ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK
TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN KATALIS H2SO4 KAPASITAS
35.000 TON/TAHUN
Oleh
ADELIA AYUNINGTYAS
Pabrik Trimetiletilen berbahan baku Metilbuten, akan didirikan di Tarahan, Lampung Selatan. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi Trimetiletilen sebanyak 35.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah Metilbutensebanyak 4751,47 kg/jam.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 143 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 99.701.233.801
Working Capital Investment (WCI) = Rp 19.549.261.530
Total Capital Investment (TCI) = Rp 130.328.410.197
Break Even Point (BEP) = 45,64%
PRARANCANGAN PABRIK
TRIMETHYLETHYLENE DENGAN PROSES
ISOMERISASI METHYLBUTENE MENGGUNAKAN
KATALIS H
2SO
4KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN
(Perancangan Reactor (RE-201))
Oleh
ADELIA AYUNINGTYAS
(Skripsi)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Natar, Lampung Selatan pada tanggal 24 Juni 1989, sebagai anak ke enam dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak M. Ali dan Ibu Sumini.
Lulus dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Sidosari pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2007.
MOTO
Always End the Day With a
Positive Thought..
No Matter How Hard Things
We e, Tomo ow’ a F e h
Sebuah Karya kecilku....
Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:
Allah SWT,
Atas kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.
Orang tuaku sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya,
doa, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasannya.
Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan
berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang
yang tidak akan pernah berakhir.
Guru-guruku sebagai tanda hormatku,
terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.
i
SANWACANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dengan judul “Prarancangan Pabrik Trimethylethylene dengan Proses Isomerisasi Methylbutene menggunakan Katalis H2SO4, Kapasitas 35.000 Ton/tahun” dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Azhar, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.
ii
3. Yuli Darni, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama penyelesaian tugas akhir. Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian hari.
4. Darmansyah, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.
5. Heri Rustamaji, S.T., M.Eng., selaku Dosen Penguji atas ilmu, kritik dan saran, dalam penyelesaian tugas akhir.
6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.
7. Keluargaku tercinta, untuk Ayah, Ibu, Yunda dan Kanda yang selalu memberikan do’a, semangat, dan dukungan, skripsi ini juga ku persembahkan untuk mereka semoga bisa menjadi pengobat hati yang pilu.
8. Taufan Firdaus, S.T., selaku rekan seperjuangan dalam suka duka yang telah membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
9. Yulia Erza, selaku rekan seperjuangan pengerjaan skipsi.
10. Teman-teman seperjuangan di Teknik Kimia Angkatan 2007 aksel, marga, binur, catur, atung, fath, cindi, indra, muti, norma, andika, sahabat-sahabatku, ika, cici, tya, tika, nanda, kinkin, kakak-kakak dan adik-adik angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Kakak-kakak tingkat yang selalu memberikan bantuan dan meluangkan waktu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
iii
Semoga Allah membalas semua kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi ini berguna.
Bandar Lampung, 20 Agustus 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK A. Spesifikasi Bahan Baku ... 30B. Produk ... 32
IV. NERACA MASSA DAN ENERGI A. Neraca Massa ... 34
B. Neraca Energi ... 39
V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses ... 45
B. Peralatan Utilitas ... 59
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses ... 77
1. Unit Penyediaan Air... 77
2. Unit Penyediaan Listrik... 99
3. Unit Pengadaan Bahan Bakar... 104
iii
B. Pengolahan Limbah ... 105
C. Laboratorium ... 109
D. Instumentasi Dan Pengendalian Proses... 113
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 116
B. Tata Letak Pabrik ... 120
VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 129
IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi... 160
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI LAMPIRAN C SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D UTILITAS
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Data Impor Trimetiletilen ... 2
2.1. Perbandingan Proses Pembuatan Trimetiletilen ... 14
2.2. Harga Bahan Baku dan Produk ... 14
2.2. Nilai Energi Gibbs dan Energi Pembentukan Standar ... 14
4.1. Neraca Massa Mixing Tank (MT-101)... 34
4.2. Neraca Massa Mixing Point (MP-101) ... 34
4.3. Neraca Massa Reaktor (RE-201) ... 35
4.4. Neraca Massa Centrifuge(CF-301)... 36
4.5. Neraca MassaDistilation Column(DC-301) ... 37
4.6. Neraca Massa Condenser(CD-301)... 38
4.7. Neraca Massa Reboiler(RB-301)... 39
4.8. Neraca EnergiMixing Tank (MT-101) ... 40
4.9. Neraca EnergiHeater(HE-101)... 41
4.10. Neraca EnergiMixing Point (MP-101) ... 41
4.11. Neraca EnergiHeater(HE-101) ... 42
4.12. Neraca Energi Reaktor (RE-201)... 42
4.13. Neraca EnergiCentrifuge(CF-301)... 43
4.14. Neraca EnergiDistilation Column(DC-301) ... 44
5.1. Metilbuten Storage Tank(ST-101) ... 45
5.2. H2SO4Storage Tank(ST-102) ... 46
5.3. Mixing Tank (MT-101) ... 47
5.4. Heater(HE-101) ... 48
5.5. Heater(HE-102) ... 49
v
5.9. Condenser(CD-301)... 52
5.10.Reboiler(RB-301) ... 53
5.11.Accumulator(AC-301) ... 54
5.12.Process Pump (PP-101) ... 54
5.13.Process Pump (PP-102) ... 55
5.14.Process Pump (PP-103) ... 55
5.15.Process Pump (PP-104) ... 56
5.16.Process Pump (PP-105) ... 56
5.17.Process Pump (PP-201) ... 57
5.18.Process Pump (PP-301) ... 57
5.19.Process Pump (PP-302) ... 58
5.20.Process Pump (PP-303) ... 58
5.21. Bak Sedimentasi (BS-01) ... 59
5.22. Bak Penggumpal (BP-01) ... 59
5.23. Tangki Alum (TP-01) ... 60
5.24. Tangki Soda Kaustik (TP-02) ... 60
5.25. Tangki Klorin (TP-03) ... 61
5.26.Clarifier(CL-01)... 61
5.27. Sand Filter(SF-01) ... 62
5.28.Filter Water Tank (TP-04) ... 62
5.29.Domestic Water Tank (TP-05) ... 63
5.30.Hot Basin(HB-01) ... 64
5.31. Tangki Inhibitor (TP-06) ... 64
5.32. Tangki Dispersant(TP-07) ... 65
5.33.Cooling Tower (CT-01) ... 65
5.34.Cold Basin(CB-01) ... 66
5.35. Tangki Asam Sulfat (TP-08) ... 66
5.36.Cation Exchanger (CE-01) ... 67
5.37.Anion Exchanger (AE-01) ... 67
vi
5.39. Spesifikasi Pompa Utilitas 1 (PU-01) ... 68
5.40. Spesifikasi Pompa Utilitas 2 (PU-02) ... 69
5.41. Spesifikasi Pompa Utilitas 3 (PU-03) ... 69
5.42. Spesifikasi Pompa Utilitas 4 (PU-04) ... 70
5.43. Spesifikasi Pompa Utilitas 5 (PU-05) ... 70
5.44. Spesifikasi Pompa Utilitas 6 (PU-06) ... 71
5.45. Spesifikasi Pompa Utilitas 7 (PU-07) ... 71
5.46. Spesifikasi Pompa Utilitas 8 (PU-08) ... 72
5.47. Spesifikasi Pompa Utilitas 9 (PU-09) ... 72
5.48. Spesifikasi Pompa Utilitas 10 (PU-10) ... 73
5.49. Spesifikasi Pompa Utilitas 11 (PU-11) ... 74
5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas 12 (PU-12) ... 74
5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas 13 (PU-13) ... 75
5.45. Tamgki Bahan Bakar (TP-09) ... 75
5.46.Compressor ... 76
6.1. Kebutuhan Air General Uses ... 79
6.2. Kebutuhan Air Pendingin ... 81
6.3. Kebutuhan Air Proses ... 90
6.4. Kebutuhan Penerangan Dalam Bangunan ... 100
6.5. Kebutuhan Penerangan Luar Bangunan ... 101
6.6. Kebutuhan Listrik Alat Proses ... 102
6.7. Kebutuhan Listrik Alat Utilitas ... ... 103
6.8. Mutu Air Limbah ... 106
6.7. Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ... 114
7.1. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Lampung Selatan ... 118
7.2. Perincian Luas Area Pabrik... 128
8.1. Jadwal Kerja Regu Shift... 147
8.2. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 149
8.6. Penggolongan Tenaga Kerja ... 150
9.1. Fixed Capital Investment ... 161
9.2. Manufacturing Cost ... 163
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Lokasi Pabrik ... 8
2.1. Diagram Alir Proses ... 29
4.1. Laju Alir Neraca Massa MT-101 ... 33
4.2. Laju Alir Neraca Massa MP-101 ... 34
4.3. Laju Alir Neraca Massa RE-201 ... 35
4.4. Laju Alir Neraca Massa CF-301 ... 35
4.5. Laju Alir Neraca Massa DC-301... 36
4.6. Laju Alir Neraca Massa CD-301... 38
4.7. Laju Alir Neraca Massa RB-301... 39
7.1. Lokasi Pabrik ... 120
7.2. Tata Letak Pabrik ... 124
7.3. Tata Letak Alat Proses ... 127
8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 134
9.1. Analisa Ekonomi ... 169
A. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi di sektor minyak dan
gas bumi, sehingga minyak dan gas bumi dapat dijadikan komoditi penting
untuk pemasukan devisa negara. Di samping itu minyak dan gas bumi dapat
diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan.
Salah satu modal untuk mencapai tujuan tersebut adalah kekuatan sumber daya
alam dan sumber daya manusia. Berdasarkan modal utama tersebut, maka
pengembangan industri diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur
industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.
Pengembangan industri yang perlu mendapat perhatian pemerintah adalah
pengembangan industri kimia dasar. Dengan berkembangnya industri ini akan
membuka lapangan kerja baru bagi rakyat Indonesia sehingga dapat
2
Peningkatan kebutuhan harus diimbangi dengan peningkatan industri, oleh
sebab itu pemerintah telah menggalakkan pembangunan di sektor industri
terutama dalam bidang industri kimia dasar. Salah satu di antaranya adalah
pendirian pabrik trimetiletilen.
Pendirian pabrik trimetiletilen diharapkan mampu merangsang berdirinya
pabrik kimia yang lain dan mampu menyuplai kebutuhan dalam negeri.
Trimetiletilen merupakan bahan kimia yang sangat dibutuhkan didalam negeri
dan untuk memperolehnya harus impor dari Amerika dan Eropa Barat.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah :
1. Menurunnya jumlah impor trimetiletilen, berarti menghemat devisa negara
dan dimungkinkan nanti mampu mengekspor trimetiletilen sehingga
menambah devisa negara.
2. Sebagai pemasok bahan baku bagi industri-industri dalam negeri yang
menggunakan trimetiletilen sebagai bahan bakunya.
3. Membuka lapangan kerja sehingga membantu mengatasi masalah
pengganguran.
4. Meningkatkan kesejahteraan penduduk disekitar pabrik.
5. Merangsang dan membantu tumbuh berkembangnya industri yang
B. Kegunaan Produk
Trimetiletilen merupakan salah satu bahan kimia yang dapat digunakan
diberbagai sektor kehidupan antara lain:
Sebagai bahan baku pabrik isopropen
Sebagai bahan baku dalam pembuatan karet sintesis Sebagai bahan baku pembuatan TAME, ETBE, MTBE.
C. Analisa Pasar
1. Bahan Baku yang Tersedia
Bahan baku trimetiletilen yang berupa metilbuten diperoleh secara impor
dari China. Mengingat kebutuhan akan trimetiletilen yang sangat besar,
maka dapat dipertimbangkan lebih lanjut untuk mendirikan pabrik tersebut.
Pemilihan bahan baku merupakan hal yang penting dalam produksi
trimetiletilen, karena kemurnian produk yang dihasilkan dan desain pabrik
tergantung dari kualitas bahan bakunya. Bahan baku yang digunakan adalah
metilbuten.
Beberap hal yang mendasari pemilihan bahan baku tersebut adalah :
a. Harga bahan baku yang relatif murah dengan tingkat kemurnian 98%
b. Bahan baku tersedia cukup banyak sehingga kelangsungan pabrik serta
4
Mengingat di Indonesia belum ada pabrik trimetiletilen maka harga produk
Trimetiletilen di Indonesia dijual dengan harga relatif tinggi
2. Kebutuhan Pasar
Saat ini pabrik yang telah memproduksi Trimetiletilen berada di Amerika
dan Eropa barat yaitu Kellog Co.,The M .W. yang mempunyai kapasitas
rancangan sebesar 50.000 ton/tahun dan Arco Technology Inc. dengan
kapasitas rancangan sebesar 15.000 ton/tahun (Industrial Chemical
Engineering Research and Development, 2002).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
perihal data impor Trimetiletilendi Indonesia, dapat diprediksikan kapasitas
pabrik pada tahun 2017. Data statistik yang diperoleh dari biro statistik,
kebutuhan akanTrimetiletilendi Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Impor Trimetiletilen(Biro Pusat Statistik)
Tahun Jumlah
2004 13131,64
2005 11961,21
2006 14145,31
2007 18901,72
2008 21512,04
2009 21806,38
2010 22000,32
2011 23053,32
2012 26452,12
Peningkatan impor Trimetiletilen dari tahun ke tahun dapat dilihat pada
grafik berikut.
Grafik 1.1 Impor Trimetiletilen pada tahun ke-1 hingga tahun ke-9
Untuk menghitung impor Trimetiletilen tahun berikutnya maka
menggunakan persamaan garis lurus:
y = ax + b
Keterangan : y = kebutuhan imporTrimetiletilen, ton/tahun
ke-6
Diperoleh persamaan garis lurus: y = 1752x + 10454(Ton/tahun)
Dari persamaan di atas maka dapat diketahui bahwa kebutuhan
Trimetiletilendi Indonesia pada tahun 2017 adalah:
y = 1752 (14) + 10454
y = 34.982 ton/tahun
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor di atas, maka dipilih pabrik
Trimetiletilendengan kapasitas produksi sebesar 35.000 ton/tahun.
D. Lokasi Pabrik
Secara geografis penentuan letak lokasi suatu pabrik sangat menentukan
kemajuan pabrik tersebut saat produksi dan masa datang. Lokasi pendirian
pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam perancangan pabrik,
karena sangat mempengaruhi kegiatan industri, baik didalam kegiatan produksi
maupun distribusi produk untuk kelangsungan dari suatu industri baik produksi
sekarang maupun untuk masa yang akan datang seperti, perluasan pabrik,
daerah pemasaran produksi, penyediaan bahan baku dan lain-lain, harus
mendapat perhatian khusus dalam pendirian suatu pabrik. Oleh karena itu
pemilihan lokasi yang tepat dari pabrik akan menghasilkan biaya produksi dan
distribusi yang seminimal mungkin.
Provinsi Lampung sebagai lokasi strategis yang menghubungkan Pulau Jawa
dan Sumatera memiliki peranan sebagai wilayah penyangga industri antara
kedua pulau. Lampung juga memiliki potensi untuk digali serta dikembangkan,
dari tenaga panas bumi. Oleh karena itu, pabrik trimetiletilen direncanakan
untuk didirikan di daerah Katibung, Lampung Selatan.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi pabrik
trimetiletilen adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku berupa metilbuten dipasok dari China dan katalis asam sulfat
dari Gersik, Jawa Timur. Kedua bahan tersebut dikirim melalui kapal.
2. Pemasaran
Produk trimetiletilen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
dimana industri yang menggunakan trimetiletilen merupakan bahan baku
penunjang yang digunakan di bidang industri, terutama industri Pembuatan
Karet Sintetis. Letak geografis pabrik di provinsi Lampung cukup strategis,
karena berdekatan dengan kawasan Jabodetabek yang merupakan pusat
pengembangan nasional dan juga daerah lainnya di Sumatera. Hal ini
merupakan peluang untuk memperluas jaringan pemasaran. Pemasaran
produk tidak lepas dari sistem transportasi yang tersedia di provinsi
Lampung.
3. Transportasi
Sistem transportasi di daerah ini, meliputi pelabuhan dan jalan raya, relatif
mudah dan sudah tersedia bagi kepentingan umum. Sistem transportasi
menunjang dalam mempermudah pengadaan bahan baku dan pemasaran
8
Di Provinsi Lampung terdapat Pelabuhan Panjang. Gubernur Lampung
mengatakan bahwa dari segi kelayakan Pelabuhan Panjang telah siap untuk
berstatus sebagai pelabuhan internasional. Selain itu, kantor bea cukai yang
ada telah naik menjadi tingkat madya. Jika Lampung dapat mengimpor
barang secara langsung melalui Pelabuhan Panjang, maka tidak perlu
melalui Pelabuhan Tanjung Priok sehingga secara ekonomi akan
meningkatkan investasi maupun iklim usaha di Lampung (Radar Lampung,
2011). Pada gambar 1.2 dapat dilihat letak lokasi pabrik yang akan didirikan
di daerah Katibung, Lampung Selatan yang cukup dekat dengan Pelabuhan
Panjang.
4. Penyediaan utilitas
Air, listrik dan bahan bakar di daerah ini mudah diperoleh. Kebutuhan air
untuk proses dan keperluan lainnya tersedia dari sumber air di daerah
tersebut baik dari sungai/mata air atau laut. Penyediaan prasarana tenaga
listrik dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan Generator
yang disediakan pabrik. Kemudian penyediaan bahan bakar seperti solar
dapat diperoleh dari PT. Pertamina.
5. Tenaga Kerja
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk Lampung telah menunjukan
kemajuan sehingga dapat diperoleh tenaga kerja trampil maupun ahli.
Tenaga kerja dapat diperoleh juga dari luar daerah jika dibutuhkan.
6. Kondisi Daerah
Iklim daerah Lampung termasuk tropis basah, dengan curah hujan beragam
setiap tahun. Suhu udara beragam antara 20-34°C. Kondisi tanah relatif
masih luas dengan struktur tanah yang kuat. Kecamatan Katibung, Lampung
Selatan direncanakan oleh pemerintah Lampung sebagai kawasan industri
II. DESKRIPSI PROSES
A. Proses Pembuatan Trimetiletilen
Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena dengan isobutena pada fase uap serta dengan bahan baku metilbutena pada fase cair.
A.1 Trimetiletilen menggunakan bahan baku n-butena pada fasa uap
Reaksi yang terjadi terdiri dari 2 tahap, yaitu isomerisasi n-butena menjadi 2-butena (1), kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan 2-2-butena dengan isobutena (2) :
(1) CH2= CH – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 ... (2.1)
CH3 CH3
(2) CH3 – CH = CH – CH3 + CH2 = C – CH3 CH3 – C = CH – CH3
Bahan baku yang digunakandalam proses ini adalah n-butena dan isobutena. Sebelum mereaksikan n-butena dengan isobutena, terlebih dahulu n-butena diubah menjadi 2-butena dengan proses isomerisasi yang dapat dilihat seperti persamaan (2.1). Selanjutnya 2-butena direaksikan dengan isobutena yang kemudian akan menghasilkan trimetiletilen dan propilen dengan menggunakan katalis nikel sulfida. Proses yang digunakan adalah proses polimerisasi adisi seperti pada persamaan (2.3).
Reaksi isomerisasi yang n-butena menjadi 2-butena dilakukan pada temperatur 15oC dan tekanan 1 atm. Pemilihan temperatur ini didasarkan kepada jenis katalis yang digunakan, yaitu jenis alkali metal yang dapat bekerja pada suhu 15oC. Pemilihan temperatur rendah juga didasarkan atas kesetimbangan termodinamika yang rendah antara n-butena dengan 2-butena. Konversi yang diperoleh pada reaksi isomerisasi ini adalah 90%
Setelah diperoleh 2-butena dari proses isomerisasi, kemudian dilanjutkan dengan mereaksikan 2-butena dan isobutena yang berkontak di dalam reaktor pada temperatur 110oC dan tekanan 11 atm. Konversi yang diperoleh pada reaksi polimerisasi adisi ini adalah sebesar 99,5%.
A.2 Trimetiletilen dari metilbutena dengan proses fasa cair
Reaksi pembuatan trimetiletilen dari metilbuten merupakan reaksi isomerisasi:
CH3 CH3
12
Isomerisasi adalah suatu proses perpindahan rantai karbon sehingga didapatkan rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya berbeda. Proses isomerisasi ini dapat juga dilakukan pada olefin. Proses pembuatan trimetiletilen merupakan salah satu proses Isomerisasi Olefin (ISOFIN).
Isomerisasi Paraffin dan Naphta merupakan reaksi orde satu, dapat balik, eksotermis dan menggunakan katalis. Dengan menggunakan katalis asam, proses isomerisasi menjadi lebih cepat dan sederhana di dalam perancangan pabrik.
Dalam beberapa proses isomerisasi paraffin, biasanya menggunakan suhu antara 30-36oC pada tekanan 4 atm. Proses isomerisasi dalam skala komersial hanya dapat dilakukan untuk hidrokarbon yang mempunyai jumlah karbon sebanyak 5 dan 6 (C5 dan C6 paraffin). Proses isomerisasi ini menggunakan bahan baku metilbuten. Konversi yang diperoleh pada reaksi isomerisasi metilbuten menjadi trimetiletilen adalah sebesar 95%.
Pada reaksi isomerisasi umumnya di dalam proses menggunakan temperatur yang rendah dan menggunakan fase cair, namun ada beberapa proses isomerisasi yang menggunakan fase gas, misalnya isomerisasi butene, pentan dan heksan. Tetapi untuk isomerisasi dalam fase gas menggunakan temperatur dan tekanan proses yang cukup tinggi. Dalam skala komersial C5 dan C6 paraffin dapat menaikkan angka oktan tinggi dengan titik didih yang lebih rendah. Partikel-partikel dalam gasoline yang mempunyai angka oktan yang tinggi diproduksi dengan catalitik reforming. Produk proses isomerisasi dapat langsung digunakan tanpa harus diolah lagi.
Proses pembuatan trimetiletilen dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1966 sebagai bahan baku isopropen dan mulai dikenalkan secara komersial pada tahun 1968. Reaksi isomerisasi trimetiletilen adalah reaksi reversible, orde satu, endotermis, isothermal dan non adiabatik. Untuk itu katalis yang digunakan adalah asam sulfat.
B. Pemilihan Proses
14
1. Kelayakan Ekonomi
Tinjauan ekonomi ini bertujuan untuk mengetahui bruto yang dihasilkan oleh pabrik ini selama setahun dengan kapasitas 35.000 ton/tahun. Berikut ini perbandingan beberapa harga bahan baku dan harga produk pada tahun 2014.
Tabel 2.1 Harga bahan baku dan produk
Bahan Harga dalam $ Harga dalam Rp.
Butena 2072 USD/ton 23.830.072/ton
Isobutena 1370 USD/ton 15.756.370/ton Nikel Sulfida 20.039 USD/ton 230.468.539/ton Metilbuten 920 USD/ton 10.580.920/ton Asam Sulfat 295 USD/ton 3.392.795/ton Trimetiletilen 1780 USD/ton 20.471.780/ton Sumber: www.alibaba.com, 2013 dan www.icis.com, 2013
*nilai kurs $1 = Rp 11.501 (www.bi.go.id)
A.Reaksi Menggunakan bahan baku Uap Butena : Konversi : 99,5%
Kapasitas : 35.000 ton Trimetiletilen tiap tahun
� � � � � � � � = � � � � � � � � ( � )
�� � � � � � � � � = 35.000.000 �
70,134
Dengan Reaksi :
CH3 CH3
CH2 = CH – CH2 – CH3 + CH2 = C – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3
+ CH2 = CH – CH3 (g) ...(2.4) 1 : 1 : 1 : 1
BM 56,1063 g/mol 56,1063 g/mol 70,134 g/mol 42,0797 g/mol
Mula a b
Bereaksi (499.044,686) (499.044,686) (499.044,686)( 499.044,686) Sisa (a-499.044,686)(b-499.044,686) (499.044,686)( 499.044,686)
Dari reaksi diatas, untuk menghasilkan 35.000 ton atau 499.044,686 kmol Trimetiletilen dengan konversi reaksi 99,5% maka dibutukan reaktan sebagai berikut
= 100%
99,5% � 499.044,686 = 501.552,448
: = 1: 1 = 501.552,448
Mol Butena = 501.552,448 kmol
Butena yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol butena * BM butena
= 501.552,448 kmol x 56,1063 kg/kmol = 28.140.252,11 kg
16
Mol Isobutena = 501.552,448 kmol
Isobutena yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol Isobutena * BM Isobutena
= 501.552,448 kmol x 56,1063 kgr/kmol = 28.140.252,11 kg
= 28.140,2521 ton
Jumlah katalis (Nikel Sulfida) yang digunakan dalam proses ini sebanyak 1% dari bahan baku Uap Buten.
Mol Nikel Sulfida = 1% x 501.552,448 kmol = 5.015,52 kmol
Nikel Sulfida yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol Nikel Sulfida * BM Nikel Sulfida = 5.015,52 kmol x 122,823 kg/kmol = 616.021,21 kg
= 616,021 ton
Jumlah harga bahan baku:
= (28.140,2521 ton x $ 2072/ton) + (28.140,2521 ton x $ 1370/ton) = $ 96.858.747,73
Jumlah harga katalis :
Harga produk Trimetiletilen: = (35.000 ton x $ 1780/ton) = $ 62.300.000 /tahun
Keuntungan per tahun = Harga Produk – (Harga Reaktan + katalis) = $ 62.300.000 – ($ 96.858.747,73 + $ 12.344.448,82) = $ -46.903.196,55
= (minus) Rp. 539.433.663.500
Harga produksi/kg Trimetiletilen :
= ℎ � ℎ � � ℎ
� �
= $ 96.858.747,73/tahun 35.000.000 kg/tahun
= $ 2,767/ kg = $ 2.767/ ton
= Rp. 31.823,267/ kg ($1 = Rp 11.501)
Harga pembuatan per kg Trimetiletilen dengan menggunakan proses ini sebesar $ 2.767/ ton, lebih mahal dibandingkan harga jual Trimetiletilen sebesar $ 1780 /ton.
B.Reaksi Menggunakan bahan baku Metilbuten : Konversi : 95%
Kapasitas : 35.000 ton Trimetiletilen tiap tahun
� � � � � � � � = � � � � � � � � ( � )
18
� � � � � � � � = 35.000.000 � 70,134
� � � � � � � � = 499.044,686
Dengan Reaksi :
CH3 CH3
CH2 = C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l) ...(2.5)
1 : 1
BM 70,134 g/mol 70,134 g/mol
Mula a
Bereaksi (499.044,686) (499.044,686) Sisa (a-499.044,686) (499.044,686)
Dari reaksi diatas, untuk menghasilkan 35.000 ton atau 499.044,686 kmol Trimetiletilen dengan konversi reaksi 95% maka dibutukan reaktan sebagai berikut
= 100%
95% � 499.044,686 = 525.310,196
Mol Metilbuten = 525.310,196 kmol
Metilbuten yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol Metilbuten * BM Metilbuten = 525.310,196 kmol x 70,134 kg/kmol = 36.842.105,29 kg
Jumlah katalis (H2SO4) yang digunakan dalam proses ini sebanyak 0,2% dari bahan baku Metilbuten.
Mol H2SO4 = 0,2% x 525.310,196 kmol = 1.050,62 kmol
H2SO4 yang dibutuhkan untuk menghasilkan 35.000.000 kg Trimetiletilen
= mol H2SO4 * BM H2SO4
= 1.050,62 kmol x 98,086 kg/kmol = 103.051,113 kg
= 103,0511 ton
Jumlah harga bahan baku : = 36.842,1053 ton x $ 920/ton = $ 33.894.736,88
Jumlah harga katalis : = 103,0511 ton x $ 295/ton = $ 30.400,075
20
Keuntungan per tahun = Harga Produk – (Harga Reaktan+katalis) = $ 62.300.000 – ($ 33.894.736,88 + $ 30.400,075) = $ 28.374.863,05
= Rp. 326.339.299.900
Harga produksi/kg Trimetiletilen :
= ℎ � ℎ � � ℎ
� �
= $ 33.894.736,88 /tahun 35.000.000 kg/tahun
= $ 0,968/ kg = $ 968/ ton
= Rp. 11.132.968/ kg ($1 = Rp 11.501)
Harga pembuatan per kg Trimetiletilen dengan menggunakan proses ini sebesar $ 968/ ton, lebih murah hampir 2 kali lipat dibandingkan harga jual Trimetiletilen sebesar $ 1780 /ton.
2. Kelayakan Teknis
Biasanya kelayakan teknik terhadap suatu reaksi kimia yang di tinjau adalah
energi bebas gibbs (∆G). Untuk reaksi isotermal :
∆G Reaksi = ∑∆Gºf Produk –∑∆Gºf Reaktan
Tabel 2.2 Nilai ΔG°f dan ∆Hºf masing-masing Komponen
A.Reaksi Menggunakan bahan baku Uap Butena :
Reaksi Pada Reaktor I :
CH2= CH – CH2 – CH3 CH3 – CH = CH – CH3 ...(2.6)
22
Reaksi Pada Reaktor II :
CH3 CH3
CH3 – CH = CH – CH3 + CH2 = C – CH3 CH3 – C = CH – CH3
+ CH2 = CH – CH3 ...(2.7)
∆HReaksi = (∆Hºf trimetiletilen + ∆Hºf propilen) - (∆Hºf 2-butena + ∆Hºf isobutena) = (-41 + 20,43) - (-11,18 + (-16,91))
= +7,52 kJ/mol (endoterm)
∆GReaksi = (∆Gºf trimetiletilen + ∆Gºf propilen) - (∆Gºf 2-butena + ∆Gºf isobutena) = (74,82 + 62,76) - (63,61 + 58,11)
= +15,86 kJ/mol (non-spontan)
Berdasarkan nilai ∆G0
yang telah didapatkan sebesar +3,61 kJ/mol pada reaktor 1 dan +15,86 kJ/mol pada reaktor 2 menunjukkan bahwa reaksi pembentukan trimetiletilen dapat berlangsung dengan membutuhkan energi yang besar, karena diperoleh nilai ∆G0> 0 (konsumsi energi besar).
B.Reaksi Menggunakan bahan baku Metilbuten :
CH3 CH3
CH2= C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l) ...(2.8)
∆HReaksi = (∆Hºf trimetiletilen) - (∆Hºf metilbuten)
∆GReaksi = (∆Gºf trimetiletilen) - (∆Gºf metilbuten)
= (61,6) - (67,2) kJ/mol = -5,6 kJ/mol (spontan)
Berdasarkan nilai ∆G0
yang telah didapatkan sebesar -5,6 kJ/mol menunjukkan bahwa reaksi pembentukan trimetiletien layak secara komersial, karena diperoleh nilai ∆G0< 0.
Pemilihan proses dilakukan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian semua proses pembuatan trimetiletilen yang telah diuraikan diatas sebagai berikut :
Tabel 2.3. Perbandingan proses pembuatan trimetiletilen
No. Keterangan Jenis Proses
1 2
24
Maka dipilihlah proses pembuatan trimetiletilen yang ke 2, yaitu dengan menggunakan bahan baku metilbuten proses fasa cair, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Reaksi berlangsung secara spontan, yang artinya membutuhkan energi yang lebih kecil dibandingkan proses pertama (proses fasa uap) 2. Temperatur reaksi lebih rendah
3. Tekanan operasi lebih rendah 4. Katalis yang digunakan lebih murah
Untuk produksi trimetiletilen dari metilbuten sendiri terdiri dari dua pilihan proses:
1. Proses tanpa Recycle Keuntungan:
Biaya pemipaan dan pompa kecil karena tidak ada arus yang dikembalikan lagi ke proses
Beban di reactor kecil karena umpan masuk selalu fresh sehingga lebih mudah bereaksi
Waktu reaksi lebih cepat karena impuritas dalam reactor kecil
Kerugian:
Karena reaksi bersifat reversible maka konversinya rendah sehingga kebutuhan bahan baku besar
Working capital lebih mahal
2. Proses dengan Recycle Keuntungan:
Biaya bahan baku lebih murah karena umpan yang belum terkonversi menjadi produk dikembalikan ke reaktor
Limbah lebih aman dibuang ke lingkungan karena senyawa yang terbuang non air kecil
Biaya pengolahan limbah lebih murah
Kekurangan:
Waktu reaksi lebih lama karena impuritas di dalam reaktor lebih besar sehingga kecepatan reaksi lebih lambat
Diperlukan penambahan alat untuk transportasi dan pretreatment sebelum ke reaktor sehingga diperlukan investasi lebih besar
Beban di reaktor besar karena umpan adalah campuran dari fresh feed dan recycle yang mengandung lebih banyak impuritas
26
C. Uraian Proses
Proses pembuatan Trimetiletilen secara garis besar dibagi menjadi tahap proses yaitu:
1. Persiapan bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan trimetiletilen adalah metilbuten dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai katalis. Bahan baku metilbuten yang diimpor dari Cina memiliki konsentrasi 98% w/w dalam fase cair.
a. Persiapan Metilbuten
Metilbuten yang diimpor dari Cina memiliki konsentrasi 98% w/w dalam fase cair ditampung terlebih dahulu di tangki penyimpanan (ST-101) dengan kondisi 1 atm dan 30C, dialirkan dan dinaikkan tekanannya dengan menggunakan pompa proses (P-101) hingga tekanannya menjadi 4 atm. Setelah itu, metilbuten dipanaskan oleh heater (HE-101) hingga temperatur 32C dan dialirkan menuju reaktor.
b. Persiapan Katalis
Asam sulfat (H2SO4) konsentrasi 96% diumpankan ke mixing tank (MT-101) untuk diencerkan terlebih dahulu dengan menggunakan air proses yang diperoleh dari unit utilitas sampai konsentrasi 65%. Dari mixing tank, larutan asam sulfat dialirkan dan dinaikkan tekanannya dengan menggunakan pompa proses (P-104) hingga tekanannya menjadi 4 atm. Setelah itu, asam sulfat dipanaskan oleh heater (HE-101) hingga temperatur 32C dan dialirkan menuju reaktor (RE-201).
2. Tahapan Proses
Didalam reaktor (RE-201) terjadi reaksi isomerisasi metilbuten yang menghasilkan trimetiletilen dengan bantuan katalis asam sulfat. Reaksi yang terjadi dalam reaktor (RE-201) merupakan reaksi isothermal pada suhu 32°C dan tekanan 4 atm. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dengan konversi sebesar 95%.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endotermis, sehingga diperlukan pemanas berupa koil yang dialiri air sebagai media pemanas dengan suhu masuk 40oC untuk menjaga suhu reaksi tetap pada 32°C.
Reaksi yang terjadi dalam reaktor adalah:
CH3 CH3
CH2 = C – CH2 – CH3 (l) CH3 – C = CH – CH3 (l)
Cairan yang keluar dari reaktor (RE-201) berupa trimetiletilen 95%, metilbuten, 1-penten, air dan asam sulfat kemudian diumpankan kedalam
28
Centrifuge (CF-301) untuk memisahkan asam sulfat dan air dari metilbuten, 1-penten dan trimetiletilen. Larutan Asam Sulfat tersebut kemudian direcycle kembali sebagai katalis pada reaktor (RE-201).
3. Pemurnian dan Penyimpanan Produk
Produk keluaran reaktor (RE-201) kemudian diumpankan kedalam Centrifuge (CF-301) untuk memisahkan asam sulfat dan air dari metilbuten, 1-penten dan trimetiletilen. Larutan Asam Sulfat dialirkan diumpankan ke mixing tank (MT-101) untuk dicampurkan dengan asam sulfat baru terlebih dahulu dan diencerkan dengan menggunakan air proses yang diperoleh dari unit utilitas sampai konsentrasi 65%. Setelah itu, asam sulfat dialirkan menuju pompa proses (P-104) untuk menaikkan tekanan sampai 4 atm dan heater (HE-102) untuk dipanaskan sampai suhu 32oC yang kemudian akan digunakan kembali sebagai katalis pada reaktor (RE-201).
0.013% metilbuten; 0,005% 1-penten; 0,002% asam sulfat dan 0.001% air dialirkan masuk ke tangki penyimpanan (ST-401).
Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Tangki Penyimpanan
III. SPESIFIKASI BAHAN DAN PRODUK
A. Spesifikasi Bahan Baku
1. Bahan Baku Utama :
Metilbuten
Rumuskimia :
CH3
CH2= C – CH2– CH3
Sifat fisis:
Berat Molekul : 70,134
Titik Didih : 31 oC
Titik Leleh : -137 oC
Berat Jenis pada 25 oC : 0,654 gr/cm3
Viskositas pada 25 oC : 0,1822 cP
Kemurnian : 95 % wt
Fasa pada 1atm : cair
Sifat kimia :
a. Metilbuten dapat terisomerisasi menjadi trimetiletilen dengan
katalisator asam sulfat.
Reaksi :
CH3 CH3
H2SO4
CH2= C – CH2– CH3 CH3– C =CH2– CH3
b. Metilbuten dapat terklorinasi menjadi 2-methyl dicloro 2-buten.
Reaksi:
CH3 CCl2
CH2= C – CH2– CH3 + Cl3 CH3– C = CH – CH3
2. Bahan Baku Penunjang :
Asam Sulfat
: Larut sepenuhnya
: 26,7 cP(pada 20 °C)
: 10
: 290
32
B. Spesifikasi Produk
Trimetiletilen
Rumus Kimia :
CH3
CH3– C = CH – CH3
Sifat fisis:
Berat Molekul : 70,134
Titik Didih : 39oC
Titik Leleh : -134oC
Berat Jenis pada25oC : 0, 666 gr/cm3
Viskositas pada 25 oC : 0,2192 cP
Kemurnian : 95 % wt
Fasa pada 1atm : cair
V. SPESIFIKASI PERALATAN
A. Peralatan Proses
Peralatan proses pabrik Trimetiletilen dengan kapasitas 35.000 ton/tahun terdiri dari:
1. Tangki Penyimpanan Metilbuten (ST-101) Tabel 5.1 Spesifikasi Tangki Metilbuten (ST-101) Alat Tangki Penyimpanan Metilbuten
Kode ST-101
Fungsi Menyimpan Metilbuten dengan kapasitas 4751,4667 kg
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical. Kapasitas 549,881 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 30 ft Tinggi shell (Hs) = 24 ft Tebal shell (ts) = 0.913 in Tinggi atap = 5,538 ft Tebal head = 2,5 in Tinggi total = 29,538 ft Tekanan Desain 41,416 psi
Bahan Stainless Steel SA-283 Grade C
46
2. Tangki Penyimpanan Asam Sulfat (ST-102) Tabel 5.2 Spesifikasi Tangki Asam sulfat (ST-102) Alat Tangki Penyimpanan Asam sulfat
Kode ST-102
Fungsi Menyimpan Asam sulfat (H2SO4) dengan kapasitas 6,1769 kg
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk torispherical. Kapasitas 5,224 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 10 ft Tinggi shell (Hs) = 10 ft Tebal shell (ts) = 0.25 in Tinggi atap = 0,56 ft Tebal head = 0,313 in Tekanan Desain 16.205 psi
Bahan Stainless Steel AISI 316
3. Mixing Tank (MT-101) Tabel 5.3 Mixing Tank (MT-101)
Alat : Mixing Tank
Kode : MT-101
Fungsi : Tempat untuk mengencerkan H2SO4 dengan H2O. Jenis : Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar
(flat bottom) dan atap (head) serta bottom berbentuk torispherical dished head.
Bahan Konstruksi : Stainless Steel Tipe-316 Kondisi
Jenis : Marine Propeller 3 Blade
Diameter : 10 ft (3,048 m)
Tebal : 1,25 ft (0,381 m)
48
Tabel 5.4 Spesifikasi Heater -101 (HE-101) Kode Alat HE– 101
Nama Alat Heater 101
Fungsi Memanaskan aliran keluaran ST-101 (metilbuten) dari temperatur 30oC (303,195 K) menjadi temperatur 32oC (305,15 K)
Bentuk Double pipe Heat Exchanger Dimensi pipa
(metilbuten) (air pemanas)
IPS (in) 2 IPS (in) 1,25
Sch. No. 40 Sch. No. 40
OD (in) 2,38 OD (in) 1,66
Surface area 8,7 ft2
Fouling factor 0,9304 (hr)(ft2)(oF)/Btu Jumlah Hairpin 1 buah
5. Heater (HE-102)
Tabel 5.5 Spesifikasi Heater -102 (HE-102) Kode Alat HE– 102
Nama Alat Heater 102
Fungsi Memanaskan keluaran MT-101 (H2SO4) dari temperatur 30oC menjadi temperatur 32oC (303,195 K) menjadi temperatur 32oC (305,15 K)
50
6. Reaktor (RE-201)
Tabel 5.6 Spesifikasi Reaktor -201 (RE-201)
Alat Reaktor
Kode RE-201
Fungsi Tempat terjadinya reaksi isomerisasi Metilbuten dengan katalis asam sulfat (H2SO4) menjadi Trimetiletilen
Jenis Reaktor alir tangki berpengaduk dilengkapi dengan koil pemanas
Bahan stainless steel SA 167 Grade 11 type 316
Suhu 32 ºC
Tekanan 4 atm
Jenis pengaduk Six blade turbine with disk Jumlah pengaduk 1 buah
Daya pengadukan 6 hp Putaran pengadukan 1.13 rps
7. Centrifuge (CF-301)
Tabel 5.7 Spesifikasi Centrifuge-301 (CF-301) Alat : Centrifuge
Kode Alat : CF-301
Fungsi : Memisahkan Metilbuten, 1-Penten dan Trimetiletilen dari H2SO4 dan air
Jenis : Disk – discharge bowl centrifuge Desain : Diameter bowl = 1,7272 m
Kecepatan sudut = 15 rpm
8. Flash Drum (FD-301) Tabel 5.8 Spesifikasi FD-301
Alat Flash Drum
Kode FD-301
Fungsi Memisahkan komponen yang keluar dari bottom centrifuge
Dimensi Diameter kolom : 18 in Tinggi : 13,2634 m Tebal shell : 0,1569 in Tebal head : 0,1805 in
52
9. Condensor 301 (CD-301)
Tabel 5.9 Spesifikasi condensor 301 (CD-301)
Alat Condensor
Kode CD – 301
Fungsi Mengkondensasikan produk atas distillasi (MD-301) Bentuk Shell and Tube Heat Exchanger
Dimensi Shell Tube
ID
Bahan Konstruksi Stainless Steel SA-240 A ISI tipe 316
10.Reboiler-301 (RB-301)
Tabel 5.10 Spesifikasi reboiler-301 (RB-301)
Alat Reboiler
Kode RB – 301
Fungsi Memanaskan kembali dan menguapkan sebagian produk bawah MD–301 untuk dikembalikan lagi ke dalam kolom distilasi.
Bentuk Shell and Tube Heat Exchanger
Dimensi Shell Tube
ID
Bahan Konstruksi Stainless Steel SA-240 A ISI tipe 316
54
11. Accumulator (AC-301)
Tabel 5.11. Spesifikasi Accumulator (AC-301)
Alat Accumulator
Kode AC – 301
Fungsi Menampung sementara cairan yang keluar dari CD-301.
Jenis Tangki silinder dengan tutup torispherical Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Kapasitas 31,343 ft3
Dimensi OD
12.Pompa Proses (PP-101)
Tabel 5.12 Spesifikasi Pompa (PP – 101)
Alat Pompa
Fungsi Menaikkan tekanan metilbuten dari 1 atm menjadi 4 atm
Jenis Reciprocating pump, single suction Bahan Konstruksi Stainless Steel (austenitic) AISI tipe 316
Kapasitas 34,89 gpm
Efisiensi Pompa 92%
Dimensi NPS = 0,1 in
Sch = 40 in
Beda ketinggian : 5,00 m
Power motor 0,6 hp
13.Pompa Proses (PP-102)
Tabel 5.13 Spesifikasi Pompa (PP – 102)
Alat Pompa
Fungsi Memompa keluaran HE-101 menuju RE-201 Jenis Centrifugal pump, single suction
Bahan Konstruksi Steinless Steels AISI 316
Kapasitas 83,524 gpm
Efisiensi Pompa 61,8%
Dimensi NPS = 2 in
Sch = 40 in
Power motor 3 hp
NPSHA 1,967 m
14.Pompa Proses (PP-103)
Tabel 5.14 Spesifikasi Pompa (PP – 103)
Alat Pompa
Fungsi Memompa H2SO4 dari ST-102 menuju MT-101 Jenis Centrifugal pump, single suction
Bahan Konstruksi Steinless Steels AISI 316
Kapasitas 0,0002 gpm
Efisiensi Pompa 58%
Dimensi NPS = 0,1 in
Sch = 40 in Power motor 0,000005 hp
56
15.Pompa Proses (PP-104)
Tabel 5.15 Spesifikasi Pompa (PP – 104)
Alat Pompa
Fungsi Menaikkan tekanan H2SO4 dari 1 atm menjadi 4 atm Jenis Reciprocating pump, single suction
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA 283 Grade C
Kapasitas 0,038 gpm
Efisiensi Pompa 92%
Dimensi NPS = 0,1 in
Sch = 40 in
Power motor 0,01 hp
NPSHA 0,012 m
16.Pompa Proses (PP-105)
Tabel 5.16 Spesifikasi Pompa (PP – 105)
Alat Pompa
Fungsi Memompa keluaran HE-102 menuju RE-201 Jenis Centrifugal pump, single suction, single stage Bahan Konstruksi Carbon Steel SA 283 Grade C
Kapasitas 0,038 gpm
Efisiensi Pompa 58%
Dimensi NPS = 0,1 in
Sch = 40 in
Power motor 1 hp
17. Pompa Proses (PP-201)
Tabel 5.17 Spesifikasi Pompa (PP – 201)
Alat Pompa
Fungsi Memompa Produk Keluaran RE-201 menuju ke CF-301
Jenis Centrifugal pump, single suction Bahan Konstruksi Stainless Steel AISI tipe 316
Kapasitas 28,458 gpm
18.Pompa Proses (PP-301)
Tabel 5.18 Spesifikasi Pompa (PP – 301)
Alat Pompa
Fungsi Memompa Keluaran bawah CF-301 menuju ke MD-301
Jenis Centrifugal pump, single suction Bahan Konstruksi Stainless Steel AISI tipe 316
58
19.Pompa Proses (PP-302)
Tabel 5.19 Spesifikasi Pompa (PP – 303)
Alat Pompa
Fungsi Memompa Keluaran samping CF-301 menuju ke MT-301
Jenis Centrifugal pump, single suction Bahan Konstruksi Stainless Steel AISI tipe 316
Kapasitas 0,015 pm
20.Pompa Proses (PP-303)
Tabel 5.20 Spesifikasi Pompa (PP – 303)
Alat Pompa
Fungsi Mengalirkan Produk Trimetiletilen keluaran MD-301
Jenis Centrifugal pump, single suction Bahan Konstruksi Stainless Steel AISI tipe 316
B. Peralatan Utilitas
Peralatan utilitas terdiri dari: 1. Bak sedimentasi (BS-01)
Tabel 5.21 Spesifikasi Bak Sedimentasi (BS-01) Alat Bak Sedimentasi
Kode BS – 01
Fungsi Mengendapkan lumpur dan kotoran air sungai
sebanyak 121,942 m3/jam dengan waktu tinggal 3 jam Bentuk Bak rectangular
Dimensi Panjang = 14,815 m Lebar = 4,938 m Kedalaman = 6 m
Jumlah 1 buah
2. Agglomeration Tank (AT-01)
Tabel 5.22 Spesifikasi Agglomeration Tank (AT-01) Alat Agglomeration Tank
Kode AT – 01
Fungsi Menggumpalkan kotoran yang tidak mengendap di bak penampung awal dengan menambahkan alum Al2(SO4)3 , klorin dan soda kaustik.
60
3. Tangki Penyimpanan Larutan Alum (TP-01)
Tabel 5.23 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Larutan Alum (TP-01) Alat Tangki Penyimpanan
Kode TP – 01
Fungsi Menyiapkan dan menyimpan larutan alum konsentrasi 26% volum selama 30 hari untuk diinjeksikan ke dalam bak penggumpal Bentuk Silinder vertical
Kapasitas 63,215 m3
4. Tangki Penyimpanan Larutan Soda Kaustik (NaOH) (TP-02) Tabel 5.24 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Larutan NaOh (TP-02)
Alat Tangki Penyimpanan
Kode TP – 02
Fungsi Menyiapkan dan menyimpan larutan NaOH konsentrasi 48% volum selama 30 hari untuk diinjeksikan ke BP-01 dan AE-01
5. Tangki Penyimpanan Larutan Klorin (TP-03)
Tabel 5.25 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Klorin (TP-03) Alat Tangki Penyimpanan
Kode TP – 03
Fungsi Menampung larutan klorin sebagai injeksi ke bak penggumpal selama 7 hari
Bentuk Silinder vertikal Kapasitas 295,001 m3
Tabel 5.26 Spesifikasi Clarifier (CL-01)
Alat Clarifier
Kode CL – 01
Fungsi Mengendapkan gumpalan-gumpalan kotoran dari bak penggumpal
62
7. Sand Filter (SF-01)
Tabel 5.27 Spesifikasi Sand filter (SF-01)
Alat Sand Filter
Kode SF –01
Fungsi Menyaring kotoran-kotoran yang terbawa air Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk
torisperical den media penyaring pasir dan kerikil. Kapasitas 146,33 m3
Dimensi Diameter = 4,572 m
Tinggi = 1,707 m Tebal shell (ts) = 0,313 in Tebal head = 0,375 in Tekanan Desain 18,617 psi
Waktu backwash 5,33 menit
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 2 Buah
8. Tangki Penyimpanan Air Filter (TP-04)
Tabel 5.28 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Saring (TP-04) Alat Tangki Air Saring
Kode TP – 04
Fungsi
Kapasitas
Tebal head = 0,313 in
Tebal lantai = 0,5 in, bentuk plate Tutup atas Bentuk conical
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 1 Buah
9. Tangki Penyimpanan Air Domestik (TP-05)
Tabel 5.29 Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Domestik (TP-05) Alat Tangki Penyimpanan Air Domestik
Kode TP – 05
Fungsi Tempat penyimpanan bahan baku air untuk keperluan umum dan sanitasi pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik selama 1 shift (8 jam) Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat
bottom) dan atap (head) berbentuk conical Kapasitas 211,67 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 3,048 m Tinggi shell (Hs) = 3,048 m Tebal shell (ts) = 0,25 in Tinggi head = 0,37 ft Tebal head = 0,313 in
Tebal lantai = 0,5 in, bentuk plate Jumlah course = 2
Tutup atas Bentuk conical
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
64
10.Hot Basin (HB-01)
Tabel 5.30 Spesifikasi Hot Basin (HB-01) Alat Hot Basin
Kode HB – 01
Fungsi Menampung air prosesyang akan didinginkan di cooling water.
Bentuk Bak rectangular Kapasitas 74,959 m3
Dimensi Panjang = 3,347 m Lebar = 3,347 m Tinggi = 6,693 m Jumlah 1 Buah
11.Tangki Inhibitor (Na3PO4) (TP-06)
Tabel 5.31 Spesifikasi Tangki Inhibitor (TP-06) Alat Tangki Inhibitor
Kode TP-06
Fungsi Tempat penyimpanan inhibitor selama 30 hari untuk diinjeksikan ke cooling tower
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
12.Tangki Dispersant (TP-07)
Tabel 5.32 Spesifikasi Tangki Dispersant (TP-07) Alat Tangki dispersant
Kode TP-07
Fungsi
Tempat penyimpanan dispersant selama 30 hari untuk diinjeksikan ke cooling tower
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical
Dimensi Diameter shell (D) 7,62 m
Tabel 5.33 Spesifikasi Cooling Tower (CT-01)
Alat Cooling Tower
Kode CT –01
Fungsi Mendinginkan air pendingin yang telah digunakan oleh peralatan proses dengan menggunakan media pendingin udara dan mengolah dari temperatur 50oC menjadi 30o C
Tipe Inducted Draft Cooling Tower Kapasitas 75,722 m3
66
14.Cold Basin (CB-01)
Tabel 5.34 Spesifikasi Cold Basin (CB-01) Alat Cold Basin
Kode CB – 01
Fungsi Menampung air keluaran dari cooling tower dan make up water dari tangki air filter.
Bentuk Bak rektangular Kapasitas 74,959 m3
Dimensi Panjang = 3,347 m Lebar = 3,347 m Tinggi = 6,693 m Jumlah 1Buah
15.Tangki Penyimpanan Larutan Asam Sulfat (TP-08) Tabel 5.35 Spesifikasi Tangki larutan Asam Sulfat (TP-08)
Alat Tangki Larutan Asam Sulfat (TP-08)
Kode TP-08
Fungsi Menyiapkan dan menyimpan larutan asam sulfat konsentrasi 4% volum selama 30 hari sebagai injeksi ke cation exchanger
Bentuk Silinder vertikal
16.Cation Exchanger (CE-01)
Tabel 5.36 Spesifikasi Cation Exchanger (CE-01)
Alat Cation Exchanger
Kode CE – 01
Fungsi Menghilangkan ion-ion positif yang terlarut dan menghilangkan kesadahan air
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical.
Dimensi Diameter shell (D) = 0,008 m Tinggi shell (Hs) = 3,375 m Tebal shell (ts) = 0,1875 in Tebal head (th) = 0,25 in Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
17.Anion Exchanger (AE-01)
Tabel 5.37 Spesifikasi Anion Exchanger (AE-01)
Alat Anion Exchanger
Kode AE – 01
Fungsi Menghilangkan ion-ion negatif yang terlarut dan menghilangkan kesadahan air
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan head berbentuk torisperical.
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C AISI tipe 316
68
18.Tangki Penyimpanan Air Demin (TP-09) Tabel 5.38 Spesifikasi Tangki Air Demin (TP-09)
Alat Tangki Penyimpanan Air Demin (TP-09)
Kode TP-09
Fungsi Menampung air demin keluaran anion exchanger pada suhu 30oC dan pada tekanan atmosferik Bentuk Silinder vertikal
Dimensi Diameter = 3,048 m
19.Pompa Utilitas 1 (PU-01)
Tabel. 5.39 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 01)
Alat Pompa
Kode PU – 01
Fungsi Memompa air sungai ke Bak Sedimentasi (BS – 01)
Jenis Centrifugal pump, single suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon steel SA 283 Grade C
Kapasitas 534,695 gpm
20.Pompa Utilitas 2 (PU-02)
Tabel. 5.40 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 02)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-02
Fungsi Memompa air keluaran BS-01 sebanyak ke bak penggumpal (BP-01)
Jenis Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 534,695 gal/min
Dimensi NPS = 6 in
Sch = 40 in
Power 8 hp
NPSH 6,782 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
21.Pompa Utilitas 3 (PU-03)
Tabel. 5.41 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 03)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-03
Fungsi Memompa airkeluaran BP-01 menuju CF-01 Jenis Centrifugal pump, single-suction, single
stage
70
22.Pompa Utilitas 4 (PU-04)
Tabel. 5.42 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 04)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-04
Fungsi Memompa air keluaran CF-01 menuju ke SF-01
Jenis Centrifugal pump,single-suction,single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 534,695 gal/min
Dimensi NPS = 6 in
Sch = 40 in
Power 8 hp
NPSH 6,782 m
Jumlah 1 buah (1 cadangan)
23.Pompa Utilitas 5 (PU-05)
Tabel. 5.43 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 05)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-05
Fungsi Memompa air keluaran SF-01 menuju ke TP-04
Jenis Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 534,695 gal/min
Dimensi NPS = 6 in Sch = 40 in
Power 8 hp
NPSH 6,782 m
24.Pompa Utilitas 6 (PU-06)
Tabel. 5.44 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 06)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-06
Fungsi Memompa air keluaran TP-04 menuju ke TP-05
Jenis Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 7,966 gal/min
Efisiensi
25.Pompa Utilitas 7 (PU-07)
Tabel. 5.45 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 07)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-07
Fungsi Memompa air keluaran TP-04 menuju ke HB-01 dan CE-01
Jenis Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 274,867 gal/min
Efisiensi Dimensi
72
Power 10 hp
NPSH 4,352 m
Jumlah 2 buah (1 cadangan)
26.Pompa Utilitas 8 (PU-08)
Tabel. 5.46 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 08)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-08
Fungsi Memompa air keluaran HB-01 menuju CT-01
Jenis Centrifugal pump, single-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 277,647 gal/min
Efisiensi
27.Pompa Utilitas 9 (PU-09)
Tabel. 5.47 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 09)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-09
Fungsi Memompa air keluaran CT-01 menuju CB-01
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 276,334 gal/min
Efisiensi
28.Pompa Utilitas 10 (PU-10)
Tabel. 5.48 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 10)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-10
Fungsi Memompa air keluaran dari CB-01 menuju ke CD-301
Jenis Centrifugal pump, single-suction Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 276,334 gal/min
74
29.Pompa Utilitas 11 (PU-11)
Tabel. 5.49 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 11)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-11
Fungsi Memompa air dari CE-01 menuju AE-01 Jenis Centrifugal pump, double-suction, single
stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 0,016 gal/min
Efisiensi
30.Pompa Utilitas 12 (PU-12)
Tabel. 5.50 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 12)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-12
Fungsi Mengalirkan air dari AE-01 menuju ke TP-09
Jenis Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 0,016 gal/min
Dimensi NPS = 4 in
Sch = 40 in
Power 8 hp
NPSH 0,006 m
31.Pompa Utilitas 13 (PU-13)
Tabel. 5.51 Spesifikasi pompa utilitas (PU – 13)
Alat Pompa Utilitas
Kode PU-13
Fungsi Memompa air keluaran TP-09 menuju ke
Mixing Tank (MT-101)
Jenis Centrifugal pump, double-suction, single stage
Bahan Konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C Kapasitas 0,016 gal/min
Efisiensi
32.Tangki Bahan Bakar Generator
Tabel 5.52 Spesifikasi Tangki Bahan Baku Generator
Alat Tangki BBM
Kode TB-01
Fungsi Tempat penyimpanan BBM untuk keperluan bahan bakar generator.
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head) berbentuk conical Kapasitas 12,650 m3
76
Tinggi atap 0.114 m
Tebal head 0.313 in
Jumlah courses 2 Buah
Tutup atas Bentuk conical Tebal Lantai 0,5 in
Bahan konstruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Jumlah 1 Buah
33.Compressor
Tabel 5.53 Spesifikasi Compressor
Alat Compressor
Kode CP– 01
Jenis Centrifugal compressor Kapasitas 213,569 ft3/jam udara
Power 0,5 hp
Bahan Konstruksi Cast iron
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
A. Unit Pendukung Proses (Utilitas)
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air bersih (Filtered Water), air pendingin (Cooling water), air demin (Boiling Feed Water), kukus (steam), udara instrument dan listrik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Trimetiletilen antara lain :
1. Unit pengolahan air (Water Treatment Unit)
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan air seperti air untuk kebutuhan umum atau sanitasi, air pendingin, air demin, air proses dan air untuk pemadam kebakaran (hydrant water).
a. Air untuk Kebutuhan Umum
78
(MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya serta kebutuhan rumah tangga. Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik, utilitas, laboratorium dan lainnya.
Beberapa persyaratan untuk air sanitasi adalah sebagai berikut :
Syarat fisis : di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, tingkat kekeruhannya sangat kecil yaitu < 1 mg SiO2/Liter.
Syarat kimia : tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun.
Syarat biologis (bakteriologis) : tidak mengandung kuman atau bakteri terutama bakteri patogen.
Air yang diperlukan untuk keperluan umum ini adalah sebesar :
Air untuk kantor
Kebutuhan air untuk karyawan = 150 L/hari/orang = 0,15 m3/hari/orang
Air untuk kebutuhan karyawan = 125 orang x 0,15 m3/hari/orang = 18,75 m3/hari
Air untuk laboratorium
Air untuk keperluan ini diperkirakan = 0,2 m3/hari
Air untuk kebersihan dan pertamanan
Sehingga total kebutuhan air untuk keperluan umum sebesar
Air keperluan umum = 19,45 m3/hari = 0,810 m3/jam = 779,185 kg/jam.
kebutuhan air untuk keperluan umum dapat dilihat pada Tabel 6.1 sedangkan perhitungan kebutuhan air dapat dilihat pada lampiran D.
Tabel 6.1 Kebutuhan Air untuk General Uses
No. Kebutuhan Jumlah Satuan
1 Air kebutuhan karyawan dan kantor 18,75 m³/hari
2 Air laboratorium 0,2 m³/hari
3 Air pertamanan dan kebersihan 0,5 m³/hari
Total
19,45 m³/hari 0,810 m³/jam 779,185 kg/jam
b. Air Pendingin
80
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan air untuk keperluan pendinginan sebagai berikut :
1. Kesadahan air yang dapat menyebabkan terjadinya scale (kerak) pada sistem perpipaan.
2. Mikroorganisme seperti bakteri, plankton yang tinggal dalam air sungai, berkembang dan tumbuh, sehingga menyebabkan fouling alat heat exchanger.
3. Bahan-bahan penyebab korosi dan bahan-bahan penyebab penurunan efisiensi perpindahan panas seperti minyak.
Kualitas standar air pendingin yaitu :
Ca hardness sebagai CaCO3 : 150 ppm
Mg hardness sebagai MgCO3 : 100 ppm
Silika sebagai SiO2 : 200 ppm
Turbiditas : 10
Cl- dan SO42- : 1000 ppm
pH : 6 – 8
Ca2+ : max. 300 ppm
Silika : max. 150 ppm
TDS : max 2500 ppm