• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA DAN KEBUDAYAAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHASA DAN KEBUDAYAAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAHASA DAN KEBUDAYAAN (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

Luthfi Dwi Prasetya 2311412005 Mary Wulan Rahayu 2311412016

Sastra Prancis Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sosiolinguistik merupakan salah satu ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dalam kemasyarakatan, hubungan bahasa dengan apa yang terjadi dalam masyarakat tutur, serta fungsi bahasa dalam masyarakat. Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang bahasa dan kebudayaan di Indonesia maupun di Perancis, serta hubungan bahasa dan kebudayaan itu sendiri.

Seperti yang telah diketahui banyak orang, bahasa merupakan suatu

sarana atau alat manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Walaupun begitu, di dunia ini bahasa yang digunakan dalam masyarakat tutur berbeda-beda bahkan mempunyai keunikan masing-masing dalam pengucapannya, penulisannya maupun maknanya. Bahasa merupakan susunan sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sedangkan budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Banyak ahli yang berpendapat bahwa bahasalah yang mempengaruhi suatu kebudayaan di suatu daerah, namun tidak sedikit pula berpendapat bahwa kebudayaanlah yang mempengaruhi seseorang dalam berbahasa. Kedua pendapat tersebut benar, tergantung dari mana sudut pandang yang akan diambil. Misalnya, dalam sosiolinguistik, pendapat bahwa kebudayaanlah yang mempengaruhi sebuah bahasa dalam masyarakat tutur. Kehidupan berbudaya merupakan suatu cara bagi masyarakat untuk berekspresi dan berkomunikasi, dan masyarakat akan menggunakan sebuah atau beberapa bahasa untuk berkomunikasi dan bahkan saling bertukar kebudayaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Terdapat beberapa rumusan masalah yaitu,

a. Apa saja bentuk bahasa Perancis?

b. Apa saja bentuk kebudayaan Perancis dan Indonesia?

(3)

1.3 TUJUAN

Terdapat beberapa tujuan, seperti:

a. Untuk mengetahui apa saja bentuk bahasa. b. Untuk mengetahui apa saja bentuk bahasa.

(4)

2. PEMBAHASAN 2.1 BAHASA

2.1.1 Sifat Bahasa

Dari pengertian di atas, bahasa merupakan sebuah sistem dan sistem tersebut memiliki beberapa subsistem, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Sistem bahasa tersebut berupa lambang-lambang yang berupa bunyi yang memiliki makna. Misalnya lambang ayam, ayam merupakan lambang dari hewan berkaki dua dan sejenis unggas. Sebaliknya jika ada lambang bunyi yang

tidak mempunyai makna maka lambang bunyi tersebut tidak termasuk dalam sistem bahasa. Berikut adalah sifat-sifat lambang bunyi yang termasuk dalam sistem bahasa.

1. Bersifat Abritrer

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’

adalah tidak bisa dijelaskan.

Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk

menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk

melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

2. Bahasa bersifat produktif

(5)

3. Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, jarang atau bahkan tidak digunakan lagi.

4. Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

5. Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia

dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

2.1.2 Fungsi Bahasa

Bahasa memliki fungsi sebagai berikut: a. Bahasa sebagai alat ekspresi diri

(6)

memperoleh perhatian dari orang lain atau hanya untuk mengurangi tekanan pada pikiran dan hatinya.

b. Bahasa sebagai alat komunikasi

Komunikasi memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari ekspresi diri. Dari ekspresi diri, yaitu mengungkapkan perasaan hati pada orang lain biasanya akan memperoleh umpan balik. Peristiwa ini bisa disebut dengan komunikasi. Tidak hanya mengungkapkan perasan saja, dalam proses komunikasi, seseorang cenderung ingin mengungkapkan ide-idenya, gagasannya maupun pandangannya

tentang apapun yang ada di sekitarnya. Namun, dalam komunikasi, seseorang harus menggunakan ‘bahasa komunikatif’ agar lawan bicaranya mengerti apa

yang ia bicarakan.

c. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial

Saat seseorang berada dalam situasi formal biasanya akan menggunakan bahasa yang sopan dan baku. Tetapi, saat seseorang berada dalam lingkup pergaulannya bersama teman sebaya, ia cenderung menggunakan bahasa yang standar, santai atau bahkan sedikit kasar. Penempatan situasi kebahasaan inilah ang dianggap sulit karena hal ini mengacu pada kebiasaan dan tingkah laku orang tersebut.

d. Bahasa sebagai alat kontrol sosial

Penggunaan bahasa dalam bentuk persuatif merupakan salah satu contoh alat kontrol sosial. Kegiatan seperti memberikan pandangan baru, ajakan, memberikan informasi baru merupakan penerapan dari kontrol sosial. Dengan mendengarkan atau menyimak hal-hal tersebut akan membuat seseorang belajar dan memahami sesuatu yang baru di dalam dirinya. Ketika seseorang sedang sedih maupun marah, seseorang tersebut dapat meredamnya dengan menulis sebuah karya, hal ini dekat dengan fungsi bahasa sebagai alat ekspresi diri.

2.1.3 BAHASA PERANCIS DAN BAHASA INDONESIA

(7)

Walaupun begitu, tiap-tiap bahasa bisa disesuaikan dengan bahasa lain sesuai dengan kebudayaannya masing-masing.

2.2 KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

2.2.1 Unsur Unsur Kebudayaan

Menurut C. Kluckhohn, kebudayaan memiliki 7 unsur, yaitu 1. Sistem kepercayaan (sistem religi)

Merupakan hal-hal yang bersifat keagamaan dan kepercayaan. Dalam hal ini bisa dibilang budaya yang mistis, seperti animisme, dinamisme, dsb. Biasanya terdapat bacaan-bacaan dan juga ritual-ritual dalam pelaksanaan system kepercayaan ini.

2. Sistem pengetahuan.

Pengetahuan merupakan hal yang mendasar dalam unsur kebudayaan. Pengetahuan dianggap penting karena dengan pengetahuan, seseorang dapat mengetahui kebudayaannya sendiri maupun orang lain. Adanya pengetahuan dalam seorang individu dapat memicu timbulnya ide-ide yang baru dan kreatif sehingga budaya tersebut dapat dipertahankan.

3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.

Dengan budaya yang berkembang,sehingga timbulnya peralatan-peralatan baru yang bisa digunakan sebagai pelengkap dan juga sebagai keindahan tersendiri.

(8)

Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih sehingga budaya menjadi dimanfaatkan untuk hal tersebut.

5. Sistem kemasyarakatan

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa

utuk berorganisasi dan bersatu.

6. Bahasa

Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

7. Kesenian

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan hati setiap orang.

2.2.2 Budaya Perancis dan Budaya Indonesia

Dalam kebudayaan Perancis maupun Indonesia mengenal sistem keluarga patrialkal. Sebelum adanya feminisme, baik di Perancis maupun di Indonesia begitu mengunggulkan sosok laki-laki ketimbang sosok wanitanya. Sosok wanita dianggap begitu lemah dan menjadi budak laki-laki. Bahkan dalam menempuh pendidikan, wanita tidak boleh mengenyam pendidikan terlalu tinggi atau bahkan sekolah sekalupun. Wanita hanya dianggap sebagai pemuas lelaki saja. Dalam kebudayaan Indonesia, dulu sampai laki-laki beristri banyak dianggap

(9)

pasangan muda Perancis tidak menikah namun hidup bersama dan mempunyai anak. Padahal, dalam agama apapun, perzinahan itu dilarang. Hal itu merupakan akibat dari banyaknya kaum atheisme di Perancis. Orang Perancis tahu bahwa Tuhan itu ada, namun mereka menganggap masa bodoh tentang agama dan terlalu berpikir ‘realistis’tentang kehidupan. Hal ini disebabkan karena kaum agamawan pada zaman rennaisance dulu lebih mengutamakan kekuasaan dan harta benda, sehingga banyak masyarakat Perancis merasa dendam atau sudah tidak peduli lagi dengan agama. Hal ini berbeda dengan masyarakat Indonesia yang begitu

mengutamakan kereligiusitasannya dalam berbagai aspek kehidupan.

2.3 HUBUNGAN BAHASA DAN KEBUDAYAAN

Banyak para ahli berpendapat bahwa bahasa adalah bagian dari kebudayaan, tetapi tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa kebudayaanlah yang merupakan bagian dari bahasa. Menurut C. Kluckhohn, bahasa merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Koentjaraningrat. Beliau berpendapat bahwa bahasa bagian dari kebudayaan, jadi hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada di bawah lingkup kebudayaan. Masinambouw (1985) malah menyebutkan bahwa bahasa atau kebahasaan dan kebudayaan merupakan dua sistem yang ”melekat” pada manusia.

Mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan yang bersifat koordinatif terdapat dua hal penting. Pertama, ada yang mengatakan hubungan kebahasaan dan kebudayaan itu seperti anak kembar siam seperti yang telah dikatakan oleh Slizer. Hal kedua yang menarik dalam hubungan koordinatif ini adalah adanya hipotesis yang sangat kontroversial, karena itu hipotesis ini dikenal dengan nama hipotesis Sapir–Whorf, dan lazim juga disebut relativitas bahasa.

Sementara Levi Strauss, sebagaimana dikutip oleh Darsita, menjelaskan bahwa bahasa dan kebudayaan memiliki hubungan dan membedakan kebudayaan

(10)

1. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat dianggap sebagai refleksi dari totalitas kebudayaan masyarakat yang bersangkutan

2. Bahasa adalah bagian dari kebudayaan, atau salah satu unsure dari kebudayaan

3. Bahasa merupakan kondisi bagi kebudayaan.

Kemudian Darsita menjelaskan poin ketiga, bahwa bahasa yang merupakan kondisi bagi kebudayaan menjadi dua hal, yaitu; pertama, bahasa merupakan

kondisi kebudayaan dalam arti yang diakronis, di mana bahasa mendahului kebudayaan. Karena melalui bahasalah manusia menjadi makhluk sosial yang berkebudayaan dan berperadaban. Kedua, bahasa merupakan kondisi bagi kebudayaan karena material yang digunakan untuk membangun bahasa pada dasarnya adalah material yang sama untuk membangun kebudayaan, dalam arti bahwa bahasa merupakan fondasi bagi terbentuknya berbagai macam struktur yang kompleks yang sejajar dengan unsure budaya yang lain.

(11)

3. PENUTUP 3.1 Simpulan

Antara bahasa dan budaya adalah dua hal penting dalam kehidupan manusia. Kedua hal itu saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Begitu banyak pendapat, begitu banyak pertentangan yang sebenarnya hal tersebut justru menghadirkan pertanyaan yang tak ada habisnya. Bahasa merupakan wujud dari suatu budaya. Atau bisa juga karena budayalah bahasa dapat tercipta. Tetapi yang jelas, bahasa adalah sarana untuk menyalurkan berbagai informasi,

pandangan, maupun ekspresi dari satu individu kepada individu lain. Dan budaya merupakan suatu kebiasaan. Bisa dikatakan bahwa kebiasaan seseorang untuk menyalurkan informasi, ekspresi maupun pandangan adalah proses berbahasa.

3.2 Saran

(12)

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik (perkenalan awal). Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Modul Sosiolinguistik

Sapir, Edward. 1921. Language

Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA

http://www.academia.edu/3614957/FUNGSI_BAHASA diunduh pada 20 Oktober 2014 pukul 18.32

http://www.ac-grenoble.fr Saussure: Langue, langage, et parole diunduh pada 20 Oktober 2014 pukul 17.54

http://fr.wikipedia.org/wiki/Culture diunduh pada 27 Oktober 2014 pukul 18.35

http://www.kedaiilmujani.blogspot.com/2012/05/bahasa-dan-kebudayaan-sosiolinguistik.html diunduh pada 20 Oktober 2014 pukul 17.57

http://www.situsbahasa.info/2011/01/bahasa-dan-kebudayaan.html diunduh pada 27 Oktober 2014 pukul 18.30

(13)

Pertanyaan

1. Di halaman 9, apa yang dimaksud material bahasa? 2. Apa ada contoh hubungan bahasa dan kebudayaan?

3. Apakah kesenian ada hubungannya dengan bahasa dan kebudayaan? 4. Di hal 5, tolong sebutkan contoh definisi deskriptif.

Jawaban

1. Adalah unsur-unsur pembuat atau sesuatu yang menjadi dasar terbentuknya bahasa seperti kebiasaan, sifat manusia yang ingin

mengungkapkan ekspresinya, sebagai sistem pengetahuan, dan sebagainya. 2. Ada. Dengan bertutur menggunakan bahasa yang sopan sesuai dengan

penggunaaannya, baik saat situasi formal maupun informal, hal tersebut telah menggunakan bahasa yang baik sekaligus menjalankan adat istiadat/norma/kebudayaan.

3. Ada. Dalam kesenian memuat sarana ekspresi diri dan untuk

mengungkapkan ekspresi tersebut, diperlukan suatu bahasa. Mungkin bahasa lisan seperti lagu, bahasa tulisan seperti karya sastra, atau bahkan lewat bahasa tubuh melalui tarian.

Referensi

Dokumen terkait

kami tidak akan beriman kepadamu ..." Ini adalah logika orang musyrik dalam meminta mukjizat, dengan kalimat lain, orang-orang musyrik itu berkata kepada

97 4.20 Manfaat Hasil Belajar Berkaitan Dengan Sikap Ketelitian Dalam Pembuatan Jewelry Dengan Prinsip Desain Sebagai Kesiapan Menjadi Desainer Jewelry .... 98 4.21

[r]

1) Untuk mengetahui penerapan metode sentra di TK Mujahidin 1 Surabaya. 2) Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan bersosialisasi anak TK Mujahidin 1 Surabaya. 3)

Sumber : Seri Perencanaan Pedoman Teknik Sarana Prasarana Rumah Sakit Kelas B, 2012 Dan Analisa

Karakteristik utama anak-anak autistik adalah: (1) Tidak dapat membangun hubungan sosial; sulit untuk berteman, kadang berteman dengan cara yang “aneh”; (2)

Mendeskripsikan hubungan yang positif dan signifikan antara kegiatan belajar mandiri dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD PANGUDI LUHUR tahun

Selanjutnya menurut Redding : ”iklim komunikai organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi