• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (Studipada Perusahaan Tambang Tahun 2011-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (Studipada Perusahaan Tambang Tahun 2011-2015)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT AFFECT AGAINST THE STRUCTURE OF CAPITAL ON THE COMPANY MINE LISTED ON THE STOCK EXCHANGES OF

INDONESIA

(study on the company mine years 2011-2015)

Oleh

TRI WAHYUNINGSIH 20130410310

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ANALYSIS OF THE FACTORS THAT AFFECT AGAINST THE STRUCTURE OF CAPITAL ON THE COMPANY MINE LISTED ON THE

STOCK EXCHANGES OF INDONESIA (study on the company mine years 2011-2015)

Diajukan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada fakultas ekonomi dan bisnis program studi Manajemen Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

TRI WAHYUNINGSIH 20130410310

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

(3)

Nomormahasiswa : 20130410310

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TAMBANG YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA (Studipada Perusahaan Tambang Tahun 2011-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 22 November 2016Materai, 6.000-,

Tri Wahyuningsih

(4)

Dan urusan yang disertaidenganDo’a, karenasesungguhnya

Nasibseseorangmanusiatidakakan

Berubahdengansendirinya

Tanpaberusaha ”.

“ Sesuatuakanmenjadikebanggaan,

Jikasesuatuitudkerjakan,

Dan bukanhanyadipikirkan.

Sebuahcita-citaakanmenjadikesuksesan,

Jikakitaawalidenganbekerjauntukmencapainya.

Bukanhanyamenjadiimpian”.

(5)

1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dalam segi apapun, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi dan pendidikan saya.

2. Ibu Alien Akmalia, S.E.,M.Sc. yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan masukan serta mendampingiselama proses penyelesaian skripsi ini 3. Personil kontrakan “srikandi pantura” dan semuateman-teman kost bapak parjono

yang telah mendukung dan member semangat untuk saya dalam menyelesaikan skripsi.

4. Wa Ode Sitty Atriana Hasim, teman seperjuangan pergi pagi pulang malam, teman berbagi keluh kesah, teman bersama korban skripsi. Dan teman sekost Atriana yang sudah memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dan semua teman-teman Karib, teman-teman berjuang dalam pendidikan, SEMANGAT buat kita semua, semoga ilmu yang kita peroleh selama ini bermanfaat

untuk kedepannya, AMINNNNN.

(6)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Penelitian ... 1

B. Batasan MasalahPenelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... ... 7

D. TujuanPenelitian ... 8

E. ManfaatPenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. LandasanTeori ... 10

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 19

C. Hipotesis ... 24

D. Model Penelitian ... 28

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 29

(7)

D. TeknikPengumpulan Data ... 30

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Dependen ... 30

2. Variabel Independen ... 31

BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. GambaranUmumObyekPenelitian ... 39

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data... 46

C. pembahasan ... 61

D. Uji Koefisien Determinasi ... 65

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 67

C. KeterbatasanPenelitian ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian ... 39

4.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 40

4.3 Statistik Deskriptif ... 47

4.4 HasilUjiAnalisis Regresi Linear Berganda ... 51

4.5 HasilUjiNormalitas ... 53

4.6 HasilUjiMultikolinieritas ... 54

4.7 HasilUjiAutokorelasi ... 56

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.9 Hasil Analisis Uji Parsial ... ... .58

4.10 Hasil Analisis Uji Simultan ... ... .61

4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... ... 65

(9)
(10)
(11)

periode 2011 sampai 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai 2015. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan

purposive sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sehingga dalam penelitian terdapat 45 sampel yang sesuai dengan kriteria.

Hasil dari penelitian ini yaitu, profitabilitas berpengaruh negative dan signifikan, struktur asset berpengaruh positif dan signifikan, growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan, dan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

Kata kunci: strukturmodal(DER), profitabilitas(ROA), struktur asset(PPEMVA),

growth opportunity(MVBVA), dandividen(DPR).

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine and analyze the effect of profitability, asset structure, growth opportunity, and dividends on capital structure on a mining company listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2011 to 2015. This study uses secondary data is data obtained from the Indonesia Stock Exchange, the sample in this study is a mining company listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2011 to 2015. the sampling technique in this study is based on purposive sampling means that sample in accordance with the criteria specified. Thus, in the study there were 45 samples that match the criteria.

The results of this study, namely, negative and significant profitability, asset structure and significant positive effect, growth opportunity ang significant positive effect, and dividens positive and significant impact on the capital structure.

Keywords: Capital structure (DER), profitability (ROA), asset structure (PPEMVA), growth opportunity (MVBVA) and dividends (DPR).

(12)

Ditengah iklim bisnis pada era ekonomi global sekarang ini, setiap perusahan diharuskan untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain. Pesatnya persaingan bisnis ini pula menuntut perusahaan untuk bisa lebih inovatif dan kreatif dalam menghasilkan produknya, agar mampu memepertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Hal ini juga memiliki tujuan lain yaitu agar perusahaan tersebut mampu mencapai tujuannya sehingga kemakmuran pemegang saham perusahaan dapat terpenuhi, dengan terpenuhinya kemakmuran pemegang saham diharapkan mampu memepertahankan kepercayaan investor untuk menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan dan mampu menarik para investor lain untuk menginvestasikan sahamnya kepada perusahaan.

Perusahaan juga bisa melakukan cara lain yaitu dengan cara melakukan perluasan usahannya atau membuka cabang di tempat lain sehingga perusahaan tidak mudah di akuisisi oleh perusahaan lain dan pendapatan perusahaan semakin bertambah. Tidak terkecuali perusahaan tambang, semakin banyaknya perusahaan tambang yang bermunculan baik resmi maupun perusahaan tambang yang tidak resmi, hal ini menuntut suatu perusahaan tambang untuk mampu bersaing dengan perusahaan tambang lainnya. Apalagi sektor tambang merupakan sektor yang sensitif dengan kondisi perekonomian dunia. Terbukti, dengan adanya lonjakan harga minyak

(13)

dunia, saham-saham di sektor ini mengalami pertumbuhan yang signifikan dan banyak menjadi incaran investor (Bursa Efek dan Pasar Utang (2008) dalam Bram Hadiyanto dan Christian Tayana, 2010).

Dalam proses persaingan bisnis tersebut perusahaan banyak membutuhkan dana yang besar. Tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mencari sumber dana, yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan. Sehingga Manajer keuangan perusahaan harus bisa memilih atau menentukan sumber dana atau proporsi sumber dana yang akan di ambilnya dengan tujuan penggunakan sumber dana tidak akan memberikan dampak yang negatif terhadap perusahaan. Adapun sumber dana yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu dana pihak internal yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan, dana ini bisa berasal dari laba yang ditahan atau dividen yang tidak di bagikan kepada pemegang saham. Selain dana dari pihak internal perusahaan juga bisa menggunakan dana dari pihak eksternal yaitu dana dari pihak ketiga perusahaan contohnya yaitu bank yang berupa kredit yang diterima oleh perusahaan atau dalam kata lain perusahaan berhutang kepada Bank.

(14)

sebagai sumber dana bagi perusahaan, manajer keuangan perusahaan harus mampu menghitung dengan tepat proporsi penggunaan hutang dan modal sendiri, karena penggunaan hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak tersendiri bagi struktur modal perusahaan.

Akan tetapi ketika suatu perusahaan memutuskan untuk meningkatkan penggunaan hutang (Leverage), maka perusahaan ini dengan sendirinya akan meningkatkan risiko keuangan dan konsekuensinya. Sebaliknya perusahaan harus memperhatikan masalah pajak. Manajer perusahaan akan menentukan keputusan pendanaan bagi perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau hutang. Biasanya manajer perusahaan akan menggunakan sumber dana hutang dengan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh dari hutang yaitu pertama,bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari utang. Kedua, pemegang utang

(debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima (Lukas Setia Atmaja (2003)).

(15)

perusahaan yang Profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Struktur asset juga mampu mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan, struktur asset yaitu suatu perbandingan struktur asset perusahaan dengan total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. semakin banyak asset yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan modal perusahaan.

Asset perusahaan sendiri bisa berupa asset tetap ataupun asset tidak tetap, asset tetap yaitu asset yang tidak habis sekali pakai atau asset yang bisa digunakan dalam jangka waktu lama, asset tetap ini bisa berupa gedung, alat produksi, investasi jangka panjang, atau bisa berupa asset tidak berwujud. Sedangkan asset tidak tetap yaitu asset yang habis dalam sekali pakai atau asset yang dapat digunakan hanya dalam jangka waktu pendek, asset tidak lancar ini bisa berupa kas, piutang, atau bahan baku dalam proses produksi. Asset yang dimiliki perusahaan akan memiliki dampak tersendiri bagi perusahaan, semakin banyak asset yang dimiliki perusahaan akan menarik banyak permintaan dari konsumen, dampak kepemilikan perusahaan terhadap asset tetap yang tinggi juga banyak memberikan pengaruh terhadap struktur modal perusahaan, karena asset tetap yang tinggi akan mempermudah perusahaan dalam mencari sumber dana dari luar dengan cara menjadikan asset tetap yang dimiliki di jadikan sebagai jaminan. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan dalam mencari kepercayaan dari kreditur.

(16)

investment Opportunity set, yang menjelaskan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. investment Opportunity set

tidak hanya menunjukan pada peluang investasi tradisional seperti eksplorasi mineral tetapi pilihan pembelanjaan lainnya (Jogiyanto dalam Laila Asriyanti 2014). Peluang pertumbuhan bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dengan cara melakukan perluasan usaha, membuka cabang baru perusahaan. Atau bisa juga dilakukan dengan cara berinvestasi kepada perusahaan lain dengan harapan investasi tersebut akan mejadi salah satu sumber pemasukan atau sumber dana bagi perusahaan.

Faktor lain adalah dividen, yaitu kompensasi yang diterima oleh pemegang saham disamping capital gain. Dimana Manajer perusahaan biasanya akan mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan di tahan guna untuk di investasikan kembali kepada perusahaan. Pembagian keuntungan tersebut kepada pemegang saham biasanya disebut dengan kebijakan dividen. Kebijakan dividen yang tinggi menandakan suatu perusahaan mampu memenuhi kesejahteraan pemegang saham, hal tersebut dapat meningkatkan investasi dari para investor, sehinga hal ini mempengaruhi modal perusahaan.

(17)

tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seftianne yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Perbedaan hasil penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh hasni yusrianti (2013) yang menyatakan bahwa struktur asset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herdiawan Rudi Pradana, Fachrurozie dan Kiswanto (2013) yang menyatakan bahwa struktur asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.

Perbedaan hasil dari penelitian terdahulu juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti (2013) yang menyatakan bahwa Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, hal ini tidak sejalan dengan penellitian yang dilakukan oleh Rita Puji Astuti yang menyatakan bahwa Growth Opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yang menyatakan bahwa dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian replikasi ekstensi dari penelitian Hasni Yusrianti yang berjudul Pengaruh tingkat profitabilitas, struktur asset, dan

(18)

dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menambahkan dividen sebagai variabel independen dan perusahaan tambang merupakan objek pada penelitian ini.

B. Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Telah diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya yaitu profitabilitas, struktur asset,growth opportunity, dan dividen namun karena adanya banyak perbedaan ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu dan masih kurangnya penelitian variabel lain yang mempengaruhi struktur modal. Sehingga munculah masalah yang harus diteliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, jadi kesimpulan selanjutnya yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?

2. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara struktur asset terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?

3. Apakah terdapat pengaruh positif signifikan antara growth

(19)

4. Apakah terdapat pengaruh posistif signifikan antara dividen terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh struktur asset terhadap struktur modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh growth opportunity terhadap

Struktur Modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dividen terhadap struktur

modal pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

E. Manfaat Penelitian

(20)
(21)

1. Struktur Modal.

Struktur modal yaitu, keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik hutang jangka panjang atau hutang jangka pendek, saham preferen dan saham biasa yang akan digunakan oleh perusahaan Margaretha dan Ramadhan, (2010). Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang struktur modal yaitu diantaranya:

Teori pendekatan Modiglani dan Miller. Teori MM tanpa pajak teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modiglani dan Miller (Teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori MM yang kedua yaitu teori dengan pajak yang menyatakan bahwa teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Dimana perussahaan yang menggunakan sumber dananya dari hutang akan mendapatkan keuntungan karena Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga dari hutang bisa dipakai sebagai pengurang pajak.

Teori Trade-of dalam struktur modal menurut Trade-off theory

yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari

(22)

tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”.

Teori Pecking Order Menurut Myers (1984), Pecking Order Theory menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki Sumber dana internal yang berlimpah.” Sehingga perusahaan akan mengutamakan penggunaann dananya dari dana internal. Dalam Pecking Order Theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal.

Teori keagenan (Agency Approach) menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free-cash flow. Biasanya ada kecenderungan manager ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free-cash flow, karena Jika perusahaan menggunakan hutang, maka manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga. (Setiawan, 2011)

(23)

sedikit, akan berusaha menginterprestasikan perilaku manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer, termasuk dalam hal menentukan struktur modal, bisa dianggap sebagai signal oleh pihak luar (investor).

Teori asimetri memiliki dua model informasi sebagai berikut. Menurut Myers dan Majluf (1977), menyatakan bahwa ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar. Manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Yang selanjutnya yaitu menurut Signaling (Ross, 1977) teori ini mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. (Mamduh M.hanafi (2014)).

2. Profitabilitas.

(24)

pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. (Hermuningsih, 2013).

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, laba perusahaan juga merupakan elemen dalam menentukan nilai perusahaan. Profitabilitas bisa diukur diantaranya menggunakan analisis Return On Asset atau Return On Equity. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Sedangkan ROE secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan dividen saham preferen (biaya saham preferen) Mamduh M.Hanafi (2009).

3. Struktur Asset.

(25)

perusahaan yang memiliki aset tetap yang tinggi akan memiliki permintaan yang tinggi pula dari konsumen, sehingga perusahaan dengan aset tetap yang tinggi harus memperhatikan kebutuhan dana dan karena tingginya permintaan dari konsumen biasanya perusahaan akan mencari sumber dana dengan hutang.

Asset tetap yang dimiliki perusahaan akan memberikan dampak tersendiri bagi perusahaan, karena tingginya kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mencari sumber dana dari luar yaitu salah satunya dengan cara berhutang dengan pihak luar. Adapun setiap penggunaan hutang perusahaan pasti akan memerlukan jaminan yang digunakan oleh perusahaan untuk menarik kepercayaan pihak penghutang dalam memberikan pinjaman dananya kepada perusahaan. Dalam keadaan seperti ini asset tetap perusahaan akan memberikan manfaat yang besar karena asset tetap yang dimiliki perusahaan akan sangat mudah di jadikan jaminan untuk meyakinkan pihak pemberi hutang kepada perusahaan .

4. Growth Opportunity.

Growth Opportunity, yaitu suatu perusahaan yang memiliki peluang untuk melakukan pertumbuhan usahanya.Dalam penelitian ini

(26)

bisa menambah pemasukan dana bagi perusahaan, ataupun melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain untuk mengisi kekosongan pada perusahaannya. Perusahaan-perusahan yang memiliki pertumbuhan yang cepat sering kali harus meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana dimasa mendatang dan juga lebih banyak menahan laba-laba yang diperoleh perusahaan (Hermuningsih, 2013).

Peluang tingginya suatu perusahaan dalam melakukan investasi akan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi dengan berbagai pertimbangan, diantaranya keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam investasi yaitu investasi merupakan potensi sumber dana yang panjang bagi perusahaan, karena dari investasi perusahaan akan memperoleh laba dalam jangka waktu panjang, dalam berinvestasi berarti perusahaan juga akan memiliki sumber dana yang tetap.

5. Dividen.

(27)

harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen (Lukas Setia Atmaja, 2003).Pembuatan keputusan tersebut disebut dengan kebijakan dividen (Dividen Policy).

Ada beberapa teori yang membahas tentang kebijakan dividen, yaitu:

a. “Dividen tidak relevan” dari MM.

Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang “ lemah” seperti: 1) Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional,

namun pada kenyataanya pasar modal yang sempurna sulit ditemui. 2) Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan

saham baru, akan tetapi pada kenyataanya biaya emisi saham baru pasti ada.

3) Tidak ada pajak, namun pada kenyataannya pajak pasti ada.

4) Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah, namun pada

kenyataanya kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah.

(28)

penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains daripada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui atau dinikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat menunda pembayaran pajak.

b. Teori “The Bird In The Hand”

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen daripada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividen yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Akan tetapi teori ini dianggap salah oleh Modigliani dan Miller karena mereka beranggapan bahwa pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaam yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama.

c. Teori Perbedaan Pajak

(29)

yieldtinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.

d. Teori “Signaling Hypotesis”

Teori ini menyatakan bahwa Ada bukti empiris yang menyatakan jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Menurut MM bahwa suatu kenaikan dividen diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang.

e. Teori “Clientele Effect”

(30)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti yang berjudul “pengaruh tingkat profitabilitas, struktur aset, dan growth opportunity

terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang telah Go Public Di BEI (2013)”. Yang menyatakan bahwa profitabilitas, struktur aset, dan

growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh I Putu Andre Sucita Wijaya dan I Made Karya Utama yang berjudul “pengaruh profitabilitas,struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal serta harga saham (2010-2012)”. Menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal, dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

(31)

modal, sedangkan likuiditas, kesempatan pertumbuhan, dividen, investasi dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Seftianne yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur (2011)”. Yang menyatakan bahwa Growth Opportunity dan ukuran perushaan berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan manajerial dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri yang berjudul “pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI (2012)”.yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

(32)

profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman (2014)”. Yang menyatakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Herdiawan Rudi Pradana, Fachrurozie, dan Kiswanto yang berjudul “pengaruh risiko bisnis, struktur aset, ukuran dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal (2013)”. Yang menyatakan bahwa risiko bisnis, struktur aset dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Gede Nicko Sabo Adiyana dan Putu Agus Ardiana yang berjudul “pengaruh ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan tingkat likuiditas pada struktur modal”. Yang menyatakan bahwa ukuran perusahan, pertumbuhan aset, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan pada struktur modal, sedangkan risiko bisnis berpengaruh negatif tidak signifikan pada struktur modal.

(33)

berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal (2010)”. Yang menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal, dan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Sumani yang berjudul “analisis struktur modal dan beberapa faktor yang mempengaruhi pada perusahaan manufaktur di BEI (2012)”. Yang menyatakan bahwa kebjakan dividen,tingkat profitabilitas, dan leverage operasi berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

(34)

profitabilitas dan struktur aset terhadap struktur modal pada perusahaan

property and Real estate yang terdaftar di BEI”. Menyatakan bahwa profitabilitas dan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Vitriasari dan Iin Indarti yang berjudul “pengaruh stabilitas penjualan, struktur aktiva dan tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal”. Yang menyatakan bahwa stabilitas penjualan dan tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Penelitian yang dilakukan Yusralaini, Hardi dan Septi Dwiani yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI”. Yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan institutional ownership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal, sedangkan Struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Rita Puji Astuti yang berjudul “pengaruh profitabilitas, size, Growth Opportunity dan struktur aktiva terhadap struktur modal Bank”. Yang menyatakan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size dan Growth Opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

(35)

yang diteliti, pada penelitian terdahulu kebanyakan meneliti pada perusahan manufaktur sedangkan penelitian ini meneliti pada sektor pertambangan.

C. Hipotesis

1. Hubungan Profitabilitas dengan Struktur Modal.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari proses produksinya, selama periode tertentu. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan memilki modal yang melimpah sehingga kemungkinan perusahaan akan memiliki tingkat hutang yang rendah. Seperti yang telah dijelaskan pada Pecking Order Theory menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat Profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Sehingga perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan sumber dana internalnya di banding menggunakan sumber dana eksternal.

Penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Nadzirah, Yudiaatmaja dan Cipta (2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.maka hipotesis yang akan diajukan yaitu:

(36)

2. Hubungan struktur asset dengan struktur modal.

Struktur asset yaitu suatu perbandingan struktur asset perusahaan dengan total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Jenis asset yang dimiliki perusahaan yaitu biasanya berbentuk asset tetap ataupun asset lancar, asset tetap yaitu asset yang mempunyai daya guna yang tinggi atau lama sehingga memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan asset yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang dalam struktur modalnya, daripada perusahaan yang pertumbuhan asset nya rendah. Adanya pertumbuhan asset berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi, dimana penambahan tersebut berarti juga penambahan biaya bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan asset maka, perusahaan semakin memerlukan biaya atau dana agar perusahaan dapat terus beroperasi. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan, pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan (Lukas, 2003). Pemenuhan kebutuhan akandana tersebut dapat diperoleh melalui akumulasi penyusutan aktiva tetap, maupun dengan laba ditahan (Andi Kartika, 2016).

(37)

Asset tetap yang dimiliki perusahaan akan memberikan manfaat yang tinggi dalam keadaan tersebut karena asset tetap perusahaan akan mudah dijadikan jaminan perusahaan dalam peminjaman dana. Penelitian yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri (2012) yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ni Putu Yeni Astiti yang menyatakan bahwa struktur asset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Maka hipotesisi yang akan diajukan yaitu:

H2: Struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal

3. Hubungan Growth Opportunity dengan struktur modal.

Growth Opportunity, adalah suatu perusahaan yang memiliki peluang untuk melakukan pertumbuhan usahanya. Didalam penelitian ini

(38)

peningkatan perusahaan. perusahan yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan memiliki hutang yang tinggi pula.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Seftianne dan Handayani (2011), yang menyatakan kesempatan pertumbuhan memiliki pengaruh terhadap struktur modal, penelitian yang dilakukan oleh Hasni Yusrianti (2013) juga menyatakan bahwa Growth Opportunity

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Maka hipotesis yang akan diajukan yaitu:

H3: Growth Opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

4. Hubungan dividen dengan struktur modal.

(39)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif siginifikan terhadap struktur modal. Maka hipotesis yang akan diajukan yaitu:

H4: Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal

D. Model Penelitian

PROFITABILITAS

STRUKTUR ASSET

GROWTH

OPPORTUNITY

DIVIDEN

STRUKTUR MODAL H1

(-)

H2

(+)

H3

(+)

(40)

Sampel atau subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015, serta perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangannya per 31 Desember.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak ketiga, atau data laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. kriteria-kriteria perusahaan yang diteliti dalam penelitian sebagai berikut:

1. Perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak keluar selama Periode penelitian yaitu tahun 2011-2015

2. Perusahaan yang membagikan dividen kepada para pemegang saham 3. Perusahaan yang mengalami laba berturut-turut dan tidak mengalami

kebangkrutan selama periode 2011-2015

4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember.

(41)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu data yang diperoleh dari mendokumentasikan data yang telah di publikasikan di Bursa Efek Indonesia.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Definisi Variabel Penelitian.

Definisi operasional menunjukan ukuran atau proksi dari suatu variabel.variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2008) dalam Mega Barokatul Fajri,(2015).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini variabel independent terdiri dari Profitabilitas, Struktur Asset, Growth Opportunity dan Dividen. Sedangkan variabel dependennya adalah Struktur Modal.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel: a. Variabel dependen

(42)

perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang dari pihak ketiga. Atau bisa disebut bahwa Struktur modal adalah perhitungan proporsi antara hutang dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan untuk membiayai produksinya.

Struktur modal dalam penelitian ini di ukur menggunakan perbandingan antara total hutang jangka panjang yang dimiliki perusahaan terhadap total modal sendiri (shareholder’s equity). Pengukuran Struktur modal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sumani (2012), Wimelda dan Marlinah) yang mengukur Struktur modal dengan cara membandingkan antara Total Hutang Jangka panjang terhadap Total Modal Sendiri.

Struktur Modal = � �� � � �

ℎ ℎ ’ � (Yusrianti, 2013)

b. Variabel Independen 1) Profitabilitas

(43)

penelitian yang dilakukan oleh Amalia dan Alfianto yang mengukur Profitabilitas dengan rumus:

ROA = � ℎ (Seftianne,2011)

2) Struktur Asset

Struktur aset merupakan cerminan dari dua komponen aset tetap secara garis besar dalam komposisinya yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar merupakan asset yang habis dalam sekali pakai atau asset yang hanya dapat digunakan dalam jangka pendek. Sebaliknya aset tetap merupakan aset berwujud tidak habis dalam sekali pakai atau asset yang dapat digunakan dalam jangka waktu panjang. Dalam penelitian ini struktur asset diukur menggunakan PPE/BVA atau property, plant,and equipment yaitu jumlah asset tetap yangdimiliki perusahaan.Rasio PPE/BVA digunakan dengan dasar pemikiran PPE/BVA bahwa aset tetap mampu menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan di mana perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik akan meningkatkan aset tetapnya.

(44)

jaminan dalam hutang bagi perusahaan. PPE/BVA dihitung menggunakan rumus:

PPEMVA=( , + )

3) Growth Opportunity

Growth Opportunity yaitu peluang pertumbuhan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dimana dalam penelitian ini

Growth Opportunity diperkuat dengan Investment Opportunity Set

(IOS) merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atauproyek yang memiliki net present value positif. Sehingga IOS memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan karena IOS merupakan keputusan investasidalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsiinvestasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhiGrowth Opportunity suatu perusahaan. IOS (investment opportunity set )

didefinisikan sebagai kombinasi antar aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan

net present value positif.

(45)

asset perusahaan yangdigunakan oleh perusahaan, maka akan semakin tinggi nilai IOS perusahaan. Perusahaan dengan nilai IOS yang tinggi akan selalu terdorong utnuk melakukan peningkatan produksinya guna memaksimalkan pemanfaatan peluang pertumbuhan yang dimiliki perusahaan. Sehingga hal ini menyebabkan perusahaan membutuhkan dana yang tinggi di masa yang akan datang, dan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mencari dana dari luar unutuk memenuhi kebutuhan dananya. Pemilihanproksi dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Anugrah (2009) dalam Nurul Hidayah (2015). Proksi MVBVA ini dihitung dengan rumus:

� −

� �

+ (

�ℎ �

)

4) Dividen

Dividen atau bisa disebut kebijakan dividen merupakan kebijakan perusahaan dalam membagikan laba yang di peroleh perusahaan. Manajer perusahaan biasanya memberikan kebijakan membagikan dividen tinggi kepada pemegang saham atau manajer perusahaan akan menahan laba tersebut guna diInvestasikan kembali kepada perusahaan untuk menambah modal bagi perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal yang akan datang. Kebijakan dividen ini dihitung menggunakan DPR yaitu dengan cara Dividend per Share perusahaan dibagi dengan

(46)

mengacu dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan Sumani (2012). Yang menghitung Dividen dengan rumus:

DPR = � ℎ

�� ℎ (Sumani, 2012)

2. Alat atau teknik analisis data. a. Alat Analisis

Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda sebagai alat untuk mengukur variabel bebas terhadap variabel keputusan struktur modal. Rumus dari perhitungan dalam penelitian ini yaitu: Y = a + b1 ROA+ b2 SA + b3 GROWTH+ b4 DPR + ei

keterangan:

Y = Struktur Modal (DEBT) ROA = Profitabilitas

SA = Struktur Aktiva GROWTH = Growth Opportunity DPR = Dividen

a = Konstanta

b1…b5 = Koefisien Regresi ei = Variabel Gallat/ Residual b. Uji Asumsi Klasik

(a) Uji Multikolinieritas

(47)

menjelaskan dalam model regresi. Jika di dalam model penelitian terdapat Multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model penelitian yaitu:

1. melihat nilai t hitung (nilai signifikansi), R2 dan F ratio. Jika R2 tinggi, nilai F ratio tinggi, sedangkan sebagian besar atau seluruh koefisien tidak signifikan (nilai t hitung rendah). 2. Menentukan koefisien korelasi antara independent variable

yang satu dengan independent variable yang lain. Jika antara dua independent variable memiliki korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,09) maka di dalam model regresi terdapat multikoleniaritas.

3. Melihat variance inflation faktor (VIF) yaitu faktor

pertambahan ragam. Apabila VIF tidak disekitar nilai 1 maka tidak terjadi gejala multikoleniaritas, tetapi jika VIF melebihi 1 maka terjadi multikoleniaritas (Alni Rahmawati, Fajarwati, Fauziah, 2014).

(b) Uji Heteroskedastisitas

(48)

dilakukan dengan Uji t. Kriteria pengujiannya adalah apabila signifikansi > α = 0,05, maka antara variabel bebas tidak terkena heteroskedastisitas terhadap nilai residual lain, atau varians residual model regresi ini adalah homogen. Demikian sebaliknya. (c) Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan periode sebelumnya. Masalah autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguanpada suatu perusahaan cenderung mempengaruhi gangguan pada perusahaan yang sama pada periode berikutnya. Untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi akan digunakan pengujian Durbin-Watson (Ghozali, 2005 dalam Achmad Eko Prasetyo 2015).

(d) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian Data yang Normal dapat dilakukan dengan menggunakan Uji kolmogorov-smirnov, dasar pengambilan pengujian ini yaitu:

(49)

c. Pengujian statistik

Uji Statistik dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh derajat pengaruh dari masing-masing variabel yang terdapat pada model yang telah diteliti. Pengujian pertama yang dilakukan yaitu Uji F. Dilakukannya Uji F ini pada dasarnya yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari 2 (dua) variabel independent atau lebih secara simultan (bersama) terhadap variabel dependent.

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji F Jika Nilai signifikansi < α = 0,05 maka Variabel Independent (bebas) secara simultan berpengaruh terhadap variabel Dependent (terikat). Sebaliknya, jika nilai signifikansi > α = 0.05 maka Variabel independent (bebas) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent (terikat). Pengujian yang selanjutnya yaitu menggunakan Uji t yaitu, pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas (x) secara parsial (sendiri) berpengaruh signifikan terhadap variabel (y). Dasar pengambilan keputusan untuk Uji t parsial dalam analisis regresi yaitu:

(50)

Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahan tambang yaitu perusahaan yang bergerak pada jenis kegiatan penambangan yaitu proses pengambilan material-material yang dapat di manfaatkan dari perut bumi yang memiliki nilai ekonomis. Dalam penelitian ini pengambilan sampel pada perusahaan tambang menggunakan beberapa kriteria, adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

TABEL 4.1

Tabel Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian

No KRITERIA

1. Perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 sampai 2015

2. Perusahaan tambang yang membagikan dividen kepada para pemeganag saham

3. Perusahaan tambang yang mengalami laba berturut-turut dan tidak mengalami kebangkrutan selama periode penelitian yaitu tahun 2011 sampai 2015

4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember.

Adapun perusahaan yang sesuai dengan kriteria di atas selama tahun periode 2011 sampai 2015 yaitu berjumlah 9 perusahaan, daftar

(51)

perusahaan yang masuk dalam penelitian bisa dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:

TABEL 4.2

Daftar Perusahaan Sampel

No Nama Perusahan Kode

1. Golden Energy Mines Tbk GEMS 2. Vale Indonesia Tbk INCO 3. Indo Tambangraya Megah

Tbk

ITMG

4. Resource Alam Indonesia Tbk

KKGI

5. Samindo Resources Tbk MYOH 6. Tambang Batubara Bukit

Asam (Persero) Tbk

PTBA

7. Radiant Utama Interinsco Tbk

RUIS

8. Timah (Persero) Tbk TINS

9. PT Toba Sejahtra TOBA

Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 5 periode penelitian x 9 perusahaan = 45 jumlah sampel penelitian.

1. Sejarah singkat perusahaan

a. Perusahaan Golden Energy Mines Tbk (GEMS)

(52)

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Golden Energy Mines Tbk, yaitu: Golden Energy And Resources Limited (dahulu bernama United Fiber System Limited) (induk usaha) (67%) dan GMR Coal Resources Pte. Ltd. (30%).

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan GEMS bergerak dalam bidang pertambangan melalui penyertaan pada anak usaha dan perdagangan batu bara serta perdagangan lainnya. Pada tahun2014 GEMS memproduksi 6,58 juta ton dengan volume penjualan sebesar 9juta ton. Adapun penjualan batubara GEMS 59,99% untuk di ekspor dan sisanya 40,01% untuk domestik.

b. Perusahaan Vale Indonesia Tbk (INCO)

Britama.com, Vale Indonesia Tbk ( dahulu International Nickel Indonesia Tbk)(INCO) sisirikan tanggal 25 juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnyapada tahun 1978/ kantor pusat INCO terletak di The Energy Building lt.31 , SCBD lot 11A, jl.Jend.sudirman kav. 52-53, Jakarta 12190. Pabrik INCO berlokasi di Sorowako, Sulawesi Selatan.

(53)

yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi) dengan penambangan dan pengelolaan terpadu di Sorowako – sulawesi. c. Perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk

Britama.com, Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) didirikan tanggal 02 september 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat ITMG berlokasi di Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3, Jln.Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah Kav.V-Ta, Jakarta Selatan 12310 – Indonesia. Induk usaha Indo Tambangraya Megah adalah Banpu Minerals Singapore Pte.Ltd. sedangkan Induk usaha utama ITMG adalah Banpu Public Company Limited, sebuah perusahaan yang didirikan di kerajaan Thailand.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITMG adalah berusahan dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, perindustrian dan jasa. Kegiatan itama ITMG adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan batubara dan perdagangan batubara.

d. Perusahaan Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)

(54)

nama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat KKGI berdomisili di Gedung Bumi Raya Utama, Jl. Pembangunan I No. 3, Jakarta dan pabrik berlokasi di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan pontianak, Kalimantan Barat serta palembang, Sumatra Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KKGI adalah menjalankan usaha dibidang pertambangan, perhutanan,

pertanian,perkebunan,peternakan,perikanan,perindustrian,pengangk utan, dan perdagangan umum. Kegiatan utama KKGI adalah bergerak dibidang industri high pressure laminate dan melaminelaminated particle boards serta pertambangan batubara melalui anak usahanya.

e. Perusahaan Samindo Resources Tbk (MYOH)

(55)

Kalimantan Timur (Kaltim). Induk usaha dan induk usaha terakhir Samindo Resource Tbk adalah Samntan Co. Ltd.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MYOH adalah bergerak dalam bidang investasi, pertambangan batubara serta jasa pertambangan (sejak tahun 2012). Saat ini, kegiatan usaha utama Samindo adalah sebagai perusahaan investasi. Kemudian melalui anak usaha Samindo menjalankan usaha, yang meliputi: jasa pemindahan lahan penutup, jasa produksi batubara, jasa pengangkutan batubara dan jasa pengeboman batubara.

f. Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) Britama.com, Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk atau dikenal dengan nama Bukit Asam (persero) Tbk (PTBA) didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat Bukit Asam berlokasi di Jl.Parigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan dan kantor korespondensi.

(56)

dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan batubara beserta hasil olahannya, dan pengembangan perkebunan.

g. Perusahaan Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS)

Britama.com, Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) didirikan 22 Agustus 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984. Kantor pusat RUIS berlokasi di Jalan Kapten Tendean No. 24. Mampang Prapatan, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan RUIS terutama bergerak dibidang pertambangan minyak dan penyedia jasa penunjang untuk industri migas (minyak dan gas) dari hulu sampai hilir seperti: jasa kontruksi, operasional dan pemeliharaan; jasa lepas pantai, jasa pengujian tak rusak; jasa inspeksi dan sertifikasi; dan jasa penunjang lainnya.

h. Perusahaan Timah (Persero) Tbk (TINS)

(57)

Berdasarkan Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran (banka tin (kadar Sn 99,9%), tin solder dan tin chemical). Selain itu melalui anak usahanya, TINS menjalankan kegiatan usaha, yaitu penambangan mineral non-timah (batubara) dan bidang usaha berbasis kompetensi seperti sektor konstruksi dan rumah sakit (Rumah Sakit Bakti Timah).

i. Perusahaan PT Toba Sejahtra (TOBA)

TobaBara.com, PT Toba Sejahtra (Toba Sejahtra), perusahaan induk Toba Bara, adalah sebuah kelompok usaha milik swasta yang bergerak di bidang energi dan perkebunan. Didirikan pada tahun 2004 oleh Jenderal (Purn.) Luhut B. Pandjaitan, yang memegang saham mayoritas, memiliki 4 bisnis utama: batubara, minyak dan gas, pembangkit listrik, dan perkebunan.

B. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Deskriptif .

(58)

ini adalah nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal, dan empat variabel independen yaitu profitabilitas, struktur asset, growth opportunity dan dividen. Data statistik deskriptif variabel yang menunjukan nilai-nilai perhitungan dari variabel penelitian dapat di lihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

TABEL 4.3 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation DER

Sumber: statistik deskriptif (lampiran 1)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 45 sampel data dari periode tahun 2011 sampai 2015 menghasilkan rata-rata dari masing-masing variabel penelitian berada pada angka positif.

(59)

devisiasi sebesar 0.14586. dan nilai minimun dari rasio profitabilitas sebesar 0.01 dengan nilai maksimum sebesar 0,47. Hal tersebutmenunjukan bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel mampu memperoleh laba bersih sebesar 0,14 persen dari total pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode produksi. Dalam hal ini laba bersih yang diterima oleh perusahaan masih terbilang kecil, sehingga perusahaan dapat lebih meningkatkan produksinya,dengan tujuan akan menghasilkan pendapatan yang diterima perusahaan semakin tinggi. Dengan semakin tingginya laba yang diterima perusahaan akan mampu mengurangi pemakaian sumber dana perusahaan dari hutang.

(60)

suatu perusahaan juga bisa digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan dalam mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal.

Growth opportunity dalam penelitian ini diperkuat dengan peluang investasi atau investment opportunity set yang dilihat dari perhitungan antara aset dengan saham dibagi dengan total asset yang dimiliki perusahaan, pada tabel 4.3 nilai growth opportunity dengan jumlah sampel (N) sebanyak 45, memiliki nilai rata-rata sebesar 0.8160 dengan standar deviasi 0.40583. Sedangkan batasan nilai minimum dalam variabel

growth opportunity 0.16 dan nilai maksimum sebesar 1.30. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki peluang untuk melakukan investasi sebesar 0.81 persen. Dalam hal ini peluang investasi yang dimiliki perusahaan lumayan tinggi, sehingga perusahaan diusahakan bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan mempertimbangkan banyak manfaat yang diterima perusahaan dari hasil investasi.

(61)

yang diterima perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian membagikan dividen kepada pemegang saham cukup tinggi, sehingga diperkirakan perusahaan mampu menarik para investor untuk berinvestasi, adapun keadaan tersebut akan mendorong perusahaan untuk selalu melakukan peningkatan produksi sehingga perusahaan akan membutuhkan dana yang tinggi.

Tabel 4.3 menunjukan bahwa selama periode penelitian dengan jumlah sampel (N) sebanyak 45, variabel struktur modal yang diukur menggunakan struktur modal yang merupakan rasio total hutang jangka panjang di bagi modal sendiri, memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.7711 dengan standar deviasi sebesar 0.44683. Dan batasan minimun dari variabel struktur modal sebesar 0.03 dengan nilai maksimum sebesar 1.37. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel penelitian dalam menentukan sumber dana untuk pendanaan perusahaan cukup baik, karena nilai rata-rata dan standar deviasi berada dalam batasan nilai minimum dan maksimum struktur modal perusahaan. Dimana perusahaan dalam pemenuhan pendanaannya bisa menggunakan sumber dana dari pihak eksternal atau hutang.

2. Analisis Regresi Linear Berganda.

(62)

TABEL 4.4

Sumber: uji regresi linear berganda (Lampiran 2)

Dilihat dari hasil pada tabel 4.4 diatas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

Struktur modal = 0,245 - 0,876 profit+0,279 struktur asset+0,345 Growth Opportunity+0,170dividen.

Dalam persamaan diatas ditujukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun arti dari koefisien regresi tersebut adalah:

a. Bahwa nilai konstanta sebesar 0,245 menunjukan bahwa apabila profitabilitas, struktur asset, growth opportunity,dan dividen sama dengan 0 (nol), maka struktur modal sebesar 0,245.

(63)

tersebut berarti apabila terjadi kenaikan variabel profitabilitas sebesar 1, maka akan menurunkan struktur modal sebesar 0,876 dan sebaliknya.

c. Bahwa nilai koefisien regresi variabel struktur asset yaitu sebesar 0,279

memperlihatkan bahwa variabel struktur asset bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan variabel struktur asset sebesar 1, maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,279 dan sebaliknya. d. Bahwa nilai koefisien regresi variabel growth opportunity sebesar

0,345 memperlihatkan bahwa variabel tingkat peluang pertumbuhan bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan variabel growth opportunity sebesar 1, maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,345 dan sebaliknya

e. Bahwa nilai koefisien regresi variabel dividen sebesar 0,170 memperlihatkan bahwa variabel dividen memiliki nilai positif. Hal ini mengandung arti apabila terjadi kenaikan pada variabel dividen sebesar 1, maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,170 dan sebaliknya

3. Pengujian Asumsi Klasik.

(64)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diteliti atau diuji dalam regresi berdistribusi Normal. Model regresi yang baik adalah data yang diuji berdistribusi normal atau mendekati normal.

TABEL 4.5 Sumber: uji normalitas (lampiran 3)

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.5 dengan one sample kolmogrov smirnov test diatas telihat bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,533 yang berarti lebih besar dari α = 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas

(65)

Dalam penelitian ini, uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji VIF dengan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila nilai VIF > 10, maka didalam penelitian terjadi multikolinieritas

b. Apabila nilai VIF < 10 maka didalam penelitian tidak terjadi multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas dengan metode VIF dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

TABEL 4.6 Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity statistics

Tolerance VIF

1 ROA

PPEMVA MVBVA DPR

.863 .415 .330 .609

1.158 2.409 3.030 1.643 Sumber: uji multikolinieritas (lampiran 4)

Dari tabel 4.6 tersebut, terlihat bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

(66)

2). Dari tabel tersebut menunjukan bahwa varibel struktur asset nilai VIF sebesar 2,409 <10, sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas pada variabel struktur asset.

3). dari tabel tersebut menunjukan bahwa variabel growth opportunity

nilai VIF sebesar 3,030<10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas pada variabel growth opportunity. 4). dari tabel tersebut menunjukan bahwa variabel dividen nilai VIF sebesar 1,643 <10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinieritas pada variabel dividen.

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa dari nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji autokorelasi

Pengujian autokorelasi ini dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear dari penelitian terdapat korelasi antara gangguan satu dengan gangguan yang lainnya. Di dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi di lakukan dengan uji Durbin Watson.

(67)

TABEL 4.7 Uji Autokorelasi Model

1

R R

Square

Adjusted R Square

Std.Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .843a .711 .682 .25212 2.219

Sumber: uji autokorelasi (lampiran 5)

Adapun kriteria dari penggolongan uji darbin watson ini yaitu Tidak ada gangguan autokorelasi jika nilai : DU < Dw < (4DU). Adapun hasil perhitungan pada penelitian ini yaitu:

Du = 1,7200 DW = 2,219 4 – DU = 2,280

Maka, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi karena nilai DW yaitu 2,219 berada di antara nilai Du yaitu 1,7200 dan nilai (4-Du) yaitu 2,280 atau berada pada wilayah tidak terjadi autokorelasi, karena nilai dari hasil pengujian pada penelitian ini yaitu 1,7200 < 2,219 < 2,280.

d. Uji Heteroskedastisitas

(68)

pengujian lainnya tetap atau sama, maka disebut homokedastisitas dan jika residual berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Hasil pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

TABEL 4.8 Sumber: uji heteroskedastisitas (lampiran 6)

Dari tabel 4.8 diatas diperlihatkan bahwa tidak terdapat variabel independen atau bebas yang memiliki nilai sigifikansi kurang dari 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa semua variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas.

(69)

4. Uji Hipotesis.

a. Hasil uji parsial atau uji t

Dilakukannya uji t ini yaitu bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen dalam penelitian ini yaitu profitabilitas, struktur asset, growth opportunity, dan dividen secara parsial terhadap variabel terikat yaitu struktur modal.

TABEL 4.9 Analisis Uji Parsial Model Unstandardized

Coefficients

Dari tabel 4.9 tersebut terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis dari semua variabel sebagai berikut:

1) Pengujian hipotesis pertama (H1)

(70)

variabel profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal atau hasil penelitian ini menolak H0. Sehingga hasil penelitian ini menerima H1 yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.

2) Pengujian hipotesis kedua (H2)

Terlihat dari tabel 4.9 bisa di ketahui bahwa nilai probabilitas atau p value dari struktur asset yaitu sebesar 0,024 yaitu menunjukan bahwa nilai p value struktur asset kurang dari nilai yang sudah di tentukan yaitu 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel struktur asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal atau hasil dari penelitian ini menolak H0 dan menerima H2 yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa struktur asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

3) Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Terlihat dari tabel 4.9 bisa di ketahui bahwa nilai probabilitas atau p value dari variabel growth opportunity yaitu sebesar 0,040menunjukan bahwa nilai p value dari variabel growth opportunity kurang dari nilai yang sudah di tentukan yaitu 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel growth opportunity

(71)

hipotesis yang menyatakan bahwa growth opportunity memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

4) Uji hipotesis ke-empat (H4)

Terlihat dari tabel 4.9 bisa di ketahui bahwa nilai probabilitas atau p value dari variabel dividen yaitu sebesar 0,034 menunjukan bahwa nilai p value dari variabel dividen kurang dari nilai yang sudah di tentukan yaitu 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal atau hasil dari penelitian ini menolak H0 dan menerima H4 yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa dividenmemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

b. Hasil uji simultan atau uji F

(72)

TABEL 4.10

Sumber: uji simultan (lampiran 8)

Terlihat dari tabel 4.10 tersebut bahwa hasil perhitungan dari nilai F hitung yaitu sebesar 24,821 dengan tingkat signifikansinya yaitu 0,000. Terlihat dari nilai signifikansinya yang lebih kecil dari nilai alpha yang sudah ditentukan yaitu 0,05 sehingga menunjukan bahwa variabel bebas yaitu profitabilitas, struktur asset, growth opportunity dan dividen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu struktur modal.

C. Pembahasan

1. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

(73)

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) dan penelitian yang dilakukan oleh Nadzirah, Yudiaatmaja dan cipta (2016).

Hasil dalam penelitian ini juga sejalan dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat Profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, karena perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan lebih mengutamakan penggunaan dana dari internal, apabila dana internal tidak mencukupi kebutuhan dana, kemudian perusahaan akan menggunakan dana dari eksternal.

Hasil ini berarti bahwa, jika tingkat profitabilitas yang diterima oleh perusahaan tinggi maka hal tersebut akan berdampak pada tingkat hutang perusahaan yang akan semakin rendah, karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memiliki modal internal yang tinggi pula sehingga perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan modal internalnya terlebih dahulu dibanding menggunakan modal dari hutang atau modal eksternal.

2. Pengaruh struktur asset terhadap struktur modal.

(74)

dibagi dengan nilai pasar kewajiban perusahaan dan jumlah hutang jangka panjang perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ni Putu Yeni Astiti dan penelitian yang dilakukan oleh Meidera Elsa Dwi Putri. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa asset tetap yang dimiliki perusahaan mampu mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Menurut trade off theory, struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Baik Ooi (1999) maupun Sartono (2008:248) dalam Bram Hadianto dan Christian Tayana (2010), menjelaskan bahwa semakin besar aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat menjaminkan aktiva tetapnya untuk mendapat pinjaman. Karena semakin tinggi asset tetap yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan tingkat permintaan dari konsumen sehingga hal ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan peningkatan produksinya yang akan meningkatakan kebutuhan dana perusahaan tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa perusahan akan menggunakan dana dari hutang, dimana perusahaan dengan tingkat asset tetap yang tinggi akan mudah mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal karena asset tetap tersebut bisa digunakan sebagai jaminan bagi perusahaan untuk mendapatkan pinjaman.

3. Pengaruh growthopportunity terhadap struktur modal.

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel

Gambar

TABEL 4.1
TABEL 4.2
TABEL 4.3 Statistik Deskriptif
TABEL 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bukan tidak mungkin, dari pilkada lang- sung akan bergeser ke yang la- innya, sehingga satu demi satu kedaulatan rakyat akan teram- pas kembali seperti era sebe- lumnya.. Padahal

(dalam 10 tahun terakhir PTFI membiayai infrastruktur daerah &amp; masyarakat lebih dari USD 150 Juta ) Pembangunan Infrastruktur Masyarakat dan Daerah.. STI/HIV Clinic PKM

Sansevieria aliasSi Lidah Mertua punya banyak kelebihan, seperti mampu bertahan hidup pada rentang waktusuhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten terhadap polutan, dan

Uji pakan dimaksudkan untuk mengetahui waktu yang diperlukan kerang hijau ( Perna viridis ) untuk menghabiskan pakan Chaetoceros sp. Persiapan ini dilakukan dengan

Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang di rancang untuk di tarik dan sebagian bebannya di tumpu oleh

Seorang wartawan hidup dalam suatu institusi media dengan peraturan-peraturan dan pola kerja yang ditetapkan media tersebut sehingga bukan tidak mungkin media

Ketentuan dalam Pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari

Tahap awal dari pembuatan aplikasi ini adalah pengumpulan data, yaitu data mengenai gambar, suara hewan dan bahasa Arab setelah data terkumpul lalu membuat rancangan tersebut.