• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESALAHAN MORFOLOGI DALAM BAHASA INDONESIA FORMAL INTERFERENSI BAHASA BATAK TOBA OLEH GURU-GURU DI KECAMATAN SIBORONG-BORONG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESALAHAN MORFOLOGI DALAM BAHASA INDONESIA FORMAL INTERFERENSI BAHASA BATAK TOBA OLEH GURU-GURU DI KECAMATAN SIBORONG-BORONG."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KESALAHAN MORFOLOGI DALAM BAHASA INDONESIA

FORMAL INTERFERENSI BAHASA BATAK TOBA OLEH

GURU-GURU DI KECAMATAN SIBORONG-BORONG

SKRIPSI

Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

JEKKI GUNAWAN SINAGA NIM 209510004

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

i ABSTRAK

Jekki Gunawan Sinaga, Nim 209510004. Kesalahan Morfologi Dalam Bahasa Indonesia Formal Interferensi Bahasa Batak Toba Oleh Guru-Guru di Kecamatan Siborong-borong. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan morfologi dalam bahasa Indonesia formal interferensi bahasa Batak Toba oleh guru-guru di kecamatan Siborong-borong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan studi pustaka, dengan teknik rekam, peneliti akan merekam berbagai ujaran komunikasi formal yang dilakukan guru ketika mengajar. Dan dilanjut dengan teknik studi pustaka, peneliti akan mencari dan mengumpulkan bahan dan informasi yang berhubungan dengan penelitian masalah yang diteliti.

Hasil penelitian yang dicapai bahwa keenam rekaman guru-guru dikecamatan siborong-borong yang dianalisis, terdapat kesalahan morfologi dari segi afiksasi, prefiks, sufiks, dan imbuhan, guru-guru banyak mengucapkan kata-kata dengan menghilangkan awal me- dan akhiran -kan serta terdapat juga kesalahan afiksasi, morfem men- disingkat n, morfem meny disingkat ny, dan morfem meng disingkat ng serta guru tersebut juga mengucapkan kata dalam bahasa Indonesia yang memakai awalan me- menjadi awalan ma- dan akhiran –an menjadi akhiran –on pada bahasa Batak Toba.

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, September 2016

Jekki Gunawan Sinaga

(4)
(5)
(6)
(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Selain persyaratan akademis, skripsi ini merupakan ungkapan tanggung jawab penulis sebagai seorang akademis melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Apa yang dilakukan melalui penelitian ini mungkin belum mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu, saran dan masukan yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bisa memberi konstribusi terhadap pengetahuan dan semoga penelitian ini membantu kegiatan penelitian-penelitian relevan selanjutnya.

Dalam menyusun skripsi ini, banyak dukungan dan bantuan yang didapatkan. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Trisnawati Hutagalung, S.Pd, M.Pd. Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

6. Drs. H. Sigalingging, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Drs. M. Joharis Lubis, M.Pd. Dosen Pembimbing Akademik.

8. Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd. Dosen Pengarah 1, yang telah memberikan banyak masukan dan saran-saran.

9. Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd Dosen Pengarah 2, yang telah memberikan banyak masukan dan saran-saran.

(8)

iii

11.Siasep Manalu, SE. Camat Siborong-borong 12.Guru-Guru di kecamatan Siborong-borong

13.Ayahanda S.Sinaga, Ibunda R.Sitinjak, kakanda Rumondang Sinaga, Rebeka Sinaga, adinda Paulus Johan Finensius Sinaga, Florentina Martha Sinaga, Angelina Sinaga dan Hanna Destaria Sinaga, terimakasih untuk cinta kasih, doa, nasihat, didikan, semangat dan motivasi yang telah diberikan selama ini, bahkan untuk semua pengorbanan baik moril maupun materil sehingga terselesainya skripsi ini.

14.Sri Gustina Limbong, terimakasih untuk doa, semangat dan motivasi yang telah diberikan selama ini bahkan untuk semua bantuan yang telah diberikan hingga terselesainya skripsi ini.

15.Abangda Ferry Judo Manik Siketang, Roy Sarumaha dan seluruh rekan-rekan Judo Gym yang lain, terima kasih atas dukungan dan motivasinya. Semoga ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi berkat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.

Medan, September 2016 Penulis,

(9)

vi

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 KESALAHAN MORFOLOGI REKAMAN IBU

ROSLI SIMBOLON ... 31 TABEL 4.2 KESALAHAN MORFOLOGI REKAMAN IBU

TUMIAR NAIBAHO ... 35 TABEL 4.3 KESALAHAN MORFOLOGI REKAMAN IBU

MARIA NAIBAHO ... 37 TABEL 4.4 KESALAHAN MORFOLOGI REKAMAN IBU

SANTI SITANGGANG ... 39 TABEL 4.5 KESALAHAN MORFOLOGI REKAMAN IBU

ARNI SITANGGANG ... 42 TABEL 4.6 KESALAHAN MORFOLOGI REKAMAN BAPAK

(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 REKAMAN GURU BAHASA

INDONESIA (IBU ROSLI SIMBOLON) ... 51

LAMPIRAN 2 REKAMAN GURU BAHASA

INDONESIA (IBU TUMIAR NAIBAHO) ... 52

LAMPIRAN 3 REKAMAN GURU BAHASA

INDONESIA (IBU MARIA NAIBAHO) ... 56 LAMPIRAN 4 REKAMAN GURU BIOLOGI

(IBU SANTI SITANGGANG) ... 59

LAMPIRAN 5 REKAMAN GURU BAHASA

INDONESIA (IBU ARNI SITANGGANG) ... 61

LAMPIRAN 6 REKAMAN GURU MATEMATIKA

(11)

iv

BAB II KERANGKA TEORETIS ... 8

A. Sejarah Bahasa Indonesia dan Sejarah Batak Toba ... 8

1. Sejarah Bahasa Indonesia ... 8

2. Sejarah Batak Toba ... 9

B. Analisis Kesalahan Berbahasa ... 11

1. Pengertian Analisis... 11

2. Pengertian Kesalahan Berbahasa ... 11

3. Transfer Intralingual... 14

C. Morfologi ... 17

1. Pengertian Morfologi ... 17

2. Kesalahan Morfologi ... 18

a. Kesalahan Afiksasi ... 18

b. Kesalahan Reduplikasi ... 21

c. Kesalahan Pemajemukan ... 21

D. Interferensi ... 22

1. Pengertian Interferensi ... 22

2. Interferensi Bidang Morfologi ... 22

E. Suku Batak Toba ... 23

1. Pengertian Suku/Suku Bangsa ... 23

2. Batak Toba ... 24

3. Sekilas Tentang Tata Bahasa Batak Toba ... 25

a. Awalan ma- ... 25

(12)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metodologi Penelitian ... 27

C. Sumber Data ... 28

D. Instrumen Penelitian... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

1. Rekaman Guru Bahasa Indonesia (Ibu Rosli Sitanggang) ... 30

2. Rekaman Guru Bahasa Indonesia (Ibu Tumiar Naibaho) ... 31

3. Rekaman Guru Bahasa Indonesia (Ibu Maria Naibaho) ... 35

4. Rekaman Guru Biologi (Ibu Santi Sitanggang) ... 38

5. Rekaman Guru Bahasa Indonesia (Ibu Arni Sitanggang) ... 40

6. Rekaman Guru Matematika (Bapak Togar Sitanggang) ... 42

B. Pembahasan Penelitian ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah suatu alat yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi

dengan sesamanya. Selain untuk komunikasi bahasa juga dapat sebagai alat

menggambarkan perasaan seseorang, dan sebagai penanda identitas seseorang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) pengertian dari bahasa adalah

“sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat

untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri”. Dari pengertian

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa itu adalah aspek yang sangat

penting dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Pengguna bahasa cenderung menguasai lebih dari satu bahasa, oleh sebab

itulah ada yang dinamakan sebagai bahasa pertama dan juga bahasa kedua.

Bahasa pertama adalah bahasa yang pertama diperoleh dan dikuasainya,

sedangkan bahasa kedua adalah bahasa yang dipelajari setelah menguasai bahasa

pertama. Bahasa pertama kita dapatkan ketika masih kecil, ada dua teori yang

mengklaim mengenai pemerolehan bahasa pertama ini, yaitu teori behaviorisme

dan teori mentalisme. Teori behaviorisme mengatakan adanya stimulus dan

respon dalam mendapatkan bahasa pertama, sedangkan teori mentalisme

mengatakan bahwa si anak telah dibekali kemampuan berbahasa sejak lahir.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa

dan juga bahasa daerah. Biasanya anak dalam masyarakat Indonesia terlahir

dengan menguasai bahasa daerah (bahasa pertama) terlebih dahulu sebelum

(14)

2

penyebab banyaknya para pengguna bahasa Indonesia dalam proses komunikasi

(menggunakan bahasa Indonesia) selalu dipengaruhi oleh bahasa pertama

terutama dalam komunikasi lisan. Fenomena yang diakibatkan oleh penguasaan

bahasa daerah terhadap penggunaan bahasa Indonesia adalah terjadinya

kesalahan morfologi dikarenakan adanya transfer interlingual.

Pengertian kesalahan berbahasa menurut Corder (1982) adalah

“pelanggaran terhadap kode etik berbahasa”. Pelanggaran ini bukan hanya

bersifat fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang sempurnanya

pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Morfologi menurut Badudu (1984)

adalah “ ilmu bahasa yang membicarakan morfem dan bagaimana morfem itu

dibentuk menjadi sebuah kata”. Kesalahan berbahasa yang diakibatkan oleh

transfer interlingual adalah kesalahan yang terjadi karena ada pengaruh dari

bahasa pertama terhadap bahasa kedua yang sedang dipelajari. Menurut Annura

Wulan Darini dalam Jurnal Interferensi Fonologi, Morfologi, dan Leksikal dalam

Komunikasi Formal Mahasiswa Sastra Indonesia (2011:12) dijelaskan bahwa

(15)

3

diawali dengan wiyandana (huruf mati) berat; /j/ sehingga huruf awal yakni /j/ dibaca tetap setelah direkatkan dengan ater-ater n- bentuk ini akan berubah menjadi kata kerja aktif dalam bahasa kesimpulannya kemarin bahwa konsernya Lady Gaga memang tidak jadi di laksanakan di Indonesia. Bentuk baku : ya seperti kesimpulannya kemarin bahwa konser Lady Gaga memang tidak jadi dilaksanakan di Indonesia. Fungis utama dari akhiran –nya adalah menyatakan milik untuk orang ketiga. Oleh karena itu, penggunaan akhiran –nya dalam penggunaan bahasa Indonesia sebaiknya dihindari agar tidak merusak struktur kata serta kalimat yang sedang diujarkan. Proses morfofonemik; meluluhkan dan tidak meluluhkan fonem pada proses afiksasi. Bentuk interferensi : sebagian orang justru akan menertawakan perempuan yang percaya diri memakai rok mini ditengah telah ada kasihan aparat dong nggak ada kerjaannya. Analisis : mentaati = me + taat + i. Unsur me + taat + i jika digabung menjadi kata yang berfungsi sebagai kata kerja akan menjadi menaati. Hal ini dikarenakan kata dasar “taat”

Suku Batak Toba merupakan satu dari ratusan suku bangsa yang ada di

Indonesia. Suku bangsa yang terkenal dengan logatnya yang keras ini sering

mengalami kesalahan interlingual dalam berkomunikasi, yang diakibatkan

adanya pergesekan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Masyarakat Batak

Toba cenderung mentransfer bahasa Batak Toba kepada anaknya semenjak lahir

daripada mentransfer bahasa Indonesia, dengan kata lain masyarakat ini

cenderung memiliki bahasa Batak Toba sebagai bahasa pertama dan bahasa

(16)

4

Kasus yang sering terjadi adalah ketika melakukan komunikasi dengan

menggunakan bahasa Indonesia para pengguna bahasa Batak Toba sebagai

bahasa pertama dengan tidak sadar akan mengalami kesalahan-kesalahan dalam

berbahasa jika dikaji dalam struktur bahasa Indonesia yang baik. Hal seperti itu

memang tidak masalah dalam komunikasi, karena sifat dari komunikasi adalah

mengertinya kedua belah pihak yang sedang melakukan komunikasi tersebut

terhadap ujarannya masing-masing, namun yang menjadi permasalahannya

adalah rusaknya kaidah bahasa Indonesia dalam bentuk lisan dan tulisan.

Kesalahan berbahasa sering terjadi pada masyarakat Batak Toba karena

pengaruh dari bahasa pertama mereka yaitu bahasa Batak Toba. Dalam kegiatan

bertutur hal itu akan kelihatan, bahkan kita dapat mengidentifikasi siapakah

mereka itu pada saat mereka berbicara (menentukan indentitas). Logat dan

bahasa yang keras cenderung terjadi setiap masyarakat Batak Toba melakukan

kegiatan komunikasi, hal tersebut telah menjadi kebiasaan dan hampir telah

mendarah daging karena masyarakat batak toba cenderung lebih mengutamakan

bahasa pertama mereka (bahasa Batak Toba) daripada bahasa kedua (bahasa

Indonesia).

Dalam kegiatan komunikasi, masyarakat Batak Toba akan memilih

bahasa yang mereka pakai tergantung bagaimana identitas lawan komunikasinya,

jika lawan komunikasinya adalah sesama mereka yang juga dari suku bangsa

Batak Toba, otomatis mereka akan menggunakan bahasa Batak Toba, namun jika

sebaliknya barulah bahasa Indonesia digunakan. Jika mereka lebih sering

berinteraksi dengan sesama masyarakat Batak Toba, sudah pasti bahasa

(17)

5

di daerah Samosir dan Toba, bahkan guru di sekolah mengajar cenderung

menggunakan bahasa Batak Toba, jika mengajar dalam bahasa Indonesia akan

terlihat betapa banyak pengaruh dari bahasa Batak Toba terhadap penggunaan

bahasa Indonesia. Hal itu tidak hanya terjadi pada guru dalam situasi formal,

banyak orang-orang yang berlatar belakang suku Batak Toba yang mempunyai

profesi formal seperti pejabat pemerintahan, pastor, pendeta, dll juga akan

mengalami kesalahan berbahasa ketika melakukan komunikasi formal dalam

bahasa Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi, yaitu:

1. Adanya kesalahan morfologi pada penjelasan materi yang disampaikan

guru kepada siswa

2. Guru masih menggunakan bahasa pertama (bahasa Batak Toba) saat

menjelaskan materi pembelajaran didepan kelas

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pada pembahasan, maka peneliti

membatasi masalah agar cakupannya menjadi lebih fokus. Pembatasan masalah

dalam penelitian ini mencakup kesalahan morfologi dalam bahasa Indonesia

formal yang disebabkan oleh interferensi bahasa Batak Toba pada pengguna

bahasa Batak Toba sebagai bahasa pertama dalam ujaran lisan (profesi Guru di

(18)

6

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah

yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti

agar penelitian lebih fokus. Maka permasalahan dalam penelitian ini dibedakan

menjadi dua hal.

1. Bagaimana bentuk kesalahan morfologi pada penjelasan materi yang

disampaikan guru

2. Bagaimana penggunaan bahasa pertama pada guru saat menjelaskan

materi pembelajaran

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui bagaimana bentuk kesalahan morfologi yang

disebabkan oleh interferensi bahasa Batak Toba pada pengguna bahasa

Batak Toba sebagai bahasa pertama dalam berbahasa Indonesia lisan

ragam formal (profesi guru),

2. untuk mengetahui bagaimana pengaruh bahasa pertama dalam masyarakat

Batak Toba terhadap penggunaan bahasa kedua (bahasa Indonesia).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah suatu penelitian memberikan sumbangan baik

ke arah pengembangan ilmu maupun pemecahan masalah yang bersifat praktis.

Untuk itu diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun

(19)

7

1. Manfaat Teoretis

a. Manfaat teoretis dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan

mengenai kesalahan interlingual dalam berbahasa.

b. Dapat menambah pengetahuan tentang kesalahan morfologi yang

disebabkan oleh interferensi bahasa Batak Toba pada guru-guru di

kecamatan siborong-borong

2. Manfaat Praktis

a. Menambah satu bacaan bagi dunia kepustakaan dalam khasanah

dalam kajian Sosiolinguistik.

b. Memberi motivasi kepada mahasiswa yang mengadakan penelitian

(20)

48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Keenam rekaman guru-guru dikecamatan siborong-borong yang dianalisis,

terdapat kesalahan morfologi dari segi afiksasi morfem men- disingkat n,

morfem meny disingkat ny, dan morfem meng disingkat ng

2. Keenam rekaman guru-guru dikecamatan siborong-borong yang dianalisis,

terdapat kesalahan morfologi dari segi prefiks, guru-guru banyak

mengucapkan kata-kata dengan menghilangkan awal me-

3. Keenam rekaman guru-guru dikecamatan siborong-borong yang dianalisis,

terdapat kesalahan morfologi dari segi sufiks menghilangkan akhiran –kan

dan akhiran –an berubah menjadi –on

4. Keenam rekaman guru-guru dikecamatan siborong-borong yang dianalisis,

(21)

49

B. Saran

1. Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian

yang lebih spesifik terhadap interferensi bahasa Batak Toba dengan kajian

yang menarik, sampel besar, dan teknik analisis yang lebih mendalam

untuk mendapatkan hasil kajian yang sempurna

2. Penelitian ini berharap dapat menjadi bahan masukan kepada guru-guru di

kecamatan siborong-borong agar menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar dan tidak mencampurkan bahasa pertama, bahasa Batak

Toba dengan bahasa kedua, bahasa Indonesia saat menjelaskan materi di

(22)

50

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka

Dulay, Heidi, Burt, Marina, Krashen, Stephen. 1982. “Language Two”. Oxford:

Oxford University Press.

George, H. V, Common Errors in Language Learning ; Insight From English.

(Massachusetts : Newbury House Publisher, 1972)

Leonie Agustina, Abdul Chaer. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta :

Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nurhadi, Roekhan. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua.

Bandung: Sinar Baru.

S. Corder, Pit. 1982. Eror Analysis and Interlanguage. Oxford University Press.

Sinaga, Anicetus, B. 2002. Tata Bahasa Batak Toba. Medan: Bina Media.

Tarigan, Guntur H. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.

Wulan Annura, 2011. “Interferensi Fonologi, Morfologi, dan Leksikal dalam

Komunikasi Formal Mahasiswa Sastra Indonesia” Jurnal Sastra Indonesia Universitas Airlangga Jurusan Sastra Indonesia

Gambar

TABEL 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual dalam pembelajaran keterampilan jurus tae geuk 1 pada siswa yang mengikuti

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti (2011) mencoba membahas tentang manfaat yang dapat diperoleh indonesia dari penerapan atau pengimplementasian carbon

“banyak hambatan dalam pembelajaran Kitab Fathul Qorib , tinggal bagaimana meminimalisirnya, hal yang menghambat diantaranya adalah anak yang belum bisa membaca

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penetapan Kelulusan

Mutiara Agam Tanjung Mutiara district at agam 2017 experienced the largest job burnout of tired category on medium fatigue category in the age grup ≥ 34 years old, level

Hasil uji mekanik selanjutnya didukung oleh analisa scanning electron microscopy (SEM) yang menunjukkan pati biji alpukat memiliki ukuran granula besar dan pada

Hal pokok yang merupakan hak pasien menurut Iskandar (1998), yaitu: 1) Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang manusiawi sesuai standar profesi. 2) Hak memperoleh penjelasan

KEYwORDS: chimeric antigen receptor, CAR-T cells, adoptive cell therapy, ACT, T cell receptor, TCR, cancer, immunotherapy.. Indones