• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Pembuatan Video Lirik Klien CV. Lintangasa Creativemedia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Pembuatan Video Lirik Klien CV. Lintangasa Creativemedia."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN VIDEO LIRIK

KLIEN CV. LINTANGASA CREATIVEMEDIA

KERJA PRAKTIK

Program Studi

DIV Komputer Multimedia

Oleh:

DIMAS ADI WIRA UTAMA 11510160031

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

vi ABSTRAK

Industri musik di Indonesia sedang berkembang pesat. Dalam perkembangan tersebut banyak bermunculan lagu-lagu baru. Lagu baru tersebut perlu dikenalkan dan dipasarkan. Beberapa cara mengenalkan dan memasarkan lagu baru adalah dengan live perform, video klip dan video lirik.

Jimbo adalah salah satu band pendatang baru dari Surabaya yang menjadi klien CV. Lintangasa Creativemedia. Band tersebut memiliki lagu baru yang hendak dikenalkan dan dipasarkan. Jimbo memilih video lirik untuk mengenalkan dan memasarkan lagu barunya karena mereka memfokuskan pasar mengenal dan dan hafal lagu mereka.

Video lirik berbeda dengan video klip. Video klip berisi kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai yang disesuaikan berdasarkan ketukan irama lagu, nada, lirik, instrument dan penampilan band. Sedangkan video lirik lebih memfokuskan pada lirik lagu. Visualisasi lirik dibuat semenarik mungkin baik menggunakan animasi atau live shoot.

Dengan dibuatnya video lirik ini diharap dapat menjadi media pengenalan yang baik bagi band Jimbo klien CV. Lintangasa Creativemedia.

(3)
(4)
(5)

xi

4. Pembuatan Panel ... 44

5. Mixing Audio dan Video ... 47

6. Pembuatan Background ... 48

7. Finishing ... 49

BAB VI PENUTUP ... 59

6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(6)

xii

(7)

xiii

Gambar 3.1 Opening Video Lirik Breathe Carolina “Billie Jean” ... 20

Gambar 3.2 Song Video Lirik Breathe Carolina “Billie Jean” ... 21

Gambar 4.1 Logo Perusahaan CV Lintangasa Creative Media ... 31

Gambar 4.2 Ruang Editing CV. Lintangasa Creative Media ... 32

Gambar 4.3 RuangKonsep CV. Lintangasa Creative Media ... 32

Gambar 4.4 Ruang Audio CV. Lintangasa Creative Media... 33

Gambar 4.5 Produk Audio CV. Lintangasa Creativemedia ... 34

Gambar 4.6 Wahyu and Mita "Another Love Story from the Magical Island" ... 34

Gambar 4.5 Harfam Green For Wealthiness ... 35

Gambar 4.8 Love is a journey "Dandy & Debhie" ... 35

Gambar 4.9 Iput n Ariani Prewedding video "Bali" ... 36

Gambar 4.10 Visual 3D Mapping Java Jazz Festival At Surabaya Town Square ... 36

(8)

xiv

Gambar 5.3 Perform Bassis Jimbo ... 40

Gambar 5.4 Perform Vocalis Jimbo ... 41

Gambar 5.5 Sesi Bercanda Bersama Jimbo ... 41

Gambar 5.6 Foto Personil Jimbo ... 42

Gambar 5.7 Penyuntingan Video Jimbo Traffic Madness ... 42

Gambar 5.8 Panel Intro Jimbo Traffic Madness ... 43

Gambar 5.14 Panel Penutup Jimbo Traffic Madness ... 46

Gambar 5.15 Mixing Audio dan Video ... 47

Gambar 5.16 Background Efek Film Burn ... 48

Gambar 4.17 Penyatuan Semua Bait ... 49

Gambar 5.18 Pengaturan Pergerakan Kamera ... 49

Gambar 5.19 Intro Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 50

Gambar 5.20 Song 1 Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 51

Gambar 5.21 Song 2 Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 51

(9)

xv

Gambar 5.26 Reff 2 Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 54

Gambar 5.27 Reff 3 Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 55

Gambar 5.28 Reff 4 Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 55

Gambar 5.29 Outro Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 56

Gambar 5.30 Reff 5 Video Lirik Jimbo Traffic Madness ... 57

(10)

xvi

Lampiran 1 Surat Balasan CV. Lintangasa Creative Media ... 61

Lampiran 2 Acuan Kerja ... 62

Lampiran 3 Garis Besar Rencana Mingguan ... 63

Lampiran 4 Log Harian ... 64

Lampiran 5 Kehadiran Kerja Praktek ... 65

Lampiran 6 Kartu Bimbingan (depan) ... 66

Lampiran 7 Kartu Bimbingan (belakang) ... 67

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari kerja praktik ini adalah melatih kemampuan dan

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah dalam dunia kerja CV. Lintangasa Creativemedia. Hal ini dilatar belakangi oleh minimnya

pengalaman dalam dunia kerja nyata.

Sebuah Band membutuhkan sebuah media untuk memperkenalkan dan mempromosikan lirik lagunya dengan tujuan untuk mendekati fans yang penting

dalam popularitas band. Dalam berita yang diterbitkan merdeka.com, tren menonton video di YouTube sekarang mulai menemukan 'kutub' baru.

Video-video musik yang dibuat dengan biaya jutaan dolar mulai dikalahkan oleh Video-video musik berisi lirik yang pembuatannya kadang hanya bernilai ratusan dolar saja (merdeka.com, 2014).

Salah satu alasan meroketnya popularitas dari video lirik lagu adalah waktu peluncuran yang biasanya lebih cepat dari pada video musik Official dari sebuah

album. Meskipun awalnya, pihak label hanya mengeluarkannya untuk menandai ketersediaan sebuah lagu di pasaran dan sebagai pemanasan sebelum video musik aslinya keluar. Waktu tampil yang lebih lama di YouTube membuat video-video

tersebut lebih dikenal luas oleh netizen.

Video lirik yang baik, font lirik yang ditampilkan harus jelas dan mudah

(12)

Sebuah video lirik juga harus memiliki konsep tersendiri yang mencerminkan lagunya. Oleh karena itu sebuah video lirik harus mengutamakan lirik yang jelas

dan mudah dibaca dari pada visualisasi penyanyi atau cerita sehingga dapat dibedakan antara video lirik dan video klip.

Jimbo adalah band yang menjadi salah satu klien CV. Lintangasa Creativemedia. Jimbo memerlukan video lirik sebagai media promosi lagu mereka

yang berjudul “Traffic Madness”. Oleh karena itu dibuatlah video lirik Jimbo “Traffic Madness” dengan format video dalam bentuk video yang

menggabungkan video, special effect dan font.

Tujuan dari pembuatan video lirik ini adalah sebagai media promosi lagu

klien CV.Lintangasa Creativemedia yakni lagu band Jimbo yang berjudul “Traffic Madness”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka ditemukan rumusan masalah

1. Bagaimana membuat video lirik?

2. Bagaimana membuat video lirik yang unik dan mudah dipahami?

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan laporan membutuhkan beberapa batasan masalah. Adapun batasan masalah yang dibahas di dalam pembuatan video lirik ini antara

lain:

(13)

1.4 Tujuan

Setelah mengetahui rumusan masalah, maka tujuan pun dapat di tentukan.

Tujuan dari pembuatan video lirik ini antara lain:

1. Membuat video lirik klien CV. Lintangasa Creative Media.

2. Mengaplikasikan materi-materi yang telah diperoleh dari mata kuliah di bangku perkuliahan.

1.5 Manfaat

Manfaat dari pembuatan lirik sangat banyak. Dalam pembuatan video lirik, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Menambah relasi dalam lingkup kerja

2. Menambah pengalaman kerja di bidang Multimedia.

3. Membentuk sikap kerja professional, kritis serta memahami deadline kerja

1.6Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilaksanakan di CV. Lintangasa Creativemedia yang beralamat di Perum Makarya Binangun-Jl. Dewi Sartika Timur II/26, Kodya Surabaya. Waktu pelaksanaan kerja praktek terhitung dari tanggal 1 Juli 2014

(14)

1.7Kontribusi

Pembuatan video lirik ini merupakan bagian dari salah satu media promosi

klien perusahaan yang sesuai dengan segmentasi klien dan tentu saja juga menjadi portofolio perusahaan.

1.8Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab terdiri dari berbagai sub-sub bab yang bertujuan untuk menjelaskan

pokok-pokok bahasan dalam penyusunan laporan ini. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, pelaksanaan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dibahas berbagai teori dasar tentang pembuatan video lirik,

serta pengaplikasiannya pada video lirik yang mengacu pada prinsip-prinsip dari apa yang harus diterapkan pada sebuah karya.

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Dalam bab ini menjelaskan metode-metode kerja selama melakukan kerja praktek, proses pengerjaan video lirik Dimana nantinya metode-metode ini dapat

(15)

BAB IV PROFILE PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat perusahaan, visi, misi,

domisili perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

Dalam bab ini merupakan implementasi karya yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

(16)

6 2.1 Multimedia

Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya “Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”, Multimedia sebagai alat yang

dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafis, animasi, audio dan gambar video.

Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya “Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”, Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, audio,

gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

Mengingat banyak sekali kegunaan-kegunaan yang mampu mengimplementasikan terhadap masa depan. Salah satu keunggulan multimedia

adanya gambar bergerak atau sering disebut video. Perkembangan video sekarang semakin pesat dan semakin beragam. Penambahan dalam video berbagai macam

(17)

2.2 Video

Definisi video menurut Komputer (1997) dalam bukunya “Pengolahan Video dengan Adobe Premiere 4.0”, video adalah bagian dari gambar-gambar individual yang disebut frames. Proyeksi beberapa gambar tersebut membuat ilusi

gambar bergerak karena otak tidak menangkap gambar secara individual. Dengan ukuran 24FPS, video akan memproyeksikan gerakan yang lebih halus dan berkelanjutan. Secara normal, salah satu atau lebih track audio akan

mensinkronkan frame dengan frame suara sehingga menghasilkan gambar yang mempunyai suara.

Video sendiri memiliki kemampuan yang mampu menangkap beberapa gambar sekaligus. Ini merupakan kelebihan yang mampu mengimplementasikan terhadap masa depan. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia Digital

Dasar Teori dan Pengembangannya”, di dalam video terdapat 2 macam kategori:

2.1.1 Video Analog

Video analag mengodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh system sebelum digital dapat dikategorikan sebagai video analog. Video analog mempunyai dua format, yaitu format elektrik

dan format kaset. Video analog dalam pengodean adalah sebagai berikut: 1. NTSC,

2. PAL, dan 3. SECAM.

Sedangkan video analog dalam format elektrik adalah sebagai berikut:

(18)

2. Composite Video, 3. Component Video,

4. S-Video, dan 5. RGB.

Dan video dalam format kaset adalah sebagai berikut: 1. Ampex

2. Vera (BBC)

3. U-Matic (Sony) 4. Betamax (Sony)

5. Betacam 6. Betacam SP 7. VHS (JVC)

8. S-VHS (JVC) 9. VHS-C (JVC)

(19)

2.2.2 Video Digital

Video digital dapat disebut array 3 dimensi dari pixel berwarna, 2 dimensi

melayani arah spasial dari gambar bergerak (horizontal dan vertical) dan satu dimensi lainnya akan mempesentasikan domain waktu.

Arsitektur video digital tersusun atas sebuah format untuk mengkodekan dan memainkan kembali file video dengan computer dan menyertakan sebuah pemutar yang mengenali dan membuka file yang dibuat untuk format tersebut.

Beberapa pemutar dapat mengenali dan memainkan lebih dari satu format file tersebut. Berikut ini merupakan video digital dalam format kaset:

(20)

2.3 Komik

Ada banyak definisi komik menurut berbagai versi yang dikeluarkan oleh

banyak pengarang buku. Berikut beberapa definisi yang ada yaitu

“Juxtaposed pictorial and othe images in deliberate sequence, intended of convey to information andlor produce am aesthetic response in the reader.” Scott McCloud dari buku Understanding Comics : the Invisible Art, 1993. Dimana McCloud menekankan bahwa komik adalah “Gambar yang berjajar

dalam urutan yang disengaja, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan respons etetik dari pembaca”, tetapi akan menjadi rancu bila ada

buku yang di dalamnya menjelaskan urutan proses sesuatu cara kerja seperti buku

pegangan atau sejenisnya, yang juga bukan komik, tetapi lebih cenderung disebut sebagai infographic.

Lalu dari Encyclopedia Britannica, yang dapat juga secara online diakses di

site berikut: http://www.britannica.com/EBchecked/topic/127589/comic-strip/278929/A-definition-of-terms

“A Comic book is a bound collection of strips, each of which typically tells a single story or gag (joke) in a few panels or else a segment of a continuous story. Most of the more popular newspaper comic strups eventually are collected over a varying period of time and published in book form”.

Dimana lebih menekankan pada bentuk buku, dan “menyatukan koleksi

comic strips yang cenderung untuk membuat lelucon dalam beberapa panel secara

per segmen atau bersambung, kebanyakan dari comic strips yang diterbitkan dalam waktu tertentu lalu dikumpulkan dan diterbitkan ulang dalam bentuk buku”.

Padahal di era sekarang, komik tidak hanya dibuat dalam bentuk buku, namun

(21)

akan cenderung berbeda mediumnya. Dan komik juga tidak harus dari bentuk comic strips yang cenderung berkotak kotak untuk panelnya kemudian

digabung-gabungkan, sebab panel komik sekarang bervariasi sesuai kebutuhan dan maksud dari pembuatannya, dan juga gaya ceritanya tidak selalu lucu.

Dari beberapa definisi diatas, ada definisi baru yang disesuaikan dengan era sekarang menurut M.S. Gumelar dalam buku Comic Making. Menurutnya, Komik adalah urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan & filosofi pembuatnya

hingga pesan cerita tersampaikan, komik cenderung diberi lettering yang sesuai dengan kebutuhan.

Dari definisi itu terlihat jelas bahwa medium komik juga tidak harus selalu berupa buku, bisa saja scara tradisional sepertu batu, kayu, tanah, kanvas dan bahan-bahan tradisional lainnya; seperti relied berurut yang ada di Borobudur, dan

tidak harus diberi lettering. Komik bisa saja tertuang dalam satu frame, pesan tersampaikan dengan teks tertentu. Misalnya secara virtual seperti di internet

hingga mampu merambah komputer maupun mobile phone. Ditilik dari ukuran, komik juga sudah bervariasi, tidak lagu berbentuk comic strip satu baris atau dua baris, tetapi lebih fleksibel, sudah satu halaman buku penuh dengan berbagai

macam ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya dari ukuran A-5. Di dalam komik terdapat beberapa elemen-elemen desain. Elemen-elemen

desain adalah bahan-atau bagian-bagian yang membentuk desain komik secara menyeluruh dalam suatu komposisi, dan bagian-bagian pembentuknya tersebut dapat dipisah-pisah menjadi bagian-bagian lebih kecil tersendiri. Berikut

(22)

1. Space, Komik memelukan space (ruang seperti kertas, ruang di kanvas, ruang di media digital dan media lainnya bila ada. Ruang (space) tertentu dibiarkan

kosong dalam suatu panel di komik, juga terkadang sengaja dibuat kosong agar pembaca merasakan kelegaan dalam suatu panel tertentu.

2. Image, Dalam bahasa Indonesia “gambar” diterjemahkan ke Bahas Inggris menjadi “drawing”. Padahal “image” belum tentu “drawing”. Kata image

tidak hanya drawing, tetapi image bisa juga merupakan foto, ilustrasi,

lukisan, logo, icon, simbol dan lainnya. Tetapi komik, tentu saja image biasanya memang gambar goresan tangan (hand drawing atau free hand).

Image inilah yang membentuk sebagian besar komik.

3. Teks, Teks sebenarnya adalah image dari lambing atau symbol dari suara dan angka. Dan symbol ini belum tentu sama antara satu bangsa dengan bangsa

lainnya, hingga teks ini muncul dalam format teks Jepang, Cina, Arab, Rusia, dan alphabet yang lebih dikenal masyarakat.

4. Point & Dot, Point (titik) tidak selalu harus bulat, boleh merupakan kotak kecil, segitiga kecil, ellipse kecil, bentuk bintang yang sangat kecil dan bentuk-bentuk lainnya dalam ukuran kecil. Tetapi, dot lebih ke bentuk bulat

kecil (bintik).

5. Line, gabungan dari beberapa point atau dot yang saling overlapping (saling

(23)

6. Shape, bentuk dalam 2 dimensi ukuran, yaitu X dan Y atau panjang dan lebar. Ada banyak shape yang ada misalnya circle, ellipse, rectangle, star,

octagon, splat, drips, ornament, zap dingbat dan bentuk-bentuk shape lainnya.

7. Form (X,Y & Z), bentuk dalam 3 dimensi ukuran, yaitu X, Y dan Y atau panjang, lebar dan tinggi. Terdapat banyak form yang ada, mulai dari bentuk yang tidak beraturan, sampai pada bentuk 3D yang tertata rapi.

8. Tone/Value (gradient, lighting & shading), tekanan warna kea rah lebih gelap atau lebih terang. Tone ini sebenarnya adalah penambahan warna hitam

dan pengilangan warna hitam. Tone secara perlahan-lahan terjadi pengurangan dari gelap ke terang disebut dengan nama gradasi. Gradasi, lighting dan shading dapat pula dilakukan dengan cara arsir.

9. Colour (hue), terbagi dari pembentuknya yaitu: light color (visible spectrum), transparent colour (warna cat transparan) dan opaque colour (warna tidak

transparan)

10. Pattern, berbeda dengan arsir. Sebab arsiran bila sudah teratur, berulan dan rapi, akan cenderung menjadi pola. Tetapi pola lebih komples, sedangkan

arsir cenderung sederhana. Guna pattern sangat luar, untuk dunia komik digunakan sebagai screentone. Screentone dapat dibuat secara digital, jadi

tidak harus membeli screentone yang dijual di toko-toko stationery (toko buku, alat-alat tulis & alat-alat seni).

11. Texture, dalam komik tentu lebih cenderung ke kertasnya, ada kertas yang

(24)

hasil foto dari medium yang memang bertekstur, misalnya hasil foto tanah berpasir yang kasar, maka walaupun aslinya sudah berupa foto yang kita tahu

hanya 2D, tetapi ilusi yang dihasilkan seperti aslinya, seolah ada teksturnya. 12. Voice, Sound & Audio, dalam komik semua suara menjadi teks. Tentu saja

tiap teks tersebut shape yang berbeda-beda, sesuai dengan symbol (semiotics) umum dalam dunia komik dan sesuai dengan pemaknaan (semantics), serta penafsiran (hermeneutics) yang sama sesuai kebiasaan dan

konsistensi.

13. Time, dalam komik diwujudkan dalam halaman. Halaman 1 adalah halaman

awal dari cerita dan berakhir sampai di halamam terakhir. Time (waktu) dalam komik juga menyiratkan kapan terjadinya pertistiwa tertentu dalam cerita komik tersebut. Elemen time ini jarang sekali diketahui orang, karena

dijalani hingga kita tidak merasa bahwa time adalah salah satu elemen dari desain. Tetapi dalam membuat desain untuk motion graphic, video, cinema

(25)

15

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja Praktik

Prosedur dalam pelaksanaan kerja praktek sesuai dengan yang ditetapkan

oleh STIKOM Surabaya. Yaitu dengan beberapa tahapan-tahapan penting yang harus dilalui:

1. Survey lapangan atau observasi, kegiatan ini ditujukan untuk mengamati proses pembuatan produksi multimedia.

2. Study Pustaka dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai

dengan permasalahan dan dapat menjadi refrensi untuk pelaksanaan rencana penggambaran sistem.

3. Analisa Permasalahan ditujukan untuk menetapkan kebutuhan client atau kebutuhan instansi dan menentukan bagaimana solusi terbaik yang akan diterapkan dalam istansi.

Pembuatan Produk Multimedia, pada pembuatan produk sendiri terdapat beberapa tahapan, antar lain:

1. Pendahuluan, identifikasi permasalahan yang ada, evaluasi, alternative, solusi dan prioritas pengembangan.

2. Tahap analisa ruang lingkup permasalahan, ruang lingkup dan sasaran yang

(26)

3. Tahap analisa kebutuhan pengguna, mendefiniskan kebutuhan fungsional dan non-fungsional untuk menunjang informasi yang akurat.

4. Tahap spesifikasi media, dilakukan untuk melakukan spesifikasi fungsional, konfigurasi hardware dan software yang support dengan computer klien.

5. Revisi produk, melakukan perbaikan dan pemantauan untuk menghasilkan produk yang sesuai target.

6. Pembuatan laporan, semua dokumentasi dalam pembuatan produk

multimedia tersebut, sebagai hasil dari proyek disusun dalam sebuah laporan.

3.2 Acuan Kerja Praktik

Sebelum melakukan kerja praktek, ada beberapa acuan yang harus dilalui. Di dalam kerja praktek memiliki sebuah acuan, diantaranya adalah:

1. Pra-Kerja Praktek:

a. Sebelum melaksanakan kerja praktek, wajib mengisi form acuan kerja yang terdiri dari dua halaman yang merupakan “kontrak kerja” antara

mahasiswa dengan perusahaan dimana anda melaksanakan kerja praktek dan dosen pembimbing kerja praktek.

b. Pengisian form acuan kerja harus lengkap beserta tanda tangan pihak

terkait.

c. Form acuan kerja yang terisi lengkap, diperbanyak oleh mahasiswa

sebanyak dua kali dengan ukuran A4. d. Copy 1: Diserahkan kepada perusahaan. e. Copy 2: Diserahkan kepada PPKP.

(27)

2. Kerja Praktek:

a. Melaksanakan kerja praktek sesuai jangka waktu yang ditetapkan.

b. Melakukan bimbingan ke dosen pembimbing. 3. Pasca Kerja Praktek:

a. Mengambil form nilai kerja praktek untuk perusahaan.

b. Mahasiswa melakukan demo ke pihak perusahaan terlebih dahulu, kemudian ke dosen pembimbing.

c. Setelah demo ke perusahaan, mahasiswa meyerahkan form nilai dari perusahaan secara lengkap ke bagian PPKP untuk ditukar dengan form

nilai kerja praktek untuk dosen pembimbing.

d. Melakukan demo ke dosen pembimbing dan setelah melakukan demo ke dosen pembimbing mahasiswa menyerahkan form nilai dari dosen

pembimbing ke bagian PPKP.

e. Mahasiswa membuat buku laporan kerja praktek dengan bimbingan

dosen pembimbing kerja praktek.

f. Merevisi laporan jika ada yang perlu dibenahi.

g. Buku laporan kerja praktek dan CD diserahkan ke bagain PPKP/ perpus.

h. Kerja Praktek berakhir, mahasiswa tinggal menunggu hasil nilainya.

3.3 Metodologi Penelitian

(28)

pengolahan data kuantitatif (angka) dengan metode statistik inferensial.Penelitian kualitatif merujuk pada penalaran baik secara tekstual maupun secara visual.

Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif akan digunakan dalam pengumpulan data yang akan diproses lebih lanjut untuk diolah. Dari olahan data

akan memunculkan perancangan.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode mengidentifikasi masalah terlebih dahulu dan membuat alur perancangan yang akan dilaksanakan, agar

dalam proses pencarian data tidak terjadi penyimpangan dalam mengemukakan tujuan yang ingin dicapai.

3.4.1 Observasi

Saat melakukan kerja praktek di CV. Lintangasa Creativemedia, telah melakukan observasi dalam rangka menyelesaikan video lirik klien CV.

Lintangasa Creativemedia yang mana sebagai bahan dalam melaksanakan kerja praktek. Mengumpulkan data mengenai perusahaan maupun informasi mengenai content, metode penyatuan visual dan audio yang akan dipakai dalam video ini.

3.4.2 Wawancara

Kegunaan metode wawancara adalah agar penulis mengetahui lingkup lingkungan kerja dan mengetahui bagaimana yang diminta dari project leader

(29)

1. Membuat sebuah flowchart agar terkonsep dalam pembuatan video lirik. 2. Mendapatkan informasi content apa saja yang akan digunakan dalam

pembuatan video lirik.

3. Mendapatkan pengetahuan di dalam instansi terdapat beberapa divisi dan

video ini mampu menyatu dengan karya-karya yang telah dibuat.

4. Mendapatkan referensi video lirik sehingga mampu menetapkan sebuah standart dalam pencapaian video lirik ini.

5. Menetapkan deadline serta membuat video lirik sesuai standart sehingga mampu menghasilkan video yang lebih dari standart dan berkualitas.

3.4.3 Studi Literatur

Studi literatur adalah metode pengumpulan data dari perpustakaan.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku literatur, majalah, artikel internet, dan informasi lainnya, sebagai bahan tinjauan

literatur. Pengumpulan data ini berkaitan dengan penelitian video lirik ini, seperti yang dijelaskan pada landasan teori diatas.

3.4.4 Studi Eksisting

Untuk membuat sebuah video lirik membutuhkan studi eksisting yang

berfungsi mengamati sebuah karya yang sebelumnya sudah ada dan juga berfungsi sebagai standart sehingga lebih mudah dalam menentukan target yang lebih baik dalam video lirik ini. Obyek/karya yang menjadi sampel studi eksisting

(30)

sudah ada. Kajian ini dilakukan terhadap beberapa karya yang serupa, diantaranya:

1. Breathe Carolina – Billie Jeans (Lyric Video)

Video Lirik Breathe Carolina's cover of "Billie Jean," originally by Michael

Jackson, featured on Punk Goes Pop 5. Video lirik ini diproduksi oleh Fearless Record.

Gambar 3.1 Opening Video Lirik Breathe Carolina “Billie Jean” (Sumber: www.youtube.com)

Diawali dengan intro pada gambar 3.1 yakni dengan pengenalan nama band, judul lagu, label dan foto personil. Menggunakan warna hijau marun sebagai

(31)

Gambar 3.2 Song Video Lirik Breathe Carolina “Billie Jean” (Sumber: www.youtube.com)

Gambar 3.3 Reff Video Lirik Breathe Carolina “Billie Jean” (Sumber: www.youtube.com)

Berbeda dari video lirik yang lainnya yang hanya mengunggulkan effect

typograph , namun video lirik ini mampu memberikan kesan tersendiri bagi penonton sehingga penonton karena menggunakan tema komik seperti pada gambar 3.2 dan gambar 3.3. Video dalam komik menggunakan stock video

(32)

2. Colton Dixon – Limitless (Lyric video)

Video lirik Colton Dixon yang berjudul Limitless ini mengutamakan efek

pergerakan teks yang cepat dan unik. Background sederhana dengan gradasi biru muda dan efek dust particle yang meramaikan video lirik ini. Gambar 3.4

adalah opening dari video lirik Colton Dixon yang berjudul Limitless.

Gambar 3.4 Opening Video Lirik Colton Dixon “Limitless” (Sumber: www.youtube.com)

Font yang digunakan juga simple, capital, ukuran font besar dan warna putih.

(33)

Gambar 3.5 Song 1 Video Lirik Colton Dixon “Limitless” (Sumber: www.youtube.com)

(34)

Gambar 3.7 Video Lirik Colton Dixon “Limitless” (Sumber: www.youtube.com)

Dari Studi Eksisting Video lirik dari Breathe Carolina “Billie Jeans” dan

Colton Dixon “Limitless”, dapat didapat analisa kelebihan, kekurangan dan

kesempatan dalam tabel 3.1. Untuk lebih jelasnya berikut tabel analisa kelebihan, kekurangan dan kesempatan dari video lirik Breath Carolina “Billie Jeans” dan

Colton Dixon “Limitless”.

Tabel 3.1 Analisa Kelebihan, Kekurangan dan Kesempatan

Analisis Breath Carolina “Billie Jeans

Colton Dixon “Limitless

Kelebihan Konsep unik

menggunakan komik.

Pergerakan teks dinamis

Kekurangan Video menggunakan stock video konser yang

(35)

sudah ada sebelumnya dan banyak perulangan. Warna yang digunakan monoton.

Kesempatan Menggunakan konsep komik pada video lirik yang akan dibuat

(36)

27

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat

Lintangasa Creativemedia pada awalnya terbentuk dari beberapa individu

dengan ide dan pandangan kedepan yang sama demi mewujudkan ide-ide segar yang kreatif menjadi sebuah karya. Lintangasa Creativemedia resmi menjadi

sebuah persekutuan komanditer (CV) pada tahun 2012, Lintangasa Creativemedia juga telah dikenal di kalangan praktisi multimedia dengan desain dan ide-idenya yang tanpa batas.

Target utama Lintangasa Creativemedia dalam menangani permintaan dari setiap klien menjadi sebuah prioritas, dengan mengedepankan keunikan dalam

sebuah ide. Seiring berkembangnya pangsa pasar, selera, dan isu-isu global, Lintangasa Creativemedia merasa tertantang untuk terus selalu menghadirkan yang baru, terutama demi memenuhi bahkan melebihi harapan dan ekspektasi

klien-kliennya.

Lintangasa Creativemedia menawarkan berbagai bentuk layanan jasa

kepada kliennya. Kepada klien yang berskala perusahaan Lintangasa Creativemedia menawarkan Brand Development, Typhography/Colour/Layout Guidelines, Picture Worlds, Motion Graphic, Videography. Sedangkan untuk

klien perseorangan layanan jasa yang ditawarkan meliputi Graphic Wedding yang di dalamnya termasuk Prewedding Photography. Invitation Design Concept,

(37)

dalamnya adalah Band Video Clip, Band Profile, Brochure & Flyer for Art Perfromance, Graphic Motion for Opening.

Selain layanan jasa yang berhubungan dengan visual, Lintangasa Creativemedia juga menyediakan layanan-layanan jasa dalam bidang audio.

Layanan jasa ini di antaranya adalah Music Scoring, Voice Over/Dubber, Home Recording Studio, Visual Sound Effects, Jingle.

4.2 Profil Perusahaan

Perum Makarya Binangun-Jl. Dewi Sartika Timur II/26, Kodya Surabaya

081553070143/ (031) 8539786

lintangasa@gmail.com www.lingtangasa.com

4.3 Visi

Dapat mewadahi ide-ide kreatif tim-tim yang berdedikasi penuh pada

(38)

4.4 Misi

Menangkap semua momen, konsep, dan ide dari klien dan

merealisasikannya menjadi sajian audio visual yang menarik, agar dapat tercapai tujuan yang sesuai dengan harapan tiap-tiap klien.

4.5 Struktur Perusahaan

Di dalam CV. Lintangasa Creative Media memiliki struktur perusahaan.

Berikut struktur perusahaan yang ada di CV. Lintangasa Creativemedia : 1. Project Manager : Rima Rijadi, S.T

Project Manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan organisasi proyek dan memimpinnya dalam mencapai objective proyek. Tanggung jawab project manager adalah untuk memenuhi kebutuhan yang berupa

kebutuhan tugas, kebutuhan team, dan kebutuhan individual. Project manager menjadi penghubung antara strategi dan tim. Peran project manager

dalam perkembangan bisnis dan keberlangsungan hidup perusahaan menjadi semakin lebih strategis.

2. Creative Director : Subroto Ontoseno, S.T

Creative director bertugas menterjemahkan keinginan klien melalui strategi komunikasi dan mengembangkan pendekatan secara kreatif yang

(39)

3. 3D Artist : Nasrul Huda

3D Artist bertugas membuat object object 3D dari modeling hingga

animasinya. 3D artist disini juga bertugas membuat editing video. 4. DOP : Fitri Setyadi

Orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas fotografi dan pandangan sinematik (cinematik look) dari sebuah film. Ia juga melakukan supervisi personil kamera dan pendukungnya. Dengan pengetahuannya tentang

pencahayaan, lensa, kamera, emulsi film dan imaji digital, seorang sinematografer menciptakan kesan/rasa yang tepat, suasana dan gaya visual

pada setiap shot yang membangkitkan emosi sesuai keinginan Creative Director.

5. Music Director, Audio Engineer dan Composer: Ryan Zanuardi

Orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas hasil akhir audio. Ia menjadi sutradara musik yang ada di CV. Lintangasa Creativemedia. Tidak

(40)

4.6 Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Perusahaan CV. Lintangasa Creativemedia

(Sumber: Dokumen CV. Lintangasa Creativemedia)

4.7 Overview Perusahaan

Ketika melakukan sebuah kerja praktek, penting sekali dalam mengenal sebuah lingkungan dari perusahaan tersebut. Baik dari segi perorangan hingga

dari segi lingkungan disekitar perusahaan. Karena ini akan sangat dibutuhkan ketika melakukan masa kerja. Perusahaan CV. Lintangasa Creativemedia mempunyai kantor sendiri yang beralamatkan di Perum Makarya Binangun-Jl.

Dewi Sartika Timur II/26, Kodya Surabaya. Tampak dari gambar 4.2, gambar 4.3 dan gambar 4.4 merupakan tempat di CV. Lintangasa Creativemedia,

(41)

Gambar 4.2 Ruang Editing CV. Lintangasa Creative Media (Sumber: Olahan Peneliti)

(42)

Gambar 4.4 Ruang Audio di CV. Lintangasa Creativemedia (Sumber: Olahan Peneliti)

4.8 Karya Perusahaan

Karya CV. Lintangasa Creativemedia meliputi video preweding, 3D mapping, company profile, movie clip, dll. Berikut ini adalah beberapa contoh karya video yang telah dibuat oleh CV. Lintangasa Creativemedia dari gambar 4.5

(43)

Gambar 4.5 Produk Audio CV. Lintangasa Creativemedia (Sumber: lintangasa.com)

(44)

Gambar 4.7 Harfam Green For Wealthiness (Sumber: www.youtube.com/user/ontoseno50/videos)

(45)

Gambar 4.9 Iput n Ariani Prewedding video "Bali" (Sumber: www.youtube.com/user/ontoseno50/videos)

(46)

Gambar 4.11 MV Prinz "CTPM (Cinta Tak Pernah Mati)" (Sumber: www.youtube.com/user/ontoseno50/videos)

(47)

38 BAB V

IMPLEMENTASI KARYA

Dalam bab V ini akan dijelaskan tentang implementasi karya video lirik dari

perancangan karya pada bab sebelumnya. Implementasi karya merupakan tahapan yang inti dalam pembuatan sebuah video lirik dengan proses pra produksi dan

produksi.

5.1 Pra Produksi 1. Konsep

Konsep yang akan digunakan dalam pembuatan Video Lrik Jimbo “Traffic

Madness” adalah menggunakan tema komik. Elemen yang terdapat dalam

komik adalah panel, gambar dan teks. Lagu Traffic Madness menceritakan

kejengkelan terhadap macetnya jalan raya. Sehingga video lirik yang akan dibuat, bentuk panel dinamis, gambar menggunakan video perform personil band Jimbo dengan ekspresi jengkel, dan animasi teks cepat.Panel komik

berisi video personil Jimbo perform personal dan lirik Traffic Madness yang dianimasikan sesuai intonasi lagu.

2. Treatment

Sebelum tahap produksi, dibuat treatment sebagai acuan proses pengambilan video dan editing nanti. Sehingga tahu kebutuhan shoot untuk tiap panel yang

akan dibuat. Setelah treatment sudah dibuat, muncul shoot list untuk pengambilan foto dan video. Shoot list yang didapat yakni perform vocalis,

(48)

5.2 Produksi

1. Pengambilan Foto dan Video

Pengambilan Foto dan Video menggunakan Studio Adventure di Nginden Intan Tengah F1-39 Surabaya menggunakan tipe studio standard seperti pada

gambar 5.1. Tahap ini memilih Studio Adventure karena harga terjangkau dan kwalitas studio yang baik.

Gambar 5.1 Studio Adventure Tipe Standard (Sumber: www.studioadventure.com)

Proses ini dibagi menjadi 5 sesi yakni, perform gitaris, perform bassis,

perform vocalis, bercanda bersama dan yang terakhir adalah sesi foto bersama. Pada sesi gitaris, diambil close up dan medium shoot gitar.

Kemudian pada sesi kedua, bassing perform sama halnya dengan gitaris yakni, song, reff dan lead. Setelah itu, vocalis perform song dan reff dengan ekspresi jengkel. Sesi berikutnya bercanda bersama di kursi. Karena

keyboardis tidak membawa peralatan musiknya, sehingga tidak ada pengambilan video personal untuk keyboardis. Yang terakhir adalah sesi foto

(49)

Gambar 5.2 Perform Gitaris Jimbo

(Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Pada gambar 5.2 adalah contoh salah satu Screen Shoot video perform gitaris Jimbo. Kemudian pada gambar 5.3 adalah contoh salah satu Screen Shoot video perform bassis. Untuk mendapatkan detail, keduanya difokuskan pada tangan

memainkan gitar atau bass.

(50)

Gambar 5.4 Perform Vocalis Jimbo (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.5 Sesi Bercanda Bersama Jimbo (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Dalam gambar 5.4 merupakan perform vocalist menyanyikan lagu Traffic

Madness. Dan pada gambar 5.5 adalah sesi bercanda bersama para personil Jimbo. Sedangkan pada gambar 5.6 adalah foto personil band Jimbo yang akan

(51)

Gambar 5.6 Foto Personil Jimbo (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

2. Penyuntingan Video

Setelah proses pengambilan foto dan video, dilakukan penyuntingan video.

Penyuntingan foto sebagai bahan opening video lirik. Sedangkan penyuntingan video adalah memilih video yang akan dimasukkan kedalam panel komik. Video yang dipilih adalah video yang dianggap paling baik dan

sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikut contoh video yang belum disunting pada gambar 5.7.

(52)

3. Pembuatan Animasi Lirik

Pada tahap ini dibuat animasi teks lirik Traffic Madness disesuaikan dengan

tempo lagu. Jika tempo nya cepat maka animasi teks juga cepat. Sebaliknya, jika tempo lagu lambat, maka animasi teks juga lambat. Animasi teks juga

menyesuaikan intonasi dan penekanan lirik. Menggunakan font “Masked

Marvel” warna hitam sebagai font utama dan “Badaboom BB” warna merah atau kuning untuk lirik yang perlu penekanan.

4. Pembuatan Panel

Pembuatan panel sebagai urutan dari setiap gambar atau materi dan untuk menjaga kelanjutan dari cerita yang sedang berlangsung. Pada video lirik ini

dibuat panel komik yang sederhana supaya mudah dipahami dan dimengerti. Namun urutan panel dibuat dinamis supaya tidak membosankan. Tiap bait

dibuat dalam compotion yang berbeda.

(53)

Pada gambar 5.8 merupakan panel intro Jimbo Traffic Madnes. Urutan panel dari atas kebawah. Panel paling atas vocalis bersiap-siap untuk lirik “Oh Oh”

yang pertama, berikutnya gitaris untuk lirik “Oh Oh” yang kedua dan yang

terakhir bassis untuk lirik “Oh Oh” yang ketiga. Ketiganya muncul berurutan

sesuai timing audionya. Kemudian dilanjut dengan song 1, song 2, reff, song 3, outro dan penutup. Berikut Screen Shoot pembuatan panel video lirik Jimbo Traffic Madness.

Gambar 5.9 Panel Song 1 Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

(54)

Gambar 5.11 Panel Reff Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

(55)

Gambar 5.13 Panel Outtro Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.14 Panel Penutup Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

5. Mixing Audio dan Video

Pada tahap ini dilakukan penyelarasan antara audio, animasi teks, dan video. Tahap ini animasi teks, video dalam panel, dan pergerakan panel harus sesuai

(56)

Gambar 5.15 Mixing Audio dan Video (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Seperti terlihat pada gambar 5.15, key frame diatur sesuai kubutuhan hingga

singkron antara audio, teks dan visualisasi dalam panel. Hal ini harus dilakukan benar-benar teliti, bisa terjadi delay antara audio, teks dan

visualisasi dalam panel.

6. Pembuatan Background

Background yang digunakan untuk video lirik ini adalah efek film burn.

Sebenarnya efek film burn biasa digunakan sebagai transisi video. Namun disini dimanfaatkan sebagai background karena tampilannya yang abstrak, tidak menonjol namun memperindah video lirik. Dalam video lirik yang

(57)

Gambar 5.16 Background Efek Film Burn (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

7. Finishing

Tahap finishing adalah tahap terakhir dari proses editing video lirik ini. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memuat , penyatuan semua bait dan background, pergerakan camera, color correction, sedikit memperbaiki

hal-hal kecil. Namun ada beberapa permintaan klien terhadap video lirik yang dibuat, maka tahap finishing ini memakan waktu yang cukup lama karena

(58)

Gambar 4.17 Penyatuan Semua Bait (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Dari semua composition bait yang sudah berisi video dan lirik, background, audio dan camera disatukan dalam satu composition utama seperti pada

(59)

Gambar 5.18 Pengaturan Pergerakan Kamera (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.18 adalah screenshoot dari pengaturan pergerakan kamera. Kamera

diatur focus, posisi (x,y,z) dan rotasi. Pergerakan kamera diatur sesuai lirik yang sedang dibunyikan. Contoh pada gambar 5.19, jika pada saat lirik

berbunyi “Oh Oh” maka kamera close up pada visual lirik “Oh Oh” kemudian

bergerak ke visual lirik berikutnya.

Gambar 5.19 Intro Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Pada bagian intro ini juga disisipkan google+, facebook dan juga twiter dari Jimbo sebagai informasi kepada penonton jika ingin mencari Jimbo lebih

(60)

Gambar 5.20 Song 1 Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.20 adalah bagian song 1 muncul setelah panel intro. Dimulai focus

pada lirik “I hate to be late” bergerak naik ke lirik “This how I hate to” lanjut

ke kanan bawah ke lirik “Take fifty minutes go 3 janes”, kemudian ke kiri

“The traffic bullhead soreeyes”.

(61)

Pada gambar 5.21 adalah Screen Shoot dari song 2 video lirik ini. Berisi lirik yang sama namun dengan bentuk panel, video dalam panel dan pergerakan

kamera yang berbeda. Sehingga gambar terkesan dinamis dan tidak monoton.

Gambar 5.22 Reff 1 Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Pada gambar 5.22 adalah bagian reff 1. Bagian reff, animasi lirik dibuat lebih mencolok dari pada bagian song. Pergerakan kamera yang lebih cepat dan lebih dinamis. Hal ini untuk memberi penekanan pada reff.

(62)

Gambar 5.23 merupakan bagian lead bass. Bagian ini hanya terdapat satu panel berisi video bassis memainkan bass. Untuk menghindari monoton,

pergerakan kamera mengikuti dentuman bass dan diselingi panel video vocalis geleng-geleng ketika ada bunyi “beep beep”.

Gambar 5.24 Song 3 Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.24 adalah potongan gambar pada song 3. Song 3 berbeda lirik dengan song 1 dan song 2. Panel yang ditunjukkan pada gambar 4.31 adalah panel awal dari song 3. Kemudian lirik berikutnya muncul dari kanan dan

kamera bergerak ke kanan fokus ke lirik selanjutnya.

(63)

Gambar 5.25 adalah bagian lead gitar yang berisi perform gitaris memainkan melodi. Bagian ini berisi 4 panel gitaris perform dari warna hitam putih hingga jadi berwarna. Kemudian berlanjut reff 2 seperti pada gambar 5.26

dibawah ini

Gambar 5.26 Reff 2 Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.26 merupakan cuplikan gambar dari reff 2. Lirik reff 2 sama dengan lirik reff 1 namun panel, dan video dalam panel dan pergerakan kamera reff 2

dibuat berbeda dengan reff 1 supaya tidak bosan. Animasi lirik dibuat sama dengan reff 1 untuk menghemat waktu pembuatan. Setelah reff 2, lanjut ke reff 3

(64)

Gambar 5.27 Reff 3 Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Lirik reff 3 sama dengan reff 1 dan 2. Tetapi disini panel dibuat lain dari

reff-reff sebelumnya. Hanya ada 1 panel siluet vocalis menyanyikan reff-reff 3 hingga reff 3 habis. Animasi lirik diletakkan disamping kanan siluet vokalis. Kamera zoom in zoom out dengan tempo cepat hingga reff 3 berakhir. Kemudian

hilang dan muncul panel reff 4.

(65)

Gambar 5.28 adalah reff 4 video lirik. Lirik sama tetap panel, video dalam panel, dan pergerakan kamera yang berbeda. Animasi lirik tetap sama

menggunakan animasi lirik yang sudah ada. Lalu outro seperti pada gambar 5.29 dibawah ini.

Gambar 5.29 Outro Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.29 adalah bagian outro. Outro menggunakan siluet vokalis menggunakan stok video yang sudah ada. Karena pada saat pengambilan

video, vokalis tidak menyanyikan outro ini. Panel outro datAng dari kanan menuju tengah layar. Satu baris lirik selesai, panel bergerak cepat ke kiri

(66)

Gambar 5.30 Reff 5 Video Lirik Jimbo Traffic Madness (Sumber: Screen Shoot Pribadi)

Gambar 5.30 adalah reff 5 dari video lirik ini. Dengan lirik yang sama dengan reff sebelumnya. Panel dan video dalam panel dibuat beda. Menggunakn

animasi lirik yang sama. Namun dengan pergerakan kamera yang berbeda. Setelah itu, lagu berakhir dan video lirik diakhiri dengan penutup seperti pada gambar 5.31 yang berisi logo band, judul lagu dan pengarang.

(67)

59

BAB VI

PENUTUP

6.2 Kesimpulan

Berdasarkan implementasi karya yang telah dijelaskan, maka penulis

memberi kesimpulan yaitu:

1. Ketika membuat sebuah video lirik dibutuhkan perencanaan yang matang.

Mulai dari pencarian ide konsep, pengambilan gambar dan video, editing, hingga finishing dan semuanya menjadi satu kesatuan konsep.

2. Video lirik yang dibuat harus sesuai keinginan klien sekalipun hal yang klien

minta tidak sesuai dengan baik menurut kita. Menurut kita kurang baik, tapi menurut klien baik dan sesuai dengan yang diinginkan, kita harus tetap

mengikuti keiinginan klien. 6.2 Saran

Adapun saran yang disampaikan berkaitan dengan penulisan laporan kerja

praktek ini sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan kerja praktek pembuatan video lirik ini, merasa pentingnya

sebuah konsep inti. Karena hal ini akan digunakan dalam seluruh video lirik. Untuk memberikan kesan lain dari yang lain maka konsep harus dibuat benar-benar matang dan out of the box.

(68)

60

Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gumelar, M.S.. 2011. Comic. Making. Jakarta: PT Indeks.

Komputer, Wahana. 1997. Pengolahan Video dengan Adobe Premiere 4.0. Yogyakarta: Penerbit Andi.

McCloud, Scott. 1993. Understanding Comics : The Invisible Art. Herper

Suyanto, Mohamad. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sumber Internet :

Encyclopedia Britannica. A Definition of Term. http://www.britannica.com/ EBchecked/topic/127589/comic-strip/278929/A-definition-of-terms.

Diakses pada 29 Oktober 2014.

Merdeka. 2014. Video Musik Berisi Lirik Kini Lebih Ngetop di YouTube. http://www.merdeka.com/teknologi/video-musik-berisi-lirik-kini-lebih-ngetop-di-youtube.html. Diakses pada 13 Oktober 2014.

Sumber Gambar :

Lintangasa. Audio Productions. http://lintangasa.com/Audio.php. (Diakses pada 3 Desember 2014)

Gambar

Gambar 3.4 Opening Video Lirik Colton Dixon “Limitless”
Gambar 3.5 Song 1 Video Lirik Colton Dixon “Limitless”
Tabel 3.1 Analisa Kelebihan, Kekurangan dan Kesempatan
Gambar 4.1 Logo Perusahaan CV. Lintangasa Creativemedia Dokumen CV. Lintangasa Creativemedia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Orang-orang yang melakukan jual beli harus mengetahui bagaimana obyek (nickname char Point Blank) yang di perjualbelikan tersebut baik atau tidak dalam artian

Dengan menggunakan metode Naive Bayes dan Logika Fuzzy dapat dihasilkan parameter pembentuk ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh lebih dari satu

indikator tersebut diuraikan sebagai berikut. Hasil yang didominasi oleh jawaban “setuju” menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai PSTW Gau Mabaji mampu menjalin

besar kandungan  soils nilai ’ semakin besar. Tanah dengan kandungan montmorillon ite besar cenderung memiliki kohesi besar dan berkurang dengan bertambahnya

 Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan isi teks yang dibacakan berkaitan dengan lingkungan tidak sehat menggunakan bahasa lisan (dapat dibantu menggunakan

Selain itu, tujuan kebijakan tersebut untuk mewujudkan pemberdayaan dan penataan PKL yang ada di daerah kota Surabaya khususnya ditaman Bungkul, sehingga tercipta suatu

Latar belakang penelitian ini adalah adanya penurunan jumlah kegiatan dan jumlah partisipan dari tahun 2010/2011 ke tahun 2011/2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

004/SK/MPM-UPNVJ/II/2021 tentang Pelantikan Anggota Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Periode 2021 Hasil Pergantian