghasilkan total asset turnover 9,63 kali. Pada tahun 2014 total asset turnover mengalami

(44)

b. Receivable Turnonver

═ 23,47 kali

═ 25,85 kali

Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar 23,47 kali dari piutang rata-rata dan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan 25,85 kali dari piutang rata-rata. Artinya, terjadi kenaikan pada tahun 2014 sebesar 2,39 kali dbandingkan pada tahun 2013.

Tabel 3.6 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan

1 Total Asset Turnover 7,47 kali 9,63 kali 2,16 (+) 2 Receivable Turnover 23,47 kali 25,86 kali 2,39 (+) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

(45)

38

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. a. Return On Equity

═ 61%

═ 26,83%

Laba bersih yang di peroleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang di gunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 61% pada tahun 2013 dan sebesar 26,83% pada tahun 2014. Dan pada rasio ini terjadi penurunan rasio sebesar 34,17% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini terjadi karena terjadinya penurunan laba bersih di tahun 2014 sebesar Rp. 2.190.515.173 dibandingkan dengan tahun 2013.

b. Operating Profit Margin

(46)

= 3,6%

Berdasarkan perhitungan rasio Operating Profit Margin nilai rasio ditahun 2013 adalah sebesar 8,34% dan mengalami penurunan rasio menjadi 3,6 % pada tahun 2014. Terjadi penuruna rasio sebesar 4,74% di tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013 hal ini terjadi karena adanya penurunan laba usaha di tahun 2014 sebesar Rp. 1.917.548.442

Tabel 3.7 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio Profitabilitas 2013 2014 Perbandingan

1 Retun On Equity (ROE) 61% 26,83% 34,17% (-) 2 Operating Profit Margin 8,34% 3,6% 4,74% (-)

Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa perusahaan masih mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya. Walaupun terjadi penurunan rasio. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi penurunan rasio sebesar 34,17% pada ROA dan sebesar 4,74% pada rasio Operating Profit Margin yang menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan memburuk pada rasio Operating Profit Margin.

4. Rasio Leverage

(47)

40

digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

a. Rasio Hutang (Debt Ratio)

═ 6.2%

═ 10,2%

Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2013, 6,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada tahun 2014, 10,2% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang meningkat di tahun 2014 sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2013.

b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ( Debt To Euitqy Ratio)

═ 6,7%

(48)

Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2013, 6,7%% hutang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2041, 11,34% hutang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Terjadi peningkatkan rasio sebesar 4,64% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013.

Tabel 3.8 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014

No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan 1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 6,2% 10,2% 4% (+) 2 Rasio Hutang Terhadap

Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio)

6,7% 11,34% 4,64% (+)

Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)

(49)

42

Tabel 3.9

Perbandingan Rasio-rasio Keuangan PT. Pos Indonesia (persero) Medan 20000

Tahun 2013 dan 2014

No Keterangan 2013 2014 Perebandingan

1. Rasio Likuiditas

a. Total Asset Turn Over b. Receivable turn Over

b. Total Debt to Equity Ratio

(50)

43

Dari pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap rasio - rasio keuangan perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan operasional perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu:

1. Berdasarkan dari rasio liquiditas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan cukup liquid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun terjadi penurunan rasio liquiditas dari tahun 2013 ke 2014.

2. Berdasarkan rasio aktivitas 2013 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan perusahaan cukup efektif dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiiki oleh perusahaan

3. Berdasarkan rasio profitabilitas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga tahun 2014. Hal ini terjadi kerena perusahaan kurang mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio terus mengalami penurunan.

(51)

44

bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Artinya dana dari pihak luar dalam hal ini adalah hutang, yang tidak terlalu besar sehingga perusahaan sudah dapat dikatakan solvable.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

1. Rasio likuiditas masih dianggap baik oleh teori tetapi cenderung mengalami fluktuasi, hendaknya perusahaan tetap memperhatikan aktiva lancarnya sehingga modal kerja perusahaan mengalami kenaikan, dan sebaiknya manajemen perusahaan membuat suatu kebijakan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan aktiva lancar. Misalnya dengan mendapatkan tambahan modal sendiri dan mendapatkan hutang jangka panjang.

2. Rasio aktivitas perusahaan sudah cukup baik karena mengalami peningkatan untuk mempertahanka rasio aktivitas, manajamen harus dapat mengoptimalkan penggunaan aktiva untuk mendapatkan sejumlah laba sehingga tidak ada aset perusahaan yang mengangur.

(52)
(53)

22

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Lubis, Ade Fatma, dan Putra, Adi Syah. 2012. Manajamen Keuangan Sebagai Alat untuk Pengambilan Keputusan. Medan: USU Press.

Subramayam, K.R, dan John J. Wild. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Edisi sepuluh-Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Syahrial, Dermawan dan Purba, Djahotman. 2013. Analisis Laporan Keuangan Cara Mudah dan Praktis Memahami Lapora Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Gambar

Gambar 2.2 STRUTUR ORGANISASI PT. POS INDONESIA
Tabel 3.1 PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000
Tabel 3.2 PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000
Tabel 3.3  PT Pos Indonesia (persero) Medan 20000
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mendiknas (2007), aspek- aspek kompetensi pedagogik adalah sebagai berikut: (a) guru mengidentifikasi karakteristik belajar siswa di kelasnya, (b) guru

Menimbang, bahwa penggugat berdasarkan alasan bahwa ia tidak mampu untuk mengajukan permohonan untuk berperkara dengan biaya. Menimbang, bahwa untuk menguatkan

Kerusakan tersebut meliputi abrasi, akresi dan intrusi air laut (Taofiqurohman, 2012). Masyarakat Indonesia yang berada di negara kepulauan tidak asing dengan abrasi,

Informasi keuangan di atas disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK No.39

Kajian atau pengajian yang beriringan dengan kegiatan salat berjamaah seperti kuliah subuh atau ceramah tarawih dapat dilakukan dengan mengurangi durasi waktu

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian semangka terhadap denyut nadi pemulihan setelah melakukan aktivitas fisik

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain hubungan antara perusahaan dengan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang

Modul kelompok kompetensi E ini membahas Pemanfaat TIK dalam Pembelajaran dalam ranah pedagogi dan aspek penting dalam tata artistik, yaitu tata suara dan tata