• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK PENGEMBANGAN RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABSTRAK PENGEMBANGAN RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Oleh Mike Anita Putri

Rubrik penilaian keterampilan proses sains merupakansalah satu instrumen penilaian ranah psikomotor dalam ruang lingkup evaluasi pembelajaran IPA. Namun, dalam praktiknya masih banyak guru yang belum melaksanakan penilaian keterampilan proses sains karena belum tersedianya instrumen tersebut di

sekolah. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan guru dalam penilaian keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA yang relevan sesuai dengan standar penilaian pendidikan, maka peneliti telah mengembangkan rubrik penilaian keterampilan proses sains. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rubrik penilaian keterampilan proses sains. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Bandar Lampung. Subjek uji coba adalah siswa kelas VIII4SMP Negeri 1 Bandar

▸ Baca selengkapnya: rubrik penilaian ujian praktek seni budaya

(2)

penilaian yang dikembangkan memenuhi syarat kemudahan dengan skor 3,33 yang berkriteria mudah, dan rubrik penilaian yang dikembangkan juga memenuhi syarat kemenarikan dengan skor 3,00 yang berkriteria menarik. Pengukuran keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan rubrik penilaian

keterampilan proses sains yang dikembangkan telah menunjukkan keterampilan proses sains siswa yang baik dengan hasil pengukuran yang diperoleh yaitu 56,00% siswa mencapai kategori keterampilan proses sains sangat baik, 20,00% siswa berkategori baik, dan 24,00% siswa dengan kategori cukup. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa yang dapat membantu guru dalam melakukan penilaian ranah psikomotor pada pembelajaran IPA.

▸ Baca selengkapnya: contoh rubrik penilaian antar teman

(3)
(4)

KETERAMPILAN PROSES SAINS

(Skripsi)

Oleh

MIKE ANITA PUTRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian Kinerja ... 6

1. Pengertian Penilaian ... 6

2. Pengertian Penilaian Kinerja ... 10

B. Rubrik Penilaian ... 16

C. Keterampilan Proses Sains ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Prosedur Penelitian Pengembangan... 30

1. Analisis Kebutuhan ... 31

(7)

3. Validasi Ahli dan Revisi... 33

4. Uji Coba Lapangan dan Revisi... 34

5. Produk Akhir ... 35

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan... 39

B. Pembahasan... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

(8)

Lampiran Halaman

1. Observasi Kebutuhan SMP N 1 Bandar Lampung ... 57

2. Transkripsi Wawancara ... 58

3. Kisi-Kisi Prototipe I ... 60

4. Prototipe I... 62

5. Instrumen Uji Ahli ... 66

6. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 71

7. Silabus... 73

8. Lembar Kerja Kelompok (LKK)... 75

9. Kunci Lembar Kerja Kelompok (LKK)... 82

10. Kisi-Kisi Prototipe II... 89

11. Prototipe II ... 91

12. Data Uji Coba Keterampilan Proses Sains... 94

13. Uji Reliabilitas ... 96

14. Instrumen Uji Kemanfaatan ... 100

15. Data Hasil Pengukuran Keterampilan Proses Sains... 103

16.Story Board... 105

(9)

Tabel Halaman

2.1. Rencana Kerangka Penilaian Kinerja... 13

2.2. Penilaian Laporan Lab (Assessing lab write-ups)... 15

2.3. Template untuk Rubrik Holistik... 18

2.4. Template untuk Rubrik Analitik... 19

2.5. Kriteria Penilaian... 20

3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Reliabilitas ... 37

3.2. Kriteria Nilai Keterampilan Proses Sains... 38

4.1. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ... 39

4.2. Reliability Statistic... 46

(10)
(11)
(12)

MOTO

“Dan bahwasanya setiap manusia itu tiada akan memperoleh (hasil) selain apa yang telah diusahakannya”

(Q.S. An-Najm: 39)

“Jadikanlah kekecewaan dimasa lalu menjadi senjata sukses dimasa depan” (Mike Anita Putri)

“Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki”

(13)
(14)

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,

penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih penulis yang tulus kepada:

Ibunda Purwanti tercinta yang tanpa henti memperjuangkan nasib anak-anaknya dan dengan ketulusan do’a,air mata serta kasih sayang yang tanpa putus,

senantiasa memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis

Ayahanda Ambriyanto tercinta yang telah memberikan segala upaya demi kelangsungan hidup anak-anaknya.

Adik-adik tersayang “Reby Feryanto”, dan “Yuda Irawan” yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir

penulis

Tedy Armiko tersayang yang memberikan semangat, selalu menghibur dan menyertai penulis dalam menyelesaikan studi ini.

(15)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 04 November 1991, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ambriyanto dan Ibu Purwanti.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1997 di SD Negeri 2 Bukitkemuning, Kabupaten Lampung Utara dan selesai pada tahun 2003. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bukitkemuning, Lampung Utara hingga tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bukitkemuning, Lampung Utara dan selesai pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa reguler program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(16)

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Rubrik

Penilaian Keterampilan Proses Sains”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M. Sc., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi, semangat, saran serta kritiknya kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi, semangat, saran serta kritiknya selama dalam proses penyusunan skripsi ini.

(17)

evaluator uji ahli desain dan uji ahli materi multimedia, terima kasih atas waktu dan masukannya.

8. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung. 9. Bapak Supandi, S. Pd., M. M., selaku Kepala SMP Negeri 10 Bandar

Lampung yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian. 10. Ibu Tuti Widyawati, S. Pd., selaku guru Fisika SMP Negeri 10 Bandar

Lampung yang selalu memberi semangat dan dukungannya selama penelitian. 11. Bapak dan ibu dewan guru SMP Negeri 1 Bandar Lampung serta Anak-anak

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya.

12. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

13. Keluarga besar: Mbah, Ayah zul, Bik Lia, Paklek Hery, Om edi, Ibu Nur, Bapak Suwarno, Kak teguh, Mba mei, Iko, Niken dan saudara sepupu yang telah menginspirasiku sepanjang hidup

14. Sahabat tersayang, Ria, Ziah, Silvi, Lidya, Icha, Yana, Cece, Nelly dan Hesty yang selalu memberikan semangat, dukungan, canda tawa, mendengarkan segala keluh kesah penulis, memberikan nasehat, dan perhatian. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

(18)

Suci, Widi, Riki, Richard, Johan, Sena, dan Erlangga yang selalu menghibur dan mendukung penulis. Terima kasih untuk kebersamaan dan silaturahmi yang terjaga sampai saat ini dan kapanpun

17. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin.

Bandarlampung, Agustus 2014 Penulis,

(19)

A. LatarBelakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan dapat membentuk manusia yang cerdas dan berkualitas. Salah satu hal yang tak bisa terlepaskan dalam bidang pendidikan adalah hasil belajar. Dimana hasil belajar yang diperoleh peserta didik sangat mempengaruhi keberhasilan dari tujuan pembelajaran. Hasil belajar dapat menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Penilaian (assessment)merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Penilaian bertujuan untuk membantu peserta didik mengidentifikasi dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar.Salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan berkesinambungan, dengan demikian guru harus menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dan mencakup semua aspek kompetensi untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

(20)

psikomotor siswa salah satu instrumen penilaian yang digunakan adalah rubrik. Rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik yang terdiri atas skor dan kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor tersebut. Rubrik juga merupakan salah satuassessmentalternatif yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai siswa secara komprehensif. Dikatakan komprehensif karena kompetensi siswa tidak hanya dilihat pada akhir proses saja, tetapi juga pada saat proses

berlangsung. Maka dari itu rubric dapat berfungsi ganda yaitu sebagai penuntun kerja dan sebagai instrument evaluasi. Selain itu, rubrik juga sangat cocok digunakan pada era yang sangat mengedepankan kompetensi seperti saat ini.

Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran fisika merupakan bagian dari pembelajaran sains, ada 2 hal yang berkaitan dengan fisika yang tidak dapat dipisahkan, yaitu fisika sebagai produk (pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip dan teori) temuan ilmiah dan fisika sebagai proses ilmiah. Oleh karena itu, pembelajaran harus

memperhatikan karakteristik ilmu sebagai proses dan produk yang dibangun melalui pengembangan keterampilan proses sains.

(21)

keterampilan proses sains, siswa dapat lebih memahami apa yang dipelajarinya, karena siswa tidak hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi menemukan pengetahuan itu sendiri. Keterampilan proses sains harus ditumbuhkan dalam diri siswa sesuai dengan taraf perkembangannya sehingga dalam aplikasi di kehidupan sehari–hari siswa terlatih untuk lebih berpikir kritis dan bertindak sesuai dengan ilmu yang diperoleh.

Dalam upaya menentukan tingkat ketercapaian kinerja siswa yang mengacu pada pembentukan keterampilan proses sains siswa maka diperlukan rubrik penilaian keterampilan proses sains sebagai pedoman dalam penilaian kinerja dan hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung, ketersediaan instrumen penilaian psikomotor di sekolah masih terbatas yaitu hanya tugas unjuk kerja beserta soal-soal tanpa mengacu pada pembentukan keterampilan proses sains siswa. Dengan demikian pedoman penskoran (rubrik) dan lembar

observasi belum tersedia di sekolah ini. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka telah dilakukan penelitian pengembangan dengan judul“PengembanganRubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(22)

2. Apakah rubrik keterampilan proses sains yang dikembangkan layak digunakan dan bermanfaat sebagai pedoman penilaian?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah

1. Mengembangkan rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA.

2. Menguji kelayakan rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa yang telah dikembangkan untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa pada pembelajaran fisika.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini di antaranya: 1. Tersedianya rubrik penilaian keterampilan proses sains.

2. Sebagai contoh rubrik penilaian bagi guru agar dapat lebih baik dalam menilai keterampilan proses sains yang dimiliki siswa dan hasil belajar siswa.

3. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain untuk penelitian selanjutnya.

E. RuangLingkup

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

(23)

2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan rubrik penilaian keterampilan proses sains.

3. Rubrik penilaian yang dimaksud adalah salah satuassessmentyang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai kompetensi siswa.

4. Rubrik penilaian yang digunakan adalah rubrik holistik. Rubrik holistik merupakan rubrik yang menilai proses secara keseluruhan tanpa adanya pembagian komponen yang terpisah.

5. Keterampilan proses sains yang dimaksud adalah: keterampilan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, memprediksi, menerapkan konsep, dan

mengkomunikasikan.

6. Kompetensi Dasar yang menjadi fokus untuk dikembangkan rubrik penilaiannya adalah materi Cahaya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas VIII SMP sesuai dengan standar isi BSNP.

(24)

A. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) 1. Pengertian Penilaian

Menurut Uno (2012: 1), yaitu:

Assessmentmerupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode/instrumen pendidikan lainnya.

Sedangkan menurut Hamid (2011: 15), yaitu:

Pengertian asesmen atau penilaian adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara menyeluruh. Penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar,

kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode atau prosedur formal atau informal untuk

(25)

untuk evaluasi. Fokus asesmen adalah pencapaian hasil atau prestasi belajar peserta didik. Informasi pencapaian hasil atau prestasi belajar peserta didik diperoleh dengan menggunakan berbagai bentuk dan alat pengukuran dan non pengukuran atau tes dan non tes, formal ataupun non formal.

Depdiknas (2007 : 3) dalam Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang standar penilaian mengungkapkan bahwa penilaian pendidikan adalah proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Sahih, artinya penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif, artinya penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, artinya penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

d. Terpadu, artinya penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. Terbuka, artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

(26)

mengikuti langkah-langkah baku.

h. Beracuan Kriteria, artinya penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, artinya penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Dalam suatu penilaian terdapat prinsip-prinsip penilaian yang harus dipatuhi. Kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

Menurut Surapranata dan Hatta dalam Arifin (2011 : 190), ada berbagai bentuk dan teknik yang dapat dilakukan dalam penilaian, yakni (1) penilaian kinerja (perfomance), (2) penilaian hasil kerja (product), (3) penilaian penugasan (project), (4) penilaian tes tertulis (paper and pen), (5) penilaian portofolio, dan (6) penilaian sikap.

Adapun Teknik dan Instrumen Penilaian menurut Depdiknas (2007 : 4) dalam Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang standar penilaianyaitu:

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

(27)

3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung atau di luar kegiatan pembelajaran.

4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah atau proyek.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi

persyaratan (a) substansi, adalah mempresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) kontruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi, kontruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN

memenuhi persyaratan substansi, kontruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun.

Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Menurut Zainul dan Mulyana (2005) Setiap

penggunaan asesmen atau penilaian dicirikan oleh hal-hal berikut: 1. Menuntut siswa untuk merancang, membuat, menghasilkan,

mengunjukkan atau melakukan sesuatu

(28)

3. Menggunakan kegiatan-kegiatan yang bermakna secara instruksional; 4. Menuntut penerapan yang autentik pada dunia nyata;

5. Penskoran lebih didasarkan pada pertimbangan manusia yang terlatih daripada mengandalkan mesin. Untuk memperoleh asesmen dengan standar tinggi, maka penggunaan asesmen harus: relevan dengan standar atau kebutuhan hasil belajar siswa; adil bagi semua siswa; akurat dalam pengukuran; berguna; layak dan dapat dipercaya.

Zainul dan Mulyana (2005), menggagaskan 5 petunjuk bagi guru penggunaan asesmen dalam kelas dan juga fungsi asesmen terhadap pembelajaran, yaitu:

Kelima petunjuk tersebut adalah: (1) senantiasa menganggap bahwa pembelajaran terus berlangsung; (2) selalu meminta siswa untuk

menunjukkan bukti-bukti bagaimana mereka belajar; (3) memberi siswa umpan balik tentang respon kelas serta rencana pengajar tentang respon tersebut; (4) melakukan penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk

meningkatkan pembelajaran; dan (5) menilai ulang bagaimana penyesuaian-penyesuaian tersebut bekerja cukup baik.

fungsi asesmen terhadap pembelajaran, yaitu: (1) Meningkatkan motivasi belajar siswa (2) Meningkatkan daya transfer hasil belajar (3) Membantu siswa untu melakukan asesmen diri sendiri(self asessment)(4) Membantu mengevaluasi efektivitas proses pembelajaran.

Tujuan penilaian tidak bisa lepas dari tujuan pendidikan nasional, dikarenakan tujuan penilaian berkaitan dengan tujuan instruksional khusus. Tujuan

instruksional khusus adalah jabaran dari tujuan instruksional umum. Sedangkan tujuan instruksional umum terkait dengan tujuan kurikuler, dan seterusnya sampai dengan keterkaitannya dengan tujuan nasional.

2. Pengertian Penilaian Kinerja

(29)

tersebut, selain berupa tes obyektif, sebaiknya dilakukan juga penilaian terhadap kinerja siswa.

Stiggins (1994: 160) mengemukakan bahwa “Performance assessments involve students in activities that require the demonstration of certain skills and/or the creation of specified products”.Penilaian kinerja merupakan penilaian yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang menuntut siswa unjuk kemampuan baik dalam keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai perwujudan dari penguasaan pengetahuan.

Sedangkan menurut Majid (2006: 88):

performance assessmentmerupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.

Maka boleh dikatakan bahwaperformance assessmentadalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwaperformance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.

Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses

(30)

senada mengenai karakteristik penilaian kinerja juga diungkapkan oleh Norman dalam Mahmudah (2000:18) yaitu :

(1) tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata; (2) tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;

(3) waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak; (4) dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.

Pusat Kurikulum (2007: 7) mengemukakan bahwa dalam penilaian unjuk kerja/kinerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b) kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

c) kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas

d) upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.

e) kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.

Tugas-tugas pada penilaian kinerja lebih menekankan kepada kemampuan siswa memecahkan masalah, komunikasi, hubungan konsep dengan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian penilaian kinerja dapat mengevaluasi informasi pengetahuan yang telah diperoleh siswa dan apa yang dapat dilakukan siswa.

Stiggins (1994: 162) mengungkapkan bahwa target yang dapat dicapai melalui penilaian kinerja meliputi:

a) Knowledgeatau pengetahuan; b)Reasoning, yang berarti penalaran atau aplikasi pengetahuan untuk dapat memecahkan suatu maslah;

c)Skill, yaitu keterampilan atau kecakapan siswa; d)Product, yaitu berbagai macam karya cipta; dan e)Affect,yaitu sikap.

(31)

Rencana kerangka penilaian menurut Stiggins (1994: 169) dapat digambarkan melalui Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Rencana Kerangka Penilaian Kinerja

Faktor Desain Pilihan

a. Pencapaian Target

Tujuan Dasar Perilaku untuk didemonstrasikan Produk untuk diciptakan

Fokus Penilaian Penilaian individu Penilaian Kelompok

Kriteria Kinerja Mencerminkan aspek penilaian yang spesifik

b. Pengembangan Tugas

Jenis Tugas Tugas terstruktur Tugas tidak terstruktur

Isi Tugas Menggambarkan target, kondisi, dan standar

Jumlah Tugas Mempertimbangkan fungsi tujuan, target, dan sumber daya yang tersedia

c. Pelaksanaan Penilaian Sistem Penilaian Holistic

Analytical Bentuk Penilaian Daftarchecklist

Skala bertingkat

Tenaga ahli di luar guru

Siswa menilai dirinya sendiri (self assessment)

Siswa menilai siswa lain (peer assessment)

Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuatperformance assessment adalah:

1) melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik)

(32)

3) membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyak sehingga semua kriteria- kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas

4) mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati

5) kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain.

Pickford dan Brown (2006: 70) mengemukakan bahwa Lab write-ups are still the most commonly used method of assessment of practical skills in many

laboratories, and they can be useful in assessing knowledge of experimental procedures, analysis and interpretation of result.Penulisan laporan laboratorium (lab write-up) merupakan metode penilaian keterampilan praktik/ kinerja yang paling banyak digunakan di banyak laboratorium, dan bisa digunakan untuk menilai pengetahuan prosedur eksperimen, analisis dan interpretasi hasilnya.

(33)

Tabel 2.2 Penilaian Laporan Lab (Assessing lab write-ups)

Strategi untuk penilaian penulisan laporan lab

(lab write-up)

Keunggulan laporan (write-up) tradisional

Permasalahan dengan pendekatan Siswa bekerja dalam tim.

Laporan tim diserahkan (bukan individu).

Tidak mengatasi masalah siswa yang belum dapat memanfaatkan umpan balik tutor.

Hanya menandai sampel atau seleksi dari latihan laboratorium.

Dapat mengurangi beban penandaan

Jika siswa mengetahui laporan (write-ups) tidak akan mengurangi upaya penandaan. Tidak membahas siswa yg belum dapat

memanfaatkan umpan balik.

Penandaan dilakukan oleh mahasiswa pascasarjana dari penandaan. Tidak membahas siswa yg belum memanfaatkan umpan balik

Meminta siswa untuk menyerahkan laporan (write-up) mereka dengan menggunakan buku kerja, kotak atau beberapa format lain yang ditentukan.

mengurangi waktu menandai

Menghilangkan inisiatif siswa. Buku catatan selesai dengan mudah bisa di lewati dari kelompok ke kelompok

Menggunakan soal pilihan ganda untuk menguji pemahaman praktek

Komputer dapat menilai menghapus menandai beban sepenuhnya. umpan balik yang cepat dapat diberikan

Keterampilan menulis laporan tidak

dikembangkan

Menilai laporan siswa yang dilakukan oleh siswa lain

mengurangi staf yang menandai beban secara signifikan

Membutuhkan pedoman penandaan yang jelas dan eksplisit. Dapat

(34)

Beberapa saran untuk penilaian keterampilan praktik di laboratorium juga dinyatakan oleh Pickford dan Brown (2006: 77), yaitu:

1. Pertimbangkan strategi-strategi untuk mengurangi bebean kerja siswa dalam menghasilkan penulisan laporan laboratorium

2. Pertimbangkan strategi-strategi untuk mengurangi beban kerja staf dalam menghasilkn penulisan laporan laboratorium.

3. Pertimbangkan alternatif-alternatif terhadap penulisan laporan laboratorium.

4. Pertimbangkan cara siswa akan memanfaatkan umpan balik

B. Rubrik Penilaian

Rubrik adalah salah satuassessmentalternatif yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai siswa secara komprehensif. Dikatakan komprehensif karena kompetensi/kinerja peserta didik tidak hanya dilihat pada akhir proses saja, tetapi juga pada saat proses berlangsung. Rubrik dapat berfungsi ganda sebagai penuntun kerja dan sebagai instrumen evaluasi. Andraded dalam Zainul (2003: 17) mengemukakan bahwa, rubrik sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.

(35)

Secara umum ada dua tipe rubrik, yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik. Rubrik holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, tidak dari bagian-bagian komponennya. Sedangkan rubrik analitik menuntut pemberi skor untuk menilai komponen-komponen yang terpisah atau tugas-tugas individual yang berhubungan dengan kinerja yang dimaksud. Mertler dalam Arends (2008: 244), mengatakan bahwa

rubricsholistik lebih cocok bila tugas kinerjanya menuntut mahasiswa untuk membuat respons tertentu dan tidak ada jawaban yang mutlak benar. Rubricsanalitik biasanya lebih disukai bila yang dituntut adalah tipe respons yang agak terfokus.

Pada bukuEducational Assessment of Students, Nitko (1996: 266), mengemukakan bahwa rubrik ada 3 jenis, yaitu :

1. rubrik holistik, yaitu rubrik yang menilai proses secara keseluruhan tanpa adanya pembagian komponen secara terpisah,

2. rubrik analitik, yaitu rubrik yang menilai proses secara terpisah dan hasil akhirnya adalah dengan menggabungkan penilaian dari tiap komponen, 3. Holistik dengan catatan, yaitu rubrik untuk mendukung penilaian holistik

karena didalamnya disertai dengan catatan mengenai kekuatan dan keterbatasan dari proses yang sedang dinilai.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik terdiri atas 2 jenis yaitu holistik dan analitik. Setiap jenis memiliki penilaian yang berbeda, rubrik holistik digunakan untuk menilai kemampuan/proses secara keseluruhan tanpa ada pembagian komponen secara terpisah. Sedangkan, rubrik analatik digunakan untuk menilai kemampuan/proses secara lebih spesifik. Gunawan (2009) menyatakan bahwa:

dalam rubrik holistik salah satu penyebutan yang digunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak

(36)

Rahayu (2002: 290) mengungkapkan keuntungan dari masing-masing jenis rurik, yaitu:

Keuntungan rubrik analitik:

a) Memberikan umpan balik tentang performansi siswa dalam setiap elemen assessmen; b) dapat disusun dengan mudah dalam bentuk sebuah matrik jika banyak elemen yang sedang dinilai; c) efektif jika digunakan untuk

mendiagnosis kemajuan atau kebutuhan siswa secara individu; dan d) dapat dikembangkan untuk mengevaluasi materi atau proses yang sangat kusus. Sedangkan rubrik holistik memiliki keuntungan:

a) Lebih mudah dan lebih cepat daripada menggunakan rubrik analitik; b) efektif bila digunakan untuk evaluasi akhir; c) memberikan nilai/ skor tunggal untuk performansi lengkap; dan d) sangat efektif jika semua elemen yang dinilai saling terkait.

Untuk memudahkan dalam membuatrubrics, Mertler dalam Arends( 2008: 245), membuatkantemplateuntuk rubrik holistik dan rubrik analitik sebagai berikut :

a. Rubrik holistik

Tabel 2.3 Templateuntuk Rubrik Holistik

Skor Deskripsi

5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahannya. Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.

4 Memperlihatkan pemahaman yang cukup tentang permasalahannya. Seluruh persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons.

3 Memperlihatkan pemahaman parsial tentang pemahamannya. Kebanyakan persyaratan tugas dimasukkan ke dalam respons. 2 Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang permasalahannya.

(37)

b. Rubrik analitik

Tabel 2.4 Templateuntuk Rubrik Analitik

Mulai Mengembangkan Menguasai *Exemplary Skor Kriteria pergeseran ke arah kinerja tingkat pergeseran ke arah kinerja tingkat pergeseran ke arah kinerja tingkat pergeseran ke arah kinerja tingkat

(38)

Tabel 2.5 Kriteria Penilaian

Rujukan Skor Kriteria

Zainul dalam Anwar (2005) untuk kriteria penilaian yang bersifat holistik

4 Respon terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan akurat dan memperlihatkan pemahaman yang utuh. Respons dikemukakan dalam suatu tulisan yang lancar dan hidup. Jawaban singkat dan langsung ke masalah yang diminta, dan kesimpulan atau pendapat mengalir secara logis. Secara menyeluruh respons lengkap dan sangat memuaskan.

3

Respon sudah menjawabtugas yang diberikan. Informasi yang diberikan akurat. Respons dikemukakan dalam tulisan yang lancar. Uraian cenderung bertele-tele

2

Respon kurang memuaskan. Sungguh pun informasi yang diberikan akurat tetapi tidak ada kesimpulan atau pendapat. Ada masalah dengan alur berpikir yang ditawarkan (kurang logis)

1

Respon tidak menjawab tugas yang diberikan. Banyak informasi yang hilang dan tidak akurat. Tidak ada kesimpulan atau pendapat. Secara menyeluruh respons tidak akurat dan tidak lengkap

Zainul dalam Anwar (2005) untuk kriteria penilaian yang bersifat analitik

4 Semua spesifikasi yang diberikan benar 3 Sebagian besar spesifikasi yang diberikan

benar

2 Hanya sebagian kecil spesifikasi yang diberikan benar.

1 Spesifikasi yang diberikan pada umumnya salah

Departemen Pendidikan Nasional (2003: 13) untuk kriteria penilaian yang bersifat analitik

5 Bila cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat

4 Bila cara melakukan aspek keterampilan tepat

3 Bila cara melakukan aspek keterampilan agak tepat

2 Bila cara melakukan aspek keterampilan tidak tepat

(39)

Zainul dan Mulyana (2003: 5.18) mengemukakan bahwa

Pada dasarnyarubricmemiliki stuktur yang terdiri: pertama adalah senarai, yaitu daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan kedua adalah gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk.

Dari contoh-contoh rubrik di atas dapat disimpulkan bahwa rubrik dibuat dalam bentuk tabel dua lajur, yaitu baris yang berisi kriteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar. Kemudian dirinci menjadi

komponen-komponen penting atau dapat pula komponen-komponen ditulis langsung tanpa dikelompokkan dalam garis besar. Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa dimensi. Setiap dimensi harus didefinisikan agar lebih jelas. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap kategori mutu sebaiknya diberi contoh-contoh kinerja agar mempermudah guru. Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu :

1. Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak didik.

2. Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai setiap dimensi 3. Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi

4. Standar untuk setiap katagori kinerja.

Donna Szppyrka dan Ellyn B. Smith dalam Bathesta dan Wahyuni (2011: 17) menyebutkan langkah-langkah pengembanganscoring rubricssebagai berikut: 1. menentukan konsep, keterampilan, dan kinerja yang akan diases (asesmen),

(40)

2. merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan konsep dan atau keterampilan yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.

3. menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas (task) yang harus diases.

4. menentukan skala yang akan digunakan.

5. mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan (secaragradual). Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberi angka pada setiap gradasi atau memberi deskripsi gradasi.

6. melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja mahasiswa denganrubricyang telah dikembangkan.

7. berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja mahasiswa dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan keterampilan yang akan diases.

8. memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. Apakah skala tersebut memang telah membedakan secara jelas tentang kinerja yang ditunjukkan oleh siswa.

9. merevisi skala yang digunakan.

Menurut Gunawan (2009), skala penilaian yang disarankan dalam membuat rubrik adalah skala 4 (0 - 3 atau 1–4) dan skala 6 (0–5 atau 1–6). Adapun manfaat atau kegunaan dari rubrik penilaian adalah sebagai berikut :

1. Rubrik menjelaskan deskripsi tugas.

(41)

3. Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat. 4. Penilaian lebih objektif dan konsisten.

5. Para peserta didik jadi pembelajar aktif.

6. Para peserta didik memperolehcontent knowledgedanprocedural knowledge. 7. Para peserta didik dapat menilai kinerja kelompoknya sendiri.

8. Baik pendidik maupun peserta didik memperoleh alat refleksi yang efektif tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.

9. Sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja siswa.

C. Keterampilan Proses Sains

Menurut Indrawati dikutip oleh Nuh (2010: 1) keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk didalamnya juga interaksi dengan isinya

(content). Lebih lanjut Hill dalam Mahmuddin (2010: 1) mengemukakan bahwa: Keterampilan proses memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memahami pengetahuan sains. Dalam hal ini, terbentuknya pengetahuan dalam sains dilakukan melalui proses yang ilmiah (metode ilmiah).

Keterampilan yang mendasari premis yang mengatur metode ilmiah disebut sebagai keterampilan proses sains.

Jadi keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu

(42)

Trihastuti dalam Mahmuddin (2010: 1) berpendapat bahwa:

Keterampilan proses sains yang dielaborasikan dalam pembelajaran sains dapat melibatkan berbagai keterampilan baik yang bersifat intelektual, manual maupun sosial. Dengan terbentuknya produk pengetahuan melalui proses kerja ilmiah ini, maka terbentuklah sikap-sikap ilmiah. Sikap ilmiah ini penting untuk menjaga kemurnian pengetahuan dan kesinambungan dalam perkembangannya. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan proses sains pada siswa harus terus dilakukan melalui evaluasi dan penilaian yang berkesinambungan.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan aspek-aspek kegiatan intelektual yang biasa dilakukan oleh saintis dalam menyelesaikan masalah dan menentukan produk-produk sains. Keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Keterampilan proses sains juga merupakan penjabaran dari metode ilmiah. Serta keterampilan proses mencakup keterampilan

berpikir/keterampilan intelektual yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siswa melalui proses belajar mengajar dikelas, yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang produk IPA.

Dalam pembelajaran sains, terdapat enam langkah-langkah metode ilmiah yang kemudian dikembangkan dan dijabarkan menjadi sebuah keterampilan proses sains yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada siswa. Menurut Hess dalam Mahmuddin (2010: 1), keenam langkah-langkah metode ilmiah tersebut, yaitu:

a) Mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah

b) Membuat latar belakang penelitian atau melakukan observasi c) Menyusun hipotesis

(43)

Menurut Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 1), keterampilan proses sains merupakan dasar dari pemecahan masalah dalam sains dan metode ilmiah.

Keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.

Menurut Rezba dan Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 1), keterampilan proses dasar terdiri atas enam komponen, yaitu:

a) Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan fitur identifikasi lain.

b) Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek

c) Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran.

d) Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara lain untuk berbagi temuan.

e) Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan. f) Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.

Perpaduan dua kemampuan keterampilan proses dasar atau lebih membentuk keterampilan proses terpadu. Menurut Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 1), keterampilan proses terpadu meliputi:

(44)

b) mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan

c) membuat defenisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam penyelidikan berdasarkan karakteristik diamati.

d) percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data e) interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan.

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh.

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan proses sains yang dituntut untuk dimiliki siswa. Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi guru dalam mengajar.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Padilla dalam Nurohman (2010), bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

1) the basic (simpler) process skilldan 2) integrated (more complex) skills. The basic process skill, terdiri dari 1) Observing, 2)Inferring, 3)Measuring, 4)Communicating, dan 5)Classifying, 6) Predicting. Sedangkan yang termasuk dalamIntegrated Science Process Skills adalah 1)Controlling variables,2)Defining operationally,3)Formulating hypotheses, 4) Interpreting data,5)Experimentingdan,6)Formulating models.

(45)

dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh.

Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. MenurutSmithdan Welliverdalam Mahmuddin (2010), pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.

2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.

(46)

lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.

4. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang

memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo dalam Mahmuddin (2010),

penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai. 2. Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.

3. Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).

4. Membuat kisi-kisi instrumen.

5. Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)

6. Melakukan validasi instrumen.

7. Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.

(47)

9. Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

(48)

A. Desain Penelitian

Metode penelitian ini, yaituresearch and developmentatau penelitian dan pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini yang dikembangkan adalah pembuatan rubrik penilaian keterampilan proses sains pada pembelajaran fisika.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A di SMP Negeri 1 Bandar Lampung yang terdiri dari 32 siswa. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 di SMP Negeri 1 Bandar Lampung.

B. Prosedur Pengembangan Produk

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang diadaptasi dari prosedur pengembangan menurut Borg & Gall yang dimodifikasi oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional (2008 : 11) yang disintesiskan dengan prosedur pengembangan rubrik penilaian menurut Donna dan Ellyn dalam Bathesta dan Wahyuni (2003: 17). Adapun prosedur pengembangannya sebagai berikut : 1. Analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan

(49)

4. Uji coba produk dan revisi 5. Produk akhir

Tahapan penelitian dan pengembangan tersebut digambarkan dalam gambar di bawah ini :

Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Pengembangan

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan adalah untuk mengetahui seberapa perlukah rubrik penilaian yang akan dikembangkan. Analisis kebutuhan

Tahap 1. Analisis Kebutuhan

Tahap 2. Pengembangan Produk Awal

Tahap 3. Validasi Ahli

Revisi

Tahap 4. Uji Coba Produk

Revisi

(50)

ini dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Sasaran wawancara adalah guru mata pelajaran fisika. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung tentang penilaian pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru khususnya penggunaan rubrik penilaian dalam menilai keterampilan proses sains siswa.

Analisis bagaimana membuat rubrik penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan melihat tinjauan pustaka dari berbagai sumber tentang rubrik penilaian dan keterampilan proses sains dengan uji ahli setelah produk awal dibuat.

2. Pengembangan Produk Awal

Pengembangan produk awal berupa instrumen penilaian psikomotor pada

pembelajaran fisika. Instrumen penilaian psikomotor yang dimaksud adalah rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa disebut Prototipe I. Langkah-langkah dalam mengembangkan rubrik adalah sebagai berikut :

1. Menentukan keterampilan atau kinerja.

Keterampilan atau kinerja yang akan diasesmen dalam pengembangan rubrik ini adalah keterampilan proses sains.

2. Merumuskan keterampilan ke dalam rumusan yang menggambarkan aspek kinerja.

(51)

4. Menentukan skala yang akan digunakan.

Skala yang digunakan dalam rubrik penilaian ini adalahRating Scaledengan rincian sebagai berikut:

Sangat baik = 5

Baik = 4

Cukup = 3

Kurang baik = 2

Tidak baik = 1

5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan (secaragradual). Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberi angka pada setiap gradasi atau memberi deskripsi gradasi.

3. Validasi Ahli dan Revisi

Pada tahap ini dilakukan uji ahli, yakni penelaahan rubrik penilaian yang ditujukan pada dosen yang ahli mengenai rubrik penilaian. Uji ahli dilakukan untuk mengukur apakah rubrik yang dikembangkan sudah tepat dan mengetahui ketidaksesuaian pada produk yang dibuat baik dari aspek materi rubrik, aspek konstruksi rubrik, dan aspek bahasa yang digunakan dalam penyusunan rubrik. Data hasil uji ahli materi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi terhadap produk awal.

(52)

4. Uji Coba Produk dan Revisi

a. Uji coba produk

Uji coba rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa dilakukan di kelas VIII 4 SMP Negeri 1 Bandar Lampung yang berjumlah 25 siswa dengan berbagai karakteristik pengetahuan yang beragam. Prosedur pelaksanaannya yaitu: 1. melaksanakan pembelajaran pada materi cahaya dengan melalui metode

praktikum yang berorientasi pada keterampilan proses sains 2. menilai kinerja siswa yang dilakukan oleh guru fisika dan peneliti

menggunakan rubrik penilaian keterampilan proses sains yang dikembangkan.

3. Penilaian ini dilakukan serentak oleh penilai pada saat siswa melakukan praktikum.

b. Analisis hasil uji coba

Setelah uji coba produk, dilakukan analisis hasil uji lapangan yaitu analisis reliabilitas instrumen dan kemanfaaatan produk yang kemudian dilakukan perbaikan dalam penyempurnaan produk.

c. Melaksanakan pengukuran

(53)

d. Menafsirkan Hasil Pengukuran

Penafsiran hasil pengukuran yaitu dengan menentukan kriteria, menentukan skor tertinggi dan skor terendah, dan menyusun klasifikasi menjadi empat kategori nilai keterampilan proses sains yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.

5. Produk Akhir

Setelah dilakukan revisi produk kemudian dilakukan tahap produksi. Produk akhir ini berupa instrumen penilaian psikomotor yakni rubrik penilaian keterampilan proses sains.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan empat macam metode pengumpulan data. Keempat macam metode tersebut meliputi.

1. Metode Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan instrumen penilaian psikomotor.

2. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengetahui sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang proses penilaian.

3. Metode Angket

(54)

D. Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Data hasil observasi dan wawancara digunakan untuk menyusun latar belakang dilakukannya penelitian ini dan mengetahui tingkat keterbutuhan program pengembangan.

Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli desain dan ahli materi melalui uji ahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan untuk digunakan sebagai acuan penilaian.

Data kemanfaatan produk diperoleh melalui hasil uji lapangan kepada pengguna (guru) secara langsung dengan prosedur guru menggunakan rubrik penilaian kemudian mengisi angket uji kemanfaatan. Analisis reliabilitas instrumen

(55)

=

1 1

Keterangan :

α = koefisien reliabilitasalpha k = banyaknya belahan

Σsj2 = jumlah varians skor belahan sx2 = varians skor total

(Azwar, 2000: 184)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metodeAlpha

Cronbach’syang diukur berdasarkan skalaalpha cronbach’s0 sampai 1, uji ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.

Kriteria penafsiran koefisien reliabilitas menurut Arikunto (2006) disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Penafsiran Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Tafsiran

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Sedang (cukup)

0,20–0,39 Rendah

< 0,20 Sangat rendah

(56)

Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan ketercapaian keterampilan proses sains siswa. Penentuan kategori hasil pengukuran keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Nilai Berdasarkan Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains

No Skor Peserta Didik Kategori Sikap

1 86 100 Sangat Baik

2 76 85 Baik

3 66 75 Cukup

4 56 65 Kurang

(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini sebagai berikut: 1. Hasil penelitian pengembangan ini yaitu rubrik penilaian keterampilan proses

sains yang berisi petunjuk penggunaan rubrik, kisi-kisi rubrik, rubrik yang memuat 8 butir aspek keterampilan proses sains, dan lembar observasi. 2. Hasil uji lapangan menyatakan rubrik keterampilan proses sains layak

digunakan sebagai pedoman penilaian. Berdasarkan hasil penelitian rubrik penilaian keterampilan proses sains memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,802. Selain itu, hasil uji

kemanfaatan menunjukkan bahwa rubrik penilaian yang dikembangkan sangat bermanfaat dengan skor kemanfaatn 3,83, mudah digunakan dengan skor kemudahan 3,33, dan sangat menarik dengan skor kemenarikan 3,00.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian pengembangan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

(58)

2. Melakukan penelitian lanjutan berupa pengembangan rubrik penilaian yang lain seperti keterampilan metakognisi, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan yang berkaitan dengan suatu materi pelajaran.

(59)

Arends, Richard I. 2007.Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar (Ed. 7 Jilid 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zainal. 2011.Evaluasi Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, Saifuddin. 2000.Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bathesta, Yovi dan Lussy Dwiutami Wahyuni. 2011. Rubrik: Asessmen Alternatif untuk Menilai Peserta Didik secara Realtime dan Komprehensif.Makalah Pendidikan. Diakses 20 Januari 2013 dari

http://images.lussysf.multiply.multiplycontent.com

Depdiknas. 2007.Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan .Diunduh18 Januari 2013

darihttp://www.dikti.go.id/files/atur/Permen20-2007StandarPenilaian.pdf.

Gunawan, Muhammad Ali. 2009. Tugas dan Penyusunan Kriteria Penilaian (Rubrik).Artikel Pendidikan. Diunduh 21 Juni 2014 dari

http://forumpenelitian.blogspot.com/2009/09/

Hamid, Sholeh. 2011.Standar Mutu Penilaian dalam Kelas. Yogyakarta: DNA Press. Mahmudah, S. 2000.Penerapan Penilaian Kinerja Siswa (performance Assessment)

(60)

Sains.Artikel Pendidikan. Diakses18 Januari 2013 dari

http://mahmuddin.wordpress.com/2010/04/10/komponen-penilaian-keterampilan-proses-sains/

Majid, A. 2006.Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nitko, Anthony J. 1996.Educational Assessment of Student.New Jersey : Prentice-Hall.

Nuh, Usep. 2010. Fisika SMA Online: Keterampilan Proses Sains.Artikel Pendidikan. Diakses 18 Januari 2013 dari

http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/keterampilan-proses-sains.html

Nurohman, Sabar. 2010.Penerapan Seven Jump Method (SJM) Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Pickford, Ruth dan Sally Brown. 2006.Assessing Skills And Practice.Canada: Routledge.

Pusat Kurikulum, Balitbang. 2007.Model Penilaian Kelas Berbasis Kompetensi. (Online). Tersedia: http://www.puskur.net (10 April 2013)

Stiggins, R.J. 1994.Student-Centered Classroom Assessment.New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjarat, Akhmad. 2008. Penilaian Ranah Afektif.Artikel Pendidikan. Diakses 20 Februari 2014 dari

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/penilaian-ranah-afektif/ Susila, I Ketut. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance

Asesment) Laboratorium pada Mata Pelajaran Fisika sesuai KTSP SMA Kelas X di Kabupaten Gianyar. Bali : Undiksha

(61)

Jakarta: Bumi Aksara.

Widyaningsih, Vera. 2013. Pengembangan Rubrik Penilaian Portofolio Proses Sains pada Materi Ekosistem di SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

(62)

Lampiran 1

OBSERVASI KEBUTUHAN SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

SMP : SMP Negeri 1 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran : 2013/2014 Tanggal Observasi : 14 Mei 2014

Tabel Lampiran 1 Observasi Kebutuhan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung

No

Perihal yang Diobservasi

Butir-butir Observasi Deskripsi Hasil Observasi 1. Ketersediaan

Instrumen Penilaian psikomotor.

Instrumen Penilaian Ranah Psikomotor

Sudah tersedia namun hanya kisi-kisi, lembar kerja siswa dan lembar observasi. Instrumen Penilaian

keterampilan proses sains

Ada namun aspek yang dinilai belum mencakup seluruh aspek keterampilan proses sains.

Kisi-kisi rubrik penilaian keterampilan proses sains

Belum tersedia

Rubrik penilaian

keterampilan proses sains

(63)

Lampiran 2

TRANSKRIPSI WAWANCARA

P1 : Ruang lingkup evaluasi mencakup penilaian hasil belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Apakah Bapak sudah melakukan penilaian ketiga aspek tersebut secara menyeluruh dan bagaimana

teknik penilaiannya?

R1 : Untuk aspek kognitif sudah saya lakukan yakni dengan memberikan ujian dan tugas-tugas pada setiap materi yang sudah diberikan. Untuk aspek afektif dan psikomotor dan hanya secara pengamatan saja. P2 : Khusus dalam menilai aspek psikomotor siswa yang berkaitan dengan

keterampilan proses sains apa yang biasanya Bapak lakukan dalam menilai aspek tersebut?

R2 : Mengadakan praktikum di kelas dan menilai kegiatan siswa dengan melihat keaktifan siswa secara langsung dan juga dengan menilai hasil lembar kerja siswa yang sudah diberikan oleh pihak sekolah.

R3 : Apakah Bapak tahu aspek-aspek keterampilan proses sains? R3 : keterampilan mengamati, merencanakan percobaan, melakukan

percobaan, menyimpulkan hasil percobaan

P4 : Bagaimana Bapak menilai keterampilan proses sains tersebut?

(64)

Lampiran 2

P5 : Apakah Bapak menggunakan pedoman penilaian atau rubrik penilaian dalam menilai kinerja siswa?

R5 : belum menggunakan rubrik hanya pengamatan secara langsung. P6 :Apakah Bapak setuju bila perlu dikembangkan rubrik penilaian keterampilan proses sains?

R6 : Setuju sekali

Keterangan:

Pn = Pertanyaan ke n dengan n = 1, 2, 3, …, n.

Rn = Jawabanke n dengan n = 1, 2, 3, …, n.

(65)

Lampiran 3

KISI-KISI INSTRUMEN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Sekolah :

Mata Pelajaran : IPA Teknik Penilaian : Observasi

No Aspek Keterampilan Proses

Sains Indikator

1. Keterampilan mengamati

• Menggunakan panca indera. • Memperhatikan ciri.

• Memiliki informasi sendiri yang relevan dengan masalah yang dihadapi.

2. Keterampilan merumuskan hipotesis

• Menyatakan argumentasi penyebab sesuatu terjadi.

• Menggunakan pengetahuan sebelumnya berdasarkan teori.

• Menyatakan hubungan antara dua variabel.

3. Keterampilan merencanakan percobaan

• Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian. • Menentukan apa yang harus diamati,

diukur, dan ditulis.

• Menentukan prosedur kerja.

4. Keterampilan melakukan percobaan

• Melaksanakan prosedur kerja yang telah dibuat.

• Mampu menggunakan alat dan bahan. • Mengumpulkan data.

5. Keterampilan menginterpretasi data

• Mencatat setiap pengamatan secara terpisah.

• Menghubungkan hasil pengamatan dengan teori.

(66)

Lampiran 3

No Aspek Keterampilan Proses

Sains Indikator

6. Keterampilan memprediksi

• Menggunakan pengalaman yang lalu. • Menganalisis pola (hubungan) dari

hasil pengamatan.

• Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi.

7. Keterampilan menerapkan konsep

• Menentukan bagaimana mengolah pengamatan.

• Menganalisis konsep hasil pengamatan. • Menggunakan konsep-konsep yang

telah dipelajari dalam situasi baru.

8. Keterampilan berkomunikasi

(67)

Lampiran 4

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

No Aspek Skor Kriteria

1. Keterampilan mengamati

5

Menggunakanpanca indera,memperhatikan ciri yang diamati,sertamenggunakan fakta yang relevan dan memadai.

4

Menggunakan panca indera, memperhatikan ciri yang diamati, serta menggunakan fakta yang tidak relevan dan tidak memadai.

3

Menggunakan panca indera, tidak memperhatikan ciri yang diamati tetapi menggunakan fakta yang relevan dan memadai.

2 Menggunakan panca indera dan memperhatikan ciri yang diamati..

1 Hanya menggunakan panca indera.

2. Keterampilan merumuskan hipotesis

5

Mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi,menggunakan pengetahuan sebelumnya berdasarkan teori, dan

menyatakan hubungan antara duavariabel yaitu variabel manipulasi dan respon.

4

Mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi, menggunakan pengetahuan

sebelumnya tetapi tidak berdasarkan teori, dan menyatakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel manipulasi dan respon.

3

Mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi tetapi tidak menggunakan

pengetahuan sebelumnya dan menyatakan hubungan antara duavariabel yaitu variabel manipulasi dan respon

2

(68)

Lampiran 4

No Aspek Skor Kriteria

1

Mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi tetapi tidak dapat menyatakan hubungan antara duavariabel yaitu variabel manipulasi dan respon

3. Keterampilan

merencanakan percobaan

5

Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian,

menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis,serta menentukan cara dan langkah kerja.

4

Menentukan alat dan bahan tanpa sumber yang akan digunakan dalam penelitian, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis,serta menentukan cara dan langkah kerja.

3

Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian,

menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, tetapi tidak dapatmenentukan cara dan langkah kerja.

2

Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian serta menentukan cara dan langkah kerja.

1 Hanya dapat menentukan alat dan bahan

4. Keterampilan melakukan percobaan

5

Melaksanakan prosedur kerja yang telah dibuat,mampu menggunakan alat dan bahan,serta mengumpulkan data hasil percobaan.

4

Melaksanakan prosedur kerja yang telah dibuat,mampu menggunakan alat dan bahantetapi tidak mengumpulkandata hasil percobaan.

3

Melaksanakan prosedur kerja yang telah dibuattetapi tidakmampu menggunakan alat dan bahan,serta mengumpulkan data hasil percobaan

(69)

Lampiran 4

No Aspek Skor Kriteria

5. Keterampilan

menginterpretasi data

5

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah,menghubungkan hasil

pengamatan dengan teori, danmembuat kesimpulan dari data.

4

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah,menghubungkan hasil pengamatan dengan teori tetapi tidak membuat kesimpulaan dari data.

3

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah tanpa menghubungkan hasil pengamatan dengan teori dan mampu membuat kesimpulan dari data.

2 Hanya mampu membuat kesimpulan dari data

1 Hanya dapatmencatat setiap pengamatan secara terpisah

6. Keterampilan memprediksi

5

Menggunakan pengalaman yang lalu, menganalisis pola (hubungan) dari hasil pengamatan, danmenerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian berdasarkan observasi

4

Menggunakan pengalaman yang lalu, menganalisis pola (hubungan) dari hasil pengamatan, danmenerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian tanpa

berdasarkan observasi

3

Menggunakan pengalaman yang lalu,dan menganalisis pola (hubungan) dari hasil pengamatan.

2

(70)

Lampiran 4

No Aspek Skor Kriteria

1

Menggunakan pengalaman yang lalu, dan menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian tanpa berdasarkan observasi

7. Keterampilan menerapkan konsep

5

Menentukan bagaimana mengolah pengamatan,menganalisis konsep hasil pengamatan, danmenggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.

4

Menentukan bagaimana mengolah

pengamatandan menganalisis konsep hasil pengamatan.

3

Menentukan bagaimana mengolah pengamatan dan menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.

2 Hanya mampu menentukan bagaimana mengolah pengamatan.

8. Keterampilan berkomunikasi

5

Menggambarkan sketsa percobaan, menulis hasil diskusi dan pembahasan, serta menjelaskan data secara lisan.

4

Menggambarkan sketsa percobaan menulis hasil diskusi tanpa disertakan pembahasan,serta menjelaskan data secara lisan.

3 Menggambarkan sketsa percobaan dan menjelaskan data secara lisan.

(71)

Lampiran 5

INSTRUMEN UJI AHLI (PENELAAHAN)

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

I. PETUNJUK UMUM

1. Angket ini tersaji meliputi butir-butir untuk menilai kesesuaian kriteria rubrik penilaian KPS siswa dengan standar penilaian sesuai dengan juknis penyusunan perangkat penilaian psikomotor di SMP.

2. Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil

pekerjaan siswa.

3. Kriteria rubrik merupakan daftar karakteristik yang diinginkan dan perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut.

II. PETUNJUK KHUSUS

1. Mohon Bapak/Ibu memberi tanda cek () pada kotak “SS” jika butir

penilaianSangat Sesuai, “S”jika butir penilaianSesuai, “KS” jikajika butir penilaianKurang Sesuai, atau “TS” jikajika butir penilaianTidak Sesuai,STS” jika butir penilaianSangat Tidak Sesuai.

(72)

Lampiran 5

UJI AHLI RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Nama Penelaah :

A. Materi

No Aspek yang ditelaah Jawaban Saran

SS S KS TS STS

Pernyataan kriteria rubrik sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi.

Rubrik penilaian sudah

mengukur keterampilan proses sains.

Pernyataan-pernyataan pada kriteria rubrik penilaian sudah membimbing siswa melakukan keterampilan mengamati. Pernyataan-pernyataan pada kriteria rubrik penilaian sudah membimbing siswa melakukan keterampilan merumuskan hipotesis.

Pernyataan-pernyataan pada kriteria rubrik penilaian sudah membimbing siswa melakukan keterampilan merencanakan percobaan.

Pernyataan-pernyataan pada kriteria rubrik penilaian sudah membimbing siswa melakukan keterampilan melakukan percobaan.

Gambar

Tabel 2.1 Rencana Kerangka Penilaian Kinerja
Tabel 2.4 Template untuk Rubrik Analitik
Tabel 2.5 Kriteria Penilaian
Gambar 3.1.  Tahapan Penelitian Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bilangan Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Secara kuantitatif, nilai yang diperoleh dari evaluasi pada siklus ketiga ini belum cukup menggembirakan, karena capaian gabungan nilai A dan B-nya baru sebesar 58%, lebih rendah

Adapun upaya para keluarga penghafal al-Qur‟an di Kecamatan Singosari untuk menciptakan dan mempertahankan susasa sakinah di kehidupan rumah tangga mereka dapat dilakukan dengan

Jika kekuatan isolasi dari minyak trafo ini tinggi maka proteksi dielektrik minyak terhadap peralatan tegangan tinggi akan memiliki keandalan yang sangat tinggi. Wahyudi, “Analysis

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Perilaku Bidan

Kode Barang Jenis Barang /Nama Barang

Upaya kondisi kandang yang relatif sehat untuk penurunan kadar sulfida pada ayam dapat pemeliharaan ayam petelur, jrga didukung dilakukan dengan penambahan zeolit

Tahap kedua adalah transformasi  -pinena hasil isolasi minyak terpentin menjadi terpineol menggunakan katalis zeolit alam dengan variasi temperatur dan waktu