PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP
PEMBENTUKAN BERPIKIR KRITIS OLEH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Disetujui Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Mhd. Fadhil Al Hakim NIM. 3113321019
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
M. Fadhil Al Hakim, NIM 3113321019. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Pembentukan Berpikir Kritis Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Program Studi Pendidikan Sejarah/S-1, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap pembentukan berpikir kritis oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016. Populasi penelitian ini berjumlah 280 siswa. Dari 280 siswa, ditetapkan sampel sebanyak 35 siswa yang diambil secara acak (random sampling). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen one-group pre-test post-test design. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes pilihan berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan untuk menbentuk berpikir kritis siswa sebelum menggunakan model discovery learning masuk dalam kategori kurang dengan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa adalah 60,71, sedangkan kemampuan untuk membentuk berpikir kritis siswa sesudah menggunakan model discovery learning masuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa adalah 77,42. Selanjutnya, uji hipotesis menunjukkan thitung (9,94) > ttabel(2,04) pada taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian ditolak dan diterima, yang artinya ada pengaruh model discovery learning terhadap pembentukan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sejarah sesudah menggunakan model discovery learning lebih baik daripada hasil pembelajaran sebelum menggunakan model discovery learning, dan proses pembelajaran sesudah menggunakan model discovery learning berpengaruh positif terhadap pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Tak lupa
shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW ysng sangat
kita harapkan safa’atnyadi hari kemudian.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap
Pembentukan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun
pembelajaran 2015/2016”. Penelitian ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah di
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari di dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengalaman
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
penelitian berikutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umumnya.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak menerima
bantuan, bimbingan, arahan, doa serta dorongan semangat dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung
tersusunnya skripsi ini, yaitu kepada yang terhormat :
ii
2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
3. Dra. Flores Tanjung, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Medan dan juga sebagai dosen dengangaya mengajar
dan penampilannya yang eksentrik sangat menggugah semangat belajar
mahasiswanya.
5. Dr. Samsidar Tanjung, M.pd, Dosen Pembimbing yang di tengah-tengah
kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan serta
dorongan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam menyusun skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membagikan
ilmu dan pengalamannya yang sangat berharga bagi pengembangan
wawasan keilmuan dan kemajuan berpikir untuk kemajuan dunia
pendidikan, serta memberikan bimbingan kepada penulis selama
mengikuti pendidikan di Universitas Negeri Medan.
7. Terkhusus kepada kedua orangtua penulis, Bapak yang teristimewah
Drs. Adi Sumantri yang selalu menjadi orang yang paling depan untuk
memberikan semangat kepada penulis, mendukung secara moril maupun
materil dan Ibunda terkasih Dra. Siti Wahyuni yang telah memberikan
doa, semangat untuk lebih maju, dan selalu mendukung dengan segala
itu tidak masuk diakal. Bapak dan Ibunda adalah semangat yang tak
tergantikan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
di jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.
8. Saudara penulis, M . Habib Hidayat dan Afifah Tri Andini yang selalu
memberikan semangat dalam membantu peneliti menyelesaikan skripsi
ini.
9. Untuk teman-teman seperjuangan kelas A dan B Ekstensi 2011 yang tidak
boleh disebutkan satu persatu namanya, saya ucapkan terima kasih untuk
segala kekonyolan intelektual yang telah menghiasi ruang kelas.
10. Kepada sahabat-sahabatku yang telah kuanggap lebih dari saudara
Herwinsyah dan M. Royhan Dalimunthe. Terima kasih untuk arti tawa
yang setiap saat menggema diamanapun kita berada. Semoga semua
candaan itu selalu ada disetiap pertemuan kita.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan jika ada yang pihak yang terlewatkan, penulis
meminta maaf atas kesalahan dan kehilafan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Amin.
Medan, Desember 2015 Penulis,
iv
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Model Pembelajaran Discovery Learning... 8
1. Kemampuan Berpikir logis... ... 17
2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 19
3. Materi Pembelajaran ... ... 24
B. Kerangka Konseptual ... 37
C. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39
1.Lokasi Penelitian ... 39
2.Waktu Penelitian ... 39
B. Sampel Penelitian ... 39
1.Sampel Penelitian... 39
C. Variabel PenelitiandanDefinisi Operasional ... 40
E. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 43
G. UjiCobaInstrumenPenelitian ... 46
H. Teknik Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ... 54
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 62
C. Temuan Hasil Penelitian ... 65
D. PembahasanHasilPenelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 70
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Perincian Sampel Penelitian ... 40
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ... 42
Tabel 3.3 kisi–kisi instrumen kemampuan Berpikir Kritis... 42
Tabel 3.4 kisi–kisi instrumenMateri ... 44
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian ... 45
Tabel 3.6 KriteriaPenilaian ... 46
Tabel 4.1 Data Hasil Tes Kemampuan Membentuk Berpikir Kritis Sebelum Menggunakan Model Discovery Learning ... 54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ... 55
Tabel4.3 Identifikasi Kecenderungan Sebelum menggunakan model Discovery Learning ... 57
Tabel 4.4 Data Hasil Hasil Tes Kemampuan Membentuk Berpikir Kritis Sesudah Menggunakan Model Discovery Learning... 58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Post test... 59
Tabel 4.6 Identifikasi Kecenderungan Sesudah menggunakan model Discovery Learning ... 61
Tabel 4.7 Uji Normalitas data pretest ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)... 1
Lampiran 2 Peta Masuknya Agama Hindu–Budha Ke Indonesia... 6
Lampiran 3 Uji Instrumen Soal ... 7
Lampiran 4 Kunci Jawaban Tes Instrument... 16
Lampiran 5 Instrument Test Berpikir Kritis ... 17
Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas... 18
Lampiran 7 Soal yang Valid dan Dijadikan Instrument Penelitian... 20
Lampiran 8 Perhitungan Uji Reliabilitas... 26
Lampiran 9 Perhitungan Uji Daya pembeda Tes ... 27
Lampiran 10 Perhitungan Indeks Taraf Kesukaran... 29
Lampiran 11 Nomor Soal yang Diujikan dan Soal yang Menjadi Instrumen Penelitian ... 31
Lampiran 12 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 32
Lampiran 13 Tabel Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 33
Lampiran 14 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F ... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan
martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang cerdas,
masyarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam keahlian.
Dengan keunggulan itu dapat mengantarkan bangsa ke dalam kehidupan
bermartabat yang memiliki ciri antara lain maju, makmur dan sejahtera. Hal ini
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab.
Sejalan dengan tujuan pendidikan di atas, maka perlu dikembangkan
bentuk pembelajaran yang konstruktif yang dilandasi dengan pemahaman tentang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam pemahaman tentang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam kegiatan belajar
mengajar bagi para pengajar di sekolah. Hal ini selain mencapai tujuan pendidikan
juga untuk melihat keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa memahami
pelajaran dengan baik. Guru berperan besar dalam menyusun model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan agar siswa termotivasi untuk berprestasi serta
pembelajaran yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil dan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran.
Lemahnya proses pembelajaran yang di kembangkan oleh guru dewasa ini,
merupakan salah satu masalah yang di hadapi di dunia pendidikan kita proses
pembelajaran terjadi di dalam kelas dilakasanakan dengan kemampuan dan selara
guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolahan
pembelajaran tidak merata dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan
guru.
Selain penguasaan materi, seorang guru sejarah juga harus memiliki
penguasaan teknik. Guru sejarah harus menguasai berbagai macam metode dan
teknik pembelajaran sejarah. Ia harus mampu menciptakan suasana belajar yang
nyaman dan menyenangkan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung
dengan cepat dan baik. Selera humor guru sangat penting dalam pembelajaran,
tapi jangan sampai mengurangi inti pembelajaran sejarah itu sendiri.
Guru sejarah harus dapat menjadi pencerita yang baik agar dapat menarik
minat siswa pada mata pelajarannya. Ia harus pandai membuat kejutan –kejutan.
Ia harus dinamis aga siswa menjadi antusias dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Ia harus bisa melakonkan kisah tentang manusia, bagi guru yag telah
berpengalaman, sejarah adalah drama dan orang – orang yang ada di dalamnya
adalah para aktor dan aktris. Sejarah adalah sebuah pertunjukan yang indah dari
umat manusia yang didalamnya terdapat unsur cerita, intrik, kepribadian, irama,
kesuksesan dan kegagalan. Guru semacam itu menggunakan media pembelajaran
3
berada didalamnya, sebagai bantuan bagi siswa agar dapat merasakan semangat
dari setiap masa.
Banyak yang berpendapat bahwa bahwa sejarah merupakan pendidikan
moral. Sejarah membuat masyarakat menjadi bijaksana. Sejarah dapat membantu
melatih negarawan menjadi terampil dan warga negara menjadi cerdas dan
berguna. Sejarah melatih kemampuan mental seperti berpikir kritis serta
menyimpan ingatan dan imajinasi.
Namun banyak siswa yang menganggap bahwa sejarah merupakan
pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena gurunya hanya
menceritakan peristiwa masa lampau dan menutut siswa untuk menghapal nama
dan tahun sehingga kemampuan siswa hanya sebatas itu. Kemampuan guru dalam
yang terbatas dalam menjelaskan pelajaran sejarah juga menjadi salah satu faktor
lemahnya penguasaan siswa terhadap pelajaran sejarah. Sehingga guru di tuntut
untuk dapat mengembangkan pelajaran yang menarik yang dapat menambah
kegairahan siswa dalam mempelejari sejarah.
Dalam kegiatan belajar – mengajar guru harus berusaha menciptakan
kondisi belajar –mengajar yang efektiv sehingga memungkinkan dapat mengajar
dengan lancar, mengembangkan bahan pelajaran serta menguasai tujuan – tujuan
pengajaran yang harus mereka kuasai. Untuk mencapai hal tersebut, guru di tuntut
untuk mampu mengelola proses –belajar mengajar yang memberikan rangsangan
kepada siswa karena siswa subjek utama dalam belajar. Dengan adanya
pembelajaran yang menyenangkan, siswa akan termotivasi untuk belajar cara
mengajar yang mempergunakan teknis yang beraneka ragam, yang mana didasari
siswa dan karenanya akan mempertinggi pula hasil belajar mereka. Guru sejarah
harus menguasai berbagai macam strategi, metode teknik pembelajaran sejarah.
R. Boyce dalam Kochar (2008 : 397) , “Guru sejarah harus memiliki
kemampuan untuk merealisasikan kejadian masa lalu pada masa sekarang, harus
memiliki imajinasi yang tinggi serta berbagai jenis pengetahuan yang positif.
Sejarah adalah subjek yang sangat sulit untuk diajarkan. Di tangan seorang guru
yang berkualitas, seperti semua subjek lainnya, sejarah dapat menjadi alat
pendidikan yang nyata.”
Dalam proses pembelajaran, Guru harus mampu menggunakan strategi,
teknik, metode serta model pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan
minat belajar siswa. Ada begitu banyak strategi pembelajaran yang ada , penulis
tertatik untuk meneliti strategi pembelajaran penemuan masalah (Discovery
learning ). Dalam pembelajaran discovery learning, guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan kata sifat
sikap, metafora, merujuk pada partisipan tertentu, dan kalimat-kalimatnya
cenderung panjang (menggunakan kalimat kompleks). Metode ini menekankan
guru untuk memberikan masalah kepada siswa kemudian siswa disuruh
memecahkan masalah tersebut melalui melakukan percobaan, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. Dengan metode discovery
learning diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta kualitas pendidikan sejarah.
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan
5
melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut
Wilcox (Slavin, 2010), dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong
untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Oleh karena itu, discovery membutuhkan partisipasi aktif dari siswa untuk
meneliti sendiri secara ilmiah masalah yang dihadapi. Sasaran utama model ini
adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional,
keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran,
mengembangkan sikap percaya diri (self belief), pada diri siswa tentang apa yang
ditemukan dalam proses discovery.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk
menemukan hal baik dalam peningkatan hasil belajar pembelajaran sejarah .
Untuk itu peneliti melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model
Pembelajaran Discovery learning terhadap Pembentukan Berpikir Kritis
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran
2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan paparan latar belakang masalah diatas yang menjadi
identifikasi masalah sebagai berikut:
2. Penerapan metode belajar yang monoton (konvesional).
3. Pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang membosankan dan banyak
menghafal.
4. Pemilihan teknik mengajar yang kurang tepat.
5. Kurangnya minat siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru.
6. Belum berkembangnya kemampuan logika dan berpikir siswa untuk
membentuk pola pikir yang kritis, sehingga di harapkan dengan strategi
discovery learning dapat membentuk pemikiran kritisnya siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi batasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran sejarah adalah model
pembelajaran discovery learning (penemuan).
2. Terbentuknya kemampuan kerangka berpikir kritis siswa dengan penggunaan
model pembelajaran discovery learning.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan–batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh model discovery learning digunakan dalam
pembelajaran sejarah pada siswa SMA?
2. Apakah berpengaruh penggunaan model discovery learning dalam
7 E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap
hasil belajar sejarah.
2. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran discovery learning
terhadap berpikir kritis siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru di lembaga pendidikan formal dalam
upaya peningkatan minat, motivasi, dan hasil belajar.
2. Sebagai bahan masukan dan bekal bagi penulis dalam mengajar sejarah di masa
yang akan datang.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru, dalam membentukan berpikir kritis
siswa dan menggunakan logika analisa yang juga sangat berguna bagi siswa
tidak hanya dalam pembelajaran sejarah, namun juga dalam kehidupan sehari–
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, temuan penelitian, dan hasil penelitian tentang Pengaruh
Model Discovery Learningterhadap Kemampuan meningkatkan berpikir kritis Siswa Kelas X
SMA Negeri 2Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah untuk kelas X
SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sebelum menggunakan
model pembelajaran discovery learning nilai rata–rata 60,71 kategori cukup.
2) Kemampuan siswa dalam berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah untuk kelas X
SMA Negeri 2 Medan tahun pembelajaran 2015/2016 sesudah menggunakan
model pembelajaran discovery learning nilai rata – rata sebesar 77,42 kategori
baik.
3) Nilai rata –rata kemampuan siswa dalam pembentukan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran sejarah setelah menggunakan model pembelajaran discovery
learning lebih tinggi dari pada Nilai rata – rata kemampuan siswa dalam
pembentukan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah sebelum
menggunakan model pembelajaran discovery learning.
4) Terdapat pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan membentuk
berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 2Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
Dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu hasil post-test serta hasil uji
“t” yaitu thitung> ttabel (9.94> 2.04). Model discovery learning memberi pengaruh
70
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan guru dapat menemukan strategi mengajar dengan menemukan langkah
korektif yang lebih tepat dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat
digunakan adalah dengan adanya model pembelajaran yang dimiliki guru tersebut.
2. Kemampuan siswa dalam membentuk berpikir kritis perlu ditingkatkan lagi. Hal
tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah.
3. Sebaiknya guru-guru khususnya guru bidang studi Sejarah dalam usaha membangkitkan
motivasi siswa, menggunakan model mengajar yang lebih tepat sehingga akan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Eggen, Paul dan Kauchak, Din. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta Barat:Permata Putri Media
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
Kochhar , S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: PT Grasindo.
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta
72 SUMBER JURNAL
Aryani,nur. 2013. “Kemampuan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Sejarah
Pendidikan.”Jurnal pendidikan sejarah,UNS,(online), (Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Dalam Rangka Dies Natalis Ke 37 Universitas Sebelas Maret) ,